model pembelajaran - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/model-pembelajaran Sun, 17 Apr 2022 23:36:32 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico model pembelajaran - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/model-pembelajaran 32 32 Model Pembelajaran: Pengertian, Jenis, Ciri, Contoh https://haloedukasi.com/model-pembelajaran Sat, 16 Apr 2022 00:33:26 +0000 https://haloedukasi.com/?p=33781 Dalam proses belajar mengajar, seorang pemateri baik seorang guru, dosen, dan lainnya menggunakan sebuah pakem atau aturan yang diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Pendekatan tersebut dinamai dengan istilah model pembelajaran. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran? berikut adalah ulasan lengkapnya dari mulai pengertian sampai macam-macam metode pembelajaran. Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah struktur yang […]

The post Model Pembelajaran: Pengertian, Jenis, Ciri, Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dalam proses belajar mengajar, seorang pemateri baik seorang guru, dosen, dan lainnya menggunakan sebuah pakem atau aturan yang diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar.

Pendekatan tersebut dinamai dengan istilah model pembelajaran. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran? berikut adalah ulasan lengkapnya dari mulai pengertian sampai macam-macam metode pembelajaran.

Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah struktur yang disusun secara sistematis dalam proses kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar yang sudah ditargetkan.

Model pembelajaran sering kali disebut sebagai metode pembelajaran atau pendekatan dan strategi dalam proses belajar.

Model pembelajaran melingkupi keseluruhan unsur-unsur pembelajaran karena mencakup pemahaman dasar dan filosofi-filosofi dalam proses pembelajaran.

Dalam model pembelajaran ada elemen-elemen penting seperti strategi, alat, dan teknik yang akan digunakan para siswa dalam proses belajarnya.

Jenis-jenis Model Pembelajaran

Model pembelajaran memiliki beberapa jenis yang dibagi ke dalaman satuan berbeda, Berikut adalah jenis-jenis model pembelajaran yang akan diuraikan secara lebih mendalam.

  • Model Pembelajaran Langsung

Model Pembelajaran langsung lebih dikenal dengan istilah Direct Inctruction, dimana model pembelajaran ini diberikan secara langsung oleh seorang pemateri kepada para siswa.

Model pembelajaran langsung biasanya dibalut dengan pelaksanaan proses belajar dengan metode ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi yang berkaitan erat dengan pembelajaran ekspositori.

Proses belajar metode pembelajaran langsung tersusun dari rancangan silabus dan RPP seperti kegiatan-kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan di kelas.

  • Model pembelajaran Kooperatif

Istilah lain dari model pembelajaran kooperatif adalah cooperatif learning, dimana metode ini digunakan agar para siswa bisa belajar secara kooperatif dalam sebuah kelompok yang dibentuk dalam proses belajar.

Kelompok yang dibentuk ini, dibangun dari karakteristik siswa yang memiliki kemampuan berbeda-beda.

Heterogenitas kelompok yang dibentuk bertujuan agar semangat siswa terpacu dan bisa dibangun melalui perbedaan-perbedaan yang ada.

Dalam model pembelajaran kooperatif, penilaian yang diberikan adalah penilaian kelompok. Jadi siswa akan terpacu untuk membangun kedekatan dengan para anggotanya.

  • Model Pembelajaran Kontekstual

Salah satu jenis model pembelajaran lainnya, adalah model pembelajaran kontekstual yang juga dikenal sebagai “Contextual Teaching and Learning”.

Metode ini lebih mengedepankan kerangka berpikir siswa untuk menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi dengan cara mencari sendiri makna dari situasi di lingkungan nyata.

Dengan menguasai pengalaman secara faktual siswa akan lebih memahami konsep pembelajaran yang sedang diajarkan.

Siswa akan terbiasa membangun pengetahuannya sendiri melalui pengalaman yang sudah Ia dapatkan dari hasil belajar di sekolah.

  • Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing

Model pembelajaran ini tidak akan memberikan konsep dalam bentuk final, akan tetapi pada proses belajarnya siswa akan digiring menemukan konsep yang sedang dicari.

Model pembelajaran yang juga disebut sebagai “Discovery Learning” ini adalah metode belajar yang mengedepankan keaktifan para siswa dalam proses belajar mengajar.

  • Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Model pembelajaran selanjutnya dikenal juga dengan nama lain “Problem Based Learning” yang menerapkan penggunaan masalah sebagai alat bantu untuk mendapatkan pengetahuan baru.

Siswa akan dipancing dengan permasalahan yang ada di kehidupan nyata, kemudian dieksekusi dengan sebuah pengetahuan dan pengalaman yang sudah dimiliki sebelumnya.

  • Model Pembelajaran Berbasis Proyek

Model pembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning adalah model pembelajaran yang menggunakan sebuah proyek sebagai kegiatan belajarnya.

Para siswa dibentuk pengetahuannya dari kegiatan yang mereka ikuti selama mengerjakan suatu proyek bersama.

Siswa akan dihadapkan dengan permasalahan dan melakukan tugas belajarnya dengan mengekplorasi, menilai, dan mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya dari proses belajar tersebut.

Pengertian Model Pembelajaran Menurut Para Ahli

Para ahli mendefinisikan model pembelajaran ke dalam pengertian yang beragam, berikut adalah beberapa pengertian model pembelajaran menurut para ahli.

  • Pengertian Model Pembelajaran Menurut Arends (1997)

Menurut Arends model pembelajaran adalah sebuah pendekatan terhadap aturan-aturan proses belajar seperti tujuan, alur, lingkup wilayah (lingkungan), dan sistem belajar secara menyeluruh.

Aturan-aturan tersebut mengacu pada segala ketentuan yang harus diikuti oleh para siswa dalam proses belajar.

Aturan yang diberlakukan juga harus utuh dan bermanfaat untuk para siswa, sehingga harus memenuhi komponen sebuah model pembelajaran.

  • Pengertian Model Pembelajaran Menurut Adi (2000)

Menurut Adi, model pembelajaran adalah kerangka dari konsep-konsep yang meliputi prosedur untuk mengorganisasikan proses belajar yang sesuai dengan tujuannya.

Jadi penggunaan model pembelajaran yang tepat adalah yang menyesuaikan dengan tujuan awal dari pembelajaran.

  • Pengertian Model Pembelajaran Menurut Trianto (2010)

Trianto mendefinisikan model pembelajaran sebagai pola atau rencana yang dipakai sebagai rujukan dalam pelaksanaan pembelajaran.

Model pembelajaran juga membutuhkan komponen-komponen pendukung yang seharusnya bisa dihadirkan, seperti tujuan pembelajaran, proses belajar, lingkungan belajar, dan pengorganisasian kelas.

  • Pengertian Model Pembelajaran Menurut Joce. Weil, Calhoun (2013)

Joce. Weil, Calhoun mendefinisikan model pembelajaran sebagai keterangan lingkup pembelajaran yang didalamnya termasuk peran guru dalam melakukan proses belajar mengajar.

  • Pengertian Model Pembelajaran Menurut Udin (2006)

Udin mendefinisikan model pembelajaran sebagai kerangka dari konsep-konsep belajar yang didalamnya terdapat prosedur terukur dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan.

Ciri-ciri Model Pembelajaran

Pada dasarnya, model belajar yang baik dapat dikenali dengan beberapa ciri sebagai berikut.

  1. Model pembelajaran yang baik selalu memiliki prosedur yang tersusun secara sistematis.
  2. Kematangan dari model pembelajaran bisa dilihat dari hasil dan tujuan belajar yang pada awak akan diterapkan sudah ditentukan secara khusus.
  3. Model pembelajaran harus menentukan lingkungannya secara khusus.
  4. Model pembelajaran yang baik harus mampu membuat para siswa membangun kedekatan dan interaksi dengan lingkungan belajarnya.
  5. Model pembelajaran harus rasional, teoritis, dan logis secara bahan ilmu pengetahuan juga harus terverifikasi oleh para pencipta dan pengembangnya.
  6. Memiliki landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa melalui proses belajar.
  7. Membutuhkan sikap yang konsisten para pengajarnya agar model pembelajaran yang diterapkan bisa berhasil terlaksana dengan tanpa masalah berarti.
  8. Memiliki lingkungan belajar yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Fungsi Model Pembelajaran

Selain memiliki ciri-ciri khusus, model pembelajaran juga memiliki fungsi dan tujuannya sendiri dalam rangka memaksimalkan proses pembelajaran.

Uraian di bawah ini adalah fungsi-fungsi dari model pembelajaran yang bisa dilihat dalam sepuluh poin berbeda.

  1. Model pembelajaran bisa menuntun pendidik untuk memilih strategi, teknik, dan metode belajar agar tujuan dari pelajaran yang disampaikan bisa tercapai sesuai tujuan.
  2. Bisa membantu para pendidik agar para siswa memiliki perilaku yang sesuai dengan harapan.
  3. Membantu para pendidik menciptakan lingkungan belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
  4. Membangun interaksi antara guru dan siswa yang lebih terbuka, misalnya bagaimana cara berkomunikasi dan memberi motivasi pada para siswa.
  5. Membantu guru mengembangkan materi belajar yang sesuai dengan perkembangan zaman.
  6. Membantu para pendidik untuk memilih materi yang relevan dengan keadaan para siswa.
  7. Menyediakan bahan prosedur untuk mengembangkan materi belajar yang bisa menambah keaktifan para siswa.
  8. Memicu perkembangan inovasi gaya pembelajaran baru.
  9. Membantu menyebarkan informasi tentang teori-teori mengajar.
  10. Membantu membangun interaksi pengajar dan siswa secara empiris.

Macam-Macam Model Pembelajaran

Model Pembelajaran terdiri dari berbagai macam teknik, yang nantinya bisa digunakan sesuai cara kerja seorang pendidik dalam sebuah proses pembelajaran yang berlangsung di kelas.

