laba - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/laba Fri, 18 Mar 2022 06:34:53 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico laba - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/laba 32 32 Target Costing: Pengertian, Tujuan dan Tahapanya https://haloedukasi.com/target-costing Fri, 18 Mar 2022 06:34:51 +0000 https://haloedukasi.com/?p=32734 Dalam menentukan harga terbaik untuk produk yang akan dijual di pasar, ada strategi tertentu yang diterapkan perusahaan. Salah satu strateginya ialah target costing. Ini merupakan strategi yang membuat perusahaan mampu menentukan titik harga dan informasi penting tentang produk baru sebelum memulai produksi. Strategi ini pula yang dapat menentukan besar kecilnya keuntungan yang akan didapat serta […]

The post Target Costing: Pengertian, Tujuan dan Tahapanya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dalam menentukan harga terbaik untuk produk yang akan dijual di pasar, ada strategi tertentu yang diterapkan perusahaan. Salah satu strateginya ialah target costing.

Ini merupakan strategi yang membuat perusahaan mampu menentukan titik harga dan informasi penting tentang produk baru sebelum memulai produksi.

Strategi ini pula yang dapat menentukan besar kecilnya keuntungan yang akan didapat serta menentukan teknik promosi yang tepat dalam proses pemasaran. Untuk mengetahui lebih lanjut dengan target costing, berikut ulasannya.

Pengertian Target Costing

Target costing atau yang disebut juga terget biaya, adalah sebuah cara merencanakan laba dan manajemen biaya, yang difokuskan pada suatu produk.

Cara ini dapat membuat perusahaan menentukan, apakah mereka dapat memproduksi produk baru dan mencapai tujuan laba mereka.

Jika melalui perhitungan terget costing, suatu produk ternyata tidak dapat diterapkan dan tidak sesuai biaya target, maka pembatalan dapat dilakukan sebelum produksi dimulai dan mengurangi resiko kerugian di masa depan.

Perencanaan biaya ini dimulai dengan mempertimbangkan proses manufaktur. Penentuannya digunakan oleh perancang produk sebelum proses desain dan produksi barang dimulai.

Dalam menentukan target costing, pihak manajemen akan melibatkan penentuan biaya maksimum yang harus dikeluarkan untuk produk baru.

Setelahnya, proses tersebut dilanjutkan dengan mengembangkan sampel produk untuk menentukan biaya target produk. Dalam melakukan hal ini, tentu perusahaan harus menerapkan metode Penentuan Biaya dan Pengembangan Produk.

Target costing ini, umumnya dilakukan pada produk baru dan produk di generasi berikutnya. Penentuan target costing dimulai dengan memahami pasar, keinginan untuk memenuhi kebutuhan konsumen, meningkatkan kualitas produk, fitur, ketepatan waktu dan harga.

Selain itu, strategi target costing juga merupakan proses menentukan biaya maksimum yang digunakan untuk membuat produk baru. Target costing dapat digunakan pula untuk merancang prototype yang menguntungkan perusahaan, dengan biaya maksimum yang telah ditetapkan.

Dalam menentukan target biaya dalam membuat produk, ada rumus yang dapat digunakan, yakni:

Target Costing = Harga Jual – Margin Keuntungan

Target biaya terus diperlukan perusahaan selama siklus penjualan tetap berjalan. Sebab, target ini digunakan sebagai acuan untuk memastikan produk yang dijual menghasilkan keuntungan.

Target costing pun berguna dalam industri dengan tingkat persaingan tinggi. Strategi ini menjadi penting karena penawaran dan permintaan pasar adalah faktor utama dibalik penetapan harga produk.

Karakteristik Target Costing

Target costing juga memiliki beberapa karakteristik tertentu, di antaranya adalah:

1. Perencanaan Produk

Target costing dapat digunakan dalam tahap perencaaan produk dan desain. Dalam perencanaa produk aada dua hal yang menjadi elemen penting, yaitu:

  • Penentuan harga suatu produk yang beredar di pasar ditentukan oleh keadaan pasar dan konsumen.
  • Produk diluncurkan untuk memperluas usaha, dengan pasar yang berisi beragam produk yang sama dengan fungsi yang berbeda.

