moral - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/moral Mon, 27 Nov 2023 02:59:23 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico moral - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/moral 32 32 Moral : Pengertian, Jenis, Tujuan, dan Contohnya https://haloedukasi.com/moral Mon, 27 Nov 2023 02:59:20 +0000 https://haloedukasi.com/?p=46697 Dalam kehidupan sosial yang meliputi interaksi yang terjadi antar individu atau kelompok, moral, akhlak atau susila tidak dapat dijauhkan dari manusia. Moral adalah nilai-nilai positif atau kebaikan yang ada dalam diri manusia yang mendorongnya untuk bersikap sopan, baik dan berperikemanusiaan di mana hal ini bisa didapat dari pandangan hidup, budaya turun-temurun maupun ajaran agama. Dalam […]

The post Moral : Pengertian, Jenis, Tujuan, dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dalam kehidupan sosial yang meliputi interaksi yang terjadi antar individu atau kelompok, moral, akhlak atau susila tidak dapat dijauhkan dari manusia. Moral adalah nilai-nilai positif atau kebaikan yang ada dalam diri manusia yang mendorongnya untuk bersikap sopan, baik dan berperikemanusiaan di mana hal ini bisa didapat dari pandangan hidup, budaya turun-temurun maupun ajaran agama.

Dalam kehidupan bermasyarakat, individu maupun kelompok secara mutlak perlu memiliki moral untuk dapat menjalin hubungan antara satu sama lain secara penuh penghargaan dan penghormatan agar tercipta situasi dan kondisi yang damai dan tidak berkonflik.

Meski demikian, tetap ada segelintir individu atau kelompok yang tidak memiliki nilai-nilai kebaikan tersebut; dan istilah untuk orang-orang tidak bermoral adalah amoral. Dalam pengertian umumnya, moral adalah pengetahuan sekaligus penerapan tindakan yang baik dan benar.

Perilaku maupun perbuatan seseorang yang positif terhadap orang lain adalah sesuatu yang disebut moral, seperti tingkah laku yang berpegang pada budi pekerti. Orang-orang bermoral pun jelas pasti memahami apa saja perbuatan dan perilaku yang baik maupun buruk serta dapat membedakannya.

Pengertian Moral Menurut Para Ahli

Moral diartikan sebagai suatu pemahaman, pedoman dan dorongan untuk tahu melakukan hal yang baik dan menghindari yang buruk, namun moral menurut para ahli adalah sebagai berikut :

1. Imam Sukardi

Moral menurut Imam Sukardi adalah adanya suatu hal yang mengandung nilai kebaikan dan menjadikan itu sebagai karakteristik yang masyarakat utamakan. Masyarakat yang semula telah bersama-sama menetapkan sistem nilai tersebut kemudian menjunjung tinggi dari suatu hal bernilai baik tersebut dan menerapkan moral ini dalam kehidupan sehari-hari.

2. Maria J. Wantah

Moral menurut Maria J. Wantah adalah hal yang berhubungan dengan bagaimana seseorang mampu menentukan nilai-nilai yang baik atau buruk dan benar atau salah. Hal ini memengaruhi perilaku seseorang dalam menjalani kehidupan sosialnya di tengah masyarakat.

3. Zainuddin Saifullah Nainggolan

Moral yang dikenal sebagai hasil dari unsur agama tergambarkan melalui pengertian moral menurut Zainuddin Saifullah Nainggolan, yakni sebuah dorongan rohani dalam diri individu dalam masyarakat untuk berperilaku menurut standar dan norma yang berlaku.

Norma yang berlaku di tengah masyarakat dan yang menjadi pedoman individu maupun kelompok dalam berperilaku adalah norma agama, kesopanan, kesusilaan, dan hukum.

4. Elizabeth B. Hurlock

Moral menurut Elizabeth B. Hurlock merupakan sebuah kata dari bahasa Latin mores dengan makna “tata cara kehidupan”. Artinya, moral berkaitan dengan serangkaian adat istiadat, peraturan dan bahkan kebiasaan masyarakat yang mengatur perilaku mereka sehari-hari ketika bermasyarakat.

Sementara itu, menurutnya moralitas adalah kesadaran dan kemauan dari dalam diri sendiri untuk menerima lalu menerapkan tata cara kehidupan tersebut.

5. Dian Ibung

Menurut Dian Ibung, dalam kehidupan bermasyarakat ada nilai-nilai yang berlaku di mana hal ini telah ditetapkan bersama oleh masyarakat itu sendiri. Nilai-nilai tersebut menurutnya disebut dengan moral karena bertujuan mengatur dan mengendalikan perilaku individu maupun kelompok dalam kehidupan sosial.

6. Russel Swanburg

Moral menurut Russel Swanburg adalah suatu pemikiran atau juga suatu gagasan dan ide yang mendorong diri seseorang untuk berperilaku secara benar. Seseorang dapat berfungsi dan bekerja dalam masyarakat atau kehidupan sosialnya ketika memiliki perilaku yang diterapkan dari ide atau pemikiran yang baik.

7. Maria Assumta

Moral menurut Maria Assumta merupakan rangkaian aturan tentang bagaimana manusia seharusnya bersikap. Tidak hanya berfokus dan mengatur sikap, moral adalah suatu hal yang menjadi pedoman yang mengendalikan individu sebagai sosok manusia.

