manajemen operasional - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/manajemen-operasional Wed, 30 Aug 2023 09:18:03 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico manajemen operasional - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/manajemen-operasional 32 32 8 Tujuan Manajemen Operasional Dunia Bisnis https://haloedukasi.com/tujuan-manajemen-operasional Wed, 30 Aug 2023 08:29:08 +0000 https://haloedukasi.com/?p=45254 Dalam dunia bisnis, manajemen operasional sering diartikan sebagai bagian penting yang bertugas untuk mengontrol jalannya operasional bisnis. Operasional bisnis tidak hanya melibatkan pelaku bisnis dengan konsumen tetapi juga pelaku yang menjalankan operasional bisnis. Para pelaku itulah yang nantinya mampu mencetak laba dalam berbisnis melalui penerapan tujuan manajemen operasional. Pada prinsipnya tujuan manajemen operasional diperlukan untuk […]

The post 8 Tujuan Manajemen Operasional Dunia Bisnis appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dalam dunia bisnis, manajemen operasional sering diartikan sebagai bagian penting yang bertugas untuk mengontrol jalannya operasional bisnis. Operasional bisnis tidak hanya melibatkan pelaku bisnis dengan konsumen tetapi juga pelaku yang menjalankan operasional bisnis. Para pelaku itulah yang nantinya mampu mencetak laba dalam berbisnis melalui penerapan tujuan manajemen operasional.

Pada prinsipnya tujuan manajemen operasional diperlukan untuk membantu jalannya bisnis agar berjalan sesuai dengan rencana. Kegiatan operasional yang tertata tentunya memberikan hasil yang signifikan dibandingkan dengan yang tidak tertata.

Tujuan manajemen operasional dalam bisnis dapat menentukan fokus jalannya operasional bisnis yang mengarah pada peningkatan laba. Dengan demikian pengaturan berbisnis pun akan menjadi lebih mudah dan sederhana.

Penasaran mengenai tujuan manajemen operasional lainnya dalam dunia bisnis? Berikut terdapat beberapa diantaranya yang diuraikan dalam penjelasan singkat di bawah ini.

1. Meningkatkan Efisiensi

Efisiensi merupakan salah satu tujuan manajemen operasional yang cukup populer. Dengan adanya efisiensi diharapkan dapat meningkatkan laba. Apabila penerapan prinsip efisiensi dilakukan secara maksimal tentu saja peningkatan laba akan berjalan secara signifikan.

Prinsip penerapan efisiensi dalam tujuan manajemen operasional secara umum adalah melakukan pekerjaan dengan tepat sehingga harapannya mampu meningkatkan laba. Peningkatan efisiensi dalam tujuan manajemen operasional tidak hanya bermanfaat dari segi pengeluaran tetapi juga meningkatkan laba secara signifikan.

2. Meningkatkan Efektivitas

Salah satu tujuan manajemen operasional memberikan manfaat yang mampu meningkatkan efektivitas pada jalannya operasional bisnis. Prinsip efektivitas tentunya berdampak terhadap jalannya operasional bisnis.

Sejalan dengan tujuan manajemen operasional yang bersifat efisien, penerapan efektivitas di dalamnya juga memberikan peran yang tidak dapat tergantikan. Jalannya operasional bisnis yang bersifat efektif tentunya mampu meningkatkan laba secara signifikan.

Dengan adanya system kerja yang bersifat efektif yang tertuang dalam manajemen operasional diharapkan perubahan peningkatan laba menjadi lebih signifikan. Penerapan yang bersifat efektif ini akan lebih menempatkan kegiatan operasional berjalan sesuai alurnya.

3. Meningkatkan produktivitas

Salah satu tujuan manajemen operasional yang tidak lepas dari perannya dalam meningkatkan laba bisnis adalah terkait produktivitas. Penerapan manajemen operasional yang bersifat efektif dan efisien tentunya mampu meningkatkan produktivitas secara signifikan.

Tujuan manajemen operasional pada prinsipnya tidak dapat terlepas dari produktivitas. Jika produktivitas meningkat maka laba bisnis juga akan meningkat. Artinya efektifitas dan efisiensi juga mempengaruhi jalannya bisnis.

Tujuan manajemen operasional yang sejalan dengan visi misi dalam berbisnis mampu meningkatkan produktivitas secara signifikan. Tidak heran jika para pebisnis memiliki strategi tertentu dalam system manajemen operasional mereka.

4. Meminimalisir biaya

Dalam berbisnis, tentunya terdapat berbagai biaya yang harus diperhitungkan demi mencapai peningkatan laba. Salah satu tujuan manajemen operasional sangat berkaitan erat dengan efisiensi biaya. Efisiensi biaya cenderung mempengaruhi jalannya bisnis.

Dari segi operasional biaya-biaya yang muncul mempengaruhi peningkatan laba bisnis. Tidak heran jika para pebisnis lebih menyukai untuk menerapkan tujuan manajemen operasional. Penerapan tujuan manajemen operasional yang bersifat tepat sasaran cenderung mampu meminimalisir biaya.

Tidak hanya biaya produksi tetapi juga biaya terkait sumber daya yang mendukung jalannya bisnis. Terlebih jika prinsip efektif dan efisien juga ikut diterapkan dalam menjalankan bisnis. Secara signifikan, produksi pun akan meningkat, biaya dapat ditekan, dan laba mengalami peningkatan.

5. Meningkatkan kualitas

Peningkatan laba yang baik seharusnya diimbangi dengan peningkatan kualitas produk dalam berbisnis. Salah satu tujuan operasional manajemen adalah meningkatkan kualitas yang dimaksud agar laba yang didapatkan dapat berkelanjutan.

