masyarakat majemuk - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/masyarakat-majemuk Sat, 19 Nov 2022 03:17:51 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico masyarakat majemuk - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/masyarakat-majemuk 32 32 6 Faktor Terbentuknya Masyarakat Majemuk https://haloedukasi.com/faktor-terbentuknya-masyarakat-majemuk Sat, 19 Nov 2022 03:17:48 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39709 Secara umum masyarakat majemuk merupakan sekumpulan orang atau kelompok yang berbeda dan berbaur menjadi satu. Sekali pun dalam sekumpulan atau kelompok tersebut memiliki perbedaan agama, bahasa, adat istiadat, bahkan pandangan hidup namun mereka hidup bersama dalam suatu wilayah atau otoritas tertentu. Meskipun berbeda-beda seperti yang disebutkan di atas, namun umumnya mereka dapat bersatu atas dasar […]

The post 6 Faktor Terbentuknya Masyarakat Majemuk appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Secara umum masyarakat majemuk merupakan sekumpulan orang atau kelompok yang berbeda dan berbaur menjadi satu. Sekali pun dalam sekumpulan atau kelompok tersebut memiliki perbedaan agama, bahasa, adat istiadat, bahkan pandangan hidup namun mereka hidup bersama dalam suatu wilayah atau otoritas tertentu.

Meskipun berbeda-beda seperti yang disebutkan di atas, namun umumnya mereka dapat bersatu atas dasar tujuan dan kesenangan yang sama. Misalnya dalam tujuan pendidikan, mereka mengikuti satu standar kualitas pendidikan yang sama. Atau sesederhana ketika berbelanja di pasar, mereka menggunakan mata uang sah yang sama.

Selain memiliki struktur budaya yang banyak, masyarakat majemuk juga memiliki kelompok sosial yang saling terhubung satu sama lain. Setiap kelompok sosial dalam masyarakat majemuk ini saling melengkapi atas perbedaan budaya yang mereka miliki. Saling membantu dan menolong dengan apa yang mereka masing-masing punya adalah bentuk positif dari masyarakat majemuk ini.

Namun masyarakat majemuk ini juga memiliki banyak sisi negatif yang menyertai keberadaanya. Misalnya saja tentang banyaknya perbedaan budaya yang dimilki masyarakat majemuk ini ternyata juga menyebabkan potensi terjadinya gesekan dan konflik antar kelompok lebih tinggi.

Belum lagi dengan banyaknya dominasi politik yang terjadi di dalam masyarakat majemuk ini. Dengan anggota masyarakat yang masing-masing memiliki kelompok ekonomi dan politik yang tidak sama, terkadang menyebabkan kelompok yang lebih kuat utamanya dalam politik, akan cenderung memaksakan kehendak dan kebijakan pada golongan lain demi kepentigan kelompoknya sendiri. Hal ini pun menyebabkan kurang meratanya kesejahteraan sosial dalam masyarakat majemuk.

Namun di balik itu semua, kesatuan harus tetap dijaga. Seperti halnya Indonesia sebagai negara dengan masyarakat yang majemuk karena memiliki beragam suku bangsa, Indonesia tetap harus mengupayakan terjaganya kesatuan negara. Perbedaan yang dimiliki tersebut tentu saja mungkin dapat mendorong terjadinya konflik, namun sebaliknya juga bisa menjadikan persatuan dengan mewujudkan sikap toleransi yang baik antar warga.

Faktor Terbentuknya Masyarakat Majemuk

Seperti yang kita ketahui Indonesia merupakan salah satu bentuk dari masyarakat majemuk. Hal itu sudah jelas karena Indonesia sendiri merupakan negara yang memiliki banyak suku bangsa.

Sehingga bisa dikatakan bahwa Indonesia memiliki struktur masyarakat yang majemuk. Lalu apa sebenarnya faktor yang membentuk adanya masyarakat majemuk ini? Berikut beberapa faktor yang memengaruhi terbentuknya sebuah masyarakat majemuk:

  • Kondisi Geografis

Letak nusantara yang strategis berada di antara dua benua dan dua samudra sangat memungkinkan kapal-kapal asing seperti dari Cina, Arab, India, dan Eropa banyak singgah di Indonesia.

Dari sinilah orang-orang asing tersebut membawa banyak budaya yang berbeda-beda dan secara tidak langsung dikenalkan kepada manusia pribumi saat itu.

Hingga akhirnya Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang melimpah sehingga tercipta masyarakat majemuk seperti saat ini.

  • Latar Belakang Historis

Disamping alasan geografis di atas latar belakang historis suatu negara juga bisa menjadi faktor terbentuknya suatu masyarakat majemuk.

Dahulu Indonesia adalah negara jajahan. Dan negara-negara yang pernah berkuasa di nusantara ini antara lain seperti Jepang, Portugis, Belanda, dan Inggris, tidak hanya menjajah dan mengambil hasil panen pribumi namun juga meninggalkan budaya-budaya dari negara asal mereka.

Seperti melalui perkawinan antara orang asing dengan pribumi, atau sosial budaya yang diterapkan setiap negara penjajah tersebut kepada manusia pribumi. Hal ini sangat berpengaruh dalam terciptanya masyarakat Indonesia yang majemuk seperti saat ini.

  • Keterbukaan Terhadap Kebudayaan Luar

Indonesia merupakan negara yang terbuka sehingga saat adanya globalisasi, masyarakat Indonesia bisa menerima kebudayaan dari luar.

Walaupun terkadang tidak semua kebudayaan dari luar bisa diterima dengan mudah, namun dengan adanya globalisasi ini banyak budaya luar positif yang menambah dan menciptakan masyarakat yang lebih majemuk di Indonesia.

