masyarakat sosial - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/masyarakat-sosial Tue, 24 Jan 2023 03:38:20 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico masyarakat sosial - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/masyarakat-sosial 32 32 6 Fungsi Norma Sosial dalam Masyarakat https://haloedukasi.com/fungsi-norma-sosial Tue, 24 Jan 2023 03:36:14 +0000 https://haloedukasi.com/?p=41066 Dalam kehidupan bermasyarakat, selalu ada kaidah atau aturan-aturan yang mengatur kehidupan kita bersama baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Beragam aturan tersebut disebut sebagai norma. Norma adalah pedoman atau patokan seseorang atau masyarakat dalam berperilaku dan bertindak yang bersumber pada nilai. Nilai dan norma mempunyai hubungan erat. Yakni norma yang ada dalam masyarakat itu adalah […]

The post 6 Fungsi Norma Sosial dalam Masyarakat appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dalam kehidupan bermasyarakat, selalu ada kaidah atau aturan-aturan yang mengatur kehidupan kita bersama baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Beragam aturan tersebut disebut sebagai norma.

Norma adalah pedoman atau patokan seseorang atau masyarakat dalam berperilaku dan bertindak yang bersumber pada nilai. Nilai dan norma mempunyai hubungan erat. Yakni norma yang ada dalam masyarakat itu adalah perwujudan dari nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat tersebut.

Norma dianggap positif (baik) jika tindakan tersebut disarankan atau diwajibkan oleh lingkungan sosialnya. Contohnya menjenguk tetangga saat sakit atau melayat tetangga saat ada yang meninggal. Sebaliknya, norma dianggap negatif saat tindakan tersebut dilarang oleh lingkungan sekitarnya. Misalnya mencuri atau melukai orang lain.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, norma adalah aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok di masyarakat, dipakai sebagai tatanan, dan pengendali tingkah laku yang sesuai.

Pengertian norma menurut Broom Dan Selznic adalah suatu rancangan yang ideal dari perilaku manusia yang memberikan batasan bagi suatu anggota masyarakatnya untuk mencapai tujuan hidup yang sejahtera.

Kemudian sosiolog Indonesia, Soerjono Soekanto mendefinisikan norma sebagai sebuah perangkat di mana hal itu dibuat agar hubungan dalam suatu masyarakat bisa berjalan seperti yang diharapkan.

Dari kedua definis tersebut, kita bisa melihat bahwa norma mempunya kekuatan untuk mengikat tindak tanduk masyarakatnya. Dalam hal ini, normal sosial memungkinkan seseorang untuk menentukan terlebih dahulu bagaimana tindakannya nanti akan dinilai oleh masyarakat.

Norma juga dilengkapi sanksi yang dimaksudkan untuk mendorong bahkan menekan individu maupun kelompok atau masyarakat secara keseluruhan untuk mencapai nilai-nilai sosial.

Fungsi Norma Sosial

Norma sosial mempunyai fungsi tertentu dalam kehidupan bersama warga masyarakat. Beberapa fungsi tersebut antara lain:

  • Mengatur Tingkah Laku Masyarakat

Norma sosial menjadi pedoman masyarakat dalam mengatur sikap dan perilakunya agar tidak merugikan satu sama lain. Dengan adanya norma, setiap individu memiliki batas dalam bertindak dan tidak bisa berlaku sesuai kehendaknya sendiri.

Misalnya pasangan yang belum resmi menikah tidak diperbolehkan tinggal dalam satu rumah. Sebab di Indonesia, pernikahan adalah bentuk pengakuan bahwa seseorang telah sah untuk menjalani hidup bersama.

Kemudian suami tidak boleh menyiksa atau melukai istri. Jika hal tersebut terjadi maka akan dianggap pelanggaran norma dan ditindak untuk mendapatkan sanksinya.

  • Menciptakan Ketertiban dan Keadilan dalam Masyarakat

Dalam kehidupan bersosialisasi, setiap masyarakat diatur untuk saling menghormati dan menjaga satu sama lain. Hadirnya norma sosial memberikan batasan pada setiap orang untuk bertindak dengan memperhatikan acuan norma tersebut.

Contohnya saja ketika ada kasus pencurian. Tindakan ini jelas merugikan orang lain, sehingga perlu ditindak dan diadili sesuai hukuman yang berlaku. Misal lainnya saat ada balapan liar, perlu diadukan ke pihak polisi agar ditertibkan. Karena balapan ini menganggu sekaligus meresahkan masyarakat sekitarnya.