Macam-macam model pembelajaran bisa dilihat dari uraian berikut ini.

  • Metode Ceramah

Model pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah adalah salah satu metode pembelajaran yang sudah banyak digunakan oleh sebagian besar pengajar sejak dahulu.

Guru akan menyampaikan materi secara lisan kepada para siswa, dan tugas siswa adalah mendengarkan materi yang dijelaskan oleh gurunya.

Metode ceramah ini merupakan model pembelajaran yang paling praktis dan rendah budget karena hanya mengandalkan penyampaian guru dan perhatian siswa saja.

Penggunaan metode ceramah yang menarik perlu dibawakan oleh seorang guru untuk menghindari kebosanan para siswa.

  • Metode Diskusi

Penggunaan model pembelajaran dengan metode diskusi lebih mementingkan aktivitas para siswa untuk bertukar pendapat dengan rekan-rekannya.

Siswa dilatih untuk memecahkan sebuah masalah dengan bantuan dari pengalaman banyak orang yang tergabung dalam satu kelompok diskusi.

Guru hanya perlu melemparkan sebuah permasalahan yang nantinya akan dipecahkan oleh para siswa untuk dicari solusi dan jawabannya secara kelompok.

  • Metode Demonstrasi

Model pembelajaran lain adalah metode demonstrasi, yaitu sebuah metode yang dijalankan dengan cara praktek secara langsung agar para siswa bisa melihat langsung materi yang sedang mereka pelajari.

Dengan metode demonstrasi siswa akan lebih fokus pada materi yang mereka pelajari karena dibungkus dengan proses belajar yang lebih menarik.

  • Metode Ceramah Plus

Sama seperti metode ceramah yang mengandalkan presentasi seorang pendidik sebagai tokoh sentral dalam proses belajar.

Yang menjadi nilai tambah, dalam metode ceramah plus biasanya menggabungkan metode belajar lain sebagai pelengkap.

Misalnya dengan mengkombinasikan metode ceramah, praktikum, dan diskusi sehingga para siswa tidak akan merasa monoton dengan hanya mendengar ceramah dari guru saja.

  • Metode Resitasi

Metode resitasi adalah sebuah model belajar dimana para siswa menerima tugas membuat resume atau rangkuman dari hasil materi yang disampaikan oleh guru.

Rangkuman tersebut ditulis pada sebuah lembar kerja dan dibuat menggunakan kata-kata yang dibuat sendiri.

  • Metode Eksperimen

Untuk metode eksperimen, pada umumnya para siswa akan diarahkan untuk melakukan percobaan-percobaan dalam sebuah laboratorium untuk melihat secara langsung pelajaran yang sedang disampaikan oleh guru.

Pada metode eksperimen materi-materi yang diajarkan biasanya seputar sains dan teknologi.

  • Metode Karya Wisata

Metode karya wisata merupakan sebuah model belajar dimana para siswa akan dikenalkan dengan pengetahuan baru melalui kegiatan kunjungan ke suatu tempat atau lingkungan tertentu.

Kunjungan yang dilakukan oleh para siswa biasanya seputar tempat-tempat bersejarah seperti museum dan wisata alam.

  • Metode Latihan

Metode latihan adalah model belajar yang dilaksanakan dengan cara melatih ketrampilan para siswa dengan cara memberi soal-soal seputar materi yang telah disampaikan.

Siswa akan diberi ujian dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan penjelasan yang diberikan oleh guru.

Sekian penjelasan mengenai model pembelajaran yang dijabarkan melalui pembahasan panjang dari mulai pengertian, jenis-jenis model pembelajaran, ciri-ciri model, pengertian dari para ahli, fungsi model pembelajaran, sampai macam-macam model pembelajaran.

Semoga informasi ini dapat bermanfaat dan bisa menambah wawasan tentang model-model pembelajaran yang sering digunakan oleh para tenaga pengajar.

The post Model Pembelajaran: Pengertian, Jenis, Ciri, Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Model Pembelajaran Tematik https://haloedukasi.com/model-pembelajaran-tematik Fri, 15 Apr 2022 07:50:40 +0000 https://haloedukasi.com/?p=33818 Pengertian Model Pembelajaran Tematik Model pembelajaran tematik merupakan suatu sistem pembelajaran yang mengarahkan peserta didik untuk lebih aktif dalam menemukan konsep ilmu pengetahuan secara otentik, holistik, dan bermakna. Model pembelajaran ini menggabungkan beberapa mata pelajaran dengan suatu tema yang berupa objek dan topik. Dengan penerapan model pembelajaran tematik akan memudahkan peserta didik untuk memahami materi […]

The post Model Pembelajaran Tematik appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Model Pembelajaran Tematik

Model pembelajaran tematik merupakan suatu sistem pembelajaran yang mengarahkan peserta didik untuk lebih aktif dalam menemukan konsep ilmu pengetahuan secara otentik, holistik, dan bermakna. Model pembelajaran ini menggabungkan beberapa mata pelajaran dengan suatu tema yang berupa objek dan topik.

Dengan penerapan model pembelajaran tematik akan memudahkan peserta didik untuk memahami materi secara mendalam untuk menciptakan pendidikan yang dialogis sebab pembelajaran dalam tema sangat berhubungan dengan lingkungan sekitar siswa.

Model pembelajaran tematik memfokuskan pada keterlibatan peserta didik secara aktif dalam kegiatan belajar untuk mendapatkan pengalaman langsung serta melatih peserta didik untuk mengeksplorasi wawasan lain untuk didalami.

Peserta didik akan memahami konsep pembelajaran kemudian dapat mengaitkan dengan konsep-konsep pembelajaran lain melalui pengalaman langsung. Hal ini didukung oleh teori Psikologi Gestalt bahwa untuk mendukung kemampuan dan perkembangan anak, maka dalam sistem pembelajaran harus berorientasi pada kebutuhan dan memberikan makna. 

Ciri – Ciri Model Pembelajaran Tematik

Model pembelajaran tematik membuat peserta didik dapat mengembangkan cara berpikir yang kritis dan realistis, sehingga pada setiap pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman yang bermakna secara utuh. Model pembelajaran ini menghubungkan satu materi dengan materi lainnya dalam sebuah tema.

Berikut ciri-ciri model pembelajaran tematik.

  1. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran.
  2. Belajar lebih menyenangkan melalui pendekatan belajar sambil bermain.
  3. Memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan dilakukan secara langsung.
  4. Subjek dalam belajar adalah peserta didik yakni siswa di sekolah sebagai pusat belajar.
  5. Pembahasan tema berfikus pada kehidupan peserta didik yang sesuai dengan kurikulum.
  6. Memudahkan peserta didik untuk belajar dari lingkungan sekitar dalam keseharian sehingga menciptakan fleksibilitas dalam belajar.
  7. Output pembelajaran dapat memberikan peluang untuk mengoptimalkan potensi peserta didik sesuai dengan bakat, minat, serta kebutuhan.
  8. Menggabungkan beberapa mata pelajaran sehingga diferensiasi setiap mata pelajaran kurang jelas, hal ini bertujuan untuk memfokuskan pembelajaran pada tema. 

Tujuan Model Pembelajaran Tematik

Tujuan model pembelajaran tematik adalah untuk memberikan pengalaman dalam proses pembelajaran yang secara utuh dapat memberikan makna sehingga dapat mencapai proses belajar mengajar yang dialogis. Dalam model pembelajaran ini membutuhkan media dan tema.

Media tersebut bertujuan untuk alat penghantar informasi yang melibatkan peserta didik dalam aktivitas belajar yang nyata. Selain media, terdapat hal lain yang dapat memberikan manfaat terhadap proses belajar model pembelajaran tematik adalah tema. Manfaat tema dalam model pembelajaran tematik, sebagai berikut:

  1. Memudahkan peserta didik untuk memusatkan perhatian terhadap tema pembelajaran tertentu.
  2. Memberikan kemudahan untuk mempelajari pengetahuan melalui beberapa mata pelajaran dengan tema yang sama.
  3. Mengarahkan peserta didik untuk memahami materi secara mendalam dan lebih berkesan.
  4. Kompetensi dalam mata pelajaran dapat dikembangkan dengan baik melalui hubungan dengan pengalaman pribadi peserta didik.
  5. Dengan konteks tema yang jelas maka peserta didik akan merasakan makna dan manfaat dalam proses belajar.
  6. Meningkatkan semangat peserta didik dalam belajar sebab dengan model pembelajaran tematik peserta didik dapat berkomunikasi dalam situasi nyata.
  7. Tenaga pendidik akan memanfaatkan waktu dengan lebih efektif sebab dalam model pembelajaran tematik materi yang disajikan dapat diberikan dalam dua atau tiga pertemuan sehingga waktu pertemuan yang tersisa dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pemantapan pembelajaran.

Langkah – Langkah Model Pembelajaran Tematik

Berikut langkah-langkah untuk mempersiapkan model pembelajaran tematik.

1. Menentukan Tema

Untuk menentukan tema dapat dilakukan dengan mempelajari standar kompetensi dasar yang ada pada setiap mata pelajaran, selain itu dapat juga dilakukan dengan menerapkan tema terpadu dilanjut dengan mengidentifikasi kompetensi dasar pada beberapa mata pelajaran yang sesuai.

Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan tema

  • Memahami lingkungan di sekitar peserta didik.
  • Mulai dari yang termudah hingga sulit.
  • Mulai dari yang sederhana hingga ke yang kompleks.
  • Mulai dari konkret hingga menuju abstrak.
  • Mempertimbangkan pemilihan tema sesuai kapasitas kemampuan peserta didik.
  • Menentukan ruang lingkup tema sesuai dengan usia, minat, kebutuhan, dan kemampuan peserta didik.

