kurikulum - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/kurikulum Sun, 17 Apr 2022 23:36:32 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico kurikulum - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/kurikulum 32 32 Model Pembelajaran Tematik https://haloedukasi.com/model-pembelajaran-tematik Fri, 15 Apr 2022 07:50:40 +0000 https://haloedukasi.com/?p=33818 Pengertian Model Pembelajaran Tematik Model pembelajaran tematik merupakan suatu sistem pembelajaran yang mengarahkan peserta didik untuk lebih aktif dalam menemukan konsep ilmu pengetahuan secara otentik, holistik, dan bermakna. Model pembelajaran ini menggabungkan beberapa mata pelajaran dengan suatu tema yang berupa objek dan topik. Dengan penerapan model pembelajaran tematik akan memudahkan peserta didik untuk memahami materi […]

The post Model Pembelajaran Tematik appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Model Pembelajaran Tematik

Model pembelajaran tematik merupakan suatu sistem pembelajaran yang mengarahkan peserta didik untuk lebih aktif dalam menemukan konsep ilmu pengetahuan secara otentik, holistik, dan bermakna. Model pembelajaran ini menggabungkan beberapa mata pelajaran dengan suatu tema yang berupa objek dan topik.

Dengan penerapan model pembelajaran tematik akan memudahkan peserta didik untuk memahami materi secara mendalam untuk menciptakan pendidikan yang dialogis sebab pembelajaran dalam tema sangat berhubungan dengan lingkungan sekitar siswa.

Model pembelajaran tematik memfokuskan pada keterlibatan peserta didik secara aktif dalam kegiatan belajar untuk mendapatkan pengalaman langsung serta melatih peserta didik untuk mengeksplorasi wawasan lain untuk didalami.

Peserta didik akan memahami konsep pembelajaran kemudian dapat mengaitkan dengan konsep-konsep pembelajaran lain melalui pengalaman langsung. Hal ini didukung oleh teori Psikologi Gestalt bahwa untuk mendukung kemampuan dan perkembangan anak, maka dalam sistem pembelajaran harus berorientasi pada kebutuhan dan memberikan makna. 

Ciri – Ciri Model Pembelajaran Tematik

Model pembelajaran tematik membuat peserta didik dapat mengembangkan cara berpikir yang kritis dan realistis, sehingga pada setiap pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman yang bermakna secara utuh. Model pembelajaran ini menghubungkan satu materi dengan materi lainnya dalam sebuah tema.

Berikut ciri-ciri model pembelajaran tematik.

  1. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran.
  2. Belajar lebih menyenangkan melalui pendekatan belajar sambil bermain.
  3. Memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan dilakukan secara langsung.
  4. Subjek dalam belajar adalah peserta didik yakni siswa di sekolah sebagai pusat belajar.
  5. Pembahasan tema berfikus pada kehidupan peserta didik yang sesuai dengan kurikulum.
  6. Memudahkan peserta didik untuk belajar dari lingkungan sekitar dalam keseharian sehingga menciptakan fleksibilitas dalam belajar.
  7. Output pembelajaran dapat memberikan peluang untuk mengoptimalkan potensi peserta didik sesuai dengan bakat, minat, serta kebutuhan.
  8. Menggabungkan beberapa mata pelajaran sehingga diferensiasi setiap mata pelajaran kurang jelas, hal ini bertujuan untuk memfokuskan pembelajaran pada tema. 

Tujuan Model Pembelajaran Tematik

Tujuan model pembelajaran tematik adalah untuk memberikan pengalaman dalam proses pembelajaran yang secara utuh dapat memberikan makna sehingga dapat mencapai proses belajar mengajar yang dialogis. Dalam model pembelajaran ini membutuhkan media dan tema.

Media tersebut bertujuan untuk alat penghantar informasi yang melibatkan peserta didik dalam aktivitas belajar yang nyata. Selain media, terdapat hal lain yang dapat memberikan manfaat terhadap proses belajar model pembelajaran tematik adalah tema. Manfaat tema dalam model pembelajaran tematik, sebagai berikut:

  1. Memudahkan peserta didik untuk memusatkan perhatian terhadap tema pembelajaran tertentu.
  2. Memberikan kemudahan untuk mempelajari pengetahuan melalui beberapa mata pelajaran dengan tema yang sama.
  3. Mengarahkan peserta didik untuk memahami materi secara mendalam dan lebih berkesan.
  4. Kompetensi dalam mata pelajaran dapat dikembangkan dengan baik melalui hubungan dengan pengalaman pribadi peserta didik.
  5. Dengan konteks tema yang jelas maka peserta didik akan merasakan makna dan manfaat dalam proses belajar.
  6. Meningkatkan semangat peserta didik dalam belajar sebab dengan model pembelajaran tematik peserta didik dapat berkomunikasi dalam situasi nyata.
  7. Tenaga pendidik akan memanfaatkan waktu dengan lebih efektif sebab dalam model pembelajaran tematik materi yang disajikan dapat diberikan dalam dua atau tiga pertemuan sehingga waktu pertemuan yang tersisa dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pemantapan pembelajaran.

Langkah – Langkah Model Pembelajaran Tematik

Berikut langkah-langkah untuk mempersiapkan model pembelajaran tematik.

1. Menentukan Tema

Untuk menentukan tema dapat dilakukan dengan mempelajari standar kompetensi dasar yang ada pada setiap mata pelajaran, selain itu dapat juga dilakukan dengan menerapkan tema terpadu dilanjut dengan mengidentifikasi kompetensi dasar pada beberapa mata pelajaran yang sesuai.

Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan tema

  • Memahami lingkungan di sekitar peserta didik.
  • Mulai dari yang termudah hingga sulit.
  • Mulai dari yang sederhana hingga ke yang kompleks.
  • Mulai dari konkret hingga menuju abstrak.
  • Mempertimbangkan pemilihan tema sesuai kapasitas kemampuan peserta didik.
  • Menentukan ruang lingkup tema sesuai dengan usia, minat, kebutuhan, dan kemampuan peserta didik.

2. Menyusun Indikator Pencapaian

Setelah tema telah dirumuskan maka langkah selanjutnya adalah menyusun indikator pencapaian belajar. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan dan menentukan standar kompetensi dasar yang ada dalam setiap mata pelajaran.

3. Merumuskan Jaringan Tema

Jaringan tema merupakan hubungan kompetensi dasar dan indikator sesuai dengan tema. Jaringan tema akan mengaitkan antara tema, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian dalam setiap mata pelajaran. 

4. Menyusun Rancangan Pembelajaran

Keseluruhan langkah sebelumnya yang telah dikerjakan akan dijadikan dasar dalam penyusunan silabus atau rancangan pembelajaran. Komponen rancangan pembelajaran terdiri atas antara lain pengalaman belajar, penilaian, alat belajar, indikator pencapaian, kompetensi dasar, dan standar kompetensi.

5. Menyusun Desain Pembelajaran Tematik

Tenaga pendidik seperti guru melakukan penyusunan desain pembelajaran tematik, yang merupakan implementasi dari pengalaman belajar peserta didik yang telah ditentukan dalam rancangan pembelajaran. 

Dalam menyusun desain pembelajaran tematik terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:

  • Alat dan media yang digunakan dalam kegiatan belajar yang sesuai dengan kompetensi dasar pembelajaran.
  • Identitas mata pelajaran yang meliputi waktu pertemuan, semester, kelas, dan nama mata pelajaran yang akan dipadukan.
  • Terdapat indikator dan kompetensi dasar yang hendak dicapai.
  • Materi pokok dirancang untuk dipelajari oleh peserta didik untuk mencapai kompetensi dasar dan indikator.
  • Penilaian merupakan bagian dari prosedur yang digunakan untuk menilai pencapaian belajar peserta didik.
  • Strategi pembelajaran merupakan kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan peserta didik dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran, secara praktik terdapat kegiatan pembukaan, inti, dan penutup.

Prinsip Pembelajaran Tematik Terpadu

Pembelajaran tematik mendukung pencapaian tujuan pembelajaran yang menyesuaikan dengan kurikulum sehingga dalam penerapan model pembelajaran ini diperlukan beberapa prinsip agar mencapai hasil yang maksimal.

Berikut beberapa prinsip dalam pembelajaran tematik terpadu.

  1. Pembelajaran tema dapat mendekatkan peserta didik untuk memahami lingkungan dengan baik dalam kehidupan sehari-hari.
  2. Memilih beberapa mata pelajaran yang saling berhubungan untuk dijadikan ke dalam satu tema.
  3. Model pembelajaran harus menyesuaikan dengan tujuan kurikulum secara utuh sehingga tidak boleh ada hal-hal dalam pembelajaran yang bertentangan dengan hal tersebut.
  4. Materi pembelajaran selalu mempertimbangkan karakteristik, minat, bakat, kemampuan, pengetahuan awal, dan kebutuhan peserta didik.
  5. Tidak ada unsur paksaan dalam setiap materi pembelajaran yang terpadu.

The post Model Pembelajaran Tematik appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
6 Dimensi Kurikulum Beserta Penjelasannya https://haloedukasi.com/dimensi-kurikulum Thu, 17 Mar 2022 03:13:58 +0000 https://haloedukasi.com/?p=32683 Kurikulum merupakan pedoman dalam terlaksana nya pembelajaran dan merupakan salah satu hal yang penting dalam pendidikan dalam semua jenjang pendidikan. Dalam sebuah pembelajaran, kurikulum merupakan jantung dari pendidikan, jika kurikulum tidak ada maka pembelajaran tidak akan berjalan dengan semestinya, karena tidak ada nya tujuan yang akan dicapai dan tidak tau proses yang akan dilakukan. Kurikulum […]

The post 6 Dimensi Kurikulum Beserta Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Kurikulum merupakan pedoman dalam terlaksana nya pembelajaran dan merupakan salah satu hal yang penting dalam pendidikan dalam semua jenjang pendidikan.

Dalam sebuah pembelajaran, kurikulum merupakan jantung dari pendidikan, jika kurikulum tidak ada maka pembelajaran tidak akan berjalan dengan semestinya, karena tidak ada nya tujuan yang akan dicapai dan tidak tau proses yang akan dilakukan.

Kurikulum adalah kumpulan semua kegiatan yang akan dilakukan dalam pendidikan, baik itu yang terjadi dalam kelas maupun luar kelas, untuk memperoleh ijazah dan mencaapi tujuan dari pendidikan.

Ada beberapa dimensi di dalam kurikulum, dimensi tersebut menyangkut peran kurikulum dalam pendidikan dan pelajaran, ada 6 dimensi dalam kurikulum, yaitu:

1. Kurikulum Sebagai Ide

Ide dalam kurikulum bersifat dinamis, yang berarti akan selalu berubah mengikuti perkembangan zaman, kebutuhan dan minat iswa, tuntutan masyarakat, teknologi dan ilmu pengetahuan.

