Pengangguran - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/pengangguran Wed, 17 Jan 2024 06:49:35 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Pengangguran - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/pengangguran 32 32 12 Negara dengan Tingkat Pengangguran Terendah https://haloedukasi.com/negara-dengan-tingkat-pengangguran-terendah Wed, 17 Jan 2024 06:49:28 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47451 Pengangguran adalah salah satu indikator penting dalam mengukur kesejahteraan ekonomi suatu negara. Pengangguran dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap suatu negara, baik secara ekonomi maupun sosial. Berikut 12 negara dengan tingkat pengangguran terendah di dunia, yang mencerminkan stabilitas ekonomi dan pasar kerja yang kuat. 1. Jepang Jepang dikenal memiliki tingkat pengangguran rendah. Ini disebabkan oleh […]

The post 12 Negara dengan Tingkat Pengangguran Terendah appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Pengangguran adalah salah satu indikator penting dalam mengukur kesejahteraan ekonomi suatu negara. Pengangguran dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap suatu negara, baik secara ekonomi maupun sosial.

Berikut 12 negara dengan tingkat pengangguran terendah di dunia, yang mencerminkan stabilitas ekonomi dan pasar kerja yang kuat.

1. Jepang

Jepang dikenal memiliki tingkat pengangguran rendah. Ini disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang mendukung pertumbuhan ekonomi, investasi dalam pendidikan dan pelatihan keterampilan, serta kestabilan sektor industri.

Keberhasilan ini disokong oleh kebijakan ekonomi yang efektif, investasi dalam pendidikan dan pelatihan keterampilan, serta stabilitas sektor industri. Tingkat pengangguran yang rendah mencerminkan keberlanjutan lapangan pekerjaan dan kesejahteraan ekonomi di Jepang.

2. Singapura

Singapura merupakan salah satu negara dengan tingkat pengangguran terendah di dunia. Fokusnya pada diversifikasi ekonomi, inovasi, dan kebijakan ketenagakerjaan yang efisien telah menciptakan lapangan pekerjaan yang stabil.

Singapura memegang reputasi sebagai negara dengan tingkat pengangguran terendah di dunia. Kesuksesan ini dapat diatribusikan pada kebijakan ekonomi yang cerdas, investasi dalam pendidikan tinggi, serta fokus pada inovasi dan diversifikasi ekonomi. Tingkat pengangguran yang rendah mencerminkan stabilitas dan keberlanjutan pasar kerja di Singapura.

3. Jerman

Sistem pendidikan dual di Jerman, yang mengintegrasikan pelatihan industri dengan pendidikan formal, telah membantu mengurangi tingkat pengangguran. Ekonomi yang kuat dan kebijakan ketenagakerjaan yang progresif turut berperan dalam prestasi ini.

Jerman menunjukkan keberhasilan yang luar biasa dalam mengelola tingkat pengangguran, menjadi salah satu negara dengan tingkat pengangguran terendah di dunia. Keberhasilan ini dapat dijelaskan oleh sistem pendidikan dual yang mengintegrasikan pelatihan industri dengan pendidikan formal, menciptakan tenaga kerja berkualitas tinggi.

Selain itu, kebijakan ketenagakerjaan yang inklusif dan fleksibel membantu menjaga tingkat pengangguran tetap rendah. Struktur ekonomi yang kuat dan fokus pada inovasi juga turut mendukung penciptaan lapangan pekerjaan.

Dengan demikian, Jerman menunjukkan bahwa kombinasi kebijakan progresif dan investasi dalam sumber daya manusia dapat mencapai stabilitas ekonomi dan ketenagakerjaan yang berkelanjutan.

4. Hong Kong

Hong Kong, sebagai pusat keuangan dan perdagangan global, memiliki tingkat pengangguran yang rendah. Kebijakan pro-bisnis dan investasi dalam sektor teknologi memberikan kontribusi besar terhadap keseimbangan pasar kerja.

Hongkong mencerminkan stabilitas ekonomi yang kuat. Keberhasilan ini terbentuk melalui kebijakan pro-bisnis yang mendukung pertumbuhan sektor finansial dan teknologi. Investasi yang cerdas dalam infrastruktur dan inovasi juga menjadi kunci dalam menciptakan lapangan pekerjaan yang berkelanjutan.

Fleksibilitas dalam kebijakan ketenagakerjaan telah membantu mempertahankan tingkat pengangguran yang rendah, sementara sektor usaha yang beragam memberikan kontribusi positif terhadap kestabilan pasar kerja. Dengan demikian, Hong Kong menjadi contoh bagaimana keterlibatan ekonomi yang efektif dapat menciptakan lingkungan kerja yang dinamis dan berdaya saing.

5. Swiss

Swiss terkenal dengan kestabilan ekonomi dan tingkat pengangguran yang rendah. Kombinasi antara pelatihan keterampilan yang baik, sistem pendidikan yang efektif, dan ekonomi yang beragam membuatnya menjadi salah satu negara dengan tingkat pengangguran terendah di Eropa.

Swiss adalah salah satu negara dengan tingkat pengangguran terendah di dunia, mencerminkan stabilitas ekonomi dan keberhasilan kebijakan ketenagakerjaan. Keberhasilan ini sebagian besar disokong oleh pendekatan terhadap pendidikan yang sangat baik, menghasilkan tenaga kerja berkualitas tinggi.

Selain itu, diversifikasi sektor ekonomi dan fokus pada inovasi telah menciptakan peluang pekerjaan yang beragam. Kebijakan ketenagakerjaan yang inklusif dan responsif terhadap perubahan ekonomi turut memainkan peran penting dalam mempertahankan tingkat pengangguran yang rendah.

Dengan demikian, Swiss menunjukkan bahwa komitmen terhadap pendidikan, inovasi, dan fleksibilitas ketenagakerjaan dapat menjadi fondasi untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan pasar kerja yang stabil.

6. Norwegia

Ekonomi Norwegia yang bergantung pada sektor energi, terutama minyak dan gas, telah menciptakan peluang kerja yang berkelanjutan. Investasi dalam pendidikan tinggi dan kebijakan perlindungan pekerja turut mendukung stabilitas pasar kerja.

Norwegia memegang reputasi sebagai salah satu negara dengan tingkat pengangguran terendah di dunia, mencerminkan kestabilan ekonomi dan keberhasilan kebijakan ketenagakerjaan. Sumber daya alam, terutama minyak dan gas, telah menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan pekerjaan yang berkelanjutan.

Pemerintah Norwegia menginvestasikan secara signifikan dalam pendidikan dan pelatihan keterampilan, menciptakan tenaga kerja yang sangat terampil dan beradaptasi. Kebijakan perlindungan pekerja dan dukungan untuk keseimbangan kerja-hidup juga memberikan kontribusi terhadap rendahnya tingkat pengangguran.

Dengan demikian, Norwegia memberikan contoh tentang bagaimana sumber daya alam dan kebijakan ketenagakerjaan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

7. Belanda

Belanda memiliki kebijakan fleksibilitas kerja yang mendukung keberlanjutan pekerjaan. Dukungan untuk kewirausahaan dan inovasi juga telah menciptakan lapangan pekerjaan yang beragam. Belanda adalah salah satu negara dengan tingkat pengangguran terendah di dunia, menunjukkan keberhasilan dalam menjaga stabilitas ekonomi dan lapangan pekerjaan.

Sistem pendidikan yang efektif dan fokus pada pelatihan keterampilan telah menciptakan tenaga kerja berkualitas tinggi. Fleksibilitas dalam kebijakan ketenagakerjaan, termasuk jam kerja yang lebih singkat dan pendekatan yang ramah terhadap keluarga, telah menjadi kunci untuk mempertahankan tingkat pengangguran yang rendah.

Belanda juga dikenal dengan sektor ekonomi yang beragam, termasuk industri kreatif dan teknologi tinggi, yang terus memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, Belanda menunjukkan bahwa pendekatan holistik terhadap pendidikan, ketenagakerjaan, dan inovasi dapat menciptakan kondisi yang mendukung stabilitas ekonomi dan lapangan pekerjaan yang berkelanjutan.

