lapisan tanah - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/lapisan-tanah Mon, 19 Sep 2022 04:03:07 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico lapisan tanah - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/lapisan-tanah 32 32 4 Jenis Lapisan Tanah dan Penjelasannya https://haloedukasi.com/jenis-lapisan-tanah Mon, 19 Sep 2022 04:03:04 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38707 Tanah merupakan lapisan atmosfer yang posisinya paling atas dan paling luar pada kerak bumi. Tanah terdiri dari beberapa kandungan, seperti mineral, bahan organik, hingga anorganik. Sebagai lapisan terluar, tanah memiliki peranan penting bagi keberlanjutan hidup tumbuhan. Tanah turut menyuplai unsur hara dan air bagi tumbuhan. Selain tumbuhan, tanah juga menjadi tempat hidup berbagai mikroorganisme hingga […]

The post 4 Jenis Lapisan Tanah dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tanah merupakan lapisan atmosfer yang posisinya paling atas dan paling luar pada kerak bumi. Tanah terdiri dari beberapa kandungan, seperti mineral, bahan organik, hingga anorganik. Sebagai lapisan terluar, tanah memiliki peranan penting bagi keberlanjutan hidup tumbuhan. Tanah turut menyuplai unsur hara dan air bagi tumbuhan. Selain tumbuhan, tanah juga menjadi tempat hidup berbagai mikroorganisme hingga hewan darat.

Bagi manusia, tanah memiliki manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Manfaat tanah di antaranya sebagai lahan pemukiman, lahan industri, lahan pertanian, sumber energi, hingga dapat diolah menjadi bahan mentah seperti gerabah, genteng, dan bata. Intinya, tanah menjadi titik awal dari sumber kehidupan makhluk hidup di muka bumi.

Bersifat dinamis, tanah dapat mengalami perubahan karena dipengaruhi beberapa faktor, seperti iklim (curah hujan dan suhu), bentuk wilayah (bentuk permukaan tanah), bahan induk, waktu, hingga organisme.

Terdapat beberapa jenis atau klasifikasi tanah. Pengelompokkan tersebut berdasarkan proses terbentuknya. Beberapa di antaranya adalah tanah humus, tanah pasir, tanah aluvial atau endapan, tanah podzolit, tanah vulkanis, tanah laterit, tanah mediteran, serta tanah organosol.

Tidak hanya itu, tanah juga memiliki beberapa lapisan yang dapat dibedakan secara kimiawi, geologi, dan biologis. Apabila tanah dipotong secara vertikal hingga ke lapisan paling dalam, maka dapat terlihat perbedaan di setiap lapisannya. Masing-masing lapisan tanah mempunyai karakteristik tersendiri.

Setiap lapisan tanah memiliki tahapan pembentukan yang berbeda. Lapisan tersebut membentuk periode hingga lapisan tanah paling atas merupakan hasil akhir dari proses pembentukannya. Sementara lapisan tanah paling dalam biasanya terdiri dari batu-batuan keras yang juga wujud awal sebelum tanah terbentuk.

Jenis Lapisan Tanah

Tanah memiliki banyak jenis yang dapat dikategorikan bergantung dengan warna, fisik, serta teksturnya. Dengan melihat tekstur tanah, maka dapat diketahui ukuran dari partikelnya, apakah tergolong liat, pasir, lempung, atau tanah dengan kandungan organik tinggi maupun rendah.

Setiap lapisan di dalam tanah juga memiliki kandungan yang berbeda-beda. Berikut penjelasan empat jenis lapisan tanah.

  1. Lapisan Tanah Atas

Lapisan tanah paling atas ini biasa disebut dengan top soil. Lapisan ini berada hingga kedalaman 30 cm pada tanah dengan kandungan organik yang masih melimpah. Selain kandungan organik, humus yang tinggi di lapisan ini sangat cocok bagi kehidupan tumbuhan dengan akar pendek.

Bagi manusia, lapisan ini dimanfaatkan untuk pertanian karena tingginya kandungan humus. Kandungan humus yang terdapat pada lapisan tanah atas tersusun dari 45 persen mineral, 5 persen bahan organik, 20-30 persen air, serta 20-30 persen udara. Humus biasanya terbentuk akibat dari sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang mati lalu membusuk pada lapisan tersebut.