8. Merriam-Webster

Moral menurut Merriam-Webster adalah suatu perilaku manusia yang mengandung kebenaran dan/atau kesalahan. Moral adalah hal-hal yang masyarakat anggap baik dan benar, terutama dalam sebuah perilaku manusia sesuai dengan standar yang berlaku dan ditetapkan bersama dalam masyarakat tersebut.

Jenis Moral

Ada beberapa jenis moral yang ada dalam diri setiap individu maupun yang ada di dalam suatu masyarakat sebagai bentuk pengendali perilaku manusia dan berikut ini adalah jenis-jenis moral yang dimaksud.

1. Moral Etika dan Kesusilaan

Moral etika dan kesusilaan berhubungan dengan pemahaman, dorongan sekaligus penerapan tindakan yang sopan dan menjunjung tinggi kesusilaan. Dalam praktiknya di kehidupan sehari-hari, moral etika dan kesusilaan adalah tentang bagaimana masyarakat saling menghargai dan menghormati pendapat satu dengan lainnya.

Jenis moral yang mengutamakan kesopanan ini juga ditandai dengan bagaimana orang yang lebih muda menghormati orang yang lebih tua. Adat saat bertamu atau ketika berjumpa dengan orang lain lalu mengucap salam juga merupakan bentuk interaksi dorongan moral etika dan kesusilaan dalam diri seseorang.

2. Moral Ketuhanan

Moral ketuhanan lebih kepada pemahaman, dorongan dan penerapan segala tindakan  yang berhubungan dengan keagamaan. Keyakinan yang dipeluk seseorang mengajarkan tentang moral dengan sifat religius, seperti halnya menaati ajaran agama yang diyakini.

Tidak hanya soal rajin beribadah, perwujudan dari moral ketuhanan juga tentang bagaimana manusia bisa saling menghargai. Toleransi antar umat beragama yang sama maupun berbeda dan hidup secara harmonis meminimalisir konflik juga merupakan bentuk dari moral ketuhanan dalam kehidupan sosial sehari-hari.

3. Moral Disiplin dan Hukum

Moral disiplin dan hukum adalah pemahaman, dorongan dan penerapan tindakan taat hukum dan aturan-aturan yang berlaku di dalam masyarakat. Suatu negara dan wilayah-wilayah yang ada di dalam negara tersebut memiliki aturan dan hukum yang berlaku sebagai pengatur masyarakat.

Maka masyarakat perlu memiliki moral disiplin dan hukum dengan menaati peraturan tersebut agar menciptakan kehidupan yang lebih tertib dan aman, tidak hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk orang lain. Salah satu perwujudan moral disiplin hukum yang menguntungkan diri sendiri dan orang lain adalah mengenakan berkendara dengan perlengkapan lengkap serta mematuhi rambu lalu lintas.

4. Moral Ideologi dan Filsafat

Moral ideologi dan filsafat adalah pemahaman, dorongan dan penerapan tindakan setia serta patuh kepada bangsa dan negara. Indonesia adalah memiliki Pancasila sebagai dasar negara dan masyarakat dengan moral ideologi dan filsafatnya pasti memiliki semangat kebangsaan dengan menjunjuk tinggi nilai-nilai Pancasila. Penolakan masyarakat terhadap ideologi baru yang sebelumnya tidak pernah ada untuk Indonesia adalah perwujudan tipe moral ini.

Tujuan Moral

Moral begitu penting dimiliki setiap manusia dalam menjalani kehidupan bermasyarakat sebab moral bertujuan sebagai berikut.

1. Menjadi Landasan dan Pedoman Berperilaku Baik

Setiap individu perlu memiliki moral untuk dapat membedakan mana tindakan dan sikap yang baik atau buruk dan benar atau salah. Moral sebagai landasan atau pedoman berperilaku baik menjadikan seseorang tidak mudah bersikap sembarangan, terutama dengan tindakan-tindakan yang merugikan orang lain. Melalui adanya moral, seseorang dapat menghargai dan menghormati sesama terlepas dari perbedaan budaya, agama, maupun kepentingan yang dimiliki setiap individunya.

2. Menjamin Harkat dan Martabat Seseorang

Dengan seseorang tahu mana yang baik dan buruk serta mana yang benar dan salah lalu menerapkan segala tindakan yang baik dan benar adalah sebuah cara untuk mewujudkan harkat dan martabat diri orang tersebut. Memiliki moral artinya seseorang tersebut menerapkan nilai-nilai kebaikan dan kemanusiaan dalam kehidupan sosialnya sehingga harkat dan martabatnya terangkat.

3. Menciptakan Kebahagiaan Jasmani dan Rohani

Manusia bermoral dapat menciptakan kehidupan yang aman dan tertib karena selalu berperilaku atau bertindak berlandaskan nilai-nilai kebaikan dan kemanusiaan. Fungsi moral yang diterapkan secara maksimal juga bertujuan meminimalisir berbagai konflik, terutama yang timbul dalam diri sendiri.

Dengan mematuhi aturan-aturan yang ada dalam masyarakat dan selalu melakukan yang benar serta berbuat baik kepada sesama akan menciptakan perasaan lega dan bahagia tanpa rasa bersalah, penyesalan, maupun tekanan dalam bentuk apapun. Tidak hanya kebahagiaan secara jasmani, tindakan bermoral juga membuat diri seseorang lebih baik secara rohani.

