parasit - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/parasit Tue, 26 Apr 2022 07:09:22 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico parasit - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/parasit 32 32 Kingdom Protista:  Pengertian, Ciri, Klasifiasi & Contoh https://haloedukasi.com/kingdom-protista Tue, 26 Apr 2022 07:09:20 +0000 https://haloedukasi.com/?p=34051 Pengertian Kingdom Protista Kingdom protista adalah salah satu jenis kingdom dalam taksonomi Makhlukhidup. Kingdom protista merupakan kingdom yang terdiri dari Makhluk bersel satu atau banyak sel. Selain itu, protista merupakan organisme dengan membran sel (eukariota). Kingdom protista beranggotakan organisme yang beraneka ragam. Terdapat 3 kelompok protista yakni protista yang mirip hewan, protista yang mirip tumbuhan, […]

The post Kingdom Protista:  Pengertian, Ciri, Klasifiasi & Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Kingdom Protista

Kingdom protista adalah salah satu jenis kingdom dalam taksonomi Makhlukhidup. Kingdom protista merupakan kingdom yang terdiri dari Makhluk bersel satu atau banyak sel. Selain itu, protista merupakan organisme dengan membran sel (eukariota).

Kingdom protista beranggotakan organisme yang beraneka ragam. Terdapat 3 kelompok protista yakni protista yang mirip hewan, protista yang mirip tumbuhan, dan protista yang mirip jamur. Pengelompokkan ini didasarkan pada kesamaan adanya struktur membran sel.

Anggota dari kingdom protista merupakan organisme sederhana eukariota. Di alam, kebanyakan protista bersel tunggal namun dapat juga membentuk koloni sel. Kebanyakan protista hidup di perairan, lingkungan tanah yang lembab, atau bahkan sebagai parasit.

Ciri Kingdom Protista

Kingdom protista mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

  • Eukariotik (mempunyai membran inti sel)

Protista memiliki membran pada inti selnya. Hal ini membuat protista termasuk ke dalam golongan organisme eukariotik. Sejauh ini, protista merupakan organisme eukariotik paling sederhana namun memiliki struktur, fungsi, tingkah laku, dan ekologi yang lebih rumit dibandingkan Archaebacteria dan Eubacteria.

  • Terdiri atas sel tunggal (uniseluler) dan sel banyak (multiseluler)

Umumnya protista adalah organisme bersel tungaal (uniseluler). Akan tetapi, ada juga protista yang mempunyai sel banyak (multiseluler). Berdasarkan penelitian, protista bersel banyak di alam akan hidup berkoloni atau membentuk kelompok.

  • Hidup bebas/soliter atau berkoloni atau melakukan simbiosis dengan protista lain

Protista dapat hidup bebas di alam namun dapat juga hidup bersama organisme lain dengan melakukan simbiosis. Hubungan simbiosis ini dapat saling menguntungkan (mutualisme) dan dapat pula merugikan salah satu pihak (parasitisme).

  • Beberapa protista mempunyai alat gerak sederhana

Alat gerak pada sel ini disebut sebagai motil. Protista memiliki beberapa alat gerak sederana. Ada yang berupa bulu cambuk (flagelata), ada yang berupa bulu getar (siliata), dan ada yang berupa kaki semu (pseudopodia).

  • Terdiri atas organisme autotrof dan heterotrof

Protista yang bersifat autotrof adalah organisme yang mampu menghasilkan makanannya sendiri dari senyawa anorganik di sekitarnya dengan bantuan cahaya (fotoautotrof). Hal ini dapat tercapai sebab ada kloroplas di dalam sel protista.

Sedangkan protista yang bersifat heterotrof adalah organisme yang memperoleh makanannya dengan cara menyerap atau menelan makanannya. Mereka mengabsorbsi molekul organik di sekitarnya.

