morfologi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/morfologi Mon, 07 Mar 2022 03:14:55 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico morfologi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/morfologi 32 32 Proses Terbentuknya Benua dan Samudra https://haloedukasi.com/proses-terbentuknya-benua-dan-samudra Mon, 07 Mar 2022 03:14:53 +0000 https://haloedukasi.com/?p=32013 Benua dan samudra merupakan mayoritas dari permukaan planet bumi yang membentuk cakupan luas dari penampang keseluruhan di bumi itu sendiri. Benua dan juga samudra ini menjadi komponen yang tidak terpisahkan, yang berada pada kerak bumi. Kerak bumi yang merupakan suatu lapisan yang memiliki sifat padat pada bagiannya itu sendiri, terbentuk dari adanya suatu proses evolusi […]

The post Proses Terbentuknya Benua dan Samudra appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Benua dan samudra merupakan mayoritas dari permukaan planet bumi yang membentuk cakupan luas dari penampang keseluruhan di bumi itu sendiri. Benua dan juga samudra ini menjadi komponen yang tidak terpisahkan, yang berada pada kerak bumi.

Kerak bumi yang merupakan suatu lapisan yang memiliki sifat padat pada bagiannya itu sendiri, terbentuk dari adanya suatu proses evolusi atas morfologi dari planet bumi tersebut.

Proses Terbentuknya Benua

Benua yang merupakan suatu bentuk dari kumpulan daratan yang ada di bumi ini, tidak serta merta terbentuk dalam suatu jangka waktu yang singkat dan juga cepat.

Benua yang berupa kumpulan dari keseluruhan daratan yang luas tersebut terbentuk dalam tempo waktu yang sangat panjang dan juga sangat lama dalam prosesnya itu sendiri.

Proses dari pembentukan benua itu sendiri melibatkan berbagaimacam faktor yang sangat mempengaruhi dari keberhasilan terbentuknya maupun juga dari hasil morfologi daratan atas benua itu sendiri yang nantinya akan terbentuk dan muncul ke permukaan planet bumi itu sendiri.

Proses pembentukan benua ini dimulai dengan terjadinya retakan dan atau pun juga perpecahan pada suatu lempeng besar yang dinamakan dengan sebutan lempeng bumi.

Pada awal masa tersebut lempeng raksasa yang timbul tersebut membentuk suatu daratan raksasa yang sangat besar dan dinamakan dengan sebutan dari Pangea.

Lempeng ini berukuran sangat besar dan membentuk suatu cakupan luas dari penampang planet bumi sebagai suatu benua raksasa yang bersifat utuh. Seiring dengan berjalannya waktu, tahapan dari proses evolusi atas morfologi planet bumi tidak berhenti sampai di sana.

Terjadi proses pecahan atas lempeng bumi yang membentuk suatu benua Pangea itu sendiri menjadi dua buah pecahan atas benua yang meliputi pada kerak di permukaan planet bumi itu sendiri.

Pecahan-pecahan dari lempeng bumi yang membentuk suatu benua Pangea tersebut dinamakan dengan sebutan Leurasia dan juga Gondwana yang masing-masing merepresentasikan dari benua yang mewakilinya itu sendiri.

Tentu saja proses ini tidak terjadi dalam satu malam saja dan atau pun juga dalam waktu yang sangat singkat. Kebalikannya, untuk dapat terjadinya suatu pecahan dari lempeng bumi yang ada tersebut membutuhkan waktu yang sangat panjang dan juga lama.

Kemudian dari pecahan atas lempeng bumi yang membentuk dua buah benua besar yang dinamakan juga dengan Leurasia dan juga Gondwana tersebut, membentuk pecahan yang lebih kecil lagi yang hingga saat ini masih ada dan utuh.

Pecahan dari benua yang diakibatkan dari lempeng bumi tersebut dinamakan dengan pecahan benua yaitu masing-masing adalah Eurasia, Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan, Australia, India, dan juga Antartika itu sendiri.

