lukisan - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/lukisan Tue, 11 Jul 2023 04:01:14 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico lukisan - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/lukisan 32 32 Seni Lukis Fauvisme : Konsep, Ciri, Tokoh dan Contoh Lukisannya https://haloedukasi.com/seni-lukis-fauvisme Tue, 11 Jul 2023 04:00:56 +0000 https://haloedukasi.com/?p=44297 Seni lukis Fauvisme adalah gerakan seni lukis yang muncul pada awal abad ke-20 di Perancis. Gerakan ini ditandai oleh penggunaan warna yang kuat, cerah, ekspresif, dan non-naturalistik untuk menciptakan efek emosional yang intens. Kata “fauvisme” berasal dari kata Prancis “les fauves,” yang berarti “hewan buas,” yang merujuk pada penggunaan warna yang liar dan eksentrik oleh […]

The post Seni Lukis Fauvisme : Konsep, Ciri, Tokoh dan Contoh Lukisannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Seni lukis Fauvisme adalah gerakan seni lukis yang muncul pada awal abad ke-20 di Perancis. Gerakan ini ditandai oleh penggunaan warna yang kuat, cerah, ekspresif, dan non-naturalistik untuk menciptakan efek emosional yang intens. Kata “fauvisme” berasal dari kata Prancis “les fauves,” yang berarti “hewan buas,” yang merujuk pada penggunaan warna yang liar dan eksentrik oleh para seniman Fauvisme.

Konsep Seni Lukis Fauvisme

Pada Fauvisme, seniman-seniman berusaha untuk membebaskan diri dari keterikatan pada representasi realistis dan mengutamakan ekspresi pribadi dan emosi melalui penggunaan warna yang berani dan bentuk yang sederhana. Seniman Fauvisme tidak terlalu memedulikan detail-detail anatomi atau perspektif yang akurat, melainkan berfokus pada kebebasan ekspresi.

1. Penggunaan Warna

Warna dalam seni lukis Fauvisme digunakan secara subjektif dan bebas dari penjelmaan alami. Para seniman memilih warna secara emosional dan menggabungkan kontras warna yang mencolok, seperti merah dan hijau atau biru dan oranye, untuk mencapai efek yang dramatis. Penggunaan warna yang cerah dan ekspresif ini memberikan karya seni Fauvisme energi yang tinggi dan kehadiran yang kuat.

2. Bentuk

Selain itu, seni lukis Fauvisme menunjukkan kecenderungan untuk menggunakan bentuk-bentuk sederhana dan garis yang ekspresif. Para seniman sering menyederhanakan objek dan bentuk, menciptakan garis-garis yang kuat dan spontan, serta mengabaikan detail-detail halus yang tidak penting bagi seniman.

Henri Matisse, André Derain, Raoul Dufy, dan Kees van Dongen adalah beberapa seniman terkenal yang terkait dengan gerakan Fauvisme. Karya-karya seniman fauvisme sering menggambarkan lanskap, potret, dan adegan kehidupan sehari-hari dengan gaya yang ekspresif, berani, dan memukau secara visual.

Fauvisme memberikan sumbangan penting terhadap perkembangan seni lukis modern. Gerakan ini mengeksplorasi kebebasan ekspresi, penggunaan warna, dan pendekatan non-naturalistik yang mengilhami generasi seniman selanjutnya untuk mengemukakan gagasan-gagasan baru dalam seni.

Ciri Seni Lukis Fauvisme

Berikut adalah beberapa ciri khas seni lukis Fauvisme:

1. Penggunaan Warna yang Ekspresif

Salah satu ciri paling mencolok dari seni lukis Fauvisme adalah penggunaan warna yang kuat, cerah, dan ekspresif. Para seniman Fauvisme menggunakan warna secara bebas, seringkali memilih palet yang tidak realistis atau non-naturalistik. Para seniman mengutamakan penggunaan warna sebagai sarana untuk mengungkapkan emosi dan menciptakan efek visual yang dramatis.

2. Kontras Warna yang Kuat

Para seniman Fauvisme sering menggabungkan warna-warna yang kontras secara mencolok dalam karya-karyanya. Seniman Fauvisme menggunakan warna-warna cerah yang berseberangan disepanjang roda warna, seperti merah dan hijau, biru dan oranye, atau kuning dan ungu, untuk menciptakan kontras yang tajam dan menarik.

3. Bentuk-Bentuk Sederhana dan Garis yang Ekspresif

Seniman Fauvisme cenderung menggunakan bentuk-bentuk sederhana dan garis yang eksploratif dalam karya-karyanya. Seniman fauvisme menyederhanakan objek dan kadang-kadang mengabaikan detail-detail yang lebih halus. Garis-garis yang digunakan bisa kuat, eksentrik, dan memiliki kualitas yang spontan dan ekspresif.

4. Penekanan pada Ekspresi dan Emosi

Fauvisme sangat menekankan ekspresi dan emosi dalam karya seni. Para seniman berusaha untuk mengkomunikasikan perasaan dan pengalaman yang dimiliki melalui penggunaan warna, garis, dan bentuk yang ekspresif. Seniman fauvisme menciptakan karya seni yang mengandung kekuatan dan intensitas emosional yang dapat dirasakan oleh pemirsa.

5. Pengabaian Realisme Tradisional

Fauvisme menolak norma-norma realisme tradisional dalam seni lukis. Para seniman Fauvisme tidak tertarik untuk menciptakan representasi yang akurat atau detail yang sempurna. Disini seniman membebaskan diri dari keterikatan pada peniruan visual yang realistis dan memilih untuk mengekspresikan subjeknya melalui penggunaan warna dan bentuk yang bebas.

6. Pengaruh Seni Primitif

Beberapa seniman Fauvisme terinspirasi oleh seni primitif, seperti seni Afrika dan seni Oseania. Banyak seniman favisme yang tertarik pada kesederhanaan dan ekspresivitas seni primitif, serta penggunaan warna yang kuat dan bentuk-bentuk yang lebih sederhana. Seni primitif memberikan inspirasi bagi seniman Fauvisme untuk menjelajahi ekspresi emosional yang lebih bebas dan spontan.

Tokoh dan Contoh Lukisan

1. Henri Matisse

Henri Matisse adalah salah satu seniman paling terkenal dan berpengaruh dalam gerakan seni lukis Fauvisme. Matisse dianggap sebagai salah satu pendiri gerakan ini dan merupakan tokoh utama dalam mengembangkan estetika dan prinsip-prinsip seni Fauvisme.

Matisse menggunakan warna dengan kebebasan dan ekspresivitas yang besar dalam karyanya. Matisse sering menggunakan warna-warna cerah, kontras yang tajam, dan kombinasi non-naturalistik untuk mencapai efek emosional yang kuat. Matisse percaya bahwa warna memiliki kekuatan sendiri dan dapat menciptakan suasana dan emosi yang intens dalam lukisan.

Woman with a Hat

Contoh karya Matisse yang mencerminkan gaya Fauvisme termasuk “Woman with a Hat” (1905) dan “The Dance” (1910). “Woman with a Hat” menampilkan penggunaan warna yang cerah dan goresan yang energik, dengan penekanan pada ekspresi emosi melalui penggunaan warna dan garis.

“The Dance” adalah sebuah lukisan besar yang menampilkan kelompok figuran dengan gerakan yang dinamis, menggunakan warna-warna yang cerah dan gaya yang lebih sederhana untuk mengekspresikan kegembiraan dan vitalitas.

Matisse juga terkenal dengan penggunaannya yang inovatif dalam memadukan bentuk-bentuk geometris dan eksplorasi ruang dalam komposisi. Seniman satu ini menggunakan bentuk-bentuk sederhana dan garis-garis yang ekspresif untuk menciptakan kesan yang kuat.

Karya-karya Matisse dan pendekatan seni lukisnya dalam Fauvisme memberikan sumbangan yang signifikan terhadap perkembangan seni modern. Penggunaan warna yang ekspresif, perhatian pada emosi dan ekspresi pribadi, serta pendekatan non-naturalistik yang diadopsinya dan telah mempengaruhi seni dan seniman selanjutnya. Karya-karya Matisse memancarkan kegembiraan, vitalitas, dan kebebasan ekspresi yang menjadi ciri khas gerakan seni lukis Fauvisme.

2. André Derain

André Derain adalah seorang seniman Fauvisme yang berpengaruh dan merupakan salah satu tokoh penting dalam gerakan ini. Bersama Henri Matisse, Derain dianggap sebagai salah satu pendiri gerakan Fauvisme dan berkontribusi secara signifikan dalam mengembangkan estetika dan karakteristik seni Fauvisme.

Derain terkenal karena penggunaannya yang berani dan ekspresif terhadap warna. André Derain menggunakan warna dengan cara yang sangat bebas, intens, dan non-naturalistik, menciptakan kontras yang tajam dan kombinasi warna yang mencolok. Karya-karya Derain sering kali menampilkan penggunaan warna yang cerah dan penuh vitalitas untuk mencapai efek emosional yang kuat.

The Turning Road, L'Estaque

Salah satu karya Fauvisme terkenal Derain adalah “The Turning Road, L’Estaque” (1906). Lukisan ini menampilkan pemandangan jalan yang melengkung dengan rumah-rumah di sekitarnya. Derain menggunakan warna yang cerah, seperti oranye, biru, hijau, dan merah, dengan penggunaan kontras yang tajam.

Derain tidak tertarik pada representasi realistis atau detail yang sempurna, melainkan mencoba mengekspresikan kebebasan ekspresi melalui penggunaan warna yang dramatis. Selain itu, Derain juga terkenal dengan kemampuannya dalam menggambarkan pemandangan alam dan lanskap.