  • Terdiri dari organisme anaerob dan aerob

Protista anaerob tidak membutuhkan oksigen dalam proses pernapasannya. Organisme protista jenis ini melakukan respirasi dengan melakukan simbiosis dengan bakteri aerob. Sedangkan protista aerob membutuhkan oksigen dalam proses pernapasannya. Proses ini terjadi di dalam mitokondria sel.

  • Habitat umum di tempat lembab

Protista tidak hanya mampu hidup di perairan tawar namun juga di laut dengan kandungan garam. Selain di air, protista jua tinggal di lingkungan lembab daratan. Protista yang hidup di laut dapat dilihat pada fitoplankton. Sebagai fitoplankton, protista bertindak menjadi penyumbang dalam penyediaan energi jaring-jaring makanan.

Klasifikasi Kingdom Protista

Protista sebenarnya tidak mempunyai banyak kesamaan. Akan tetapi, dikelompokkan bersama sebab mereka tidak sesuai bila dimasukkan ke dalam kingdom lain. Beberapa protista mampu berfotosintesis, beberapa hidup bersimbiosis mutualisme dengan protista lain.

Beberapa memiliki sel tunggal, sedangkan yang lain bersel banyak atau membentuk koloni. Ada protista yang berukuran mikroskopis, ada juga yang berukuran raksasa. Beberapa bersifat bioluminesens dan beberapa bertanggung jawab atas penyakit yang diderita pada tumbuhan dan hewan.

Protista dapat dikelompokkan berdasarkan kesamaan pada beberapa kategori yang berbeda termasuk cara mendapatkan makanan, kemampuan bergerak, dan reproduksinya. Contoh protista adalah ganggang, amuba, euglena, plasmodium, dan jamur lendir.

Protista yang Mampu Berfotosintesis

Protista yang mempu berfotosintesis termasuk berbagai macam ganggang, diatom, dinoflagelata, dan euglena. Organisme ini sering kali berbentuk uniseluler namun dapat membentuk koloni. Mereka juga mengandung klorofil.

Klorofil merupakan suatu pigmen yang dapat menyerap energi cahaya untuk fotosintesis. Protista yang mampu berfotosintesis dikelompokkan sebagai protista mirip tumbuhan.

Protista lain yang dikenal sebagai dinoflagelata atau ganggang api merupakan plankton yang hidup di lingkungan laut dan air tawar. Kadang kala, protista ini dapat bereproduksi sampai tingkat yang berbahaya dan menmbulkan ledakan jumlah ganggang. Beberapa ganggang api bersifat bioluminesens.

Diatom merupakan ganggang uniseluler paling berlimpah di antara jenisnya yakni fitoplankton. Diatom dikelilingi oleh lapisan cangkang silikon. Diatom melimpah di habitat perairan laut dan tawar.

Euglena yang mampu berfotosintesis mirip dengan sel tumbuhan karena mengandung kloroplas. Diperkirakan bahwa kloroplas didapatkan oleh euglena sebagai hasil hubungan endosimbiosis dengan ganggang hijau.

Protista Heterotrof

Protista heterotrof memperoleh makanan dengan cara menyerap senyawa orgnik di sekitarnya. Protista jenis ini memakan bakteri, bahan organik terurai, atau memangsa protista lain. Protista heterotrof dapat dikelompokkan berdasarkan alat geraknya. Pengelompokkan ini termasuk amuba, paramecia, sporozoa, jamur air, dan jamur lendir.

  • Protista dengan Pseudopodia

Amuba merupakan contoh protista yang bergerak dengan kaki semu. Kaki semu merupakan perpanjangan sementara dari sitoplasma. Perpanjangan lini membuat amoebadapat bergerak baik untuk menangkap dan menelan bahan organik dengan cara endositosis yang dikenal fagositosis atau sel pemakan.

Amuba tidak mempunyai bentuk tetap. Mereka bergerak dengan mengubah bentuk selnya. Amuba terdapat di lingkungan perairan dan lembab dan beberapa merupakan parasit.

