mobilitas sosial - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/mobilitas-sosial Thu, 19 Oct 2023 04:03:29 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico mobilitas sosial - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/mobilitas-sosial 32 32 Sosiologi Horizontal : Pengertian, jenis, dan Contohnya https://haloedukasi.com/sosiologi-horizontal Thu, 19 Oct 2023 04:03:26 +0000 https://haloedukasi.com/?p=46091 Dalam sosiologi, mobilitas atau pergerakan sosial tak dapat terhindarkan untuk dibahas dan dipahami. Mobilitas sosial sendiri berkaitan dengan perubahan tingkat dan kelas seseorang atau sebuah kelompok tertentu. Terdiri dari dua jenis, mobilitas sosial dalam ilmu sosiologi meliputi mobilitas sosial vertikal dan mobilitas sosial horizontal. Jika sosiologi vertikal adalah pergerakan sosial individu atau kelompok yang bisa […]

The post Sosiologi Horizontal : Pengertian, jenis, dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dalam sosiologi, mobilitas atau pergerakan sosial tak dapat terhindarkan untuk dibahas dan dipahami. Mobilitas sosial sendiri berkaitan dengan perubahan tingkat dan kelas seseorang atau sebuah kelompok tertentu. Terdiri dari dua jenis, mobilitas sosial dalam ilmu sosiologi meliputi mobilitas sosial vertikal dan mobilitas sosial horizontal.

Jika sosiologi vertikal adalah pergerakan sosial individu atau kelompok yang bisa terjadi naik dan turun, maka sosiologi horizontal adalah pergerakan sosial individu atau kelompok yang mengubah peran sosialnya saja. Sosiologi horizontal tidak berkaitan dengan tinggi rendahnya posisi seseorang dan sebuah kelompok.

Pengertian Sosiologi Horizontal

Sosiologi horizontal atau mobilitas sosial horizontal merupakan perubahan kehidupan sosial individu atau kelompok yang berfokus pada kesetaraan. Seseorang yang masih berada pada tingkat atau kelas sosial yang sama walaupun mengalami perubahan posisi karena perpindahan disebut dengan sosiologi horizontal.

Status sosial seseorang atau sebuah kelompok akan tetap sama, tidak mengalami peningkatan maupun penurunan seperti halnya dalam sosiologi vertikal. Ini karena sosiologi horizontal berfokus pada peran sosial yang berubah atau posisi pekerjaan yang berpindah.

Jenis Sosiologi Horizontal

Sosiologi horizontal berfokus pada perubahan yang terjadi di dalam masyarakat, baik individu maupun suatu kelompok pada satu lapisan sosial yang sama. Terdapat dua jenis bentuk sosiologi horizontal yang perlu dipahami, yakni horizontal antargenerasi dan horizontal antar wilayah (dari segi geografisnya).

  • Sosiologi Horizontal Antargenerasi

Sosiologi horizontal antargenerasi adalah mobilitas sosial yang terjadi ketika seseorang atau kelompok tertentu mengalami perubahan status sosial dari satu generasi ke generasi lain namun fokus hanya pada pindahnya status sosial dan tidak berhubungan dengan keturunan generasi tersebut.

Sosiologi horizontal antargenerasi pun masih memiliki dua jenis bentuk lainnya, yakni terbagi menjadi horizontal intragenerasi dan horizontal intergenerasi.

  • Sosiologi Horizontal Intragenerasi

Pada sosiologi horizontal intragenerasi, individu yang masih berada di generasi yang sama memiliki status sosial yang berubah. Perpindahan status ini tidak berkaitan dengan apa yang sudah dicapai oleh anggota keluarga ataupun keturunan-keturunannya, tapi apa yang sudah dicapai oleh individu tersebut.

Hal ini seperti anak yang lahir dari keluarga kurang mampu dan kemudian dapat menempuh pendidikan setinggi-tingginya untuk kemudian memiliki profesi terpandang, baik menjadi pilot, dokter, pengacara, dan profesi lainnya.

  • Sosiologi Horizontal Intergenerasi

Pada sosiologi horizontal intergenerasi, terdapat keterlibatan dua generasi berbeda dengan status sosial yang sama. Mobilitas sosial seperti ini biasanya berkaitan dengan apa yang sudah dicapai anggota keluarga atau keturunan-keturunannya.

Sehingga, tidak berfokus pada apa yang sudah dicapai oleh satu individu yang sama. Hal ini seperti ketika seorang ibu memiliki profesi sebagai guru atau dosen, dan kemudian sang anak yang telah dewasa juga mengambil profesi yang sama.

  • Sosiologi Horizontal Antar Wilayah

Soziologi horizontal antar wilayah merupakan terjadinya perubahan kehidupan sosial individu atau kelompok tertentu yang melibatkan sisi geografis. Jadi saat satu orang atau kelompok berpindah dari satu wilayah ke wilayah lain, hal ini dianggap sebagai mobilitas sosial horizontal geografis/antar wilayah.

Contoh-contoh Sosiologi Horizontal

Berikut ini adalah beberapa contoh sosiologi atau mobilitas sosial horizontal yang bisa kita jumpai sehari-hari di sekitar kita.

  • Perpindahan tempat kerja namun masih dengan posisi yang sama atau setara, misalnya seperti pelayan di suatu kafe menjadi pelayan di sebuah restoran, atau seorang kasir yang pindah kerja dari satu supermarket ke supermarket lain.
  • Seorang anak mengikuti jejak orang tuanya secara persis, yakni mengambil jurusan kuliah kedokteran dan kemudian menjadi dokter, sama seperti orang tuanya yang merupakan lulusan kedokteran dan mengambil profesi dokter.
  • Seseorang dengan status sebagai warga negara Indonesia memutuskan berpindah atau mengganti kewarganegaraan menjadi warga negara asing.
  • Seseorang pindah dari satu kota besar ke kota besar lainnya atau dari satu desa ke desa lain.
  • Seorang siswa pindah sekolah karena di sekolah sebelumnya tidak naik kelas sehingga sebagai murid pindahan ia harus mengulang di sekolah baru.
  • Seorang atasan yang memindahtugaskan karyawannya ke wilayah berbeda namun posisi karyawan tersebut masih sama.
  • Pertukaran pelajar dari satu negara ke negara lain untuk jangka waktu tertentu.

Sosiologi horizontal dapat terlihat memiliki pergerakan yang mengarah pada kesetaraan dalam kehidupan sosial masyarakat (karena horizontal sendiri adalah garis mendatar).

The post Sosiologi Horizontal : Pengertian, jenis, dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Contoh Bentuk Mobilitas Sosial Horizontal dan Vertikal https://haloedukasi.com/contoh-bentuk-mobilitas-sosial-horizontal-dan-vertikal Tue, 14 Feb 2023 07:17:57 +0000 https://haloedukasi.com/?p=41437 Mobilitas sosial merujuk pada perpindahan posisi sosial seseorang dalam masyarakat. Ada dua jenis mobilitas sosial yang dikenal: mobilitas sosial horizontal dan mobilitas sosial vertikal. Semuanya dibedakan dari dampak negatif dan positif mobilitas sosial setiap jenis. Mobilitas sosial horizontal adalah perpindahan posisi sosial seseorang dari satu kelas sosial ke kelas sosial lain yang setara. Misalnya, seseorang […]

The post 5 Contoh Bentuk Mobilitas Sosial Horizontal dan Vertikal appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Mobilitas sosial merujuk pada perpindahan posisi sosial seseorang dalam masyarakat. Ada dua jenis mobilitas sosial yang dikenal: mobilitas sosial horizontal dan mobilitas sosial vertikal. Semuanya dibedakan dari dampak negatif dan positif mobilitas sosial setiap jenis.

Mobilitas sosial horizontal adalah perpindahan posisi sosial seseorang dari satu kelas sosial ke kelas sosial lain yang setara. Misalnya, seseorang yang berasal dari kelas menengah yang kemudian naik ke kelas menengah atas. Ini bisa dicapai melalui karir atau usaha yang sukses, atau melalui perubahan dalam pendidikan atau kualifikasi.

Sedangkan mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan posisi sosial seseorang dari satu tingkat sosial ke tingkat yang lebih tinggi atau lebih rendah. Misalnya, seseorang yang berasal dari kelas bawah yang kemudian naik ke kelas menengah atau sebaliknya. Ini bisa dicapai melalui karir atau usaha yang sukses, atau melalui perubahan dalam pendidikan atau kualifikasi.

Kedua jenis mobilitas sosial ini penting dalam masyarakat karena mereka menunjukkan tingkat kesempatan yang ada bagi individu untuk meningkatkan status sosial mereka. Mobilitas sosial yang tinggi menunjukkan tingkat kesempatan yang lebih tinggi bagi individu untuk meningkatkan posisi sosial mereka, sementara mobilitas sosial yang rendah menunjukkan tingkat kesempatan yang lebih rendah.

