kulit bumi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/kulit-bumi Wed, 18 Sep 2024 09:55:44 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico kulit bumi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/kulit-bumi 32 32 6 Macam Lipatan Kulit Bumi berdasarkan Sumbunya https://haloedukasi.com/macam-lipatan-kulit-bumi-berdasarkan-sumbunya Mon, 31 Oct 2022 02:29:18 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39368 Bentuk muka Bumi yang beragam disebabkan oleh aktivitas tektonik yang asalnya dari dalam Bumi, aktivitas tektonik tersebut kemudian akan memunculkan retakan, pelekungan, patahan dan lipatan pada kulit Bumi. Tektonisme dapat mengubah permukaan Bumi dan menciptakan berbagai macam bentang alam di muka Bumi, salah satunya yang sering kita lihat adalah pegunungan. Pelekungan misalnya, terjadi pada lapisan […]

The post 6 Macam Lipatan Kulit Bumi berdasarkan Sumbunya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Bentuk muka Bumi yang beragam disebabkan oleh aktivitas tektonik yang asalnya dari dalam Bumi, aktivitas tektonik tersebut kemudian akan memunculkan retakan, pelekungan, patahan dan lipatan pada kulit Bumi.

Tektonisme dapat mengubah permukaan Bumi dan menciptakan berbagai macam bentang alam di muka Bumi, salah satunya yang sering kita lihat adalah pegunungan.

Pelekungan misalnya, terjadi pada lapisan kulit Bumi yang tadinya mendatar kemudian mendapatkan tekanan vertikal secara tidak merata. Pelengkungan dapat terbentuk ke atas lalu membentuk kubah atau mengarah ke bawah dan membentuk cekungan atau basin, salah satu contoh bentang alamnya yaitu kawah.

Patahan adalah bentuk permukaan Bumi yang terbentuk karean adanya aktivitas lempeng Bumi, patahan memiliki beberapa jenis dan dibedakan berdasarkan bentuknya. Bentuk-bentuk patahan antara lain patahan vertikal, patahan horizontal, block mountain dan oblique.

Sedangkan lipatan pada kulit Bumi terbentuk akibat diatropisme, yaitu suatu proses pembentukan lapisan Bumi namun bukan aktivitas vulkanisme. Lipatan atau fold merupakan struktur geologi yang sering terjadi pada batuan sedimen.

Lipatan terjadi karena adanya gerakan di dalam Bumi yang bertekanan besar serta memiliki temperatur yang tinggi, hal ini menjadikan batuan yang ada di dalam Bumi bersifat cair liat atau plastis. Kemudian sifat plastis ini akan membuat batuan tersebut terlipat karena terdorong oleh tenaga tektonik.

Maka secara sederhana pengertian lipatan yaitu dua lempeng kerak Bumi yang berhadapan mengalami tabrakan. Lipatan ini dapat menimbulkan gempa Bumi jika lipatan mengalami tekanan yang kemudian menghasilkan patahan.

Lipatan batuan tersebut dapat mendorong permukaan Bumi hingga terbentuk lipatan berbentuk antiklinal atau bukit dan lipatan signiklinal atau lembah.

Lipatan batuan ini bisa mendorong permukaan Bumi membentuk lipatan berbentuk bukit (antiklinal) dan lembah (signiklinal). Tekanan yang terjadi dari dalam Bumi berbeda-beda, hal ini juga membuat terbentuknya lipatan-lipatan yang berbeda, tergantung pada tingkat tekanan yang terjadi.

Macam-macam lipatan di permukaan Bumi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu berdasarkan posisi bidang sumbunya dan berdasarkan intensitas pelipatannya. Jenis lipatan berdasarkan intensitas pelipatannya yaitu:

  • Lipatan terbuka
  • Lipatan tertutup
  • Culmination dan depression
  • Drag fold
  • Synclinorium
  • Antilinorium

Sedangkan jenis-jenis lipatan berdasarkan posisi bidang sumbunya yaitu:

Berikut ini akan kita bahas macam-macam jenis lipatan berdasarkan posisi bidang sumbu beserta penjelasannya.

1. Lipatan Tegak

Lipatan berdasarkan posisi bidang sumbunya yang pertama yaitu lipatan tegak atau Symmetric Fold, yaitu lipatan yang posisi bidang sumbunya tegak lurus dengan bidang lipatan. Lipatan tegak diakibatkan oleh kekuatan yang seimbang mendorong dari ke dua sisi. Bidang sumbu itu membagi sinklin dan antiklin secara simetris atau sama besar

2. Lipatan Miring

Lipatan miring atau Asymmetric Fold adalah lipatan tegak yang dihasilkan dari tekanan secara terus menerus kemudian bentuknya berubah menjadi miring ke salah satu sisi. LIpatan miring tersebut terjadi karena adanya tenaga yang lebih kuat di salah satu sisi dan menjadikan sisi yang lain terdorong dan berbentuk curam.

