likuiditas - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/likuiditas Mon, 11 Apr 2022 01:13:50 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico likuiditas - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/likuiditas 32 32 Loan to Deposit Ratio: Pengertian, Rumus & Fungsi https://haloedukasi.com/loan-to-deposit-ratio Mon, 11 Apr 2022 01:13:47 +0000 https://haloedukasi.com/?p=33632 Pengertian dari Loan to Deposit Ratio Loan to Deposit Ratio merupakan suatu rasio keuangan yang berfokus pada pernilaian atau pun juga opini terhadap tingkat likuiditas suatu instansi keuangan baik perbankan dan atau pun juga instansi keuangan bukan bank. Loan to Deposit Ratio memberikan penggambaran yang jelas mengenai posisi dari kas yang digunakan pada pemberian pinjaman […]

The post Loan to Deposit Ratio: Pengertian, Rumus & Fungsi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian dari Loan to Deposit Ratio

Loan to Deposit Ratio merupakan suatu rasio keuangan yang berfokus pada pernilaian atau pun juga opini terhadap tingkat likuiditas suatu instansi keuangan baik perbankan dan atau pun juga instansi keuangan bukan bank.

Loan to Deposit Ratio memberikan penggambaran yang jelas mengenai posisi dari kas yang digunakan pada pemberian pinjaman terhadap nasabah dan juga perbandingannya terhadap tingkat deposito yang disetor oleh para nasabah kepada instansi keuangan itu sendiri.

Loan to Deposit Ratio memberikan insight yang komprehensif mengenai posisi likuiditas tersebut sehingga nantinya dapat dilakukan proses follow-up untuk dapat menentukan kebijakan seperti apa yang cocok untuk dapat diterapkan oleh pihak manajerial atas terhadap strategi dan juga corporate action.

Hal ini untuk dapat memperoleh kestabilan arus kas dan juga menjaga tingkat pengembalian yang optimal.

Rumus dari Loan to Deposit Ratio

Rumus dari Loan to Deposit Ratio terbagi menjadi dua buah komponen yang utama yang ada di dalamnya.

Dua buah komponen utama terkait dengan Loan to Deposit Ratio itu sendiri antara lain adalah besarnya jumlah dari pinjaman yang telah dan atau diperkirakan akan diberikan kepada para calon nasabah.

Calon nasabah tersebut antara lain peminjam (sudah pasti), dan juga besarnya dana deposito yang masuk ke dalam perbankan dan atau pun juga lembaga serta instansi keuangan bukan bank lainnya itu sendiri.

Penunjukkan dan juga perumusan dari formula Loan to Deposit Ratio adalah seperti tampilan di bawah ini:

(besarnya pinjaman atau loan yang dikeluarkan/besarnya deposito yang masuk) x 100%

Faktor yang Mempengaruhi Loan to Deposit Ratio

Terdapat beberapa macam faktor yang dapat secara langsung dan atau pun juga tidak langsung mempengaruhi terhadap Loan to Deposit Ratio itu sendiri.

Di antara dari berbagai macam faktor tersebut antara lain adalah besarnya jumlah aliran kas yang tersedia digunakan untuk membiayai atas pinjaman dari para peminjam itu sendiri. Hal ini akan sangat mempengaruhi dari besaran score nilai Loan to Deposit Ratio.

Dikarenakan makin besar loan yang disalurkan maka nilai daie Loan to Deposit Ratio itu sendiri akan makin besar pula. Lain halnya dengan faktor terkait dengan suku bunga deposito yang ada.

Apabila suku bunga deposito makin tinggi maka akan menarik para nasabah untuk datang dan mendepositokan uangnya dikarenakan imbal hasil yang tinggi. Sehingga dengan meningkatnya suku bunga deposito itu sendiri maka akan dapat menurunkan tingkat dari Loan to Deposit Ratio itu sendiri.

Fungsi dari Loan to Deposit Ratio

Fungsi dari Loan to Deposit Ratio adalah untuk dapat menentukan tingkat dari likuiditas pada suatu instansi keuangan baik instansi tersebut dapat berupa perbankan dan atau pun juga instansi atau lembaga keuangan lainnya yang bukan merupakan jenis dari perbankan tersebut.