4. Menciptakan Kerukunan Antar Sesama

Memahami apa itu moral dan terdorong untuk melakukan tindakan bermoral setiap saat adalah salah satu cara menciptakan, menjaga maupun meningkatkan kerukunan antar sesama. Moral selalu mendorong seseorang untuk hidup saling menghormati dan menghargai di mana kedua hal ini akan berujung pada hidup yang lebih harmonis dengan lebih sedikit konflik dan risiko perpecahan dalam masyarakat yang lebih kecil.

Contoh Moral dalam Kehidupan Sehari-hari

Moral adalah bagian dari kehidupan setiap manusia yang sebenarnya dapat dimiliki seseorang karena diturunkan dari anggota-anggota keluarga terdahulu seperti halnya budaya dan adat istiadat. Oleh sebab itu, sangat mudah untuk menemukan beberapa contoh moral di sekitar kita, diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Sikap Sopan dan Jujur

Bersikap sopan kepada orang yang lebih tua, mengucap salam sambil mengetuk pintu saat bertamu ke rumah orang lain, atau mengucapkan kata “permisi” saat hendak melewati seseorang atau kerumunan orang. Moral etika dan kesusilaan juga dicontohkan melalui ucapan “maaf” bila melakukan kesalahan terhadap orang lain baik disengaja atau tidak sengaja, ucapan “tolong” ketika meminta bantuan kepada orang lain, serta “terima kasih” saat usai memperoleh pertolongan dari orang lain.

Sikap dan tindakan berlaku jujur juga merupakan contoh moral yang tidak hanya dapat ditunjukkan melalui kata-kata. Berkata jujur selalu penting, namun penerapan kejujuran sebaiknya dilakukan secara lisan maupun tindakan. Dorongan seperti ini dari dalam diri seseorang bisa membuat orang tersebut selalu bisa dipercaya saat menjalin relasi dengan orang lain di dalam masyarakat.

2. Sikap Religius dan Toleransi

Contoh moral ketuhanan diwujudkan dengan perilaku taat akan ajaran agama yang dipeluk dan diyakini. Rajin beribadah adalah salah satu bentuk ketaatan beragama, begitu pula dengan tindakan menjauhi segala yang buruk sesuai larangan agama.

Tidak hanya hubungan vertikal antara manusia dan Sang Pencipta, menjaga hubungan horisontal antar sesama manusia juga sama pentingnya. Moral dalam hubungan horisontal diwujudkan dari adanya sikap toleran baik dengan sesama penganut agama yang berbeda maupun penganut agama yang sama.

Sikap toleran tidak hanya tentang menghargai dan menghormati agama pihak lain yang berbeda dari kita. Toleransi juga tentang sikap serta tindakan menghargai dan menerima perbedaan suku, ras, pemikiran, pendapat maupun perilaku yang ada antara kita dengan pihak lain.

3. Sikap Disiplin Taat Aturan

Sikap menaati aturan di manapun kita berada. Mengikuti peraturan dan tanda larangan yang tercantum di tempat umum, berkendara menggunakan helm dan membawa SIM, dan menghindari tindakan vandalisme maupun pengrusakan properti pihak lain adalah tiga dari sekian banyak contoh kesadaran moral dalam bermasyarakat.

Tidak mudah untuk menciptakan lingkungan sosial yang adil, tertib, aman, dan beradab, namun keberadaan moral memungkinkan untuk proses sosialisasi dalam masyarakat berjalan lebih baik.

The post Moral : Pengertian, Jenis, Tujuan, dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
30 Pengertian Moral Menurut Para Ahli: Tujuan, Jenis, Contoh https://haloedukasi.com/pengertian-moral-menurut-para-ahli Mon, 28 Mar 2022 06:41:36 +0000 https://haloedukasi.com/?p=32913 Moral adalah suatu hal yang lazim kita dengar dan bicarakan dalam kehidupan bermasyarakat. Kata ‘moral’ sendiri berasal dari kata ‘mos’ dalam bahasa Latin yang artinya adalah adat atau kebiasaan. Dalam bahasa Yunani, kata ini sama dengan ‘etos’ yang artinya sikap, kepribadian atau watak. Dalam bahasa Indonesia sendiri, moral memiliki pengertian yang sama dengan etika. Moral […]

The post 30 Pengertian Moral Menurut Para Ahli: Tujuan, Jenis, Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Moral adalah suatu hal yang lazim kita dengar dan bicarakan dalam kehidupan bermasyarakat. Kata ‘moral’ sendiri berasal dari kata ‘mos’ dalam bahasa Latin yang artinya adalah adat atau kebiasaan.

Dalam bahasa Yunani, kata ini sama dengan ‘etos’ yang artinya sikap, kepribadian atau watak. Dalam bahasa Indonesia sendiri, moral memiliki pengertian yang sama dengan etika.

Moral merupakan nilai atau norma yang menjadi pedoman seseorang dalam bertutur kata dan bertingkah laku di kelompok masyarakat tertentu.

Moral digunakan untuk memberi batas atau memilah, apa yang disebut benar-salah atau baik-buruk dalam kehidupan sosial.