3. Lipatan Rebah

Lipatan rebah atau disebut juga Overtuned Fold, merupakan lipatan yang bentuknya landai atau merebah. Lipatan ini terbentuk dari dorongan melintang dari satu arah.

4. Lipatan Sesar Tengkurap

Lipatan sesar tengkurap disebut juga Overthrust, lipatan ini pada awalnya adalah lipatan rebah kemudian mendapatkan tekanan secara terus menerus. Lipatan sesar tengkurap ini dapat menjadi patahan jika lapisan tanah sifatnya kurang elastis.

5. Lipatan Menggantung

Jenis lipatan yang ke lima adalah lipatan menggantung merupakan lanjutan lipatan miring yang mendapatkan tekanan secara terus menerus sehingga menciptakan puncak yang menggantung.

6. Lipatan Isoklinal

Jenis lipatan yang terakhir berdasarkan letak sumbunya yaitu lipatan isoklinal atau Isoclinal Fold, lipatan ini terbentuk dari tenaga dorong atau tekanan yang terjadi secara berkelanjutan. Lipatan isoklinal memiliki sumbu yang sejajar satu dengan yang lainnya.

Bentuk muka Bumi yang berupa lipatan banyak ditemukan di berbagai wilayah atau negara, kenampakannya bisa berbentuk bentang alam bukit atau pegunungan.

Contoh lipatan Bumi yang terkenal di dunia yaitu pegunungan Andes yang terletak di Amerika Latin. Pegunungan Andes ini terbentang mulai dari pantai barat melewati Ekuador, Peru, Bolivia, Cile hingga Argentina.

Ada juga pegunungan Appalachian yang terketak di Amerika Utara, memiliki bentuk relief yang rendah dan lereng yang tidak curam. Pegunungan ini terbentuk 480 juta tahun silam akibat lempeng Amerika Utara bertabrakan dengan lempeng Afrika.

Sedangkan di Indonesia sendiri salah satu pegunungan lipatan yang terkenal adalah Bukit Bariisan yang terletak di Sumatera. Bukit Barisan terbentuk dari aktivitas tektonik yang menggerakkan lempeng-lempeng di dasar Bumi.

Di pulau Jawa ada juga pegunungan Ijen yang terletak di Jawa Timur dan menjadi salah satu destinasi wisata api biru yang terletak di kawahnya, pegunungan Ijen juga terbentuk dari aktivitas tektonik yang menggerakkan lempeng Bumi.

The post 6 Macam Lipatan Kulit Bumi berdasarkan Sumbunya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Teori Pembentukan Kulit Bumi dan Penjelasannya https://haloedukasi.com/teori-pembentukan-kulit-bumi Thu, 03 Sep 2020 06:18:19 +0000 https://haloedukasi.com/?p=10051 Para ahli memperkirakan bahwa matahari terbentuk terlebih dahulu, sedangkan planet-planet termasuk bumi masih dalam wujud awan, debu, dan gas kosmis yang disebut nebula yang berputar mengelilingi matahari. Awan, debu, dan gas kosmis tersebut terus berputar dan pada akhirnya bersatu karena pengaruh gravitasi, kemudian mengelompok membentuk bulatan-bulatan bola besar disebut planet, termasuk di dalamnya Planet Bumi. […]

The post 5 Teori Pembentukan Kulit Bumi dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Para ahli memperkirakan bahwa matahari terbentuk terlebih dahulu, sedangkan planet-planet termasuk bumi masih dalam wujud awan, debu, dan gas kosmis yang disebut nebula yang berputar mengelilingi matahari.

Awan, debu, dan gas kosmis tersebut terus berputar dan pada akhirnya bersatu karena pengaruh gravitasi, kemudian mengelompok membentuk bulatan-bulatan bola besar disebut planet, termasuk di dalamnya Planet Bumi.

Bumi pada awalnya merupakan planet yang sangat panas, suhu permukaannya mencapai 4.000° C.

Dalam jangka waktu jutaan tahun, suhu bumi kemudian turun dan mengakibatkan terjadinya pembekuan bagian permukaan bumi disebut kerak atau kulit bumi (litosfer), sedangkan bagian dalam Planet Bumi sampai saat ini masih dalam keadaan panas dan berpijar. Berikut ini teori pembentukan kulit bumi.

1. Teori Kontraksi (Contraction Theory

Teori ini dikemukakan kali pertama oleh Descrates (1596–1650). Ia menyatakan bahwa bumi semakin lama semakin susut dan mengerut disebabkan terjadinya proses pendinginan sehingga di bagian per- mukaannya terbentuk relief berupa gunung, lembah, dan dataran.

Teori Kontraksi didukung pula oleh James Dana (1847) dan Elie de Baumant (1852).

Keduanya berpendapat bahwa bumi mengalami pengerutan karena terjadi proses pendinginan pada bagian dalam bumi yang mengakibatkan bagian permukaan bumi mengerut membentuk pegunungan dan lembah-lembah.

2. Teori Dua Benua (Laurasia-Gondwana Theory)

Teori ini menyatakan bahwa pada awalnya bumi terdiri atas dua benua yang sangat besar, yaitu Laurasia di sekitar kutub utara dan Gondwana di sekitar kutub selatan bumi.