Proses Terbentuknya Samudra

Berbeda dengan benua itu sendiri yang telah disebutkan di atas, samudra merupakan suatu kumpulan dari kapasitas air yang sangat besar pada permukaan kerak bumi itu sendiri.

Kumpulan dari kesatuan air yang sangat banyak inilah yang kemudian menyebabkan pengisian pada kekosongan yang diakibatkan oleh adanya gejolak pada permukaan planet bumi itu sendiri yang tidak rata atau mulus.

Air yang pergerakannya akan mengarah pada ketinggian dari morfologi planet bumi yang lebih rendah, sehingga dengan adanya perwujudan dari benua itu sendiri kemudian akan membentuk perbedaan ketinggian pada kerak bumi.

Hal ini lah yang kemudian akan menciptakan suatu ruang kosong yang lantas akan diisi oleh air itu sendiri.

Terkait dengan asal muasal dari air itu sendiri merupakan suatu perwujudan dari melelehnya es pada kutub di planet bumi yang diakibatkan oleh adanya perubahan dari suhu planet yang makin lama kian menjadi makin panas.

Pada masa awal pembentukan planet bumi, planet bumi sempat mengalami suhu panas yang sangat tinggi dikarenakan sesuai dengan teori Big Bang dalam kronologi pembentukan planet bumi, bahwasanya planet dibentuk dari ledakan hebat yang terjadi di luar angkasa.

Setelah makin berlalunya waktu maka suhu planet bumi akan menjadi semakin dingin dan terbentuklah es pada permukaan dari planet bumi itu sendiri atau dinamakan juga dengan periode pada zaman es.

Kemudian dengan adanya perkembangan dari waktu ke waktu dan juga seiring dengan peningkatan suhu dari planet bumi itu sendiri, maka mencairlah es yang berada di permukaan bumi tersebut dan berubah wujud menjadi air.

Air ini lah yang kemudian berkumpul sedikit demi sedikit menjadi banyak dan luas cakupan dari penampangnya itu sendiri. Kumpulan dari banyaknya debit air yang bersatu ini kemudian menjadi dan atau pun juga membentuk samudra.

Samudra sendiri sejatinya adalah efek dari perubahan morfologi bentuk dan juga permukaan dari kerak dan atau pun juga permukaan planet bumi itu sendiri.

Meskipun sedikit berbeda dengan pembentukan dari benua itu sendiri namun sejatinya proses perubahan dari morfologi planet bumi ini saling terkait satu dengan yang lainnya.

Proses dari pembentukan atas samudra itu sendiri juga memiliki jangka waktu yang sangat panjang dan tidak instan terjadi begitu saja.

Selain dari perubahan tatanan dan juga wujud atas kerak bumi tersebut, faktor yang berasal dari eksternal atau luar planet bumi juga bisa mempengaruhi contohnya adalah meteor dan juga benda asing lainnya.

The post Proses Terbentuknya Benua dan Samudra appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Perbedaan Token, Type, dan Lexeme dalam Ilmu Linguistik https://haloedukasi.com/perbedaan-token-type-dan-lexeme https://haloedukasi.com/perbedaan-token-type-dan-lexeme#respond Wed, 31 Mar 2021 02:05:25 +0000 https://haloedukasi.com/?p=22064 Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, bahwa morfologi merupakan salah satubagian atau cabang dari ilmu linguistik yang membahas wujud kata dan pengaruh modifikasi dari katanya baik secara semantik atau grammatical. Di dalam morfologi terdapat istilah token word, type word dan juga lexeme word. Berikut penjelasannya. Token Token adalah jumlah total dari kata yang terdapat didalam […]

The post Perbedaan Token, Type, dan Lexeme dalam Ilmu Linguistik appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, bahwa morfologi merupakan salah satubagian atau cabang dari ilmu linguistik yang membahas wujud kata dan pengaruh modifikasi dari katanya baik secara semantik atau grammatical. Di dalam morfologi terdapat istilah token word, type word dan juga lexeme word. Berikut penjelasannya.