Bagaimana cara mudah mengenali top soil? Pada umumnya, lapisan ini memiliki warna yang lebih gelap dibandingkan lapisan bawahnya. Dengan kondisinya yang lebih subur dari lapisan lain, top soil memiliki warna cokelat kehitam-hitaman.

Top soil juga jauh lebih gembur serta menjadi habitat banyak mikroorganisme hidup di lapisan ini. Maka dari itu, banyak proses pelapukan daun dan aktivitas makhluk hidup lainnya pada lapisan top soil.

  1. Lapisan Tanah Tengah

Jauh lebih tebal dari top soil, lapisan tanah tengah memiliki ketebalan sekitar 50 cm hingga 1 meter. Dibanding top soil, warna pada lapisan ini jauh lebih cerah. Hal tersebut terjadi karena lapisan tengah ini terbentuk dari campuran pelapukan lapisan bawahnya dengan sisa material top soil yang terbawa air. Gabungan antara pelapukan dan material tersebut akan mengendap, sehingga lapisan ini bersifat lebih padat.

Lapisan tanah tengah biasa disebut sebagai tanah liat. Berbeda dari top soil yang dimanfaatkan untuk bertahan hidup para tumbuhan, tanah pada lapisan ini dapat digunakan sebagai bahan bangunan karena sifatnya yang sulit menyerap air. Biasanya, tanah lapisan ini dipakai untuk bahan baku kerajinan tanah karena akan semakin kuat jika dibakar dengan api.

  1. Lapisan Tanah Bawah

Kandungan pada lapisan tanah bawah lebih berbeda dari dua lapisan di atasnya. Lapisan bawah diketahui tidak mengandung humus seperti lapisan sebelumnya. Lapisan ini mengandung banyak batuan yang melapuk dan bercampur dengan tanah endapan pada lapisan atasnya.

Kendati demikian, masih banyak pula batuan yang belum melapuk. Namun sebagian batuan sudah mengalami proses pelapukan serta memiliki warna yang sama pada batuan penyusunnya.

Berbeda dari top soil dan lapisan tanah tengah, lapisan tanah bawah cukup sulit untuk ditembus oleh akar pohon maupun tanaman lainnya. Letak lapisan tanah bawah ini sangat dalam, sehingga tanaman tidak dapat menjangkaunya.

  1. Lapisan Batuan Induk

Lapisan tanah yang terakhir adalah lapisan batuan induk. Lapisan batuan induk merupakan lapisan paling dalam. Tanah pada lapisan ini terdiri dari batuan padat dan sangat keras.

Batuan padatnya pun memiliki jenis yang berbeda-beda di setiap daerahnya. Maka dari itu, produk yang dihasilkan oleh tanah pun dapat berbeda karena batuannya juga berbeda jenis.

Jenis batuan pada lapisan bawah dapat mudah pecah, serta sulit untuk dilewati oleh akar tanaman. Bahkan air pun sulit untuk menembus batuan pada lapisan terdalam ini. Selain itu, batuan pada lapisan bawah memiliki tekstur dengan warna terang putih kelabu hingga kemerahan. Lapisan batuan induk dapat mudah dilihat pada dinding jurang terjal yang berada di pegunungan.

The post 4 Jenis Lapisan Tanah dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Akuifer: Pengertian – Jenis dan Sistem https://haloedukasi.com/akuifer Mon, 21 Mar 2022 03:35:03 +0000 https://haloedukasi.com/?p=32747 Sebesar 70 persen dari permukaan Bumi merupakan perairan yang menopang kehidupan makhluk-makhluk hidup penghuninya. Air-air tersebut ada yang muncul dan terlihat di permukaan dan ada pula yang tersimpan di dalam air. Salah satu lapisan yang ada di bawah permukaan adalah akuifer. Nama ini mungkin terdengar asing oleh sebab itu mari kita mempelajarinya melalui penjelasan berikut […]

The post Akuifer: Pengertian – Jenis dan Sistem appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sebesar 70 persen dari permukaan Bumi merupakan perairan yang menopang kehidupan makhluk-makhluk hidup penghuninya. Air-air tersebut ada yang muncul dan terlihat di permukaan dan ada pula yang tersimpan di dalam air. Salah satu lapisan yang ada di bawah permukaan adalah akuifer. Nama ini mungkin terdengar asing oleh sebab itu mari kita mempelajarinya melalui penjelasan berikut ini. 

