para ahli - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/para-ahli Tue, 22 Aug 2023 03:20:56 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico para ahli - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/para-ahli 32 32 Sejarah Lahirnya Pancasila Menurut Para Ahli https://haloedukasi.com/sejarah-lahirnya-pancasila-menurut-para-ahli Tue, 22 Aug 2023 03:20:53 +0000 https://haloedukasi.com/?p=44971 Pancasila merupakan dasar negara yang menjadi falsafah hidup bangsa Indonesia. Pancasila dirumuskan oleh beberapa tokoh Indonesia melalui proses musyawarah yang panjang. Ketika perumusannya terdapat banyak pendapat dari para tokoh-tokoh Indonesia seperti pendapat dari Presiden pertama Indonesia yakni Soekarno. Soekarno turut menyumbangkan gagasannya dalam perumusan pancasila. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pancasila adalah dasar negara serta […]

The post Sejarah Lahirnya Pancasila Menurut Para Ahli appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pancasila merupakan dasar negara yang menjadi falsafah hidup bangsa Indonesia. Pancasila dirumuskan oleh beberapa tokoh Indonesia melalui proses musyawarah yang panjang. Ketika perumusannya terdapat banyak pendapat dari para tokoh-tokoh Indonesia seperti pendapat dari Presiden pertama Indonesia yakni Soekarno.

Soekarno turut menyumbangkan gagasannya dalam perumusan pancasila. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pancasila adalah dasar negara serta falsafah bangsa Indonesia yang terdiri dari 5 butir sila. Pancasila sendiri berasal dari Bahasa Sanskerta yakni panca dan sila.

Untuk mengenang perumusan Pancasila, pemerintah menetapkan tanggal 1 Juni sebagai hari lahirnya pancasila. Penetapan tanggal itu disesuaikan dengan momen sidang BPUPKI dalam merumuskan Pancasila. Berikut ini Pancasila menurut para ahli.

1. Mr. Mohamad Yamin

Mr. Mohammad Yamin sendiri merupakan seorang sastrawan, budayawan, politikus, sejarawan, tokoh pergerakan, dan ahli hukum. Menurut Mr. Mohamad Yamin Pancasila merupakan rumusan yang menjelaskan cita-cita dan tujuan perjuangan bangsa Indonesia.

Pancasila adalah di mana sebuah negara menjunjung tinggi keberadaan hak asasi, persatuan, keadilan sosial serta kesatuan bangsa. Bagi dirinya, Pancasila merupakan cerminan dari semangat perjuangan yang harus terus dijaga serta diperjuangkan oleh masyarakat Indonesia.

Ketika perumusan dasar negara, Mr. Mohamad Yamin ikut menyumbangkan pendapatnya. Pada tanggal 29 Mei 1945, Mr Mohamad Yamin mengemukakan pendapatnya mengenai rumusan dasar negara. Ketika sidang BPUPKI yang pertama, Mr Mohamad Yamin mengemukakan 5 rancangan dasar negara yakni sebagai berikut :

  • Peri Kebangsaan
  • Peri Kemanusiaan
  • Peri Ketuhanan
  • Peri Kerakyatan
  • Kesejahteraan rakyat

Namun, ide yang disampaikannya ketika sidang BPUPKI berbeda dengan 5 rancangan dasar yang ditulisnya ketika itu. Di mana rancangan tersebut meliputi Ketuhanan Yang Maha Esa, Kebangsaan Persatuan Indonesia, Rasa Kemanusian Yang Adil dan Beradab, Kerakyatan yang dipimpin Oleh Hikmat dalam Permusyawaratan Keadilan, serta Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Dalam buku yang berjudul Uraian Pancasila terbitan 1977, dijelaskan bahwa pidato yang disampaikan oleh Mohamad Yamin yang isinya mirip dengan butir Pancasila saat ini, tidaklah sama dengan apa yang dikemukakannya ketika Sidang BPUPKI yang pertama.

Isi pidato yang tersebut merupakan draf pembukaan UUD 1945 untuk disampaikan dalam rapat Panitia Sembilan nantinya. Draf tersebut diperintahkan untuk ditulis Mohammad Yamin oleh Ketua Panitia Sembilan yang dalam hal ini adalah Ir. Soekarno.

Berdasarkan teks draf tersebut selama ini beredar pendapat bahwa isi draf tersebut merupakan usulan Moh Yamin terkait rancangan dasar negara. Sementara itu, dalam buku Naskah Persiapan UUD 1945, Moh Yamin hanya mengusulkan 3 butir rancangan dasar negara yakni sebagai berikut.

  • Permusyawaratan
  • Perwakilan
  • Kebijaksanaan

2. Mr. Soepomo

Menurut Mr Soepomo, Indonesia merdeka adalah ketika sebuah negara dapat menyatukan berbagai golongan dan menyatukan berbagai lapisan di masyarakat. Mr Soepomo mengemukakan pendapatnya mengenai gagasan dasar negara pada tanggal 31 Mei 1945. 5 usulan rancangan dasar negara menurut Mr. Soepomo sebagai berikut.

  • Persatuan
  • Kekeluargaan
  • Keseimbangan lahir dan batin
  • Musyawarah
  • Keadilan rakyat

Menurut sumber lain, Mr. Soepomo sejatinya tidak mengemukakan terkait rancangan dasar negara. Ia hanya mengemukakan sebuah teori integralistik. Hal ini sebagaimana yang terdapat dalam Risalah Sidang BPUPKI dijelaskan bahwa Mr Soepomo mengemukakan teori integralistik sebagai penengan antara teori negara liberal dan komunis.

