Laporan Keuangan - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/laporan-keuangan Thu, 07 Sep 2023 00:13:07 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Laporan Keuangan - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/laporan-keuangan 32 32 Cara Membuat Jurnal Penyesuaian dan Contohnya https://haloedukasi.com/cara-membuat-jurnal-penyesuaian Thu, 07 Sep 2023 00:13:03 +0000 https://haloedukasi.com/?p=45404 Jurnal penyesuaian adalah alat yang sangat penting dalam proses akuntansi yang digunakan untuk merekam perubahan dan penyesuaian yang diperlukan dalam catatan keuangan sebuah perusahaan. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan secara rinci bagaimana cara membuat jurnal penyesuaian yang tepat untuk memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan Anda akurat dan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Dari […]

The post Cara Membuat Jurnal Penyesuaian dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Jurnal penyesuaian adalah alat yang sangat penting dalam proses akuntansi yang digunakan untuk merekam perubahan dan penyesuaian yang diperlukan dalam catatan keuangan sebuah perusahaan.

Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan secara rinci bagaimana cara membuat jurnal penyesuaian yang tepat untuk memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan Anda akurat dan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.

Dari perubahan nilai aset hingga penyesuaian kewajiban, kita akan menguraikan langkah-langkah penting dalam proses pembuatan jurnal penyesuaian yang benar dan efektif. Mari kita mulai dengan memahami mengapa jurnal penyesuaian begitu penting dalam akuntansi.

Pengertian Jurnal Penyesuaian

Jurnal penyesuaian adalah catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat perubahan dan penyesuaian dalam catatan keuangan sebuah perusahaan pada akhir periode akuntansi.

Penyesuaian ini diperlukan untuk memastikan bahwa laporan keuangan mencerminkan secara akurat posisi keuangan perusahaan dan telah mematuhi prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku.

Jurnal penyesuaian sering kali mencakup penyesuaian pendapatan, biaya, penyusutan aset, dan item lainnya yang belum tercatat dalam transaksi sehari-hari.

Fungsi Jurnal Penyesuaian

Jurnal penyesuaian memiliki beberapa fungsi penting dalam proses akuntansi perusahaan. Berikut penjelasan perpoin secara lebih rinci:

1. Mengoreksi Kesalahan Perhitungan Awal

Jurnal penyesuaian digunakan untuk mengoreksi kesalahan perhitungan atau pencatatan yang mungkin terjadi selama periode akuntansi. Misalnya, jika terdapat kesalahan dalam menghitung pendapatan atau biaya, jurnal penyesuaian dapat digunakan untuk memperbaikinya.

2. Mencatat Pendapatan yang Belum Diterima atau Biaya yang Belum Dibayar

Perusahaan seringkali menerima pendapatan di muka atau memiliki biaya yang belum dibayarkan pada akhir periode akuntansi.

Jurnal penyesuaian digunakan untuk mencatat pendapatan yang belum diterima atau biaya yang belum dibayar sehingga laporan keuangan mencerminkan kewajiban atau hak yang sebenarnya.

3. Penyesuaian Persediaan

Jurnal penyesuaian juga diperlukan untuk menghitung nilai persediaan yang akurat. Ini termasuk menyesuaikan nilai persediaan yang rusak atau kedaluwarsa serta menghitung penyusutan persediaan.

4. Penyusutan Aset Tetap

Perusahaan harus mencatat penyusutan aset tetap, seperti bangunan atau mesin, agar nilainya mencerminkan penggunaan sebenarnya selama periode tertentu. Jurnal penyesuaian digunakan untuk mencatat penyusutan ini.

5. Mengakui Pendapatan yang Belum Diketahui

Terkadang, perusahaan mungkin telah memberikan layanan atau menjual produk tetapi belum menerima pembayaran. Jurnal penyesuaian digunakan untuk mengakui pendapatan ini, yang kemudian akan diakui sebagai pendapatan yang belum tercatat.

6. Mematuhi Prinsip Akrual

Jurnal penyesuaian memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan mematuhi prinsip akrual, di mana pendapatan dan biaya dicatat saat transaksi terjadi, bukan hanya saat uang berpindah tangan. Hal ini memungkinkan laporan keuangan mencerminkan secara akurat kinerja perusahaan selama periode tertentu.

7. Persiapan Laporan Keuangan Akhir

Jurnal penyesuaian adalah tahap terakhir dalam proses akuntansi sebelum persiapan laporan keuangan akhir.

Dengan melakukan penyesuaian ini, perusahaan dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih akurat dan relevan untuk pengambilan keputusan oleh manajemen dan pihak-pihak yang berkepentingan.

Cara Membuat Jurnal Penyesuaian

1. Beban Perlengkapan

Perlengkapan adalah kategori aset yang memiliki sifat likuid atau sering disebut sebagai aset lancar atau aktiva lancar.

Dalam membuat jurnal penyesuaian untuk akun perlengkapan, yang harus diperhatikan adalah nilai atau jumlah perlengkapan yang telah digunakan atau terpakai.

Untuk menentukan jumlah perlengkapan yang telah terpakai, dapat dihitung dengan mengurangkan saldo awal akun perlengkapan dengan saldo akun perlengkapan yang tersisa.

Selain itu, dalam mengelola aktiva lancar atau harta lancar, perlu memperhatikan perbedaan antara aset jangka pendek dan aset jangka panjang. Hal ini karena aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan biasanya terdiri dari beberapa komponen.

Dengan mencatat secara rinci, akan mempermudah proses pencatatan jurnal penyesuaian perusahaan.

Contoh:

Saldo awal akun perlengkapan menunjukkan jumlah Rp 500.000.

Namun, pada akhir periode, saldo akun tersebut masih memiliki nilai sebesar Rp 200.000.

Analisis:

Akun perlengkapan (dengan saldo di sisi debet dalam akuntansi).

Maka, jumlah perlengkapan yang telah terpakai dicatat sebagai beban di sisi debet, yaitu Rp 500.000 – Rp 200.000 = Rp 300.000.

Selanjutnya, catat akun beban perlengkapan sebesar Rp 300.000 di sisi debet dan kurangkan saldo akun perlengkapan sebesar Rp 300.000, yang dicatat di sisi kredit.

Contoh jurnal penyesuaian untuk akun perlengkapan adalah sebagai berikut:

Contoh jurnal penyesuaian untuk akun perlengkapan

2. Beban Dibayar di Muka

Beban yang dibayarkan di muka adalah biaya yang harus perusahaan keluarkan pada periode mendatang. Ini merupakan situasi di mana biaya yang seharusnya dibayar pada masa yang akan datang harus dilaporkan dalam periode saat ini.

Misalnya, akun asuransi yang dibayarkan di muka menunjukkan saldo awal sebesar Rp 360.000. Pada akhir periode, ditemukan bahwa jumlah asuransi yang sudah jatuh tempo adalah sebesar Rp 120.000, yang merujuk kepada 4 bulan ke depan.

Dalam menganalisisnya, akun asuransi yang dibayarkan di muka, yang saldo awalnya berada di sisi debet (sebagai harta), harus dicatat untuk menentukan jumlahnya yang telah menjadi beban. Dalam contoh ini, beban asuransi sebesar Rp 120.000 dicatat di sisi debet.

Selanjutnya, pada akun asuransi yang dibayarkan di muka, sebesar Rp 120.000 juga dicatat di sisi kredit.

Berikut adalah contoh jurnal penyesuaian untuk akun beban yang dibayarkan di muka:

Contoh jurnal penyesuaian untuk akun beban yang dibayarkan di muka

3. Penyusutan Peralatan

Penyusutan peralatan atau depresiasi juga merupakan bagian penting yang harus dicatat dalam jenis jurnal ini.

Contoh:

Saldo akun peralatan menunjukkan jumlah Rp 3.000.000.

Pada akhir periode: peralatan disusutkan sebesar 10%.

Dalam analisisnya, akun peralatan memiliki saldo di sisi debet. Penyusutan peralatan sebesar 10% x Rp 3.000.000 = Rp 300.000 dicatat sebagai beban penyusutan peralatan, di sisi debet.

Selanjutnya, dalam akun akumulasi penyusutan peralatan, sebesar Rp 300.000 dicatat di sisi kredit untuk mengakumulasi jumlah penyusutan peralatan selama setiap tahun.

Berikut adalah cara membuat dan contoh jurnal penyesuaian untuk akun penyusutan peralatan:

cara membuat dan contoh jurnal penyesuaian untuk akun penyusutan peralatan

4. Pendapatan Diterima di Muka

Pendapatan yang diterima di muka oleh perusahaan, yang belum langsung dicatat dalam akun pendapatan tetapi dicatat sebagai kewajiban terlebih dahulu, karena belum ada realisasi pendapatan yang berarti bahwa hak perusahaan belum terwujud sepenuhnya.

Contoh:

Saldo akun pendapatan jasa menunjukkan jumlah sebesar Rp 1.800.000.

Namun, data akhir periode mengungkapkan bahwa layanan sebesar Rp 200.000 yang dijanjikan kepada pelanggan belum dilaksanakan.

Dalam analisisnya, akun pendapatan jasa memiliki saldo di sisi kredit.

Jumlah pendapatan yang masih harus diakui adalah sebesar Rp 200.000, karena layanan yang dijanjikan kepada pelanggan belum terealisasi.

Untuk mencerminkan ini dalam catatan akuntansi, kurangkan akun pendapatan jasa sebesar Rp 200.000 dan catat di sisi debet.

Selanjutnya, akun pendapatan yang diterima di muka akan mencatat Rp 200.000 di sisi kredit sebagai kewajiban.

Contoh jurnal penyesuaian untuk kasus ini adalah sebagai berikut:

Contoh jurnal penyesuaian untuk kasus

5. Piutang Pendapatan atau Pendapatan yang Masih Harus Diterima

Piutang pendapatan adalah pendapatan yang telah dihasilkan dan menjadi hak perusahaan, namun belum diterima secara tunai, sehingga hak ini kemudian dicatat sebagai pendapatan pada periode yang bersangkutan.

Contoh:

Sebuah proyek senilai Rp 600.000 telah diselesaikan, namun jumlah ini belum dicatat dalam neraca dengan saldo Rp 15.600.000 yang merupakan piutang pendapatan perusahaan.

Dengan demikian, pendapatan akan bertambah dan mencapai total Rp 16.200.000.

Contoh laporan yang dapat dibuat adalah sebagai berikut:

Contoh laporan yang dapat dibuat

6. Beban Sewa Gedung Dibayar di Muka

Pencatatan untuk akun ini serupa dengan pencatatan beban yang harus dibayar di muka.

Contoh:

Saldo akun sewa gedung yang dibayar di muka adalah sebesar Rp 10.000.000, meskipun jumlah ini belum mencerminkan situasi sebenarnya karena sebagian sewa sebesar Rp 3.500.000 sudah digunakan.

Dengan demikian, beban sewa akan bertambah sementara saldo sewa gedung yang dibayar di muka akan berkurang sebesar Rp 3.500.000.

Contoh jurnal penyesuaian yang dapat dibuat adalah sebagai berikut:

Contoh jurnal penyesuaian yang dapat dibuat

7. Persediaan Barang Dagang (PDB)

Proses pencatatan jurnal penyesuaian pada akun Pendapatan Dan Beban (PDB) melibatkan dua metode yang berbeda, yaitu metode Ikhtisar Laba/Rugi dan metode Harga Pokok Penjualan (HPP).

a. Pendekatan Ikhtisar Laba/Rugi

Ketika melakukan perhitungan laba-rugi, persediaan awal akan memengaruhi harga pokok penjualan atau harga pokok barang yang telah terjual. Oleh karena itu, pada akhir periode, persediaan awal barang dagang dipindahkan ke sisi debet akun laba/rugi dan mengkreditkan akun persediaan awal barang dagang. Sementara itu, untuk penyesuaian persediaan barang dagang (akhir), dipindahkan ke sisi debet akun persediaan barang dagang dan mengkreditkan akun laba/rugi.

b. Pendekatan Harga Pokok Penjualan (HPP)

Ketika menggunakan pendekatan Harga Pokok Penjualan, perhatian difokuskan pada akun-akun yang harus dipindahkan ke harga pokok penjualan.

Akun-akun yang merupakan unsur-unsur harga pokok penjualan meliputi persediaan barang dagang (awal), pembelian barang dagang, biaya angkut pembelian, retur pembelian, potongan pembelian, dan persediaan barang dagang (akhir).

Dengan menggunakan salah satu dari kedua pendekatan ini, perusahaan dapat menjalankan proses jurnal penyesuaian untuk menghitung PDB dengan lebih akurat sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.

8. Piutang Tak Tertagih

Piutang tidak tertagih adalah risiko yang dihadapi oleh perusahaan ketika piutang dagang tidak dapat dikumpulkan. Transaksi piutang yang tidak tertagih ini dianggap sebagai beban bagi perusahaan. Mengapa hal ini dianggap sebagai beban?

Karena perusahaan belum menerima pendapatan dari transaksi tersebut. Biasanya, piutang tidak tertagih muncul dalam perusahaan karena pihak yang berutang mengalami kebangkrutan sehingga tidak mungkin untuk mengumpulkan pembayaran yang tertunda tersebut.