Pengertian Akuifer

akuifer

Akuifer atau aquifer diambil dari bahasa Latin yang menggabungkan dua kata yakni aqui atau Aqua dan ferre yang memiliki arti membawa. Sementara itu aquifer dalam pandangan para ilmuwan adalah berupa lapisan yang berada di bawah tanah yang mengandung air serta berpotensi untuk dibawa keluar atau dialirkan. 

Pada lapisan ini tersusun atas berbagai batuan yang bersifat permeabel dan memiliki pori-pori yang cukup tinggi sehingga mampu untuk menyimpan air. Pengertian lainnya dari akuifer adalah berupa lapisan tanah yang tidak hanya mengalirkan air tetapi juga memiliki nilai ekonomis yang baik karena mengandung batuan seperti pasir, kerikil, batu pasir, batu gamping rekahan.

Parameter Kualitas Akuifer 

Kualitas akuifer ditentukan oleh 3 parameter utama seperti berikut ini. 

  • Ketebalan Akuifer
    Untuk mengukur tingkat ketebalan dari aquife dimulai dari permukaan air tanah sampai ke lapisan impermeable atau semi kedap air. Dalam hal ini aquiclude dan aquifuge masuk ke dalamnya. 
  • Permeabilitas
    Permeabilitas yakni merupakan kesanggupan sebuah batuan untuk meloloskan air atau fluida. Tingkat permeabilitas akuifer berdasarkan pada tekstur dan struktur mineral yang menyusun batuan tersebut. Semakin halus tekstur dan struktur maka akan semakin susah air terlepas namun sebaliknya jika tekstur dan struktur semakin kasar maka air akan semakin mudah terbawa. 
  • Hasil Jenis
    Parameter ketiga adalah hasil jenis yakni kemampuan lapisan akuifer untuk menjaga kealamian air yang terkandung di dalamnya. 

Lokasi Akuifer 

Lapisan akuifer pada umumnya berada di lebih dari 9000 meter dari permukaan Bumi. Akuifer dapat ditemukan di daerah gurun yang memiliki perbukitan kapur atau pegunungan. Beberapa tempat juga diketahui memiliki lapisan akuifer dangkal seperti yang terdapat di Pegunungan Atlas di Afrika Utara, pegunungan Lebanon dan Anti-Lebanon yang ada di antara Suriah dan Lebanon, Jebel Akhdar di Oman, Sierra Nevada dan pegunungan tetangga di Amerika Serikat bagian Barat Daya. 

Todd (1980) mengatakan bahwa lapisan akuifer tidak ditemukan di semua formasi litologi dan kondisi geomorfologi. Ada kondisi-kondisi tertentu untuk lahan-lahan yang memiliki lapisan akuifer seperti berikut ini. 

  • Water Course 
    Water Course atau lintasan air yang memiliki lapisan akuifer yang baik adalah di alur sungai yang merupakan bentuk lahan dataran banjir dan tanggul alam dengan endapan aluvial di dalamnya. Alluvial tersebut umumnya berupa kerikil dan pasir. 
  • Plain
    Plain atau dataran yang memiliki lapisan akuifer yakni lahan dengan struktur datar yang terbentuk dari bahan aluvium. Jika lahan datar tersebut mendapatkan bahan aluvium dari bahan induk maka kualitasnya akan semakin baik.
  • Intermontane Valley
    Intermontane valley yakni lembah yang berada di antara dua buah pegunungan. Lembah ini terbentuk dari hasil erosi dan gerak massa batuan dari gunung-gunung di sekitarnya. 
  • Buried Valley
    Tak hanya lembah yang berada di antara pegunungan, lembah yang terkubur atau buried valley juga memiliki lapisan akuifer yang baik. Lembah tersebut terbentuk dari material kerikil dan pasir yang lembut. 

