kritik seni - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/kritik-seni Mon, 28 Mar 2022 06:46:44 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico kritik seni - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/kritik-seni 32 32 Dadaisme: Pengertian, Sejarah, Ciri dan Tokoh https://haloedukasi.com/dadaisme Mon, 28 Mar 2022 06:46:42 +0000 https://haloedukasi.com/?p=33002 Apa Itu Dadaisme? Dalam karya seni, ada banyak aliran yang menjadi ciri khas senimannya, salah satunya adalah dadaisme. Aliran dadaisme merupakan aliran yang menonjolkan sisi kritis dan pesan-pesan perjuangan anti peperangan dalam setiap karyanya. Dadaisme berasal dari kata ‘dada’ yang ada di kamus bahasa Jerman-Prancis. Kata ini memiliki arti ‘mainan berkuda’ dalam bahasa Prancis dan […]

The post Dadaisme: Pengertian, Sejarah, Ciri dan Tokoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Apa Itu Dadaisme?

Dalam karya seni, ada banyak aliran yang menjadi ciri khas senimannya, salah satunya adalah dadaisme. Aliran dadaisme merupakan aliran yang menonjolkan sisi kritis dan pesan-pesan perjuangan anti peperangan dalam setiap karyanya.

Dadaisme berasal dari kata ‘dada’ yang ada di kamus bahasa Jerman-Prancis. Kata ini memiliki arti ‘mainan berkuda’ dalam bahasa Prancis dan memiliki arti ‘selamat tinggal’ pada bahasa Jerman.

Gerakan yang ada di dalam aliran ini, mencoba untuk membantah nilai keindahan yang pada saat itu merujuk pada kelompok borjuis.

Hal ini dirasa penting untuk dikritisi, karena kaum borjuis yang hidup dalam keindahan dan kemewahan ini adalah orang-orang yang paling bertanggung jawab dalam meletusnya perang dunia.

Karya seni yang memiliki aliran dadaisme biasanya memuat pesan sosial berupa sindiran yang tesirat, ungkapan provokatif maupun komedi satir terhadap realitas yang terjadi.

Hans Richter menyebut, dadaisme bukanlah seni, tetapi ia adalah sebuah bentuk ‘anti seni’ yang eksistensinya digunakan untuk melawan dan menyuarakan anti kekerasan dan anti peperangan.

Dalam membuat karyanya, seniman yang menganut dadaisme banyak menggunakan tema yang cukup mengerikan dan jauh dari standar keindahan sebuah seni.

Karya mereka memiliki sisi mistis yang menyeramkan, juga ada sedikit sentuhan kekanak-kanakan yang naif, tetapi memiliki makna yang sangat menyentuh.

Aliran ini berbentuk sastra (puisi, pertunjukkan seni, teori seni), seni visual (patung, kolase, lukisan, fotografi, instalasi) dan seni teater.

Sejarah Dadaisme

Dadaisme muncul di wilayah Zurich, Swiss pada masa Perang Dunia I, yakni di tahun 1916 – 1920. Saat itu, Swiss merupakan negara netral yang tidak terlibat perang, namun wilayahnya dijadikan tempat pengungsian yang aman.

Dalam pengungsian tersebut, terdapat beberapa seniman dan budayawan penting pada masanya dari berbagai daerah. Mereka adalah Alsatia Jean Arp., Hugo Ball, Richard Huelsenbeck, Marcel Janco dan Tristan Tzara.

Para seniman dan budayawan tersebut, berkumpul dan mendirikan sebuah kabaret bernama Cabaret Voltaire di dalam bar Meierei.

Kabaret ini menjadikan bar Meierei sebagai sebuah pusat hiburan artistik dan menjadi tempat perkumpulan para seniman yang mengungsi dari situasi perang.

Dalam bar tersebut, para pelukis, penyair, penyanyi, penari, pemain drama dari berbagai negara, dibebaskan untuk menampilkan karya atau pertunjukkan mereka masing-masing, sebagai reaksi dari betapa mengerikannya perang dunia pertama di masa itu.

Ketika perang dunia terjadi semakin panas, pertunjukkan seni yang ditampilkan cabaret voltaire semakin anarkis, kritis dan liar. Di tengah gejolak politik yang melanda, para seniman mencoba untuk mendefinisikan arti seni dengan konsep ‘anti seni’.

Mereka mencoba berkreasi dengan objek-objek yang mudah ditemukan dan menyulapnya menjadi karya yang berisi humor satir dan penuh omong kosong, sebagai bentuk protes akan peperangan.