2. Perencanaan Biaya

Metode ini ditandai dengan merencanakan biaya dengan tujuan mengurangi biaya yang dikeluarkan. Perencanaan biayanya memiliki pengerjaan terbalik dari harga dalam menentukana biaya. Perhitungan ini bisa dilakukan secara efektif di dalam tahap desain dan mengembangkan hidup suatu produk.

3. Orientasi Perusahaan

Karakteristik penerapan target costing, terjadi pada perusahaan yang memiliki orientasi. Hal ini merujuk pada perusahaan yang membuat beraneka ragam produk dalam jumlah sedikit hingga sedang.

Perusahaan yang memiliki visi-misi yang jelas dengan produksi tinggi, pastinya menggunakan target costing dalam menentukan biaya produksi dan menjalankan siklus ekonomi perusahaan.

4. Produksi Barang

Karakteristik yang terakhir adalah produksi barang. Hal ini biasanya digunakan dalam mengendalikan spesifikasi desain dan teknik produksi barang.

Metode target costing lebih banyak digunakan dalam manajemen keuangan dan teknik produksi daripada bagian akuntansi. Target costing juga sangat efektif dalam tahap desain, prodksi, dan pengembangan siklus hidup suatu produk.

Tujuan Target Costing

Sebagai strategi yang sanagt diperlukan dalam siklus kehidupan ekonomi perusahaan, target costing memiliki beberapa tujuan, yaitu:

1. Mengurangi Biaya Produksi

Penetapan target costing dapat membantu perusahaan dalam mengurangi biaya produksi. Sebab, perusahaan dapat memangkas waktu siklus produk dan menghapus langkah-langkah yang tidak berguna bagi pelanggan dengan biaya yang besar.

Dengan menggunakan strategi ini, perusahaan dapat menemukan cara paling efektif dan efisien untuk memproduksi barang, dengan biaya yang sesuai perhitungan tanpa mengurangi kualitas produk yang akan dihasilkan.

Hal ini tentu dapat menguntungkan perusahaan. Sebab, biaya produksi yang rendah dapat meningkatkan keuntungan tanpa membuat konsumen merasa rugi, karena produk yang dihasilkan pun memiliki standar yang tinggi.

2. Memastikan Perolehan Keuntungan

Jika seluruh produksi direncanakan dengan matang dan sesuai target coating, maka tak heran jika hal tersebut dapat memberikan keuntungan yang diharapkan perusahaan.

Penetapan biaya target dapat berkontribusi dalam kesuksesan perusahaan secara keseluruhan. Target ini juga sangat penting dalam memastikan kestabilan keuangan perusahaan.

Jika finansial perusahaan stabil, maka hal ini akan memberi dampak baik bagi pemimpin bisnis, investiir dan pemangku kebijakan lain dalam perusahan yang berkepentingan.

3. Memotivasi Pelaku Bisnis

Target costiing juga dapat memberi pengaru psikologis bagi pada karyawan atau pekerja yang terlibat dalam proses peluncuran dan pemasaran produk.

Sebab, target ini dapat memotivasi mereka untuk memperoleh laba yang telah ditentukan, mengembangkan produk baru dan menjalankan target costing di seluruh aktivitas perusahaan.

4. Fokus pada Pelanggan

Proses penetapan biaya target juga dapat membantu perusahaan untuk fokus pada pelanggan. Hal ini dikarenakan, penetapan biaya target didasari oleh harga produk yang diharapkan pelanggan.

Dengan begitu, konsumen akan merasa bahwa perusahaan menghargai dan mengerti keinginan mereka, dan membuat pelanggan akan tetap terlibat dan berlangganan.

Penetapan target costing pun memungkinkan pelanggan dalam membeli produk dengan harga yang terjangkau. Dengan begitu, perusahaan maupun pelanggan, keduanya dapat memperoleh keuntungan.