Namun demikian, mobilitas sosial tidak selalu mengarah pada peningkatan kesejahteraan ekonomi, kesehatan, atau kualitas hidup yang lebih baik bagi individu yang mengalami perpindahan posisi sosial. Selain itu, mobilitas sosial juga dipengaruhi oleh faktor pendorong dan penghambat mobilitas sosial seperti ras, etnis, jenis kelamin, orientasi seksual, dan identitas gender.

Contoh Bentuk Mobilitas Sosial Horizontal

  • Peningkatan Kualifikasi

Contoh lain mobilitas horizontal dan vertikal adalah seorang pekerja di sektor industri yang berhasil meningkatkan kualifikasinya dan memperoleh pekerjaan dengan gaji yang lebih tinggi. Ini merupakan contoh mobilitas sosial horizontal karena perpindahan tersebut dari satu posisi yang setara (pekerja di sektor industri) ke posisi yang setara (pekerja di sektor industri dengan gaji yang lebih tinggi) dalam dunia kerja.

Pekerja di sektor industri yang berhasil meningkatkan kualifikasinya dan memperoleh pekerjaan dengan gaji yang lebih tinggi mungkin meningkatkan pendapatannya, memperoleh kesempatan untuk mengembangkan karirnya dan memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

Hal ini menunjukkan bahwa mobilitas sosial horizontal dapat meningkatkan kesempatan individu untuk meningkatkan posisi sosial dan ekonomi mereka.

  • Perpindahan Lokasi

Contoh mobilitas sosial horizontal dimana perpindahan penduduk yang berupa perubahan lokasi. Contohnya adalah seorang pekerja yang pindah dari kota ke kota lain untuk mencari pekerjaan yang lebih baik. Ini merupakan contoh mobilitas sosial horizontal karena perpindahan tersebut dari satu posisi yang setara (pekerja di kota A) ke posisi yang setara (pekerja di kota B) dalam dunia kerja.

Pekerja yang pindah dari kota ke kota lain untuk mencari pekerjaan yang lebih baik mungkin meningkatkan pendapatannya, memperoleh kesempatan untuk mengembangkan karirnya dan memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

Contoh Bentuk Mobilitas Sosial Vertikal

  • Peningkatan Status Sosial

Salah satu contoh mobilitas sosial vertikal adalah seorang anak dari keluarga miskin yang berhasil lulus dari sekolah dan kemudian mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang baik. Ini merupakan contoh mobilitas sosial vertikal karena perpindahan tersebut dari satu tingkat sosial yang lebih rendah (keluarga miskin) ke tingkat yang lebih tinggi (pekerja dengan gaji yang baik).

Anak dari keluarga miskin yang berhasil lulus dari sekolah dan kemudian mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang baik mungkin meningkatkan pendapatannya, memperoleh kesempatan untuk mengembangkan karirnya dan memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Hal ini menunjukkan bahwa mobilitas sosial vertikal dapat meningkatkan kesempatan individu untuk meningkatkan posisi sosial dan ekonomi mereka.

  • Peningkatan Jabatan Kerja Kantoran

Salah satu contoh bentuk mobilitas sosial horizontal adalah pekerja kantoran yang berpindah dari posisi staf ke posisi manajer. Ini merupakan contoh mobilitas sosial horizontal karena perpindahan tersebut dari satu posisi yang setara (staf) ke posisi yang setara (manajer) dalam hierarki organisasi.

Pekerja kantoran yang berpindah dari posisi staf ke posisi manajer mungkin meningkatkan gajinya, mendapatkan tanggung jawab yang lebih besar, dan memperoleh kesempatan untuk mengembangkan karirnya. Hal ini menunjukkan bahwa mobilitas sosial horizontal dapat meningkatkan kesempatan individu untuk meningkatkan posisi sosial dan ekonomi mereka.

  • Peningkatan Skala Bisnis

Selanjutnya adalah seorang pelaku bisnis yang berhasil meningkatkan perusahaannya dari skala kecil menjadi perusahaan besar. Ini merupakan contoh mobilitas sosial horizontal karena perpindahan tersebut dari satu tingkat ke tingkat yang setara dalam dunia bisnis.

Pelaku bisnis yang berhasil meningkatkan perusahaannya dari skala kecil menjadi perusahaan besar mungkin meningkatkan pendapatannya, memperoleh kekayaan yang lebih besar, dan memperoleh kesempatan untuk mengembangkan bisnisnya. Hal ini menunjukkan bahwa mobilitas sosial horizontal dapat meningkatkan kesempatan individu untuk meningkatkan posisi sosial dan ekonomi mereka.

The post 5 Contoh Bentuk Mobilitas Sosial Horizontal dan Vertikal appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
8 Faktor Pendorong dan Penghambat Mobilitas Sosial https://haloedukasi.com/faktor-pendorong-dan-penghambat-mobilitas-sosial Tue, 31 Jan 2023 03:33:40 +0000 https://haloedukasi.com/?p=41119 Jakarta ramai, mungkin itu adalah dua kata yang tepat untuk mewakili pembukaan dari artikel ini. Namun keramaian tersebut ternyata juga terjadi di kota Jabodetabek lainnya. Sarana kendaraan umum tampak tidak pernah sepi pengunjung, dari pagi hingga malam. Tidak jarang, sarana umum yang tersedia seperti kereta api maupun busway terlihat tidak lagi mampu menampung banyaknya penghuni […]

The post 8 Faktor Pendorong dan Penghambat Mobilitas Sosial appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Jakarta ramai, mungkin itu adalah dua kata yang tepat untuk mewakili pembukaan dari artikel ini. Namun keramaian tersebut ternyata juga terjadi di kota Jabodetabek lainnya.

Sarana kendaraan umum tampak tidak pernah sepi pengunjung, dari pagi hingga malam. Tidak jarang, sarana umum yang tersedia seperti kereta api maupun busway terlihat tidak lagi mampu menampung banyaknya penghuni kota yang datang untuk bekerja.

Adanya pergerakan penduduk dari suatu kota ke kota lainnya untuk memperbaiki nasib, mendapatkan pekerjaan, status ekonomi yang lebih baik, status sosial yang lebih tinggi, hingga peluang untuk sukses yang lebih besar khususnya di Jakarta, ternyata dibahas dalam tema mobilitas sosial.

Pengertian Mobilitas Sosial

Mobilitas sosial berasal dari bahasa latin mobilis yang artinya mudah dipindahkan, banyak gerak, atau bergerak dan socius, yaitu lahir, tumbuh, dan berkembang dalam kehidupan bersama.

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa mobilitas sosial adalah pergerakan yang terjadi dalam struktur sosial melibatkan adanya pola-pola tertentu dalam lapisan masyarakat.

Paul B. Horton dan Chester L. Hunt (1992) dalam buku berjudul Sosiologi, menjelaskan bahwa mobilitas sosial dapat dialami semua individu di masyarakat, karena setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan untuk berusaha agar naik ke lapisan struktur sosial yang lebih tinggi atau lebih baik.

Secara singkat, mobilitas sosial diartikan sebagai perpindahan status sosial yang dimiliki seseorang atau kelompok orang ke status sosial yang lain, hasil perpindahan tersebut bisa lebih tinggi, sederejat, hingga lebih rendah.

Faktor Pendukung Mobilitas Sosial

Hasil dari perpindahan status sosial yang beragam, disebabkan oleh beberapa faktor pendorong mobilitas sosial, antara lain:

  • Struktural

Faktor struktural adalah kesempatan bagi individu untuk menempati suatu kedudukan dalam masyarakat maupun kemudahan dalam mengakses kedudukan tersebut.

Dalam hal ini, adanya struktur masyarakat Indonesia yang terbuka memungkinkan semua individu dari berbagai macam latar belakang dan pendidikan menempati posisi jabatan yang tinggi, seperti manager, hingga CEO suatu perusahaan.

Namun, dalam faktor struktural ini mobilitas sosial cenderung bersifat menurun karena adanya jumlah penduduk dengan lapangan pekerjaan yang tersedia tidak seimbang.

  • Faktor Individu

Faktor individu terkait dengan kualitas diri individu, seperti : pengetahuan, sikap, dan pengetahuan. Sebagai contoh, jika kamu dilahirkan dengan status sosial menengah dari kedua orang tua kamu, dan kamu ingin memiliki status sosial yang lebih tinggi, maka untuk meraih hal tersebut kamu dapat meraihnya dengan mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi, hal ini disebut dengan social elevator.

  • Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi berdampak terhadap banyak hal, salah satunya adalah mobilitas sosial. Jika faktor ekonomi memiliki kondisi yang baik, maka mobilitas sosial dapat berada dalam kondisi yang juga baik, sifatnya ekuivalen.