André Derain sering menggambarkan pemandangan pedesaan, pantai, dan sungai dengan warna yang ekspresif dan penggunaan garis yang kuat. Karya-karya Derain dan pendekatan seni lukisnya dalam Fauvisme menunjukkan keberanian dalam penggunaan warna, kontras yang tajam, dan pendekatan yang lebih eksperimen terhadap representasi visual.

Karya-karya ini mencerminkan semangat ekspresi pribadi, penggunaan warna sebagai alat ekspresif, dan penekanan pada emosi yang menjadi ciri khas gerakan seni lukis Fauvisme.

3. Raoul Dufy

Raoul Dufy adalah seorang seniman Fauvisme yang memberikan kontribusi penting dalam gerakan seni ini. Meskipun Dufy terlibat dalam gerakan Fauvisme pada awal karirnya, gaya lukisannya berkembang menjadi lebih dekoratif dan ceria seiring berjalannya waktu. Namun, pengaruh Fauvisme masih terlihat dalam karyanya.

Dufy menggunakan warna dengan keceriaan dan kebebasan. Raoul Dufy sering menggunakan palet warna cerah, termasuk warna-warna prima, dan menggabungkannya dengan cara yang cerdik untuk menciptakan efek visual yang menarik. Meskipun lebih dekoratif daripada beberapa seniman Fauvisme lainnya, Dufy tetap menunjukkan keberanian dalam penggunaan warna dan ekspresi emosional melalui komposisi karyanya.

La Fée Électricité

Salah satu karya Fauvisme terkenal Dufy adalah “La Fée Électricité” (1937), yang merupakan mural besar yang menggambarkan sejarah listrik. Lukisan ini menggabungkan unsur-unsur Fauvisme dengan gaya ornamen dan dekoratif yang khas dari Dufy. Raoul Dufy menggunakan warna yang cerah dan kontras yang kuat untuk menciptakan energi dan dinamika dalam karya ini.

Selain itu, Dufy sering menggambarkan pemandangan kota, pelabuhan, dan acara-acara publik dalam karyanya. Raoul Dufy menggunakan warna dengan cara yang ekspresif dan garis-garis yang sederhana, menciptakan suasana yang riang dan penuh vitalitas.

Meskipun gaya lukisannya berkembang menjadi lebih dekoratif seiring berjalannya waktu, pengaruh Fauvisme dalam karya-karya Dufy tetap terlihat dalam penggunaan warna yang cerah, kebebasan ekspresi, dan semangat dalam mengekspresikan emosi melalui seni lukis.

4. Kees van Dongen

Kees van Dongen adalah seorang seniman Fauvisme yang berpengaruh dalam gerakan seni ini. Dongen dikenal karena gaya lukisannya yang sensual dan penekanan pada potret. Van Dongen menggunakan warna dengan keberanian dan ekspresivitas.

Dongen sering menggunakan palet warna cerah dan kontras yang tajam untuk mencapai efek yang dramatis dan menarik. Warna-warna yang digunakannya cenderung non-naturalistik dan digunakan secara subjektif untuk mengekspresikan suasana dan emosi dalam karya-karya lukisannya.

Salah satu ciri khas karya Fauvisme van Dongen adalah potret-potret yang sensual dan ekspresif. Dongen sering menggambarkan sosok perempuan yang memikat dengan warna-warna cerah dan goresan-goresan yang enerjik. Karya-karya ini menampilkan kecantikan dan daya tarik subjek yang ditonjolkan melalui penggunaan warna dan garis-garis yang kuat.

La Gitane

Contoh-contoh karya Fauvisme terkenal Kees van Dongen termasuk “Femme à l’éventail” (1908) dan “La Gitane” (1908). Dalam karya-karya ini, Dongen menggambarkan potret wanita dengan keberanian warna dan kontras yang tajam, menonjolkan ekspresi dan karakter subjek yang dilukis.

Meskipun karya-karya van Dongen sering kali menunjukkan karakteristik Fauvisme, seiring waktu, gaya lukisannya berkembang dan mengalami pengaruh lain yang lebih dekat dengan ekspresionisme.

Meskipun demikian, kontribusinya terhadap gerakan Fauvisme tetap berharga dan memperkaya warisan seni lukis Fauvisme. Kees van Dongen adalah salah satu seniman Fauvisme yang berperan penting dalam menggembangkan pendekatan ekspresif dan kebebasan penggunaan warna dalam seni lukis.

5. Maurice de Vlaminck

Maurice de Vlaminck adalah seorang seniman Fauvisme yang berperan penting dalam gerakan seni ini. Vlaminck dikenal karena gaya lukisannya yang enerjik, penggunaan warna yang ekspresif, dan penggambaran pemandangan pedesaan yang berani.

De Vlaminck menggunakan warna dengan kebebasan dan keberanian. Seniman ini sering menggunakan palet warna yang cerah, termasuk warna-warna yang mencolok dan non-naturalistik, untuk menciptakan efek emosional yang kuat. Karya-karya Fauvisme-nya menampilkan warna-warna yang cerah, gesekan kuas yang kuat, dan kontras yang dramatis.

Salah satu ciri khas karya Fauvisme Maurice de Vlaminck adalah penggambaran pemandangan alam dan pedesaan. Vlaminck sering menggambarkan langit, pepohonan, sungai, dan rumah-rumah di pedesaan dengan gaya yang enerjik dan garis-garis yang kuat. Vlaminck memanipulasi warna dan bentuk secara bebas untuk menciptakan suasana yang bersemangat dan ekspresif.

"The River Seine at Chatou

Contoh-contoh karya Fauvisme terkenal Maurice de Vlaminck termasuk “The River Seine at Chatou” (1906) dan “The Bridge at Chatou” (1906). Kedua lukisan ini menampilkan pemandangan sungai dengan penggunaan warna yang ekspresif dan goresan kuas yang berani. Vlaminck menggunakan warna yang cerah dan kuat untuk menciptakan energi dan kehidupan dalam karya-karyanya.

Meskipun gaya lukisannya berkembang dan mengalami perubahan selama karirnya, pengaruh Fauvisme dalam karya-karya Maurice de Vlaminck tetap terlihat dalam kebebasan ekspresi, penggunaan warna yang cerah, dan penekanan pada kekuatan emosional dalam lukisan-lukisannya.

Maurice de Vlaminck adalah salah satu seniman Fauvisme yang memberikan sumbangan penting dalam mengembangkan pendekatan seni lukis yang bebas, berani, dan ekspresif. Karya-karyanya memperkaya warisan seni lukis Fauvisme dan mencerminkan semangat inovatif dalam penggunaan warna dan ekspresi dalam seni.

6. Georges Braque

Meskipun Georges Braque sering kali dikaitkan dengan gerakan seni kubisme, Braque juga memiliki hubungan dengan gerakan seni Fauvisme pada tahap awal kariernya. Braque terinspirasi oleh gaya Fauvisme dan seniman-seniman Fauvisme lainnya, dan karyanya pada periode ini menunjukkan pengaruh Fauvisme sebelum Braque mengembangkan dan mempraktikkan kubisme.

Pada awal karirnya, Braque melukis dengan menggunakan warna yang cerah, kuat, dan ekspresif, menampilkan keberanian dalam penggunaan warna seperti yang terlihat dalam gerakan Fauvisme. Braque juga menyederhanakan bentuk-bentuk dan menggunakan goresan kuas yang enerjik, dua ciri penting dalam gaya Fauvisme.

Houses at L’Estaque

Salah satu contoh karya Fauvisme awal Braque adalah “Houses at L’Estaque” (1908), yang menampilkan penggunaan warna yang cerah dan kontras tajam, serta penggunaan garis dan bentuk yang sederhana. Meskipun karya-karya Braque ini masih memiliki pengaruh Fauvisme, kemudian berkembang lebih jauh dengan eksperimen kubisnya yang mengubah arah artistiknya.

Setelah periode awalnya dengan Fauvisme, Braque menjadi salah satu pendiri gerakan seni kubisme bersama dengan Pablo Picasso. Dalam kubisme, Braque dan Picasso memecah objek menjadi bentuk-bentuk geometris yang disusun secara fragmentaris dan memperkenalkan konsep perspektif multi-sudut.

Meskipun hubungan Braque dengan Fauvisme adalah singkat dan merupakan tahap awal dalam perkembangan seninya, pengaruh Fauvisme terlihat dalam karyanya pada masa itu. Gerakan Fauvisme memberikan kontribusi penting dalam membuka jalan bagi eksplorasi warna yang bebas dan ekspresif, serta penyederhanaan bentuk-bentuk dalam seni lukis modern.

7. Albert Marquet

Albert Marquet adalah seorang seniman yang terkait dengan gerakan seni Fauvisme pada awal karirnya. Marquet adalah salah satu seniman yang terlibat dalam pameran Fauvisme pertama yang diadakan di Paris pada tahun 1905.

Marquet mengadopsi pendekatan Fauvisme dalam penggunaan warna yang cerah dan kuat. Albert Marquet menggunakan warna secara ekspresif untuk mengekspresikan suasana dan emosi dalam lukisannya. Karya-karya Fauvisme Marquet menampilkan warna-warna yang cerah dan non-naturalistik, sering kali dengan penekanan pada kontras warna yang tajam.

Port of La Rochelle

Salah satu contoh karya Fauvisme terkenal Albert Marquet adalah “Port of La Rochelle” (1906), yang menampilkan pemandangan pelabuhan dengan penggunaan warna yang cerah dan gaya goresan kuas yang enerjik. Karya ini menunjukkan keberanian dalam penggunaan warna dan pendekatan yang lebih bebas terhadap representasi visual, ciri khas dari gerakan seni lukis Fauvisme.