Untuk dapat memahami lebih dalam tentang moral, berikut pengertian moral menuurut para ahli:

1. Menurut Sonny Keraf

Dalam mendefinisikan moral, Sonny Keraf melihat moral adalah sebuah alat yang berguna untuk mengukur baik-buruknya perilaku seseorang sebagai ‘manusia’, sebagai bagian dari masyarakat dan sebagai manusia yang memiliki posisi/jabatan tertentu dalam hidup.

2. Menurut Maria J. Wantah

Moral dalam pandangan Maria adalah suatu bentuk keterampilan yang dapat menentukan benar atau salah dan baik atau buruknya perilaku seseorang.

3. Menurut Russel Swanburg

Swanburg melihat moral sebagai sebuah pengakuan dari pemikiran yang berhubungan dengan rasa antusias seseorang terhadap sesuatu, yang mana hal tersebut menjadi dasar seseorang berperilaku.

4. Menurut Elizabeth B. Hurlock

Moral adalah bentuk dari tata cara, kebiasaan dan adat yang telah menjadi ketentuan bagi seseorang untuk berperilaku dan hal tersebut sudah lazim dan diakui oleh masyarakat yang ada.

5. Menurut Bertenz

Bertenz mendefinisikan moral sebagai suatu nilai yang berhubungan dengan tanggung jawab, yang berlaku secara formal di masyarakat dan dilandasi oleh hati nurani.

6. Menurut Merriam – Webster

Moral merupakan sesuatu yang berkaitan dengan apa yang disebut benar dan salah dalam tingkah laku manusia. Suatu perilaku disebut bermoral jika hal tersebut dianggap benar dan baik oleh banyak orang, serta tidak bertentangan dengan perilaku masyarakat.

7. Menurut Immanuel Kant

Immanuel Kant menganggap moral sebagai suatu keyakinan dan sikap batin. Menurut Kant, moral lebih dari sekedar patuh terhadap aturan dari luar, seperti hukum negara, agama dan adat-istiadat.

8. Menurut Chaplin

Chaplin mendefinisikan moral sebagai akhlak yang terhubung dengan norma sosial atau hukum-hukum lainnya, yang bertujuan untuk mengatur tingkah laku manusia.

9. Menurut James J. Spillane SJ

Moral adalah tingkah laku manusia yang dihasilkan dari proses pengambilan keputusan yang melibatkan akal dan bersifat objektif. Proses ini lah yang kemudian akan mendefinisikan benar-salah maupun baik-buruk tingkah laku manusia terhadap orang lain.

10. Menurut Shaffer

Shaffer berpandangan, moral adalah sebuah aturan yang mampu membatasi perilaku seseorang agar tunduk pada norma yang berlaku, dalam berkehidupan di masyarakat.

11. Menurut Dewey

Dewey mendefinisikan moral sebagai seluruh tingkah laku yang memiliki potensi masalah dan berkaitan dengan etika.

12. Menurut Baron, dkk

Moral merupakan segala hal yang berkaitan dengan apa yang boleh dan tidak boleh, yang ujungnya adalah kesepakatan antara mana yang dianggap benar dan salah di masyarakat.

13. Menurut Al-Gazhali

Al-Ghazali menyebut moral sama dengan akhlak, yang artinya adalah suatu karakter atau tabiat yang melekat kuat dalam diri manusia, yang menjadi sumber dari segala perbuatan.

14. Menurut Gunarsa

Gunarsa mendefinisikan moral sebagai sekumpulan nilai atau norma dari keseluruhan tingkah laku manusia yang harus dipatuhi oleh masyarakat.

15. Menurut Wiwit Wahyuning

Moral adalah suatu nilai yang termanifestasi sebagai sikap atau tindakan seseorang terhadap orang lain.

16. Menurut Wijaya

Wijaya memandang moral sebagai sebuah doktrin atau ketentuan yang menilai baik atau buruknya sesuatu dalam bentuk sikap maupun tindakan.

17. Menurut A. Mustafa

Moral merupakan sebuah penentu yang mampu membedakan mana perilaku baik dan buruk, dengan pengamatan atau refleksi dari akal atau nurani manusia.

18. Menurut Subakti

Moral adalah suatu fungsi yang dapat mengendalikan seluruh tingkah laku manusia agar tidak menyimpang dan tetap berada di koridor yang semestinya.

19. Menurut Imam Sukardi

Definisi moral menurut Imam Sukardi adalah watak atau karakter baik yang diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat.

20. Menurut W. Poespoprojo

Moral adalah suatu kualitas yang menjadi indikasi sebuah perbuatan dikatakan baik atau buruk dan benar atau salah. Moral dapat disebut sebagai rangkuman dari baik-buruknya tindakan manusia.

21. Menurut Magnis – Susino

Magnis dan Suseon menganggap moral sebagai sesuatu yang mengacu pada kemampuan orang untuk berperilaku layaknya ‘manusia’ yang memanusiakan orang lain, serta aspek moral yang berhubungan dengan kebaikan manusia.

22. Menurut Zainuddin Saifullah Nainggolan

Moral merupakan sebuah tendensi yang berasal dari rohani, yang digunakan untuk mematuhi standar norma yang ada di masyarakat sebagai cara mengendalikan tingkah laku orang lain.

23. Menurut Dian Ibung

Hal serupa juga disampaikan Dian Ibung yang menganggap moral sebagai sebuah nilai yang ada dan dipatuhi masyrakat untuk mengatur perilaku seseorang.