Sebaliknya, jika kondisi ekonomi sedang buruk, ditandai dengan jumlah pendapatan penduduk yang juga menurun, maka mobilitas sosial akan sulit untuk terjadi.

  • Faktor Politik

Mendengar kata ‘politik’ tentunya akrab dengan sistem pemerintahan yang terjadi dalam suatu negara. Kondisi negara yang stabil memiliki pengaruh yang besar untuk membuat terjadi mobilitas sosial yang maksimal.

Pada hal ini, kondisi negara yang stabil menyediakan keamanan sehingga menciptakan kemudahan untuk mobilitas sosial terjadi.

  • Faktor Penduduk (Demografi)

Jumlah penduduk di Indonesia selalu bertambah dari waktu ke waktu, mengakibatkan mobilitas geografik.

Pertambahan penduduk setiap tahunnya menyebabkan lahan pemukiman yang terus berkurang berdampak pada meningkatnya kemiskinan maupun bertambahnya pengangguran, karena tidak tersedianya pemukiman yang layak untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan individu.

Ketidakseimbangan antara ketersediaan lahan pemukiman dengan jumlah penduduk yang ada membuat ketidakseimbangan pada banyak hal, seperti perbedaan yang sangat signifikan antara individu yang memiliki pekerjaan dengan pengangguran.

Faktor Penghambat Mobilitas Sosial

Terdapat tiga faktor penghambat terjadinya mobilitas sosial yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

  • Sistem Tertutup pada Lapisan Sosial

Sistem pelapisan sosial tertutup dalam masyarakat dapat menghambat terjadinya kenaikan pada mobilitas sosial atau dengan kata lain hanya kelompok tertentu yang dapat menempati strata sosial teratas.

Sebagai contoh, pada sistem masyarakat feodal hanya keturunan bangsawan yang dapat menduduki strata sosial kelas atas. Sementara rakyat kecil tetap menempati strata sosial kelas bawah.

  • Faktor Kemiskinan

Kemiskinan adalah salah satu faktor yang berpengaruh terhadap sulitnya menaikkan strata sosial karena terbentur banyak aspek.

Misalnya, pendidikan yang rendah mengakibatkan kualitas sumber daya manusia yang juga rendah, kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan yang berkualitas, yang juga akan mengakibatkan kurangnya kemampuan finansial individu untuk hidup layak.

  • Faktor Budaya

Indonesia memiliki beragam budaya serta bahasa hingga adat istiadat. Untuk mempertahankan budaya yang telah menjadi indentitas Indonesia, maka tidak jarang golongan masyarakat menjadi enggan menerima adanya perubahan budaya hingga kemajuan teknologi.

Adanya beragam budaya, bahasa, hingga adat-istiadat, tidak jarang juga menimbulkan diskriminasi antar suku, ras, golongan, maupun agama.

Selain itu, adanya budaya pada negara-negara di Asia yang cenderung membedakan strata sosial antara laki-laki dan perempuan juga berperan penting dalam mobilitas sosial.

Misalnya, perempuan tidak perlu mengenyam pendidikan yang tinggi, karena perempuan hanya bertugas untuk menjaga dan merawat anggota keluarga. Sementara itu, laki-laki dapat mengenyam pendidikan setinggi mungkin, karena mereka bertugas untuk mencari nafkah.

Konflik yang terjadi pada faktor budaya tersebut menghalangi kemudahan dalam terjadinya mobilitas sosial.

Setelah mengetahui pengertian dari mobilitas sosial, faktor pendukung dan juga faktor penghambatnya, menurut kamu faktor apa sih yang paling menarik, readers? Yuk, komen di artikel ini!

The post 8 Faktor Pendorong dan Penghambat Mobilitas Sosial appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
16 Contoh Mobilitas Horizontal dan Vertikal https://haloedukasi.com/contoh-mobilitas-horizontal-dan-vertikal Mon, 14 Nov 2022 06:52:02 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39411 Manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia tidakakan bisa hidup sendirian tanpa bantuan orang lain di sekitarnya. Manusia memerlukan interaksi dengan manusia lain dalam kehidupannya. Dalam menjalankan kehidupannya di lingkup kehidupan sosial, manusia pasti banyak melakukan aktivitas yang terjadi termasuk kebutuhan manusia yaitu mengalami mobilitas sosial. Lalu apa yang dimaksud dengan mobilitas sosial? Mobilitas sosial merupakan […]

The post 16 Contoh Mobilitas Horizontal dan Vertikal appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia tidakakan bisa hidup sendirian tanpa bantuan orang lain di sekitarnya. Manusia memerlukan interaksi dengan manusia lain dalam kehidupannya. Dalam menjalankan kehidupannya di lingkup kehidupan sosial, manusia pasti banyak melakukan aktivitas yang terjadi termasuk kebutuhan manusia yaitu mengalami mobilitas sosial.

Lalu apa yang dimaksud dengan mobilitas sosial? Mobilitas sosial merupakan suatu perpindahan yang dijalankan oleh suatu individu ataupun kelompok dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Mobilitas sosial dilakukan untuk memudahkan manusia dalam perbaikan kualitas hidup manusia dan kesejahterannya hidupnya baik secara individu maupun kelompok.

Sebenarnya mobilitas ini ada dua jenis yaitu mobilitas horizontal dan moblitas vertikal. Kali ini kita akan membahas langsung keduanya dengan memberikan contohnya juga agar kalian semua bisa lebih mudah dalam memahaminya. Yuk, simak kedua penjelasan tentang mobilitas horizontal dan vertikal sebagai berikut.

Pengertian Moblitas Horizontal dan Contohnya

Apaitu mobilitas horizontal? Mobilitas horizontal diartikan sebagai suatu proses perpindahan seseorang baik individu maupun kelompok dari suatu tempat ke tempat lainnya yang masih berada di lapisan sosial yang sama. Dalam hal ini, kita bisa mengartikan bahwa  dalam moblitas horizontal tidak kita temukan perubahan kedudukan. Artinya posisi yang dimaksud pada mobilitas ini berada pada level yang sama.

Sebelum memberikan contoh, nah sebaiknya kalian semua tau dulu deh, biasanya yang menjadi pemicu faktor terjadinya mobilitas horizontal ini salah satunya adalah karena urusan pekerjaan, maksudnya seperti pekerjaan ke pekerjaan yang lainnya yang levelnya atau sama-sama bergengsinya. Contoh lainnya yaitu sebagai berikut:

  • Ketika seorang guru matematika mengatasi sekolah lain dalam kegiatan belajar matematika dengan menempati jabatan yang sama, yaitu guru matematika.
  • Contoh lainnya ketika kepala cabang kantor yang harus mengatasi ke kantor lainnya dengan jabatan yang sama dan jobdesc yang sama.
  • Kemudian ada lagi contohnya seperti pemain bola basket yang berasal dari sebuah klub basket ball elite yang di transfer ke klub papan atas lainnya di sebuah liga.
  • Pegawai yang dipindah tugas dari daerahnya yang menjadi tempat tinggal ke daerah lainnya
  • Anak murid baru yang baru saja pindah dari sekolah ke sekolah yang lainnya.
  • Pelajar yang mengabdi dari satu dusun ke dusun yang lain
  • Keluarga besar yang pindah dari kota ke kota lainnya.

Itulah contoh yang bisa kalian pahami untuk memahami apa itu mobilitas horizontal. Jadi, pada dasarnya mobilitas horizontal merupakan suatu perpindahan di lingkup lapisan sosial yang sama tanpa adanya perubahan sedikitpun. Sekarang sudah lebih paham, kan?

Pengertian Moblitas Vertikal dan Contohnya

Setelah membaca pengertian dan contoh moblitas horizontal, kita akan membahas tentang moblitas vertikal. Mobilitas tidak hanya dapat terjadi secara horizontal tetapi juga vertikal. Mobilitas vertikal bisa diartikan sebagai suatu proses pergerakan individu maupun kelompok yang mengalami naik dan turun dari satuan jenis tingkat sosial ke tingkat lainnya.

Nah, yang menjadi faktor dari suatu perpindahan yang dilakukan secara vertikal adalah karena faktor pekerjaan, pendidikan dan juga pernikahan.

Mobilitas vertikal dibagi menjadi 2 jenis, yaitu mobilitas vertikal ke atas atau vertikal ke bawah. Mobilitas vertikal ke atas juga bisa kita sebut dengan social climbing sedangkan mobilitas vertikal ke bawah bisa disebut dengan social sinking. Mobilitas vertikal ini bisa membuat perubahan kedudukan sosial individu maupun kelompok baik kea rah yang akan naik tingkat lebih tinggi, ataupun turun tingkat ke yang rendah.