  • Protista dengan Flagelata

Trypanosoma merupakan contoh dari protista heterotrof yang bergerak dengan flagela. Flagela merupakan suatu struktur tambahan yang panjang dan mirip cambuk. Flagela ini bergerak maju mundur sehingga protista dapat bergerak.

Trypanosoma merupakan parasit yang dapat menginfeksi manusia dan hewan. Beberapa spesies trypanosoma menimbulkan penyakit tidur Afrika yang ditularkan ke manusia melalui gigitan lalat.

  • Protista dengan Silia

Paramecia merupakan contoh protista yang bergerak dengan silia. Silia merupakan struktur pendek seperti benang yang berupa tonjolan yang memanjang dari tubuh sel. Silia bergerak dengan cara melengkung.

Gerakan ini membuat protista Paramecia mampu bergerak dan juga menarik makanan (bakteri, ganggang, dan sebagainya) ke dalam mulut Paramecia. Sebagian paramecia hidup dengan melakukan hubungan simbiosis mutualisme dengan ganggang hijau atau bakteri tertentu.

  • Protista dengan Gerakan Terbatas

Jamur lendir dan jamur air merupakan contoh dari protista dengan gerakan terbatas. Protista ini mirip jamur dalam hal menguraikan bahan organik dan mendaur ulang zat hara kembali ke lingkungan. Protista jenis ini hidup di tanah lembab dan berada di antara daun atau kayu busuk.

Ada 2 jenis jamur lendir yakni plasmodial dan seluler. Jamur lendir plasmodial tampak seperti sel besar yang terbentuk oleh penggabungan beberapa sel individual. Gumpalan besar sitoplasma ini dengan banyak inti di dalamnya mirip seperti lendir yang bergerak dengan lambat seperti amuba.

Di bawah kondisi lingkungan yang keras, jamur lendir plasmodial menghasilkan batang reproduktif yang disebut sporangia dan mengandung spora. Ketika dilepaskan ke lingkungan, spora ini akan berkecambah menghasilkan jamur lendir plasmodial lebih banyak.

Jamur lendir seluler menghabiskan sebagian besar siklus hidupnya sebagai organisme bersel tunggal. Mereka juga mampu bergerak seperti amuba. Ketika berada di bawah kondisi mengancam, sel ini bersatu membentuk kelompok besar sel individual yang mirip dengan resrespo. Sel ini menghasilkan batang atau tubuh buah yang menghasilkan spora.

Jamur air hidup di lingkuangan air dan tanah lembab. Mereka memakan bahan terurai, dan beberapa adalah parasit yang menumpang pada tanaman, hewan, ganggang, dan jamur. Salah satu spesies yakni Oomycota phylum tampak seperti badan dengan filamen struktur pertumbuhan seperti untaian benang.

Hal ini mirip dengan jamur. Akan tetapi, tidak seperti jamur, oomycota memiliki dinding sel tersusun atas selulosa alih-alih kitin. Oomycota juga dapat bereproduksi secara seksual maupun aseksual.

  • Protista yang Tidak Dapat Bergerak

Sporozoa merupakan contoh dari protista yang tidak memiliki kemampuan bergerak. Protista jenis ini adalah parasit dan makan dari inangnya. Mereka bereproduksi dengan menghasilkan spora. Sporozoa mengalami pergantian keturunan dalam daur hidup mereka.

Sporozoa mengalami pergantian fase reproduksi antara aseksual dan seksual. Sporozoa disebarkan ke manusia oleh serangga atau hewan pembawa penyakit lainnya.

Toxoplasmosis adaah penyakit yang disebabkan oleh sporozoa Toxoplasma gondii. Toxoplasma disebarkan ke manusia melalui hewan atau ditularkan melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi.

Sporozoa lain yang dikenal sebagai plasmodium menyebabkan malaria pada manusia. Protista ini disebarkan ke mamalia melalui gigitan serangga, umumnya oleh nyamuk dan menginfeksi sel darah merah.