Tahap Target Costing

Dalam melakukan target costing atau target biaya, perusahaan harus menerapkan tahap-tahap yang tepat agar strategi ini dapat berjalan dengan efektif. Berikut tahap yang dilakukan perusahaan dalam menerapkan target costing:

  • Tentukan Harga Jual. Hal pertama yang harus dilakukan dalam target costing adalah menentukan harga jual untuk produk baru, memperhitungkan output dari analisis pasar dan menentukan target laba.
  • Target Biaya. Tahap kedua dari target costing adalah menentukan target biaya dengan cara mengurangi target biaya dengan harga jual.
  • Analisis Biaya Fungsional. Di tahap selanjutnya, perusahaan perlu melakukan analisis biaya fungsional untuk komponen dan proses tertentu.
  • Biaya Produk. Setelah tahap-tahap di atas terlaksana dan menemukan angka yang sesuai, maka tahap selanjutnya adalah memperkirakan biaya produk.
  • Perbandingan. Langkah selanjutnya adalah membuat perbandingan antara perkiraan biaya produk dengan target biaya. 
  • Analisis Biaya. Dalam tahap ini, jika perkiraan biaya produk memiliki nilai yang lebih besar dari target biaya yang telah ditetapkan, maka perusahaan harus melakukan analisis biaya ulang. Hal ini dilakukan untuk mengurangi perkiraan biaya produk.
  • Keputusan Akhir. Setelah perkiraan biaya produk telah sesuai dengan target biaya yang telah dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah melakukan pengenalan produk dan produksi.
  • Manajemen Biaya. Tahap akhir dari target costing yaitu melakukan manajemen biaya ketika barang yang akan dijual di pasaran memasuki tahap produksi dan siap untuk diedarkan. Tahap ini penting dilakukan agar produksi yang dilakukan tidak keluar dari budget anggaran.  

Kelebihan Target Costing

Setiap strategi pastinya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dalam hal ini target costing, tentunya memiliki keunggulan yang membuatnya sukses menghidupi jalannya roda bisnis perusahaan. Kelebihan target costing adalah sebagai berikut:

  • Komitmen Manajemen. Salah satu hal yang menjadi kelebihan utama target costing adalah menghasilkan adanya komitmen manajemen agar perusahaan dapat melakukan berbagai perbaikan dan inovasi produk untuk membuat produk yang dihasilkan perusahaan lebih unggul dan lebih kompetitif.
  • Memberi Harapan pada Konsumen. Berkat target costing, harga produk yang dihasilkan hampir sama dengan brand lainnya, hal ini bertujuan agar pelanggan dapat menjangkau produk yang sama dengan harga dan kualitas yang bersaing dengan brand lainnya. Dalam artian, pelaggan memiliki pilihan untuk menjangkau produk yang diinginkan.
  • Skala Ekonomi yang Baik. Dengan berjalannya waktu dan siklus penjualan yang terus hidup, maka target costing akhirnya dapat menciptakan skala ekonomi yang lebih baik.
  • Pendekatan Pelanggan. Target costing pun dapat menjadi cara perusahaan dalam merancang dan menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan. Dengan begitu, barang yang diproduksi perusahaan akan lebih tepat sasaran.
  • Memberikan Nilai Terbaik. Kelebihan target costing yang terakhir adalah mampu memberikan nilai terbaik. Dengan seluruh riset dan perencanaan yang matang, maka tak heran jika penjualan yang dilakukan perusahaan akan menghasilkan keuntungan terbaik.

Perbedaan Target Costing dan Target Pricing

Banyak orang mengira target costing dan target pricing adalah dua hal yang sama. Pada kenyataannya, dua hal tersebut sanagatlah berbeda.

Target pricing adalah target harga yang telah diriset terlebih dahulu sebelum biaya produksi ditentukan. Perusahaan akan melakukan riset tentang permintaan harga di pasaran terkait produk tertentu dan membandingkannya dengan harga yang dimiliki oleh perusahaan pesaing.