  • Pebedaan Iklim

Indonesia terdiri dari banyak pulau, gunung, dataran tinggi dan rendah yang beragam, hingga pantai yang juga tersebar di seluruh penjuru negeri. Hal ini pun menjadi faktor mengapa penduduknya memiliki kebiasaan dan cara hidup yang berbeda-beda.

Sebagai contoh orang-orang yang hidup di pegunungan yang beriklim dingin cenderung lebih memiliki sikap psikologis yang lebih sabar dibanding orang yang hidup di dataran rendah dan beriklim panas seperti pantai.

  • Geologi dan Fisik

Letak Indonesia yang berada di atas tiga lempeng bumi menjadikannya memiliki banyak pulau dengan tipe geologi yang berbeda-beda. Yaitu ada tipe Asiatis, Peralihan, dan Australis.

Keadaan masyarakat dan sumber daya alam di tiap pulau dengan perbedaan geologis ini pastilah berbeda-beda pula. Dari sinilah juga masyarakat majemuk dapat terbentuk.

  • Agama atau Kepercayaan

Agama yang sudah masuk dalam suatu kelompok masyarakat akan mengalami proses akulturasi sehingga agama bisa memiliki banyak wajah khususnya dalam pelaksanaanya.

Mulai dari proses pemahaman sampai arti penting agama itu sendiri sesuai dengan adat dan budaya masing-masing daerah atau tempat juga menghasilkan pelaksanaan kegiatan agama yang berbeda-beda.

Hal inilah yang melahirkan perbedaan ekspresi dalam melaksanakan perintah agama sehingga juga menciptakan masyarakat yang majemuk.

The post 6 Faktor Terbentuknya Masyarakat Majemuk appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Faktor Penyebab Konflik di Masyarakat Beragam beserta Contoh Kasusnya https://haloedukasi.com/faktor-penyebab-konflik-di-masyarakat-beragam Tue, 11 Oct 2022 02:50:43 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39069 Dalam kehidupan sosial, masyarakat hidup saling berdampingan. Kehidupan sosial membentuk berbagai macam hubungan, baik yang harmonis maupun yang tidak. Menurut studi sosiologi, hubungan antar individu dalam masyarakat disebut interaksi sosial. Ada dua dampak yang bisa dihasilkan dari interaksi sosial, yakni asosiatif dan disosisatif. Asosiatif artinya hubungan yang terjadi semakin erat. Misalnya kerja sama atau kolaborasi […]

The post 5 Faktor Penyebab Konflik di Masyarakat Beragam beserta Contoh Kasusnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dalam kehidupan sosial, masyarakat hidup saling berdampingan. Kehidupan sosial membentuk berbagai macam hubungan, baik yang harmonis maupun yang tidak.

Menurut studi sosiologi, hubungan antar individu dalam masyarakat disebut interaksi sosial. Ada dua dampak yang bisa dihasilkan dari interaksi sosial, yakni asosiatif dan disosisatif.

Asosiatif artinya hubungan yang terjadi semakin erat. Misalnya kerja sama atau kolaborasi antar individu. Sebaliknya, disosiatif berarti hubungan yang terjadi semakin renggang dan menimbulkan konflik.

Terjadinya konflik bisa disebabkan oleh perbedaan prinsip, pendapat, maupun keyakinan.

Kita mungkin sering menyaksikan terjadinya konflik di sekitar kita. Namun apakah yang dimaksud dengan konflik? Dan apa saja penyebab terjadinya konflik?

Apa yang Dimaksud dengan Konflik?

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah konflik mencakup banyak arti. Konflik dapat diartikan sebagai percekcokan, perselisihan, dan pertentangan.

Babun Suharto dalam Moderasi Beragama (2019) menyebutkan umumnya istilah konflik, mengacu pada rangkaian peristiwa pertentangan dan pertikaian antar pribadi hingga pertentangan dan peperangan di masyarakat.

Sedangkan menurut Soejono Soekanto, konflik merupakan kondisi pertentangan antar dua pihak yang saling berusaha memenuhi tujuannya dengan cara menentang lawannya.

Konflik bersifat inheren. Artinya konflik akan selalu ada dalam kehidupan bermasyarakat, di mana saja dan kapan saja. Misalnya konflik dalam keluarga, konflik antar teman, atau konflik antar warga.

Dampak Terjadinya Konflik di Masyarakat

Dalam teori konflik yang dikemukakan Lewis A. Coser, konflik tidak selalu bersifat negatif. Konflik sosial yang terjadi juga bisa memberikan dampak positif.

Dampak negatif yang bisa muncul akibat konflik sosial antara lain:

  • Menimbulkan perpecahan antar golongan
  • Adanya kerugian ekonomi dan kerusakan sarana prasarana
  • Timbulnya perpecahan antar golongan
  • Menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan trauma bagi masyarakat.

Namun di sisi lain, konflik juga bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat, antara lain:

  • Dapat memunculkan norma baru
  • Meningkatkan kesadaran kelompok yang tengah berkonflik untuk berkompromi
  • Menumbuhkan solidaritas kelompok
  • Melatih kekuatan setiap individu untuk menghadapi ragam situasi konflik.

Meskipun konflik memiliki sisi positif, namun bukan berarti kita harus menormalisasi terjadinya konflik. Karena kerugian yang ditimbulkan adanya konflik tetap lebih besar. Sehingga sebisa mungkin kita menghindari faktor terjadinya konflik.