3. Ir. Soekarno

Menurut Ir. Soekarno, Pancasila adalah falsafah hidup bangsa yang terdiri dari 5 sila yakni Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Menurutnya, Pancasila tidak hanya sebatas dasar negara, melainkan pedoman moral dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain kedua tokoh pergerakan di atas, Ir Soekarno juga ikut mengemukakan pendapatnya mengenai rancangan dasar negara. Rancangan tersebut disampaikan melalui pidatonya dalam sidang BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945.

Mulanya, Ir. Soekarno mengusulkan 5 rancangan dasar negara dengan nama Panca Dharma. Namun, atas saran dari yang lain, 5 rancangan tersebut dinamakan dengan Pancasila.

Adapun rancangan dasar negara menurut Ir Soekarno adalah sebagai berikut.

  • Kebangsaan Indonesia
  • International atau Perikemanusiaan
  • Mufakat atau Demokrasi
  • Kesejahteraan Sosial
  • Ketuhanan yang Maha Esa

Menurut Soekarno, Pancasila dapat diringkas menjadi trisila yang meliputi sosionasionalisme, sosiodemokrasi dan ketuhanan yang berkebudayaan. Bahkan menurutnya, trisila dapat diringkas menjadi ekasila yang meliputi Gotong Royong. Pendapat tersebut diutarakannya dengan maksud bahwa apa yang diuslkannya masih dalam satu kesatuaan yang utuh.

4. Dr. Radjiman Wedyodiningrat

Dr Radjiman Wedyodiningrat merupakan sosok yang ditunjuk menjadi ketua BPUPKI atau Dokuritsu Junbi Cosakai. Menurut Dr. Radjiman Wedyodinigrat, Pancasila adalah hasil rumusan dari nilai-nilai perjuangan serta nilai budaya yang sudah terbentuk sejak ribuan tahun lalu.

Pengertian Pancasila menurut Dr Radjiman ini dilihat dari sudut pandang historis. Menurutnya, Pancasila bukanlah sebuah nilai-nilai baru melainkan nilai-nilai yang sudah ada sejak nusantara ini ada. Nilai-nilai tersebut kemudian membentuk sebuah pedoman atau acuan berperilaku di kehidupan masyarakat.

Diharapkan, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila bukan hanya bersifat sebagai dokumen formal melainkan dapat dijalankan dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat tercipta sebuah kehidupan yang adil dan beradab.

Saat perumusan Pancasila, Dr. Radjiman selaku ketua BPUPKI menanyakan kepada peserta sidang mengenai dasar negara Indonesia. Kemudian terdapat tiga tokoh yang mengajukan pandangan mengenai dasar negara Indonesia. Namun, ketika itu yang lebih disorot adalah Pancasila yang merupakan pandangan dari Ir. Soekarno.

Ketika itu, Pandangan dari Ir Soekarno mendapatkan respon yang positif dari peserta sidang sehingga Pancasila mulai digadang-gadang menjadi bakal calon rumusan dasar negara. Hal inilah yang kemudian menjadi fokus dari panitia sembilan yang ketika itu menindaklanjuti pekerjaan BPUPKI untuk merumuskan dasar negara. Pada akhirnya, Pancasila ditetapkan menjadi dasar negara Indonesia.

5. Ali Sastroamidjojo

Ali Sastromiadjojo merupakan seorang diplomat dan ahli hukum terkenal ketika pada masa itu. Pada masa pemerintahan berikutnya, Ali Sastroamidjojo menjadi seorang perdana menteri selama dua periode yang dikenal dengan kabinet Ali Sastroamidjojo 1 dan 2. Pancasila menurut dirinya adalah dasar negara yang memiliki sifat yang tidak kaku sehingga dapat mengikuti perkembangan zaman.

Pancasila bukanlah nilai-nilai yang bersifat kaku namun nilai yang dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman. Artinya, Pancasila akan terus relevan sampai kapan pun. Namun, hal tersebut bukan menjadikan Pancasila kehilangan jati dirinya. Esensi Pancasila sejak ditetapkan masih sama bahkan hingga saat ini.

Menurut Ali Sastroamidjojo, Pancasila menjadi landasan bagi pembentukan lembaga-lembaga serta struktur pemerintahan nantinya. Pancasila bukan hanya menjadi pedoman berperilaku bagi masyarakat melainkan juga pembentukan tata negara. Pancasila menjadi landasan pemerintah menjalankan pemerintahan.

Sistem pemerintahan yang terbentuk haruslah berlandaskan dengan nilai-nilai Pancasila. Begitupun ketika menjalankan pemerintahan. Pemerintah harus menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam 5 sila. Namun, sayangnya penerapan kelima sila ini masih jauh dari kata sempurna. Pemerintah masih memiliki banyak tugas yang harus diperbaiki.

The post Sejarah Lahirnya Pancasila Menurut Para Ahli appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
7 Teori Tindakan Sosial Menurut Para Ahli https://haloedukasi.com/tindakan-sosial-menurut-para-ahli Fri, 16 Jun 2023 08:55:15 +0000 https://haloedukasi.com/?p=43853 Tindakan sosial merupakan sebuah perilaku individu atau kelompok yang memiliki dampak pada masyarakat atau lingkungan sosial. Para ahli dalam sosiologi telah mengemukakan berbagai teori dan pandangan tentang tindakan sosial. Selain itu, tindakan sosial dapat memiliki berbagai pengertian tergantung pada perspektif yang digunakan oleh para ahli sosiologi. Berikut merupakan pengertian tindakan sosial menurut beberapa ahli. 1. […]

The post 7 Teori Tindakan Sosial Menurut Para Ahli appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tindakan sosial merupakan sebuah perilaku individu atau kelompok yang memiliki dampak pada masyarakat atau lingkungan sosial. Para ahli dalam sosiologi telah mengemukakan berbagai teori dan pandangan tentang tindakan sosial.