Proses dari target pricing ialah menghasilkan harga produk lebih dahulu, lalu setelahnya biay aproduk ditentukan dengan harga penjualan yang ditentukan perusahaan.

Dengan menentukan target pricing, maka harga produk cenderung murah karena mengikuti permintaan pasar. Perusahaan juga dapat mengontrol biaya produksi karena harga produksinya tidak boleh melebihi harga penjualan yang sudah ditentukan oleh riset pasar.  

Hal yang menjadi pembeda antara target costing dengan target pricing adalah, target costing dapat dilakukan dengan menentukan harga jual pada produknya atau target pricing.

Dapat dikatakan, target costing akan sukses jika perusahaan melakukan riset dan penelitian permintaan pasar dengan akurat untuk menentukan target pricing. Dari angka tersebut, baru perusahaan dapat menentukan biaya produksi yang sesuai dengan kebutuhan pasar dan target keuntungan tertentu.

Singkatnya, target costing dan target pricing ini dua hal yang saling berkaitan satu sama lain. Target costing adalah salah satu bagian dari target pricing.

Meski begitu, keduanya memiliki kekurangan tersendiri. Dalam target pricing, jika riset harga yang dilakukan salah dan keliru, maka hal tersebut dapat mengakibatkan kegagalan di seluruh proses bisnis.

Begitu pula dengan target costing, jika dalam penentuannya tidak memperhitungkan target pricing dengan benar maka keseluruhan proses perecanaan produk akan mengalami kegagalan.

The post Target Costing: Pengertian, Tujuan dan Tahapanya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Laba Dalam Akuntansi: Pengertian – Cara Menghitung dan Contoh https://haloedukasi.com/laba-dalam-akuntansi Tue, 10 Mar 2020 10:55:36 +0000 https://haloedukasi.com/?p=4460 Laba dalam ekonomi dan bisnis memiliki peran yang sangat penting karena berhasil atau tidaknya sebuah perusahaan diukur dari laba perusahaan. Pengertian Laba Pengertian Laba Secara Umum Secara umum, laba adalah selisih pendapatan dan biaya. Dapat juga menjadi ukuran untuk menilai berhasil atau tidaknya manajemen suatu perusahaan. Organisasi akuntansi saat ini menganut pengertian laba akuntansi sebagai […]

The post Laba Dalam Akuntansi: Pengertian – Cara Menghitung dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Laba dalam ekonomi dan bisnis memiliki peran yang sangat penting karena berhasil atau tidaknya sebuah perusahaan diukur dari laba perusahaan.

Pengertian Laba

Pengertian Laba Secara Umum

Secara umum, laba adalah selisih pendapatan dan biaya. Dapat juga menjadi ukuran untuk menilai berhasil atau tidaknya manajemen suatu perusahaan.

Organisasi akuntansi saat ini menganut pengertian laba akuntansi sebagai selisih positif antara pendapatan dan biaya.

Makna laba secara umum juga dapat diartikan sebagai kenaikan kemakmuaran dalam suatu periode.

Dan dapat dinikmati dengan syarat tetap mempertahankan kemakmuran awal.

Ilmu ekonomi murni mendefinisikan laba sebagai peningkatan kekayaan investor yang didapatkan dari hasil penanam modalnya.

Tentu saja setelah dikurangi biaya-biaya yang berkaitan dengan penanaman modal tersebut.

Di dalam akuntansi laba didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi.

Yang menjadi pembeda antara ke duanya adalah tentang pendefinisian biaya. Laba merupakan elemen yang paling penting bagi pemakai.

Karena angka laba diharapkan cukup mewakili representasi kinerja perusahaan secara keseluruhan.

Tetapi, teori akuntansi sampai saat ini belum sepakat dalam pemaknaan dan pengukuran laba.