Token

Token adalah jumlah total dari kata yang terdapat didalam sebuah kalimat, terlepas dari seberapa sering kata tersebut diulang. Sebenarnya, token adalah alat untuk menilai keragaman leksikal. Token memiliki sejumlah aplikasi-analisis wacana, terjemahan, mengukur pengembangan kosa kata dalam penguasaan bahasa, pengembangan menulis, studi pidato versus menulis, membandingkan bahasa yang berbeda.

Contoh : “I saw Naval in carnaval last night, he was with her girlfriend bought Thai tea, I tried to greet them but they didn’t see me”. Berapakah jumlah kata yang ada di dalam kalimat tersebut? Token dalam kalimat tersebut adalah 25 kata. Setiap kata terhitung 1 meskipun kata tersebut terulang seperti kasus saw dan see.

Type

Type adalah istilah dalam morfologi untuk penghitungan suatu kata yang ada didalam kalimat, meski pun kata tersebut diulang beberapa kali maka akan tetap dihitung satu.

Contoh : “Good wine is wine that is stored for a long time, the longer the quality of the wine is getting better.”. Terdapat tiga kata wine maka kita menghitung nya satu. Ada tiga is, maka kita hitung satu. Kata The diulang sebanyak tiga kali, jadi terhitung 1.

Jadi, berapakah total kata yang ada didalam kalimat tersebut? Jawabannya adalah 15 kata type.

Lexeme

Terakhir adalah lexeme, lexeme bisa dikatakan sebagai kata yang serumpun yang hanya dibedakan oleh bentuk grammatical ending atau bentuk grammatical seperti noun, present, past atau berbagai bentuk dari kata ganti (me, my, I, mine). Mereka semua mewakili satu lexeme.

Contoh : “My friend and I went to the course together, even though our courses are different, but the place is in the same building.” My, I dan our; course dan courses masing-masing mewakili satu lexeme. Sehingga kalimat tersebut memiliki 20 lexeme.

The post Perbedaan Token, Type, dan Lexeme dalam Ilmu Linguistik appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
https://haloedukasi.com/perbedaan-token-type-dan-lexeme/feed 0
Morfologi: Pengertian – Ruang Lingkup dan Prosesnya https://haloedukasi.com/morfologi Sat, 12 Dec 2020 00:08:24 +0000 https://haloedukasi.com/?p=16786 Pada kesempatan kali ini, kita akan mempelajari mengenai morfologi. Simak penjelasan berikut ini. Pengertian Morfologi Pengertian Menurut Para Ahli Ramlan (1985:19) mendefinisikan morfologi sebagai bagian dari ilmu bahasa yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata tersebut terhadap golongan dan arti kata. Verhaar (2012:71) menjelaskan bahwa morfologi adalah cabang ilmu linguistik yang mengidentifikasikan […]

The post Morfologi: Pengertian – Ruang Lingkup dan Prosesnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pada kesempatan kali ini, kita akan mempelajari mengenai morfologi. Simak penjelasan berikut ini.

Pengertian Morfologi

Pengertian Menurut Para Ahli

Ramlan (1985:19) mendefinisikan morfologi sebagai bagian dari ilmu bahasa yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata tersebut terhadap golongan dan arti kata.

Verhaar (2012:71) menjelaskan bahwa morfologi adalah cabang ilmu linguistik yang mengidentifikasikan satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal.

Pengertian Menurut KBBI

Morfologi adalah cabang linguistik tentang morfem dan kombinasinya; ilmu bentuk kata.

Pengertian Secara Umum

Berdasarkan pengertian dari para ahli dan pengertian dari KBBI, secara umum morfologi adalah cabang ilmu linguistik yang membahas atau mempelajari mengenai pembentukan kata atau secara sederhana kita dapat mendefinisikan morfologi sebagai ilmu tentang kata.