Contoh Jurnal Penyesuaian

Contoh jurnal penyesuaian  perusahaan dagang lengkap:

Contoh jurnal penyesuaian  perusahaan dagang lengkap:

Contoh jurnal penyesuaian lainnya

Contoh jurnal penyesuaian lainnya

The post Cara Membuat Jurnal Penyesuaian dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Laporan Posisi Keuangan: Pengertian, Jenis, Contoh https://haloedukasi.com/laporan-posisi-keuangan Sat, 08 Apr 2023 00:49:23 +0000 https://haloedukasi.com/?p=42426 Laporan Posisi Keuangan juga dikenal dengan nama neraca. Neraca menunjukkan perbandingan antara aset, kewajiban, dan ekuitas suatu perusahaan pada suatu waktu tertentu. Aset adalah semua sumber daya yang dimiliki perusahaan, baik yang dapat dilihat secara fisik maupun yang tidak, seperti uang kas, piutang, persediaan, atau properti dan aset tetap. Kewajiban adalah semua hutang yang harus […]

The post Laporan Posisi Keuangan: Pengertian, Jenis, Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Laporan Posisi Keuangan juga dikenal dengan nama neraca. Neraca menunjukkan perbandingan antara aset, kewajiban, dan ekuitas suatu perusahaan pada suatu waktu tertentu. Aset adalah semua sumber daya yang dimiliki perusahaan, baik yang dapat dilihat secara fisik maupun yang tidak, seperti uang kas, piutang, persediaan, atau properti dan aset tetap.

Kewajiban adalah semua hutang yang harus dibayar oleh perusahaan kepada pihak ketiga, seperti utang bank, utang dagang, atau gaji karyawan yang belum dibayarkan. Sedangkan ekuitas mencerminkan modal yang dimiliki oleh pemilik perusahaan, baik dalam bentuk saham maupun laba yang ditahan.

Dalam laporan posisi keuangan, aset selalu seimbang dengan kewajiban dan ekuitas. Hal ini mengacu pada prinsip akuntansi dasar yang disebut sebagai prinsip kesetimbangan. Prinsip ini menjelaskan bahwa sumber daya yang dimiliki perusahaan harus selalu sama dengan sumber pembiayaan yang digunakan.

Pengertian Laporan Posisi Keuangan

Laporan Posisi Keuangan adalah salah satu laporan keuangan yang berisi informasi mengenai posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu waktu tertentu. Laporan ini juga dikenal dengan nama neraca. Laporan Posisi Keuangan memberikan gambaran mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan pada saat laporan disusun.

Aset mencakup semua sumber daya yang dimiliki perusahaan, seperti uang tunai, piutang, persediaan, properti, dan aset tetap lainnya. Kewajiban mencakup semua hutang perusahaan kepada pihak ketiga, seperti utang bank, utang dagang, atau gaji karyawan yang belum dibayarkan. Sedangkan ekuitas mencerminkan modal yang dimiliki oleh pemilik perusahaan, baik dalam bentuk saham maupun laba yang ditahan.

Jenis Laporan Posisi Keuangan

Ada dua jenis Laporan Posisi Keuangan yang umum dikenal, yaitu neraca konsolidasi dan neraca perusahaan.

Neraca konsolidasi adalah laporan posisi keuangan yang mencakup posisi keuangan dari beberapa perusahaan yang menjadi satu kesatuan atau anak perusahaan. Laporan ini digunakan untuk memberikan gambaran mengenai posisi keuangan dari keseluruhan entitas dan memberikan informasi yang lebih lengkap bagi pengguna laporan keuangan.

Sedangkan neraca perusahaan adalah laporan posisi keuangan yang mencakup posisi keuangan dari satu perusahaan saja. Laporan ini memberikan gambaran mengenai posisi keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu dan digunakan untuk tujuan internal perusahaan serta untuk memberikan informasi kepada para pengguna laporan keuangan seperti investor dan kreditur.

Kedua jenis laporan posisi keuangan ini memberikan informasi yang penting mengenai posisi keuangan suatu entitas, namun dengan ruang lingkup yang berbeda. Sementara neraca konsolidasi mencakup beberapa perusahaan dalam satu laporan, neraca perusahaan hanya mencakup satu perusahaan saja. Oleh karena itu, pengguna laporan keuangan harus memilih jenis laporan posisi keuangan yang sesuai dengan kebutuhan informasi mereka.

Fungsi Laporan Posisi Keuangan

Berikut adalah beberapa fungsi Laporan Posisi Keuangan:

  1. Memberikan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu.
  2. Menunjukkan nilai total aset, kewajiban, dan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan pada saat laporan disusun.
  3. Memberikan gambaran mengenai sumber daya perusahaan yang dapat digunakan untuk membiayai aktivitas bisnis di masa depan.
  4. Memberikan berbagai informasi mengenai suatu kemampuan perusahaan dalam hal membayar kewajiban untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
  5. Menunjukkan bagaimana perusahaan mendanai operasinya, baik melalui modal sendiri maupun utang.
  6. Menjadi referensi penting bagi para pengambil keputusan dalam mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan dan mengambil keputusan bisnis yang lebih tepat.
  7. Memberikan informasi kepada para investor dan kreditur mengenai kesehatan keuangan perusahaan dan potensi keuntungan yang dapat diperoleh.
  8. Menjadi alat untuk memantau kinerja keuangan perusahaan dari waktu ke waktu.
  9. Menunjukkan perubahan dalam posisi keuangan perusahaan dari periode ke periode sebelumnya.

Dalam rangka mengelola bisnis dengan baik, Laporan Posisi Keuangan menjadi salah satu laporan keuangan yang sangat penting bagi perusahaan. Oleh karena itu, Laporan Posisi Keuangan harus disusun dengan hati-hati dan akurat, serta dapat dipahami oleh semua pihak yang membutuhkan informasi keuangan perusahaan.

Komponen Laporan Posisi Keuangan

Berikut adalah beberapa komponen Laporan Posisi Keuangan:

1. Aset

Aset adalah sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh perusahaan dan memiliki nilai ekonomis yang dapat diukur. Aset ini dapat berupa kas, piutang, persediaan, investasi, tanah, bangunan, dan lain-lain.

2. Kewajiban

Kewajiban adalah kewajiban finansial yang dimiliki oleh perusahaan kepada pihak lain dan harus dibayar dalam jangka waktu tertentu. Kewajiban ini dapat berupa hutang bank, hutang usaha, dan lain-lain.

3. Ekuitas

Ekuitas adalah selisih antara aset dengan kewajiban, yang menunjukkan jumlah sisa aset setelah semua kewajiban telah dibayar. Ekuitas ini dapat berupa modal saham, laba ditahan, dan lain-lain.

4. Modal yang Ditempatkan dan Disetor

Modal yang Ditempatkan dan Disetor adalah jumlah modal yang telah ditempatkan oleh pemilik perusahaan dan modal yang telah disetor oleh pemilik perusahaan dalam bentuk saham.

5. Laba Ditahan

Laba Ditahan adalah laba perusahaan yang belum dibagikan kepada pemilik perusahaan dalam bentuk dividen.

6. Total Aset

Total Aset adalah jumlah dari semua sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh perusahaan pada saat laporan disusun.

7. Total Kewajiban

Total Kewajiban adalah jumlah dari semua kewajiban finansial yang dimiliki oleh perusahaan pada saat laporan disusun.

8. Total Ekuitas

Total Ekuitas adalah jumlah dari semua sisa aset setelah semua kewajiban telah dibayar pada saat laporan disusun.

Ketiga komponen ini harus seimbang satu sama lain, yaitu jumlah total aset harus sama dengan jumlah total kewajiban ditambah total ekuitas. Dalam menyusun Laporan Posisi Keuangan, setiap komponen harus dijelaskan secara jelas dan akurat untuk memastikan bahwa laporan tersebut dapat memberikan informasi yang akurat dan berguna bagi para pengguna laporan keuangan.

Bentuk Laporan Posisi Keuangan

Laporan Posisi Keuangan dapat dibuat dalam dua bentuk, yaitu:

1. Bentuk Berkelanjutan (Continuous Form)

Bentuk Berkelanjutan atau juga dikenal dengan nama Bentuk Tabel adalah bentuk Laporan Posisi Keuangan yang memuat kolom-kolom dan baris-baris untuk mencatat informasi mengenai posisi keuangan perusahaan.

Laporan Posisi Keuangan dalam bentuk ini biasanya digunakan oleh perusahaan besar yang memiliki banyak aset dan kewajiban. Bentuk ini memungkinkan perusahaan untuk melaporkan jumlah aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan pada setiap tanggal tertentu secara rinci.

2. Bentuk Tertanggal (Dated Form)

Bentuk Tertanggal atau juga dikenal dengan nama Bentuk Rangkuman adalah bentuk Laporan Posisi Keuangan yang hanya menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Laporan Posisi Keuangan dalam bentuk ini lebih sederhana dibandingkan dengan Bentuk Berkelanjutan, karena hanya menunjukkan jumlah total aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan pada tanggal tertentu.

Perusahaan dapat memilih bentuk mana yang akan digunakan untuk menyusun Laporan Posisi Keuangan tergantung pada kebutuhan dan kompleksitas aset dan kewajiban perusahaan. Namun, apapun bentuk yang digunakan, Laporan Posisi Keuangan harus disusun dengan hati-hati dan akurat untuk memberikan informasi yang berguna bagi para pengguna laporan keuangan.

Cara membuat Laporan Posisi Keuangan

Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat Laporan Posisi Keuangan:

1. Mengumpulkan Informasi Keuangan

Langkah pertama dalam menyusun Laporan Posisi Keuangan adalah mengumpulkan informasi keuangan perusahaan, seperti saldo rekening bank, piutang, persediaan, hutang, dan modal. Informasi ini dapat diperoleh dari catatan keuangan perusahaan, seperti jurnal umum, buku besar, dan bukti transaksi.

2. Mengelompokkan Informasi Keuangan

Setelah mengumpulkan informasi keuangan, langkah selanjutnya adalah mengelompokkan informasi keuangan menjadi kategori-kategori yang relevan. Informasi keuangan dapat dikelompokkan menjadi kategori aset, kewajiban, dan ekuitas.

3. Menghitung Total Aset

Setelah mengelompokkan informasi keuangan, langkah selanjutnya adalah menghitung total aset perusahaan dengan menjumlahkan semua aset yang dimiliki perusahaan.

4. Menghitung Total Kewajiban

Setelah menghitung total aset, langkah selanjutnya adalah menghitung total kewajiban perusahaan dengan menjumlahkan semua kewajiban yang dimiliki perusahaan.

5. Menghitung Total Ekuitas

Setelah menghitung total kewajiban, langkah selanjutnya adalah menghitung total ekuitas perusahaan dengan menjumlahkan semua modal yang ditempatkan dan disetor, serta laba ditahan yang dimiliki perusahaan.

6. Menyusun Laporan Posisi Keuangan

Setelah menghitung total aset, kewajiban, dan ekuitas, langkah terakhir adalah menyusun Laporan Posisi Keuangan dengan menampilkan informasi keuangan dalam bentuk tabel atau grafik yang mudah dipahami. Laporan Posisi Keuangan biasanya mencantumkan informasi tentang jumlah aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan pada akhir periode pelaporan.

Dalam menyusun Laporan Posisi Keuangan, perusahaan harus memastikan bahwa informasi yang disajikan akurat dan jelas, serta mematuhi standar akuntansi yang berlaku. Laporan Posisi Keuangan juga harus disajikan dalam format yang konsisten dengan laporan keuangan lainnya, seperti Laporan Laba Rugi dan Laporan Arus Kas.

Contoh Laporan Posisi Keuangan

Berikut adalah contoh Laporan Posisi Keuangan sebuah perusahaan:

Contoh Laporan Posisi Keuangan

Dalam contoh di atas, Laporan Posisi Keuangan menunjukkan informasi mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan pada akhir periode pelaporan. Aset dan kewajiban dipisahkan menjadi dua kategori utama, yaitu aset lancar dan tidak lancar, serta kewajiban lancar dan tidak lancar. Total aset perusahaan adalah Rp 800.000.000, sedangkan total kewajiban adalah Rp 350.000.000.

Ekuitas perusahaan terdiri dari modal saham dan laba ditahan, dengan total ekuitas sebesar Rp 450.000.000. Total kewajiban dan ekuitas sama dengan total aset, menunjukkan bahwa Laporan Posisi Keuangan telah disusun dengan benar dan akurat.

The post Laporan Posisi Keuangan: Pengertian, Jenis, Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Perbedaan Laporan Keuangan Syariah dan Konvensional https://haloedukasi.com/perbedaan-laporan-keuangan-syariah-dan-konvensional Sat, 08 Apr 2023 00:30:19 +0000 https://haloedukasi.com/?p=42419 Dalam dunia bisnis, Instansi dan perusahaan pada umumnya akan menjelaskan posisi keuangannya melalui sebuah laporan keuangan. Di Indonesia ada dua macam, laporan keuangan yang diakui oleh para pemangku kepentingan, yaitu laporan keuangan syariah dan laporan keuangan konvensional. Walaupun memiliki perbedaan, pada kenyataannya dua laporan keuangan ini memiliki fungsi yang sama, yaitu untuk menjelaskan tentang posisi […]

The post 5 Perbedaan Laporan Keuangan Syariah dan Konvensional appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dalam dunia bisnis, Instansi dan perusahaan pada umumnya akan menjelaskan posisi keuangannya melalui sebuah laporan keuangan. Di Indonesia ada dua macam, laporan keuangan yang diakui oleh para pemangku kepentingan, yaitu laporan keuangan syariah dan laporan keuangan konvensional.

Walaupun memiliki perbedaan, pada kenyataannya dua laporan keuangan ini memiliki fungsi yang sama, yaitu untuk menjelaskan tentang posisi keuangan perusahaan dari mulai arus kas hingga proses pengambilan keputusannya.

Dalam ulasan berikut ini akan dijelaskan, apa perbedaan dari laporan keuangan syariah dan konvensional.

Apa itu Laporan Keuangan Syariah dan Konvensional

Laporan keuangan adalah sebuah dokumen tertulis yang menjelaskan proses bisnis perusahaan melalui perhitungan keuangan yang terjadi dalam suatu periode.

Berikut ini akan dijelaskan secara singkat apa itu laporan keuangan syariah dan konvensional!