Ide dalam kurikulum hanya ada dalam seseorang yang terlibat dalam pendidikan, seperti kepala dinas -pendidikan, kepala sekolah, guru, pengawas, peserta didik, akademis, orang tua, dan sebagainya.Dari sekian banyak ide yang dikumpulkan, akan dipilih ide yang paling menarik, kreatif, inovatif sesuai dengan visi-misi dan tujuan pendidikan. Ide-ide setiap orang tentu berbeda-beda. Perbedaan tersebut harus dianalisis agar dapat menjadi landasan pengembangan kurikulum.

2. Kurikulum Sebagai Rencana Tertulis

Dimensi kurikulum sebagai rencana akan ditulis dalam suatu dokumen tertulis, sehingga dapat dilihat, dianalisis. Dimensi kurikulum ini pada dasarnya merupakan versi nyata dari dimensi ide kurikulum. Aspek yang perlu dibahas, seperti: struktur kurikulum, mengembangkan tujuan dan kompetensi, manajemen kurikulum, hasil belajar, sistem evaluasi. Kurikulum sebagai ide harus mengikuti ketentuan dan pola kurikulum, dalam perencanaan kurikulum mengalami kesulitan karena ide yang disampaikan kebanyakan terlalu umum dan susah dimengerti oleh para pelaksana kurikulum.

3. Kurikulum Sebagai Suatu Kegiatan

Kurikulum dalam kegiatab merupakan yang sebenarnya terjadi dilapangan. Peserta didik akan mengaggap kurikulum sebagai ide, namun pada kenyataan nya berbanding terbalik dengan yang dialaminya. Ide dan pengalaman mungkin sejalan, tetapi tidak menutup kemungkinan akan saling bertentangan.

Kurikulum harus diartikan dalam satu kesatuan yang utuh. Jika suatu kegiatan tidak termasuk dalam kurikulum, maka hasil belajar siswa di sekolah maupun di luar sekolah merupakan refleksi dan kenyataan dari dimensi kurikulum tertulis. Semua kegiatan yang dilakukan siswa dikelas merupakan implementasi kurikulum. Artinya, kurikulum ide dan kurikulum sebagai kegiatan merupakan rangkaian yang berkesinambungan. Tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa kurikulum kegiatan bukan bagian dari kurikulum, karena semua kegiatan yang dilakukan siswa di dalam maupun diluar sekolah termasuk bagian dari kurikulum.

4. Kurikulum Sebagai Hasil Belajar

Hasil merupakan kurikulum, tetapi kurikulum bukan hasil dari belajar. Banyak orang yang keliru tentang hal ini,mereka hanya tau bahwa hasil dari belajar adalah bagian dari kurikulum, tetapi yang tidak banyak orang tau bahwa kurikulum bukan hanya tentang hasil belajar. Ketika melakukan evaluasi tentang kurikulum ,umumnya orang akan mengaitkannya dengan hasil belajar. Walaupun pada kenyatan nya evaluasi kurikulum jauh lebih luas daripada penilaian hasil belajar.

Hasil belajar bukan satu-satunya hal yang ada dalam evaluasi kurikulum,tetapi bisa menjadi salah satu dimensi kurikulum. Hasil belajar terdiri dari berbagai domain, seperti, keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai-nilai. Tujuan evaluasi kurikulum untuk mengetahui efisien dan efektivitas kurikulum, ada pun fungsi dari kurikulum yaitu untuk menyempurnakan, mengganti kurikulum dalam dimensi. Hasil belajar dipengaruhi beberapa faktor seperti, guru, peserta didik, lingkungan dan sumber belajar.

5. Kurikulum Sebagai Suatu Disiplin Ilmu

Kurikulum Sebagai Disiplin Ilmu memiliki konsep, Prinsip, asumsi, dan prosedur yang dapat dianalsisoleh pakar kurikulum,guru, kepala sekolah, peneliti kurikulum, tenaga pendidikan lainnya yang ingin mempelajari kurikulum.

Di indonesia memiliki beberapa sekolah seperti, Sekolah Pendidikan Guru (SPG), Sekolah Guru Agama (SGA),pada tingkat perguruan tinggi juga ada program studi pengembangan kurikulum. Semua siswa wajib mempelajari kurikulum. Tujuan kurikulum disini untuk mengembangkan ilmmu tentang kurikulum dan sistem nya.

6. Kurikulum Sebagai Suatu Sistem

Sistem berasal dari bahasa yunani (systema) dan bahasa yunani (sustema) yang berarti satu kesatuan yang berisi elemen atau komponen yang dihubungkan untuk mempermudah aliran informasi, energi atau materi untuk mencapai tujuan.

Sistem kurikulum merupakan salah satu bagian yang penting dan tak terpisahkan dari sistem pendidikan dan sistem persekolahan. Sistem yang ada di sekolah terfokus pada kurikulum apa yang akan di susun dan bagaimana kurikulum dilaksanakan.

Sistem kurikulum mencakup tahap-tahap pengembangan dari kurikulum itu sendiri, baik itu dari perencanaan,pelaksanaan, evaluasi, perbaikan dan penyempurnaan kurikulum. Dimensi ini juga menggambarkan tentang komponen-komponen yang terdapat dalam kurikulum.