Prinsip efektif dan efisiensi yang mampu menigkatkan produksi hendaknya diikuti dengan peningkatan kualitas. Dengan adanya sistem manajemen operasional maka kedua prinsip tersebut diharapkan mampu meningkatkan kualitas produk.

Kualitas produk yang baik tentunya mampu menjadi favorit bagi para konsumen. Produk yang berkualitas tentunya berdampak signifikan terhadap angka pembelian dari konsumen. Dengan demikian maka peningkatan laba yang dihasilkan pun dapat berjalan. Terlebih jika operasioanl bisnis tetap menerapkan tujuan manajemen operasional sesuai porsinya.

6. Mengontrol waktu

Salah satu tujuan manajemen operasional adalah mampu mengontrol waktu. Tidak hanya waktu yang digunakan dalam meningkatkan produksi tetapi juga keseluruhan kegiatan operasional yang mendukung jalannya bisnis.

Sejalan dengan tujuan manajemen operasional yang mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi, waktu yang dimiliki para pelaku bisnis juga berperan dalam peningkatan laba. Hal teseburt dikarenakan waktu yang terbuang dan tidak memberikan peningkatan angka produksi akan berpengaruh terhadap laba.

Waktu yang terbuang tentunya berdampak pada kerugian yang tidak diinginkan. Tidak heran jika penerapan tujuan manajemen operasional sangat dibutuhkan dalam mendukung jalannya oeprasional bisnis agar waktu yang ada dapat dimanfaatkan seefektif dan efisien mungkin.

7. Menemukan kebijakan operasional

Salah satu tujuan manajemen operasional adalah mampu berkontribusi dalam menemukan kebijakan operasional. Kebijakan tersebut nantinya dapat dimanfaatkan dalam memberikan peningkatan kinerja yang bersifat efektif dan efisien sehingga mampu meningkatkan laba.

Dengan adanya kebijakan operasional maka jalannya kegiatan bisnis akan lebih tertata. Setiap bagian operasional pun mampu melakukan tugasnya sesuai dengan sasaran yang diharapkan.

Tujuan manajemen operasional dengan menemukan kebijakan ini mampu membimbing jalannya bisnis sesuai visi dan misi yang diharapkan. Dengan demikian, bukan tidak mungkin jika peningkatan laba didapatkan dengan mudah.

8. Meningkatkan ketepatan estimasi

Salah satu tujuan manajemen operasional adalah mampu memberikan gambaran tentang permintaan produk. Dengan demikian prediksi akan estimasi produk akan berjalan lebih tepat sehingga mampu meningkatkan laba.

Dengan adanya prediksi akan estimasi produk yang tepat maka tidak akan terjadi adanya produk yang terbuang yang mengakibatkan kerugian. Tujuan manajemen operasional yang diterapkan dapat mengetahui prediksi permintaan pasar tersebut.

Tidak heran jika para pelaku bisnis memiliki strategi tersendiri sehingga tujuan manajemen operasional dapat bermanfaat dan mampu meningkatkan laba. Terlebih dengan memahami prinsip prediksi permintaan produk yang tepat.

Salah satu tujuan manajemen operasional yang mampu meningkatkan ketepatan estimasi juga membutuhkan konsistensi. Dengan demikian peningkatan laba bisnis akan menghasilkan perbedaan yang signifikan.

Beberapa hal di atas merupakan beberapa tujuan manajemen operasional yang didapatkan oleh para pelaku bisnis. Tujuan di atas secara umum mampu membantu bisnis dalam meningkatkan laba. Tujuan manajemen operasional tidak hanya fokus dalam peningkatan laba, tetapi juga kualitas produk dan kualitas sumber daya yang mendukung jalannya kegiatan operasional.

The post 8 Tujuan Manajemen Operasional Dunia Bisnis appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
10 Contoh Manajemen Operasional Perusahaan Manufaktur https://haloedukasi.com/contoh-manajemen-operasional-perusahaan-manufaktur Mon, 14 Aug 2023 05:51:23 +0000 https://haloedukasi.com/?p=44922 Manajemen operasional perusahaan merujuk pada rangkaian aktivitas yang melibatkan perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, dan pengendalian semua aspek operasional harian dalam suatu perusahaan. Hal tersebut mencakup manajemen sumber daya, proses produksi, distribusi, pelayanan pelanggan, pengelolaan persediaan, pemeliharaan peralatan, pengendalian kualitas, dan manajemen risiko operasional. Tujuannya adalah untuk mencapai efisiensi, produktivitas, dan hasil yang diinginkan dalam operasional perusahaan, […]

The post 10 Contoh Manajemen Operasional Perusahaan Manufaktur appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Manajemen operasional perusahaan merujuk pada rangkaian aktivitas yang melibatkan perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, dan pengendalian semua aspek operasional harian dalam suatu perusahaan.

Hal tersebut mencakup manajemen sumber daya, proses produksi, distribusi, pelayanan pelanggan, pengelolaan persediaan, pemeliharaan peralatan, pengendalian kualitas, dan manajemen risiko operasional.

Tujuannya adalah untuk mencapai efisiensi, produktivitas, dan hasil yang diinginkan dalam operasional perusahaan, serta memastikan bahwa semua proses berjalan sesuai dengan rencana dan standar yang telah ditetapkan.

Berikut contoh manajemen operasional dalam perusahaan manufaktur.

1. Perencanaan Produksi

Perencanaan produksi merupakan bagian penting dari manajemen operasional perusahaan yang melibatkan penentuan jadwal produksi, alokasi sumber daya, dan pengaturan proses produksi guna memenuhi permintaan pelanggan serta mencapai tujuan perusahaan.

