operasi hitung - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/operasi-hitung Wed, 23 Dec 2020 03:16:25 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico operasi hitung - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/operasi-hitung 32 32 Angka Penting: Pengertian – Aturan dan Contoh Soalnya https://haloedukasi.com/angka-penting Wed, 23 Dec 2020 03:16:24 +0000 https://haloedukasi.com/?p=17344 Ketika melakukan suatu pengukuran, hasil yang diperoleh tidak selalu berupa bilangan bulat, namun dapat berupa bilangan desimal seperti 2,1 cm, 3,79 m, dan sebagainya. Dalam ilmu fisika, bilangan-bilangan tersebut disebut sebagai angka penting. Untuk lebih memahami tentang angka penting, berikut akan dijabarkan lebih detail mengenai pengertian dan operasi hitung menggunakan angka penting. Pengertian Angka Penting […]

The post Angka Penting: Pengertian – Aturan dan Contoh Soalnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Ketika melakukan suatu pengukuran, hasil yang diperoleh tidak selalu berupa bilangan bulat, namun dapat berupa bilangan desimal seperti 2,1 cm, 3,79 m, dan sebagainya.

Dalam ilmu fisika, bilangan-bilangan tersebut disebut sebagai angka penting.

Untuk lebih memahami tentang angka penting, berikut akan dijabarkan lebih detail mengenai pengertian dan operasi hitung menggunakan angka penting.

Pengertian Angka Penting

Angka penting merupakan angka yang terdiri dari angka pasti dan angka taksiran.

Angka pasti merupakan angka yang diperoleh dari hasil pengukuran, sedangkan angka taksiran merupakan angka terakhir yang ditaksir dari hasil pengukuran.

Angka taksiran merupakan angka ketelitian dari alat ukur yang digunakan, yang diperoleh dari 1/2 x skala terkecil alat ukur.

Aturan Angka Penting

  • Semua angka bukan nol adalah angka penting.

Contoh:

123,4 cm → 4 angka penting
43,756 kg → 5 angka penting
  • Angka nol yang terletak diantara dua angka bukan nol adalah angka penting.

Contoh:

3,08 s → 3 angka penting
50,09 m → 4 angka penting
  • Angka nol yang terletak disebelah kanan angka bukan nol termasuk angka penting.

Contoh:

200 g → 3 angka penting
74,50 cm → 4 angka penting
  • Angka nol yang terletak disebelah kiri angka bukan nol, baik disebelah kiri maupun kanan koma desimal, bukan angka penting.

Contoh:

0,21 s → 2 angka penting
0,0007 kg → 1 angka penting

Operasi Hitung pada Angka Penting

1. Penjumlahan dan Pengurangan

Hasil penjumlahan dan pengurangan menggunakan aturan angka penting, mengacu pada:

  • Angka penting yang jumlah taksirannya paling sedikit

Jika jumlah angka taksiran bilangan-bilangan yang akan dijumlahkan atau dikurangkan berbeda, maka hasil penjumlahan atau pengurangan ditentukan berdasarkan bilangan yang memiliki angka taksiran paling sedikit.

Contoh:

45,321 g + 3,04 g = 48,36 g

Penjelasan:

45,321 g memiliki 2 angka taksiran, sedangkan 3,04 g memiliki 1 angka taksiran. Maka, penjumlahan kedua bilangan tersebut harus memiliki hasil akhir dengan 1 angka taksiran.

Jika dijumlahkan tanpa mengikuti aturan angka penting, hasil penjumlahan adalah 48,361 g. Namun, karena menggunakan aturan angka penting, maka hasil penjumlahan dibulatkan menjadi 48,36 g.

2. Angka penting yang paling sedikit

Jika bilangan-bilangan yang akan dijumlahkan atau dikurangkan memiliki jumlah angka taksiran yang sama, maka hasil penjumlahan atau pengurangan ditentukan berdasarkan bilangan yang memiliki angka penting paling sedikit.

Contoh:

3,57 g - 0,21 g = 3,4 g

Penjelasan:

3,57 g memiliki 3 angka penting, sedangkan 0,21 g memiliki 2 angka penting. Maka, hasil pengurangan kedua bilangan tersebut harus memiliki 2 angka penting.