Faktor Penyebab Konflik di Masyarakat Beragam

Konflik tidak muncul tanpa suatu penyebab yang jelas. Ada beragam faktor penyebab konflik di masyarakat beragam, antara lain sebagai berikut:

  • Perbedaan Antar Individu

Manusia pada dasarnya merupakan individu yang unik dan berbeda satu dengan yang lain. Perbedaan ini muncul dari segi prinsip, perasaan, ataupun sudut pandang. Konflik ini terjadi antara dua orang yang saling bertentangan.

Adanya perbedaan ini dapat menjadi salah satu pemicu faktor penyebab konflik di masyarakat beragam. Dalam kehidupan bersosial, kita tidak mungkin bisa selalu selaras dengan pendapat orang lain.

Contoh terdekat adalah konflik antar teman. A memiliki pendapat yang berbeda dengan B tentang pembelian tiket sebuah konser musik. A merasa marah dan memaki B karena pendapatnya tidak diterima.

  • Perbedaan Latar Belakang Budaya

Sebagai makhluk sosial, manusia tentunya banyak mendapatkan pengaruh dari lingkungan dan kelompoknya. Beragam pemikiran dan prinsip yang dianut oleh kelompok tersebut, akan menghasilkan individu yang berbeda.

Berdasarkan data sensus BPS tahun 2010, di Indonesia sendiri ada lebih dari 300 kelompok etnik dan 1.340 suku bangsa. Banyaknya kelompok dan etnis yang ada, menciptakan keberagaman bangsa. Namun di sisi lain, keberagaman tersebut juga bisa menjadi pemicu kemunculan konflik.

Hal ini terjadi karena adanya gesekan budaya. Misalnya konflik suku Madura dari Jawa Timur dan suku Dayak di Kalimantan yang memicu peristiwa berdarah pada tahun 2001.

  • Perbedaan Kepentingan Individu atau Kelompok

Sebagaimana yang kita ketahui, setiap individu unik dan memiliki tujuannya masing-masing. Maka perbedaan tersebut juga membentuk kepentingan yang berbeda.

Terkadang individu bisa saja melakukan pekerjaan yang sama namun dengan tujuan yang berbeda.

Contohnya konflik yang terjadi karena perbedaan kepentingan saat razia pedagang kaki lima. Satpol PP memiliki kewajiban untuk menertibkan dan menjaga suasana jalan tetap kondusif. Namun para pedagang juga memerlukan lahan untuk tempat berjualan.

Dari contoh tersebut, satpol PP dan pedagang sama-sama melakukan kewajiban mereka. Namun untuk kepentingan dan tujuan yang berbeda.

  • Perbedaan Ras dan Etnis

Di setiap negara, hampir semuanya terdiri dari beragam ras dan etnis di dalamnya. Perbedaan nilai dan norma yang dianut oleh satu etnis dengan etnis lainnya dalam masyarakat beragam, dapat menjadi salah satu faktor terjadinya konflik.

Demikian pula dengan konflik yang disebabkan perbedaan ras. Ketegangan antar ras bisa menimbulkan diskriminasi. Adanya kecemburuan sosial antara ras minoritas kepada mayoritas bisa mengakibatkan konflik yang berkepanjangan.

Sebagai contoh, konflik yang terjadi antara ras kulit hitam dan kulit putih yang ada di Amerika. Dilansir dari BBC News, keturunan Afrika lebih banyak mendapatkan diskriminasi dalam berbagai hal.

Mulai dari pelayanan hingga pemenuhan hak. Warga kulit hitam di Amerika juga lebih banyak menerima penangkapan polisi dibanding kulit putih.

  • Perbedaan Keyakinan dan Agama

Faktor yang terakhir adalah agama. Di Indonesia, beberapa kali kita melihat konflik yang berawal dari perbedaan kepercayaan dan agama.

Perbedaan tersebut bahkan bukan hanya terjadi antar agama saja, namun bisa juga muncul dalam kelompok agama itu sendiri.

Contohnya konflik antar umat beragama di Aceh pada tahun 2015 dan konflik di Sumatera Utara di tahun 2016. Ada pula konflik karena perbedaan agama di India tahun 2020. Konflik ini terjadi antara umat Islam dengan Hindu di sekitar kota Delhi.

Konflik memang bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Namun adanya konflik harus diselesaikan secepat mungkin, untuk menghindari kerusakan dan korban jiwa yang lebih banyak.

The post 5 Faktor Penyebab Konflik di Masyarakat Beragam beserta Contoh Kasusnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Ketahui 8 Contoh Disintegrasi Sosial https://haloedukasi.com/contoh-disintegrasi-sosial Sat, 03 Sep 2022 02:54:40 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38389 Istilah ‘disintegrasi sosial’ pasti tidak asing di telinga masyarakat. Berkaitan dengan perselisihan, disintegrasi sosial merupakan perpecahan suatu kelompok masyarakat karena faktor tertentu. Disintegrasi sosial terjadi karena adanya satu kelompok yang mengunggulkan identitasnya sendiri. Tidak hanya itu, kelompok tersebut juga mendiskriminasi atau membeda-bedakan kelompok lain. Hal tersebut dapat menimbulkan perpecahan di lingkungan masyarakat atau disebut sebagai […]

The post Ketahui 8 Contoh Disintegrasi Sosial appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Istilah ‘disintegrasi sosial’ pasti tidak asing di telinga masyarakat. Berkaitan dengan perselisihan, disintegrasi sosial merupakan perpecahan suatu kelompok masyarakat karena faktor tertentu. Disintegrasi sosial terjadi karena adanya satu kelompok yang mengunggulkan identitasnya sendiri.

