lumut - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/lumut Mon, 06 Mar 2023 02:56:09 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico lumut - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/lumut 32 32 Bioma Hutan Lumut : Pengertian, Ciri dan Jenisnya https://haloedukasi.com/bioma-hutan-lumut Mon, 06 Mar 2023 02:56:04 +0000 https://haloedukasi.com/?p=41737 Hutan merupakan suatu tempat atau wilayah yang luas yang dihuni oleh berbagai macam tumbuhan yang sangat banyak, seperti pohon, rumput, semak, jamur, serta berbagai jenis tumbuhan lainnya. Hutan merupakan kawasan ekosistem yang banyak diisi oleh tumbuhan.  Hutan memang menyimpan banyak kekayaan keanekaragaman flora maupun fauna. Banyak karakteristik dan jenis-jenis hutan yang memiliki keunikan karena kondisi […]

The post Bioma Hutan Lumut : Pengertian, Ciri dan Jenisnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Hutan merupakan suatu tempat atau wilayah yang luas yang dihuni oleh berbagai macam tumbuhan yang sangat banyak, seperti pohon, rumput, semak, jamur, serta berbagai jenis tumbuhan lainnya. Hutan merupakan kawasan ekosistem yang banyak diisi oleh tumbuhan. 

Hutan memang menyimpan banyak kekayaan keanekaragaman flora maupun fauna. Banyak karakteristik dan jenis-jenis hutan yang memiliki keunikan karena kondisi tertentu. Keberadaan hutan juga penting bagi manusia, karena tumbuhan dapat memproses karbondioksida melalui proses fotosintesis dan mengubahnya menjadi oksigen untuk dihirup oleh manusia. 

Berbagai jenis hutan dapat ditemukan di berbagai penjuru tanah air. Di Indonesia sendiri terdapat berbagai macam hutan, seperti hutan hujan tropis, hutan mangrove, hutan bakau, hutan lumut, dan lain sebagainya. Saat ini yang akan dibahas salah satu jenis hutan yakni hutan lumut.

Pengertian bioma hutan lumut

Bioma hutan lumut merupakan jenis hutan yang masuk kedalam komunitas pegunungan tropis yang biasanya berada di dataran tinggi dengan ketinggian 2.500 mdpl. Hutan ini memiliki pohon-pohon yang pendek serta banyak ditumbuhi oleh lumut.

Di beberapa daereh hutan ini sering ditemui di kawasan dengan curah hujan yang tinggi, sehingga tingkat kelembapan tinggi yang membuat lingkungan selalu berembun. Bahkan beberapa lumut juga ditemui di kawasan yang bersalju yang jarang terkena sinar matahari, sehingga kawasan tersebut ditumbuhi oleh berbagai macam jenis  lumut. 

Lumut sendiri adalah tumbuhan kecil yang belum memiliki akar dan juga daun sejati. Akan tetapi daun pada lumut masih bisa melakukan fotosintesis karena masih memiliki klorofil. Terdapat lebih dari 4. 000 spesies lumut yang ada di dunia.

Lumut biasanya hidup secara berkelompok dan tumbuh di lingkungan yang lembab seperti dataran tinggi yang bersuhu rendah. Lumut bisa hidup di mana saja seperti kayu, batu, tanah, atau bahkan pada organisme lain.

Lumut juga memiliki ketahanan yang baik, karena lumut dapat tumbuh dan hidup disaat suhu mengalami penurunan yang dapat membuat daerahnya membeku, namun hebatnya lumut akan tetap hidup sampai es yang menyelimutinya mencair. 

Hewan yang hidup di hutan lumut ini adalah hewan yang memiliki bulu tebal sehingga tetap merasa hangat walaupun di lingkungan yang dingin. Hewan yang hidup di hutan lumut seperti kelinci, tupai, serigala, hewan pengerat, dan jenis burung seperti burung elang, burung gagak dan jenis burung lainnya yang dapat hidup di suhu yang rendah. Bahkan jenis serangga, reptil dan amfibi juga menjadi penghuni hutan ini.

Ciri-Ciri hutan lumut

Terdapat beberapa ciri dari hutan lumut, seperti:

  • Terletak di dataran tinggi yang bersuhu rendah, curah hujan tinggi serta tingkat kelembaban yang tinggi
  • Pohon-pohonnya, batu, dan juga tanah dipenuhi oleh lumut
  • Bisa tumbuh di kawasan dengan suhu ekstrem hingga kawasan es yang beku ataupun salju
  • Kecepatan angin yang tinggi dan suhu yang dingin menciptakan komunitas tumbuhan yang sama
  • Memiliki musim dingin yang panjang dan gelap karena gerak semu matahari. Musim dingin bisa terjadi selama 9 bulan dan hanya memperoleh sedikit radiasi matahari
  • Musim panas yang terjadi sangat pendek, karena hanya 3 bulan. Pada saat inilah vegetasi mulai tumbuh. 
  • Flora yang biasanya hidup di hutan lumut adalah berbagai jenis lumut, semak kerdil, lumut kerak, edelweiss, dan rumput 
  • Keanekaragaman biotik Rendah, sederhana struktur vegetasi, pendek musim pertumbuhan dan reproduksinya
  • Nitrogen diciptakan oleh fiksasi biologis, dan fosfor yang dibuat oleh curah hujan.
  • Pohon-pohon besar batangnya ditutupi oleh tanaman lumut.
  • Hutan lumut tumbuh pada bioma tundra dan bioma hutan hujan tropis.
  • Hutan lumut juga ditemui di kawasan yang bersalju dan jarang terkena sinar matahari sehingga kawasan tersebut ditumbuhi oleh tanaman dari jenis yang sama yaitu lumut. 
  • Energi dan nutrisi dalam bentuk bahan organik mati.
  • Lumut memiliki ketahanan yang baik bahkan saat suhu mengalami penurunan yang dapat membuat daerahnya membeku akan tetapi lumut masih bisa hidup
  • Hewan yang hidup di hutan lumut adalah hewan yang berbulu atau hewan yang terbiasa hidup di suhu dingin 