24. Menurut W.J.S. Poerdarminta

Moral adalah sebuah doktrin atau peraturan yang memuat tentang hal-hal yang dianggap baik-buruk dalam perilaku seseorang.

25. Menurut Hanani Silfia

Hanani memandang moral sebagai sebuah proses pemasyarakatan. Seseorang dapat dikatakan bermoral jika mereka terlibat langsung dalam masyarakat dan belajar secara bertahap tentang bagaimana menjadi seorang manusia yang dapat diterima di lingkungan tersebut.

26. Menurut Maria Asumpta

Maria menyebut moral sebagai sebuah aturan yang membahas tentang sikap dan tingkah laku seseorang dalam perannya sebagai manusia.

27. Menurut Asri Budiningsih

Moral adalah kemampuan seseorang untuk membuat keputusan yang turut melibatkan akal dan nurani dalam berperilaku di kehidupan masyarakat sehari-hari.

28. Menurut Hamid Darmadi

Hamid menjelaskan moral melalui arti harfiahnya, yakni kelakuan, tabiat, watak, akhlak dan adat istiadat, yang kemudian mengalami perluasan makna menjadi sebuah kebiasaan berperilaku baik di masyarakat.

29. Menurut Kamus Psikologi

Dalam kamus psikologi, moral mengacu pada akhlak atau tingkah laku manusia yang sesuai dengan peraturan atau norma sosial yang berlaku. Hal ini juga berkaitan erat dengan hukum dan adat-istiadat yang mengatur tentang tingkah laku dalam lingkup masyarakat.

30. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia                                 

Ada 3 pengertian moral yang tercantum dalam KBBI, yakni:

  • Arahan tentang baik-buruk yang berkaitan dengan perbuatan, sikap, akhlak, budi pekerti dan susila.
  • Sikap atau mental yang membuat seseorang menjadi berani, bergairah, semangat, disiplin, dan ekspresif, yang tercermin melalui tingkah laku.
  • Hal-hal yang berkaitan dengan aturan kesusilaan.

Teori Perkembangan Moral

Dalam mempelajari moral dan pengaplikasiannya oleh manusia, ada 3 teori besar yang membahas tentang hal tersebut, yaitu:

1. Teori Jean Piaget

Piaget meneliti teori perkembangan moral dengan mengamati dan melakukan wawancara pada anak-anak usa 4 – 12 tahun, melalui permainan kelereng. Ia mencoba mengerti bagaimana anak-anak ini memikirkan dan mengaplikasikan aturan dalam permainan mereka.

Melalui penelitian ini, Jean Piaget menyimpulkan 2 cara dalam memandang moralitas. Hal ini bergantung pada kematangan perkembangan anak, sesuai usianya. Dua hal tersebut ialah:

a. Moralitas Heteronom.

Ini merupakan tahap pertama dari perkembangan moral yang berlangsung di usia 4 hingga 7 tahun pada anak-anak. Di usia ini, mereka memandang keadilan dan peraturan sebagai sifat dunia yang tidak bisa diubah dan tidak dapat dikontrol manusia.

Hal ini menghasilkan pemikiran bahwa setiap peraturan yang dilanggar, akan selalu ada hukuman yang harus diterima. Setiap hal yang dilakukan akan menerima konsekuensi baik/buruknya.  

b. Moralitas Otonom

Tahap ini diperlihatkan oleh anak-anak dengan usia yang lebih tua, yakni 10 tahun hingga 20 tahun ke atas. Di tahap ini, peraturan dianggap sebagai sesuatu yang dapat diubah dan ditentukan sendiri. Dalam memutuskan suatu tindakan, seseorang seharusnya dapat mempertimbangkan intensi dan konsekuensi ke depan.

2. Teori Hoffman

Dalam meneliti perkembangan moral, Hoffman mencetuskan satu teori yang ia sebut sebagai teori disekuilibrium kognitif. Teori ini menemukan bahwa periode remaja adalah waktu yang sangat penting dalam perkembangan moral tiap orang.

Hal ini menjadi sangat penting, karena pada periode ini lah seseorang mengalamimasa peralihan dari lingkungan yang homogen seperti sekola dasar atau menengah pertama, ke jenjang yang lebih luas seperti sekolah menengah atas dan dunia perkuliahan.

3. Teori Lawrence Kohlberg

Kohlberg menganggap, konsep penting dalam perkembangan moral adalah internalisasi. Ini adalah perubahan atau perkembangan tingkah laku seseorang yang sebelumnya dikontrol secara eksternal, menjadi perilaku yang kontrolnya berasal daro standar atau prinsip sosial.

Selanjutnya, perkembangan moral didasari oleh penalaran moral yang berkembang menjadi 3 tingkatan dalam diri seseorang. Hal tersebut di antaranya:

a. Penalaran Pra Konvensional

Ini adalah tahap di mana seseorang belum menunjukkan adanya proses internalisasi dari nilai moral. Tahap ini menunjukkan 2 hal, yaitu:

  • Pemikiran moral disangkut pautkan dengan hukuman.
  • Seseorang melakukan sesuatu untuk memuaskan kebutuhannya dan membiarkan orang lain melakukan hal yang sama.

b. Penalaran Konvensional

Pada tahap ini, proses internalisasi sudah muncul dengan kadar menengah. Hal ini ditandai dengan seseorang mulai mengikuti standar tertentu yang diatur oleh orang lain.

c. Penalaran Pasca Konvensional

Ini merupakan tahap di mana moralitas sepenuhnya diinternalisasi oleh manusia. Individu akan memiliki standar moral sendiri yang didasarkan pada hak-hak universal manusia. Mereka yang telah berada di tahap ini jika dihadapkan pada konflik akal dan hati, maka ia akan berpikir suara hati lah yang patut untuk diikuti.