Tidak hanya itu, kelompok tersebut juga mendiskriminasi atau membeda-bedakan kelompok lain. Hal tersebut dapat menimbulkan perpecahan di lingkungan masyarakat atau disebut sebagai disintegrasi sosial.

Ciri-ciri terjadinya disintegrasi sosial dapat dilihat dari perilaku atau sikap masyarakat yang kerap melanggar nilai dan norma. Nilai dan norma di masyarakat yang tidak berfungsi dengan baik dapat berujung pada kehidupan yang kurang harmonis. Interaksi negatif masyarakat seperti persaingan tidak sehat, saling fitnah, saling hasut, dan pertentangan antar kelompok dapat berujung pada situasi disintegrasi sosial.

Disintegrasi sosial dapat berdampak besar bagi kehidupan masyarakat. Beberapa dampak yang terjadi seperti meningkatnya konflik sosial, hubungan antar kelompok tidak harmonis, terancamnya persatuan masyarakat, hingga hilangnya nilai sosial dalam kehidupan bermasyarakat.

Apabila disintegrasi sosial dibiarkan terus menerus, perpecahan dalam skala besar mungkin saja terjadi. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui contoh disintegrasi sosial dan upaya penyelesaiannya.

Contoh-contoh Disintegrasi Sosial dalam Kehidupan

Perpecahan pada masyarakat bisa terjadi dalam berbagai bidang. Mulai dari budaya, lingkungan sekolah, masyarakat dan keluarga. Contoh dari disintegrasi sosial tersebut dapat menjadi pembelajaran bagi lingkungan masyarakat. Lantas, apa saja contoh disintegrasi sosial dalam kehidupan sehari-hari? Berikut ini contoh disintegrasi sosial yang dikategorikan berdasarkan bidang dalam kehidupan masyarakat.

Bidang Budaya

Di bidang budaya, disintegrasi sosial sangat mungkin terjadi karena keberagaman suku dan ras yang ada. Apabila antar suku tidak saling menghormati, maka disintegrasi sosial dapat terjadi.

Di Indonesia sendiri, disintegrasi sosial masih kerap terjadi karena adanya perbedaan atau diskriminasi. Biasanya, kurangnya rasa toleransi dan menghormati antar suku menjadi penyebab utama dari disintegrasi sosial. Peperangan antar etnis dapat merusak keharmonisan bangsa yang berujung konflik panjang.

Contoh disintegrasi sosial yang pernah terjadi di Indonesia adalah konflik di Kalimantan Barat antara masyarakat Madura dengan etnis Dayak. Selain itu, ada pula perseteruan masyarakat Bali dengan suku asli Lampung di Provinsi Lampung. Yang sering terdengar di masyarakat adalah perpecahan antar suku di Papua.

Lingkungan Sekolah

Di lingkungan sekolah, disintegrasi sosial masih banyak terjadi karena adanya kelompok atau geng-geng para pelajar. Contoh disintegrasi sosial di lingkungan sosial adalah tawuran antar pelajar sekolah. Aksi tawuran tersebut tentu memberi dampak buruk bagi lingkungan sekolah maupun masyarakat.

Dari segi sekolah dan pendidikan, tawuran dapat merusak fasilitas sekolah hingga menurunnya kualitas kegiatan belajar. Selain berdampak bagi pihak sekolah, tawuran juga menimbulkan keresahan bagi masyarakat sekitar kejadian.

Masyarakat

Selanjutnya, contoh disintegrasi sosial di lingkungan masyarakat antara lain seperti kurangnya sikap toleransi, adanya unjuk rasa atau demonstrasi, dan perselisihan antar masyarakat karena beda pendapat.

Disintegrasi sosial yang ada di masyarakat biasanya disebabkan karena perbedaan pendapat serta adanya tujuan yang sama antar kelompok.

Misal antara kelompok A dan B yang memiliki tujuan sama menuju tempat C, keduanya bisa saja berselisih dan berlomba untuk mencapai titik tujuan lebih dulu. Selama proses pencapaian inilah biasanya terjadi konflik memicu disintegrasi sosial.

Keluarga

Tidak hanya di lingkungan masyarakat, disintegrasi juga dapat terjadi di lingkup keluarga. Disintegrasi pada keluarga akan terjadi apabila anggota keluarga tidak saling berkomunikasi dengan baik.

Contoh disintegrasi pada lingkup keluarga adalah perceraian, putusnya hubungan orang tua dan anak, hingga perebutan harta warisan antar saudara.

Agar disintegrasi tidak terjadi pada lingkungan keluarga, perlu adanya interaksi dan komunikasi yang lebih intim sesama anggota. Hubungan yang lebih akrab antar anggota dapat tercipta melalui momen sepele seperti berdiskusi di tengah makan malam.

Contoh Disintegrasi Sosial Sepanjang Sejarah Indonesia

Sepanjang sejarah perjuangan Indonesia, terdapat beberapa disintegrasi sosial yang terjadi pada kehidupan masyarakat. Berikut ini 4 pemberontakan yang termasuk disintegrasi sosial.

Pemberontakan PKI

Disintegrasi sosial ini terjadi karena perbedaan ideologi antara komunis dengan Pancasila. Konflik ini dimulai dari sakit hatinya Amir Syarifuddin yang diberhentikan sebagai menteri. Selanjutnya, Amir membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang bertujuan menjatuhkan kabinet Mohammad Hatta saat itu.

Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)

Pemberontakan RMS terjadi karena penolakan masyarakat Maluku terhadap pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Masyarakat Maluku tegas ingin membentuk negara sendiri, yakni Republik Maluku Selatan.