Selain itu, tindakan sosial dapat memiliki berbagai pengertian tergantung pada perspektif yang digunakan oleh para ahli sosiologi. Berikut merupakan pengertian tindakan sosial menurut beberapa ahli.

1. Max Weber

Menurut Max Weber, tindakan sosial adalah tindakan yang dilakukan oleh individu dengan mempertimbangkan tindakan orang lain sebagai faktor yang mempengaruhi tindakan tersebut. Weber menekankan bahwa tindakan sosial harus dianalisis berdasarkan tujuan, makna subjektif, dan konteks sosial yang melingkupinya.

Berikut beberapa aspek penting mengenai tindakan sosial menurut Max Weber.

  • Tujuan.

Weber mengatakan bahwa individu memiliki tujuan dan motivasi yang berbeda dalam melakukan tindakan sosial. Tujuan tersebut dapat berupa tujuan rasional, seperti mencapai keuntungan finansial, tujuan tradisional yang terkait dengan nilai-nilai budaya, atau tujuan afektif yang dipengaruhi oleh emosi atau perasaan.

  • Makna Subjektif.

Weber menekankan pentingnya makna subjektif yang diberikan oleh individu terhadap tindakan sosial. Setiap individu memberikan makna dan interpretasi yang unik terhadap tindakan tersebut, berdasarkan pemahaman mereka terhadap norma-norma, nilai-nilai, dan konteks sosial yang ada.

  • Konteks Sosial.

Tindakan sosial harus dianalisis dalam konteks sosial yang melingkupinya. Konteks sosial mencakup struktur sosial, lembaga sosial, dan norma-norma yang ada dalam masyarakat. Weber menekankan bahwa tindakan sosial harus dipahami dalam hubungannya dengan faktor-faktor sosial tersebut.

  • Tindakan Rasional.

Weber membedakan tindakan rasional dengan tindakan tradisional atau afektif. Tindakan rasional didasarkan pada pertimbangan tujuan, rasionalitas, dan perhitungan atas akibat-akibat dari tindakan tersebut. Tindakan rasional dapat bersifat instrumental, yaitu diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.

  • Tindakan Tradisional dan Afektif.

Tindakan tradisional didasarkan pada norma-norma dan nilai-nilai yang diturunkan dari generasi sebelumnya. Tindakan tersebut dilakukan karena adanya keyakinan pada tradisi dan kepatuhan terhadap otoritas. Sementara itu, tindakan afektif dipengaruhi oleh emosi dan perasaan individu tanpa pertimbangan rasional yang mendalam.

Weber juga mengembangkan konsep tindakan sosial maksud, yang mengacu pada tindakan yang dilakukan dengan tujuan tertentu dan mengandung makna subjektif. Pendekatan Weber terhadap tindakan sosial memberikan landasan penting dalam memahami tindakan individu dalam konteks sosial yang lebih luas.

2. Émile Durkheim

Menurut Émile Durkheim, tindakan sosial adalah tindakan yang dilakukan oleh individu yang terkait dengan norma-norma dan nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat. Durkheim memandang tindakan sosial sebagai bentuk ekspresi solidaritas sosial dan integrasi masyarakat.

Berikut merupakan poin-poin penting mengenai tindakan sosial menurut Émile Durkheim.

  • Norma Sosial.

Durkheim menekankan bahwa tindakan sosial terikat dengan norma-norma sosial. Norma-norma tersebut mencakup aturan, nilai-nilai, dan tuntutan yang ada dalam masyarakat. Tindakan sosial menjadi cara individu untuk mematuhi atau melanggar norma-norma sosial yang ada.

  • Solidaritas Sosial.

Tindakan sosial mencerminkan solidaritas sosial, yaitu ikatan sosial yang mempersatukan individu-individu dalam masyarakat. Durkheim membedakan dua bentuk solidaritas, yaitu solidaritas mekanik yang muncul dari kesamaan nilai dan tradisi, serta solidaritas organik yang muncul dari saling ketergantungan fungsi sosial dalam masyarakat yang kompleks.

  • Integrasi Sosial.

Tindakan sosial juga berperan dalam mempertahankan integrasi sosial. Durkheim melihat tindakan sosial sebagai sarana untuk memelihara hubungan antara individu-individu dalam masyarakat, sehingga masyarakat tetap bersatu dan berfungsi secara harmonis.

  • Kesadaran Kollektif.

Durkheim mengemukakan konsep kesadaran kolektif, yaitu pola pikir dan nilai-nilai bersama yang ada dalam masyarakat. Tindakan sosial dipengaruhi oleh kesadaran kolektif yang membentuk pandangan, kepercayaan, dan norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat.

  • Pembagian Kerja.

Durkheim menyoroti pentingnya pembagian kerja dalam masyarakat modern. Tindakan sosial terkait dengan peran dan fungsi yang diemban oleh individu dalam sistem sosial. Pembagian kerja memungkinkan terciptanya ketergantungan sosial dan integrasi melalui tindakan sosial yang saling melengkapi.

Durkheim menganggap bahwa tindakan sosial adalah bagian integral dari kehidupan sosial dan masyarakat. Tindakan sosial membantu menjaga solidaritas sosial dan membangun struktur sosial yang berfungsi.

Perspektif Durkheim memberikan pemahaman tentang bagaimana individu terhubung dengan masyarakat melalui tindakan sosial dan bagaimana tindakan tersebut mempengaruhi integrasi sosial secara keseluruhan.