Di saat ini lah dadaisme muncul dan berkembang ke seluruh bentuk karya seni dan sastra. Para penganut dadaisme membenci pengklasifikasian seni yang menyebut sesuatu yang estetis sebagai sebuah ‘seni tinggi’.

Seni semacam itu, menurut mereka, merupakan seni yang disukai kaum menengah ke atas yang memiliki nilai estetika semu. Salah satu seniman dadaisme, Marcel Duchamp, menolak semua lukisan yang dibuat dengan tujuan memuaskan mata, bukan pikiran.                       

Dadaisme berfokus pada politik anti perang melalui penolakan terhadap seni kaum borjuis tersebut. Kegiatan para seniman yang beraliran ini ialah melakukan pertemuan umum, demonstrasi dan melakukan publikasi jurnal seni serta sastra.

Mulanya, para penganut dadaisme tidak menerima istilah dada yang tersemat pada mereka. Tanpa disangka, karya dari para tokohnya, seperti Marcel Duchamp, Francis Picabia dan lainnya menjadi sangat terkenal dan tersebar di seluruh Eropa.

Sementara itu, istilah dadaisme mulai berkembang pesat dan menjadi sebuah gerakan seni yang mendapat perhatian banyak orang pada awal 1920-an. Sejak itulah, gerakan dadaisme semakin berkembang pesat dan menjadi seni kontemporer terkenal.

Ciri-Ciri Dadaisme

Dadaisme merupakan seni yang menolak keindahan fisik. Maka, untuk mengetahui suatu karya termasuk dadaisme atau bukan, harus dilihat dari cirinya. Berikut ciri-ciri dadaisme:

  • Visualnya tampak tidak indah dan provokatif
  • Karyanya berbentuk imajinatif, tidak masuk akal, paradoks dan bertentangan dengan harmoni.
  • Mengandung kebebasan dan cenderung abstrak.
  • Menonjolkan sisi emosional dan terkadang irasional.
  • Karya yang dihasilkan dari spontanitas seniman.
  • Kritik anti perang yang dibalut komedi satir.
  • Menggunakan objek readymade, seperti gelas, toilet, sendok, yang dirangkai menjadi sebuah karya. Misalnya kolase, patung dan instalasi.

Tokoh – Tokoh Dadaisme  

1. Francis Picabia

Francis Picabia

Tokoh yang satu ini merupakan penggerak utama dalaam gerakan seni rupa dadaisme di Paris dan New York. Ia terkenal dengan sebutan ‘Papa Dada’ yang artinya ‘Bapak Dadaisme’.

Francis adalah temen dekat Marcel Duchamp, yang juga merupakan penggerak dadaime. Karya Francis terkenal dengan bentuknya yang rancu, menggunakan komik erotis, sparepart mesin, hingga lukisan berbasis teks yang merujuk pada seni konseptual.

2. Marcel Duchamp

Marcel Duchamp

Jika Francis dikenal dengan ‘Papa Dada’, maka Duchamp terkenal sebagai bapak dari seni konseptual. Dalam memandang sebuah karya seni, ia lebih mementingkan konsep yang diusung dibaliknya daripada hasil atau bentuk visualnya.

Konsep readymade yang terdapat pada dadaisme juga diawali oleh Duchamp. Selama ini seniman terkungkung pada konsep, bahwa mereka harus menciptakan seluruh elemen yang terdapat pada karyanya dari awal.

Hal ini ditentang Duchamp, ia membawa inovasi bahwa suatu karya tetap akan disebut seni jika menggunakan barang yang sudah tersedia dan menjadi objek sehari-hari.

3. Hannah Hoch

Hannah Hoch

Hoch hadir di saat keberadaan seniman perempuan di masa itu dianggap tabu dan menjadi sebuah kelangkaan. Hoch gencar untuk terlibat dalam ranah kreatif dan aktif membahas masalah kesetaraan gender serta peran perempuan di masyarakat modern.

Seperti Duchamp, ia ahli meramu elemen visual yang telah tersedia, kemudian menggabungkannya menjadi sebuah karya yang memiliki ciri khas tinggi.

Sebagai seniman, ia sangat piawai dalam membuat kolase yang berasal dari berbagai bahan lain, hingga menjadi sebuah karya yang apik. Teknik kolase yang dimiliki Hoch menjadi primadona di antara para seniman dadaisme lainnya.  