Kedua benua tersebut kemudian bergerak perlahan ke arah equator bumi sehingga pada akhirnya terpecah-pecah menjadi benua-benua yang lebih kecil.

Laurasia terpecah menjadi Asia, Eropa, dan Amerika Utara, sedangkan Gondwana terpecah menjadi Afrika, Australia, dan Amerika Selatan.

Teori Laurasia-Gondwana kali pertama dikemukakan oleh Edward Zuess pada 1884.

3. Teori Pengapungan Benua (Continental Drift Theory

Teori pengapungan benua dikemukakan oleh Alfred Wegener pada 1912. Ia menyatakan bahwa pada awalnya di bumi hanya ada satu benua maha besar disebut Pangea.

Menurutnya benua tersebut kemudian terpecah-pecah dan terus mengalami perubahan melalui pergerakan dasar laut.

Gerakan rotasi bumi yang sentripugal, mengakibatkan pecahan benua tersebut bergerak ke arah barat menuju ekuator.

Teori ini didukung oleh bukti-bukti berupa kesamaan garis pantai Afrika bagian barat dengan Amerika Selatan bagian timur, serta adanya kesamaan batuan dan fosil di kedua daerah tersebut.

4. Teori Konveksi (Convection Theory) 

Menurut Teori Konveksi yang dikemukakan oleh Arthur Holmes dan Harry H. Hess dan dikembangkan lebih lanjut oleh Robert Diesz, dikemukakan bahwa di dalam bumi yang masih dalam keadaan panas dan berpijar terjadi arus konveksi ke arah lapisan kulit bumi yang berada di atasnya.

Ketika arus konveksi yang membawa materi berupa lava sampai ke permukaan bumi di mid oceanic ridge (punggung tengah samudra), lava tersebut akan membeku membentuk lapisan kulit bumi yang baru sehingga menggeser dan menggantikan kulit bumi yang lebih tua.

Bukti dari adanya kebenaran Teori Konveksi yaitu terdapatnya mid oceanic ridge, seperti mid Atlantic Ridge, dan Pasific-Atlantic Ridge di permukaan bumi.

Bukti lainnya didasarkan pada penelitian umur dasar laut yang membuktikan semakin jauh dari punggung tengah samudra, umur batuan semakin tua.

Artinya, terdapat gerakan yang berasal dari mid oceanic ridge ke arah yang berlawanan disebabkan oleh adanya arus konveksi dari lapisan di bawah kulit bumi

5. Teori Lempeng Tektonik (Tectonic Plate Theory

Teori Lempeng Tektonik dikemukakan oleh Tozo Wilson. Berdasarkan Teori Lempeng Tektonik, kulit bumi terdiri atas beberapa lempeng tektonik yang berada di atas lapisan astenosfer yang berwujud cair kental.

Lempeng- lempeng tektonik pembentuk kulit bumi selalu bergerak karena adanya pengaruh arus konveksi yang terjadi pada lapisan astenosfer dengan posisi berada di bawah lempeng tektonik kulit bumi.

Berdasarkan arahnya, gerakan lempeng-lempeng tektonik dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut.

  • Konvergensi
    Yaitu gerakan saling bertumbukan antarlempeng tektonik. Tumbukan antarlempeng tektonik dapat berupa tumbukan antara lempeng benua dan benua, atau antara lempeng benua dan lempeng dasar samudra. Zona atau tempat terjadinya tumbukan antara lempeng tektonik benua dan benua disebut zona konvergen.
  • Divergensi
    Yaitu gerakan saling menjauh antarlempeng tektonik, contohnya gerakan saling menjauh antara lempeng Afrika dan Amerika bagian selatan. Zona berupa jalur tempat berpisahnya lempeng-lempeng tektonik disebut zona divergen (zona sebar pisah). 
  • Sesar Mendatar (Transform)
    Yaitu gerakan saling bergesekan (berlawanan arah) antarlempeng tektonik. Contohnya gesekan antara lempeng Samudra Pasifik dan lempeng daratan Amerika Utara yang mengakibatkan terbentuknya Sesar San Andreas yang membentang sepanjang kurang lebih 1.200 km dari San Francisco di utara sampai Los Angeles di selatan Amerika Serikat.

The post 5 Teori Pembentukan Kulit Bumi dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Macam-macam Lapisan Atmosfer: Ciri dan Fungsinya https://haloedukasi.com/macam-macam-lapisan-atmosfer Sat, 28 Mar 2020 00:00:26 +0000 https://haloedukasi.com/?p=4741 Atmosfer merupakan lapisan gas yang mencangkup palnet, dari permukaan planet sampai luar angkasa. Atmosfer pada Bumi terbagi menjadi beberapa lapisan yaitu: Troposfer Stratosfer Mesosfer Termosfer Eksosfer. Berikut akan dibahas lebih rinci masing-masing ciri-ciri dan fungsi dari setiap lapisan atmosfer 1. Lapisan Troposfer Troposfer berasal dari Bahasa Yunani “tropos” yang berarti perubahan. Uniknya, troposfer memiliki lapisan […]

The post Macam-macam Lapisan Atmosfer: Ciri dan Fungsinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
macam macam lapisan atmosfer

Atmosfer merupakan lapisan gas yang mencangkup palnet, dari permukaan planet sampai luar angkasa. Atmosfer pada Bumi terbagi menjadi beberapa lapisan yaitu:

  • Troposfer
  • Stratosfer
  • Mesosfer
  • Termosfer
  • Eksosfer.