Pengertian Laba menurut para ahli

  • Menurut Horngren (1997)

Laba adalah kelebihan dari total pendapatan dibandingkan dengan total beban. Disebut juga laba bersih.

  • Menurut Hansen dan Mowen (2001)

Laba adalah pendapatan operasional dikurangi pajak, biaya bunga, biaya penelitian dan pengembangan.

Laba bersih disajikan di dalam laporan laba rugi dengan membandingkan pendapatan dan biaya.

  • Darsono dan Ari Purwanti

Laba adalah prestasi seluruh karyawan dalam suatu perusahaan.

Dan dinyatakan dalam bentuk uang yaitu berbentuk selisih antara pendapatan dikurangi beban.

  • Kuswadi

Perhitungan laba didapatkan dari sebuah pendapatan dikurangi semua biaya.

  • Abdul Halim dan Bambang Supomo

Laba adalah pusat pertanggung jawaban yang masuk dan keluar dapat diukur dengan menghitung selisih antara pendapatan dan biaya.

  • Mahmud M. Hanafi

Laba adalah ukuran keseluruhan prestasi dari sebuah perusahaan, yang didapatkan dari hasil penjualan dikurangi biaya.

Karakteristik Laba

Untuk dapat memahami laba lebih mendetail, perlu kita ketahui juga karakteristik laba :

  • Laba yang berdasarkan pada suatu transaksi yang akan benar-benar terjadi.
  • Laba yang juga didasarkan pada suatu periode tertentu.
  • Laba yang dapat didasarkan pada prinsip pendapatan. Melalui suatu pemahaman khusus tentang arti laba, pengukuran dan pengakuan pendapatan.
  • Laba yang membutuhkan pengukuran tentang biaya dalam suatu bentuk biaya historis. Yang diberikan perusahaan demi mendapatkan sebuah pendapat tertentu.
  • Laba yang didasarkan pada suatu prinsip perbandingan antara pendapatan dan biaya. Dan sangat relevan dan kaitan dengan pendapatan tersebut.

Tujuan Laba

Sebuah perusahaan, usaha menengah maupun start up pasti memiliki tujuan mengapa laba layak dicari. Berikut adalah tujuan laba:

  • Untuk membiayai operasional suatu perusahaan atau bisnis dalam pencapaian laba yang lebih maksimal.
  • Untuk dapat melunasi hutang yang ada.
  • Sebagai cadangan dana untuk suatu kebutuhan investasi perusahaan.
  • Untuk mengembangkan perusahaan atau bisnis di masa depan

Tujuan Melaporkan Laba

Tujuan pelaporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan.

Informasi ini dapat menunjukan prestasi perusahaan dalam menghasilkan laba (earning per share).

Dengan dengan harapan para pemakai laporan dapat mengambil keputusan ekonomi yang tepat sesuai dengan kepentingannya.

Informasi laba sebenarnya dapat digunakan untuk memenuhi berbagai tujuan.

Tujuan pelaporan laba adalah untuk meyajikan informasi yang bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Informasi tentang laba perusahaan dapat digunakan:

  • Sebagai indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam rate of return on invested capital
  • Sebagai pengukur prestasi manajemen
  • Sebagai dasar penentuan besarnya pajak
  • Sebagai alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomi suatu Negara
  • Sebagai dasar kompensasi dan pembagian bonus
  • Sebagai alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan
  • Sebagai dasar untuk kenaikan kemakmuran
  • Sebagai dasar pembagian deviden.

Fungsi Laba

Laba yang tinggi menunjukkan bahwa konsumen menginginkan produksi yang banyak dari sebuah industri atau perusahaan.

Sebaliknya, laba yang rendah atau rugi menunjukkan bahwa para konsumen kurang menggemari produk. Atau kemungkinan komoditi memiliki metode produksi yang tidak efisien.

Laba ini memberi petunjuk penting untuk suatu relokasi sumber daya atau kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat.

Dalam suatu sistem yang sempurna, laba bukan satu-satunya yang diutamakan oleh manajemen. Aspek pelayanan adalah yang utama.

