pendidikan agama - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/pendidikan-agama Wed, 08 Jun 2022 02:04:27 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico pendidikan agama - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/pendidikan-agama 32 32 2 Jenis Surat dalam Al-Qur’an Beserta Penjelasannya https://haloedukasi.com/jenis-surat-dalam-al-quran Wed, 08 Jun 2022 02:04:24 +0000 https://haloedukasi.com/?p=35325 Al Qur’an adalah kitab suci bagi seluruh umat Islam di dunia yang dijadikan pedoman hidup. Dalam kitab ini berisikan surat-surat yang terdiri ayat suci. Surat atau ayat di dalam kitab suci Al Qur’an digolongkan menjadi dua macam yakni surat Makkiyah dan surat Madaniyah. Lalu apa perbedaan dari keduanya? Simak penjelasan berikut ini.  1. Surat Makkiyah  […]

The post 2 Jenis Surat dalam Al-Qur’an Beserta Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Al Qur’an adalah kitab suci bagi seluruh umat Islam di dunia yang dijadikan pedoman hidup. Dalam kitab ini berisikan surat-surat yang terdiri ayat suci. Surat atau ayat di dalam kitab suci Al Qur’an digolongkan menjadi dua macam yakni surat Makkiyah dan surat Madaniyah. Lalu apa perbedaan dari keduanya? Simak penjelasan berikut ini. 

1. Surat Makkiyah 

Surat Makkiyah adalah ayat-ayat Al Qur’an yang diwahyukan kepada nabi Muhammad ketika beliau masih di Mekkah sebelum akhirnya berpindah ke Madinah. Rasulullah menerima wahyu di kota ini selama kurang lebih 13 tahun lebih tepatnya 12 tahun 5 bulan 13 hari. 

Namun ada pula ayat yang diturunkan ketika nabi tidak berada di Mekkah melainkan sedang berada di luar kota. Namun karena pada saat itu Rasulullah masih menetap dan tinggal di Mekkah maka ayat tersebut digolongkan sebagai Makkiyah. 

Ciri-ciri Surat Makkiyah 

Untuk mengetahui mana yang termasuk ke dalam surat Makkiyah maka ada baiknya mengenai ciri-cirinya. Adapun ciri-ciri dari surat Makkiyah adalah sebagai berikut: 

  • Ayat-ayat dalam surat Makiyah cenderung lebih pendek atau singkat dari pada surat Madaniyah. 
  • Ayat Makiyah menegaskan tentang aqidah dan tauhid khususnya mengingatkan umat agar meningkatkan adanya kehidupan setelah kematian dan suatu saat manusia akan dibangkitkan kembali untuk dimintai pertanggung jawaban. 
  • Kalimat atau ayat Makkiyah cenderung lebih tegas sera lugas menyesuaikan dengan karakter umat yang kerap menolak dan ingkar. 
  • Banyak mengandung ayat sajdah yanki ayat yang ketika dibacakan atau didengar maka disunahkan untuk melakukan sujud tilawah. 
  • Ayat-ayat surat Makkiyah didahului oleh lafaz “Kallâ”, “Yâ Ayyuhâ an-Nâs” yang artinya Wahai Manusia atau “Yâ Banî Adam” yang artinya Wahai Anak Adam.
  • Berisikan tentang kisah nabi dan umatnya terdahulu.
  • Awal atau pembukaan surat didahului dengan huruf singkat seperti alif lam mim, alif lam ra, hamim, dan yang lainnya. 
  • Terdapat banyak kemiripan lafaz atau bunyi ayat.

Jumlah Ayat dan Surat Makkiyah 

Terdapat perbedaan mengenai jumlah surat Makkiyah di dalam Al Quran menurut para ulama dimana sebagian berpendapat ada 89 surat sedangkan sebagian lagi mengatakan berjumlah hanya 86 surat. Sementara itu para ulama sepakat bahwa jumlah ayat Makkiyah yakni ada 4.726. Di bawah ini adalah surat-surat yang termasuk sebagai surat Makkiyah. 

  • QS. Al Fatihah
  • QS. Al An’am
  • QS. Al A’raf
  • QS. Yunus
  • QS. Hud
  • QS. Yusuf
  • QS. Ar-Ra’d
  • QS. Ibrahim
  • QS. Al Hijr
  • QS. An Nahl
  • QS. Al Isra’
  • QS. Al Kahfi
  • QS. Maryam
  • QS. Thaha
  • QS. Al Anbiya
  • QS. Al Mu’minun
  • QS. Al Furqan
  • QS. Asy Syu’ara
  • QS. An Naml
  • QS. Al Qashash
  • QS. Al Ankabut
  • QS. Ar Ruum
  • QS. Luqman
  • QS. As Sajdah
  • QS. Sabaa’
  • QS. Fathir
  • QS. Ya Sin
  • QS. Ash Shaffat
  • QS. Shad
  • QS. Az Zumar
  • QS. Al Mu’min
  • QS. Al Fushshilat
  • QS. Asy Syu’araa
  • QS. Az Zukhruf
  • QS. Ad Dukhan
  • QS. Al Jasiyah
  • QS. Al Ahqaf
  • QS. Qaaf
  • QS. Az Zariyat
  • QS. Ath Thur
  • QS. An Najm
  • QS. Al Qamar
  • QS. Al Waqi’ah
  • QS. Al Mulk
  • QS. Al Qalam
  • QS. Al Haqqah
  • QS. Al Ma’arij
  • QS. Nuh
  • QS. Al Jin
  • QS. Al Muzammil
  • QS. Al Muddatstsir
  • QS. Al Qiyamah
  • QS. Al Mursalat
  • QS. An Naba’
  • QS. An Nazi’at
  • QS. ‘Abasa
  • QS. At Takwir
  • QS. Al Infithar
  • QS. Al Muthaffifin
  • QS. Al Insyiqaq
  • QS. Al Buruj
  • QS. Ath Thariq
  • QS. Al A’la
  • QS. Al Ghasyiyah
  • QS. Al Fajr
  • QS. Al Balad
  • QS. Asy Syams
  • QS. Al Lail
  • QS. Adh Dhuha
  • QS. Al Insyirah
  • QS. At Tiin
  • QS. Al ‘Alaq
  • QS. Al Qadr
  • QS. Al ‘Adiyat
  • QS. Al Qari’ah
  • QS. At Takatsur
  • QS. Al ‘Ashr
  • QS. Al Humazah
  • QS. Al Fiil
  • QS. Al Quraisy
  • QS. Al Ma’un
  • QS. Al Kautsar
  • QS. Al Kafirun
  • QS. Al Lahab
  • QS. Al Ikhlash
  • QS. Al Falaq
  • QS. An Naas.

2. Surat Madaniyah 

Golongan surat kedua disebut sebagai surat Madaniyah yakni wahyu Allah kepada nabi Muhammad yang turun ketika Rasulullah sudah berpindah atau hijrah ke Madinah. Sama halnya dengan surat Makkiyah yang tidak selalu turun di kota Mekkah, Surat Madaniyah pun demikian. 

Bahkan surat Al Maidah ayat ke 3 turun di kota Mekah namun tergolong surat Madaniyah karena diturunkan ketika nabi sudah hijrah namun beliau sedang melakukan ibadah haji di Mekkah kala itu. Namun ada juga yang mengatakan bahwa surat Madaniyah adalah ayat ayat yang ditunjukkan untuk penduduk Madinah. Ayat atau surat Madaniyah turun dalam kurun waktu 9 tahun 9 bulan 9 hari atau sampai Rasulullah wafat. 

Ciri-ciri Surat Madaniyah

Ayat atau surat yang diklasifikasikan sebagai golongan surat Madaniyah adalah yang memiliki ciri-ciri berikut. 

  • Ayat ini diturunkan ketika nabi Muhammad sudah berhijrah ke Madinah.
  • Ayatnya lebih panjang-panjang dibandingkan dengan ayat Makkiyah. 
  • Menjelaskan hukum faraidh, hudud, dan qishash. 
  • Mengajak kaum muslimin untuk berjihad. 
  • Ayatnya lebih banyak mengatakan “Orang-orang beriman” atau “Yâ Ayyuhâ al-Ladzîna Amanû” dan  “orang-orang munafik” dan kalimat-kalimat tentang kaum-kaum musyrikin. 
  • Menjelaskan tentang perdebatan antara para ahli kitab. 
  • Ayatnya diturunkan ketika sudah banyak orang yang beriman sehingga menjelaskan tentang ibadah dan muamalah. 
  • Orang-orang Madinah cenderung penurut dan taat sehingga kalimatnya atau ayatnya lebih lunak tidak setegas ayat Makkiyah. 
  • Ayatnya mengandung bukti-bukti dan argumentasi serta kebenaran agama.
  • Ayat-ayat Madaniyah juga menerangkan tentang bagaimana mengatur keluarga, transaksi keuangan, bahkan sistem hukum yang sesuai syariat. 
  • Kalimat-kalimat yang terkandung cenderung kalimat yang mudah. 

Jumlah Surat dan Ayat Madaniyah 

Hingga kini belum ada jumlah pasti mengenai ada berapa ayat Madaniyah dalam Al Quran karena beberapa ayat tidak diketahui asal muasalnya. Para alim ulama menghitung setidaknya ada 23 tiga surat yang diwahyukan kepada nabi Muhammad ketika sudah berhijrah ke Madinah. Surat tersebut antara lain sebagai berikut. 

  • QS. Al Baqarah
  • QS. Ali ‘Imran
  • QS. An Nisaa’
  • QS. Al Maidah
  • QS. Al Anfal
  • QS. At Taubah
  • QS. Al Hajj
  • QS. An Nur
  • QS. Al Ahzab
  • QS. Muhammad
  • QS. Al Fath
  • QS. Al Hujurat
  • QS. Ar Rahman
  • QS. Al Hadid
  • QS. Al Mujadalah
  • QS. Al Hasyr
  • QS. Al Mumtahanah
  • QS. Ash Shaf
  • QS. Al Jumu’ah
  • QS. Al Munafiqun
  • QS. At Taghabun
  • QS. Ath Thalaq
  • QS. At Tahrim
  • QS. Al Insan
  • QS. Al Bayyinah
  • QS. Al Zalzalah
  • QS. An Nashr.

Kesimpulan 

Dari pembahasan di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa surat atau ayat Makkiyah adalah ayat-ayat yang diturunkan kepada Rasulullah sebelum hijrah ke kota Madinah sedangkan ayat Madaniyah adalah ayat yang diturunkan setelah Rasulullah pergi ke Madinah. 

Karakteristik kedua golongan ayat pun berbeda dimana ayat Makkiyah cenderung pendek, tegas, lugas, berisikan tentang akidah dan akhlak yang baik, serta menceritakan kisah umat nabi terdahulu. Sementara itu Madaniyah memiliki ayat yang panjang dan lebih lunak, menjelaskan kepada ajakan berjihad, serta membuktikan kebenaran agama. 

The post 2 Jenis Surat dalam Al-Qur’an Beserta Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
10 Perang Sariyyah dalam Sejarah Islam yang Perlu diketahui https://haloedukasi.com/perang-sariyyah-dalam-sejarah-islam Wed, 18 May 2022 02:00:10 +0000 https://haloedukasi.com/?p=34692 Dunia sejak dahulu kala selalu diwarnai oleh peperangan. Tak jarang pertempuran tersebut melibatkan suatu agama tertentu. Dalam sejarah Islam terutama pada masa nabi Muhammad ﷺ dibagi menjadi dua kategori.  Kategori pertama adalah perang yang dipimpin langsung oleh Rasulullah atau dikenal sebagai Perang Ghazwah. Contoh dari Perang Ghazwah adalah Perang Badar, Perang Uhud, Perang Khandaq. Perang […]

The post 10 Perang Sariyyah dalam Sejarah Islam yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dunia sejak dahulu kala selalu diwarnai oleh peperangan. Tak jarang pertempuran tersebut melibatkan suatu agama tertentu. Dalam sejarah Islam terutama pada masa nabi Muhammad ﷺ dibagi menjadi dua kategori. 

Kategori pertama adalah perang yang dipimpin langsung oleh Rasulullah atau dikenal sebagai Perang Ghazwah. Contoh dari Perang Ghazwah adalah Perang Badar, Perang Uhud, Perang Khandaq. Perang Thaif, Perang Khaibar dan masih banyak lagi. 

Sedangkan kategori kedua adalah pertempuran yang tidak dipimpin oleh  Rasulullah melainkan sahabat yang telah beliau beri amanat untuk menjadi pemimpin di medan tempur. Berikut ini adalah perang-perang yang termasuk kategori Perang Sariyyah. 

1. Perang Hamzah bin Abdul Muthalib

Hamzah bin Abdul Muthalib merupakan salah satu paman dari nabi Muhammad ﷺ yang memeluk agama Islam. Beliau dipercaya untuk memimpin perang yang berlangsung di daerah dekat kota Madinah yang bernama Al Bahr. Perang ini berlangsung pada tahun 1 Hijriah dan merupakan perang sariyyah yang pertama dalam sejarah Islam yang telah disepakati oleh para ulama. 

Dalam pertempuran ini paman Rasul yang bergelar “Singa Allah” ini hanya membawa 30 pasukan saja sementara pihak lawan yakni kaum Quraisy yang dipimpin oleh Abu Jahal bin Hisyam terdiri dari 300 pasukan. Perbedaan personel yang drastis ini tidak menyurutkan semangat  pasukan Hamzah. Namun perang ini berakhir tanpa meninggalkan korban jiwa karena berhasil ditengahi oleh tokoh masyarakat setempat yakni a Majdi bin Amr al Juhani. 