2. Menyusun Indikator Pencapaian

Setelah tema telah dirumuskan maka langkah selanjutnya adalah menyusun indikator pencapaian belajar. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan dan menentukan standar kompetensi dasar yang ada dalam setiap mata pelajaran.

3. Merumuskan Jaringan Tema

Jaringan tema merupakan hubungan kompetensi dasar dan indikator sesuai dengan tema. Jaringan tema akan mengaitkan antara tema, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian dalam setiap mata pelajaran. 

4. Menyusun Rancangan Pembelajaran

Keseluruhan langkah sebelumnya yang telah dikerjakan akan dijadikan dasar dalam penyusunan silabus atau rancangan pembelajaran. Komponen rancangan pembelajaran terdiri atas antara lain pengalaman belajar, penilaian, alat belajar, indikator pencapaian, kompetensi dasar, dan standar kompetensi.

5. Menyusun Desain Pembelajaran Tematik

Tenaga pendidik seperti guru melakukan penyusunan desain pembelajaran tematik, yang merupakan implementasi dari pengalaman belajar peserta didik yang telah ditentukan dalam rancangan pembelajaran. 

Dalam menyusun desain pembelajaran tematik terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:

  • Alat dan media yang digunakan dalam kegiatan belajar yang sesuai dengan kompetensi dasar pembelajaran.
  • Identitas mata pelajaran yang meliputi waktu pertemuan, semester, kelas, dan nama mata pelajaran yang akan dipadukan.
  • Terdapat indikator dan kompetensi dasar yang hendak dicapai.
  • Materi pokok dirancang untuk dipelajari oleh peserta didik untuk mencapai kompetensi dasar dan indikator.
  • Penilaian merupakan bagian dari prosedur yang digunakan untuk menilai pencapaian belajar peserta didik.
  • Strategi pembelajaran merupakan kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan peserta didik dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran, secara praktik terdapat kegiatan pembukaan, inti, dan penutup.

Prinsip Pembelajaran Tematik Terpadu

Pembelajaran tematik mendukung pencapaian tujuan pembelajaran yang menyesuaikan dengan kurikulum sehingga dalam penerapan model pembelajaran ini diperlukan beberapa prinsip agar mencapai hasil yang maksimal.

Berikut beberapa prinsip dalam pembelajaran tematik terpadu.

  1. Pembelajaran tema dapat mendekatkan peserta didik untuk memahami lingkungan dengan baik dalam kehidupan sehari-hari.
  2. Memilih beberapa mata pelajaran yang saling berhubungan untuk dijadikan ke dalam satu tema.
  3. Model pembelajaran harus menyesuaikan dengan tujuan kurikulum secara utuh sehingga tidak boleh ada hal-hal dalam pembelajaran yang bertentangan dengan hal tersebut.
  4. Materi pembelajaran selalu mempertimbangkan karakteristik, minat, bakat, kemampuan, pengetahuan awal, dan kebutuhan peserta didik.
  5. Tidak ada unsur paksaan dalam setiap materi pembelajaran yang terpadu.

The post Model Pembelajaran Tematik appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Model Pembelajaran STAD, Penjelasan Lengkap Menurut Ahli https://haloedukasi.com/model-pembelajaran-stad Mon, 28 Mar 2022 07:02:25 +0000 https://haloedukasi.com/?p=33070 Seperti yang sudah kita ketahui, bahwa terdapat beberapa model pembelajaran salah satunya adalah model pembelajaran STAD. Kali ini kami akan membahas mengenai apa itu model pembelajaran STAD lengkap dengan langkah – langkah, kelebihan, serta kekurangannya. Pengertian Model Pembelajaran STAD Model pembelajaran STAD merupakan sebuah strategi yang digunakan dalam proses pembelajaran yang kooperatif dalam membagi para […]

The post Model Pembelajaran STAD, Penjelasan Lengkap Menurut Ahli appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Seperti yang sudah kita ketahui, bahwa terdapat beberapa model pembelajaran salah satunya adalah model pembelajaran STAD. Kali ini kami akan membahas mengenai apa itu model pembelajaran STAD lengkap dengan langkah – langkah, kelebihan, serta kekurangannya.

Pengertian Model Pembelajaran STAD

Model pembelajaran STAD merupakan sebuah strategi yang digunakan dalam proses pembelajaran yang kooperatif dalam membagi para peserta didik menjadi kelompok – kelompok kecil yang berisikan dengan peserta didik dengan kemampuan akademik yang berbeda – beda.

Di dalam kelompok tersebut, nantinya para peserta didik akan saling bekerja sama satu sama lain dalam menyelesaikan sebuah masalah dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Model STAD ini menjadi salah satu alternatif dalam melakukan pengaplikasian yang sederhana pada pembelajaran yang kooperatif. Model pembelajaran yang kooperatif ini dianggap sebagai cara yang paling sederhana dan terbaik dalam melakukan pendekatan awal yang kooperatif antara guru dan siswa.

STAD itu sendiri memiliki kepanjangan Student Temas Achievement Division, yang dapat diartikan dvisi prestasi yang diperoleh siswa. STAD memiliki peran penting dalam mendorong serta memotivasi satu sama lain dengan tujuan agar keterampilan yang disampaikan dan diajarkan oleh guru dapat dikuasai.

Dari penjelasan di atas, STAD dapat disimpulkan sebagai model pembelajaran yang kooperatif yang dapat mendorong kerja sama antar siswa dalam belajar kelompok dengan keragaman anggota baik akademik maupun latar belakang satu sama lain yang nantinya dapat bertujuan agar para siswa dapat membantu sama lain, sekaligus menciptakan suasana sosial yang beraneka ragam dalam menguasai keterampilan.

Pengertian Model Pembelajaran STAD Menurut Para Ahli

Adapun beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli mengenai pengertian model pembelajaran STAD antara lain sebagai berikut :

  • Menurut Rusman, model pembelajaran STAD merupakan sebuah model pembelajaran bagi para siswa yang mana para siswa akan terbagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah anggota sebanyak kurang lebih 4 hingga 5 orang dengan kemampuan, jenis kelamin, serta suku yang berda – beda dan menciptakan keragaman.
  • Menurut Robert Slavin, model pembelajaran STAD merupakan sebuah strategi dalam proses belajar mengajar yang dilakukan guru atau pengajar dalam menghasilkan tim yang mana anggotanya memiliki kemampuan majeuk dalam berlatih dan belajar sebuah konsep dan keahlian yang dilakukan bersama – sama.
  • Menurut Trianto, model pembelajaran STAD merupakan model proses pembelajaran yang bersifat kooperatif yang mana menggunakan metode membagi kelompok – kelompok kecil berjumlah 4 – 5 anggota pada masing – masing kelompok peserta didik yang diacak dan heterogen.
  • Menurut Anas, model pembelajaran STAD merupakan sebuah model pembelajaran yang tersusun atas lima komponen utama yang membangun proses pembelajaran antara lain adanya kelas, proses belajar yang ada di dalam kelompok, penyelesaian kuis, analisa skor pengembangan, serta adanya penghargaan atau apresiasi pada kelompok.
  • Menurut Endang Mulyatiningsih, model pembelajaran STAD merupakan sebuah strategi pembelajaran yang bersifat kooperatif dengan memadukan dan menyatukan beberapa metode yang digunakan seperti ceramaha, questioning, serta adanya diskusi antar peserta didik.

Langkah – Langkah Model Pembelajaran STAD

Untuk melakukan model pembelajaran STAD, terdapat enam langkah utama yang harus dilakukan. Langkah – langkah atau sintaks model pembelajaran STAD yang bersifat kooperatif ini antara lain sebagai berikut.

  1. Langkah yang pertama adalah memberikan penyampaian tujuan dari proses pembelajaran itu sendiri serta memberikan motivasi dalam belajar kepada para siswa.
  2. Lengkah kedua, menyajikan dan menyampaikan segala informasi yang sesuai kepada para siswa dengan melalui demonstrasi ataupun melalui sebuah bacaan.
  3. Langkah ketiga, memberikan penjelasan bagi para siswa tentang cara membentuk kelompok belajar. Selain itu, untuk memperluas wawasan, keterampilan, dan cara bersosialisasi, pengajar juga perlu membantu para siswa dalam melakukan transisi kelompok secara efektif dan efisien.
  4. Membimbing masing – masing kelompok belajar yang sebelumnya sudah dibentuk ketika para siswa sedang mengerjakan tugas dan melakukan belajar bersama.
  5. Langkah kelima, memberikan evaluasi terkait dengan hasil belajar mengenai materi apa saja yang sudah diajarkan dan dipelajari, kemudian masing – masing kelompok dihimbau untuk melakukan presentasi terkait dengan hasil kerja.
  6. Langkah yang terakhir yakni menghargai hasil dan upaya belajar para siswa baik dalam kelompok maupun individu baik dengan pujian maupun dengan reward lainnya.

Kelebihan Model Pembelajaran STAD

Terdapat beberapa kelebihan model pembelajaran STAD yang perlu kita ketahui antara lain sebagai berikut.

  • STAD dapat meningkatkan rasa percaya diri bagi para siswa serta kecakapan pada masing – masing individu.
  • Dengan menggunakan model STAD ini, akan membangun interaksi sosial yang ada di dalam kelompok sehingga siswa dapat sekaligus belajar bersosialisasi dengan lingkungan sekitar terutama rekan yang ada dalam satu kelompok.
  • Siswa belajar untuk berkomitmen dalam mengembangkan potensi yang ada dalam diri maupun kelompoknya.
  • Mengajarkan para anggota kelompok untuk dapat lebih menghargai satu sama lain dan juga menumbuhkan rasa percaya.
  • Memotivasi para siswa untuk berperan aktif, terutama dalam melakukan tutor sebaya dalam rangka meningkatkan potensi keberhasilan kelompok itu sendiri.