Manfaat Kingdom Protista

Protista mempunyai beberapa manfaat dalam kehidupan manusia seperti:

  • Protista bertindak sebagai bagian dasar dari rantai makanan
  • Protista adalah organisme simbiosis
  • Beberapa jenis protista menghasilkan oksigen oleh karena itu dapat digunakan dalam produksi bahan bakar
  • Protista adalah sumber makanan primer bagi banyak hewan
  • Pada beberapa kasus, protista dipanen oleh manusia untuk bahan makanan dan keperluan industri lainnya
  • Fitoplankton merupakan satu-satunya sumber makanan bagi paus
  • Rumput laut adalah ganggang dan dipertimbangkan sebagai protista mirip tumbuhan
  • Zooplankton dimakan oleh berbagai Makhluklaut termasuk udang dan larva kepiting

Dampak Kingdom Protista

Protista selain bermanfaat juga memiliki dampak buruk pada kehidupan. Berikut ini beberapa dampak adanya kingdom protista:

  • Penyakit diare

Salah satu spesies amuba yakni Entamoeba histolytica dapat menimbulkan penyakit dalam sistem pencernaan manusia. Protista ini menimbulkan kerusakan pada jaringan usus dan diare.

  • Penyakit disentri

Selain E. histolytica, spesies amoeba lain juga menyebabkan penyakit disentri pada manusia. Protista itu adalah Entamoeba hartmani. Efek dari infeksi protista ini tidak lebih parah dibandingkan E. histolytica.

  • Memperparah radang gusi

Entamoeba gingivalis terdapat di dalam rongga mulut manusia. Protista ini hidup di sela-sela gigi, leher gigi, tenggorokan atau tonsil. Meskipun protista spesies ini tidak bersifat patogenik namun dapat memperparah radang gusi yang terjadi.

  • Penyakit tidur

Penyakit tidur pada manusia atau yang mempunyai nama lain trypanosomiasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh protista. Pelakunya adalah Trypanosoma gambiense. Protista ini hidup di dalam darah manusia. Vektor perantara dari penyakit ini adalah lalat tse-tse atau Glossina tachionides.

  • Penyakit surrah

Trypanosoma evansi merupakan penyebab penyakit surra yang menjangkiti ternak sapi, kuda, dan kerbau. Penyakit ini banyak berjangkit di daerah tropis termasuk Indonesia. Vektor perantaranya adalah lalat dari genus Tabanus.

  • Penyakit Kala Azar

Spesies lain dari protista yakni Leishmaania donovani juga menimbulkan penyakit. Protista ini menimbulkan kala azar pada manusia. Gejalanya berupa demam berkepanjangan, hati dan linfa membesar, dan tukak pada usus.

The post Kingdom Protista:  Pengertian, Ciri, Klasifiasi & Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sporozoa: Pengertian, Ciri, Morfologi, Klasifikasi https://haloedukasi.com/sporozoa Wed, 13 Oct 2021 00:47:23 +0000 https://haloedukasi.com/?p=27548 Sporozoa termasuk dalam kelompok Protozoa yang hidup sebagai parasit pada suatu organisme dan pada siklus hidupnya akan membentuk spora tanpa mempunyai alat gerak. Untuk lebih rinci mengenai penjelasan Sporozoa, dapat dilihat di bawah ini. Pengertian Sporozoa Sporozoa dalam bahasa Yunani berasal dari kata spore yang artinya biji dan zoa yang artinya hewan. Sporozoa ini termasuk […]

The post Sporozoa: Pengertian, Ciri, Morfologi, Klasifikasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sporozoa termasuk dalam kelompok Protozoa yang hidup sebagai parasit pada suatu organisme dan pada siklus hidupnya akan membentuk spora tanpa mempunyai alat gerak. Untuk lebih rinci mengenai penjelasan Sporozoa, dapat dilihat di bawah ini.

