peninggalan jepang - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/peninggalan-jepang Wed, 25 May 2022 02:50:46 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico peninggalan jepang - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/peninggalan-jepang 32 32 7 Bangunan Peninggalan Jepang di Indonesia yang Perlu diketahui https://haloedukasi.com/bangunan-peninggalan-jepang-di-indonesia Wed, 25 May 2022 02:50:43 +0000 https://haloedukasi.com/?p=34839 Selain Belanda, Jepang juga merupakan salah satu negara yang pernah menguasai Indonesia. Meski tidak selama Belanda, namun dalam 3,5 tahun pendudukannya, Jepang juga meninggalkan banyak kisah kekejaman dan penderitaan bagi bangsa Indonesia. Jejak-jejak pendudukan Jepang di Indonesia masih bisa kita saksikan hingga saat ini. Beberapa bangunan peninggalan Jepang masih berdiri dan menjadi saksi bisu sepak […]

The post 7 Bangunan Peninggalan Jepang di Indonesia yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Selain Belanda, Jepang juga merupakan salah satu negara yang pernah menguasai Indonesia. Meski tidak selama Belanda, namun dalam 3,5 tahun pendudukannya, Jepang juga meninggalkan banyak kisah kekejaman dan penderitaan bagi bangsa Indonesia.

Jejak-jejak pendudukan Jepang di Indonesia masih bisa kita saksikan hingga saat ini. Beberapa bangunan peninggalan Jepang masih berdiri dan menjadi saksi bisu sepak terjang pemerintah pendudukan Jepang dahulu kala.

Untuk mengetahui lebih lanjut  mengenai  peninggalan Jepang di Indonesia, berikut adalah daftar dan penjelasannya.

1. Tugu Perdamaian

Tugu Perdamaian

Salah satu bangunan peninggalan Jepang adalah berupa tugu perdamaian yang terletak di dalam hutan di Kota Balikpapan. Tugu ini dibangun sebagai simbol perdamaian dan makan simbolis bagi para pasukan Jepang, Australia, dan Indonesia yang gugur dalam masa Perang Dunia II.

Pada tugu perdamaian tersebut, terdapat tulisan kanji yang berbunyi “Monumen Perdamaian dan Persahabatan Untuk Mengenang Orang Jepang, Indonesia, Australia Yang Gugur di Daerah Balikpapan Tersebut Semasa Perang Dunia Ke II”. Tulisan ini ditulis oleh Bapak Towa Kai pada 15 Agustus 1990.

2. Bunker Jepang

Bunker Jepang

Bangunan peninggalan Jepang di Indonesia lainnya adalah berupa bunker yang berada di Barak Prajurit Batalyon Infanteri (yonif) 600/Raider.  Di lokasi ini terdapat dua bunker dengan jarak yang agak berjauhan. Pada masa perang dunia II, barak ini digunakan sebagai tempat pertahanan bagi para pasukan Jepang.

Bunker pertama memiliki ukuran yang cukup besar, sementara bunker kedua ukurannya lebih kecil dan saat ini hanya tersisa reruntuhannya saja.

3. Gua Klungkung

Gua Klungkung

Selain bangunan tugu dan bunker, peninggalan Jepang lainnya adalah berupa gua. Salah satunya adalah Gua yang terdapat di Kabupaten Klungkung, Bali, sehingga disebut dengan nama Gua Klungkung. Gua ini merupakan tempat yang sangat strategis untuk digunakan sebagai markas perlindungan pasukan tentara Jepang.

Gua Klungkung dibuat di dinding sebuah tebing yang ada di tepi Jalan Denpasar –Semarapura. Di bagian atas tebing, terdapat sungai Tukad Bubuh. Gua yang memiliki kedalaman 14 meter ini memiliki 16 cabang yang dihubungkan dengan lorong-lorong memanjang. Serta ada 2 cabang lain yang tidak saling berhubungan.

4. Gua Jepang Bukittinggi

Gua Jepang Bukittinggi

Selain Guna Klungkung, ada satu lagi Gua Jepang yang berlokasi di dalam Taman Panorama, wilayah Guguk Panjang, Kota Bukittinggi. Lokasinya tidak jauh dari tempat bersejarah Jam Gadang, sehingga bisa ditempuh dengan berjalan kaki saja.

Di dalam gua ini terdapat sekitar 21 lubang  menuju ruangan-ruangan tertentu yang masih terhubung satu sama lain. Selain itu, di dalam gua ini juga terdapat ruang penyiksaan yang dulunya kerap digunakan untuk menginterogasi musuh. Ada pula ruang penjara yang dijadikan kuburan massal, serta ruangan mengerikan yang disebut Dapur.