Berikut akan dibahas lebih rinci masing-masing ciri-ciri dan fungsi dari setiap lapisan atmosfer

1. Lapisan Troposfer

Troposfer berasal dari Bahasa Yunani “tropos” yang berarti perubahan. Uniknya, troposfer memiliki lapisan yang dapat berubah ukuran ketika berada di daerah khatulistiwa ataupun berada di daerah kutub.

Ukuran troposfer di daerah khatulistiwa lebih luas dibandingkan di daerah kutub.

Troposfer merupakan lapisan terbawah atau paling rendah dan berada paling dekat dengan makhluk hidup.

Gas pada troposfer memiliki komposisi yang paling baik dan ideal untuk makhluk hidup.

Selain memiliki komposisi gas yang baik, lapisan troposfer juga berfungsi untuk menjaga makhluk hidup dari radiasi matahari dan benda benda langit.

Pada lapisan ini pula terjadi perubahan cuaca, perubahan suhu, perubahan angin, dan tekanan udara.

Ciri-ciri Lapisan Troposfer

Setiap lapisan atmosfer memiliki ciri-ciri untuk membedakan dengan lapisan lainnya. Berikut beberapa karakteristik yang dimiliki lapisan troposfer

  • Memiliki ketebalan sekitar 9 km di daerah kutub dan 12 km di daerah katulistiwa.
  • Suhu udara akan turun sebesar 0,5 derajat Celcius ketika ketinggian naik setiap 100 meter
  • Memiliki lapisan yang lain yang berada di antara lapisan troposfer dan stratosfer. Lapisan ini disebut tropopause.
  • Tempat terjadinya perubahan cuaca, tekanan, suhu, dan kelembaban
  • Memiliki kandungan uap air terbanyak dibandingkan lapisan lainnya.

Fungsi Lapisan Troposfer

Lapisan troposfer berada paling rendah dan dekat dengan makhluk hidup. Sehingga fungsi utama troposfer adalah menyediakan udara yang dibutuhkan makhluk hidup. Berikut beberapa manfaat lain dari lapisan troposfer.

  • Tempat terjadinya perubahan dan pembentukan cuaca
  • Tempat proses terjadinya hujan
  • Tempat penyedia sumber udara
  • Memiliki kandunganu uap air terbesar yang berguna bagi kelangsungan hidup makhluk di Bumi
  • Lapisan yang aman untuk transportasi udara.

2. Lapisan Statosfer

Lapisan statosfer merupakan lapisan kedua setelah troposfer. Letak lapisan statosfer berada pada ketinggian 10 km sampai 50 km di atas permukaan Bumi.

Menariknya, lapisan statosfer memiliki suhu yang berubah ubah dari atas ke bawah. Sifat ini dimiliki oleh statosfer karena adanya ozon.

Ozon pada lapisan statosfer menyerap UVB dan UVC yang terpancar oleh radiasi matahari.

Setelah diserap, gelombang tersebut dipecah menjadi oksigen atomik dan diatomik.

Oksigen atomik adalah oksigen yang ditemukan di bagian atas statosfer. Sedangkan oksigen diatomik merupakan oksigen yang dapat ditemukan di bagian bawah statosfer.

Lapisan statosfer memiliki beberapa lapisan lainnya. Lapisan tersebut antara lain:

  • lapisan isotermis yaitu lapisan yang memiliki suhu udara dengan kondisi tetap
  • lapisan panas yaitu lapisan yang memiliki ozon sehingga bersifat panas
  • lapisan campuran panas yaitu lapisan paling atas dari statosfer dan dekat dengan mesosfer.

Ciri-ciri Lapisan Statosfer

Seperti lapisan lainnya, lapisan statosfer memiliki ciri-ciri khusus. Berikut beberapa ciri atau karakteristik dari lapisan statosfer.

  • Tidak mengandung uap air, awan, atau debu pembentuk atmosfer
  • Mengalami stratifikasi suhu
  • Mampu menyerap radiasi dari sinar ultraviolet yang dipancarkan matahari
  • Berada pada ketinggian 10 km sampai 50 km dari permukaan Bumi
  • Memiliki lapisan ozon.

Fungsi Lapisan Statosfer

Lapisan statosfer memiliki lapisan ozon sehingga secara umum lapisan ini berfungsi sebagai penyerap sinar UV dari pancaran matahari. Dengan adanya lapisan ozon tersebut, maka lapisan statosfer mampu melindungi bumi dari radiasi sinar matahari.

