Pendengaran - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/pendengaran Mon, 27 Nov 2023 03:56:39 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Pendengaran - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/pendengaran 32 32 4 Fungsi Saraf Pendengaran Pada Telinga https://haloedukasi.com/fungsi-saraf-pendengaran-pada-telinga Mon, 27 Nov 2023 03:56:36 +0000 https://haloedukasi.com/?p=46486 Fungsi saraf pendengaran

The post 4 Fungsi Saraf Pendengaran Pada Telinga appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Telinga merupakan salah satu indera yang memiliki fungsi untuk mendengar. Selain itu, telinga juga memiliki peranan untuk menjaga keseimbangan bersama dengan organ-ogran tubuh lainnya. Untuk melakukan tugasnya, telinga memiliki tiga bagian yakni telinga bagian dalam, tengah serta bagian luar. Sama seperti organ lainnya, telinga juga memiliki sel saraf. Salah satunya yakni sel saraf pendengaran.

Saraf pendengaran atau saraf sensorik merupakan bagian dari saraf kranial yang mempunyai 12 pasangan sinyal. Di mana pasangan sinyal tersebut memiliki fungsi untuk menggerakkan otot wajah hingga mendengarkan suara.

Letak saraf pendengaran berada di telinga bagian dalam atau lebih tepatnya ada di belakang koklea. Saraf ini akan terhubung ke saluran setengah lingkaran serta bagian vestibular. Saraf pendengaran memiliki beberapa nama lain yakni saraf sensorik telinga, saraf kranial VII, saraf akustik atau saraf vestinulocochlear. Saraf pendengaran memiliki sejumlah fungsi pada telinga.

Berikut ini fungsi saraf pendengaran.

1. Menangkap Gelombang Suara

Gelombang suara yang ditangkap akan dibawa menuju otak. Ketika daun telinga mendeteksi adanya suara kemudian akan menggetarkan membran yang ada di dalamnya. Kemudian membran tersebut akan menggetarkan tiga tulang yang ada di dalam membran.

Adapun tiga tulang kecil itu yakni malleus, stapes dan incus. Di mana ketiga tulang ini terhubung dengan koklea. Koklea merupakan tempat terjadinya informasi sensorik dari berbentuk gelombang menjadi saraf. Di dalam koklea ini terdapat organ yang bernama organ corti.

Selanjutnya getaran tersebut akan diteruskan menuju saraf pendengar oleh organ corti ini. Organ corti adalah sekumpulan sel yang dinamakan dengan rambut. Di mana sel rambut yang berada di dalam corti ini akan bertugas mentransformasikan suara lewat saraf otak kemudian mengubahnya menjadi sinyal saraf listrik.

Selain itu, gelombang suara juga dapat direspons melalui bulu-bulu kecil yang terdapat di dalam telinga yang bernama stereocilia. Akibat dari respons oleh bulu-bulu ini kemudian informasi tersebut akan diubah menjadi sel kimia oleh saraf. Sel saraf ini secara ilmiahnya dinamakan dengan spiral ganglion neurons.

2. Menyesuaikan Ambang Batas Kebisingan

Telinga adalah organ yang akan menangkap berbagai gelombang suara. Namun, banyaknya gelombang suara yang ditangkap akan berpotensi untuk menurunkan kualitas pendengaran. Oleh karena itu, perlu adanya ambang batas kebisingan yang dapat diterima oleh suara.

Menjaga ambang batas ini termasuk salah satu fungsi dari saraf pendengaran. Selama ini, diketahui bahwa saraf yang memiliki tugas untuk membawakan informasi ke dalam telinga terbagi menjadi dua jenis yakni saraf tipe I dan tipe II.

Namun, berdasarkan penemuan terbaru, ternyata saraf tipe I ini mewakili dari 3 jenis saraf. Di mana sebanyak 88 persen dari spiral ganglion neurons merupakan bagian dari saraf tipe I. Sementara itu, sebanyak 12% merupakan saraf tipe II yang tidak terbungkus oleh selubung myelin.

Menurut Lallemend, 3 jenis saraf tipe I dinamakana dengan Ia, Ib, dan Ic. Di mana ketiganya ini memiliki tugas yang berbeda. Namun, secara garis besar ketiganya ini memili fungsi untuk menyesuaikan ambang batas kebisingan yang dapat diterima oleh telinga.