3. Karl Marx

Menurut Karl Marx, tindakan sosial dipahami dalam konteks struktur kelas dan pertentangan sosial yang ada dalam masyarakat. Marx melihat tindakan sosial sebagai hasil dari perjuangan kekuasaan antara kelas sosial yang berbeda.

Berikut beberapa pandangan mengenai tindakan sosial menurut Karl Marx.

  • Struktur Kelas.

Marx berpendapat bahwa masyarakat terbagi menjadi dua kelas sosial yang dominan, yaitu kelas borjuis (pemilik modal) dan kelas proletar (pekerja). Tindakan sosial dipengaruhi oleh kedudukan individu dalam struktur kelas dan hubungan ekonomi yang terkait.

  • Pertentangan Sosial.

Marx menekankan adanya pertentangan sosial antara kelas-kelas sosial yang berbeda. Tindakan sosial dipandang sebagai bagian dari perjuangan kekuasaan dan konflik antara kelas-kelas tersebut. Kelas proletar akan melakukan tindakan sosial yang bertujuan untuk memperjuangkan hak dan kepentingan mereka.

  • Kepentingan Ekonomi.

Marx memandang bahwa tindakan sosial sering kali didorong oleh kepentingan ekonomi. Individu atau kelompok akan melakukan tindakan sosial yang menguntungkan atau melindungi posisi ekonomi mereka. Tindakan sosial juga dipandang sebagai upaya untuk mengubah atau menggulingkan sistem ekonomi yang dianggap tidak adil.

  • Produksi dan Alienasi.

Marx menyoroti peran produksi dalam masyarakat kapitalis. Tindakan sosial dikaitkan dengan alienasi, yaitu pemisahan individu dari hasil kerja mereka dan kendali atas proses produksi. Marx berpendapat bahwa tindakan sosial dapat menjadi alat untuk membebaskan individu dari kondisi eksploitasi dan alienasi dalam sistem kapitalis.

  • Perubahan Sosial.

Marx melihat tindakan sosial sebagai sarana untuk mencapai perubahan sosial. Tindakan kolektif oleh kelas proletar, seperti mogok kerja atau revolusi, dianggap sebagai cara untuk menggulingkan sistem kapitalis dan membangun masyarakat yang lebih adil berdasarkan prinsip sosialis atau komunis.

Marx menganalisis tindakan sosial dalam kerangka struktur kelas dan pertentangan sosial yang dianggap menjadi motor utama perubahan sosial. Pendekatannya memandang tindakan sosial sebagai refleksi dari pertentangan ekonomi dan perjuangan kekuasaan dalam masyarakat.

4. George Herbert Mead

George Herbert Mead mengembangkan konsep tindakan sosial melalui pendekatan simbolik interaksionisme. Bagi Mead, tindakan sosial adalah hasil dari interaksi individu dengan menggunakan simbol-simbol sosial dan bahasa dalam proses komunikasi dengan orang lain.

Berikut merupakan beberapa poin penting mengenai tindakan sosial menurut George Herbert Mead.

  • Tindakan Simbolik.

Mead menekankan bahwa tindakan sosial melibatkan penggunaan simbol-simbol sosial. Simbol-simbol tersebut dapat berupa kata-kata, gestur, lambang, atau tanda-tanda yang memiliki makna bersama dalam masyarakat. Individu menggunakan simbol-simbol tersebut dalam proses komunikasi dan berinteraksi dengan orang lain.

  • Proses Interaksi.

Tindakan sosial dipahami melalui proses interaksi sosial. Mead mengemukakan konsep aksi dan reaksi dalam interaksi sosial. Individu bertindak berdasarkan interpretasi mereka terhadap simbol-simbol sosial yang digunakan oleh orang lain, dan mereka juga merespons tindakan orang lain terhadap tindakan mereka.

  • Makna Bersama.

Pentingnya makna bersama dalam tindakan sosial. Simbol-simbol sosial hanya memiliki makna jika mereka diakui dan dipahami oleh individu-individu yang terlibat dalam interaksi. Makna tersebut bersifat sosial dan berkembang melalui proses komunikasi dan kesepakatan kolektif.

  • Self dan Me.

Mead membedakan konsep self dan me dalam tindakan sosial. Self merujuk pada aspek individu yang aktif dan kreatif, sedangkan me merujuk pada aspek individu yang terbentuk oleh norma-norma dan harapan sosial. Tindakan sosial dipengaruhi oleh interaksi antara self dan me, di mana individu menyesuaikan perilaku mereka dengan harapan sosial.

  • Peran Sosial.

Mead melihat tindakan sosial sebagai peran sosial yang dimainkan oleh individu dalam masyarakat. Individu menginternalisasi peran-peran sosial dan norma-norma yang ada dalam masyarakat, dan mereka bertindak berdasarkan peran-peran tersebut dalam interaksi sosial.

Pendekatan Mead dalam memahami tindakan sosial menyoroti pentingnya proses interaksi, simbol-simbol sosial, dan makna bersama dalam membentuk tindakan individu. Mead melihat tindakan sosial sebagai hasil dari proses komunikasi yang kompleks antara individu dan masyarakat, di mana simbol-simbol sosial berperan dalam membentuk makna dan memfasilitasi interaksi sosial.

5. Pierre Bourdieu

Pierre Bourdieu adalah seorang sosiolog Prancis yang mengembangkan konsep tindakan sosial melalui lensa teori praktik dan teori kapital. Bagi Bourdieu, tindakan sosial dipahami dalam konteks struktur sosial, kekuasaan, dan pertarungan simbolik.

Beberapa aspek penting terkait dengan tindakan sosial menurut Pierre Bourdieu adalah sebagai berikut.

  • Kapital.