Pemberontakan Andi Aziz

Pemberontakan yang dipimpin oleh Andi Aziz ini berlangsung pada Maret hingga April 1950 di Makassar, Sulawesi Selatan. Andi Aziz dan pasukannya melakukan pemberontakan karena tidak suka dengan kedatangan APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat). Selain itu, Andi Aziz berusaha menjaga keutuhan Negara Indonesia Timur (NIT) dalam pemberontakannya.

Pemberontakan PRRI dan PERMESTA

Pemberontakan yang terjadi antara PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia) dan PERMESTA ini terjadi karena angkatan darat Sulawesi dan Sumatera merasa diperlakukan tidak adil dibanding tentara di Jawa.

Hingga akhirnya, pemberontakan tersebut didukung oleh rakyat yang selanjutnya diberi nama PERMESTA (Perjuangan Rakyat Semesta).

The post Ketahui 8 Contoh Disintegrasi Sosial appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
6 Ciri-ciri Masyarakat Majemuk dan Penjelasannya https://haloedukasi.com/ciri-ciri-masyarakat-majemuk Fri, 12 Aug 2022 03:22:49 +0000 https://haloedukasi.com/?p=37932 Masyarakat majemuk atau yang kerap disebut dengan masyarakat multikultural adalah masyarakat yang memiliki beragam elemen kehidupan. Masyarakat majemuk memiliki asal, adat istiadat, latar belakang, hingga kebudayaan yang berbeda. Singkatnya, masyarakat majemuk berjalan beriringan apa adanya dengan sistem kehidupannya masing-masing. Kehidupan masyarakat majemuk dapat dilihat di Indonesia yang memiliki keragaman suku, agama, ras, dan antar golongan. […]

The post 6 Ciri-ciri Masyarakat Majemuk dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Masyarakat majemuk atau yang kerap disebut dengan masyarakat multikultural adalah masyarakat yang memiliki beragam elemen kehidupan. Masyarakat majemuk memiliki asal, adat istiadat, latar belakang, hingga kebudayaan yang berbeda.

Singkatnya, masyarakat majemuk berjalan beriringan apa adanya dengan sistem kehidupannya masing-masing. Kehidupan masyarakat majemuk dapat dilihat di Indonesia yang memiliki keragaman suku, agama, ras, dan antar golongan.

Kendati hidup beriringan, masyarakat majemuk tidak memiliki homogenitas karena perbedaan yang kuat. Bahkan, kurangnya dasar untuk memahami satu lain dapat terjadi pada masyarakat majemuk. Masyarakat majemuk atau multikultural dapat terbentuk karena adanya berbagai faktor.

Di Indonesia, masyarakat majemuk terjadi karena faktor sejarah Indonesia yang memiliki keragaman budaya. Selain itu, adanya pengaruh kebudayaan asing menyebabkan beberapa unsur tersebut tertinggal di Indonesia.

Oleh karena itu, berbagai unsur dari perbedaan budaya dapat membentuk masyarakat majemuk di suatu daerah. Lalu, apa saja ciri-ciri masyarakat majemuk?

Ciri Masyarakat Majemuk

Dengan kehidupan yang berbeda, masyarakat majemuk memiliki ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri tersebut dikategorikan menjadi banyak aspek. Mulai dari adanya pembagian kelompok sosial hingga rawan konflik dalam kehidupan masyarakat majemuk. Berikut ini ciri-ciri masyarakat majemuk menurut sosiolog Pierre L. Van Den Berghe.

  1. Terjadi Pembagian Kelompok Sosial

Masyarakat majemuk dapat mengalami pembagian kelompok sosial dengan kebudayaan yang berbeda-beda. Namun, pembagian kelompok sosial ini bisa menimbulkan beberapa dampak sebagai berikut:

  • Primordialisme, yakni kebanggaan berlebih terhadap kelompok sendiri karena adanya pembagian kelompok dalam kehidupan sosial.
  • Etnosentrisme, yakni menganggap kelompok sosial lain lebih rendah dibanding kelompoknya.
  • Stereotip etnis, yakni munculnya pandangan negatif terhadap sebuah kelompok karena adanya pembagian tersebut.

Contoh pembagian kelompok sosial ini dapat dilihat dari berbagai suku yang ada di Indonesia. Misalnya Pulau Jawa ditinggali oleh masyarakat dari suku Jawa, Sunda, dan Madura. Ketiganya hidup berdampingan, namun dengan adat istiadat masing-masing.

  1. Memiliki Struktur Sosial yang Terbagi

Struktur yang ada dalam kehidupan bermasyarakat jelas berbeda karena keragaman kelompoknya. Perbedaan struktur masyarakat tersebut dapat dilihat dari kemunculan lembaga sosial yang bersifat non komplementer atau tidak saling melengkapi.

Misalnya pada lembaga agama di Indonesia yang memayungi beberapa agama, tentu memiliki struktur yang berbeda-beda pula. Lembaga agama yang ada di Indonesia tidak saling melengkapi karena aturan yang diterapkan dalam satu agama berbeda dengan agama yang lain.

Lembaga agama yang menaungi agama Islam, tentu memiliki aturan yang berbeda dengan lembaga agama yang memayungi agama Kristen. Walau begitu, keduanya tetap berfokus pada satu hal, yakni agama.

  1. Kurangnya Mufakat atau Konsensus di Masyarakat

Keberagaman yang ada di masyarakat majemuk dapat mengakibatkan sulitnya mencapai mufakat atau kesepakatan dalam musyawarah.

Perbedaan pendapat dapat terjadi di lingkungan masyarakat majemuk. Latar belakang yang berbeda-beda dari setiap kelompok juga menjadi penyebab perbedaan pendapat satu sama lain.