Jenis Moral

Dalam bermasyarakat, ada beberapa jenis moral yang dipatuhi, di antaranya:

  • Moral Ketuhanan. Segala urusan yang berhubungan dengan agama atau religiusitas yang berpengaruh terhadap diri seseorang.
  • Moral Ideologi dan Filsafat. Seluruh hal-hal yang berkaitan dengan segala yang berbau kebangsaan dan loyalitas terhadap bangsa juga negara.
  • Moral Kesusilaan. Aturan yang berkaitan dengan etika atau susila yang dipatuhi masyarakat. Hal ini juga berkaitan dengan kebiasaan, kesopanan, adat dan tradisi.
  • Moral Disiplin dan Hukum. Semua hal yang mengatur kode etika profesional dan hukum yang belaku di masyarakat dan negara.

Tujuan Moral

Dalam menjunjung kehidupan bermasyarakat, moral juga memiliki tujuan-tujuan tertentu, yakni:

  • Mendorong manusia untuk berperilaku baik antar sesama dengan penuh kesadaran diri.
  • Membuat hubungan yang harmonis dalam bermasyarakat.
  • Membahagiakan diri sendiri dan orang sekitar karena menjunjung tinggi rasa saling menghormati tanpa ada rasa menyesal, konflik batin dan semacamnya.
  • Mewujudkan martabat indvidu sebagai seseorang yang memiliki rasa kemanusiaan.
  • Mengontrol tindakan manusia agar dapat berpikir sebelum melakukan sesuatu, karena setiap perilaku buruk pastinya memiliki sanksi sosial.

Contoh Moral

Perilaku bermoral memiliki beragam contoh, di antaranya:

  • Menghormati orang yang lebih tua, rekan sebaya dan yang lebih muda.
  • Mengucap salam dan berlaku sopan saat bertamu ke rumah orang lain.
  • Menjaga tutur kata agar selalu mengucapkan hal-hal yang sopan.  
  • Tidak berbohong, mencuri, melakukan kejahatan, dan hal-hal lainnya yang merugikan orang lain.

The post 30 Pengertian Moral Menurut Para Ahli: Tujuan, Jenis, Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Himbauan Moral: Pengertian dan Contohnya https://haloedukasi.com/himbauan-moral Wed, 30 Jun 2021 05:18:34 +0000 https://haloedukasi.com/?p=25526 Mendengar himbauan moral untuk pertama kali mungkin terdengar cukup asing bagi telinga. Orang yang mendengar pasti akan membayangkan kalau himbauan moral adalah salah satu arahan yang merujuk pada moral. Dapat pula suatu hal yang berhubungan dengan tata krama dan atau etika. Berbeda dengan hal tersebut, himbauan moral yang satu ini sangat dekat dengan bidang ekonomi. […]

The post Himbauan Moral: Pengertian dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Mendengar himbauan moral untuk pertama kali mungkin terdengar cukup asing bagi telinga. Orang yang mendengar pasti akan membayangkan kalau himbauan moral adalah salah satu arahan yang merujuk pada moral.

Dapat pula suatu hal yang berhubungan dengan tata krama dan atau etika. Berbeda dengan hal tersebut, himbauan moral yang satu ini sangat dekat dengan bidang ekonomi. Berikut akan dibahas mengenai himbauan moral.

Pengertian Himbauan Moral

Himbaun moral tidak hanya berhubungan dengan suatu hal yang mengacu pada etika dan atau tata krama. Pada bidang ekonomi, himbauan moral pun hadir di dalamnya.

Himbauan moral dalam bidang ekonomi merupakan suatu arahan yang mengacu ke arah peredaran uang. Bank sentral sebagai tuan rumah bagi rotasi uang memiliki aksi penuh dalam mengolah uang tersebut.

Dana yang ada tersebut tentunya akan dikontrol sesuai dengan ketentuan yang tepat agar tidak keluar jalur yang telah ditentukan. Dana tersebut pula dijaga agar bank tidak melebihi dan tidak mengurangi penyebarannya sesuai aturan yang ada.

Semakin celah penyebaran uang ke arah publik meluas, semakin tinggi dana yang diambil alih oleh masyarakat demi kebutuhannya. Dana yang tersebar di kalangan publik tentu tidak boleh terus menerus dipertahankan.

Ada kalanya celah penyebarannya dipersempit agar terjadi keseimbangan dalam rotasi perputaran uang. Untuk menyeimbangkan hal tersebut, bank sentral melaksanakan himbauan moral. Himbauan moral dilakukan oleh bank sentral ke bank umum dan atau pelaku usaha atau pelaku ekonomi.

Kebijakan himbauan moral memberikan gambaran mengenai pernyataan atau tindakan yang diambil demi mengendalikan jumlah peredaran uang. Dengan adanya himbauan moral, peredaran uang dapat dikontrol, diperluas atau dipersempit sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada di pasar modal.