The post Dadaisme: Pengertian, Sejarah, Ciri dan Tokoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kritik Seni: Pengertian – Tujuan dan Jenisnya https://haloedukasi.com/kritik-seni Tue, 05 May 2020 03:52:15 +0000 https://haloedukasi.com/?p=6196 Setelah mempelajari mengenai kritik musik, kali ini kita akan membahas mengenai kritik seni. Pengertian Kritik Seni Pengertian Secara Umum Arti dari kritik seni adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengevaluasi dan menanggapi suatu hasil karya seni. Sehingga dapat diketahui sisi kelebihan dan kekurangannya. Dan jika dua nilai tersebut sudah diketahui, untuk kemudian dapat memutuskan kualitas […]

The post Kritik Seni: Pengertian – Tujuan dan Jenisnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Setelah mempelajari mengenai kritik musik, kali ini kita akan membahas mengenai kritik seni.

Pengertian Kritik Seni

Pengertian Secara Umum

Arti dari kritik seni adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengevaluasi dan menanggapi suatu hasil karya seni. Sehingga dapat diketahui sisi kelebihan dan kekurangannya.

Dan jika dua nilai tersebut sudah diketahui, untuk kemudian dapat memutuskan kualitas atau nilai suatu karya tersebut.

Sedangkan orang yang melakukan hal tersebut adalah Kritikus Seni.

Untuk mengkritik sebuah karya seni, tidak serta merta langsung bisa mengkritik. Harus berdasarkan landasan tertentu.

Landasan-landasan tersebut adalah:

  • Adanya pengalaman yang cukup dalam materi kritik.
  • Adanya keilmuan dan pengetahuan yang relevan.
  • Menguasai penerapan metode kritik yang tepat.
  • Menguasai media kritik (kebahasaan yang efektif dan komunikatif).

Pengertian Menurut Para Ahli

Pada dasarnya kritik seni memiliki banyak persamaan antara satu dengan yang lainnya.

  • Hosper (1992: 44)
    Berdasarkan penggolongan tersebut dikenal istilah isolasionisme dan kontekstualisme.
  • Herarti (1984: 105-106)
    Breadsley dan Kemp memperkenalkan tipe kritik intensionalis. Golman membagi tipe kritik menjadi formalis dan kontekstual.
  • Sudarmaji (1979: 33-34)
    Gastel membagi tipe kritik menjadi tiga, yakni kritik klasik, kritik romantic, dan kritik impresionisme.
  • Pepper (1970)
    Membagi tipe kritik menjadi empat, yakni kritik mekanistik, kritik kontekstualis, kritik organic, dan kritik formisme.

Fungsi Kritik Seni

Fungsi dari kritik seni adalah sebagai sebuah wadah dalam menilai apresiasi dan persepsi suatu karya.

Yang kemudian akan bisa memudahkan seniman maupun penikmat seni berkomunikasi lewat karya seni.

Tujuan Kritik Seni

Berikut ini adalah tujuan kritik seni:

  • Untuk dapat menilai kualitas dari suatu karya.
  • Untuk menjembatani persepsi dan apresiasi karya seni rupa antara seni, karya dan penikmat seni.
  • Kritik dengan gaya bahasa lisan maupun tulisan yang dimana berupaya mengupas, menganalisis, diharapkan memudahkan bagi seniman dan penikmat untuk dapa berkomunikasi melalui suatu karya seni.

Bentuk Kritik Seni

Pendekatan kritik seni rupa dibagi menjadi tiga, berdasarkan titik tolak atau landasan yang digunakan.

1. Pendekatan Formalistik

Kritik seni formalistik mengasumsikan bahwa kehidupan seni mempunyai dunia sendiri, artinya terlepas dari realitas kehidupan keseharian yang kita alami. Clive Bell (tokoh kritikus formalis) berpendapat bahwa:

“art to be art, must be independent and self suficient”

Kriteria kritik formalis untuk menentukan ekselensi karya seni ialah significant form yakni kapasitas bentuk seni yang melahirkan emosi estetis bagi pengamat seni.

2. Pendekatan Ekspresivisme

Teori seni ekspresif menganggap karya seni sebagai ekspresi perasaan manusia, kritik seni ekspresivisme menentukan kadar keberhasilan seni atas kemampuannya membangkitkan emosi secara efektif, intensif dan penuh gairah.

3. Pendekatan Instrumentalistis

Teori seni instrumentalistis menganggap seni sebagai sarana untuk memajukan dan mengembangkan tujuan moral, agama, politik dan berbagai tujuan psikologis dalam kesenian.