Pengertian Sporozoa

Sporozoa

Sporozoa dalam bahasa Yunani berasal dari kata spore yang artinya biji dan zoa yang artinya hewan. Sporozoa ini termasuk dalam kelompok protista uniseluler yang bersel satu dengan melalui siklus hidup yang membentuk spora.

Sporozoa ini ini merupakan parasit yang mampu hidup di tubuh hewan maupun manusia. Pada siklus hidupnya, dapat melibatkan lebih dari satu inang dan bersifat cukup kompleks.

Selama hidup membentuk spora dalam inangnya, sporozoa juga melakukan sporulasi. Sporulasi itu sendiri merupakan pembelahan yang terjadi pada inti sel secara terus menerus dan berulang – ulang yang mana pada masing – masing selnya akan dikelilingi dengan sitoplasma untuk nantinya membentuk individu baru.

Sporozoa bergerak dengan mengubah kedudukan tubuhnya yang berbentuk bulat, panjang, maupun panjang itu. Karena sifatnya sebagai parasit, sporozoa dapat menyebabkan penyakit pada inangnya baik hewan maupun manusia.

Pada sporozoa, pernapasan dan juga ekskresi dilakukan dengan difusi. Ia juga mendapatkan makanan dengan cara penyerapan zat – zat makanan yang berasal dari hospennya. Sporozoa juga memiliki sistem reproduksi yang berjalan secara vegetatif dan juga generatif.

Beberapa spesies yang masuk ke dalam kelompok sporozoa yakni Plasmodium falcifarum, Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, serta Taxoplasma gondii. Beberapa Plasmodium tersebut dapat menyebabkan penyakit malaria yang berasal dari nyamuk Anopheles khususnya betina.

Plasmodium merupakan parasit yang hidup di sel darah merah baik hewan vertebrata maupun manusia. Dalam masa hidupnya, Plasmodium menjalani dua fase yang disebut sporogoni dan skizogoni. Beda dari dua fase tersebut ialah fase sporogoni ada dalam nyamuk betina spesies Anopheles, namun fase skizogoni ada dalam tubuh manusia.

Ciri – Ciri Sporozoa

Protozoa yang memiliki nama lain Apicomplexa berkarakteristik dan mempunyai ciri – ciri yang membuatnya berbeda dengan jenis Protozoa lain. Berikut ini adalah beberapa ciri – ciri dari Sporozoa antara lain :

  • Sporozoa tidak memiliki alat yang digunakan untuk bergerak, maka bergerak dengan cara meluncur hingga mengubah posisi tubuh mereka.
  • Sporozoa adalah organisme uniseluler atau bersel tunggal.
  • Sporozoa bersifat parasit dan dapat menyebabkan penyakit baik pada hewan maupun manusia.
  • Memiliki spora yang bentuknya lonjong dengan ukuran berkisar antara 8 – 11 mikron yang ditemukan pada dinding kitin.
  • Sporozoa memiliki dinding katub yang tidak jelas.
  • Sporozoa memiliki siklus hidup yang generasi atau keturunannya bergiliran antara fase seksual atau generatif dan juga fase aseksual atau vegetatif.
  • Sporozoa memiliki tubuh yang bentuknya bulat atau oval dan mempunyai inti sel atau nukleus tanpa mempunyai vakuola kontraktil.
  • Terdapat organel khusus dan kompleks yang berada di ujung sel yang bekerja sebagai penembus sel dan juga jaringan tubuh pada inang.
  • Setiap proses menyerap makanan, bernapas, dan ekskresi dilakukan langsung dengan melalui permukaan tubuh.
  • Spesies Sporozoa dalam jumlah besar dapat menimbulkan penyakit pada inangnya.

Struktur Sporozoa

Sporozoa bertubuh bulat dan memanjang serta memiliki rentang ukuran yang cukup kecil hanya beberapa mikron. Namun, di dalam usus hewan dan juga manusia tubuhnya dapat memanjang hingga mencapai 10 mm.