Contoh Himbauan Moral

Himbauan moral dilaksanakan agar peredaran uang dapat dikontrol. Himbauan moral dapat direalisasikan melalui tindakan yang bisa memperbanyak dan atau mengurangi peredaran ke arah publik.

Contohnya yaitu seperti adanya suku bunga rendah. Dengan kebijakan himbauan moral dengan suku bunga rendah akan menyebabkan peredaran uang meningkat.

Sebaliknya, jika suku bunga tinggi, peredaran uang akan menurun. Himbauan moral pula harus melihat situasi kondisi yang ada. Jika situasi dan kondisi ekonomi sedang tidak baik, kebijakan himbauan moral mengijinkan peningkatan peredaran uang.

Meski ekonomi sedang tidak baik, dengan kebijakan ini dapat memberikan kabar baik bagi pemulihan dan memperlancar rotasi ekonomi.  

The post Himbauan Moral: Pengertian dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kecerdasan Moral: Pengertian – Aspek dan Komponennya https://haloedukasi.com/kecerdasan-moral Fri, 05 Mar 2021 02:39:19 +0000 https://haloedukasi.com/?p=22246 Pada materi kali ini kita akan membahas mengenai kecerdasan moral yang dapat ditanamkan pada diri anak anak sedari kecil agar mereka memiliki sikap yang tanggung jawab, bertoleransi, menghormati dan lainnya. Kita akan membahas materi ini mulai dari pengertian, tujuan, aspek, komponen serta cara membangun kecerdasan moral pada anak anak. Pengertian Kecerdasan Moral Menurut Para Ahli […]

The post Kecerdasan Moral: Pengertian – Aspek dan Komponennya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pada materi kali ini kita akan membahas mengenai kecerdasan moral yang dapat ditanamkan pada diri anak anak sedari kecil agar mereka memiliki sikap yang tanggung jawab, bertoleransi, menghormati dan lainnya.

Kita akan membahas materi ini mulai dari pengertian, tujuan, aspek, komponen serta cara membangun kecerdasan moral pada anak anak.

Pengertian Kecerdasan Moral

Menurut Para Ahli

  • Coles (2003)
    Kecerdasan moral adalah kecerdasan yang berkaitan dengan hubungan kepada sesama manusia dan alam semesta, kecerdasan ini mengarahkan seseorang bertindak dengan baik, sehingga orang lain merasa tenang dan gembira kepadanya tanpa rasa sakit hati, iri hati, dendam, dengki dan angkuh.
  • Syahril (2010)
    Keceradasan moral adalah kapasitas mental untuk menentukan cara prinsip manusia yang seharusnya diterapkan pada nilai nilai tujuan dan perilaku individu.
  • Borba (2008)
    Kecerdasan moral adalah kemampuan memahami hal yang benar dan yang salah, artinya memiliki keyakinan etika yang kuat dan bertindak berdasarkan keyakinan tersebut, sehingga orang bersikap benar dan terhormat.
  • Lennick dan Kiel (2005)
    Kecerdasan moral adalah kapasitas mental untuk menentukan bagaimana prinsip universal manusia bisa diterapkan dalam nilai nilai, tujuan dan perbuatan seseorang. Prinsip universal manusia tersebut terangkum dalam empat aspek kecerdasanmoral yaitu: Integritas, tanggung jawab, perasaan iba dan pemaaf.

Secara Umum

Kecerdasan moral yaitu salah satu kemampuan yang dimiliki oleh seseorang atau individu agar dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah berdasrkan pada etis yang kuat dan menerapkannya di dalam tindakan.

Tujuan Kecerdasan Moral

  • Mengembangkan rasa empati dengan membangun kesadaran emosional dan meningkatkan kepekaan terhadap orang lain serta mampu dalam memahami berbagai hal dari sudut pandang orang lain.
  • Mengembangkan kontrol diri dimana apa yang dianggap benar dilakukan dahulu.
  • Mengembangkan keadilan dengan cara mengembangkan pikiran yang terbuka dan seimbang.
  • Mengembangkan sikap yang toleransi dengan menghormati hak dan kewajiban orang lain.
  • Mengembangkan rasa hormat terhadap orang lain.
  • Menumbuhkan hati nurani dengan mendidik orang yang bermoral, memperkuat ajaran nurani dan membantu seseorang di dalam membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
  • Mempertahankan kebaikan dan mengajarkan nilan serta pentingnya toleransi.

Aspek Kecerdasan Moral

Pada umumnya, ada 4 aspek kecerdasan moral yang perlu kita ketahui. Aspek tersebut diantaranya yaitu tanggung jawab, integritas, perasaan iba dan pemaaf. Berikut penjelasan dari masing masing aspek kecerdasan moral diantaranya yaitu:

Tanggung Jawab

Seseorang bisa dikatakan memiliki sebuah tanggung jawab jika memperhatikan beberapa hal berikut ini, yaitu:

  • Mengakui kesalahan dan kegagalannya.
  • Bertanggung jawab terhadap apa yang sudah dipilihnya.
  • Berkomitmen untuk melayani sesama.

