konsumen - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/konsumen Sat, 02 Dec 2023 05:24:09 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico konsumen - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/konsumen 32 32 5 Asas Hukum Perlindungan Konsumen https://haloedukasi.com/asas-hukum-perlindungan-konsumen Tue, 28 Nov 2023 06:50:35 +0000 https://haloedukasi.com/?p=46762 Asas merujuk pada dasar atau prinsip yang menjadi landasan suatu sistem atau bidang tertentu. Dalam konteks hukum atau etika, asas mengacu pada pedoman atau norma yang menjadi dasar untuk mengambil keputusan atau mengevaluasi tindakan. Asas sering kali mencerminkan nilai-nilai fundamental atau prinsip-prinsip mendasar yang diakui dan dijunjung tinggi dalam suatu masyarakat atau sistem tertentu. Hukum […]

The post 5 Asas Hukum Perlindungan Konsumen appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Asas merujuk pada dasar atau prinsip yang menjadi landasan suatu sistem atau bidang tertentu. Dalam konteks hukum atau etika, asas mengacu pada pedoman atau norma yang menjadi dasar untuk mengambil keputusan atau mengevaluasi tindakan.

Asas sering kali mencerminkan nilai-nilai fundamental atau prinsip-prinsip mendasar yang diakui dan dijunjung tinggi dalam suatu masyarakat atau sistem tertentu. Hukum perlindungan konsumen umumnya didasarkan pada prinsip-prinsip seperti hak untuk mendapat informasi, hak untuk memilih, hak untuk aman, dan hak untuk mendapatkan ganti rugi.

Di banyak negara, terdapat undang-undang yang mengatur hak dan kewajiban konsumen untuk melindunginya dari praktek bisnis yang tidak adil atau merugikan. Selain itu, perlindungan konsumen juga melibatkan upaya untuk menjaga hak-hak konsumen dan mencegah praktik bisnis yang merugikan mereka.

Di Indonesia, terdapat Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen yang menjadi kerangka hukum utama untuk melindungi hak-hak konsumen. Undang-undang perlindungan konsumen biasanya ditetapkan untuk memastikan bahwa konsumen tidak dieksploitasi oleh produsen atau penjual, dan bahwa mereka dapat melakukan keputusan yang berdasarkan informasi yang akurat dan transparan.

Apabila tidak adanya asas hukum yang jelas, konsumen dapat menjadi rentan terhadap praktik bisnis yang merugikan, penipuan, atau eksploitasi, karena tidak ada pedoman yang mengatur perlindungannya serta konsumen mungkin tidak memiliki mekanisme hukum yang efektif untuk menyelesaikan sengketa atau mendapatkan ganti rugi jika terjadi masalah dengan produk atau layanan yang telah belinya.

Berikut asas-asas hukum perlindungan konsumen

1. Asas Manfaat

Asas manfaat (Benefit Principle) dalam hukum perlindungan konsumen menekankan bahwa setiap kebijakan atau tindakan yang diambil harus memberikan manfaat yang nyata bagi konsumen. Prinsip tersebut bertujuan untuk memastikan bahwa upaya perlindungan konsumen tidak hanya sebatas formalitas hukum, tetapi juga benar-benar memberikan dampak positif dan perlindungan yang efektif bagi konsumen.

Dengan mendasarkan kebijakan perlindungan konsumen pada asas manfaat, tujuan utamanya adalah memastikan bahwa konsumen mendapatkan nilai yang adil dari produk atau layanan yang mereka beli serta melibatkan peningkatan akses terhadap informasi, keamanan produk, dan keadilan dalam transaksi bisnis.

Dengan fokus pada manfaat yang diberikan kepada konsumen, asas manfaat membantu menciptakan lingkungan bisnis yang lebih etis dan transparan, di mana hak-hak konsumen dihormati dan diprioritaskan.

2. Asas Keadilan

Asas keadilan (Fairness Principle) dalam hukum perlindungan konsumen menjelaskan bahwa perlunya untuk memastikan bahwa konsumen diperlakukan secara adil dalam semua aspek transaksi bisnis. Prinsip tersebut meliputi distribusi resiko dan manfaat secara adil antara konsumen dan produsen atau penjual.

Beberapa elemen penting dari Asas Keadilan dalam konteks perlindungan konsumen antara lain sebagai berikut.

  • Memastikan bahwa konsumen diperlakukan secara sama tanpa diskriminasi, dan bahwa hak-hak mereka diakui tanpa memandang latar belakang atau karakteristik pribadi.
  • Memberikan mekanisme yang memungkinkan konsumen untuk mendapatkan ganti rugi jika mereka mengalami kerugian akibat produk atau layanan yang tidak sesuai dengan harapan, dengan pertimbangan adil.
  • Memastikan bahwa informasi mengenai produk atau layanan disajikan secara jelas dan transparan sehingga konsumen dapat membuat keputusan yang informasional dan berbasis pengetahuan.
  • Konsumen memiliki hak untuk menyampaikan keluhan dan masukan mereka, serta mendapatkan respons yang adil dan memadai dari produsen atau penjual.

Prinsip keadilan tersebut bertujuan untuk menciptakan keseimbangan yang baik antara kepentingan bisnis dan kepentingan konsumen, dengan memastikan bahwa konsumen tidak diperlakukan secara tidak adil atau merugikan dalam transaksi bisnis.

3. Asas Keseimbangan

Asas keseimbangan (Balancing Principle) merujuk pada upaya mencapai keselarasan antara hak dan kewajiban konsumen dengan hak dan kewajiban produsen atau penjual. Prinsip tersebut diarahkan untuk menciptakan hubungan yang seimbang antara pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi bisnis, dengan memperhitungkan kepentingan masing-masing.

Beberapa poin penting terkait asas keseimbangan dalam perlindungan konsumen yaitu menetapkan hak-hak konsumen sejalan dengan kewajiban produsen atau penjual, dan sebaliknya, agar tidak ada pihak yang mendominasi atau dirugikan secara tidak adil.

Kemudian, mengakui bahwa dalam setiap transaksi bisnis, perlu ada elemen-elemen kompromi yang adil antara kepentingan konsumen dan keberlanjutan bisnis serta mempertimbangkan resiko dan keuntungan bagi semua pihak terlibat, sehingga kebijakan perlindungan konsumen tidak hanya melindungi konsumen tetapi juga mempertahankan keberlanjutan bisnis.

Asas keseimbangan mencerminkan prinsip keseluruhan bahwa perlindungan konsumen seharusnya tidak merugikan produsen atau penjual secara tidak wajar, namun tetap memastikan bahwa konsumen mendapatkan perlindungan yang memadai. Hal tersebut menciptakan kerangka hukum yang berusaha mencapai keseimbangan di antara kepentingan berbagai pihak yang terlibat dalam transaksi ekonomi.

4. Asas Keamanan dan Keselamatan

Asas keamanan dan keselamatan (Safety and Security Principle) dalam hukum perlindungan konsumen menitikberatkan pada perlunya memastikan bahwa produk atau layanan yang disediakan di pasar aman digunakan dan tidak membahayakan konsumen.

Prinsip itu mencakup sejumlah hal terkait dengan keamanan dan keselamatan konsumen antara lain sebagai berikut.

  • Menetapkan standar keselamatan yang harus dipenuhi oleh produk atau layanan sebelum dijual di pasar, bisa mencakup bahan-bahan yang aman, proses produksi yang memenuhi standar, dan desain produk yang mempertimbangkan aspek keselamatan.
  • Menuntut produsen atau penjual untuk memberikan informasi yang jujur dan lengkap kepada konsumen mengenai potensi resiko atau bahaya yang terkait dengan penggunaan produk atau layanan tertentu.
  • Mewajibkan produsen atau penjual untuk memantau produk atau layanan yang sudah beredar di pasar dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan jika terdapat masalah keselamatan yang kemudian teridentifikasi.
  • Mempertegas peran otoritas regulator atau lembaga pengawas untuk memastikan kepatuhan terhadap standar keselamatan dan menjatuhkan sanksi jika terjadi pelanggaran.

Prinsip tersebut bertujuan untuk melindungi konsumen dari risiko atau bahaya yang dapat timbul dari penggunaan produk atau layanan tertentu. Keselamatan dan keamanan menjadi faktor kritis dalam membangun kepercayaan konsumen terhadap pasar dan produk yang mereka beli.

5. Asas Kepastian Hukum

Asas kepastian hukum (Legal Certainty Principle) dalam hukum perlindungan konsumen membahas bahwa peraturan dan norma yang mengatur hak dan kewajiban konsumen harus jelas, dapat dipahami, dan dapat diaplikasikan dengan konsisten.

Prinsip dari asas tersebut menciptakan kepastian hukum bagi semua pihak yang terlibat, termasuk konsumen dan pelaku bisnis. Beberapa elemen penting terkait asas kepastian hukum dalam perlindungan konsumen melibatkan ketentuan hukum yang jelas.

Dan tidak meragukan terkait hak dan kewajiban konsumen, sehingga konsumen dapat dengan mudah memahami hak-hak, memastikan bahwa aturan dan sanksi yang terkandung dalam undang-undang perlindungan konsumen diterapkan secara konsisten dan adil.

Sehingga, semua pihak dapat memahami konsekuensi dari tindakan atau pelanggaran tertentu. Kemudian memberikan perlindungan kepada konsumen dari perubahan hukum yang bersifat retroaktif atau tidak pasti, sehingga konsumen dapat mengandalkan hukum yang berlaku pada saat transaksi dilakukan.

Asas kepastian hukum menciptakan kerangka hukum yang stabil dan dapat diprediksi, memberikan kepercayaan kepada konsumen dan pelaku bisnis bahwa hukum akan diterapkan secara adil dan konsisten. Hal itu merupakan faktor penting untuk membangun kepercayaan dalam lingkungan bisnis dan mendorong kepatuhan terhadap regulasi perlindungan konsumen.