8. Hongaria

Meskipun Hongaria menghadapi tantangan ekonomi, kebijakan fiskal dan struktural yang efektif telah membantu mengurangi tingkat pengangguran. Inisiatif untuk memperluas sektor ekonomi non-manufaktur juga memberikan dampak positif.

Hongaria berhasil mempertahankan tingkat pengangguran yang rendah, mencerminkan keberhasilan kebijakan ekonomi yang cerdas dan berkelanjutan.

Langkah-langkah untuk memperluas sektor ekonomi non-manufaktur dan mendukung kewirausahaan telah menciptakan lapangan pekerjaan yang beragam. Sistem pendidikan dan pelatihan keterampilan yang efektif juga berkontribusi pada kualitas tenaga kerja yang tinggi. Selain itu, kebijakan fiskal yang bijaksana membantu merangsang pertumbuhan ekonomi dan mempertahankan stabilitas lapangan pekerjaan.

Dengan demikian, Hongaria memberikan contoh tentang bagaimana kombinasi antara inisiatif pemerintah dan kerjasama dengan sektor swasta dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan pengurangan tingkat pengangguran.

9. Republik Ceko

Republik Ceko memiliki sektor manufaktur yang kuat dan berbagai industri yang mendukung pertumbuhan ekonomi. Kebijakan ketenagakerjaan yang adaptif dan fokus pada pelatihan keterampilan telah membantu menjaga tingkat pengangguran rendah.

Republik Ceko berhasil mempertahankan tingkat pengangguran yang rendah, mencerminkan kebijakan ekonomi yang adaptif dan inovatif. Keberhasilan ini sebagian besar terletak pada sektor manufaktur yang kuat dan berbagai industri yang mendukung pertumbuhan ekonomi. Pendekatan terhadap pelatihan keterampilan juga memberikan kontribusi besar pada kualitas tenaga kerja yang tinggi.

Selain itu, kebijakan ketenagakerjaan yang responsif terhadap perubahan ekonomi membantu menjaga stabilitas lapangan pekerjaan. Dengan komitmen terhadap inovasi dan investasi dalam sumber daya manusia, Republik Ceko menunjukkan bahwa dapat mencapai tingkat pengangguran yang rendah melalui strategi ekonomi yang holistik dan berkelanjutan.

10. Selandia Baru

Selandia Baru memiliki ekonomi yang berkembang pesat, terutama dalam sektor pariwisata, teknologi, dan pertanian. Kebijakan imigrasi yang terkendali dan dukungan untuk pelatihan keterampilan memainkan peran kunci dalam menciptakan lapangan pekerjaan.

Selandia Baru mempertahankan tingkat pengangguran yang rendah, menunjukkan keberhasilan dalam menjaga stabilitas ekonomi dan lapangan pekerjaan. Pertumbuhan ekonomi yang pesat, terutama dalam sektor pariwisata, teknologi, dan pertanian, menciptakan lapangan pekerjaan yang beragam.

Kebijakan imigrasi yang terkendali dan dukungan untuk pelatihan keterampilan berperan penting dalam menciptakan tenaga kerja yang adaptif. Selandia Baru juga dikenal dengan komitmen lingkungan dan sumber energi terbarukan, yang menciptakan peluang pekerjaan dalam sektor-sektor ini.

Dengan kebijakan ketenagakerjaan yang progresif dan investasi dalam inovasi, Selandia Baru memberikan contoh tentang bagaimana negara dapat mencapai dan mempertahankan tingkat pengangguran yang rendah melalui pendekatan yang beragam dan berkelanjutan.

11. Luxembourg

Sebagai pusat keuangan internasional, Luxembourg menikmati keberlanjutan ekonomi yang tinggi. Kebijakan fiskal yang cerdas dan investasi dalam riset dan pengembangan telah menciptakan kondisi yang mendukung pertumbuhan lapangan pekerjaan.

Luxembourg menunjukkan tingkat pengangguran yang rendah, mencerminkan keberhasilan dalam menjaga stabilitas ekonomi dan pasar kerja. Sebagai pusat keuangan internasional, negara ini memiliki sektor ekonomi yang kuat. Kebijakan fiskal yang cerdas dan regulasi yang mendukung bisnis telah menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan lapangan pekerjaan.

Investasi dalam riset dan pengembangan juga menjadi faktor kunci dalam mempertahankan daya saing ekonomi. Dengan kebijakan ketenagakerjaan yang inklusif dan dukungan untuk inovasi, Luxembourg menunjukkan bahwa negara dengan ekonomi yang beragam dapat mencapai tingkat pengangguran yang rendah melalui strategi yang holistik dan berorientasi pada pertumbuhan.

12. Islandia

Meskipun memiliki populasi yang relatif kecil, Islandia memiliki tingkat pengangguran yang rendah. Keberhasilannya dalam diversifikasi ekonomi, fokus pada energi terbarukan, dan kebijakan ketenagakerjaan yang inklusif adalah faktor utama di balik stabilitas pasar kerja.

Islandia mempertahankan prestasi tingkat pengangguran yang rendah, mencerminkan keberhasilan dalam mengelola ekonomi dan lapangan pekerjaan. Kunci keberhasilan ini termasuk kebijakan pemerintah yang cerdas, diversifikasi ekonomi, dan fokus pada energi terbarukan.

Pertumbuhan sektor pariwisata dan industri kreatif turut menciptakan lapangan pekerjaan yang beragam. Sistem pendidikan dan pelatihan keterampilan yang efektif mendukung kualitas tenaga kerja yang tinggi. Keanggotaan dalam Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa (EFTA) memberikan akses ke pasar yang lebih luas, mendukung ekspor dan investasi.

Dengan penerapan kebijakan ketenagakerjaan yang inklusif, Islandia menunjukkan bahwa fokus pada keberlanjutan, inovasi, dan pendidikan dapat mendukung stabilitas lapangan pekerjaan yang berkelanjutan.

Tingkat pengangguran yang rendah tidak hanya mencerminkan kesehatan ekonomi suatu negara tetapi juga berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Kombinasi kebijakan pemerintah, investasi dalam sumber daya manusia, dan keberlanjutan ekonomi adalah kunci kesuksesan dalam menciptakan lapangan pekerjaan yang berkelanjutan.

The post 12 Negara dengan Tingkat Pengangguran Terendah appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Cara Mengatasi Pengangguran Konjungtural https://haloedukasi.com/cara-mengatasi-pengangguran-konjungtural Mon, 07 Nov 2022 05:38:48 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39536 Pengangguran adalah suatu kondisi dimana seseorang dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan, tetapi tidak memilikinya. Seseorang yang tidak bekerja, tetapi tidak aktif mencari pekerjaan, tidak digolongkan sebagai pengangguran dan juga menerima kompensasi berdasarkan biaya pokok Penyebab pengangguran dapat berupa ketidakseimbangan di pasar tenaga kerja. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja yang ditawarkan melebihi jumlah […]

The post 5 Cara Mengatasi Pengangguran Konjungtural appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengangguran adalah suatu kondisi dimana seseorang dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan, tetapi tidak memilikinya. Seseorang yang tidak bekerja, tetapi tidak aktif mencari pekerjaan, tidak digolongkan sebagai pengangguran dan juga menerima kompensasi berdasarkan biaya pokok

Penyebab pengangguran dapat berupa ketidakseimbangan di pasar tenaga kerja. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja yang ditawarkan melebihi jumlah tenaga kerja yang diminta. Dalam indikator ketenagakerjaan, penduduk yang menganggur adalah penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan.

Selain itu, pengangguran juga dapat diartikan sebagai persiapan untuk suatu usaha baru atau sebagai penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena telah bekerja tetapi belum mulai bekerja.

Pengangguran telah menjadi masalah yang erat kaitannya dengan perekonomian, yang merupakan masalah terpenting di semua negara di dunia, termasuk Indonesia. Bagi kebanyakan orang, kehilangan pekerjaan berarti standar hidup dan tekanan psikologis yang lebih rendah.