Secara umum, suara yang dapat diterima oleh telinga yakni sekitar 30 – 50 dB, seperti suara orang yang sedang mengobrol. dB merupakan singkatan dari desibel, satuan ukuran untuk mengukur intensitas suara. Telinga akan mengalami kesakitan jika mendengarkan suara lebih dari 90 dB. Berikut ini ambang batas kebisingan suara yang dapat diterima oleh telinga.

  • 0 – 10 dB

Intensitas suara 0 hingga 10dB merupakan batas minimal intensitas suara yang bisa didengar oleh pendengaran manusia. Maka dari itu, suara di bawah 0 dB tidak dapat didengar oleh telinga manusia.

  •    30 dB

Contoh intensitas suara berada di antara 30 dB adalah suara orang yang berbicara dengan sangat pelan atau berbisik. Suara ini dapat didengar ketika mendekatkan telinga pada sumber suara atau orang yang sedang berbisik. Oleh karena itu, orang yang berbicara pelan akan mendekatkan bibirnya pada telinga orang lain agar didengar.

  • 40 – 50 dB

Intensitas suara yang baik untuk didengar oleh telinga manusia yakni suara yang memiliki intensitas 40 – 50 dB Contoh dari intensitas suara antara 40-50 dB adalah suara orang pada umumnya yang sedang berbincang-bincang. Suara ini dapat secara normal didengar oleh telinga manusia tanpa harus mendekat pada sumber suara

  • 140 dB

140 dB merupakan maksimum ambang batas pendengaran manusia. Artinya, pendengaran manusia hanya mampu mendengarkan suara maksimal memiliki intensitas 140 dB. Lebih dari 140 dB, dapat merusak telinga pada manusia.

Contoh intensitas suara 140 dB adalah suara tembakan dan mesin pesawat jet. Oleh karena itu, orang ketika menembak atau berada di dalam pesawat jet sebaiknya menggunakan penutup telinga.

3. Menjaga Keseimbangan Organ

Saraf vestibulokoklear atau Saraf Karnial VIII merupakan saraf pendengaran yang memiliki fungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh. Kerja sama antara tiga bagian organ yakni telinga, otot dan mata dapat membantu menjaga keseimbangan pada tubuh manusia.

Di dalam bagian telinga dalam terdapat tiga bagian kanal setengah lingkaran atau yang dinamakan dengan selaput labirin telinga. Di mana posisi kanal ini berbeda-beda. Adapun nama dari ketiga kanal ini adalah superior, posterior serta lateral.

Di bagian dasar kanalnya, terdapat cairan endolimfa serta sel rambut. Ketika kepala bergerak maka cairan yang terdapat di dalam kanal ini akan ikut bergerak. Kemudian akan menghasilkan gerakan pada sel rambut. Saat sel rambut ini bergerak, maka akan mengirimkan informasi ke otak mengenai arah mana yang kepala harus bergerak.

3 bagian pada kanal setengah lingkaran memiliki fungsi yang berbeda. Adapun fungsi tersebut sebagai berikut.

  • Kanal Superior

Kanal Superior ini memiliki fungsi untuk membantu otak memahami gerakan mengangguk. Pada bagian ini akan menggerakan kepala ke atas dan ke bawah.

  • Kanal Posterior

Kanal ini membantu menggerakkan kepala ke kiri dan ke kanan. Dengan adanya kanal ini, akan membantu kinerja otak untuk memiringkan kepala.

  • Kanal Lateral

Kanal ini membantu otak untuk memahami tidak adanya gerakan yang dilakukan ketika kepala bergerak ke kiri dan kanan.

4. Merespons Tekanan di Dalam Telinga

Di dalam telinga terdapat 4 saraf pendengaran, di mana terbagi menjadi dua tipe yakni Tipe I dan Tipe II. Pada saraf tipe I, memiliki ciri dibungkus oleh selubung myelin dan memiliki fungsi untuk mengirimkan sinyal dalam satu arah. Sementara itu, saraf tipe II tidak dibungkus oleh selubung myelin dan berfungsi untuk mengirimkan sinyal secara dua arah.

Pada saraf tipe II, selain memiliki fungsi untuk mengirimkan sinyal dalam dua arah juga berfungsi untuk merespons tekanan di dalam telinga. Saraf tipe II ini dapat memicu adanya respons untuk melindungi telinga dari suara bising.

Seperti diketahui bahwa tidak semua gelombang suara aman untuk telinga. Hanya sekitar 30 – 50 dB atau 20 HZ hingga 20.000 HZ suara yang aman diterima oleh telinga. Oleh karena itu, keberadaan saraf tipe II ini akan membantu melindungi telinga dari kerusakan akibat suara bising.