Namun, seiring berjalannya waktu, Marquet mengembangkan gaya yang lebih tenang dan terkendali dalam seni lukisnya, menjauh dari gaya ekspresif dan non-naturalistik Fauvisme. Albert Marquet lebih condong kepada representasi yang lebih realistis dengan porsi yang lebih besar pada kecerahan cahaya dan komposisi yang lebih tenang.

Meskipun Marquet bergerak lebih jauh dari gaya Fauvisme, kontribusinya pada gerakan seni Fauvisme awal tetap penting. Karya-karyanya pada periode ini menggambarkan semangat eksperimen dan keberanian dalam penggunaan warna yang cerah, serta memperkaya warisan seni lukis Fauvisme.

8. Charles Camoin

Charles Camoin adalah seorang seniman yang terkait dengan gerakan seni Fauvisme. Ia adalah salah satu anggota kelompok seniman yang terlibat dalam gerakan Fauvisme dan berpartisipasi dalam pameran Fauvisme pertama yang diadakan pada tahun 1905.

Camoin menggunakan warna dengan gaya yang ekspresif dan berani. Charles Camoin sering menggunakan palet warna cerah dan mencolok, termasuk kontras yang tajam antara warna-warna primer. Karya-karyanya menampilkan penggunaan warna yang kuat dan non-naturalistik untuk menciptakan efek emosional yang kuat.

Salah satu ciri khas karya Fauvisme Charles Camoin adalah penggambaran lanskap perkotaan dan pemandangan laut. Camoin sering menggambarkan pemandangan Marseille, tempat kelahirannya, dengan gaya yang enerjik dan goresan kuas yang kuat. Charles Camoinmenggunakan warna secara bebas dan ekspresif untuk menangkap suasana dan emosi dalam lukisannya.

Contoh-contoh karya Fauvisme terkenal Charles Camoin termasuk “Landscape at Cassis” (1907) dan “The Port of Marseille” (1907). Karya-karya ini menampilkan penggunaan warna yang cerah dan kontras yang kuat, dengan penekanan pada ekspresi emosional dan kebebasan ekspresi.

Meskipun Camoin terkait dengan gerakan seni Fauvisme, Charles Camoin juga mengembangkan gaya seni yang lebih tenang dan terkendali seiring berjalannya waktu. Namun, kontribusinya dalam gerakan Fauvisme tetap penting, dan karya-karyanya pada periode ini mencerminkan semangat eksperimen dan kebebasan dalam penggunaan warna yang menjadi ciri khas gerakan seni lukis Fauvisme.

9. Jean Puy

Jean Puy adalah seorang seniman Fauvisme yang berperan penting dalam gerakan seni ini. Meskipun Puy mungkin tidak sepopuler beberapa seniman Fauvisme lainnya, kontribusinya dalam gerakan ini tetap signifikan.

Puy menggunakan warna dengan keberanian dan ekspresivitas yang khas dalam karyanya. Puy sering menggunakan palet warna cerah, termasuk warna-warna yang mencolok dan non-naturalistik, untuk menciptakan efek visual yang kuat. Penggunaan warna yang berani dan kontras yang tajam adalah ciri khas gaya lukisannya dalam gerakan Fauvisme.

Karya-karya Fauvisme Jean Puy sering menampilkan pemandangan alam, potret, dan adegan kehidupan sehari-hari dengan penggunaan warna yang cerah dan kuat. Puy menggunakan warna secara bebas dan ekspresif untuk mengekspresikan emosi dan suasana dalam lukisannya.

Salah satu contoh karya Fauvisme terkenal Jean Puy adalah “Landscape with Red Trees” (1906). Lukisan ini menampilkan pemandangan alam dengan penggunaan warna merah yang mencolok dan kontras yang kuat, menciptakan efek visual yang dramatis.

Meskipun popularitas Puy tidak sebesar beberapa seniman Fauvisme lainnya, kontribusinya dalam gerakan seni lukis Fauvisme adalah penting. Gaya lukisannya menunjukkan semangat eksperimen, kebebasan ekspresi, dan penggunaan warna yang cerah, yang menjadi ciri khas gerakan Fauvisme secara keseluruhan.

10. Othon Friesz

Othon Friesz adalah seorang seniman Prancis yang terkait erat dengan gerakan seni Fauvisme. Friesz adalah salah satu anggota utama dari kelompok seniman yang terlibat dalam gerakan Fauvisme pada awal abad ke-20.

Friesz menggunakan warna dengan keberanian dan kebebasan dalam karyanya, yang merupakan salah satu ciri khas gerakan Fauvisme. Othon Friesz sering menggunakan palet warna cerah, termasuk warna-warna yang mencolok dan non-naturalistik, untuk menciptakan efek emosional yang kuat.

Karya-karya Fauvisme Othon Friesz menampilkan lanskap, potret, dan adegan kehidupan sehari-hari dengan penggunaan warna yang berani dan ekspresif. Othon Friesz menggunakan warna secara bebas dan kuat, dengan kontras yang tajam, untuk mengekspresikan suasana dan emosi dalam lukisannya.

The Canal Saint-Martin

Contoh-contoh karya Fauvisme terkenal Othon Friesz termasuk “The Canal Saint-Martin” (1907) dan “La Ciotat” (1907). Karya-karya ini menampilkan penggunaan warna yang cerah dan kontras yang kuat, dengan goresan kuas yang enerjik, menciptakan suasana yang bersemangat dan ekspresif.

Kontribusi Friesz dalam gerakan seni Fauvisme adalah penting. Gaya lukisannya yang berani, penggunaan warna yang cerah, dan penekanan pada ekspresi emosional merupakan ciri khas gerakan Fauvisme secara keseluruhan. Karyanya menggambarkan semangat eksperimen dan kebebasan dalam penggunaan warna, yang merupakan inti dari gerakan seni lukis Fauvisme.

The post Seni Lukis Fauvisme : Konsep, Ciri, Tokoh dan Contoh Lukisannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Futurisme : Pengertian, Konsep, Ciri dan Contohnya https://haloedukasi.com/futurisme Fri, 25 Mar 2022 04:17:47 +0000 https://haloedukasi.com/?p=32961 Beragam seni yang tersebar di seluruh dunia, seni rupa menjadi salah satu seni dasar. Menurut KBBI, seni rupa merupakan seni pahat serta seni lukis. Sedangkan menurut Aristoteles, seni rupa merupakan hasil karya menurut peniruan alam, tapi mempunyai sifat yang ideal. Lebih lanjut, unsur seni rupa memang cukup sederhana, yaitu titik dan garis. Titik dan garis, […]

The post Futurisme : Pengertian, Konsep, Ciri dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Beragam seni yang tersebar di seluruh dunia, seni rupa menjadi salah satu seni dasar. Menurut KBBI, seni rupa merupakan seni pahat serta seni lukis. Sedangkan menurut Aristoteles, seni rupa merupakan hasil karya menurut peniruan alam, tapi mempunyai sifat yang ideal.

Lebih lanjut, unsur seni rupa memang cukup sederhana, yaitu titik dan garis. Titik dan garis, kemudian berkembang menjadi bangun datar, bangun ruang, tekstur hingga tata warna dan cahaya. Kesemua unsur-unsur seni rupa tadi, yang kemudian menjadi tampak dalam bentuk seni pahat dan seni lukis.

Pengertian Futurisme

Futurisme merupakan aliran seni rupa yang bertujuan melupakan masa lalu serta menatap masa depan (future) dengan menggunakan sudut pandang Dinamisme Universal. Sehingga tidak cuma menggunakan suatu konsep ataupun tema dari satu sisi saja tapi menggambarkannya menurut secara keseluruhan sudut, mulai dari suara, gerak, pencahayaan, sampai aspek internal subjek sama seperti pikiran manusia.

Secar konkretnya, misalkan binatang kuda digambarkan dengan empat kaki saja pada karya seni aliran klasik. Tapi itu pada karya lukisan aliran futurisme, bisa digambarkan memiliki 20 kaki bahkan lebih. Hal ini dikarenakan realitas dinamis, sehingga kuda tidak bisa dilukiskan sebagai subjek diam. Karena ketika tidak diam, kuda terlihat mempunyai banyak kaki.

Menurut perspektif secara dinamisme universal ala futurisme, saat kuda berlari kencang, maka kakinya akan terlihat bertambah banyak, karena energinya akan menggema. Sehingga akan menimbulkan aura riuh, bahkan tubuh dan rambutnya mempunyai beragam bentuk yang tidak sama saat keadaannya diam.

Kebangkitan Aliran Futurisme

Munculnya aliran Futurisme sebenarnya bermula sejak abad ke-19 lebih tepatnya pada tahun 1876 di Mesir. Di abad ke-20 aliran Futurisme berhasil di angkat serta di terapkan di tahun 1909 pada negara Eropa terutama di negara Italia. Semuanya di wujudkan di Eropa sebagai pertumbuhan seni rupa modern kala itu.

Hingga di abad ke-20 terjadi Revolusi dan perubahan diikuti munculnya ilmu pengetahuan terbaru beserta tekhnologi, kehadiran tekhnologi inilah yang kemuan berpengaruh terhadap kehidupan manusia dan sengaja di desain guna mempermudah aktivita manusia sehari-harinya. Perubahan ini juga yang mempengaruhi dunia seni. Banyak para seniman menjadi kurang puas karena perkembangan karya seni pada saat itu.

Banyak seniman yang kemudia berusaha mencari cara baru agar bisa mengembangkan seni yang dapat mengimbangi perubahan tekhnologi pada kehidupan saat itu. Salah satu seniman Italia yang mencetusnya adalah Filippo Tommaso Marineti. Di tanggal 20 Februari 1909, Mareneti memplubikasikan pernyataannya akan aliran Futurisme ke awak media Figaro di Paris.

