pendapat ahli - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/pendapat-ahli Wed, 01 Feb 2023 02:44:38 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico pendapat ahli - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/pendapat-ahli 32 32 5 Teori Pertukaran Sosial Menurut Para Ahli https://haloedukasi.com/teori-pertukaran-sosial-menurut-para-ahli Wed, 01 Feb 2023 02:44:33 +0000 https://haloedukasi.com/?p=41135 Pertukaran sosial adalah proses dimana individu saling berinteraksi dan menukar sumbangan dalam hubungan sosial. Teori pertukaran sosial mempelajari bagaimana individu membuat keputusan dalam hubungan sosial dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi perilaku mereka. Sementara teori pertukaran sosial adalah aliran teori sosiologi yang mempelajari bagaimana individu berinteraksi dan bertukar sumbangan dalam hubungan sosial. Teori Pertukaran Sosial Berikut […]

The post 5 Teori Pertukaran Sosial Menurut Para Ahli appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pertukaran sosial adalah proses dimana individu saling berinteraksi dan menukar sumbangan dalam hubungan sosial.

Teori pertukaran sosial mempelajari bagaimana individu membuat keputusan dalam hubungan sosial dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi perilaku mereka.

Sementara teori pertukaran sosial adalah aliran teori sosiologi yang mempelajari bagaimana individu berinteraksi dan bertukar sumbangan dalam hubungan sosial.

Teori Pertukaran Sosial

Berikut adalah beberapa teori pertukaran sosial yang dikembangkan oleh para ahli:

  • Teori Pertukaran Sosial George Homans

Teori Pertukaran Sosial George Homans memandang hubungan sosial sebagai pertukaran dorongan. Menurut Homans, individu memperlakukan orang lain berdasarkan manfaat yang diharapkan dapat diterima dalam pertukaran dorongan.

Homans memperluas teori pertukaran sosial dengan menekankan pada peran perilaku individu dalam mempengaruhi bagaimana individu membuat keputusan tentang bagaimana memperlakukan orang lain. Perilaku individu seperti kebutuhan, harapan, dan harapan diterima mempengaruhi bagaimana individu memperlakukan orang lain dan bagaimana orang lain memperlakukan mereka.

Homans juga memasukkan konsep hubungan jangka panjang dan hubungan jangka pendek dalam teorinya. Dalam hubungan jangka panjang, individu memperlakukan orang lain berdasarkan manfaat yang diharapkan dapat diterima dalam jangka waktu yang lama.

Sementara dalam hubungan jangka pendek, individu memperlakukan orang lain berdasarkan manfaat yang diharapkan dapat diterima dalam jangka waktu yang singkat.

  • Teori Pertukaran Sosial Peter Blau

Teori Pertukaran Sosial Peter Blau memandang hubungan sosial sebagai suatu pertukaran sumber daya. Menurut Blau, individu memperlakukan orang lain berdasarkan manfaat yang diharapkan dapat diterima dalam pertukaran sumber daya.

Blau memperluas teori pertukaran sosial dengan menekankan pada peran struktur sosial dalam mempengaruhi bagaimana individu membuat keputusan tentang bagaimana memperlakukan orang lain.

Struktur sosial seperti status sosial, hubungan keluarga, dan hubungan kerja mempengaruhi bagaimana individu memperlakukan orang lain dan bagaimana orang lain memperlakukan mereka.

  • Teori Pertukaran Sosial Richard Emerson

Richard Emerson mempelajari bagaimana individu membuat keputusan dalam hubungan sosial dengan mempertimbangkan keuntungan dan kerugian. Ia berpendapat bahwa pertukaran sosial membantu memperkuat hubungan sosial dan membuat individu merasa lebih puas.

  • Teori Pertukaran Sosial John Thibaut dan Harold Kelley

Teori Pertukaran Sosial John Thibaut dan Harold Kelley mengkaji bagaimana individu membuat keputusan tentang bagaimana memperlakukan orang lain berdasarkan apa yang diharapkan mereka dapatkan dalam pengembalian.

Teori ini berpendapat bahwa hubungan sosial dalam diri individu dibentuk melalui interaksi yang terus menerus dan dinamis, dimana setiap individu berusaha untuk memperoleh hasil yang optimal dalam pertukaran.

Konsep utama dalam teori ini adalah ekuitas, di mana individu membandingkan hasil yang diperoleh dalam pertukaran dengan hasil yang diterima oleh orang lain.

Jika individu merasa ekuitas tercapai, maka mereka akan terus menjaga hubungan tersebut. Namun, jika ekuitas tidak tercapai, maka individu dapat memutuskan untuk berubah atau mengakhiri hubungan tersebut.

  • Teori Pertukaran Sosial Gary Becker

Teori Pertukaran Sosial Gary Becker memandang hubungan sosial sebagai suatu bentuk pertukaran ekonomi. Menurut Becker, individu memperlakukan orang lain berdasarkan apa yang mereka harapkan dapat diterima dalam pengembalian.

Teori ini menekankan bahwa dalam hubungan sosial, individu memperlakukan orang lain sebagai sumber daya dan membuat keputusan tentang bagaimana memperlakukan orang lain berdasarkan manfaat yang diharapkan dapat diterima.

Becker memperluas konsep ekuitas dalam teori pertukaran sosial dengan memasukkan faktor seperti nilai sosial, hubungan emosional, dan norma sosial. Teorinya menekankan bahwa individu memperlakukan orang lain berdasarkan manfaat ekonomi, sosial, dan emosional yang diharapkan dapat diterima.

Teori pertukaran sosial membantu memahami bagaimana individu membuat keputusan dalam hubungan sosial dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi perilaku mereka.

Pertentangan Mengenai Teori Pertukaran Sosial

Teori pertukaran sosial adalah aliran teori sosiologi yang mempelajari bagaimana individu berinteraksi dan bertukar sumbangan dalam hubungan sosial.

Meskipun teori ini sangat populer dan banyak digunakan, ada beberapa pertentangan yang menyertai teori ini.

Berikut adalah beberapa perdebatan yang terkait dengan teori pertukaran sosial

  • Pertentangan Mengenai Fokus pada Individu

Beberapa kritik mengatakan bahwa teori ini terlalu fokus pada individu dan tidak memperhitungkan peran lingkungan sosial dan budaya dalam mempengaruhi interaksi sosial.

  • Keburukan pada Asumsi Racionalitas Individu

Beberapa kritik mengatakan bahwa asumsi bahwa individu berperilaku racional adalah terlalu idealis dan tidak selalu benar dalam kenyataan.

  • Pertentangan Mengenai Pertukaran yang Merugikan

Beberapa kritik mengatakan bahwa teori ini tidak memperhitungkan situasi di mana pertukaran sosial merugikan bagi salah satu pihak.

  • Pertentangan Mengenai Kemampuan Prediksi

Beberapa kritik mengatakan bahwa teori ini tidak memiliki kemampuan yang baik untuk memprediksi interaksi sosial dan perilaku individu.

Meskipun ada beberapa pertentangan yang terkait dengan teori pertukaran sosial, teori ini tetap populer dan banyak digunakan dalam studi sosiologi dan ilmu sosial lainnya.

Dengan memahami perdebatan ini, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai teori pertukaran sosial dan bagaimana hal tersebut diterima oleh para ahli.

The post 5 Teori Pertukaran Sosial Menurut Para Ahli appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
4 Tahap Perkembangan Kota Menurut Griffith Taylor https://haloedukasi.com/tahap-perkembangan-kota-menurut-griffith-taylor Wed, 28 Dec 2022 02:46:22 +0000 https://haloedukasi.com/?p=40433 Pada hakikatnya dalam proses perkembangan suatu wilayah dan perwilayahan sebuah kota sangat dipengaruhi oleh keberadaan transformasi struktural di dalam kehidupan masyarakat. Bahkan selama rentang tahun 1990 sampai tahun 2000 masyarakat sudah menyaksikan beberapa perubahan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah baru dari perkembangan kota. Misalnya saja, yaitu runtuhnya sistem politik dan ekonomi, kebijakan integrasi […]

The post 4 Tahap Perkembangan Kota Menurut Griffith Taylor appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pada hakikatnya dalam proses perkembangan suatu wilayah dan perwilayahan sebuah kota sangat dipengaruhi oleh keberadaan transformasi struktural di dalam kehidupan masyarakat. Bahkan selama rentang tahun 1990 sampai tahun 2000 masyarakat sudah menyaksikan beberapa perubahan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah baru dari perkembangan kota.

Misalnya saja, yaitu runtuhnya sistem politik dan ekonomi, kebijakan integrasi baru, globalisasi ekonomi, penurunan negara, migrasi massal, penghematan pemerintah, dan adanya sosial restrukturisasi.

Dalam ilmu perkotaan, sangat sulit untuk mengelompokkan kota karena terdapat berbagai faktor yang saling berhubungan, sehingga terkadang terdapat beberapa cara umum yang kerap digunakan untuk mengelompokkan kota-kota yang dianggap setara.

Akan tetapi, dalam proses tahapan perkembangan kota selain dikemukakan oleh Mumford juga dikemukakan oleh Griffith Taylor yang mengungkapkan pendapatnya mengenai 4 stadium perkembangan dari arti adanya sebuah kota. Untuk membedakan antara kota yang satu dengan yang lainnya, selain menamai kota tersebut juga perlu membuat sistem klasifikasi kota untuk mengelompokkan beberapa kota tersebut.

Perkembangan Sebuah Kota

Perkembangan kota yang juga dikenal dengan urban development merupakan suatu serangkaian perubahan menyeluruh yang menyangkut semua aspek perubahan di dalam masyarakat kota secara universal. Baik perubahan secara sosial ekonomi, sosial budaya, maupun perubahan fisik yang ada.

Atas dasar inilah, geografi perkotaan menurut Griffith Taylor, yang merupakan seorang ahli dari Inggris, senantiasa berkaitan untuk menghubungkan tahapan perkotaan. Melalui adanya analisis kompleks dari sebuah proses, pola, dan struktur sosial, ekonomi, budaya, dan politik perkotaan. Serta sebuah proses perencanaan kota yang membangun dan mempertahankan keunggulan komparatif secara lokal.