Bourdieu memperkenalkan konsep kapital untuk menjelaskan dinamika dalam tindakan sosial. Kapital dapat berupa berbagai bentuk, seperti kapital ekonomi, kapital budaya, dan kapital sosial. Kapital-kapital tersebut memengaruhi tindakan individu dan menentukan posisi serta kesempatan dalam masyarakat.

  • Ruang Sosial.

Bourdieu memandang masyarakat sebagai ruang sosial yang terstruktur. Posisi individu dalam ruang sosial ditentukan oleh kapital yang mereka miliki. Tindakan sosial dipengaruhi oleh posisi dan lokasi sosial individu dalam ruang sosial tersebut.

  • Reproduksi Sosial.

Bourdieu menyoroti peran tindakan sosial dalam proses reproduksi sosial. Tindakan sosial individu, termasuk dalam hal pembelajaran, konsumsi, atau pilihan gaya hidup, berkontribusi pada pemeliharaan dan pemindahan kapital antargenerasi. Reproduksi sosial terjadi melalui praktik-praktik sosial yang diinternalisasi dan diwariskan dalam kelompok-kelompok sosial.

  • Pertarungan Simbolik.

Bourdieu menekankan pertarungan simbolik yang terjadi dalam masyarakat. Tindakan sosial dipandang sebagai bentuk perjuangan untuk mengakui dan mendapatkan pengakuan simbolik dari orang lain. Pertarungan simbolik mencakup perlombaan dalam mendapatkan kapital simbolik, seperti prestise, status, dan otoritas.

  • Habitus.

Bourdieu mengemukakan konsep habitus, yang mengacu pada disposisi dan struktur mental yang terinternalisasi oleh individu sebagai hasil dari interaksi mereka dengan dunia sosial. Habitus mempengaruhi tindakan sosial dan membentuk pola perilaku, preferensi, dan pemahaman individu terhadap dunia sosial.

Bourdieu melihat tindakan sosial sebagai produk dari struktur sosial dan pertarungan simbolik yang terjadi dalam masyarakat. Pandangannya menekankan pentingnya kapital dan posisi sosial dalam membentuk tindakan individu.

Serta peran reproduksi sosial dan pertarungan simbolik dalam dinamika sosial. Teori praktik Bourdieu memberikan pemahaman yang dalam tentang kompleksitas tindakan sosial dalam konteks struktur sosial yang lebih luas.

6. Herbert Blumer

Herbert Blumer adalah seorang sosiolog Amerika yang merupakan salah satu tokoh utama dalam pengembangan teori simbolik interaksionisme. Pandangan Blumer mengenai tindakan sosial menekankan peran simbolik dan interaksi sosial dalam membentuk makna dan perilaku individu.

Berikut adalah beberapa contoh tindakan sosial menurut Herbert Blumer.

  • Konstruksi Sosial Makna.

Blumer berpendapat bahwa makna dalam tindakan sosial bukanlah sesuatu yang inheren atau tetap, tetapi dibentuk secara sosial. Makna diberikan kepada objek, peristiwa, atau situasi melalui proses interaksi dan interpretasi bersama antara individu-individu dalam masyarakat. Tindakan sosial dipahami sebagai respons terhadap makna yang dikonstruksi bersama.

  • Simbol dan Komunikasi.

Blumer menekankan peran simbol dalam tindakan sosial. Simbol-simbol sosial, termasuk kata-kata, lambang, dan tanda-tanda, digunakan dalam komunikasi antara individu-individu. Simbol-simbol tersebut memungkinkan individu untuk memberikan dan memahami makna dalam interaksi sosial.

  • Proses Interaksi.

Blumer melihat tindakan sosial sebagai hasil dari proses interaksi sosial. Individu bertindak dan merespons tindakan orang lain dalam konteks interaksi. Tindakan sosial tidak hanya dipengaruhi oleh makna yang diberikan oleh individu, tetapi juga oleh interaksi yang terjadi antara individu-individu dalam situasi sosial yang konkret.

  • Konstruksi Identitas.

Blumer memandang tindakan sosial sebagai sarana untuk membangun identitas sosial individu. Melalui interaksi sosial, individu mengembangkan pemahaman tentang diri mereka sendiri dan bagaimana mereka dilihat oleh orang lain. Tindakan sosial membantu membentuk dan mereproduksi identitas sosial individu.

  • Konteks Sosial.

Blumer menyoroti pentingnya konteks sosial dalam memahami tindakan sosial. Konteks sosial, termasuk norma-norma, nilai-nilai, dan struktur sosial, mempengaruhi interpretasi makna dan perilaku individu. Tindakan sosial harus dipahami dalam konteks sosial yang spesifik di mana mereka terjadi.

Pandangan Blumer memberikan penekanan pada peran simbolik dan interaksi sosial dalam membentuk tindakan sosial. Pendekatannya menekankan pentingnya makna sosial yang dikonstruksi bersama dalam tindakan individu.

Teori simbolik interaksionisme Blumer memberikan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana makna dan interaksi sosial saling terkait dalam membentuk tindakan sosial.

7. Alfred Schütz

Alfred Schütz adalah seorang filsuf dan sosiolog Austria yang mempelajari fenomenologi dan kontribusinya terhadap pemahaman tindakan sosial. Pandangan Schütz tentang tindakan sosial dapat dijelaskan melalui konsep fenomenologi, interaksi sosial, dan konstruksi realitas sosial.

Asepek-aspek penting mengenai pandangan Alfred Schütz tentang tindakan sosial adalah sebagai berikut.

  • Fenomenologi.