Pernyataan ini berisi akan lahir suatu aliran seni baru yang merupakan aliran seni masa depan yang dalam bahasa Italinya yaitu “le Futurisme”, sedangkan seni masa lampau akan binasa atau “le Passeisme”. Lalu berdasarkan manifesto futurisme tulisannya, manifesto berkata jika “bangsa Italia sudah memasuki babak lebih modern seperti mobil dengan kecepatan tinggi”.

Lalu dalam pagelaran seni rupa lebih tepatnya di tanggal 11 Februari 1910 untuk pertama kalinya aliran seni Futurisme Seni Lukis berhasil di publikasikan diserta tanda tangan manifesto beberapa seniman. Seniman itu antara lain adalah Gino Sevirini, Carlo Carra, Giacomo Balla, Umberto Boccioni, dan Luigi Russolo. Lalu di tanggal 20 Februari 1910 seniman Fillipo Tommaso Marineti menyatakan lahirnya seni masa depan atau aliran Futurisme.

Kemudian di tanggal 3 Maret 1910 banyak di terapkannya aliran ini untuk menciptakan banyak karya seni. Hal ini menjadi pertanda jika seni masa lalu berganti menjadi seni masa depan mengikuti perkembangan zaman pada kehidupan manusia

Berhubungan dengan hal tersebut, diharapkan jika seni bisa melupakan masa lalu dan menyambut kecepatan serta energi mekanik. Sehingga keindahan baru akan semakin menambah semaraknya dunia, keindahan akan gerak, bahkan laju mobil akan dihiasi pipa besar seperti ular beserta desir nafasnya.

Futurisme yang bermula dari gerakan sastra, yang menyebar serta masuk ke cabang senian lain, misalkan musik, seni lukis, desain, seni patung, serta arsitektur. Futurisme bisa dianggap muncul karena situasi yang muncul sebagai akibat perang dunia ke-1.

Pergerakan seni serta kebudayaan mempunyai misi agar bisa meninggalkan kenangan buruk serta rasa pesimistis yang muncul karena peristiwa mengerikan dan berusaha menanggalkan nilai lama yang sudah mengikutinya.

Konsep dan Tema Futurisme

Konsep dari seni futurisme berdasarkan akan pemikiran jika energi alam perlu ditampilkan pada karya seni dengan sensasi dinamis untuk menimbulkan kesatuan yang realitis (menurut Prawira, 2016, hlm. 95). Jika ingin menampilkannya bisa melalui penggunaan cahaya serta gerak.

Tidak hanya itu, ada cara lain untuk merubah keterbatasan agar jadi sesuatu yang dinamis, dengan menerapkan bentuk kubis yang terinspirasi dari kubisme. Serta menyusun kata ataupun teks melalui ilmu tipografi. Tipografi sendiri yang menyusun keindahan teks, tidak cuma menghiasinya dalam bentuk lebih dekoratif.

Tema utama menurut manifesto futurisme yaitu “Dinamisme Universal” untuk mencari sensasi-sensasi seperti optik, gerak, eksistensi mesin, industri, hingga pencapaian manusia dalam mempelajari teknologi pada masa itu. Semuanya merupakan bagian yang selama ini jarang mendapat perhatian oleh seniman aliran klasik.

Misalkan buat menggambarkan seorang perempuan yang berada di jendela, seniman juga akan memasukkan unsur disekitarnya seperti: kebisingan kendaraan disekitarnya, kehidupan dan aktivitas yang terlihat dari jendela, bahkan asosiasi yang timbul pada pikiran perempuan tersebut.

Ciri Aliran Futurisme

Menurut pengertian, tema serta konsep yang sudah dijelaskan di atas, bisa disimpulkan jika aliran futurisme memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

  1. Meninggalkan tradisi seni klasik
  2. Memakai beragam teknik dan gaya baru agar bisa mengikuti perkembangan zaman.
  3. Menghapuskan sisa kehancuran batin karena perang dunia
  4. Menerapkan sistem dinamisme universal agar tidak cuma melihat sebuah konsep hanya dari satu sisi, tapi bisa dari keseluruhan aspek hingga hal-hal yang terabaikan.
  5. Memiliki beragam elemen keseharian yang lebih modern baru, misalkan mobil, industri, serta beragam teknologi mekanik lainnya yang tengah berkembang pesat.
  6. Mempunyai tema bersifat dinamisme universal
  7. Kondisi objek bergerak yang digambarkan dengan berlebihan
  8. Menolak sensasi teknologi, optik, hingga kehebatan mesin.
  9. Menimbulkan gambar sintesa untuk fase – fase sejajar
  10. Lukisan merupakan suatu rumusan artistik yang perlu mengingat kompleksnya sebuah realitas.
  11. Mempertunjukan bentuk realitas yang terlihat berbeda, yang jauh dan yang dekat, benda yang terasa dan terlihat, menembus, serta diwujudkan pada waktu bersamaan.
  12. Menyatukan karakter akan elemen yang beragam kedalam suatu acuan, sehingga penyusunannya karya menjadi satu kesatuan.
  13. Mempunyai ide baru seperti ekstrim, ketertutupan, hingga ketidaksabaran sehingga berhubungan langsung terhadap nilai futurisme
  14. Karakteristik yang melingkupi garis yang tidak rata sehingga mengkomunikasikan energi menurut geraknya.
  15. Pandangan akan karya yang lebih mementingkan masa depannya.

Tokoh Futurisme

Seperti yang telah dikemukakan di atas, futurisme merupakan aliran pergerakan seni dan budaya secara umum. Sehingga tidak ada salahnya untuk mencantumkan berbagai seniman dalam disiplin ilmu seni lainnya seperti sastrawan dan desainer. Beberapa tokoh yang paling berpengaruh dalam aliran ini adalah sebagai berikut.

1. Fortunato Depereo

Fortunato Depereo adalah seorang pujangga sekaligus pelukis yang fokus dialiran futurisme. Selain menekuni kesastraan serta seni lukis. Fortunato Depereo bekerja sebagai desainer grafis yang mengerjakan banyak mendesain gambar untuk komersial seperti koran hingga majalah demi menakahi dirinya.

Sebagai desainer grafis, Depereo senang beraktivitas di tengah kota New York yang mengelola beragam periklanan untuk banyak perusahaan. Depereo termasuk salah satu legendaris di bidang ilustrator karena menjadi langganan membuat cover untuk majalah Vogue hingga The Newyorker untik beragam publikasi. Sampai sekarang The Newyorker memakai gaya ilustrasi seni yang beraliran sejenis.

Karya Ilustrator Fortunato Depereo

2. Lucio Venna

Lucio Venna adalah seorang ilustrator yang lahor di Venice dan pindah ke Florence di tahun 1912. Venna bekerja sebagai ilustrator Emilio Notte, sehingga bertemu dengan Filippo Marinetti yang merupakan seorang pencetus futurisme. Karyanua sering dipakai sebagai cover-cover “Grand Sport” pada tahun 1930-1932

Bahkan digunakan untuk periklanan Debenham & London, Freebody serta pernah berkolaborasi dan menjabat sebagai direktur artistik pada Scena Illustrata. Ditahun 1917, Venna beserta Emilio Notte mengeluarkan buku berjudul “The Basic Linear Geometrics”. Lalu mulai tahun 1922 Venna sering sekali mengeluarkan karya seni lukisnya. Berikut ini merupakan lukisan futurisme karya Venna.

Karya Lukis Lucio Venna

3. Nocolay Diuldherof

Nocolay Diuldherof merupakan seorang tipografer kelahiran Bulgaria. Dhiuldherof berhasil menempuh pendidikan di Vienna School of Arts and Craft pada tahun 1920 hingga 1921. Serta masuk The New School of Art di Dresdenn pada tahun 1922. Serta pernah beberapa bulan bersekolah di Johannes Itten, Bauhaus (Jerman).

Terkenal sebagai seorang desainer ternama karena berhasil merancang beragam produk seperti lampu, keramik, hingga kaca. Diuldherof juga seoranh anggota pergerak pada umumnya, serta bekerja untuk perusahaan periklanan buat Unica, Cinzano, hingga Campari.

Diuldherof juga ikut berpartisipasi di salah satu event Futurisme besar pada Turin International Exhibition dirahun 1929. Ditahun yang sama, di kota Turin, keberhasilan karya futurisme pada seni grafisnya dipamerkan untuk jangka waktu cukup lama.

4. Filippo Tommaso Marinetti

Filippo Tommaso Marinetti merupakan seorang penyair kelahiran Mesir tahun 1876. Marinetti merupakan tokoh utama dalam aliran futurisme. Terkenal denga pernyataannya saat mengumandangkan untuk memmbangkitkan futurisme sebagai berikut :

” Menyerang masa lalu serta menjunjung tinggi untuk kehidupan masa kini telah berubah secara nyata berkat teknologi moder dan ilmu pengetahuan”

5. Carlo Carra

Carlo Carra merupakan seorang pelukis studio dan sebagai saksi akan kehebatan karya Post Impressionist mulai dari Constable, Cezanne, Gauguin, hingga Turner. Turut serta sebagai pendukung tradisi seni di Italia serta pernah melukis di Giotto. Tapi pada akhirnya Carlo Carra memiliki memmbesarkan dan ikut berperan di pergerakan futurisme.

Carlo Carra

6. Gino Severini

Gino Severini merupakan seniman futurisme yang fokus pada kubisme dan cahaya. Sama seperti Carlo Carra, Severini pernah belajar langsung dan ikuy para pelukis impresionis. Sehinga pernah mempelajari beragam teori warna yang mengubah persepsi pelukis impresionis dalam kebebasan warna menjadi faktor mandiri dan tidak cuma menjadi label buat benda lainnya.