  • Membantu Mencapai Tujuan Bersama

Suatu kelompok masyarakat tentunya mempunyai tujuannya masing-masing. Keberadaan norma sosial membuat kehidupan masyarakat menjadi lebih terarah sehingga mudah untuk mencapai tujuan bersama.

Misalnya untuk mencapai tujuan kenyamanan dan keamanan lingkungan. Norma sosial berperan sebagai hukum dan pedoman yang mengatur perilaku setiap individu di dalamnya agar tidak saling menganggu dan merugikan orang lain.

  • Menjadi dasar Pemberian Sanksi Kepada Pelanggar Norma

Norma juga merupakan bentuk dalam penegakan hukum di masyarakat. Norma yang disepakati bersama ini wajib ditaati bersama pula. Sehingga ketika muncul suatu masalah atau perilaku yang tidak sesuai di masyarakat, norma bisa menjadi landasan untuk menindaknya.

Tujuannya tidak lain untuk menciptakan ketertiban di masyarakat. Serta melindungi setiap orang atas badannya, martabatnya, dan harta bendanya.

  • Sebagai Petunjuk Kehidupan Sehari-hari

Fungsi selanjutnya dari norma sosial adalah menjadi pedoman hidup sehari-hari di masyarakat. Hal ini perlu karena manusia tidak bisa bersikap egois dan hanya mementingkan diri sendiri ketika hidup berkelompok.

Misalnya ketika ada tetangga yang mengalami musibah maka kita harus membantunya dan mendukungnya, baik secara materiil maupun imateriil. Contoh lainnya adalah tidak membunyikan musik yang terlalu keras saat waktu beristirahat.

  • Sebagai Pengikat dalam Hidup Bermasyarakat

Norma sosial juga berguna sebagai pengikat dalam hidup bermasyarakat. Sebelumnya norma berdasarkan daya ikatnya dibagi menjadi empat yaitu cara, kebiasaan, tata kelakuan, dan adat.

Pengikat di sini maksudnya adalah membuat kendali atau batasan-batasan tertentu untuk mengatur perilaku masyarakatnya satu sama lain. Namun batasan ini tidak ditujukan untuk mengekang individu, melainkan untuk melindungi individu yang bersangkutan.

Contohnya menjaga sopan santun saat berbicara dengan orang yang lebih tua. Hal ini tidak berarti orang tua bisa sewenang-wenang karena lebih dihormati, melainkan agar orang tua lebih menyayangi dan ikut menghormati yang lebih muda.

Terkait dengan fungsi norma, Emile Durkheim menyebutkan norma akan kehilangan fungsinya manakala terjadi perubahan sosial secara mendadak. Perubahan tersebut umumnya akan mengakibatkan kekacauan sosial, sebab masyarakat kehilangan arah dan panduan. Hal ini ditandai dengan runtuhnya norma.

Durkheim menyebut kondisi ini sebagai anomi. Hilangnya arah yang dirasakan masyarakat ketika kontrol sosial terhadap perilaku individu tidak efektif atau tanpa norma.

The post 6 Fungsi Norma Sosial dalam Masyarakat appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
4 Faktor Terwujudnya Integrasi Sosial yang Perlu Diketahui beserta Contohnya https://haloedukasi.com/faktor-terwujudnya-integrasi-sosial Mon, 12 Sep 2022 09:09:57 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38576 Integrasi sosial terjadi apabila berbagai unsur dari suatu sistem sosial yang ada di masyarakat saling berhubungan secara terus-menerus di berbagai bidang kehidupan. Unsur-unsur tersebut saling bekerja sama sehingga dapat tercipta keutuhan dan persatuan dalam masyarakat. Wujud integrasi sosial dapat dilihat dari kehidupan masyarakat yang tentram, harmonis, dan dapat saling menghargai perbedaan. Selain itu, adanya peluang […]

The post 4 Faktor Terwujudnya Integrasi Sosial yang Perlu Diketahui beserta Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Integrasi sosial terjadi apabila berbagai unsur dari suatu sistem sosial yang ada di masyarakat saling berhubungan secara terus-menerus di berbagai bidang kehidupan. Unsur-unsur tersebut saling bekerja sama sehingga dapat tercipta keutuhan dan persatuan dalam masyarakat.

Wujud integrasi sosial dapat dilihat dari kehidupan masyarakat yang tentram, harmonis, dan dapat saling menghargai perbedaan. Selain itu, adanya peluang yang setara dalam bidang ekonomi dan sikap terbuka dari kelompok penguasa merupakan bentuk terwujudnya integrasi sosial dalam masyarakat.