Kekurangan Model Pembelajaran STAD

Adapun beberapa kekurangan dari model pembelajaran STAD yang perlu kita ketahui juga sebelum memutuskan untuk menggunakan metode pembelajaran kooperatif ini.

  • Terkait dengan sarana yang ada di kelas dan metode belajar kelompok yang dikembangkan, ini akan memakan waktu terutama dalam mengatur tempat duduk karena sebagian besar belum ada ruangan khusus untuk mengaplikasikan metode belajar kelompok ini.
  • Besarnya jumlah siswa menyebabkan kurang maksimalnya guru dalam mengamati kegiatan belajar mengajar ini, baik pada masing – masing individu maupun secara kelompok.
  • Dalam metode ini, guru menjadi dituntut lebih dalam menyelaikan tugas terkait proses belajar mengajar dalam waktu yang cepat, khususnya dalam mengoreksi pekerjaan, menilai perkembangan siswa dan kelompok pada akhir pertemuan.

The post Model Pembelajaran STAD, Penjelasan Lengkap Menurut Ahli appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Model Pembelajaran Problem Solving https://haloedukasi.com/model-pembelajaran-problem-solving Mon, 28 Mar 2022 06:18:32 +0000 https://haloedukasi.com/?p=33086 Apa itu Model Pembelajaran Problem Solving Model pembelajaran problem solving merupakan metode pembelajaran dengan sistem pemecahan masalah. Dengan metode ini akan memberikan kemudahan bagi pelajar untuk belajar mencari upaya penyelesaian masalah di lingkungan sekitar. Model pembelajaran problem solving menerapkan pembelajaran berbasis masalah guna melatih para pelajar untuk mengumpulkan lebih banyak informasi dengan sumber valid dan […]

The post Model Pembelajaran Problem Solving appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Apa itu Model Pembelajaran Problem Solving

Model pembelajaran problem solving merupakan metode pembelajaran dengan sistem pemecahan masalah. Dengan metode ini akan memberikan kemudahan bagi pelajar untuk belajar mencari upaya penyelesaian masalah di lingkungan sekitar.

Model pembelajaran problem solving menerapkan pembelajaran berbasis masalah guna melatih para pelajar untuk mengumpulkan lebih banyak informasi dengan sumber valid dan untuk melatih para pelajar mengembangkan pola pikir kritis dan memecahkan dilema.

Cara memberikan pendekatan pembelajaran problem solving terhadap adalah dengan cara menstimulasi para pelajar untuk memperhatikan, menelaah, dan berpikir kritis terhadap suatu permasalahan, setelah itu mengajak untuk menganalisis suatu permasalahan guna mencari solusinya. 

Model pembelajaran problem solving diharapkan dapat mengembangkan kreativitas dan pola pikir kritis bagi pelajar agar mampu memecahkan masalah sebab dalam model pembelajaran ini terlibat beberapa aspek antara lain kognitif, afektif, dan psikomotor. Harapan lain yakni menciptakan interaksi belajar yang dinamis dan mampu bekerja sama dalam tim maupun secara individu.

Manfaat yang dapat diperoleh dari model pembelajaran problem solving adalah membantu pelajar atau siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, memiliki wawasan lebih baik, belajar memposisikan diri sebagai orang dewasa melalui simulasi untuk menyelesaikan suatu permasalahan, serta dapat secara mandiri mendapatkan pembelajaran sesuai dengan cara masing-masing.

Tujuan Model Pembelajaran Problem Solving

Beberapa tujuan yang ingin diharapkan dengan adanya model pembelajaran problem solving, antara lain:

  1. Meningkatkan output atau hasil pembelajaran bagi pelajar.
  2. Meningkatkan kemampuan pola berpikir pelajar atau anak didik.
  3. Memperkuat daya ingat terhadap materi yang disampaikan oleh pengajar.
  4. Meningkatkan kreativitas pelajar dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
  5. Melatih pelajar atau siswa dalam menentukan sebuah keputusan dengan bijak.
  6. Melatih pelajar untuk mengetahui langkah-langkah dalam memecahkan suatu permasalahan dengan baik.
  7. Menguasai cara bekerja yang sistematis dalam suatu hal sehingga permasalahan lebih mudah terselesaikan.
  8. Menyelidiki dasar problem solving dengan indikator pengetahuan, keterampilan kerja, serta output yang dimiliki oleh pelajar.
  9. Mengonstruksikan pelajar agar menjadi independen dalam berpikir dan berpegang teguh pada pendirian agar dapat berdiri sendiri.
  10. Memberikan pemahaman untuk sadar bahwa setiap permasalahan pasti ada jalan keluar asal ada keinginan dan berusaha untuk berproses mencari solusi.
  11. Menyalurkan pengetahuan dalam memecahkan masalah dan kecakapan praktis yang dapat diimplementasikan terhadap permasalahan realistis di tengah masyarakat demi mencapai pendidikan yang dialogis.

Langkah-Langkah

Berikut langkah-langkah penerapan model pembelajaran problem solving.

  1. Fasilitator atau pendidik memberikan pengantar mengenai pembelajaran menggunakan metode problem solving, seperti menjelaskan prosedur problem solving yang benar.
  2. Fasilitator memberikan penjelasan mengenai suatu permasalahan.
  3. Kemudian peserta atau pelajar membaca dan berpikir dengan cara mengidentifikasi masalah, menggambarkan situasi, dan mendeskripsikan perencanaan pemecah masalah.
  4. Selanjutnya peserta mengeksplorasi dan mengumpulkan informasi valid yang dapat dipercaya yang berkaitan dengan persoalan yang sedang diidentifikasi.
  5. Setelah itu peserta dapat merencanakan strategi penyelesaian masalah, seperti bereksperimen, simulasi, ekspansi, deduksi logis, membuat diagram pemecahan masalah, dan lain sebagainya.
  6. Setelah mendapatkan strategi penyelesaian masalah, pelajar dapat mengoreksi kembali, merefleksikan, memperluas konsep, serta memformulasikan permasalahan variatif yang orisinil.
  7. Lalu pelajar diharapkan mampu mempresentasikan hasil kepada fasilitator.
  8. Terakhir fasilitator atau pendidik melakukan penilaian terhadap hasil problem solving yang telah disusun oleh pelajar.

Kelebihan Model Pembelajaran Problem Solving

Beberapa kelebihan penerapan model pembelajaran problem solving, antara lain:

  • Pelajar dapat memiliki sikap inisiatif dan inovatif.
  • Meningkatkan daya berpikir kritis dalam kegiatan penyelidikan.
  • Dalam kehidupan akan didominasi oleh ruang lingkup pendidikan.
  • Melatih pelajar untuk membuat perencanaan terhadap suatu penemuan.
  • Meningkatkan kemampuan berpikir analitis dan kritis dalam penyelesaian masalah.
  • Menciptakan pendidikan yang dialogis, belajar berdasarkan realitas yang ada di sekitar.
  • Dapat menyelesaikan suatu permasalahan secara logis, terstruktur, efektif, dan strategis.
  • Menjadikan pendidikan berhubungan dengan kegiatan sehari-hari, terutama dalam dunia kerja.
  • Menjadikan pelajar memiliki sikap aktif, kreatif, dan bertanggungjawab terhadap tugas dan peran.
  • Membantu menganalisis dan mengevaluasi output penelitian dan observasi terhadap suatu permasalahan.
  • Meningkatkan rasa percaya diri dalam setiap keputusan dan tindakan untuk menyelesaikan permasalahan.
  • Memberikan wawasan kepada pelajar untuk mengatasi suatu permasalahan yang sulit yang datang secara spontan.
  • Kemampuan problem solving dibutuhkan oleh pelajar atau siswa kelak ketika sudah memasuki usia dewasa dan hidup di tengah masyarakat, dalam keluarga, serta dalam dunia kerja.

Kekurangan Model Pembelajaran Problem Solving

Beberapa kekurangan penerapan model pembelajaran problem solving, antara lain:

  • Memerlukan perencanaan yang baik dan matang.
  • Membutuhkan banyak peserta agar diskusi dapat berjalan.
  • Tidak mudah untuk melakukan pengoordinasian bahan pelajaran.
  • Memakan banyak waktu sebab memiliki beberapa serangkaian proses.
  • Hanya sebagian materi pembelajaran yang dapat dibahas atau memiliki masalah.
  • Siswa yang pasif tidak akan mendorong kelancaran kegiatan pembelajaran problem solving.
  • Dibutuhkan tingkat kemampuan dan keterampilan guru sebagai pengajar atau fasilitator yang mumpuni.
  • Sulit menentukan permasalahan yang sesuai dengan tingkat pemahaman dan kemampuan penyelesaian masalah bagi pelajar.
  • Pelajar terkadang mengalami kesulitan untuk menemukan sumber informasi valid dan sesuai digunakan untuk bahan pembelajaran problem solving.
  • Pelajar akan mengerti alasan untuk mempelajari suatu hal jika tidak didasarkan oleh pemahaman untuk memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi dan dipelajari.

The post Model Pembelajaran Problem Solving appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pembelajaran Berbasis Proyek: Karakteristik – Tujuan dan Prinsip https://haloedukasi.com/pembelajaran-berbasis-proyek Tue, 28 Dec 2021 04:24:17 +0000 https://haloedukasi.com/?p=30006 Selama ini proyek sering diidentikan dengan SMK. Namun, pada kenyataannya, hal tersebut dapat berlaku di sekolah umum lainnya. Salah satu hal yang mendukungnya adalah adanya pembelajaran berbasis proyek. Apa itu pembelajaran berbasis proyek? Selengkapnya di bawah ini. Pengertian Pembelajaran Berbasis Proyek Menurut Stoller, pembelajaran berbasis proyek merupakan pembelajaran yang menggunakan menggunakan proyek sebagai media dalam […]

The post Pembelajaran Berbasis Proyek: Karakteristik – Tujuan dan Prinsip appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Selama ini proyek sering diidentikan dengan SMK. Namun, pada kenyataannya, hal tersebut dapat berlaku di sekolah umum lainnya. Salah satu hal yang mendukungnya adalah adanya pembelajaran berbasis proyek. Apa itu pembelajaran berbasis proyek? Selengkapnya di bawah ini.