Klasifikasi Akuifer 

Akuifer dibedakan menjadi beberapa jenis diantaranya adalah berikut ini, 

  • Jenuh dan Tak Jenuh 
    Kategori pertama adalah akuifer jenuh dan tidak jenuh atau disebut juga sebaga freatik dan vados. Akuifer jenuh adalah bagan yang berada di zona jenuh yakni yang sebuah wilayah dimana air memenuhi seluruh ruangannya yang kosong. Zona ini meliputi lapisan  akuifer, akuitard, dan lainnya. Sementara itu zona tak jenuh adalah area dimana tekanan negatif lebih besar dari tekanan atmosfer. Pada lapisan ini masih dapat ditemukan kandungan air tetapi dalam jumlah yang tidak begitu banyak. 
  • Akuifer, Akuitard, dan akuiklud
    Kategori ketiga adalah dibedakan menjadi akuifer, akuitard, dan akuiklud. Akuifer pada umumnya merupakan area jenuh yang ada di bawah tanah yang kaya akan kandungan air dan memiliki nilai ekonomis. Akuifer biasanya menjadi sumber bagi sumur-sumur dan juga mata air lainnya. Akuitar adalah zona dimana yang menjadi pembatas antara aliran air dengan lapisan akuifer atau akuifer satu dengan akuifer lainnya. Akuitar bisa saja membawa air dalam jumlah besar asalkan daerahnya luas.  Dibandingkan dengan akuifer lapisan ini hanya mengalikan sedikit air sehingga tidak bisa menjadi sumber air bagi sumur dan mata air. Akuiklud disebut juga sebagai aquifuge adalah aquitard yang benar-benar kedap air. Meski begitu sebenarnya akuiklud masih memiliki kandungan air hanya saja sama sekali tidak bisa dialirkan. Contoh dari akuiklud adalah lapisan lempung, serpih, tuf halus, lanau. 
  • Isotropik dan Anisotropik 
    Akuifer dengan konduktivitas hidrauliknya yang sama dari segala arah maka merupakan akuifer isotropik. Namun jika hasilnya berbeda-beda hasil konduktivitas hidrauliknya ketika ditinjau maka termasuk ke dalam akuifer anisotropik. 
  • Berpori, Karst dan Retak 
    Akuifer juga dapat dibedakan jenisnya berdasarkan pada berpori, karst atau retaknya. Akuifer berpori yakni zona atau lapisan akuifer yang umumnya terbentuk di lahan berpasir ataupun batu pasir. Kondisi akuifer berpori bergantung pada pengendapan dan sementasi alami butiran pasir. Akuifer karst umum ditemukan di area batu gamping yang mendapatkan airnya dari air permukaan yang mengandung asam karbonat kemudian turun ke bawah melalui celah batu kecil. Akuifer juga dapat terbentuk ketika sebuah batuan mengalami rekahan atau retakan yang cukup untuk dimasuki air meskipun tidak cukup berpori namun jika memiliki konduktivitas hidrolik yang cukup maka sudah bisa mengalirkan air.  

Jenis-jenis Akuifer 

Akuifer dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan tingkat kekedapan airnya yakni Akuifer terkungkung (confined aquifer), akuifer setengah terkungkung (semi confined aquifer), dan akuifer bebas (unconfined aquifer). Berikut ini penjelasan dari jenis-jenis akuifer. 

  • Akuifer Terkungkung (confined aquifer)
    Akuifer terkungkung adalah sebuah lapisan yang memiliki lapisan kedap air di kedua sisi yakni atas dan bawah. Jika dalam keadaan seperti ini namun air masih dapat lolos meski dalam laju yang lamban maka termasuk e dalam jenis akuifer setengah terkungkung. 
  • Akuifer Bebas  (unconfined aquifer)
    Akuifer bebas adalah akuifer yang pada bagian atas terdapat permeabilitas yang tinggi sehingga memiliki tingkat tekanan udara dan tekanan atmosfernya sama. Akuifer bebas disebut juga dengan nama akuifer tidak terkungkung. Tempat yang paling mudah untuk menjumpai jenis akuifer ini adalah di endapan aluvial.
  • Akuifer setengah bebas (semi confined aquifer)
    Akuifer setengah bebas adalah zona yang berada di antara  akuifer setengah terkungkung dengan akuifer bebas. Pada bagian atas area ini air masih bisa mengalir karena lapisan material berbutir halus sedangkan lapisan bawah air tidak bisa bergerak karena terbatas oleh material kedap air.  Akuifer jenis ini disebut juga sebagai leaky aquifer dan mudah dijumpai di daerah vulkanik. 

Sistem Akuifer

Menurut salah satu ahli yakni Puradimaja membagi sistem akuifer berdasarkan tipologinya yakni sebagai berikut.