Jika dikurangkan tanpa mengikuti aturan angka penting, hasil pengurangan kedua bilangan tersebut adalah 3,36 g. Namun, karena menggunakan aturan angka penting, maka hasil pengurangan dibulatkan menjadi 3,4 g.

3. Perkalian dan Pembagian

Hasil perkalian atau pembagian menggunakan angka penting harus memiliki angka penting sebanyak bilangan yang memiliki jumlah angka penting paling sedikit.

Contoh:

0,5342 cm x 4,1 cm = 2,2 cm

Penjelasan:

0,5342 cm memiliki 4 angka penting, sedangkan 4,1 cm memiliki 2 angka penting. Berdasarkan jumlah angka penting kedua bilangan tersebut, maka hasil perkalian kedua bilangan harus memiliki 2 angka penting.

Jika dikalikan tanpa mengikuti aturan angka penting, hasil perkalian kedua bilangan tersebut adalah 2,19022 cm. Namun, karena menggunakan aturan angka penting, maka hasil perkalian dibulatkan menjadi 2,2 cm.

4. Perkalian atau pembagian antara bilangan penting dan bilangan eksak harus memiliki hasil dengan jumlah angka penting sebanyak bilangan pentingnya

Contoh:

8,57 cm x 12 cm = 103 cm

8,57 cm memiliki 3 angka penting, sedangkan 12 cm merupakan bilangan eksak. Oleh karena itu, hasil perkalian keduanya harus memiliki 3 angka penting.

Jika dikalikan tanpa mengikuti aturan angka penting, hasil perkalian kedua bilangan tersebut adalah 102,84 cm. Namun, karena menggunakan aturan angka penting, maka hasil perkalian dibulatkan menjadi 103 cm.

5. Pemangkatan suatu bilangan penting hanya boleh memiliki hasil dengan jumlah angka penting sebanyak bilangan penting yang dipangkatkan

Contoh:

(1,5 m)3 = 3,4 m3

1,5 m memiliki 2 angka penting, maka hasil pemangkatannya harus memiliki 2 angka penting.

Jika dipangkatkan tanpa mengikuti aturan angka penting, hasil pemangkatannya adalah 3,375 m3. Namun, karena menggunakan aturan angka penting, maka hasil pemangkatannya dibulatkan menjadi 3,4 m3.

6. Penarikan akar suatu bilangan penting hanya boleh memiliki hasil dengan jumlah angka penting sebanyak bilangan penting yang ditarik akarnya

Contoh:

√625 = 25,0

625 memilki 3 angka penting. Oleh karena itu, hasil penarikan akar dari 625 harus memiliki 3 angka penting.

Contoh Soal dan Pembahasan Angka Penting

1. Nemi mengukur panjang kabel dan diperoleh hasil 1,20400 m. Berapa jumlah angka penting dari hasil pengukuran tersebut?

Jawab:

1,20400 m memiliki 6 angka penting.

2. Hasil pengukuran panjang dan lebar sebuah kolam renang adalah 7,3 m dan 5,31 m. Berapa luas kolam renang tersebut berdasarkan aturan angka penting?

L = p x l
L = 7,3 m x 5,31 m = 39 m

3. Luas sebuah persegi 441 cm2. Berapa panjang sisi persegi tersebut menurut aturan angka penting?

L = s x s
441 cm2 = s2
s = 21,0 cm

The post Angka Penting: Pengertian – Aturan dan Contoh Soalnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Operasi Hitung Bilangan Bulat: Sifat – Jenis dan Contoh Soal https://haloedukasi.com/operasi-hitung-bilangan-bulat Tue, 11 Feb 2020 04:50:00 +0000 https://haloedukasi.com/?p=3677 Jika dalam bilangan prima hanya mencakup beberapa angka, maka seluruh angka termasuk bilangan bulat. Lalu apakah bilangan bulat itu?. Dan bagaimana cara menghitungnya?. Berikut pembahasannya. Apa itu Operasi Hitung Bilangan Bulat? Operasi Hitung adalah cara menghitung biasanya dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu: penjumlahan(+), pengurangan(-), perkalian(x), dan pembagian(:). Bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri dari bilangan […]

The post Operasi Hitung Bilangan Bulat: Sifat – Jenis dan Contoh Soal appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Jika dalam bilangan prima hanya mencakup beberapa angka, maka seluruh angka termasuk bilangan bulat.