Kurikulum memiliki tujuan yang satu dan memiliki komponen yang berkaitan satu dengan yang lainnya, hal ini bisa dikatakan bahwa kurikulum merupakan suatu sistem.Sistem memiliki beberapa elemen seperti, manusia, objek, kegiatan, yang terkait dengan proses dan berfungsi sebagai kesatuan organisasi dalam satu tujuan.

Kurikulum diharuskan untuk mengikuti perkembangan zaman, itulah sebabnya kurikulum diperlukan dan dituntut untuk sesuai dengan apa yang dibutuhkan saat ini. Selain sebagai sistem di sekolah, kurikulum juga sebagai sistem di dalam masyarakat.

The post 6 Dimensi Kurikulum Beserta Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Prinsip Pengembangan Kurikulum dan Penjelasannya https://haloedukasi.com/prinsip-pengembangan-kurikulum Mon, 07 Sep 2020 07:57:51 +0000 https://haloedukasi.com/?p=10166 Setelah mengetahui mengenai silabus, berikut ini akan kami jelaskan mengenai prinsip pengembangan kurikulum. Perlu diketahui, kurikulum merupakan perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Berikut ini macam macam prinsip pengembangan kurikulum: 1. Prinsip Relevansi […]

The post 5 Prinsip Pengembangan Kurikulum dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Setelah mengetahui mengenai silabus, berikut ini akan kami jelaskan mengenai prinsip pengembangan kurikulum.

Perlu diketahui, kurikulum merupakan perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan.

Berikut ini macam macam prinsip pengembangan kurikulum:

1. Prinsip Relevansi

Secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di antara komponen-komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi).

Sedangkan secara eksternal bahwa komponen-komponen tersebut memiliki relevansi dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis).

Tuntutan dan potensi peserta didik (relevansi psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat (relevansi sosiologis).

2. Prinsip Fleksibilitas

Kurikulum yang luwes mudah disesuaikan, diubah, dilengkapi atau dikurangi berdasarkan tuntutan dan keadaan ekosistem dan kemampuan setempat, jadi tidak statis atau kaku.

Misalnya dalam suatu kurikulum disediakan program pendidikan ketrampilan industri dan pertanian.

Pelaksanaan di kota, karena tidak tersedianya lahan pertanian., maka yang dilaksanakan program keterampilan pendidikan industri.

Sebaliknya, pelaksanaan di desa ditekankan pada program ketrampilan pertanian.

Dalam hal ini lingkungan sekitar, keadaan masyarakat, dan ketersediaan tenaga dan peralatan menjadi faktor pertimbangan dalam rangka pelaksanaan kurikulum.

3. Prinsip Kontinuitas

Kurikulum dirancang secara berkesinambungan, artinya bagian-bagian, aspek-aspek, materi pembelajaran, dan bahan kajian disusun secara berurutan, tidak terlepas-lepas, melainkan satu sama lain memiliki hubungan fungsional yang bermakna, sesuai dengan jenjang pendidikan, struktur dalam satuan pendidikan, tingkat perkembangan siswa.

Dengan prinsip ini, tampak jelas alur dan keterkaitan didalam kurikulum tersebut sehingga mempermudah guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran.

4. Prinsip Efisiensi

Yaitu mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber daya manusia lain yang ada secara optimal, cermat dan tepat sehingga hasilnya memadai.

5. Prinsip Efektivitas

Efektivitas berkenaan dengan keberhasilan pelaksanaan kurikulum baik secara kuantitas maupun kualitasnya.

Kurikulum merupakan penjabaran dari perencanaan pendidikan dari kebijakan-kebijakan pemerintah.

Dalam pengembangannya, harus diperhatikan kaitan antara aspek utama kurikulum yaitu tujuan, isi, pengalaman belajar, serta penilaian dengan kebijakan sistem pemerintahan dalam bidang pendidikan.

The post 5 Prinsip Pengembangan Kurikulum dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Silabus: Pengertian – Format dan Contohnya https://haloedukasi.com/silabus Mon, 18 May 2020 16:35:43 +0000 https://haloedukasi.com/?p=6550 Suatu pembelajaran hendaknya direncanakan atau dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP yang mengacu pada Standar Isi. Umumnya, perencanaan pembelajaran mencakup penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran.  Silabus dan RPP disusun berdasarkan pendekatan pembelajaran yang digunakan.  Pengertian Silabus Pengertian secara umum Secara […]

The post Silabus: Pengertian – Format dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Suatu pembelajaran hendaknya direncanakan atau dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP yang mengacu pada Standar Isi.

Umumnya, perencanaan pembelajaran mencakup penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran. 

Silabus dan RPP disusun berdasarkan pendekatan pembelajaran yang digunakan. 

Pengertian Silabus

Pengertian secara umum

Secara umum, silabus diartikan sebagai ringkasan dari suatu pelajaran atau hasil penjabaran kurikulum ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan penilaian.

Pengertian menurut KBBI

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan silabus adalah sebagai berikut.

  • Kerangka unsur kursus pendidikan, disajikan dalam aturan yang logis, atau dalam tingkat kesulitan yang makin meningkat.
  • Ikhtisar suatu pelajaran.

Pengertian silabus menurut para ahli

Adapun pengertian silabus menurut para ahli adalah sebagai berikut.