Maka bukan rahasia lagi bahwa pengangguran dipandang sebagai masalah yang tentunya akan banyak dibicarakan di kalangan politik. Politisi juga beranggapan bahwa kebijakan ini juga akan mendorong dan menciptakan lapangan kerja

Apa Itu Pengangguran Konjungtural

Pengangguran konjungtural adalah orang yang kehilangan pekerjaannya karena merosot atau memburuknya perekonomian negara. Jika terjadi resesi atau crash ekonomi, aktivitas jual beli penduduk menurun, sehingga banyak perusahaan yang mengalami kerugian, karena barang atau produk menumpuk di gudang.

Suatu perusahaan dapat mengurangi kapasitas produksi dan menunda jangka waktu produksi karena berkurangnya penjualan produknya. Akibatnya, kapasitas produksi dapat berkurang atau produksi dapat dihentikan.

Dalam situasi kerugian seperti itu, beberapa perusahaan tidak mampu membayar karyawannya, sehingga perusahaan mengambil kebijakan untuk merumahkan beberapa karyawannya dan tetap menganggur. Pengangguran seperti itu dianggap pengangguran konjungtural.

Cara Mengatasi Pengangguran Konjungtural

Peningkatan pengangguran terkait dengan beberapa faktor selain resesi, yang berarti jumlah orang yang kehilangan pekerjaan meningkat dan butuh waktu lama untuk mencari pekerjaan. Mengetahui apa itu pengangguran konjungtural, pengangguran konjungtural dapat diatasi dengan cara-cara berikut:

1. Mendirikan Industri atau Pabrik Padat Karya

Salah satu cara untuk mengatasi pengangguran konjungtural adalah dengan mendirikan pabrik atau industri yang mampu menerima uang dalam jumlah besar. beban kerja Misalnya industri pengolahan, pabrik makanan dan industri tekstil.

Jika ada industri padat karya yang dapat menyerap banyak pekerjaan, para pengangguran dapat bekerja dan akhirnya memiliki pekerjaan yang sangat efisien untuk menjaga tingkat pengangguran tetap rendah.

2. Menghidupkan UMKM

Sarana lain yang dapat dilaksanakan adalah revitalisasi UMKM atau Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Potensi UKM di Indonesia sendiri sangat besar dan merupakan bagian dari ekonomi kreatif, UKM juga dapat menjadi solusi untuk membuka lapangan pekerjaan walaupun jumlahnya sedikit, namun jika jumlah UKM didorong untuk terus bertambah maka jumlah karyawan yang diperoleh juga akan besar.

3. Pemberdayaan Buruh Pedesaan

Desa merupakan salah satu daerah yang identik dengan keterbelakangan dan hampir tidak tersentuh kemajuan. Namun, dulu berbeda sekarang, banyak desa yang sangat maju dan berkembang bahkan menyamai kota.

Potensi seperti destinasi wisata, home industry bisa membantu memungkinkan masyarakat pedesaan untuk menciptakan lapangan kerja sehingga mereka tidak lagi harus melakukan perjalanan jauh untuk mencari pekerjaan.

4. Menumbuhkan Investasi

Investasi adalah jenis modal tambahan atau penambahan aset baru yang dapat membantu mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu negara. Nilai investasi yang tinggi tentu akan mempengaruhi geliat industri dalam negeri.

Ini adalah berapa banyak perusahaan asing dan lokal yang membuka cabang dan kantor perwakilan baru. Tentu saja industri baru ini membutuhkan pekerja dan pekerja, sehingga ini merupakan upaya yang efektif untuk mengatasi pengangguran siklis.

5. Peningkatan Mutu dan Kualitas Tenaga Kerja

Salah satu penyebab pengangguran adalah kurangnya pendidikan dan keterampilan yang sesuai dengan bidang pekerjaan yang ada. Apa yang bisa dilakukan? Tentunya tentang pelatihan dan pembekalan keterampilan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kerja.

Hal ini agar mereka dapat bersaing, sehingga ketika memasuki dunia kerja, mereka memiliki keterampilan yang kompeten yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam dan luar negeri.

Jenis Pengangguran

Pengangguran konjungtural disebabkan oleh kelebihan pengangguran alami dan terjadi sebagai akibat dari pengangguran dalam permintaan agregat. Sadono Sukirno mengklasifikasikan empat kelompok menurut ciri-ciri pengangguran:

1. Pengangguran Terbuka

Pengangguran terbuka adalah pekerja yang sebenarnya tidak mempunyai pekerjaan. Pengangguran terbuka juga dapat diartikan sebagai orang yang menganggur yang tidak mencari pekerjaan, tetapi berusaha mencari pekerjaan sebanyak-banyaknya dan tidak membuahkan hasil. Hal ini menyebabkan peningkatan jumlah lowongan dibandingkan dengan penurunan jumlah karyawan.

2. Pengangguran Tersembunyi

Pengangguran terselubung didefinisikan sebagai pekerjaan yang karena satu dan lain hal tidak bekerja secara optimal. Salah satunya karena ukuran perusahaan yang kecil, yang memiliki terlalu banyak karyawan, sehingga operasionalnya tidak efisien.

3. Setengah Menganggur

Setengah menganggur dapat diartikan sebagai pekerja yang tidak bekerja dengan sangat optimal karena tidak ada pekerjaan. Para setengah penganggur biasanya bekerja 35 jam seminggu.

4. Pengangguran Musiman

Pengangguran musiman adalah pekerja yang tidak bekerja karena berhubungan dengan musim tertentu. Pengangguran tersebut terutama di bidang pertanian dan perikanan. Petani biasanya tidak terlalu aktif antara menanam dan memanen. Mereka tetap menganggur untuk menunggu panen.

Berikut ini adalah penjelasan singkat tentang apa itu pengangguran konjungtural. Situasi seperti itu dapat menyebabkan perubahan dalam kegiatan ekonomi negara. Oleh karena itu, pemerintah harus mengerahkan upaya maksimal untuk memenangkannya

The post 5 Cara Mengatasi Pengangguran Konjungtural appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
11 Pengertian Kemiskinan Menurut Para Ahli https://haloedukasi.com/pengertian-kemiskinan-menurut-para-ahli Thu, 21 Apr 2022 01:25:21 +0000 https://haloedukasi.com/?p=33681 Kemiskinan tidak hanya menjadi masalah di bidang ekonomi. Akan tetapi, juga menjadi masalah sosial. Kemiskinan juga berdampak pada masalah sosial seperti kriminalitas, pengangguran, dan penyimpangan sosial lainnya. Kemiskinan mempunyai pengertian yang beragam. Ada beberapa jenis pengertian kemiskinan berdasarkan kategori tertentu yakni konsep material, pola kekurangan, dan terbatasnya sumber daya. Selain itu, definisi kemiskinan juga dapat […]

The post 11 Pengertian Kemiskinan Menurut Para Ahli appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kemiskinan tidak hanya menjadi masalah di bidang ekonomi. Akan tetapi, juga menjadi masalah sosial. Kemiskinan juga berdampak pada masalah sosial seperti kriminalitas, pengangguran, dan penyimpangan sosial lainnya.

Kemiskinan mempunyai pengertian yang beragam. Ada beberapa jenis pengertian kemiskinan berdasarkan kategori tertentu yakni konsep material, pola kekurangan, dan terbatasnya sumber daya. Selain itu, definisi kemiskinan juga dapat didasarkan pada ekonomi yakni berdasarkan standar kehidupan, ketidaksetaraan, dan strata ekonomi.

Kemiskinan juga dikelompokkan menjadi kategori sangat miskin, miskin, hampir cukup, dan cukup. Pembagian ini didasarkan pada jumlah pendapatan yang disetarakan dengan nilai beras yang dihasilkan per tahun untuk setiap orangnya.

1. Menurut Soerjono Soekanto

Menurut Soerjono Soekanto kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan seseorang yang tidak dapat dan tidak sanggup untuk memelihara dirinya sendiri.

Ketidakmampuan ini diukur dengan suatu taraf kehidupan kelompok. Orang tersebut juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok masyarakat tersebut.