Beberapa aspek penting dari perencanaan produksi dalam manajemen operasional perusahaan yaitu :

  • Menentukan kapan produk harus diproduksi berdasarkan permintaan pasar, musim, atau faktor-faktor lain yang memengaruhi penjualan
  • Mengidentifikasi berapa banyak tenaga kerja, bahan baku, mesin, dan fasilitas yang diperlukan untuk memproduksi jumlah yang diinginkan
  • Memastikan persediaan bahan baku dan barang jadi mencukupi tanpa terjadi kelebihan atau kekurangan yang dapat menghambat proses produksi
  • Menentukan urutan dan waktu pengerjaan setiap tahap produksi untuk meminimalkan waktu tunggu
  • Mengoptimalkan penggunaan peralatan dan memastikan bahwa produk-produk diproduksi dan dikirim tepat waktu kepada pelanggan.

Perencanaan produksi yang baik memungkinkan perusahaan mengoptimalkan proses produksi, menghindari gangguan, dan merespons perubahan pasar dengan cepat dan efisien.

2. Pengendalian Persediaan

Pengendalian persediaan adalah bagian penting dari manajemen operasional dalam perusahaan manufaktur yang melibatkan pengaturan dan pengawasan stok bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi.

Tujuannya adalah untuk menjaga ketersediaan persediaan dalam tingkat yang tepat untuk mendukung produksi dan distribusi yang lancar, sambil menghindari biaya yang tidak perlu. Upaya yang dilakukan perusahaan manufatur untuk mencapai tujuan tersebut meliputi :

  • Memantau jumlah bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi yang tersedia dalam gudang secara berkala
  • Menganalisis tren dan data historis untuk meramalkan kebutuhan persediaan di masa depan
  • Menerapkan sistem first-in, first-out (FIFO) atau firstexpiry, firstout (FEFO) untuk menghindari persediaan yang rusak atau kadaluarsa, dan
  • Mengembangkan hubungan yang baik dengan pemasok untuk memastikan pasokan bahan baku yang konsisten dan tepat waktu.

Pengendalian persediaan yang efektif membantu perusahaan menghindari biaya penyimpanan berlebihan, mengurangi risiko kekurangan persediaan, dan mendukung produksi yang efisien serta pelayanan pelanggan yang baik.

3. Pemeliharaan Peralatan

Pemeliharaan peralatan menjadi aspek kunci dalam manajemen operasional perusahaan manufaktur yang melibatkan perawatan, perbaikan, dan pengawasan terhadap semua peralatan produksi yang digunakan dalam proses manufaktur.

Tujuannya adalah untuk menjaga kinerja optimal peralatan, memperpanjang umur pakai, menghindari downtime yang tidak terencana, dan menjaga keselamatan di tempat kerja. Beberapa contoh pemeliharaan di perusahaan yaitu :

  • Melakukan perawatan rutin, seperti pembersihan, pelumasan, dan penggantian komponen yang rentan aus
  • Untuk mencegah kerusakan lebih lanjut, mengganti bagian yang aus atau rusak dengan komponen baru agar peralatan tetap berfungsi dengan baik
  • Merencanakan penggantian peralatan yang sudah tua atau tidak efisien untuk menghindari risiko kerusakan yang sering terjadi
  • Memberikan pelatihan kepada karyawan mengenai cara merawat dan menggunakan peralatan dengan benar.

Pemeliharaan peralatan yang efektif membantu perusahaan menjaga kelancaran produksi, menghindari kerusakan yang tidak perlu, mengurangi biaya perbaikan darurat, dan memaksimalkan masa pakai peralatan.

4. Pengendalian Kualitas

Pengendalian kualitas dalam manajemen operasional perusahaan manufaktur adalah serangkaian tindakan yang diambil untuk memastikan bahwa produk atau barang yang dihasilkan memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan.

Hal itu melibatkan proses pengawasan, pengujian, dan evaluasi produk selama berbagai tahap produksi untuk meminimalkan cacat, memastikan kepuasan pelanggan, dan menjaga reputasi perusahaan. Beberapa aspek pengendalian kualitas dalam manajemen operasional perusahaan manufaktur meliputi

  • Pemantauan dan mengendalikan setiap tahap produksi untuk meminimalkan variabilitas dan memastikan konsistensi produk
  • Memeriksa kualitas bahan baku dan komponen sebelum digunakan dalam produksi, memenuhi standar sertifikasi kualitas seperti ISO 9001 untuk menunjukkan komitmen terhadap pengendalian kualitas yang baik, dan
  • Melakukan pengujian pada produk selama berbagai tahap produksi untuk mendeteksi cacat atau masalah sejak awal.

5. Merencanakan Kapasitas Produksi

Merencanakan kapasitas produksi dalam manajemen operasional perusahaan manufaktur adalah proses menentukan kapasitas produksi maksimal yang dapat dicapai oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu.

Serta melibatkan pengaturan dan pengelolaan sumber daya, fasilitas, dan tenaga kerja untuk memastikan bahwa perusahaan dapat memenuhi permintaan pelanggan dengan efisien dan efektif. Mengidentifikasi dan mengatur sumber daya seperti mesin, bahan baku, dan tenaga kerja.

sumber daya tersebut diperlukan untuk mencapai kapasitas produksi yang ditargetkan, memperhitungkan biaya yang terkait dengan peningkatan kapasitas, seperti biaya peralatan tambahan dan tenaga kerja, dan memperhitungkan waktu dan biaya yang diperlukan untuk pemeliharaan, perbaikan, dan peningkatan peralatan yang ada merupakan contoh dari perencanaan kapasitas produksi di perusahaan.

Merencanakan kapasitas produksi membantu perusahaan menghindari underutilization atau overutilization dari sumber daya, memaksimalkan produktivitas, dan merespons perubahan permintaan pasar secara tepat waktu.

6. Pengelolaan Rantai Pasokan Bahan Baku

Pengelolaan rantai pasokan bahan baku dalam manajemen operasional perusahaan manufaktur merupakan proses mengatur, mengawasi, dan mengelola seluruh aliran dan aktivitas yang terlibat dalam memperoleh bahan baku yang dibutuhkan untuk produksi.