The post 5 Asas Hukum Perlindungan Konsumen appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
6 Peran Konsumen dalam Kegiatan Ekonomi https://haloedukasi.com/peran-konsumen-dalam-kegiatan-ekonomi Mon, 05 Jun 2023 09:41:55 +0000 https://haloedukasi.com/?p=43647 Menurut kamus besar bahasa Indonesia, konsumen diartikan sebagai orang yang menggunakan hasil produksi bisa berupa makanan, pakaian, minuman dan lainnya serta pemakai jasa dan penerima pesan iklan. Keberadaan konsumen diatur dalam undang-undang. Dalam kegiatan ekonomi, keberadaan konsumen sangat penting. Konsumen menjadi salah satu kunci keberhasilan kegiatan ekonomi. Jika barang yang diproduksi dapat diminati oleh konsumen […]

The post 6 Peran Konsumen dalam Kegiatan Ekonomi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, konsumen diartikan sebagai orang yang menggunakan hasil produksi bisa berupa makanan, pakaian, minuman dan lainnya serta pemakai jasa dan penerima pesan iklan.

Keberadaan konsumen diatur dalam undang-undang. Dalam kegiatan ekonomi, keberadaan konsumen sangat penting. Konsumen menjadi salah satu kunci keberhasilan kegiatan ekonomi. Jika barang yang diproduksi dapat diminati oleh konsumen maka dapat diartikan perusahaan tersebut sukses melakukan kegiatan ekonomi.

Sebaliknya jika barang yang diproduksi sepi peminatnya maka perusahaan tersebut perlu melakukan perbaikan. Betapa pentingnya keberadaan konsumen dalam kegiatan ekonomi sehingga tak heran jika kita mengenal pepatah pembeli adalah raja. Sebab, konsumen atau pembeli menjadi fokus perhatian dalam kegiatan ekonomi.

Berikut ini beberapa peran konsumen dalam kegiatan ekonomi.

1. Pemakai barang dan jasa

Dalam kegiatan ekonomi kita mengenal tiga istilah yakni produsen, konsumen dan distributor. Produsen diartikan sebagai orang yang melakukan proses produksi dan kegiatannya dinamakan dengan produksi. Sementara itu, konsumen diartikan sebagai orang yang menggunakan barang hasil produksi dan kegiatannya dinamakan dengan konsumsi.

Terakhir distributor diartikan sebagai orang yang menyalurkan barang dan kegiatannya dinamakan dengan distribusi. Ketiga pelaku ekonomi ini sangat berhubungan dan tidak bisa dilepaskan satu sama lain. Jika hilang saja satu, maka proses kegiatan ekonomi akan terhambat.

Misalnya, jika konsumen tidak ada dalam kegiatan ekonomi, lalu siapa yang akan mengkonsumsi barang hasil produksi. Sebaliknya jika tidak ada distributor, maka barang tidak akan sampai ke tangan konsumen. Konsumen adalah menjadi pelaku ekonomi terakhir.

Saat barang telah sampai ke tangan konsumen itu artinya kegiatan ekonomi berakhir. Konsumen tidak hanya mengkonsumsi barang saja melainkan juga menggunakan layanan jasa. Jasa masih termasuk ke dalam bagian kegiatan ekonomi.

Banyak sekali jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Baik itu jasa transportasi, jasa telekomunikasi, jasa perbankan, jasa asuransi dan jasa-jasa lainnya. Layanan jasa memiliki peranan penting dalam kehidupan. Manusia memang tidak bisa lepas dari kegiatan mengkonsumsi barang.

Namun, jangan lupakan dewasa ini manusia memerlukan berbagai layanan jasa untuk memudahkan kehidupan. Semakin canggih teknologi, semakin banyak layanan jasa yang ditawarkan. Jika dahulu hanya terbatas pada layanan konvensional maka sekarang ini sudah banyak layanan jasa online.

Kegiatan mengkonsumsi barang dan memakai jasa merupakan kegiatan ekonomi yang tidak bisa dihilangkan dalam kehidupan. Manusia memerlukan makanan dan bantuan orang lain untuk bertahan hidup.

Saat proses kegiatan konsumsi, seorang konsumen akan memberikan penilaian terhadap barang atau jasa yang telah dibelinya. Penilaian inilah yang akan faktor pembelian ulang yang dilakukan konsumen ke depannya.

Jika konsumen puas, maka mereka akan membeli lagi barang tersebut nantinya. Sebaliknya jika barang yang dibeli tidak sesuai, maka mereka akan menghentikan pembelian. Bahkan di era sekarang ini, konsumen sering mengeluhkan komplennya di media sosial.

Hal ini tentu akan menjadi boomerang bagi perusahaan jika konsumen memberikan penilaian buruk. Sebaliknya jika konsumen memberikan penilaian baik maka akan membawa keberuntungan bagi perusahaan.

2. Penyedia Faktor-faktor Produksi

Konsumen selain berperan sebagai pemakai barang dan jasa ternyata konsumen juga menjadi penyedia faktor-faktor produksi. Faktor-faktor produksi meliputi, modal, tenaga kerja, alam dan lainnya. Di samping menjadi seorang konsumen, seseorang dapat bertindak sebagai seorang tenaga kerja.

Manusia memerlukan barang namun untuk membeli barang itu manusia memerlukan uang. Untuk mendapatkan uang, manusia harus kerja. Dengan bekerja manusia dapat membeli barang-barang kebutuhan hidupnya. Dari sinilah terlihat bahwa manusia dalam kegiatan ekonomi bisa memiliki dua peran bahkan lebih.

Konsumen tidak hanya bisa menjadi penyedia tenaga kerja melainkan juga dapat menjadi penyedia modal. Modal sangat diperlukan dalam kegiatan ekonomi. Tanpa adanya modal, kegiatan produksi di perusahaan tidak akan berjalan dengan baik.

Jika perusahaan kekurangan modal, maka mereka akan mencari modal dari luar atau yang dinamakan dengan investor. Investor merupakan seseorang yang memberikan uangnya untuk terlibat dalam proses kegiatan ekonomi. Investor akan mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan di perusahaan.

Biasanya para investor akan mendapatkan bagi hasil atau yang dikenal dengan deviden. Investor dapat berasal dari seorang konsumen. Konsumen yang merasa puas dengan suatu produk bisa saja sengaja menginvestasikan uangnya di perusahaan tersebut.

Seorang konsumen juga bisa menjadi seorang pengusaha. Pengusaha bisa berasal dari seseorang yang dahulunya menjadi pelanggan suatu produk. Dia tertarik dan melihat peluang dari produk yang biasa dikonsumsinya lalu dia memiliki ide bisnis untuk mengembangkan hal tersebut menjadi sebuah bisnis.

Ide bisnis tersebut terinsipirasi dari produk yang biasa dikonsumsinya setiap hari lalu dia amati, tiru dan modifikasi agar tampak berbeda dari aslinya. Dengan begitu, seorang konsumen tidak hanya bisa menjadi pemakai saja melainkan dapat menjadi penyedia barang.

Namun, tak banyak orang yang memiliki kemauan untuk menjadi seorang pengusaha. Hanya orang-orang tertentu yang mau dan memiliki niat untuk menjadi seorang pengusaha.

3. Mempengaruhi Kebijakan Pemerintah dalam Rangka Melindungi Konsumen

Konsumen memiliki peranan sebagai penentu kebijakan pemerintah. Saat pemerintah membuat kebijakan terutama dalam hal melindungi hak konsumen, maka pemerintah akan mempertimbangkan suara atau masukan dari konsumen.

Sebab, jika pemerintah mengabaikan saran dari konsumen, dapat dipastikan kegiatan ekonomi menjadi terhambat. Konsumen menjadi tidak percaya dengan perusahaan sehingga dapat beralih ke lain pihak. Begitu pentingnya saran konsumen tidak hanya bagi penentu kebijakan pemerintah saja melainkan juga perusahaan.

Saat perusahaan akan meluncurkan suatu produk dia akan melihat respons dari masyarakat. Respons masyarakat inilah yang menjadi penentu kebijakan apakah produk ini harus diluncurkan atau ditarik kembali.

Di era kemudahan akses teknologi dan informasi seperti sekarang, peran konsumen bagai dua mata pisau. Bisa membawa keberuntungan dan malapetaka. Saat saran atau masukan konsumen tidak ditanggapi maka konsumen akan melakukan dengan cara lain.

Dia dapat memviralkan keluhannya di sosial media. Dengan adanya fenomena tentu akan berdampak buruk bagi suatu perusahaan. Citra perusahan menjadi tercoreng dan dapat menurunkan tingkat kepercayaan konsumen lainnya.

Itulah mengapa pemerintah begitu melindungi hak-hak konsumen. Bahkan bagi beberapa perusahaan saat terdengar keluhan dari konsumen atas suatu barang, dia akan menggantinya dengan jumlah lebih.

4. Memperlancar Perputaran Barang dan Jasa

Konsumen berperan untuk melancarkan arus barang dan jasa. Barang dan jasa dapat tersalurkan dengan baik saat konsumen menerimanya. Sebagai pelaku ekonomi terakhir, konsumen menjadi faktor penentu keberhasilan kegiatan ekonomi.

Saat barang yang diproduksi tidak sampai ke tangan konsumen maka kegiatan ekonomi akan terhambat. Arus barang yang seharusnya dapat menghasilkan uang, justru menjadi terganggu. Saat arus barang dan jasa terganggu maka akan menghambat proses produksi.

Dalam kegiatan ekonomi, terjadi siklus perputaran uang. Di mana perusahaan akan mengeluarkan uangnya untuk modal produksi lalu konsumen memberikan uang untuk menerima barang. Adanya hubungan timbal balik ini bisa mendatangkan keuntungan.

Sebaliknya jika perputaran barang terganggu perusahaan tidak dapat memproduksi barang karena tidak ada pemasukan dari barang yang telah diproduksi.

5. Meningkatkan Pendapatan Negara

Kegiatan konsumsi dapat meningkatkan pendapatan negara. Produsen mendapatkan keuntungan dari hasil produksi. Dari keuntungan inilah yang dapat membuat nilai gros domestik produk menjadi meningkat. Peningkatan Gross Domestik Produk dapat memicu peningkatan pendapatan negara.

Saat produsen meraup keuntungan dari hasil produksi, dia juga memiliki kewajiban untuk membayar pajak. Pajak merupakan iuran wajib yang harus dibayarkan oleh warga negara. Ada banyak jenis pajak, salah satunya ialah pajak penghasilan.

Perusahaan berkewajiban membayar pajak penghasilan. Pajak penghasilan didapatkan dari hasil usaha atau hasil produksi. Pajak yang didapatkan dari perusahaan akan meningkatkan pendapatan negara. Hal ini dikarenakan pajak menjadi salah satu sektor terbesar pendapatan negara.