Meski kedua belah pihak tidak saling menyerang namun kekhawatiran masih dirasakan oleh kabilah Quraisy karena mereka merasa ekonominya terancam karena perdagangannya ke negeri Syam terhenti

2. Perang Sariyah Ubaidah bin Haris

Ubaidah Bin Haris merupakan sepupu dari nabi Muhammad ﷺ yang diutus untuk memimpin peperangan di Al Abwa atau saat ini dikenal sebagai Rabigh.  Perang yang meletus pada 10 Syawal 1 H atau sekitar bulan April 623 Masehi ini melibatkan 60 pasukan dari kaum Muhajirin (kaum muslimin yang ikut hijrah ke Madinah bersama Rasul) melawan 200 pasukan kaum Quraisy. 

Sementara itu pihak dari kaum Quraisy dipimpin oleh Abu Sufyan bin Harb yang baru saja tiba dari Suriyah. Pada peristiwa ini terjadi pelepasan anak panah pertama dalam sejarah Islam yakni dilakukan oleh  Sa’ad bin Abi Waqqash ketika sampai di Thanyat al-Murra. Selain menjadi momentum pelepasan anak panah pertama sebagian ulama juga berpendapat pada perang ini lah panji Rasulullah ada dan dipegang oleh Ubaidah. Namun sebagian lagi berpendapat pemegang pertama panji Rasulullah adalah Hamzah bin Abdul Muthalib.  

Meski sudah saling melepaskan anak panah namun keduanya belum sampai saling menyerang secara dekat maupun dengan pedang. Dari peristiwa ini dua orang kaum Quraisy diam-diam sudah masuk Islam dan bergabung dengan kaum Muhajirin. Dua orang tersebut adalah Al-Miqdad bin Amr Al-Bahrani dan Utbah bin Ghazwan bin Jabir Al-Mazin. 

3. Perang Sariyah Abdullah bin Jahsy

Pada bulan Rajab tahun ke 2 Hijriah, Rasulullah mengirim saudara sepupu dari bibinya yaitu Abdullah bin Jahsy dalam sebuah ekspedisi ke Nakhla. Pria pertama yang bergelar “Amirul Mukminin” ini menuju Nakhla bersama dengan 12 pasukannya untuk menghadapi kaum Quraisy yang berada dibawah pimpinan Amr bin Hazrami. 

Pada awalnya Rasulullah hanya memerintahkan untuk mengawasi pergerakan kaum Quraisy. Namun tanpa perintah dari Rasulullah, Abdullah bin Jahsy menyerang sekumpulan orang-orang Quraisy. Sebab ia dan pasukannya khawatir jika pasukan tersebut akan memasuki tanah aman. Dari pertempuran ini seorang pemimpin Quraisy yakni  Amr bin Hadrami terbunuh. Peristiwa ini merupakan sebab dari turunnya  QS Al-Baqarah ayat 217:

4. Perang Sariyyah Zaid bin Haritsah

Pengikut Rasulullah pada masa awal kenabiannya berasal dari berbagai kalangan bahkan dari golongan budak seperti Zaid bin Haritsah. Ia seorang pemuda yang cakap dalam berperang hingga diangkat menjadi panglima. 

Pada bulan Jumadil Akhir tahun ke 3 Hijriah ia memimpin pasukan untuk turun ke medan perang yang terjadi di sumur Qirdah di Nejd, Arab Saudi. Sebanyak 100 pasukan berkuda ditugaskan untuk menghadapi kaum Quraisy dari Mekah. 

Pertempuran ini dimenangkan oleh kaum Muslimin dan kaum Quraisy pun harus menyerahkan hartanya sebagai rampasan. 

5. Sariyyah Abu Salam al-Makhzum

Bani Asad merupakan salah satu cabang atau klan besar dari suku Quraisy yang hidup di lembah Mekkah. Klan ini berambisi ini menyerang Madinah pada tahun 4 Hijriah. Oleh sebab itu Nabi Muhammad ﷺ menugaskan pasukan muslimin untuk mencegah mereka. 

Perjalanan kaum muslimin menuju medan perang ditempuh dengan menggunakan jalan kaki di malam hari agar tidak diketahui siapapun. Sebanyak 150 pasukan di bawah pimpinan Abu Salam al-Makhzum ini tiba di wilayah Timur Madinah atau tepatnya di Gunung Bani Asad. 

Hasil akhir dari bentrok ini adalah Bani Asad kehilangan 1.310 ekor unta karena diserahkan kepada pasukan muslimin. 

6. Sariyyah Abu Salamah

Masa Dakwah nabi Muhammad di Madinah masih dibayang-bayangi oleh ancaman musuhnya. Salah satu musuh yang terang-terangan hendak membunuh Rasulullah adalah Thulaiḥah dan Salamah bin Khuwailid yang berasal dari kabilah al-Assad. Oleh sebab itu pada bulan Muharram 4 Hijriah Rasulullah menugaskan Abu Salamah bin ‘Abdul-Asad ke untuk memerangi mereka. 

Namun ketika Abu Salamah sampai di tempat pertempuran tidak melihat adanya pasukan Khuwailid. Ternyata mereka sudah lebih dahulu meninggalkan perkampungan tersebut dengan meninggalkan hartanya yang berupa unta dan kambing. 

7. Sariyyah Abdullah bin Unais

Masih di tahun yang sama dengan poin sebelumnya, Rasulullah beserta pengikutnya juga mendapat ancaman dari Bani Huzail. Pasukan tersebut berada dibawah kendali Sufyan bin Khalid bin Nubaiḥ al-Hudzalī untuk menyerang ke Madinah. Mendengar berita tersebut Rasulullah memberikan perintah kepada sahabatnya yang berasal dari kaum Anshar yakni ‘Abdullāh bin Unais untuk menghadapi pasukan tersebut. 

Peperangan ini terjadi di daerah yang berada di antara Mekah dan ‘Asfan yakni bernama Raji’. Sebelum memulai peperangan terjadi percakapan antara dua pemimpin pasukan ini. Sufyan bin Khalid pun terbunuh ketika sedang tidur sehingga perang ini dimenangkan oleh kaum muslimin. 

8. Sariyyah al-Mundzir bin ‘Amru

Pada bulan Safar tahun ke 4 Hijriah, Rasulullah mengirim pasukan Qurra yakni sekumpulan orang-orang penghafal Al Quran ke Najd. Pasukan yang dipimpin oleh al-Mundzir bin ‘Amru  dikirim ke Najd untuk menyebarkan agama Islam. Namun ketika mereka sampai di Bi’ru Ma‘ūnah dan hendak mengirimkan surat kepada pimpinan Bani ‘Āmir melalui utusan yang bernama  Ḥarām bin Milhān justru terbunuh.

Inilah yang menyebabkan peperangan antara pasukan Qurra dan Bani Amir dengan sekutunya dari kabilah Bani Salim. Dalam pertempuran ini pasukan muslimin kalah telak dalam jumlah personil. Akibatnya hampir seluruh pasukan Qurra syahid dalam pertempuran ini kecuali  Ka‘ab bin Zaid yang berhasil berpura-pura wafat dan ‘Amr bin Umayyah yang berkahir menjadi tawanan.

9. Sariyyah Bani Nadir

Pertempuran Bani Nadir ini juga dikenal sebagai tragedi pengusiran mereka dari tempat tinggalnya yakni desa tetangga Madinah dan berdampingan dengan kaum muslimin. Pada saat itu kedua kaum ini hidup dengan damai dan tidak ada masalah sampai pada akhirnya sekelompok Bani Nadir mengkhianati perjanjian dengan mengumpulkan kelompok untuk membunuh Rasulullah. 

Rencana tersebut diketahui oleh Rasulullah sehingga diutuslah salah satu dari pasukan muslimin yaitu Muḥammad bin Maslamah untuk menghadapi Bani Nadir. Bani Nadir pun diperintah untuk meninggalkan pemukiman mereka. Pada awalnya perintah tersebut karena kaum Munafiqin bersedia membantu mereka. 

Bantuan tersebut rupanya tidak berpengaruh apapun dan Bani Nadhir tetap diusir dari tempat tinggalnya. Dalam pengusiran ini Rasulullah justru menjamin keselamatan mereka baik anak-anak maupun harta bendanya. 

10. Sariyah Zi al-Qissah

Perang Sariyyah ini juga di juga dipimpin oleh Muhammad bin Salamah. Kali ini pasukan muslimin berhadapan dengan Bani Sa’labah di Zi al-Qissah. Latar belakang dari pertempuran ini adalah karena Bani Sa’labah hendak menyerang peternakan muslimin yang berada di Haifa. 

Sayangnya pasukan berjumlah 10 personel ini kalah karena mendapat serangan pada saat mereka sedang beristirahat. 

Muhammad bin Salamah kemudian melapor kepada baginda Muhammad dan segera dikirim pasukan lainnya yang berada di bawah pimpinan  Abu Ubaidah bin Jarrah. Kedatangan pasukan tambahan tersebut sangat membantu hingga berhasil memukul mundur lawan. 

The post 10 Perang Sariyyah dalam Sejarah Islam yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
8 Perang Ghazwah dalam Sejarah Islam Beserta Penjelasannya https://haloedukasi.com/perang-ghazwah-dalam-sejarah-islam Fri, 13 May 2022 01:21:35 +0000 https://haloedukasi.com/?p=34579 Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam atau Rasulullah merupakan junjungan besar bagi umat Islam di seluruh dunia. Beliau lahir di kota Mekkah pada 12 Rabiul Awal tahun gajah atau tahun 570 dalam kalender Masehi dan wafat pada tanggal 8 Juni 632 M di kota Madinah.  Selama hidupnya demi menengakkan agama yang dibawa untuk semua makhluk di […]

The post 8 Perang Ghazwah dalam Sejarah Islam Beserta Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam atau Rasulullah merupakan junjungan besar bagi umat Islam di seluruh dunia. Beliau lahir di kota Mekkah pada 12 Rabiul Awal tahun gajah atau tahun 570 dalam kalender Masehi dan wafat pada tanggal 8 Juni 632 M di kota Madinah. 

Selama hidupnya demi menengakkan agama yang dibawa untuk semua makhluk di Bumi terkadang Rasulullah haru menempuh jalur peperangan. Peparangan dalam sejarah Islam dibagi menjadi dua kategori yakni perang ghazwah yang dipimpin secara langsung oleh nabi Muhammad. Kategori kedua adalah perang sariyyah dimana perang terebut dipimpin oleh sahabat Rasululullah yang di utus oleh beliau secara langsung. Berikut iini adalah peperangan yang termasuk ke dalam kategori perang ghazwah.

1. Perang Badar

Perang Badar merupakan salah satu perang heroik dalam sejarah  Islam yang berlangsung di kota Badar di sebelah barat daya kota Madinah. Perang ini menjadi pertempuran pertama  bagi umat Islam sejak hijrahnya Rasulullah dari kota kelahirannya Mekkah ke kota Madinah. 

Perang antara kaum Muslimin dan kaum Quraisy ini berlangsung 17 Ramadhan 2 Hijriah atau sekitar 17 Maret 624 Masehi. Secara garis besar faktor yang melatarbelakangi Perang Badar adalah karena kebencian kaum Quraisy yang menolak kenabian Rasulullah dan juga Islam. Rasa benci tersebut kemudian menimbulkan perlakuan-perlakuan keji terhadap Rasulullah dan pengikutnya. 

Dalam pertempuran ini jumlah kaum Quraisy sangat unggul yakni sebanyak 1000 pasukan sedangkan kaum muslimin hanya 313 orang. Namun kemenangan justru didapatkan oleh kaum muslimin yang dipimpin langsung oleh Rasulullah dan hanya memakan waktu dua jam saja.

2. Perang Uhud

Perang Uhud adalah kelanjutan dari Perang Badar dengan kata lain pertempuran ini dilatarbelakangi kekalahan kaum Quraisy dalam pertempuran sebelumnya. Perang ini terjadi pada 23 Maret 625 M di dekat bukit Uhud yang ada di Madinah tepatnya 4 mil dari Masjid Nabawi. Pihak muslimin dipimpin langsung oleh Rasulullah sementara itu kaum Quraisy dipimpin oleh Abu Sufyan. 

Sama seperti Perang Badar jumlah kaum muslimin kalah jauh dibandingkan dengan kaum Quraisy yakni 1000 pasukan melawan 3000 pasukan. Sayangnya pertempuran kali ini dimenangkan oleh kaum kafir Quraisy. Kekalahan kaum muslimin disebabkan banyaknya pasukan yang tidak patuh pada Rasulullah hingga menyebabkan 70 pasukan gugur termasuk paman nabi yakni Hamzah bin Abdul Muthalib. Bahkan Rasulullah pun mengalami cedera pada parang yang terjadi selama 7 hari ini. 

3. Perang Khandaq

Perang Khandaq adalah pertempuran yang dipimpin oleh Rasulullah pada 31 Maret 627 melawan pasukan sekutu Abu Sufyan. Perang yang berlangsung selama 27 hari ini di perbatasan kota Madinah. Perang ini dikenal sebagai Khandaq karena strategi kaum muslimin yang memamnagun “khandaq” atau “parit” di kota Madinah bagian utara agar serangan sekutu dapat dihalau. 

Sebab terjadinya perang ini adalah karena umat Islam yang semakin berkembang sehingga kaum Yahudi merasa terancam. Selain itu sektor perdagangan juga mulai dikuasai oleh kaum muslimin sehingga kaum Yahudi ingin mengambil alih kembali. 