Hal itu meliputi perencanaan pasokan, pengadaan, pengangkutan, penyimpanan, dan pengelolaan persediaan bahan baku secara efisien untuk memastikan kelancaran produksi. Upaya tersebut dilakukan bertujuan :

  • Untuk membantu memastikan pasokan bahan baku yang stabil, menghindari kekurangan yang dapat menghambat produksi
  • Menghindari biaya ekstra yang muncul dari kelebihan persediaan atau perubahan perencanaan, dan
  • Dapat memperkuat hubungan bisnis dan membantu dalam negosiasi harga yang lebih baik.

Dalam keseluruhan, pengelolaan rantai pasokan bahan baku membantu menciptakan lingkungan yang stabil, efisien, dan adaptif dalam operasional perusahaan manufaktur.

7. Pengelolaan Tenaga Kerja

Pengelolaan tenaga kerja dalam manajemen operasional perusahaan manufaktur adalah proses mengatur, mengawasi, dan mengoptimalkan karyawan yang terlibat dalam produksi dan operasional perusahaan.

Contohnya seperti memilih karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, memiliki keterampilan yang diperlukan, dan dapat berkontribusi pada operasional, mengatur jadwal kerja yang efisien dan memastikan bahwa ada cukup tenaga kerja untuk menghadapi permintaan produksi, memastikan lingkungan kerja yang aman, kondisi kerja yang layak, dan memberikan manfaat atau tunjangan yang sesuai.

Dan memberikan akomodasi kebutuhan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi karyawan. Dengan melakukan pengelolaan tenaga kerja yang baik membantu menciptakan lingkungan kerja yang produktif, motivasi karyawan yang tinggi, dan kontribusi maksimal dari setiap anggota tim dalam pencapaian tujuan perusahaan manufaktur.

8. Optimalisasi Proses Produksi

Optimalisasi proses produksi dalam manajemen operasional perusahaan manufaktur adalah upaya untuk memaksimalkan efisiensi, kualitas, dan produktivitas dalam semua tahap produksi barang atau produk. Tujuannya adalah mengurangi pemborosan, meningkatkan output, dan menghasilkan produk yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Beberapa langkah dalam optimalisasi proses produksi meliputi :

  • menganalisis langkah-langkah produksi secara rinci untuk mengidentifikasi potensi bottlenecks atau kegiatan yang tidak perlu
  • Mengidentifikasi jenis pemborosan seperti overproduction, waiting time, unnecessary transportation, inventory excess, over-processing, dan defects
  • Menggunakan teknologi seperti otomatisasi, sensor, dan analisis data untuk meningkatkan kecepatan dan akurasi proses produksi
  • Menerapkan siklus PDCA (PlanDoCheckAct) untuk terus memperbaiki dan meningkatkan proses secara berkelanjutan dan melibatkan berbagai departemen untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah dalam proses produksi.

Optimalisasi proses produksi membantu perusahaan manufaktur mencapai hasil yang lebih baik dalam hal efisiensi, kualitas, dan respons terhadap perubahan permintaan pasar. Hal itu juga memungkinkan perusahaan untuk bersaing lebih baik di pasar dengan biaya yang lebih rendah dan produk yang lebih baik.

9. Pengendalian Biaya Produksi

Pengendalian biaya produksi adalah langkah-langkah yang diambil dalam manajemen operasional perusahaan manufaktur untuk mengelola dan mengurangi biaya yang terkait dengan proses produksi barang atau produk.

Tujuannya pengendalian biaya produksi adalah :

  • Untuk meningkatkan efisiensi operasional
  • Mengoptimalkan penggunaan sumber daya, dan meningkatkan profitabilitas.
  • Mengidentifikasi dan memahami komponen biaya produksi, termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja, overhead pabrik
  • Memantau dan mengendalikan penggunaan bahan baku untuk menghindari pemborosan dan kelebihan persediaan
  • Mengatur jadwal produksi dengan efisien untuk menghindari biaya idle time dan perubahan produksi yang mahal, dan
  • Meminimalkan jumlah produk cacat yang memerlukan biaya untuk diperbaiki atau dibuang.

Dengan melakukan pengendalian biaya produksi, perusahaan membantu perusahaan manufaktur menjaga profitabilitas, mengurangi pemborosan, dan mendapatkan keuntungan lebih besar dari setiap unit produk yang dihasilkan. Hal itu juga dapat membantu perusahaan bersaing lebih baik di pasar dengan harga yang lebih kompetitif.

10. Manajemen Risiko Operasional

Manajemen risiko operasional adalah pendekatan yang digunakan dalam manajemen operasional perusahaan manufaktur untuk mengidentifikasi, mengukur, mengelola, dan memitigasi risiko yang terkait dengan proses produksi, operasional, dan bisnis secara keseluruhan.

Tujuannya manajemen resiko operasional adalah :

  • Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya gangguan atau kejadian negatif yang dapat mempengaruhi kelancaran operasional dan profitabilitas perusahaan.
  • Mengidentifikasi potensi risiko yang dapat muncul dalam operasional perusahaan, seperti gangguan produksi, kekurangan pasokan, perubahan regulasi, atau masalah kualitas
  • Mengembangkan dan menerapkan kontrol dan tindakan pencegahan untuk mengurangi risiko yang teridentifikasi
  • Memberikan pelatihan dan pengembangan karyawan untuk mengatasi risiko human error dan melakukan audit internal secara berkala untuk menilai efektivitas kontrol dan mengidentifikasi potensi risiko.