Sedangkan Koperasi memandang laba dari fungsinya. Fungsi ini bergantung pada besar kecilnya partisipasi atau transaksi anggota-anggotanya dengan koperasinya.

Jika partisipasi anggota tinggi, maka akan tinggi juga manfaat yang diterima oleh anggota.

Unsur-unsur Laba

Laba yang didapatkan sebuah perusahaan atau bisnis tak lepas dari unsur-unsur berikut :

  • Pendapatan

Pendapatan adalah hasil dari pekerjaan seseorang. Pendapatan juga dipahami sebagai sesuatu yang didapatkan setelah pekerjaan selesai atau setelah melakukan sebuah bisnis.

  • Beban

Beban adalah sesuatu yang harus dikeluarkan dan dipertanggung jawabkan seseorang demi mendapatkan hasil yang diharapkan.

Beban sangat penting untuk dapat dipenuhi untuk mendapatkan suatu keuntungan atau laba yang Anda cari.

  • Biaya

Biaya dapat diartikan sebagai sesuatu hal yang harus menjadi kas dalam suatu bisnis.

Fungsinya sebagai alat penggerak bisnis agar tetap berjalan dengan baik. Dan dapat memberikan laba yang diharapankan.

  • Untung-rugi

Keuntungan adalah sesuatu yang didapatkan seseorang yang melakukan bisnis yang berjalan sesuai rencana dan target.

Untung adalah pendapatan pebisnis. Sedangkan kerugian adalah hal yang dihindari oleh semua pemilik usaha.

  • Penghasilan

Penghasilan adalah hasil akhir dari suatu bisnis. Penghasilan inilah yang digunakan untuk suatu kehidupan bisnis.

Faktor yang mempengaruhi Perubahan Laba

Laba juga dapat mengalami perubahan, perubahan tersebut dipengaruhi beberapa faktor berikut :

  • Periode Waktu

Periode waktu dapat memprediksi perubahan laba dengan realisasi yang akan dicapai. Semakin pendek interval waktu, maka semakin akurat ramalan tersebut.

  • Besaran Perusahaan

Skala ekonomi berbeda-beda pada tiap perusahaan. Skala ekonomi yang tinggi dapat menghasilkan produk dengan tingkat biaya rendah.

Tingkat biaya rendah merupakan salah satu unsur untuk dapat mencapai laba yang diingikan sesuai standar yang telah diprediksikan.

  • Umur Perusahaan

Manajemen suatu perusahaan yang masih baru masih belajar untuk menentukan ketepatan perubahan laba.

Dan sebaliknya perusahaan yang sudah lama bergerak akan semakin cermat pada perubahan laba.

  • Kredibilitas Penjamin Emisi

Penjamin emisi akan sangat berhati-hati untuk menjaga kredibilitas prediksi laba.

karena penjamin emisi yang ingin memberikan hasil yang maksimal kepada para pemakai.

  • Integritas Auditor

Faktor ini sangat berpengaruh pada laporan keuangan, karena data yang diberikan menjadi salah satu prediksi laba.

Auditor harus bisa menjamin informasi keuangan yang diberikan telah sesuai dengan pedoman.

  • Tingkat Leverage

Tingkat leverage merupakan salah satu hal yang akan mencerminkan suatu resiko.

Risiko tingkat leverage ini dapat terlihat dari likuiditas yang dimiliki. Aspek ini penting untuk prediksi perubahan laba.

Konsep Laba

M. Yusuf (2002) menyebutkan bahwa informasi laba harus dilihat dalam kaitannya dengan persepsi pengambilan keputusan.

Karena kualitas informasi laba ditentukan oleh kemampuannya memotivasi tindakan individu. Serta membantu pengambilan keputusan yang efektif.

Hendriksen dalam bukunya Accounting Theory edisi kelima (1992), menetapkan tiga konsep dalam usaha mendefinisikan dan mengukur laba menuju tingkatan bahasa.