Pengertian Pembelajaran Berbasis Proyek

Menurut Stoller, pembelajaran berbasis proyek merupakan pembelajaran yang menggunakan menggunakan proyek sebagai media dalam proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan serta keterampilan.

Pembelajaran berbasis proyek atau project based learning (PBL) adalah model atau metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru atas pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Pembelajaran ini dirancang untuk dipakai pada permasalahan kompleks yang dibutuhkan peserta didik dalam menginvestigasi dan memahaminya.

Pembelajaran berbasis proyek menekankan pada kegiatan siswa dalam menghasilkan produk dengan menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis hingga menampilkan produk pembelajaran atas pengalaman nyata. Produk yang disebut merupakan hasil dari proyek yang berupa barang/jasa dalam berbagai bentuk seperti desain, skema, serta karya tulis dan karya seni lainnya.

Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek

  1. Siswa menentukan keputusan mengenai kerangka kerja.
  2. Terdapat permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada siswa saat berlangsungnya pembelajaran.
  3. Siswa menentukan dan menemukan solusi dari permasalahan yang telah diajukan.
  4. Siswa bertanggung jawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan masalah.
  5. Proses evaluasi dilaksanakan secara berlanjut.
  6. Secara berkala, siswa melakukan refleksi atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
  7. Hasil atau produk yang dihasilkan dari aktivitas belajar akan dilakukan evaluasi secara kualitatif.
  8. Suasana pembelajaran yang dilaksanakan sangat pengertian terhadap kesalahan serta perubahan yang terjadi.

Tujuan Pembelajaran Berbasis Proyek

Pembelajaran berbasis proyek merupakan pembelajaran yang menekankan pemecahan permasalahan yang berkaitan dengan proyek serta tugas-tugas lainnya. Pelaksanaan pembelajaran memberikan siswa peluang untuk mengkontruksikan tugas yang telah diberikan guru dengan hasil akhirnya berupa sebuah produk.

Adapun tujuan dari pembelajaran berbasis proyek adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mendapatkan pengetahuan serta keterampilan baru dalam pembelajaran.
  2. Adanya peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah proyek.
  3. Siswa menjadi lebih aktif dalam memecahkan masalah proyek yang kompleks dengan hasil akhir berupa produk yang nyata.
  4. Dapat mengembangkan serta meningkatkan keterampilan yang dimiliki siswa dalam mengelola sumber bahan atau alat dalam menyelesaikan tugas.
  5. Dapat meningkatkan kolaborasi siswa dalam pembelajaran yang bersifat kelompok.

Prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek

Berikut ini prinsip-prinsip pembelajaran berbasis proyek.

  1. Pembelajaran ini berpusat pada siswa dengan menggunakan tugas berupa proyek di kehidupan nyata untuk dapat memperkaya pembelajaran.
  2. Tugas pada proyek yang diberikan pada penyelesaian proyek berdasarkan pada suatu tema yang sebelumnya telah ditentukan.
  3. Tema atau topik yang diangkat dalam pembelajaran dapat dikembangkan dari kompetensi dasar atau gabungan beberapa kompetensi dasar dalam suatu mata pelajaran. Oleh sebab itu, tugas proyek dalam satu semester hanya diperbolehkan hanya terdapat satu penugasan.
  4. Penyelidikan atau eksperimen yang dilakukan secara otentik dapat menghasilkan produk nyata. Produk tersebut nantinya akan mendapatkan tanggapan baik berupa saran maupun kritik yang dapat memperbaiki produk tersebut.
  5. Pembelajaran yang dirancang dilakukan dalam tatap muka dan penugasan mandiri yang difasilitasi dan diawasi oleh guru. Pertemuan yang dilaksanakan secara tatap muka dilakukan pada saat awal pertemuan ketika menentukan proyek serta di akhir pembelajaran saat menyusun laporan serta presentasi hasil dari proyek.

Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek

  1. Menentukan pertanyaan mendasar

Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan berupa esensial. Pertanyaan esensial merupakan pertanyaan yang dapat memberikan penugasan pada peserta didik dalam melakukan aktivitas. Pengambilan topik sesuai dengan kenyataan pada dunia nyata dengan dimulai dari sebuah investigasi yang mendalam.

  1. Melakukan desain perencanaan proyek

Perencanaan yang dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Dengan demikian, peserta didik akan lebih aktif dalam kegiatan proyek. Perencanaan dapat berisi mengenai aturan main, pemilihan kegiatan yang mendukung dalam menjawab pertanyaan, serta mengetahui alat dan bahan yang akan digunakan dalam menyelesaikan proyek.

  1. Penyusunan Jadwal

Pengajar beserta peserta didik berkolaborasi untuk menyusun jadwal aktivitas dalam penyelesaian proyek. Adapun tahapan dalam proses ini adalah membuat timeline, membuat deadline untuk penyelesaian, merencanakan cara baru bersama peserta didik, pebimbingan peserta didik saat melakukan proyek, dan peserta didik melakukan penjelasan dengan cara memilih satu cara.

  1. Pengawasan peserta didik terhadap kemajuan proyek

Guru memiliki tanggung jawab untuk melakukan pengawasan terhadap kegiatan yang dilakukan peserta didik. Pengawasan yang dilakukan oleh guru dilaksanakan dengan cara guru memberikan fasilitas kepada peserta didik atau dengan kata lain guru berperan sebagai mentor.

  1. Pengujian Hasil

Penilaian dilakukan untuk membantu seorang pengajar dalam mengukur tercapainya standar, mengevaluasi kemajuan peserta didik, untuk memberikan umpan balik atas pemahaman siswa dan membantu penyusunan strategi pembelajaran selanjutnya.

  1. Pengevaluasiaan Pengalaman

Pada tahap akhir proses pembelajaran, guru serta siswa akan melakukan kegiatan refeleksi terhadap aktivitas serta hasil proyek yang telah dijalankan. Proses ini dilaksanakan secara individu maupun kelompok.

Pengajar serta sisa mengembangkan diskusi dalam rangka perbaikan kinerja selama pembelajaran berlangsung sehingga akhir akan menemukan sebuah temuan baru yang dapat menjawab permasalahan yang terjadi.

Contoh Penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek

Pembelajaran berbasis proyek dapat dimulai dengan memunculkan pertanyaan umum dan peserta didik dibimbing untuk melakukan sebuah proyek yang telah diintegrasikan dengan kurikulum yang telah ada PBP ini merupakan investigasi yang mendalam mengenai sebuah topik di dunia nyata.

Setiap peserta didik memiliki perbedaan dengan model pembelajaran ini para peserta didik diberikan kesempatan untuk menggali materi sesuai dengan cara masing-masing. Sejatinya, pembelajaran ini bisa dikatakan sebagai realisasi dari konsep pendidikan berbasis produksi yang ada di SMK.

Kelebihan Pembelajaran Berbasis Proyek

  1. Dapat meningkatkan motivasi belajar yang ada dalam diri siswa serta mendorong kemampuan mereka untuk dapat melakukan pekerjaan penting.
  2. Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan permasalahan.
  3. Dapat membuat peserta didik lebih aktif dan berhasil dalam memecahkan permasalahan yang dinilai kompleks.
  4. Dapat meningkatkan kolaborasi sebab di dalam pembelajaran siswa dan guru dituntut untuk melakukan kolaborasi.
  5. Dapat meningkatkan keterampilan peserta dalam mengelola sumber belajar.
  6. Dapat memberikan peserta didik pengalaman dalam pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasikan proyek.

Kekurangan Pembelajaran Berbasis Proyek

  1. Membutuhkan biaya yang relatif tinggi sebab memerlukan banyak peralatan yang harus disediakan untuk mendukung jalannya pembelajaran.
  2. Terdapat beberapa siswa yang akan mengalami kesulitan dalam pembelajaran terutama bagi siswa yang memiliki kelemahan dalam mengumpulkan informasi.
  3. Terdapat peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok. Sehingga, peserta didik tidak sepenuhnya aktif dalam pembelajaran.
  4. Saat kelompok diberikan topik yang berbeda, ditakutkan ada beberapa siswa yang tak paham akan topik tersebut.

The post Pembelajaran Berbasis Proyek: Karakteristik – Tujuan dan Prinsip appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pembelajaran Berbasis Kompetensi: Karakteristik – Contoh dan Langkahnya https://haloedukasi.com/pembelajaran-berbasis-kompetensi Tue, 28 Dec 2021 04:15:12 +0000 https://haloedukasi.com/?p=30005 Kompetensi merupakan suatu hal yang harus dimiliki oleh siswa. Maka dari itu, sekolah sebagai institusi pendidikan harus mampu menjembatani siswa meraih kompetensi yang mumpuni. Salah satu jalan untuk mencapai kompetensi tersebut adalah penerapan pembelajaran berbasis kompetensi. Apa itu pembelajaran berbasis kompetensi? Bagaimana penerapannya di ranah institusi sekolah? Selengkapnya akan diulas berikut ini. Pengertian Pembelajaran Berbasis […]

The post Pembelajaran Berbasis Kompetensi: Karakteristik – Contoh dan Langkahnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kompetensi merupakan suatu hal yang harus dimiliki oleh siswa. Maka dari itu, sekolah sebagai institusi pendidikan harus mampu menjembatani siswa meraih kompetensi yang mumpuni. Salah satu jalan untuk mencapai kompetensi tersebut adalah penerapan pembelajaran berbasis kompetensi.