Langkah-langkah tersebut dapat membantu perusahaan manufaktur mengantisipasi, mengurangi, dan mengatasi risiko yang dapat mengganggu kelancaran produksi dan operasional. Ini juga berkontribusi pada perlindungan aset perusahaan dan menjaga reputasi perusahaan dalam situasi yang tidak terduga.

Prioritas dan aspek manajemen operasional dapat bervariasi tergantung pada jenis produk, ukuran perusahaan, dan lingkungan operasionalnya.

The post 10 Contoh Manajemen Operasional Perusahaan Manufaktur appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Market Share: Pengertian, Jenis dan Cara Mengukurnya https://haloedukasi.com/market-share Wed, 26 Jan 2022 10:57:50 +0000 https://haloedukasi.com/?p=30894 Pengertian Market Share Market Share atau dalam artian lain disebut juga sebagai pangsa pasar, merupakan suatu bentuk dan atau perwujudan dari penguasaan industri pada sektor barang dan atau jasa tertentu yang diproduksi dan diperjualbelikan pada suatu ekosistem industrial bisnis tertentu yang mana tidak terdapat praktik monopoli yang ada pada sistem jual beli tersebut. Praktik monopoli […]

The post Market Share: Pengertian, Jenis dan Cara Mengukurnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Market Share

Market Share atau dalam artian lain disebut juga sebagai pangsa pasar, merupakan suatu bentuk dan atau perwujudan dari penguasaan industri pada sektor barang dan atau jasa tertentu yang diproduksi dan diperjualbelikan pada suatu ekosistem industrial bisnis tertentu yang mana tidak terdapat praktik monopoli yang ada pada sistem jual beli tersebut.

Praktik monopoli tentu saja akan secara langsung meniadakan konsep Market Share dikarenakan penghitungan keseluruhan angka dan unit variable terkait dari suatu barang dan atau jasa yang diedarkan tersebut, hanya di kuasai oleh satu pemain inti saja, atau dengan kata lain dapat diartikan sebagai penguasaan penuh terhadap industri dari barang dan atau jasa sebesar 100%.

Market Share sendiri juga kerap disamakan dengan luas dari jangkauan dan persebaran pengaruh dari daerah yang dimiliki dalam proses penjualan dan distribusi terkait dengan barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu ekosistem industrial bisnis tertentu. Semakin besar penguasaan dalam sektor penjualan barang dan jasa yang diproduksi tersebut, maka akan semakin mencerminkan tingkat kepemimpinan pada industri bisnis terkait.

Jenis Market Share

Terkait dengan pembagian tipe Market Share yang ada dan secara umum telah dikenal, terdapat tiga tipe Market Share yang kerap dijadikan sebagai patokan untuk mengetahui besaran dan juga jenis dari masing-masing Market Share yang ada antara lain:

  • Common Market Share

Merupakan tipikal dari Market Share yang paling umum dikenal dan dibicarakan di dalam dunia bisnis dan juga industrial. Market Share ini secara murni dan gambling menggambarkan porsi dari masing-masing entitas yang terlibat di dalam suatu bisnis pada industri tertentu yang masuk dalam golongan tersebut.

Penghitungan dari tipikal Market Share ini juga sangat sederhana untuk dapat dilakukan, cukup dengan mengetahui besaran dari nilai penjualan pada suatu entitas bisnis yang menjadi sasaran disandingkan dengan cakupan nilai penjualan pada produk barang dan atau jasa yang sama, pada periode yang sama, dengan penghitungan secara total dan juga menyeluruh.

  • Preferred Market Share

Hampir sama dengan penjelasan yang tertera pada Common Market Share, pada Preferred Market Share, lebih condong untuk dapat berfokus kepada penjelasan Market Share yang dipengaruhi dua buah aktivitas dari para entitas terkait, yakni merger dan juga akuisisi. Dua buah akti korporasi ini yang nantinya akan berperan aktif dalam pembentukan dan perwujudan dari Preferred Market Share secara aktif dan langsung.

Contoh simpel yang sesuai dengan penjelasan pada Preferred Market Share di atas adalah, misalkan pada suatu industri barang dan jasa yang ada di suatu wilayah, melakukan suatu aksi korporasi yang berupa akuisisi. Sehingga nantinya, penghitungan terkait dengan Market Share yang ada pada industri terkait akan berlaku juga dengan menggunakan skema akuisisi yaitu secara kumulatif dan atau dilakukan penggabungan.

  • Mutual Fund Share

Mutual Fund Share merupakan bentuk yang lebih lanjut dari adanya suatu Preferred Market Share. Hal ini sejalan dengan proses dan juga aksi korporasi termasuk di dalamnya pada proses penjualan dan juga pembelian dari unit usaha, bisnis, dan atau branding pada suatu kelompok industri tertentu. Proses dan juga aksi korporasi ini nantinya akan memicu penghitungan secara Mutual Fund Share yang lebih kompleks.

Misalkan pada suatu industri barang dan jasa tertentu terdapat porsi kepemilikan saham atas entitas terkait yang ada di dalamnya, maka penghitungan Market Share secara Mutual Fund Share harus diterapkan. Hal ini dikarenakan kepemilikan porsi saham sekecil apapun dalam suatu lini bisnis dan usaha pada industri terkait akan dicatatkan pada persentase kepemilikan dan tautannya dengan laba rugi dari entitas terkait.

Tujuan Market Share

Market Share berguna untuk dapat menunjukkan secara gamblang besaran penguasaan dan juga penjualan dari masing-masing entitas bisnis yang terdapat pada ekosistem industri bisnis yang terkait di dalamnya. Market Share dapat dengan mudah menggambarkan persentase dari bisnis tersebut pada industri yang sama dalam suatu waktu dan atau periode yang telah ditentukan.