2. Menurut Amartya Sen

Amartya Sen menyatakan bahwa seseorang dikatakan miskin bila mengalami capability depriviation. Kondisi ini terjadi ketika seseorang mengalami kekurangan kebebasan yang substantif.

3. Menurut Levitan

Kemiskinan menurut Levitan didefinisikan sebagai kekurangan barang-barang dan pelayanan-pelayanan yang dibutuhkan untuk mencapai suatu standar hidup yang layak di masyarakat.

4. Menurut Baratz dan Grigsby

Menurut Baratz dan Grigsby kemiskinan mengacu pada kekurangan yang banyak pada keadaan fisik dan mental yang sangat erat kaitannya dengan ketidakcukupan sumber daya ekonomi dengan konsumsi yang dilakukan.

5. Menurut Deleeck, van den Bosch, dan de Lathouwer

Kemiskinan menurut Deleeck, dkk. tidak hanya kekurangan saja namun kekurangan yang dialami sepanjang waktu tertentu. Seseorang dikatakan miskin tidak hanya terbatas pada satu bagian saja yakni pendapatan.

Kondisi kemiskinan juga dicirikan pada seluruh segi utama kehidupan itu sendiri. Contohnya adalah perumahan, pendidikan, dan kesehatan.

6. Menurut Charles Booth

Charles Booth mengartikan kemiskinan sebagai kondisi mencukupi namun seringkali hampir mencukupi untuk mengadakan kehidupan yang mandiri dan layak. Hal ini didasarkan pada standar kehidupan yang biasa digunakan pada suatu negara.

7. Menurut Niemietz

Kemiskinan dinyatakan oleh Niemietz sebagai ketidakmampuan untuk membeli barang-barang kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, papan, dan obat-obatan.

8. Menurut Futurrachman dan Marcelinus Moko

Kemiskinan diartikan oleh kedua ahli ini sebagai ketidakmampuan individu atau rumah tangga yang ada untuk memenuhi kebutuhan dasar kehidupan.

9. Menurut Suparlan

Suparlan mendefinisikan kemiskinan sebagai suatu standar tingkat hidup yang rendah. Hal ini menandakan adanya suatu tingkat kekurangan pada materi pada sejumlah maupun segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan umum yang berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.

10. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa

Perserikatan Bangsa-Bangsa mengartikan kemiskinan sebagai kondisi yang dicirikan dengan kekurangan parah pada kebutuhan dasar manusia termasuk makanan, air yang aman dikonsumsi, fasilitas kebersihan, kesehatan, perlindungan, pendidikan, dan informasi. Hal ini tidak hanya bergantung pada pendapatan namun juga kemudahan akses pada layanan.

11. Menurut Reitsma dan Kleinpenning

Kedua ahli ini mengartikan kemiskinan sebagai ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya, baik yang bersifat material dan non material.

Penyebab Kemiskinan

Kemiskinan disebabkan oleh berbagai hal yaitu laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, masyarakat pengangguran meningkat, pendidikan yang rendah, dan terjadinya bencana alam.

  • Laju Pertumbuhan Penduduk yang Tinggi

Angka kelahiran penduduk yang tinggi dapat menimbulkan peningkatan pada laju pertumbuhan penduduk. Hal ini bila tidak dibarengi dengan laju pertumbuhan ekonomi dapat menyebabkan kemiskinan.

  • Meningkatnya Masyarakat Pengangguran

Peningkatan jumlah pengangguran dalam masyarakat dapat dipicu oleh tingginya laju pertumbuhan penduduk. Sebab peningkatan ini membuat lapangan kerja menjadi terbatas dan banyak penduduk yang tidak mendapat pekerjaan berakhir menjadi pengangguran.

  • Rendahnya Pendidikan

Individu dengan tingkat pendidikan rendah mempunyai keterbatasan dalam keterampilan, wawasan, dan ilmu pengetahuan untuk mendapatkan pekerjaan. Selain itu, kondisi ini membuat masyarakat tidak dapat bersaing dengan mereka yang berpendidikan tinggi.

  • Terjadi Bencana Alam

Adanya kejadian bencana alam dapat menyebabkan kemiskinan. Bencana alam tidak hanya meninggalkan beban psikologis pada masayarakat yang mengalaminya namun juga kemiskinan sebab harta benda yang ikut musnah.

Dampak Kemiskinan

Kemiskinan dapat memberikan dampak pada masayarakat luas. Kemiskinan merupakan masalah sosial yang menyebabkan masalah sosial lainnya seperti peningkatan angka kriminalitas, angka kematian, tertutupnya akses pendidikan, meningkatnya pengangguran serta munculnya konflik di dalam masyarakat.

  • Peningkatan Angka Kriminalitas

Kemiskinan merupakan salah satu penyebab meningkatnya angka kriminalitas pada suatu wilayah. Masyarakat miskin cenderung ingin memenuhi kebutuhannya dengan cara apapun termasuk dengan tindak kriminal.

  • Meningkatnya Angka Kematian

Masyarakat yang miskin tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok akan menemui kesulitan dalam mendapatkan fasilitas kesehatan yang memadai. Sulitnya akses ke fasilitas kesehatan akan membuat kasus kematian menjadi tinggi.

  • Tertutupnya Akses Pendidikan

Rendahnya tingkat pendidikan merupakan penyebab kemiskinan. Bila telah terjadi, kemiskinan ini berdampak pada generasi selanjutnya yang membuat akses terhadap pendidikan menjadi tertutup.

  • Meningkatnya Pengangguran

Masyarakat miskin akan kesulitan mendapatkan fasilitas pendidikan yang layak. Hal ini membuat masyarakat kesulitan bersaing dalam mendapatkan pekerjaan dan berujung dengan meningkatnya angka pengangguran.

  • Merebaknya Konflik dalam Masyarakat

Kesenjangan yang terjadi pada masyarakat miskin dengan yang kaya membuat mereka mendapatkan perlakuan berbeda dalam mendapatkan fasilitas tertentu. Hal ini menimbulkan kecemburuan dan berujung pada merebaknya konflik.

The post 11 Pengertian Kemiskinan Menurut Para Ahli appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
8 Jenis Pengangguran dan Penyebabnya https://haloedukasi.com/jenis-pengangguran Sat, 19 Mar 2022 03:39:42 +0000 https://haloedukasi.com/?p=32783 Pengangguran adalah orang-orang yang sedang mencari kerja dan juga tidak bekerja. Serta pengangguran juga ada beberapa jenis yang berdasarkan faktor penyebab dia menganggur. Jika diperhatikan secara mendalam lagi, ternyata pengangguran tidak hanya sebatas orang yang belum berkerja maupun sedang mencari kerja saja. Tetapi juga ternyata orang yang telah mendapat kerja tetapi belum mulai bekerja pun […]

The post 8 Jenis Pengangguran dan Penyebabnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengangguran adalah orang-orang yang sedang mencari kerja dan juga tidak bekerja. Serta pengangguran juga ada beberapa jenis yang berdasarkan faktor penyebab dia menganggur.

Jika diperhatikan secara mendalam lagi, ternyata pengangguran tidak hanya sebatas orang yang belum berkerja maupun sedang mencari kerja saja. Tetapi juga ternyata orang yang telah mendapat kerja tetapi belum mulai bekerja pun bisa dianggap sebagai pengangguran.

Sebenarnya ada beberapa masalah yang menyebabkan pengangguran bisa terjadi. Dari penyebab pengangguran itulah, muncul yang namanya jenis-jenis pengangguran berdasarkan faktor penyebabnya, seperti berikut?

Jenis-jenis Pengangguran

Berikut adalah beberapa Jenis-jenis dari pengangguran menurut faktor penyebabnya, yaitu:

1. Pengangguran Friksional

Jenis pengangguran pertama adalah friksional yang berarti bahwa terjadinya kesenjangan antara tenaga kerja dan lapangan dari pekerjaan. Kesenjangan yang terjadi dalam waktu, informasi, dan jarak.

Pengangguran friksional terjadi karena akibar dari adanya kesulitan dalam mempertemukan pemberi kerja dengan pencari kerja. Misalnya dibutuhkan waktu lebih bagi pemberi kerja untuk menyeleksi tenaga kerja yang akan diperkerjakan di perusahaannya.