Apa itu pembelajaran berbasis kompetensi? Bagaimana penerapannya di ranah institusi sekolah? Selengkapnya akan diulas berikut ini.

Pengertian Pembelajaran Berbasis Kompetensi

Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan tujuan untuk mencapai kompetensi pada diri peserta didik. Hasil akhir dari pembelajaran yang dilakukannya adalah berupa peningkatan kompetensi peserta didik secara pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Sementara itu, menurut Mc Ashan dalam Widiarni, pembelajaran berbasis kompetensi adalah program pembelajaran yang di mana hasil pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik, serta sistem penyimpanan indikator pencapaian hasil belajar dirumuskan secara tertulis sejak perencanaan pembelajaran.

Pembelajaran berbasis kompetensi sejatinya merupakan wujud dari penerapan kurikulum berbasis kompetensi atau KBK. Pembelajaran berbasis kompetensi ini lebih menekankan pada pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan serta potensi yang dimiliki oleh siswa sehingga mereka bisa mengatasi tantangan yang beragam di dunia nyata.

Dalam pembelajaran ini lebih menekankan pada aspek pengetahuan dan target keterampilan. Dengan menerapkan pembelajaran berbasis kompetensi, diharapkan mampu meningkatkan kualitas lulusan sehingga mampu bersaing di dunia nyata.

Karakteristik Pembelajaran Berbasis Kompetensi

  1. Tujuan pembelajaran jelas. Pada pembelajaran berbasis kompetensi, tujuan pembelajaran sudah jelas yakni untuk menghasilkan atau meningkatkan kompetensi yang ada diri siswa. Sehingga dapat meningkatkan lulusan yang berkualitas.
  2. Pembelajaran berfokus pada peserta didik. Pembelajaran berbasis kompetensi memiliki fokus pembelajaran berbasis student centered. Artinya, siswa memiliki keterlibatan penuh dalam pembelajaran.
  3. Penekanan pada penguasaan kompetensi. Seperti namanya, pembelajaran ini lebih menekankan pada aspek kompetensi bukan penguasaan materi atau konten.
  4. Menggunakan strategi pembelajaran yang dapat mengakomodir cara belajar yang beragam.
  5. Pembelajaran dilakukan secara individual dengan menggunakan modul sebagai alat bantu pembelajaran.
  6. Penggunaan media dan materi pembelajaran untuk membantu tercapainya kompetensi
  7. Kemampuan siswa dalam mencapai kompetensi ditentukan dengan cara membandingkan standar yang telah ditetapkan.

Tujuan Pembelajaran Berbasis Kompetensi

Seperti yang sudah dijelaskan bahwa, pembelajaran berbasis kompetensi pada dasarnya merupakan penerapan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi atau KBK. Maka dari itu, tujuan dari pembelajaran ini pun sesuai dengan maksud pada kurikulum berbasis kompetensi.

Secara umum, tujuan dari pembelajaran yang berbasis pada kompetensi ini terdapat dalam tujuan pendidikan sebagaimana yang tertuang dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 yang menyatakan bahwa, “Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratos serta bertanggung jawab.”

Selain itu, pengembangan berbasis kompetensi ini bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki siswa sehingga mereka siap menghadapi perannya di masa mendatang dengan mengembangkan sejumlah kecakapan hidup (life skill).

Kecakapan hidup merupakan kecakapan yang dipunyai seseorang untuk berani menghadapi permasalahan hidup tanpa merasa tertekan dan berfikir proaktif serta kreatif untuk menemukan solusi dari permasalahan hidup yang dijalaninya.

Prinsip Pembelajaran Berbasis Kompetensi

  1. Pembelajaran menerapkan konsep student centered atau berpusat pada peserta didik. Keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran cukup tinggi karena mereka yang memegang kendali jalannya pembelajaran. Guru hanya sebatas fasilitator yang menyediakan seperangkat pembelajaran.
  2. Pembelajaran dilaksanakan secara terpadu agar kompetensi yang telah dirumuskan dalam KD dan SK dapat tercapai secara menyeluruh. Selain itu, aspek kompetensi seperti sikap, kompetensi serta keterampilan dapat terintegrasi menjadi satu kesatuan.
  3. Pembelajaran dilakukan dengan cara melihat sudut pandang keunikan yang ada pada diri siswa. Setiap siswa memiliki keunikan, potensi serta keterampilan yang berbeda. Maka dari itu, guru harus memberikan akses bagi peserta didik agar dapat mengembangkan potensinya.
  4. Pembelajaran dilaksanakan secara bertahap dan terus menerus. Sehingga peserta didik yang kurang, harus melaksanakan remedial. Sementara itu, peserta didik yang telah mencapai standar akan dilaksanakan pengayaan.
  5. Pembelajaran dihadapkan pada sebuah permasalahan sehingga membuat peserta didik menjadi lebih kritis.
  6. Guru memiliki peranan sebagai fasilitator dan narasumber.
  7. Pembelajaran dilaksanakan secara multistrategi dan multimedia. Sehingga peserta didik memiliki pengalaman belajar yang beragam.

Langkah Pembelajaran Berbasis Kompetensi

Menurut Elam, terdapat beberapa langkah-langkah penerapan pembelajaran berbasis kompetensi yakni sebagai berikut:

  1. Spesifikasi asumsi-asumsi yang mendasar.
  2. Mengidentifikasi kompetensi.
  3. Menggambarkan secara spesifik kompetensi tersebut.
  4. Menentukan kriteria dan jenis asesmen.
  5. Mengelompokkan dan menyusun tujuan pembelajaran.
  6. Mendesain strategi pembelajaran.
  7. Pengorganisasian sistem pengolahan.
  8. Melaksanakan percobaan program
  9. Penilaian desain pembelajaran
  10. Perbaikan program.

Contoh Penerapan Pembelajaran Berbasis Kompetensi

Contoh penerapan pada pembelajaran ini adalah pada mata pelajaran prakarya. Di mana terdapat sub materi mengenai kerajinan. Guru dapat memerintahkan siswa untuk membuat salah satu kerajinan tangan yang berkaitan dengan materi. Namun, sebelum itu, siswa diajarkan terlebih dahulu pengetahuannya baru ke dalam praktiknya.

Kelebihan Pembelajaran Berbasis Kompetensi

  1. Pembelajaran jenis ini tidak menekankan penguasaan materi melainkan pada pengembangan kompetensi peserta didik pada setiap mata pelajaran.
  2. Pembelajaran berbasis kompetensi ini bersifat ilmiah karena berfokus pada hakekat peserta didik untuk mengembangkan kompetensi sesuai potensi yang dimiliki masing-masing.
  3. Pembelajaran jenis menekankan pada pengembangan kemampuan lain seperti pemecahan masalah secara aspek kepribadian lainnya.
  4. Pembelajaran jenis ini berfokus atau berpusat pada siswa (student centered). Sehingga peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran.
  5. Guru diberikan kebebasan untuk menyusun silabus sesuai dengan kondisi dan mata pelajaran yang diampu.

Kekurangan Pembelajaran Berbasis Kompetensi

  1. Paradigma guru masih berfokus pada teacher oriented sehingga pembelajaran akan sulit dilakukan.
  2. Kompetensi kerap dipandang sebagai sesuatu yang dianggap tunggal padahal kompetensi merupakan hal yang kompleks.
  3. Terkendala pada biaya serta waktu yang lama.

Itulah penjelasan mengenai pembelajaran berbasis kompetensi. Pembelajaran ini memiliki kelebihan yang di mana hasil belajar dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, pembelajaran ini memerlukan waktu, biaya serta persiapan yang cukup rumit. Sehingga, tidak semua guru tertarik untuk menggunakan model pembelajaran ini.

The post Pembelajaran Berbasis Kompetensi: Karakteristik – Contoh dan Langkahnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Problem Based Learning: Karakteristik – Tujuan dan Langkah Penerapan https://haloedukasi.com/problem-based-learning Tue, 28 Dec 2021 04:02:35 +0000 https://haloedukasi.com/?p=30004 Pembelajaran berbasis masalah atau biasa dikenal dengan problem based learning merupakan salah satu jenis model pembelajaran. Model pembelajaran ini menggunakan atau mengangkat permasalahan sebagai salah satu sumber belajar siswa. Pembahasan selengkapnya mengenai problem based learning di bawah ini. Pengertian Problem Based Learning Problem based learning adalah jenis model pembelajaran yang menuntut siswa untuk belajar, bekerja […]

The post Problem Based Learning: Karakteristik – Tujuan dan Langkah Penerapan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pembelajaran berbasis masalah atau biasa dikenal dengan problem based learning merupakan salah satu jenis model pembelajaran. Model pembelajaran ini menggunakan atau mengangkat permasalahan sebagai salah satu sumber belajar siswa. Pembahasan selengkapnya mengenai problem based learning di bawah ini.

Pengertian Problem Based Learning

Problem based learning adalah jenis model pembelajaran yang menuntut siswa untuk belajar, bekerja sama mencari solusi dari permasalahan di dunia nyata. Di mana masalah tersebut yang akan membuat rasa ingin tahu siswa semakin besar pada pembelajaran.

Menurut Nurhadi, problem based learning merupakan kegiatan interaksi antara dua hubungan arah belajar yakni stimulus dan respons. Lingkungan akan memberikan dorongan kepada siswa berupa bantuan serta masalah sementara sistem saraf otak memiliki fungsi untuk menafsirkan hal tersebut dengan jalan diselidiki, dinilai, dianalisis serta dicari akar permasalahannya.

Sedangkan menurut Kamdi, problem based learning adalah jenis kurikulum yang memiliki keterkaitan dengan dunia nyata siswa. Masalah yang diseleksi mempunyai dua ciri-ciri penting yakni masalah tersebut harus autentik dan berhubungan dengan konteks sosial siswa. Sementara itu, masalah kedua harus berkaitan pada materi yang ada di kurikulum.