Dengan adanya Market Share, skema dan juga mekanisme dapat secara langsung dilakukan perbandingan untuk dapat mengetahui perbedaan dari suatu karakteristik entitas bisnis yang disandingkan dengan entitas bisnis yang lain pada ekosistem industrial bisnis yang sama. Hal ini memungkinan untuk dapat dilakukan proses pemberian peringkat pada entitas bisnis di suatu ekosistem industrial bisnis yang terkait.

Market Share juga dapat secara jelas menggambarkan dan dapat pula untuk dijadikan sebagai acuan dalam komparasi pertumbuhan dari suatu entitas pada industri bisnis tertentu. Komparasi lintas tahun yang dilakukan berdasarkan data dan juga informasi yang tertera di dalamnya akan sangat berguna untuk dilakukan monitor terhadap pertumbuhan dari entitas bisnis sehingga dapat menjaga laju pertumbuhan supaya tetap sesuai rencana.

Cara meningkatkan Market Share

Meningkatkan Market Share bukanlah suatu perkara yang sederhana. Hal ini dikarenakan Market Share terkait erat dengan penguasaan atau cengkraman dari suatu entitas bisnis yang berkecimpung di dalam suatu ekosistem industrial bisnis tertentu. Produk yang diperjualbelikan pun juga bisa sangat berbagai macam. Bisa jadi berupa barang dan atau jasa yang secara spesifik dan khusus dihasilkan oleh suatu entitas bisnis tersebut.

Salah satu metode yang paling sering dilakukan oleh para pelaku entitas bisnis dalam suatu ekosistem industrial bisnis yang terkait adalah menggunakan mekanisme pengelolaan pemasaran. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memfokuskan entitas bisnis untuk dapat mendistribusikan dan atau menghasilkan barang dan atau jasa yang memang sangat dibutuhkan oleh khalayak ramai untuk dapat mendongkrak Market Share yang melekat.

Melalui peningkatan dari jumlah pemasaran yang ada pada khalayak ramai tersebut, akan memicu kecenderungan untuk dapat meningkatkan pula jumlah pemasaran dan atau pendistribusian atas barang dan jasa yang ada. Sehingga bisa dengan jelas kita katakana bahwa dengan terjadinya peningkatan aktivitas pemasaran atas barang dan jasa tersebut, maka akan meningkatkan pula kuantitas dari Market Share yang dimiliki oleh para entitas terkait.

Pemasaran yang baik harus juga diikuti dengan pelaksanaan proses jual beli dan pendistribusian atas barang dan atau jasa yang dimaksud dengan baik pula. Hal ini dikarenakan pada proses pemasaran itu sendiri sebenarnya adalah proses pemberian janji dari para entitas bisnis di suatu industri untuk para calon konsumen yang berminat membeli dan juga menggunakan barang dan atau jasa yang mereka inginkan.

Dengan demikian akan menjadi sangat erat hubungannya antara proses pemasaran dan juga peningkatan atas nilai dari Market Share itu sendiri dikarenakan apabila dari segi pemasaran dapat dilakukan dengan baik, kemudian menuju dalam proses perwujudan atas pemasaran itu sendiri dalam bentuk penyampaian barang dan atau jasa yang dipasarkan tersebut, maka Market Share juga akan mengalami peningkatan yang signifikan.

Kelebihan Market Share

Market Share dapat dengan mudah menampilkan urutan peringkat antar entitas bisnis satu dengan entitas bisnis yang lain dalam suatu ekosistem industrial bisnis yang sama, dalam tempo waktu tertentu. Hal ini dengan sangat jelas menggambarkan keterkaitan luas dan jumlah dari penguasaan atas konsumen dan juga segmentasi bisnis yang dapat dengan jelas dan secara langsung tergambar di dalam Market Share bidang industri tertentu.

Market Share dan ukurannya tersebut bersifat absolut dan pola penerapannya dapat dilakukan secara seragam pada tiap negara di dunia. Hal ini dapat menciptakan keteraturan dan juga kemampuan untuk dapat disandingkan, sehingga dalam capaiannya untuk menentukan peringkat antar entitas dapat dilakukan dengan waktu yang singkat dan menggunakan informasi yang paling mutakhir dan atau terkini.

Kekurangan Market Share

Peranan Market Share dalam menciptakan persentase peringkat antar entitas bisnis dalam suatu ekosistem industrial bisnis yang ada, kerap kali memiliki kecenderungan bias yang dapat mengganggu dalam proses pengambilan keputusan akhir. Informasi yang dapat dengan segera terwujud melalui Market Share terkadang tidak selamanya dapat langsung digunakan sebagai data dan informasi primer untuk pengambilan keputusan.

Sebagai contoh, terdapat suatu lini bisnis dan usaha milik beberapa atau suatu entitas bisnis yang memang belum dapat beroperasional dikarenakan terkait dengan legalitas pendirian dan atau aksi korporasi lainnya, namun dikarenakan Market Share hanya melakukan pengolahan data dan informasi secara umum saja, maka atas dasar penjelasan rencana strategis yang mungkin sedang diterapkan oleh entitas bisnis terkait menjadi tidak terlihat.

Cara Mengukur Market Share

Pengukuran dalam Market Share tergolong sangat sederhana dan juga mudah untuk dapat dilakukan. Hal pertama yang penting untuk diketahui adalah besaran daripada penjualan suatu entitas bisnis pada suatu waktu tertentu, biasanya dalam periode waktu satu tahun berjalan, dan juga data dari total penjualan seluruh entitas bisnis yang berada dalam posisi ekosistem industrial bisnis yang sama dan pada jangka waktu yang sama pula.

Data dan informasi terkait dengan jumlah penjualan suatu entitas bisnis pada jangka waktu tertentu tersebut akan menjadi pembilang, sedangkan data dan informasi yang terkait dengan jumlah penjualan seluruh entitas bisnis yang berada pada ekosistem industrial bisnis yang sama tersebut akan berperan menjadi penyebut. Hasil daripada pembagian tersebut kemudian akan dikali dengan menggunakan 100% sehingga didapatkan hasil Market Share.