Semakin banyak perusahaan membayar pajak maka akan semakin besar pendapatan negara. Namun, sayangnya pendapatan dari sektor pajak ini kerap disalahgunakan oleh pejabat pemerintahan. Banyak pegawai pajak yang melakukan korupsi belum lagi pihak yang melakukan kecurangan dalam membayar pajak.

6. Dapat Menjadi Motivator dalam Kegiatan Produksi

Konsumen dapat menjadi penyemangat bagi para produsen. Saat konsumen menyukai barang hasil produksi, maka ia akan melakukan pembelian ulang. Pembelian ulang ini bisa menjadi penyemangat produsen untuk terus melakukan produksi. Terlebih lagi jika pembelian ulang dilakukan dalam jumlah besar.

Hal ini berkaitan dengan konsep permintaan dan penawaran. Pasar akan menerima permintaan dari konsumen lalu produsen akan memberikan reaksi dengan menerima permintaan tersebut. Semakin besar permintaan yang diterima produsen maka akan semakin semangat untuk melakukan produksi.

Manusia dan uang adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Uang menjadi salah satu faktor yang membuat manusia bersemangat untuk melakukan aktivitas. Hal ini selaras dengan proses kegiatan ekonomi.

Saat menerima banyak permintaan, perusahaan semangat karena hal tersebut menjadi ladang untuk mendatangkan pundi-pundi uang. Sebaliknya jika permintaan akan barang turun, maka proses produksi menjadi lesu bahkan tak jarang membuat perusahaan gulung tikar.

Pentingnya keberadaan konsumen dalam kegiatan ekonomi membuat perusahaan melakukan riset sebelum memproduksi barang. Perusahaan melakukan berbagai macam cara agar barang yang akan diproduksi nantinya bisa diminati oleh konsumen.

Konsumen menjadi fokus perhatian berbagai perusahaan bahkan menjadi prioritas dalam kegiatan ekonomi. Itulah mengapa keberadaan konsumen sangat dijaga dan diatur dalam undang-undang.

Tidak hanya itu, sebagai upaya untuk memenuhi kepuasan konsumen, perusahaan membuka layanan suara konsumen. Layanan ini digunakan untuk pengaduan konsumen atas barang yang diproduksi.

The post 6 Peran Konsumen dalam Kegiatan Ekonomi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
7 Cara Menarik Minat Beli Konsumen yang Perlu dipahami https://haloedukasi.com/cara-menarik-minat-beli-konsumen Mon, 25 Apr 2022 04:49:48 +0000 https://haloedukasi.com/?p=33648 Berwirausaha tentu membutuhkan beragam strategi, baik produk tersebut berupa jasa, barang maupun makanan. Setelah memiliki produk, tentu saja kegiatan yang dilakukan seorang wirausaha adalah menjual produknya agar mendapatkan profit dan usaha tersebut bisa terus berjalan. Menjual sebuah produk, baik barang maupun jasa tentu tidak mudah, apalagi jika usaha baru saja dirintis. Dibutuhkan strategi untuk menjual […]

The post 7 Cara Menarik Minat Beli Konsumen yang Perlu dipahami appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Berwirausaha tentu membutuhkan beragam strategi, baik produk tersebut berupa jasa, barang maupun makanan. Setelah memiliki produk, tentu saja kegiatan yang dilakukan seorang wirausaha adalah menjual produknya agar mendapatkan profit dan usaha tersebut bisa terus berjalan.

Menjual sebuah produk, baik barang maupun jasa tentu tidak mudah, apalagi jika usaha baru saja dirintis. Dibutuhkan strategi untuk menjual sebuah produk dan strategi menjual produk pasti diawali dengan tujuan menarik minat konsumen terhadap barang atau jasa yang dijual.

Beberapa cara dapat dijadikan strategi utama untuk menarik minat konsumen, tentu saja cara-cara berikut tak lepas dari situasi di masa kini, dan bisa saja cara-cara menarik minat konsumen berikut dapat dikembangkan sesuai kebutuhan.

1. Tunjukan Keunggulan Produk

Jika anda memiliki sebuah produk, anda harus bangga terhadap produk yang anda jual. Tunjukkan keunggulan produk yang anda jual, namun ingat, etika berpromosi yang baik adalah tidak menjelekkan produk pesaingnya. Cukup fokus pada keunggulan yang ditawarkan dari produk.

Keunggulan produk ini juga bisa disebut Branding, perkuat branding produk anda tak hanya keunggulannya namun ulas lah keunikannya. Target pertama dalam mempromosikan sebuah produk adalah mengenalkan brand produk anda kepada calon konsumen.

2. Mengoptimalkan Internet dan Media Sosial

Saat ini peranan teknologi dibutuhkan di berbagai aspek kehidupan, terutama di dalam bisnis dan kewirausahaan. Di era digital seperti saat ini, orang dengan mudah dapat mengenali sebuah produk melalui media sosial.

Jika dulu sebuah perusahaan menggunakan papan reklame di sudut jalan atau memanfaatkan halaman di koran sebagai media untuk promosi produk dan menarik minat konsumen, di era digital saat ini peranan media sosial lebih efisien untuk dijadikan media promosi produk.

Manfaatkan media sosial seperti Facebook, Instagram maupun website untuk mengenalkan produk yang anda tawarkan. Saat ini bahkan telah tersedia fitur khusus untuk bisnis di beberapa platform media sosial.

Tak hanya sebagai media untuk promosi produk, menjual produk secara online saat ini menjadi sebuah keharusan untuk menjual sebuah produk. Konsumen saat ini sudah terbiasa dengan membeli barang secara online melalui market place atau e-commerce.

3. Produk Berkualitas

Menjual produk berkualitas adalah yang terpenting bagi konsumen, jika produk barang atau jasa yang anda jual tidak sesuai dengan apa yang dipromosikan maka konsumen tidak akan membeli atau menggunakan produk anda untuk ke-2 kalinya.

Produk yang berkualitas termasuk juga pelayanan anda terhadap konsumen atau customer care, bersikap ramah dan menyenangkan kepada konsumen sangat penting untuk bisnis anda.

4. Target Pasar Yang Tepat

Target pasar yang tepat dibutuhkan untuk mempersempit konsumen yang membutuhkan atau tertarik dengan produk anda, dengan begitu anda dapat melakukan marketing yang efisien. Misalnya saja produk anda adalah sambal, target yang tepat adalah ibu rumah tangga atau mungkin produk pakaian yang anda jual adalah baju muslim untuk anak muda, maka sasaran pasar anda adalah pelajar atau milenial.

Tentu saja untuk mendapatkan target yang tepat anda membutuhkan survei pasar terlebih dahulu, hal ini penting untuk menentukan langkah bisnis anda selanjutnya. Target pasar ini kemudian juga bisa menentukan lokasi di mana anda akan menjual produk anda dan bagaimana cara anda mendefenisikan produk anda kepada konsumen.

5. Kemasan Yang Menarik atau Unik

Jika produk yang anda tawarkan adalah barang jadi, pakaian atau makanan misalnya, sebaiknya anda memikirkan dengan serius tentang kemasan yang anda gunakan. Kemasan juga menjadi salah satu nilai penting bagi konsumen, misalnya saja kemasan makanan yang dapat didaur ulang.

Tak dipungkiri jika konsumen akan melihat kesan pertama dari kemasan produk yang anda tawarkan. Kemasan merupakan cara awal yang bisa Anda lakukan untuk menarik konsumen membeli produk, jadi jangan sepelekan tentang kemasan, meskipun produk anda memiliki banyak pesaing, kemasan bisa menjadi salah satu nilai tambah produk anda.

6. Menentukan Lokasi Penjualan

Jika anda menjual produk yang membutuhkan etalase, seperti menjual makanan misalnya, atau bisa juga pakaian, anda membutuhkan lokasi yang strategis. Beberapa faktor bisa menjadi pertimbangan lokasi yang anda pilih, misalnya saja produk anda adalah makanan cepat saji, maka lokasi strategis sebaiknya di wilayah perkantoran dan mudah diakses oleh layanan delivery online.

7. Memberi Inspirasi

Strategi ini saat ini penting untuk dilakukan, dengan semakin kritisnya masyarakat akan sebuah permasalahan dan berkembangnya pola pikir kosumen yang semakin modern, ”Nilai” atau value yang tidak nampak menjadi salah satu yang juga menjadi pertimbangan konsumen.

Bisa dikatakan nilai tersebut adalah dengan menginspirasi sesama, memberi motivasi dengan mencontohkan usaha anda membangun bisnis. Memberikan tips dan motivasi di dalam marketing produk anda akan menjadi suatu hal yang mengena pada konsumen.

Inspirasi lain tak hanya motivasi, namun saat ini isu sampah plastik juga menjadi permasalahan dunia. Saat ini semakin banyak orang, terlebih generasi muda yang peduli dengan lingkungan. Dengan mengemukakan kepedulian bisnis anda terhadap isu lingkungan dan menginspirasi bisa menjadi cara untuk menarik minat konsumen.

The post 7 Cara Menarik Minat Beli Konsumen yang Perlu dipahami appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
4 Cara Meningkatkan Kepuasan Konsumen yang Perlu dipahami https://haloedukasi.com/cara-meningkatkan-kepuasan-konsumen Mon, 21 Mar 2022 03:29:09 +0000 https://haloedukasi.com/?p=32765 Kepuasan konsumen bisa dibilang merupakan hal yang paling diprioritaskan oleh sebuah perusahaan ketika menciptakan suatu produk. Karena memang produk yang mereka produksi tujuannya apalagi jika bukan untuk memenuhi kebutuhan serta keinginan dari konsumen. Bisa dibilang hal ini merupakan pikiran jangka panjang ketika produk nantinya sudah sampai ditangan konsumen. Lalu apa sih sebenarnya kepuasan konsumen itu? […]

The post 4 Cara Meningkatkan Kepuasan Konsumen yang Perlu dipahami appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kepuasan konsumen bisa dibilang merupakan hal yang paling diprioritaskan oleh sebuah perusahaan ketika menciptakan suatu produk. Karena memang produk yang mereka produksi tujuannya apalagi jika bukan untuk memenuhi kebutuhan serta keinginan dari konsumen.