Konsep-konsep tersebut meliputi :

  • Konsep Laba pada Tingkat Sintaksis (Struktural)

Pada tingkat sintaksis konsep income dihubungkan dengan konvensi (kebiasaan) dan aturan logis serta konsisten.

Dan mendasar pada premis dan konsep yang telah berkembang dari praktek akuntansi yang sudah ada.

Terdapat dua pendekatan pengukuran laba (income measurement) pada tingkat sintaksis, yaitu: Pendekatan Transaksi dan Pendekatan Aktiva.

  • Konsep Laba pada Tingkat Sematik (Interpretatif)

Income ditelaah hubungannya dengan realita ekonomi. Akuntan seringkali merujuk pada dua konsep ekonomi.

Kedua konsep ekonomi tersebut adalah Konsep Pemeliharaan Modal dan Laba sebagai Alat Ukur Efisiensi.

  • Konsep Laba pada Tingkat Pragmatis (Perilaku)

Konsep income dikaitkan dengan pengguna laporan keuangan terhadap informasi yang tersirat atau tidak langsung dari laba perusahaan.

Beberapa reaksi usaha pemakai dapat ditunjukkan dengan proses pengambilan keputusan dari investor dan kreditor.

Demikian juga reaksi harga surat terhadap pelaporan income atau reaksi umpan balik (feedback) dari manajemen dan akuntan terhadap income yang dilaporkan.

Jenis-jenis Laba

  • Laba Kotor (Gross Profit) Laba kotor merupakan laba dari keseluruhan yang perusahaan peroleh.
  • Laba Bersih (Net Profit) adalah laba yang sudah dikurangi biaya yang beban perusahaan dalam suatu periode tertentu termasuk pajak.
  • Laba Bersih Sebelum Pajak adalah laba yang diperoleh setelah laba usaha dikurangi dengan biaya bunga.
  • Laba Usaha “Operasi” merupakan suatu bentuk laba kotor dikurangi harga pokok penjualan dan biaya-biaya atas usaha

Cara menghitung Laba

Laba bersih adalah selisih antara seluruh pendapatan dan seluruh beban yang dihasilkan oleh perusahaan.

Konsep laba adalah selisih pendapatan lebih besar daripada beban.

Apabila selisih pendapatan lebih kecil dibandingkan beban, maka itu disebut rugi.

Dan apabila pendapatan sama besar dengan jumlah beban yang dikeluarkan, maka disebut impas (break even point).

Berikut tahap-tahap menghitung laba :

  • Mencari Laba Kotor

Untuk mencari laba bersih, langkah pertama adalah mencari laba kotor terlebih dahulu.

Laba kotor adalah selisih dari hasil penjualan dengan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk barang atau jasa.

Rumus Laba Kotor = Penjualan Bersih - HPP (Harga Pokok Penjualan)

Penjualan bersih adalah pendapatan perusahaan hasil dari penjualan.

Setelah dikurangi semua biaya yang dikeluarkan dalam transaksi penjualan.

Contoh : adanya barang yang diretur oleh pembeli karena kondisi barang yang tidak sesuai standar.

Rumus  penjualan bersih = Penjualan – potongan penjualan – return penjualan

Penjualan bersih tidak selalu berupa kas, tapi juga bisa berupa piutang. Hal ini karena penjualan yang dilakukan tidak harus dilakukan dengan transaksi tunai, penjualan secara kredit juga diakui sebagai penjualan.

HPP (harga pokok penjualan) atau COGS (cost of god sold) adalah semua biaya yang berkaitan dengan barang produksi atau barang yang dijual.

HPP atau biaya yang berkaitan dengan barang dagang meliputi biaya pembelian barang dagang.

Termasuk persediaan barang dagang yang dibeli pada periode sebelumnya

Rumus HPP = persediaan awal -  pembelian bersih- persediaan akhir

Sedangkan jumlah pembelian bersih dipengaruhi oleh pembelian, ongkos angkut pembelian, return dan potongan pembelian.