  • Laporan Keuangan Syariah

Laporan keuangan syariah merupakan laporan keuangan yang dibuat oleh instansi atau perusahaan yang mengacu pada aturan atau standar akuntansi syariah.

Penyajian laporan keuangan syariah diatur dalam PSAK No.101 dengan komponen yang menyangkut aset, dana syirkah temporer, kewajiban, pendapatan dan beban, ekuitas, arus kas, dana zakat, dan kebajikan.

Laporan ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang keuangan instansi atau perusahaan sebagai dasar kepatuhan entitas syariah, juga sebagai bentuk tanggung jawab akan Corporate Social Responsibility (CSR).

  • Laporan Keuangan Konvensional

Sama halnya dengan laporan keuangan syariah, laporan keuangan konvensional juga dibuat untuk menyajikan data keuangan dari institusi atau perusahaan dalam periode tertentu.

Laporan keuangan konvensional diatur dalam PSAK 1 yang menjelaskan tentang penyajian laporan keuangan, dimana tujuannya adalah untuk memberikan informasi tentang kekayaan perusahaan, memberikan informasi tentang laba rugi, dan memberikan informasi lainnya yang berhubungan dengan data keuangan perusahaan.

Perbedaan Laporan Keuangan Syariah dan Konvensional

Setelah mengetahui pengertian lengkap tentang keuangan syariah dan konvensional, agar bisa memahami lebih jelas, berikut akan dipaparkan beberapa perbedaan yang mendasar antara laporan keuangan syariah dan konvensional.

1. Sudut dan Unsur Pelaporan

Jika diperhatikan dari segi laporannya, laporan keuangan konvensional pada umumnya lebih memuat banyak unsur laporan keuangan, misalnya seperti neraca, laporan arus kas, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan catatan yang merangkum laporan keuangan.

Sedangkan pada laporan keuangan syariah memuat lebih banyak sudut dan unsur pelaporan, yang didalamnya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan dana investasi terkait aset, dana syirkah temporer, kewajiban, pendapatan dan beban, dana zakat, dan kebajikan.

2. Akad dan Legalitas

Dalam transaksi jual beli yang dilakukan oleh perusahaan yang menggunakan laporan keuangan syariah atau konvensional, akad lebih dikenal sebagai kesepakatan antara dua pihak untuk melakukan kewajiban dan menerima haknya masing-masing.

Namun, dalam laporan keuangan syariah akad yang dilakukan harus berdasarkan hukum ekonomi islam dimana barang yang diperjual belikan harus halal, harganya jelas, ada tempat penyerahan, dan semua barang yang ditransaksikan adalah kepemilikan penuh orang tersebut.

3. Format Institusi atau Perusahaan

Sesuai dengan ketentuan hukum dan aturan yang berlaku, institusi atau perusahaan yang memakai laporan keuangan konvensional cukup memenuhi persyaratan pada PSAK 1.

Dimana pihak yang bertanggung jawab akan pembuatan laporan keuangan yang biasanya bekerja pada bagian akunting, menyerahkan semua laporan keuangan tersebut kepada pihak-pihak terkait.

Lain halnya dengan laporan keuangan syariah yang pembuatannya dibawah pengawasan dan arahan dari Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang terdiri dari tiga ahli hukum agama islam, mereka akan memiliki tanggung jawab memberikan fatwa dan pengawasan bersama dewan komisaris yang nantinya akan diarahkan sesuai dengan hukum ekonomi syariah.

4. Penyelesaian Masalah Keuangan

Perusahaan yang menggunakan laporan keuangan konvensional, apabila mengalami masalah umumnya akan diselesaikan melalui pengadilan dalam negeri yang hukumnya sudah sesuai dengan ketetapan undang-undang dan aturan pemerintah.

Sedangkan untuk perusahaan yang menggunakan laporan keuangan syariah, dasar hukum yang digunakan adalah syariat islam. Penyelesaian masalah akan dilakukan di Badan Arbitrase Muamalah (BAMUI).

Pada dasarnya laporan keuangan syariah selalu mengacu pada semua kegiatan manusia yang berdasarkan akhlak yang baik dan aturan syariah.

Pada perusahaan yang memakai laporan keuangan konvensional, hal-hal yang menyangkut paham keagamaan tidak menjadi patokan mutlak. Perusahaan akan berpedoman pada aturan pemerintah dalam menjalankan operasional bisnisnya.

5. Macam-macam Piutang

Dalam menyusun laporan keuangan, perusahaan tentu saja akan sering menemui masalah piutang dengan pihak lain.

Dalam laporan keuangan konvensional, masalah piutang penyelesaiannya akan lebih sederhana karena tersedia informasi pemilik akun piutang dagang saja.

Apabila perusahaan dijalankan oleh seorang individu maka piutang tersebut bisa dibebankan atas nama satu orang saja. Namun, ketika perusahaan memiliki mitra bisnis, maka akun piutang akan disesuaikan dengan nama masing-masing pihak.

Berbeda dengan perusahaan yang memakai laporan keuangan syariah, Perusahaan jenis ini sudah jelas akan memiliki jenis piutang yang beragam, misalnya seperti piutang salam, piutang murabahah, piutang gardh, atau piutang istishna.

Nah, itu dia penjelasan lengkap tentang pengertian lengkap laporan keuangan konvensional dan syariah, serta perbedaan yang mendasar antara keduanya. Semoga informasi yang telah di bahas di atas bisa menambah wawasan tentang ilmu ekonomi dan bermanfaat.

The post 5 Perbedaan Laporan Keuangan Syariah dan Konvensional appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Contoh Neraca Lajur dan Fungsina https://haloedukasi.com/contoh-neraca-lajur Mon, 03 Apr 2023 07:22:18 +0000 https://haloedukasi.com/?p=42372 Apa itu Neraca Lajur Neraca lajur merupakan sebuah laporan yang mencatat seluruh data mengenai akuntansi yang dijadikan sebagai suatu rujukan yang digunakan untuk memeriksa dengan sebuah rekening di buku besar yang telah disesuaikan untuk mempermudah perusahaan dalam menyusun laporan keuangan. Adapun perusahaan yang tidak memerlukan neraca saldo yaitu perusahaan yang berskala kecil dan tidak mempunyai […]

The post Contoh Neraca Lajur dan Fungsina appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Apa itu Neraca Lajur

Neraca lajur merupakan sebuah laporan yang mencatat seluruh data mengenai akuntansi yang dijadikan sebagai suatu rujukan yang digunakan untuk memeriksa dengan sebuah rekening di buku besar yang telah disesuaikan untuk mempermudah perusahaan dalam menyusun laporan keuangan.

Adapun perusahaan yang tidak memerlukan neraca saldo yaitu perusahaan yang berskala kecil dan tidak mempunyai akun buku besar yang terlalu banyak. Perusahaan jenis ini biasanya langsung menyesuaikan dengan neraca saldo yang telah ada.

Berbeda dengan perusahaan kecil, perusahaan yang berskala besar memerlukan neraca lajur untuk mempermudah dalam melakukan rekapitulasi data keuangan sebelum menyusun penyesuaian. Laporan neraca lajur berisikan seluruh data informasi yang digunakan untuk laporan keuangan.

Fungsi Neraca Lajur

Berikut beberapa fungsi neraca lajur yang perlu diketahui, diantaranya:

1. Meringkas Data Keuangan

Fungsi neraca lajur yang pertama adalah membuat ringkasan data keuangan perusahaan mulai dari jurnal hingga saldo yang sudah dicatat ke dalam buku besar. Buku besar terlalu banyak memuat data dan sulit untuk dijadikan rujukan sehingga ringkasan data dapat membantu dalam mengkondisikan keuangan.

2. Evaluasi Terhadap Transaksi Keuangan

Fungsi neraca lajur yang kedua adalah melakukan evaluasi terhadap transaksi keuangan yang berjuan untuk mengetahui perkembangan kegiatan operasional selama kurun periode tertentu sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

3. Membantu dalam Penyusunan Laporan Keuangan

Fungsi neraca lajur selanjutnya adalah membantu dalam penyusunan laporan keuangan supaya data yang akan digunakan tercatat secara struktural dan sistematis. Selain itu, laporan keuangan dapat memberikan kemudahan selama proses auditing.

4. Mengurangi Kesalahan

Fungsi neraca lajur yang terakhir adalah membantu pengguna dalam memahami data di dalam pencatatan sehingga dapat mengurangi terjadinya kekeliruan di masa yang akan datang, penyusunan laporan yang sederhana dapat mempermudah perusahaan dalam mencari data dengan efektif.

Cara Membuat Neraca Lajur

Terdapat lima cara dalam membuat neraca lajur untuk perusahaan dagang maupun perusahaan jasa, diantaranya sebagai berikut;

1. Menyiapkan Format yang Berisikan Jumlah Kolom yang Sesuai.

Neraca lajur memiliki berbagai jenis dan mempunyai jumlah kolom yang berbeda-beda. Secara umum, pada format laporan berisikan beberapa kolom, setiap kolom terbagi menjadi penempatan debit dan kredit pada transaksi atau akun yang ada, berikut diantaranya:

  • Kolom Nomor dan Nama Akun

Kolom nomor dan nama akun berisikan nama semua kode akun perkiraan yang telah tersusun sebelumnya, pada saat ini juga dapat menentukan nama rekening apakah sebuah akun dapat bernilai debet atau kredit dalam setiap jalur kolom.

  • Kolom Neraca Saldo

Pada kolom ini berisikan semua informasi yang sama persis dengan yang tersusun pada jurnal laporan neraca saldo. Apabila perusahaan menggunakannya maka neraca saldo dapat langsung disusun di dalamnya dan tidak perlu disusun secara terpisah.

  • Kolom Penyesuaian

Jurnal penyesuaian yang telah tersusun dapat menyesuaikan segala perkiraan neraca saldo yang sudah ada di mana, apabila terdapat perkiraan baru yang timbul maka akan tercantum di bawah perkiraan-perkiraan neraca saldo tersebut.

  • Kolom Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

Setelah menyusun jurnal penyesuaian maka selanjutnya neraca saldo dapat memperkirakan seluruh perkiraan dan saldo-saldo yang terdapat dalam lajur ini dan akan tertampil dalam laporan finansial.

Jurnal penyesuaian tidak dapat mempengaruhi segala perkiraan-perkiraan neraca saldo akan langsung dipindah ke lajur ini. Namun apabila terdapat perkiraan yang dipengaruhi oleh jurnal penyesuaian maka saldo perkiraan harus dihitung, lalu kemudian dipindahkan ke dalam lajur ini.

  • Kolom Neraca

Pada kolom neraca berisikan seluruh perkiraan riil yang merupakan perkiraan dari akun sebelumnya. Adapun fungsi dari kolom neraca saldo adalah untuk mendeteksi apabila terdapat kekeliruan ketika penyusunan neraca saldo setelah penyesuaian dan pemeriksaan ketepatan perhitungan yang telah dilakukan.

  • Kolom Laba Rugi

Kolom ini berisikan seluruh perkiraan nominal yang merupakan perkiraan yang akan diklasifikasikan atau diinput ke dalam laporan perhitungan laba rugi. Pada kolom ini debit dan kredit lajur laba-rugi harus dijumlahkan.

Apabila dalam kolom kredit memiliki jumlah lebih besar daripada kolom debet, maka perusahaan akan memperoleh keuntungan atau laba. Namun, apabila sebaliknya, kolom debit memiliki jumlah yang lebih besar daripada kolom kredit maka perusahaan harus menanggung kerugian.

2. Melakukan Input Nomor dan Nama Akun

Setelah menyiapkan format yang berisi jumlah kolom yang sesuai maka langkah selanjutnya dalam menyusun neraca lajur perusahaan adalah melakukan input nomor dan nama akun. 

Langkah kedua dapat dilakukan dengan cara menginput saldo akun dari buku besar ke dalam kolom daftar saldo yang ada dalam lembar kerja yang tersedia. Kemudian dapat menambahkan jumlah neraca saldo yang ada pada laporan sebelumnya.

3. Input Ayat Jurnal Penyesuaian pada Kolom Penyesuaian.

Langkah selanjutnya dalam membuat neraca lajur adalah memasukan kolom dengan nominal yang telah terbuat dalam laporan ayat jurnal penyesuaian sebelumnya, lalu pindahkan saldo ke daftar yang sudah disesuaikan antara kredit dan debit.

Data yang diperlukan untuk menginput data jurnal penyesuaian biasanya didapatkan dari data aset perusahaan yang mengalami penyusutan seperti penggunaan peralatan untuk operasional seperti furnitur, komputer, mesin, dan lain sebagainya.

4. Menambahkan Nominal pada Neraca Saldo Setelah Penyesuaian.

Setelah melakukan penginputan ayat jurnal penyesuaian pada kolom penyesuaian, maka langkah selanjutnya adalah menjumlahkan atau mengurangi antara keduanya dan mencatat pada kolom neraca saldo setelah penyesuaian.

Apabila dalam kolom tersebut terdapat persamaan debit atau kredit maka cara menghitungnya dengan dijumlahkan. Begitu pula sebaliknya, apabila tidak terdapat kesamaan antara debit dan kredit maka cara menghitungnya dengan dikurangkan.

5. Mengisi Kolom Neraca dan Laba Rugi

Langkah berikutnya adalah mengisi kolom neraca dan laba rugi dengan cara memindahkan semua jumlah di dalam kolom daftar saldo, kemudian sesuaikan ke dalam kolom laba rugi. Selain itu, juga dapat menjumlahkan semua kolom laba-rugi dan semua kolom laporan posisi keuangan.

Kemudian menginput angkat laba bersih atau rugi bersih sebagai angka pengumbang ke dalam keuda pasang kolom di atas dan selaku lagi menjumlahkan kolom tersebut.