Contoh mobilitas vertikal ke atas atau naik (social climbing):

  • Seorang pegawai bank yang memiliki prestasi sehingga diangkat menjadi naik tingkat hingga menjadi manager direktur.
  • Seorang yang pengangguran kemudian mendapatkan pekerjaan
  • Siswa yang lulus sekolah kemudian melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi hingga kemudian ingin melanjutkan ke kuliah di universitas.
  • Orang yang naik pangkat maupun pendapatan sehingga situasi itu mempengaruhi status sosial maupun ekonomi mereka.

Nah, sekarang kita langsung lanjut ke contoh mobilitas ke bawah ya, simak di bawah ini

  • Seorang karyawan yang diturunkan jabatannya dari kepala bagian menjadi staf.
  • PNS yang akan segera pensiun sehingga tidak lagi bekerja.
  • Seseorang yang melakukan pelanggaran dalam hukum sehingga di penjara.
  • Pegawai dari suatu perusahaan yang dipecat atau di PHK oleh perusahaan.
  • Seorang pemimpin yang akan lengser karena sudah habis masa jabatannya.

Perbedaannya juga terlihat jelas bahwa mobilitas horizontal tidak mengalami perubahan kedudukan sosial sedangkan mobilitas vertikal sebaliknya. silakan dipahami kembali untuk lebih mengenali mobilitas sosial yang biasa kita temukan bahkan kita rasakan dalam kehidupan kita. Semoga bermanfaat!

The post 16 Contoh Mobilitas Horizontal dan Vertikal appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kenali Dampak Negatif dan Positif Mobilitas Sosial https://haloedukasi.com/dampak-negatif-dan-positif-mobilitas-sosial Thu, 15 Sep 2022 02:21:58 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38634 Dampak Positif Mobilitas Sosial Mendorong Menjadi Lebih Maju Mobilitas sosial akan mengakibatkan status sosial seseorang yang tadinya berasal dari golongan rendah menjadi lebih meningkat ke golongan yang lebih tinggi. Contohnya saja pada mobilitas sosial yang terjadi pada negara Indonesia sebelum dan sesudah penjajahan sampai sekarang ini. Sebelum penjajahan, sebagian rakyat tidak berani untuk mempunyai mimpi […]

The post Kenali Dampak Negatif dan Positif Mobilitas Sosial appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dampak Positif Mobilitas Sosial
  • Mendorong Menjadi Lebih Maju

Mobilitas sosial akan mengakibatkan status sosial seseorang yang tadinya berasal dari golongan rendah menjadi lebih meningkat ke golongan yang lebih tinggi. Contohnya saja pada mobilitas sosial yang terjadi pada negara Indonesia sebelum dan sesudah penjajahan sampai sekarang ini.

Sebelum penjajahan, sebagian rakyat tidak berani untuk mempunyai mimpi dan cita-cita yang tinggi, namun setelah Indonesia merdeka, rakyat memiliki kebebasan untuk memiliki bercita-cita dan mengembangkan skill dirinya yang dapat membantu untuk mengejar impian dan mensejahterakan hidupnya. 

  • Mempercepat Perubahan Sosial di Antara Masyarakat

Perubahan sosial merupakan sebuah perubahan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat yang sangat berpengaruh pada interaksi sebuah sistem sosial masyarakat.  Perubahan sosial adalah wujud dari akibat adanya mobilitas sosial yang dipengaruhi oleh globalisasi.

Masyarakat Indonesia yang semakin berpengetahuan luas, mendorong terjadinya sebuah perubahan sosial budaya masyarakat, contohnya dahulu banyak masyarakat yang bekerja di bidang pertanian namun sekarang seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat bisa bekerja di bidang industri. 

  • Meningkatkan Integrasi Sosial Masyarakat

Integrasi merupakan suatu bentuk pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat dimana terjadinya mobilitas sosial bisa mempengaruhi dan meningkatkan integrasi sosial masyarakat. Misalnya ketika seseorang berpindah ke lingkungan yang baru, maka ia akan beradaptasi menyesuaikan diri dengan gaya hidup, nilai, dan norma yang ada dalam lingkungan tersebut. 

  • Sebagai Kesempatan Seorang Individu untuk Menaikkan Status Sosialnya

Setiap individu maupun kelompok dapat mempunyai kesempatan yang sama untuk menaikkan derajat status sosialnya. Dengan berbagai usaha dan kerja keras serta diiringi dengan doa, maka seseorang bisa menaikkan status sosialnya menjadi lebih baik dan layak dari status sosial sebelumnya.

  • Meningkatkan Produktivitas Aktivitas Kerja Seseorang 

Mobilitas sosial akan memberikan dampak pada meningkatnya produktivitas aktivitas kerja masyarakat karena tiap individu maupun kelompok tentunya akan giat dan harus lebih semangat bekerja agar status sosialnya bisa naik, sehingga dapat menyebabkan produktivitas yang akan meningkat karena motivasi tersebut.

  • Meningkatkan Kesejahteraan Hidup Seorang Individu

Indikator kesejahteraan yaitu jika ia mampu untuk memenuhi kebutuhan dasar minimum, kebutuhan psikologis, dan kebutuhan pengembangan dirinya. Kebutuhan dasar minimum yang dimaksud yaitu meliputi kebutuhan primer, seperti makanan, pakaian, serta tempat tinggal.

Kebutuhan psikologis dapat mencakup kebutuhan akan sebuah agama dan hiburan. Sedangkan kebutuhan pengembangan berupa kesehatan dan pendidikan untuk mengembangkan bakatnya.

Individu yang mempunyai status sosial yang tinggi cenderung akan mampu untuk memenuhi ketiga kebutuhan tersebut, sehingga ia dapat dikatakan bisa untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.

  • Meningkatkan Kualitas Hidup

Apabila seorang individu telah mencapai kesejahteraan hidup, maka ia akan semakin berusaha untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Apabila ia mampu untuk mencukupi kebutuhan untuk pengembangan dirinya maka ia sudah lebih dari cukup untuk dianggap sebagai seseorang yang sudah sejahtera.

Untuk meningkatkan kualitas hidupnya maka ia perlu bekerja dengan sangat giat sehingga ia akan mendapatkan hasil dari segala usaha yang telah ia kerjakan.

Contohnya yaitu, membeli kendaraan yang lebih bagus daripada sebelumnya, memakan makanan yang bergizi, serta dapat memilih lembaga pendidikan dengan kualitas yang lebih baik.

Dampak Negatif Mobilitas Sosial

  • Menimbulkan Konflik Antar Kelas

Salah satu dampak negatif dari adanya mobilitas sosial yaitu dapat mengakibatkan terjadinya konflik antar kelas masyarakat yang terdapat lapisan-lapisan sosial berdasarkan ukuran kekayaan dan kekuasaan yang disebut sebagai kelas sosial, sehingga dengan adanya mobilitas sosial dapat mengakibatkan terjadinya konflik antar kelas sosial masyarakat.

  • Menyebabkan Konflik Antar Kelompok Sosial dan Antar Generasi

Konflik juga dapat terjadi antar kelompok sosial yang terbentuk karena adanya persamaan ideologi, agama, ras maupun persamaan lain. Mobilitas sosial dapat berdampak pada terjadinya konflik antar kelompok sosial, contohnya seperti tawuran antar warga desa yang berasal dari kelompok yang berbeda.

Konflik antar generasi yang terjadi antara generasi tua yang ingin mempertahankan nilai-nilai lama dengan generasi mudah yang ingin melakukan sebuah gerakan perubahan.

  • Kurangnya Rasa Solidaritas

Mobilitas sosial dapat menimbulkan dampak negatif dengan memicu berkurangnya rasa solidaritas antar individu maupun kelompok sosial masyarakat.

Hal ini disebabkan karena tiap individu ingin berlomba-lomba untuk menjadi yang paling terdepan agar status sosialnya naik dan dipandang sebagai orang yang disegani oleh masyarakat lain, sehingga hal itu dapat mengurangi rasa solidaritas terhadap sesama dan tidak peduli kepada orang lain.

  • Terkena Gangguan Psikologis 

Dalam hal ini akan memunculkan rasa ketakutan dan kecemasan akibat melihat mobilitas sosial yang terjadi pada orang lain yang dapat menimbulkan perubahan yang signifikan secara berlarut-larut.

Gangguan psikologis bisa membahayakan diri sendiri dan orang lain serta membawa beberapa penyakit terhadap diri sendiri. Seseorang dengan gangguan psikologis akan mendapatkan pandangan yang buruk dari masyarakat dan ia akan merasa dikucilkan, sehingga hal itu akan menambah buruk kondisi psikologisnya.

  • Munculnya Keretakan dalam Suatu Hubungan Masyarakat

Hubungan yang sudah terjalin dengan baik akan mengalami keretakan jika terdapat seseorang yang menaruh sikap iri maupun sombong terhadap sesamanya.