Tahap Perkembangan Kota Menurut Griffith Taylor

  • Stadium Infantile

Pada tahap perkembangan kota menurut Griffith Taylor ini stadium infantile dijelaskan jika pemukiman perkotaan yang ditandai dengan adanya keberadaan kawasan campuran tanpa sebuah batas pemisah antara wilayah domestik dan komersial maupun sebuah pemisah antara wilayah yang lebih kaya dan lebih miskin. Bangunan-bangunan cenderung mengalami persebaran yang tidak merata ke semua penjuru wilayah dalam kota.

Di dalam Stadium Infantile ini, tak terlihat batas yang jelas antara daerah pemukiman dan daerah perdagangan, sehingga dengan demikian pula antara daerah miskin dan kaya. Batas-batasnya sulit untuk digambarkan, perumahan para pemilik toko dan toko yang masih menjadi satu juga menjadi ciri-ciri dari stadium ini.

  • Stadium Juvenile

Pada tahapan ini, sudah mulai terdapat sebuah pemisahan antara areal yang digunakan untuk perdagangan dan permukiman dengan kawasan pertokoan yang mulai berkumpul di pusat wilayah. Permukiman dibangun di wilayah pinggiran kota, sedangkan pabrik industri mulai dibangun secara tersebar dimana-mana.

Di dalam Stadium Juvenile,  mulai terlihat bahwa kelompok perumahan tua sudah mulai terdesak dengan perumahan-perumahan yang baru. Selain itu, terdapat pula suatu pemisah antara daerah pertokoan dengan daerah perumahan warga kota.

  • Stadium Mature

Pada tahap perkembangan kota menurut Griffith Taylor selanjutnya ini mulai bermunculan daerah-daerah baru, misalnya seperti daerah industri, perdagangan, dan perumahan di mana daerah-daerah tersebut muncul yang sesuai dengan rencana tertentu. Terdapat zonasi perumahan pasti yang menjadi pemisah antara kawasan komersial dengan kawasan industri.

Kawasan pemukiman kelas atas terletak di pinggiran sebuah kota, sedangkan untuk kawasan pemukiman penduduk kelas bawah terletak dekat dengan pusat komersial yang baru dikembangkan. Pabrik-pabrik akan dibangun dekat dengan jalur kereta api dan di dalam stadium ini banyak ditemukan daerah-daerah baru yang mengikuti rencana tertentu.

  • Stadium Senile

Pada tahap perkembangan kota menurut Griffith Taylor yang terakhir ini, kota mulai mengalami kemunduran karena faktor ekonomi dan politik yang terlihat dari adanya beberapa wilayah kota yang mengalami kerusakan berat, contonya yaitu kota Detroit yang ditinggalkan karena bangkrut.

Stadium Senile merupakan sebuah stadium kemunduran kota yang terjadi karena di stadium ini tampak bahwa setiap zona telah terjadi penurunan dan kemunduran. Karena kurang adanya pemeliharaan kota yang umumnya dapat disebabkan faktor ekonomi dan politik yang berpengaruh terhadap perkembangan kota.

Faktor lain yang menjadi kemunduran kota, yaitu faktor penduduk dengan adanya jumlah pertambahan penduduk baik disebabkan oleh pertambahan secara alami, seperti kelahiran dan kematian maupun karena migrasi.

Faktor sosial-ekonomi dan faktor sosial-budaya juga menjadi faktor penyebabnya dengan adanya perubahan pola kehidupan dan tata cara masyarakat karena pengaruh luar dan dari perkembangan kegiatan usaha masyarakat. Tahap perkembangan kota tersebut terjadi di kota besar di negara berkembang dengan masalah yang muncul dari populasi yang terus bertambah. 

Berdasarkan Fungsi

Pembagian kota berdasarkan fungsinya untuk di Indonesia sendiri terdapat 3, yaitu Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), serta Pusat Kegiatan Lokal. Sedangkan secara global, terdapat 4 kategori khusus untuk tahap perkembangan kota berdasarkan fungsinya, yaitu kota administratif, hukum, ekonomi, dan kegiatan khusus.

Selain dua kategori diatas, terdapat pula fungsi kota sebagai global cities atau kota yang tidak hanya melayani daerah sekitarnya melainkan diharuskan untuk melayani seluruh dunia pada bidang tertentu dan menurut A.T Kearney Global Cities Index, global cities dibagi menjadi 5 kategori, yaitu:

  • Business Activity

Meliputi kegiatan bisnis, pasar modal, perdagangan, dan pusat kantor-kantor perusahaan besar dengan kota-kota yang menjadi leader dengan memiliki pengaruh ekonomi yang sangat besar terhadap perekonomian dunia. Kebijakan-kebijakan yang diambil atau karena seluruh transaksi dan kegiatan bisnis mengacu pada mereka sebagai best practice.

  • Human Capital

Meliputi sumber daya manusia, perbandingan masyarakat yang menempuh pendidikan tinggi, jumlah institusi tinggi pendidikan, dan jumlah siswa/mahasiswa internasional yang menempuh pendidikan di kota tersebut.

  • Information Exchange

Kota-kota yang menjadi global cities information exchange memiliki eksistensi tinggi pada media tukar informasi, seperti internet, televisi, atau media cetak dengan banyaknya firma yang bergerak pada bidang pertukaran informasi. Kota yang menjadi information exchange kerap memiliki jejak digital yang tinggi yang dapat dirasakan di seluruh dunia. 

  • Cultural Exchange

Kota budaya memiliki daya tarik tinggi dalam bidang kebudayaan, mulai dari arsitekturnya, museumnya, event-eventnya, hingga makannya yang kerap mengandalkan keragaman budaya untuk menarik turis asing yang ingin mempelajari lebih lanjut.

  • Political Engagement

Kota yang memiliki keunggulan di bidang politik memiliki dampak politik pada negaranya dan pada wilayah bahkan juga benuanya yang memiliki banyak organisasi-organisasi berdaya jangkau multinasional yang bermarkas.

The post 4 Tahap Perkembangan Kota Menurut Griffith Taylor appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
6 Tahapan Perkembangan Kota Menurut Lewis Mumford https://haloedukasi.com/tahapan-perkembangan-kota-menurut-lewis-mumford Wed, 21 Dec 2022 02:29:55 +0000 https://haloedukasi.com/?p=40262 Secara geografis, kota merupakan suatu tempat yang penduduknya padat, rumah berdekatan, dengan penduduknya bermata pencaharian yang beragam, tetapi bukan di bidang pertanian. Sebelum suatu wilayah dapat dikatakan sebagai wilayah kota, tentu mulanya merupakan wilayah yang bukan padat penduduk, belum modern, bekerja sebagai petani, dan tingkat perekonomian yang masih rendah. Untuk menjadi kota, suatu wilayah atau […]

The post 6 Tahapan Perkembangan Kota Menurut Lewis Mumford appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Secara geografis, kota merupakan suatu tempat yang penduduknya padat, rumah berdekatan, dengan penduduknya bermata pencaharian yang beragam, tetapi bukan di bidang pertanian. Sebelum suatu wilayah dapat dikatakan sebagai wilayah kota, tentu mulanya merupakan wilayah yang bukan padat penduduk, belum modern, bekerja sebagai petani, dan tingkat perekonomian yang masih rendah.

Untuk menjadi kota, suatu wilayah atau daerah tertentu pasti akan mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Perkembangan kota ini umumnya berlangsung secara bertahap. Mulai dari awal terbentuknya kota tersebut, dari mulanya pedesaan yang hanya sebuah kompleks pemukiman kecil hingga menjadi pemukiman yang padat dan daerah pusat (metropolitan).

Perkembangan kota adalah tahapan sebuah daerah yang mengalami perkembangan secara menyeluruh, yang menyangkut segala perubahan di dalam masyarakat kota baik perubahan sosial ekonomi, sosial budaya, ataupun perubahan fisik. Perkembangan kota juga meliputi meningkatnya kualitas dan sumber daya manusia yang mendiami wilayah tersebut, sehingga kota akan mengalami kemajuan secara menyeluruh.

Sebuah kota dapat dikatakan berkembang haruslah melalui beberapa tahapan seperti yang dikemukakan oleh sosiolog terkenal yakni Lewis Mumford.

Siapakah Lewis Mumford?

Lewis Mumford lahir pada 19 Oktober 1859 dan meninggal pada 26 Januari 1990. Ia adalah seorang sosiolog, sejarawan, kritikus arsitektur, dan perencanaan kota asal Amerika Serikat. Salah satu karya yang ia tulis mengenai kota dan arsitektur perkotaan adalah The City in History (1961), sebuah studi sejarah mengenai peran kota terhadap peradaban manusia.

Dalam bidang keahliannya analisa sebuah kota, Mumford menentukan beberapa tahapan dalam menentukan fase atau tahapan yang dialami oleh suatu wilayah. Mumford membagi perkembangan kota menjadi enam tahapan, berdasarkan aspek fisik (material) dan masyarakat yang menghuni wilayah kota tersebut.

Tahapan Perkembangan Kota Menurut Lewis Mumford

Ada enam indikator utama sebuah kota mengalami perkembangan menurut Lewis Mumford. Adapun enam tahapan perkembangan kota menurut Mumford yaitu:

  • Eopolis

Sebagai tahapan pertama, tahapan eopolis ialah istilah yang digunakan pada awal atau permulaan berkembangnya sebuah kota.

Tahapan eopolis ini ditandai dengan munculnya sebuah perkampungan kecil atau desa, di mana kehidupan dan aktivitas penduduknya masih bergantung pada sektor agraris seperti bidang pertanian, dan perkebunan.

Terkadang, ada pula kehidupan sebuah desa yang berorientasi pada sektor pertambangan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

  • Polis

Tahapan kedua perkembangan kota ialah polis. Sebuah desa dikatakan sudah dalam tahap polis apabila adanya sebuah pasar sebagai pusat perekonomian penduduk.

Di mana munculnya pasar ini akan mendorong terbentuknya sektor usaha kecil yang berpengaruh pada sumber daya manusia yang ada.