Maka, dapat disimpulkan bahwa problem based learning merupakan pembelajaran yang berkaitan erat dengan permasalahan pada dunia nyata, yang di mana permasalahan tersebut akan diselidiki, dicari, dianalisis dan dinilai oleh siswa.

Karakteristik Problem Based Learning

Menurut Rusman (2010), model pembelajaran Problem Based Learning memiliki karakteristik sebagai berikut:

  1. Permasalahan menjadi poin awal dalam pembelajaran.
  2. Permasalahan yang diambil merupakan permasalahan yang ada di dunia nyata.
  3. Permasalahan yang diangkat memerlukan perspektif ganda (multiple perspective). 
  4. Permasalahan yang diambil menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap, serta kompetensi. Kemudian hal tersebut memerlukan identifikasi.
  5. Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama.
  6. Memanfaatkan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya, serta evaluasi sumber informasi adalah proses yang esensial dalam problem based learning. 
  7. Belajar merupakan hal yang kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif. 
  8. Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi.

Tujuan Problem Based Learning

Model pembelajaran problem based learning atau PBl memiliki tujuan yang sebagaimana dikemukakan oleh Rohman (2011). Adapun tujuan tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Untuk mendorong siswa agar melakukan kerja sama dalam menyelesaikan tugas. Kerja sama merupakan salah satu sikap yang harus dimiliki oleh siswa. Maka, dari itu, pembelajaran seharusnya dapat menghasilkan atau menanamkan sikap tersebut pada diri siswa. Dengan model PBL ini, siswa didorong agar melakukan kerja sama saat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
  2. Mendorong tingkah laku siswa untuk melakukan pengamatan dan kegiatan ilmiah lainnya. Di dalam model PBL ini siswa diajarkan untuk melakukan kegiatan ilmiah seperti mencari, meneliti, menganalisis dan lainnya.
  3. Kemungkinan siswa untuk memahami dan menjelaskan fenomena yang terjadi lebih besar. Hal ini dikarenakan siswa diajak terlibat langsung untuk menyelidiki fenomena tersebut.
  4. Model pembelajaran ini melibatkan seluruh aspek atau ranah seperti kognitif, afektif serta psikomotorik yang ada dalam diri siswa. Ketiga aspek tersebut dilibatkan secara seimbang sehingga hasil belajar akan meresap lebih lama dalam ingatan siswa
  5. Membangun rasa optimisme yang ada dalam diri siswa. Dengan melibatkan siswa dalam penyelidikan masalah, akan membuat siswa yakni bahwa setiap masalah adalah hal menarik yang harus dipecahkan atau ditemukan solusinya.

Langkah-Langkah Problem Based Learning

Dalam model pembelajaran ini, sebelum siswa memahami konsep materi, mereka terlebih dahulu akan diberikan masalah yang harus dipecahkan. Dengan pemberian masalah, maka siswa dituntut untuk memiliki atau membutuhkan pengetahuan untuk memecahkan masalah tersebut. Sehingga, siswa akan lebih tertantang untuk mempelajari materi.

Untuk mengenal lebih dalam mengenai model ini, maka perhatikan langkah-langkah penerapannya. Berikut ini langkah-langkah menerapkan model problem based learning.

  1. Orientasi Siswa

Pada tahapan ini, guru akan menjelaskan tujuan pembelajaran serta perlengkapan apa saja yang akan diperlukan dalam pembelajaran. Selain itu, sebelum memberikan masalah, guru terlebih dahulu akan memotivasi siswanya agar terlibat dalam proses pemecahan masalah yang telah dipilihnya.

  1. Pengorganisasian

Pada tahap ini, siswa akan dibantu guru untuk mengorganisasikan tugas belajar yang berkaitan dengan masalah yang telah dipilih.

  1. Fase Penyelidikan

Tahap selanjutnya yakni adalah tahap penyelidikan. Pada tahap ini, siswa akan menyelidiki, menganalisis masalah yang telah dipilih. Kemudian, pada tahap ini juga siswa akan diminta menemukan solusi dari setiap permasalahan.

Contoh Penerapan Problem Based Learning

Pada pembelajaran Sosiologi terdapat sub materi mengenai permasalahan sosial. Siswa diberikan sebuah permasalahan yang berkaitan dengan materi. Lalu, kemudian dia diminta untuk menganalisis, menyelidiki dan menemukan solusi atas permasalahan tersebut.

Kelebihan Problem Based Learning

Menurut Sudrajat, model pembelajaran problem based learning memiliki kelebihan yang di antaranya adalah sebagai berikut:

  1. Siswa lebih paham mengenai konsep yang dipelajari sebab mereka sendiri yang mencari dan menemukan pengetahuan tersebut.
  2. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Siswa dituntut terlibat aktif dalam memecahkan masalah serta tingkat keterampilan berpikir siswa akan lebih tinggi.
  3. Pengetahuan yang tertanam berdasarkan atas skema yang dipunyai siswa sehingga proses pembelajaran akan lebih makna.
  4. Hasil pembelajaran jauh lebih dirasakan manfaatnya oleh siswa. Hal ini dikarenakan setiap masalah yang dipecahkan memiliki kaitannya dengan kehidupan nyata. Selain itu, pemecahan masalah juga dapat meningkat motivasi dan ketertarikan siswa dalam memahami bahan ajar yang sedang dipelajarinya.
  5. Mengajarkan siswa untuk bersikap mandiri. Sebab, setiap proses pembelajaran dilakukan sendiri. Selain itu, siswa diajarkan untuk dewasa, dapat menerima pendapat dan memberikan saran.
  6. Model pembelajaran ini diyakini dapat mengembangkan kreativitas yang ada dalam diri siswa.

Kekurangan Problem Based Learning

Sementara itu, menurut Endriani (2011), problem based learning ini memiliki kekurangan sebagai berikut:

  1. Persiapan pembelajaran seperti alat, konsep dan problem dinilai kompleks sehingga menyulitkan tahap persiapan.
  2. Kesulitan untuk menemukan permasalahan yang relevan dengan materi yang diajarkan.
  3. Sering terjadi mis konsepsi/ mis komunikasi.
  4. Model pembelajaran ini memerlukan waktu yang cukup banyak. Sehingga, pembelajaran dinilai tidak efektif.

Problem based learning memiliki banyak sekali kegunaan dan manfaatnya. Seperti mengajarkan mandiri, meningkatkan kreativitas siswa dan mengembangkan ketiga ranah yang ada dalam diri siswa.

Namun, sayangnya model pembelajaran ini memiliki beberapa kekurangan seperti waktu yang lama, persiapan yang dinilai kompleks dan kerap terjadi mis komunikasi. Sehingga, hal tersebut akan menyebabkan pembelajaran mengalami kendala

The post Problem Based Learning: Karakteristik – Tujuan dan Langkah Penerapan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Model Pembelajaran Langsung: Pengertian-Tujuan dan Langkah-langkah https://haloedukasi.com/model-pembelajaran-langsung Sat, 25 Dec 2021 03:39:04 +0000 https://haloedukasi.com/?p=29915 Model pembelajaran memiliki beragam jenis dan tentunya memiliki karakteristik masing-masing. Salah satu dari sekian banyak model pembelajaran adalah model pembelajaran langsung. Lalu, apa itu model pembelajaran langsung? Dan bagaimana langkah-langkah dalam menerapkannya? Selengkapnya akan diulas berikut ini. Pengertian Model Pembelajaran Langsung Model pembelajaran langsung atau direct instructional merupakan pendekatan instruksional secara sistematis di mana guru […]

The post Model Pembelajaran Langsung: Pengertian-Tujuan dan Langkah-langkah appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Model pembelajaran memiliki beragam jenis dan tentunya memiliki karakteristik masing-masing. Salah satu dari sekian banyak model pembelajaran adalah model pembelajaran langsung. Lalu, apa itu model pembelajaran langsung? Dan bagaimana langkah-langkah dalam menerapkannya? Selengkapnya akan diulas berikut ini.

Pengertian Model Pembelajaran Langsung

Model pembelajaran langsung atau direct instructional merupakan pendekatan instruksional secara sistematis di mana guru memimpin dan menyajikan materi kepada siswa dengan cara demonstrasi atau ceramah. Secara singkat, model pembelajaran ini adalah model pembelajaran yang di mana proses belajar diarahkan oleh guru.

Model pembelajaran ini dapat melatih agar mendapatkan pengetahuan secara deklaratif serta prosedural. Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan yang di mana siswa dapat menguasai teori, konsep, fakta serta generalisasi.

Sedangkan pengetahuan deklaratif merupakan pengetahuan yang di mana siswa mampu mengaplikasian materi dalam kehidupan sehari-hari.

Biasanya, model pembelajaran ini dilakukan secara bertahap dan bertingkat. Model pembelajaran langsung menuntut siswa untuk dapat memahami konsep materi secara menyeluruh sehingga dalam kehidupan sehari-hari siswa dapat mengatasi masalahnya yang berkaitan dengan materi.

Perbedaan Model Pembelajaran Langsung dan Tidak Langsung

Terdapat dua jenis model pembelajaran yakni langsung dan tidak langsung. Keduanya memiliki perbedaan masing-masing. Model pembelajaran langsung, di mana guru yang memegang kendali penuh.

Sementara, model pembelajaran tidak langsung, guru hanya berfungsi sebagai fasilitator. Dalam model jenis ini, pembelajaran dilakukan secara bertahap.

Model pembelajaran tidak langsung menghasilkan berupa pengembangan sikap dan perilaku. Sementara itu, pembelajaran langsung menghasilkan berupa pengetahuan baik kognitif maupun psikomotorik.