Mobilitas sosial dapat menimbulkan prasangka buruk pada orang lain dan orang yang melakukan mobilitas sosial akan bersikap berbeda dari biasanya atau bahkan bisa bersikap pamer kepada orang lain dengan menunjukkan berbagai prestasi yang telah diraihnya.

The post Kenali Dampak Negatif dan Positif Mobilitas Sosial appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Bentuk Mobilitas Sosial dalam Masyarakat https://haloedukasi.com/bentuk-mobilitas-sosial Mon, 05 Sep 2022 02:58:00 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38408 Mobilitas sosial adalah perubahan status sosial seseorang dari posisi kedudukan satu ke posisi lainnya. Bagaimana bisa hal ini terjadi? Karena, kondisi di dunia ini mempunyai sifat yang dinamis. Sifat inilah yang membuat masyarakat tidak puas akan yang terjadi pada saat ini. Tahukah Anda bahwa mobilitas sosial ini memiliki hubungan dengan stratifikasi? Mengapa bisa? Kondisi ini […]

The post 5 Bentuk Mobilitas Sosial dalam Masyarakat appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Mobilitas sosial adalah perubahan status sosial seseorang dari posisi kedudukan satu ke posisi lainnya. Bagaimana bisa hal ini terjadi? Karena, kondisi di dunia ini mempunyai sifat yang dinamis. Sifat inilah yang membuat masyarakat tidak puas akan yang terjadi pada saat ini.

Tahukah Anda bahwa mobilitas sosial ini memiliki hubungan dengan stratifikasi? Mengapa bisa? Kondisi ini terjadi karena definisi mobilitas sosial, bisa saja seseorang dari kedudukan bawah berpindah ke atas. Masih ada konteks lain dari mobilitas sosial.

Konteks mobilitas sosial ini dibawa pada diferensial sosial. Kondisi dimana tidak adanya perubahan tingkatan sosial. Artikel kali ini membahas mengenai bentuk-bentuk mobilitas sosial, diantaranya sebagai berikut:

Mobilitas Sosial Horizontal

Perubahan ini terjadi pada individu atau objek-objek lainnya menuju pada kedudukan yang sama sederajatnya. Sebenarnya, tidak ada perubahan yang terlihat menonjol pada bentuk mobilitas sosial yang satu ini.

Permisalan mobilitas sosial horizontal adalah perpindahan kewarganegaraan. Bahkan, pekerjaan juga termasuk ke dalam mobilitas sosial horizontal.

Contohnya adalah pak Ahmad yang berpindah kewarganegaraan dari kewarganegaraan Indonesia menjadi kewarganegaraan Jepang. Hal ini sudah cukup lumrah terjadi diwilayah masyarakat sekitar.

Sudahkah tahu dengan jenis-jenis mobilitas sosial horizontal? Inilah jenis-jenisnya, di antaranya sebagai berikut:

  • Status

Contoh bentuk mobilitas sosial horizontal yang berkaitan dengan status adalah ibu Sri yang menduduki status kepala sekolah di SDN 001 namun berpindah tugas untuk menjadi kepala sekolah di SDN 002.

Di dalamnya memang terlihat perpindahan, namun statusnya masih sama dengan yang sebelumnya. Dengan begitu, kondisi ini dinamakan dengan mobilitas sosial horizontal berdasarkan status.

  • Wilayah

Mobilitas sosial horizontal sudah biasa terjadi di wilayah-wilayah sekitar, bisa di desa atau perkotaan. Permisalannya sangat sederhana, orang-orang yang bekerja di sawah akan kembali ke rumah ketika pekerjaan beres. Hal ini yang disebut dengan mobilitas sosial horizontal.

Mobilitas Sosial Vertikal

Mobilitas yang satu ini lebih mengarah pada perubahan bentuk yang tidak sederajat, bisa kurang bisa lebih dari kondisi sebelumnya.

Tahukah Anda pengaruh yang bisa merubah kondisi sosial? Jadi, beberapa pengaruh diantaranya yaitu kekayaan, kekuasaan, dan tingkat pendidikan. Inilah beberapa contoh yang berkaitan dengan pengaruh-pengaruh mobilitas sosial vertikal, diantaranya sebagai berikut:

  • Kekayaan

Masalah kekayaan sendiri bisa merubah kedudukan seseorang dimata sosial. Bisa jadi seseorang lebih kaya atau lebih miskin.

Contohnya adalah seseorang yang membeli tanah dan rumah, dimata sosial menjadi seseorang yang lebih kaya.

  • Kekuasaan

Masalah kekuasaan sendiri bisa menjadikan perubahan terhadap seseorang. Bisa jadi kekuasaannya bertambah atau berkurang.

Contohnya adalah seseorang yang berpindah jabatan, dari staff biasa menjadi general manager. Kedudukannya akan terlihat tinggi dibandingkan sebelumnya.

  • Tingkat Pendidikan

Sederhananya, faktor pendidikan menjadi pengaruh atau perubahan sosial. Bisa jadi, mengampuh pendidikan mampu menaikkan tingkat kedudukan seseorang.

Contohnya adalah seseoraang yang mengambil sarjana, tingkat kedudukannya lebih tinggi dimata masyarakat.

Mobilitas Sosial Antar Generasi

Apakah tahu dengan maksud mobilitas antar generasi? Jadi, untuk mobilitas sosial yang satu ini berkaitan dengan dua generasi atau lebih yang sama.

Hal ini terjadi pada generasi yang sama, bukan generasi luar lainnya. Generasi yang dimaksud adalah generasi dari ayah dan ibu. Sebenarnya untuk kondisi ini bukan menekan pada tahap perkembangan suatu keluarga, melainkan pada kondisi status pada salah satu keluarganya.

Contoh sederhananya adalah bapak Norman yang bekerja sebagai pedagang asongan. Namun, bapak ini berhasil membawa anak-anaknya untuk menjadi lulusan kedokteran. Status bapak Norman menjadi lebih baik atau meningkat.

Mobilitas Sosial Intra Generasi

Apa itu mobilitas intra generasi? Mobilitas ini merupakan perubahan yang dibawa oleh satu generasi yang sama. Maksudnya adalah kelompok digenerasi yang sama. Sederhanya, generasi angkatan 2000 atau angkatan 1999.

Apa saja contoh bentukan mobilitas intra generasi? Inilah bentuk contohnya diantaranya yaitu generasi Z lebih melek terhadap teknologi dan mengedepankan kesehatan mental.

Sudah banyak hal yang terjadi, masih ada contoh lainnya yaitu banyak para veteran kemerdekaan di Indonesia yang tidak mendapatkan sesuatu atas perjuangannya setelah menghadapi para penjajah.

Mobilitas Sosial Geografis

Setiap tempat ada saja orang-orang yang ingin berpindah, domisili asal ke domisili baru. Sudah banyak buktinya seperti urbanisasi, migrasi, maupun transmigrasi. Sudah tahu bukan dengan hal-hal tersebut?

Ada banyak contoh sederhana dari mobilitas sosial geografis, diantaranya sebagai berikut:

  • Masyarakat desa yag umumnya menjadi petani atau petambak, mulai beralih atau berpindah ke perkotaan. Sehingga, nasib para masyarakat desa ini mulai bekerja sebagai tukang ojek online, supir, dan pedagang kaki lima.
  • Masyarakat yang berpindah ke tempat lain dengan sebab yang jelas. Sebab tersebut adalah masyarakat terkena dampak bencana alam, seperti banjir, gunung meletus, maupun gempa bumi. Mereka merasa belum aman dengan tempat yang ditinggali.

Itulah 5 bentuk mobilitas sosial yang ada dalam sosial. Mobilitas sosial yang dimulai dari mobilitas horizontal, vertikal, antar generasi, intra generasi, dan geografis.

Terjadinya mobilitas sosial dikalangan masyarakat memberikan dampak yang begitu signifikan dalam hidup, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Demikianlah penjelasan mengenai bentuk-bentuk mobilitas sosial.

The post 5 Bentuk Mobilitas Sosial dalam Masyarakat appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Faktor Pendorong Mobilitas Sosial https://haloedukasi.com/faktor-pendorong-mobilitas-sosial Fri, 26 Aug 2022 02:26:47 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38261 Pernahkah kalian menyadari jika dalam kehidupan bermasyarakat ini telah terjadi mobilitas sosial? Mobilitas sosial dianggap sebagai gerakan dalam struktur sosial. Atau bahkan perubahan strata sosial tersebut ternyata sudah terjadi pada dirimu dan keluargamu? Terjadinya perpindahan atau perubahan strata sosial tersebut merupakan hal yang sangat wajar terjadi. Perubahan itu sendiri bisa menuju ke perubahan status sosial […]

The post 5 Faktor Pendorong Mobilitas Sosial appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pernahkah kalian menyadari jika dalam kehidupan bermasyarakat ini telah terjadi mobilitas sosial? Mobilitas sosial dianggap sebagai gerakan dalam struktur sosial. Atau bahkan perubahan strata sosial tersebut ternyata sudah terjadi pada dirimu dan keluargamu?