  • Akuifer Endapan Gunungapi
    Sesuai dengan namanya akuifer ini adalah sistem yang terbentuk atau terjadi di wilayah pegunungan. Lapisannya dimulai dari batuan piroklastik kemudian turun ke arah aliran lava dan berakhir di batuan dasar gunung api. Sistem ini biasanya terdapat pada batuan yang berpori serta tidak kompak. Sistem ini lah yang menghasilkan  sumber-sumber mata air dengan aliran air yang bervariasi namun cukup besar.
  • Akuifer Endapan Aluvial 
    Sistem akuifer seperti ini biasanya terbentuk dari batuan pasir, lempung, serta batuan hasil erosi seperti kerikil. Hampir mirip dengan sistem sebelumnya, batuan pada sistem ini juga memiliki berpori dan tidak kompak sehingga dapat mengalirkan dengan baik. Biasanya umum dijumpai di tanah aluvial yakni di sepanjang aliran sungai yang memiliki tanah tidak terlalu tua dan belum melalui proses konsolidasi secara sempurna. 
  • Sistem Akuifer Batuan Sedimen 
    Jenis ini adalah akuifer yang terbentuk pada lapisan batuan sedimen dengan karakteristik batuan berongga atau rekahan. Sistem ini dibagi lagi menjadi beberapa jenis lagi seperti berikut ini. 
    • Sistem Akuifer Batu Pasir-Batu Serpih atau Batu Lempung Terlipat 
      Pada sistem ini terdiri dari persilangan antara pasir dengan lempung. Terdapat kemiripan antara sistem ini dengan akuifer endapan alluvial  hanya saja tanahnya memiliki usia yang lebih tua dan telah melalui sementasi dan litifikasi. 
    • Sistem Akuifer Sedimen Terlipat dan Terpatahkan
      Sistem akuifer ini terjadi di batuan yang terlipat dan patah karena berada di jalur pertemuan antar lempeng bumi sehingga tektoniknya memberikan deformasi. Batu-batu yang menyusun sistem ini pada umumnya berupa batu serpihan atau lempung sehingga hanya mengalirkan sedikit air.
    • Sistem Akuifer Batuan Karbonat atau Batu Gamping 
      Sistem ini adalah yang terjadi pada tipologi pegunungan dengan batuan gamping dengan sungai dibawah bukit karst. Batuan gamping mampu membawa air karena memiliki sistem rekahan  di dalamnya. 
  • Akuifer Batuan Kristalin dan Metamorf
    Sistem ini biasanya ditemukan di wilayah gunung dengan daerah perbukitan yang terjal dan tersusun atas batuan kristalin. Sistem ini tidak begitu baik dalam mengalirkan air dan menjaga sistem yang cukup jarang ditemukan. 
  • Akuifer Endapan Glasial
    Sistem ini lebih jarang ditemukan daripada sistem batuan kristalin dan bahkan hanya ada di Jaya  Wijaya . Hal ini dikarenakan sistem endapan glasial mengandalkan es dan terjadi di kawasan subtropis dingin.  

The post Akuifer: Pengertian – Jenis dan Sistem appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
3 Lapisan Luar Tanah Beserta Penjelasannya https://haloedukasi.com/lapisan-luar-tanah Fri, 05 Mar 2021 01:18:19 +0000 https://haloedukasi.com/?p=22276 Terdapat tiga lapisan pokok pada setiap bentuk tanah, yaitu: 1. Horison A (Permukaan Tanah) Merupakan daerah tempat bahan organik tergabung di dalam bahan mineral. Pada tanah yang sudah diolah, lapisan humus dan mineral bercampur aduk. Jumlah bahan makanan serta air yang cukup tersedia untuk tanaman bisa di dapat dari horison A. Horison A memiliki bahan-bahan […]

The post 3 Lapisan Luar Tanah Beserta Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
lapisan luar tanah

Terdapat tiga lapisan pokok pada setiap bentuk tanah, yaitu:

1. Horison A (Permukaan Tanah)

Merupakan daerah tempat bahan organik tergabung di dalam bahan mineral. Pada tanah yang sudah diolah, lapisan humus dan mineral bercampur aduk.

Jumlah bahan makanan serta air yang cukup tersedia untuk tanaman bisa di dapat dari horison A. Horison A memiliki bahan-bahan organik telah bersatu dnegan bahan zat mineral yang berasal dari batuan asli.

2. Horison B (Lapisan Tanah Tengah)

Merupakan bagian tanah yang sedikit mempunyai bahan organik. Horison ini berisi zat-zat yang diambil dari horison A diatasnya horison C dibawahnya.