Ciri-Ciri Model Pembelajaran Langsung

  1. Model pembelajaran jenis ini memiliki tujuan yang jelas. Hal ini dikarenakan model jenis ini sudah tersusun secara sistematis.
  2. Materi dan lingkungan belajar tersusun secara sistematis. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa model ini merupakan model pembelajaran yang sistematis. Mulai dari langkah-langkah, metode sampai lingkungan belajar tersusun secara sistematis.
  3. Terdapat perubahan keterampilan dan sikap secara langsung. Dalam model ini, siswa diharapkan memiliki dua pengetahuan deklaratif dan prosedural. Salah satu pengetahuan ini yakni deklararif, menuntut siswa untuk merealisasikan hasil belajar dalam kehidupannya. Sehingga, dapat terlihat perubahan sikap dalam diri siswa.
  4. Guru dituntut untuk menggunakan beragam media yang menarik. Dalam penerapannya, model pembelajaran ini menuntut guru untuk lebih kreatif dalam menggunakan sumber belajar. Seperti pemanfaatan media pembelajaran yakni musik, film, atau media lainnya.

Tujuan Model Pembelajaran Langsung

  1. Untuk memberikan penekanan pada materi yang menjelaskan mengenai konsep utama dan menghubungkan satu konsep dengan konsep lainnya.
  2. Untuk menyalurkan pengetahuan, kemampuan serta strategi kepasa siswa dengan konsep yang jelas.
  3. Untuk mendapatkan pengetahuan secara deklaratif dan prosedural.
  4. Untuk mengetahui kapasitas siswa dalam memahami skill dasar dalam menyelesaikan masalah.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Langsung

Terdapat beberapa langkah-langkah dalam penerapan model pembelajaran langsung. Berikut ini penjelasannya.

  1. Guru menjelaskan maksud dan tujuan pembelajaran kepada siswa. Seperti biasa, guru menyampaikan apa tujuan dalam pembelajaran yang akan dilakukan.
  2. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari serta capaian pembelajaran. Langkah selanjutnya adalah penjelasan materi yang akan disampaikan serta capaian yang harus siswa peroleh. Hal ini bertujuan agar siswa tau materi yang akan mereka pelajari dan apa saja hal yang harus mereka lakukan selama proses pembelajaran.
  3. Memaparkan kembali beberapa materi yang telah disampaikan. Hal ini penting dilakukan untuk mengembalikan ingatan siswa pada pembelajaran. Selain itu, untuk mengecek sejauh mana pemahaman siswa pada bahan ajar.
  4. Memberikan bahan ajar atau materi. Guru menjelaskan materi yang dibawakan beserta contohnya. Dalam hal ini, guru dapat menggunakan media pembelajaran sebagai alat bantu.
  5. Melakukan bimbingan. Bimbingan dapat dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa. Namun, sebelum itu, siswa diberi kesempatan untuk mendalami dan mengasah materi yang telah disampaikan.
  6. Melakukan evaluasi. Pada tahap ini guru mengulangi materi yang telah disampaikan secara ringkas. Kemudian, siswa memberikan tanggapan sebagai feedback atau timbal balik.
  7. Memberikan latihan. Terakhir adalah memberikan latihan kepada siswa. Hal ini bertujuan agar pemahaman serta pengetahuan terkait materi dapat berkembang. Sehingga siswa tidak mudah lupa dengan apa yang telah disampaikan.

Contoh penerapan Model Pembelajaran Langsung

Salah satu contoh dalam model pembelajaran langsung adalah pada mata pelajaran agama. Pada jenjang SD, terdapat pokok bahasan mengenai wudhu. Guru dapat menggunakan model ini dengan cara menjelaskan terlebih dahulu apa itu wudhu dan hal lain yang berkaitan dengannya kemudian mempraktikkan wudhu secara langsung.

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Langsung

Kelebihan

  1. Materi yang diajarkan dapat terkendali secara sistematis sehingga inti materi dapat diterima dengan baik oleh siswa.
  2. Model pembelajaran ini dapat digunakan dalam kelas kecil maupun besar.
  3. Model jenis ini cocok jika diterapkan pada materi yang berbasis konsep dan praktik secara langsung.
  4. Dapat meringkas materi yang terlalu panjang sehingga terdapat banyak waktu luang untuk siswa mendalami materi.
  5. Dapat membuat siswa tertarik pada salah satu konsep atau mata pelajaran tertentu.
  6. Model jenis ini dapat diterapkan pada siswa yang mempunyai daya minat membaca yang rendah.

Kekurangan

  1. Siswa cenderung lebih karena pembelajaran sepenuhnya berada dalam kontrol guru. Sehingga siswa tidak dapat mengembangkan keterampilan dan kemampuan yang dimiliki.
  2. Jika guru tidak dapat berkomunikasi dengan baik, maka pembelajaran ini menjadi tidak bermakna. Sebab, model pembelajaran langsung memerlukan kecakapan guru dalam berkomunikasi.
  3. Kegiatan pembelajaran bisa menyebabkan kebosanan sebab siswa dituntut untuk mendengarkan penjelasan guru secara seksama.
  4. Tidak semua siswa dapat mencerna dan mengolah informasi dengan baik. Hal ini dapat menyebabkan terhambatnya pembelajaran.
  5. Guru dapat kewalahan karena menentukan kapasitas siswa dalam memahami materi.

Tentunya kita ketahui tidak ada sistem atau model yang seratus persen sempurna. Maka dari itu, seorang guru dituntut untuk mengatasi kekurangan dari model tersebut. Terlebih dengan segala kecanggihan teknologi sekarang ini.

Guru dapat mengkombinasikan berbagai media pembelajaran yang mendukung jalannya proses pembelajaran. Sehingga siswa lebih tertarik dalam pembelajaran dan lebih memahami mata pelajaran.

The post Model Pembelajaran Langsung: Pengertian-Tujuan dan Langkah-langkah appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Model Pembelajaran Jigsaw: Pengertian, Fungsi dan Langkah-langkahnya https://haloedukasi.com/model-pembelajaran-jigsaw Sat, 14 Nov 2020 06:05:00 +0000 https://haloedukasi.com/?p=14793 Pengertian Model Pembelajaran Jigsaw Secara umum model pembelajaran jigsaw adalah model pembelajaran yang memfokuskan siswa pada grup belajar untuk menyelesaikan masalah dalam bentuk grup-grup kecil. Menurut para ahli seperti Sudrajat (2010:5) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan […]

The post Model Pembelajaran Jigsaw: Pengertian, Fungsi dan Langkah-langkahnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Model Pembelajaran Jigsaw

Secara umum model pembelajaran jigsaw adalah model pembelajaran yang memfokuskan siswa pada grup belajar untuk menyelesaikan masalah dalam bentuk grup-grup kecil.

Menurut para ahli seperti Sudrajat (2010:5) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya.

Sedangkan, menurut Zaini (2008:56) menjelaskan bahwa model jigsaw merupakan strategi yang menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian. Kelebihan strategi ini adalah dapat melibatkan seluruh peserta didik dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain.

Kemudian menurut Agus Suprijono (2009:89) model pembelajaran kooperatif jigsaw merupakan pembelajaran kooperatif di mana guru membagi kelas dalam kelompok-kelompok lebih kecil.

Fungsi Model Pembelajaran Jigsaw

Menurut Nurhadi (2004:112) menyatakan bahwa metode jigsaw berfungsi:

  • Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa dalam pembelajaran yang ingin dicapai disampaikan pada siswa sekaligus memotivasi siswa untuk belajar.
  • Menyajikan informasi, informasi yang ingin disampaikan dapat disajikan kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bacaan.
  • Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok.

Berdasarkan pernyataan ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran jigsaw berfungsi untuk memotivasi siswa dalam belajar melalui demonstrasi dalam kelompok-kelompok.

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Jigsaw

  • Guru merencanakan pembelajaran yang akan menghubungkan beberapa konsep dalam satu rentang waktu secara bersamaan.
  • Siapkan handout materi pelajaran untuk masing-masing konsep.
  • Guru menyiapkan kuis sebanyak tiga jenis sesuai materi yang akan dipelajari.
  • Bagilah kelompok siswa dengan beranggotakan masing-masing kelompok 4-6 orang.
  • Setiap kelompok memahami materi yang menjadi pegangannya.
  • Kemudian pada setiap kelompok yang ahli mengenai konsep ke-1 bergabung dengan ahli konsep ke-1, dan ahli konsep ke-2 bergabung dengan ahli konsep ke-2 begitu juga konsep ke-3, ke-4 dan seterusnya.
  • Setelah selesai mendalami materi melalui diskusi kelompok ahli, siswa kembali ke kelompok masing-masing. Lalu. hasil diskusi bersama kelompok ahli, dibahas kembali pada kelompok masing-masing.
  • Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
  • Guru mengukur hasil belajar siswa dengan postest.

Kelebihan Model Pembelajaran Jigsaw

  • Meningkatkan motivasi belajar.
  • Guru dan siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran.
  • Mampu memadukan berbagai pendekatan belajar, seperti pendekatan kelas, kelompok, dan individu.
  • Mampu membangun kreativitas siswa.
  • Pemerataan pemahaman dicapai dalam waktu yang singkat.

Kekurangan Model Pembelajaran Jigsaw

  • Jika guru tidak mengingatkan agar siswa selalu menggunakan keterampilan-keterampilan kooperatif dalam kelompok masing-masing, dikhawatirkan kelompok akan macet dalam pelaksanaan diskusi.
  • Jika ada jumlah anggota kelompoknya kurang maka akan menimbulkan masalah.
  • Bila penataan ruang belum terkondisi dengan baik, maka akan membutuhkan waktu yang lama karena perlu menata tempat duduk secara berkelompok dan akan menimbulkan kegaduhan.

The post Model Pembelajaran Jigsaw: Pengertian, Fungsi dan Langkah-langkahnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>