Penelitian - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/penelitian Thu, 11 May 2023 00:51:29 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Penelitian - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/penelitian 32 32 Penelitian Empiris: Jenis, Ciri, Tujuan, Kelebihan dan Contoh https://haloedukasi.com/penelitian-empiris Thu, 11 May 2023 00:51:26 +0000 https://haloedukasi.com/?p=43060 Pengertian Penelitian Empiris Secara singkat empiris dapat diartikan sebagai sesuatu hal yang diperoleh berdasarkan pengalaman atau pengamatan. Istilah empiris berasal dari Bahasa Yunani yaitu empeiria yang memiliki arti pengalaman. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) empiris sendiri berarti sesuatu yang didasari suatu pengalaman terlebih yang didapat melalui percobaan atau pengamatan secara langsung. Sehingga penelitian empiris dapat […]

The post Penelitian Empiris: Jenis, Ciri, Tujuan, Kelebihan dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Penelitian Empiris

Secara singkat empiris dapat diartikan sebagai sesuatu hal yang diperoleh berdasarkan pengalaman atau pengamatan. Istilah empiris berasal dari Bahasa Yunani yaitu empeiria yang memiliki arti pengalaman.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) empiris sendiri berarti sesuatu yang didasari suatu pengalaman terlebih yang didapat melalui percobaan atau pengamatan secara langsung.

Sehingga penelitian empiris dapat diartikan sebagai suatu metode penelitian yang dilakukan dengan bukti empiris. Bukti empiris sendiri merupakan informasi yang didapatkan melalui observasi atau eksperimen langsung oleh peneliti.

Bukti empiris juga berkaitan dengan kelima indra manusia. Karena empiris sendiri bisa didapatkan menggunakan kelima indra manusia.  

Pengertian Penelitian Empiris Menurut Para Ahli

Para ahli turut memberikan pengertian masing – masing terkait penelitian empiris, berikut diantaranya

  • Hilman Hadikusuma (1995)

Menurut Hilman Hadikusuma pengertian penelitian empiris adalah suatu penelitian yang bersifat menjelajah (eksplorator), melukiskan (deskriptif) dan menjelaskan (eksplanator)

  • Amirudin dan Zainal Asikin (2004)

Pengertian penelitian empiris menurut Amirudin dan Zainal Asikin yaitu penelitian empiris berfokus pada suatu fenomena atau keadaan dari objek penelitian secara detail berdasarkan kenyataan yang terjadi dan mengembangkan konsep yang ada.

  • Yesmil Anwar dan Adang (2005)

Menurut Yesmil Anwar dan Adang pengertian penelitian empiris adalah suatu ilmu pengetahuan yang didasari pada akal sehat, tidak spekulatif dan berdasarkan observasi pada kenyataan.

Jenis Penelitian Empiris

Penelitian empiris terbagi menjadi dua jenis yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Berikut penjelasan lebih lanjut.

  • Penelitian Kuantitatif

Penelitian empiris kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan secara sistematis pada bagian, fenomena dan kausalitas hubungan – hubungannya. Penelitian kuantitatif ini bertujuan untuk mengembangkan model matematis, teori dan hipotesis yang berhubungan dengan fenomena alam.

Penelitian kuantitatif lebih cocok digunakan untuk meneliti permasalahan sosial atau sesuatu yang bersifat berkembang. Pada umumnya penelitian kuantitatif banyak diterapkan pada pembelajaran ilmu sosial, fisika, biologi, sosiologi atau jurnalisme.

  • Penelitian Kualitatif

Penelitian empiris kualitatif merupakan penelitian empiris yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Berbeda dengan penelitian kuantitatif, objek penelitian pada penelitian kualitatif biasanya terbatas.

Umumnya penelitian kualitatif memerlukan analisis yang mendalam dari para peneliti. Oleh karena itu biasanya peneliti akan ikut serta dalam peristiwa atau kondisi yang sedang diteliti. Hasil penelitian ini bersifat subjektif sehingga tidak dapat di generalisir.

Penelitian kualitatif biasanya dilakukan dengan melakukan observasi dan wawancara. Metode ini digunakan untuk melakukan analisis data yang diperoleh dari lapangan secara detail.

Hasil penelitian kualitatif juga dapat memunculkan teori baru apabila hasil penelitiannya bertentangan dengan teori yang sudah ada sebelumnya.

Ciri – Ciri Penelitian Empiris

Penelitian empiris memiliki ciri makna dan pengetahuan, berikut penjelasannya

  • Makna

Teori makna merupakan teori yang menyatakan asal mula suatu pengetahuan yang berasal dari konsep sejarah yang sudah ditemukan. Sehingga ilmu pengetahuan yang diketahui saat ini merupakan perkembangan yang berasal dari pengetahuan di masa lalu.

  • Pengetahuan

Teori pengetahuan merupakan teori yang menyatakan kebenaran sesuatu yang diperoleh melalui posteriori atau observasi. Sehingga kebenaran mengenai suatu hal diperoleh berdasarkan fakta.

Kebenaran suatu hal tidak dapat diperoleh hanya dengan opini tanpa adanya observasi yang nyata menggunakan panca indera. Karena empiris merupakan sifat dari kebenaran yang didapatkan secara objektif berdasarkan pengamatan secara langsung.

Tujuan Penelitian Empiris

Penelitian empiris bertujuan untuk membuktikan sesuatu hal dengan melakukan pengamatan atau observasi serta percobaan dalam mengetahui kebenarannya. Percobaan dalam penelitian empiris juga bertujuan untuk mendapatkan informasi baru guna membuktikan dugaan benar atau salah.

Penelitian empiris juga bertujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Karena ilmu pengetahuan bisa saja tidak relevan seiring berjalannya waktu untuk itu perlu dilakukan penelitian yang dapat membuktikan kebenaran dari penelitian tersebut.

Kelebihan Penelitian Empiris

Penelitian empiris memiliki beberapa kelebihan diantaranya

  1. Bersifat praktis dalam mengetahui kebenaran
  2. Mengedepankan fakta yang diterima oleh indera manusia
  3. Dapat digunakan untuk mengumpulkan data pembuktian observasi
  4. Dapat mempengaruhi kemunculan ilmu pengetahuan baru

Kekurangan Penelitian Empiris

Selain itu penelitian empiris juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya

  1. Keterbatasan kemampuan indera manusia dalam melakukan pengamatan
  2. Terbatas pada kemampuan relative dari peneliti
  3. Hanya bisa diterapkan pada ilmu tertentu
  4. Memiliki ruang lingkup yang terbatas
  5. Tidak bisa memberikan kebenaran secara universal

Contoh Penelitian Empiris

  • Ekonomi

Penelitian empiris pada bidang ekonomi dapat digunakan untuk mencari tahu penyebab kenaikan harga kebutuhan pokok seperti minyak goreng, cabai dan lainnya. Dengan pengamatan secara langsung diharapkan dapat membantu untuk menemukan cara menurunkan harga kebutuhan pokok yang dimaksud.

  • Kesehatan

Penelitian empiris dapat digunakan untuk mengetahui penyakit tertentu dengan gejala yang dialami pasien. Hal ini dapat dibuktikan kebenarannya dengan melakukan tes laboratorium dan pengamatan gejala pada pasien. 

  • Sosial

Penelitian dapat dilakukan pada kubu yang berselisih. Berdasarkan pengamatan secara langsung dapat diketahui akar penyebab dari perselisihan tersebut sehingga akan ada solusi dari permasalahan yang terjadi

  • Sains

Salah satu contoh penelitian empiris pada bidang sains yaitu pengamatan posisi hilal menjelang hari raya Idul Fitri bagi umat islam. Penentuan hilal dengan alat khusus ini akan menghasilkan data empiris mengenai penetapan Hari Raya Idul Fitri.

The post Penelitian Empiris: Jenis, Ciri, Tujuan, Kelebihan dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
6 Manfaat Software SExI-FS (Spatially Explicit Individual-based Forest Simulator) Bagi Penelitian https://haloedukasi.com/manfaat-software-sexi-fs-spatially-explicit-individual-based-forest-simulator-bagi-penelitian Sat, 14 Jan 2023 02:48:49 +0000 https://haloedukasi.com/?p=40589 Kondisi suatu ekosistem hutan penting diketahui salah satunya dengan cara menganalisisnya. Vegetasi di mana terdapat interaksi baik tumbuhan satu dengan lainnya maupun dengan faktor lingkungan berdampak penting pada kehidupan vegetasi serta organisme lain juga. Software SExI-FS dapat menjadi salah satu teknologi yang masih aktif dipakai dalam penelitian dalam bidang Ekologi Terestrial. Data-data yang diperlukan seperti […]

The post 6 Manfaat Software SExI-FS (Spatially Explicit Individual-based Forest Simulator) Bagi Penelitian appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kondisi suatu ekosistem hutan penting diketahui salah satunya dengan cara menganalisisnya. Vegetasi di mana terdapat interaksi baik tumbuhan satu dengan lainnya maupun dengan faktor lingkungan berdampak penting pada kehidupan vegetasi serta organisme lain juga. Software SExI-FS dapat menjadi salah satu teknologi yang masih aktif dipakai dalam penelitian dalam bidang Ekologi Terestrial.

Data-data yang diperlukan seperti titik koordinat pohon, indentitas pohon, diameter, tinggi, Crown Depth, Crown Curve, Crown Radius, poligon lingkaran pohon untuk pendugaan tajuk, lebar panjang daerah penelitian dan sebagainya. Data diperlukan bergantung kajian penelitian yang akan dibutuhkan.

Berdasarkan data tersebut software SExI-FS ini akan membantu berdasar tujuannya untuk mensimulasikan interaksi pohon ke pohon di agroforest multispesies. Model ini menggunakan pendekatan berorientasi objek dimana setiap pohon dimodelkan secara individual.