Ruang Lingkup Morfologi

Ada beberapa hal yang dipelajari dalam morfologi, di antaranya mengenai morfem, alomorf, kata dasar, dan proses morfologis. Berikut ini penjelasan mengenai hal – hal tersebut.

  • Morfem
    Sebelum membahas lebih jauh mengenai morfologi, kita harus paham terlebih dahulu mengenai morfem. Morfem menurut KBBI adalah satuan bentuk bahasa terkecil yang mempunyai makna secara relatif stabil dan tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil. Maksudnya adalah morfem adalan bentuk bahasa yang terkecil dan memiliki makna. Morfem terbagi menjadi dua jenis, yaitu morfem bebas dan morfem terikat.
    • Morfem bebas adalah morfem yang dapat berdiri sendiri membentuk sebuah kata.
    • Morfem terikat adalah morfem yang melekat pada bentuk lain atau dengan kata lain kita dapat mendefinisikannya sebagai morfem yang tidak dapat berdiri sendiri untuk mebentuk sebuah kata. Misalnya pada kata berbicara –> yang dinamakan morfem bebas adalah bicara, dan yang dinamakan morfem terikat adalah ber-.
  • Alomorf
    Alomorf adalah anggota morfem yang sama, yang variasi bentuknya disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang dimasukinya (misalnya morfem ber- mempunyai alomorf ber-, be-, dan bel- dan morfem men– yang menjadi mem-, mengmeny– dan menge-.
  • Kata dasar
    Adalah kata yang digunakan sebagai dasar untuk membentuk kata. Misalnya: dari kata main kita dapat memperoleh kata turunan seperti bermain, permainan, mempermainkan dsb.

Proses Morfologi

Proses morfologis diartikan sebagai proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya (Ramlan: 1985:46).

Proses morfologis dalam bahasa Indonesia terbagi menjadi tiga proses, yaitu proses pembubuhan afiks (afiksasi), proses pengulangan (reduplikasi) dan proses pemajemukan (komposisi).

Proses Pembumbuhan Afiks (Afiksasi)

Proses afiksasi adalah proses pembubuhan afiks adalah pembubuhan afiks pada sesuatu satuan, baik satuan itu berupa bentuk tunggal maupun bentuk kompleks, untuk membentuk kata (Ramlan,1985:49).

Afiks terdiri dari:

  • Prefiks (awalan) : ber-, pada bermain, men– pada mencuci, pen– pada penjual
  • Sufiks (akhiran) : –an pada pelajaran, –kan pada rujukan, dan –i pada sirami.
  • Infiks (sisipan) : –er pada gerigi dan el– pada geletar.
  • Konfiks (gabungan prefiks dan sufiks) : beran pada berdatangan, kean pada kedatangan, dan peran pada perjalanan, penkan pada pendidikan dan mekan pada memberikan.

Proses Pengulangan (Reduplikasi)

Reduplikasi adalah proses pengulangan kata, baik pengulangan secara menyeluruh atau hanya sebagian kata saja.

Hasil pengulangan dinamakan kata ulang, sedangkan satuan yang diulang disebut kata dasar. Misalnya kata ulang pohonpohon, memiliki bentuk dasar pohon.

Proses pengulangan atau reduplikasi terdiri dari empat jenis, yaitu:

  • Pengulangan seluruh adalah pengulangan seluruh bentuk dasar, tanpa perubahan fonem dan tidak berkombinasi dengan proses pembumbuhan afiks. Misalnya: kereta –> keretakereta, pohon –> pohonpohon, anak –> anakanak.
  • Pengulangan sebagian adalah pengulangan sebagian dari bentuk dasar. Contohnya: berkaca –> berkacakaca, bermain –> bermainmain.
  • Pengulangan Berkombinasi dengan afiks adalah pengulangan seluruh bentuk dasar dan berkombinasi dengan proses pembumbuhan afiks. Pengulangan ini terjadi secara bersama-sama dengan proses pembumbuhan afiks dan mendukung satu fungsi. Contoh : rumah -> rumah-rumah -> rumahrumahan, kereta -> kereta-kereta -> keretakerataan, mobil -> mobil -mobil -> mobilmobilan.
  • Pengulangan dengan perubahan fonem adalah pengulangan bentuk dasarnya diulang dan secara bersamaan terjadi perubahan fonem. Contoh: gerakgerik, sayurmayur, bolakbalik.