Schütz mengadopsi pendekatan fenomenologi dalam memahami tindakan sosial serta memandang tindakan sosial sebagai hasil dari pengalaman subjektif individu dan pengertian yang mereka miliki terhadap dunia sosial. Pendekatan tersebut menekankan pentingnya memahami pengalaman individu dan konstruksi makna dalam tindakan sosial.

Konstruksi Realitas Sosial. Schütz berpendapat bahwa individu mengkonstruksi realitas sosial melalui tindakan manusia itu sendiri serta memberikan makna pada objek, situasi, dan orang lain dalam proses interaksi sosial. Tindakan sosial dipahami sebagai bentuk konstruksi realitas yang berlaku dalam konteks sosial.

  • Intersubjektivitas.

Schütz menekankan pentingnya intersubjektivitas dalam tindakan sosial. Individu saling berinteraksi dan memahami satu sama lain melalui pengalaman bersama dan interpretasi yang saling dipahami. Tindakan sosial dilakukan dalam konteks interaksi dan komunikasi antara individu-individu yang saling memahami.

  • Tindakan Makro dan Mikro.

Schütz membedakan antara tindakan sosial makro dan mikro. Tindakan sosial makro mengacu pada tindakan yang melibatkan struktur sosial yang lebih luas, seperti institusi dan sistem sosial. Tindakan sosial mikro berkaitan dengan interaksi sosial individu dalam konteks sehari-hari. Keduanya saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain dalam pembentukan realitas sosial.

  • Relevansi Dunia Sehari-hari.

Schütz menyoroti pentingnya memahami tindakan sosial dalam konteks dunia sehari-hari individu. Individu bertindak berdasarkan pemahaman mereka tentang dunia sosial dan mereka menggunakan pengetahuan yang ada untuk memberikan makna pada tindakan mereka.

Tindakan sosial dikaitkan dengan konstruksi realitas individu dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan fenomenologi Schütz memberikan penekanan pada pengalaman subjektif individu dan konstruksi realitas sosial melalui tindakan sosial.

Teorinya mengarahkan perhatian pada pentingnya pemahaman individu dan makna yang diberikan pada tindakan mereka dalam konteks interaksi sosial. Pendekatan tersebut memberikan pemahaman yang dalam tentang bagaimana individu memahami dan mengkonstruksi realitas sosial dalam tindakan sosial mereka.

Pengertian-pengertian menurut para ahli memiliki pendekatan yang berbeda dalam memahami tindakan sosial. Masing-masing ahli memiliki perspektif dan penekanan yang unik dalam menjelaskan fenomena tindakan sosial dalam konteks sosiologi.

The post 7 Teori Tindakan Sosial Menurut Para Ahli appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
20 Pengertian Data Menurut Para Ahli https://haloedukasi.com/pengertian-data-menurut-para-ahli Sat, 19 Mar 2022 03:17:14 +0000 https://haloedukasi.com/?p=32705 Penggunaan teknologi digital dalam pekerjaan sehari-hari membuat kita familiar dengan istilah input dan pengolahan data. Namun sebenarnya, apa itu data? Secara umum data adalah bentuk jamak dari kata datum. Datum berasal dari bahasa latin yang berarti keterangan yang benar dan nyata. Keterangan yang nyata ini dihasilkan dari proses pengukuran maupun pengamatan terhadap suatu variabel. Data […]

The post 20 Pengertian Data Menurut Para Ahli appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Penggunaan teknologi digital dalam pekerjaan sehari-hari membuat kita familiar dengan istilah input dan pengolahan data. Namun sebenarnya, apa itu data?

Secara umum data adalah bentuk jamak dari kata datum. Datum berasal dari bahasa latin yang berarti keterangan yang benar dan nyata. Keterangan yang nyata ini dihasilkan dari proses pengukuran maupun pengamatan terhadap suatu variabel. Data dapat disajikan dalam bentuk angka, teks, gambar maupun suara.

Para ahli memiliki pendapatnya masing-masing terhadap pengertian data yang tersaji dalam pembahasan berikut:

1. Laudon Bersaudara

Menurut Laudon, data adalah kumpulan beberapa fakta yang menggambarkan suatu kejadian pada sebuah lingkungan. Fakta-fakta tersebut relatif tidak memiliki arti apa-apa hingga diolah menjadi sesuatu yang dapat dipahami dan memiliki makna.

2. Abdul Kadir

Kadir mendeskripsikan data sebagai gambaran dari sebuah benda, peristiwa maupun kegiatan yang tidak memiliki makna dan pengaruh secara langsung terhadap pengguna data.

3. Slamet Riyadi

Slamet Riyadi berpendapat bahwa data adalah kumpulan informasi dalam bentuk angka maupun simbol sebagai output dari pengamatan.

4. Arikunto Suharsimi

Arikunto memiliki pandangan bahwa data adalah fakta dan angka yang dapat dirangkai sebagai bahan penyusun informasi.

5. Kuswadi dan E. Mutiara

Mereka mengungkapkan bahwa data merupakan kumpulan angka, simbol atau properti sebagai hasil dari suatu pengamatan.

6. Raymond McLeod dan George Schell

Menjelaskan bahwa data adalah fakta-fakta dan angka-angka mentah yang tidak bermakna bagi pemakai data karena ukurannya yang besar. Data tersebut tidak mampu menceritakan sesuatu sehingga perlu adanya proses pengolahan data.

7. Bernard

Bernard mengungkapkan bahwa data adalah fakta mentah dari suatu objek seperti makhluk hidup, tempat, peristiwa dan segala hal yang perlu untuk diorganisasikan.

8. Wiliams dan Sawyer

Menurut pandangannya, data adalah fakta-fakta dan angka-angka yang diolah untuk menghasilkan suatu informasi.