Jenis-Jenis Hutan Lumut 

Hutan lumut biasanya tumbuh di dua bioma, yakni bioma hutan hujan tropis dan bioma tundra.

Bioma hutan hujan tropis

Pada bioma hutan hujan tropis, hutan lumut dapat tumbuh karena kondisi hutan yang basah dan juga lembab, Karena curah hujan tahunan pada hutan tropis sangat tinggi. Di bioma hutan hujan tropis hutan lumut ini biasanya dijumpai pada kawasan yang memiliki kerapatan pepohonan dan juga rindang.

Sehingga, menjadi lembab karena membuat matahari sulit untuk menembusnya sehingga lumut dapat tumbuh subur menempel di pepohonan.

Bioma tundra

Hutan lumut dapat tumbuh bioma tundra karena suhu yang sangat rendah serta kawasannya dapat membeku sepanjang tahun. Pada bioma tundra hutan lumut tumbuh di daerah dengan ketinggian seperti puncak gunung.

Sehingga, pohon besar tidak dapat tumbuh dan hanya beberapa tanaman kecil saja yang dapat tumbuh. Untuk fauna yang hidup di bioma tundra ini adalah bison berbulu tebal, reindeer rusa kutub, bison, serigala, kelinci kutub.

Pada bioma tundra ini terdapat dua jenis hutan lumut, yakni:

  • Arktik Tundra

Tundra Arktik biasanya terletak di kawasan beku, yakni terletak di antara kutub utara dan hutan jenis konifera atau wilayah Taiga. Hal ini ditandai dengan suhu yang sangat dingin dan tanah yang tetap beku sepanjang tahun.

  • Alpine Tundra

Alpine tundra terjadi di daerah-daerah dingin di ketinggian puncak gunung yang sangat tinggi. Fenomena ini kondisi iklimnya sama dengan di kutub. Oleh karena itu, hanya lumut kerak yang dapat berkembang.

Misalnya di pegunungan Andes yang ada di Amerika Selatan, lalu Pegunungan Himalaya, Alpina, Rocky Mountain, Gunung Akoncagua dan juga di puncak Jayawijaya Papua. Alpine tundra dapat ditemukan di dataran tinggi manapun di dunia, bahkan di daerah tropis. Walaupun tanahnya tidak membeku sepanjang tahun seperti di daerah tundra kutub.

The post Bioma Hutan Lumut : Pengertian, Ciri dan Jenisnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Spora: Pengertian, Jenis, Fungsi dan Contoh https://haloedukasi.com/spora Tue, 15 Feb 2022 01:40:49 +0000 https://haloedukasi.com/?p=31351 Pengertian Spora Definisi umum spora merupakan unit reproduksi pada fungi, bakteri, algae, dan tumbuhan lain baik aseksual maupun seksual, spora sering ditemui pada tumbuhan paku dan lumut. Definisi spora menurut KBBI yaitu sebagai alat perkembangbiakan pada tumbuhan yang terdiri dari beberapa sel yang telah diproduksi pada tumbuhan dengan caranya masing-masing. Spora pada tumbuhan paku merupakan […]

The post Spora: Pengertian, Jenis, Fungsi dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Spora

Definisi umum spora merupakan unit reproduksi pada fungi, bakteri, algae, dan tumbuhan lain baik aseksual maupun seksual, spora sering ditemui pada tumbuhan paku dan lumut. Definisi spora menurut KBBI yaitu sebagai alat perkembangbiakan pada tumbuhan yang terdiri dari beberapa sel yang telah diproduksi pada tumbuhan dengan caranya masing-masing.

Spora pada tumbuhan paku merupakan fase perkembangbiakan generatif yang terletak dalam sporangium. Spora memiliki karakter morfologi yang dapat diteliti melalui jenis, tipe ornamentasi, bentuk, dan ukuran yang terletak pada eksin. Spora memiliki bentuk yang bermacam-macam seperti tetrahedral, elips, dan isobilateral.

Spora dapat diamati pada tumbuhan paku, tumbuhan paku mudah dicari dan ada dimana-mana. Pada tumbuhan paku, spora dapat terlihat dan terletak di bagian bawah helai daun. Spora pada tumbuhan paku berbentuk bulat, memanjang, berwarna cokelat, dan dibungkus oleh jaringan yang disebut dengan indisium.