Dalam perang ini melibatkan jumlah pasukan yang lebih besar dari perang-peran sebelumnya yakni 3000 pasukan sedangkan kaum Yahudi berjumlah 10.000 pasukan yang terdiri dari gabungan pasukan Qais Ailan, Bani Fazara, Asyja’, Bani Sulaim, Bani Sa’ad dan Ka’ab bin Asad. 

Perang yang juga diikuti oleh menantu Nabi yakni Ali bin Abi Thalib ini berlangsung sengit dan kerap terjadi perubahan serangan mendadak dari kaum Yahudi. Namun kepiawaian Rasulullah dalam memimpin militer membuahkan kemenangan bagi kaum muslimin. 

4. Perang Khaibar

Sesuai dengan nama nya Perang Khaibar adalah pertempuran yang terjadi di kota Khaiba, Saudi Arabia. Perang yang terjadi pada pada tahun  7 Hijriah atau tahun 629 Masehi ini masih melibatkan antara kaum muslimin dengan kaum Yahudi. Pertempuran ini tak kalah sengitnya dengan perang lainnya karena terjadi di oasis subur yang dimanfaatkan sebagai lokasi perlindungan kaum Yahudi sehingga pasukannya sangat kuat. 

Perang yang berlangsung selama 2 minggu ini pada bulan Muharram ini diakibatkan oleh kaum Yahudi Khaibar yang melanggar perjanjian Hudaibiah. Umat muslim akhirnya mengepung benteng kaum Yahudi di Khaibar dengan membawa 2000 pasukan yang harus berhadapan dengan 10.000 pasukan musuh. 

Meski begitu Rasulullah bersama dengan pasukannya berhasil memenangkan pertempuran ini.  Orang-orang Yahudi pun diperintahkan untuk meninggalkan Khaibar dan menyerahkan harta benda mereka. 

5. Perang Mu’tah 

Pada tahun 8 Hijriah atau 629 Masehi di dekat Darak, Yordania terjadi sebuah peperangan yang melibatkan antara kaum muslimin melawan kekaisaran Bizantium Romawi Kuno yang kemudian dikenal sebagai Pertempuran Mu’tah. Perang ini meletus karena terbunuhnya utusan Rasulullah yakni al-Harits bin Umair untuk kaisar Bizantium yang bernama Hanits bin Abi Syamr Al-Ghassani. 

Sayangnya sang kaisar tidak menerima kabar dari Rasulullah dan memerintahkan Syurahbil bin Amr al-Ghassani untuk membunuh Harits. Masih ditahun yang sama utusan lainnya dari Rasulullah juga dibunuh. 

Dalam pertempuran ini 3000 personel kaum muslimin harus berhadapan dengan 100 ribu kaum Nasrani. Nabi Muhammad didampingi oleh 3 panglima besarnya yaitu Khalid ibn al-Walid, Abdullah ibn Rawaha, dan Zayd ibn Harithah. Sayangnya Zayd gugur dalam perang ini sehingga tugas komando perang beralih ke Khalid ibn al-Walid. Kepiawaian Khalid ibn al-Walid  berhasil mendatangkan kemenangan bagi kaum muslimin bahkan berhasil mengislamkan  kabilah Nejd, Sulaim, Asyja’, Gatafan, Abs, Zubyan dan Fazara. 

6. Perang Hunain 

Perang Hunain merupakan pertempuran antara kaum muslimin melawan Bani Hawazin, Bani Tsaqif, Bani Nasr dan Bani Jusyam pada tahun 8 Hijriah atau 630 Masehi di dekat Hunain. Perang ini terjadi setelah penaklukan kota Mekkah oleh kaum muslimin yang berlangsung dengan tenang dan tertib yang pada saat itu masih dikuasai oleh kaum kafir Quraisy.

Kaum kafir Quraisy pun membalas kaum muslimin dengan cara mengepungnya. Sebanyak 12 ribu pasukan muslimin sempat berhasil dikacaukan oleh 40 ribu pasukan kaum kafir Quraisy yang menyerang dari segala penjuru. Namun Rasulullah dan pasukannya berhasil bangkit dan memenangkan pertempuran. Atas kemenangan ini kaum muslimin mendapatkan harta rampasan peran yang sangat berlimpah. 

7. Perang Thaif 

Setelah mengalami kemenangan di Perang Hunain pasukan Nabi Muhammad melanjutkan pengejaran terhadap pasukan kafir Quraisy yang melarikan dan berhenti di Thaif. Rasulullah melakukan pengejaran dengan tenang yakni berjalan sembari menyebarkan agama Islam namun ternyata mendapat pertentangan yang keras dari masyarakat Thaif. 

Pengepungan yang memakan waktu puluhan hari ini diawali dengan keberangkatan 1000 pasukan muslimin yang dipimpin oleh Khalid bin Walid dan bersembunyi di balik benteng  Malik bin Auf. Namun ternyata benteng Thaif sangat kuat sehingga banyak pasukan nabi yang terluka. Dengan kesabaran Rasulullah dan siasatnya membakar ladang utama penduduk Thaif akhirnya kaum muslimin memenangkan perang ini. Pada akhirnya penduduk Thaif memilih untuk mengakui Rasul dan masuk Islam. 

8. Perang Tabuk 

Tabuk adalah nama dari lokasi yang berada di tengah antara lembah al-Qura dan Syam atau saat ini berada barat laut Arab. Pada tahun 9 Hijriah 630 Masehi lokasi ini merupakan tempat pertempuran antara kaum muslimin berhadapan dengan melawan pasukan Romawi selama 20 hari. Perang yang merupakan kepanjangan dari Perang Mu’tah ini terdiri dari 30 ribu pasukan muslimin dan 200 ribu personel Romawi. 

Perang ini dilatarbelakangi oleh semakin berkembangnya kaum muslimin di Arab sehingga kaisar Romawi was-was dan memilih untuk menaklukan mereka terlebih dahulu. Pasukan muslimin datang ke Tabuk dengan perlengkapan yang seadanya bahkan sangat minim persediaan makanan. Namun ternyata pasukan Romawi telah menarik diri. 

Kaum muslimin yang sudah terlanjur sampai di Tabuk kemudian bermalam dan Rasulullah mendapat banyak kabilah yang justru memihak kepada Islam. Tidak ada korban jiwa yang jatuh dari pertempuran ini karena diakhiri dengan perjanjian perdamaian dari kedua belah pihak. 

The post 8 Perang Ghazwah dalam Sejarah Islam Beserta Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
11 Peninggalan Dinasti Abbasiyah yang Masih Ada Hingga Kini https://haloedukasi.com/peninggalan-dinasti-abbasiyah Mon, 11 Apr 2022 01:56:18 +0000 https://haloedukasi.com/?p=33472 Dinasti Abbasiyah adalah kekhalifahan Islam yang berdiri pada tahun 132 sampai 656 H atau  750 sampai 1258 M. Dinasti yang didirikan oleh Abdullah As-Saffah bin Ali bin Abdullah bin Al-Abbas menjadi salah satu kerajaan Islam yang paling lama berkuasa. Beribukota di Baghdad kemudian berpindah ke Samarra, kekhalifahan ketiga ini memiliki wilayah yang luas yakni meliputi […]

The post 11 Peninggalan Dinasti Abbasiyah yang Masih Ada Hingga Kini appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dinasti Abbasiyah adalah kekhalifahan Islam yang berdiri pada tahun 132 sampai 656 H atau  750 sampai 1258 M. Dinasti yang didirikan oleh Abdullah As-Saffah bin Ali bin Abdullah bin Al-Abbas menjadi salah satu kerajaan Islam yang paling lama berkuasa. Beribukota di Baghdad kemudian berpindah ke Samarra, kekhalifahan ketiga ini memiliki wilayah yang luas yakni meliputi Irak, Suriah, Semenanjung Arab, Uzbekistan dan Mesir Timur. 

Selama 5 abad berkuasa dan sempat membawa Islam sebagai pusat dunia, tentu saja ada berbagai macam peninggalan-peninggalan dari Dinasti Abbasiya. Beberapa peninggalan tersebut bahkan masih dapat kita jumpai hingga masa sekarang. Diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Istana Qashrul Dzahabi

Istana Qashrul Dzahabi

Istana Qashrul Dzahabi merupakan salah satu peninggalan Dinasti Abbasiyah yang berada di kota Baghdad. Nama lain dari istana ini adalah Istana Emas karena dihiasi oleh struktur bangunan yang megah dan menggambarkan sebagai surga dunia. Istana ini dibangun oleh Khalifah Al-Manshur dengan total luas 160.000 Hasta persegi serta lengkap dengan fasilitas-fasilitas untuk setiap penghuninya seperti mushola, kantor polisi, puri dan yang lainnya. 

Istana ini dibangun dengan memiliki 4 gerbang yang mengapit bangunan dimana masing-masing gerang diberi nama Bab Al-Kufah (di sebelah barat daya),  Bab al-Syam (di sebelah barat laut), Bab al-Basrah (di sebelah tenggara), dan Bab al-Khurasan (di sebeah timur laut). Setiap gerbang memiliki 28 menara yang digunakan para prajurit untuk memantau keadaan luar. Kegunaan dari bangunan begitu megah ini adalah sebagai tempat tinggal khalifah dan keluarganya. 

2. Istana Qasruzzabad

Istana Qasruzzabad

Dinasti Abbasiyah tidak hanya membangun satu istana saja melainkan ada beberapa. Selain Istana Qashrul Dzahabi ada pula Istana Qasruzzabad yang terletak di Baghdad dengan total luas bangunan mencapai 160 ribu meter persegi yang difungsikan sebagai tempat tinggal keluarga khalifah.

Di samping bangunan istana ini terdapat bangunan-bangunan bertingkat serta memiliki fasilitas seperti toko, taman dan fasilitas umum lainnya. Lokasinya pun tidak sembarangan yakni dengan melihat kondisi geografis serta kemudahan akses jalannya. 

3. Istana Qasbrul Khuldi

Istana Qasbrul Khuldi

Qasbrul Khuldi adalah sebuah bangunan istana yang didirikan oleh Khalifah Al Manshur di luar kota Baghdad. Istana yang disebut juga sebagai Istana Abadi ini mulai dibangun pada tahun 773 Masehi di tepi barat sungai Tigris. Lokasi tersebut dipilih karena berada di titik yang tinggi sehingga akan aman dari serangga. 

Diyakini istana yang dibangun sepanjang satu mil ini memiliki taman yang begitu indah layaknya taman di surga. 

4. Istana Ukhaidir

Istana Ukhaidir

Istana Ukhaidir adalah bangunan istana lainnya yang dibangun oleh Dinasti Abbasiyah di 200 km sebelah selatan kota Baghdad. Tidak ada teks maupun informasi lainnya mengenai kapan istana ini dibangun namun beberapa ahli menyimpulkan istana ini didirikan pada tahun 775 Masehi. 

Arsitektur yang diusung dalam istana ini sangat unik dimana menghubungkan antara seni islam dan non Islam dengan bentuk melingkar serta dikelilingi oleh tembok berbentuk persegi setinggi 19 meter seluas  175 m x 169. 

5. Masjid Agung Samarra

Masjid Agung Samarra

Sebuah kerajaan biasanya akan meninggalkan jejak berupa tempat ibadah atau bangunan suci sesuai dengan kepercayaannya. Seperti Dinasti Abbasiyah yang bercorak Islam maka salah satu peninggalannya adalah masjid. Dari sekian banyaknya masjid peninggalan Abbasiyah salah satunya adalah Masjid Agung Samarra yang berada di kota Samarra, Iraq. 

Masjid ini dibangun sekitar abad ke 9 tepatnya mulai dibangun pada tahun 848 Masehi dan selesai pada tahun 851 Masehi oleh Khalifah Al-Mutawakkil. 

Masjid setinggi 52 meter dan seluas 15 ha ini memiliki ciri khas yakni terdapat menara yang berbentuk spiral. Struktur bangunannya menggunakan batu bata berbentuk oktagonal yang dibakar terlebih dahulu. Masjid ini telah ditetapkan sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO sejak tahun 2007 lalu. 

6. Masjid Al-Manshur 

Masjid Al-Manshur

Peninggalan dari Dinasti Abbasiyah berupa masjid juga dapat kita temui di Baghdad yakni Masjid Agung Al-Manshur. Sesuai dengan namanya masjid ini dibangun oleh khalifah kedua dari Abbasiyah yakni Al Manshur. Masjid yang dibangun pada tahun 762 ini bau ditemukan pada abad ke 14 oleh seorang pelajar dari Maroko bernama Ibnu Batutah yang sedang melakukan perjalanan. 

Masjid yang digunakan untuk sholat jum’at dan melaksanakan sholat ied ini sempat beberapa kali direnovasi. Renovasi pertama dilakukan oleh Harun al-Rashid pada tahun 807–809 yang kemudian dikenal sebagai “The Old Court”. Renovasi kedua dilakukan oleh Khalifah  al-Mu’tadid pada tahun 892–902. Masjid pertama di Baghdad ini memiliki tinggi 91 meter dengan bentuk persegi. 

7. Masjid Ibnu Tulun

Masjid Ibnu Tulun

Dinasti Abbasiyah juga meninggalkan jejaknya di kota Kairo, Mesir yaitu Masjid Ibnu Tulun yang dibangun Khalifah Ibnu Tulun selama 3 tahun dimulai sejak 876 sampai 879. Masjid ini berada  di tengah kota Al-Qatai dengan total luas 2,6 hektar dengan arsitektur bangunan yang mirip dengan masjid di Samarra bahkan menara pertamaya berbentuk spiral namun telah diubah oleh khalifah-khalifah selanjutnya. 