Oleh karena itu, terlalu banyaknya kepala di dalam masyarakat majemuk mempersulit titik tengah kesepakatan saat diskusi. Kesepakatan bersama makin cenderung susah untuk dikembangkan. Lantas, bagaimana cara mencapai titik mufakat dalam masyarakat majemuk?

Berikut beberapa prinsip yang dapat dilakukan agar mufakat bisa tercapai:

  • Setiap orang diberi kebebasan dan hak untuk mengemukakan pendapat dalam bermusyawarah.
  • Pendapat diungkapkan setiap peserta musyawarah dengan alasan yang masuk akal.
  • Pendapat disampaikan dengan niat yang baik untuk mencapai mufakat serta demi kepentingan bersama.
  • Penyampaian pendapat dilakukan dengan etika dan tata krama yang sopan.
  • Ketika bermusyawarah, sebaiknya utamakan persamaan dan kepentingan bersama daripada ego masing-masing.
  1. Rawan Terjadi Konflik

Dalam kehidupan bermasyarakat, tidak dapat dipungkiri adanya konflik yang terjadi. Apalagi pada masyarakat majemuk, pasti adanya perbedaan yang bisa menjadi pemicu konflik.

Konflik yang terjadi pun beragam, bisa konflik antar individu hingga konflik antar kelompok. Biasanya, hal tersebut dikarenakan kurangnya toleransi satu sama lain, baik antar individu maupun kelompok.

  1. Tumbuhnya Integrasi Sosial Karena Paksaan dan Ketergantungan

Integrasi sosial sangat mungkin terjadi dalam kehidupan masyarakat majemuk. Sebab, antar masyarakat yang berbeda kebudayaan itu akan saling bergantung satu sama lain.

Meski demikian, integrasi sosial biasanya tumbuh karena adanya paksaan dari luar diri atau luar kelompok. Contoh dari integrasi sosial karena paksaan adalah ditetapkannya aturan anti-diskriminasi dalam penggunaan fasilitas publik.

Selain integrasi sosial, masyarakat majemuk saling bergantung dalam bidang ekonomi. Setiap individu pastinya membutuhkan pekerjaan untuk hidup sehari-hari. Oleh karena itu, individu harus mematuhi aturan yang ada dalam kehidupan masyarakat.

Hal tersebut dilakukan demi memenuhi kebutuhan ekonomi. Maka dapat disimpulkan bahwa kehidupan masyarakat majemuk saling bergantung dalam mencukupi kebutuhan ekonomi.

  1. Adanya Dominasi Ekonomi, Politik, dan Sosial Budaya

Munculnya dominasi di bidang ekonomi, politik, dan sosial budaya pasti terjadi dalam kehidupan masyarakat majemuk.

Dengan budaya yang berbeda-beda, akan ada satu kelompok yang memiliki kekuatan sendiri untuk mengatur kelompok lain.

Hal tersebut menjadi penguasaan atau dominasi yang muncul dalam masyarakat majemuk. Kelompok yang tidak memiliki kekuatan pun harus mengikuti alur dari kelompok yang mempunyai kekuatan atau power lebih.

The post 6 Ciri-ciri Masyarakat Majemuk dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Masyarakat Majemuk: Pengertian – Ciri dan Contohnya https://haloedukasi.com/masyarakat-majemuk Mon, 23 Aug 2021 14:00:01 +0000 https://haloedukasi.com/?p=26466 Hidup bermasyarakat, kita sering menjumpai banyak perbedaan antara satu individu dengan individu lainnya. Termasuk di dalamnya adalah perbedaan agama, ras, dan kultur budaya. Pengertian Masyarakat Majemuk Masyarakat majemuk adalah kata-kata sederhana yang berarti integrasi berbagai komunitas yang mempraktikkan budaya, bahasa, dan kepercayaan yang berbeda. Masyarakat yang majemuk mengandung unsur-unsur budaya dan etnis yang beragam, yang […]

The post Masyarakat Majemuk: Pengertian – Ciri dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Hidup bermasyarakat, kita sering menjumpai banyak perbedaan antara satu individu dengan individu lainnya. Termasuk di dalamnya adalah perbedaan agama, ras, dan kultur budaya.

Pengertian Masyarakat Majemuk

Masyarakat majemuk adalah kata-kata sederhana yang berarti integrasi berbagai komunitas yang mempraktikkan budaya, bahasa, dan kepercayaan yang berbeda.

Masyarakat yang majemuk mengandung unsur-unsur budaya dan etnis yang beragam, yang dapat menimbulkan konflik. Sebagian besar negara dihadapkan pada masyarakat seperti itu.

Ini mungkin timbul dari definisi sewenang-wenang tentang batas-batas nasional untuk memasukkan dua atau lebih kelompok etnis, atau sebagai akibat dari kolonisasi atau imigrasi. Efek buruk diperparah oleh diskriminasi, segregasi, eksploitasi, rasisme, elitisme dan kurangnya penghargaan terhadap perbedaan budaya, yang mengarah pada disparitas dan kurangnya integrasi.

Meskipun asimilasi merupakan salah satu jawaban atas dampak buruk masyarakat majemuk, asimilasi juga menabur benih ketidakpuasan. Keseimbangan yang berhasil dalam integrasi karakteristik nasional dan etnis belum ditemukan.

Banyak sosiolog menyarankan masyarakat majemuk adalah keseimbangan antara ekonomi dan ekologi tetapi RT Smith pada tahun 1958 mengkritik sistem ini karena menurutnya sistem itu menyoroti perbedaan dan tidak berkontribusi pada kesatuan dalam keragaman.