Pada kesempatan kali ini, Mari simak 6 manfaat dari Software SExI-FS dalam penelitian, yaitu:

1. Visualisasi Vegetasi

SExI-FS dapat menvisualisasikan suatu vegetasi berdasar data yang telah didapatkan. Visualisasi masing-masing pohon dapat di dapat secara 2D maupun 3D. Setiap jenis dari pohon akan memiliki pertumbuhan dan karakteristiknya sendiri. Skala optimal untuk representasi 3D plot agroforestri ini adalah 1 hektar. Menggunakan software ini dapat dilihat penggambaran yang menarik dari suatu vegetasi.

2. Analisis Biodiversitas dan Interaksinya

Indentifikasi setiap jenis pohon dalam suatu vegetasi dapat di atur secara terstruktur dalam software ini. Keanekaragaman dari setiap jenis dapat di teliti sehingga dapat menganalisis struktur vegetasi, dominansi suatu jenis, kerapatan, dan lainnya juga dapat diukur. Interaksi antar pohon dengan memodifikasi lingkungan dan bersaing dalam memenuhi sumber daya diatas permukaan tanah seperti ruang dan cahaya.

3. Stratifikasi dan Tutupan Tajuk

Stratifikasi yang dimaksud ialah penempatan strata lapisan setiap tumbuhan secara vertikal. Setiap jenis individu yang menempati lapisan akan memiliki perbedaan morfologi pertumbuhan. Faktor iklim, lingkungan, regenerasi anakan pohon berpengaruh pada keberhasilan pertumbuhan vegetasi.

Pada dasarnya setiap pohon di suatu vegetasi akan memiliki diameter dan tinggi yang beragam. Begitu pula percabangan dari setiap pohon sehingga menampilkan tajuk yang bervariasi. Terdapat pohon yang memiliki tajuk yang rindang ataupun yang tipis tidak terlalu rimbun.

Tutupan tajuk memiliki pengaruh seperti memberikan iklim berbeda bagi tumbuhan kecil yang hidup dibawahnya. Seperti halnya iklim yang tidak sepernuhnya tersalurkan seluruhkan bagi tumbuhan kecil karena adanya tutupan tajuk yang rindang. Pemodelan SExI-FS dapat mensimulasikan kompetisi pertumbuhan berdasarkan persaingan untuk mendapatkan ruang dan cahaya.

4. Pola Penyebaran Vegetasi

Melihat penyebaran setiap jenis secara langsung tidaklah mudah sehingga dengan bantuan software ini akan memudakan ditentukan pola penyebaran tumbuhan pada suatu vegetasi. Setelah pola dari penyebaran diketahui maka dapat membantu dalam perubahan maupun perkembangan jenis-jenis dari penyusun hutan.

Seperti yang telah diketahui bahwa pola penyebaran itu terdapat 3 macam yaitu secara acak, seragam, dan berkelompok/bergerombol. Setiap macam pola penyebaran tersebut akan menunjukan bagaimana interaksi yang dijalankan. Misalnya pola penyebaran berkelompok cenderung memiliki interaksi saling menguntungkan tetapi juga dapat timbul adanya kompetisi dalam mendapatkan unsur hara.

5. Memprediksi Kondisi Vegetasi

Simulasi pertumbuhan vegetasi menggunakan SExI-FS untuk menunjukkan perubahan dinamis yang terjadi pada vegetasi sebagai bagian dari perubahan dinamis pada arsitektur landscape. Secara alami ketahanan setiap jenis organisme akan berbeda sehingga dapat di prediksi berdasar faktor biotik dan abiotik yang dihadapi saat ini akan berpengaruh pada keberadaannya di masa depan.

Disisi lain juga suatu vegetasi seiring berkembangnya aktivitas dari penggunaan lahan karena berbagai faktor akan mengalami perubahan. Pemahaman tentang pembangunan jangka panjang dan kekuatan pendorong perubahan vegetasi diperlukan, terutama di tingkat lokal di mana banyak keputusan tentang kebijakan vegetasi dan penggunaan lahan dibuat.

Analisis vegetasi  dengan bantuan software seperti SExI-FS ini cenderung praktis, akurat, serta dapat memvisualilasikan dengan menarik dan terstruktur. Oleh karena itu, software SExI-FS dapat membantu penelitian suatu vegetasi dengan prinsipnya memvisualisasikan vegetasi dengan pendekatan spasial dan individu.

The post 6 Manfaat Software SExI-FS (Spatially Explicit Individual-based Forest Simulator) Bagi Penelitian appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Studi Kohort: Pengertian – Ciri dan Jenisnya https://haloedukasi.com/studi-kohort Mon, 09 May 2022 06:04:59 +0000 https://haloedukasi.com/?p=34277 Studi kohort atau dapat disebut juga sebagai studi insidens ini menjadi pilihan bagi peneliti, khususnya terkait dengan penelitian klinis seputar kesehatan dan penyakit. Melalui studi ini perbedaan dan perubahan pada subjek dapat dilihat seiring berjalannya waktu. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai studi kohort. Pengertian Studi Kohort Kohort pada dasarnya mengacu pada kelompok dengan ciri […]

The post Studi Kohort: Pengertian – Ciri dan Jenisnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Studi kohort atau dapat disebut juga sebagai studi insidens ini menjadi pilihan bagi peneliti, khususnya terkait dengan penelitian klinis seputar kesehatan dan penyakit. Melalui studi ini perbedaan dan perubahan pada subjek dapat dilihat seiring berjalannya waktu. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai studi kohort.

Pengertian Studi Kohort

Kohort pada dasarnya mengacu pada kelompok dengan ciri yang sama. Kemudian studi kohort dapat diartikan sebagai bentuk studi longitudinal dengan subjek adalah sekelompok individu yang mempunyai kesamaan karakteristik dalam periode tertentu.

Dalam penelitian klinis, studi kohort merupakan bentuk penelitian observasional yang biasanya dilakukan terkait kondisi penyakit, yakni dengan melihat hubungan antara paparan dan penyakit secara berkelanjutan sampai waktu tertentu untuk dapat mengidentifikasi dan menghitung besaran kejadian penyakit.

Menurut Nuraini (2010), studi kohort merupakan rancangan penelitian epidemiologi analitik observasional yang dilakukan untuk mempelajari hubungan antara paparan dengan penyakit melalui subjek dari kelompok terpapar dan tidak terpapar berdasarkan status penyakitnya.

Dalam sumber lainnya, studi kohort didefinisikan sebagai studi yang dilakukan untuk mempelajari hubungan antara faktor-faktor risiko dengan efeknya pada kelompok subjek yang diteliti dalam waktu tertentu sehingga dapat terlihat jumlah subjek yang pada akhirnya mengalami efek dari faktor tersebut.

Ciri-ciri Studi Kohort

Studi kohort satu jenis dengan studi cross sectional dan studi case control, tetapi studi ini memiliki beberapa ciri yang membedakan dengan studi lain, yakni sebagai berikut:

  • Studi bersifat observasional, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
  • Subjek dipilih berdasarkan status paparan yang dimiliki.
  • Dimulai dengan mengidentifikasi faktor risiko.
  • Membutuhkan subjek dari dua kelompok, yakni kelompok yang diteliti (dengan paparan) dan kelompok kontrol (tanpa paparan).
  • Pengamatan dan pencatatan dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya perkembangan penyakit pada subjek.

Jenis Studi Kohort

  • Studi kohort prospektif
    Studi ini sudah direncanakan terlebih dahulu untuk dilaksanakan dalam periode tertentu selama beberapa waktu ke depan. Dengan studi jenis ini, peneliti memang membutuhkan waktu yang lebih panjang untuk pengumpulan data, tetapi data yang didapatkan bisa lebih lengkap dan sesuai kebutuhan.
  • Studi kohort retrospektif
    Studi ini sumber datanya sudah ada pada periode sebelumnya untuk mengidentifikasi adanya faktor risiko terkait kondisi tertentu. Akan tetapi, hasil interpretasi terbatas hanya pada data yang ada, sedangkan data yang hilang atau kurang lengkap tidak dapat digali kembali.
  • Nested case-control study
    Studi ini merupakan modifikasi dari studi kohort dengan analisis yang berbentuk kasus-kelola (case control study) dengan kata lain dalam jenis ini terdapat bentuk studi case control yang disematkan dalam rancangan studi kohort dan datanya juga dari studi kohort.

Contoh Penggunaan Studi Kohort

Contoh penelitian yang menggunakan studi kohort dilakukan oleh Fitryani (2019) dalam skripsinya yang berjudul Hubungan Lingkar Lengan Atas dan Pertambahan Berat Badan Selama Hamil dengan Berat Badan Lahir Bayi di Puskesmas I Denpasar Timur. Penelitian tersebut menggunakan studi kohort berjenis retrospektif atau datanya dari peristiwa yang sudah ada.

Subjek penelitiannya adalah 99 ibu yang melahirkan pada 10 Januari sampai 10 Mei 2018 di puskesmas tersebut dengan kriteria lain, seperti umur saat hamil 20-35 tahun, jarak kehamilan lebih dari 2 tahun, dan lainnya. Teknik pengumpulan data dengan observasi pada kohort ibu hamil ditambah data dari buku KIA ketika ibu hamil datang untuk imunisasi. Hasilnya, terdapat hubungan antara LiLa dengan berat lahir bayi.

Kelebihan dan Kekurangan Studi Kohort

Studi kohort memiliki beberapa kelebihan dan kekurang, berikut adalah beberapa di antaranya:

Kelebihan

  • Subjek penelitiannya memiliki batasan tertentu sehingga mengurangi adanya pengaruh variabel pengganggu.
  • Dapat mengikuti standarisasi kriteria atau hasil.
  • Dapat memberikan bukti inferensi yang lebih kuat dibanding jenis studi observasional lain.
  • Mampu menjelaskan hubungan sementara antara paparan dan outcome.
  • Dapat mengetahui beberapa pengaruh dari suatu paparan.
  • Hasil studi termasuk dengan angka kejadian penyakit atau incidence rate.
  • Cocok diterapkan pada studi terkait paparan yang kurang umum atau langka serta kasus yang fatal dan sifatnya progresif.
  • Penelitian secara longitudinal membuat reliabilitas menjadi semakin baik.