Sedangkan, tenaga kerja pun juga membutuhkan waktu untuk memilih dan mencari lowongan kerja yang tepat dengan kemampuan yang dimiliki serta dapat mampu memberikan fasilitas yang baik.

Selain itu pengangguran friksional merupakan pengangguran normal yang sering terjadi, dibandingkan dengan jenis pengangguran lainnya. Hal ini karena pengangguran friksional merupakan pengangguran yang bersifat sementara.

Contohnya adalah guru honorer memutuskan berhenti untuk pindah ke pekerjaan pendidikan lainnya, karena biar mendapatkan gaji yang lebih baik.

2. Pengangguran Struktural

Jenis pengangguran kedua yaitu struktural yang memiliki arti bahwa pengangguran ini bisa terjadi karena adanya perubahan struktur dalam perekonomian. Perubahan inilah yang menimbulkan terjadinya pengangguran struktural, karena perusahaan jadinya membutuhkan tenaga kerja dengan jenis dan ketrampilan yang berbeda.

Karena ketrampilan dari tenaga kerja menjadi tidak sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja yang telah berubah struktur.

Penyebab lainnya adalah karena adanya teknologi yang canggih, sehingga menyebabkan tenaga kerja pun perlu untuk mempelajari teknologi tersebut agar dia bisa tetap bekerja.

Pengangguran struktural merupakan jenis pengangguran yang sulit untuk dihadapi karena membutuhkan waktu yang relatif lama dan dana yang besar, dibandingkan dengan jenis pengangguran lainnya.

Contohnya adalah seorang pekerja pabrik menganggur karena pabriknya sekarang memiliki teknologi yang canggih, sedangkan tidak bisa menggunakannya karena kurangnya ketrampilan.

3. Pengangguran Musiman

Jenis pengangguran ketiga yaitu musiman dimana pengangguran ini terjadi karena pergantian musim. Sebab ada jeda pekerjaan dalam terjadinya pergantian musim ke musim lainnya.

Pengangguran ini biasanya terjadi di sektor pertanian. Karena setelah masa panen sampai musim tanam, petani jadi tidak bekerja. Karena membutuhkan jeda waktu untuk masa panen dan musim tanam bagi petani.

Contohnya adalah petani yang menganggur setelah masa panen atau kemarau.

4. Pengangguran Konjungtur atau siklis

Jenis pengangguran keempat adalah konjungtur yang berarti bahwa pengangguran ini sangat dipengaruhi oleh naik turunnya kegiatan ekonomi di suatu negara. Misalnya jika terjadi resesi atau depresi maka pemberi kerja akan memutuskan hubungan kerja dengan tenaga kerjannya.

Jadi jika ada kemunduran dalam ekonomi suatu negara, maka akan mengakibatkan daya beli masyarakat menjadi menurun. Karena itulah kegiatan ekonomi pun menjadi terhambat, sehingga perusahaan pun merugi dan mengakibatkan perusahaan dapat memberhentikan tenaga kerjanya.

Contohnya karyawan yang di PHK karena perusahaannya sedang mengalami kerugian akibat perekonomian negara yang buruk.

5. Pengangguran Teknologi

Jenis pengangguran kelima adalah pengangguran teknologi dimana hal ini terjadi karena perkembangan teknologi yang maju, sehingga teknologi tersebut bisa menggantikan pekerja pada sebuah bidang tertentu.

Contohnya adalah karyawan las mobil yang di phk karena tempat dia bekerja lebih memilih menggunakan robot untuk mengelas mobil dibandingkan dia.

6. Pengangguran Terbuka

Jenis pengangguran keenam adalah pengangguran terbuka yang berarti bahwa adanya situasi dimana orang tersebut sedang mencari kerja dan tidak bekerja. Hal ini bisa terjadi karena lapangan kerja tidak sesuai dengan ketrampilan dan latar belakang dari pencari kerja tersebut.

Contohnya adalah sarjana pertanian yang menganggur karena lapangan kerja tidak sesuai dengan ketrampilannya.

7. Pengangguran Setengah Menganggur

Jenis pengangguran ketujuh adalah pengangguran setengah menganggur. Hal ini bisa terjadi karena seseorang sangat kurang dalam berbagai aspek kategori seperti upah, jam kerja, produktivitas, dan jenis pekerjaan yang sangat rendah.

Contohnya adalah pekerjaan bangunan yang menganggur setelah pekerjaan proyek selesai, dan dia akan menunggu pekerjaan berikutnya.

8. Pengangguran Terselubung

Jenis pengangguran kedelapan dan terakhir adalah pengangguran terselubung, dimana hal ini bisa terjadi kerena tidak sesuai nya kemampuan dan bakat pekerja. Sehingga mengakibatkan terpengaruhnya produktivitas dan penghasilan yang rendah dari pekerja tersebut.

Dalam pengertian sederhananya yaitu pengangguran yang terjadi karena lowongan kerja yang seusai bidang kemampuan pekerja sangat sedikit. Sehingga membuat pekerja itu pun bekerja di luar bidang dari kemampuan dan latar belakang pendidikannya.

Contohnya adalah sarjana hukum bekerja sebagai admin, karena tidak adanya lowongan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya.

Penyebab Pengangguran

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan pengangguran, seperti berikut:

  • Besarnya Angkatan Kerja Tidak seimbang dengan kesempatan kerja

Penyebab ini bisa terjadi karena jumlah pencari kerja lebih banyak dibandingkan dengan jumlah lapangan pekerjaan. Karena banyaknya pencari kerja yang lulus sarjana dan pencari kerja lulusan SMA/SMK maupun SMP yang siap bekerja dan juga memiliki peluang yang sama pula untuk mendapatkan pekerjaan sesuai kemampuannya.

Sehingga menyebabkan persaingan yang ketat untuk mendapatkan pekerjaan, sedangkan lapangan kerja pun terbatas di negara tersebut. Sehingga menyebabkan orang yang tidak mendapat kerja pun menjadi pengangguran.

  • Masyarakat Tidak Memiliki Keterampilan dan Tingkat Pendidikan Rendah

Dalam melamar pekerjaan pastilah perusahaan akan menetapkan persyaratan untuk dipenuhi oleh pencari kerja. Misalnya pelamar harus minimal lulusan S1 dan melampirkan bukti ijazah serta mempunyai kemampuan khusus tertentu.

Maka dari itu, pencari kerja yang tidak memenuhi persyaratan yang diajukan, akan membuat dia tereliminasi dari lamaran pekerjaan tersebut. Sehingga untuk memenuhi persyaratan itu, haruslah mempunyai kemampuan khusus maupun tingkat pendidikan yang memadai untuk bisa diterima di perusahaan tersebut.

  •  Kemajuan Teknologi Menggantikan Manusia

Penyebab pengangguran berikutnya adalah perkembangan teknologi. Dimana dengan majunya teknologi maka peran manusia dapat digantikan oleh teknologi tersebut. Sehingga kesempatan mendapat pekerjaan pun mengecil. Karena dengan menggantikan peran manusia dan teknologi dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan murah bagi perusahaan.

Karena itulah banyak perusahaan yang mengurangi tenaga kerja dan menggantikannya dengan teknologi. Hal inilah yang menyebabkan pengangguran di suatu negara menjadi tinggi.

  •  Tenaga Kerja Tidak Dimanfaatkan dengan Seimbang

Penyebab yang selanjutnya adalah karena perusahaan yang besar dan terpandang pun pasti memiliki persyaratan bagi pencari kerja yang tinggi pula. Sehingga orang yang berada di kota yang memiliki apapun, pasti dapat menyesuaikan dengan persyaratan tersebut. Karena orang kota pastinya memiliki ketrampilan yang baik dan pendidikan yang tinggi pula.

Berbeda dengan orang/pencari kerja di desa, karena di desa pun sudah pasti serba terbatas dan lapangan kerja pun terbatas. Karena orang desa lebih memilih menjadi petani, dibandingkan dia menambah skill kemampuan. Hal inilah yang membuat orang desa sulit mendapat pekerjaan yang baik dikota. Karena kurangnya skill kemampuan dan pendidikan yang terbatas pula. Sehingga menyebabkan banyak pengangguran di suatu negara.