Bisa dibilang hal ini merupakan pikiran jangka panjang ketika produk nantinya sudah sampai ditangan konsumen. Lalu apa sih sebenarnya kepuasan konsumen itu? Secara umum, kepuasan konsumen bisa diartikan sebagai suatu hal yang dirasakan oleh konsumen ketika sudah menikmati produk apakah bersesuaian dengan ekspektasi yang ada atau justru yang sebaliknya.

Sehingga bisa dikatakan bahwa kepuasaan konsumen inilah yang nantinya berkaitan dengan loyalitas konsumen yang akan terbangun. Lalu apa saja sih cara yang bisa dilakukan guna meningkatkan kepuasan konsumen?

Berikut merupakan pemaparan mengenai cara yang bisa dilakukan guna meningkatkan kepuasan konsumen yang perlu diketahui.

1. Melakukan Riset Terkait Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan

Menjadi sebuah hal yang mungkin sudah diketahui oleh banyak orang bahwa sebelum nantinya perusahaan membuat suatu produk, tentunya perusahaan tersebut harus terlebih dahulu melakukan sebuah riset. Riset yang berkaitan dengan tingkat kebutuhan dan keinginan dari konsumen.

Baik yang berasal dari kisaran umur sekian ke sekian, dan lain sebagainya. Sebisa mungkin semua data yang didapatkan haruslah detail dan sesuai dengan segmentasi pasar dari produk tersebut. Dengan begitu nantinya akan mempermudah perusahaan untuk bisa menciptakan sebuah produk unggulan yang bisa memenuhi keinginan serta kebutuhan dari konsumen.

Yang mana hal tersebut pun akan berpengaruh pada kepuasaan konsumen, jika memang dirasa produk yang ditawarkan benar benar sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka selama ini.

Terlebih produk tersebut pun bisa menjadi solusi atas permasalahan mereka selama ini.

2. Membangun Hubungan yang Baik Dengan Customer

Selain berorientasi pada produk yang ditawarkan, perusahaan juga harus bisa mengimbangi hal tersebut dengan cara membangun hubungan yang baik dengan costumer ataupun pelanggannya. Hal inilah yang nantinya membuat customer menjadi merasa nyaman saat berbelanja di store apapun media lainnya yang dimanfaatkan oleh perusahaan guna memperjualbelikan produknya itu.

Tidak hanya itu, terjalinnya hubungan yang baik antara konsumen dan perusahaan juga akan berpengaruh terhadap data riset yang dimiliki oleh perusahaan terkait dengan produk. Dengan semua saran, kritik yang disampaikan oleh customer akan produk bisa dijadikan oleh pihak perusahaan sebagai sebuah bahan atau data yang bisa digunakan dalam proses pengembangan produk.

Sehingga diharapkan untuk hubungan yang terjalin antar konsumen dan perusahaan bisa berjalan dengan baik dan berulang terus.

3. Memberikan Keuntungan yang Tidak Biasa

Selain itu, tingkat kepuasan dari konsumen atau pelanggan pun bisa ditingkatkan adanya. Terlebih untuk meningkatkan lagi antusiasme pelanggan yang bisa dibilang sudah sering untuk berbelanja produk tersebut. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan keuntungan dalam bentuk apapun untuk setiap produk yang dibeli oleh konsumen.

Keuntungan tersebut bisa berbentuk pemberikan pemotongan harga atau pengurangan harga dengan batas maksimal jumlah produk yang dibeli, ataupun bisa dilakukan dengan memberikan garansi ke setiap produk yang sudah dibeli.

Terkait pemberian garansi terhadap produk yang diperjualbelikan ini sebenarnya bisa dibilang sangat berpengaruh terhadap tingkat kepuasan dari konsumen.

Konsumen tidak perlu lagi merasa khawatir akan produknya yang sudah dibeli apakah nanti terjadi kerusakan atau bagaimana dengan adanya jaminan garansi tersebut, konsumen menjadi tidak perlu khawatir dan setidaknya bisa merasakan bahwa pihak perusahaan masih memberikan pelayanan dan tanggung jawab padanya walaupun produk tersebut sudah dibeli olehnya.

4. Menangani Keluhan yang Ada

Seperti yang kita tahu untuk bisa mengembangkan produk ke arah yang lebih baik, perusahaan juga masih membutuhkan kritik dan saran membangun yang berasal dari setiap pelanggannya. Apa yang mereka rasakan setelah menggunakan produk tersebut, apakah sesuai dengan kebutuhan dan keinginan yang saat ini mereka keluhkan dan lain sebagainya.

Tidak berhenti disitu, pelanggan juga bisa mengutarakan berbagai keluhannya terhadap perusahaan mengenai produk tersebut. Dan dengan pikiran yang terbuka perusahaan harus bisa menerimanya dan sebisa mungkin memberikan penyelesaian masalah terkait hal tersebut.

Sehingga konsumen akan terus merasa nyaman dan merasa terlayani oleh perusahaan.

The post 4 Cara Meningkatkan Kepuasan Konsumen yang Perlu dipahami appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Target Pasar: Pengertian, Manfaat, Strategi dan Contohnya https://haloedukasi.com/target-pasar Tue, 22 Feb 2022 02:56:35 +0000 https://haloedukasi.com/?p=31450 Saat membangun sebuah bisnis sendiri tentu bukan hal yang mudah buat dilakukan. Akan ada berbagai macam hal yang perlu dipertimbangkan dan dilakukan supaya bisnis rintisan dapat berkembang serta menjadi sukses. Hal ini akan menjadi kepuasaan tersendiri bagi para pemiliknya.  Tapi seringkali, cuma karena sebuah kesalahan saja saat mengambil keputusan berbisnis, usaha seseorang bisa tidak berkembang […]

The post Target Pasar: Pengertian, Manfaat, Strategi dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Saat membangun sebuah bisnis sendiri tentu bukan hal yang mudah buat dilakukan. Akan ada berbagai macam hal yang perlu dipertimbangkan dan dilakukan supaya bisnis rintisan dapat berkembang serta menjadi sukses. Hal ini akan menjadi kepuasaan tersendiri bagi para pemiliknya. 

Tapi seringkali, cuma karena sebuah kesalahan saja saat mengambil keputusan berbisnis, usaha seseorang bisa tidak berkembang dan berjalan di tempat. Tidak menutup kemungkinan jika bisnis yang dikembangkan bisa bangkrut bahkan sebelum memberikan keuntungan sekalipun. Tentu hal ini sangat ingin dihindari, untuk itulah sebelum mengambil keputusan bisnis, pelajari lebih dulu faktor yang wajib dipahami dan disiapkan dengan teliti.

Apa Itu Target Pasar?

Target pasar adalah kelompok konsumen atau pelanggan yang menjadi sasaran bisnis untuk melakukan pendekatan. Penetapan target pasar perlu dilakukan agar kelompok konsumen tertarik memakai dan membeli jasa atau produk yang ditawarkan. Penentuan, target pasar seringkali dikelompokan menurut, karakter, kebiasaan, rentang umur, hingga sifat yang mirip.

Saat menentukan target pasar, pelaku bisnis wajib mengelompokkan masyarakat berdasarkan segmentasi yang diharapkan. Dengan kegiatan segmentasi yang dilakukan, akan diperoleh data yang bisa diolah agar mempermudah menarget pasar atau konsumen yang sesuai dengan produk bisnis yang akan diluncurkan.

Jadi, bisa dibilang bahwa target pasar adalah istilah fundamental dan wajib diketahui oleh para pelaku usaha atau pebisnis. Target pasar juga dapat diartikan suatu kelompok konsumen atau pelanggan yang diburu pelaku bisnis ataupun perusahaan supaya produk atau jasa mereka laku.

Tentunya, target pasar tidak akan bisa dipilih atau ditentukan tanpa melakukan apa yang disebut dengan segmentasi pasar. Yang dimaksud dengan segmentasi market adalah kegiatan membagi kelompok heterogen atas calon pembeli ke kelompok homogen yang lebih kecil. 

Oleh karena itu, kegiatan segmentasi pasar ini harus dilakukan terlebih dahulu oleh pembisnis sebelum mampu menentukan target pasar bisnisnya secara akurat. 

Mengapa Penting Menentukan Target Pasar

Menentukan target dalam pemasaran menjadi strategi untuk menentukan pasaran agar menjadi lebih kecil. Hal ini bertujuan agar pemasaran fokus pada kelompok pelanggan yang sesuai. Hal ini mengelompokan segmen pelanggan sesuai dengan karakteristik unik dan lebih fokus melayani mereka.

Jadi daripada berusaha menjangkau semua pasar, bisnis yang menggunakan target pemasaran akan mempermudah dan lebih terhubung dengan kelompok yang sesuai pasar tersebut. Jika memasarkannya tanpa menggunakan target malah bisa membuatnya tidak terhubung kepada siapa pun

Sehingga sangat penting untuk menentukan target pasar dari awal merintis bisnis karena merupakan suatu hal penting. Ada banyak sekali manfaat yang diperoleh pebisnis jika menentukan target pasar sejak awal memulai bisnis.

  • Agar promosi marketing atau pemasaran untuk bisnis menjadi jelas. 
  • Mempermudah pengaturan produk yang akan ditawarkan serta supaya menarik perhatian calon konsumen. 
  • Mempermudah target marketing dengan menemukan dan mempertimbangkan peluang yang di butuhkan atau beredar di pasar.

Hampir semua orang pasti setuju jika membangun bisnis sendiri bukanlah suatu perkara yang mudah untuk dilakukan. Ada banyak sekali hal yang harus dilakukan dan dipertimbangkan agar bisnis yang sedang dirintis bisa berkembang dan memberikan kesuksesan kepada pemiliknya. 

Pasalnya, hanya karena satu kesalahan saja dalam menentukan keputusan berbisnis, sebuah usaha dapat menjadi stagnan dan tidak berkembang. Bahkan, bukan tidak mungkin bisnis tersebut akan bangkrut ketika belum berhasil memberikan keuntungan materiil sama sekali.

Supaya tidak merugi dan bangkrut, sebelum memulai bisnis, lebih baik memahami lebih dulu faktor apa saja yang perlu dipersiapkan dengan baik dan teliti.