Khalifah Ibnu Tulun mendirikan masjid ini karena masjid sebelumnya yakni Masjid Amr tidak dapat menampung jamaah yang semakin berkembang pesat sehingga dibuatlah masjid yang lebih besar lagi. Masjid Ibnu Tulun ini menjadi masjid tertua kedua di Mesir setelah Masjid Amr.

8. Masjid Al Khulafa 

Masjid Al Khulafa 

Masjid peninggalan Abbasiyah yang berada di Baghdad Irak ini memiliki beberapa nama lain seperti Masjid Al-Qasr yang artinya Masjid Istana. Masjid yang memiliki menara setinggi 34 meter ini dibangun oleh al-Muktafi yang merupakan khalifah Abbasiyah ke 17. 

Masjid ini mulai dibangun dengan memakan waktu 6 tahun yakni sejak tahun 902 M sampai dengan 908 M. Masjid ini juga tercatat dalam perjalanan seorang penjelajah Maroko yang tersohor yakni Ibnu Batutah. Satu-satunya bangunan yang masih asli dan mempertahankan bentuk aslinya adalah menara setinggi 34 meter yang saat ini dalam keadaan miring seperti sedang membungkuk sehingga masyarakat sekitar menyebutnya sebagai “al’ahdab” yang artinya “si bungkuk”. 

9. Masjid Baiat 

Masjid Baiat

Masjid Baiat atau Baiah adalah jejak Dinasti Abbasiyah di Mekah tepatnya di kawasan Jamarat yang juga didirikan oleh khalifah al Manshur yakni pada tahun 761 Masehi. Tempat ini diyakini sebagai tempat bertemunya Rasulullah dengan para pengikutnya yakni kaum Anshar dan menjadi tempat baiat aqabah. Masjid ini juga dibangun untuk menghormati sang pelopor berdirinya Dinasti Abbasiyah yang masih merupakan paman nabi Muhammad yaitu Abbas bin Abdul Muthalib. 

Dari arah Syam dan Yaman terlihat ada dua serambi di masjid ini dengan masing-masing memiliki 3 buah kubah, 4 tiang dan 2 pintu ke arah masjid. Pada awalnya masjid ini tidak begitu terlihat karena lokasinya yang tersembunyi yakni di balik gunung Mina serta terbuat dengan bahan-bahan yang sangat sederhana. Namun gunung tersebut sudah dihilangkan dan masjid Baiat pun dapat dilihat oleh para jemaah haji yang sedang berada di kawasan Jamarat. 

10. Masjid dan Mausoleum Zumurrud Khatun 

 Masjid dan Mausoleum Zumurrud Khatun

Masjid dan Mausoleum Zumurrud Khatun berada di Iraq tepatnya di Bagdhad di Pemakaman Sheikh Maarouf di sisi Karkh Baghdad. Masjid merupakan peninggalan dari Khalifah Zumurrud atau dikenal juga sebagai Zubayda pada tahun 1202 Masehi. Meski merupakan peninggalan dari Abbasiyah namun menara masjid ini dibangun oleh Dinasti Seljuk pada abad 12. 

Menara tersebut masih bertahan hingga hari ini dan merupakan yang tertua di Baghdad Bangunan masjid tertutupi oleh kubah muqarnas dan kubah kecil lainnya. 

11. Masjid Al Sarai 

Masjid Al Sarai 

Masjid ini memiliki beberapa nama lain yakni Masjid Hasan Pasha atau Masjid Al-Nasr. Masjid ini berdiri di kota Baghdad yang dibangun pada masa kekhaifahan Al Nasr yakni penguasa ke 34 dari Abbasiyah. Dibangun pada tahun 1193 M ini merupakan masjid Sunni yang dibangun di depan gedung administrasi Utsmaniyah yakni gedung Dar Diwani al-Hakumia. Di dalam masjid ini terdapat tempat untuk menuntut ilmu atau disebut sebagai madrasah dengan lima buah pintu yang masing-masing menuju ke tempat sholat. 

The post 11 Peninggalan Dinasti Abbasiyah yang Masih Ada Hingga Kini appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sejarah Dinasti Umayyah: Masa Keemasan – Faktor Runtuh dan Peninggalannya https://haloedukasi.com/sejarah-dinasti-umayyah Mon, 04 Apr 2022 03:18:58 +0000 https://haloedukasi.com/?p=33292 Dinasti Umayyah merupakan kekhalifahan yang cukup besar dengan pusat pemerintahan berada di Damaskus dan di Cordoba. Dengan demikian wilayah kekuasaan dinasti pertama ini mencakup wilayah Asia dan Eropa. Seperti halnya kerajaan lainnya dinasti ini juga melakukan perluasan wilayah dengan cara ekspansi.  Dinasti Umayyah memperluas wilayahnya ke di kota-kota Asia Tengah India dan Afrika bagian barat […]

The post Sejarah Dinasti Umayyah: Masa Keemasan – Faktor Runtuh dan Peninggalannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dinasti Umayyah merupakan kekhalifahan yang cukup besar dengan pusat pemerintahan berada di Damaskus dan di Cordoba. Dengan demikian wilayah kekuasaan dinasti pertama ini mencakup wilayah Asia dan Eropa. Seperti halnya kerajaan lainnya dinasti ini juga melakukan perluasan wilayah dengan cara ekspansi. 

Dinasti Umayyah memperluas wilayahnya ke di kota-kota Asia Tengah India dan Afrika bagian barat laut. Pada tahun 685 sampai dengan 705 yakni pada saat berada  di bawah kekuasaan Abdul Al-Malik dinasti ini melakukan ekspansi ke wilayah Bukhara, Samarkand, Khwārezm, Fergana, dan Tashkent. Sementara itu wilayah kekuasaan dinasti Umayyah di Eropa yakni berada di Spanyol. 

Berdiri selama berabad-abad dinasti ini mengalami jatuh bangun selama berkuasa. Berikut ini adalah masa keemasan dan kejatuhan dari Dinasti Umayyah. 

Masa Keemasan Dinasti Umayyah

Dinasti Umayyah menguasai Asia dan Eropa selama lebih dari 3,5 abad dengan dua kali masa kejayaan. Khalifah yang berhasil membawa dinasti Umayyah pada puncak kejayaannya adalah Al Walid bin Abdul Malik yang bertahta pada 89–96 H atau sekitar 705–715 M dan Umar bin Abdul Aziz sejak tahun 99–101 H atau tahun 717–720 M.

Al Walid Abdul Malik

Pada masa Al Walid Abdul Malik pembangunan yang dihasilkan adalah rumah sakit khusus bagi penderita kusta, panti asuhan khusus untuk yang berkebutuhan khusus, pemandu untuk tuna netra, pembangunan pabrik dan gedung pemerintahan, membangun jalan di lereng bukit hingga menyediakan guru untuk anak-anak yang tidak memiliki orang tua. 

Al Walid Abdul Malik adalah merupakan putra sulung dari Abdul-Malik yang merupakan khalifah sebelumnya. Di bawah kekuasaan Al Walid, Dinasti Umayyah berhasil menaklukan Transoxiana pada 706, sebagian Perancis pada 711, Punjab, Sindh serta, Samarkand dan Khwarizm pada 712, Kabul yang saat ini adalah Afganistan pada 713, Tus tahun 715), dan Spanyol pada tahun 711. 

Khalifah Al Walid melanjutkan kebijakan sang ayahanda yakni memberikan kebebasan kepada Al Hajjaj bin yusuf yang merupakan sosok tegas, kejam namun cerdas dan bijaksana Al Hajjaj diberikan kekuasaan politik dan diangkat sebagai menteri pertahanan. Hasilnya adalah kekuatan militer dan angkatan laut Umayyah semakin kokoh. 

Di masa ini jugalah Masjid Agung Damaskus yang masih kokoh hingga hari ini pertama kali di bangun. Selain membangun Masjid Agung Damaskus, Al Walid juga menaruh perhatian yang besar untuk masjid Nabawi yang berlokasi di Madinah dan Masjid Al Aqsa di Yerusalem. 

Setelah Al Walid wafat yakni pada tahun 715 M , kekhalifahan kemudian dilanjutkan oleh adiknya yaitu Sulaiman 

Umar bin Abdul Aziz

Sementara itu pada masa khalifah Umar bin Abdul Aziz pembangunan yang dilakukan antara lain adalah menegmbangkan rumah sakit, jalan raya serta rumah singgah bagi para musafir. Serta menerapkan beberapa kebijakan seperti mengembalikan harta kepada pemiliknya, memberantas korupsi, menaikan gaji para pejabat, menyelesaikan masalah  masalah cukai dan jizyah sesuai syari’ah Islam, menyebarkan Islam  ke berbagai penjuru Bumi dengan mengirimkan para pendakwah ke luar negeri dan masih banyak lagi.  

Umar bin Abdul Aziz atau Umar II berkuasa sejak tahun 717 hingga 720 menggantikan khalifah sebelumnya yakni Sulaiman yang telah wafat. Umar II meski  hanya menjabat dalam kurun waktu singkat namun kepemimpinannya menjadi salah satu yang paling berjaya dan dikenang dijuluki  khulafaur rasyidin kelima. 

Pada masa kepemimpinan, Umar II banyak melakukan perombakan pada kota-kota bahkan tak segan untuk mencopot jabatan gubernur yang tak kompeten. Penunjukkan gubernur pun dilandaskan pada kecakapan mereka meskipun dari kalangan oposisi. Beliau bahkan mengawasi secara langsung kinerja pada gubernur agar tidak bertindak sewenang-wenang meski telah menyetorkan pendapatannya. 

Untuk urusan penyerang dan penaklukan kota, Umar II tidak begitu tertarik bahkan menarik pasukannya dari usaha pengepungannya di Konstantinopel. Umar II lebih mementingkan perang untuk berjihad seperti yang dilakukan di perbatasan Romawi dan Syria Utara. 

Kebijakan-kebijakan lainnya yang diterapkan oleh Umar II adalah memisahkan laki-laki dan perempuan di pemandian umum, melarang minuman keras, hingga memberikan keringanan zakat secara adil serta menganggap ilegal pekerjaan tanpa upah. 

Meski sebagian besar pembangunan yang dilakukan Umar II adalah pembangunan moral namun berbagai fasilitas umum juga tetap mendapat perhatian. Salah satu fasilitas umum yang dibangun adalah kanal, jalan, caravanserai, dan klinik kesehatan di Khorasan, Afrika Utara dan Khorasan. 

Faktor Keruntuhan Dinasti Umayyah 

Meski berjaya dan memiliki daerah kekuasaan yang luas namun pada akhirnya Dinasti Umayyah harus mengakhiri kekuasaannya. Dinasti ini mulai goyah ketika mulai muncul kelompok yang merasa tidak puas dengan pemerintahannya. Kelompok oposisi tersebut dipimpin oleh Abbasiyah hingga akhirnya benar-benar jatuh pada tahun 750 Masehi ketika berada di bawah kekhalifahan Marwan II bin Muhammad. 

Meski kekuasaannya di Damaskus berakhir namun akhirnya kembali berkuasa di Cordoba Spanyol. Di Eropa pun Dinasti Umayyah mulai mengalami kemunduran sejak abad ke 9 dimana wilayahnya banyak yang melepaskan diri. Sejak saat itu tidak ada khalifah yang mampu mengembalikan kejayaan Umayyah. Kondisi kepemerintahan yang semakin kacau membulatkan tekad Hisyam III untuk melepaskan jabatannya pada tahun 1031 dengan begitu Dinasti Umayyah benar-benar berakhir. 

Secara garis besar ada beberapa faktor utama yang menyebabkan kemunduran Dinasti Umayyah. Faktor tersebut antara lain sebagai berikut. 

  • Konflik antar Etnis
    Etnis atau suku Arabia utara (Bani Qays) dan Arabia Selatan (Bani Kalb) sejak dahulu kala telah mengalami konflik panjang. Pertikaian tersebut semakin meruncing pada masa kekuasaan Dinasti Umayyah. Khalifah-khalifah Umayyah pun kesulitan dalam mendamaikan kedua suku ini sehingga perselisihan terus terjadi. 
  • Kuatnya Bangsa Arab 
    Bangsa Arab setelah masa kekuasaan Umayyah menjadi berkembang dengan pesat dan memimpin suku bangsa lainnya. Ditambah adanya status Mawali yang diberikan kepada Non- Arab membuat mereka merasa terdiskriminasikan terutama rakyat yang berada di Irak. 
  • Munculnya Kaum Oposisi 
    Pada masa kekuasaan Dinasti Umayyah muncul kelompok-kelompok baru yang mengancam keberadaannya. Kelompok tersebut adalah Kaum syi’ah dan khawarij yang terus berkembang. 
  • Putra Mahkota Lebih dari Satu 
    Pada umumnya seorang raja atau pemimpin akan menunjuk satu putra mahkota sebagai yang akan meneruskan kekuasaan. Namun Umayyah memiliki lebih dari satu putra mahkota biasanya mereka adalah putra pertama, kedua dan seterusnya bahkan kerabat dekatnya. Hal ini tentu menimbulkan perselisihan dalam kedudukan kekhalifahan. 
  • Perselisihan Anggota Istana
    Sistem kekhalifahan adalah sistem pemerintahan yang baru bagi bangsa Arab. Sistem ini belum memiliki aturan yang sempurna serta masih banyak ketidakjelasan dan bergantung pada senioritas. Hal ini menimbulkan perselisihan di dalam anggota istana sendiri. 
  • Fanatisme 
    Fanatisme adalah sebuah masalah besar yang ada di tanah Arab. Namun pada masa Islam muncul fanatisme sudah dihilangkan terutama yang ada di  bangsa Arab Selatan dan Arab Utara. Sayangnya masalah ini kembali muncul pada masa kekhalifahan Umayyah terutama pada bangsa Arab Selatan yang berada di bawah pimpinan kabilah Qalb. Fanatisme muncul setelah wafatnya Yazid bin Muawiyah. 
  • Hedonisme 
    Anggota keluarga atau para penerus pemerintahan Umayyah cenderung menyukai hidup penuh kemewahan. Mereka merasa terbebani ketika diberi kekuasaan sehingga urusan negara pun menjadi kacau. 
  • Munculnya Kaum Abbasiyah
    Kaum Abbasiyah adalah kelompok oposisi yang didirikan oleh keturunan  al-Abbas ibn Abd al Muthalik. Kelompok ini mendapat dukungan penuh dari kaum Syiah terutama dari bani Hasyim untuk menggulingkan kekuasaan bani Umayyah. 