Terjadinya perpindahan atau perubahan strata sosial tersebut merupakan hal yang sangat wajar terjadi. Perubahan itu sendiri bisa menuju ke perubahan status sosial yang lebih tinggi atau bahkan lebih rendah dari pada status sosial sebelumnya.

Hal tersebut lumrah terjadi karena setiap anggota masyarakat pastinya ingin memiliki kualitas hidup yang lebih baik dari sebelumnya, sehingga mereka akan lebih giat berusaha untuk merubah status sosial nya lebih baik lagi daripada sebelumnya.

Pengertian Mobilitas Sosial

Secara umum, pengertian mobilitas sosial adalah adanya perubahan kedudukan atau status warga masyarakat di dalam sebuah kelas sosial atau status sosial yang berubah dari yang satu ke yang lainnya. Mobilitas sosial disebut pula dengan gerakan sosial yang didefinisikan sebagai perpindahan orang maupun kelompok dari strata kelas sosial yang satu ke strata kelas sosial yang lain.

Dalam kehidupan sosial masyarakat yang selalu berdampingan, setiap individu pasti terlibat dalam suatu kegiatan mobilitas sosial. Fenomena mobilitas sosial ini kerap terjadi di kehidupan sosial baik melibatkan individu, keluarga, maupun kelompok melalui sebuah sistem hierarki atau stratifikasi sosial. Mobilitas sosial bisa terjadi dengan melalui perubahan yang lebih lambat dan halus.

Mobilitas sosial ini kemudian dijadikan sebagai sebuah kebiasaan atau aktivitas yang sudah umum dilakukan oleh masyarakat karena menimbulkan perubahan dan peningkatan status sosial yang sudah sangat berkaitan dengan kehidupan masyarakat misalnya dari kenaikan jabatan satu ke jabatan lain yang lebih tinggi.

Faktor Pendorong Mobilitas Sosial

Sudah banyak pengertian yang dikemukakan oleh para ahli dan berbagai faktor penyebabnya yang menyebabkan banyaknya bentuk dan dampak mobilitas sosial baik kearah yang positif maupun kearah yang negatif. Inilah berbagai faktor pendorong terjadinya mobilitas sosial yang perlu Anda ketahui. 

1. Faktor Struktural

Faktor struktural yang menjadi pendorong mobilitas sosial ini erat kaitannya dengan kesempatan seseorang untuk bisa menempati sebuah kedudukan atau jabatan serta kemudahan untuk memperolehnya.

Di Indonesia sendiri, kesempatan untuk mendapatkan kedudukan tersebut pasti terdapat pengaruh faktor struktural yang cukup besar. Banyak orang yang akhirnya mempunyai kesempatan untuk menempati jabatan yang lebih tinggi dari pada sebelumnya.

2. Faktor Kualitas Individu

Faktor individu bisa terlihat dari segi sikap, pengetahuan intelektual, dan keterampilan setiap individu karena semua manusia lahir dengan sifat dan ciri khas yang berbeda. Namun demikian, manusia memiliki keinginan yang sama untuk mencapai status sosial sebagai orang terpandang.

Masyarakat yang mempunyai keadaan ekonomi yang baik akan mendapatkan akses yang mudah untuk mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya. Dengan begitu kualitas individu bisa menjadi salah satu faktor pendorong terjadinya mobilitas sosial karena setiap individu termotivasi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya melalui pendidikan yang bisa menyebabkan seseorang menjadi pribadi yang berkualitas dan dapat meningkatkan status sosialnya di mata masyarakat.

3. Faktor Ekonomi

Baik di Indonesia maupun di negara lain, kondisi ekonomi tentunya akan sangat mempengaruhi terjadinya mobilitas sosial. Keadaan ekonomi yang berjalan di dalam masyarakat, tentu saja akan memberikan dorongan kepada individu maupun kelompok untuk meningkatkan status sosial mereka. 

Masyarakat yang mempunyai kondisi ekonomi baik, cenderung akan lebih mudah untuk melakukan mobilitas sosial. Kondisi ekonomi yang baik tentu membuat masyarakat lebih mudah untuk memperoleh modal, pendidikan, dan kesempatan yang lebih baik lainnya.

Akan tetapi apabila kondisi ekonominya buruk, maka masyarakatnya akan memiliki pendapatan yang rendah dan terbatas sehingga akan sangat sulit untuk memenuhi seluruh kebutuhan dan mobilitas sosialnya tidak akan terjadi.

4. Faktor Politik

Situasi politik yang sedang terjadi bisa menjadi salah satu faktor pendorong mobilitas sosial. Politik bisa menjadi pendorong mobilitas sosial dikarenakan situasi politik pada suatu negara yang stabil maupun tidak jelas akan mempengaruhi kondisi keamanannya. 

Tentu terdapat hubungan antara ketersediaan dengan kemudahan dalam menjalankan suatu aktivitas bahkan pekerjaan. Perubahan situasi politik dalam suatu negara akan menjadi bentuk dukungan dari rakyat terhadap struktur pemerintah yang baru tersebut.

Melalui dukungan tersebut, maka seseorang ingin memiliki kemauan untuk mengembangkan status sosialnya supaya dapat melakukan mobilitas sosial.

Contohnya adalah ketika seorang presiden suatu negara tergantikan dengan orang lain. Tentunya jajaran dalam struktur pemerintahannya akan ikut berubah juga. Maka bisa terjadi perubahan sosial seseorang yang tadinya hanya rakyat biasa, lalu naik jabatan dan mempunyai struktur sosial yang lebih tinggi.

5. Faktor Kependudukan

Faktor kependudukan akan selalu bertambah dari waktu ke waktunya. Semakin tinggi tingkat kelahiran dari kalangan status sosial rendah, tentunya semakin sulit untuk meningkatkan status sosialnya.

Sedangkan, di beberapa negara maju lebih memilih untuk membatasi tingkat kelahiran. Dengan begitu mereka lebih mudah untuk melakukan mobilitas sosial.

Namun sayang sekali, pertambahan tersebut bisa menyebabkan sempitnya lahan pemukiman dan meningkatkan kemiskinan. Maka dari itu ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk menjadi solusi untuk masalah itu. Hal ini membuktikan adanya mobilitas sosial dalam masyarakat, seperti adanya transmigrasi.

The post 5 Faktor Pendorong Mobilitas Sosial appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Mobilitas Sosial Menurut Para Ahli https://haloedukasi.com/pengertian-mobilitas-sosial-menurut-para-ahli Fri, 25 Mar 2022 01:52:02 +0000 https://haloedukasi.com/?p=32944 Pada kesempatan kali ini kami akan membahas mengenai mobilitas sosial. Mobilitas sosial merupakan sebuah perubahan dalam status sosial entah itu naik atau turun sekalipun. Berbagai macam pengertian mobilitas sosial dikemukakan oleh beberapa ahli dan menimbulkan banyak dampak serta bentuk mobilitas sosial yang terbentuk baik positif atau negatif. Seperti yang sudah kita ketahui, mobilitas sosial ini […]

The post Pengertian Mobilitas Sosial Menurut Para Ahli appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pada kesempatan kali ini kami akan membahas mengenai mobilitas sosial. Mobilitas sosial merupakan sebuah perubahan dalam status sosial entah itu naik atau turun sekalipun.

Berbagai macam pengertian mobilitas sosial dikemukakan oleh beberapa ahli dan menimbulkan banyak dampak serta bentuk mobilitas sosial yang terbentuk baik positif atau negatif.

Seperti yang sudah kita ketahui, mobilitas sosial ini pasti akan selalu berkaitan dengan kehidupan sehari – hari. Kadang, mobilitas sosial ini digambarkan dengan perpindahan dari tempat yang satu ke lainnya, atau mudahnya kenaikan atau penurunan jabatan.

Oleh karena banyak hal yang terjadi terkait dengan mobilitas sosial, pengertiannya menjadi sebuah kebiasaan maupun aktivitas umum yang biasa dilakukan oleh siapapun juga dan sekaligus menjadi fenomena sosial yang terjadi dalam kehidupan sosial.

Pasalnya, pengertian mobilitas sosial biasanya dianggap sebuah gerakan maupun perpindahan yang memberikan dampak terhadap suatu perubahan maupun pergerakan sosial dalam hidup bermasyarakat.

Secara umum mobilitas sosial dapat diartikan sebagai perubahan kedudukan masyarakat dalam kelas sosial satu ke kelas sosial lain baik individu. Keluarga, maupun kelompok. Lalu apa saja pengertian mobilitas sosial menurut para ahli? Berikut penjelasannya.