Senyawa besi, aluminium, dan kalsium banyak terkumpul disini. Horison atau lapisan mendatar di tanah yang menyusun bentuk tanah tersebut. Horison B hanya memiliki sedikit bahan organik serta unsur-unsur mineralnya telah sangat melapuk.

3. Horison C (Lapisan Tanah Bawah)

Merupakan Horison yang tersusun dari bahan induk gembur yang berasal dari lapisan tanah asli. Bahan ini melapuk dan lapisan bagian atas secara bertahap menjadi bagian dari tanah yang sebenarnya.

The post 3 Lapisan Luar Tanah Beserta Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pedosfer: Pengertian – Faktor dan Proses Pembentukannya https://haloedukasi.com/pedosfer Tue, 24 Mar 2020 08:34:33 +0000 https://haloedukasi.com/?p=4800 Jika hidrosfer adalah lapisan air, maka pedosfer adalah lapisan tanah. Berikut pembahasan mengenai pedosfer Pengertian Pedosfer Pedosfer berasal dari Bahasa Yunani, Pedone dan Sphere. Secara etimologi, pedosfer adalah lapisan tanah. Pedosfer dapat diartikan juga sebagai lapisan dari kerak bumi yang berhubungan dengan pembentukan tanah. Pedosfer merupakan lapisan batuan yang telah mengalami pelapukan, baik pelapukan fisik, […]

The post Pedosfer: Pengertian – Faktor dan Proses Pembentukannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Jika hidrosfer adalah lapisan air, maka pedosfer adalah lapisan tanah. Berikut pembahasan mengenai pedosfer

Pengertian Pedosfer

Pedosfer berasal dari Bahasa Yunani, Pedone dan Sphere. Secara etimologi, pedosfer adalah lapisan tanah.

Pedosfer dapat diartikan juga sebagai lapisan dari kerak bumi yang berhubungan dengan pembentukan tanah.

Pedosfer merupakan lapisan batuan yang telah mengalami pelapukan, baik pelapukan fisik, organik, maupun kimia.

Pedosfer terbentuk dari hasil interaksi lapisan atmosfer, hidrosfer, dan biosfer. Ketiga lapisan ini mempengaruhi karakteristik pedosfer di suatu daerah.

Ciri-ciri Pedosfer

Tanah memiliki ciri-ciri morfologi tertentu. Ciri atau sifat morfologi adalah sifat fisik yang bisa diamati dan dipelajari.

Sifat morfologi merupakan sifat-sifat fisik tanah. Berikut merupakan ciri-ciri morfologi tanah, antara lain:

  • Warna Tanah

Perbedaan warna tanah disebabkan oleh banyak faktor, seperti adanya kandungan bahan organis, kandungan air, umur atau tingkat perkembangan tanah, kandungan bahan tertentu, dan lain-lain.

Contohnya dapat kita lihat seperti warna tanah yang gelap menunjukkan tanah tersebut banyak mengandung bahan organis.

  • Tekstur Tanah

Tekstur tanah bervariasi, mulai dari kasar hingga halus. Tekstur tanah bisa diketahui dengan memijit tanah yang basah melalui jari-jari tangan.

Contohnya seperti pasir akan terasa kasar di tangan, sedikit melekat, dan tidak dapat digulung.

Contoh lain adalah lempung, jika diletakkan di tangan terasa tidak kasar dan tidak licin, agak melekat, dan dapat digulung atau dibentuk bola.

  • Struktur Tanah

Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah yang terjadi karena adanya bahan-bahan organis, oksida-oksida besi, dan lain sebagainya yang mengikat butir-butir pasir, debu, dan tanah liat.

Gumpalan kecil ini memiliki bentuk, ukuran, dan ketahanan yang berbeda-beda.

  • Temperatur Tanah

Temperatur tanah sangat bergantung pada input panas, panas spesifik tanah, dan output panas.

Input panas berasal dari sinar matahari dan panas bumi. Temperatur tanah sangat mempengaruhi aktivitas mikroba tanah yang berpengaruh pada tingkat kesuburan tanah.

  • Berat Jenis Tanah

Berat jenis tanah adalah kerapatan tanah per satuan volume yang dinyatakan dalam dua batasan, diantaranya kerapatan partikel (bobot partikel) merupakan bobot massa partikel padat per satuan volume tanah.