Peninggalan Dinasti Umayyah

Dinasti Umayyah sebagai daulah Islam pertama setelah wafatnya nabi Muhammad ini berkuasa di kawasan Asia hingga Eropa selama lebih dari 300 tahun. Kurun waktu tersebut tergolong cukup lama dan tentunya meninggalkan beberapa jejak sebagai peninggalannya. 

Beberapa peninggalan dari Dinasti Umayyah yang masih bisa kita lihat hingga masa sekarang adalah berikut ini. 

Masjid Al Aqsa

Masjid Al-Aqsa Tetap Dibuka Meski Kasus Covid-19 Melonjak

Bagi umat Islam di seluruh dunia, Masjidil Al Aqsa adalah salah satu bangunan paling penting. Masjid yang berada di kota Al Quds Palestina ini berdiri melewati berbagai zaman sejak pertama kali didirikan oleh Nabi Yakub dan masih bisa kita lihat hingga saat ini. 

Masjid ini telah direnovasi beberapa kali salah satunya adalah oleh Dinasti Umayyah yakni ketika berada di bawah kekhalifahan Khalifah Abdul Malik tahun 690 M. Sebelumnya masjid ini dirawat oleh sahabat Rasulullah yakni Umar bin Khattab. Khalifah Abd Malik bin Marwan menambahkan kubah biru denga total kubah masjid ada 15 buah.

Sejak saat itu Masjidil Aqsa ini terus direnovasi namun dengan tidak mengubah bentuk aslinya. 

Masjid Kubah Batu atau Dome of the Rock 

Dalam bahasa Arab Dome of Rock disebut sebagai Qubbat al-Sakhrah yakni bangunan yang diyakini sebagai karya arsitektur Islam paling tua di dunia. Berada di Yerusalem bangunan masjid yang khas dengan kubahnya yang berwarna kuning keemasan ini dibangun pada abad ke 7 oleh Abd al-Malik ibn Marwan dari Dinasti Umayyah. 

Tak hanya Islam, bangunan ini juga bersejarah bagi umat Yahudi. Dalam sejarah Islam bangunan ini menjadi tempat bertolaknya Nabi Muhammad untuk naik ke surga sedangkan dalam sejarah Yahudi masjid ini merupakan tempat nabi Ibrahim mengorbankan putranya. Hingga hari ini Dome of The Rock masih berdiri dengan kokoh. 

Masjid-Katedral Cordoba

Masjid Cordoba adalah peninggalan dari Dinasti Umayyah yang paling megah di daratan Eropa. Masjid ini pertama kali dibangun oleh Khalifah Abd ar-Rahman I pada tahun 785 Masehi melalui sejarah yang panjang. Disebut sebagai masjid-katedral karena bangunan ini digunakan secara bersama-sama oleh umat Islam dan umat Nasrani ketika Dinasti Umayyah menaklukan Hispania. 

Pada akhirnya Abd al-Rahman I membeli bangunan yang digunakan untuk berdoa bagi umat Kristen dan mengubahnya menjadi masjid. Abd al-Rahman I menggantinya dengan membangun kembali gereja-gereja yang telah hancur sehingga rakyatnya yang non-muslim tetap bisa beribadah. Ciri khas dari masjid ini adalah tempat ibadah yang berbentuk persegi sangat luas, atap yang berbentuk datar dan ditopang oleh tiang kayu berbentuk setengah lingkaran. 

Masjid yang terus disempurnakan selama 2 abad ini menjadi bangunan yang paling berpengaruh dan terbesar pada masanya. Saat ini bangunan yang dalam bahasa lokal disebut sebagai Mezquita-Catedral de Córdoba telah dialihfungsikan sebagai gereja. Bangunan ini juga masuk sebagai daftar warisan budaya UNESCO sejak tahun 1984. 

Masjid Umayyah 

Sesuai dengan namanya, Masjid Umayyah adalah jejak Dinasti Umayyah yang dapat kita lihat hingga hari ini di pusat kotanya yakni Damaskus, Syria. Pada masa Dinasti Umayyah masjid ini dibangun oleh Khalid ibn al-Walid. Namun konstruksi awalnya diketahui sudah ada sejak 1000 tahun sebelum Masehi oleh bangsa Yunani sebagai tempat ibadah. 

Masjid ini masih menggunakan bangunan awal namun diubah mengikuti bentuk masjid pada umumnya setelah terbakar pada tahun 461 H. Masjid ini dibangun memiliki tiga menara, tiga kubah, empat mihrab, tiga saumaah, dan empat gapura. Saat ini masjid Umayyah menjadi 4 dari tempat suci bagi umat Islam dan salah satu masjid terbesar serta tertua di dunia.  

Masjid Jami Halab

Masjid Halab saat ini lebih dikenal sebagai masjid Agung Aleppo yang berlokasi di kota tua Aleppo tepatnya di distrik al-Zalloum. Masjid terbesar di kawasan Suriah ini pada awalnya merupakan tempat pembaptisan serta sisa Zakharia yang merupakan ayah dari Yohanes. 

Masjid yang memiliki arsitektur serupa dengan masjid Damaskus ini mulai dibangun pada abad ke 8 Khalifah Sulaiman bin Abdul. Sayangnya bangunan yang saat ini berdiri bukanlah bentuk aslinya karena masjid yang mengkombinasikan arsitektur Gothic, Romawi dan Arab ini hancur berkali-kali sehingga harus direnovasi. Bangunan yang saat ini masih bertahan adalah hasil dari  Nur ad Din yang selesai pada tahun 1158.

Keunikan dari Masjid Halab atau Masjid Agung Aleppo ini adalah menara yang berbentuk segi empat seluruhnya. 

Masjid Agung Kairouan

Masjid Agung Kairouan adalah masjid peninggalan dari Dinasti Umayyah yang berada di Tunisia, Afrika Utara tepatnya di Kota Kairouan. Berbeda dengan masjid-masjid ada pembahasan sebelumnya yang dibangun oleh khalifah, masjid ini didirikan oleh panglima militer Umayyah yang bernama  Uqbah bin Nafi’ pada tahun 50-55 Hijriyah atau 670-675 Masehi. Oleh sebab itu masjid ini memiliki nama lain sebagai masjid Uqbah. 

Masjid Agung Kairouan hingga saat ini menjadi yang terbesar di wilayah Afrika Utara. Bangunannya pernah hancur akibat serangan dari suku Berber namun segera diperbaiki oleh Hassan bin Nu’man pada tahun 703 Masehi. Arsitektur masjid ini kemudian menjadi patokan masjid-masjid selanjutnya. Masjid ini diperluas pada tahun 724-728 M oleh Khalifah  Hisyam bin Abdul-Malik. Keunikan dari masjid ini adalah di setiap pojok pagarnya terdapat menara seperti yang ada pada benteng-benteng pertahanan. 

The post Sejarah Dinasti Umayyah: Masa Keemasan – Faktor Runtuh dan Peninggalannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Isra Mi’raj: Pengertian – Sejarah dan Hikmahnya https://haloedukasi.com/isra-miraj Wed, 23 Mar 2022 03:15:49 +0000 https://haloedukasi.com/?p=32863 Isra Mi’raj merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah islam di mana menceritakan kisah perjalanan rohani Nabi Muhammad SAW. Kisah perjalanan ini tentunya sangat penting, karena dengan peristiwa Isra Mi’raj Nabi mendapatkan perintah dari Allah SWT berupa shalat lima waktu. Adapun pembahasan mengenai Isra Mi’raj sebagai berikut. Pengertian Isra Mi’raj Isra Mi’raj adalah peristiwa yang […]

The post Isra Mi’raj: Pengertian – Sejarah dan Hikmahnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Isra Mi’raj merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah islam di mana menceritakan kisah perjalanan rohani Nabi Muhammad SAW. Kisah perjalanan ini tentunya sangat penting, karena dengan peristiwa Isra Mi’raj Nabi mendapatkan perintah dari Allah SWT berupa shalat lima waktu. Adapun pembahasan mengenai Isra Mi’raj sebagai berikut.

Pengertian Isra Mi’raj

Isra Mi’raj adalah peristiwa yang diberikan oleh Allah SWT sebagai penghibur. Pasalnya, ketika itu Nabi Muhammad SAW sedang bersedih karena kehilangan sosok terdekatnya yakni Abi Thalib (Paman Nabi) dan Khadijah (Istrinya).

Oleh sebab itu, untuk menghibur dirinya, beliau diberikan hadiah berupa perjalanan Isra Mi’raj oleh Allah SWT. Bahkan perjalanan ini telah menjadi suatu bukti bahwa Nabi Muhammad mengikuti jalur para nabi terdahulu.

Peristiwa Isra Mi’raj ini telah digambarkan dalam Surat Al-Isra’ ayat pertama yang berbunyi:

“Maha suci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagai tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.”

Isra Mi’raj merupakan istilah yang berasal dari dua kata yaitu Isra dan Mi’raj. Isra yaitu perjalanan malam yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dari Kota Mekkah ke Madinah (Baitul Maqdis). Jarak yang ditempuh oleh nabi dari Mekkah ke Madinah sekitar 1.239 kilometer.

Jarak yang cukup jauh tersebut, apabila ditempuh dengan mengendarai unta maka akan menghabiskan waktu selama satu bulan. Istimewanya, Rasulullah SAW hanya menempuhnya dalam semalam.

Sementara untuk kata Mi’raj berarti perjalanan malam yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dari Madinah yakni Baitul Maqdis ke Sidratul Muntaha di mana perjalanannya melewati tujuh langit.

Peristiwa ini terjadi pada 27 Rajab atau 621 Masehi. Maka dari itu, setiap tanggal tersebut umat islam selalu merayakan peristiwa Isra Mi’raj.

Sejarah Isra Mi’raj

Sehari sebelum terjadinya peristiwa Isra Mi’raj, Nabi sedang bermalam di rumah sepupunya yang bernama Hindun binti Abu Thalib atau lebih dikenal dengan nama Ummu Hani. Setelah tidur sekejap, beliau terjaga dan mengunjungi Ka’bah.

Namun saat beliau tertidur di sana, Malaikat Jibril as datang kepada Nabi dan membangunkannya sebanyak tiga kali. Kemudian Jibril mengantarkan Rasulullah ke buraq. Buraq merupakan sejenis hewan bersayap yang lebih tinggi dari keledai, akan tetapi lebih pendek dari baghal. Buraq inilah kendaraan yang digunakan oleh Rasulullah dalam melakukan perjalanan Isra Mi’raj.

Sebagaimana disebutkan dalam kitab Qishshah Mi’rajin Nabi karya Syekh Najmudin Al-Ghoidzi menjelaskan proses perjalanan Nabi menuju Baitul Maqdis yang mengalami perhentian beberapa kali. Adapun tempat perhentiannya mulai dari Madinah, dekat sajarah Musa, tempat Nabi Musa berteduh dan mengumpat dari kejaran Raja Fir’aun, hingga Bukit Sinai dan Betlehem yang merupakan tempat kelahiran Nabi Musa.

Setibanya beliau di Baitul Maqdis (sekarang dikenal dengan Masjid Al-Aqsa), Nabi langsung mengerjakan shalat dua rakaat dan menjadi imam dari para nabi yang berada di tempat tersebut. Kemudian, Nabi diberikan tiga gelas yang di dalamnya terdapat isi berbeda-beda mulai dari khamr, susu dan air putih.

Nabi memilih susu yang telah disebut oleh Malaikat Jibril as sebagai fitrah atau agama islam. Setelah itu, beliau melanjutkan kembali perjalanan malamnya menuju Sidratul Muntaha. Perjalanan beliau melewati tujuh langit dunia. Di setiap langitnya, Nabi bertemu dengan para nabi pilihan.

  • Nabi Adam di langit pertama
  • Nabi Isa dan Nabi Yahya di langit kedua
  • Nabi Yusuf di langit ketiga
  • Nabi Idris di langit keempat
  • Nabi Harun di langit kelima
  • Nabi Musa di langit keenam
  • Nabi Ibrahim di langit ketujuh

Sampai akhirnya, ketika Nabi tiba di Sidratul Muntaha, beliau mendapatkan perintah langsung dari Allah SWT untuk umat islam. Adapun perintahnya yaitu shalat dalam sehari. Mulanya, rakaat untuk shalat sebanyak 50 kali dalam sehari.