Proses terwujudnya integrasi sosial dalam masyarakat harus memenuhi beberapa unsur, antara lain;

  • Akomodasi: upaya untuk meredam pihak-pihak yang berkonflik
  • Kerja sama: sebagai hasil dari akomodasi antara pihak-pihak yang berkonflik
  • Koordinasi: mengatur pihak-pihak yang berkonflik agar melaksanakan peraturan dan tindakan yang tidak bertentangan dengan nilai dan norma.
  • Asimilasi: sebagai tahap terakhir yakni peleburan perbedaan antara pihak yang berkonflik, maka terciptalah integrasi sosial.

Contoh integrasi sosial yang ada di lingkungan masyarakat adalah proses belajar mengajar di sekolah. Lembaga pendidikan seperti sekolah memiliki tujuan mendidik siswa tidak hanya untuk memperoleh ilmu pengetahuan, tetapi juga untuk mempunyai sikap dan perilaku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku, sehingga keteraturan dan keserasian dalam masyarakat bisa tercapai.

Agar integrasi sosial dapat terjuwud dengan cepat, maka diperlukan berbagai faktor pendukung. Berikut adalah penjelasan mengenai empat faktor tersebut yang juga dilengkapi dengan contoh.

1. Homogenitas Kelompok

Homogenitas dalam sosiologi dapat diartikan sebagai persamaan identitas yang dimiliki oleh setiap anggota kelompok. Misalnya, sifat, kebiasaan, budaya, adat istiadat, tujuan, kepercayaan, atau kepentingan.

Integrasi sosial akan mudah diraih apabila dalam masyarakat memiliki heterogenitas (keberagaman) rendah. Namun, jika dalam suatu masyarakat yang memiliki tingkat heterogenitas yang tinggi maka proses integrasi sosial membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Contohnya, di sekolah terdapat ekstrakurikuer bola basket, setiap anggota mempunyai hobi yang sama yaitu bermain bola basket dan ingin mengikuti kompetisi tingkat nasional. Oleh karena itu, integrasi sosial dalam kelompok tersebut mudah dicapai karena ada kegemaran dan tujuan sama.

2. Ukuran Kelompok

Faktor lain yang dapat mempercepat atau memperlambat integrasi sosial adalah besar kecilnya jumlah anggota kelompok.

Pada dasarnya, dalam kelompok yang memiliki jumlah anggota kecil atau sedikit dan tingkat heterogenitas rendah, proses integrasi sosial menjadi lebih cepat terwujud. Hal ini disebabkan oleh interaksi sosial yang terjadi secara intensif dan anggota kelompok yang lebih mudah diatur.

Sebaliknya, semakin banyak jumlah anggota dalam suatu kelompok, maka integrasi sosial semakin sulit diraih. Sebab, terdapat berbagai latar belakang, sifat, atau tujuan setiap anggota yang menyebabkan proses penyesuaian lambat dilakukan.

Contohnya, ekstrakurikuler teater memiliki jumlah anggota lebih sedikit daripada ekstrakulikuler musik sehingga lebih mudah diatur dan diawasi.

3. Efektivitas Komunikasi

Komunikasi merupakan salah satu syarat terjadinya interaksi sosial dalam masyarakat. Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua individu atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Komunikasi terjadi apabila individu memberikan tafsiran pada perilaku orang lain yang terjuwud dalam pembicaraan, gerakan dan perasaan yang akan disampaikan.

Salah satu indikator atau ciri efektivitas komunikasi yaitu cara penyampaian pesan yang mudah dimengerti. Semakin lancar atau efektif komunikasi suatu kelompok, maka semakin cepat pula intergarsi sosial dapat terjadi. Namun, jika suatu kelompok tidak mempunyai komunikasi yang efektif, maka intergrasi sosial sukar terwujud.

Contohnya, Ali lebih mudah melakukan komunikasi dengan individu atau kelompok yang berbicara dengan bahasa yang sama.

4. Mobilitas Geografis

Mobilitas geografis pada umumnya diartikan sebagai perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain. Misalnya, pindah sekolah, tempat kerja, atau tempat tinggal.

Anggota masyarakat yang sering melakukan mobilitas geografis cenderung akan mempersulit proses integrasi sosial dalam suatu kelompok. Hal tersebut dikarenakan individu tersebut harus melakukan penyesuaian diri (adaptasi) kembali di lingkungan baru.