Sedangkan Kerapatan massa (bobot isi) adalah bobot massa tanah kondisi lapangan yang dikering-ovenkan per satuan volume.

  • Porositas Tanah

Porositas tanah merupakan sebuah perbandingan antara pori-pori udara dalam tanah dengan volume tanah secara keseluruhan.

Tanah yang poreus mempunyai ruang pori yang cukup untuk pergerakan air dan udara, sebaliknya tanah yang tidak poreus akan sulit dilewati oleh air dan udara.

  • Aerasi Tanah

Aerasi tanah adalah kondisi keluar masuknya udara dalam tanah. Aerasi akan baik jika keluar masuknya udara dalam tanah tidak mengalami hambatan.

Proses Pembentukan Tanah

Wujud awal tanah berasal dari batuan beku dan batuan sedimen. Batuan tersebut kemudian mengalami penghancuran sebagai akibat dari pengaruh sinar matahari, suhu, curah hujan, air, organisme, dan lain-lain.

Batuan hancur tersebut kemudian bercampur dengan sisa tanaman dan jasad hewan hingga kemudian membentuk lapisan bakal tanah.

Dengan daya lapuknya yang kuat, jamur juga turut berperan dalam pembentukan tanah.

Daya lapuk yang dimiliki jamur dapat mengembalikan unsur-unsur mineral ke dalam tanah.

Beberapa hewan juga turut serta dalam proses pembentukan tanah. Seperti contohnya rayap, semut, dan jangkrik yang menghancurkan tanah menggumpal.

Proses cacing tanah dalam kesuburan tanah adalah dengan memakan tanah, sisa tanaman serta sisa hewan yang sudah lapuk lalu mencernanya dan kemudian mengeluarkan kotoran yang dapat menambah kesuburan tanah.

Faktor Pembentukan Tanah

Faktor utama dalam pembentukan tanah adalah batuan induk. Selanjutnya batuan induk ini akan mengalami pelapukan yang disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

  • Iklim

Unsur-unsur iklim yang menjadi faktor utama dalam pembentukan tanah adalah suhu dan curah hujan.

Suhu akan berpengaruh langsung pada proses pelapukan batuan induk. Sedangkan curah hujan akan mempengaruhi kekuatan erosi dan pencucian tanah.

  • Organisme (vegetasi dan jasad renik)

Organisme akan sangat mempengaruhi proses pembentukan tanah dalam banyak aspek, diantaranya:

  1. Aspek yang paling utama adalah organisme dapat membantu proses pelapukan batuan induk, baik pelapukan organik maupun pelapukan kimiawi.
  2. Organisme akan membantu pembentukan humus. Daun dan ranting yang menumpuk di permukaan tanah akan membusuk dengan bantuan jasad renik yang ada di dalam tanah.
  3. Vegetasi di hutan dapat mempengaruhi sifat-sifat tanah. Hal ini dikarenakan banyak kandungan bahan organik yang berasal dari akar-akar dan sisa-sisa rumput.
  • Topografi/Relief 

Topografi suatu daerah akan mempengaruhi pembentukan tanah. Seperti contohnya daerah dengan sistem pengairan yang jelek dan sering tergenang air akan membuat tanahnya menjadi asam.

  • Waktu 

Tanah adalah benda alam yang terus-menerus berubah, akibat pelapukan dan pencucian yang terus-menerus.

Oleh sebab itu, tanah akan menjadi semakin tua. Mineral yang banyak mengandung unsur hara telah habis mengalami pelapukan, sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk seperti kuarsa.

Karena proses pembentukan tanah yang terus berjalan, maka induk tanah berubah berturut-turut menjadi tanah muda, tanah dewasa, dan tanah tua.

Komponen Tanah

Dalam tanah yang subur, terdapat beberapa komponen penyusun dengan porsi yang berbeda-beda, berikut merupakan komponen pembentuk tanah subur:

  • 45% bahan mineral, yang terdiri dari batu, debu, kerakal, kerikil, liat, dan pasir.
  • 25% air, berfungsi sebagai pengangkut unsur hara dari tanah menuju tempat fotosintesis atau daun.
  • 25% udara, yang mengisi pori-pori tanah yang tidak diisi oleh air dan membantu pelapukan organik.
  • 5% bahan organik, tersusun atas 80% humus, 10% akar, dan 10% organisme (jasad renik).

The post Pedosfer: Pengertian – Faktor dan Proses Pembentukannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>