Namun setiap kali beliau turun, Nabi Musa mengingatkan bahwa jumlah rakaat shalat itu terlalu besar. Hingga kemudian, beliau memohon kepada Allah untuk memberikan keringanan kepada umat muslim sampai tersisa 5 rakaat dalam sehari semalam. Inilah yang menjadi titik penting dari perjalanan Nabi Muhammad SAW pada malam tersebut.

Hikmah Isra Mi’raj

Adanya peristiwa Isra Mi’raj tentu memiliki sejumlah hikmah yang dapat kita petik. Adapun beberapa hikmah dari Isra Mi’raj yaitu:

  • Tingginya derajat kehambaan
    Hal ini telah disebutkan dalam Surat Al-Isra’ ayat satu. Kata yang digunakan pada ayat tersebut untuk menyebut Nabi Muhammad SAW yaitu abdun, berarti hamba. Ini menunjukkan bahwa hamba yang memang benar-benar bertakwa kepada Allah SWT akan memperoleh derajat yang begitu luhur di sisi-Nya.
  • Penyampaian kebenaran walaupun pahit
    Setelah peristiwa Isra Mi’raj, Nabi Muhammad memberitahukan apa yang telah dialaminya ke penduduk Mekkah. Akan tetapi, banyak dari mereka langsung tidak percaya mengenai kabar yang kurang masuk akal tersebut. Hal ini menunjukkan kalua kebenaran wajib disampaikan, meskipun kenyataannya akan mendapat banyak penolakan.
  • Keistimewaan Masjid Al-Aqsa bagi umat muslim
    Dengan adanya peristiwa Isra Mi’raj, menunjukkan bahwa Masjid Al-Aqsa betapa istimewanya bagi umat muslim. Hal ini dikarenakan masjid di Palestina tersebut menjadi tempat tujuan Nabi sebelum akhirnya beliau menuju ke Sidratul Muntaha. Selain itu, masjid ini juga sempat dijadikan sebagai kiblat shalat sebelum akhirnya berpindah ke Ka’bah. Bahkan jika melakukan shalat di Masjid Al-Aqsa akan mendapatkan pahala sebanyak 500 kali lipat dibandingkan dengan sholat di masjid biasa.
  • Membuktikkan bahwa islam merupakan agama yang suci
    Hal ini terbukti saat Nabi diberikan pilihan antara air susu dan khamar. Namun Nabi lebih memilih susu dibandingkan khamar. Kemudian Malaikat Jibril as berkata “Engkau telah diberi hadiah kesucian.” Inilah yang menjadi pertanda bahwa islam merupakan agama suci.
  • Pentingnya shalat
    Peristiwa Isra Mi’raj telah menjadi waktu diperintahkannya shalat lima waktu secara langsung, tanpa melalui perantara Malaikat Jibril as sebagaimana syariat islam lainnya. Ini menunjukkan bahwa shalat mempunyai kedudukan yang sangat penting.
  • Syariat Nabi Muhammad yang menghapus syariat nabi terdahulu
    Ketika peristiwa Isra Mi’raj, Nabi menjadi imam shalat bagi nabi-nabi terdahulu. Hal ini telah membuktikkan bahwa mereka tunduk dan mengikuti risalah Nabi Muhammad SAW serta menjadi isyarat terhapusnya syariat para nabi sebelumnya.

Kesimpulan Pembahasan

Sebagai umat muslim, kita harus memperingati peristiwa penting dalam sejarah islam yakni Isra Mi’raj. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 27 Rajab yang menjadi bukti turunnya perintah shalat lima waktu.

Perjalanan tersebut beliau lalui menggunakan buroq dari Kota Mekkah menuju Kota Madinah dengan menghabiskan waktu sehari semalam saja yang disebut dengan Isra. Kemudian, beliau melanjutkan perjalanan tersebut menuju Sidratul Muntaha yang disebut dengan Mi’raj.

Nah, dari peristiwa tersebut tentunya ada banyak hikmah yang dapat kita ambil. Mulai dari kegigihan beliau menjelaskan kepada penduduk Mekkah dan menghadapi kepahitan tersebut, hingga pentingnya melaksanakan shalat lima waktu. Selain itu, peristiwa ini juga menandakan betapa istimewanya keberadaan Masjid Al-Aqsa di Madinah yang menjadi bukti adanya peristiwa Isra Mi’raj.

The post Isra Mi’raj: Pengertian – Sejarah dan Hikmahnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Perang Tabuk: Penyebab – Kronologi dan Dampaknya https://haloedukasi.com/perang-tabuk Wed, 23 Mar 2022 03:13:49 +0000 https://haloedukasi.com/?p=32865 Salah satu bulan Hijriyah menyimpan sejumlah peristiwa besar adalah bulan Rajab. Bulan ketujuh dalam kalender Hijriyah ini ternyata memiliki sejumlah peristiwa penting dan bersejarah di mana salah satunya yaitu Perang Tabuk. Apa itu Perang Tabuk? Perang Tabuk adalah perang yang terjadi antara tantara Muslim yang dipimpin oleh Nabi Muhammad melawan tantara Romawi. Perang Tabuk terjadi […]

The post Perang Tabuk: Penyebab – Kronologi dan Dampaknya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Salah satu bulan Hijriyah menyimpan sejumlah peristiwa besar adalah bulan Rajab. Bulan ketujuh dalam kalender Hijriyah ini ternyata memiliki sejumlah peristiwa penting dan bersejarah di mana salah satunya yaitu Perang Tabuk.

Apa itu Perang Tabuk?

Perang Tabuk adalah perang yang terjadi antara tantara Muslim yang dipimpin oleh Nabi Muhammad melawan tantara Romawi. Perang Tabuk terjadi pada bulan Rajab 9 H (630 Masehi) dan berakhir pada bulan Ramadhan dengan tahun yang sama. Perang ini menjadi perang terakhir pada masa Nabi Muhammad SAW.

Namun pada perang ini tidak terjadi pembunuhan atau apapun bentuk kontak fisik. Hal ini dikarenakan pasukan musuh (tantara Romawi) yang menyerah sebelum berperang. Perang yang terjadi di antara lembah al-Qura dan Syam di Tabuk ini menghabiskan waktu kurang lebih selama 50 hari terhitung sejak pasukan muslim berangkat dari Madinah (sekitar 778 kilometer).  

Penaklukkan musuh oleh pasukan muslim di lokasi peperangan selama 20 hari. Sementara 30 harinya untuk perjalanan pulang pergi dari Madinah menuju Tabuk. Perang Tabuk inilah perang kedua yang dilakukan oleh kaum muslimin dan kaum Romawi setelah terjadinya perang Mu’tah.

Penyebab Terjadinya Perang Tabuk

Terjadinya Perang Tabuk ini disebabkan oleh adanya rencana invasi yang dilakukan kaisaran Bizantium Romawi dan sekutu Ghassaniyah kepada negeri Hijaz, yang terletak di sebelah barat laut dari Arab Saudi dengan kota utama Damaskus. Selain itu, ada pula penyebab lain timbulnya perang ini yaitu dendam sang kaisar akibat kekalahan pasukan Romawi saat Perang Mu’tah.

Dari tujuan tersebut, kemudian pasukan tantara Romawi menyiapkan pasukan besar untuk menguasai Hijaz. alasan mengapa melakukan invasi di Jazirah Arab, yaitu karena kaisar Romawi Heraklius menganggap bahwa kekuasaan kaum muslim di Jazirah Arab telah berkembang sangat pesat. Selain itu, ia juga menganggap wilayah Arab harus secepatnya ditaklukkan sebelum kaum muslimin menjadi sangat kuat dan bisa menimbulkan masalah bagi Bizantium Romawi.

Kemudian terdengar berita dari sekelompok pedagang dari Syam ke Madinah yang mengabarkan bahwa Heraklius, sang kaisar Romawi telah menyiapkan pasukan besar dengan kekuatan sebanyak 40.000 prajurit. Hal itu dibantu pula dengan kabilah-kabilah Arab Nasrani seperti Lakhm, Judzam dan banyak lagi.

Akhirnya, berita yang sampai ke telinga Rasulullah itu membuatnya segera mengambil keputusan setelah melalui serangkaian pertimbangan militer yang cukup matang. Beliau tidak ingin pasukan kaum muslim hanya menunggu pasukan tantara Romawi datang ke Madinah dan membiarkan mereka menguasai wilayah-wilayah yang telah berada di bawah kekuasaan muslim.

Beliau bersama dengan pasukannya kemudian memutuskan untuk keluar dari kota Madinah dan menyerang imperium terkuat pada kala itu. Inilah yang kemudian memicu terjadinya Perang Tabuk.

Kronologi Perang Tabuk

Para sahabat Nabi telah menyumbangkan harta bendanya untuk kelancaran perang. Mulai dari Utsman bin Affan yang memberikan sebanyak 900 ekor unta dan 100 ekor kuda (belum termasuk uang tunai), Abdurrahman bin Auf yang memberikan sekitar 200 uqiyah perak, Abu Bakar yang menyumbangkan seluruh hartanya senilai 4.000, dan banyak lagi.

Setelah persiapan perang sudah matang, lalu pasukan kaum muslim pun akhirnya berangkat ke arah utara menuju Tabuk. Jumlah pasukan kaum muslimin pada Perang Tabuk ini berjumlah 30.000 prajurit, di mana 10.000 lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah prajurit Romawi.

Karena saking kekurangannya kebutuhan yang dibutuhkan, sampai-sampai 18 prajurit hanya mendapatkan satu ekor untas saja. Bahkan untuk minum saja, pasukan muslim harus menyembelih unta supaya dapat mengambil air yang tersimpan di punuknya dan dagingnya untuk dimakan. Sedangkan Rasulullah sendiri menitipkan keluarganya kepada Ali bin Abi Thalib

Namun setelah sampai di Tabuk, tidak terjadi peperangan karena pasukan Romawi mundur dan menarik semua pasukan mereka. Selain jaraknya yang jauh dari Madinah, Perang Tabuk ini juga dikategorikan sebagai perang tersulit karena harus menempuh jalur rumit dan terjal.

Mulanya, pasukan Romawi mengira bahwa Rasulullah beserta pasukan muslim lainnya tidak akan mampu melewati pada pasir yang kala itu kondisinya sedang dilanda oleh cuaca sangat eksterm yakni panas yang sangat terik dan medan yang terjal.

Akan tetapi, kaisar Heraklius sangat kaget setelah mendengar pasukan kaum muslimin sudah tiba di Tabuk. Mereka terheran akan kekuatan kaum muslimin yang mampu menaklukkan medan Tabuk tersebut. Akhirnya mereka mundur dan mengajak berdamai dengan cara membayar upeti.

Dengan demikian, kemenangan berada di pihak kaum muslimin. Sejak saat itu, pasukan kaum muslin semakin jaya karena berhasil mengalahkan imperium raksasa Romawi. Kabilah-kabirah Arab Nasrani pun kini bergabung dengan pasukan muslim.

Faktor Kemenangan Perang Tabuk

Bila kita melihat sejarah terjadinya Perang Tabuk, maka akan ditemukan faktor-faktor kemenangan kaum muslimin melawat pasukan Romawi. Adapun beberapa hal yang menjadi faktor atas kemenangan pasukan muslim di Perang Tabuk yaitu:

  • Kegigihan kaum muslimin untuk mengalahkan pasukan Romawi. Hal ini terlihat ketika mereka berjuang menempuh jarak perjalanan yang sangat berat dan jauh menuju Tabuk. Selain itu, mereka juga berjuang melawan cuaca yang sangat ekstrim kala itu.
  • Persiapan perang yang matang. Hal ini juga dibantu oleh para sahabat yang menyumbangkan harta benda mereka untuk keperluan perang.
  • Strategi yang dilakukan oleh Rasulullah di mana mengirimkan Khalid bin Walid lebih jauh legi ke arah utara. Pengiriman tersebut bertujuan untuk mengepung sebuah benteng orang Kristen dan membentuk sebuah aliansi untuk mengamankan jalur menuju Irak dan juga Suriah. Strategi ini pun berhasil dilakukannya.

Dampak Perang Tabuk

Adapun beberapa dampak positif dari terjadinya Perang Tabuk yaitu:

  • Kemenangan islam dalam Perang Tabuk telah membuat wilayah kekuasaan islam menjadi lebih luas lagi. Selain itu, banyak pula kaum Romawi yang bergabung dengan kaum muslimin.
  • Meningkatkan semangat berzihad oleh para kaum muslimin untuk menghadapi pasukan zalim tersebut. Bahkan banyak dari mereka yang mengorbankan harta dan raganya untuk menyambut seruan Rasulullah SAW.
  • Dengan adanya Perang Tabuk, tentu telah mengajarkan kepada umat islam agar selalu beriman dan berserah diri kepada Allah SWT saat sedang dilanda oleh kesempitan, sama halnya yang terjadi pada perang ini.

Kesimpulan Pembahasan

Perang Tabuk merupakan salah satu perang terbesar dalam sejarah islam. Perang yang malawan tantara besar yakni Romawi inilah menjadi perang terakhir yang diikuti oleh Rasulullah. Salah satu pemicu terjadinya perang ini karena dendam Raja Romawi yakni Heraklius pada perang Mut’ah. Bahkan ia ingin menguasai hampir seluruh wilayah di Jazirah Arab.

Akan tetapi ternyata rencana itu terdengar oleh Rasululullah, kemudian beliau bergegas mengerahkan semua pasukan muslim untuk mempertahankan wilayah yang berada di bawah kekuasaan islam. Faktor kemenangan umat muslim pada perang ini karena adanya kegigihan dari pasukan muslim untuk melawan kaum zalim dan strategi Rasulullah yang berhasil.