Dapur yang dimaksud disini bukanlah ruangan untuk memasak, namun sebagai tempat eksekusi manusia, seperti romusha yang sakit-sakitan maupun musuh yang menjadi tawanan. Setelah di eksekusi, maka mayat maupun potongan tubuh mereka yang dimutilasi akan dibuang melalui salah satu lubang yang terhubng ke sebuah sungai.

Kejamnya sejarah yang terekam di gua ini membuat suasana gua masih terasa mistis dan horor hingga saat ini.

5. Bandara Frans Kaisiepo

Bandara Frans Kaisiepo

Bandara Frans Kaisiepo merupakan salah satu bangunan yang menjadi peninggalan pemerintah pendudukan Jepang di Indonesia. Bandara yang dibangun pada tahun 1943 ini dulunya pernah menjadi bandara internasional untuk transit pesawat dari Jakarta dan juga beberapa negara Asia lainnya sebelum menyebrangi Samudera Pasifik menuju Amerika Serikat.

Bandara dengan panjang runway mencapai 3.570 meter dan lebar 40 meter ini dibangun pada masa pendudukan Jepang guna menunjang pesawat tempur Jepang pada perang Pasifik.

Pada Juli 1944, bandara ini kemudian diambil alih oleh pasukan sekutu di bawah pimpinan Letnan Jenderal L Eichelburger dan sempat dijadikan pangkalan militer Australia, sampai beberapa tahun selanjutnya diserahkan kepada Belanda dan dinamai Bandara Mokmer.

Saat Papua diserahkan kembali kepada Indonesia, Bandara Mokmer diubah namanya menjadi Bandara Frans Kaisiepo untuk menghormati salah satu pahlawan nasional asal Papua, Frans Kaisiepo.

6. Selokan Mataram

Selokan Mataram

Selokan Mataram adalah saluran irigasi primer yang dibangun di masa pendudukan Jepang. Pembangunan selokan ini memang atas perintah dari Sultan Hamengkubuwono IX, namun dibiayai oleh  pemerintah militer Jepang pada tahun 1942.

Sultan Hamengkubuwono IX membuat saluran irigasi tersebut untuk mengalirkan air dari Kali Opak dan Progo ke Sleman yang kala itu seringkali dilanda kekeringan. Sultan beralasan bahwa saluran irigasi tersebut diperlukan untuk mendukung suplai makanan bagi pemerintah militer Jepang. Hal tersebut membuat pemerintah Jepang menyetujui dan mau mendanai pembangunan selokan Mataram yang dalam bahasa Jepang disebut Gunsei Hasuiro.

7. Bandara Leo Wattimena

Bandara Leo Wattimena

Bandara Leo Wattime adalah bandara peninggalan militer Jepang yang terletak di Morotai, Maluku Utara. Bandara ini dibangun oleh Jepang pada tahun1942 dan awalnya hanya memiliki  dua landasan pacu.

Pada saat tentara sekutu berhasil merebut Morotai dari kekuasaan Jepang, maka dibangunlah lima landasan pacu tambahan yang tiga landasannya difungsikan sebagai  lahan parkir pesawat-pesawat militer. Saat dikuasi oleh pasukan sekutu, bandara ini juga sempat menjadi markas Sekutu di bawah Jenderal Douglas McArthur. Dan setelah kemerdekaan Indonesia, landasan udara ini diambil alih pemerintah Indonesia dan diubah namanya menjadi Leo Wattimena yang merupakan nama pejuang asal Morotai.

The post 7 Bangunan Peninggalan Jepang di Indonesia yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
4 Peninggalan Jepang di Indonesia dan Penjelasannya https://haloedukasi.com/peninggalan-jepang-di-indonesia Fri, 05 Mar 2021 03:11:46 +0000 https://haloedukasi.com/?p=22255 Meski masa kependudukan Jepang di Indonesia tidak begitu lama seperti Belanda, namun penyiksaan-penyiksaan terhadap pribumi sangat membekas. Berikut ini adalah peninggalan Jepang yang ada di Indonesia beserta dengan penjelasannya. 1. Bandara Frans Kaisiepo Biak Bandar udara bersejarah ini berlokasi di Pulau Biak, Papua. Bandara ini dirikan pada tahun 1943 oleh Jepang. Bandara ini mempunyai landasan […]

The post 4 Peninggalan Jepang di Indonesia dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Meski masa kependudukan Jepang di Indonesia tidak begitu lama seperti Belanda, namun penyiksaan-penyiksaan terhadap pribumi sangat membekas. Berikut ini adalah peninggalan Jepang yang ada di Indonesia beserta dengan penjelasannya.