Seni dipandang sebagai instrumen untuk mencapai tujuan tertentu, nilai seni terletak pada manfaat dan kegunaannya bagi masyarakat.

Jenis-jenis Kritik Seni

Ada juga 4 jenis kritik seni, yaitu:

1. Kritik Jurnalistik

Tipe kritik ini ditulis untuk para pembaca surat kabar serta majalah atau disampaikan dengan secara terbuka.

Tujuannya yaitu untuk memberikan informasi mengenai berbagai peristiwa dalam dunia kesenian.

2. Kritik Pedagogik

Tipe kritik ini diterapkan dalam suatu kegiatan proses belajar mengajar di lembaga pendidikan kesenian. Tepatnya mengenai kompetensi guru.

3. Kritik Ilmiah

Kritik ilmiah yaitu akademi melakukan pengkajian pada nilai seni secara luas, mendalam, serta sistematis, baik itu dalam menganalisis atau mengkaji banding kesejarahan critical judgment.

4. Kritik Populer

Jenis kritik ini berkembang di seluruh dunia, termasuk juga di Indonesia. Tipe kritik populer ini adalah suatu gejala umum serta kebanyakan dihasilkan oleh para kritikus yang tidak ahli, terutama jika dilihat dari aspek profesionalisme kritisme seni.

Langkah-langkah Membuat Kritik Seni

Berikut ini tahapan atau langkah dalam membuat kritik seni:

1. Deskripsi

Deskripsi adalah tahapan kritik untuk bisa menemukan, mencatat atau mendeskripsikan segala sesuatu yang bisa dilihat apa adanya serta tidak berusaha untuk melakukan analisis atau juga dapat mengambil kesimpulan.

Agar dapat mendeskripsikan dengan baik, seorang pekritik harus mengetahui istilah-istilah teknis yang umum digunakan dalam dunia seni rupa.

Tanpa pengetahuan tersebut, maka pengkritik akan kesulitan untuk mendeskripsikan fenomena karya yang dilihatnya.

2. Analisis Formal

Analisis Formal adalah tahapan kritik karya seni untuk bisa menelusuri suatu karya seni itu berdasarkan struktur formal atau juga unsur pembentuknya.

Pada tahap ini seorang kritikus itu harus benar-benar memahami unsur seni rupa serta prinsip penataan atau juga penempatannya dalam sebuah karya seni tertentu.

3. Interpretasi

Interpretasi adalah tahapan penafsiran makna suatu karya seni itu akan mencakup tema yang akan digarap, simbol yang dihadirkan maupun masalah yang dikedepankan.

Penafsiran ini sangat terbuka sifatnya, dipengaruhi sudut pandang dan wawasan pekritiknya.

Semakin luas wawasan seorang pekritik biasanya semakin kaya interpretasi karya yang dikritisinya.

4. Evaluasi (Penilaian)

Evaluasi atau Penilaian adalah tahapan kritik dalam menentukan kualitas karya seni itu apabila kita bandingkan dengan karya lain jenisnya sama.

Perbandingan dilakukan terhadap berbagai aspek yang terkait dengan karya tersebut baik aspek formal maupun aspek konteks.

Mengevaluasi atau menilai secara kritis dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

  • Mengaitkan sebanyak- banyaknya karya yang dinilai dengan karya yang sejenis.
  • Menetapkan tujuan atau fungsi karya yang ditelaah.
  • Menetapkan sejauh mana karya yang ditetapkan “menyimpang” dari yang telah ada sebelumnya.
  • Menelaah karya yang dimaksud dari segi kebutuhan khusus dan dari segi tertentu yang melatarbelakanginya.

Cara Penyajian Kritik Seni

Dan berikut ini cara menyampaikan kritik dengan baik dan bijak.

  • Menggunakan bahasa yang baik. Dalam menyampaikan segala sesuatu, harus menggunakan bahasa yang baik dan sopan. Termasuk dalam menyampaikan kritik seni, kritikus seni juga harus begitu.
  • Memberikan alasan yang logis. Kritikus seni harus mengerti alasan apa yang membuatnya mengkritik suatu karya seni. Dan harus paham dengan makna-makna seni.
  • Jangan menggurui. Alangkah bijaknya jika dalam menyampaikan Kritikus Seni harus berkata dengan santun dan tidak menggurui.

The post Kritik Seni: Pengertian – Tujuan dan Jenisnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>