Akhirnya, dari peristiwa Perang Tabuk ini telah menimbulkan beberapa dampak salah satunya adalah tunduknya kaum zalim kepada islam dengan meluasnya wilayah kekuasaan islam. Dengan demikian, kita sebagai umat muslim penting untuk mengetahui perang bersejarah ini.

The post Perang Tabuk: Penyebab – Kronologi dan Dampaknya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Nama-nama Bulan Hijriyah Beserta Peristiwa Penting didalamnya https://haloedukasi.com/nama-nama-bulan-hijriyah Mon, 21 Mar 2022 03:59:01 +0000 https://haloedukasi.com/?p=32794 Kalender Hijriyah atau sering juga disebut dengan kalender Qomariyah merupakan penanggalan islam yang berdasarkan pada peredaran bulan. Sama dengan kalender masehi, pada kalender hijriyah terdapat 12 bulan di mana setiap bulannya tersebut memiliki makna masing-masing. Namun, apa bedanya antara kalender hijriyah dengan kalender masehi? Perbedaannya terletak pada perhitungan yang digunakan. Kalender hijriyah dihitung berdasarkan peredaran […]

The post Nama-nama Bulan Hijriyah Beserta Peristiwa Penting didalamnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kalender Hijriyah atau sering juga disebut dengan kalender Qomariyah merupakan penanggalan islam yang berdasarkan pada peredaran bulan. Sama dengan kalender masehi, pada kalender hijriyah terdapat 12 bulan di mana setiap bulannya tersebut memiliki makna masing-masing.

Namun, apa bedanya antara kalender hijriyah dengan kalender masehi? Perbedaannya terletak pada perhitungan yang digunakan. Kalender hijriyah dihitung berdasarkan peredaran matahari (Syamsiyah), sementara hijriyah dihitung berdasarkan peredaran bulan. Sehingga terdapat perbedaan dalam perhitungan waktu matahari dalam setahun yakni 11 hari dengan perhitungan bulan.

Lantas, apa sajakah nama-nama bulan hijriyah tersebut? Berikut ulasan lengkap beserta sejarahnya.

1. Muharram

Muharram memiliki arti “yang terlarang”. Alasannya yaitu pada bulan ini memang seluruh bangsa Arab mengharamkan adanya peperangan. Dengan kata lain, di bulan Muharram tidak ada tumpah darah. Hal ini telah menjadi hukum adat yang tak tertulis dan berlaku sudah sejak lama.

Adapun beberapa sejarah atau peristiwa istimewa yang terjadi pada bulan Muharram antara lain:

  • Di bulan ini, taubat yang dilakukan oleh Nabi Adam AS diterima oleh Allah SWT.
  • Kapal Nabi Nuh yang berlabuh dengan selamat di Bukit Zuhdi. Peristiwa itu terjadi setelah dunia dilanda dengan banjir yang menghanyutkan serta membinasakan hampir sebagian besar umat manusia di muka bumi.
  • Peristiwa selamatnya Nabi Ibrahim AS dari siksaan raja Namrud yang berupa nyala api di mana tidak mampu membakar Nabi Ibrahim.
  • Di bulan Muharram juga terjadi peristiwa Nabi Yusuf AS dibebaskan dari penjara kerajaan Mesir yang disebabkan karena fitnah.
  • Peristiwa Nabi Yunus AS yang berhasil selamat dan keluar dari perut ikan besar (paus) yang telah menelannya.

2. Shafar

Shafar memiliki satu suku kata dengan kata Shifr, yang berarti kosong. Dinamakan sebagai bulan Shafar yaitu karena pada bulan ini bangsa Arab mengosongkan rumah-rumah mereka yang beralih ke medan perang.

Berikut ini beberapa peristiwa penting yang terjadi pada bulan Shafar:

  • Terjadinya Perang Al-Abwa yang merupakan perang pertama dalam islam.
  • Terjadinya Perang Khaibar.
  • Terjadinya Perang Dzum’Amr.
  • Datangnya utusan dari Bani Udzra yang menghadap kepada Rasulullah SAW.

3. Rabi’ul Awwal

Seperti dengan namanya, kata Rabi’ memiliki arti musim semi. Dinamakan dengan Rabi’ul Awwal memang sedang terjadi awalan musim semi. Adapun beberapa peristiwa penting yang terjadi di bulan ini antara lain:

  • Kelahiran Nabi Muhammad SAW yakni pada Senin, 12 Rabiul Awwal.
  • Peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad ke Madinah sebagai proklamasi berdirinya negara islam di Madinah.
  • Terjadinya Perang Badar I yang dipimpin oleh Rasulullah.
  • Diangkatnya Abu Bakar menjadi khalifah.

4. Rabi’ul Akhir

Dinamakan dengan bulan Rabi’ul Akhir yaitu karena saat itu bangsa Arab ketika itu menggembalakan hewan ternak mereka pada rerumputan. Namun ada juga yang mengatakan bahwa dinamakan bulan tersebut yaitu karena bertepatan dengan musim semi.

Berikut ini beberapa peristiwa penting yang terjadi pada bulan Rabi’ul Akhir:

  • Peristiwa diangkatnya Umar bin Khattab sebagai khalifah setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq.
  • Kemenangan umat islam dari banyak perang yang terjadi yakni Perang Najran, Perang Al Ghabah (Zi-Qarad) dan Perang Al Ghamar.
  • Diutusnya Khalid bin Walid untuk pergi ke kabilah Bani Harits bin Ka’ab oleh Rasulullah SAW.

5. Jumadil Awwal

Pada zaman Jahiliyah, bulan ini dikenal dengan nama Jumada Khamsa. Kata Jumada berasal dari “Jamid” yang berarti beku atau keras. Sehingga dinamakan dengan Jumadil Awwal yaitu karena bulan tersebut merupakan awal musim dingin yang menyebabkan air mulai membeku.

Adapun beberapa peristiwa penting yang terjadi di bulan Jumadil Awwal antara lain:

  • Pernikahan Nabi Muhammad dengan Khadijah binti Khuwailid.
  • Terjadinya perang Al-Ashirah yang dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW dengan Bani Mudlij dan Bani Hamzah.
  • Wafatnya sahabat nabi yakni Zaid bin Haritsah, Ja’far bin Abi Thalib, dan Abdullah Ibn Rawaahah.
  • Terjadinya pertempuran Moota yang dipimpin oleh Khalid bin Walid.

6. Jumadil Akhir

Sama seperti Jumadil Awwal, dinamakan dengan jumadil akhir yaitu karena terjadi pada musim dingin. Air mulai membeku pada tahap kedua. Di zaman jahiliyah atau sebelum islam, bulan Jumadil Akhir dikenal dengan nama Jumadi Sittah.

Adapun beberapa peristiwa penting yang yang terjadi di Bulan Jumadil Akhir antara lain:

  • Kelahiran Fatimah Az-zahra yakni lahir pada 20 Jumadil Akhir.
  • Kematian Harun Ar-Rasyhid yang merupakan khalifah kelima Dinasti Abbasiyah pada 3 Jumadil Akhir.
  • Kemenangan Perang Jamal yang dipimpin oleh Ali bin Abi Thalib dengan pasukan bersekutu kepada Aisyah ra.
  • Kematian Abu Bakar Ash-Shiddiq yakni pada 22 Jumadil Akhir.

7. Rajab

Rajab adalah salah satu bulan suci dalam islam. Dinamakan dengan bulan Rajab yaitu karena bangsa Arab dahulunya melepaskan tombak dari besi tajamnya yang berfungsi untuk menahan diri dari peperangan. Inilah mengapa dinamakan Bulan Rajab karena menahan diri dari peperangan.

Dengan kata lain, mereka memuliakan dirinya sendiri dan orang lain dengan cara tidak membunuhnya. Ada pula yang mengatakan Rajab berarti melepaskan mata pisau dari tombak yang menandakan berhentinya perang.

Adapun beberapa peristiwa penting pada Bulan Rajab yaitu:

  • Peristiwa Isra Mi’raj yang juga menjadi peristiwa turunnya wahyu shalat pertama kali pada 27 Rajab.
  • Terjadinya Perang Tabuk.
  • Peristiwa pembebasan Baitul Maqdis oleh Salahuddin Al-Ayubi pada 28 Rajab 583 H.
  • Berakhirnya sistem khalifah.

8. Sya’ban

Sya’ban berasal dari kata Syi’b yang berarti kelompok. Dinamakan dengan bulan Syaban yakni saat masuk bulan tersebut bangsa Arab kembali ke kelompoknya masing-masing. Tujuan mereka kembali berkelompok yaitu untuk berperang setelah sebelumnya di bulan Rajab mereka hanya duduk di rumah masing-masing atau tanpa peperangan.

Adapun beberapa peristiwa penting pada bulan Sya’ban yaitu:

  • Peristiwa perpindahan kiblatnya umat islam yakni dari Baitul Maqdis ke Masjidil Haram.
  • Turunnya perintah puasa Ramadhan bagi umat islam.
  • Turunnya perintah shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
  • Kelahiran cucu Rasulullah yaitu Sayyidina Husein.

9. Ramadhan

Ramadhan berasal dari kata Ramadh yang berarti panas menyengat atau membakar. Dinamakan dengan bulan Ramadhan yaitu karena pada saat itu matahari memang jauh lebih menyengat dibandingkan dengan bulan lainnya. dengan kata lain, cuaa panasnya lebih tinggi.

Adapun beberapa peristiwa penting pada bulan Ramadhan:

  • Peristiwa Nuzulul Qur’an yaitu turunnya Al-Qur’an yang diperingati setiap tanggal 17 Ramadhan.
  • Peristiwa Lailatul Qadar yakni malam yang lebih baik dari seribu malam.
  • Peristiwa Fathul Makkah yakni pembebasan kota Makkah pada 20 Ramadhan.
  • Wafatnya Khadijah pada 11 Ramadhan tahun ke-10 kenabian.

10. Syawal

Syawal berasal dari kata Syaala yang berarti mengangkat sayap atau ekor. Dinamakan dengan Bulan Syawal yaitu karena pada saat itu bangsa Arab mengenal jenis burung an-Nauq. Hal itu di mana burung tersebut biasanya hamil di bulan tersebut serta mengangkat sayap dan ekornya sehingga badannya terlihat kurus.

Adapun beberapa peristiwa penting pada bulan Syawal yaitu:

  • Terjadinya Perang Uhud
  • Terjadinya Perang Khandaq
  • Terjadinya Perang Hunain
  • Pernikahan Nabi Muhammad SAW dengan Siti Aisyah RA

11. Dzulqa’dah

Dzulqa’dah berasal dari kata qa’ada yang berarti duduk atau beristirahat (tidak beraktivitas). Dinamakan dengan bulan Dzulqa’dah yaitu karena bangsa Arab saat itu memang sedang duduk dan istirahat dari berperang untuk menyambut bulan haji yakni Dzulhijjah. Pada bulan ini juga diharamkan untuk berperang.

Adapun peristiwa penting yang terjadi di Bulan Dzulqa’dah yaitu:

  • Terjadinya Perang Quraizhah
  • Adanya Perjanjian Hudaibiyah
  • Nabi Muhammad SAW menunaikan umrah sebanyak empat kali
  • Nabi Musa as berbicara dengan Allah SWT

12. Dzulhijjah

Sesuai dengan namanya, bulan Dzulhijjah berarti bulannya orang yang berhaji ke Mekkah. Hal ini memang sudah menjadi tradisi sejak sebelum islam datang ke Mekkah. Bangsa Arab telah memiliki kebiasaan pergi haji dan melakukan thawaf di Ka’bah.

Adapun peristiwa yang terjadi di Bulan Dzulhijjah yaitu:

  • Nabi Ibrahim yang menyembeli Ismail pada 9 Dzulhijjah
  • Peristiwa pembangunan Ka’bah yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan dibantu oleh Ismail
  • Turunnya perintah wajib berhaji sekali seumur hidup

The post Nama-nama Bulan Hijriyah Beserta Peristiwa Penting didalamnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
3 Peristiwa di Bulan Rajab yang Penting untuk diketahui https://haloedukasi.com/peristiwa-di-bulan-rajab Mon, 21 Mar 2022 03:57:02 +0000 https://haloedukasi.com/?p=32793 Rajab adalah salah satu bulan suci dalam islam. Selain itu, Rajab juga menjadi bulan yang diharamkan untuk berperang. Dengan kata lain, dinamakan dengan Rajab yaitu dahulu kala Bangsa Arab melepaskan tombak dari besi tajamnya di mana sebagai simbol untuk menahan diri dari peprangan. Tahukah kamu? Di balik hal itu, ternyata ada banyak peristiwa-peristiwa penting yang […]

The post 3 Peristiwa di Bulan Rajab yang Penting untuk diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Rajab adalah salah satu bulan suci dalam islam. Selain itu, Rajab juga menjadi bulan yang diharamkan untuk berperang. Dengan kata lain, dinamakan dengan Rajab yaitu dahulu kala Bangsa Arab melepaskan tombak dari besi tajamnya di mana sebagai simbol untuk menahan diri dari peprangan.

Tahukah kamu? Di balik hal itu, ternyata ada banyak peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada bulan Rajab, lho! Peristiwa-peristiwa sudah menjadi sejarah paling berharga dan bersejarah hingga saat ini. Adapun beberapa peristiwa penting yang terjadi di Bulan Rajab antara lain.