Jenis Spora

Menurut Erdtman 1957, spora memiliki jenis-jenis berdasarkan ukuran yang terdiri dari enam golongan antara lain:

  1. Kategori sangat kecil yakni spora yang berukuran kurang dari 10 µm. 
  2. Kategori kecil yakni spora yang berukuran berkisar 10 – 25 µm. 
  3. Kategori sedang yakni spora yang berukuran berkisar 25 – 50 µm.
  4. Kategori besar yakni spora yang berukuran berkisar 50 – 100 µm.
  5. Kategori sangat besar yakni spora yang berukuran berkisar 100 – 200 µm.
  6. Kategori raksasa yakni spora yang berukuran mencapai lebih dari 200 µm.

Jenis spora berdasarkan proses pembentukan daur hidup dibedakan menjadi dua, antara lain:

1. Mitospora

Mitospora adalah jenis spora yang diproduksi dengan proses mitosis seperti yang diproses pada tumbuhan fungi dan paku-pakuan. Golongan Ascomycetes terdiri dari sebagian besar tumbuhan fungi, sedangkan golongan protalus terdiri dari sebagian besar tumbuhan paku-pakuan.

2. Meiospora

Meiospora adalah salah satu jenis spora yang terbentuk dari proses meiosis seperti yang terjadi pada tumbuhan berbiji, lumut, paku air, dan paku rane. Pada tumbuhan berbiji, meiospora akan tumbuh menjadi serbuk sari yang biasanya ditemui pada golongan gymniospermae dan angiospermae. 

Sedangkan pada tumbuhan lain seperti paku air dan paku rane, meiospora akan memproduksi sel telur dan spermatozoid. Meiospora terdiri dari dua jenis yakni pertama mikrospora yang berasal dari gametofit dan yang kedua berasal dari gametit betina.

Jenis spora berdasarkan struktur terdiri dari 10 macam, antara lain:

  1. Aeciospora, merupakan spora pada tumbuhan fungi yang diproduksi dari aecium.
  2. Ascospora, merupakan jenis spora dengan karakteristik dari golongan Ascomycetes yang diproduksi dari ascus.
  3. Basiodiospora, merupakan spora yang diproduksi oleh basidium pada basidiomycetes.
  4. Carpospora, merupakan spora pada alga merah yang diproduksi oleh carposporofit.
  5. Oospora, merupakan spora yang diproduksi oleh oogonium pada oomycetes.
  6. Sporangiospora, merupakan spora yang ada pada tumbuhan fungi yang diproduksi oleh sporangium.
  7. Teliospora, merupakan spora yang diproduksi oleh telium pada tanaman fungi.
  8. Tetraspora, merupakan spora yang diproduksi oleh tetraporofit pada laga merah.
  9. Urediospores, merupakan spora yang diproduksi oleh uredium pada tanaman fungi.
  10. Zygospora, merupakan spora yang diproduksi oleh zygomsporangium dari zygomycetes.

Fungsi Spora

Berikut fungsi-fungsi spora berdasarkan jenisnya, antara lain:

1. Zigospora

Pada jenis ini spora memiliki fungsi sebagai alat persebaran haploid dari golongan fungi yang dapat tumbuh menjadi konidium. Zigospora merupakan istilah yang menjelaskan mengenai proses zigot yang memproduksi spora pada ganggang.

2. Klamidospora

Pada jenis ini spora berperan sebagai alat pertahanan hidup yang diproduksi oleh fungi. Klamidospora juga merupakan spora aseksual bersel satu yang terletak di ujung hifa dan sangat resisten terhadap lingkungan yang ekstrem.

3. Endospora

Pada jenis ini spora berfungsi sebagai alat pertahanan ketika terjadi kondisi ekstrim seperti suhu yang tinggi, kekeringan, maupun terkontaminasi senyawa kimia yang beracun, serta radiasi yang dapat membahayakan hidup tumbuhan.

4. Diaspora

Pada jenis ini spora berfungsi sebagai agen penyebaran seperti yang dapat diamati dalam tumbuhan paku-pakuan, lumut, dan fungi.

Struktur Spora

Struktur Spora
Struktur Spora

Spora terdiri dari lima struktur, antara lain:

  1. Korestasi Pusat Spora, merupakan bagian inti spora yang terdiri dari beberapa unsur seperti DNA, RNA, Asam Dipiclonic (DPA) dan lain-lain.
  2. Lapisan Dalam, pada lapisan ini terkandung sel protein yang dapat menghalau aksi kimia dan enzimatik terhadap spora. Lapisan dalam juga merupakan struktur utama spora yang berfungsi untuk membuat spora menjadi aktif dalam mendukung proses perkembangbiakan pada tanaman, seperti tanaman paku-pakuan, jamur, lumut, dan lain-lain. 
  3. Dinding Spora, merupakan bagian dari spora yang dapat melindungi pusat spora dari bahan-bahan yang dapat merusak tumbuhan yang berasal dari bahan kimia.
  4. Korteks, merupakan bagian dalam spora yang dapat melindungi tumbuhan dari suhu ekstrem dan dehidrasi. Korteks terletak di antara lapisan dalam dan lapisan luar.  
  5. Lapisan luar, merupakan bagian dari spora yang terdiri dari aperutra yang berfungsi sebagai pengendali mekanisme perubahan volume cairan sel. Apertura ini dibedakan menjadi dua yakni apertura majemuk dan apertura tunggal.