Manfaat Target Pasar

Biasanya, target pasar dibuat demi memastikan jika semua pemasaran yang dilakukan bisa tepat sasaran. Target pasar sangat penting agar penjualan semakin meningkat dan membantu mengukur keberhasilan. 

Berikut beberapa manfaat menentukan target pasar dari awal:

1. Menaikkan Penjualan

Jika berhasil menentukan target pasar akan membuat penjualan semakin meningkat, serta membuat produk jadi cepat terjual dan berhasil memasarkan lebih cepat dibandingkan kompetitor. Dengan begini, penjualan produk juga semakin meningkat. 

Produk juga akan mudah untuk dikembangkan, dengan memiliki semua data mengenai target pasar. Akan semakin mempermudah untuk menentukan produk mana yang paling disenangi pelanggan.

Tapi kemampuan ini akan memenuhi kebutuhan customer dengan baik sehingga membuat customer lebih loyalty. Perlu diingat jika 65% keuntungan suatu usaha berasal dari customer setianya. 

Sehingga, kalau berhasil menentukan target pasar pada setiap produk, akan membuat hasil menjadi lebih baik. 

2. Memastikan Anggaran yang Diperlukan

Dalam pemasaran yang perlu dilakukan yaitu mengetahui biaya. Jika tidak bisa menentukan target pasar lebih dulu tentu pemasaran akan menyasar ke semua orang. Ini membuat, anggaran yang diperlukan menjadi lebih besar.

Memang hasil akhir penjualan akan banyak, tapi keuntungan yang didapatkan menjadi relatif kecil karena biaya pemasaran sudah terlalu besar.   

3. Mencegah Konflik Persaingan

Dalam berbisnis tentu akan terjadi persaingan usaha, lain halnya jika jenis bisnisnya sangatlah spesifik. Tidak perlu khawatir dengan bisnis punya kompetitor, cukup di antisipasi saja. Dengan kemampuan untuk mengantisipasi persaingan tentu ada keuntungan yang didapatkan.

Dengan mencari tahu target pasar serta melihat yang ditawarkan kompetitor pada pasar tersebut. Untuk itulah, ciptakan dan perkenalkan kelebihan produkmu yang belum pernah ditawarkan kompetitor lain. 

Dengan mengetahui target pasar bisnis yang dibangun bisa “tampil beda” dibandingkan kompetitor. Inilah yang sering dilakukan perusahaan besar yang bisa menjual beragam produknya serta mendapatkan ratusan konsumen yang loyal

4. Mempermudah Membuat Konten Promosi

Dalam memasarkan produk seringkali berhasil karena pengaruh konten promosi yang dibuat. Jika promosi yang dibuat sesuai target pasar, tentu akan semakin menarik konsumen. Dengan inilah, penjualan produk dapat ditingkatkan dengan semaksimal mungkin.

Target pasar sangat menentukan promosi yang dibuat bisa disebar dengan media cetak seperti majalah ataupun koran. Bisa juga melakukan pemasaran dengan menggunakan media sosial saja. Sehingga dibutuhkan pertimbangan dengan menggunakan data, seperti target audiens.   

5. Memperat Komunikasi Terhadap Pelanggan

Dengan memahami target pasar, akan mempermudah komunikasi dan terhubung pelanggan. Hal ini bertujuan untuk lebih mengerti kebutuhan pelanggan.  

Komunikasi yang dilakukan dapat melalui beragam cara seperti survei ataupun metode lainnya. Karena telah memahami target pasar, akan didapatkan data siapa saja yang bisa terlibat didalam kegiatan itu.

Kumpulan informasi yang didapatkan akan menjadi lebih presisi. Hal ini sangat penting dalam menentukan produk yang akan diluncurkan. Sehingga produk yang diperlukan akan semakin mudah untuk dijual.

6. Memperbesar Investasi Terhadap Usaha Kecil

Investasi menjadi salah satu cara paling efektif untuk mengembangkan sebuah bisnis, apalagi bisnis kecil serta menengah. 

Jika ingin pihak lainnya berinvestasi dalam bisnismu, tunjukkan jika bisnis dapat terencana dengan baik. Dengan menunjukkan visi serta misi yang jelas, akan semakin memahami target pasarnya.

Sehingga para investor bisa lebih yakin saat menjalin kerja sama dan juga mengembangkan bisnismu.

Faktor Yang Menentukan Target Pasar

Setelah mengetahui manfaat menentukan target pasar. Langkah selanjutnya adalah mengetahui faktor yang menentukan target pasar.

Lokasi Penjualan Produk

Lokasi menjadi salah satu faktor saat memastikan target pasar berdasarkan geografis. Perlu diketahui jika semua produk tidak dapat dijual ke sembarang tempat. 

Misalkan dalam bisnis kuliner, seperti Bakpia khas Yogyakarta, memang dapat dijual ke seluruh Indonesia dengan media online. Tapi, saat membuka bisnis seperti jasa pencucian kendaraan ataupun laundry, tentu saja target pasar menjadi terbatas hanya di satu wilayah saja.

Demografi Calon Konsumen Produk

Demografi merupakan hal yang berkaitan dengan dinamika penduduk. Yang meliputi beragam ham seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan lainnya.

Dengan mengetahui demografi calon konsumen, tentu akan semakin paham mengenai target pasar serta pendekatan pemasaran yang cocok untuk dilakukan. 

Misalkan, saat berbisnis mainan anak-anak, tujuan pemasaran produk tentu saja para orang tua. Sehingga konten promosi yang dibuat haruslah menunjukan dunia anak, mulai dari desainnya, jenis huruf, pemilihan warna, serta cara penyampaiannya. 

Kebiasaan Calon Konsumen Produk

Wajib untuk mencari tahu kebiasaan dari calon konsumen, hal ini tidak hanya untuk menentukan produk apa yang perlu diluncurkan. Tapi juga mencari tahu waktu yang tepat saat memasarkannya. 

Misalkan saat berbisnis kue, tentu saja konsumen akan lebih cenderung memilih produk yang terjangkau, sehingga bisa membuat produk menggunakan kemasan yang ekonomis. Kemudian, pusatkan promosi pada sisi ekonomis serta harga yang ditawarkan. 

Daya Beli Konsumen

Kebanyakan konsumen akan memperhatikan harga suatu produk serta menjadikannya pertimbangan utama. Tapi, ada juga bisnis yang mengutamakan kualitas produk, tanpa mementingkan harga. Seperti wedding organizer, ataupun jasa perencanaan suatu event.

Demi memastikan agar momen istimewanya dapat berjalan lancar, banyak orang memilih memakai jasa wedding event ataupun organizer daripada merencanakan sendiri. Alasannya adalah karena pengalaman saat mengatur rangkaian proses menjadi kuncinya.

Tidak heran jika konsumen mau mengeluarkan uang demi memperoleh pelayanan terbaik. Jadi, jika ingin menggeluti bisnis jasa seperti itu, pastikan teliti saat menentukan harga atas jasa yang ditawarkan. Salah satunya seperti menawarkan beragam pilihan paket buat target pasar yang berbeda.

Strategi Target Pasar

Setelah mengetahui pentingnya menentukan target pasar serta beragam faktor. Langkah selanjutnya adalah memilih strategi yang tepat untuk suatu bisnis. Ada empat strategi target pasar yang dapat di pilih, seperti berikut :

1. Mass Marketing

Mass marketing merupakan upaya menjual suatu produk ke semua orang. Strategi ini yaitu dengan tidak membuat segmentasi khusus dalam menentukan konsumennya. Sehingga, produk yang akan dijual bersifat umum serta buat semua orang.

Misalkan sebuah produk buat penggunaan sehari-hari seperti sikat gigi, sabun, dan lainnya. Jika produk yang diluncurkan bersifat umum, strategi ini dapat digunakan. Fokusnya akan lebih membuat promosi agar semakin banyak orang yang mengetahui serta membeli produknya.

2. Differentiated Marketing

Jika produk yang diluncurkan ditujukan ke pengguna khusus, maka bisa memilih memakai differentiated marketing

Ini merupakan strategi yang menciptakan produk berbeda dengan target pasar yang berbeda juga. Misalkan, dengan membedakan sabun pria serta wanita. Bisa juga dengan membuat shampoo dewasa dan anak-anak.

Biasanya target pasar differentiated marketing akan ditentukan dari faktor-faktor demografis.

3. Niche Marketing

Niche marketing merupakan strategi target pasar dengan target yang lebih sempit karena berkaitan dengan karakteristik konsumen khusus. Misalkan penjualan suatu produk pasta gigi buat gigi sensitif. 

Walaupun mempunyai target pasar yang lebih kecil, tidak jarang niche marketing justru membuat penetrasi pasar menjadi lebih baik. Jika berhasil menentukan strategi yang sesuai, justru dapay menjadi market leader di niche tersebut.

4. Micro Marketing

Micro marketing ditunjukan untuk target pasar yang lebih kecil. Penggunaan strategi ini sangat cocok ditunjukan untuk produk yang mempunyai keterbatasan dalam hal lokasi, waktu ataupun jenis barangnya.

Misalkan produk yang dapat menggunakan micro marketing yaitu seperti pertunjukan musik, hotel, restoran, sampai dengan souvenir unik.

Contoh Target Pasar?

Berikut adalah contoh perihal target pasar, Misalkan saat seorang pengusaha membuka bisnis pakaian wanita, ada beberapa contoh target pasar yang dapat ditentukan sebagai berikut:

  • Produk yang akan dijual: semua pakaian wanita akan dijual dengan online.
  • Target lokasi: menentukan lokasi seperti kota-kota besar : Bandung, Jakarta, Medan, Surabaya, Semarang, Palembang, Yogyakarta, seeta lainya yang bisa dijangkau jasa pengiriman 2-3 hari kerja.
  • Target Demografi: menargetkan perempuan dengan usia 17-30 tahun dan mempunyai penghasilan di atas 2 juta per bulan.
  • Karakteristik Psikologis: menargetkan yang sering memakai sosial media dan internet serta mengikuti trend fashion.

Itulah pentingnya menentukan target pasar dari awal saat memulai bisnis. Tapi semua itu juga harus diiringi dengan pengelolaan keuangan bisnis yang baik agar bisnis bisa tetap maju dan terus berkembang.