3. Lapisan Mesosfer

Lapisan mesosfer merupakan lapisan ketiga dari atmosfer setelah lapisan statosfer.

Suhu pada lapisan ini tentunya semakin berkurang karena ketinggiannya yang berbeda.

Umumnya, meteor yang sampai pada lapisan ini akan terbakar sehingga tidak sampai ke Bumi.

Pada lapisan ini terdapat lapisan perantara yang disebut mesopause yaitu lapisan antara mesosfer dengan atmosfer.

Ciri-Ciri Lapisan Mesosfer

Berikut beberapa ciri dari lapisan mesosfer yang membedakannya dengan lapisan lainnya.

  • Suhu mesosfer akan semakin rendah ketika lapisannya semakin tinggi.
  • Memiliki suhu sekitar -50 hingga -70 derajat Celcius
  • Memiliki ketebalan mulai dari 45 sampai 75 km
  • Memiliki lapisan perantara antara lapisan mesosfer dengan termosfer yang disebut dengan lapisan mesopause.

Fungsi Lapisan Mesosfer

Salah satu keunikan dari lapisan ini adalah keadaan ketika meteor dan benda langit yang terbakar jika menuju Bumi.

Benda tersebut terbakar pada lapisan statosfer sebelum sampai pada Bumi. Sehingga lapisan statosfer berfungsi sebagai pelindung Bumi.

Selain itu, lapisan statosfer juga berfungsi sebagai penghantar gelombang. Pada lapisan ini beberapa atom terionisasi sehingga menghasilkan gelombag elektromagnetik.

Gelombang ini digunakan oleh manusia sebagai sinyal radio, televisi, atau telepon.

4. Lapisan Termosfer

Lapisan termosfer berasal dari Bahasa Yunani yaitu “thermos” yang artinya adalah panas dan ”sphere” yang berarti lapisan.

Transisi dari lapisan mesosfer ke lapisan termosfer terjadi ketika ketinggian 81 km.

Pada lapisan ini suhu atau temperaturnya sangat berbeda dengan lapisan lainnya.

Perubahan yang drastis pada lapisan ini karena adanya radiasi sinar ultraviolet.

Reaksi kimia yang dari radiasi ini kemudian membentuk lapisan yang mengandung listrik.

Ciri-ciri Lapisan Termosfer

Berikut beberapa ciri-ciri lapisan termosfer yang tidak dimiliki oleh lapisan lainnya.

  • Adanya proses ionisasi karena adanya reaksi kimia dari radiasi matahari,
  • Memiliki lapisan inversi yaitu lapisan dari atmosfer yang akan semakin dingin jika ketinggiannya semakin naik
  • Memuat partikel partikel ion yang berguna sebagai gelombang radio.

Fungsi Lapisan Termosfer

Secara umum lapisan termosfer memiliki fungsi sebagai sumber gelombang elektronik karena adanya proses ionisasi.

Gelombang elektromagnetik ini berguna untuk alat komunikasi karena memancarkan sinyal baik televisi, radio, atau telepon.

5. Lapisan Eksosfer

Lapisan eksosfer merupakan lapisan terakhir dari atmosfer dan memiliki jarak paling jauh dari permukaan Bumi.

Sesuai dengan namanya yang berasal dari Bahasa Yunani, ”exo” artinya luar dan ”sphere” yang berarti lapisan.

Pada lapisan ini terdapat proses refleksi cahaya matahari yang dikenal dengan cahaya zodiakal.

Cahaya zodiakal merupakan cahaya yang dipantulkan oleh partikel debu meteoritik.

Pada lapisan ini juga terdapat gaya berat yang sangat kecil sehingga jarang terjadi benturan benda langit dengan lapisan eksosfer.

Karena sifat ini lapisan eksosfer juga disebut disipasisfer.

Ciri-ciri Lapisan Eksosfer

Berikut ciri-ciri lapisan eksosfer yang tidak dimiliki oleh lapisan lain

  • Terletak pada ketinggian 500 sampai 1000 km dari permukaan Bumi.
  • Memiliki suhu paling panas di antara lapisan atmosfer lainnya
  • Menjadi tempat berlangsungnya kehancuran meteor dari luar angkasa
  • Merupakan lapisan geostasioner karena butiran gas pada lapisan ini meloloskan diri ke luar angkasa.

Fungsi Lapisan Eksosfer

Fungsi utama dari lapisan ini adalah untuk merefleksikan cahaya. Selain itu, eksosfer juga berfungsi untuk penempatan satelit buatan untuk penelitian.

Tidak hanya itu, lapisan eksosfer juga berfungsi sebagai pelindung pertama dari sinar matahari dan meteor.