Pada tahun 1967 Dahl mempresentasikan gagasannya tentang masyarakat majemuk di mana ia menyebutkan bahwa itu lebih baik dipahami sebagai pembagian kekuasaan secara adil. Keuntungan utama dari masyarakat majemuk adalah bahwa pendapat semua orang didengar dan tidak ada ketidaksetaraan seperti sistem stratifikasi lainnya.

Ciri-ciri Masyarakat Majemuk

  • Mempertahankan Budaya sebagai Pendatang
    Negara-negara yang menerima imigran sering disebut sebagai melting pot di mana orang-orang dari latar belakang budaya yang berbeda datang untuk tinggal tetapi mampu mempertahankan tradisi budaya mereka sendiri.
  • Subkultur dalam Masyarakat Pluralistik
    • Kota Betlehem di Timur Tengah menunjukkan pluralisme ketika keluarga Kristen, Muslim dan Yahudi ingin hidup damai di tengah pertempuran di sekitar mereka.
    • Secara historis, ketika satu negara menduduki negara lain, masyarakat pluralistik berkembang jika penduduk asli negara itu diizinkan untuk melanjutkan tradisi mereka di samping tradisi dan praktik negara pendudukan.
  • Praktik Keagamaan dalam Demokrasi Pluralistik
    Dalam demokrasi pluralistik di mana tidak ada pendirian agama, orang bebas menjalankan agama apa pun yang mereka inginkan atau memilih untuk tidak menganut agama sama sekali. Agama-agama baru dapat dibentuk dan dipraktikkan.
  • Proses Legislatif dalam Demokrasi Pluralistik
    Keputusan yang diambil berdasarkan prinsip demokrasi bersifat pluralistik, termasuk mengesahkan undang-undang baru atau mengubah undang-undang yang sudah ada.

Faktor yang Mempengaruhi Masyarakat Menjadi Masyarakat Majemuk

  • Keanekaragaman Bahasa
    Isolasi dari banyak kelompok yang berbeda dalam satu negara, masing-masing hanya mengetahui bahasa mereka sendiri, terjadi terutama di negara-negara di mana terdapat banyak penduduk asli yang berbeda yang terputus satu sama lain dan dari pengaruh luar sehingga bahasa mereka tidak diketahui oleh orang lain. Karena sebagian besar bahasa ini tidak tertulis, sulit bagi masyarakat luas untuk mengetahuinya kecuali ada kontak ekstensif dengan suku yang bersangkutan. Keanekaragaman bahasa yang beragam merupakan hambatan besar bagi pendidikan penduduk asli dan integrasi mereka ke dalam masyarakat nasional.
  • Fragmentasi Keyakinan Beragama
    Perpecahan antar agama dan dalam satu agama menghasilkan intoleransi, diskriminasi, prasangka, konflik, dan terkadang perang. Perpecahan parah terjadi di antara banyak agama besar dunia dan antara sekte dan denominasi dalam satu agama.
  • Konflik antar Kelompok Minoritas
    Konflik antar kelompok minoritas dapat dipupuk oleh kelompok dominan untuk mempertahankan dominasinya. Suatu kelompok yang bercita-cita untuk bergabung atau mendekati kelompok dominan dapat meremehkan asal-usulnya dan menekan kelompok lain yang masih dalam posisi subordinat.
  • Integrasi ideologi yang tidak memadai ke dalam masyarakat
    Integrasi ideologis dalam arti luas mungkin terbukti mustahil karena atas dasar ideologilah masyarakat dijalankan. Ideologi yang saling bertentangan seperti kapitalisme dan komunisme mungkin tidak akan pernah diintegrasikan ke dalam masyarakat dalam arti yang paling murni dan kompromi mungkin menjadi solusi yang tidak akan diterima oleh kedua kubu. Dikotomi tersebut membuat masyarakat terbuka terhadap konflik dan kemungkinan disintegrasi.

Contoh Masyarakat Majemuk

Efek masyarakat jamak dapat dilihat di India; Bahkan, negara Indonesia yang notabenenya disebut dengan Bhineka Tunggal Ika. Ada lebih dari 2400 kasta, banyak agama tetapi orang-orang bertemu satu sama lain sebagai individu.

Misalnya di toko mana pun, mungkin ada banyak orang dari agama yang berbeda bekerja di bawah satu atap. Contoh lain adalah Lebanon dimana terdapat dua segmen utama Muslim Syiah dan Sunni dengan komunitas Kristen sebagai minoritas.