HZ atau Hertz merupakan satuan untuk mengukur frekuensi suara atau jumlah getaran per detiknya. Sementara itu, dB atau Desibel merupakan satuan untuk mengukur intensitas bunyi atau tekanan bunyi yang dihasilkan. Contoh suara yang tidak dapat didengar adalah infrasonik dan ultrasonik.

  • Infrasonik

Infrasonik merupakan gelombang suara yang memiliki frekuensi di batas ambang bawah pendengaran manusia yakni di bawah 20 HZ. Contoh dari infrasonik adalah gempa bumi, gunung meletus dan lainnya. Suara ini hanya bisa didengar oleh hewan.

  • Ultrasonik

Ultrasonik merupakan gelombang suara yang memiliki frekuensi di batas ambang atas pendengaran manusia yakni di atas 20.000 HZ. Contohnya adalah alat sonar kapal laut. Bunyi ini hanya dapat didengar oleh kelelawar dan walet.

  • Audiosonik

Audiosonik merupakan gelombang suara yang memiliki frekuensi di antara 20 HZ hingga 20.000 HZ. Suara inilah yang aman didengar oleh manusia. Contohnya suara orang yang sedang mengobrol, suara hewan, suara benturan benda dan lainnya.

The post 4 Fungsi Saraf Pendengaran Pada Telinga appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
10 Fungsi Tulang Pendengaran Pada Telinga https://haloedukasi.com/fungsi-tulang-pendengaran Mon, 20 Nov 2023 07:03:29 +0000 https://haloedukasi.com/?p=46598 Tulang pendengaran, yang juga dikenal sebagai tulang telinga, adalah bagian penting dari sistem pendengaran manusia. Anatomi tulang pendengaran melibatkan tiga tulang kecil yang terletak di dalam telinga tengah, dan mereka memiliki peran krusial dalam mentransmisikan getaran suara dari telinga luar ke telinga dalam. Anatomi Tulang Pendengaran Tulang pendengaran terdiri dari tiga tulang kecil yang dikenal […]

The post 10 Fungsi Tulang Pendengaran Pada Telinga appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tulang pendengaran, yang juga dikenal sebagai tulang telinga, adalah bagian penting dari sistem pendengaran manusia. Anatomi tulang pendengaran melibatkan tiga tulang kecil yang terletak di dalam telinga tengah, dan mereka memiliki peran krusial dalam mentransmisikan getaran suara dari telinga luar ke telinga dalam.

Anatomi Tulang Pendengaran

Tulang pendengaran terdiri dari tiga tulang kecil yang dikenal sebagai martil (malleus), landasan (incus), dan sangkur (stapes). Ketiga tulang ini terletak di dalam telinga tengah dan membentuk rantai transmisi yang penting untuk pendengaran manusia. Proses pendengaran dimulai ketika gelombang suara mencapai telinga luar dan menggetarkan membran timpani (gendang telinga).

Martil, yang terhubung dengan membran timpani, menerima getaran dari gendang telinga. Selanjutnya, martil mentransmisikan getaran ini ke tulang landasan. Landasan, pada gilirannya, mengirimkan getaran ke tulang sangkur. Sangkur akhirnya meneruskan getaran ke koklea di telinga dalam, di mana proses konversi mekanis menjadi sinyal saraf terjadi.

Berikut Fungsi Tulang Pendengaran

1. Transmisi Suara

Mentransmisikan getaran suara dari telinga luar ke telinga dalam. Proses ini memungkinkan konversi sinyal suara menjadi impuls saraf yang dapat diinterpretasikan oleh otak. Ketiga tulang kecil, martil, landasan, dan sangkur, bekerja bersama untuk mentransmisikan getaran suara dari telinga luar ke telinga dalam.

Proses dimulai ketika gelombang suara mengenai membran timpani, membuat martil bergetar. Martil lalu mentransmisikan getaran ini ke landasan, yang selanjutnya mengirimkannya ke sangkur. Sangkur meneruskan getaran ke koklea di telinga dalam, di mana terjadi konversi mekanis menjadi sinyal saraf.

Dengan demikian, transmisi suara melalui tulang pendengaran menjadi langkah kritis dalam memungkinkan pendengaran manusia.

2. Amplifikasi Suara

Tulang pendengaran bertindak sebagai pengeras suara alami. Karena ukuran dan bentuknya, mereka dapat menguatkan getaran suara sehingga sinyal yang diterima oleh telinga dalam lebih kuat. Tulang pendengaran memiliki fungsi penting dalam amplifikasi suara.