Dikarenakan hasil daripada formulasi dan juga rumusan Market Share adalah persentase oleh karena itu Market Share dapat diterapkan pada seluruh negara yang ada dikarenakan kemudahan dalam proses komparasi antar entitas bisnis yang ada pada ekosistem industrial bisnis tersebut.

Contoh Market Share

Volume nilai penjualan dari entitas bisnis X adalah sebesar Rp 1.000.000,-. Total Volume nilai penjualan dari seluruh entitas bisnis yang berada pada satu ekosistem industrial bisnis yang sama dengan entitas bisnis X adalah sebesar Rp 10.000.000,-.

Maka akan didapatkan rumus atau formula menjadi sebagai berikut: 1.000.000/10.000.000 * 100% = 10% Kesimpulannya maka akan jelas didapatkan bahwa Market Share dari entitas bisnis X dibandingkan dengan Market Share seluruh entitas bisnis yang juga berada pada ekosistem industrial bisnis yang sama dengannya adalah sebesar 1/10 atau secara persentase adalah sebesar 10%. Hal inilah yang dinamakan dengan besaran nilai dari Market Share itu sendiri.

The post Market Share: Pengertian, Jenis dan Cara Mengukurnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Manajemen Operasional: Pengertian – Fungsi dan Ruang Lingkupnya https://haloedukasi.com/manajemen-operasional Thu, 14 May 2020 04:17:56 +0000 https://haloedukasi.com/?p=6504 Dalam suatu bisnis, pentingnya manajemen operasional adalah wajib hukumnya untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan. Kamu berkeinginan untuk menjadi seorang manajer operasional? Pelajari beberapa hal berikut ini. Pengertian Manajemen Operasional Pengertian Secara Umum Manajemen Operasional adalah upaya manajemen maksimal dalam penggunaan berbagai faktor produksi. Mulai dari sumber daya manusia, mesin, peralatan, bahan baku mentah, dan faktor […]

The post Manajemen Operasional: Pengertian – Fungsi dan Ruang Lingkupnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dalam suatu bisnis, pentingnya manajemen operasional adalah wajib hukumnya untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan.

Kamu berkeinginan untuk menjadi seorang manajer operasional? Pelajari beberapa hal berikut ini.

Pengertian Manajemen Operasional

Pengertian Secara Umum

Manajemen Operasional adalah upaya manajemen maksimal dalam penggunaan berbagai faktor produksi.

Mulai dari sumber daya manusia, mesin, peralatan, bahan baku mentah, dan faktor produksi lainnya dalam proses mengubahnya menjadi berbagai produk barang atau layanan.

Pentingnya Manajemen Operasional menentukan pergerakan atau pun pengendalian kegiatan operasional yang hendak dilakukan oleh suatu organisasi atau perusahaan.

Pengertian Menurut Para Ahli

  • Pangestu Subagyo
    Mendefinisikan manajemen operasional adalah penerapan ilmu manajemen untuk mengatur seluruh kegiatan produksi atau operasional agar dapat dilakukan secara efisien.
  • Eddy Herjanto
    Mendefinisikan manajemen operasional adalah suatu proses yang berkesinambungan dan efektif dalam menggunakan fungsi-fungsi manajemen untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Definisi dari penjelasan kedua ahli diatas, Manajemen Operasional merupakan kegiatan manajerial guna mengatur efektivitas kegiatan operasional suatu organisasi untuk tujuan yang yang hendak dicapai.

Ciri-ciri Manajemen Operasional

Ciri-ciri manajemen operasional menurut Zulian Yamit:

  • Adanya sebuah kegiatan dalam proses transformasi.
  • Adanya sebuah tujuan untuk menghasilkan sebuah barang atau jasa.  
  • Adanya mekanisme yang mengatur suatu proses produksi barang atau jasa.

Berdasarkan pemaparan Bapak Zulian Yamit, ciri-ciri adanya manajemen operasional adalah adanya kegiatan, tujuan dan mekanisme yang secara jelas menggambarkan kegiatan manajerial tersebut.

Fungsi Manajemen Operasional

Ada 4 (empat) Fungsi adanya manajemen operasional dalam suatu organisasi:

  • Fungsi Pengendalian
    Manajemen operasional berfungsi mengembangkan standar dan jaringan komunikasi yang dibutuhkan agar pengorganisasian dan pergerakan sesuai dengan yang telah direncanakan dan juga mencapai tujuan.
  • Fungsi Penggerakkan
    Manajemen operasional berfungsi memimpin, mengawasi dan memotivasi karyawan untuk melaksanakan tugasnya.
  • Fungsi Pengorganisasian
    Manajemen operasional menentukan struktur individu, grup, seksi, bagian, divisi atau departemen dalam sub sistem operasi untuk mencapai tujuan organisasi.
  • Fungsi Perencanaan
    Manajemen operasional menentukan tujuan sub operasi dari organisasi dan mengembangkan suatu program, kebijakan dan prosedur yang diperlukan guna mencapai tujuan tersebut.

Tujuan Manajemen Operasional

Bagi para pebisnis harus benar-benar memahami 5 tujuan dari operasional ini:

  • Reduced Processing Time
    Adalah memungkinkan untuk mengurangi waktu dan proses produksi, agar tidak banyak waktu produksi yang terbuang sia-sia, penerapan manajemen operasional memang harus maksimal.
  • Kualitas
    Tentunya ditentukan melalui serangkaian proses yang cukup panjang. Mulai dari research hingga development sampai proses produksi, maka kualitas produk yang diinginkan untuk konsumen bisa tercapai.
  • Ekonomis
    Penghematan biaya produksi barang atau jasa, dan meraih keuntungan yang besar, maka dapat dikatakan memiliki basic manajemen yang baik.
  • Produktifitas
    Menghasilkan produk yang tepat bagi konsumen. Proses produksi yang sesuai dengan kaidah manajemen operasional, maka akan hadir tepat waktu, serta produk tersebut memiliki kualitas yang sesuai kebutuhan.
  • Efisiensi
    Bekerja secara efisien untuk bisa mencapai manajemen operasional yang baik.