1. Peristiwa Isra Mi’raj

Isra Mi’raj berasal dari dua kata yakni Isra dan Mi’raj. Isra merupakan perjalanan malam di mana Nabi Muhammad SAW berangkat dari Mekkah ke Baitul Maqdis di Madinah. Jarak dari Kota Mekkah ke Madinah berkisar 1.239 kilometer yang jika ditempuh menggunakan unta akan menghabiskan waktu selama satu bulan. Akan tetapi, Nabi Muhammad SAW hanya mencapainya dalam semalam.  

Sedangkan kata Mi’raj merupakan perjalanan Nabi Muhammad dari Baitul Maqdis di Madinah ke Sidratul Muntaha yang perjalannya tersebut melewati tujuh langit. Peristiwa ini terjadi pada 27 Rajab atau 621 Masehi.

Tepat pada malam hari sebelum terjadinya peristiwa Isra Mi’raj, Rasulullah sedang bermalam atau menginap di rumah Hindun binti Abu Thalib atau lebih dikenal dengan Ummu Hani yang merupakan sepupu beliau. Setelah tidur sebentar, Rasulullah terjaga dan mengunjungi Ka’bah.

Ketika beliau terlelap di sana, kemudian Malaikat Jibril datang dan membangunkan beliau sampai tiga kali. Jibril lalu mengantarkan Rasulullah ke buraq yakni sejenis hewan yang lebih tinggi dari keledai (himar) namun lebih pendek dari baghal. Bedanya, buraq ini memiliki sayap.

Dalam kitab Qishshah Mi’rajin Nabi yang merupakan karya dari Syekh Najmudin Al-Ghoidzi menjelaskan bahwa dalam perjalanan Nabi dari Ka’bah menuju Baitul Maqdis telah mengalami perhentian beberapa kali. Adapun tempat perhentiannya yaitu Madinah, dekat Sajarah Musa, tempat nabi Musa berteduh dari buruan Raja Fir’aun, Bukit Sinai sampai Betlehem yang merupakan tempat kelahiran Nabi Isa.

Selama perjalanan menuju ke Baitul Maqdis, ada beberapa peristiwa yang dialami oleh beliau antara lain:

  • Melihat Jin Ifrit yang mengikutiny dengan membawa obor.
  • Beliau melintasi sekelompok yang sedang berccok tanam, kemudian langsung memanen hasilnya. Hal ini merupakan gambaran umat yang berjihad fi sabilillah.
  • Beliau juga mencium aroma harum Masyitoh, yakni seorang Wanita yang memegang teguh keyakinannya kepada Allah. Walaupun ia bersama anak-anaknya dihukum oleh Fir’aun dengan dimasukkan ke penggorengan.
  • Beliau melintasi sekelompok orang yang Cuma mengenakan pakaian guna menutup kemaluan dan memakan tumbuhan berduri.
  • Beliau juga bertemu dengan orang yang sedang memakan daging busuk yakni gambaran bagi umat yang berzina.
  • Beliau bertemu dengan sekelompok orang yang berenang di sungai darah dan dilempari oleh batu-batu yakni gambaran orang yang memakan harta riba.

Setibanya di Baitul Maqdis, Rasulullah kemudian mengerjakan shalat dua rakaat dan menjadi imam para nabi di tempat tersebut. Setelah itu, beliau diberikan tiga gelas yang memiliki isi berbeda-beda yaitu khamr, susu dan air putih.

Rasulullah SAW memilih susu yang disebut oleh Malaikat Jibril sebagai memilih fitrah atau agama Islam. Setelah itu, beliau melanjutkan kembali perjalanannya (Mi’raj) ke sidratul muntaha dengan melalui tujuh langit dunia. Adapun selama perjalanannya, beliau bertemu dengan para nabi pilihan di setiap langit yakni:

  • Di langit pertama, beliau bertemu dengan Nabi Adam
  • Di langit kedua, beliau bertemu dengan Nabi Isa dan Nabi Yahya
  • Di langit ketiga, beliau bertemu dengan Nabi Yusuf
  • Di langit keempat, beliau bertemu dengan Nabi Idris
  • Di langit kelima, beliau bertemu dengan Nabi Harun
  • Di langit keenam, beliau bertemu dengan Nabi Musa
  • Di langit ketujuh, beliau bertemu dengan Nabi Ibrahim

Hingga pada akhirnya, saat tiba di Sidratul Muntaha, Rasulullah SAW mendapatkan perintah dari Allah untuk umat islam. Rakaat awalnya yaitu 50 kali dalam sehari. Akan tetapi setiap kali beliau turun, Nabi Musa mengingatkan bahwa jumlah itu terlalu besar.

Kemudian, Nabi memohon kepada Allah untuk memberi keringanan sampai tersisa 5 rakaat sehari semalam. Inilah yang menjadi titik penting dari perjalanan beliau pada malam tersebut.

2. Pembebasan Baitul Maqdis

Setelah peristiwa pembebasan Kota Yerussalem (Madinah) oleh Khalifah Umar bin Khattab, hubungan antara kaum muslimin dan kaum Nasrani berlangsung harmonis. Di tengah kedamaian tersebut, karena sebelum Khalifah Umar merebut Yerussalem masih berada pada kekuasaan Dinasti Saljuk, hal ini menyebabkan akhirnya Puas Urbanus II akhirnya mengerahkan semua umat kritsiani di Eropa untuk memproklamirkan perang suci atau dikenal dengan Perang Salib.

Perang salib inilah yang menjadi awal kemunculan pemimpin islam yang bernama Salahuddin Al-Ayyubi untuk membebaskan kembali Baitul Maqdis. Sebelum Salahuddin, perjuangan Immadudin Zanki dan anaknya yaitu Nurudidin Zanki berhasil dalam menaklukkan beberapa wilayah kekuasaan Tentara Salib di Asia Timur seperti Mesir, Damaskus, Antioch, dsb.

Namun mereka wafat, sehingga perjuangan pembebasan Baitul Maqdis digantikan oleh Salahuddin Al-Ayyubi dan sebagai pertanda kejayaan islam. Puncak keberhasilannya yaitu membebaskan Baitul Maqdis di Yerussalem kembali ke pengakuan umat islam pada bulan 27 Rajab 583 Hijriyah atau 2 Oktober 1187 Masehi.

Dalam buku “The Crusades”, karya dari Karen Amstrong menjelaskan ketika Salahudin bersama pasukan islam membebaskan Baitul Maqdis tidak ada satu orang Kristen pun yang dibunuh. Bahkan tidak ada pula perampasan harta benda.  Salahuddin membebaskan Sebagian dari mereka setelah adanya imbauan Al-Quran. Akhirnya, azan pun dikumandangkan kembali di Masjid Al-Aqsa.

3. Perang Tabuk

Perang Tabuk merupakan perang yang terjadi antara kaum muslimin yang dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW melawan pasukan dari kaum Romawi. Perang ini terjadi pada bulan Rajab tepatnya 9 Hijriah atau sekitar 630 Masehi. Peristiwa ini terjadi di lokasi antara lembah al-Qura dan Syam yang jaraknya antara Tabuk dan Madinah sekitar 778 kilometer.

Para sahabat nabi yakni Abu Bakar mengorbankan seluruh hartanya, Umar mengorbankan setengah hartanya hingga Usman bin Affan juga mengorbankan perlengkapan perang untuk sepertiga pasukan kaum muslimin.

Terkumpul sekitar 30.000 pasukan kaum muslimin yang merupakan para pejuang islam untuk menunjukkan kejujuran iman mereka. Sementara kaum romawi berjumlah 40.000 orang dan ditambah dengan pasukan dari penguasa Bashroh Bani Ghassan.

Saat pasukan muslim sudah siap bertempur melawan musuh, namun ternyata pasukan tentara Romawi tidak kunjung muncul atau mundur. Mereka berpencar di atas perbatasan wilayah mereka masing-masing untuk berlindung di bentengnya setelah mengetahui kekuatan pasukan muslimin.

Akhirnya, perang yang membutuhkan waktu 50 hari yakni 30 hari perjalanan pulang pergi dan 20 hari untuk menaklukkan musuh di sekitar Tabuk tersebut telah membuahkan hasil. Pasukan muslimin berhasil memenangkan Perang Tabuk dengan mempersiapkan mereka dalam memilik risalah agar melindungi penyebaran islam di luar semenanjung jazirah Arab.

Itulah tiga peristiwa penting yang terjadi di bulan Rajab. Peristiwa tersebut tentunya menjadi bukti adanya perjuangan islam yang dilakuka oleh Rasulullah bersama dengan para sahabat dan umat islam untuk memertahankan keutuhan agama islam.

The post 3 Peristiwa di Bulan Rajab yang Penting untuk diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Ilmuwan Muslim yang Terkenal https://haloedukasi.com/ilmuwan-muslim Thu, 12 Aug 2021 03:12:28 +0000 https://haloedukasi.com/?p=26220 Pada puncak peradaban dan kejayaan Islam, ilmu pengetahuan serta teknologi sudah menjadi salah satu cabang ilmu yang penting dan diperhitungkan. Pada masa ini pula lahirlah banyak ilmuwan muslim yang penemuannya berguna, bahkan dianggap masih relevan dengan teknologi masa kini. Ada pun beberapa ilmuan tersebut adalah sebagai berikut. 1. Al-Khawarizmi Untuk generasi muda yang hobi berselancar […]

The post 5 Ilmuwan Muslim yang Terkenal appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pada puncak peradaban dan kejayaan Islam, ilmu pengetahuan serta teknologi sudah menjadi salah satu cabang ilmu yang penting dan diperhitungkan. Pada masa ini pula lahirlah banyak ilmuwan muslim yang penemuannya berguna, bahkan dianggap masih relevan dengan teknologi masa kini. Ada pun beberapa ilmuan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Al-Khawarizmi

Al-Khawarizmi

Untuk generasi muda yang hobi berselancar di dunia maya, pastilah sering mendengan kata algoritma. Namun, tahukah kalian jika algoritma ditemukan oleh seorang ilmuan muslim bernama Al-Khawarizmi.

Dalam dunia teknologi, terutama di bidang komputer, algoritma berperan sangat penting karena dianggap sebagai pintu yang membuka dunia baru. Pintu yang membuat kita kini dapat menikmati berbagai macam kemudahan teknologi digital.

Tak hanya algoritma, penemuan Al-Khawarizmi yang juga sangat dikenal ialah penemuan angka nol, konsep aljabar, sistem notasi desimal, model pembuatan peta dunia, hingga tabel perhitungan astronomi yang dapat digunakan untuk mengukur jarak serta kedalaman bumi.

2. Ibnu Sina 

Ibnu Sina 

Selain Al-Khawarismi, Ibnu Sina barangkali merupakan ilmuan yang paling besar dan terkenal namanya. Beliau merupakan seorang filsuf muslim juga seorang perintis dalam ilmu kedokteran.

Ada pun temuan Ibnu Sina yang hingga kini masih berguna dan relevan dalam ilmu kedokteran yang kian berkembang ialah teori penularan TBC serta manfaat etanol.

Selain itu, Ibnu Sina juga menulis beberapa buku terkenal, seperti Kitab Al-Shifa (Kitab Penyembuhan) dan buku Al-Qanun fil-Tibb (The Canon of Medicine).

3. Ibnu Ismail Al-Jazari 

Ibnu Ismail Al-Jazari

Sejak abad ke tiga belas, manusia mulai memiliki keinginan untuk menciptakan alat yang dapat membantu—bahkan menggantikan pekerjaan manusia. Maka para ilmuan pun mulai berlomba menciptakan alat untuk memenuhi keinginan itu. Lalu hadirlah Ibnu Ismail Al-Jazari, sang penemu konsep dasar robot pertama di dunia.

Robot-robot yang diciptakan oleh beliau pada masa iti bergerak dengan memanfaatkan tenaga air. Dan salah satu contoh robot yang ia ciptakan ialah robot yang dapat memainkan musik. Robot ini pun dipakai untuk menghibur para tamu dari kesultanan Turki pada sebuah perjamuan.

Selain itu robot, Al-Jazqri juga menemukan berbagai macam benda lain seperti roda gigi, mesin engkol, hingga mesin pompa air, dan masih banyak lagi.

Begitu mahayurnya Al-Jazari dan hasil temuannya yang berguna bagi kehidupan manusia setelahnya, beliau pun dihadiahi julukan sebagai Bapak Robot.

4. Ibnu Firnas 

Ibnu Firnas 

Ibnu Firnas merupakan seorang ilmuwan muslim dan konseptor pesawat terbang yang dikenal ahli dalam bidang aerodinamika. Pada masanya, beliau pernah mempertunjukan mesin penerbangan sederhana berkerangka kayu.

Sayangnya, pesawat rakitannya itu gagal dan hanya mampu melayang di udara tak lebih dari sepuluh menit. Tak menyerah atas kegagalannya, beliau terus melanjutkan studi mengenai penerbangan.

Selain dalam bidang aviasi, Ibnu Sina berhasil menemukan beberapa alat berguna. Seperti lensa untuk yang dapat membantu penglihatan, hingga gelas transparan berkualitas tinggi.

5. Jabir bin Hayyan 

Jabir bin Hayyan 

Setelah ilmuan muslim dari bidang matematika, kedokteran, teknik, hingga penerbangan, berikut ini adalah imuan dalam bidang kimia modern. Ilmuwan muslim ini bernama Jabir bin Hayyan, atau dikenal pula sebagai Ibnu Geber.

Jabir bin Hayyan merupakan orang instrumen peleburan, pemotong, dan pengkristalan. Berkat penemuannya ini, beliau dianggap salah satu orang penting dalam bidang kimia modern.

The post 5 Ilmuwan Muslim yang Terkenal appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>