Loan to Deposito Ratio dapat menggambarkan secara jelas dan juga gamblang seberapa tingkat cash flow kaitannya dari unit yang menerima deposito dari nasabah dan atau pun juga unit yang mengeluarkan loan.

Atau bisa disebut juga dengan pinjaman baik pinjaman yang bersifat junior loan atau pun juga pinjaman yang bersifat senior loan itu sendiri kepada para peminjam.

Seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan di atas, bahwa dalam menentukan poin dari persentase atas nilai Loan to Deposito Ratio tersebut maka tolak ukurnya adalah persentase sebesar 100% itu sendiri.

Apabila dalam perumusan dari hasil informasi dan juga data terkait dengan loan dan deposito instansi tersebut ternyata menghasilkan angka yang bernilai sebesar kurang dari satu atau kurang dari 100% maka pinjaman yang akan diberikan kepada calon peminjam, akan berasal dari sumber pribadi.

Sumber priabadi dari instansi tersebut guna meningkatkan kapasitas dari Loan to Deposit Ratio itu sendiri. Loan to Deposit Ratio juga memiliki fungsi untuk dapat secara cepat menilai tingkat likuiditas dari instansi keuangan tersebut.

Hal ini dimungkinkan dengan menggunakan rumusan dan atau pun juga formula yang telah disebutkan di atas.

Sehingga apabila semisal Loan to Deposit Ratio menunjukkan angka yang lebih dari pada 100% atau lebih dari pada satu, maka tingkat likuiditas dari instansi keuangan tersebut cenderung rawan atau riskan terhadap kebutuhan pembayaran jangka pendek.

Berbanding terbalik pula dengan Loan to Deposit Ratio yang menunjukkan angka yang kurang dari pada 100% atau lebih rendah dari pada satu, maka tingkat likuiditas dari instansi keuangan tersebut cenderung sehat dan memiliki kesiapan yang baik untuk dapat melakukan proses pembayaran terhadap kewajiban jangka pendek.

Namun demikin perlu dicermati pula titik ekstrim pada kedua hasil dari Loan to Deposit Ratio itu sendiri.

Apabila secara penghitungan dari rumus formula yang telah disebutkan di atas tersebut menunjukkan hasil nilai yang lebih kecil dari pada nilai satu atau di bawah 100% maka dari pihak instansi keuangan tersebut akan berupaya untuk dapat mengoptimalkan nilai dari Loan to Deposit Ratio tersebut.

Hal ini dengan cara menurunkan suku bunga pinjaman yang ada untuk dapat menstimulasi jumlah loan yang ada sehingga terjadi peningkatan di dalamnya.

The post Loan to Deposit Ratio: Pengertian, Rumus & Fungsi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Likuiditas: Pengertian, Jenis dan Contohnya https://haloedukasi.com/likuiditas Tue, 28 Dec 2021 04:46:18 +0000 https://haloedukasi.com/?p=30059 Setiap perusahaan tentunya harus mampu memenuhi segala kewajiban keuangannya yang wajib dipenuhi. Hal ini erat kaitannya dengan istilah likuiditas yang kerap difungsikan sebagai penggambaran kondisi keuangan pada suatu perusahaan. Dengan demikian, perusahaan harus mengetahui dan memahami rasio likuiditas dalam laporan keuangannya yang mencakup rasio lancar, rasio cepat, rasio kas dan rasio-rasio lainnya. Pengertian Likuiditas Dalam […]

The post Likuiditas: Pengertian, Jenis dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Setiap perusahaan tentunya harus mampu memenuhi segala kewajiban keuangannya yang wajib dipenuhi. Hal ini erat kaitannya dengan istilah likuiditas yang kerap difungsikan sebagai penggambaran kondisi keuangan pada suatu perusahaan.

Dengan demikian, perusahaan harus mengetahui dan memahami rasio likuiditas dalam laporan keuangannya yang mencakup rasio lancar, rasio cepat, rasio kas dan rasio-rasio lainnya.

Pengertian Likuiditas

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, likuiditas merupakan posisi uang kas suatu perusahaan dan kemampuannya untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo tepat pada waktunya. Dengan kata lain, likuiditas ini yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban membayar utang dan sebagainya pada waktunya. Sementara menurut Otoritas Jaksa Keuangan menjelaskan bahwa likuiditas adalah kemampuan untuk memenuhi semua kewajiban yang wajib dilunasi sesegera mungkin dalam waktu yang singkat.