Lalu apakah bilangan bulat itu?. Dan bagaimana cara menghitungnya?. Berikut pembahasannya.

Apa itu Operasi Hitung Bilangan Bulat?

Operasi Hitung adalah cara menghitung biasanya dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu: penjumlahan(+), pengurangan(-), perkalian(x), dan pembagian(:).

Bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri dari bilangan positif, negatif, dan nol. Dapat dituliskan tanpa penunjang seperti lambang desimal atau pecahan.

Bilangan bulat termasuk juga bilangan rasional yang merupakan bagian dari bilangan real.

  • Bilangan bulat negatif = { …., -5, -4, -3, -2, -1,}
  • Bilangan nol = {0}
  • Bilangan asli atau bilangan bulat positif = {1, 2, 3, 4, 5 .. }
    • Bilangan Ganjil = { 1, 3, 5, 7, … }
    • Bilangan Genap = { 2, 4, 6, 8, 10, … }

Cara membaca bilangan bulat yang positif dibaca seperti biasa, yaitu 7 dibaca ‘tujuh’ dan bilangan bulat yang negatif dibaca dengan tambahan ‘negatif diawal’, seperti -7 berarti ‘negatif tujuh’.

Himpunan semua bilangan bulat dalam matematika dilambangkan dengan Z, yang diambil dari Zahlen (dalam bahasa Jerman, yang memiliki arti “bilangan”)

Sifat Operasi Hitung Bilangan Bulat

Sifat-sifat operasi hitung bilangan bilang, diantaranya:

  • Tertutup

Jika bilangan bulat a+b= c. Maka, bilangan c-a= b. Begitupun sebaliknya.

Contoh:

5 + 8 = 13, 
Maka, 13 - 5 = 8.
  • Komutatif (pertukaran)

Maksud dari sifat komutatif disini adalah apabila bilangan bulat posisinya bertukar, hasil yang didapat akan tetap sama.

Contoh:

1 + 2 = 3
2 + 1 = 3

Walaupun angka bertukar tempat, namun hasil yang didapat tetaplah sama.

  • Asosiatif (pengelompokkan)

Contoh:

a x (b x c) = b x (a x c)
1 x (8 x 6) = 8 x (1 x 6)
  • Distributif (penyebaran)
a + (b x c) = (a + b) x (a + c) 
2 + (5 x 3) = (2 + 5) x (2 + 3)

Jenis-jenis Operasi Hitung Bilangan Bulat

Berikut ini merupakan jenis-jenis dari operasi hitung bilangan bulat:

1. Penjumlahan (+)

Operasi penjumlahan pada bilangan bulat yaitu operasi hitung yang menambahkan banyak suatu benda.

Biasanya cara menghitungnya dengan meningkatnya angka dari terkecil ke terbesar.

Contoh:

1 + 3 = 4
1 + 5 = 6
5 + 9 = 14
27 + 3 = 30 

2. Pengurangan (-)

Operasi pengurangan pada bilangan bulat merupakan kebalikan dari penjumlahan.

Pengurangan merupakan cara menghitung dengan menghilangkan angka. Biasanya dengan cara menurunkan jumlah dari terbesar menjadi terkecil.

Contoh:

12 - 5 = 7
18 - 13 = 5
27 - 12 = 15
50 - 50 = 0 

3. Perkalian (x)

Operasi perkalian dalam bilangan bulat sama saja seperti operasi perkalian biasa, yaitu salah satu operasi hitung dasar yang berfungsi sebagai simbol operasi penjumlahan berulang.

Biasanya perkalian digunakan pada penjumlahan yang terlalu besar angkanya, guna memudahkan proses menghitung.

Contoh:

a x b = b + b + b + b + ... + b (penjumlahan b sebanyak a)
2 x 3 = 3 + 3 = 6 

Dalam operasi hitung perkalian ada beberapa yang harus diperhatikan, bahwa:

  • Jika bilangan positif dikalikan dengan bilangan positif, maka hasilnya positif.