9. Nuzulla Agustina

Nuzulla mengemukakan pendapatnya bahwa data adalah informasi terhadap sesuatu kejadian, objek dan aktivitas yang berulang kali terjadi. Data dapat diekspresikan dalam bentuk fakta, angka, simbol, kata dan huruf.

10. Kristanto

Kristanto memahami data sebagai fakta dasar sebagai penguat suatu peristiwa yang menimpa suatu objek dan mereduksi ketidakpastia kebenarannya.

11. Wiliam H Inmon

Menurutnya, data adalah rekaman dari suatu fakta, instruksi dan konsep yang tersimpan pada media penyimpanan. Data kemudian dapat diproses secara otomatis menjadikan sebuah informasi yang dapat dimengerti dan dipahami.

12. Syafrizal helim Situmorang

Syafrizal berpendapat bahwa data merupakan sekumpulan informasi yang didapatkan dari kegiatan observasi pada suatu objek.

13. Bambang Hariyanto

Bambang Hariyanto menjelaskan bahwa data merupakan hasil perekaman fakta, konsep dan arahan yang diproses menjadi sebuah informasi sehingga dapat dimengerti oleh manusia. Data yang disimpan dapat berbentuk gambar, suara, video dan teks. Komputer merupakan salah satu media yang populer untuk menyimpan data.

14. Jogiyanto

Menurutnya, data adalah fakta dalam bentuk mentah yang belum dapat bercerita banyak sehingga perlu diolah lebih lanjut.

15. Wawan dan Munir

Keduanya berpendapat bahwa data adalah nilai yang mempresentasikan atau menggambarkan suatu objek dan peristiwa.

16. Sugiyono

Sugiyono membagi pengertian data secara kualitatif dan kuantitatif. Yang termasuk data kualitatif adalah data yang bukan merupakan bilangan seperti susunan kata, kalimat dan gambar. Sedangkan yang termasuk data kuantitatif adalah yang merupakan bilangan atau dalam bentuk angka. Data kualitatif dapat dijadikan data kuantitatif apabila dilakukan scoring.

17. The Liang Gie

The Liang Gie menyatakan bahwa data merupakan kumpulan pengetahuan terhadap suatu peristiwa atau kejadian. Data yang berserakan disusun sebagai suatu keterangan yang digunakan untuk mengambil keputusan atau kesimpulan.

18. Merriam-Webster

Dituliskan bahwa data adalah informasi faktual dari kegiatan pengukuran dan statistik yang digunakan sebagai dasar sebuah diskusi atau dasar perhitungan. Data tersebar secara luas dan mudah didapatkan. Data dalam dunia informasi digital bersifat dapat ditransmisikan dan diproses.

Data juga diartikan sebagai output dari alat penginderaan yang isinya bercampur antara sesuatu yang berguna dan sesuatu yang tidak relevan. Oleh karena itu, data perlu dipilah dan diproses agar memiliki makna.

19. Wilkinson

Berdasarkan pendapat Wilkinson, data adalah suatu fakta atau simbol-simbol tak bermakna. Data yang disusun dapat digunakan sebagai input untuk membangun suatu sistem informasi.

20. Jack Vaugan

Dalam sistem komputasi, Jack Vaugan mendeskripsikan data sebagai informasi yang telah diubah dalam bentuk yang lebih efisien untuk siap diproses. Data pada komputer diubah dalam bentuk biner yakni sistem bilangan yang memiliki basis 2.

Itulah beberapa pengertian data menurut para ahli. Data-data tersebut kemudian dapat diolah menjadi bentuk yang lebih kompleks seperti database, informasi ataupun solusi untuk masalah-masalah tertentu.

Fungsi Data

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa data memiliki beberapa fungsi. Antara lain sebagai berikut:

  • sebagai acuan dalam membuat sebuah kegiatan
  • sebagai dasar perencanaan
  • sebagai dasar perhitungan dan diskusi
  • sebagai solusi sebuah masalah
  • sebagai dasar pembuatan keputusan
  • sebagai bahan evaluas kegiatan

The post 20 Pengertian Data Menurut Para Ahli appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
7 Unsur Intrinsik Menurut Para Ahli Sastra https://haloedukasi.com/unsur-intrinsik-menurut-para-ahli Mon, 16 Dec 2019 09:09:03 +0000 https://haloedukasi.com/?p=1452 Berbicara tentang unsur intrinsik, kita pasti akan langsung berpikir tentang dunia sastra. Namun apakah diantara kalian sudah memahami pengertian unsur intrinsik? Berikut adalah penjelasan pengertian unsur intrinsik menurut para ahli. Simak penjelasan di bawah ini. Menurut ahli sastra yang bernama Robert Stanton ia membagi unsur intrinsik fiksi menjadi dua bagian, diantaranya fakta cerita dan sarana […]

The post 7 Unsur Intrinsik Menurut Para Ahli Sastra appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Berbicara tentang unsur intrinsik, kita pasti akan langsung berpikir tentang dunia sastra. Namun apakah diantara kalian sudah memahami pengertian unsur intrinsik?

Berikut adalah penjelasan pengertian unsur intrinsik menurut para ahli. Simak penjelasan di bawah ini.

Menurut ahli sastra yang bernama Robert Stanton ia membagi unsur intrinsik fiksi menjadi dua bagian, diantaranya fakta cerita dan sarana cerita.

Stanton mengatakan bahwa sarana cerita terdiri dari beberapa aspek yaitu judul, sudut pandang, gaya bahasa dan nada, simbolisme dan ironi.

Biasanya unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam cerpen banyak sekali terkandung di dalamnya.