Likuiditas merupakan suatu nilai yang berguna dalam mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi segala utangnya. Utang yang dimaksud di sini adalah utang jangka pendek. Perlu kita ketahui, utang jangka pendek ini yaitu utang-utang yang wajib dibayar dalam waktu dekat atau dalam jangka waktu kurang dari satu tahun.

Jika nilai likuiditas perusahaan tinggi, maka dapat dikatakan perusahaan tersebut mampu membayar utangnya. Begitupun sebaliknya, apabila likuiditasnya rendah maka perusahaan tersebut mengalami kesulitan dalam melunasi utang-utangnya. Hal itu dikarenakan utang tersebut akan dibayar menggunakan kas yang telah dimiliki oleh perusahaan. Oleh karena itu, mengapa perusahaan harus mempunyai kas yang cukup untuk semua kebutuhannya.

Adapun manfaat yang akan diterima oleh perusahaan jika mengetahui rasio likuiditas yaitu:

  • Dapat mengantisipasi dana yang dibutuhkan secara mendadak.
  • Dapat memudahkan nasabah terkhusus pada lembaga keuangan yang ingin melakukan penarikan dana.
  • Dapat menjadi faktor penentu bagi perusahaan dalam memperoleh persetujuan investasi atau bisnis lain yang menguntungkan.

Jenis Likuiditas

Likuiditas ini dapat diukur menggunakan rasio sehingga perusahaan dapat mengetahui apakah kondisi likuiditasnya tinggi atau rendah. Adapun jenis atau macam-macam rasio likuiditas yang bisa diandalkan oleh perusahaan sesuai dengan fungsinya sebagai berikut:

Rasio Lancar

Rasio lancar (current ratio) merupakan rasio likuiditas yang dipengaruhi oleh aset atau aktiva lancar yang harus dipenuhi oleh perusahaan. Seperti yang kita ketahui, aktiva lancar merupakan aset perusahaan yang dapat ditukar dengan uang tunai dalam waktu yang singkat. Dengan kata lain, aset ini digunakan untuk berbagai macam kebutuhan perusahan yang perlu dipenuhi dalam jangka waktu satu tahun.

Pada rasio lancar ini di mana utang jangka pendek dibayar menggunakan aktiva lancar secara keseluruhan. Jika aktiva lancar tersebut tidak mampu memenuhinya, maka perusahaan dapat dikatakan mempunyai likuiditas yang rendah. Oleh karenanya, perusahaan harus mempersiapkan aktiva lancar dengan sebaik-baiknya.

Hal itu dapat dilakukan dengan cara membandingkan besaran aktiva lancar dan utang utang jangka pendek. Jika aktiva lancar tersebut lebih tinggi daripada utangnya, maka perusahaan tersebut memiliki nilai likuiditas yang bagus.

Adapun rumus mencari rasio lancar sebagai berikut:

Rasio lancar = aktiva lancar / utang lancar

Rasio Cepat

Rasio cepat (quick ratio) adalah rasio likuiditas yang menilai kemampuan perusahaan dalam membayar utangnya dengan memakai pembayaran uang berupa non tunai. Pembayaran rasio ini juga menggunakan aktiva lancar namun bedanya perusahaan lebih ke jenis lainnya seperti surat berharga dan berbagai piutang yang dimilikinya.

Dengan kata lain, komponen-komponen untuk membayar utang memerlukan waktu yang lebih lama untuk diubah menjadi uang tunai. apabila rasio cepat berada di posisi atas daripada utang jangka pendeknya, dengan demikian bahwa keuangan perusahaan dalam posisi yang stabil yakni tidak naik maupun turun.

Adapun rumus dalam menghitung rasio cepat sebagai berikut:

Rasio cepat = (aktiva lancar – persediaan) / utang lancar

Rasio Kas

Rasio kas merupakan rasio likuiditas yang dapat dilihat dengan cara membandingkan aktiva lancar yakni kas dengan utang jangka pendek yang dimiliki oleh perusahaan. Aktiva lancar yang berupa kas ini dapat diambil dalam bentuk rekening giro.