The post Target Pasar: Pengertian, Manfaat, Strategi dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
6 Jenis Konsumen yang Perlu Diketahui https://haloedukasi.com/jenis-konsumen Tue, 04 Jan 2022 02:41:01 +0000 https://haloedukasi.com/?p=30349 Jika berkaitan dengan proses jual beli, tentunya tidak bisa dipungkiri lagi bahwa konsumen memiliki peranan besar dalam hal ini. Bahkan bisa dibilang bahwa dalam proses transaksi subjek yang sangat berperan penting di dalamnya adalah penjual dan pembeli atau yang biasa disebut dengan konsumen. Konsumen merupakan pengguna atau penikmat yang paling akhir dari suatu produk, baik […]

The post 6 Jenis Konsumen yang Perlu Diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Jika berkaitan dengan proses jual beli, tentunya tidak bisa dipungkiri lagi bahwa konsumen memiliki peranan besar dalam hal ini. Bahkan bisa dibilang bahwa dalam proses transaksi subjek yang sangat berperan penting di dalamnya adalah penjual dan pembeli atau yang biasa disebut dengan konsumen.

Konsumen merupakan pengguna atau penikmat yang paling akhir dari suatu produk, baik yang berupa barang ataupun jasa. Bisa dikatakan bahwa sebagian besar dari kita adalah konsumen, karena tidak bisa dipungkiri bahwa dalam kehidupan sehari hari kita menggunakan berbagai produk, baik jasa ataupun barang untuk bisa memenuhi kebutuhan kita.

Baik yang nantinya produk tersebut akan dikonsumsi secara pribadi ataupun digunakan secara berkelompok. Lalu apakah ada jenis dari konsumen? Jawabannya adalah ada. Lalu apa saja sih jenis-jenis konsumen ini?

Berikut merupakan pemaparan mengenai jenis jenis konsumen yang perlu diketahui.

Konsumen Trend Setter

Salah satu jenis konsumen yang pertama adalah konsumen trend setter, di mana konsumen jenis merupakan konsumen yang lebih menyukai produk baik jasa ataupun barang yang sifatnya terbaru dan ter-update. Bisa dikatakan konsumen yang satu ini lebih menyukai produk-produk yang sedang trend atau banyak diperbincangkan di dunia perekonomian.

Bahkan tak jarang konsumen dengan pribadi yang seperti ini ingin mendedikasikan dirinya untuk selalu memiliki produk terbaru dengan menjadi orang yang paling pertama yang memilikinya. Tentunya dengan bantuan teknologi yang ada.

Konsumen Follower

Bisa dibilang jenis konsumen yang satu ini timbul dari perilaku konsumen trend setter. Hal ini dikarenakan konsumen follower merupakan orang orang membeli sebuah produk baik barang ataupun jasa karena mendapatkan pengaruh dari konsumen yang lebih dahulu membeli produk tersebut, salah satunya adalah konsumen dengan perilaku trend setter ini.

Banyak hal yang membuat konsumen follower memilih untuk mengikuti perilaku dari konsumen trend setter, entah karena pengaruh gengsi ataupun memang produk yang dimiliki memang sangat worth it keuntungannya.

Konsumen Value Seeker

Berbeda dengan jenis konsumen yang sebelumnya, jenis kepribadian konsumen yang satu ini lebih ditekankan pada kebutuhan yang memang diperlukan. Konsumen value seeker merupakan jenis konsumen yang ketika membeli produk baik barang ataupun jasa lebih mempertimbangkan secara detail dari segi prioritas, kelebihan dan kekurangan dan lain sebagainya.

Sehingga ketika membeli sesuatu lebih terbilang sangat selektif sehingga tidak mudah untuk terpengaruhi oleh trend ataupun orang lain. Karena memang konsumen jenis value seeker lebih berorientasi pada prioritas kebutuhannya tanpa menghiraukan lainnya.

Konsumen Pemula

Seperti namanya, konsumen pemula lebih minim pengetahuan mengenai berbagai produk yang ada baik barang ataupun jasa, oleh karenanya tidak bisa dipungkiri jika konsumen jenis ini lebih sering mengajukan pertanyaan kepada konsumen lainnya atau bahkan penjualnya untuk bisa mempertimbangkan dan memutuskan produk mana yang sesuai dengan kebutuhannya.

Konsumen Curiga

Konsumen curiga merupakan konsumen yang ketika membeli produk memikirkan berbagai kemungkinan buruk yang terdapat di dalamnya, seperti kemungkinan adanya kecurangan dari pihak penjual karena menjual suatu produk dengan harga yang berkali lipat dan kemungkinan buruk yang lainnya.

Konsumen Pengadu Domba

Jenis konsumen yang satu ini merupakan tipe konsumen yang ketika membeli suatu produk baik barang ataupun jasa seringkali mengadu domba atau membandingkan antara satu pedagang dengan pedagang lainnya. Baik dengan dalih bahwa pedagang satu lebih menjual produk dengan harga yang lebih mahal ataupun sebaliknya.

The post 6 Jenis Konsumen yang Perlu Diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Perbedaan Pelanggan dan Konsumen yang Perlu dipahami https://haloedukasi.com/perbedaan-pelanggan-dan-konsumen Mon, 21 Jun 2021 04:50:29 +0000 https://haloedukasi.com/?p=25322 Konsumen ataupun pelanggan merupakan sasaran atau target dari berbagai jenis produk yang ditawarkan oleh produsen. Bahkan semua produk yang diproduksi suatu perusahaan bisa jadi diorientasikan untuk kepentingan semua konsumen dan pelanggannya. Tidak tanggung tanggung agar produk yang diproduksinya bisa digemari dan dikenal oleh masyarakat luas, suatu perusahaan ataupun produsen barang tertentu harus menetapkan strategi pemasaran […]

The post 5 Perbedaan Pelanggan dan Konsumen yang Perlu dipahami appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Konsumen ataupun pelanggan merupakan sasaran atau target dari berbagai jenis produk yang ditawarkan oleh produsen. Bahkan semua produk yang diproduksi suatu perusahaan bisa jadi diorientasikan untuk kepentingan semua konsumen dan pelanggannya. Tidak tanggung tanggung agar produk yang diproduksinya bisa digemari dan dikenal oleh masyarakat luas, suatu perusahaan ataupun produsen barang tertentu harus menetapkan strategi pemasaran dan promosi yang tepat.

Tentunya untuk mendukung hal tersebut perlu diadakan sebuah riset yang berkaitan dengan segmentasi pasarnya. Masyarakat luas yang akan dijangkau oleh para produsen ataupun perusahaan ini bisa dibagi menjadi dua jenis, masyarakat yang berperan sebagai konsumen dan masyarakat yang berperan sebagai pelanggan. Namun, apakah keduanya tidak sama saja?

Sebagian besar orang mungkin berpikir bahwa pelanggan dan konsumen memiliki pengertian yang sama. Yang mana pada intinya diartikan sebagai pelaku yang melakukan transaksi dengan penjual. Namun, pada dasarnya kedua hal tersebut antara pelanggan dan konsumen merupakan dua hal yang berbeda. Walaupun keduanya, masih memiliki keterkaitan antara satu dengan lainya.

Secara definisi, pelanggan merupakan seorang individu yang melakukan pembelian produk dari produsen. Sedangkan konsumen merupakan seorang individu yang mengonsumsi suatu barang ataupun jasa yang ditawarkan oleh produsen. Apabila diartikan sekilas mungkin keduanya terlihat sama. Namun, terdapat beberapa perbedaan lainnya yang membedakan antara pelanggan dan konsumen secara mendetail.

No.PelangganKonsumen
1.Seperti yang telah dipaparkan bahwa pelanggan merupakan seorang individu ataupun lebih yang membeli produk produk yang ditawarkan oleh penjual. Untuk bisa menikmati dan mengonsumsi produknya, mereka harus melakukan pembelian terhadap produk.Konsumen merupakan seorang individu atau lebih yang menikmati dan mengonsumsi produk produk yang ditawarkan oleh penjual tanpa melakukan proses pembelian. Sehingga bisa diartikan bahwa orang yang disebut sebagai konsumen ini hanya mencoba atau menikmati produk dalam waktu sementara saja dan tidak memiliki dasar keinginan untuk membeli produk.
2.Saat melakukan pembelian, pelanggan bisa membeli barang ataupun jasa yang ditawarkan yang mana nantinya juga diperuntukkan guna dijual kembali kepada orang lain. Atau yang sekarang ini bisa disebut dengan reseller. Bisa terdapat banyak sekali motif yang mendasari pelanggan untuk membeli produk, bisa untuk diperjualbelikan kembali, ataupun untuk dikonsumsi pribadi.Berbeda dengan pelanggan, konsumen hanya memiliki satu motif dalam hal ini, yaitu untuk menikmati sementara produk. Karena seperti yang kita ketahui, pada dasarnya mereka tidak memiliki keinginan untuk membeli produk dan semacamnya.
3.Dalam melakukan pembelian, pelanggan sangat perlu untuk melakukan pertimbangan terhadap berbagai produk yang ditawarkan. Hal tersebut perlu dilakukan untuk diorientasikan pada penggunan pribadi ataupun proses jualbeli yang akan dilakukan kedepannya.Sedangkan, konsumen tidak memiliki pertimbangan yang signifikan mengenai hal ini. Karena mereka hanya ingin mencoba saja tanpa adanya niatan untuk melakukan pembelian dan penggunaan dalam jangka waktu yang lama. Seringkali, para konsumen menggunakan peluang ini untuk bisa membedakan layanan ataupun kualitas dari satu produk ke produk lainnya.
4.Pelanggan merupakan seorang individu atau lebih yang sudah pasti melakukan pembelian dalam jangka waktu yang sangat panjang. Sehingga antara pelanggan dan penjual bisa saja saling mengenal satu sama lain. Dan tentunya hubungan yang terjalin antara keduanya sangat baik, dan sangat berkemungkinan apabila penjual lebih menawarkan harga yang lebih bersahabat dibandingkan dengan pembeli lainnya.Konsumen merupakan seorang individu yang melakukan konsumsi dalam waktu yang sementara. Bisa dibilang, seorang individu dengan tipe konsumen ini masih dalam proses mencari jenis produk yang diinginkan beserta dengan kualitas yang diinginkanya juga. Sehingga untuk mendukung hal tersebut , konsumen perlu melakukan riset dengan mencoba berbagai jenis produk tanpa memutuskan untuk membelinya.
5.Dengan berbagai pemaparan yang ada, seorang pelanggan sudah pasti merupakan seorang konsumen. Karena untuk bisa menikmati dan mengonsumsi jenis barang tersebut pihak pelanggan harus melakukan pembelian terhadap produk.Sedangkan, sudah bisa dipastikan bahwa konsumen belum tentu pelanggan. Karena para konsumen ini belum memiliki dasar atau keinginan yang kuat untuk membeli produk. Sehingga sangat kecil kemungkinannya apabila konsumen bisa membeli produk dengan jangka waktu yang lama di satu penjual yang sama.