Kekurangan

  • Studinya cukup rumit dibanding dengan cross sectional.
  • Terkadang tidak ada proses randomisasi sehingga kemungkinan muncul ketidakseimbangan karakteristik subjek.
  • Butuh biaya yang besar karena pelaksanaannya cukup lama untuk studi kohort prospektif.
  • Perlu pencarian data dari sumber data yang lengkap dan harus memastikan validitas dan reliabilitasnya juga untuk studi kohort retrospektif
  • Semakin lama periode, kemungkinan adanya bias karena subjek menarik diri di tengah proses studi semakin tinggi.
  • Terdapat risiko masalah karena peneliti membiarkan subjek terkena paparan yang bisa saja menyebabkan kerugian bagi subjek.

Kesimpulan Pembahasan

Demikianlah penjelasan dari pengertian, ciri-ciri, jenis, contoh penggunaan, serta kelebihan dan kekurangan studi kohort. Kesimpulannya, studi kohort adalah studi observasional yang dilakukan dengan melihat hubungan faktor risiko dengan efeknya pada kelompok dengan karakteristik tertentu.

Beberapa ciri dari studi ini, yaitu faktor risiko sudah diketahui terlebih dahulu serta diperlukan subjek dengan paparan dan tanpa paparan. Sedangkan jenis dari studi ini, yaitu studi kohort prospektif, studi kohort retrospektif, dan nested case-control study.

Contoh penelitian dengan studi ini dilakukan oleh Fitriyani (2019) untuk melihat Hubungan Lingkar Lengan Atas dan Pertambahan Berat Badan Selama Hamil dengan Berat Badan Lahir Bayi di Puskesmas I Denpasar Timur pada 99 subjek. Studi kohort berjenis retrospektif dengan sumber data dari observasi dan buku KIA menunjukkan adanya hubungan.

The post Studi Kohort: Pengertian – Ciri dan Jenisnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Metode Klinis: Pengertian – Ciri dan Contoh Penelitian yang Menggunakannya https://haloedukasi.com/metode-klinis Mon, 09 May 2022 06:02:43 +0000 https://haloedukasi.com/?p=34308 Dalam ilmu klinis, menekankan pada pentingnya dua jenis kegiatan, yakni diagnosis dan pengobatan. Diagnosis sendiri merupakan upaya yang dilakukan oleh klinisi dengan cara observasi, wawancara, atau proses identifikasi lainnya agar dapat mengetahui kondisi yang sedang dialami oleh seseorang. Berdasarkan hasil diagnosis ini, dapat diketahui permasalahan, gangguan, maupun penyakit. Kemudian, dari sanalah dasar penentuan intervensi atau […]

The post Metode Klinis: Pengertian – Ciri dan Contoh Penelitian yang Menggunakannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dalam ilmu klinis, menekankan pada pentingnya dua jenis kegiatan, yakni diagnosis dan pengobatan. Diagnosis sendiri merupakan upaya yang dilakukan oleh klinisi dengan cara observasi, wawancara, atau proses identifikasi lainnya agar dapat mengetahui kondisi yang sedang dialami oleh seseorang.

Berdasarkan hasil diagnosis ini, dapat diketahui permasalahan, gangguan, maupun penyakit. Kemudian, dari sanalah dasar penentuan intervensi atau pengobatan yang tepat untuk penyembuhan secara medis. Akan tetapi, untuk mengetahui cara yang baik dan benar dalam melakukan diagnosis maupun pengobatan diperlukan suatu prosedur.

Prosedur dalam ilmu klinis tersebut dinamakan dengan metode klinis. Metode ini tidak hanya dilakukan untuk proses diagnosis dan pengobatannya itu sendiri, tetapi juga terkait penelitian untuk mencari metode yang tepat dan sesuai untuk diagnosis dan pengobatan sebenarnya. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut terkait metode klinis.

Pengertian Metode Klinis

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode memiliki pengertian cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Sedangkan klinis didefinisikan sebagai bersangkutan atau berdasarkan pengamatan klinik. 

Dalam kamus The Penguin Dictionary of Psychology, James Drawer menyampaikan bahwa istilah klinis dapat diartikan sebagai tempat yang mampu memberikan diagnosis terhadap suatu penyakit sekaligus memberi pengobatan untuk berbagai gangguan fisik, perkembangan, maupun tingkah laku.

Dengan demikian, secara keseluruhan metode klinis merupakan suatu rangkaian sistem dalam pelaksanaan kegiatan penelitian yang digunakan terkait proses diagnosis maupun upaya pengobatan atau intervensi mengenai gangguan maupun penyakit dengan tujuan tertentu berdasarkan pengamatan secara klinis.

Latar Belakang Munculnya Metode Klinis

Pemahaman mengenai penyakit serta cara penyembuhan penyakit sebenarnya sudah ada sejak lama. Misalnya, metode pengobatan yang sudah dilakukan pada zaman Mesir Kuno sekitar tahun 2600 SM, metode pengobatan di Cina sekitar tahun 479-300 SM, metode pengobatan di masa Arab Kuno pada abad ke-7 M, dan masih banyak lagi.

Meskipun banyak di antaranya berhasil menyembuhkan penyakit dan gangguan pada seseorang, tetapi terkadang proses yang dilakukan masih kurang tepat dan efektif. Beberapa proses pengobatan baik fisik maupun kejiwaan bahkan tidak manusiawi dan justru dibumbui dengan hal-hal mistis maupun kepercayaan lainnya.

Maka dari itu, ditetapkanlah suatu metode klinis agar proses pengobatannya terstandar dari awal proses screening, diagnosis, intervensi, hingga sudah rawat jalan dan sehat sepenuhnya. Seluruh rangkaian tersebut dilakukan untuk meminimalisir risiko dari pengobatan itu sendiri sekaligus meningkatkan efektivitasnya.

Untuk dapat mengetahui proses yang tepat juga diperlukan penelitian dengan berbagai metode klinis. Beberapa jenis metode klinis yang dapat digunakan sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu observasi, studi kasus, cross sectional, longitudinal, penelitian epidemiologis, penelitian korelasional, metode eksperimen, desain single-case, dan mixed designs.

Ciri-ciri Metode Klinis

Metode klinis memang pada dasarnya sama-sama membutuhkan proses yang jelas dan terstandar, tetapi metode klinis juga memiliki karakteristik khusus. Beberapa ciri dari metode klinis adalah sebagai berikut:

  • Dilakukan untuk membuktikan teori dalam praktik klinis.
  • Dapat menguji keberhasilan perlakuan atau treatment.
  • Dapat menguji keberhasilan suatu tes dalam mendeteksi gejala atau simtom gangguan.
  • Memberikan pemahaman yang lebih mendalam terhadap keunikan perilaku dan perasaan individu sehingga terkadang tidak untuk generalisasi.
  • Diperlukan peran dari klinisi yang dapat menelaah pekerjaan profesional dengan seksama dan kritis sehingga proses penelitian dapat berjalan dengan baik sesuai prosedur.

Contoh Penelitian yang Menggunakan Metode Klinis

Contoh penelitian yang menggunakan metode klinis dilakukan oleh Sujana, Wahyuningsih, dan Uyun (2015) dengan judul Peningkatan Kesejahteraan Psikologis pada Penderita Diabetes Melitus tipe 2 dengan Menggunakan Group Positive Psychotherapy. Subjeknya adalah 6 penderita diabetes di wilayah kerja Puskesmas Ngemplak 1 dan 2 Sleman yang berusia 47-64 tahun.

Penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan intervensi berupa terapi yang dilakukan 3 kali pertemuan kepada kelompok eksperimen dan tidak memberikan intervensi apa-apa pada kelompok eksperimen. Sebelum terapi, subjek diberikan pretest terlebih dahulu. Setelah intervensi, subjek diukur 2 kali, yakni sesaat setelah dan 2 minggu setelah intervensi sebagai tindak lanjut. 

Hasilnya, kelompok eksperimen mengalami peningkatan skor kesejahteraan psikologis setelah mendapat intervensi positive group psychotherapy. Sedangkan pada kelompok kontrol, 1 subjek mengalami peningkatan skor, 2 subjek tidak mengalami peningkatan skor, dan 4 subjek skornya menurun. Oleh sebab itu, kesimpulannya terapi dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis.

Kesimpulan Pembahasan

Demikianlah penjelasan mengenai metode klinis. Kesimpulannya metode klinis dapat didefinisikan sebagai serangkaian proses penelitian yang dilakukan untuk diagnosis atau pengobatan mengenai gangguan maupun penyakit dengan menggunakan pengamatan secara klinis.

Latar belakang kemunculan metode klinis adalah sebenarnya berbagai proses identifikasi dan pengobatan penyakit sudah ada sejak dulu, seperti yang ada di Mesir kuno, di Cina, maupun di Arab Kuno. Namun, tidak semuanya dilakukan dengan cara yang efektif sehingga diperlukan dasar yang lebih akurat, yakni metode klinis.

Beberapa ciri dari metode klinis, yaitu dilakukan untuk membuktikan teori terkait praktik klinis, menguji keberhasilan intervensi, menguji keberhasilan tes dalam mendeteksi gejala, serta dapat memberikan pemahaman lebih mendalam terkait kondisi individu.

Contoh penelitian metode klinis dilakukan oleh Sujana, dkk. (2015) terkait pengaruh penggunaan group positive psychotherapy terhadap kesejahteraan psikologis penderita diabetes melitus tipe 2. Hasilnya, intervensi berupa terapi tersebut efektif untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis.