Sehingga apabila aktiva lancar berupa kas tersebut memiliki jumlah yang lebih tinggi daripada utang jangka pendek, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tidak menemukan masalah dalam melunasi utang tersebut. Begitupun sebaliknya, perusahaan akan mendapatkan masalah apabila aktiva lancar berupa kas malah jauh lebih rendah daripada utang jangka pendeknya.

Adapun rumus dalam menghitung rasio kas sebagai berikut:

Rasio kas = (kas + aktiva setara kas) / utang lancar

Rasio Perputaran Kas

Rasio perputaran kas adalah rasio likuiditas yang bermanfaat untuk menghasilkan keuntungan yang diraih oleh perusahaan. keuntungan tersebut berasal dari jumlah produk yang sudah terjual dan modal kerjanya.

Sehingga apabila perusahaan ingin memperoleh nilai likuiditas yang bagus, maka rasio perputaran kas ini besarannya harus tinggi daripada utang.

Rasio Modal Kerja

Rasio modal kerja merupakan rasio likuiditas yang komponen-komponennya berdasarkan dari kedudukan modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan.

Adapun cara menghitungnya yaitu dengan cara menggunakan total aset milik perusahaan yang minus liabilitas atau kewajiban. Sehingga hasilnya tersebut harus dibagi kembali dengan total aset supaya ditemukan nilai rasio likuiditasnya.

Contoh dan Cara Menghitung Rasio Likuiditas

Menghitung Rasio Lancar

PT Indah Purnama mempunyai aktiva lancar sebesar Rp20.000.0000 dan hutang lancarnya sebesar Rp5.000.000. maka besar rasio lancar yang dimiliki oleh perusahaan yaitu:

Rasio lancar = aktiva lancar/hutang lancar = 20.000.000/10.000.000 = 2,0

Sehingga apabila angka rasio lancar suatu perusahaan lebih dari 1,0 kali, maka perusahaan tersebut memiliki kemampuan yang baik dalam melunasi kewajibannya yaitu utang. Hal itu dikarenakan perbandingan aktivanya lebih besar daripada kewajiban yang dimiliki.

Akan tetapi apabila rasio lancarnya di bawah 1,0 kali, dapat dipastikan bahwa kemampuan perusahaan dalam melunasi utang masih dipertanyakan. Bahkan jika rasio lancarnya lebih dari 3,0 bukan berarti keuangan perusahaan dalam kondisi yang baik. mungkin perusahaan tersebut belum atau tidak mengalokasikan aktiva lancarnya secara optimal, tidak menggunakan aktiva secara efisien serta tidak bisa mengelola modalnya dengan baik.

Menghitung Rasio Cepat

Misal, perusahaan Suka Bumi mempunyai aktiva lancar sebesar Rp30.000.000, inventaris sebesar Rp2.000.000 dan utang lancarnya Rp7.000.000. Maka perhitungan rasio cepatnya yaitu:

Rasio cepat = (aktiva lancar – persediaan) / utang lancar = (Rp30.000.000 – Rp2.000.000)/Rp7.000.000 = 4,0

Dari hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa rasionya berada di atas 1,0 maka dapat dipastikan kemampuan perusahaan yang baik dalam melunasi utangnya. Bahkan rasionya lebih dari 3,0 kali, hal itu tidak berarti kondisi likuiditas perusahaan sedang baik. bisa saja kas perusahaan memang jumlahnya besar karena tidak digunakan ke manapun sehingga tidak produktif.

Menghitung Rasio Kas

Misal perusahaan Abdi Jaya mempunyai kas sebesar Rp5.000.000, dengan surat berharganya Rp3.000.000 dan kewajiban lancar Rp5.000.000. Maka perhitungan rasio kasnya yaitu:

Rasio kas = (kas + aktiva setara kas) / utang lancar = (Rp10.000.000 + Rp3.000.000)/Rp5.000.000 = 2,6

Dari hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa rasio berada di atas 1,0. Sehingga kemampuan perusahaan yang baik dalam melunasi utang-utangnya. Dengan kata lain, perusahaan tidak menemukan masalah dalam melunasi utang tersebut.

The post Likuiditas: Pengertian, Jenis dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>