Melalui martil, landasan, dan sangkur, mereka bertindak sebagai pengeras suara alami. Ukuran dan bentuk tulang-tulang ini memungkinkan mereka menguatkan getaran suara, sehingga sinyal yang diterima oleh telinga dalam menjadi lebih kuat.

Proses ini memastikan bahwa berbagai frekuensi suara dapat didengar dengan jelas, memungkinkan manusia untuk merespons lingkungan dengan lebih efektif. Dengan demikian, amplifikasi suara oleh tulang pendengaran berkontribusi secara signifikan pada kemampuan pendengaran manusia dalam memahami dan merespons rangsangan auditif sehari-hari.

3. Sebagai Penyesuaian Frekuensi

Martil, landasan, dan sangkur memiliki bentuk dan ukuran yang dirancang untuk menangkap berbagai frekuensi suara. Ini memungkinkan telinga manusia untuk mendengar berbagai jenis suara dengan jelas. Fungsi penyesuaian frekuensi adalah peran krusial tulang pendengaran.

Melalui martil, landasan, dan sangkur, tulang pendengaran dapat menyesuaikan diri dengan berbagai frekuensi suara. Struktur dan ukuran yang tepat dari ketiga tulang ini memungkinkan mereka merespons secara optimal terhadap getaran suara dengan frekuensi yang berbeda.

Inilah yang memungkinkan telinga manusia mendengar rentang frekuensi yang luas, mulai dari suara rendah hingga tinggi. Dengan demikian, penyesuaian frekuensi oleh tulang pendengaran adalah elemen esensial dalam memastikan kemampuan pendengaran manusia untuk mendeteksi dan memproses berbagai jenis suara.

4. Perlindungan Telinga Dalam

Selain berperan dalam pendengaran, tulang pendengaran juga berfungsi melindungi telinga dalam. Mereka membantu mencegah terlalu banyak tekanan atau getaran yang dapat merusak struktur telinga bagian dalam.

Selain mentransmisikan suara, mereka bertindak sebagai perisai alami melawan tekanan dan getaran berlebih yang dapat merugikan telinga bagian dalam. Ketika terjadi perubahan tekanan atau suara yang berlebihan, tulang pendengaran membantu menyerap sebagian besar stres tersebut.

Ini menghindarkan telinga dalam dari kerusakan yang dapat timbul akibat tekanan yang tidak seimbang. Dengan demikian, fungsi perlindungan tulang pendengaran tidak hanya terbatas pada pendengaran itu sendiri, tetapi juga mencakup menjaga integritas dan kesehatan telinga dalam secara keseluruhan.

5. Stabilisasi Telinga

Tulang pendengaran berkontribusi pada stabilitas telinga tengah. Mereka membantu menjaga tekanan udara di dalam telinga tengah agar seimbang dengan tekanan udara di luar. Fungsi stabilisasi telinga adalah kontribusi penting tulang pendengaran.

Martil, landasan, dan sangkur bekerja bersama untuk menjaga stabilitas telinga tengah. Mereka membantu mempertahankan tekanan udara di dalam telinga tengah agar seimbang dengan lingkungan luar.

Stabilisasi ini sangat penting karena perbedaan tekanan udara dapat memengaruhi keseimbangan dan pendengaran. Dengan menjaga keseimbangan tekanan, tulang pendengaran membantu mencegah ketidaknyamanan atau gangguan pendengaran.

Oleh karena itu, fungsi stabilisasi tulang pendengaran tidak hanya memastikan pendengaran yang optimal, tetapi juga menjaga keseimbangan dan kenyamanan secara keseluruhan dalam lingkungan auditif.

6. Resonansi

Struktur tulang pendengaran memberikan kemampuan resonansi, yang memungkinkan telinga manusia untuk menangkap suara dengan lebih efisien. Fungsi resonansi tulang pendengaran memberikan kontribusi besar terhadap kemampuan pendengaran manusia.

Melalui martil, landasan, dan sangkur, tulang pendengaran dapat menciptakan fenomena resonansi. Struktur dan material tulang-tulang ini memungkinkan mereka merespons secara khusus terhadap frekuensi tertentu, meningkatkan efisiensi pendengaran.

Resonansi ini memungkinkan telinga manusia untuk menangkap dan memperkuat suara dengan lebih efektif, memaksimalkan kemampuan pendengaran terhadap berbagai jenis sinyal suara. Dengan kata lain, fungsi resonansi tulang pendengaran membantu manusia dalam menginterpretasikan dan memahami beragam suara dalam lingkungan sekitar mereka dengan lebih jelas dan akurat.