Elemen – elemen seperti karakter, alur, dan latar berfungsi sebagai catatan kejadian imajinatif dari sebuah cerita.

Jika kesemuanya dirangkum menjadi satu kesatuan, kesatuan ini dinamakan struktur faktual atau tingkatan faktual cerita.

Struktur faktual adalah cerita yang disorot dari satu sudut pandang. Berikut beberapa unsur yang saling menunjang dengan fakta cerita, simak penjelasan di bawah ini.

1. Alur

Seperti yang kita ketahui, alur merupakan rangkaian dari peristiwa – peristiwa dalam sebuah cerita.

Terdapat tiga jenis alur jalan cerita, alur maju, alur mundur atau biasa disebut dengan flashback, atau alur campuran antara alur maju dan alur mundur.

Alur merupakan tulang punggung cerita dan juga sangat berpengaruh dalam suatu tulisan atau analisa.

  • Menurut Robert Stanton alur hendaknya memiliki bagian awal, tenga, dan akhir yang nyata, meyakinkan dan logis, dapat menciptakan bermacam – macam kejutan, dan memunculkan sekaligus mengakhiri ketegangan – ketegangan.
  • Menurut pakar ahli sastra lainnya yaitu bernama Soediro Satoto yang ia tuliskan di bukunya yang berjudul sorot balik atau flashback pada tahun 1996 adalah urutan tahapannya dibalik seperti halnya regresif. Teknik flashback jelas mengubah teknik pengaluran dari yang progresif ke regresif.
  • Sebagai contoh karya B. Soelarto dalam drama domba- domba revolusi, alur yang digunakan adalah alur maju. Alur maju di tandai dengan sebuah awal yang memperkenalkan masing – masing karakter lewat cerita, setelah itu dimulailah sebuah konflik dan penyelesaian, dan pada akhirnya sebuah penutup.

2. Tokoh atau sebuah karakter

Sebuah tokoh selalu ada di dalam cerita ataupun drama. Bisa jadi tokoh merupakan salah satu syarat dalam cerita.

Terdapat dua konteks dalam tokoh, konteks pertama adalah tokoh merupakan rujukan pada individu – individu yang muncul dalam cerita.

Konteks yang kedua adalah rujukan dari percampuran emosi, prinsip moral, dan berbagai kepentingan lainnya. Dan jangan lupa, setiap cerita atau karangan selalu memiliki tokoh utama.

Seperti yang kita ketahui tokoh utama merupakan pioneer dari cerita tersebut, entah menceritakan tentang permasalahan tokoh utama, tentang kehidupan tokoh utama, dan lain sebagainya.

3. Latar

Latar adalah lingkungan yang berada atau menunjang dari karangan ataupun cerita tersebut. Jika dalam drama treatrikal, latar bisa berupa sebuah dekorasi. Tidak hanya itu latar juga bisa berwujud suatu waktu.

Menurut Stanton, latar bisa memperkuat emosi pada sebuah cerita dengan istilah atmosfer. Ia mengatakan bahwa atmosfer bisa jadi merupakan cermin yang merefleksikan suasana jiwa sang karakter.

Selain itu latar juga menentukan pasang surut minta pembaca atau penonton untuk mengikuti cerita kita.

Bayangkan saja jika cerita kita mengenai perjuangan seorang single parent yang memiliki anak, ia harus berjuang mencari nafkah demi anak – anak nya yang berada di Ibukota.

Latar yang cocok sebetulnya rumah yang sederhana dan masuk di daerah perkampungan, namun jika kita salah memberi latar di sebuah perumahan elit, maka yang ada penonton atau pembaca tidak akan tertarik untuk melihatnya.

4. Tema

Tema memiliki peranan yang penting juga dalam sebuah cerita, karena tema merupakan makna dari cerita tersebut.

Semisal jika kita melihat suatu drama para pribumi sedang mengusir para penjajah, maka kita sudah pasti tahu bahwa tema dari drama tersebut adalah perjuangan.

5. Sarana Cerita

Sarana cerita merupakan metode dari pengarang untuk menyusun sebuah cerita tersebut. Menurut Stanton, metode sarana cerita ini perlu karena dengannya pembaca dapat melihat berbagai fakta melalui kacamata pengarang, memahami apa maksud fakta-fakta tersebut sehingga pengalaman pun dapat dibagi.

6. Judul

Tentunya sebuah cerita ataupun sebuah tontonan selalu memiliki judul, karena dengan judul, penonton dapat mengetahui setidaknya tema dari cerita tersebut seperti apa. Ide pokok bacaan biasanya juga sangat kental atau berhubungan dengan judul.

7. Sudut Pandang

Robert Stanton dalam bukunya membagi sudut pandang menjadi empat tipe utama. Berikut penjelasannya :

  • Pertama, pada “orang pertama-utama‟ sang karakter utama bercerita dengan kata-katanya sendiri.
  • Kedua, pada „orang pertama-sampingan‟ cerita dituturkan oleh satu karakter bukan utama (sampingan).
  • Ketiga, pada ‟orang ketiga-terbatas‟ pengarang mengacu pada semua karakter dan emosinya sebagai orang ketiga tetapi hanya menggambarkan apa yang dilihat, didengar, dan dipikirkan oleh satu karakter saja.
  • Keempat, pada ‟orang ketiga-tidak terbatas‟ pengarang mengacu pada setiap karakter dan memposisikannya sebagai orang ketiga. Sudut pandang merupakan salah satu Ciri – ciri cerpen yang kuat.

Sekian pembahasan pengertian unsur intrinsik menurut para ahli, sampai jumpa di pembahasan selanjutnya.

The post 7 Unsur Intrinsik Menurut Para Ahli Sastra appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>