  • D. Nunan
    Mendefinisikan silabus sebagai hal-hal yang berkaitan dengan penyeleksian dan pengurutan isi.
  • D.A Wilkins
    Mendefinisikan silabus sebagai spesifikasi isi pengajaran bahasa yang telah diseleksi dan disusun berdasarkan jenjang dengan tujua membuat proses belajar mengajar menjadi lebih efektif.
  • H.D Brown
    Mendefinsikan silabus sebagai cara-cara mengorganisasikan pengajaran dan materi.

Pengertian silabus menurut Permendikbud

  • Badan Standar Nasional Pendidikan (2006) mendefinisikan silabus sebagai rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.  
  • Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014 tentang kurikulum 2013 Sekolah Menegah Atas/Madrasah mendefinisikan silabus sebagai rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran yang mencakup Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
  • Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah mendefinisikan silabus sebagai acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. 

Fungsi Silabus

Adapun fungsi silabus di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Sebagai pedoman atau acuan dalam mengembangkan pembelajaran.
  • Sebagai sumber pokok bagi guru dalam menyusun rencana pembelajaran lebih lanjut
  • Menghasilkan perangkat pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru.

Tujuan Silabus

Selain memiliki beberapa fungsi, silabus juga memiliki beberapa tujuan antara lain sebagai berikut.

  • Silabus digunakan sebagai acuan bagi guru untuk mengembangkan RPP atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
  • Silabus digunakan sebagai kontrak tertulis antara guru dan peserta didik, baik secara implisit maupun eksplisit.
  • Silabus merupakan dokumen tertulis yang dapat disimpan secara permanen untuk dokumentasi ataupun bahan evaluasi akuntabilitas bagi guru serta program pembelajaran yang dilaksanakan.
  • Silabus digunakan sebagai alat pembelajaran bagi peserta didik karena menyediakan informasi yang memberikan kemudahan bagi peserta didik menjadi pembelajar yang efektif.

Manfaat Silabus

Silabus memiliki beberapa manfaat, antara lain sebagai berikut.

  • Silabus memberikan pedoman atau acuan untuk mengembangkan pembelajaran lebih lanjut seperti menyusun RPP, mengelola kegiatan pembelajaran, menyediakan sumber belajar, dan mengembangkan sistem penilaian.
  • Silabus memberikan gambaran tentang pokok-pokok program yang akan dicapai dalam suatu mata pelajaran.
  • Silabus memberikan semacam ukuran dalam menentukan berhasil tidaknya suatu program pembelajaran.
  • Silabus merupakan dokumen tertulis yang dapat digunakan sebagai akuntabilitas suatu program pembelajaran.

Komponen-komponen Silabus

Menurut Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, silabus umumnya terdiri dari beberapa komponen antara lain sebagai berikut.

  • Identitas mata pelajaran (khusus SMP/MTs/SMPLB/Paket B dan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/ Paket C Kejuruan) yang meliputi nama mata pelajaran, jenjang sekolah, dan kelas/semester.
  • Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas
  • Kompetensi inti yaitu gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjenag sekolah, kelas, dan mata pelajaran
  • Kompetensi dasar yaitu kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran.
  • Tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A)
  • Materi pokok yang memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.   
  • Kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan
  • Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menetukan pencapaian hasil belajar peserta didik
  • Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk satu semester atau satu tahun
  • Sumber belajar dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.

Prinsip Pengembangan Silabus

Adapun prinsip-prinsip pengembangan silabus menurut BSNP adalah sebagai berikut.

  • Ilmiah
    Dalam arti keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
  • Relevan
    Dalam arti cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran, dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.
  • Sistematis
    Dalam arti komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
  • Konsisten
    Dalam arti adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.
  • Memadai
    Dalam arti cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
  • Aktual dan konstekstual
    Dalam arti cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata dan peristiwa yang terjadi.
  • Fleksibel
    Dalam arti keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasikan keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
  • Menyeluruh
    Dalam arti komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).        

Format Silabus

Format silabus adalah bentuk penyajian isi silabus yang terdiri dari komponen-komponen silabus yang disusun berdasarkan prinsip pencapaian standar kompetensi.

Sejatinya terdapat dua macam format silabus sebagaimana yang diberikan oleh BSNP yaitu model kolom atau matriks dan model uraian.

1. Model kolom

Contoh Silabus Kolom

2. Model uraian

Silabus 2

Catatan : Untuk Kurikulum 2013, identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas.

Langkah Pengembangan Silabus

Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu.

Adapun langkah-langkah pengembangan silabus menurut BSNP adalah sebagai berikut.

1. Mengkaji dan menentukan standar kompetensi atau kompetensi inti

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengkaji standar kompetensi atau kompetensi inti sebagaimana tercantum dalam standar isi adalah sebagai berikut.

  • Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi  tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada dalam standar isi.
  • Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran.
  • Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.

2. Mengkaji dan menentukan kompetensi dasar

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengkaji kompetensi dasar sebagaimana tercantum dalam standar isi adalah sebagai berikut.

  • Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi  tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada dalam standar isi.
  • Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran.
  • Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.

3. Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensi dasar adalah sebagai berikut.

  • Potensi diri peserta didik
  • Relevansi dengan karakteristik daerah
  • Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta didik
  • Kebermanfaatan bagi peserta didik
  • Struktur keilmuan
  • Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran
  • Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan
  • Alokasi waktu.

4. Mengembangkan kegiatan pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar bagi peserta didik.

Pengalaman belajar ini melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar.

Pengalaman belajar dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik serta memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut.

  • Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara professional
  • Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar
  • Kegiatan pembalajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran
  • Penentuan urutan kegiatan pembelajaran
  • Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa yaitu kegiatan siswa dan materi

5. Merumuskan indikator pencapaian kompetensi

Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, serta potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.

Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.  

6. Menentukan jenis penilaian

Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator.

Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan, kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek, dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.

Peniliaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik.

Penilaian dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatiakn dalam penilaian adalah sebagai berikut.

  • Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi
  • Penilaian menggunakan acuan manajemen kinerja yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
  • Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan, dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan siswa
  • Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remidi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.
  • Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditenpuh dalam proses pembelajaran.  

7. Menentukan alokasi waktu

Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi mata pelajaran per minggu.

Hal-hal yang harus dipertimbangkan adalah jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar.

Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.

8. Menentukan sumber belajar

Sumber belajar adalah rujukan objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

Contoh Silabus

Berikut adalah contoh silabus format kolom dan format uraian.

1. Contoh Silabus Format Kolom untuk Kurikulum 2013

Contoh Silabus Kolom

2. Contoh Silabus Format Uraian untuk Kurikulum 2013

Contoh Silabus Uraian

Perbedaan Silabus dengan RPP

Adapun perbedaan silabus dengan RPP atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah sebagai berikut.

SilabusRPP
Acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaanImplementasi program pembelajaran yang telah dituangkan dalam silabus
Dijabarkan ke dalam RPPDikembangkan berdasarkan silabus
Dikembangkan oleh guru, kelompok guru, atau kelompok kerja guru kelas/mata pelajaran dibawah koordinasi dan supervisi Dinas pendidikan kab/kota/provinsiWajib dibuat, disusun, dan dipersiapkan oleh setiap pendidik
Disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar IsiDisusun berdasarkan Kompetennsi Dasar atau subtema yang dilaksanakan kali pertemuan atau lebih
Merupakan program yang bersifat makroProgram pembelajaran yang bersifat mikro
Merupakan program bersifat jangka panjang sekitar satu semester atau satu tahun ajaranProgram bersifat jangka pendek untuk satu pertemuan atau lebih
Terdiri dari komponen-komponen yang lebih umumTerdiri dari komponen-komponen yang jauh lebih rinci

The post Silabus: Pengertian – Format dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kurikulum: Pengertian – Tujuan dan Komponennya https://haloedukasi.com/kurikulum Mon, 11 May 2020 02:57:06 +0000 https://haloedukasi.com/?p=6395 Salah satu hal yang paling banyak disorot dalam dunia pendidikan adalah mengenai kurikulum dan segala permasalahan yang bersangkutan dengannya. Hal ini dikarenakan kurikulum dianggap sebagai salah satu faktor  yang bisa mempengaruhi keberhasilan pendidikan itu sendiri. Seiring perkembangan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kurikulum pendidikan juga banyak mengalami tambal sulam bahkan perubahan-perubahan lainnya yang […]

The post Kurikulum: Pengertian – Tujuan dan Komponennya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Salah satu hal yang paling banyak disorot dalam dunia pendidikan adalah mengenai kurikulum dan segala permasalahan yang bersangkutan dengannya.

Hal ini dikarenakan kurikulum dianggap sebagai salah satu faktor  yang bisa mempengaruhi keberhasilan pendidikan itu sendiri.

Seiring perkembangan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kurikulum pendidikan juga banyak mengalami tambal sulam bahkan perubahan-perubahan lainnya yang cukup signifikan.

Itu semua diperlukan agar kurikulum pendidikan bisa menyesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja pada masa yang akan datang.

Pengertian Kurikulum

Pengertian Kurikulum Secara Umum

Istilah kurikulum diambil dari Bahasa Yunani yaitu curir yang berarti “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”.

Istilah ini biasa digunakan dalam dunia olahraga yakni jarak tempuh yang harus dicapai seorang pelari agar dia bisa mendapatkan medali.

Istilah ini kemudian digunakan juga dalam bidang pendidikan untuk menggambarkan sejumlah pelajaran yang harus dipelajari seseorang untuk mendapatkan ijazah.

Pengertian Kurikulum Menurut KBBI

Ada dua pengertian kurikulum yang termuat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu:

  • Perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan
  • Perangkat mata kuliah mengenai bidang keahlian khusus

Pengertian Kurikulum Menurut Para Ahli

Beberapa ahli pendidikan juga mengemukakan pandangan mereka tentang makna istilah kurikulum, yaitu sebagai berikut :

  • Prof. Dr. S. Nasution, M.A
    Dalam buku karangannya yang berjudul Kurikulum dan Pengajaran, beliau menyebutkan bahwa kurikulum adalah serangkaian rencana yang disusun demi melancarkan proses belajar-mengajar.
  • Dr. H. Nana Sudjana
    Dalam bukunya, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, beliau menyatakan bahwa kurikulum merupakan kumpulan niat dan harapan yang tertuang dalam bentuk program pendidikan yang dilaksanakan oleh guru di sekolah.
  • J. Galen Taylor dan William M. Alexander
    Di dalam buku Curriculum Planning for Better Teaching and Learning (1956). Taylor dan Alexander menjelaskan arti kurikulum sebagai segala usaha untuk mempengaruhi anak belajar, apakah dalam ruang kelas, di halaman sekolah atau diluar sekolah.
  • Franklin Bobbt (1918)
    Mengemukakan kurikulum adalah susunan pengalaman belajar terarah yang digunakan oleh sekolah untuk membentangkan individual peserta didik.
  • Ralph Tyler (1857)
    Kurikulum adalah susunan pengalaman belajar yang direncanakan dan terarah oleh sekolah untuk mencapai pendidikan.
  • Hollins Caswell (1935)
    Kurikulum adalah susunan pengalaman yang digunakan guru sebagai proses dan prosedur untuk membimbing anak didik menuju dewasa.