1. Pengertian Mobilitas Sosial Menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack

Menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack, mobilitas sosial merupakan sebuah gerakan yang terjadi dalam struktur sosial seperti pedagang baju yang beralih profesi menjadi pedagang toko kelontong. Atau dalam contoh lain misalnya seorang ayah yang pindah kerja dengan dan mendapat jabatan lebih tinggi.

2. Pengertian Mobilitas Sosial Menurut Indera Ratna Irawati (2016)

Menurut Indera Ratna Irawati, mobilitas sosial merupakan sebuah perubahan status sosial yang meliputi lapisan satu ke lapisan yang lainnya secara menurun maupun sebaliknya.

Dalam bukunya yang berjudul ‘Stratifikasi dan Mobilitas Sosial, beliau mengungkapkan bahwa seorang individu dapat mengalami perubahan peran tanpa perubahan kedudukan maupun status sosial sekalipun.

3. Pengertian Mobilitas Sosial Menurun Paul B. Horton dan Chester L. Hunt

Menurun Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, mobilitas sosial adalah sebuah tindakan atau perilaku yang melakukan perpindahan dari sebuah kelas sosial pada kelas sosial yang lain.

4. Pengertian Mobilitas Sosial Menurut Anthony Giddens

Menurut Anthony Giddens, mobilitas sosial merupakan suatu gerakan yang dilakukan baik perorangan maupun kelompok yang terjadi di dalam kedudukan – kedudukan sosial ekonomi dengan tingkat yang berbeda – beda.

Giddens juga menambahkan bahwa seorang sosiolog berkebangsaan Inggris dianggap menjadi kontributor yang menyumbangkan pengembangan ilmu sosiologi modern seperti mobilitas sosial yang kita bahas sekarang ini.

5. Pengertian Mobilitas Sosial Menurut Pitirim A. Sorokin

Menurut Pitirim A. Sorokin, mobilitas sosial dapat terjadi dengan bantuan beberapa saluran yang dianggap sebagai sirkulasi sosial (social circulation) yang bisa saja merupakan lembaga pendidikan, kesehatan, pemerintahan, politik, dan lainnya.

6. Pengertian Mobilitas Sosisal Menurut William Kornblum

Menurut William Kornblum, mobilitas sosial merupakan sebuah perpindahan mulai dari individu, keluarga, hingga kelompok sosial yang bergerak dari suatu lapisan sosial menuju lapisan sosial yang lainnya.

7. Pengertian Mobilitas Sosial Menurut Soerjono Soekanto

Menurut Soerjono Soekanto, mobilitas sosial merupakan suatu gerak yang berpindah dari posisi yang satu ke posisi sosial yang lain yang telah diperuntukkan khusus untuknya. Pasalnya, dalam perpindahan tersebut, semua yang berpindah harus memiliki karakteristik dan kemampuan yang sama dengan status sosial yang hendak dituju.

8. Pengertian Mobilitas Sosial Menurut H. Edward Ransford

Menurut H. Edward Ransford, mobilitas sosial merupakan sebuah perpindahan yang menuju ke bawah maupun ke atas dalam sebuah lingkungan yang bersifat hierarki.

9. Pengertian Mobilitas Sosial Menurut Robert M. Z. Lawang

Menurut Robert, mobilitas sosial merupakan perpindahan posisi antar lapisan dari lapisan satu ke lapisan lain maupun perpindahan antar dimensi dari dimensi satu ke yang lainnya.

Bentuk Mobilitas Sosial dan Contohnya

Adapun beberapa bentuk mobilitas sosial antara lain mobilitas sosial vertikal, horisontal, dan juga antargenerasi. Berikut penjelasan dan juga contohnya.

  • Mobilitas Sosisal Vertikal

Mobilitas sosial vertikal dapat berupa mobilitas sosial vertikal ke atas maupun ke bawah yang berarti perpindahan status sosial baik lebih tinggi ataupun rendah, yang pasti tidak sederajat dari status sosial sebelumnya misalnya social climbing atau social sinking.

Social climbing ditandai dengan naiknya status sosial seseorang, sedangkan social sinking sebaliknya yakni terjadi penurunan kedudukan misalnya pejabat atau karyawan yang menghadapi masa pensiun, terkena PHK, atau mengundurkan diri. Sedangkan social climbing contohnya adalah seorang karyawan yang naik posisi menjadi manajer dan terus naik menjadi posisi terbaik yang dalam perusahaan.

  • Mobilitas Sosial Horizontal

Mobilitas sosial horizontal ini merupakan sebuah perpindahan yang terjadi pada status sosial seseorang maupun kelompok dengan tidak adanya perubahan pada derajat sosialnya dan akan terus sejajar kedudukannya seperti sebelumnya.

Contoh dari mobilitas sosial horizontal ini adalah seorang warga negara yang berpindah kewarganegaraan, seseorang yang sedang dipindah tugaskan tanpa adanya perubahan jabatan, atau lain sebagainya.

  • Mobilitas Antargenerasi

Mobilitas antargenerasi merupakan mobilitas yang terjadi karena terjadi berubahnya kedudukan sosial yang berbeda terhadap seorang individu maupun suatu kelompok di dalam sebuah generasi yang berbeda. Mobilitas jenis ini terbagi menjadi dua yakni mobilitas intergenerasi dan mobilitas intragenerasi.

Mobilitas intergenerasi adalah perubahan status sosial pada beberapa generasi misalnya kakek nenek menurun pada cucunya. Sedangkan mobilitas intragenerasi merupakan perubahan status sosial dalam satu generai misalnya ibu ke anaknya.

The post Pengertian Mobilitas Sosial Menurut Para Ahli appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
4 Faktor Penghambat Mobilitas Sosial yang Perlu diketahui https://haloedukasi.com/faktor-penghambat-mobilitas-sosial Wed, 03 Feb 2021 12:29:13 +0000 https://haloedukasi.com/?p=20460 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring memperlihatkan bahwa mobilitas memiliki makna yaitu gerakan berpindah-pindah atau gerak perubahan yang terjadi di antara warga masyarakat, baik secara fisik maupun secara sosial. Sedangkan makna sosial dapat diartikan dengan sesuatu yang kaitannya dengan masyarakat. Mobilitas sosial sangat diperlukan untuk menunjang kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat. Mobilitas sosial […]

The post 4 Faktor Penghambat Mobilitas Sosial yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring memperlihatkan bahwa mobilitas memiliki makna yaitu gerakan berpindah-pindah atau gerak perubahan yang terjadi di antara warga masyarakat, baik secara fisik maupun secara sosial. Sedangkan makna sosial dapat diartikan dengan sesuatu yang kaitannya dengan masyarakat.

Mobilitas sosial sangat diperlukan untuk menunjang kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat. Mobilitas sosial dapat berhasil ketika masyarakat bisa melaju secara bertahap dan mempertahankan posisinya ke dalam zona layak kehidupan.

Beberapa faktor yang dapat menghambat jalan mobilitas sosial diantaranya yaitu tingkat pendidikan rendah, tidak adanya rasa saling menghormati, perbedaan karakteristik, dan kemiskinan.

1. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan akan menjadi citra diri individu dan pandangan bagi individu lain. Tingkat pendidikan juga dapat menjadi acuan masyarakat untuk terus melakukan perpindahan atau memilih untuk berdiam diri.

Masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan rendah akan merasa tidak mampu untuk melangkah ke arah perubahan dalam mobilitas sosial. Maka dari itu tingkat pendidikan yang rendah dapat menjadi hambatan bagi mobilitas sosial.

2. Rendahnya Rasa Saling Menghormati

Rasa saling menghormati merupakan salah satu hal penting dalam melakukan mobilitas sosial. Jika setiap individu menanamkan rasa saling menghormati akan tercipta suatu keselarasan. Akan tetapi, jika pergerakan yang dilakukan tanpa dilandasi oleh rasa saling menghormati akan menimbulkan rasa benci dan memulai perpecahan.

Tidak adanya rasa saling menghormati satu sama lain sesama mahkluk hidup hanya akan memecah dan mempersulit gerakan dari mobilitas sosial. Masyarakat yang ingin mengubah dan bergerak ke arah yang lebih baik akan mengurungkan niatnya dan memilih untuk berdiam diri di zona yang menurutnya aman dan dapat menerima dirinya.

3. Faktor Karakteristik

Manusia hidup berdampingan dengan manusia lain dan saling memiliki perbedaan karakteristik. Perbedaan karakteristik akan membuat pandangan baru bagi satu sama lain. Apabila individu tidak dapat menerima perbedaan karakteristik individu lain, tentunya akan menghambat jalannya mobilitas sosial.

Perbedaan karakteristik yang seharusnya dapat menjadikan hidup lebih berwarna jika tidak dipermasalahkan. Dengan perbedaan karakteristik, manusia akan saling menghargai dan mengerti satu sama lain.