The post Metode Klinis: Pengertian – Ciri dan Contoh Penelitian yang Menggunakannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Desain Penelitian: Karakteristik – Jenis dan Contohnya https://haloedukasi.com/desain-penelitian-adalah Tue, 26 Apr 2022 08:25:08 +0000 https://haloedukasi.com/?p=34180 Setiap penelitian membutuhkan tata cara yang jelas agar hasilnya juga baik dan dapat memberi manfaat yang berguna bagi ilmu pengetahuan. Tata cara tersebut dalam sebuah penelitian disebut sebagai desain penelitian. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut terkait desain penelitian. Pengertian Desain Penelitian Menurut Lestari (2021), desain penelitian merupakan pedoman, prosedur, ataupun teknik yang digunakan dalam merencanakan […]

The post Desain Penelitian: Karakteristik – Jenis dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Setiap penelitian membutuhkan tata cara yang jelas agar hasilnya juga baik dan dapat memberi manfaat yang berguna bagi ilmu pengetahuan. Tata cara tersebut dalam sebuah penelitian disebut sebagai desain penelitian. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut terkait desain penelitian.

Pengertian Desain Penelitian

Menurut Lestari (2021), desain penelitian merupakan pedoman, prosedur, ataupun teknik yang digunakan dalam merencanakan penelitian yang berguna sebagai panduan untuk membangun strategi terkait metode penelitian bagi peneliti.

Sedangkan menurut Zimmatillah (2019), desain penelitian didefinisikan sebagai sebuah rencana dan struktur penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti mendapatkan jawaban atas pertanyaan dalam penelitiannya secara valid, objektif, cepat, dan efisien.

Selain itu, Sangadah (2014) berpendapat bahwa metode penelitian dapat diartikan dalam arti sempit, yakni proses pengumpulan dan analisis penelitian serta dalam arti luas, yaitu rancangan dalam penelitian yang meliputi proses perencanaan hingga pelaksanaan penelitian.

Terakhir, menurut Fachruddin (2009), desain penelitian adalah rancangan penelitian yang digunakan dengan tujuan untuk memberi pegangan yang jelas dan terstruktur bagi peneliti dalam melakukan penelitiannya.

Karakteristik Desain Penelitian

  • Netralitas
    Sebuah penelitian tentunya harus bersifat objektif berdasarkan fakta yang ditemukan. Untuk mendapatkan data yang objektif, setiap proses dalam penelitian tersebut tidak boleh mengandung bias atau dengan kata lain netral. Oleh sebab itu, dalam desain penelitian pastinya terdapat struktur dan standar tertentu yang harus dipenuhi terlebih dahulu.
  • Reliabilitas
    Reliabilitas merupakan keandalan dari penelitian. Artinya, hasil dari setiap pengukuran relatif sama jika diukur dalam waktu berbeda. Dengan adanya keandalan ini, menunjukkan bahwa desain penelitian sudah dapat dipercaya mampu memberikan hasil yang ilmiah.
  • Validitas
    Validitas adalah kebenaran dari suatu penelitian. Kebenaran ini dapat berupa kebenaran alat ukur, kebenaran alat ukur mengukur variabel yang ingin diukur, serta kebenaran dari penelitian itu sendiri. Desain penelitian yang baik akan semakin meningkatkan validitas dari hasil penelitian yang akan didapat nantinya.
  • Generalisasi
    Meskipun generalisasi belum tentu dapat dicapai oleh seluruh jenis desain penelitian, tetapi karena setiap penelitian harus dapat memberikan manfaat sehingga diharapkan hasil dari penelitian yang sudah didesain tetap dapat menjadi petunjuk bagi fenomena lainnya yang berkaitan.

Jenis Desain Penelitian

Jenis desain penelitian terbagi menjadi dua, pertama berdasarkan bentuk datanya sehingga masih lebih umum dan kedua berdsarkan tujuannya sehingga sudah lebih khusus.

Berdasarkan Bentuk Data Penelitian

  • Kuantitatif
    Desain penelitian kuantitatif dilakukan apabila proses pengumpulan data dapat dianalisis secara numerik baik bentuk datanya ordinal maupun interval. Pada umumnya penelitian kuantitatif dapat menunjukkan pola, prediksi, serta hubungan sebab-akibat yang mampu digeneralisasikan sesuai dengan populasi sampel. Biasanya data diambil menggunakan kuesioner.
  • Kualitatif
    Desain penelitian kualitatif tidak menggunakan data yang berbentuk numerik, melainkan berbentuk naratif, gambar, video, maupun bentuk lainnya. Dengan desain ini, data yang diperoleh dapat lebih mendalam, tetapi kurang dapat digeneralisasikan sebab subjeknya tidak terlalu banyak. Biasanya data diambil menggunakan wawancara atau interview.
  • Mixed Method
    Mixed method atau metode campuran adalah gabungan dari desain kuantitatif dan kualitatif. Tujuannya adalah untuk mendapatkan data yang lebih komprehensif karena memberikan keuntungan dari kedua desain dalam satu penelitian sekaligus.

Berdasarkan Tujuan Penelitian

  • Penelitian Deskriptif
    Desain penelitian deskriptif adalah penelitian yang hasilnya berupa gambaran atau karakteristik tertentu terkait suatu fenomena. Tujuan dari penelitian ini bukan untuk menjelaskan  pengaruh, melainkan lebih kepada memberi penjelasan berdasarkan fakta yang ditemukan.
  • Penelitian Eksplanatori
    Desain penelitian eksplanatori bertujuan untuk memberikan penjelasan mendasar secara rinci terkait pola fenomena yang belum memiliki landasan teoritis sebelumnya. Diharapkan dengan adanya studi eksplanatori ini dapat menjadi panduan bagi penelitian selanjutnya 
  • Penelitian Korelasional
    Desain penelitian eksplanatori tujuannya memberikan informasi terkait hubungan di antara variabel. Hubungan tersebut berarti terdapat kecenderungan bahwa variasi pada suatu variabel diikuti oleh variasi pada variabel lainnya. Namun, hubungan tersebut belum tentu bersifat dua arah.
  • Penelitian Kausal-Komparatif
    Dalam desain penelitian kausal-komparatif, tujuannya tidak hanya untuk melihat hubungan, tetapi juga pengaruh pada variabel tergantung dari variabel bebasnya. Bedanya dengan penelitian eksperimental adalah kondisi variabel apa adanya sebelum penelitian dilaksanakan dan tidak ada perlakuan dari peneliti. 
  • Penelitian Eksperimental
    Desain penelitian eksperimental merupakan jenis penelitian yang dilakukan dengan adanya manipulasi terhadap subjek, termasuk adanya upaya kontrol secara ketat terhadap faktor-faktor luar agar tidak mencemari variabel yang sedang diteliti. Tujuan dari penelitian eksperimental adalah menemukan hubungan sebab-akibat antara setidaknya dua variabel.
  • Penelitian Diagnostik
    Desain penelitian diagnostik digunakan apabila tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi faktor penyebab secara mendetail dari suatu masalah atau fenomena. Dengan kata lain, desain penelitian ini berusaha menemukan alasan dibalik suatu hal, termasuk untuk menemukan solusi dari permasalahan tersebut.
  • Penelitian Studi Kasus
    Desain penelitian studi kasus umumnya digunakan untuk menyelidiki suatu fenomena dengan menekankan pada proses historis suatu variabel. Tujuan dari desain penelitian ini adalah menjelaskan sebab dan kausalitas, tetapi bukan untuk menggambarkan atau menguji masalah yang sebenarnya.
  • Penelitian Longitudinal
    Desain penelitian longitudinal adalah penelitian yang dilakukan dalam periode tertentu dengan pengukuran secara berkala pada subjek. Umumnya, penelitian ini bertujuan melihat perbedaan, perbandingan, maupun perkembangan seiring berjalannya waktu

Contoh Desain Penelitian

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2021) dengan judul Pandangan Ekonomi Islam terhadap Perilaku Konsumen dalam Belanja Makanan Melalui Aplikasi Online di Masa Pandemi COVID-19. Studi tersebut menggunakan desain berjenis kualitatif deskriptif. Metodenya adalah dengan melakukan wawancara dan dokumentasi pada mahasiswa.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Sangadah (2014) dengan judul Akurasi Interpretasi Pesan Komunikasi Nonverbal Ditinjau dari Latar Belakang Pendidikan dan Jenis Kelamin. Studi tersebut menggunakan desain penelitian berjenis eksperimen yang melibatkan kelompok eksperimen dan kontrol dengan subjek adalah mahasiswa dari ilmu saintek dan ilmu psikologi.

Kesimpulan Pembahasan

Demikianlah penjelasan mengenai definisi, karakteristik, jenis, serta contoh dari desain penelitian. Kesimpulannya, desain penelitian adalah prosedur yang digunakan dalam melaksanakan penelitian sebagai pedoman bagi peneliti dari perencanaan hingga pelaksanaan.

Terdapat empat karakteristik desain penelitian, yakni netralitas, reliabilitas, validitas, dan generalisasi. Jenis dari desain penelitian terbagi dua, yakni berdasarkan bentuk data dan tujuan penelitian. Misalnya kuantitatif, kualitatif, deskriptif, eksperimental, dan longitudinal.

Contoh desain penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2021) adalah dengan desain kualitatif deskriptif menggunakan metode wawancara dan dokumentasi. Kemudian contoh lain ada pada penelitian Sangadah (2014) yang menggunakan desain eksperimental dengan kelompok kontrol dan eksperimen.