Pada tahap ini mulai muncul spesialisasi mata pencaharian dan mekanisasi di bidang pertanian. Dengan perkembangan sistem perekonomian dan mata pencaharian ini, menandakan bahwa kehidupan masyarakat desa lebih maju.

  • Metropolis

Metropolis merupakan tahapan ketiga penanda perkembangan puncak sebuah kota. Fase ini berarti struktur ruang kota yang sudah mulai tertata.

Pengaruh kota ini juga sudah mulai dirasakan oleh wilayah sekitarnya karena berfungsi sebagai ibukota negara atau wilayah kekuasaan, sehingga kota dianggap menjadi wilayah penyokong utama.

Sederhananya, kota dalam tahapan metropolis maksudnya kota dengan pusat pemukiman yang besar dan menyokong kota kecil di sekitarnya. Istilah metropolis merujuk ke sebuah mega kota yang berpenduduk (kota metropolitan).

Sebagai contoh, Kota Jakarta di Indonesia yang menjadi pusat pemerintahan dan padat penduduk sehingga wilayah sekitarnya mendapat pengaruh dari perkembangan kota ini. Dan pada fase inilah, sebuah kota mengalami puncak perkembangan kota sebagai pusat kehidupan di suatu negara. 

  • Megalopolis

Setelah sebuah kota mengalami tahapan puncak perkembangan, tahap megalopolis menjadi tahap pertama dari penurunan fungsi kota karena banyaknya masalah sosial dan lingkungan yang bermunculan.

Pada tahapan ini masyarakat hanya berfokus pada materi saja sehingga semua tindakan yang dilakukan oleh masyarakat hanya mementingkan dirinya yang mengakibatkan mulai lunturnya sistem tatanan sosial yang baik. Pada tahap ini pula, mulai munculnya birokrasi yang jahat dalam pemerintahan kota.

  • Tiranopolis

Serangkaian kehancuran sebuah kota setelah tahap megalopolis adalah tahap tiranopolis. Dimana tahapan ini ditandai dengan situasi perdagangan dan pasar pun mulai merosot anjlok.

Bukan hanya dalam perekonomian yang mulai bermasalah, sebuah kota dalam tahap tiranopolis juga menunjukkan memburuknya situasi politik, serta timbulnya kekacauan di seluruh wilayah kota.

Kekacauan ini timbul karena merosotnya nilai moral dan akhlak masyarakat yang mengacu pada meningkatnya angka kriminalitas tinggi. Jika sudah demikian, kondisi kota pun menjadi sulit dikendalikan serta kerusakan lingkungan tak dapat dihindari.

  • Necropolis

Tahapan perkembangan kota yang terakhir menurut Mumford, adalah Nekropolis. Tahapan nekropolis juga disebut dengan the city of dead, atau kematian sebuah kota.

Pada tahap ini, sebuah kota sudah mengalami kerusakan sepenuhnya karena beragam faktor, di antaranya akibat perang, bencana, kelaparan ataupun sistem tata kota yang mulai menurun. Karena banyaknya kekacauan yang timbul, masyarakat pada tahap ini mulai mengungsi dan memilih pergi meninggalkan kota untuk mencari kenyamanan di wilayah lain.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan kota yang dikemukakan oleh Lewis Mumford ditinjau dari aspek fisik dan sumber daya manusia yang tinggal di wilayah kota tersebut karena perkembangan kota pada dasarnya bukan hanya perkembangan desa menuju kota metropolitan dengan gedung-gedung tinggi.

Namun, perkembangan kota yang dimaksudkannya ialah perkembangan kota lebih baik dan maju dengan sumber daya manusia yang maju pula. Begitu pula dengan kehancuran sebuah kota, tergantung bagaimana masyarakat menjaga keberhasilan kota secara terus-menerus. 

Nah, inilah penjelasan tahapan perkembangan kota oleh Lewis Mumford, sosiolog dan pengamat perencanaan kota dari Amerika Serikat. Semoga membantu.

The post 6 Tahapan Perkembangan Kota Menurut Lewis Mumford appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
8 Klasifikasi Jenis Iklim Schmidt-Ferguson https://haloedukasi.com/jenis-iklim-schmidt-ferguson Wed, 07 Dec 2022 03:04:28 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39929 Iklim merupakan pola atau rata-rata keadaan cuaca dalam sebuah wilayah yang luas dan pada kurun waktu yang lama. Karena iklim memiliki rentang waktu yang lama serta meliputi wilayah yang luas maka iklim dapat dikategorikan dengan mudah. Ada beberapa faktor yang turut mempengaruhi iklim pada suatu wilayah, antara lain garis lintang, luas daratan, ketinggian, arus laut, […]

The post 8 Klasifikasi Jenis Iklim Schmidt-Ferguson appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Iklim merupakan pola atau rata-rata keadaan cuaca dalam sebuah wilayah yang luas dan pada kurun waktu yang lama. Karena iklim memiliki rentang waktu yang lama serta meliputi wilayah yang luas maka iklim dapat dikategorikan dengan mudah.

Ada beberapa faktor yang turut mempengaruhi iklim pada suatu wilayah, antara lain garis lintang, luas daratan, ketinggian, arus laut, luas daratan, lamanya musim, toptografi, vegetasi dan kondisi udara. Iklim di bumi diklasifikasikan menjadi 5 jenis, yaitu:

  • Iklim Matahari
  • Iklim Koppen
  • Iklim Schmidt-Ferguson
  • Iklim Oldeman
  • Iklim Junghun

Sebelum membahas tentang jenis iklim Schmidt-Ferguson, ada baiknya menilik pengertian jenis-jenis iklim yang lain terlebih dahulu.

1. Tipe Iklim Koppen

Jenis iklim Koppen ditemukan oleh Wladimir Koppen, seorang ahli klimatologi dari Jerman, di tahun 1900. Tipe iklim Koppen dikategorikan berdasarka curah hujan dan suhu udara pada suatu wilayah. Jenis iklim Koppen terbagi menjadi 5 tipe, yaitu:

  • Iklim tipe A atau tropis, tipe ini terbagi tiga yaitu hutan hujan tropis (Af), Muson tropis (Am) dan Sabana Tropis (Aw).
  • Iklim tipe B atau kering, terbagi menjadi 2 yaitu iklim gurun (Bw) dan Stepa (Bs)
  • Iklim tipe C atau iklim sedang hangat yang terbagi menjadi 3, yaitu musim panas kering (Cs), musim dingin kering (Cw) dan tidak memiliki musim kering (Cf).
  • Iklim tipe D atau iklim salju, terbagi menjadi 2 yaitu musim dingin kering-hujan bersalju (Dw) dan hujan bersalju basah sepanjang tahun (Df).
  • Iklim tipe E atau iklim kutub, terbagi menjadi 2 yaitu salju abadi (Ef) dan tundra (Et).

2. Iklim Matahari

Iklim matahari diklasifikasikan berdasarkan panas matahari yang mencapai permukaan bumi. Iklim matahari terbagi menjadi 4 bagian, yaitu iklim tropis, iklim subtropis, iklim sedang dan iklim dingin.

3. Iklim Junghuhn

Sedangkan Iklim Junghun mengklasifikasikan iklim berdasarkan pada vegetasi dan ketinggian sebuah wilayah. Klasifikasi Junghun terbagi menjadi 4 iklim yaitu iklim tropis atau panas, iklim daerah sedang, iklim daerah sejuk dan iklim daerah dingin.

4. Iklim Oldeman

Klasifikasi Oldeman mendasarkan klasifikasi iklim dari curah hujan yang terjadi di dalam suatu wilayah. Iklim Oldeman ini sebenarnya mirip dengan Schmidt-Ferguson, namun perbedaannya ada pada kriteria bulan basahnya.

Iklim Menurut Schmidt-Ferguson

Iklim Schmidt-Ferguson ditemukan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Schmidt dan Ferguson di tahun 1950. Iklim Schmidt-Ferguson diklasifikasikan menurut rata-rata bulan basah serta bulan kering si tiap tahunnya.

Bulan basah mempunyai curah hujan di atas 100mm dalam satu bulan dan bulan kering mempunyai curah hujan kurang dari 60mm dalam satu bulan. Iklim ini juga disebut Q model, atau diklasifikasikan berdasarkan perbandingan jumlah rata-rata bulan kering dengan jumlah rata-rata bulan basah.

Iklim Schimdt-Ferguson ini adalah tipe iklim yang menggunakan siklus data pada curah hujan yang terdapat pada suatu wilayah dan dapat mengkriteriakan bulan sebagai bulan lembab, bulan basah dan bulan kering.

Ada negara yang di wilayahnya mempunyai variasi iklim yang bermacam-macam, hal ini membuat negara tersebut dapat mengembangkan sendiri klasifikasi iklim yang mereka miliki. Indonesia adalah salah satu negara yang menggunakan klasifikasi iklim milik Schmidt-Ferguson.

Schmidt dan Ferguson sebenarnya hanya menyempurnakan sistem Mohr yang sudah mengklasifikasikan iklim wilayah tropis sebelumnya. Klasifikasi iklim milik Schmidt dan Ferguson ini diangggap paling sesuai dengan kondisi Indonesia, klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson biasanya digunakan oleh negara yang memiliki 2 musim, yaitu musim kering dan musim hujan.

Iklim Schmidt-Ferguson mengkategorikan bulan sepanjang tahun di wilayah dua musim menjadi Bulan Kering (BK), Bulan Basah (BB) dan Bulan Lembab (BL), berikut penjelasannya:

  • Bulan Kering (BK), adalah bulan di mana curah hujan pada wilayah yang luas kurang dari 60 mm per bulan.
  • Bulan Basah (BB), yaitu bulan di mana curah hujan lebih dari 100 mm per bulan.
  • Bulan Lembab (BL), adalah bulan di mana curah hujan mencapai antara 60-100 mm per bulan.

Kategori bulan yang dikemukakan berdasarkan penelitian Schmidt dan Ferguson tersebut kemudian untuk menghitungnya, caranya dengan menentukan kategori bulan, lalu dijumlahkan rata-rata bulan kering dan rata-rata bulan basah untuk mengetahui iklim di wilayah tersebut.

Klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson disebut juga “model Q”, model Q didapatkan dari perhitungan jumlah rata-rata bulan kering dibagi dengan bulan basah. Perhitungan jumlah rata-rata bulan kering dan bulan basah dilakukan pada suatu periode, misalnya dalam 1 tahun, 20 tahun dan seterusnya.

Sangat sedikit negara yang menerapkan klasifikasi iklim milik Schmidt-Ferguson, mungkin hanya di sebagian Asia Tenggara seperti Indonesia dan wilayah di Afrika.

Berikut ini adalah kelompok iklim yang dikemukakan oleh Schimidt dan Ferguson, dikelompokkan menjadi 8 tipe iklim dan ditentukan dari nilai Q:

1. Tipe Iklim A

Adalah daerah dengan keadaan iklim yang sangat basah dan vegetasi berupa hujan hujan tropis, memiliki nilai Q kurang dari 14,3% (nilai Q<14,3)

2. Tipe Iklim B

Iklim tipe B memiliki keadaan yang basah dan wilayahnya merupakan hutan tropis, memiliki nilai Q antara 14,3% hingga 33,3% (nilai Q 14,3-33,3).

3. Tipe Iklim C

Kelompok tipe iklim C keadaan iklimnya basah dan vegetasinya adalah hutan rimba, memiliki nilai Q mulai 33,3% hingga 60,0% (nilai Q 33,3-60,0).

4. Tipe Iklim D

Tipe ke empat adalah iklim D yang berada di wilayah dengan iklim sedang dengan vegetasi hutan musim. Tipe ini memiliki nilai Q antara 60,0% hingga 100,0% (nilai Q 60,0-100,0).

5. Tipe Iklim E

Tipe iklim E berada di daerah yang kondisi daerahnya kering dengan vegetasi padang rumput. Tipe iklim E memiliki nilai Q antara 100,0% hingga 167,0% (nilai Q 100,0-167,0).

6. Tipe Iklim F

Tipe iklim F berada di wilayah yang iklimnya sama dengan Tipe E yaitu kering, vegetasi yang tedapat di dalam wilayah tersebut adalah sabana. Memiliki nilai Q 167,0% hingga 300,0% (nilai Q 167,0-300,0).

7. Tipe Iklim G

Tipe iklim G berada di wilayah yang kondisinya sangat kering dan memiliki vegetasi berupa hutan sabana. Tipe iklim G ini memiliki nilai Q antara 300,0% hingga 700,0% (niali Q 300,0-700,0).

8. Tipe Iklim H

Tipe iklim H adalah wilayah yang kondisi iklimnya sangat kering, sehingga vegetasi yang berada di tipe iklim ini adalah pada ilalang atau sabana. Tipe iklim H memiliki nilai Q di atas 700% atau Q>700,0.

Cara Menentukan Tipe Iklim Schmidt-Ferguson

  • Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan tipe curah hujan yang mendasarkan pada Q
  • Nilai Q ditentukan dengan rumus : Banyaknya bulan basah x 100%
  • Menentukan kriteria bulan kering dan bulan basah menggunakan klasifikasi menurut Mohr (Bulan basah curah hujan >100mm dan bulan kering <60mm.

The post 8 Klasifikasi Jenis Iklim Schmidt-Ferguson appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
4 Tipe Tindakan Sosial Menurut Max Weber dan Ciri-cirinya https://haloedukasi.com/tipe-tindakan-sosial-menurut-max-weber Wed, 09 Nov 2022 02:33:14 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39550 Tindakan Sosial Menurut Max Weber Seorang sosiolog dari Jerman yang bernama Max Weber menjelaskan, tindakan sosial merupakan bentuk dari perilaku, efek serta konsekuensi tindakan manusia dan pengaruhnya terhadap orang lain yang menyebabkan terjadinya gerakan sosial, di mana tidak ada lagi perilaku yang terisolasi, tetapi bagian dari keseluruhan. Yang dimaksud keseluruhan ini adalah masyarakat. Weber menambahkan, […]

The post 4 Tipe Tindakan Sosial Menurut Max Weber dan Ciri-cirinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tindakan Sosial Menurut Max Weber

Seorang sosiolog dari Jerman yang bernama Max Weber menjelaskan, tindakan sosial merupakan bentuk dari perilaku, efek serta konsekuensi tindakan manusia dan pengaruhnya terhadap orang lain yang menyebabkan terjadinya gerakan sosial, di mana tidak ada lagi perilaku yang terisolasi, tetapi bagian dari keseluruhan. Yang dimaksud keseluruhan ini adalah masyarakat.

Weber menambahkan, manusia menyesuaikan tindakan mereka sesuai dengan konteks sosial dan bagaimana tindakan ini mempengaruhi perilaku orang lain. Tindakan sosial dapat memicu sarana dan tujuan bagi pelaku sosial dan interaksi sosial yang ingin mencapai sesuatu yang diinginkan.

Teori tindakan sosial, lebih dari sekadar posisi fungsionalis struktural, menerima dan berasumsi bahwa pada dasarnya manusia membedakan setiap dari tindakan yang dilakukan disesuaikan pada konteks sosial dan bagaimana tindakan tersebut dapat mempengaruhi orang lain.

Dalam memahami makna tindakan seseorang, Max Weber memperkenalkan konsep pendekatan yang dinamakan verstehen. Ia berasumsi setiap manusia dalam bertindak tidak hanya sekedar melaksanakannya saja, tetapi juga berpikir untuk menempatkan diri dalam lingkungan dan perilaku orang lain.

Empat Jenis Tindakan Sosial Menurut Max Weber

Weber secara khusus mengklasifikasikan tindakan sosial yang memiliki arti arti subjektif tersebut kedalam empat tipe. Tujuan Weber mengklasifikasikan tipe sosial menjadi empat adalah untuk mengukur dan memahami seberapa rasional sebuah tindakan sosial.

Tindakan Tradisional

Dalam tindakan sosial tradisional, setiap orang memiliki perilaku atau kebiasaan yang berasal dari nenek moyang. mereka bersikap demikian karena sadar akan hal itu.

Contoh dari kasus ini adalah, jika seseorang makan dengan tangan kosong dan seseorang bertanya mengapa Anda tidak makan dengan sendok, ia akan menjawab “dari dahulu kami makan dengan tangan kosong makanya saya juga makan seperti itu.

Oleh karena itu, tindakan sosial semacam itu akan masuk dalam kategori aksi sosial tradisional.

Tindakan Afektif

Tipe tindakan sosial ini lebih didominasi oleh perasaan atau emosi tanpa refleksi intelektual atau perencanaan. Tindakan sosial afektif bersifat spontan, tidak rasional, dan merupakan ekspresi emosional dari individu.

Contoh dari kasus ini adalah, ada seorang pemain sepak bola marah selama pertandingan, lalu pada saat emosi dia memukul pemain tim lawan. Ia tahu bahwa tindakan tersebut akan melemahkan posisi timnya dan dapat mempengaruhi karirnya juga, meskipun dia tahu konsekuensinya ia tetap memukul pemain tersebut. Hal tersebut itulah yang dinamakan tindakan sosial afektif.

Tindakan Rasional Nilai

Tindakan rasional nilai memiliki sifat bahwa setiap tindakan yang ada hanya merupakan pertimbangan dan perhitungan yang sadar, sementara tujuan tujuan dari apa yang dilakukan sudah ada di dalam hubungan dengan nilai nilai individu yang bersifat absolut.

Dalam tindakan rasional nilai, tujuan dan sarana untuk mencapai tujuan diturunkan dan ditentukan oleh nilai-nilai. Jenis tindakan sosial ini juga dianggap rasional, namun rasionalitas tindakan itu dibenarkan oleh pelaku dari apa yang ia yakini.

Contoh dari kasus ini adalah, seseorang yang memiliki pekerjaan atau profesi, seperti polisi, tentara, anggota penyelamat dan sebagainya memiliki tujuan dan sarana untuk mencapai tujuan dari apa yang dikerjakannya itu.

Polisi memiliki tujuan yaitu mengamankan ketertiban masyarakat, oleh karena itu mereka dilengkapi sarana dan pengetahuan akan keamanan masyarakat. Tentara juga demikian, mereka ditugaskan untuk mengamankan negara dari ancaman apapun, mereka dilengkapi dengan senjata canggih agar siapapun tidak macam macam dengan negara yang mereka lindungi.

Sedangkan anggota penyelamat memiliki tujuan untuk menyelamatkan orang orang dari bahaya. Mereka dilengkapi dengan sarana dan pengetahuan bagaimana bertahan dari kondisi ekstrem dan peralatan penyelamatan yang baik agar tugas yang mereka jalani dapat berjalan dengan baik.

Tindakan Rasionalitas Instrumental (Zwerk Rational)

Tindakan ini merupakan suatu perilaku sosial yang dilakukan seseorang didasarkan atas pertimbangan dan pilihan sadar yang dimiliki dan berhubungan dengan tujuan tindakan yang dilakukan dan ketersediaan sarana yang dipergunakan untuk mencapainya.

Singkatnya, tipe tindakan sosial ini berorientasi pada tujuan dan motif tujuan yang berasal dari keinginan si pelaku sosial. Dalam tindakan sosial ini, setiap individu harus menetapkan tujuan yang mereka inginkan dan harus ada sarana yang digunakan untuk mencapai setiap tindakan yang diinginkan. Selain itu, tujuan dan sarana harus rasional atau dapat dibenarkan.

Contoh dari kasus ini adalah, ada orang yang menginginkan nilai tertinggi di kelas, untuk mencapai tujuan itu, ia harus bekerja keras dan memberikan lebih banyak waktu untuk belajar dan tidak membiarkan emosinya menghalangi pencapaian tujuannya.

Jika dia tidak memberikan waktu untuk belajar dan tidak memiliki keinginan untuk mendapat nilai tinggi di kelas, maka tujuan dan cara pencapaiannya dianggap tidak rasional atau tidak realistis.

Ciri-Ciri Tindakan Sosial Menurut Max Weber

Menurut Weber, tindakan sosial memiliki beberapa ciri ciri, yang disebutkan sebagai berikut.

  • Tindakan sosial dapat dipengaruhi oleh tindakan masa lalu, sekarang atau masa depan.
  • Tindakan sosial mengandaikan keberadaan individu lain dan beberapa tindakan yang lainnya.
  • Adanya makna subjektif.
  • Berorientasi pada proses.