Contoh:

2 x 4 = 8
12 x 2 = 24
4 x 6 = 24
1 x 9 = 9 
9 x 9 = 81
  • Jika bilangan Positif dikalikan dengan bilangan Negatif, maka hasilnya Negatif

Contoh:

-2 x 4 = -8
12 x -1 = -12
-3 x 3 = -9 
-2 x 2 = -4
  • Jika bilangan Negatif dikalikan dengan bilangan Negatif, maka hasilnya Positif.

Contoh:

-2 x -2 = 4
-2 x -12 = 24
-7 x -7 = 49
-1 x -1 = 1 

4. Pembagian (:)

Operasi pembagian dalam bilangan bulat sama saja seperti operasi pembagian biasa yaitu digunakan untuk menghitung hasil bagi suatu bilangan terhadap pembaginya.

Dalam operasi hitung pembagian ada beberapa yang harus diperhatikan, bahwa:

  • Jika bilangan Positif dibagi dengan bilangan Positif, maka hasilnya Positif.

Contoh:

4 : 2 = 2
12 : 4 = 3
81 : 9 = 9
1 : 1 = 1
27 : 3 = 9 
  • Jika bilangan Positif dibagi dengan bilangan Negatif, maka hasilnya Negatif.

Contoh:

-24 : 2 = -12
12 : -1 = -12
-3 : 3 = -1 
-7 : 7 = -1
  • Jika bilangan Negatif dikalikan dengan bilangan Negatif, maka hasilnya Positif.

Contoh:

-2 x -2 = 4
-2 x -12 = 24
-7 x -7 = 49  
-9 x -9 = 81

Contoh Soal Operasi Hitung Bilangan Bulat

Berikut beberapa contoh soal operasi hitung bilangan bulat:

1. Jono memiliki 5 potong ayam, kemudian dia membagikan kepada 5 temannya. Berapa potong ayam yang akan dimiliki oleh 1 temannya?

Penyelesaian:

Berarti, ada kata kunci dari soal tersebut, yaitu membagi. Berarti operasi yang dilakukan adalah pembagian.

Selanjutnya,
5 potong ayam yang dibagi ke 5 temannya.

5 : 5 = 1 

Jadi, per orang teman Jono mendapatkan 1 potong ayam.

2. 9 x 2 =…?

Penyelesaian:

a x b = a + a + a + (a)
Jadi, a ditambah dengan sebanyak b
Berarti 9 x 2
9 nya harus ada 2.
9 + 9 = 18.

Jadi, 9×2 adalah 18.

3. Diko membeli sebuah eskrim coklat sebanyak 10. Kemudian membeli lagi di toko sebelah dengan jumlah 5, dan dia melihat ada diskon lagi dan membeli 2 eskrim. Berapakah jumlah eskrim diko sekarang?

Penyelesaian:

Kita bisa melihat bahwa Diko membeli eskrim sebanyak 3 kali di toko berbeda. Kemudian tentunya akan menambah jumlah eskrimnya, yang berarti operasi yang dilakukan adalah penjumlahan.

10 + 5 + 2 = 17

Jadi, Diko memiliki 17 eskrim.

4. Tania dan Saphira membelikan adiknya Nawa sebuah permen coklat yang berjumlah 2 lusin = 24pcs. Akan tetapi, Nawa meminta Tania dan Saphira juga membelikan Tito teman Nawa. Kemudian, Tania dan Saphira berencana untuk menambah 10 permen coklat dan dibagikan kepada Nawa dan Tito. Berapakah permen coklat yang akan didapatkan oleh masing-masing Nawa dan Tito?

Penyelesaian:

Dari soal tersebut kita mengetahui bahwa,

  • Permen Coklat pertama yang dibeli adalah 24 pcs
  • Tania dan Saphira membeli coklat lagi 10 pcs
  • Permen coklat tersebut akan dibagi ke dua orang yaitu, Nawa dan Tito.

Berarti,

(24 + 10) : 2
34 : 2 = 17

Jadi, Nawa dan Tito masing-masing mendapatkan 17 permen coklat.