The post Desain Penelitian: Karakteristik – Jenis dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sampling Jenuh: Pengertian – Ciri dan Contoh Penelitian yang Menggunakannya https://haloedukasi.com/sampling-jenuh Mon, 25 Apr 2022 06:35:29 +0000 https://haloedukasi.com/?p=34150 Dalam suatu penelitian, sudah umum diketahui bahwa peneliti akan menggunakan metode yang ilmiah agar proses dan hasil dari penelitiannya dapat dipercaya dan memberikan manfaat secara tepat. Salah satu bagian dari metode penelitian adalah teknik dalam pengambilan sampel atau teknik sampling. Pada ilmu statistika, terdapat dua jenis teknik pengambilan sampel, yakni sampel acak atau probability sampling […]

The post Sampling Jenuh: Pengertian – Ciri dan Contoh Penelitian yang Menggunakannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dalam suatu penelitian, sudah umum diketahui bahwa peneliti akan menggunakan metode yang ilmiah agar proses dan hasil dari penelitiannya dapat dipercaya dan memberikan manfaat secara tepat. Salah satu bagian dari metode penelitian adalah teknik dalam pengambilan sampel atau teknik sampling.

Pada ilmu statistika, terdapat dua jenis teknik pengambilan sampel, yakni sampel acak atau probability sampling dan sampel nonacak atau nonprobability sampling. Artikel ini akan menjelaskan satu dari berbagai macam teknik sampling yang ada dalam teknik nonacak, yaitu teknik sampling jenuh. Berikut adalah penjelasan mengenai sampling jenuh.

Pengertian Sampling Jenuh

Salah satu pengertian dari sampling jenuh disampaikan oleh Sugiyono (2017), yaitu teknik menentukan sampel apabila seluruh anggota populasi akan dijadikan sampel dalam penelitian atau dapat disebut juga dengan sensus dalam lingkup kecil.

Pengertian tersebut tidak jauh berbeda dari definisi lain, yakni teknik sampling jenuh diartikan sebagai teknik dalam penentuan sampel penelitian yang sampelnya didapat dari semua anggota populasi.

Selain itu, sampling jenuh juga dapat berarti cara yang digunakan untuk menentukan sampel penelitian adalah dengan mengambil keseluruhan populasi berdasarkan karakteristik atau sifat tertentu sebagai subjek penelitian.

Ciri-ciri Sampling Jenuh

Teknik sampling jenuh sangat berbeda dengan teknik penelitian yang umum digunakan, seperti simple random sampling maupun purposive sampling. Berikut adalah beberapa ciri dari teknik sampling jenuh:

  1. Bagian dari teknik pengambilan sampel tidak acak atau nonprobability sampling 
  2. Jumlah populasi relatif kecil, biasanya kurang dari 30 orang.
  3. Subjek memiliki karakteristik khusus sehingga tidak terlalu umum.

Contoh Penelitian yang Menggunakan Sampling Jenuh

Terdapat satu contoh penelitian yang menggunakan teknik sampling jenuh adalah penelitian yang dilaksanakan oleh Sisca Eka Fitria dan Vega Fauzana Ariva dari Universitas Telkom yang dilaksanakan pada tahun 2018 di salah satu desa yang ada di Bandung.

Penelitian tersebut disampaikan dalam artikel berjudul Analisis Faktor Kondisi Ekonomi, Tingkat Pendidikan dan Kemampuan Berwirausaha Terhadap Kinerja Usaha Bagi Pengusaha Pindang di Desa Cukanggenteng dalam jurnal Manajemen Indonesia.

Penelitian ini berawal dari potensi wirausaha di Desa Cukanggenteng yang kebanyakan masyarakatnya menjadi pengusaha atau pengrajin ikan pindang. Akan tetapi, pada kenyataannya usaha yang mereka lakukan kurang menunjukkan kemajuan. Oleh sebab itu penelitian ini berusaha menemukan faktor-faktor yang menyebabkan stagnasi usaha tersebut.

Dalam penelitian ini, terdapat beberapa faktor yang diteliti, yakni kondisi ekonomi, tingkat pendidikan, kemampuan berwirausaha, serta kombinasi dari ketiga faktor tersebut terhadap kinerja usaha pengusaha pindang di desa Cukanggenteng.

Metode dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Sedangkan teknik sampling yang digunakan adalah nonprobability sampling berjenis sampling jenuh. Dengan demikian, subjek dari penelitian ini adalah seluruh pengusaha yang ada berjumlah 60 orang. Kemudian, alat ukur yang digunakan adalah skala dengan format skala likert.

Hasilnya, populasi sekaligus sampel dari penelitian ini terdiri atas 3 orang pria dan 57 orang wanita dengan tingkat pendidikan 51 orang lulusan SD sedangkan 8 orang lainnya adalah lulusan SMP yang umumnya sudah berusia lebih dari 35 tahun. Pendapatan mereka kebanyakan di antara 1,5 juta hingga 2,5 juta perbulan dengan lama usaha mayoritas sudah lebih dari 20 tahun.

Berdasarkan pengukuran yang dilakukan, ditemukan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara kondisi ekonomi, tingkat pendidikan, dan kemampuan berwirausaha terhadap kinerja usaha pengusaha pindang di desa Cukanggenteng.

Rinciannya adalah pengaruh dari kondisi ekonomi sebesar 2,17 persen, pengaruh dari tingkat pendidikan sebesar 10,92 persen, dan pengaruh kemampuan berwirausaha sebesar 55,81 persen sehingga jika dijumlahkan, total pengaruhnya sebesar 68,9 persen. Dengan demikian diharapkan penelitian ini dapat menjadi penjelasan kendala masyarakat untuk dilakukan peningkatan.

Kelebihan dan Kekurangan Sampling Jenuh

Teknik sampling jenuh di satu sisi memang jumlah sampelnya tidak terlalu banyak dan mudah dicari, tetapi di sisi lain teknik sampling ini juga kurang fleksibel. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan teknik sampling jenuh secara lebih lengkapnya:

Kelebihan sampling jenuh

  • Proses pencarian sampel mudah, praktis, dan ekonomis sebab populasi sudah jelas dan jumlahnya terbatas.
  • Generalisasi pada populasi lebih akurat karena tidak memperhatikan karakteristik di luar karakteristik sampel.
  • Dapat digunakan untuk jenis penelitian kuantitatif, kualitatif, maupun mixed method.
  • Dapat digunakan untuk metode penelitian cross sectional maupun longitudinal.

Kelemahan sampling jenuh

  • Tidak cocok untuk populasi yang jumlah anggotanya besar.
  • Lebih efektif digunakan hanya untuk penelitian yang populasinya sedikit.
  • Tidak dapat digeneralisasikan pada populasi dengan karakteristik yang berbeda.

Kesimpulan Pembahasan

Demikianlah penjelasan mengenai sampling jenuh. Kesimpulannya, penelitian ilmiah pasti membutuhkan metode yang tepat agar hasil penelitiannya dapat diterima sebagai pengetahuan. Untuk itu, diperlukan metode penelitian, salah satunya adalah teknik sampling.

Sampling jenuh adalah satu dari beberapa teknik nonrandom sampling. Teknik ini didefinisikan sebagai teknik penentuan sampel yang menjadikan seluruh anggota populasi sebagai sampel. Ciri umum dari teknik sampling jenuh adalah jumlah sampel sedikit dan subjek memiliki karakteristik yang sangat khusus.

Penelitian yang menggunakan teknik sampling jenuh pernah dilaksanakan oleh Fitria dan Ariva (2018) yang menganalisis faktor kondisi ekonomi, tingkat pendidikan, dan kemampuan berwirausaha, terhadap kinerja usaha pengusaha pindang di desa Cukanggenteng yang berjumlah 60 orang. Hasilnya, ketiga faktor berpengaruh signifikan.

Kelebihan dari teknik sampling jenuh adalah mudah, praktis, dan ekonomis sebab populasi sudah jelas dan jumlahnya terbatas. Namun, kekurangan dari teknik ini adalah tidak cocok untuk populasi yang jumlah anggotanya besar.

The post Sampling Jenuh: Pengertian – Ciri dan Contoh Penelitian yang Menggunakannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Penelitian Retrospektif: Pengertian – Ciri dan Contohnya https://haloedukasi.com/penelitian-retrospektif Mon, 25 Apr 2022 06:24:48 +0000 https://haloedukasi.com/?p=34110 Dalam sebuah penelitian retrospektif, hasil dari suatu kejadian sebenarnya sudah ada pada saat studi dimulai. Hal tersebut tentunya cukup berbeda dengan metode penelitian yang umumnya kita ketahui, yakni melakukan penelitian pada kondisi yang dialami oleh subjek pada masa sekarang.  Sebuah desain penelitian retrospektif digunakan untuk membantu peneliti dalam merumuskan ide-ide tentang kemungkinan asosiasi serta menyelidiki […]

The post Penelitian Retrospektif: Pengertian – Ciri dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dalam sebuah penelitian retrospektif, hasil dari suatu kejadian sebenarnya sudah ada pada saat studi dimulai. Hal tersebut tentunya cukup berbeda dengan metode penelitian yang umumnya kita ketahui, yakni melakukan penelitian pada kondisi yang dialami oleh subjek pada masa sekarang. 

Sebuah desain penelitian retrospektif digunakan untuk membantu peneliti dalam merumuskan ide-ide tentang kemungkinan asosiasi serta menyelidiki hubungan potensial yang terjadi, meskipun pernyataan kausal biasanya tidak boleh dibuat karena lebih mengarah pada pendeskripsian kondisi.

Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai penelitian retrospektif, mulai dari pengertian, ciri-ciri, contoh studi, hingga kelebihan dan kekurangannya:

Pengertian Penelitian Retrospektif

Berdasarkan situs National Cancer Institute, penelitian retrospektif adalah studi yang menggunakan perbandingan dua kelompok orang yang masing-masing dengan penyakit atau kondisi tertentu (kasus) serta kelompok dengan kondisi yang serupa, tetapi tidak memiliki penyakit atau kondisi tertentu (kelompok kontrol).

Sedangkan dalam situs Stats Direct, penelitian retrospektif adalah studi dengan cara melihat ke belakang dan meneliti paparan terhadap risiko yang dicurigai atau faktor perlindungan dalam kaitannya dengan hasil yang ditetapkan pada awal penelitian. Studi prospektif diperlukan untuk membuat perkiraan yang tepat baik dari kejadian atau risiko relatif dari suatu hasil berdasarkan paparan.