Integritas

Jika seseorang berbuat integritas, maka ia bisa di dalam menyelaraskan perilaku agar sesuai dengan prinsip universal manusia. Seseorang bisa melakukan hal yang menurutnya benar dan baik. Perbuatannya itu berada di jalur yang benar dan didasarkan kepada prinsip serta keyakinan yang dianutnya.

Karakteristik dari orang orang yang memiliki integritas diantaranya yaitu:

  • Dapat memenuhi janji.
  • Berkata yang jujur atau sebenarnya, tidak berbohong.
  • Berpegang teguh kepada kebenaran.
  • Bertindak dengan konsisten kepada nilai, keyakinan dan prinsip.

Perasaan Iba

Perasaan iba adalah sikap yang sangat penting dimiliki oleh manusia, dikarenakan peduli terhadap sesama tidak hanya sekedar menunjukkan hormat kepada seseorang, melainkan juga menjadikan orang lain juga menghormati kita dan peduli pada saat yang lain sedang membutuhkan.

Seseorang memiliki rasa iba jika peduli terhadap sesamanya, lingkungan sekitar secara aktif. Hal ini berarti seseorang melakukan sesuatu untuk mendukung pilihan pribadi dari orang lain dan juga peduli terhadap tujuan orang tersebut.

Pemaaf

Pemaaf juga merupakan salah satu aspek yang sangat penting yang dimiliki oleh semua maunisa, dikarenakan tanpa toleransi pada suatu kesalahan dan sikap yang kompromi, seseorang akan menjadi pribadi yang kaku.

Seseorang dikatakan memiliki aspek pemaaf jika:

  • Menerima kesalahan orang lain
    Memafkan orang lain bukan berarti kita membenarkan kesalahan orang tersebut dan bukan juga mengubah cara pandang mengenai suatu keadilan. Namun, dengan kita memaafkan orang lain, ia membuat rasa marah yang ada di dalam harinya akan menjauh dan hilang.
  • Menerima kesalahan diri sendiri
    Menerima kesalahan diri sendiri bukan berarti mencari alasan atau melakukan suatu pembenaran terhadap kesalahan yang dilakukan oleh diri sendiri. Namun, seseorang harus menghentikan suatu penilaian yang buruk terhadap diri sendiri. Sebab, hal tersebut nantinya akan mengganggu pikiran dan tidak puas akan dirinya sendiri.

Komponen Kecerdasan Moral

  • Hati Nurani
    Hati nurani adalah hari yang digunakan untuk memilih yang benar, bukan yang salah. Hati nurani digunakan untuk tetap berada di jalan yang benar, bermoral dan merasa bersalah jika menyimpang atau keluar dari jalan yang benar. Hal ini dapat digunakan untuk melindungi anak anak dari beberapa pengaruh buruk dari luar yang memungkinkan anak anak untuk bertindak tidak benar. Hati nuurani memungkinkan mereka untuk bertindak dengan benar dan tidak tergoda untuk melakukan hal yang buruh atau salah.
  • Hormat
    Rasa hormat yang dimiliki oleh individu, akan mendorong anak anak untuk memiliki sikap yang baik dan menghormati orang lain. Hormat membujuk anak untuk memperlakukan orang lain sebagaimana orang lain memperlakukan diri sendiri. Selain itu, dapat mencegah anak anak dari tindak kekerasan, permusuhan dan tidak adil. Jika anak anak memiliki rasa hormat yang sudah tertanam pada dirinya maka mereka akan menghormati orang lain juga.
  • Empati
    Empati merupakan inti dari emosi moral yang membantu anak anak dalam memahami perasaan orang lain. Empati akan membuat anak anak peka terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain. Selain itu mendorong mereka untuk membantu orang ketika sedang membutuhkan pertolongan dan mencegah mereka melakukan tindakan yang dapat membahayakan untuk orang lain.
  • Kebaikan
    Kebaikan yang dimiliki anak anak akan membantu mereka dalam menjaga perasaan orang lain. Dengan memiliki sikap kebaikan ini mereka akan menjadi berbelas kasih dan tidak terfikirkan terlalu banyak mengenai diri mereka sendiri.
  • Toleransi
    Toleransi dapat memungkinkan anak anak agar dapat memahami perbedaan kualitas kepada orang lain, membuka pandangan dan kepercayaan yang baru.
  • Keadilan
    Keadilan akan mengarahkan anak anak kepada perilaku dan perbuatan yang baik dan tidak memihak serta dapat bersikap adil. Pasa saat kebijakan ini meningkatkan kepekaan moral seorang anak, ia juga diajarkan untuk membela beberapa dari mereka yang diperlakukan tidak adil.

Cara Membangun Kecerdasan Moral

  • Mengembangkan sikap untuk menghormati orang lain yaitu dengan memberikan contoh cara menghormati orang lain dan mengajarkan sopan santun.
  • Memelihara kebaikan atau kekhawatiran mengenai perasaan orang lain dan mengajarkan nilai dan makna dari kebaikan.
  • Mengembangkan sikap adil yaitu dengan sikap yang terbuka dan tidak membeda bedakan orang lain atau suatu hal.
  • Menumbuhkan seseorang dengan hati nurani yang digunakan untuk membangun moral seseorang dan dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
  • Menumbuhkan atau mengembangkan sikap toleransi yaitu dengan menghormati hak dan kewajiban dari orang lain.

The post Kecerdasan Moral: Pengertian – Aspek dan Komponennya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>