The post Operasi Hitung Bilangan Bulat: Sifat – Jenis dan Contoh Soal appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Operasi Hitung Bentuk Aljabar dan Penjelasannya https://haloedukasi.com/operasi-hitung-bentuk-aljabar Thu, 31 Aug 2017 09:58:48 +0000 http://gurumatematika.com/?p=674 Kenapa kita perlu mempelajari bentuk aljabar? Karena, dalam kehidupan sehari-hari kita dapat menerapkan operasi hitung bentuk aljabar ini kawan. Sesuatu atau kebutuhan atau juga pengeluaran yang belum kita ketahui, nantinya bisa kita cari dengan menggunakan operasi hitung bentuk aljabar ini. Maka dari itu, mari kita belajar operasi hitung bentuk aljabar! Tak hanya, huruf (x) yang […]

The post Operasi Hitung Bentuk Aljabar dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kenapa kita perlu mempelajari bentuk aljabar? Karena, dalam kehidupan sehari-hari kita dapat menerapkan operasi hitung bentuk aljabar ini kawan.

Sesuatu atau kebutuhan atau juga pengeluaran yang belum kita ketahui, nantinya bisa kita cari dengan menggunakan operasi hitung bentuk aljabar ini. Maka dari itu, mari kita belajar operasi hitung bentuk aljabar!

Tak hanya, huruf (x) yang digunakan dalam operasi hitung aljabar. Kamu juga akan menemukan berbagai huruf yang ada di dalam operasi hitung tersebut.

Seperti (p), (y), (x), dan yang lainnya. Nah, huruf-huruf itulah yang disebut sebagai variabel.

Variabel, Konstanta, dan Faktor

Sebelum kita membahasnya, coba kita perhatikan bentuk aljabar berikut:

6x + 4y + 9x – 7y + 10

Pada bentuk aljabar tersebut, huruf x dan y disebut sebagai variabel. Jadi, dapat dikatakan bahwa variabel adalah lambang atau huruf yang perannya sebagai suatu bilangan yang belum diketahui.

Sedangkan untuk bilangan 9, disebut sebagai konstanta. Jadi, dapat dikatakan bahwa konstanta merupakan suku atau suatu bilangan yang tidak memuat variabel.

Lain halnya dengan,

a = p + q

Dengan syarat a, p, dan q adalah bilangan bulat. Maka dapat dikatakan bahwa p dan q adalah faktor-faktor dari a.

Jika kita telisik dari bentuk aljabar di atas, 6x dapat diuraikan menjadi:

6x
= 6 dikali (x)

Atau

6x
= 1 dikali (6x)

Jadi, dapat dikatakan bahwa faktor-faktor dari 6x adalah 1, 6, x, dan 6x.

Adapun dalam btnuk aljabar terdapat koefisien yang merupakan faktor konstanta dari suku pada bentuk aljabar.

Coba perhatikan koefisien masing-masing suku pada bentuk aljabar ini.

6x + 4y + 9x – 7y + 9

Dikatakan bahwa koefisien pada suku 6x adalah 6, pada suku 4y adalah 4, pada suku 9x adalah 9, dan pada suku -7y adalah -7.

5x + 3y + 8x – 6y + 9. Koefisien pada suku 5x adalah 5, pada suku 3y adalah 3, pada suku 8x adalah 8, dan pada suku –6yadalah -6.

The post Operasi Hitung Bentuk Aljabar dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Operasi Hitung Campuran yang Perlu diketahui https://haloedukasi.com/operasi-hitung-campuran Thu, 24 Aug 2017 03:05:44 +0000 http://gurumatematika.com/?p=656 Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat, mungkin jika kamu pernah menjalani Ujian Nasional pernah menemukan soal-soal tentang operasi hitung campuran pada bilangan bulat. Sehingga, operasi hitung ini sangat penting untuk kita pelajari agar kita bisa mengerjakan soal UN dengan mudah. Pada Ujian Nasional pernah dijumpai dengan soal berikut ini. Hasil dari (-4 + 6) x (-2 […]

The post Operasi Hitung Campuran yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat, mungkin jika kamu pernah menjalani Ujian Nasional pernah menemukan soal-soal tentang operasi hitung campuran pada bilangan bulat.