Menurut Riyanto (2011), penelitian retrospektif merupakan penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk menjelaskan masalah penelitian dengan menggunakan pendekatan kontrol agar dapat menilai ukuran peran variabel bebas terhadap variabel tergantung.

Pada penelitian klinis khususnya terkait epidemi, penelitian retrospektif merupakan studi observasi yang membutuhkan partisipan dengan penyakit atau kondisi tertentu. Dengan kata lain, seluruh kasusnya harus sudah terjadi sebelum studi dimulai. Tujuannya adalah untuk menemukan faktor risiko atau kondisi lain yang berhubungan.

Ciri-ciri Penelitian Retrospektif

Penelitian retrospektif cukup berbeda dengan bentuk penelitian pada umumnya yang secara langsung mengenai kondisi yang sedang terjadi. Berikut adalah ciri-ciri lebih lengkap terkait penelitian retrospektif:

  • Digunakan untuk kejadian yang langka.
  • Mengambil data dari masa lalu, baik melalui catatan yang dibuat pada waktu lalu atau dengan meminta partisipan mengingat kembali hasil yang didapatkan.
  • Data subjek digunakan untuk meneliti peristiwa yang belum tentu pernah terjadi.
  • Dapat digunakan untuk membandingkan pengobatan yang tidak dapat diteliti dengan cara percobaan.
  • Mampu membantu menunjukkan faktor prognosis untuk strategi terapi.

Contoh Penelitian Retrospektif

Salah satu contoh penelitian yang menggunakan studi retrospektif dilakukan oleh Fernandes dan Indramaya (2018) dengan judul penelitian Studi Retrospektif: Profil Penyakit Rosasea. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi gambaran umum dan evaluasi pasien baru rosasea tahun 2013-2015 silam. 

Metode penelitian retrospektif deskriptif digunakan dengan melihat catatan medis pasien rosasea di  Divisi Kosmetik Medik URJ Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo dengan cara melakukan evaluasi pada pasien baru berdasarkan anamnesis, klinis, diagnosis, penatalaksanaan, dan kunjungan ulang.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pasien baru rosasea yang mengunjungi  RSUD Dr. Soetomo berjumlah 24 orang dengan keterangan mayoritas adalah wanita dan kebanyakan berusia 25-44 tahun. Kondisi keluhan yang paling banyak terjadi adalah jerawat atau bintil dan kemerahan di wajah dengan subtipe rosasea terbanyak, yaitu eritematotelangiektasis.

Kebanyakan pasien melakukan pengobatan topikal dengan cara terapi metronidazol dan pengobatan sistemik dengan doksisiklin. Sekitar 75 persen pasien juga melakukan kunjungan ulang sebab penyakit ini tidak dapat diobati secara singkat. Di sisi lain, terdapat penurunan jumlah pasien rosasea dari tahun ke tahun.

Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Retrospektif

Penelitian retrospektif memiliki kegunaan yang khusus dan tidak dapat digunakan untuk sembarang penelitian agar mendapat hasil yang optimal. Oleh karena itu, metode penelitian ini mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan, di antaranya:

Kelebihan

  • Waktu yang dibutuhkan lebih sedikit dan biaya yang perlu dikeluarkan lebih sedikit dibanding jenis penelitian lain.
  • Metode penelitian yang efisien jika dilihat dari teknik pengambilan sampelnya.
  • Mengizinkan penyelidikan yang mendalam terkait faktor-faktor yang berhubungan dengan risiko penyakit berdasarkan informasi dari basis individu.
  • Berguna untuk meneliti masalah kesehatan yang kurang umum terjadi di masyarakat.

Kekurangan

  • Tidak dapat digunakan untuk menentukan angka insidensi penyakit.
  • Kemungkinan data kurang lengkap karena data faktor risiko disimpulkan setelah penyakit terjadi dan sering terdapat penyimpangan.
  • Adanya bias seleksi sebab populasi berasal dari dua populasi yang berbeda.
  • Sulit untuk menentukan kelompok kontrol yang tepat.

Kesimpulan Pembahasan 

Demikianlah penjelasan mengenai pengertian, ciri-ciri, contoh studi, serta kelebihan dan kekurangan dari penelitian retrospektif. Kesimpulannya, penelitian retrospektif berbeda dengan penelitian pada umumnya yang menggunakan sumber data dari kondisi sekarang.

Penelitian retrospektif didefinisikan sebagai sebuah desain studi yang menggunakan data dari perbandingan kelompok maupun data secara administratif yand didapatkan dari kejadian di masa lalu. Biasanya, penelitian dilakukan dalam bidang klinis untuk mendapatkan informasi terkait penyakit atau kondisi yang jarang terjadi.

Ciri dari penelitian retrospektif di antaranya yaitu digunakan pada kejadian langka, data dari masa lalu (sumber data administratif, catatan, interviu), serta dapat membantu menunjukkan faktor prognosis untuk terapi terhadap penyakit.

Contoh penelitian retrospektif adalah Studi Retrospektif: Profil Penyakit Rosasea oleh Fernandes dan Indramaya (2018). Hasilnya, setelah melihat catatan medis pasien ditemukan bahwa terdapat 24 pasien yang mengunjungi RSUD Dr. Soetomo kebanyakan dengan kondisi penyakit rosasea subtipe eritematotelangiektasis.

Kelebihan dari penelitian ini adalah waktu dan biaya sedikit, teknk pengambilan sampel efisien, dan berguna dalam penelitian masalah kesehatan yang kurang umum. Kelemahan dari penelitian ini adalah kemungkinan data kurang lengkap, bias seleksi populasi, serta kesulitan menemukan kelompok kontrol.

The post Penelitian Retrospektif: Pengertian – Ciri dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Penelitian Longitudinal: Ciri – Jenis dan Contohnya https://haloedukasi.com/penelitian-longitudinal Sat, 23 Apr 2022 14:04:05 +0000 https://haloedukasi.com/?p=34128 Desain sebuah penelitian sangat tergantung dengan tujuan dari penelitian itu sendiri. Dengan kata lain, mengetahui informasi apa yang harus dikumpulkan dalam penelitian adalah tahap pertama dalam menentukan bagaimana penelitian akan berjalan. Hal tersebut dikenal sebagai metodologi penelitian. Salah satu metode penelitian yang dapat digunakan, yakni dengan desain longitudinal. Metode penelitian ini secara umum dikenal sebagai […]

The post Penelitian Longitudinal: Ciri – Jenis dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Desain sebuah penelitian sangat tergantung dengan tujuan dari penelitian itu sendiri. Dengan kata lain, mengetahui informasi apa yang harus dikumpulkan dalam penelitian adalah tahap pertama dalam menentukan bagaimana penelitian akan berjalan. Hal tersebut dikenal sebagai metodologi penelitian.

Salah satu metode penelitian yang dapat digunakan, yakni dengan desain longitudinal. Metode penelitian ini secara umum dikenal sebagai studi yang dilakukan dalam kurun waktu yang relatif lama atau dalam periode tertentu. Beberapa bidang ilmu yang menggunakan metode penelitian ini, yaitu medis, psikologi, dan sosiologi. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut dari metode longitudinal.

Pengertian Penelitian Longitudinal

Penelitian longitudinal secara sederhana dapat didefinisikan sebagai penelitian yang sumber datanya diambil dalam rentang waktu yang panjang atau secara berkala. Waktu tersebut sifatnya relatif sebab tergantung tujuan penelitian. Namun, yang pasti tidak sama dengan penelitian cross sectional.

Kemudian menurut Suharjana, penelitian longitudinal merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mencari data dari waktu-waktu yang berbeda untuk dapat melihat perubahan yang terjadi pada waktu-waktu tersebut.

Dilansir dari situs Very Well Mind, studi longitudinal memiliki pengertian, yaitu salah satu tipe penelitian korelasional yang melibatkan variabel sama dalam periode waktu yang lama. Sedangkan menurut situs Institute for Work & Health, studi longitudinal adalah penelitian yang dilakukan dengan beberapa observasi pada subjek yang sama dalam periode tertentu.

Ciri-ciri Penelitian Longitudinal

Ruspini (2000) dan Taylor, dkk. (2000) dalam Nurdini (2006) menyampaikan beberapa karakteristik dari penelitian longitudinal, yaitu sebagai berikut:

  • Pengumpulan data untuk setiap variabel setidaknya dua atau lebih periode tertentu.
  • Subjek atau kasus yang dianalisis kurang lebih sama atau setidaknya dapat dibandingkan dalam satu periode dengan periode lainnya.
  • Analisis menggunakan perbandingan data yang sama dalam satu periode dan antar berbagai metode yang berbeda.

Selain itu, berdasarkan sumber lain juga ditemukan ciri-ciri dari penelitian longitudinal, di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Prosesnya lebih kompleks dari penelitian cross sectional.
  • Membutuhkan waktu, tenaga, pikiran, serta biaya yang lebih besar.
  • Dapat memberikan informasi yang lebih komprehensif karena data diambil secara berulang.
  • Tidak dapat digunakan pada semua jenis penelitian dan biasanya digunakan pada penelitian terkait perkembangan.
  • Hanya berfokus pada data terkait suatu variabel tertentu yang diamati dari waktu ke waktu. 

Jenis Penelitian Longitudinal

Penelitian longitudinal terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan subjek dan waktu pengambilan data, yakni sebagai berikut:

Studi Panel (panel-study)

Jenis studi panel adalah penelitian dengan subjek yang sama, tetapi pelaksanaan penelitiannya dilakukan dalam beberapa waktu berbeda. Umumnya studi panel mengambil data di tingkat nasional dan dapat memiliki kondisi yang berbeda, seperti di organisasi, rumah tangga, sekolah, atau lainnya.