Contoh Tumbuhan Spora

  • Tumbuhan Paku Rane
  • Tumbuhan Lumut
  • Tumbuhan Kiambang
  • Tumbuhan Jamur
  • Tumbuhan Paku Air
  • Tumbuhan Pakis
  • Tumbuhan Suplir
  • Tumbuhan Azolla
  • Ganggang

The post Spora: Pengertian, Jenis, Fungsi dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Lumut Hati: Ciri-Ciri, Struktur dan Manfaat https://haloedukasi.com/lumut-hati Fri, 17 Dec 2021 05:53:10 +0000 https://haloedukasi.com/?p=29500 Lumut merupakan tumbuhan yang sering kita jumpai pada tempat-tempat lembab dan sering kali dianggap mengganggu. Lumut hati memiliki nama lain yaitu hepaticophyta. Hepaticophyta ini adalah salah satu dari tiga klasifikasi yang membedakan kelas dari tumbuhan lumut atau bryophyta. Bryophyta dibagi menjadi tiga kelas, jadi selain ada hepaticophyta, terdapat dua lainnya yaitu lumut daun (bryopsida) dan […]

The post Lumut Hati: Ciri-Ciri, Struktur dan Manfaat appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Lumut merupakan tumbuhan yang sering kita jumpai pada tempat-tempat lembab dan sering kali dianggap mengganggu.

lumut hati

Lumut hati memiliki nama lain yaitu hepaticophyta. Hepaticophyta ini adalah salah satu dari tiga klasifikasi yang membedakan kelas dari tumbuhan lumut atau bryophyta. Bryophyta dibagi menjadi tiga kelas, jadi selain ada hepaticophyta, terdapat dua lainnya yaitu lumut daun (bryopsida) dan lumut tanduk (anthocerotophyta).

Lumut hati tubuhnya terbagi menjadi dua lobus maka dari itu bentuknya menjadi tampak seperti hati. Kemudian berdasarkan bentuk talus, tumbuhan lumut hati dikelompokkan menjadi dua yaitu lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun. Contoh dari lumut hati bertalus ialah spesies Marchantia polymorpha.

Habitat tumbuhan lumut hati ini bisa di daerah yang basah serta lembab atau bahkan di kawasan yang sangat kering. Daerah yang lembab misalnya menempel pada bebatuan atau dinding yang terletak di tempat yang basah dan lembab. Hal ini menyebabkan lumut hati memiliki struktur higromorf.

Lumut hati juga dapat tumbuh di tempat yang sangat kering seperti pada batuan cadas, di kulit pepohonan, atau diatas tanah sekalipun. Hal ini membuat tubuh lumut hati memiliki struktur xeromorf.

Lumut hati tersebar hampir di seluruh dunia dengan kurang lebih terdapat 8.000 spesies. Sama seperti siklus hidup lumut lainnya, lumut hati juga menjalani dua masa hidup yaitu gametofit dan sporafit dimana masa gametofit lebih dominan.

Ciri-Ciri Lumut Hati

Berikut adalah ciri-ciri lumut hati sehingga mudah untuk diidentifikasikan :

  • Tubuhnya memiliki banyak lekukan pada lembarannya sehingga bentuknya terlihat seperti bentuk hati.
  • Lumut hati terdiri dari struktur tubuh berupa akar, batang serta daun.
  • Alat reproduksi pada tumbuhan lumut hati ini berbentuk seperti paying.
  • Bersifat autotroph yaitu dapat menghasilkan makanan sendiri. Hal ini disebebakan lumut hati dapat melakukan proses fotosintesis.
  • Lumut hati bereproduksi melalui dua cara yaitu secara seksual dan aseksual.
  • Habitat hidup lumut ini biasanya menempel pada bebatuan, tanah, kulit pohon atau juga pada dedauan pohon.

Struktur Lumut Hati

Secara umum, struktur lumut hati terbagi menjadi berikut :

  • Apofisis merupakan sekat atau pembatas yang memisahkan antara seta dan sporogonium.
  • Sporangium adalah penghasil spora.
  • Kaliptra adalah tudung yang melapisi sporangium.
  • Seta adalah tangkai dari sporogonium.
  • Vaigula adalah selaput pangkal dari tangkai sporogonium.

Kemudian berdasarkan bentuk tubuhnya, struktur lumut daun dibedakan menjadi lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun.

Struktur dari lumut hati bertalus ialah sebagai beriku :

  • Terdapat sisi dorsal (punggung) dan sisi ventral (perut).
  • Pada sisi dorsal terdapat tonjolan pada ujungnya yang berfungsi untuk mendukung gametangium.
  • Terdapat sel asimilasi yang menjadi pembatas ruang udara.
  • Terdapat lapisan yang membatasi dengan udasar luas yaitu lapisan epidermis.
  • Porus sebagai penghubung ruang udara dan udara luar.
  • Pada sisi ventral terdapat rusuk tengah yang ada diakibatkan dari penebalan pada talus.
  • Terdapat rizoid dan sisik. Serta ada jaringan parenkim yang tidak berwarna yang berfungsi sebagai tempat penyimpan cadangan makanan.

Struktur dari lumut hati berdaun ialah sebagai berikut :

  • Karakteristik tubuh lunak dan mudah untuk membedakan antara sisi dorsal dan ventral.
  • Memiliki 2 hingga 3 barus daun.
  • Terdapat daun lateral yang berada di tepi talus. Daun lateral ini dibagi menjadi dua yaitu lobus postical dan lobus antical.
  • Sel daunnya terdiri atas 1 lapisan sel.
  • Memiliki kloroplas dan trigome (penebalan yang berbentuk segitiga pada sudut sel).