Sehingga, operasi hitung ini sangat penting untuk kita pelajari agar kita bisa mengerjakan soal UN dengan mudah.

Pada Ujian Nasional pernah dijumpai dengan soal berikut ini.

Hasil dari (-4 + 6) x (-2 – 3) adalah …

  1. -10
  2. -2
  3. 10
  4. 50

Nah, yang jadi pertanyaan, bagaimana cara mengerjakan soal berikut?

Untuk menyelesaikan soal operasi hitung campuran pada bilangan bulat seperti itu cukup mudah, asal kita memahami 2 hal yaitu:

  • Tanda operasi hitung
  • Tanda kurung

Ketika terdapat soal Operasi Hitung Campur Bilangan Bulat dijumpai tanda kurung, maka yang perlu kita kerjakan dahulu adalah bilangan yang berada di dalam tanda kurung tersebut.

Namun, jika tidak ada tanda kurung dalam operasi hitung campuran, maka dapat dikerjakan sesuai dengan sifat-sifat operasi hitung di antaranya:

  • Operasi penjumlahan (+) dan pengurangan (-) sifatnya sama kuat. Sehingga operasi hitung yang dikerjakan terlebih dahulu adalah operasi hitung yang berada di sebelah kiri.
  • Operasi perkalian (x) dan pembagian (:) juga sama halnya dengan penjumlahan (+) dan pengurangan (-), yaitu memiliki sifat yang sama kuat. Sehinga operasi hitung yang dikerjakan terlebih dahulu adalah operasi hitung yang berada di sebelah kiri.
  • Namun, operasi hitung (x) dan pembagian (:) sifatnya lebih kuat daripada operasi hitung penjumlahan (+) dan pengurangan (-). Sehingga, yang lebih kuat atau perkalian (x) dan pembagian (:) harus dikerjakan terlebih dahulu daripada operasi hitung penjumlahan (+) dan pengurangan (-). Hal ini juga berlaku walaupun operasi penjumlahan (+) atau pengurangan (-) berada di sebelah kiri.

Ketiga sifat tersebut dapat diterapkan dalam operasi hitung campuran bilangan bulat yang terdapat tanda kurungnya. Dan ketiga sifat tersebut berlaku karena bukti operasi hitung berikut ini.

>> 20 x 6 + 80 : 10

>> 20 x (6 + 80) : 10

>> (20 x 6 + 80) : 10

>> 20 x (6 + 80 : 10)

Walaupun operasi hitungnya sama, namun hasilnya tidak sama. Karena yang hasil yang tidak sama ini dibedakan oleh adanya tanda kurung.

Sehingga, jika kita kembali lagi pada soal UN 2009 di atas, maka jawabannya adalah sebagai berikut:

(-4 + 6) x (-2 – 3)

Yang ada dalam tanda kurung, kita kerjakan terlebih dahulu

(-4 + 6) = 2

Dan

(-2 – 3) = -5

Lalu, kita baru kita gabungkan atau operasikan hasil dari kedua operasi tersebut

2 x (-5) = -10

Jadi, hasilnya adalah a. -10.

The post Operasi Hitung Campuran yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Operasi Hitung Bilangan Terlengkap https://haloedukasi.com/operasi-hitung-bilangan Wed, 26 Jul 2017 03:10:51 +0000 http://gurumatematika.com/?p=663 Sebelum kita memulai menghitung dan mencari hasil. Ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa itu bilangan cacah. Bilangan cacah adalah semua atau himpunan dari bilangan bulat yang tidak negatif,seperti ( 0, 1, 2, 3, ……..) . Nah sekarang kita telah mengetahui bukan? mari kita coba mengerjakan soal tentang pengurangan dan penjumlahan bilangan cacah. 1. Operasi […]

The post Operasi Hitung Bilangan Terlengkap appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sebelum kita memulai menghitung dan mencari hasil. Ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa itu bilangan cacah.

Bilangan cacah adalah semua atau himpunan dari bilangan bulat yang tidak negatif,seperti ( 0, 1, 2, 3, ……..) .