Waktu Berlangsung (time series)

Jenis waktu berlangsung merupakan penelitian dengan subjek yang bisa saja berbeda-beda, tetapi tetap dalam satu populasi dan dalam waktu penelitian yang berbeda pula.

Studi Kohort (cohort study)

Jenis studi kohort adalah penelitian dengan subjek yang berasal dari kelompok dengan kesamaan budaya, latar belakang, maupun pengalaman. Karakteristik studi kohort lebih pada subjek dengan kondisi yang kurang lebih sama, seperti lahir di generasi yang sama dan pengalaman yang sama.

Contoh Penelitian Longitudinal

Salah satu contoh penelitian longitudinal dilakukan oleh Akbar, Darungan, dan Tania (2021) dengan judul artikel Investigasi Perubahan Gaya Belajar Mahasiswa Fakultas Kedokteran: Penelitian Longitudinal. Metode penelitian yang digunakan adalah desain longitudinal berjenis studi kohort. Sedangkan subjeknya adalah 63 responden yang diukur saat semester I dan III.

Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa mayoritas gaya belajar mahasiswa baik pada tahun pertama maupun tahun ketiga adalah unimodal. Gaya unimodal tertinggi adalah visual, kemudian auditori dan kinestetik. Dengan demikian, tidak terdapat perbedaan signifikan pada gaya belajar mahasiswa, tetapi tetap terdapat perubahan gaya belajar seiring berjalannya waktu.

Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Longitudinal

Penelitian longitudinal memang terlihat mampu memberikan data yang komprehensif, tetapi di sisi lain juga membutuhkan prosedur yang lebih kompleks. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan penelitian longitudinal:

Kelebihan

  • Memberikan tingkat validitas yang lebih tinggi karena pengambilan data dilakukan secara berulang dalam jangka waktu yang panjang.
  • Data yang dihasilkan unik sebab dengan desain penelitian ini, peneliti dapat menemukan perubahan seiring berjalannya waktu, tidak hanya dalam satu waktu saja.
  • Menunjukkan tren dan hubungan di antara data sebab data yang didapat sebelumnya bisa diterapkan untuk memprediksikan hasil di masa yang akan datang.
  • Sifatnya relatif fleksibel karena tidak seperti penelitian cross sectional yang sudah menentukan titik awal dan akhirnya, dalam penelitian longitudinal mungkin menunjukkan pola atau hubungan yang tidak diduga sebelumnya.

Kekurangan

  • Waktu yang dibutuhkan haruslah cukup lama sebab jika rentang waktunya terlalu sebentar, perubahan mungkin tidak terlihat sehingga desain longitudinal menjadi kurang efektif.
  • Waktu yang lebih lama menyebabkan perlunya biaya yang lebih besar, terlebih karena pengukuran akan dilakukan secara berulang.
  • Adanya kemungkinan-kemungkinan tak terduga, seperti subjek mengundurkan diri di tengah penelitian, subjek meninggal dunia, subjek berpindah domisili, dan sebagainya yang menyebabkan data menjadi kurang lengkap.

Kesimpulan Pembahasan

Demikianlah penjelasan mengenai pengertian, ciri-ciri, jenis, contoh penelitian, serta kelebihan dan kekurangan penelitian longitudinal. Kesimpulannya, metode penelitian ini didefinisikan sebagai desain penelitian yang dilakukan datanya diambil beberapa kali dalam suatu periode untuk melihat perubahannya.

Ciri dari metode ini secara umum adalah pengumpulan data setidaknya dua kali, subjek yang diukur tetap sama, dan berfokus pada variabel tertentu saja. Terdapat tiga jenis penelitian longitudinal, yaitu studi panel, waktu berlangsung, dan studi kohort.

Contoh penelitian longitudinal adalah Investigasi Perubahan Gaya Belajar Mahasiswa Fakultas Kedokteran: Penelitian Longitudinal. Hasilnya, tidak ada perubahan yang signifikan terkait gaya belajar mahasiswa saat semester 1 dan semester 3.

Kelebihan dari metode longitudinal, di antaranya validitas yang tinggi, data unik, dapat menunjukkan tren, serta sifatnya fleksibel. Sedangkan kekurangannya adalah membutuhkan waktu yang cukup lama, biaya yang lebih besar, pelaksanaannya lebih rumit, dan adanya kemungkinan perubahan subjek.

The post Penelitian Longitudinal: Ciri – Jenis dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Desain Penelitian: Pengertian, Jenis dan Contohnya https://haloedukasi.com/desain-penelitian Sat, 23 Apr 2022 04:52:03 +0000 https://haloedukasi.com/?p=34050 Pengertian Desain Penelitian Desain penelitian mempunyai nama lain rancangan penelitian (research design). Desain penelitian adalah kerangka kerja yang digunakan untuk melakukan riset. Desain penelitian memberikan prosedur untuk mendapatkan informasi yang diperlukan untuk menyusun atau menyelesaikan masalah dalam penelitian. Desain penelitian dibuat agar penelitian dapat berjalan sesuai dengan pedoman dan tidak menyimpang. Desain penelitian adalah strategi […]

The post Desain Penelitian: Pengertian, Jenis dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Desain Penelitian

Desain penelitian mempunyai nama lain rancangan penelitian (research design). Desain penelitian adalah kerangka kerja yang digunakan untuk melakukan riset. Desain penelitian memberikan prosedur untuk mendapatkan informasi yang diperlukan untuk menyusun atau menyelesaikan masalah dalam penelitian.

Desain penelitian dibuat agar penelitian dapat berjalan sesuai dengan pedoman dan tidak menyimpang. Desain penelitian adalah strategi untuk mencapai tujuan ini. Desain penelitian dapat diberlakukan baik pada penelitian kualitatif maupun kuantitatif.

Desain penelitian melibatkan rencana untuk mengumpulkan, mengukur, dan menganalisis data. Kegiatan ini didasarkan pada pertanyaan penelitian dari suatu studi.

Pengertian Desain Penelitian Menurut Para Ahli

Berikut ini adalah pengertian desain penelitian menurut para ahli:

  • Menurut Saunders

Desain penelitian merupakan rencana umum untuk menjawab pertanyaan penelitian. Desain penelitian menyatukan beberapa strategi, komponen, dan metode untuk mengumpulkan dan menentukan teknik analisis data. Hal ini dilakukan sebgai pendekatan sistematis untuk melaksanakan penyelidikan ilmiah.

  • Menurut McCombes

Desain penelitian atau yang memiliki nama lain strategi penelitian yakni rencana untuk menjawab serangkaian pertanyaan penelitian. Bagian ini adalah kerangka kerja yang mencakup metode dan prosedur untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan data.

  • Green dan Tull

Desaian penelitian adalah spesifikasi teknik dan proses untuk mendapatkan informasi yang diperlukan. Hal ini berkaitan dengan definisi operasional dari desain penelitian yaitu data yang akan dikumpulkan, sumber data, dan proses pengumpulan datanya.

  • Menurut Moh. Nazir

Desain penelitian menurut Moh. Nazir adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.

  • Menurut Moh. Pabundu Tika

Desain penelitian menurut beliau yakni rencana tentang cara mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data secara sistematis dan terarah agar penelitian dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif sesuai dengan tujuan penelitian.

Jenis Desain Penelitian

Jenis desain penelitian dapat dikelompokkan seperti jenis penelitian itu sendiri yakni kualitatif, kuantitatif, campuran. Sedangkan sub-jenis desain penelitian yakni deskriptif, eksperimental, korelasional, diagnostik, dan eksplanatori.

  • Desain Penelitian Kualitatif

Desain penelitian jenis ini melibatkan pengumpulan dan analisis data berupa teks, gambar atau berbagai data yang tidak berkaitan dengan numerik. Desain penelitian ini bertujuan pada kesimpulan yang mengarah pada bagaimana dan mengapa pendapat tersebut muncul.

  • Desain Penelitian Kuantitatif

Desain penelitian jenis ini melibatkan pengumpulan dan analisis data numerik. Desain penelitian jenis ini digunakan secara umum untuk menemukan pola, rata-rata, perkiraan, serta hubungan sebab-akibat antara variabel yang dipelajari.

  • Desain Penelitian Campuran

Desain penelitian ini mengacu pada penggabungan desain penelitian kualitatif dan kuantitatif. Hal ini dilakukan untuk memanfaatkan data yang lebih lengkap dan sinergis.

  • Desain Penelitian Deskriptif

Desain penelitian deskriptif mengacu pada ciri pada variabel yang diteliti. Desain penelitian ini berfokus pada pertanyaan yang berkaitan dengan apa dari suatu subjek penelitian.

  • Desain Penelitian Eksperimental

Desain penelitian eksperimental digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Sebagian besar penelitian eksperimental akan menghasilkan penelitian kuantitatif.

  • Desain Penelitian Korelasional

Desain penelitian ini dilakukan untuk meneliti hubungan antara 2 variabel secara alami. Variabel yang ada tidak berada dalam kendali peneliti.

  • Desain Penelitian Diagnostik

Dalam desain penelitian ini, periset mencoba mengevaluasi penyebab masalah atau fenomena yang terjadi. Desain penelitian ini digunakan untuk memahami lebih rinci faktor timbulnya suatu masalah.

  • Desain Penelitian Eksplanatori

Desain penelitian eksplanatori digunakan untuk menjelaskan suatu landasan teori secara lebih mendalam. Desain penelitian ini berfokus pada penjelasan terkait pola masalah yang belum dijelajahi.

Karakteristik Desain Penelitian

Desain penelitian mempunyai 4 karakteristik sebagai berikut:

  • Objektif

Ketika Anda merancang penelitian, Anda harus bersikap objektif terhadap penelitian yang akan Anda buat. Baik desain maupun penelitian harus terlepas dari prasangka. Sebab prasangka akan mempengaruhi hasil penelitian.

  • Andal

Desain penelitian harus bersifat andal. Artinya desain penelitian harus mampu memberikan hasil setelah dijalankan sesuai dengan standar yang ada.