Proses Pemajemukan (Komposisi)

Proses pemajemukan atau komposisi adalah penggabungan dua leksem atau lebih menjadi kata baru. Leksem adalah leksikal dasar yang abstrak yang mendasari berbagai bentuk kata. Hasil dari proses pemajemukan disebut kata majemuk.

Berdasarkan bentuk penulisannya, kata majemuk terdiri dari dua jenis, yaitu

  • Kata majemuk senyawa: kata majemuk yang unsur katanya digabung. Contohnya: matahari, kacamata.
  • Kata majemuk tidak senyawa: kata majemuk yang unsur katanya dipisah. Contohnya: rumah sakit dan kereta api.

Berdasarkan maknanya, kata majemuk terdiri dari dua jenis, yaitu

  • Kata majemuk beridiom adalah kata majemuk yang maknanya menimbulkan makna baru. Contohnya: kambing hitam, buah hati, banting tulang.
  • Kata majemuk semi idiom adalah kata majemuk yang masih bisa ditemukan makna asli kata dasarnya. Contohnya: rumah sakit, kereta api.

The post Morfologi: Pengertian – Ruang Lingkup dan Prosesnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
10 Contoh Adaptasi Morfologi Pada Hewan dan Penjelasannya https://haloedukasi.com/contoh-adaptasi-morfologi-pada-hewan Thu, 09 Apr 2020 07:59:00 +0000 https://haloedukasi.com/?p=1596 Adaptasi adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Adaptasi juga merupakan salah satu ciri-ciri makhluk hidup. Tujuan utama dari adaptasi adalah untuk bertahan hidup. Selain itu, adaptasi juga merupakan bentuk pertahanan diri untuk mengatasi tekanan dari lingkungan.  Adaptasi terbagi menjadi 3, yaitu: Adaptasi morfologi Adaptasi fisiologi Adaptasi tingkah laku Dari ketiga jenis adaptasi tersebut, adaptasi […]

The post 10 Contoh Adaptasi Morfologi Pada Hewan dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Adaptasi adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Adaptasi juga merupakan salah satu ciri-ciri makhluk hidup.

Tujuan utama dari adaptasi adalah untuk bertahan hidup. Selain itu, adaptasi juga merupakan bentuk pertahanan diri untuk mengatasi tekanan dari lingkungan. 

Adaptasi terbagi menjadi 3, yaitu:

  • Adaptasi morfologi
  • Adaptasi fisiologi
  • Adaptasi tingkah laku

Dari ketiga jenis adaptasi tersebut, adaptasi morfologi merupakan yang paling mudah untuk dikenali.

Adaptasi morfologi dapat dilihat secara langsung dari bagian bentuk tubuh makhluk hidup. Berikut adalah 10 contoh bentuk adaptasi morfologi pada hewan:

1. Adaptasi Pada Bebek

Adaptasi morfologi dari bebek terdapat pada paruh serta kaki bebek. Paruh bebek memiliki bentuk seperti sisir pada pangkalnya.

Paruh tersebut berfungsi untuk menyaring makanan dari air dan lumpur.

Bebek juga mempunyai kaki yang terdapat selaput di antara jarinya. Fungsi selaput tersebut adalah untuk memudahkan bebek berjalan di lumpur dan untuk berenang.

2. Adaptasi Pada Burung Elang

Adaptasi morfologi dari elang terdapat di paruh dan kaki burung elang. Paruh elang berbentuk runcing dengan ukuran agak panjang serta ujungnya yang membengkok.