Ketika tubuh dari sekumpulan tropozoid memanjang dan juga pada bagian anteriornya seringkali didapati pengikat atau sebuah filamen yang sederhana yang digunakan sebagai pelekat diri dengan tubuh inangnya.

Sporozoa memiliki struktur tubuh sebagai berikut :

  • Sistem Pencernaan

Dalam mendapatkan kebutuhan makanannya, sporozoa biasanya mengumpulkan makanan dengan cara menyerap zat maupun sari – sari makanan yang berasal dari tubuh hopesnya.

  • Sistem Respirasi dan Sistem Ekskresi

Sporozoa memiliki sistem respirasi dan sistem ekskresi yang unik. Biasanya sporozoa melakukan difusi untuk respirasi maupun ekskresinya.

Morfologi Sporozoa

Sama halnya dengan spesies lain, sporozoa juga memiliki beberapa morfologi. Adapun morfologi dari sporozoa antara lain sebagai berikut :

  • Tubuh sporozoa tidak mempunyai alat untuk gerak secara khusus, oleh karena itu sporozoa bergerak dengan cara melakukan perubahan – perubahan kedudukan pada tubuhnya.
  • Sporozoa mempunyai spora yang bentuknya lonjong.
  • Sporozoa memiliki ukuran spora kurang lebih sebesar 8 hingga 11 mikron yang mana spora tersebut berada pada dinding kitin.
  • Sporozoa memiliki dinding katub yang tidak jelas.
  • Terdapat dua kapsul pada sporozoa yang bersifat polar yang berada di anterior yang tersusun berpasangan dengan bentuk labu, memiliki ukuran yang sama, dan terletak di sebuah sudut sumbu longitudinal dan ujung posterior.
  • Anterior yang ada pada bagian depan dan di ujung memiliki lebar yang sama dengan bagian posterior.

Sistem Reproduksi Sporozoa

Dalam melakukan reproduksi sporozoa biasanya dapat dilakukan dengan dua cara yakni aseksual dan juga seksual. Sporozoa memiliki siklus reproduksi aseksual dan seksual dengan cukup kompleks. Selain itu, dalam melakukan reproduksi sporozoa akan mengubah bentuknya dan juga membutuhkan inang sebanyak dua atau lebih.

Reproduksi aseksual yang dilakukan oleh sporozoa biasanya dengan cara pembelahan secara biner. Sedangkan dalam reproduksi seksual, dilakukan sporozoa dengan melalui pembentukan sebuah gamet, yang nantinya dilanjutkan dengan menyatukan gamet yang jantan dan gamet yang betina.

  • Reproduksi Aseksual

Ketika sporozoa terdapat di dalam kelenjar ludah seekor nyamuk, dan nantinya akan masuk ke dalam darah manusia dengan melalui hisapan darah yang dilakukan oleh nyamuk, sporozoa tersebut akan masuk ke dalam sistem retikuloendotelial.

Setelah itu, beberapa hari kemudian ketika sudah berada di dalam sistem rekuloendotelial, sporozoa nantinya akan menyerang eritrosit pada tubuh. Kemudian akan berubah menjadi trofozoit yang bentuknya hampir mirip seperti cincin.

Setelah berubah menjadi trofozoit, nantinya trofozoit juga akan berubah menjadi schizont. Schizont inilah yang nantinya akan membelah diri berkali – kali secara terus menerus menjadi 6 hingga 36 merozoit. Merozoit akan tumbuh menjadi sporozoit – sporozoit yang baru. Proses pembentukan merozoit – merozoit baru di dalam tubuh ini disebut juga dengan sporulasi.

Sporozoit yang telah terbentuk inilah yang akan menyerang eritrosit baru di dalam tubuh, dan pembiakan ini nantinya akan terus berulang tak henti – hentinya. Selain itu, di antara sporozoit juga terdapat eritrosit yang akan membentuk suatu gametosir. Jika gametosit yang terbentuk jantan maka disebut juga dengan mikrogramet. Namun jika gametosir yang terbentuk betina maka disebut dengan makrogamet.