  • Absah

Desain penelitian memiliki karakteristik absah. Artinya desain penelitian yang dibuat harus didasarkan pada metode yang sesuai dengan jenis penelitian.

  • Generalisasi

Desain penelitian harus berlaku tidak hanya pada sampel terbatas melainkan pada populasi umum juga. Rancangan penelitian yang berlaku umum dapat digunakan untuk bagian populasi lain dengan hasil yang sama akuratnya.

Contoh Desain Penelitian

Berikut ini beberapa contoh dari desain penelitian:

  • Desain Penelitian Kualitatif

Misalnya adalah desain penelitian tentang mengeksplor fenomena kejujuran pada siswa SD Negeri 3 Purwodadi, Kabupaten Banyumas. Desain penelitian ini akan bersifat kualitatif karena hanya melibatkan data yang diperoleh dari observasi, wawancara, dan dokumentasi.

  • Desain Penelitian Eksperimental

Misalnya adalah desain penelitian tentang pengaruh alarm asap rokok yang terpasang di ruang publik terhadap jumlah orang yang merokok. Desain penelitian ini akan melibatkan eksperimen pada ruang publik yang dilengkapi dengan alarm asap rokok.

Dan eksperimen di ruang publik yang tidak mempunyai fitur tersebut. Eksperimen ini akan memberikan hasil yakni seberapa efektif alarm asap rokok yang dipasang pada ruang publik terhadap jumlah orang yang merokok.

  • Desain Penelitian Kuantitatif

Desain penelitian kuantitatif biasanya dilakukan dengan merancang percobaan. Terdapat kelompok yang diberi perlakuan dan kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan. Misalnya desain penelitian untuk mengetahui pengaruh vitamin C terhadap daya tahan tubuh siswa.

Pada penelitian ini, subjek akan diminta untuk mengonsumsi vitamin C (kelompok perlakuan) dan subjek yang tidak mengonsumsi vitamin C (kelompok kontrol). Hasil yang diperoleh merupakan hasil dari percobaan.

The post Desain Penelitian: Pengertian, Jenis dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Rancangan Penelitian, Pengertian dan Contohnya https://haloedukasi.com/rancangan-penelitian Mon, 18 Apr 2022 16:29:07 +0000 https://haloedukasi.com/?p=33896 Pengertian Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan sebuah gambaran, sketsa, atau desain dari penelitian yang sengaja dibuat oleh peneliti. Rancangan penelitian perlu dibuat sebelum peneliti melakukan penelitian. Peneliti akan membuat rancangan penelitian sebagai kerangka berpikir kedepan terkait dengan cara dan teknik penelitian yang akan dilakukan. Dengan adanya rancangan penelitian, masalah-masalah yang mungkin terjadi pada penelitian dapat […]

The post Rancangan Penelitian, Pengertian dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian merupakan sebuah gambaran, sketsa, atau desain dari penelitian yang sengaja dibuat oleh peneliti. Rancangan penelitian perlu dibuat sebelum peneliti melakukan penelitian. Peneliti akan membuat rancangan penelitian sebagai kerangka berpikir kedepan terkait dengan cara dan teknik penelitian yang akan dilakukan.

Dengan adanya rancangan penelitian, masalah-masalah yang mungkin terjadi pada penelitian dapat ditangari secara efisien. Hal ini disebabkan karena wawasan tentang bagaimana penelitian akan dilakukan sudah tertulis dalam rancangan penelitian tersebut.

Beberapa karakteristik utama dari sebuah rancangan penelitian adalah :

  • Netralitas, dimana hasil yang diproyeksikan dalam tujuan rancangan penelitian harus tidak bias, tidak memihak, dan netral.
  • Reliabilitas, dimana penelitian dilakukan secara teratur dengan hasil yang terukur setiap waktu.
  • Validitas, dimana penelitian dilakukan dengan alat ukur yang terpercaya dan sesuai dengan tujuan penelitian.
  • Generalisasi, dimana hasil penelitian harus relevan dan dapat diterapkan pada target yang dituju.

Kerangka Rancangan Penelitian

Dasarnya, rancangan penelitian memiliki kerangka dan langkah yang sama. Setiap peneliti harus memikirkan poin-poin berikut dalam kerangka rancangan penelitian yang akan dibuatnya, yaitu :

  • Ada atau tidaknya analisis data sekunder
  • Jenid penelitian yang dilakukan apakah kualitatif atau kuantitatif (survey, observasi, dan eksperimen)
  • Menyusun informasi dasar yang diperlukan
  • Memilih dan menentukan jenis prosedur pengukuran yang akan dilakukan
  • Mempertimbangkan dan memutuskan penggunaan kuisioner
  • Memilih cara dan metode untuk pengambilan dan pengukuran sampel
  • Menentukan rencana penganalisaan data

Syarat Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian harus memenuhi syarat-syarat tertentu sebelum dikirim ke orang yang berwenang. Beberapa unsur yang perlu ada dalam rancangan penelitian adalah:

  • Sistematis

Rancangan penelitian harus disusun secara sistematis dan logis. Penulis perlu menghindari kondisi penyampaian yang terlalu abstrak, acak, dan tidak terfokus, karena dapat menyulitkan pemahaman para pembaca.

Jika rancangan penelitian anda harus disetujui terlebih dahulu oleh pihak lain, maka pemilihan kata dan cara menyampaian akan menjadi faktor yang sangat penting.

  • Konsistensi

Rancangan penelitian harus sibuat secara konsisten. Anda perlu menulisnya sesuai dengan benang merah dari tujuan anda.

Penelitian yang konsisten akan memiliki judul, rumusan masalah, tujuan, metodologi, hingga teori yang saling berkesinambungan dalam tema yang sama.

  • Operasional

Peneliti juga perlu menyampaikan cara penelitian akan dilakukan, atau operasional penelitian, dalam rancangan penelitian. Rancangan penelitian harus memuat segala instrumen, teknik, dan metode yang digunakan saat penelitian nanti.

Hal ini bertujuan untuk menjelaskan pembaca mengenai langkah-langkah penelitian dan mengurangi kemungkinan masalah teknik yang akan terjadi.

Susunan Rancangan Penelitian

  • Judul Penelitian

Judul merupakan sebuah kalimat yang akan merepresentasikan isi keseluruhan rancangan penelitian. Walaupun ditempatkan di awal, penentuan judul tidak perlu ditentukan secara terburu-buru. Anda dapat mengisi bagian rancangan penelitian yang lain sembari memikirkan satu kalimat yang pas untuk merangkum seluruhan dokumen.

Membuat judul sebuah penelitian bukanlah tindakan yang mudah. Buatlah beberapa opsi judul dan pilihlah yang sesuai menurut sudut pandang anda. Menulis judul tergolong dalam sebuah seni dalam menemukan frase konsisten untuk substansi penelitian.

  • Perumusan Masalah

Perumusan masalah adalah dasar sebab dilakukannya penelitian tersebut. Anda perlu mempertanyakan sebuah fakta/pendapat/fenomena dan menggambarkannya sebagai masalah yang perlu diselesaikan. Walaupun tidak semua orang menganggap masalah yang anda pilih adalah sebuah isu besar, namun dimata peneliti, isu tersebut merupakan topik bahasan utama.

Peneliti harus memilih perumusan masalah dengan objektif dan dalam bentuk pertanyaan. Kalimat yang dipilih tidak dalam kata tanya melainkan dalam deskripsi atau pon-poin.

  • Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dan manfaat penelitian dapat ditulis guna menanggapi rumusan masalah yang dipilih. Untuk mencapai tujuan dan manfaat penelitian, pembaca perlu mengkompilasikan kalimat yang dicantumkan pada poin ini dengan masalah utama yang dibahas.

  • Studi Literatur atau Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan dasar bacaan dan teori yang relevan yang membahas topik penelitian. Anda perlu mencantumkan publikasi-publikasi yang memiliki relevansi dan kredibilitas tinggi untuk dapat mendukung tujuan penelitian yang anda pilih.

Penulisan rancangan penelitian bagian ini sering dikatakan melelahkan dan memerlukan waktu yang lama. Hal ini disebabkan mencari literatur yang sesuai dengan topik bahasan tidaklah semudah itu.

Jika memang sulit untuk mendapatkan tinjauan pustaka, anda dapat menulis dalam saran bahwa topik yang anda bahas masih kecil sebagai bukti kurangnya literatur.

  • Hipotesis

Hipotesis adalah pendekatan kuantitatif yang menyatakan kesimpulan sementara yang perlu anda tinjau. Beberapa penelitian tidak menggunakan hipotesis karena dapat membatasi kebebasan peneliti dalam melakukan penelitian.

  • Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel adalah topik/peserta/target penelitian yang akan diambil. Pada kolom ini peneliti juga harus menjelaskan teknik dan cara mengambil sampel yang diterapkan.

  • Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan batasan dan konsep yang anda terapkan saat penelitian sampel. Variabel perlu dibuat dengan rinci dan dapat terukur sesuai dengan konsepnya.

Namun, beberapa penelitian kualitatif dapat menggunakan fenomena dengan variabel yang tidak terukur.

  • Metode Pengumpulan Data

Peneliti harus menggunakan metode pengumpulan data yang sesuai dengan rumusan masalah. Relevansi metode pengumpulan data dapat berbeda-beda sesuai dengan rumusan masalah yang dipilih.

  • Metode Analisis Data

Peneliti harus menuliskan cara yang dipilih untuk menganalisis data dalam rancangan penelitian. Beberapa penelitian kuantitatif umumnya menggunakan komputer sebagai cara menganalisis data.

  • Pembuatan Laporan

Laporan penelitian berbeda dengan rancangan penelitian, karena laporan penelitian akan dibuat setelah penelitian selesai dilakukan. Format laporan penelitian mirip dengan rancangan penelitian dengan kepastian yang lebih akurat karena telah dilaksanakan.

The post Rancangan Penelitian, Pengertian dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>