1. Bandara Frans Kaisiepo Biak

Bandara Frans Kaisiepo Biak

Bandar udara bersejarah ini berlokasi di Pulau Biak, Papua. Bandara ini dirikan pada tahun 1943 oleh Jepang. Bandara ini mempunyai landasan pacu sepanjang 3.570 meter dengan lebar 40 meter. Dengan ukuran tersebut pada masa perang dunia II, bandara ini tergolong sangat besar. Karena itu bandara ini pernah dijadikan sebagai bandar udara internasional.

Bandara ini digunakan untuk transit pesawat-pesawat dari Jakarta yang akan menuju ke Amerika Serikat dan untuk menunjang armada pesawat tempur untuk perang di samudera pasifik. Namun pada Juli 1944 bandara ini diambil alih oleh Letnan Jenderal L Eichelberger dan dijadikan pangkalan Militer Australia.

Tahun 1947 perang dunia II usai dan Jepang berakhir dengan Kekalahan, namun Belanda kembali ke Indonesia dan menguasai bandara ini. Namanya pun diubah menjadi Bandara Mokmer.

2. Selokan Mataram

Selokan Mataram

Selokan Mataram terletak di sekitar kampus UGM, Sleman dan sekitarnya. Selokan mataram ini memiliki nama lain yaitu Kanal Toshiro. Pembangunan selokan ini dilakukan oleh Jepang pada tahun 1942 atas permintaan Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Tujuan beliau adalah untuk menghindarkan rakyat dari kerja paksa romusha.

Selokan tersebut mendatangkan kemakmuran sebab digunakan sebagai pengairan untuk sawah-sawah mereka. Selokan ini mengalir sepanjang 30 km yaitu dari sungai Progo Barat sampai ke sungai Opak timur. Sawah-sawah yang ada di Yogyakarta pada saat itu gersang sehingga tidak dapat menghasilkan bahan pangan yang melimpah.

 Sultan HB IX meminta kepada Jepang adalah agar mereka mendanai pembuatan sistem pengairan untuk sawah di san. Dengan begitu masyarakat bisa menyuplai makanan kepada pasukan Jepang. Dengan alasan tersebut Jepang yang terkenal kejam dan tanpa kompromi menyanggupi pembiayaan seloka tersebut.

Pembangunan selokan tersebut nyatanya berhasil menyelesaikan masalah kekurangan pangan bahkan masih digunakan hingga saat ini.

3. Goa Jepang, Bukittinggi

Goa Jepang, Bukittinggi

Goa Jepang ini berlokasi di dalam taman Panorama yang terletak di Guguk Panjang, Bukittinggi, Sumatera Barat. Jaraknya cukup dekat dengan jam ikonik dari Sumatera Barat yaitu jam Gadang. Goa atau yang sering disebut lobang Jepang ini dibangun atas instruksi dari Letjen Moritake Tanabe yaitu seorang panglima dari divisi 25 angkatan darat pasukan Jepang.

Lubang yang dibangun pada tahun 1944 ini difungsikan untuk perlindungan Jepang pada masa peperangan. Konon katanya lobang ini bisa menahan bom dengan berat 500 kg. Lobang yang memiliki kedalaman 49 meter di bawah permukaan tanah ini mempekerjakan rakyat dari Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi secara paksa. Dalam proses pembangunannya, goa ini memakan korban hingga ribuan jiwa.  

Goa ini terdiri dari 21 lobang yang memiliki fungsinya masing-masing. Fungsi lobang tersebut antara lain sebagai tempat penyimpanan amunisi, ruang pertemuan, pintu pelarian, ruang penjara, hingga ruang penyiksaan.

4. Bunker Jepang, Palembang

Bunker Jepang, Palembang

Menurut Farida Wargadalem yang merupakan seorang sejarawan, Palembang sebagai tempat pertama yang diduduki jepang memiliki banyak bunker buatan Jepang yang tersebar di seluruk Kota. Salah satu bunker tersebut B terletak di pusat perkantoran Palembang. Bunker berbentuk kotak terbuat dari semen yang dicor ini berdiri di sebidang tanah kosong.

Bunker ini memiliki  tembok yang sangat tebal yang membaginya menjadi dua bagian. Bagian pertama bunker berada di atas dan memiliki bentuk persegi empat. Sedangkan bagian kedua berada di bawah tanah dengan kedalaman kurang lebih dua meter.

Bunker ini juga dilengkapi dengan terowongan bawah tanah yang sangat gelap dan lembab. Konon katanya terowongan ini menembus langsung ke sungai Musi. Namun hingga kini belum pernah ada yang membuktikan kebenarannya.

The post 4 Peninggalan Jepang di Indonesia dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>