Fokus Weber pada orientasi timbal balik pelaku sosial adalah pada motif tindakan mereka yang “dapat dipahami” bertujuan dalam pertimbangan metodologis, yang menjelaskan banyak kekhasan pendekatannya.

Selain itu, tindakan sosial mengandaikan keberadaan individu lain dan beberapa tindakan olehnya. Ini berarti tidak ada aksi sosial yang berdiri sendiri.

Oleh karena itu tindakan sosial dimungkinkan jika ada manusia lain yang tindakan atau perilakunya mendorong individu yang memberi untuk bertindak dengan cara tertentu.

The post 4 Tipe Tindakan Sosial Menurut Max Weber dan Ciri-cirinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
12 Pengertian Struktur Sosial Menurut Para Ahli https://haloedukasi.com/pengertian-struktur-sosial-menurut-para-ahli Tue, 25 Oct 2022 06:43:38 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39243 Berbicara tentang struktur sosial, tentu tidak lepas dari tatanan atau susunan yang ada dalam kehidupan masyarakat. Dalam buku Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat (2007), struktur berasal dari kata structum (bahasa latin) yang artinya menyusun. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), struktur sosial adalah konsep perumusan asas hubungan antar individu dalam kehidupan masyarakat. Konsep tersebut […]

The post 12 Pengertian Struktur Sosial Menurut Para Ahli appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Berbicara tentang struktur sosial, tentu tidak lepas dari tatanan atau susunan yang ada dalam kehidupan masyarakat. Dalam buku Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat (2007), struktur berasal dari kata structum (bahasa latin) yang artinya menyusun.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), struktur sosial adalah konsep perumusan asas hubungan antar individu dalam kehidupan masyarakat. Konsep tersebut menjadi pedoman bagi setiap individu saat bertingkah laku sehari-hari.

Itu artinya, struktur sosial juga berkaitan dengan bagian atau unsur dalam masyarakat yang diatur menjadi satu agar membentuk kesatuan yang sistematik. Dalam kehidupan manusia, struktur sosial memiliki ciri-ciri tertentu yang dapat ditandai dengan sejumlah hal. Beberapa ciri-ciri struktur sosial antara lain sebagai berikut:

  • Bersifat abstrak
  • Dinamis dan selalu berkembang
  • Mencakup hubungan sosial antar individu
  • Terdapat dimensi vertikal dan horizontal
  • Membentuk suatu kelompok

Selain ciri-ciri, struktur sosial juga mempunyai fungsi yang dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Beberapa fungsi dari struktur sosial yakni sebagai berikut:

  • Sebagai pengawas sosial
  • Sebagai penanda atau karakteristik kelompok masyarakat
  • Sebagai instrumen untuk menata kehidupan secara menyeluruh
  • Sebagai pembelajaran bagi individu terkait struktur yang ada dalam kehidupan masyarakat

Struktur sosial dibentuk agar tugas dan tanggung jawab setiap individu dalam kehidupan masyarakat dapat digambarkan lebih jelas. Dengan struktur sosial, kedudukan serta peran setiap individu bisa berjalan seirama untuk mencapai tujuan dan cita-cita bersama.

Pengertian Struktur Sosial Menurut Para Ahli

Dalam perkembangannya, struktur sosial memiliki definisi yang berbeda-beda sesuai kondisi masyarakat yang ada. Terdapat sejumlah ahli yang memberikan perumusan berbeda terkait struktur sosial. Berikut pengertian struktur sosial menurut para ahli.

Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi (2005)

Kedua tokoh sosiolog ini mendefinisikan struktur sosial sebagai keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok, yakni kaidah-kaidah sosial (norma-norma sosial), lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial, serta lapisan-lapisan sosial.

Soerjono Soekanto (2005)

Tidak berbeda jauh dari Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, Soekanto mengartikan struktur sosial sebagai jaringan dari unsur-unsur sosial pokok yang meliputi:

  • Kelompok sosial
  • Kebudayaan
  • Lembaga sosial
  • Stratifikasi sosial
  • Kekuasaan dan wewenang

Selain itu, struktur sosial menurut Soekanto adalah hubungan timbal balik antar posisi dan peranan sosial yang dimiliki masing-masing individu atau kelompok.

Koentjaraningrat

Koentjaraningrat mengartikan struktur sosial sebagai suatu kerangka yang dapat menjelaskan kaitan berbagai macam unsur dalam masyarakat.

Abdul Syani (2005)

Menurut Abdul Syani, struktur sosial merupakan suatu tatanan sosial yang ada di dalam kehidupan masyarakat yang berupa jaringan dari unsur sosial yang pokok. Di dalamnya terdapat hubungan timbal balik antara status dan peranannya serta batas-batas perangkat unsur sosial. Hubungan ini juga memperlihatkan keteraturan perilaku untuk membentuk suatu masyarakat.

D. Hendropuspito (1999)

Hendropuspito mengartikan struktur sosial sebagai skema penempatan nilai-nilai sosio-budaya dan organ-organ masyarakat pada posisi yang dianggap sesuai.

Skema tersebut terbentuk demi berjalannya fungsi organisme masyarakat sebagai suatu keseluruhan serta kepentingan masing-masing bagian untuk waktu yang relatif lama.

Firth dalam Basrowi (2005)

Struktur sosial menurut Firth dianggap sama dengan organisasi sosial. Struktur sosial dinilai mengacu pada hubungan sosial yang fundamental serta memberi bentuk dasar pada masyarakat. Selain itu, struktur sosial dinilai memberi batas pada aksi-aksi yang mungkin dilakukan secara organisatoris.

George Simmel

Simmel mendefinisikan struktur sosial sebagai kumpulan individu beserta pola perilakunya.

George C. Homans

Sama halnya dengan Simmel, Homans mengartikan struktur sosial sebagai suatu hal yang memiliki hubungan erat dengan perilaku sosial dasar individu dalam kehidupan sehari-hari.

William Kornblum

Menurut Kornblum, struktur sosial adalah susunan yang dapat terjadi karena adanya pengulangan pola perilaku individu.

E. R. Lanch

Struktur sosial menurut E. R. Lanch adalah cita-cita tentang distribusi kekuasaan di antara individu dan kelompok sosial.

James H. Henslin

Menurut Henslin, struktur sosial merupakan pola khas sebuah kelompok seperti hubungan antar individu, individu dengan kelompok, dan antar kelompok.

Henslin juga menjelaskan beberapa unsur-unsur pembentuk struktur sosial antara lain sebagai berikut:

  • Kelompok Sosial

Kelompok sosial adalah satu kesatuan yang terdiri atas beberapa orang. Setiap kelompok sosial pasti memiliki sudut pandangnya masing-masing dengan tujuan mempertahankan kesatuan anggotanya. Tentu saja terdapat pola perilaku yang disepakati bersama agar kelompok dapat berdiri utuh.

  • Lembaga Sosial

Lembaga sosial merupakan sekumpulan norma dan aturan untuk menjaga pola perilaku masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

  • Kaidah atau Norma Sosial

Kaidah atau norma sosial adalah pedoman yang dipakai oleh masyarakat dalam berperilaku di lingkungan sekitarnya.

  • Stratifikasi Sosial

Pengertian stratifikasi sosial adalah pengelompokan masyarakat yang dilakukan secara bertingkat. Sistem stratifikasi sosial juga berkaitan dengan pembentukan status dan kelas sosial masyarakat.

Biasanya, kelas sosial digolongkan berdasar kriteria tertentu, seperti ekonomi, politik, pendidikan, serta keturunan. Sementara status sosial adalah posisi yang diduduki seseorang dalam suatu kelompok bersamaan dengan hak dan kewajibannya.

Talcott Parsons

Menurut Parsons, struktur sosial adalah aspek yang relatif lebih statis daripada aspek fungsional dalam suatu sistem sosial.

The post 12 Pengertian Struktur Sosial Menurut Para Ahli appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
6 Susunan Realitas Sosial Menurut Soerjono Soekanto yang Perlu Diketahui https://haloedukasi.com/susunan-realitas-sosial-menurut-soerjono-soekanto Wed, 12 Oct 2022 08:50:04 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39061 Realitas sosial dapat dimaknai sebagai kejadian sosial yang ada dan terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. Contohnya, terdapat kelompok masyarakat yang masih hidup di bawah garis kemiskinan, tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, dan sulit memperoleh akses kesehatan serta pendidikan yang berkualitas baik. Salah satu tokoh sosiologi Emile Durkheim, berpendapat bahwa realitas sosial merupakan fakta sosial, yang […]

The post 6 Susunan Realitas Sosial Menurut Soerjono Soekanto yang Perlu Diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Realitas sosial dapat dimaknai sebagai kejadian sosial yang ada dan terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. Contohnya, terdapat kelompok masyarakat yang masih hidup di bawah garis kemiskinan, tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, dan sulit memperoleh akses kesehatan serta pendidikan yang berkualitas baik.

Salah satu tokoh sosiologi Emile Durkheim, berpendapat bahwa realitas sosial merupakan fakta sosial, yang artinya yaitu berbagai cara dalam bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berasal dari suatu pengaruh yang begitu kuat dari luar diri individu. Selain itu, fakta sosial bersifat memaksa dan bisa mengontrol individu, serta tidak berdasarkan kemauan pribadi individu.

Menurut Soerjono Soekanto, terdapat enam susunan realitas sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Penjelasannya adalah sebagai berikut.

1. Interaksi Sosial

Setiadi dan Kolip memiliki definisi bahwa interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis, baik antarindividu, individu dengan kelompok, maupun antarkelompok. Interaksi sosial dilakukan secara timbal balik (ada aksi dan reaksi) yang digambarkan dalam bentuk tindakan / perilaku.

Soerjono Soekanto menyatakan bahwa suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terwujud jika tidak memenuhi dua syarat, yaitu pertama adanya kontak sosial dan kedua adanya komunikasi.

Kontak sosial dapat terjadi apabila terdapat dua individu atau lebih yang saling berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Sementara itu, komunikasi terjadi jika individu memberikan penjelasan pada perilaku orang lain yang disampaikan dalam bentuk pembicaraan, gerakan dan perasaan yang akan disampaikan.