Jika perbedaan karakteristik menjadi masalah, mobilitas sosial tidak berjalan maju karena saling menyalahkan satu sama lain dan mengakibatkan adanya pendapat yang berbeda.

4. Kemiskinan

Dalam mobilitas sosial, kemiskinan menjadi salah satu aspek yang paling menghambat jalan mobilitas sosial. Masyarakat yang mengalami kemiskinan tidak mudah untuk maju dan stuck tanpa mengalami perkembangan.

Kemiskinan akan mengakibatkan masyarakat tidak dapat memenuhi standar hidup yang lebih baik dan memilih untuk tetap bertahan dalam zona nyaman yang dimiliki. Tentunya kejadian ini dapat menghambat pergerkan yang ingin dilakukan masyarakat.

The post 4 Faktor Penghambat Mobilitas Sosial yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
7 Contoh Saluran Mobilitas Sosial yang Perlu diketahui https://haloedukasi.com/contoh-saluran-mobilitas-sosial Wed, 03 Feb 2021 01:02:59 +0000 https://haloedukasi.com/?p=20596 Mobilitas sosial adalah perubahan peran, status, maupun kedudukan  seseorang dalam sebuah kelompok sosial, baik berupa peningkatan, penurunan, atau perubahan wilayah/domisili. Untuk melakukan mobilitas sosial, ada beberapa saluran mobilitas yang bisa digunakan. Berikut adalah contoh saluran mobilitas sebagaimana yang dijelaskan oleh seorang sosiolog bernama Pitirim A Sorokin. 1. Angkatan Bersenjata Angkatan bersenjata merupakan organisasi militer maupun […]

The post 7 Contoh Saluran Mobilitas Sosial yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Mobilitas sosial adalah perubahan peran, status, maupun kedudukan  seseorang dalam sebuah kelompok sosial, baik berupa peningkatan, penurunan, atau perubahan wilayah/domisili.

Untuk melakukan mobilitas sosial, ada beberapa saluran mobilitas yang bisa digunakan. Berikut adalah contoh saluran mobilitas sebagaimana yang dijelaskan oleh seorang sosiolog bernama Pitirim A Sorokin.

1. Angkatan Bersenjata

Angkatan bersenjata merupakan organisasi militer maupun paramiliter yang dibentuk oleh negara sebagai upaya untuk  menjaga keamanan dan ketertiban dalam sebuah negara. Selain itu, angkatan bersenjata juga dibentuk sebagai alat untuk mempertahankan kedaulatan negara dari berbagai ancaman dan gangguan baik dari luar maupun dari dalam negara itu sendiri.

Dalam organisasi angkatan bersenjata ini terdapat jenjang status atau pangkat yang bertingkat-tingkat. Jenjang status ini biasanya diperoleh seorang angkatan melalui sebuah proses yang membutuhkan waktu dan kemampuan atau kecakapannya sebagai seorang prajurit.

Oleh karena itulah, angkatan bersenjata sangat memungkinkan bagi seseorang untuk melakukan mobilitas sosial, terutama mobilitas sosial vertikal melalui kenaikan pangkat atau jasa tertentu yang dilakukannya.

Sebagai contoh seorang tentara dengan pangkat Letnan Satu mendapat kenaikan pangkat menjadi Mayor setelah beberapa tahun mengabdi.

2. Lembaga Keagamaan

Lembaga keagamaan merupakan sebuah lembaga yang mengurusi atau mengatur tentang segala hal terkait  pemeluk agama dengan ritual agamanya. Lembaga agama biasanya dijadikan rujukan utama bagi para pemeluk agama untuk menyelesaikan persoalan-persoalan keagamaan dalam sebuah komunitas sosial. Seseorang yang memiliki peran dalam sebuah lembaga keagamaan, maka secara tidak langsung akan menaikkan statusnya di mata masyarakat.

Misalnya seorang yang ditunjuk sebagai ketua MUI daerah, maka dia akan dihormati dan menjadi rujukan bagi warga di daerah tersebut untuk bertanya dan mencari fatwa.

3. Lembaga Pendidikan

Lembaga pendidikan adalah lembaga yang menyediakan sarana dan prasarana pendidikan bagi masyarakat. Ada tiga macam lembaga pendidikan yang kita kenal, yakni:

  • Lembaga pendidikan formal
  • Lembaga pendidikan informal, dan
  • Lembaga pendidikan nonformal

Lembaga pendidikan sendiri berfungsi untuk memberikan sejumlah pengetahuan dan keterampilan kepada seseorang (siswa) sehingga kualitas sumber daya  mereka akan meningkat. Selanjutnya peningkatan kualitas diri ini akan membuka banyak kesempatan bagi seseorang untuk melakukan mobilitas sosial vertikal atau  menaikkan status dan perannya dalam masyarakat.

Meski bukan suatu kepastian, akan tetapi tingkat pendidikan seseorang seringkali menjadi salah satu faktor yang menentukan jenis pekerjaan yang bisa diperoleh. Seseorang dengan pendidikan tinggi, tentu lebih memiliki peluang untuk memperoleh pekerjaan dengan gaji yang lebih besar. Hal inilah yang dimaksud dengan istilah pendidikan sebagai social elevator bagi mobilitas sosial seseorang.

Sebagai contoh anak seorang  petani yang berhasil mendapat beasiswa dan menyelesaikan pendidikan dokter. Dia kemudia bekerja menjadi dokter sehingga bisa menaikkan taraf ekonomi dan status keluarganya.

4. Organisasi Politik

Organisasi politik adalah sebuah organisasi yang berkecimpung dalam urusan politik dan kenegaraan. Atas dasar itu, organisasi politik memiliki peran penting dalam pembentukan sebuah tatanan sosial dalam sebuah negara. Dengan peran tersebut, sudah tentu organisasi politik bisa menjadi kendaraan bagi seseorang untuk melakukan mobilitas sosial.

Sebagai contoh seorang aktivis sosial yang juga  anggota partai politik mencalonkan diri sebagai kandidat anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Perannya selama menjadi aktivis sangat positif sehingga dia mendapat mayoritas suara rakyat dan terpilih sebagai salah satu anggota DPR.

5. Organisasi Ekonomi

Organisasi ekonomi yang dimaksud dalam kaitannya dengan mobilitas sosial adalah organisasi perusahaan. Perusahaan sendiri merupakan sebuah organisasi yang melakukan kegiatan dengan tujuan untuk meraih laba atau keuntungan.

Berdasarkan kepemilikannya, perusahaan dibagi menjadi dua jenis yaitu:

  • Perusahaan Pemerintah (Persero, Perum, Perjan)
  • Perusahaan Swasta (Firma, CV, PT, dan Koperasi)

Selain itu, ada bentuk organisasi ekonomi lainnya seperti seperti Joint Venture, Kartel, yayasan, sindikat, Trust,  Holding Company dan sebagainya.

Sebuah organisasi ekonomi sangat memungkinkan menjadi saluran mobilitas bagi seseorang melalui pendapatan atau pernghasilan serta jabatan yang bisa diraih dalam organisasi tersebut. Dengan bekal pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan, seseorang bisa meraih jabatan dan tingkat pendapatan yang lebih tinggi sehingga status sosialnya pun semakin meningkat.

Sebagai contoh seorang karyawan yang berprestasi dan sudah cukup lama mengabdi dalam sebuah perusahaan mendapat promosi sebagai manajer di salah satu cabang perusahaan. Selain gajinya menjadi lebih besar, maka statusnya juga berubah dari karyawan biasa menjadi seorang manajer.

6. Organisasi Keahlian

Organisasi keahlian merupakan sebuah wadah bagi mereka yang memiliki keahlian di bidang tertentu. Disini seseorang akan berkumpul dan berinteraksi dengan orang-orang seprofesi. ]

Bergabung dalam sebuah organisasi keahlian secara tidak langsung bisa meningkatkan status sosial seseorang  serta  pengakuan akan keahlian yang dimilikinya. Sebagai contoh seorang wartawan yang tergabung dalam AJI atau Aliansi Jurnalis Independen, maka dia akan lebih mendapat pengakuan dari kawan-kawan seprofesinya daripada ketika dia tidak bergabung dengan organisasi keahlian manapun.

7. Perkawinan

Contoh saluran mobilitas sosial yang terakhir adalah perkawinan. Perkawinan merupakan ikatan hukum yang menghubungkan dua manusia dalam sebuah tatanan sosial yang disebut keluarga.

Perkawinan bisa menjadi sarana mobilitas sosial ketika salah satu dari dua orang yang menikah memiliki status sosial yang lebih tinggi dibanding yang lainnya.

Sebagai misal adalah ketika seorang wanita yang berasal dari keluarga sederhana kemudian dinikahi oleh laki-laki kaya dari keluarga terpandang, maka secara tidak langsung derajat sosial wanita tadi akan ikut terangkat naik.

The post 7 Contoh Saluran Mobilitas Sosial yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>