Manfaat Lumut Hati

Lumut hati memiliki keistimewaan jika dibandingkan dengan jenis dan spesies lumut lainnya. Keistimewaan ini ada pada senyawa lumut hati, diketahui jika ekstrak dari lumut ini mengandung beberapa senyawa yang menguntungkan bagi manusia.

Senyawa yang dimaksud dan terkandung dalam lumut hati adalah senyawa isoflavonoid, flavonoid dan bioflavonoid. Dan beberapa spesies juga ada yang mengandung steroid serta triterpenoid. Terdapat senyawa aktif dalam lumut hati ini membuatnya memiliki berbagai manfaat, beberapa diantaranya ialah :

  • Dapat digunakan sebagai pestisida alami dan membantu pertumbuhan tanaman lain

Senyawa flovanoid yang terkandung dalam ekstrak lumut hati dapat menjadi pembunuh utama mikroorganisme yang biasanya menghambat pertumbuhan tanaman. Sehingga dengan menyemprotkan ekstrak lumut hati pada tanaman lain dapat membantu menjaga pertumbuhan tanaman lainnya.

  • Menjadi tindakan pertama penanganan racun ular

Obat yang mengandung ekstrak lumut hati atau lumut hati yang direbus kemudian diminum oleh orang yang terkena gigitan ulat beracun akan membantu menghambat penyebaran bisa ular pada tubuh orang tersebut.

  • Sebagai indikator lingkungan

Tumbuhan lumut hati ini dapat tumbuh dengan siklus hidup yang cepat pada lingkungan yang lembab. Sehingga keberadaannya dapat dijadikan indikator untuk mengukur tingkat kadar kelembapan suatu daerah.

Selain manfaat di atas, fakta terbaru telah ditemukan pada penelitian lumut hati. Berbagai senyawa aktif yang terdapat dalam lumut hati diteliti dapat memberikan berbagai manfaat pada manusia.

Beberapa penyakit yang sedang diteliti dan disinyalir dapat dibantu kesembuhannya oleh senyawa yang ada pada ekstrak lumut hati adalah penyakit yang menjadi pembunuh utama di Indonesia.

Dua penyakit tersebut ialah penyakit jantung dan penyakit diabetes. Indonesia berada dalam urutan keempat di dunia untuk penderita diabetes. Sehingga sangat baik jika lumut hati ini dapat dijadikan alternatif untuk membantu kesembuhan para penderita penyakit tersebut.

The post Lumut Hati: Ciri-Ciri, Struktur dan Manfaat appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Bryophyta: Ciri-Ciri, Peranan dan Klasifikasi https://haloedukasi.com/bryophyta Fri, 17 Dec 2021 05:15:18 +0000 https://haloedukasi.com/?p=29499 Bryophyta secara umum dapat diartikan dengan tumbuhan lumut. Tumbuhan lumut ini biasanya hidup di daerah peralihan antara darat dan air atau daerah lembab dan memiliki ukuran relatif kecil. Lumut dapat dikatakan sebagai tumbuhan peralihan. Peralihan yang dimaksud ialah dari tumbuhan thallus ke bentuk tumbuhan kormus. Karena habitatnya yang ada di darat dan di air, tumbuhan […]

The post Bryophyta: Ciri-Ciri, Peranan dan Klasifikasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Bryophyta secara umum dapat diartikan dengan tumbuhan lumut. Tumbuhan lumut ini biasanya hidup di daerah peralihan antara darat dan air atau daerah lembab dan memiliki ukuran relatif kecil.

Lumut dapat dikatakan sebagai tumbuhan peralihan. Peralihan yang dimaksud ialah dari tumbuhan thallus ke bentuk tumbuhan kormus.

Karena habitatnya yang ada di darat dan di air, tumbuhan lumut juga dikatakan sebagai tumbuhan amfibi. Lumut memiliki mekanisme reproduksi yang bergantian yaitu seksual dan aseksual. Dikenal dengan tumbuhan berspora karena salah satu cara perkembangbiakannya dengan menggunakan spora.

Tumbuhan lumut digolongkan sebagai tumbuhan pada tingkat rendah atau yang lebih dikenal dengan sebutan Cryptogamae. Kendati tumbuhan tingkat rendah, lumut adalah tumbuhan yang memiliki klorofil sehingga dapat menghasilkan makanan sendiri.

Ciri-Ciri Bryophyta

Secara umum, ciri-ciri bryophyta adalah sebagai berikut:

  • Bersel banyak atau multiseluler.
  • Bersifat autotroph atau dapat menghasilkan makanan sendiri.
  • Mengalami pergiliran fase kehidupan atau metagenesis. Dalam metagenesis ini lumut mengalami fase gametofit dan sporofit.
  • Lumut mengalami pertumbuhan memanjang dan tidak tumbuh secara membesar.
  • Sebagian besar hidup secara berkoloni atau berkelompok.
  • Tidak memiliki daun, batang dan akar sejati sehingga tidak memiliki pembuluh seperti xylem dan floem.
  • Memiliki rhizoid berupa akar semu yang berfungsi untuk melekat pada substrat serta menyerap makanan.
  • Tidak memiliki pembuluh angkut sehingga fungsinya digantikan dengan sel-sel parenkim.
  • Hidup di habitat yang lembab dan jauh dari cahaya matahari.
  • Dinding sel tersusun dari selulosa dan tidak diperkuat oleh lignin yang terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi.