  • Harapan Terlalu Tinggi Untuk Tenaga Kerja

Dengan tingginya persyaratan yang dipatok dan sulitnya persyaratan tersebut. Sehingga harapan yang terlalu tinggi dari perusahaan inilah, yang menyebabkan orang yang tidak memiliki ketrampilan serta tingkat pendidikan yang rendah sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Hal inilah yang membuat banyak pengangguran, karena tingginya harapan perusahaan bagi pencari kerja.

  •  PHK

Penyebab pengangguran selanjutnya adalah PHK atau pemutusan hubungan kerja. Dimana hal ini terjadi karena perusahaan ingin menstabilkan kondisi perusahaan dari kerugian yang dialami perusahaan, sehingga dapat mengakibatkan perusahaan itu bangkrut jika tidak di stabilkan.

PHK ini biasanya terjadi karena perusahaan ingin menstabilkan kondisi dengan cara memecat karyawan dalam jumlah besar. Sehingga mengakibatkan banyak pengangguran. Seperti kejadian yang banyak di lihat pada masa pandemi seperti ini.

  •  Kemiskinan

Dimana dapat dilihat bahwa pengangguran menyebabkan kemiskinan, dan kemiskinan pun dapat mengakibatkan pengangguran. Kenapa hal ini bisa terjadi?

Karena biasanya warga yang miskin pasti tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang tinggi pula, seperti kuliah. Hal inilah yang menyebabkan pencari kerja yang tidak memiliki pendidikan yang tinggi, sulit untuk mendapatkan kerja.

Karena biasanya perusahaan memiliki persyaratan yang sulit bagi pencari kerja yang tidak mempunyai kemampuan dan pendidikan yang tinggi. Sehingga menyebabkan orang yang tidak memiliki pendidikan tinggi memilih untuk menganggur.

Dampak Pengangguran

Berikut ini adalah dampak pengangguran bagi suatu negara, yaitu:

  • Daya Beli Menurun

Dampak pengangguran adalah menurunnya daya beli masyarakat. Karena dengan banyaknya pengangguran membuat tingkat pertumbuhan ekonomi menurun, sehingga daya beli masyarakat pun menurun. Daya beli yang berkurang inilah yang membuat permintaan barang di pasar berkurang. Sehingga inventasi dan pertumbuhan ekonomi pun ikut menurun.

  • Mengurangi Pendapatan Negara

Pengangguran yang banyak membuat pendapatan negara pun berkurang dari segi pajak. Karena ekonomi negara akan menurut jika masyarakat tidak mempunyai perkerjaan dan pendapatan. Hal inilah yang membuat masyarakat tidak bisa membayar pajak kepada negara.

  • Menurunnya Tingkat Kemakmuran Suatu Negara

Pengangguran yang banyak pastinya akan mempengaruhi pendapatan nasional suatu negara. Karena pendapatan per kapita akan menurun jika jumlah pengangguran pun banyak. Hal inilah yang membuat tingkat kemakmuran di suatu negara menurun, jika masyarakat pun tidak memiliki pekerjaan dan pendapatan yang rendah.

  • Beban Psikologis

Jika seseorang kelamaan mengangggur akan menyebabkan psikologis pun terganggu. Hal ini bisa terjadi karena seseorang yang menganggur akan tertekan karena belum mendapat pekerjaan dan juga akan mendapat tekanan sosial dari lingkungan setempat, berupa ejakan dan hinaan. 

  • Meningkatkan Angka Kriminalitas

Seseorang yang menganggur pastinya tidak memiliki penghasilan, hal ini lah yang membuat orang dapat berbuat jahat untuk mendapatkan uang.

Beberapa tindakan kriminal seperti mencuri, penjambretan, penipuan, perampokan, dan pembunuhan, pastinya tidak lepas dari namanya faktor ekonomi. Maka dari itu dengan tingginya pengangguran di suatu negara, maka tingkat kriminalitas pun akan ikut tinggi.

  • Dapat Memunculkan Konflik Warga Negara dengan Pemerintah

Dengan tingginya pengangguran ternyata bisa membuat warga negara berkonflik dengan pemerintah. Konflik ini bisa terjadi karena masyarakat tidak lagi percaya terhadap pemerintah, karena mereka merasa pemerintah gagal dalam membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

Sehingga membuat masyarakat krisis kepercayaan kepada pemerintah yang berujung pada konflik antara warga negara dengan pemerintahan.

  • Meningkatnya Konflik dalam Rumah Tangga

Pengangguran juga ternyata dapat menyebabkan konflik dalam rumah tangga. Karena pengangguran tentu saja membuat pendapatan dan penghasilan berkurang.

Padahal kebutuhan rumah tangga sangatlah banyak yang harus di penuhi setiap hari. Hal inilah yang membuat konflik dalam rumah tangga, yang juga bisa berujung pada perceraian.

The post 8 Jenis Pengangguran dan Penyebabnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
10 Contoh Permasalahan Ekonomi dan Dampaknya https://haloedukasi.com/contoh-permasalahan-ekonomi Fri, 10 Dec 2021 01:41:30 +0000 https://haloedukasi.com/?p=29302 Permasalahan ekonomi merupakan masalah yang dapat terjadi oleh individu, masyarakat, negara, sampai lingkup dunia. Pada umumnya masalah ekonomi seringkali ditandai oleh welfare state masyarakat tidak tercukupi. Welfare state merupakan suatu konsep pemerintahan yang berperan penting dalam hal melindungi dan juga memperjuangkan kesejahteraan sosial dan ekonomi setiap masyarakat yang ada di dalamnya.  Jika welfare state dalam […]

The post 10 Contoh Permasalahan Ekonomi dan Dampaknya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Permasalahan ekonomi merupakan masalah yang dapat terjadi oleh individu, masyarakat, negara, sampai lingkup dunia. Pada umumnya masalah ekonomi seringkali ditandai oleh welfare state masyarakat tidak tercukupi.

Welfare state merupakan suatu konsep pemerintahan yang berperan penting dalam hal melindungi dan juga memperjuangkan kesejahteraan sosial dan ekonomi setiap masyarakat yang ada di dalamnya. 

Jika welfare state dalam suatu negara mengalami peningkatan dan mencapai tingkat yang stabil maka akan menekan permasalahan ekonomi di suatu negara, yang mana dirasakan oleh banyak orang atau warga negara.

Menurut para ahli ekonomi konvensional menyebutkan bahwa permasalahan ekonomi merupakan masalah kelangkaan. Kelangkaan ini dapat terjadi akibat dari ketidakseimbangan antara kebutuhan masyarakat dengan ketersediaan sumber daya yang ada.

Dalam istilah lain masalah ekonomi yaitu fenomena realitas kebutuhan manusia yang tidak terbatas namun alat dan sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan sangat terbatas. Permasalahan ekonomi dapat dibedakan menjadi dua yaitu klasik dan modern.

Permasalahan pokok ekonomi klasik terdiri dari tiga, yaitu:

  • Produksi, terkait kegiatan mengelola, menghasilkan, ataupun menambah kegunaan suatu benda, orang yang menciptakan barang disebut dengan produsen.
  • Konsumsi, terkait dengan kegiatan untuk menghabiskan maupun mengurangi kegunaan suatu benda, orang yang mengurangi nilai dari benda ekonomi disebut dengan konsumen.
  • Distribusi, terkait kegiatan menyalurkan barang atau benda dari produsen kepada konsumen.

Permasalahan pokok ekonomi modern terdiri dari tiga, yaitu:

  • What, satu kata yang mewakili pertanyaan yang dibutuhkan seperti komoditas yang harus diproduksi dan jumlah komoditas yang harus diperjualbelikan.
  • How, satu kata yang mewakili pertanyaan untuk menyebut komoditas yang harus dipertimbangkan seperti faktor-faktor produksi, dan teknik yang akan digunakan dalam proses produksi.
  • For Whom, kata-kata yang mewakilkan pertanyaan lanjutan bahwa pertimbangan untuk siapa suatu produk atau komoditas diciptakan. Permasalahan untuk siapa tidak hanya merujuk pada salah seorang atau kelompok saja melainkan manfaat dari suatu produk dan manfaat untuk pelaku produksi.