The post Macam-macam Lapisan Atmosfer: Ciri dan Fungsinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Litosfer: Pengertian – Manfaat dan Batuan Penyusunnya https://haloedukasi.com/litosfer Tue, 24 Mar 2020 05:00:58 +0000 https://haloedukasi.com/?p=4715 Litosfer merupakan bagian dari pembentuk kulit bumi. Lalu apa itu litosfer? Dan apa fungsi serta strukturnya? Berikut pembahasannya. Pengertian Litosfer Litosfer berasal dari Bahasa Yunani. Secara etimologi litosfer tersusun atas dua kata, yaitu lithos yang memiliki arti batu dan sphere yang berarti lingkaran atau ruang. Oleh karena itu litosfer dapat diartikan sebagai ruang batuan yang […]

The post Litosfer: Pengertian – Manfaat dan Batuan Penyusunnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Litosfer merupakan bagian dari pembentuk kulit bumi. Lalu apa itu litosfer? Dan apa fungsi serta strukturnya? Berikut pembahasannya.

Pengertian Litosfer

Litosfer berasal dari Bahasa Yunani. Secara etimologi litosfer tersusun atas dua kata, yaitu lithos yang memiliki arti batu dan sphere yang berarti lingkaran atau ruang.

Oleh karena itu litosfer dapat diartikan sebagai ruang batuan yang membentuk kulit bumi.

Para Geolog juga biasa mengartikan litosfer sebagai “lapisan kulit bumi”, karena litosfer merupakan lapisan terluar bumi.

Litosfer tersusun dari beberapa jenis batuan dan mineral dengan ketebalan sekitar 50-100 kilometer. 

Manfaat Litosfer dalam Kehidupan Sehari-hari

  • Memenuhi kebutuhan industri. Batuan-batuan penyusun litosfer dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan industri, seperti besi dan alumunium
  • Pembuat perhiasan. Selain itu, batuan pembentuk litosfer juga dapat digunakan sebagai bahan pembuat perhiasan, seperti mineral, perak, emas, intan
  • Sumber energi. Litosfer dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi, karena lapisan ini menyimpan banyak cadangan minyak bumi dan batu bara
  • Sumber energi dan bahan peledak. Kandungan uranium yang membentuk litosfer dapat dimanfaatkan sebagai bahan peledak
  • Sumber bahan baku pupuk. Nitrogen dan fosfat yang terkandung dalam litosfer dapat dimanfaatkan sebagai penyubur lahan dan bahan baku pupuk.

Struktur Litosfer

Bumi tidak hanya terdiri dari batuan saja. Litosfer juga terdiri dalam bentuk tanah liat, abu gunung api, pasir, kerikil, dan sebagainya. Berikut adalah lapisan pembentuk bumi, diantaranya:

  • Barisfer 

Lapisan ini merupakan lapisan inti bumi. Lapisan ini adalah bahan padat yang tersusun dari lapisan nife (Niccolum: Nikel dan Ferum: besi).

  • Lapisan Asthenosfer Mautle

Lapisan ini biasa disebut sebagai Lapisan Antara. Lapisan ini berada di atas barisfer setebal ± 1.700km. Lapisan ini merupakan zat cair bersuhu tinggi dan berpijar.

  • Litosfer 

Lapisan ini terletak di atas asthenosfer, dengan ketebalan ± 1.200km. Berat jenis rata-rata lapisan ini seberat 2,8 gram/cm3.

Jenis-jenis Lapisan Litosfer

Litosfer tersusun atas dua lapisan utana, yaitu lapisan SIAL dan lapisan SIMA. Berikut merupakan pengertian dari masing-masing lapisan:

  • Lapisan SIAL

Lapisan ini sering disebut juga dengan lapisan kerak. Lapisan SIAL merupakan lapisan litosfer yang tersusun atas kandungan Silikon Dioksida (SiO2) dan Aluminium Oksida (Al2O3) dengan ketebalan sekitar 35km.

Lapisan ini terdiri atas kerak samudera dan kerak benua. Batuan dalam lapisan SIAL terdiri atas batuan sedimen, granit, andesit, dan metamorf.

  • Lapisan SIMA

Lapisan SIMA adalah lapisan litosfer yang tersusun atas kandungan Silikon Dioksida (SiO2) dan Magnesium Oksida (MgO). SIMA adalah lapisan yang berada di lautan.

Lapisan ini lebih tipis daripada lapisan yang berada di daratan atau lapisan SIAL.

Walaupun begitu, lapisan SIMA memiliki berat jenis yang lebih besar daripada lapisan SIAL.

Hal ini disebabkan karena lapisan SIMA mengandung besi dan magnesium.

Batuan Penyusun Litosfer

Berdasarkan proses terjadinya, terdapat tiga jenis batuan penyusun litosfer. Batuan tersebut antara lain batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf atau malihan.

Berikut adalah penjelasan dari masing-masing jenis batuan:

1. Batuan Beku

Batuan beku terbentuk dari magma pijar yang membeku dan menjadi padat karena proses pendinginan. Batuan beku terbagi lagi menjadi tiga jenis, antara lain:

Batuan Tubir

batuan granit
batuan granit

Batuan tubir disebut juga sebagai Batuan Kristal. Hal ini dikarenakan batuan tubir terdiri dari kristal-kristal dan proses pembentukannya terjadi di dalam kulit bumi.