Pengertian Menurut Undang-undang

Adapun dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan bahwa kurikulum adalah Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Sejarah Kurikulum Dari Masa Ke Masa

Perubahan kurikulum adalah sebuah keniscayaan mengingat dari masa ke masa kondisi sosial ekonomi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terus terjadi.

Oleh karena itu, penyesuaian-penyesuaian terhadap kurikulum perlu dilakukan agar selaras dengan kebutuhan yang ada pada masa tersebut.

Berikut adalah beberapa kurikulum yang pernah berlaku di Indonesia sejak awal kemerdekaan hingga saat ini:

1. Kurikulum 1947

Kurikulum 1947 atau yang disebut dengan Rencana Pelajaran 1947 masih sangat dipengaruhi oleh sistem pendidikan kolonial Belanda dan Jepang. Rencana Pelajaran 1947 bisa dikatakan hanya sebagai pengganti sistem pendidikan kolonial Belanda.

2. Kurikulum 1952

Kurikulum yang merupakan penyempurnaan dari Kurikulum 1947 ini sering disebut dengan Rencana Pelajaran Terurai 1952.

Kurikulum ini disusun dengan mengarah pada sistem pendidikan nasional. Yang menjadi ciri dari kurikulum 1952 ini adalah di setiap rencana pelajaran isi pelajaran banyak dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.

3. Kurikulum 1964

Kurikulum 1964 atau Rencana Pendidikan 1964 memiliki ciri khas sebagai berikut:

  • pembelajaran yang dipusatkan pada program Pancawardhana yakni mencakup pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral.
  • Mata pelajaran diklasifikasikan ke dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik, keterampilan, dan jasmani.
  • Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis.

4. Kurikulum 1968

Kurikulum 1968 yang merupakan revisi dari Kurikulum 1964 yaitu pada perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.

5. Kurikulum 1975

Kurikulum 1975 dirancang dengan tujuan agar pendidikan menjadi lebih efisien dan efektif.

Oleh karenanya dibuatkan PPSI atau Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional atau yang saat ini disebut Satuan Pelajaran, yang memuat rincian metode, materi, dan tujuan pengajaran.

6. Kurikulum 1984

Kurikulum 1984 sebagai penyempurnaan dari Kurikulum 1975 disusun dengan pendekatan skill approach.

Dalam penerapannya kurikulum ini menjadikan siswa sebagai subjek belajar dimana secara mandiri siswa dibimbing untuk bisa mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan.

Metode belajar ini disebut Student Active Leaming (SAL) atau Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).

7. Kurikulum 1994

Kurikulum 1994 dibuat sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Pada kurikulum ini terjadi perubahan sistem semester sistem caturwulan. Tujuan pengajaran dalam kurikulum 1994 lebih menekankan pada pemahaman konsep dan keterampilan dalam pemecahan masalah dan menyelesaikan soal.

8. Kurikulum 2004 (KBK)

Kurikukum 2004 atau yang lebih dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) lebih fokus terhadap pengembangan kemampuan atau kompetensi dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Tujuan yang di harapkan adalah tercapainya kompetensi anak didik baik secara individual maupun klasikal.

9. Kurikulum 2006 (KTSP)

Kurikulum 2006 disebut juga sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

KTSP sendiri pada dasarnya tidak banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004, baik dalam segi target pencapaian, proses, maupun teknik pelaksanaannya.

Hanya saja, dalam KTSP guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan serta situasi dan kondisi siswa dan sekolah.

Tujuan KTSP adalah untuk mencapai tujuan pendidikan nasional dengan disertai keselarasan dengan kekhasan kondisi dan potensi daerah dimana satuan pendidikan dan peserta didik berada.

Sehingga kurikulum yang disusun oleh satuan pendidikan masih memungkinkan untuk diadakannya penyesuaian program pendidikan tersebut dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.

Fungsi Kurikulum

Beberapa fungsi dari adanya kurikulum dibedakan ke dalam beberapa kriteria berikut :

  • Fungsi Integrasi

Bahwa kurikulum yang disusun dapat membantu terbentuknya individu-individu yang utuh, yang nantinya dapat diterima dan berintegrasi di lingkungan masyarakat, bangsa dan negara.

  • Fungsi Penyesuaian

Yaitu  kemampuan kurikulum untuk membantu siswa ketika harus menyesuaikan diri dengan segala perubahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya.

  • Fungsi Persiapan

Kurikulum berfungsi untuk mempersiapkan siswa dalam melanjutkan jenjang pendidikannya ataupun ketika akan terjun ke masyarakat dan dunia kerja.

  • Fungsi Diferensiasi

Kurikulum sebagai alat yang mampu menjembatani segala bentuk perbedaan yang ada dalam diri siswa.

  • Fungsi Diagnostik

Kurikulum mampu membantu untuk mengenali potensi atau kelebihan dan kekurangan yang ada dalam diri siswa. Sehingga diharapkan siswa bisa mengembangkan potensinya dan mengatasi kelemahannya tersebut

  • Fungsi Pemilihan

Kurikulum membantu siswa untuk menemukan program pembelajaran sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya.