The post 5 Perbedaan Pelanggan dan Konsumen yang Perlu dipahami appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Contoh Perlindungan Konsumen yang Wajib diketahui https://haloedukasi.com/contoh-perlindungan-konsumen Tue, 13 Apr 2021 13:29:07 +0000 https://haloedukasi.com/?p=23931 Membahas pelajaran ekonomi mengenai contoh dari perlindungan konsumen, sebelum kita membahas contoh perlindungan konsumen, kita bahas terlebih dahulu pengertian dari perlindungan konsumen. Secara umum perlindungan konsumen merupakan ketentuan yang dibentuk oleh pemerintah guna menjaga, mengawasi serta melindungi kegiatan jual membeli terutama melindungi para konsumen. Adapun contoh perlindungannya adalah sebagai berikut: Hak terhadap konsumen wajib mengetahui […]

The post 5 Contoh Perlindungan Konsumen yang Wajib diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Membahas pelajaran ekonomi mengenai contoh dari perlindungan konsumen, sebelum kita membahas contoh perlindungan konsumen, kita bahas terlebih dahulu pengertian dari perlindungan konsumen.

Secara umum perlindungan konsumen merupakan ketentuan yang dibentuk oleh pemerintah guna menjaga, mengawasi serta melindungi kegiatan jual membeli terutama melindungi para konsumen. Adapun contoh perlindungannya adalah sebagai berikut:

  1. Hak terhadap konsumen wajib mengetahui harga/penjual diwajibkan untuk memajang bandrol harga pada barnag yang dijual
  2. Hak mendapatkan ganti rugi jika terjadi barang yang dibeli rusak/tidak sesuai standar pasaran
  3. Hak terhadap pilihan yang akan dibeli, penjual tidak boleh memaksa atas pilihan konsumen
  4. Hak atas informasi yang jelas atas barang yang dijual
  5. Hak terhadap pelayana kepada konsumen dengan ramah, sopan dan santun.

The post 5 Contoh Perlindungan Konsumen yang Wajib diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Konsumerisme: Pengertian, Ciri-Ciri dan Dampak https://haloedukasi.com/konsumerisme Thu, 10 Dec 2020 05:23:01 +0000 https://haloedukasi.com/?p=16375 Setiap individu tentu memiliki pandangan hidup dan ideologi yang berbeda-beda. Perbedaan pandangan dan keyakinan tersebut akan memperlihatkan gaya hidup dan tingkah laku masing-masing individu. Salah satu pandangan yang sedang mencuri perhatian banyak masyarakat sekarang ini adalah konsumerisme. Pengertian Konsumerisme Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “konsumerisme” adalah gaya hidup atau paham yang dimiliki oleh konsumen […]

The post Konsumerisme: Pengertian, Ciri-Ciri dan Dampak appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Setiap individu tentu memiliki pandangan hidup dan ideologi yang berbeda-beda. Perbedaan pandangan dan keyakinan tersebut akan memperlihatkan gaya hidup dan tingkah laku masing-masing individu.

Salah satu pandangan yang sedang mencuri perhatian banyak masyarakat sekarang ini adalah konsumerisme.

Pengertian Konsumerisme

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “konsumerisme” adalah gaya hidup atau paham yang dimiliki oleh konsumen dalam menganggap bahwa barang-barang mewah menjadi tolok ukur sebuah kebahagiaan dan kesenangan dalam hidup.

Secara umum, konsumerisme merupakan sebuah ideologi atau keyakinan akan paham atas gaya hidup individu, kelompok, dan organisasi dalam menggunakan barang-barang hasil produksi tanpa memikirkan manfaat barang tersebut melainkan hanya dijadikan sebagai simbol kesenangan semata.

Sedangkan pengertian konsumerisme menurut para ahli, yaitu:

  • Collin Campbell (1990) mendefinisikan bahwa konsumerisme adalah sebuah kondisi sosial yang dialami oleh individu maupun kelompok ketika aktivitas konsumsi menjadi tujuan hidup dan pusat kehidupan.
  • Sassateli (2007) mengartikan bahwa konsumerisme adalah serangkaian aktivitas yang menentukan orientasi individu untuk mengoleksi barang-barang yang dianggap modern, akan tetapi tidak termasuk dalam kebutuhan.
  • Zygmunt Bauman (2007) menyatakan bahwa konsumerisme adalah keadaan individu dalam memutuskan melakukan pembelian dengan hasrat keinginan untuk mengkonsumsi yang semata-mata hanya demi kesenaangan bukan karena kebutuhan.
  • Robert G. Dunn (2008) menjelaskan bahwa konsumerisme adalah suatu paham yang diyakini dan menarik perhatian di tengah-tengah masyarakat mengenai memproduksi barang secara massal hingga dapat mengubah pola subjetif dalam hal konsumsi.
  • Braudillard (2013) menjelaskan bahwa konsumerisme adalah ide dan inovasi individu dalam menentukan pola kebahagiaan yang membuat tolok ukur dengan aktivitas konsumsi sebagai acuan dasarnya.

Ciri-Ciri Konsumerisme

  • Adanya keinginan diri konsumen untuk tampil berbeda dan tidak ingin disamakan dengan orang lain.
  • Terdapat sebuah usaha untuk selalu memiliki barang yang tidak banyak ditemukan di pasaran atau dengan kata lain limited edition.
  • Munculnya rasa bangga saat mengenakan atau memiliki barang tersebut dan cenderung ingin dipamerkan kepada masyarakat umum.
  • Terkandung sifat ingin meniru gaya hidup seseorang yang dianggap sebagai pedoman hidupnya.
  • Mempunyai kecenderungan ingin selalu tampil menarik di depan umum dan menjadi pusat perhatian.

Faktor Penyebab Konsumerisme

Faktor Internal

Merupakan faktor yang dapat memicu timbulnya tindakan konsumerisme individu atau konsumen yang berasal dari diri sendiri, diantaranya:

  • Inovasi dan motivasi yang dibentuk di dalam diri konsumen.
  • Pemahaman yang dipikirkan oleh konsumen.
  • Keyakinan yang telah dipercaya.
  • Kontrol diri dan hasrat atau pengendalian diri konsumen.
  • Pandangan hidup dan tolok ukur dalam menentukan kehidupannya.

Faktor Eksternal

Merupakan faktor dari luar yang mempengaruhi perilaku kosnumerisme yang dilakukan individu atau konsumen, diantaranya:

  • Sugesti yang didapat dari keluarga, teman, dan orang-orang terdekat.
  • Keadaan masyarakat dan lingkungan sekitar.
  • Kondisi sosial yang sedang terjadi atau dengan kata lain trend.
  • Tindakan stimulus dari marketing untuk menciptakan situasi yang menguntungkan.
  • Tekanan dari luar yang mengharuskan untuk mengkonsumsi secara berlebihan.

Proses Pokok Konsumerisme

Komoditisasi

Berbagai tempat perbelanjaan merupakan pusat untuk memperlihatkan atau mensosialisasikan aktivitas konsumsi yang dilakukan bermacam-macam konsumen.

Hal tersebut karena terdapat sebuah product display yang ditunjukan memiliki makna ganda yaitu, bukan hanya sekedar untuk dijual melainkan demi mengenalkan bagaimana gaya hidup konsumen lain dalam menggunakan barang-barang hasil produksi.

Di sisi lain, hal itulah yang memicu timbulnya kesenangan, persaingan, dan perubahan pola pandang yang akan direspon oleh konsumen.

Dekomoditisasi

Di dalam aktivitas mengkonsumsi terdapat makna yang luas dimana tidak hanya sebatas menggunakan dan menghabiskan suatu barang hasil produksi.

Melainkan terdapat makna lain yang dapat membuat konsumen berimajinasi dan timbul fantasi dalam dirinya.

Hal tersebut karena ada penggunaan ulang dan sebuah kebudayaan material seperti menghilangkan kebosanan, refreshing, memperlihatkan kasih sayang, hingga dapat menjadikan simbol serta tolok ukur hidup.

Dampak Konsumerisme

Dampak Positif Konsumerisme

  • Membuka dan memperluas lapangan pekerjaan sehingga mengurangi pengangguran.
  • Meningkatkan motivasi untuk lebih bekerja keras demi menambah jumlah pemasukan atau pendapatan.
  • Bertambahnya tingkat permintaan konsumen yang memberi keuntungan bagi produsen dalam memperluas pangsa pasarnya.

Dampak Negatif Konsumerisme

  • Mengurangi makna dari dana atau uang itu sendiri.
  • Memicu tekanan sosial.
  • Timbulnya ketimpangan kelas sosial.
  • Menambah angka kemiskinan.
  • Menciptakan gaya hidup tidak hemat atau boros.
  • Rasa ketidakpuasan yang tidak terkendali sehingga memicu munculnya sifat ambisius.

Tips Meminimalisir Konsumerisme

  • Belajar cara bagaimana mengatur keuangan pribadi mulai dari pemasukan hingga pengeluaran.
  • Mulai melakukan kebiasaan menyisihkan dana atau uang penghasilan untuk ditabung.
  • Menetapkan prioritas dalam memenuhi kebutuhan.
  • Meningkatkan rasa percaya diri agar tidak mudah terseret dalam gaya hidup orang lain.
  • Mencermati dan mempertimbangkan kegunaan dan manfaat yang didapat setiap barang atau produk yang akan dibeli.

Contoh Konsumerisme

Perayaan Hari-Hari Besar

Setiap tahunnya tentu kita akan menghadapi perayaan hari-hari besar seperti tahun baru, hari keagamaan, atau hari pernikahan dan lain sebagainya.