Itulah beberapa tokoh dan contoh seni rupa aliran futurise, banyak sekali ditemui di kehidupan sehari-hari. Tapi perlu diingat jika seni rupa dikategorikan menurut fungsinya, sebagai seni rupa murni serta seni rupa terapan.

Beragam fungsi seni seperti menampilkan keindahan serta nilai estetika tinggi, yang seringkali mengabaikan fungsionalitasnya. Ada juga seni rupa yang menggabungkan fungsionalitas dengan keindahan sehingga dapat dipakai untuk kegiatan sehari-hari.

The post Futurisme : Pengertian, Konsep, Ciri dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Ekpresionisme : Pengertian, Ciri, Tokoh dan Contoh https://haloedukasi.com/ekpresionisme Thu, 24 Mar 2022 02:56:42 +0000 https://haloedukasi.com/?p=32905 Pengertian Aliran Ekspresionisme Ekspresionisme adalah suatu aliran seni yang beranggapan bahwa seni merupakan sesuatu yang dapat keluar dari diri Seniman itu sendiri, tidak berasal dari peniruan terhadap alam dunia. Dimana Seniman tersebut memiliki cara pandang sendiri dan ingatan akan alam yang pernah dilihatnya. Lalu Seniman tersebut akan mengekspresikannya dalam bentuk karya seni. Seniman dari aliran […]

The post Ekpresionisme : Pengertian, Ciri, Tokoh dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Aliran Ekspresionisme

Ekspresionisme adalah suatu aliran seni yang beranggapan bahwa seni merupakan sesuatu yang dapat keluar dari diri Seniman itu sendiri, tidak berasal dari peniruan terhadap alam dunia. Dimana Seniman tersebut memiliki cara pandang sendiri dan ingatan akan alam yang pernah dilihatnya.

Lalu Seniman tersebut akan mengekspresikannya dalam bentuk karya seni. Seniman dari aliran ekspresionis tidak akan menggunakan teknik penciptaan formal untuk dapat membuat karya seni yang tanpa tekanan dari kepentingan ekstrinsik seni dan juga dapat mengeluarkan ekspresi yang lebih murni.

Jadi dapat dikatakan bahwa aliran ekspresionisme merupakan aliran seni rupa yang lebih menonjolkan sisi ungkapan dari dalam jiwa, dibandingkan sisi lainnya. Tetapi, biasanya orang aliran ekspresionis mempunyai kemampuan teknis yang mempuni dan juga sensitibilitas yang tinggi terhadap issue-issue seni itu sendiri. Baik secara langsung maupun tidak langsung.

Ciri-ciri Ekspresionisme

Aliran ekspresionisme mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut:

  • Bukan mengutamakan kemiripan dalam objek yang dia lukis.
  • Membuat sapuan kuas lukisan yang tidak malu-malu, berani, dan ekspresif
  • Teknik melukis yang keliatan naif, tetapi mempunyai komposisi lukisan yang apik.
  • Lebih mengutamakan ekspresi dari diri Seniman sendiri dibandingkan dengan menirukan alam.
  • Memakai warna untuk simbol akan suatu hal, dibandingkan untuk pewarna objek lukisan.
  • Tidak menggunakan ideologi modern secara berlebihan dan memberikan imbas yang semakin tidak manusiawi.
  • Lebih mengkhawatirkan keorisinalitasan seni terhadap imitasi alam.
  • Sebagian contoh lukisan ekspresionisme kelihatan seperti abstrak dengan tetap menonjolkan objek dan ekspresi wajahnya.

Tokoh Ekspresionisme

Tokoh-tokoh seni yang menganut aliran seni ekspresionisme, yaitu:

  • Dari negara Indonesia yaitu Affandi, Zaini, Popo Iskandar, dan Chairil Anwar.
  • Dari negara Norwegia yaitu Edvard Munch.
  • Dari negara Swiss yaitu Carl Eugen Keel.
  • Dari negara Austria yaitu Egon Schiele dan Oskar Kokoschka.
  • Dari negara Russia yaitu Wassily Kandinsky dan Alexei Jawlensky.
  • Dari negara Perancis yaitu Gen Paul dan Chaim Soutine.
  • Dari negara Jerman yaitu Heinrich Campendonk, Emil Nolde, Rolf Nesch, Franz Marc, Ernst Barlach, Wilhelm Lehmbruck, Erich Heckel, Karl Schmidt-Rottluff, Ernst Ludwig Kirchner, Max Beckmann, August Macke, Elfriede Lohse-Wächtler, Ludwig Meidner, Paula Modersohn-Becker, Gabriele Münter, dan Max Pechstein.
  • Dari negara Belanda yaitu Charles Eyck, Willem Hofhuizen, Jaap Min, Jan Sluyters, Jan Wiegers danHendrik Werkman
  • Dari negara Belgia yaitu Constant Permeke, Gust De Smet, Frits Van den Berghe, James Ensor, Floris Jespers, dan Albert Droesbeke.

Contoh dan Analisisnya Lukisan Ekspresionisme

  • Lukisan Ekspresionis The Scream & Analisisnya
The Scream
Lukisan The Scream

The Scream merupakan lukisan dari Edvard Munch. Dimana lukisan ini merupakan gambaran dari dirinya sendiri ketika sedang berjalan di trotoar bersama dengan kedua temannya di kota Oslo, Norwegia. Dimana Edvard Munch saat itu baru saja pulang dari rumah sakit jiwa, untuk menemui kakaknya yang bernama Laura Catherine yang sedang dirawat disana.

Hal ini berdasarkan dari penyataan dia mengenai lukisan The Scream. Dia berkata bahwa “Aku berjalan bersama kedua temanku, ketika matahari mulai terbenam dan seketika langit berubah menjadi merah semerah darah. Aku pun berhenti berdiam sejenak untuk bersandar dipagar dan menggigil ketakutan.

Lalu akupun mendengar suatu suara jeritan yang sangat keras, yaitu suara jeritan alam yang tak terbatas.” Dimana terjadinya kekaburan di dalam lukisan The Scream yang dibuat Edvard Munch, merupakan suatu hal yang menjadi kelebihan dalam lukisan ini yang selalu diutarakan oleh para kritikus seni.

Para kritikus seni juga selalu mengingat karya lukisan Starry Night dari Van Gogh, jika melihat langit dan awan pada lukisan. Kita juga bisa menemukan elemen estetika seperti Fauvisme, Ekspresionisme, dan Surealisme yang muncul secara bersamaan di lukisan tersebut.

  • Lukisan Ekspresionis Marzella & Analisisnya
Lukisan Marzella
Lukisan Marzella

Lukisan berikutnya adalah lukisan Marzella. Dimana lukisan tersebut melukis seorang gadis yang memiliki nama Marzella, yang merupakan anak dari seorang janda yang bekerja di sirkus yang dikunjungi oleh pelukis Ernst Ludwig Kirchner. Lukisan ini merupakan lukisan yang provokatif, karena didalam lukisan ini ada gambaran dari seorang gadis muda yang belum melewati masa pubernya.

Serta penggunaan warna kontras yang tidak wajar dalam gambaran wajahnya dan juga pose bahasa tubuh yang menirunkan pose yang dewasa merupakan simbol dari kedewasaan yang palsu. Hal ini terjadi karena pelukis Ernst Ludwig Kirchner mungkin merasa prihatin terhadap keadaan anak yang kehilangan masa kanak-kanaknya karena imbas dari kehidupan modern.

Lukisan ini merupakan contoh dari suatu teknik sketsa cepat yang dipakai oleh para anggota Die Brucke. Teknik dikatakan dapat menangkap ekspresi dan jiwa sebenarnya dari subjek yang dilukis. Dengan menggunakan cara sapuan kuas secara spontan, dimana seluruh ekspresi alami dari model akan bisa tergambar dengan lebih murni.

Lukisan ini juga ternyata terpengaruh akan gaya Edvard Munch pada karya Ernst Ludwig Kirchner, karena komposisi pada lukisan ini berdasarkan dari apresiasinya terhadap karya lukisan  Puberty (1892) yang diciptakan oleh Edvard Munch.

  • Lukisan Ekspresionis Potret Diri (Affandi) & Analisisnya
Lukisan Potret Diri Affandi
Lukisan Potret Diri Affandi

Lukisan terakhir adalah potret diri Affandi. Ini merupakan tema yang sering digunakan oleh Affandi. Lukisan ini melukis muka dari seorang laki-laki tua yang tidak lain adalah dirinya sendiri yaitu Affandi. Komposisi dari lukisan ini adalah garis-garis melengkung, bergelombang, tebal, berantakan, dan bertekstur kasar. Serta warna yang dipakai pun terbilang sangat kontras dan hangat.

Lukisan ini juga gambaran sang pelukis yang sedang dalam suasana hati yang sangat spritual dan emosional (berkontemplasi, bukan marah). Subjek lukisan ini adalah cerminan dari diri sendiri yang sudah tua dan mempunyai rambut yang putih dan kepala yang hampir saja botak.