7. Pengaturan Suara Lingkungan

Tulang pendengaran membantu manusia dalam mengatur dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan suara mereka. Mereka memainkan peran krusial dalam kemampuan kita untuk mendengar dan memahami dunia di sekitar kita.

Fungsi pengaturan suara lingkungan oleh tulang pendengaran memainkan peran vital dalam adaptasi manusia terhadap lingkungan akustiknya. Melalui martil, landasan, dan sangkur, tulang pendengaran membantu mengatur dan menyesuaikan respons terhadap suara di sekitar.

Mereka memungkinkan telinga manusia untuk merespons dengan cepat terhadap perubahan intensitas atau frekuensi suara, memungkinkan adaptasi yang efisien terhadap lingkungan sekitar. Kemampuan ini essensial untuk kegiatan sehari-hari, seperti berkomunikasi, menghindari bahaya, dan mempertahankan kesadaran lingkungan.

Dengan begitu, pengaturan suara lingkungan oleh tulang pendengaran berperan kunci dalam interaksi manusia dengan dunia auditifnya.

8. Keseimbangan

Meskipun tidak secara langsung terlibat dalam keseimbangan, tulang pendengaran berada dalam jarak yang dekat dengan sistem keseimbangan telinga dalam, dan gangguan pada salah satu dari mereka dapat mempengaruhi fungsi keseimbangan.

Fungsi pengaturan suara lingkungan oleh tulang pendengaran memainkan peran vital dalam adaptasi manusia terhadap lingkungan akustiknya. Melalui martil, landasan, dan sangkur, tulang pendengaran membantu mengatur dan menyesuaikan respons terhadap suara di sekitar.

Mereka memungkinkan telinga manusia untuk merespons dengan cepat terhadap perubahan intensitas atau frekuensi suara, memungkinkan adaptasi yang efisien terhadap lingkungan sekitar. Kemampuan ini essensial untuk kegiatan sehari-hari, seperti berkomunikasi, menghindari bahaya, dan mempertahankan kesadaran lingkungan.

Dengan begitu, pengaturan suara lingkungan oleh tulang pendengaran berperan kunci dalam interaksi manusia dengan dunia auditifnya.

9. Respons Terhadap Intensitas Suara

Tulang pendengaran merespons perubahan intensitas suara, membantu kita memproses suara dengan jelas dan mengidentifikasi perbedaan antara suara pelan dan keras. Meskipun tidak secara langsung terlibat dalam keseimbangan, tulang pendengaran memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas fisik.

Ketika telinga terkena tekanan udara yang berubah atau suara yang intens, tulang pendengaran membantu menjaga tekanan di dalam telinga tengah agar seimbang dengan lingkungan luar. Dengan demikian, mereka memberikan kontribusi pada fungsi keseluruhan sistem keseimbangan tubuh.

Stabilitas yang dijaga oleh tulang pendengaran melalui pengaturan tekanan ini membantu mencegah ketidaknyamanan dan gangguan pada fungsi keseimbangan, menunjukkan keterkaitan yang erat antara pendengaran dan stabilitas fisik manusia.

10. Integrasi dengan Sistem Saraf

Tulang pendengaran berinteraksi dengan sistem saraf untuk mentransmisikan sinyal pendengaran ke otak. Mereka membantu menerjemahkan getaran suara menjadi impuls saraf yang dapat dipahami oleh otak manusia.

Meskipun tidak secara langsung terlibat dalam keseimbangan, tulang pendengaran memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas fisik. Ketika telinga terkena tekanan udara yang berubah atau suara yang intens, tulang pendengaran membantu menjaga tekanan di dalam telinga tengah agar seimbang dengan lingkungan luar.

Dengan demikian, mereka memberikan kontribusi pada fungsi keseluruhan sistem keseimbangan tubuh. Stabilitas yang dijaga oleh tulang pendengaran melalui pengaturan tekanan ini membantu mencegah ketidaknyamanan dan gangguan pada fungsi keseimbangan, menunjukkan keterkaitan yang erat antara pendengaran dan stabilitas fisik manusia.

Dengan pemahaman lebih lanjut tentang anatomi dan fungsi tulang pendengaran, kita dapat menghargai peran penting mereka dalam menjaga kemampuan pendengaran manusia. Dengan memahami bagaimana tulang pendengaran bekerja, kita dapat lebih berharga terhadap upaya menjaga kesehatan pendengaran dan memahami pentingnya perlindungan telinga dalam kehidupan sehari-hari.

The post 10 Fungsi Tulang Pendengaran Pada Telinga appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>