Peran Manajer Operasional

Menurut Heizer dan Render (2008), beberapa keputusan yang diambil oleh seorang manajer operasi antara lain:

  • Desain produk dan jasa atau pelayanan
    Yang meliputi produk atau jasa apa sajakah yang ditawarkan dan bagaimana mendesain produk dan jasa atau pelayanan tersebut.
  • Manajemen kualitas
    Yang meliputi siapa yang bertanggung jawab terhadap kualitas produk atau jasa dan bagaimana perusahaan mendefinisikan kualitas produk dan jasa atau pelayanan tersebut.
  • Desain proses dan kapasitas
    Yang meliputi proses apa yang dibutuhkan untuk membuat produk tersebut serta peralatan dan teknologi apa sajakah yang dibutuhkan untuk melaksanakan proses tersebut.
  • Lokasi
    Yang meliputi di manakah lokasi yang tepat untuk melaksanakan kegiatan operasi dan kriteria apakah yang digunakan sebagai dasar dalam mengambil keputusan lokasi perusahaan.
  • Desain tata letak (layout)
    Yang meliputi bagaimana mengatur fasilitas- fasilitas untuk memudahkan kegiatan operasi dan mencapai tujuan.
  • Sumber daya manusia dan desain pekerjaan
    Yang meliputi bagaimana menyediakan lingkungan kerja yang baik dan berapa banyak output yang diharapkan dapat dihasilkan karyawan.
  • Manajemen rantai nilai
    Yang meliputi keputusan membuat sendiri atau membeli bahan baku yang dibutuhkan, menentukan siapakah pemasok perusahaan, dan menentukan pemasok yang mau berintegrasi dalam perusahaan.
  • Persediaan, perencanaan kebutuhan bahan, dan just in time
    Yang meliputi berapakah persediaan yang harus ada dan kapan harus melakukan pemesanan.
  • Penjadwalan proyek, kegiatan jangka menengah dan jangka pendek
    Yang meliputi keputusan melakukan subkontrak atau kerja lembur, atau apakah perusahaan lebih baik menyediakan tenaga kerja lebih banyak walaupun permintaan menurun.
  • Pemeliharaan atau perawatan
    Yang meliputi siapakah yang bertanggung jawab dalam pemeliharaan dan perawatan mesin dan peralatan perusahaan.

Pentingnya seorang manajer operasi yang baik dalam mencapai tujuan organisasi yang baik dan menghasilkan output yang baik pula terhadap perusahaan dan konsumen tentunya.

Ruang Lingkup Manajemen Operasional

Ruang lingkup Manajemen Operasi mencakup tiga aspek utama yaitu: 

  • Perencanaan Sistem Produksi, meliputi:
    • Perencanaan Produk
    • Perencanaan Lokasi Pabrik
    • Perencanaan Layout Pabrik
    • Perencanaan Lingkungan Kerja
    • Perencanaan Standar Produksi
  • Sistem Pengendalian Produksi, meliputi pengendalian proses produksi, bahan, tenaga kerja, biaya, kualitas dan pemeliharaan. 
  • Sistem Informasi Produksi, meliputi:
    • Struktur organisasi
    • Produksi atas dasar pesanan
    • Mass Production (jumlah masa produksi).

Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen Operasional

Pengambilan keputusan adalah tindakan manajemen di dalam pemilihan alternatif untuk mencapai sasaran. Berikut digambarkan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seorang manajemen operasional:

1. Keputusan Tidak Terstruktur

Merupakan keputusan yang tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas.

Pengalaman manajer merupakan hal yang sangat penting di dalam pengambilan keputusan tidak terstruktur.

Salah satu bentuk contoh keputusannya adalah untuk bergabung dengan perusahaan lain adalah contoh keputusan tidak terstruktur yang jarang terjadi.

2. Keputusan Setengah Terstruktur

Keputusan setengah terstruktur adalah keputusan yang sebagian dapat diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak terstruktur.

Keputusan tipe ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan-perhitungan serta analisis yang terperinci.

Contoh dari keputusan tipe ini misalnya adalah keputusan membeli sistem jaringan komputer yang lebih canggih.

3. Keputusan Terstruktur

Keputusan terstruktur adalah keputusan yang berulang-ulang dan rutin sehingga dapat diprogram.

Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada manajemen tingkat bawah. Contoh dari keputusan adalah keputusan pemesanan barang.

Contoh Kegiatan Manajemen Operasional

Berikut bentuk contoh kegiatan manajemen operasional, yaitu menyediakan bentuk operasional apa saja yang dibutuhkan oleh suatu organisasi:

  • Contoh Produk Barang yang hendak dibutuhkan:
    • Pertanian
    • Perusahaan manufaktur
    • Perkebunan
    • Perikanan
    • Pertambangan
    • Konstruksi
    • Otomotif
    • Perumahan
    • Pabrik pembuatan produk barang serta industri berat maupun ringan.
  • Contoh Produk Jasa yang hendak dibutuhkan:
    • Pendidikan
    • Hukum
    • Perbankan
    • Asuransi
    • Kesehatan
    • Layanan masyarakat
    • Transportasi
    • Perdagangan
    • Hiburan
    • Administrasi
    • Real estate
    • Jasa profesional
    • Jasa perbaikan.

The post Manajemen Operasional: Pengertian – Fungsi dan Ruang Lingkupnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>