Potret yang terlihat lagi menghisap pipa tembakau adalah sebuah insting self destruction yang makin menjadi saat usianya yang sudah tidak lagi muda. Tetapi dari tumpahan cat pada lukisan, menunjukkan bahwa gairah estetisnya masih membara pada masa tuanya

The post Ekpresionisme : Pengertian, Ciri, Tokoh dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Aliran Kubisme: Pengertian, Sejarah dan Jenis https://haloedukasi.com/aliran-kubisme Fri, 08 Oct 2021 09:44:37 +0000 https://haloedukasi.com/?p=27420 Aliran kubisme merupakan sebuah aliran seni rupa yang memiliki suatu kekhasan atau ciri khas yang membedakannya dengan seni rupa lainnya. Penjelasan lebih rinci mengenai pengertian, sejarah, jenis, ciri-ciri, tokoh dan juga karyanya akan dibahas kali ini. Pengertian Aliran Kubisme Kubisme merupakan sebuah aliran seni rupa yang terdiri dari lebih dari satu sudut pandang terhadap suatu […]

The post Aliran Kubisme: Pengertian, Sejarah dan Jenis appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Aliran kubisme merupakan sebuah aliran seni rupa yang memiliki suatu kekhasan atau ciri khas yang membedakannya dengan seni rupa lainnya. Penjelasan lebih rinci mengenai pengertian, sejarah, jenis, ciri-ciri, tokoh dan juga karyanya akan dibahas kali ini.

Pengertian Aliran Kubisme

Kubisme merupakan sebuah aliran seni rupa yang terdiri dari lebih dari satu sudut pandang terhadap suatu objek maupun figur yang menjadi satu gambar dan memberikan hasil lukisan yang terfragmentasi dan juga terdeformasi.

Aliran seni rupa ini membagi sebuah gambar dengan cara penyederhanaan suatu objek yang menyerupai bentuk geometris. Pada sebuah lukisan potret bisa tersusun atas beberapa angle yang nantinya menghasilkan sebuah kejanggalan yang bersifat artistik.

Sejarah Aliran Kubisme

Pada tahun 1907, Picasso mulai menciptakan karyanya dengan menggunakan gaya kubisme ini di dalam karyanya yang berjudul “Demoiselles D’Avignon” yang disebut juga sebagai prototipe yang menjadi karya pra-kubisme.

Dalam karyanya, sudah tergambar bermacam –macam ciri dari aliran kubisme ini misalnya distori dengan radikal pada hidung, latar belakang yang terfragmentasi, serta posisi mata yang janggal dan tetap memberi kesan ekspresi yang artistik.

Melihat lukisan yang ada pada studio Picasso, membuat Georges Braque tertarik. Selain itu, ia juga memberikan tanggapan gaya yang dipakai oleh Picasso dengan melakukan eksplorasi atau inovasi dari gaya yang ada.

Aliran kubisme ini disebut kubisme bermula pada komentar yang diberikan oleh seorang kritikus yakni Louis Vauxcelles yang mengamati lukisan Georges Braque ketika lukisan tersebut dipamerkan pada tahun 1908 di Paris.

Kritikus itu memberikan deskripsi dengan bahwa lukisan Georges Braque menyederhanakan objek ke dalam bentuk geometris sehingga terlihat menjadi seperti bentuk kubus (cube / cubist) yang mana istilah tersebut mendapat perhatian oleh publik.

Meskipun karya-karya seniman aliran kubisme terinspirasi oleh Picasso, Picasso sendiripun pada mulanya terinspirasi oleh topeng di suku Afrika. Gaya dalam pembuatan topeng Afrika itu sangat tida natural dan penuh distrosi, akan tetapi tetap menciptakan citra manusia.

“Wajah tersusun atas mata, hidung, hingga mulut dan dapat didistribusi secara apapun juga yang sesuai dengan harapan kita,” kata Picasso. Yang mana, gambar apapun itu baik mulut, mata, maupun hidung yang kita inginkan, itulah cara pandang kubisme yang sangat penting.

Jenis Aliran Kubisme

Pada mulanya aliram kubisme ini dikembangkan dalam dua fase yang berbeda yakni kubisme analitik dan juga kubisme sintesis. Akan tetapi, hingga detik ini pun aliran kubisme masih diperbarui. Adapun beberapa jenis aliran kubisme menurut pendapat para ahli antara lain :

  • Kubisme Cezzanian (1908 – 1909)

Pada kubisme cezzanian ini merupakan fase awal dari aliran kubisme. Karya-karya yang diciptakan oleh cezanne menjadi sebuah inspirasi. Gambaran retrospektif kepada cezanne telah menjadi ilham bagi semua seniman dalam pengambilan sisi positif yang ada pada sebuah karya yang dibuatnya.

Salah satu perspektif itu ialah kebebasan yang menyebabkan sebuah karya tercipta lebih dinamis dan tidak hanya berpaku pada peniruan atau mengimitasi alam.

  • Kubisme Analitik (1910 – 1912)

Kubisme analitik berkembang secara sistematis dan setiap karyanya didasarkan pada sebuah penelitian atau observasi objek yang mana terdapat latar belakang hingga eksplorasi berbagai macam sudut pandang.

Picasso dan Braque telah memberikan sebuah batasan terhadap subjek yang mereka gunakan pada genre potret yang masih tradisional dan tetap hidup. Tak hanya itu, mereka juga memberikan batasan palet mereka yang berpacu pada warna bumi dan mematikan warna abu-abu supaya kejelasan antar bentuk figur serta objek yang terfragmentasi dapat dikurangi.

  • Kubisme Sintesis (1912 – 1914)

Picasso dan Braque mulai mengenalkan beberapa unsur asing dalam sebuah komposisi yang mereka tuangkan pada tahun 1912. Picasso memberi tambahan wallpaper yang menyerupai sebuah anyaman di dalam karyanya dengan nama “Still Life with Chair-Canin”.

Braque juga menggunting dan menempelkan koran dalam kanvasnya, serta mengeksplorasi sebuah kolase. Yang mana inti dari fase ini dinamai dengan sintetis karena adanya penyusunan maupun penggabungan benda bukan cat di dalam sebuah lukisan.

  • Kubisme Kristal (1915 – 1922)

Fase kubisme kristal ini merupakan sebuah penyederhanaan berbagai macam fase yang ada sebelumnya. Pada kubisme kristal difokuskan pada sebuah bidang geometris yang berbentuk datar dan saling tumpang tindih.

Kubisme ini menjadi lebih ke arah abstrak formaolistik yang mana bentuknya nonrepresentatif geometris dan hampir mengendalikan atau mendominasi seluruh elemen dari sebuah karya seni.

Ciri – ciri Aliran Kubisme

Adapun ciri – ciri dari aliran kubisme antara lain :

  • Menurut bagaimana cara menggambar, sebuah objek asli yang diubah ke dalam suatu kombinasi dalam bidang – bidang yang berbentuk seperti segitiga, persegi, segi empat, hingga lingkaran, maupun bentuk lainnya.
  • Objek yang digambar tersebut seringkali menyerupai gambaran manusia ataupun seekor hewan. Tak hanya itu, terkadang objek juga menggambarkan suatu benda dengan latar di alam ataupun bangunan.
  • Sebuah karya kubisme biasanya menggunakan sebuah bentuk geometris.
  • Karya kubisme mempunyai paduan warna yang amat perspektif.

Tokoh dan Contoh Aliran Kubisme

Terdapat beberapa tokoh dengan karya aliran kubismenya masing-masing antara lain :

Picasso & Braque ini memiliki dua karya yang digolongkan ke dalam dua kategori yakni kubisme analitis dan juga kubisme sintesis. Karya kubisme analitisnya ini tercipta pada tahun 1912 yang mana menjadi titik awal sebuah kubisme. Karya keduanya, yakni kubisme sintesis dibuatnya hingga tahun 1915.

Picasso melukis karyanya yang berjudul “Potrait of Ambroise Vollar” pada tahun 1910. Karyanya kali ini memperlihatkan pewarnaan yang lebih datar, teratur, dan konsisten, namun tetap ambigu. Contohnya adalah figur manusia yang dibuatnya dengan bentuk geometris dan transparan dilukis menjadi bagian-bagian yang berbeda.

Akan tetapi, kubisme sintetis biasanya lebih variatif dan beraneka ragam. Tak hanya itu, karya ini biasanya menggabungkan beberapa macam gaya dan aneka bahasa rupa menjadi satu kesatuan.

Karya yang diciptakan oleh Braque dengan judul “Clarine” ini menyatukan gambar representasional yang menggunakan beberapa bentuk abstrak namun bentuk tersebut terlihat datar, sederhana, hingga nampak seperti tiga dimensi.

The post Aliran Kubisme: Pengertian, Sejarah dan Jenis appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Aliran Impresionisme: Pengertian, Ciri-Ciri dan Sejarah https://haloedukasi.com/aliran-impresionisme Fri, 08 Oct 2021 04:37:24 +0000 https://haloedukasi.com/?p=27427 Pengertian Impresionisme Impresionisme merupakan salah satu aliran dalam seni lukis yang cenderung berusaha menonjolkan kekuatan pencahayaan dengan cara memainkan pewarnaan. Impresionisme terfokus pada pencahayaan yang terang, misalnya digambarkan suasana pagi atau siang hari.  Namun pada impresionisme cenderung kurang dalam memperhatikan bentuk. Bentuk dalam aliran impresionisme tidak ditampilkan dengan jelas. Meskipun demikian aliran impresionisme masih dapat […]

The post Aliran Impresionisme: Pengertian, Ciri-Ciri dan Sejarah appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Impresionisme

Impresionisme merupakan salah satu aliran dalam seni lukis yang cenderung berusaha menonjolkan kekuatan pencahayaan dengan cara memainkan pewarnaan. Impresionisme terfokus pada pencahayaan yang terang, misalnya digambarkan suasana pagi atau siang hari. 

Namun pada impresionisme cenderung kurang dalam memperhatikan bentuk. Bentuk dalam aliran impresionisme tidak ditampilkan dengan jelas. Meskipun demikian aliran impresionisme masih dapat memikat penikmat seni dengan kekuatan pencahayaan dan sapuan warna-warna terang.