Rumus  pembelian bersih= pembelian+ongkos angkut-return pembelian-potongan pembelian
  • Menghitung Laba Bersih

Laba bersih adalah laba kotor dikurangi oleh semua biaya yang dikeluarkan seperti biaya operasional dan biaya non operasional.

Dan jika ada ditambah pendapatan yang diperoleh dari kegiatan non operasional.

Contoh pendapatan non operasional yaitu pendapatan bunga atau pendapatan hasil dari penjualan aktiva tetap perusahaan.

Biaya operasional contohnya adalah biaya pemasaran, biaya administrasi, biaya penyusutan.

Sedangkan biaya non operasional contohnya adalah biaya bunga (interest), dan pajak (tax).

Rumus laba bersih= laba kotor-beban usaha

Contoh Tabel Perhitungan Laba

Mengingatkan kembali bahwa konsep laba yaitu selisih antara pendapatan dengan beban.

Syaratnya pendapatan jumlahnya lebih besar dari beban. Jika sebaliknya, maka hal tersebut dikenal dengan sebutan rugi.

Contoh ke 1 berikut adalah contoh tabel perhitungan sederhana laba rugi bersih

menghitung-laba-rugi-bersih

Dari contoh laporan di atas, laba (rugi) bersih diperoleh dengan proses perhitungan sebagai berikut:

Penjualan dikurangi harga pokok penjualan (HPP) merupakan laba (rugi) kotor.

Laba (rugi) kotor dikurangi beban atau biaya-biaya operasi menghasilkan laba (rugi) operasional.

Laba (rugi) sebelum pajak dihitung dari laba (rugi) operasional ditambahi dengan pendapatan (beban) lain bersih.

Terakhir didapatkan laba (rugi) bersih setelah pajak, yang dihitung dari Laba (rugi) sebelum pajak dikurangi pajak (tax).

Contoh ke 2 berikut adalah laporan laba rugi perusahaan dagang

contoh-laporan-laba-rugi.perusahaandagang

Dari contoh laporan laba rugi di atas, kita dapat membaca bahwa nilai penjualan adalah Rp 158.265.000.

Laba (Rugi) Kotor sebesar Rp 49.244.000 yang merupakan hasil total penjualan dikurangi harga pokok penjualan (HPP).

Sedangkan harga pokok penjualan (HPP) diperoleh dari perhitungan sebagai berikut (semua angka dalam ribuan):

contoh-perhitungan-hpp

Rumus berikut memudahkan untuk memahami laporan keuangan di atas

•    Pembelian bersih = Pembelian – (Potongan Pembelian+Diskon Pembelian)


• Pembelian bersih = Rp 127.355 – ( Rp 6.951 + Rp 0 ) = Rp 120.404

Harga Pokok Pembelian = Pembelian bersih + biaya kirim pembelian

Harga Pokok Pembelian = Rp 120.404 + Rp 0 = Rp 120.404

Barang tersedia untuk dijual = Harga pokok pembelian + Persediaan Awal

Barang tersedia untuk dijual = Rp 120.404 + Rp 189.501 = Rp 309.905

Harga pokok penjualan (HPP) = Barang tersedia untuk dijual – persediaan akhir periode

Harga pokok penjualan (HPP) = Rp 309.905 – Rp 200.884 = Rp 109.021

Laba (Rugi) operasi = Laba Kotor – Beban

Laba rugi operasi = Rp 49.244.000 – Rp 12.773.500 = Rp 36.470.500

Laba (Rugi) Periode Tersebut = Laba (Rugi) Operasi + Pendapatan (Beban) Lain-lain


= Rp 36.470.500 + ( Rp 1.955.438 – Rp 623.000)
= Rp 36.470.500 + Rp 1.332.438
= Rp 37.802.938

Jadi Laba (Rugi) sebelum pajak penghasilan PT GO Berkah periode Maret 2018 adalah sebesar Rp 37.802.938.

The post Laba Dalam Akuntansi: Pengertian – Cara Menghitung dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>