Terdapat beberapa fakta menarik mengenai tumbuhan lumut, beberapa diantaranya sebagai berikut :

  • Keberadaan tumbuhan lumut sering disepelekan bahkan dianggap mengganggu karena beberapa faktor yang merugikan. Namun disisi lain, keberadaan lumut dapat menjadi indikator lingkungan serta menjaga agar lingkungan tidak berada pada tingkat kekurangan zat air.
  • Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan peralihan. Merupakan peralihan dari tumbuhan thallus ke bentuk tumbuhan kormus. Hal ini dikarenakan lumut masih tergolong tanaman tingkat rendah dimana akar, batang dan daunnya belum dapat digolongkan sebagai akar, batang dan daun sejati layaknya tanaman tingkat tinggi.

Peranan Bryophyta

Ada beberapa spesies tumbuhan lumut yang memiliki suatu peranan dalam kehidupan manusia. Beberapa peranan bryophyta ialah sebagai berikut:

  • Membantu menahan erosi tanah. Lumut dapat menyerap air dengan sangat baik, sehingga kehadirannya pada tanah dapat membantu menjaga kepadatan tanah sehingga tanah tidak mudah terkikis.
  • Membantu meminimalisir bahaya banjir. Ketika hujan besar dan air tergenang, lumut yang memiliki daya serap air yang tinggi dapat membantu lingkungan dengan mengurangi bahaya yang disebabkan oleh banjir.
  • Membantu mempercepat penyerapan sumber air tanah. Kehadiran lumut dapat membantu tanah untuk menyerap air sehingga air sumur dan air tanah terjaga ketersediaannya. Ketersediaan air yang cukup akan mejauhkan kehidupan dari dampak kekeringan.
  • Membantu menyediakan oksigen. Lumut adalah tumbuhan autotroph dimana ia dapat berfotosintesis dan memproduksi makanan sendiri. Salah satu hasil fotosintesis adalah oksigen. Sehingga ketika lumut melakukan fotosintesis, hal ini juga membantu untuk memberikan oksigen tambahan pada lingkungan.
  • Dapat menjadi indikator lingkungan. Beberapa spesies lumut berperan sebagai tumbuhan perintis pada suatu wilayah tertentu karena ia tumbuh paling awal.

Klasifikasi Bryophyta

Bryophyta dibagi menjadi tiga kelas yaitu sebagai berikut:

bryophyta

1. Bryopsida (Lumut Daun)

Lumut daun ini memiliki kurang lebih 10.000 spesies yang dibagi lagi ke dalam tiga ordo yaitu Bryales, Sphagnales dan Andreales. Lumut ini tumbuh di lingkungan yang lembab dan cukup sering untuk ditemui serta mudah dikenali karena sering ditemukan di tempat yang agak terbuka.

Lumut daun ini banyak tumbuh di habitat rawa. Dimana pertumbuhannya membentuk rumpun sehingga membuat air yang berada di bawahnya mati dan kemudian berubah menjadi tanah gambut.

2. Hepaticophyta (Lumut Hati)

Lumut ini memiliki bentuk seperti lembaran dengan banyak lekukak dan menyerupai bentuk hati. Lumut hari ini memiliki struktur akar, batang dan daun sehingga sering kali dinilai sebagai peralihan dari Thallophyta ke Cormophyta.

Lumut ini biasanya hidup pada tanah lembab yang mengandung mineral seperti lereng gunung atau di perbukitan.

3. Anthocerotophyta (Lumut Tanduk)

Lumut tanduk memiliki saprofit yang panjang dan runcing bahkan dapat tumbuh hingga tinggi 5 cm. Saprofit pada lumut ini tidak memiliki seta dan hanya terdapat sporangium.

Habitat lumut tanduk biasanya wilayah yang terbuka dan lembab seperti bukit dan lereng gunung. Lumut ini tidak dapat hidup di daerah yang bersifat asam dan kurang unsur hara seperti di tanah gambut.

Struktur Bryophyta

Berikut adalah struktur yang menjadi penyusun bryophyta:

  • Mikrogametangium atau anteridium. Merupakan alat kelamin jantan sebagai penghasil spermatozoid yang terdapat pada tumbuhan lumut.
  • Makrogametangium atau arkegonium. Merupakan alat kelamin betina yang ada pada tumbuhan lumut dan bertugas menghasilkan ovum.
  • Seta. Merupakan bagian dari tumhuhan lumut berupa tangkai yang berbentuk memanjang dan membantu menopang tumbuhan.
  • Sporogonium. Ini merupakan cikal bakal penghasil spora dimana bentuknya kecil dan berupa sebuah embrio.
  • Sporangium. Berbentuk seperti kapsul yang berfungsi sebagai tempat menampung spora. Kaliptra adalah pelindung dari sporangium.
  • Protonema. Merupakan kecambah yang dihasilkan dari spora yang bersifat haploid.
  • Rizoid. Berbentuk benang dan peranan sangat mirip dan identik dengan peranan akar yaitu memperoleh nutrisi dan air serta membantu tumbuhan lumut untuk melekat pada suatu tempat.
  • Lapisan kulit dalam tersusun dari korteks.
  • Silinder pusat terdiri dari sel parenkim sebagai sel penunjang. Parenkim berbentuk memanjang serta tidak mengandung xylem dan floem. Sel parenkim ini memiliki kegunaan untuk mengangkut garam mineral.
  • Daun bryophyta memiliki ketebalan satu lapis sel. Dimana sel daun kecil dan mengandung kloroplas. Kloroplas ini tersusun seperti jaring serta berbentuk memanjang dan sempit. Hanya ibu tulang daun yang tersusun dari lebih dari satu lapis sel.