Namun tanpa disadari setiap akan menghadap hari besar tersebut, mayoritas individu atau konsumen akan membeli barang-barang diluar kebutuhannya atau kebiasaannya demi terlihat menarik di hari itu.

Seperti pakaian, make-up, atau barang-barang perlengkapan pesta. Bahkan setiap hari besar individu atau konsumen akan mengenakan pakaian dan barang yang berbeda setiap tahunnya. Padahal pakaian dan barang tahun lalu yang dibeli terbilang masih dapat digunakan.

Sementara itu, banyak individu atau konsumen yang rela mengoleksi barang-barang mewah demi dapat diperlihatkan kepada sanak saudara saat berkunjung ke rumahnya waktu hari perayaan besar itu tiba.

Di sinilah pemicu perilaku konsumerisme mulai timbul dan sayangnya mayoritas membenarkan hal tersebut karena dianggap sebagai bentuk dari pertahanan diri dan memberikan kesenangan hingga kebahagiaan tersendiri untuk individu atau konsumen.

The post Konsumerisme: Pengertian, Ciri-Ciri dan Dampak appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pembelian Impulsif: Pengertian, Jenis dan Dampaknya https://haloedukasi.com/pembelian-impulsif Tue, 08 Dec 2020 04:28:43 +0000 https://haloedukasi.com/?p=16260 Pada zaman modern ini, maraknya penjualan secara online atau munculnya market place di berbagai penjuru membuat para konsumen menjadi tidak terkendali dalam membeli sebuah produk tertentu. Mayoritas konsumen menjadi kurang memperhatikan rencana dan agenda kebutuhan mereka, karena minat dan godaan yang tinggi untuk membeli suatu produk yang dirasa kurang begitu penting dan dilakukan secara terus-menerus. […]

The post Pembelian Impulsif: Pengertian, Jenis dan Dampaknya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pada zaman modern ini, maraknya penjualan secara online atau munculnya market place di berbagai penjuru membuat para konsumen menjadi tidak terkendali dalam membeli sebuah produk tertentu.

Mayoritas konsumen menjadi kurang memperhatikan rencana dan agenda kebutuhan mereka, karena minat dan godaan yang tinggi untuk membeli suatu produk yang dirasa kurang begitu penting dan dilakukan secara terus-menerus. Dalam dunia ekonomi hal tersebut sering dijuluki sebagai pembelian impulsif.

Namun tahukah Anda apa sebenarnya pembelian impulsif tersebut dan bagaimana dampaknya bagi kehidupan kita khususnya dalam hal finansial? Mari simak penjelasan berikut.

Pengertian Pembelian Impulsif

Pengertian Pembelian Impulsif Secara Umum

Secara umum, pembelian impulsif merupakan keputusan yang muncul tiba-tiba dari konsumen untuk membeli suatu barang atau jasa tanpa adanya perencanaan dan terdapat dorongan positif dalam prosesnya sehingga tidak memikirkan dampak kedepan.

Pengertian Pembelian Impulsif Menurut Para Ahli

  • Rook & Fisher (1995) mendefinisikan bahwa pembelian impulsif adalah spontanitas konsumen yang cenderung melakukan pembelian barang yang didorong secara emosional oleh faktor psikologis dan persuasi pemasar sehingga tidak tereflesksi serta tiba-tiba muncul.
  • Beatty & Ferrel (1998) mengartikan bahwa pembelian impulsif sebagai suatu pembelian yang bersifat tiba-tiba dan tidak terencana diikuti dengan tidak terdapat niat sebelumnya, serta memiliki tujuan untuk segera membeli produk secara spesifik demi memenuhi kebutuhan tertentu.
  • Hausman (2000) menyatakan bahwa pembelian impulsif adalah fenomena dimana konsumen melakukan pembelian secara mendadak dan muncul dorongan yang sangat signifikan kuat agar segera membeli.
  • Samuel (2006) menjabarkan bahwa pembelian impulsif adalah kegiatan individu dalam melakukan pembelian tidak terencana menggunakan uang secara tidak terkontrol dan barang-barang hasil pembelian cenderung tidak dibutuhkan dan kurang penting.
  • Solomon & Rabolt (2009) menjelaskan bahwa pembelian impulsif adalah sebuah kondisi ketika individu merasa terdesak dan tidak dapat melawan dorongan untuk segera melakukan pembelian.

Karakteristik Pembelian Impulsif

  • Munculnya perasaan yang sangat kuat saat melihat suatu produk tertentu.
  • Terdapat dorongan dari dalam diri untuk segera membeli produk tertentu.
  • Tidak memikirkan atau mengabaikan dampak dan konsekuensi setelah melakukan pembelian.
  • Memiliki perasaan senang, bahagia bahkan euforia sebelum dan setelah mendapatkan produk yang diinginkan.
  • Terselip perselisihan atau konflik antara pengontrolan diri (self-control) dengan hobi maupun gaya hidup.

Aspek Pembelian Impulsif

Kognitif

Aspek pembelian impulsif ini berkaitan dengan permasalahan kognitif dari individu atau konsumen diantaranya:

  • Keputusan pembelian dengan tidak mempertimbangkan harga suatu barang atau jasa.
  • Proses pembelian yang tidak memperhatikan kegunaan dan manfaat yang akan didapat dari barang atau jasa terkait.
  • Perilaku individu atau konsumen yang tidak melakukan perbandingan produk berupa barang atau jasa lain yang serupa.

Emosional

Aspek pembelian impulsif ini berhubungan dengan keadaan emosional dari dalam diri individu atau konsumen, diantaranya:

  • Terciptanya perasaan yang memotivasi agar segera membeli.
  • Adanya rasa kecewa dan penyesalan setelah melakukan pembelian.
  • Gerakan perilaku yang bersifat spontan tanpa pikir panjang dan rencana.

Faktor yang Mempengaruhi Pembelian Impulsif

Faktor Internal

Faktor yang memfokuskan pada kepribadian konsumen yang mendukung dan mempengaruhi perilaku hingga mereka dalam mengambil keputusan dalam membeli suatu produk tertentu.

Hal tersebut biasanya berkaitan dengan perasaan atau mood, motif, hedonisme, hobi, dan lain sebagainya.

Faktor Eksternal

Sementara itu, untuk faktor dari luar yang dapat mempengaruhi dan mengubah kebiasaan konsumen dalam melakukan pembelian dibagi menjadi dua, diantaranya:

  • Faktor Produk, yaitu faktor yang berpusat pada produk seperti harga yang murah, kemasan menarik atau penampilan luar yang mengikat mata, ringan hingga praktis.
  • Faktor Pemasaran, yaitu faktor yang berpusat pada cara atau strategi pemasar dalam menawarkan produk mereka kepada konsumen seperti promosi yang dilakukan secara terus-menerus, pemberian diskon dan voucher, product display yang menonjol, dan lain sebagainya.

Jenis Pembelian Impulsif

Pure Impulsive

Merupakan pembelian impulsif yang dilakukan secara murni karena mempunyai keinginan untuk mencari model atau variasi baru, suasana baru diluar kebiasaan konsumen sebelumnya.

Suggestion Impulsive

Merupakan pembelian impulsif yang muncul karena stimulus dari saran teman atau orang-orang terdekat konsumen dan lingkungan sekitarnya serta ajakan dari pemasar.

Remider Impulsive

Merupakan pembelian impulsif yang dilakukan dengan alesan produk terkait mengingatkan pada masa lalu atau kenangan hingga pengalaman tertentu konsumen.

Planned Impulsive

Merupakan pembelian impulsif dengan rencana karena faktor jadwal penawaran seperti periode voucher, jadwal diskon, jam lelang dan lain sebagainya.

Dampak Pembelian Impulsif

Bagi Kehidupan Finansial

  • Pengeluaran dana menjadi tidak terkendali.
  • Rasio keinginan lebih besar dari pada kebutuhan.
  • Penghasilan atau uang saku habis sebelum masanya.
  • Beresiko terjadi hutang.
  • Tidak ada sisa dana untuk disisihkan demi keperluan menabung dan kebutuhan darurat.

Bagi Keadaan Psikologis

  • Dapat memberikan tekanan pada mental konsumen.
  • Muncul perasaan menyesal.
  • Timbul rasa tidak percaya diri dan ketidakpuasan atas diri sendiri.
  • Mengubah kebiasaan hingga perilaku sebelumnya.
  • Membentuk sifat dan karakter baru dalam diri konsumen.

Contoh Pembelian Impulsif

Katy adalah salah satu mahasiswi di universitas A yang kebetulan mengekost karena jauhnya jarak antara kampus dan rumah. Katy diberi uang saku dengan jatah jumlah Rp 1000.000, 00 per bulan.

Suatu hari Katy tidak sengaja melihat jaket yang lucu dipajang depan sebuah toko. Selain itu pihak toko juga menawarkan potongan harga apabila pembelian dilakukan hari itu juga.

Tanpa pikir panjang Katy memutuskan untuk membeli jaket tersebut seharga yang awalnya Rp. 500.000,00 menjadi Rp 430.000,00.

Lalu pada hari berikutnya, Katy menemukan kaos dengan harga Rp.100.000,00 di sebuah online shop yang dianggap akan cocok apabila dikenakan dengan jaket yang telah ia beli tempo hari lalu. Dengan segera Katy membeli kaos tersebut diikuti rasa senang.

Hingga tiba hari dimana Katy merasa menyesal karena pada saat itu sedang musim panas sehingga jaket tersebut tidak terpakai, begitu pula dengan kaos yang kurang diperlukan serta sisa uang saku yang berjumlah Rp 450.000,00, tentu akan terancam kehabisan uang saku sebelum bulan berikutnya datang.

Cara Menghindari Pembelian Impulsif

  • Membuat daftar pengeluaran tetap dan belanja harian, mingguan, atau bulanan.
  • Mengubah pola pikir untuk tidak atau mengurangi melakukan hal-hal dengan kepuasan jangka pendek.
  • Usaha untuk menggunakan uang tunai dalam melakukan pembelian agar terdapat rasa sedikit menyesal dan mendorong untuk tidak mengulanginya.
  • Atur frekuensi melihat secara offline atau online terkait informasi tentang penawaran produk.
  • Tetapkan tujuan dengan percaya diri dan penuh komitmen.

The post Pembelian Impulsif: Pengertian, Jenis dan Dampaknya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>