Perbedaan Masyarakat Majemuk dan Masyarakat Multikultural

  • Ada banyak hal yang salah dengan konsep multikulturalisme. Multikulturalisme percaya bahwa semua budaya adalah sama tetapi itu tidak benar.
  • Multikulturalisme didasarkan pada nilai-nilai common denominator terendah
  • Banyak orang berpikir multikulturalisme hanya berarti menunjukkan rasa hormat dan toleransi terhadap budaya dan kepercayaan lain. Jika demikian, seharusnya tidak dapat disangkal. Kita semua harus mendukung rasa hormat dan toleransi. Tapi itu sama sekali bukan multikulturalisme. Ini menyatakan bahwa semua nilai minoritas harus memiliki status yang sama dengan mayoritas. Setiap upaya untuk menjunjung tinggi nilai mayoritas atas minoritas adalah bentuk prasangka. Itu mengubah minoritas menjadi pendobrak budaya untuk menghancurkan gagasan menjadi budaya mayoritas sama sekali. Hasil akhir dari multikulturalisme adalah Balkanisasi suatu masyarakat.
  • Sebaliknya, pluralisme atau masyarakat majemuk tidak. Pluralisme didasarkan pada sistem nilai yang kita semua pegang bersama. Multikulturalisme didasarkan pada denominator umum terendah dari nilai-nilai dalam suatu masyarakat.
  • Menurut Melanie Phillips Masyarakat Majemuk memungkinkan banyak pengelompokan yang berbeda tetapi, tidak seperti multikulturalisme, tidak mencoba untuk memaksakan satu status seragam pada mereka semua. Hal ini memungkinkan seribu bunga untuk mekar, dengan minoritas membentuk komunitas keyakinan, etnis atau budaya dalam suatu masyarakat — tetapi di bawah payung identitas nasional yang nilai-nilai intinya dipatuhi oleh semua orang. Hanya dengan memiliki seperangkat nilai-nilai umum yang menyeluruh — monogami, kebebasan hati nurani, hak yang sama bagi perempuan, kebebasan berekspresi — sebuah masyarakat bersatu sebagai proyek bersama.

Kesimpulan Pembahasan

Kita perlu menyadari bahwa pluralisme jelas berbeda dengan multikulturalisme. Salah satunya didasarkan pada nilai-nilai positif yang kuat.

Jika kita menemukan hal yang berbeda dengan orang lain, sebaiknya kita saling menghargai seperti semboyan negara kita, Pancasila.

The post Masyarakat Majemuk: Pengertian – Ciri dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
2 Perbedaan Masyarakat Majemuk dan Multikultural yang Harus dipahami https://haloedukasi.com/perbedaan-masyarakat-majemuk-dan-multikultural Sat, 11 Jul 2020 02:27:34 +0000 https://haloedukasi.com/?p=8928 Indonesia dikenal sebagai negara yang masyarakatnya majemuk karena terdiri dari berbagai macam suku bangsa, agama, bahasa, adat istiadat, dan lain sebagainya. Masyarakat Indonesia yang majemuk kerap disamaartikan dengan masyarakat Indonesia yang multikultural. Padahal, kedua istilah tersebut yakni masyarakat majemuk dan masyarakat multiultural memiliki perbedaan mendasar dari segi pengertian dan ciri-ciri. Berikut adalah ulasan singkatnya. 1. […]

The post 2 Perbedaan Masyarakat Majemuk dan Multikultural yang Harus dipahami appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Indonesia dikenal sebagai negara yang masyarakatnya majemuk karena terdiri dari berbagai macam suku bangsa, agama, bahasa, adat istiadat, dan lain sebagainya.

Masyarakat Indonesia yang majemuk kerap disamaartikan dengan masyarakat Indonesia yang multikultural.

Padahal, kedua istilah tersebut yakni masyarakat majemuk dan masyarakat multiultural memiliki perbedaan mendasar dari segi pengertian dan ciri-ciri. Berikut adalah ulasan singkatnya.

1. Berdasarkan Pengertian

Menurut J.S Furnivall (1944), yang dimaksud masyarakat mejemuk atau plural society adalah masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen dan tatanan sosial yang hidup berdampingan, tetapi tidak terintegrasi dalam satu kesatuan politik.

Adapun menurut Kemendikbud (2017), yang dimaksud dengan masyarakat multikultural adalah masyarakat yang memiliki lebih dari dua kebudayaan.

Lebih lanjut dijelaskan, masyarakat multikultural tersusun atas berbagai budaya yang menjadi sumber nilai bagi terpeliharanya kestabilan kehidupan masyarakat pendukungnya.

Keragaman budaya tersebut berfungsi untuk mempertahankan identitas dan integrasi sosial masyarakatnya.

2. Berdasarkan Ciri-ciri

Menurut Piere L. Van de Berghe, masyarakat majemuk memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

  • Terjadinya segmentasi ke dalam kelompok-kelompok yang seringkali memiliki kebudayaan, atau lebih tepat sub-kebudayaan, yang berbeda satu sama lain.
  • Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat nonkomplementer.
  • Kurang mengembangkan konsensus di antara para anggota masyarakat tentang nilai-nilai sosial yang bersifat dasar.
  • Secara relatif seringkali terjadi konflik di antara kelompok yang satu dengan yang lainnya.
  • Secara relatif integrasi sosial tumbuh di atas paksaan (coercion) dan saling ketergantungan di dalam bidang ekonomi.
  • Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok-kelompok yang lain.

Adapun ciri-ciri masyarakat multikultural menurut Kun Maryati dan Juju Suryawati (2001) dan A. Ubaedillah (2016) di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Lebih menitikberatkan pada kesetaraan atau kesederajatan kebudayaan yang ada dalam masyarakat.
  • Tidak mengenal adanya hak dan kewajiban antara kelompok minoritas maupun mayoritas, baik secara hukum maupun sosial.
  • Menjunjung tinggi perbedaan budaya dan menjaga perbedaan budaya tersebut tetap hidup dan berkembang secara alamiah dan dinamis.
  • Perbedaan merupakan sebuah kesempatan untuk memanifestasikan hakikat sosial manusia dengan dialog dan komunikasi.
  • Menjunjung tinggi toleransi, saling pengertian, saling menghargai, saling menghormati, dan saling membantu satu sama lain tanpa memandang suatu kelompok sebagai kelompok minoritas atau mayoritas.
  • Setiap individu atau kelompok dari berbagai etnik dan budaya hidup dalam suasana kohesi sosial yang dinamis tanpa kehilangan identitas etnik dan kultur masing-masing.

The post 2 Perbedaan Masyarakat Majemuk dan Multikultural yang Harus dipahami appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>