Bongkahan kristal yang berukuran besar adalah akibat dari proses pendinginan yang berjalan lambat. Salah satu contoh batuan tubir adalah Batu Granit.

Batuan Leleran

batu apung
batu apung

Batuan ini sering disebut juga sebagai Batuan Beku Luar. Hal ini dikarenakan proses pembekuannya yang terjadi di bagian luar kulit bumi.

Oleh karena itu, penurunan temperaturnya juga terjadi sangat cepat. Batuan leleran dapat berbentuk kristal kecil, kristal besar, atau bahan amorf seperti liparit. Contoh dari batuan leleran adalah Batu Apung.

Batuan Korok

granit fosfir
granit fosfir

Batuan Korok dapat disebut juga sebagai Batuan Gang. Hal ini dikarenakan proses pembentukan batuan korok terjadi di korok atau gang.

Karena lokasinya yang dekat dengan permukaan, proses pendinginan batuan ini berlangsung lebih cepat.

Batuan korok dapat berupa kristal kecil maupun kristal besar. Salah satu contoh batuan ini adalah Granit Fosfir.

2. Batuan Sedimen

macam macam batuan sedimen
macam macam batuan sedimen

Batuan sedimen terbentuk dari batuan beku yang mengalami pelapukan, pengendapan, hingga pengerasan.

Struktur batuan beku yang mudah lepas dan terbawa air, angin, atau es yang selanjutnya akan mengendap, menumpuk dan kemudian mengeras hingga terbentuk menjadi batuan sedimen.

Berdasarkan tempat terjadinya, terdapat tiga jenis batuan sedimen diantaranya:

  • Batuan Sedimen Kontinental. Batuan sedimen jenis ini proses pengendapannya terjadi di darat, seperti tanah los dan tanah gurun pasir.
  • Batuan Sedimen Marine. Proses pengendapan batuan sedimen ini terjadi di laut, seperti endapan radiolaria di laut dalam, lumpur biru di pantai, dan lumpur merah.
  • Batuan Sedimen Lakustre. Jenis batuan sedimen ini proses pengendapannya terjadi di danau, seperti tuf danau dan tanah liat danau.

Berdasarkan proses pembentukannya, batuan sedimen dikelompokkan menjadi tiga macam, antara lain:

  • Batuan Sedimen Klastik. Batuan asal mengalami penghancuran secara mekanis dari ukuran besar hingga menjadi kecil. Batuan itu lalu mengalami pengendapan hingga membentuk batuan sedimen klastik. Contohnya seperti Batuan Pasir dan Batuan Lempung.
  • Batuan Sedimen Kimiawi. Proses pembentukan jenis batuan ini terjadi secara kimiawi, seperti penguapan, pelarutan, dan dehidrasi. Contohnya seperti batuan sedimen kapur yang berupa stalaktit dan stalagmit. Stalaktit dan stalagmit dapat ditemukan di gua-gua kapur.
  • Batuan Sedimen Organik. Proses pengendapan jenis batuan ini mendapatkan bantuan dari organisme, seperti sisa-sisa bangkai binatang yang tertimbun di dasar laut. Contohnya adalah kerang dan terumbu karang.

Jenis batuan sedimen dapat dikelompokkan berdasarkan perantara atau medium dari proses pembentukannya.

Jika dilihat dari perantaranya, batuan sedimen dapat dikelompokkan menjadi:

  • Batuan Sedimen Aeris (Aeolis). Proses pengangkutan batuan jenis ini dilakukan oleh angin. Contohnya seperti tanah los, tuff, dan pasir di gurun.
  • Batuan Sedimen Glasial. Pengangkuran batuan jenis ini dilakukan melalui media perantara es. Contohnya seperti moraine.
  • Batuan Sedimen Aquatis. Batuan sedimen ini terdiri atas batu-batu yang sudah merekat antar satu sama lain.

3. Batuan Metamorf

batuan metamorf

Batuan metamorf berasal dari batuan beku atau batuan sedimen yang mengalami perubahan atau proses metamorfosis karena perubahan suhu dan tekanan.

Dinamika Litosfer

Tenaga Endogen

Salah satu dinamika yang terjadi pada litosfer adalah tenaga endogen. Tenaga endogen adalah pembentuk permukaan bumi yang berasal dari dalam bumi.

Tenaga endogen memiliki sifat membangun karena mampu membentuk suatu lipatan dan patahan pada kerak bumi sehingga bermunculan bukit dan pegunungan.

Macam-macam Tenaga Endogen:

1. Tektonisme

Ciri dari tektonisme adalah adanya pergerakan pada lapisan kerak bumi yang menyebabkan terjadinya patahan dan lipatan.

Tenaga tektonik menyebabkan perubahan pada bentuk kulit bumi. Salah satu contohnya adalah terbentuknya lembah.

Tenaga tektonik terbagi lagi menjadi dua jenis, yaitu:

  • Gerak epirogenetik atau pergeseran kulit bumi yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama.
  • Gerak orogenetik menyebabkan dislokasi atau perpindahan letak lapisan kulit bumi yang dihasilkan dari tekanan pada kulit bumi secara vertikal atau horizontal.