  • Reproduksi Seksual

Reproduksi seksual pada sporozoa diawali dengan gametosit yang terhisap oleh nyamuk ketika ia menghisap darah seseorang yang menderita malaria. Gametosit tersebut akan berubah menjadi gametosit jantan atau mikrogamet dan gametosit betina atau makrogamet.

Perkawinan yang diakukan oleh mikrogamet dan juga makrogamet ini nantinya akan menghasilkan zigot. Setelah itu, zigot akan menjadi ookinet yang letaknya ada di dalam dinding usus nyamuk. Ookinet memiliki inti yang dapat membelah secara berulang kali.

Setelah itu, masing – amasing dari inti baru akan membungkus diri mereka dengan sedikit protoplasma lalu berubah menjadi beberapa sporozoit baru. Setelah itu, sporozoit baru akan menyebar dalam sistem pencernaan nyamuk. Tak hanya itu, sebagian sporozoit baru juga akan menyebar hingga kelenjar ludah nyamuk dan siap untuk dikeluarkan.

Siklus Hidup Sporozoa

Sporozoa melewati beberapa siklus hidup antara lain sebagai berikut :

  • Ketika ditemukan bibit – bibit malaria pada nyamuk Anopheles betina, yakni Plasmodium yang bentuknya sporozoid, kemudian nyamuk itu menghisap darah manusia, seketika itu juga air ludah nyamuk yang mengandung sporozoid masuk ke dalam peredaran darah manusia yang terhisap oleh nyamuk tersebut.
  • Sporozoid tersebut tidak langsung menyebabkan infeksi pada sel darah merah atau eritrosit, melainkan akan masuk terlebih dahulu di dalam sel hati. Di dalam sel hati akan terjadi pembelahan dan pembentukan kryptozoid.
  • Kryptozoid akan masuk ke dalam sistem peredaran darah manusia baik secara cepat maupun lambat dan akan mengineksi eritrosit atau sel darah merah.
  • Setelah berada di dalam sel darah merah, kryptosoi yang awalnya berbentuk cintin akan berubah bentuknya menjadi Amoeboid.
  • Dalam fase Amoeboid inilah nantinya akan tumbuh Schizont yang akan membelah diri membentuk merozoid.
  • Ketika sel darah mengandung merozoid ini pecah, maka merozoid akan menyebar di dalam tubuh. Setelah itu, orang yang terinfeksi akan mengalami demam.
  • Merozoid juga akan menginfeksi sel darah merah yang lainnya. dan siklus ini akan terjadi berulang kali sama seperti semula.
  • Ketika mengalami pengulangan siklus, beberapa Merozoid yang sudah masuk ke dalam sel darah merah tidak akan lagi mengalami fase Schizagoni. Meskipun demikian, beberapa di antaranya akan berubah dan mempersiapkan sel kelamin jantan maupun betina yakni mikrogametosit atau makrogrametosit.
  • Ketika makrogrametosit ini berubah menjadi makrogamet di dalam tubuh nyamuk, maka akan berbentuk telur atau ovum. Akan tetapi, mikrogrametosit yang ada di dalam tubuh nyamuk akan berubah menjadi mikrogamet yang berupa spermatozoid ketika telah melakukan pembelahan inti yang nantinya akan melakukan pembelahan sitoplasma juga.
  • Spermatozoid tersebut akan melakukan pembuahan pada ovum dan akan membentuk zygot.
  • Zigot akan berubah bentuknya menjadi ookinet dan juga ookinet dengan menerobos dinding perut nyamuk yang mana nantinya akan membesar dan berbentuk bulan. Yang kemudian akan dibungkus oleh dinding perut nyamuk menjadi Oocyst yakni beberapa benjolan yang terdapat pada dinding nyamuk.
  • Sel yang ada di dalam Oocyst akan membelah diri menjadi Sporozoid.
  • Apabila Oocyst ini membelah diri menjadi 2, maka tubuhnya akan pecah. Kemudian Sporozoid akan pecah dan menyebar ke seluruh bagian tubuh nyamuk.
  • Nyamuk yang mengandung sporozoid di dalam kelenjar ludahnya akan siap menginfeksi manusia. Hal tersebut akan terjadi berulang – ulang secara terus menerus.