Adapun contoh interaksi sosial yaitu;

  • Yasmin sedang menanyakan kabar Ayra yang sedang menempuh pendidikan di luar luar negeri melalui aplikasi video call.
  • Dian dan Shahnaz saling melambaikan tangan ketika akan pulang ke rumah masing-masing.
  • Tim olimpiade sosiologi SMA Diponegoro bertanding dengan tim olimpiade SMA Soedirman di babak final.
  • Zahra belajar memasak rendang dengan Ibu di dapur.
  • Kemal meminta bantuan kakak laki-lakinya dalam mengerjakan tugas sekolah.

2. Kebudayaan

Menurut Bapak antropologi Indonesia yakni Koentjaraningrat, kebudayaan merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia.

Secara sosiologis, kebudayaan dimaknai sebagai hasil interaksi antaranggota masyarakat yang sifatnya turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya yang dipelajari melalui proses sosialisasi.

Kebudayaan terkadang cenderung bersifat represif atau memaksa sehingga memiliki sanksi-sanksi yang tegas. Hal ini dikarenakan kebudayaan memiliki berbagai peranan dan kepentingan, salah satunya yaitu untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang tertib.

Contoh kebudayaan dalam sosiologi yaitu bahasa daerah, adat istiadat dalam pernikahan, dan kebiasaan masyarakat pedesaan pada bulan ramadan.

3. Nilai dan Norma Sosial

Nilai sosial diartikan sebagai hasil dari proses interaksi yang terbentuk karena adanya berbagai kebutuhan dari setiap individu dalam masyarakat. Nilai sosial juga bersifat abstrak, maksudnya nilai sosial tidak dapat dilihat atau diraba melainkan dapat dirasakan sebagai suatu aspek yang penting dan berguna bagi anggota masyarakat.

Nilai sosial memiliki beberapa peran atau fungsi dalam kehidupan bermasyarakat, antara lain;

  • Sebagai petunjuk arah dalam bertingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat.
  • Dapat memberikan individu dorongan (motivasi) dalam bersikap dan berperilaku.
  • Membangun solidaritas atau kekompakkan dalam masyarakat.
  • Membentuk sikap independen dan konsisten dalam menjalankan status dan peran sosial.

Selanjutnya yaitu norma sosial, memiliki makna sebagai seperangkat aturan berisi perintah atau larangan yang diputuskan berlandaskan persetujuan bersama dan digunakan sebagai patokan bertingkah laku dalam masyarakat.

Fungsi norma sosial dalam masyarakat yaitu sebagai sistem kontrol sosial, sebagai instrumen untuk menertibkan dan menstabilkan kehidupan masyarakat, serta sebagai acuan bersikap dalam masyarakat.

4. Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial merupakan salah satu bentuk dari struktur sosial yang ada dalam masyarakat selain diferensiasi sosial. Menurut Pitirim A. Sorokin, stratifikasi sosial merupakan pembedaan atau penggolongan anggota masyarakat ke dalam kelas-kelas tertentu secara berjenjang berdasarkan kriteria-kriteria tertentu.

Pada umumnya, tolak ukur yang dipakai untuk menggolongkan anggota masyarakat ke dalam pelapisan sosial secara vertikal yaitu kekayaan (ekonomi) , kehormatan (status sosial), kekuasaan (politik), dan ilmu pengetahuan (pendidikan).

Contohnya, dalam kehidupan masyarakat terdapat keluarga yang mempunyai gaya hidup mewah dengan mengisi waktu liburan dengan berwisata ke luar negeri, sepeti Eropa dan Amerika. Sementara itu, ada keluarga yang berasal dari kelas menengah ke bawah yang hidup sederhana dengan mengisi waktu liburan hanya berkumpul bersama keluarga di rumah.

5. Status dan Peran Sosial

Status sosial dan peran sosial saling berkaitan erat sehingga tidak dapat dipisahkan. Misalnya, Andi memiliki status sebagai guru SD, maka ia harus mejalankan berbagai kewajiban di sekolah seperti mengajar, membuat rancangan pembelajaran, dan mengevaluasi hasil belajar siswa.

Jadi, status sosial dapat diartikan sebagai kedudukan atau jabatan yang disandang individu dalam masyarakat. Sementara itu, peran sosial adalah perilaku atau tindakan yang diinginkan oleh masyarakat dari individu sesuai dengan kedudukan yang dimiliki.

Pada umumnya, status sosial dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai barikut:

  • Ascribed status, yaitu kedudukan yang didapatkan individu melalui kelahiran atau keturunan. Misalnya, gelar bangsawan dan putra mahkota sebuah kerajaan di Eropa.
  • Achieved status, yaitu kedudukan yang diraih individu melalui kerja keras dengan berbagai yang telah dilakukan. Contonya, gelar sarjana diperoleh karena telah menyelesaikan studi S1.
  • Assigned status, suatu kelompok atau golongan (umumnya pemerintah) memberikan kedudukan yang lebih tinggi kepada individu yang telah berjasa dan berkontribusi untuk kepentingan masyarakat. Salah satu contoh assigned status adalah gelar kerhormatan kerajaan Inggris. 

6. Perubahan Sosial

Menurut Soerjono Soekanto, perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan yang memengaruhi sistem sosial, termasuk nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku individu atau kelompok di masyarakat.

Salah satu faktor pendukung atau pendorong proses perubahan sosial yaitu adanya pengaruh kebudayaan asing. Perkembangan zaman memengaruhi pola perilaku masyarakat, misalnya pada pilihan jenis seni tari yang dipelajari. Fenomena ini dapat ditunjukkan dengan keinginan masyarakat untuk belajar jenis tari yang berasal dari luar negeri seperti salsa dan ballet daripada belajar jenis tari tradisional.

Perubahan selera tersebut tidak terlepas dari imbas pengaruh kontak dengan kebudayaan asing. Masyarakat cenderung memilih jenis tari yang berasal dari luar negeri karena dinilai lebih modern dan sesuai dengan perkembangan zaman. Situasi ini mendorong seniman dari luar negeri memanfaatkan peluang untuk mendirikan sanggar atau studio tari di Indonesia.

Sebagai salah satu susunan realitas sosial, perubahan sosial juga memiliki berbagai dampak positif terhadap kehidupan masyarakat. Dampak positif perubahan sosial tersebut mengarah pada kemajuan di berbagai bidang kehidupan manusia. Berikut adalah beberapa dampak positif perubahan sosial yaitu:

  • Membangun integrasi (persatuan) sosial dalam masyarakat.
  • Kemajuan teknologi di berbagai bidang kehidupan, seperti adanya penemuan baru di bidang kesehatan.
  • Memberikan kemudahan dalam berkomunikasi dan menggali informasi.
  • Meningkatnya kesejahteraan dan kerharmonisan dalam masyarakat.
  • Terdapat nilai dan norma sosial baru yang sesuai perkembangan masyarakat.

The post 6 Susunan Realitas Sosial Menurut Soerjono Soekanto yang Perlu Diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Tahap Kerusuhan Massal dalam Konflik Sosial menurut N.J Smelser https://haloedukasi.com/tahap-kerusuhan-massal-dalam-konflik-sosial-menurut-nj-smalser Wed, 05 Oct 2022 08:36:31 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38877 Robert M. Z. Lawang berpendapat bahwa konflik sosial merupakan perjuangan untuk memperoleh status, nilai, atau kekuasaan. Tujuan pihak-pihak yang berkonflik tidak hanya untuk mendapatkan keuntungan dan kemenangan semata, tetapi juga untuk menundukkan saingannya. Sementara itu, menurut Soejono Soekanto, konflik sosial didefiniskan sebagai suatu proses sosial ketika individu atau kelompok berusaha mencapai tujuannya dengan cara menentang […]

The post 5 Tahap Kerusuhan Massal dalam Konflik Sosial menurut N.J Smelser appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Robert M. Z. Lawang berpendapat bahwa konflik sosial merupakan perjuangan untuk memperoleh status, nilai, atau kekuasaan. Tujuan pihak-pihak yang berkonflik tidak hanya untuk mendapatkan keuntungan dan kemenangan semata, tetapi juga untuk menundukkan saingannya.

Sementara itu, menurut Soejono Soekanto, konflik sosial didefiniskan sebagai suatu proses sosial ketika individu atau kelompok berusaha mencapai tujuannya dengan cara menentang pihak lawan yang terkadang disertai dengan ancaman atau kekerasan

Sebagaimana fenomena sosial lainnya, konflik juga memiliki berbagai dampak negatif, antara lain;

  • Mengakibatkan keretakan hubungan antara anggota-anggota kelompok.
  • Mengakibatkan perubahan kepribadian para individu yang terlibat.
  • Menyebabkan kerusakan harta benda dan hilangnya nyawa manusia.
  • Menimbulkan dominasi atau penaklukan dari kelompok yang menang atas kelompok yang kalah.

Jika suatu pertentangan atau konflik dibarengi dengan luapan emosi dan amarah, maka akan timbul kekerasan. Secara sosiologis, kekerasan pada umumnya terjadi ketika individu atau kelompok yang berinteraksi mengabaikan norma dan nilai-nilai sosial demi mencapai tujuan masing-masing.

Sementara itu, pada umumnya kekerasan diartikan sebagai tindakan melukai atau menyakiti orang lain dengan sengaja yang dapat menyebabkan orang lain terluka, hilangnya nyawa, dan kerugian material.

Kekerasan dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu kekerasan langsung (direct violence) dan kekerasan tidak langsung (indirect violence). Kekerasan langsung adalah tindakan melukai orang lain secara langsung dengan sengaja seperti membunuh, atau melakukan kekerasan seksual.

Kekerasan tidak langsung merupakan suatu bentuk tindakan kekerasan yang dilakukan individu atau kelompok terhadap orang lain melalui sarana. Contohnya, tindakan mengintimidasi, menakut-nakuti, memfitnah, meneror, mengekang, dan mengurangi hak orang lain.