Sementara itu, apabila anggota masyarakat yang jarang atau bahkan tidak pernah melakukan mobilitas geografis akan mempermudah proses integrasi sosial dalam kelompok. Sebab, ikatan sosial yang telah dibangun sudah sangat erat sehingga integrasi sosial semakin cepat terjadi.

Contohnya, Andi dalam satu tahun berpindah tempat kerja sebanyak tiga kali dikarenakan berbagai alasan. Oleh karena itu, Andi merasa kesulitan sehingga memerlukan waktu yang cukup lama untuk beradaptasi dan berbaur dengan lingkungan kerja yang baru.

The post 4 Faktor Terwujudnya Integrasi Sosial yang Perlu Diketahui beserta Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
6 Hambatan dalam Masyarakat Multikultural yang Perlu Diketahui https://haloedukasi.com/hambatan-dalam-masyarakat-multikultural Mon, 12 Sep 2022 08:57:34 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38417 Indonesia merupakan salah satu bangsa yang multikultural, memiliki beragam budaya, suku, etnis, agama, kepercayaan, bahasa, dan kesenian. Faktor utama terbentuknya masyarakat multikultural di Indonesia yaitu adanya faktor geografis. Indonesia terletak pada posisi yang strategis yakni di antara dua benua dan dua samudra. Sehingga, banyak kapal asing yang singgah di kepulauan Indonesia. Hal tersebut menyebabkan terjadinya […]

The post 6 Hambatan dalam Masyarakat Multikultural yang Perlu Diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Indonesia merupakan salah satu bangsa yang multikultural, memiliki beragam budaya, suku, etnis, agama, kepercayaan, bahasa, dan kesenian. Faktor utama terbentuknya masyarakat multikultural di Indonesia yaitu adanya faktor geografis.

Indonesia terletak pada posisi yang strategis yakni di antara dua benua dan dua samudra. Sehingga, banyak kapal asing yang singgah di kepulauan Indonesia. Hal tersebut menyebabkan terjadinya penyebaran kebudayaan di Indonesia, sebagai hasil dari proses akulturasi, asimilasi, dan amalgamasi.

Dasar utama untuk mewujudkan masyarakat multikultural adalah multikulturalisme, yang diartikan sebagai pandangan yang mengakui dan mengangungkan perbedaan dalam kesederajatan, baik secara personal maupun kebudayaan. Multikulturalisme dapat berkembang ketika didukung adanya toleransi dan saling menghormati satu sama lain.

Masyarakat multikultural memiliki beberapa ciri yang membedakannya dengan bentuk masyarakat lainnya. Adapun ciri-ciri masyarakat multikultural antara lain, memiliki rasa toleransi, empati, menghargai perbedaan, bersifat inklusif, dan memiliki kesadaran dalam berintegrasi yang tinggi.

Dalam praktiknya, hidup berdampingan dengan kelompok lain yang memiliki berbagai perbedaan memang tidaklah mudah. Ada saja rintangan dan hambatan dalam mewujudkan masyarakat multikultural yang adil dan menghargai perbedaan.

Berikut adalah beberapa hambatan dalam masyarakat multikultural yang perlu diketahui, antara lain:

1. Etnosentrisme

Ernosentrisme merupakan suatu pandangan yang melekat pada individu atau kelompok dalam masyarakat yang selalu menilai dan mengukur kebudayaan-kebudayaan lain dengan nilai kebudayaan sendiri.

Etnosentrisme juga dapat diartikan sebagai paham yang memandang budaya kelompok sendiri lebih baik daripada budaya kelompok lain.

Paham ini bisa menghambat hubungan dalam masyarakat multikultural yang di dalamnya terdapat banyak beragam golongan. Selain itu, etnosentrisme juga menghambat proses asimilasi dan proses integrasi sosial dalam masyarakat.

2. Pertentangan Antara Budaya Barat dan Timur

Mayoritas masyarakat dunia cenderung menganggap bahwa budaya barat lebih maju dibandingkan dengan budaya timur. Hal tersebut karena budaya barat dipandang progresif dan dinamis (hot culture). Sebaliknya, budaya timur dinilai regresif (mundur) dan statis (cold culture).

Akibatnya, masyarakat cenderung memiliki gaya hidup yang kebarat-baratan (westernisasi). Gaya hidup ini berkembang di berbagai aspek kehidupan masyarakat, mulai dari kebiasaan, kuliner, budaya, sampai dengan hiburan.