Siklus Hidup Bryophyta

Bryophyta mengalami pergiliran keturunan dalam siklus kehidupan. Proses pergiliran keturunan ini disebut dengan metagenesis. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metagenesis merupakan proses pergantian generasi dari aseksual berganti ke generasi seksual serta sebaliknya.

Pada tumbuhan lumut, metagenesis ini dijalani dengan pergiliran antara masa gametofit dan masa saprofit. Dimana masa gametofit tumbuhan lumut lebih dominan dari pada masa saprofitnya.

Pada masa saprofit diawali dengan sporofit yang menghasilkan spora yang kemudian akan tumbuh menjadi protonema. Gametofit kemudian akan terbentuk dari protonema tersebut. Dimulailah masa gametofit.

Gametofit bersifat haploid yaitu memiliki satu sel kromosom. Gametofit kemudian akan menghasilkan gametangium yaitu alat reproduksi berupa anteridium dan arkegonium.

Pembuahan yang terjadi antara kedua alat reproduksi jantan dan betina pada tumbuhan lumut akan menghasilkan zigot yang bersifat diploid. Zigot akan menjadi cikal bakal yang mengawali masa saprofit lagi.

Zigot akan membelah dan menjadi saprofit dewasa yang akan melekat pada gametofit, seta dan kapsul yang berada di bagian ujung. Kapsul ini adalah tempat untuk menghasilkan melalui fase meiosis. Setelah spora yang dimatangkan di dalam kapsul masak, maka siklus kehidupan lumut akan berulang kembali.

Reproduksi Bryophyta

Tumbuhan lumut melakukan reproduksi atau perkembangbiakan terbagi menjadi dua acara yaitu :

  • Secara Aseksual (Vegetatif)

Reproduksi aseksual dijalani tumbuhan lumut pada masa saprofit. Hal ini dilakukan dengan proses pembentukan spora yang dilakukan di dalam sporangium.

Sporangium pada tumbuhan lumut berbentuk seperti kotak atau kapsul. Di dalam kapsul inilah spora akan menjalani proses pematangan sebelum akhirnya dilepaskan sebagai spora dewasa.

  • Secara Seksual (Generatif)

Reproduksi seksual dilakukan dengan proses peleburan atau fertilisasi yang terjadi antara alat kelamin jantan dan alat kelamin betina yang dimiliki tumbuhan lumut.

Anteridium (alat kelamin jantan) dan arkegonium (alat kelamin betina) akan menghasilkan zigot diploid. Dimana kemudian zigot ini akan berkembang membentuk spora sehingga proses kehidupan dan proses reproduksi lumut akan kembali berputar.

The post Bryophyta: Ciri-Ciri, Peranan dan Klasifikasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tumbuhan Lumut: Ciri – Klasifikasi dan Strukturnya https://haloedukasi.com/tumbuhan-lumut Fri, 25 Sep 2020 05:19:51 +0000 https://haloedukasi.com/?p=10679 Diantara kita pasti sering melihat lumut. Lalu apa klasifikasi lumut dan ciri ciri lumut? Berikut pembahasannya. Apa itu Lumut? Secara umum tumbuhan lumut merupakan tumbuhan yang tumbuh di tempat yang basah, Tumbuhan lumut bersifat autotrof karena mempunyai sel-sel dengan plastida yang menghasilkan klorofil. Lumut ini hidup pada batu, kayu gelondongan, pepohonan, dan ditanah. Lumut tersebar […]

The post Tumbuhan Lumut: Ciri – Klasifikasi dan Strukturnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Diantara kita pasti sering melihat lumut. Lalu apa klasifikasi lumut dan ciri ciri lumut? Berikut pembahasannya.

Apa itu Lumut?

tumbuhan lumut

Secara umum tumbuhan lumut merupakan tumbuhan yang tumbuh di tempat yang basah, Tumbuhan lumut bersifat autotrof karena mempunyai sel-sel dengan plastida yang menghasilkan klorofil.

Lumut ini hidup pada batu, kayu gelondongan, pepohonan, dan ditanah. Lumut tersebar hampir diseluruh belahan dunia,

Terkecuali didalam laut. Lumut mempunyai sel-sel plastid yang dapat menghasilkan  klorofil A dan B, sehingga dapat membuat makanan sendiri dan bersifat autotrof.