Klasifikasi Sporozoa

Sporozoa terbagi dalam tiga kelas dengan sifat yang berbeda – beda antara genus yang satu dengan lainnya. Perbedaan antara ketiganya antara lain sebagai berikut :

  • Genus Sporozoa dari Plasmodium ada yang dapat tinggal di dalam sel darah merah atau eritrosit dan juga membutuhkan vektor biologis.
  • Genus Sporozoa dari Genus Isospora dan Eimerie biasnaya hidup di dalam intestinal atau pencernaan dan tidak membutuhkan vektor biologis.
  • Parasit pada Genus Toxoplasma dapat hidup dalam sel endotel, cairan dan sel jaringan dan dalam tubuh, sertaleukosit mononekleus. Namun, belum diketahui mengenai vektor biologisnya.

Parasit ini sendiri merupakan Sporozoa yang dapat berkembang biak secara skizogoni dan juga sporogoni dengan cara bergiliran. Keduanya dapat terjadi sekaligus di dalam satu hospes yang sama dengan subkelas Coccidia.

Subkelas Telesporidia

Subkelas ini terbagi menjadi 3 ordo antara lain :

  • Ordo Hoemosporidia yang contohnya adalah Plasmodium yang bisa hidup dalam darah dan jaringan parenkim baik pada burung maupun manusia.
  • Ordo Gregarinida seperti Gregarina yang merupakan parasit yang hidup di dalam kencing cacing tanah.
  • Ordo Coccidia yang hidup di dalam sel epitel hewan vertebrata seperti Myriaphoda dan juga pada hewan invertebrata.

Subkelas Acnidosporidia

Yang termasuk ke dalam subkelas ini antara lain :

  • Ordo Haplosporidia
  • Ordo Sarcosporidia

Subkelas Cnidosporidia

Beberapa ordo yang termasuk dalam subkelas ini antara lain :

  • Ordo Myxosporidia (Sphaeromyxa)
  • Ordo Actinomyxidia (Triactinomyxon)
  • Ordo Microsporidia (Nosamabombycis)
  • Ordo Helicosporidia (Heliosporidium)

Contoh Sporozoa

Meskipun sebagian besar Sporozoa memiliki dampak yang buruk bagi hewan maupun manusia, namun tetap ada beberapa spesies yang memberi dampak baik. Berikut adalah beberapa contoh Sporozoa antara lain :

  • Babesia bigemina adalah Sporozoa yang dapat menyebabkan demam Texas.
  • Theileria parva adalah spesies yang biasanya terjadi di Afrika dan menyebabkan demam Pantai.
  • Toxoplasma gondii adalah satu spesies Sporozoa yang menyebabkan Toxoplasmosis dengan beberapa penyakit seperti meningisit, hepatitis, dan juga infeksi pada janin. Spesies ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui alur makanan pada bahan makanan yang tercemar yang bisa berasal dari kotoran kucing maupun burung. Pada ibu hamil, Toxoplasma gondii dapat berbahaya bagi janin hingga menyebabkan cacat mental, kebutaan, dan juga pembengkakan pada hati.
  • Plasmodium vivax merupakan spesies yang menjadi penyebabkan malaria tertiana dengan masa pembentukan spora setiap 2 hari.
  • Plasmodium ovale adalah spesies yang dapat menyebabkan malaria quartana dengan masa pembentukan telur mencapai 3 hari.
  • Plasmodium falciparum menyebabkan penyakit malaria tropikana dengan masa spolurasi hanya satu hari.

The post Sporozoa: Pengertian, Ciri, Morfologi, Klasifikasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>