Biasanya pelukis yang beraliran impresionisme menggunakan teknik melukis dengan kuas yang pendek dan tebal sehingga dalam lukisan akan memberikan kesan yang memudahkan pelukis dan penikmat seni menebak sebuah bentuk atau objek lukisan. 

Para pelukis impresionisme menentang untuk menggunakan warna hitam sebagai memainkan warna bayangan sebab warna hitam bukanlah menjadi warna khas impresionisme. Bayangan dapat diciptakan melalui pencampuran warna komplementer.

Warna komplementer merupakan warna yang berseberangan membentuk sudut 180 derajat  di dalam lingkaran warna atau color wheel. Dua warna yang berbeda dipadukan atau dicampur akan menghasilkan warna-warna komplementer. Ini lah warna yang digunakan dalam aliran impresionisme.

Ciri-ciri Aliran Impresionisme

  • Menggunakan pewarnaan (cat) yang terang, untuk melukis tempat-tempat yang terang.
  • Menggambarkan suasana yang cerah, seperti pagi, siang atau sore hari. 
  • Sangat menekankan  pada unsur kekuatan pencahayaan.
  • Seniman atau pelukis memiliki kebebasan dalam membuat garis.
  • Bentuk dari objek yang dilukis atau digambar tidak terlalu diperlihatkan.
  • Menghindari pola garis baik yang dibuat sendiri maupun yang timbul akibat dari adanya dua warna yang saling berdekatan.
  • Menghindari penggunaan pewarnaan hitam, karena impresionisme memiliki kekhasan warna cerah cemerlang.

Impresionisme seringkali disamakan dengan realisme karena letak kesamaan antara keduanya yakni melukis pemandangan di sekitar pelukis. Namun terdapat perbedaan diantaranya, pada aliran realisme berusaha menciptakan lukisan senyata mungkin sesuai dengan apa yang terlihat secara objektif, tidak ada yang dikurangi, ditambah, ataupun diubah. 

Sedangkan pada aliran impresionisme dapat saja menciptakan sebuah perubahan terhadap objek yang akan dilukiskan. Karya lukisan impresionisme biasanya digambarkan lebih terang dan penggambaran objek lukisan tidak sedetail realisme. Impresionisme lebih mengarah pada kesan-kesan objek tanpa mempertajam bentuk dan garis sebuah objek tersebut.

Sejarah Impresionisme

Aliran impresionisme muncul sekitar akhir abad ke-19 di Perancis saat terjadi pemberontakan artistik terhadap konstruksi standardisasi seni. Pada tahun 1974 sekelompok pelukis menyelenggarakan pameran pertama yang mengakibatkan lahirnya istilah impresionisme.

Kelompok pelukis tersebut antara lain Claude Monet, Pierre-Auguste Renoir, Alfred Sisley, dan Frederic Bazille. Keempat pelukis ini memiliki ketertarikan dan aliran seni yang sama, yakni melukis pemandangan kehidupan kontemporer dan kurang tertarik melukis tentang kisah sejarah.

Pada tahun yang sama, terdapat tradisi untuk melaksanakan acara pameran lukisan. Salah satu karya yang diciptakan oleh Monet dan kawan-kawan, yang mana memiliki aliran seni yang sama, selalu ditolak oleh kurator dengan alasan terlalu memperlihatkan objek pada letak sentris tengah. 

Pada saat itu istilah impresionisme memiliki makna bahwa impresionisme merupakan istilah komentar yang bernada sinis oleh para kritikus karena karya mereka dianggap seperti sketsa dan terkesan belum jadi. Kritikus tersebut ialah Louis Leroy ia menuliskan pendapat melalui tulisan di surat kabar Paris.

Dengan penolakan yang diterima oleh keempat pelukis sebelumnya hal itu tidak membuat mereka kecewa namun justru mereka semakin aktif untuk memperjuangkan idealisme seni lukis bergaya impresionisme agar dikenal dunia.

Pengaruh impresionisme tidak hanya dalam seni lukis saja, melainkan sampai pada beberapa bidang lain seperti sastra dan musik. Pada bidang sastra sekitar tahun 1880 di Perancis terjadi gerakan impresionisme, gerakan untuk menyampaikan pendapat melalui isyarat daripada pernyataan langsung.

Pada bidang seni musik, impresionisme menjadi sebuah gaya komposisi yang terkesan kabur yang disebabkan oleh ambiguitas harmoni yang tercipta oleh tangga nada kromatik dan pentatonis. Musik impresionis memiliki sifat yang tidak stabil yang mampu menciptakan suasana lebih impresionistik daripada seni musik lainnya.

Abad 19 menjadi sejarah bagi kemunculan  impresionisme. Impresionisme sendiri lahir untuk menjembatani jalan menuju era yang lebih modern, menampilkan keberagaman dan eksperimentasi yang belum pernah dibuat dan ada sebelumnya.

Pengaruh Teori Warna terhadap Aliran Impresionisme

Impresionisme dalam penggunaan warna cenderung sering memilih pewarnaan yang terang karenanya menjadi ciri khas dari aliran ini. Pelukis yang beraliran impresionisme terinspirasi ketika mereka berada di luar ruang dan melihat suatu objek secara langsung.

Berada di luar ruang menjadikan pelukis berimajinasi untuk memainkan sinar matahari dan warna-warna alam. Pelukis impresionisme lebih berani menggunakan pewarna terang. Seperti yang ditunjukan oleh Sir Isaac Newton pada tahun 1666 bahwa cahaya putih dapat menciptakan banyak warna.

Cahaya putih jika terkena prisma maka akan menghasilkan warna-warna primer yakni kuning, merah, dan biru. Warna-warna tersebut dapat disebut juga dengan istilah warna prismatik. Pelukis impresionis memiliki keahlian dalam mengelola dan memadukan warna-warna menjadi warna komplementer.

Dalam lukisan impresionisme sangat menghindari warna hitam sebab tidak merepresentasikan kesan impresionis. Warna hitam dianggap tidak memberikan kesan kesegaran dalam seni oleh para seniman atau pelukis impresionis .

Pelukis impresionis tidak menunggu cat kering untuk ditimpa dengan warna lain, penerapan pantulan cahaya dari suatu objek dalam lukisan, serta dengan penekanan pada kekuatan pencahayaan. Bayangan tidak menggunakan warna hitam melainkan menggunakan perpaduan warna komplmenter.

Contoh Lukisan Impresionisme

Water Lilies oleh Claude Monet.

Water Lilies
Dibuat pada tahun 1904 oleh Claude Monet dengan medium cat minyak dan kanvas, lukisan ini tersimpan dalam Museum Modern Art Andre Malraux.

Eugene Manet and His Daughter at Bougival oleh Pierre-Auguste Renoir.

Eugene Manet and His Daughter at Bougival
Dibuat pada tahun 1884 oleh Pierre Auguste Renoir dengan medium cat minyak dan kanvas.

Bridge at Villeneuve-la-Garenne oleh  Alfred Sisley.

Bridge at Villeneuve-la-Garenne oleh  Alfred Sisley.
Dibuat pada tahun 1872 oleh Alfred Sisley dengan medium cat minyak dan kanvas.

View of the Village oleh Frederic Bazille.

View of the Village

Dibuat pada tahun 1868 oleh Frederic Bazille dengan medium cat minyak dan kanvas.

The post Aliran Impresionisme: Pengertian, Ciri-Ciri dan Sejarah appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Seni Lukis: Pengertian – Unsur dan Contoh https://haloedukasi.com/seni-lukis Mon, 16 Mar 2020 12:38:46 +0000 https://haloedukasi.com/?p=4589 Pernahkah melihat pameran lukisan atau hiasan-hiasan dinding di ruang tamu? Meski hanya berupa lukisan yang dipajang untuk mempercantik suatu ruangan, namun bisa jadi harga lukisan tersebut sangatlah tinggi. Ini dikarenakan hiasan tersebut membutuhkan suatu ketrampilan berupa seni lukis. Sejarah Seni Lukis Dalam sejarah seni lukis, terdapat beberapa jaman yang mempengaruhi perkembangannya, antara lain: Jaman Prasejarah […]

The post Seni Lukis: Pengertian – Unsur dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pernahkah melihat pameran lukisan atau hiasan-hiasan dinding di ruang tamu?

Meski hanya berupa lukisan yang dipajang untuk mempercantik suatu ruangan, namun bisa jadi harga lukisan tersebut sangatlah tinggi.

Ini dikarenakan hiasan tersebut membutuhkan suatu ketrampilan berupa seni lukis.

Sejarah Seni Lukis

Dalam sejarah seni lukis, terdapat beberapa jaman yang mempengaruhi perkembangannya, antara lain:

  • Jaman Prasejarah

Kebanyakan pada jaman ini, manusia prasejarah melukis untuk menceritakan kisah-kisah yang terjadi pada kehidupan mereka.

  • Jaman Klasik

Di jaman klasik, seni lukis mulai dipengaruhi ilmu pengetahuan.

Seni lukis pada jaman klasik digunakan sebagai bentuk komunikasi yang lebih intens ketimbang menggunakan kata-kata.

  • Jaman Pertengahan

Di jaman pertengahan, agama mulai masuk dan mempengaruhi perkembangan seni lukis.

Sehingga lukisan pada jaman pertengahan lebih cenderung menggunakan simbol dan bukan menceritakan tentang kehidupan manusia secara nyata.

  • Jaman Renaissance

Pada jaman Renaissance banyak lahir ilmuwan-ilmuwan dan juga seniman-seniman yang menciptakan hasil karya yang terkenal hingga saat ini.

  • Jaman Art Nouveau

Pada jaman ini seniman seniman mulai bergerak untuk menciptakan hasil karya yang lebih tinggi dari seni lukis karena dianggap memiliki keterampilan yang sama seperti buatan mesin.