Ciri-ciri Tumbuhan Lumut

Adapun ciri ciri dari tumbuhan lumut, sebagai berikut:

  • Habitat berada di tempat lembap dan terlindung dari cahaya matahari seperti dasar hutan, permukaan batang pohon, tembok, dan sumur. Habitatnya dapat berada di setiap tempat kecuali laut. Ada juga yang berhabitat di tempat basah bahkan dapat hidup di air seperti spaghnum.
  • Tidak memiliki pembuluh seperti xylem dan floem. Air masuk ke dalam tubuh lumut secara imbibisi, sedangkan hasil fotosintesis didistribusikan secara defusi, daya kapilaritas, dan dengan aliran sitoplasma.
  • Dinding sel terdiri dari selulosa.
  • Merupakan peralihan antara Thallophyta (tumbuhan bertalus) dan Cormophyta (tumbuhan berkormus).
  • Daun tersusun atas selapis sel (kecuali pada ibu tulang daun, dengan tebal 15 sel) berukuran kecil, sempit, panjang, dan mengandung kloroplas yang tersusun seperti jala.
  • Kloroplas tidak terdapat pada ibu tulang daun. Permukaan luar tubuh dilapisi dengan lapisan berlilin (kutikula dan gametangia)yang berfungsi untuk menahan masuknya air dan mengurangi penguapan.

Klasifikasi Tumbuhan Lumut

Berikut ada beberapa penggolongan tumbuhan lumut:

Lumut Daun (bryopsida)

lumut daun

Dikutip situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendibud), lumut daun bisa ditemukan dengan mudah ditempat yang basah atau lembab, menempel dipermukaan batu, atau tempat-tempat terbuka.

Lumut Hati

lumut hati

Merupakan tumbuhan talus dengan tubuh berbentuk lembaran, pipih, dan berlobus. Pada umumnya lumut hati tidak berdaun, misalnya Marchantia dan Lunularia.

Namun, ada lumut hati yang berdaun, misalnya Jungermannia. Lumut hati tumbuh mendatar dan melekat pada substrat dengan menggunakan rizoidnya.

Lumut hati banyak ditemukan di tanah yang lembap, terutama di hutan hujan tropis. Ada juga yang tumbuh di permukaan air, misalnya Ricciocarpus natans.

Lumut Tanduk (Anthocerotopsida)

lumut tanduk

Lumut tanduk memiliki kemiripan dengan lumut hati pada gametofitnya. Perbedaannya lumut tanduk memiliki sporofit yang berupa kapsul yang memanjang dan tumbuh seperti tanduk dari hamparan gametofit.

Lumut tanduk ini sering dijumpai hidup di tepi danau, sungai atau sepanjang selokan.

Pada lumut ini juga mengalami pergiliran keturunan antara generasi sporofit dan generasi gametofit.

Lumut tanduk hanya memiliki satu kloroplas di dalam tiap selnya sehingga dianggap sebagai lumut primitif.

Struktur Tumbuhan Lumut

Adapun struktur tanaman lumut, sebagai berikut:

struktur tumbuhan lumut

Bagian Batang

Lumut tegak memiliki Susuna yang berbeda. Jika batang terlihat dari potongan melintang, bagian-bagian berikut akan muncul:

  • Lapisan sel-sel kulit, beberapa di antaranya memanjang hingga membentuk rhizoid epidermis rhizoid
  • Lapisan kulit bagian dalam terdiri dari beberapa lapisan sel yang disebut korteks.
  • Silinder pusat terdiri dari sel parenkim memanjang untuk mengangkut makanan

Bagian Daun

Lumut umumnya setebal lapisan sel, kecuali untuk tulang daun induk. Sel-sel daun kecil, sempit, panjang dan mengandung kloroplas reticulated.

Di bawah sel-sel mati besar dengan penebalan dinding spiral. Sel-sel mati ini berfungsi sebagai tempat memasok air dan makanan.

Bagian Atas Tangkai

Ada titik pertumbuhan dengan sel pemula di bagian atas. Sel starter ini biasanya dalam quadruplicate (tetrahedron: Inverted Faucet) dan membentuk sel baru dalam tiga arah di sisinya.

Ukuran yang terbatas mungkin karena kurangnya sel dengan dinding sekunder yang berfungsi sebagai pembawa, seperti. B. Tumbuhan vaskular.

Rhizoid (Rambut Akar)

Berfungsi sebagai akar untuk mengikat ke tempat pertumbuhan dan menyerap makanan.

Rhizoid terdiri dari serangkaian sel yang terkadang memanjang dengan bulkhead yang tidak sempurna.

Struktur sporofit dari tubuh lumut terdiri dari:

  • Vaginula adalah akar yang tertutupi oleh sisa dinding archegonium.
  • Seta (tangkai)
  • Apofisis adalah pelebaran tepi seta dan transisi seta dengan kotak spora.
  • Caliptra (Dome) berasal dari dinding archegonium ke atas kubah dada spora.
  • Columnas, yaitu jaringan yang tidak terlibat dalam sporulasi.

Habitat Tumbuhan Lumut

Lumut telah ditemukan di mana-mana, kecuali didalam air garam. Sebuah peneliti tanaman telah meneliti habitat lumut dari tempat tropis yang lembab hingga daerah kutub, kayu gelondongan yang basah, dan masih banyak lagi habitat dari tanaman bryophyta ini.

Lumut telah ada sejak periode Permian (298,9 juta hingga 252,2 juta tahun yang lalu), dan lebih dari 100 spesies telah diidentifikasi dari fosil periode Paleogen dan periode Neogen (66 juta hingga 2,6 juta tahun yang lalu).

The post Tumbuhan Lumut: Ciri – Klasifikasi dan Strukturnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>