Tujuan Kurikulum

Pada dasarnya sebuah kurikulum dibuat dengan tujuan untuk mencapai target tujuan pendidikan nasiona. Di Indonesia, tujuan kurikulum terbagi menjadi beberapa macam, yaitu:

1. Tujuan Nasional

Tujuan nasional pendidikan Indonesia sebagaimana diatur dalam Undang-Undang no. 2 tahun 1980 mengenai sistem pendidikan nasional, adalah:

  • Mencerdaskan kehidupan bangsa
  • Membentuk masyarakat yang beriman serta bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
  • Membentuk masyarakat dengan budi pekerti luhur, terampil dan cerdas
  • Membentuk masyarakat yang sehat secara jasmani dan rohani
  • Membentuk masyarakat yang memiliki kepribadian yang kuat, mandiri serta memiliki rasa tanggung jawab untuk masyarakat dan negaranya

2. Tujuan Institusional

Tujuan institusional adalah tujuan lembaga, dalam hal ini adalah lembaga pendidikan seperti Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Madrasah Aliyah (MA), dan lain sebagainya.

Tujuan institusional dari disusunnya sebuah kurikulum adalah untuk membantu siswa agar bisa menyelesaikan pendidikannya di institusi dimana siswa tersebut menuntut ilmu.

3. Tujuan Kulikuler

Bahwa kurikulum dibuat untuk memberikan arahan terhadap arah pendidikan dan menjabarkan apa yang menjadi tujuan atau dasar dari sebuah mata pelajaran atau keahlian yang diajarkan kepada siswa

4. Tujuan Instruksional

Tujuan instruksional ini adalah tujuan yang harus dicapai dan diterapkan siswa ketika ia telah menyelesaikan proses belajar mengajarnya.

Manfaat Kurikulum

Pada dasarnya kurikulum bermanfaat memberikan arahan pada setiap proses belajar-mengajar agar tujuan pendidikan nasional dapat tercapai dengan baik.

1. Manfaat Kurikulum Bagi Guru

  • Sebagai pedoman untuk merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
  • Untuk membantu dalam memberikan pemahaman kepada tenaga pengajar akan tugas dan tanggungjawabnya.
  • Membantu tenaga pengajar agar lebih kreatif dalam proses belajar-mengajar.
  • Menunjang kegiatan pengajaran agar lebih baik dan tepat sasaran.

2. Manfaat Kurikulum Bagi Sekolah

  • Membantu sekolah dalam menyukseskan penyelenggaraan pendidikan.
  • Memberikan peluang bagi sekolah untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan situasi kondisi sekolah tersebut.
  • Membantu sekolah dalam upaya pencapaian tujuan program pendidikan di sekolah yang bersangkutan pada khususnya dan tujuan pendidikan Nasional pada umumnya.

3. Manfaat Kurikulum Bagi Masyarakat

  • Sebagai pedoman bagi orang tua dalam membimbing dan mengarahkan proses belajar anaknya.
  • Memberi kemungkinan bagi masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pengembangan dan penyempurnaan sebuah program pendidikan.

Komponen Kurikulum

Ada empat komponen pembentuk sebuah kurikulum, yakni :

Komponen Tujuan

Tujuan disusunnya sebuah kurikulum harus memperhatikan dan selaras dengan tujuan dari pendidikan yang ingin dicapai.

Adapun tujuan pendidikan menurut permendiknas No. 22 Tahun 2007 pada tingkat pendidikan dasar dan menengah adalah sebagai berikut:

  • Tujuan pendidikan dasar adalah untuk meletakkan dasar pengetahuan, kecerdasan, kepribadian, keterampilan hidup mandiri, akhlak mulia serta mengikuti untuk pendidikan selanjutnya.
  • Tujuan pendidikan menengah yaitu untuk meningkatkan pengetahuan, kecerdasan, kepribadian, keterampilan hidup mandiri, akhlak mulia serta untuk mengikuti pendidikan pada tahap selanjutnya.
  • Tujuan pendidikan menengah kejurusan yaiut untuk meningkatkan pengetahuan, kecerdasan, kepribadian, keterampilan hidup mandiri, akhlak mulia serta untuk mengikuti pendidikan yang selanjutnya sesuai jurusannnya masing-masing.
  • Tujuan pendidikan institusional yaitu tujuan pendidikan yang dikembangkan di kurikuler dalam setiap mata pelajaran disekolah.

Komponen Isi (Bahan pengajaran)

Isi atau kandungan dalam kurikulum harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

  • Menunjang tercapainya tujuan pendidikan
  • Mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan uji.
  • Sesuai dan bermakna bagi perkembangan siswa.
  • Mencerminkan kenyataan sosial..

Komponen Strategi

Kurikulum memiliki strategi, yaitu cara yang ditempuh dalam pembelajaran, pelaksanaan bimbingan, penilaian, dan mengatur kegiatan belajar mengajar baik umum maupun khusus.

Adanya strategi ini diperlukan agar tujuan kurikulum dapat tercapai dengan baik.

Komponen Evaluasi

Yakni adanya pemeriksaan atau evaluasi terhadap keberhasilan suatu kurikulum.

Hasil evaluasi itu nantinya akan digunakan dalam pengembangan model kurikulum baru atau penyempurnaan dari kurikulum yang sudah ada.

The post Kurikulum: Pengertian – Tujuan dan Komponennya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>