Berdasarkan nominal dari neraca saldo setelah penyesuaian maka dapat menginput akun pendapatan dan beban ke kolom laporan laba rugi. Setelah itu, dapat menjumlahkan saldo jurnal penyesuaian hingga menemukan nominal yang seimbang atau balance di kedua kolom.

Dengan menjumlahkan semua saldo debit dan kredit pada kolom laba rugi, maka akan menemukan hasil selisih antara pendapatan dan beban.

Contoh Neraca Lajur

Contoh Neraca Lajur Perusahaan Manufaktur

Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang berbisnis dengan cara mengumpulkan bahan mentah untuk dikelola menjadi bahan baku, bahan setengah jadi, maupun bahan jadi yang dijadikan sebagai produk akhir dengan nilai yang lebih tinggi.

Berikut contoh neraca lajur perusahaan manufaktur.

neraca lajur manufaktur
neraca lajur manufaktur
neraca lajur manufaktur
neraca lajur manufaktur
neraca lajur manufaktur
neraca lajur manufaktur

Contoh Neraca Lajur Perusahaan Jasa

Perusahaan jasa merupakan perusahaan yang menyediakan jasa dalam bisnisnya sehingga tidak ada produk atau barang yang dijadikan sebagai komoditas dalam usaha ini. Penjualan jasa dicatat sebagai pendapatan jasa.

Berikut contoh neraca lajur perusahaan jasa.

neraca lajur jasa
neraca lajur jasa
neraca lajur jasa
neraca lajur jasa

Contoh Neraca Lajur Perusahaan Dagang

Perusahaan dagang memiliki aktivitas membeli dan menjual produk tanpa memproses produk tersebut. Produk dijual dalam keadaan sama seperti pada saat dibeli. Pendapatan pada perusahaan ini diperoleh dari hasil penjualan perdagangan.

Berikut contoh neraca lajur perusahaan dagang.

neraca lajur dagang
neraca lajur dagang
neraca lajur dagang
neraca lajur dagang
neraca lajur dagang
neraca lajur dagang

The post Contoh Neraca Lajur dan Fungsina appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Neraca Keuangan: Pengertian, Bentuk, Jenis, Contoh https://haloedukasi.com/neraca-keuangan Mon, 11 Jul 2022 00:22:38 +0000 https://haloedukasi.com/?p=36572 Mungkin bagi Anda yang berkecimpung di dunia keuangan khususnya  bidang akuntansi, Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan neraca. Dalam akuntansi, penyusunan laporan keuangan sudah menjadi “makanan” sehari-hari, sehingga tentunya sudah tidak asing lagi.  Apa itu Neraca Keuangan Neraca keuangan adalah informasi mengenai posisi keuangan suatu perusahaan yang dapat digunakan untuk melihat kinerja suatu perusahaan […]

The post Neraca Keuangan: Pengertian, Bentuk, Jenis, Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Mungkin bagi Anda yang berkecimpung di dunia keuangan khususnya  bidang akuntansi, Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan neraca.

Dalam akuntansi, penyusunan laporan keuangan sudah menjadi “makanan” sehari-hari, sehingga tentunya sudah tidak asing lagi. 

Apa itu Neraca Keuangan

Neraca keuangan adalah informasi mengenai posisi keuangan suatu perusahaan yang dapat digunakan untuk melihat kinerja suatu perusahaan selama suatu periode. Agar bisnis dapat berkinerja lebih baik, harus dilengkapi dengan sistem pelaporan keuangan yang tepat.

Ada empat jenis laporan keuangan, yaitu laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan neraca. Oleh karena itu, kali ini kita akan membahas tentang pentingnya pengelolaan neraca yang baik

Jenis Neraca Keuangan

  • Neraca Perdagangan

Berikut adalah rumus neraca perdagangan:

Neraca perdagangan = Nilai ekspor – Nilai impor. 

Contoh: Neraca Perdagangan, jika suatu negara mengekspor $156,5 miliar ke negara lain dan $165,5 miliar pada tahun 2021, maka negara tersebut memiliki neraca perdagangan $-9 miliar atau defisit perdagangan sebesar 9 miliar dolar.

  • Neraca Surplus

Neraca surplus adalah saldo dimana hasil akhir perhitungan neraca menunjukkan bahwa hutang lebih besar dari pada kredit. Jadi ada sisa uang. Dengan kata lain, keadaan surplus adalah ketika pendapatan suatu negara lebih besar dari pengeluarannya.

Contoh: Dalam ekspor dan impor pada neraca perdagangan suatu negara. Pada tahun 2032, ekspor negara A yang tercatat di neracanya akan menjadi 50 miliar, sedangkan impornya hanya sekitar 20 miliar. maka saldo surplus adalah 30 M. 

  • Neraca Defisit

Neraca defisit merupakan kebalikan dari neraca surplus. Ketika pengeluaran suatu negara lebih besar dari pendapatannya.

Contoh: Pada tahun 2021 ekspor negara A mencapai 30 miliar, tetapi impornya akan lebih besar yaitu 50 miliar. maka, neraca mengalami defisit sebesar 20 M.

  • Neraca Seimbang

Neraca seimbang adalah saldo di mana debit dan kredit mewakili jumlah yang sama. Neraca dalam keadaan seimbang adalah tujuan dari neraca pembayaran. Karena neraca ini menunjukkan bahwa keuangan disimpan dalam kondisi yang baik dan dalam catatan yang baik. 

Contoh: Pada tahun 2021, hasil neraca perdagangan Negara A menunjukkan jumlah ekspor dan impor yang sama yaitu Rs 150 miliar.

Komponen Laporan Neraca

Dalam penyajian neraca, ada format yang biasa diikuti di mana bagian kiri adalah pernyataan penyajian aset yang dimiliki oleh bisnis yaitu aset tetap dan aset lancar, sedangkan sisi kanan menunjukkan kewajiban dan modal. Untuk lebih jelasnya, kita akan membahas lebih lanjut tentang komponen-komponen di atas:

1. Aset

Properti atau aset berarti seluruh sumber daya yang Anda miliki. Aset adalah nilai kekayaan perusahaan yang digunakan untuk tujuan serta mendukung operasi. Berdasarkan masa manfaatnya, aset dibedakan menjadi dua jenis yaitu aset lancar dan aset tetap, berikut  penjelasannya:

  • Aset Lancar

Aset lancar adalah aset yang memiliki masa manfaat pendek dan dapat dikonversi menjadi kas dalam jangka waktu paling lama satu tahun. Item termasuk kas dan setara kas, piutang dari pelanggan, persediaan dan pembayaran di muka. 

  • Aset Tetap

Aset tetap adalah aset dengan masa manfaat lebih dari satu tahun. Itu juga termasuk dalam laporan keuangan neraca. Komponen dapat berupa pabrik, gedung perkantoran, peralatan pabrik, peralatan kantor, dan hak kekayaan intelektual seperti paten dan hak cipta. Aset seperti pabrik dan peralatan dapat disajikan di neraca sebesar nilai bersihnya, yang telah dikurangi dengan akumulasi penyusutan. 

2. Kewajiban (Liabilities)

Kewajiban adalah kewajiban kepada pihak lain, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Akun kewajiban biasanya mencakup utang, pendapatan yang belum direalisasi, dan kewajiban (beban yang harus dibayar nanti). Liabilitas adalah hutang perusahaan kepada kreditur dan pihak lain yang terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:

  • Kewajiban / Utang Jangka Pendek

Utang jangka pendek atau short term debt adalah obligasi yang jatuh temponya kurang dari satu tahun.  Kewajiban lancar ini juga memiliki beberapa contoh, antara lain hutang usaha/hutang dagang, hutang gaji dan pajak, dan piutang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun.

  • Kewajiban / hutang jangka panjang

Hutang jangka panjang adalah kewajiban yang jatuh temponya lebih dari satu tahun. Contohnya adalah pinjaman jangka panjang dan obligasi dengan jatuh tempo lebih dari satu tahun. 

3. Ekuitas atau Modal

Ekuitas merupakan unsur laporan keuangan dari neraca dimana ekuitas ini dapat mencerminkan kepemilikan perusahaan. Posisi terpisah pada neraca disajikan pada bagian ekuitas, yang mencakup pengurangan saldo ekuitas. 

Berdasarkan hubungan timbal balik, ekuitas dapat didefinisikan sebagai perbedaan antara komponen aset dan kewajiban.

Aset – Kewajiban = Ekuitas

Komponen ekuitas dari neraca adalah saldo modal akhir bisnis. Modal saham ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu:

  • Saham Disetor

Saham dalam angsuran sesuai dengan jumlah tunai pemegang saham di perusahaan. Uang dari saham yang diterbitkan ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Misalnya untuk belanja modal kerja atau membeli aset.

  • Laba Ditahan

Laba ditahan adalah keuntungan perusahaan yang tidak dibagikan kepada pemegang saham. Bagian dari laba ditahan ini akan terus bertambah seiring berjalannya waktu, karena sebagian dari laba perusahaan tidak akan sepenuhnya dibagikan sebagai dividen. Dengan demikian, distribusi elemen atau bagian ekuitas ini masuk akal bagi sebagian orang, tetapi tidak bagi sebagian yang lain.

Cara Menyusun Laporan Neraca Keuangan

Bagaimana mempersiapkan laporan keuangan neraca perusahaan? Tentu saja, ketika Anda melapor nanti, Anda akan menemukan angka-angka pada  transaksi yang Anda kenal. Anda dapat memasukkan angka-angka ini dalam entri neraca. Namun, menemukan nomor tersebut  biasanya memerlukan beberapa proses:

  • Membuat Jurnal Neraca.
  • Memposting Laporan Laba Rugi.
  • Menyusun Laporan Laba Rugi.
  • Menyusun Laporan Perubahan Modal.

Langkah tersebut,  Anda dapat melanjutkan proses di atas untuk menghasilkan laporan. Pastikan bahwa ketika Anda mengetahui angka-angkanya, Anda dapat mulai dengan menarik angka-angka dari buku besar, kemudian menggabungkan laba rugi dan perubahan ekuitas.

Hal ini berguna untuk mengetahui laba yang dihasilkan dan kemudian laba tersebut akan masuk ke ekuitas di neraca. 

  • Contoh Laporan Neraca Bentuk Scontro

Skala ini juga dikenal sebagai skala berbentuk T.  Laporan ini menyajikan akun-akun di dua sisi, yaitu aset di sebelah kiri dan kewajiban dan sumber modal (liabilitas) di sebelah kanan. Contoh bentuk laporan neraca perusahaan sebagai skor adalah sebagai berikut:

Contoh Laporan Neraca Bentuk Scontro
  • Contoh Laporan Neraca Bentuk Staffel (Report Form)

Apa itu pelaporan karyawan? Sering disebut sebagai neraca dalam laporan, karena tata letaknya yang berurutan dari atas ke bawah.

Neraca yang berbentuk laporan disusun secara berurutan dari kelompok harta (aktiva) yang paling tinggi sampai dengan kelompok kewajiban dan ekuitas yang paling rendah. Contoh neraca perusahaan dengan bentuk personalia adalah sebagai berikut.

Contoh Laporan Neraca Bentuk Staffel (Report Form)

Ini adalah jenis-jenis neraca serta contohnya yang telah dijelaskan secara rinci. Dengan demikian, dalam siklus akuntansi, neraca merupakan elemen penting yang harus ada dalam pembukuan.

The post Neraca Keuangan: Pengertian, Bentuk, Jenis, Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Jenis-Jenis Anggaran Perusahaan dan Fungsinya https://haloedukasi.com/jenis-jenis-anggaran-perusahaan Tue, 28 Dec 2021 04:34:38 +0000 https://haloedukasi.com/?p=30058 Anggaran merupakan suatu proses perencanaan dalam perusahaan yang telah dibuat secara terpadu. Selain itu, anggaran ini juga dijelaskan oleh pihak-pihak finansial pada jangka waktu tertentu di mana yang sudah disepakati bersama. Munandar (2011) mengatakan anggaran merupakan bentuk perencanaan yang telah dibuat secara sistematis. Perencanaan tersebut tentunya mencakup semua kegiatan perusahaan yang telah dinyatakan oleh unit […]

The post Jenis-Jenis Anggaran Perusahaan dan Fungsinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Anggaran merupakan suatu proses perencanaan dalam perusahaan yang telah dibuat secara terpadu. Selain itu, anggaran ini juga dijelaskan oleh pihak-pihak finansial pada jangka waktu tertentu di mana yang sudah disepakati bersama.

Munandar (2011) mengatakan anggaran merupakan bentuk perencanaan yang telah dibuat secara sistematis. Perencanaan tersebut tentunya mencakup semua kegiatan perusahaan yang telah dinyatakan oleh unit atau satu kesatuan moneter yang berlaku pada kurun waktu tertentu.

Dengan kata lain, anggaran ini bertujuan untuk merencanakan dan mengendalikan sistem keuangan sebagai bentuk estimasi perusahaan. Perusahaan harus memiliki sebuah perencanaan anggaran. Hal ini agar perusahaan dapat memantau laju pertumbuhan ekonomi internalnya.

Di samping itu, anggaran ini juga akan memberikan manfaat bagi perusahaan. Anggaran perusahaan ini ada banyak jenisnya. adapun jenis-jenis anggaran perusahaan yang perlu kita ketahui sebagai berikut:

1. Anggaran Penjualan

Anggaran penjualan adalah anggaran perusahaan yang dibuat dengan tujuan untuk memprediksi penjualan di masa depan. Anggaran ini berisi mulai dari rencana jenis-jenis barang yang ingin dijual, harga barang, jumlah barang, waktu penjualan hingga tempat penjualan.

Biasanya tim perusahaan akan menyusun anggaran penjualan berdasarkan pada proyeksi penjualan yang akan diberikan oleh perusahaan.