Berikut ini contoh-contoh permasalahan ekonomi:

1. Inflasi

Inflasi merupakan meningkatnya harga produksi karena tidak seimbangnya pengadaan barang produksi dengan tingkat pendapatan masyarakat. Inflasi dapat ditangani melalui dua kebijakan, yakni kebijakan fiskal dan kebijakan moneter.

Kebijakan fiskal merupakan suatu perencanaan yang disusun untuk mempengaruhi penerimaan serta pengeluaran pemerintah. Sedangkan kebijakan moneter merupakan perencanaan yang disusun untuk menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar.

Contoh kebijakan fiskal yaitu menaikkan tarif pajak, melakukan pinjaman, menghemat pengeluaran pemerintah, dan lain-lain. Contoh kebijakan moneter yaitu implementasi kebijakan suku bunga dan kebijakan operasi pasar terbuka.

2. Pengangguran

Pengangguran merupakan salah satu permasalahan ekonomi dalam lingkup makro. Pengangguran dapat menghambat pembangunan daerah karena akan mengakibatkan dampak sosial. Menurut Yanuar (2009) pengangguran merupakan kelompok usia produktif yang ingin bekerja namun yang belum mendapatkan pekerjaan.

Bentuk upaya pemerintah dalam menangani masalah pengangguran adalah dengan mendorong investasi dan ekspor yang bertujuan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan, memberikan sosialisasi dan pelatihan guna meningkatkan keahlian tenaga kerja, dan lain-lain.

3. Kemiskinan

Kemiskinan merupakan salah satu permasalahan ekonomi makro yang dialami oleh banyak negara. Kemiskinan dibedakan menjadi empat jenis, yakni kemiskinan absolut, kemiskinan struktural, kemiskinan kultural, dan kemiskinan relatif.

  • Kemiskinan absolut menggambarkan kondisi ketidakmampuan individu dalam mencukupi kebutuhan pokok minimum seperti pangan, sandang, dan papan dikarenakan berada pada tingkat pendapatan di bawah garis kemiskinan. Individu tersebut tidak dapat mencukupi maupun memenuhi kebutuhan primernya.
  • Kemiskinan struktural merupakan kemiskinan yang berasal dari struktur sosial masyarakat, serta mereka yang termasuk golongan ini tidak dapat leluasa menggunakan sumber daya yang tersedia. Contohnya masyarakat Papua yang memiliki hasil tambang melimpah namun mereka tidak merasakan hasilnya.
  • Kemiskinan  kultural merupakan kemiskinan yang terbentuk dari adanya kebudayaan atau kebiasaan masyarakat. Contohnya sikap konsumtif dan suka berfoya-foya.
  • Kemiskinan relatif merupakan kemiskinan yang diakibatkan oleh pembangunan yang tidak merata sehingga terjadi ketimpangan sosial dalam masyarakat. Kemiskinan jenis ini bisa diartikan sebagai perbandingan antara penduduk dan lingkungannya.

4. Resesi Ekonomi

Resesi merupakan fenomena penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan dalam waktu yang lama, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Resesi juga memiliki pengertian bahwa terjadinya kontradiksi besar-besaran dalam hal kegiatan ekonomi.

Menurut para ahli resesi akan terjadi disebabkan oleh ketika keadaan ekonomi suatu negara mengalami peningkatan dalam jumlah pengangguran, penurunan rital, produk domestik bruto (PDB) yang negatif.

Selain itu juga terdapat kontradiksi pendapatan dan manufaktur untuk jangka waktu yang lama dan pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.

5. Kegiatan Ekonomi yang Tidak Stabil

Ketidakstabilan kegiatan ekonomi dalam hal produksi dapat mengakibatkan banyak permasalahan. Salah satunya kebutuhan konsumsi masyarakat yang tidak terpenuhi.

Hal tersebut akan mengakibatkan dampak lain yaitu pertumbuhan ekonomi menjadi terganggu. Maka dari itu, upaya untuk menangani ketidakstabilan kegiatan ekonomi adalah dengan meningkatkan kegiatan produksi barang dan jasa, serta menjamin ketersediaan sumber daya alam dan manusia.

6.Persaingan Bisnis yang Tidak Sehat

Persaingan bisnis disebabkan oleh kesalahan strategi pelaku bisnis kemudian dari kesalahan tersebut oleh pelaku bisnis lain dimanfaatkan sebagai peluang untuk mencuri perhatian konsumen.

Telah diatur dalam Undang-Undang Anti Monopoli untuk menyikapi persaingan usaha di Indonesia mengenai tindakan-tindakan dari kelompok pelaku ekonomi yang menguasai pasar. Pelaku ekonomi yang mendominasi pasar akan menggunakan kekuatannya untuk melancarkan kepentingan bisnis mereka.

7. Kemampuan Pajak Rendah

Besar ataupun kecilnya setoran pajak sangat tergantung dari kemampuan ekonomi, termasuk pendapatan dan kemampuan daya beli, terutama dalam membayar pajak. Pada tahun 2020 penerimaan pajak mengalami penurunan hingga minus 19,7% dan meninggalkan defisit fiskal sebesar 6,09% dari yang seharusnya 3% jumlah PDB.

Menurut Sri Mulyani (Menkeu) pembangunan dan kualitas layanan masyarakat sangat tergantung pada dana yang terkumpul salah satu sumber tersebut adalah pajak. Maka dari itu, kemampuan pajak yang rendah akan mengakibatkan masalah ekonomi yang besar atau dalam lingkup makro.

8. Permasalahan Ekspor dan Impor

Kegiatan ekonomi ekspor dan impor menjadi komponen yang penting bagi pertumbuhan ekonomi. Hal ini disebabkan jika ekspor yang lebih rendah dari impor maka akan mengakibatkan neraca perdagangan di suatu negara mengalami defisit sepanjang tahun.

Hal itu mencerminkan kinerja perekonomian yang kurang ditangani dengan baik sebab produktivitas mengalami penurunan dan ketergantungan terhadap impor mengalami peningkatan yang tinggi.

9. Krisis Nilai Tukar Uang

Penyebab melemahnya nilai tukar mata uang disebabkan oleh permintaan dan penawaran dari mata uang tersebut. Jika permintaan meningkat dan penawarannya tetap ataupun menurun maka nilai tukar mata uang akan mengalami kenaikkan.

Begitu pula sebaliknya jika penawaran meningkat namun permintaan menurun maka nilai tukar mata uang akan mengalami penurunan. Selain itu krisis nilai tukar uang juga disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal yang mempengaruhi nilai tukar mata uang seperti utang luar negeri, besarnya investasi portofolio asing di dalam suatu negara, dan total impor barang lebih besar daripada ekspor barang sehingga mengalami transaksi yang defisit.

10. Ketidaksiapan Menghadapi Revolusi Industri 4.0

Menurut para ekonom implementasi revolusi industri 4.0 dapat mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional. Maka perlu kesiapan dalam menghadapi revolusi industri 4.0.

Berdasarkan hasil analisa Ekonom Centre for Strategic and International Studies (CSIS) kesiapan tersebut yakni infrastruktur digital dan literasi digital. Tanpa dua hal tersebut maka suatu negara akan dianggap belum memiliki kesiapan untuk menghadapi revolusi industri 4.0.

Ketika negara dalam keadaan ketidaksiapan maka akan menimbulkan permasalahan ekonomi lain, seperti ketertinggalan dalam kemajuan dan pengembangan infrastruktur ekonomi dan mutu pelayanan masyarakat menjadi rendah.

Dampak Permasalahan Ekonomi

Permasalahan ekonomi dapat menyebabkan dampak domino dalam suatu sistem. Berdasarkan contoh-contoh permasalahan ekonomi yang sudah dijelaskan berikut dampak permasalahan ekonomi.