Nah sekarang kita telah mengetahui bukan? mari kita coba mengerjakan soal tentang pengurangan dan penjumlahan bilangan cacah.

1. Operasi Hitung Bilangan

4.830 + 3.050 – 2.650

Pembahasan :

4.830 + 3.050 – 2.650
<=> 7.880 – 2.650
<=> 5.230

Dari soal diatas , dapat dilihat bahwa penjumlahan berada pada posisi pertama.Sementara pengurangan pada posisi terakhir.

Dan juga karena tidak ada tanda kurung ,maka penjumlahan lah yang terlebih dahulu kita kerjakan. Dan begitulah hasilnya.

2. Operasi Hitung dengan Tanda Kurung

12.700 + 3.500 – (4.500 + 1.250 )

Pembahasan :

12.700 + 3.500 – (4.500 + 1.250 )
<=> 12.700 + 3.500 – 3.250
<=> 16.200 – 3.250
<=> 12.950

Soal nomor dua ini ,berbeda dengan yang pertama . Karena terdapat tanda kurung di dalam soal tersebut.

Maka dari itu , kita kerjakanlah yang didalam kurung terlebih dahulu.

Apa itu bilangan bulat? Bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri dari bilangan cacah dan negatifnya. Yaitu ( 0, 1, 2, 3 ….) dan negatifnya ( -1 , -2 , -3 ……).

Ada beberapa hal yang wajib kita ketahui jika ingin menghitung bilangan bulat yaitu:

  • Apabila positif + dengan positif  = positif
  • Apabila positif + dengan negatif = sesuai dengan hasilnya
  • Apabila negatif + dengan negatif = negatif
  • Apabila negatif + dengan positif = sesuai dengan hasilnya

Mari kita coba dengan soal berikut ini:

  1. 2 + 2 = 4 ( positif di tambah positif = positif )
  2. 2 + (-7) = -5 ( positif di tambah dengan negatif = negatif . Karena hasilnya negatif )
  3. -2 + (-3) = -5 ( negatif + negatif = negatif )
  4. -2 + 5 = 3 ( negatif + positif = positif ).

Di atas telah kita bahas tentang penjumlahan bilangan bulat. Selanjutnya kita akan mengerjakan pengurangan bilangan bulat.Mari kita coba dengan soal berikut ini:

  • 10 – 5 = 5
  • -1 – 5 = -1 + (-5) = -6
  • 6 – (-5) = 6 + 5 = 11

Ada beberapa catatan agar lebih mudah mengerjakan nya:

  • a- (-b) = a + b
  • a – b = a + (-b)
  • -a – (-b) = -a + b
  • -a – b = -a + (-b).

The post Operasi Hitung Bilangan Terlengkap appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Aritmatika Sosial: Pengertian – Rumus dan Contoh Soal https://haloedukasi.com/aritmatika-sosial Fri, 19 May 2017 08:09:23 +0000 http://gurumatematika.com/?p=487 Aritmatika sosial merupakan salah satu sub disiplin ilmu matematika yang mempelajari tentang operasional dasar suatu bilangan yang tidak jauh dari kehidupan sehari-hari. Kali ini kita akan membahas aritmatika sosial. Dalam melakukan perdagangan, pastinya terdapat keuntungan atau kerugian yang diterima. Seorang pedagang dikatakan untung atau laba jika harga penjualan lebih besar daripada harga beli. Dan sebaliknya, […]

The post Aritmatika Sosial: Pengertian – Rumus dan Contoh Soal appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Aritmatika sosial merupakan salah satu sub disiplin ilmu matematika yang mempelajari tentang operasional dasar suatu bilangan yang tidak jauh dari kehidupan sehari-hari.

Kali ini kita akan membahas aritmatika sosial.

Dalam melakukan perdagangan, pastinya terdapat keuntungan atau kerugian yang diterima.

Seorang pedagang dikatakan untung atau laba jika harga penjualan lebih besar daripada harga beli.

Dan sebaliknya, jika harga penjualan lebih kecil daripada harga beli, maka dikatakan rugi.