Dengan kata lain, anggaran penjualan ini dibuat dalam jangka waktu atau satu periode di mana rencana anggaran untuk satu tahun ke depan. Selain itu, anggaran ini juga dianggap sebagai anggaran kunci dan dasar bagi penyusunan anggaran perusahaan lainnya.

2. Anggaran Produksi

Anggaran produksi adalah anggaran perusahaan yang berisi mengenai seluruh rencana unit perusahaan yang akan diproduksi selama periode anggaran.

Dengan kata lain, anggaran produksi ini menjadi tumpuan dari pembuatan anggaran produksi serta ditentukan melalui rencana dari penjualan yang telah direncanakan. Misal, dasar dari biaya produksi, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan juga biaya pabrik.

3. Anggaran Biaya Produksi

Menurut Mulyadi (2000) mengemukakan bahwa anggaran produksi merupakan rencana dari berbagai biaya yang terjadi untuk dapat mengolah bahan baku menjadi barang yang siap jual. Sementara Aliminsyah (2003) juga menambahkan biaya produksi yaitu rencana biaya produksi yang terjadi dalam kurun waktu satu periode tertentu di masa yang akan datang.

Anggaran biaya produksi adalah anggaran yang berisi tentang rencana biaya pemasaran dan biaya administrasi. Dengan kata lain, anggaran ini biasanya akan digunakan sebagai dasar dalam pembuatan anggaran perusahaan lainnya seperti anggaran kas dan anggaran laba rugi.

4. Anggaran Biaya Bahan Baku

Anggaran biaya bahan baku merupakan anggaran perusahaan yang sangat dibutuhkan dalam kegiatan produksi. Anggaran ini biasanya berisi tentang semua hal rencana tentang bahan baku yang menyatakan suatu kuantitas dari bahan baku beserta satuan uang.

Dengan membuat anggaran biaya bahan baku, perusahaan tentunya bisa mengetahui pembelian bahan baku yang nantinya digunakan sebagai dasar atau patokan dari penyusunan anggaran kas dan anggaran laba-rugi.

Tidak hanya itu, perlu kita ketahui bawa bahan baku yang digunakan oleh pabrik secara tradisional terbagi ke dalam dua macam yakni bahan langsung dan bahan tidak langsung. Bahan langsung ini adalah bahan baku yang telah menjadi bagian terpadu dari bagian produksi dan dapat ditetapkan langsung menjadi harga pokok produk barang jadi.

5. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung

Pada hakikatnya, tenaga kerja langsung yaitu tenaga kerja di pabrik yang secara langsung terlibat pada semua kegiatan produksi dan biayanya akan dikaitkan pada biaya produksi maupun barang yang diproduksi.

Anggaran biaya tenaga kerja langsung adalah anggaran perusahaan yang di dalamnya terdapat prediksi mengenai biaya tenaga kerja selama satu periode anggaran.

Selain itu, anggaran ini juga bisa digunakan sebagai acuan dalam menyusun anggaran kas dan anggaran laba-rugi. Pada umumnya, perhitungan dalam anggaran biaya tenaga kerja langsung ini mempunyai dua dasar perhitungan yakni upah per unit dan upah per jam.

6. Anggaran Persedian

Anggaran persediaan adalah anggaran perusahaan yang berisi segala hal terkait persediaan dalam periode tertentu. Dengan kata lain, perusahaan akan merencanakan anggaran ini secara terperinci di mana mulai dari berapa nilai persediaan dan jumlah persediaan yang masih utuh dalam periode yang akan datang.

Adapun anggaran ini terdapat tiga macam yaitu anggaran persediaan material, anggaran barang setengah jadi dan juga anggaran barang jadi.

7. Anggaran Overhead Pabrik

Anggaran overhead pabrik adalah anggaran perusahaan terkait rencana biaya overhead pabrik selama periode anggaran berlangsung. Selain itu, anggaran ini bisa digunakan sebagai dasar dalam penyusunan anggaran kas dan anggaran laba-rugi.

Anggaran overhead pabrik juga mencakup beberapa biaya yang perlu dikeluarkan untuk penggunaan bahan tambahan, biaya tenaga kerja tidak langsung, pajak, pengawasan mesin produksi, asuransi, fasilitas tambahan dan sebagainya yang dibutuhkan selama proses produksi.

8. Anggaran Program

Anggaran program adalah anggaran perusahaan yang berisi tentang segala anggaran operasional atau kegiatan perusahaan yang berdasarkan pada seluruh program utama perusahaan yang berupa jenis produk seperti program penelitian dan pengembangan.

Dengan adanya anggaran program ini tentu dapat membantu perusahaan dalam menganalisa keseimbangan antara setiap program perusahaan yang sudah atau baru belum dilaksanakan.

9. Anggaran Pertanggungjawaban

Anggaran pertanggungjawaban merupakan anggaran perusahaan yang berisi mengenai anggaran operasional dalam perusahaan yang telah disusun berdasarkan pusat pertanggungjawaban pada suatu perusahaan. selain itu, anggaran ini biasanya dijadikan sebagai alat pengendali pada seluruh manajer perusahaan.

10. Anggaran Pengeluaran Modal

Anggaran pengeluaran modal merupakan anggaran perusahaan yang berisi tentang perkiraan perubahan aktiva tetap dalam periode tertentu. Anggaran ini dibuat dengan berdasarkan pada estimasi penjualan.

Selain itu, anggaran ini juga dipakai sebagai acuan dalam menyusun anggaran kas, anggaran biaya non produksi dan juga anggaran biaya overhead pabrik.

11. Anggaran Kas

Anggaran kas adalah anggaran perusahaan yang berisi tentang estimasi sumber dan juga penggunaan kas selama periode waktu tertentu. Dengan kata lain, anggaran ini meliputi anggaran operasi dan anggaran pengeluaran modal.

Selain itu, anggaran kas juga sering dijadikan sebagai dasar dalam penyusunan anggaran neraca. Manfaat lainnya yaitu untuk membantu menjaga likuiditas perusahaan.

12. Anggaran Laba Rugi

Anggaran laba rugi adalah anggaran perusahaan yang disusun sesuai dengan anggaran operasi. Anggaran operasi ini mengandung prediksi laba rugi perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Selain itu, anggaran ini juga bisa dipakai sebagai dasar penyusunan anggaran neraca.

13. Anggaran Neraca

Anggaran neraca adalah anggaran yang berisi tentang rencana aktiva, utang, dan juga model perusahaan pada saat anggaran dibuat hingga dan akhir periode anggaran tersebut.

Anggaran neraca juga dibuat atas dasar hasil dari anggaran kas dan anggaran laba-rugi. Selain itu, anggaran neraca ini bisa dipakai sebagai dasar dalam penyusunan anggaran pada perubahan posisi keuangan.

14. Anggaran Posisi Keuangan

Anggaran posisi keuangan adalah anggaran perusahaan yang berisi terkait prediksi perubahan utang, aktiva dan juga modal yang dimiliki oleh perusahaan selama periode anggaran itu berlangsung. Untuk menyusun anggaran posisi keuangan, maka perusahaan dapat melihat lagi dari hasil anggaran neraca yang sudah dibuatnya.

The post Jenis-Jenis Anggaran Perusahaan dan Fungsinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Jenis Laporan Keuangan dan Penjelasannya https://haloedukasi.com/jenis-laporan-keuangan Thu, 16 Dec 2021 06:22:10 +0000 https://haloedukasi.com/?p=29157 Laporan keuangan merupakan pencatatan serta pelaporan uang berupa transaksi dalam suatu bisnis yang sedang di jalankan. Biasanya laporan keuangan dibuat dan dilaporkan dalam suatu periode tertentu sesuai dengan kebutuhan serta kebijakan pada perusahaan. Laporan keuangan bisa dibuat untuk pelaporan setiap bulan, tahunan ataupun keduanya. Hal ini berguna untuk mencari tahu kondisi finansial sebuah perusahaan secara […]

The post 5 Jenis Laporan Keuangan dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Laporan keuangan merupakan pencatatan serta pelaporan uang berupa transaksi dalam suatu bisnis yang sedang di jalankan. Biasanya laporan keuangan dibuat dan dilaporkan dalam suatu periode tertentu sesuai dengan kebutuhan serta kebijakan pada perusahaan. Laporan keuangan bisa dibuat untuk pelaporan setiap bulan, tahunan ataupun keduanya.

Hal ini berguna untuk mencari tahu kondisi finansial sebuah perusahaan secara menyeluruh, sehingga laporan keuangan wajib dibuat dengan teliti, tepat serta bisa dipertanggung jawabkan. Jadi proses pengerjaannya tidak boleh sembarangan dan harus dilakukan oleh akuntan berkompeten. Laporan keuangan memiliki beragam jenis sesuai dengan kegunaannya, berikut beberapa jenis laporan keuangan yang perlu diketahui.

1. Laporan Laba Rugi

Laporan keuangan laba rugi merupakan laporan untuk mengetahui kondisi laba serta rugi dalam sebuah perusahaan. Bisanya laporan ini dibuat guna mencari tahu kondisi keuangan pada suatu periode, agar para pelaku usaha atau pemilik bisa mengetahui kondisi keuangannya.

Sehingga bisa dijadikan sebagai acuan ataupun bahan evaluasi saat mengambil langkah selanjutnya. Laporan keuangan laba rugi terbagi kedalam dua jenis, seperti berikut:

Laporan Laba Rugi Single Step

Untuk pelaporan jenis ini, bersifat sederhana karena yang ditunjukkan hanyalah satu kategori pendapatan serta pengeluaran saja.

Laporan Laba Rugi Multiple Step

Untuk laporan laba rugi jenis ini, bersifat kompleks karena berisikan banyak informasi daripada laporan laba rugi jenis single step. Sehingga dalam proses pembuatannya akan memecah pendapatan menjadi beberapa yaitu pendapatan operasional, biaya operasional, pendapatan non-operasional serta biaya non-operasional.

Saat membuat laporan laba rugi yang bersifat multiple step ada tiga formula akuntansi guna mencari tahu nilai akhir laba bersih:

Laba Kotor didapatkan dari (Penjualan Bersih – Biaya Barang Terjual)
Saat mengurangi harga pokok penjualan dengan penjualan bersih, akan diperoleh yang namanya laba kotor.

Pendapatan Operas didapatkan dari (Laba Kotor – Beban Operasi)
Saat mengurangi biaya operasional dengan laba kotor, akan diperoleh yang namanya penghasilan operasional.

Penghasilan Bersih didapatkan dari (Penghasilan Operasi + Item Non Operasi)
Pendapatan operasional biasanya akan ditambahkan ke dalam pendapatan non-operasional yang bersih, beban keuntungan, sertakerugian. Biasanya angka terakhir inilah yang akan memberikan informasi apakah mendapatkan laba bersih ataupun rugi bersih dalam suatu periode pelaporan.

Selain itu dalam laporan keuangan laba rugi akan ada informasi utama yang bisa didapatkan sebagai berikut:

  • Pendapatan

Pendapatan biasanya akan berisikan info mengenai penjualan suatu barang ataupun jasa perusahaan dalam periode tertentu. Biasanya pendapatan yang ditampilkan dalam suatu laporan laba rugi merupakan pendapatan yang berasa dari penjualan secara tunai ataupun penjualan secara kredit.

Sehingga dalam laporan pendapatan, dapat diketahui berapa banyaknya penjualan bersih dalam periode tertentu. Biasanya pendapatan dilaporkan sebagai rangkuman laporan keuangan laba rugi. Jadi jika ingin memeriksanya secara detail, akan diperlukan pemeriksaan catatan pendapatan yang telah disediakan.

Melalui catatan laporan keuangan inilah, perusahaan bisa melihat suatu garis pendapatan secara berbeda dalam periode tersebut. Ini berguna untuk membantu pengguna memahami alur pendapatan secara signifikan apakah bersifat meningkat ataupun menurun.

  • Pengeluaran

Pengeluaran ataupun beban merupakan biaya operasional dalam suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu. 

Pengeluaran biasanya berupa biaya operasional meliputi gaji, transportasi, utilitas, depresiasi, biaya pelatihan, biaya bunga hingga pajak. Saat membuat laporan keuangan laba rugi, informasi pengeluaran bisa ditampilkan berdasarkan fungsi atau sifatnya.

  • Untung atau Rugi

Untung atau rugi mepakan informasi mengenai laba bersih ataupun laba rugi. Informasi ini boasanya didapatkan dengan menghitung pengurangan pendapatan dengan pengeluaran.

Kalau pendapatan dalam suatu periode lebih tinggi dibandingKn pengeluaran, akan dinamakan untung. Tapi, saat pengeluaran lebih tinggi dibandingkan pendapatan, akan dinamakan kerugian.

Laba atau rugi dalam periode tertentu menjadi acuan dalam mempertahankan laba ataupun rugi dalam neraca serta laporan keuangan perubahan modal.

Selain beberapa hal penting diatas, ada beberapa hal penting lainnya yang tidak boleh terlewatkan. Seperti pendapatan, laba rugi usaha, harga pokok penjualan beban pajak, beban pinjaman, kerugian perusahaan saat beraktivitas normal, hak minoritas, serta pos luar biasa.

Pos luar biasa merupakan keuntungan ataupun kerugian dari transaksi dan jarang terjadi. Sedangkan hak minoritas merupakan hak yang didapatkan oleh para pemegang saham kecil.

2. Laporan Arus Kas

Laporan aruskas dapat meruoakan sebutan untuk cash flow dan berisikab informasi perihal pemasukan dan pengeluaran satu periode tertentu.

Biasanya laporan keuangan ini akan dipakai untuk mengetahui keputusan keuangan dalam suatu perusahaan, serta bahan evaluasi pada struktur keuangan, atau menjadi sarana dalam mengatur strategi saat menghadapi suatu perubahan ataupun peluang.

Didalam laporan ini ada tiga hal yang harus diperhatikan yaitu : arus kas investasi, arus kas operasional, dan arus kas aktivitas pendanaan.