  1. Ketika resesi ekonomi terjadi akibat dari investasi yang mengalami signifikansi penurunan maka akan berdampak pada penurunan jumlah lapangan pekerjaan bahkan hingga membuat peningkatan yang signifikan pada angka pemutusan hubungan kerja (PHK).
  2. Produksi barang dan jasa akan mengalami penurunan secara signifikan sehingga mengakibatkan penurunan PDB nasional. Jika permasalahan ini tidak dapat ditangani segera maka akan mengakibatkan dampak permasalahan ekonomi lain, yakni resesi di berbagai sektor.
  3. Inflasi akan menjadi sangat sulit dikendalikan. Ini akan menyebabkan banyak orang akan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup karena kebutuhan mengalami peningkatan biaya konsumsi, banyak orang yang akan kehilangan rumah karena tidak sanggup membayar cicilan, dan banyak bisnis yang harus gulung tikar.
  4. Pengangguran merupakan dampak dari rendahnya tingkat pendidikan dan keterampilan individu, sehingga terjadi peningkatan persaingan kualitas pekerja, serta individu yang kalah saing menjadi sulit untuk berkembang dan mencari pekerjaan yang layak untuk memenuhi kebutuhan hidup.
  5. Mortalitas akan meningkat akibat dari masalah ekonomi seperti kelaparan bahkan melakukan tindakan bunuh diri karena tidak kuat menahan penderitaan yang dialami. 
  6. Akibat dari masalah ekonomi banyak anak menjadi putus sekolah sehingga akan menambah indeks tingkat pendidikan rendah dalam suatu wilayah. Dampak lanjutan dari hal ini alah banyak orang yang tidak memiliki ilmu yang cukup untuk memperoleh pekerjaan.
  7. Tingkat kejahatan dan kriminalitas meningkat akibat banyak masyarakat yang membutuhkan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup, namun karena keterbatasan lapangan kerja dan persaingan pekerjaan semakin tinggi maka orang akan bertindak berbagai cara untuk dapat memenuhi kebutuhan primernya. 

The post 10 Contoh Permasalahan Ekonomi dan Dampaknya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengangguran: Pengertian dan Klasifikasinya https://haloedukasi.com/pengangguran Wed, 28 Oct 2020 03:45:05 +0000 https://haloedukasi.com/?p=12859 Pengangguran terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara lapangan pekerjaan dan calon tenaga kerja yang ada. Dalam hal ini sisi permintaan (demand) tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran (supply). Pengertian Pengangguran Pengertian Pengangguran Menurut KBBI adalah hal atau keadaan menganggur. Secara umum, pengangguran adalah penduduk yang memasuki kategori angkatan kerja atau usia 18-60 tahun yang sedang tidak […]

The post Pengangguran: Pengertian dan Klasifikasinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengangguran terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara lapangan pekerjaan dan calon tenaga kerja yang ada. Dalam hal ini sisi permintaan (demand) tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran (supply).

Pengertian Pengangguran

Pengertian Pengangguran Menurut KBBI adalah hal atau keadaan menganggur.

Secara umum, pengangguran adalah penduduk yang memasuki kategori angkatan kerja atau usia 18-60 tahun yang sedang tidak memiliki pekerjaan dan atau sedang mencari pekerjaan.

Sedangkan pengertian pengangguran menurut para ahli adalah:

  • Sukirno (1994) mendefinisikan pengangguran adalah keadaa dimana terdapat individu yang ingin bekerja akan tetapi belum terwujudkan.
  • Payman J. Simanjuntak (1998) menyatakan apabila suatu angkatan kerja sedang tidak bekerja atau memiliki pekerjaan dan sedang berjuang mencari pekerjaan.
  • Mankiw (2003) mengartikan pengangguran sebagai proses pencarian kerja yang membutuhkan waktu untuk menyerasikan antara pencari kerja dan pekerjaan.
  • Nanga (2005) mendefinisikan pengangguran adalah individu atau kelompok yang tergolong ke dalam angkatan kerja namun tidak sedang bekerja maupun mencari pekerjaan.
  • Menakertrans (2018) menjelaskan bahwa pengangguran merupakan sebagian anggota angkatan kerja yang sedang tidak mempunyai pekerjaan, sedang mencari pekerjaan, merencanakan usaha sendiri (berwirausaha), dan sengaja tidak mencari pekerjaan.

Klasifikasi Pengangguran

Klasifikasi Pengangguran Berdasarkan Penyebabnya

  • Pengangguran Friksional

Merupakan jenis pengangguran yang temporer, yang artinya individu tersebut sedang berganti pekerjaan atau dalam kurun waktu dekat akan memperoleh pekerjaan.

Contoh: Individu yang baru saja resign dari perusahaan A akan mulai bekerja kembali beberapa bulan kedepan karena mendapat tawaran pekerjaan baru di perusahaan B.

  • Pengangguran Musiman

Merupakan keadaan dimana individu yang mengharuskan untuk menganggur karena kondisi tetentu atau tergantung pada musim tertentu.

Contoh: seorang petani yang terpaska menganggur pada musim kemarau karena tedapat kendala dalam memanen sawahnya.

  • Pengangguran Siklus

Merupakan individu yang menganggur akibat keadaan perekonomian yang sedang tidak stabil atau buruk. Keadaan tersebut menggambarkan kegiatan ekonomi menurun, permintaan tenaga kerja di pasar tenaga kerja rendah sedangkan penawaran tenaga kerja menjadi melonjak tajam.

Contoh: Terjadi resesi di negera X yang mengakibatkan berbagai perusahaan menurunkan aktivitas produksinya dan berimbas pada pengurangan tenaga kerja. Sehingga muncul banyak pengangguran karena PHK serentak.

  • Pengangguran Struktural

Merupakan individu yang menganggur karena sebuah keterbatasan seperti terbatasnya pendidikan yang dimiliki dan kurangnya keahlian.

Contoh: Bapak X tidak dapat bekerja karena selalu ditolak oleh berbaai perusahaan karena pendidikannya sebatas lulusan tingkat tertentu dan keahlian yang dimilki kurang mendukung, maka tidak memenuhi syarat yang dibutuhkan oleh perusahaan.

  • Pengangguran Teknologi

Merupakan individu yang posisinya tergantikan dengan kemajuan teknologi.

Contoh: Perusahaan A dahulu menggunakan tenaga kerja untuk mengemas produknya, namun sekarang terdapat teknologi yang menciptakan mesin pengemas. Sehingga perusahaan A tidak membutuhkan tenaga kerja lagi atau mengurangi tenaga kerja sebelumnya.

  • Pengangguran Voluntary

Merupakan individu yang dengan sukarela untuk menganggur karena tanpa bersusah payah sebenarnya dapat bekerja atau tidak mebutuhkan pekerjaan.

Contoh: Bapak X merasa tidak perlu mencari pekerjaan atau bekerja karena telah menerima warisan dari orangtuanya.

Klasifikasi Pengangguran Berdasarkan Sifatnya

  • Pengangguran Terbuka

Merupakan pengangguran yang tidak memiliki pekerjaan dan tidak sedang mencari pekerjaan karena keterbatasan latar belakang dan ketidaksesuain antara calon tenaga kerja dan pekerjaanya. Pengangguran ini juga sering dijuluki sebagai pengangguran penuh.

  • Pengangguran Terpaksa

Merupakan pengengguran yang memiliki jam kerja kurang dari 35 jam dalam seminggu. Pengangguran ini juga sering dinamakan dengan setengah pengangguran.

  • Pengangguran Terselubung

Merupakan pengangguran yang dapat terjadi apabila ada tenaga kerja tidak mengerahkan semua kemampuannya dalam bekerja. Dengan kata lain individu tersebut memiliki kemampuan atau keahlian yang lebih.

Namun, karena tidak dibutuhkan maka tidak bisa diterapkan dengan maksimal. Pengangguran ini sering dijuluki sebagai pengangguran terdidik.

  • Pengangguran Sukarela

Merupakan pengagguran dengan sepenuh hati memilih untuk menganggur daripada menerima pekerjaan yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan, kemampuan, dan keahlian yang dimilikinya.

The post Pengangguran: Pengertian dan Klasifikasinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>