Laba = Harga Jual – Harga Beli
Rugi = Harga Beli – Harga Jual

1. Pajak

Pajak merupakan salah kewajiban yang dimiliki oleh warga Negara yang mana kewajiban tersebut berupa penyerahan sebagian dari hartanya kepada Negara sesuai dengan aturan yang berlaku.

Pajak di Negara Indonesia sendiri seperti adanya PBB (Pajak Bumi Bangunan), PPh (Pajak Penghasilan), dan PPn (Pajak Perdagangan. Pada umumnya peraturan PPn, setiap barang akan dikenakan pajak 10% dari harga jual.

Misal, harga jual suatu barang sebesar Rp 400.000,-. Maka barang tersebut akan dikenakan pajak atau PPn sebesar 10% dari 400.000 yaitu 40.000. sehingga, orang yang membeli barang tersdebut harus membayar sebesar Rp 440.000,-

2. Diskon/Potongan Harga

Diskon dalam istilah lain adalah rabat yang merupakan potongan harga dari si penjual kepada pembelinya.

Pada umumnya, rabat ini berlaku pada barang grosir atau eceran dan dinyatakan ke dalam persen. (Baca juga: Rumus Peluang)

Rumus Rabat:

Harga Bersih = Harga Kotor – Rabat (Diskon)

Keterangan:
Harga bersih: harga setelah dipotong diskon
Harga kotor: harga sebelum dipotong diskon

3. Hubungan Bruto, Tara dan Neto

Bruto

Bruto adalah berat kotor pada suatu barang dagang. Bruto ini merupakan perhitungan berat dari berat barang beserta tempatnya.

Misal, terdapat karung yang berisi beras dengan berat seluruhnya 100kg. Nah, berat beras dan karungnya itulah yang disebut sebagai bruto.

Sehingga dikatakan bahwa Bruto = 100kg.

Tara

Tara adalah potongan dari suatu berat pada barang dagang. Dengan kata lain bahwa tara ini merupakan berat dari wadah atau tempat yang digunakan pada barang dagang.

Misal, karung beras yang berisi beras berat 100kg tadi. Nah, berat dari karung beras itulah yang disebut sebagai tara.

Netto

Netto merupakan berat bersih pada suatu barang, yang mana berat ini sudah dikurangi tara atau berat tempat barangnya.

Berlaku dengan contoh di atas, bahwa beras tersebutlah yang disebut sebagai Netto.)

Hubungan Bruto, Tara, dan Netto

Setelah membahas pembahasan sebelumnya, telah diketahui bahwa antara Bruto, Tara, dan Netto dalam ilmu Aritmatika Sosial, telah memiliki suatu hubungan dalam perhitungan berat barang dagang.

Sehingga, ketiganya dapat disimpulkan sebagai berikut:

Rumus:

Netto = Bruto – Tara
Tara = Persen Tara x Bruto
Harga Bersih = Netto x Harga Persatuan Berat

4. Bunga Tabungan

Di dalam aritmatika sosial pun juga terdapat ilmu yang membahas soal bunga tabungan, kita akan membahas lebih lanjut lagi mengenai bunga tabungan berjangka dengan bunga tunggal. Perhatikan contoh berikut:

Contoh Soal

1. Rijal menabung di sebuah bank sebesar Rp 1.000.000,- selama setahun dengan suku bungan 12% setahun.

Pada akhir tahun pertama, Rijal memperoleh bunga sebesar:

12% x Rp 1.000.000,- = Rp 120.000,-.

Pada akhir tahun kedua, bunga yang diperoleh adalah

2 x 12% x Rp 1.000.000,- = 2 x Rp 120.000,- = Rp 240.000,-.

Jika Rijal ingin mengambil bunga tabungannya pada akhir bulan keenam, maka bunga yang diperoleh adalah:

6/12 x 12% x Rp 1.000.000,- = Rp 60.000

Dan pada akhir bulan ketiga, besar bunga yang diperoleh adalah

3/12 x 12% x Rp 1.000.000,- = Rp 30.000,-

Sehingga dapat disimpulkan bahwa bunga tunggal merupakan bunga yang dihitung berdasarkan modal per satuan waktu.

The post Aritmatika Sosial: Pengertian – Rumus dan Contoh Soal appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>