Apabila kekerasan tidak segera dihentikan, makan akan timbul kerusuran yang melibatkan banyak orang. Menurut N.J. Smelser terdapat lima tahap dalam kerusuhan massal. Tahap-tahap tersebut terjadi secara berurutan dan tidak bisa hanya terjadi dua atau tiga tahap saja. Adapun kelima tahap tersebut adalah sebagai berikut.

1. Situasi Sosial yang Tidak Kondusif

Situasi sosial yang tidak kondusif atau jauh dari nilai dan norma yang berlaku merupakan tahap pertama terjadinya kerusuhan massal. Situasi sosial tersebut bisa disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya yaitu dikarenakan struktur sosial yang tidak berjalan sesuai dengan fungsinya.

Struktur sosial merupakan pengelompokkan atau penggolongan masyarakat ke dalam status sosial tertentu. Struktur sosial berhubungan dengan peran, hak, dan kewajiban individu dalam masyarakat.

Fungsi struktur sosial salah satunya yaitu sebagai kontrol sosial agar masyarakat senantiasa menjalankan peran sesuai kedudukan masing-masing. Dengan demikian, keteraturan dan keharmonisan dalam kehidupan masyarakat akan terwujud.

Namun, apabila struktur sosial atau suatu pihak tidak menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan benar, maka masyarakat akan kehilangan rasa kepercayaan kepada pihak tersebut. Akibatnya, masyarakat mengungkapkan rasa kecewa atau ketidakpuasannya melalui kekerasan atau kerusuhan.

2. Adanya Tekanan Sosial

Tahap kedua setelah situasi sosial yang tidak terkontrol adalah munculnya tekanan sosial. Tekanan sosial merupakan upaya yang diberikan oleh pihak tertentu kepada individu atau kelompok untuk mengubah sikap, pandangan, dan tindakan sesuai dengan kelompok tersebut.

Selain itu, tekanan sosial juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi ketika mayoritas masyarakat merasa bahwa banyak pelanggaran terhadap nilai dan norma. Bentuk tekanan ini mungkin tidak memicu kerusuhan massal, tetapi dapat mendorong terjadinya kekerasan.

Tekanan sosial memiliki berbagai dampak, baik yang bersifat positif maupun negatif. Dampak positif dari tekanan sosial yaitu anggota masyarakat dapat bertindak dan berperilaku sesuai dengan nilai dan norma sosial yang ada.

Sementara itu, dampak negatif tekanan sosial yakni individu dapat memiliki sikap, pandangan, dan tindakan yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku, misalnya bersikap anarkis dan melakukan kekacauan / kekerasan.

Dampak-dampak tersebut terjadi karena adanya pengaruh dari orang lain untuk melakukan hal yang sama supaya dapat diterima dan disukai oleh masyarakat.   

3. Perkembangnya Perasaan Benci

Setelah masyarakat merasa ada tekanan yang begitu kuat yang memengaruhi mereka, maka akan timbul rasa benci yang sangat kuat. Perasaan kebencian ditunjukkan kepada berbagai pihak atau golongan, misalnya pemerintah, ras, etnis, atau agama tertentu.

Banyak faktor yang mengawali berkembangnya perasaan ini, seperti kata-kata kasar, sindiran, cemoohan, dan ejekan. Selain hal-hal tersebut, perasaan benci juga dapat timbul karena adanya pengaruh dari orang lain.

4. Mobilisasi Aksi

Mobilisasi untuk beraksi merupakan tahap puncak kronologi pecahnya kerusuhan massal. Mobilisasi aksi dapat diartikan sebagai usaha atau tindakan nyata yang dapat memengaruhi dan membangkitkan orang lain untuk ikut serta dalam suatu gerakan sosial.

Tahap ini bertujuan untuk membidik pihak-pihak yang menjadi pemicu kekerasan. Tidak hanya itu, tahap ini juga bisa mengarah kepada pihak lain yang tidak berhubungan langsung dengan pihak lawan.

5. Pengendalian Sosial

Definisi pengendalian sosial atau social control menurut Bruce J. Cohen adalah cara-cara atau metode yang digunakan untuk mendorong seseorang agar dapat berperilaku selaras dengan masyarakat. Masyarakat dapat mengajak, mendidik, dan memaksa warga masyarakat untuk mematuhi nilai dan norma sosial yang berlaku.

Pengendalian sosial dapat dilakukan oleh pihak-pihak yang memiliki wewenang untuk mengamankan, mengontrol, menghambat, dan mengakhiri situasi yang tidak kondusif seperti kerusuhan atau kekerasan.

Terdapat berbagai bentuk pengendalian sosial, salah satu bentuk yang mampu mengatasi kerusuhan massal adalah pengendalian sosial koersif. Bentuk pengendalian sosial ini dilakukan dengan cara kekerasan atau paksaan, baik secara fisik maupun nonfisik untuk membentuk masyarakat yang tertib sosial. Tindakan koersif diperlukan agar tidak terjadi kegoncangan-kegoncangan pada ketenteraman yang telah tercipta.

The post 5 Tahap Kerusuhan Massal dalam Konflik Sosial menurut N.J Smelser appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
10 Pengertian Ekonomi Kreatif Menurut Para Ahli https://haloedukasi.com/pengertian-ekonomi-kreatif-menurut-para-ahli Mon, 03 Oct 2022 06:45:39 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38939 Perkembangan zaman membuat konsep ekonomi semakin berkembang. Ekonomi Kreatif sendiri telah berkembang di Indonesia sejak tahun 2004 sampai sekarang. Konsep ekonomi semakin berkembang karena adanya perkembangan teknologi yang semakin lama semakin modern. Ekonomi kreatif yang ada di Indonesia bisa dikatakan siap untuk bersaing dengan ekonomi global. Ekonomi kreatif adalah suatu konsep perekonomian yang mengutamakan ide […]

The post 10 Pengertian Ekonomi Kreatif Menurut Para Ahli appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Perkembangan zaman membuat konsep ekonomi semakin berkembang. Ekonomi Kreatif sendiri telah berkembang di Indonesia sejak tahun 2004 sampai sekarang. Konsep ekonomi semakin berkembang karena adanya perkembangan teknologi yang semakin lama semakin modern. Ekonomi kreatif yang ada di Indonesia bisa dikatakan siap untuk bersaing dengan ekonomi global.

Ekonomi kreatif adalah suatu konsep perekonomian yang mengutamakan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi yang paling utama. Banyak yang belum mengetahui apa arti dari ekonomi kreatif itu sendiri. Berikut ini adalah pengertian ekonomi kreatif menurut pada Ahli, sebagai berikut:

1.Departemen Perdagangan Republik Indonesia

Menurut Departemen Perdagangan Republik Indonesia, ekonomi kreatif adalah industri yang tercipta dari kreativitas, keterampilan dan bakat individu untuk menghadirkan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan melalui daya kreasi dan daya ciptanya.

2. Kementerian Perdagangan Indonesia

Menurut Kementerian Perdagangan Indonesia, ekonomi kreatif adalah upaya pembangunan ekonomi yang berkelanjutan melalui kreativitas perekonomian yang berdaya saing dan memiliki cadangan sumber daya yang terbarukan.

3. Simatupang

Menurut Simatupang, ekonomi kreatif adalah industri yang bergerak pada kreasi dan eksploitasi karya kepemilikan, seperti:

  • Seni
  • Film
  • Permainan
  • Desain
  • Fashion
  • Layanan Kreatif Antar Perusahaan (Iklan)

4. John Howkins

Menurut John Howkins, ekonomi kreatif terdiri dari:

  • Periklanan
  • Arsitektur
  • Seni
  • Desain
  • Fashion
  • Film
  • Seni Pertunjukkan
  • Penerbitan
  • Penelitian dan Pengembangan (Research and Development)
  • Perangkat Lunak
  • Mainan dan Permainan
  • Permainan Video
  • Televisi dan radio

5. Suryana (2013)

Menurut Suryana, ekonomi kreatif adalah kegiatan ekonomi yang mengutamakan pada kreativitas berpikir untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda yang memiliki nilai dan bersifat komersial.

6. Mauled Moelyono

Menurut Mauled Moelyono, ekonomi kreatif adalah kegiatan ekonomi yang menjadikan kreativitas, budaya, warisan budaya dan lingkungan sebagai tumpuan masa depan.

7. Ari Mulianta Ginting, dkk

Menurut Ari Mulianta Ginting, dkk ekonomi kreatif adalah sebuah konsep di era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi yang utama dalam kegiatan ekonominya.

8. Abdul Manap

Menurut Abdul Manap, ekonomi kreatif adalah ekonomi yang didasari atas daya kreativitas yang tinggi dengan sentuhan inovasi guna menghasilkan produk baru yang berbeda dan berkualitas.

9. Rochmat Aldy Purnomo, S.E., M.Si

Menurut Rochmat Aldy Purnomo, S.E., M.Si, ekonomi kreatif adalah suatu konsep untuk merealisasikan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan berbasis kreativitas.

10. Institute For Development Economy and Finance (INDEF)

Menurut Institute For Development Economy and Finance atau INDEF, ekonomi kreatif adalah proses peningkatan nilai tambah hasil dari eksplorasi kekayaan intelektual berupa kreativitas, keahlian, dan bakat individu menjadi suatu produk yang memiliki nilai jual atau dapat dijual.

11. DCMS Creative Industries Task Force

Menurut DCMS Creative Industries Task Force, ekonomi kreatif adalah industri yang berasal dari kreativitas dan keahlian serta bakat seseorang, yang memiliki potensi mendapatkan kekayaan dan membuka lapangan pekerjaan melalui eksploitasi kekayaan intelektual dan konten.

12. United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD)

Menurut United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), ekonomi kreatif adalah konsep ekonomi yang berkembang berdasarkan aset yang berpotensi menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi.