Sebagai contoh, arus kas yang berasal dari aktivitas operasional dapat membantu pengguna mendapatkan informasi mengenai berapa uang tunai hasil dari kegiatan operasional.

Sedangkan pada umum, saat informasi ditampilkan sesuai metode arus kas haruslah disiapkan oleh perusahaan. Tapi ini tidak termasuk metode langsung ataupun tidak langsung.

3. Laporan Perubahan Modal

Ekuitas atau sering disebut sebagai laporan keuangan perubahan modal, berguna bagi perusahaan untuk menggambarkan suatu peningkatan atau penurunan berdasarkan aktiva bersih suatu periode tertentu yang memiliki prinsip pengukuran khusus.

Laporan ini biasanya harus bisa dipahami para penanam modal, karena bisa menjadi indikator apakah terjadi perkembangan atau tidak dalan suatu perusahaan. Dengan melihat apakah jumlah modal dalam suatu perusahaan bertambah ataupun tidak.

4. Laporan Neraca

Balance sheet atau sering disebut sebagai laporan neraca merupakan informasi perihal akun aktiva dan kewajiban perusahaan. Dengan laporan ini perusahaan dapat mengetahui informasi dan posisi keuangannya.

Sehingga neraca sering juga disebut sebagai laporan posisi keuangan, dikarenakan menampilkan kekayaan bersih suatu perusahaan. Kekayaan bersih suatu perusahaan bisa diketahui dengan cara menghapus kewajiban dalam total aset.

Laporan Neraca biasanya tidak bersifat per periode, bisa setiap minggu atau 2 minggu sekali untuk memberikan informasi saldo akun. Lain halnya dengan laporan laba rugi yang dibuat setiap 6 bulan ataupun setahun sekali untuk mengeyahui laba dalam satu periode.

Selain itu, didalam laporan neraca ada 3 informasi utama yang bisa didapatkan, yaitu

  • Aktiva

Aset atau aktiva merupakan sumber daya dalam suatu perusahaan yang bersifat legal serta ekonomis. Misalkan, tanah bangunan, uang, dan mobil sebagau aset perusahaan. Aset sendiri terbagi dalam dua kategori yaitu: 

Aktiva lancar, merupakan aset jangka pendek seperti bahan baku, kas kecil, uang tunai, prabayar, barang yangnsedang dalam proses, barang jadi, dll.

Aktiva tidak lancar,  merupakan aset berwujud serta tidak berwujud yang bisa dikonversi serta digunakan hingga lebih dari 12 bulan. Hal ini terhitung sejak tanggal pembuatan laporan. Aktiva tidak lancar terdiri dari mesin, komputer, bangunan, tanah, investasi jangka panjang, dll.

  • Liabilitas

Liabilitas atau yang dikenal sebagai kewajiban merupakan kewajiban sebuah perusahaan yang berutang terhadap perorangan ataupun perusahaan lain. Misaljan, pinjaman bank, pembelian kredit, hutang pajak, hutang bunga, dll.

  • Ekuitas

Ekuitas merupakan perbedaan aktiva dengan liabilitas. Yang termasuk dalam ekuitas seperti laba ditahan, reserves, modal saham, dan saham preferen.

Perubahan pada aktiva serta liabilitas dalam periode tertentu bisa mempengaruhi kondisi ekuitas. Untuk menghitung nilai suatu ekuitas perusahaan bisa dengan cara mengurangkan liabilitas dalam aset.

Laba ataupun rugi dalam laporan laba rugi pada periode tertentu dapat ditambahkan kedalam saldo awal laba ditahan atau sering disebut sebagai accumulated loss.

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Pada umumnya, banyak yang lebih paham dengan jenis laporan yang sudah disebutkan sebelumnya. Karena catatan atas laporan keuangan termasuk dalam informasi tambahan sehingga jarang digunakan. Jenis laporan keuangan ini sendiri merupakan informasi mengenai kondisi perusahaan serta angka-angka pafa laporan keuangan, serta informasi mengenai penyimpangan ataupun anggapan inkonsistensinya.

Laporan ini bukanlah sesuatu hal wajib, catatan atas laporan keuangan bisa membantu menjelaskan kepada pihak yang memerlukannya tentu saja info yang ditampilkan adalah data penting guna mengungkap adaya masalah keuangan suatu perusahaan.

Selain itu, laporan ini hanya bersifat melengkapi laporan keuangan yang sudah ada. Sehingga laporan ini dibuat guna menyampaikan informasi yang lebih detail mengenai laporan yang telag ada.

Sehingga laporan keuangan yang bisa didapatkan dan lebih mudah untuk dipahami. Biasanya jenis laporan ini berada pada bagian paling belakang. Selain itu, pada umumnya akan aa sebab ataupun alasan laporan ini dibuat.

Fungsi Laporan Keuangan

Lapporan keuangan mempunyai peranan sangat penting saat menjalankan suatu bisnis. Agar bisa lebih memahami betapa pentingnya suatu laporan keuangan, perlu memahami fungsi laporan keuangan. Berikut fungsi laporan keuangan yang bisa ditemukan dalam beragam aspek:

1. Memberikan Informasi Kondisi Perusahaan

Laporan keuangan merupakan sebuah informasi nyata yang berisikan angka real sehingga bisa menunjukkan kondisi sebuah perusahaan menyeluruh. Laporan keuangan bisa menunjukan apakah perusahaan mendapatkan keuntungan atau malah justry kerugian. Bisa juga digunakan untuk mengetahui arus kas keluar masuk, apakah berjalan lancar juga pada periode sebelumnya, dll.

Informasi pasa laporan keuangan inilah yang bisa menunjukkan keadaan perusahaan dala satu periode. Saat perusahaan mengalami laba ataupun tidak bermasalah pada arus kas ataupun asetnya, berarti dapat dikatakan perusahaan berada pada kondisi baik. Tapi saat laporan keuangan menampilkan sebaliknya, kondisi perusahaan tidak sedang baik dan perlu mendapatkan perhatian.

2. Sebagai Bahan Evaluasi Kerja

Dengan adanya laporan keuangan yang menunjukan kondisi perusahaan, maka pihak manajmen perusahaan bisa memakai laporan sebagai bahan evaluasi kerja. Sebagai contoh, berdasarkan laporan keuangan bisa dilihat jika perusahaan sedang merugi saat periode ini, sehingga pihak manajemen bisa mengevaluasi apa penyebabnya dan berusaha mengatas permasalahan ini.

Laporan keuangan bisa juga dijadikan bahan untuk merencanakan kegiatan operasional selanjutnya. Sebagai contoh, perusahaan sedang untung pada periode ini dikarenakan hasil penjualan dari produk yang baru melejit, sehingfa perusahaan bisa merencanakan menaikkan kuantitas produksi tersebut atau memperluas pangsa konsumennya. Jadi tidak heran jika laporan keuangan mempunyai kedudukan penting untuk mengambil keputusan suatu perusahaan.

3. Pertanggungjawaban Suatu Perusahaan

Seperti namanya laporan keuangan merupakan bentuk laporan suatu transaksi keuangan suatu perusahaan. Sehingga laporan keuangan bisa menjadi laporan untuk menunjukkan pertanggungjawaban perusahaan terhadap pihak lainnya.

Untuk pihak internal, laporan keuangan juga menjadi bentuk tanggung jawab yang ditunjukan kepada pihak manajemen serta para dewan direksi.

4. Menunjukkan Citra dan Kredibilitas Perusahaan

Laporan keuangan haruslah baik serta transparan agar citra serta kredibilitas perusahaan tersebut. Apakah perusahaan sudah menjalankan operasional sebaik mungkin. Agar bisa lebih memahami betapa pentingnya suatu laporan keuangan, perlu memahami fungsi laporan keuangan.

Citra dan kredibilitas suatu perusahaa sangatlah penting karena mempengaruhi kepercayaan perusahaan tersebut. Kredibilitas, citra serta kepercayaan menjadi hal yang penting saat menjalankan suatu bisnis skala apapun, baik kecil ataupun besar.

The post 5 Jenis Laporan Keuangan dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Komponen Laporan Keuangan yang Paling Utama https://haloedukasi.com/komponen-laporan-keuangan Mon, 09 Aug 2021 22:53:44 +0000 https://haloedukasi.com/?p=26127 Laporan keuangan menjadi sumber informasi yang amat penting mengenai keuangan dan nantinya dapat dimanfaatkan untuk mengambil keputusan dalam mengolah bisnis. Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan dari suatu perusahaan dalam suatu periode akuntansi yang digunakan untuk menggambarkan kinerja dari perusahaan. Laporan keuangan yang baik harus berisi komponen-komponen penting berupa angka dan nantinya diolah sedemikian rupa […]

The post Komponen Laporan Keuangan yang Paling Utama appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Laporan keuangan menjadi sumber informasi yang amat penting mengenai keuangan dan nantinya dapat dimanfaatkan untuk mengambil keputusan dalam mengolah bisnis. Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan dari suatu perusahaan dalam suatu periode akuntansi yang digunakan untuk menggambarkan kinerja dari perusahaan.

Laporan keuangan yang baik harus berisi komponen-komponen penting berupa angka dan nantinya diolah sedemikian rupa sehingga diperoleh suatu hasil. Bahkan menurut Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia, laporan keuangan yang lengkap terdiri atas 5 jenis laporan antara lain laporan arus kas, laporan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan catatan atas laporan keuangan.

Masing-masing komponen laporan keuangan tersebut memiliki hal-hal penting yang harus tercangkup di dalamnya. Apa sajakah itu?

Laporan Arus Kas

Laporan arus kas berisi mengenai keluar masuknya kas yang terdapat pada perusahaan. Komponen yang termasuk ke dalam laporan arus kas antara lain:

1. Aktivitas Operasi

Agar suatu bisnis yang ada pada suatu perusahaan dapat terus berjalan, maka kegiatan operasional harus tetap dilakukan. Kegiatan operasional ini mencangkup produksi, pengiriman produk, penjualan, hingga pembayaran.

Tentunya keuangan ini menyebabkan adanya aliran kas yang masuk dan keluar. Arus kas masuk meliputi penjulan produk, penyewaan aset, penerimaan kas royalti, dan lainnya. sedangkan arus kas keluar antara lain pembelian bahan baku, biaya promosi dan pemasaran, biaya perawatan dan kegiatan lainnya.

2. Aktivitas Pendanaan

Komponen yang juga harus ada pada laporan arus kas yakni aktivitas pendanaan. Komponen ini menunjukkan besarnya kekuatan finansial dari suatu perusahaan atau bisnis.

Semua dana yang masuk digunakan untuk mendukung dan membantu perusahaan agar meningkatkan modal serta membayar return investor. Hal-hal yang masuk sebagai aktivitas pendanaan yakni pembayaran dividen tunai, pelunasan obligasi, dan lainnya.

3. Aktivitas Investasi

Komponen terakhir yang harus ada pada laporan arus kas yakni aktivitas investasi. Komponen ini berisi semua transaksi yang berhubungan dengan pembelian dan penjualan aktivitas tetap, deposit, penerimaan kas piutang, segala bentuk investasi dan lain sebagainya.

Laporan Neraca

Dapat dikatakan laporan neraca menjadi laporan yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Pada laporan ini akan diketahui apakah perusahaan memiliki masalah finansial ataukah tidak.

Pada laporan neraca terdapat 3 hal penting yang harus dilaporkan untuk mengetahui kondisi finansial perusahaan. Hal-hal tersebut antara lain:

1. Aset atau Harta

Segala macam aset dan harta yang dimiliki oleh perusahaan harus dilaporkan pada laporan neraca. Aset terbagi menjadi 2 jenis yakni aset berwujud (tangible) dan aset tidak berwujud (intangible).

Kedua jenis aset tersebut dapat dikendalikan dengan harapan memberikan manfaat di masa depan bagi perusahaan. Aset berwujud berupa aset lancar (persediaan, perlengkapan, piutang, investasi jangka pendek, dan lainnya) dan aset tetap (bangunan, peralatan, kendaraan, sumber daya fisik, dan lainnya).
Sedangkan untuk aset tidak berwujud terdiri atas hak dan sumber daya non fisik (hak cipta, paten, goodwill, dan lainnya).

2. Kewajiban atau Liabilitas

Liabilitas merupakan utang atau kewajiban hukum perusahaan yang timbul selama aktivitas operasional bisnis berjalan. Umumnya kewajiban perusahaan diselesaikan atau dilunasi sesuai jatuh tempo yang berlaku.

Akun kewajiban meliputi utang lancar, utang jangka panjang, gaji, simpanan pelanggan, bunga, dan kewajiban lain kepada pihak ketiga.

Jika dilihat dari jangka waktu jatuh tempo, terdapat dua jenis kewajiban yakni Kewajiban Lancar (dilikuidasi dalam waktu satu tahun) dan Kewajiban Jangka Panjang.(dilunasi dalam angka waktu lebih dari satu tahun).

Kewajiban Jangka Panjang dapat berupa obligasi jangka panjang yang dikeluarkan oleh perusahaan, sewa guna usaha, wesel bayar, kewajiban pensiun, dan jaminan produk jangka panjang.

3. Ekuitas

Ekuitas merupakan modal yang tersedia untuk dibagikan kepada pemegang saham. Nilainya terdiri atas Aset Residual dari suatu entitas setelah dikurangi kewajiban.

Misal jika suatu perusahaan memiliki aset 5 juta dengan liabilitas 3 juta, maka ekuitas dari perusahaan mencapai 2 juta. Untuk perusahaan besar, ekuitas tersebut biasanya dibagikan kepada para pemegang saham.

Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi merupakan laporan yang menunjukkan kinerja keuangan dari waktu ke waktu pada suatu perusahaan. Umumnya laporan laba rugi dikeluarkan oleh para pelaku bisnis di setiap kuartal atau tahun.
Adapun komponen laporan keuangan yang harus tercantum pada laporan laba rugi antara lain:

1. Pendapatan

Pendapatan merupakan jumlah uang kas yang sesungguhnya diterima oleh perusahaan selama periode tertentu, dengan melalui aktivitas penjualan barang atau jasa.

Secara teknis pendapatan yang tercatat pada laporan laba rugi merupakan pendapatan dari penjualan bersih yang diperoleh dari pendapatan kotor setelah dikurangi diskon dan retur penjualan.

2. Pengeluaran

Pengeluaran pada suatu perusahaan adalah hal yang biasa, sebab untuk menjalankan suatu kegiatan pasti membutuhkan sejumlah uang untuk melakukan berbagai aktivitas bisnis. Pengeluaran ini mulai dari gaji karyawan, biaya memproduksi barang, biaya administrasi, biaya penjualan, biaya bunga dan lain sebagainya. Harga Pokok Penjualan (HPP) juga termasuk sebagai kategori biaya dalam Laporan Laba Rugi. HPP adalah biaya yang dikeluarkan untuk menjual barang selama periode tersebut.

Komponen HPP termasuk biaya angkut pembelian, bea masuk, dan retur pembelian untuk mengubah persediaan menjadi persediaan tersedia yang siap dijual.

3. Keuntungan Di Luar Aktivitas Operasional Bisnis (Gain)

Dalam beberapa kesempatan suatu perusahaan dapat memperoleh pendapatan yang bukan berasal dari transaksi biasa atau berulang. Misal keuntungan yang diperoleh dari penjualan tanah atau perubahan harga pasar saham.

4. Kerugian Di Luar Aktivitas Operasional Bisnis (Loss)

Kerugian atau loss merupakan penurunan ekuitas melalui transaksi periferal atau insidental yang dilakukan oleh perusahaan selain pengeluaran atau biaya dan juga distribusi kepada pemilik.

Kerugian di sini dapat berupa penjualan aset, penurunan nilai aset, ataupun kerugian akibat adanya tuntutan hukum. Pada Laporan Laba Rugi, loss ditampilkan pada Biaya lain atau biaya non-operasional.

Laporan Perubahan Modal

Laporan perubahan modal atau bisa disebut juga sebagai laporan perubahan ekuitas merupakan laporan yang merujuk pada perubahan dalam ekuitas pemilik ataupun pemegang saham selama periode akuntansi.

Laporan ini juga dapat disebut sebagai laporan laba ditahan atau ekuitas pemilik. Laporan ini berisi tentang perincian pergerakan cadangan yang membentuk ekuitas pemegang saham atau pemilik bisnis.

Laporan perubahan modal mencatat banyak komponen selama periode tertentu, termasuk beberapa hal berikut:

1. Total Pendapatan Termasuk Laba Rugi

Menghitung semua keuntungan dan juga mengurangi kerugian yang ada dalam bisnis.

2. Efek Dari Perubahan Kebijakan Akuntansi

Jika suatu perusahaan telah memutuskan untuk mengubah sistem penetapan biaya inventaris dari last-in-first-out (LIFO) menjadi first-in-first-out (FIFO), oleh karena perubahan mempengaruhi pendapatan masa lalu, maka perusahaan harus dapat mengatasi perubahan secara retrospektif serta mengungkapkan dampak terhadap laporan perubahan ekuitas.

3. Koreksi Kesalahan

Semua investor atau pihak yang terlibat dalam perusahaan membutuhkan informasi ini untuk membuat keputusan yang tepat nantinya.

4. Dividen

Pernyataan perubahan termasuk ke dalam dividen atau pendapatan perusahaan yang didistribusikan kepada pemegang saham. Hal ini dapat mengurangi saldo laba ditahan.

5. Tambahan Modal Yang Diinvestasikan oleh Pemilik

Perusahaan juga harus mengungkapkan segala rincian transaksi ini di dalam laporan perubahan ekuitas.

Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) adalah bagian dari laporan keuangan dari suatu entitas. Mesipun demikian catatan laporan keuangan ini bukan laporan yang wajib dibuat oleh perusahaan, sebab hanya perusahaan skala besar saja atau perusahaan terbuka (publik companies) saja yang wajib membuat laporan keuangan ini.

Hal-hal yang terdapat pada Catatan Atas Laporan Keuangan, antara lain:

  1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
  2. Neraca
  3. Laporan Arus Kas (LAK)
  4. Laporan Operasional (LO)
  5. Laporan Perubahan SAL

The post Komponen Laporan Keuangan yang Paling Utama appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Laporan Laba Rugi: Pengertian, Unsur dan Contohnya https://haloedukasi.com/laporan-laba-rugi Fri, 23 Oct 2020 07:36:15 +0000 https://haloedukasi.com/?p=12376 Pengertian Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi merupakan salah satu komponen laporan keuangan yang harus di buat oleh perusahaan sebagai gambaran kondisi finansial perusahaan. Dari laporan laba rugi kita dapat melihat apakah perusahaan tersebut dalam kurun waktu periode akuntansi mengalami keuntungan atau kerugian. Laporan laba rugi ini juga sebagai acuan laporan laporan keuangan lainnya, sebagaimana […]

The post Laporan Laba Rugi: Pengertian, Unsur dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi merupakan salah satu komponen laporan keuangan yang harus di buat oleh perusahaan sebagai gambaran kondisi finansial perusahaan.

Dari laporan laba rugi kita dapat melihat apakah perusahaan tersebut dalam kurun waktu periode akuntansi mengalami keuntungan atau kerugian.

Laporan laba rugi ini juga sebagai acuan laporan laporan keuangan lainnya, sebagaimana kita ketahui bahwa dalam siklus akuntansi setiap laporan keuangan yang di buat suatu perusahaan itu saling berkesinambungan atau saling terkait.

Unsur-Unsur Laporan Laba Rugi

pada dasarnya laporan laba rugi hanya memuat dua hal yaitu pendapatan dan beban.

Di mana dari total pendapatan yang di peroleh perusahaan lalu di kurangi dengan beban-beban yang terjadi maka kita dapat menentukan berapa laba yang di peroleh perusahaan tersebut.

komponen dalam laporan laba rugi perusahaan jasa berbeda dengan perusahaan dagang dikarenakan dalam perusahaan jasa tidak terdapat harga pokok penjualan sehingga perhitungannya juga lebih sederhana dari pada perusahaan dagang.

Contoh Soal dan Pembahasannya

Soal 1

Buatlah laporan laba rugi yang sesuai dengan kertas kerja berikut ini:

Berdasarkan data di atas dapat di lihat bahwa perusahaan tersebut bergerak di bidang jasa, sehingga laporan laba rugi yang akan terbentuk sebagai berikut:

Penjelasan:

Data laporan laba rugi diambil dari kertas kerja kolom laba rugi. Di mana total pendapatan dikurangi dengan total beban yang terjadi.

Maka dapat dilihat laba yang dihasilkan oleh perusahaan Konsultan Risa di atas. Konsultan Risa dinyatakan mengalami laba/keuntungan, dikarenakan total pendapatannya melebihi dari total beban yang terjadi.

Soal 2

Dari data berikut, tentukanlah laba yang diperoleh PT. Maju Sentosa dan buatlah laporan laba ruginya:

Jawaban:

PT. Maju Sentosa mengalami laba bersih sebesar Rp 6.820.000 pada tahun 2014.

Penjelasan:

Soal di atas merupakan laporan laba rugi untuk perusahaan dagang. Dimana dari soal tersebut untuk menentukan laba pada PT. Maju Sentosa:

  • Kita harus mencari dulu nominal penjualan bersih.
  • Kemudian penjualan bersih dikurangi dengan harga pokok penjualan dan menghasilkan laba kotor.
  • Lalu laba kotor dikurangi lagi dengan beban-beban maka selisih dari laba kotor dan beban merupakan laba perusahaan.
Penjualan bersih = penjualan -(retur penjualan + potongan penjualan)
Harga pokok penjualan = persediaan awal + [(pembelian-beban angkut)-(retur pembelian + potongan pembelian)]- persedian akhir

Atau:

Harga Pokok Penjualan = persediaan awal + pembelian bersih - persediaan akhir
Laba kotor = penjualan bersih - harga pokok penjualan

Soal 3

Dari data berikut, buatlah laporan laba ruginya:

Jawaban:

Penjelasan:

Soal 3 merupakan kasus yang terjadi di perusahaan dagang sama seperti soal 2.

Perbedaannya yaitu pada soal 3 tidak terdapat perincian penjualan bersih dan harga pokok penjualan.

Dimana penjualan bersih dikurangi dengan harga pokok penjualan, kemudian dikurangi dengan beban-beban, lalu ditambahkan dengan pendapatan di luar operasi, maka didapatlah laba bersih PT. Maju Sentosa sebesar Rp 11.375.000.

The post Laporan Laba Rugi: Pengertian, Unsur dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Laporan Keuangan: Tujuan – Fungsi dan Jenisnya https://haloedukasi.com/laporan-keuangan Sat, 21 Mar 2020 17:24:08 +0000 https://haloedukasi.com/?p=4745 Laporan keuangan adalah inti dari kegiatan akuntansi yang sangat berperan penting untuk kemajuan sebuah perusahaan dan dapat memudahkan kegiatan bisnis. Berikut pembahasannya Pengertian Laporan Keuangan Pengertian Secara Umum Laporan Keuangan memiliki peran yang penting dalam suatu perusahaan karena berhubungan dengan kinerja perusahaan tersebut. Laporan Keuangan sebuah Perusahaan berisi informasi keuangan. Yang dibuat berdasarkan sebuah periode […]

The post Laporan Keuangan: Tujuan – Fungsi dan Jenisnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Laporan keuangan adalah inti dari kegiatan akuntansi yang sangat berperan penting untuk kemajuan sebuah perusahaan dan dapat memudahkan kegiatan bisnis. Berikut pembahasannya

Pengertian Laporan Keuangan

Pengertian Secara Umum

Laporan Keuangan memiliki peran yang penting dalam suatu perusahaan karena berhubungan dengan kinerja perusahaan tersebut.

Laporan Keuangan sebuah Perusahaan berisi informasi keuangan. Yang dibuat berdasarkan sebuah periode misalnya bulanan, tiga bulanan, semesteran dan tahunan.

Laporan keuangan atau financial statement adalah hasil akhir dari suatu proses pencatatan kegiatan transaksi keuangan.

Laporan keuangan memberikan gambaran tentang keadaan keuangan sebuah perusahaan pada satu periode akuntansi. Juga menjadi gambaran umum tentang kinerja suatu perusahaan.

Laporan keuangan dibuat untuk membantu perusahaan membuat keputusan atau kebijakan yang tepat.

Pengertian Menurut Para Ahli

  • Mahmud M. Hanafi dan Abdul Halim

Laporan keuangan adalah suatu laporan yang diharapkan dapat memberikan informasi perusahaan. Contoh: industri, konidisi ekonomi

  • Ikatan Akuntan Indonesia

Financial statement atau laporan keuangan adalah suatu rangkaian yang menunjukan posisi keuangan dan juga kinerja keuangan suatu entitas.

  • Munawir (1991)

Menurut Munawir laporan keuangan pada dasarnya adalah proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan.

  • Sundjaja dan Barlian (2001)

Laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi bagi pihak-pihak yang memiliki kepentingan atas data keuangan atau aktivitas perusahaan.

  • M. Sadeli (2002)

Pengertian laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi dan menyimpan informasi di masa lalu (historis).

  • Sofyan S. Harahap (2006)

Laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan serta hasil usaha suatu perusahan pada jangka waktu tertentu (periode).

Sifat Laporan Keuangan

Dalam proses penyusunan laporan keuangan haruslah dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku dan didasari dengan sifat laporan keuangan itu sendiri.

Menurut seorang ahli bernama Kasmir (2014), laporan keuangan dalam penerapannya memiliki dua sifat yaitu

  • Bersifat historis
  • Bersifat menyeluruh

Bersifat Historis artinya laporan keuangan dibuat dan disusun berdasarkan data masa lalu.

Sebagai contoh financial statement yang dirancang berdasarkan pada data dari satu atau dua periode yang lalu.

Bersifat menyeluruh artinya laporan keuangan disusun sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan dan dibuat selengkap mungkin.

Karakteristik Laporan Keuangan

Selain memiliki ke dua sifat yaitu historis dan menyeluruh, laporan keuangan juga memiliki karakteristik yang penting untuk dipahami agar dapat menyajikan laporan keuangan yang berkualitas.

Ada 4 karakteristik laporan keuangan, berikut penjelasannya:

  • Relevan

Releven artinya apabila isi dari laporan keuangan tersebut berpengaruh bagi pengguna laporan.

Karena membantu mengevaluasi kegiatan masa lalu atau masa sekarang. Selain itu juga dapat memprediksi masa depan dan juga menyimpulkan hasil evaluasi masa lalu.

Syarat laporan keuangan yang relevan :

  • Memiliki manfaat umpan balik, artinya laporan keuangan dapat dipakai untuk mengoreksi kebijakan yang dibuat pada masa lalu.
  • Memiliki manfaat prediktif, artinya laporan keuangan dapat membantu pengguna dalam memprediksi masa depan melalui data di masa lalu.
  • Tepat waktu, informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat memengaruhi dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan.
  • Lengkap, informasi keuangan harus disajikan selengkap mungkin dan meliputi semua hal yang dapat memengaruhi pengambilan keputusan.
  • Andal, Laporan keuangan harus jauh dari kesalahan material. Dan menyajikan data secara terbuka dan jujur serta dapat diverifikasi. Karakteristik informasi yang andal antara lain:
    • Penyajian jujur dan terbuka
    • Dapat diverifikasi atau dipertanggungjawabkan
    • Netral/ tidak memihak pihak tertentu.
  • Dapat dibandingkan, Pengguna dapat membandingkan laporan keuangan entitas antar periode. Dalam hal kedudukan serta kinerja keuangan dan perubahannya secara relatif. Cara membandingkannya bisa dilakukan secara internal ataupun eksternal. Internal artinya dilaksanakan jika sebuah entitas menggunakan kebijakan akuntansi yang sama berulang setiap tahunnya. Penyajian laporan keuangan minimal harus dilaksanakan dua periode agar dapat dibandingkan.
  • Dapat dipahami, Pelaporan keuangan harus dapat dipahami dengan mudah oleh pihak penerima. Maka dari itu segala informasi di dalamnya harus disajikan sejelas mungkin.

Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan Laporan Keuangan Secara umum

Tujuan pembuatan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berisikan hasil dari akuntansi keuangan.

Informasi tersebut digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan antara lain pihak investor dan kreditor.

Berikut ini adalah beberapa tujuan umum pembuatan laporan keuangan :

  • Untuk membantu perusahaan dalam proses pengambilan keputusan melalui informasi kondisi keuangan perusahaan tersebut.
  • Membantu perusahaan untuk mengevaluasi serta membandingkan dampak keuangan yang terjadi akibat keputusan ekonomi.
  • Membantu perusahaan menilai dan memprediksi pertumbuhan bisnis di masa depan.
  • Menilai aktivitas pendanaan serta operasi perusahaan berdasarkan informasi kondisi keuangan dalam suatu periode tertentu.

Tujuan Laporan Keuangan menurut para ahli

1. Menurut PAI

Menurut pendapat dari PAI, tujuan pembuatan laporan keuangan terdiri atas 5 tujuan antara lain :

  • Menyajikan informasi yang dapat dipercaya mengenai aktiva, kewajiban dan modal perusahaan.
  • Menyajikan laporan yang akurat tentang perubahan aktiva netto perusahaan yang timbul karena aktivitas usaha demi mendapatkan laba.
  • Menyajikan suatu informasi pada pengguna laporan untuk memperkirakan potensi keuntungan dari perusahaan.
  • Menyajikan suatu informasi penting lainnya yang meliputi kegiatan investasi.
  • Menyajikan informasi yang mendetail kepada pengguna laporan yang berhubungan dengan keuangan.

2. Menurut Kasmir (2014)

Tujuan laporan keuangan terdiri dari 7 tujuan yaitu:

  • Menyajikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada masa sekarang.
  • Menyajikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban serta modal yang dimiliki perusahaan pada masa sekarang.
  • Menyajikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang didapatkan dalam suatu periode tertentu.
  • Menyajikan informasi tenang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu.
  • Menyajikan informasi tentang berbagai perubahan yang berlangsung kepada aktiva, pasiva, serta modal perusahaan.
  • Menyajikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode.
  • Menyajikan informasi tentang berbagai catatan atas laporan keuangan.

3. Menurut AAA (American Accounting Association)

Akuntansi adalah sebuah proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi agar memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas bagi pengguna informasi tersebut.

4. Menurut The Accounting Principles Board

Menurut The accounting Principles Board Laporan keuangan memiliki 2 tujuan yaitu :

  • Tujuan Khusus

Untuk menyajikan laporan posisi keuangan, Hasil usaha, dan Perubahan posisi keuangan lainya secara wajar sesuai dengan GAAP

  • Tujuan Umum

Memberikan Informasi yang akurat tentang sumber-sumber ekonomi dan kewajiban perusahaan agar berguna untuk kinerja sebuah perusahaan.

5. Menurut FASB

FASB mendasarkan penyusunan tujuan pelaporan pada tiga aspek landasan pikiran berikut :

  • Tujuan pelaporan keuangan ditentukan oleh lingkungan ekonomik, hukum, politis dan sosial tempat akuntansi diterapkan.
  • Tujuan pelaporan dipengaruhi oleh karakteristik dan keterbatasan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan.
  • Tujuan pelaporan memerlukan satu tujuan khusus agar informasi keuangan yang diberikan tidak terlalu umum.

FASB menetapkan investor dan kreditor adalah sasaran tujuan pelaporan keuangan.

Karena FASB berasumsi bahwa informasi akuntansi dapat mempengaruhi keputusan para investor dan kreditor.

6. Tujuan Laporan Keuangan Entitas Non-Bisnis

Organisasi non-profit atau entitas Non Bisnis adalah organisasi atau entitas yang tidak memiliki fokus pada pencarian laba.

Contoh organisasi non bisnis:

  • Unit-unit kepemerintahan
  • Organisasi amal dan keagamaan
  • Institusi sosial
  • Organisasi swasta non profit.

Laporan keuangan tetap dibutuhkan bagi organisasi non bisnis.

Tujuannya adalah untuk menyediakan informasi yang bermanfaat untuk para donatur dan pengguna lain

Agar membantu dalam membuat keputusan-keputusan rasional yang berhubungan dengan pendana ke sebuah organisasi non bisnis.

Fungsi Laporan Keuangan

Fungsi laporan keuangan secara umum adalahsebagai alat untuk menilai kondisi keuangan sebuah perusahaan di masa sekarang.

Dan memprediksi hasil operasi dari arus kas di masa mendatang.

Contoh sederhana:

Staff bagian kredit di sebuah bank menggunakan laporan keuangan perusahaan X untuk memutuskan apakah perusahaan X layak diberi pinjaman atau tidak.

Setelah pinjaman diberikan kepada perusahaan, peminjam dapat diminta untuk mempertahankan rasio jumlah aset terhadap kewajiban pada tingkat tertentu.

Fungsi Laporan Keuangan Secara Umum

  • Sebagai Alat untuk Mengetahui Kondisi Keuangan dan Kinerja Perusahaan

Untuk melihat kualitas aktivitas ekonomi dan kegiatan operasional perusahaan.

Dapat analisa melalui laporan keuangan. Misalnya dengan melihat laporan laba rugi dapat terlihat keuntungan sebuah perusahaan.

Jika laba perusahaan tinggi mencerminkan kinerja perusahaan berjalan sesuai harapan.

Dan jika sebaliknya rugi lebih tinggi maka perusahaan memrlukan evaluasi.

  • Sebagai Dasar Penyusunan Rencana Kegiatan Perusahaan

Laporan keuangan juga dapat mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengelola kegiatannya selama satu periode.

Informasi kemampuan antara lain dari segi penggunaan dana.

Informasi tersebut dapat membantu perusahaan untuk menyusun rencana perusahaan yang efektif

Dan dapat dilakukan sesuai dengan kondisi keuangan perusahaan.

Misalnya dalam menentukan metode promosi sebuah produk.

Perusahaan dapat mempertimbangkan metode marketing yang cocok dan efisien sesuai dengan kondisi keuangan perusahaan.

  • Sebagai Alat Mengendalikan Perusahaan

Fungsi laporan keuangan juga menjadi dasar sebuah perusahaan untuk dapat mempertimbangkan kemungkinan yang terjadi di masa depan.

Misalnya saja sebuah perusahaan memiliki tunggakan piutang kepada perusahaan lain.

Maka dapat diantisipasi dengan mengurangi jumlah penjualan kredit dan meningkatkan penagihan piutang.

Dengan laporan keuangan manajemen terbantu untuk menentukan langkah yang akan diambil.

  • Dasar Pembuatan Keputusan Dalam Perusahaan

Laporan keuangan dapat memudahkan pihak manajemen perusahaan untuk mengambil atau membuat keputusan untuk kemajuan perusahaan.

  • Sebagai Pertimbangan dan Pertanggung jawaban kepada Pihak Eksternal

Pihak eksternal yang dimaksud adalah investor atau kreditur.

Pihak eksternal tentu ingin mengetahui perkembangan investasinya pada suatu perusahaan.

Begitu juga kreditur memerlukan data keuangan sebagai pertimbangannya jika akan memberikan kredit kepada sebuah perusahaan.

Sedangkan fungsi pertanggungjawaban kepada pihak eksternal dalam hal ini ditujukan kepada petugas pajak negara

Yang membutuhkan laporan keuangan untuk menghitung jumlah pajak sebuah perusahaan.

Fungsi Laporan Keuangan Menurut Jenisnya

Berikut adalah fungsi laporan keuangan menurut jenis laporannya :

  • Neraca
    • Menyatakan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu.
    • Memberikan informasi penggunaan dana perusahaan yang menjadi prosedur investasi perusahaan.
    • Memberikan informasi asal sumber dana yang digunakan untuk membiayai investasi.
  • Laporan laba rugi
    • Laporan yang berfungsi menilai kegiatan operasi dan efisiensi manajemen dalam mengelola kegiatan perusahaan.
    • Dapat menilai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari modal yang telah diinvestasikan ke perusahaan.
    • Menjadi dasar untuk membuat perencanaan laba di masa mendatang
  • Perubahan ekuitas
    • Menyajikan informasi tentang perubahan aktiva
    • Menyajikan informasi tentang perubahan kewajiban
    • Menyajikan informasi aliran modal perusahaan terutama modal pemilik perusahaan.
  • Ailran kas
    • Memudahkan investor dan kreditur dalam memprediksi kas yang di berikan ke perusahaan ( bunga, deviden atau pengembalian dana)
    • Memudahkan manajemen perusahaan untuk memprediksi resiko yang dapat terjadi dan merancang tindakan antisipasi.

Jenis Laporan Keuangan

Di dalam akuntansi ada beberapa jenis laporan keuangan yang penting untuk diketahui. Berikut penjelasannya

1. Laporan Laba Rugi (Income Statement)

Laporan ini berfungsi untuk menunjukkan apakah perusahaan mengalami laba atau rugi di dalam suatu periode.

Laporan laba rugi juga dibuat untuk memberikan informasi tentang jumlah pajak yang wajib dibayar oleh perusahaan.

Dan menjadi referensi evaluasi bagi manajemen perusahaan.

Laporan laba rugi menyediakan informasi tentang efisiensi kebijakan perusahaan yang dilihat dari besar beban yang dikeluarkan.

Jenis laporan laba rugi terdiri dari dua bentuk yaitu :

  • Single Step

Bentuk single step memiliki alur dan juga pengelompokan akun yang sederhana.

Karena semua pendapatan dan laba diletakkan di awal laporan laba rugi.

Setelah itu diikuti dengan seluruh beban atau biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.

Selisih antara total pendapatan dan total beban inilah yang menyatakan apakah perusahaan mengalami laba atau rugi.

Contoh Laporan Laba Rugi Single Step
  • Multiple Step

Laporan laba rugi multiple step memisahkan transaksi operasional dan non-operasional. Serta membandingkan biaya dan beban dengan pendapatan yang berkaitan.

Pada laporan laba rugi multiple step, laba operasional akan memunculkan perbedaan antara aktivitas biasa dan aktivitas insidentil.

Secara umum ada 2 elemen di dalam laporan laba rugi yaitu semua jenis pendapatan dan kerugian.

Di dalam laporan laba rugi terdapat beberapa pembagian pos laba atau rugi yaitu laba/rugi kotor, laba/rugi operasi.

Serta laba/rugi sebelum pajak, laba/rugi bersih dan laba/rugi dari operasi berjalan.

Contoh Jenis Laporan Laba Rugi Multiple Step

2. Laporan Perubahan Modal

Modal awal adalah langkah pertama perusahaan agar dapat beroperasi. Jumlah modal awal ini akan berubah sesuai dengan kinerja perusahaan.

Misalnya sebuah perusahaan dalam periode tertentu mengalami kerugian, maka modal yang digunakan oleh perusahaan bisa berkurang.

Dan jika perusahaan memiliki laba maka modal perusahaan akan bertambah.

Laporan perubahan modal menyediakan informasi mengenai jumlah modal yang dimiliki oleh sebuah perusahaan dalam periode tertentu.

Untuk menyusun laporan perubahan modal dibutuhkan data laba rugi, itulah mengapa laporan ini dibuat setelah laporan laba rugi.

Contoh Laporan Perubahan Modal

3. Neraca (Balance Sheet)

Neraca atau balance sheet secara umum dibuat untuk menunjukkan kondisi, posisi.

Dan informasi keuangan sebuah perusahaan pada suatu periode.

Penyusunan laporan neraca ini berguna untuk melihat data penting seperti jumlah aset perusahaan, hutang/liabilitas dan ekuitas/modal perusahaan.

Ada 3 elemen yang dimiliki oleh neraca yaitu :

  • Aset
  • Liabilitas
  • Ekuitas
Contoh Jenis Laporan Keuangan Neraca

4. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)

Laporan arus kas atau cash flows dibuat untuk menunjukkan aliran keluar masuk kas perusahaan pada periode tertentu.

Laporan arus kas juga berfungsi sebagai alat yang dapat mengindikasikan jumlah arus kas pada periode mendatang.

Laporan arus kas juga digunakan sebagai salah satu alat pertanggungjawaban arus kas masuk dan keluar selama periode pelaporan.

Alur kas masuk bisa dilihat dari pendapatan kegiatan operasional atau pinjaman.

Alur kas keluar dapat dilihat dari beban biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk kegiatan investasi dan operasional.

Contoh Laporan Keuangan Arus Kas

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Jenis laporan keuangan terakhir adalah catatan atas laporan keuangan.

Jenis laporan ini masih terdengar asing karena banyak akuntan yang lebih memfokuskan pada empat jenis laporan keuangan yang lain.

Catatan atas laporan keuangan ini dibuat agar penjelasan yang diberikan dapat lebih terperinci.

Terkait hal-hal yang tertera dalam ke 4 laporan keuangan yang lain.

Dalam laporan keuangan ini juga diutarakan penyebab yang berkaitan dengan data yang tersaji dalam laporan keuangan.

Contoh Catatan Atas Laporan Keuangan

The post Laporan Keuangan: Tujuan – Fungsi dan Jenisnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>