2. Vulkanisme

Peristiwa ini berhubungan dengan gunung berapi, yaitu naiknya magma dari dalam perut bumi.

Penyebab adanya aktivitas ini adalah tingginya suhu dan banyaknya jumlah gas yang terkandung.

Terdapat dua jenis aktivitas vulkanisme, diantaranya:

  • Intrusi magma adalah peristiwa naiknya dan penyusupan magma di sekitar lapisan batuan yang tidak mencapai permukaan.
  • Ekstrusi magma terjadi karena adanya tekanan yang kuat dari dalam bumi. Peristiwa ini selalu berhubungan dengan peristiwa meletusnya gunung berapi.

3. Gempa bumi.

Peristiwa gempa bumi disebabkan oleh kekuatan-kekuatan dari dalam bumi dan merambat sampai ke permukaan bumi.

Berdasarkan sebab terjadinya, gempa bumi diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu:

  • Gempa Tektonik. Gempa ini disebabkan karena adanya gerak orogenetik. 
  • Gempa Vulkanis. Gempa jenis ini dihasilkan dari efek getaran saat terjadi letusan gunung api atau aktivitas magma. 
  • Gempa Runtuhan biasa disebut juga dengan gempa guguran. Gempa ini terjadi karena adanya massa batuan yang runtuh sehingga menimbulkan getaran.

Tenaga Eksogen

Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi yang sifatnya merombak atau merusak permukaan bumi yang telah terbentuk dari tenaga endogen.

Tenaga eksogen berasal dari tenaga angin, air, dan organisme yang menyebabkan terjadinya proses erosi, denudasi, sedimentasi, dan pelapukan. Secara umum tenaga eksogen dihasilkan dari tiga sumber, yaitu:

  • Atmosfer, melalui perubahan suhu dan angin
  • Air, perubahan dapat dihasilkan dari aliran air, siraman hujan, gelombang laut, gletser, dan lainnya
  • Organisme, berupa tumbuh-tumbuhan, hewan, manusia, hingga jasad renik.

Macam-macam Tenaga Eksogen:

1. Pelapukan 

Pelapukan adalah proses hancurnya batuan yang berbentuk bongkahan besar menjadi bagian bagian yang lebih kecil hingga berakhir menjadi tanah.

Terjadinya pelapukan dapat dipengaruhi oleh faktor cuaca, seperti suhu.

Terdapat tiga jenis pelapukan, diantaranya:

  • Pelapukan mekanik atau pelapukan batuan yang tidak disertai dengan perubahan susunan kimia.
  • Pelapukan kimia adalah proses pelapukan batuan yang diikuti dengan perubahan susunan zat dari batuan induk.
  • Pelapukan biologis yakni proses pelapukan yang disebabkan oleh aktivitas makhluk hidup seperti tumbuhan, hewan, dan manusia.

2. Pengikisan 

Proses pengikisan biasa disebut dengan erosi. Erosi adalah proses pengikisan permukaan bumi oleh media yang melibatkan pengangkatan partikel batuan.

Berdasarkan penyebabnya, erosi dapat dikelompokkan menjadi empat, diantaranya:

  • Erosi air atau disebut dengan korasi. Korasi adalah proses pengikisan tanah oleh air yang mengangkut batu-batuan yang telah hancur.
  • Erosi es atau glasial. Proses erosi ini terjadi di daerah pegunungan yang memiliki salju es abadi.
  • Erosi angin adalah peristiwa pengikisan yang terjadi karena pergerakan angin. Erosi ini berdampak pada terbentuknya lubang-lubang kecil di batuan.
  • Erosi gelombang laut atau biasa disebut dengan abrasi. Kecepatan gelombang dan angin laut yang kencang menyebabkan terjadinya perubahan bentuk pantai. Bentang alam yang dihasilkan dari erosi ini meliputi cliff, morena, ngarai, dan relung.

3. Pengendapan (Sedimentasi)

Sedimentasi adalah proses pengendapan massa batuan atau materi yang terbawa oleh angin, air, maupun es.

Proses sedimentasi dapat dikelompokkan berdasarkan tempat pengendapannya, yaitu:

  • Sedimentasi fluvial yakni sedimentasi yang terjadi di sungai dan disebabkan oleh air sungai.
  • Sedimentasi marine adalah pengendapan yang terjadi karena abrasi oleh air laut.

4. Amblesan (Mass Wasting)

Amblesan adalah proses perpindahan material atau pergeseran tanah perlahan ke bawah tanpa adanya permukaan bebas.

Penyebab dari adanya proses ini adalah hujan deras yang menimpa tanah yang kurang padat.

Penyebab lain dari terjadinya proses ini adalah erosi, penggunaan air tanah yang berlebihan, adanya timbunan lahan, dan beban berat di atas tanah.

The post Litosfer: Pengertian – Manfaat dan Batuan Penyusunnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>