Tujuan Ekonomi Kreatif

Berikut ini adalah tujuan dari ekonomi kreatif, yaitu:

  • Meningkatkan kontribusi, terutama produk domestik bruto
  • Membantu meningkatkan nilai ekspor
  • Menambah tenaga kerja yang didukung dengan terbukanya lapangan pekerjaan baru
  • Bertambahnya jumlah perusahaan yang kompetitif terutama dibilang ekonomi kreatif
  • Penggunaan sumber daya alam yang lebih terarah dengan tujuan untuk pemanfaatan generasi selanjutnya
  • Penciptaan dari nilai ekonomi yang bersumber dari ide-ide dan inovasi dengan memanfaatkan kearifan dan budaya lokal
  • Memaksimalkan area pergerakan ekonomi ke seluruh bagian, termasuk daerah terpencil
  • Memberikan dan memperkuat branding produk lokal ataupun warisan suatu generasi

Ciri Khas Ekonomi Kreatif

Berikut ini adalah ciri khas dari ekonomi kreatif, yaitu:

  1. Mengandalkan Gagasan dan Ide yang Kreatif
    Dalam ekonomi kreatif sangat menekankan pentingnya kreativitas dan inovasi dalam masing – masing jenis sektor.
  2. Mudah Diganti
    Inovasi dalam ekonomi kreatif harus selalu dikembangkan sesuai dengan aktivitas ekonomi, kreasi dan inovasi. Sehingga ekonomi kreatif mudah diganti untuk menyesuaikan pasar dan bermanfaat bagi konsumen. Kekurangannya adalah mudah diganti oleh inovasi lainnya.
  3. Distribusi Langsung dan Tidak Langsung
    Dalam ekonomi kreatif, distribusi langsung dan tidak langsung didasarkan pada kebijakan perusahaan dan kebutuhan konsumen. Selain itu, distribusi juga tergantung pada jenis industrinya.
  4. Membutuhkan Kerja Sama
    Dalam ekonomi kreatif, kerja sama antara pihak lain sangat penting untuk kelancaran proses yang dijalani. Pihak – pihak lain akan saling bekerja sama untuk menemukan dan menciptakan hal yang baru dalam ekonomi kreatif.
  5. Berbasis pada Ide
    Dalam ekonomi kreatif, ide merupakan hal utama yang harus disiapkan. Ide dari setiap orang berbeda sehingga penting untuk mengembangkan industri kreatif dan berkaitan dengan inovasi dan kreativitas.
  6. Tidak Memiliki Batasan
    Dalam ekonomi kreatif, tidak memiliki batasan artinya adalah inovasi dan kreativitas dari setiap orang tidak memiliki batasan yang pasti. Sehingga, setiap orang bebas untuk menciptakan suatu produk baru.

The post 10 Pengertian Ekonomi Kreatif Menurut Para Ahli appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Teori Konflik Sosial Menurut para Ahli https://haloedukasi.com/teori-konflik-sosial-menurut-para-ahli Mon, 03 Oct 2022 06:17:04 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38940 Perbedaan nilai, norma, dan identitas setiap kelompok manusia tentu berbeda-beda. Perbedaan tentu memberi keunikan dan keberagaman dalam kehidupan bermasyarakat. Sayangnya, tidak jarang perbedaan juga menimbulkan masalah sosial, salah satunya adalah konflik sosial. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konflik adalah percekcokan, perselisihan, dan pertentangan. Konflik berasal dari bahasa latin ‘configure‘ yang berarti memikul. Dilihat maknanya […]

The post 5 Teori Konflik Sosial Menurut para Ahli appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Perbedaan nilai, norma, dan identitas setiap kelompok manusia tentu berbeda-beda. Perbedaan tentu memberi keunikan dan keberagaman dalam kehidupan bermasyarakat. Sayangnya, tidak jarang perbedaan juga menimbulkan masalah sosial, salah satunya adalah konflik sosial. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konflik adalah percekcokan, perselisihan, dan pertentangan. Konflik berasal dari bahasa latin ‘configure‘ yang berarti memikul.

Dilihat maknanya dari sisi sosiologi, konflik adalah proses sosial antara dua orang atau lebih dengan kondisi salah satu pihak yang berusaha menyingkirkan pihak lain. Oleh karena itu, konflik sosial adalah perselisihan antar anggota dalam kehidupan masyarakat yang bersifat menyeluruh. Terdapat beberapa penyebab terjadinya konflik sosial, seperti perbedaan antar perorangan, perbedaan budaya, perbedaan kepentingan, hingga adanya perubahan sosial.

Apabila konflik sosial terjadi, terdapat dampak positif dan negatif yang muncul. Dampak positif konflik sosial adalah lahirnya norma baru di masyarakat hingga meningkatkan solidaritas antar anggota kelompok. Namun, tidak menampik bahwa konflik sosial menimbulkan dampak negatif, seperti munculnya aksi kekerasan, muncul aksi balas dendam, hingga retaknya persatuan kelompok.

Teori Konflik Menurut Para Ahli

Istilah teori konflik atau ‘Conflict Theory’ bermula dari pertentangan kelas sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Kelompok yang saling bertentangan ini terdiri dari kelompok tertindas dan kelompok penguasa yang mengarah pada perubahan sosial.

Konflik sosial memiliki beberapa perspektif yang dikemukakan oleh para ahli. Beberapa ahli tersebut antara lain Karl Marx, Max Weber, Lewis Coser, Ralf Dahrendorf, dan George Simmel. Dengan metode pendekatan masing-masing, teori konflik yang dilahirkan oleh para ahli tersebut berbeda-beda. Berikut penjelasan teori konflik sosial menurut para ahli.

  • Karl Marx

Sebagai pelopor awal teori konflik, Karl Marx berpendapat bahwa tujuan dari kehidupan masyarakat adalah kondisi masyarakat tanpa kelas (sosialisme). Oleh karena itu, pendapat Karl Marx berkaitan dengan konflik kelas sosial yang merupakan sumber paling penting dan berpengaruh dalam perubahan sosial. Menurut Karl Marx, kelas sosial terjadi karena pertentangan pada sistem sosial masyarakat yang terbagi menjadi dua kasta, yakni prolentar dan borjuis.

Contoh teori konflik Karl Marx yakni kasus buruh dan majikan. Di dalam hubungan ini, terdapat status sosial dan peran sosial yang dapat memperdalam jaringan-jaringan konflik masyarakat. Dalam kondisi tersebut, dapat dilihat kasus majikan yang memberi perintah, sedangkan buruh akan mematuhi perintah majikannya. Kondisi ini dapat membentuk keseimbangan meski tidak memungkiri keinginan buruh untuk berada di posisi majikan.

  • Max Weber

Menurut Max Weber, konflik dalam teori sosiologi klasik tidak dapat dihindari karena masyarakat bergerak secara dinamis, bukan statis. Artinya konflik dapat menjalankan peran sosial yang positif dengan alasan untuk memupuk rasa persatuan.

Contoh dari teori konflik Max Weber adalah kasus pengangguran. Tingginya angka pengangguran dalam kehidupan masyarakat akan memicu dampak buruk lainnya, seperti kriminalitas yang meningkat. Apabila jumlah pengangguran sangat tinggi, maka mendorong peran sosial yang positif dari para investor untuk membuka lapangan pekerjaan yang melimpah bagi masyarakat.

  • Lewis Coser

Lewis A Coser melihat konflik sebagai proses sosial dan interaksi sosial yang membentuk penyatuan sekaligus pemeliharaan struktur sosial. Dengan adanya penyatuan, maka identitas masing-masing kelompok akan semakin kuat. Dalam teori ini, Coser menyebutkan bahwa perubahan bisa terjadi setelah datangnya konflik dalam kehidupan masyarakat.

Contoh teori konflik dari Lewis A Coser adalah dunia politik yang menggambarkan penguasaan serta mempertahankan kekuasaan. Politik yang dijalankan oleh pemerintah menjadi sumber konflik paling ditakuti. Hal tersebut dapat memicu konflik pada segi kehidupan yang lain, seperti ekonomi, hukum, dan lain sebagainya.

Perebutan kekuasaan dalam lingkungan pemerintah termasuk isu yang dapat dikaji dalam teori konflik. Isu yang dapat dikaji seperti pendapat bahwa kekuasaan hanya bagi individu yang memiliki uang. Dari kondisi tersebut, masyarakat akhirnya memilih tokoh yang tidak hanya mengandalkan uang untuk membeli kekuasaan.

  • Ralf Dahrendorf

Teori konflik menurut Ralf Dahrendorf menjelaskan bahwa perubahan sosial terjadi setelah adanya konflik kelas di lingkungan masyarakat. Dahrendorf meyakini bahwa konflik dan pertentangan menjadi bagian yang selalu ada dalam kehidupan masyarakat. Maka dapat disimpulkan bahwa prinsip yang mendasari teori konflik adalah konflik sosial dan perubahan sosial yang tersedia dalam struktur kehidupan masyarakat.

Salah satu contoh teori konflik dari Dahrendorf adalah arti kemiskinan. Kemiskinan biasanya menjadi pendorong masyarakat untuk bergerak dan melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Perubahan ini terbentuk karena masyarakat miskin terus berupaya mencari penghasilan atau pendapatan agar keluar dari jurang kemiskinan.

Misalnya saja seperti orang miskin melakukan tindakan kriminalitas untuk naik kelas, sementara orang kaya memperluas jaringannya agar dapat mempertahankan kekayaan.

Akan tetapi, jika kondisi ini terus dibiarkan dalam kehidupan masyarakat, maka muncul kesenjangan sosial. Dari hal tersebut, masyarakat terus mengalami konflik karena terjadi perebutan status antara si kaya dan si miskin.

  • George Simmel

George Simmel berpandangan bahwa konflik dalam masyarakat merupakan bagian dari dampak individu untuk melakukan interaksi sosial. Interaksi tersebut nantinya menghasilkan integrasi sosial melalui kompromi atau mungkin menghasilkan disintegrasi sosial karena tidak menemukan solusi yang tepat.

Contoh dari teori konflik menurut George Simmel adalah kajian terkait konflik budaya. Biasanya, konflik terjadi dalam masyarakat yang memiliki sejumlah kebudayaan khusus dengan sifat tertutup. Pandangan masyarakat dengan kebudayaan yang bersifat tertutup ini akan menolak perubahan sosial.

Akan tetapi apabila masyarakat memiliki pandangan terbuka, mungkin saja kebudayaan yang tertutup tersebut adalah bagian dari kearifan lokal.

The post 5 Teori Konflik Sosial Menurut para Ahli appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>