  • Jaman Penjajahan hingga Kemerdekaan Indonesia

Masuknya seni lukis di Indonesia adalah ketika jaman penjajahan yang dibawa oleh bangsa Eropa.

Lukisan-lukisan yang dibuat oleh seniman Indonesia pada jaman itu adalah tentang keindahan alam di Indonesia.

Seiring berubahnya jaman, kini seniman-seniman Indonesia mulai mengembangkan ketrampilannya dalam seni lukis dengan berbagai aliran.

Pengertian Seni Lukis

Pengertian seni lukis terbagi menjadi tiga sudut pandang diantaranya:

Pengertian Seni Lukis Secara Umum

Secara umum seni lukis dapat diartikan sebagai cabang dari seni rupa berupa ketrampilan yang menggunakan alat untuk di sapukan dengan warna-warna pada media lukis.

Media lukis ini bisa berupa kanvas, kertas, papan, dll.

Pengertian Seni Lukis Menurut KBBI

Bila diartikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, seni lukis dapat dipisah menjadi 2 kata.

Kata seni dalam KBBI dapat berarti menciptakan sesuatu yang memiliki nilai dan kualitas tinggi dari segi kehalusan dan keindahannya.

Sedangkan kata lukis dalam KBBI dapat berarti menciptakan suatu gambar dengan menggunakan pensil, pulpen, kuas, dan atau alat lukis lainnya baik dengan menggunakan warna ataupun tidak.

Sehingga apabila 2 kata ini digabung menurut KBBI maka dapat berarti menciptakan suatu gambar dengan alat lukis baik dengan warna ataupun tidak dengan nilai dan kualitas keindahan yang tinggi.

Pengertian Seni Lukis Menurut Para Ahli

Berikut ini adalah pengertian seni lukis menurut beberapa ahli diantaranya:

  • Menurut Aristoteles seni lukis merupakan sesuatu yang tidak hanya baik dilakukan namun juga memiliki nilai-nilai yang menyenangkan.
  • Menurut Jim Supangat seni lukis merupakan cara untuk menegaskan kenangan di masa lalu pada masa sekarang.
  • Menurut Soedarso seni lukis merupakan kegiatan manusia menciptakan hasil karya melalui pengalaman batinnya.

Fungsi Seni Lukis

Beberapa fungsi seni lukis adalah sebagai berikut:

  • Seni lukis mampu membantu seorang seniman untuk mengekspresikan ide dan pikirannya.
  • Seni lukis dapat dijadikan hiasan dan dekorasi untuk mempercantik suatu ruangan.
  • Seni lukis dapat dijadikan sebagai sarana komunikasi kepada dewa, Tuhan, atau leluhur.
  • Seni lukis dapat dijadikan sebagai sarana untuk menyampaikan suatu pesan dan makna yang tersirat.
  • Seni lukis dapat dijadikan sebagai sarana untuk kegiatan posifit yang menenangkan hati.

Unsur Seni Lukis

Ada 2 unsur yang membentuk seni lukis, diantaranya:

1. Unsur Visual

Unsur visual adalah unsur dalam seni lukis yang dapat dilihat oleh mata.

Berikut ini adalah 5 unsur visual dalam seni lukis:

  • Titik

Titik adalah unsur dalam seni lukis yang paling dasar.

Dengan adanya titik kita dapat membuat goresan-goresan lainnya dalam seni lukis.

  • Garis

Garis merupakan unsur dalam seni lukis yang terbentuk dari dua titik yang memiliki jarak dan saling berhubungan.

  • Bidang

Bidang adalah gabungan dari unsur garis dan unsur titik yang membentuk suatu objek 2 dimensi.

  • Ruang

Berbeda dengan bidang ruang merupakan objek 3 atau 4 dimensi yang terkesan hidup dan nyata pada lukisan.

  • Warna

Warna pada lukisan akan memberikan kesan yang lembut atau lebih tegas dan membuatnya lebih hidup.

Warna dibedakan menjadi warna primer, sekunder, tersier, dan warna balance atau kontras seperti warna hitam dan putih.

2. Unsur Non Visual

Unsur non visual dalam seni lukis adalah unsur yang tidak dapat dilihat oleh mata.

Berikut ini adalah 5 unsur non visual:

  • Imajinasi

Imajinasi merupakan bayangan yang ada dalam pikiran seorang seniman ketika akan menciptakan sebuah karya.

  • Sudut pandang

Sudut pandang merupakan penglihatan seorang seniman dalam menciptakan suatu karya yang dilihat dari sisi mana dia berada.

Ketika menciptakan suatu karya yang sama tentu saja akan berbeda sudut pandangnya dari seniman satu dengan seniman lainnya.

  • Konsep

Konsep merupakan dasar dimana seorang seniman akan menciptakan suatu karya.

Tanpa adanya konsep hasil karya suatu seniman akan melebar kemana-mana.

  • Rasa

Rasa atau sikap akan sangat dibutuhkan oleh seorang seniman untuk melahirkan nilai-nilai keindahan yang ada pada hasil karyanya.

  • Pengalaman

Pengalaman sama halnya dengan sudut pandang.

Dimana seniman satu dengan yang lainnya akan berbeda hasil karya karena dipengaruhi oleh pengalaman yang dimiliki masing-masing.

Alat-alat Seni Lukis

Berikut ini adalah alat-alat yang digunakan dalam pembuatan seni lukis:

  • Kuas

Kuas digunakan untuk membuat sapuan gambar pada lukisan.

  • Alat pembersih kuas

Alat yang digunakan untuk membersihkan kuas dari cat.

  • Palet

Tempat untuk meletakkan cat lukis.

  • Pisau palet

Alat yang digunakan untuk meratakan cat minyak atau membuat efek tulisan pada lukisan.

  • Easel

Alat yang digunakan untuk menyangga media lukis.

  • Cat/Tinta

Cairan yang terdiri dari warna-warna yang digunakan untuk melukis.

Ada berbagai macam cat diantaranya cat air, cat minyak, cat akrilik, cat tekstil, dan lain sebagainya.

  • Media lukis

Tempat untuk menyapukan warna-warna agar terbentuk suatu gambar yang indah.

Macam-macam Teknik Seni Lukis

Ada beberapa teknik dalam seni lukis diantaranya:

  • Teknik Aquarel

Teknik yang menggunakan cat air dan sapuan kuas yang tipis agar terlihat transparan.

  • Teknik Plakat

Teknik yang menggunakan konsistensi kental dari cat air, minyak, atau akrilik dengan goresan yang tebal.

  • Teknik Spray

Teknik yang menggunakan cara dengan menyemprotkan cat.

  • Teknik Pointilis

Teknik melukis dengan cara membuat titik-titik dengan gradasi warna yang berbeda.

  • Teknik Tempera

Teknik melukis dengan mencampurkan cat dan kuning telur sebagai perekat.

  • Teknik Cat Minyak

Teknik melukis dengan menggunakan cat minyak.

Teknik ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu teknik basah, teknik kering, dan campuran antara basah dan kering.

Macam-macam Aliran Seni Lukis

Berikut ini adalah macam-macam aliran dalam seni lukis:

  • Surealisme

Aliran seni lukis yang lukisannya menyerupai bentuk alam bawah sadar.

  • Fantasi

Aliran yang lukisannya berupa fiksi, dongeng, cerita rakyat, fiksi ilmiah, dan fantasi/khayalan.

  • Kubisme

Aliran yang lukisannya berbentuk abstrak terhadap geometri atau balok-balok.

  • Romantisme

Aliran yang lukisannya menggambarkan tentang keindahan dan kenangan yang manis.

  • Plural Painting

Aliran seni lukis yang dilakukan dengan cara meditasi terlebih dahulu.

  • Badingkutisme

Aliran seni lukis dengan menggunakan bahan-bahan hasil temuan atau bahan-bahan bekas.

  • Ekspresionisme

Aliran seni lukis yang menggambarkan kenyataan dan digabungkan dengan sisi emosional.

  • Fauvisme

Aliran yang membebaskan senimannya sehingga kebanyakan lukisan yang dibuat kontras dengan aslinya.

  • Pointilisme

Aliran seni lukis yang mengandalkan titik-titik untuk buat hasil karya yang indah.

  • Abstraksionisme

Aliran seni lukis yang berkaitan dengan kejiwaan dan emosional seniman yang membuatnya.

  • Naturalisme

Aliran seni lukis yang menampilkan hasil alami dan nyata dengan penambahan sedikit agar lebih baik.

Contoh Seni Lukis

Ada beberapa contoh seni lukis dari berbagai aliran diantaranya sebagai berikut:

  • Guernica
Seni Lukis Guernica

Lukisan ini merupakan seni lukis aliran kubisme dan surealisme yang dibuat oleh Pablo Picasso tahun 1937 menggunakan minyak pada kanvas.

Lukisan ini menggambarkan tentang penderitaan yang dialami oleh manusia dan binatang karena kekacauan dan kekerasan.

  • The Scream
Seni lukis the scream

Lukisan ini merupakan seni lukis aliran ekspresionisme yang dibuat oleh Edvard Munch tahun 1893.

Judul asli lukisan ini menggunakan bahasa Jerman yaitu Der Schrei der Natur yang artinya jeritan alam.

  • Mona Lisa
Seni lukis Mona lisa

Lukisan pada jaman Renaissance ini merupakan seni lukis aliran realisme yang dibuat oleh Leonardo da Vinci tahun 1503.

Lukisan ini menggunakan minyak dan menggambarkan seorang wanita kata dengan ekspresi misterius menghadap kepada para pengunjung.

The post Seni Lukis: Pengertian – Unsur dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>