Paruh tersebut memudahkan elang untuk mencabik-cabik makanannya yaitu daging.

Kaki burung elang berukuran pendek dengan cakar yang sangat kuat sehingga dapat mempermudah elang mencengkram mangsa.

3. Adaptasi Pada Burung Pipit

Burung pipit merupakan burung pemakan biji-bijian. Paruh yang pendek dan tebal serta agak runcing memudahkan burung untuk memecahkan biji-bijian.

Kaki burung pipit juga berbentuk panjang dan datar. Bentuk kaki tersebut memudahkan burung pipit untuk bertengger di pohon maupun permukaan bangunan.

4. Adaptasi Pada Burung Pelikan

Pelikan merupakan jenis burung air yang memiliki kantung di paruhnya. Kantung tersebut berguna untuk menyimpan ikan yang ditangkap. Habitat burung pelikan adalah di pantai atau muara sungai.

Burung tersebut hidup secara berkelompok dan kerap bermigrasi. Kaki burung pelikan berbentuk lebar serta berselaput.

Kaki tersebut dirancang agar memudahkan pelikan untuk mencari makanan dan bermigrasi.

5. Adaptasi Pada Ayam

Ayam adalah salah satu jenis unggas yang banyak diternakkan. Paruh ayam berukuran pendek dan tebal.

Paruh tersebut memudahkan ayam untuk memakan cacing dan biji-bijian.

Ayam memiliki kaki dengan tiga jari di bagian depan yang datar dan memanjang. Jari-jari tersebut memudahkan ayam untuk berjalan di tanah.

6. Adaptasi Pada Nyamuk

Nyamuk adalah serangga yang banyak ditemukan di rumah maupun di kebun.

Nyamuk mempunyai tipe mulut penusuk-penghisap yang berbentuk panjang dan tajam.

Bentuk mulut tersebut berguna bagi nyamuk betina untuk untuk menghisap darah.

Sementara untuk nyamuk jantan, mulut tersebut berguna untuk menghisap nektar pada bunga.

7. Adaptasi Pada Unta

Unta merupakan hewan yang bisa ditemukan di daerah gurun. Bentuk adaptasi morfologi dari unta adalah memiliki punuk untuk menyimpan air, memiliki bulu mata tebal dan panjang untuk melindungi mata dari pasir, serta memiliki telapak kaki yang tebal untuk menahan panas saat berjalan di pasir.

8. Adaptasi Pada Burung Pelatuk

Burung pelatuk memiliki kaki zigodaktil, dengan 2 jari kaki mengarah ke depan, dan 2 lainnya ke belakang.

Kaki burung pelatuk berfungsi untuk untuk berpegangan di permukaan vertikal.

Selain itu, bisa juga digunakan untuk menggenggam atau bertengger. Beberapa spesies burung pelatuk juga memiliki paruh dan lidah yang panjang yang berfungsi untuk menangkap serangga.

9. Adaptasi Pada Trenggiling

Trenggiling memakan semut, rayap, serta serangga kecil lainnya. Trenggiling memiliki bentuk moncong yang panjang dengan ujungnya yang kecil dan tak bergigi.

Moncong tersebut memiliki celah kecil yang berguna untuk menghisap semut dan serangga kecil lain dari sarangnya.

Selain itu, lidah dari trenggiling juga panjang dan lengket. Lidah tersebut dapat dijulurkan jauh ke luar dari mulut untuk menangkap serangga.

10. Adaptasi Pada Singa

Singa memiliki mata yang khusus dirancang untuk berburu. Mata tersebut terletak di bagian depan kepala sehingga memungkinkan untuk melihat lebih jauh.

Selain itu, singa memiliki dan gigi seri dan gigi taring yang kuat dan tajam. Fungsi gigi tersebut adalah untuk menggigit dan merobek daging mangsanya.

The post 10 Contoh Adaptasi Morfologi Pada Hewan dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>