3. Pluralisme Budaya Dianggap Eksotis

Pluralisme dapat diartikan sebagai suatu pandangan yang menghargai adanya perbedaan dalam masyarakat. Tidak hanya sekedar menghargai, tetapi juga mengizinkan kelompok yang berbeda tersebut untuk selalu memelihara ciri khas dan keunikan budaya masing-masing. Dengan demikian, dapat pula dikatakan bahwa pluralisme sebagai paham yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi.

Namun, di sisi lain pluralisme budaya akan menjadi suatu hambatan apabila dianggap sebagai suatu yang eksotis semata. Masyarakat yang menganut paham ini menyebut budaya asing yang berbeda dengan budayanya sendiri dengan istilah budaya luar (the other).

Oleh karena itu, budaya asing tidak dinilai dan dihargai sebagai budaya yang punya keunikan tertentu yang berbeda dengan budayanya, melaikan hanya dipandang eksotis dan menarik perhatian saja.

4. Pandangan Paternalistis

Paternalistis umumnya dimaknai sebagai pandangan yang menganggap bahwa laki-laki lebih pantas menjadi pemimpin daripada perempuan. Dampak dari pandangan ini banyak orang yang berpendapat bahwa laki-laki memiliki status dan peran yang lebih unggul serta mendominasi sehingga lebih layak dijadikan pemimpin. Sebaliknya, kedudukan perempuan hanya sebagai subordinasi.

Paternalistis dapat menimbulakn berbagai stereotip bagi kaum perempuan. Contohnya dalam lingkungan sekolah atau kerja, status perempuan masih dianggap rendah, lemah, dependensi, dan tidak bisa bersaing dengan kaum laki-laki.

Selain itu, perempuan kerap dinilai hanya dapat melakukan pekerjaan di ranah domestik (rumah tangga) saja. Padahal, dalam realitas kehidupan sehari-hari menunjukkan bahwa perempuan juga dapat melakukan berbagai pekerjaan di sektor publik sebagai mana yang dilakukan oleh laki-laki.

Pandangan paternalistis dapat mendorong terjadinya ketimpangan peran dan status antara laki-laki dan perempuan. Status laki-laki yang terkesan diagung-agungkan menyebabkan perempuan menjadi korban marginalisasi dan diskriminasi di berbagai bidang kehidupan, seperti politik, ekonomi, dan pendidikan.

5. Indigenous Culture

Indigenous culture merupakan istilah yang diartikan sebagai suatu kebudayaan yang dianggap asli. Di suatu negara yang multikultural seperti Indonesia, harus selalu mengutamakan dan menampilkan kebudayaan nasional bangsa tidak hanya menunjukkan kearifan lokal suatu daerah atau golongan semata.

Jika hal tersebut terjadi, maka akan menyebabkan kecemburuan sosial. Masyarakat akan mencari dan mempertanyakan yang mana sebenarnya kebudayaan asli tersebut. Selain kecemburuan social, situasi ini akan menyebabkan terjadinya disintegrasi nasional.

Apabila salah satu unsur budaya lokal diangkat menjadi suatu simbol atau logo nasional tanpa dukungan dan persetujuan masyarakat, maka masyarakat akan melakukan protes baik secara langsung maupun melalui media sosial.

Dengan demikian, penggunaan unsur kebudayaan nasional harus menjadi pilihan utama agar tidak menimbulkan perpecahan dalam masyarakat.

6. Pandangan Negatif Terhadap Orang Asing

Salah satu hambatan dalam masyarakat multikultural yaitu masarakat lokal cenderung memiliki pandangan negatif terhadap orang asing yang berujar atau berdiskusi tentang kebudayaan masyarakat lokal.

Masyarakat lokal menganggap bahwa orang asing tidak boleh mempelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai kebudayaannya. Masyarakat lokal memiliki pendapat bahwa mereka yang paling mengerti dan mengetahui tentang unsur-unsur kebudayaan mereka sendiri. Padahal dalam realitanya masyarakat lokal cenderung apatis dan tidak ingin belajar budaya sendiri.

Sementara itu, banyak orang asing dengan rasa keingintahuan yang kuat pergi belajar dan melakukan observasi secara langsung tentang kebudayaan suatu kelompok. Tidak hanya itu, terkadang orang asing juga aktif melakukan kritik terhadap suatu budaya beserta masyarakatnya.

The post 6 Hambatan dalam Masyarakat Multikultural yang Perlu Diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>