Penjajahan - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/penjajahan Sat, 30 Dec 2023 04:30:00 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Penjajahan - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/penjajahan 32 32 Penjajahan Spanyol di Indonesia : Sejarah, Tujuan, dan Penyebabnya https://haloedukasi.com/penjajahan-spanyol-di-indonesia Sat, 30 Dec 2023 04:29:56 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47249 Banyak orang Indonesia hanya mengetahui sisi sejarah kedatangan dan penjajahan Belanda serta Jepang atas Indonesia. Padahal, bangsa Spanyol dan Portugis juga sempat berada di Nusantara dan melakukan penjajahan. Jika ingin meruntut daftar panjang sejarah Indonesia, setelah masa prasejarah dengan ditemukannya manusia-manusia purba, kemudian manusia berada pada periode waktu yang dibagi menjadi beberapa era. Era yang […]

The post Penjajahan Spanyol di Indonesia : Sejarah, Tujuan, dan Penyebabnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Banyak orang Indonesia hanya mengetahui sisi sejarah kedatangan dan penjajahan Belanda serta Jepang atas Indonesia. Padahal, bangsa Spanyol dan Portugis juga sempat berada di Nusantara dan melakukan penjajahan.

Jika ingin meruntut daftar panjang sejarah Indonesia, setelah masa prasejarah dengan ditemukannya manusia-manusia purba, kemudian manusia berada pada periode waktu yang dibagi menjadi beberapa era. Era yang saat ini kita alami disebut sebagai era reformasi yang telah melalui berbagai masa suram penuh perjuangan.

Sebelum adanya era reformasi seperti sekarang, Indonesia telah mengalami masa-masa pra-kolonial (jauh sebelum adanya penjajahan dan masih dalam bentuk kerajaan-kerajaan), era kolonial (masa-masa penjajahan dan penindasan), era kemerdekaan, dan era Orde Baru.

Era kolonial adalah periode waktu di mana bangsa Eropa mulai masuk ke Indonesia dan mencoba memonopoli perdagangan hingga pemerintahan sejumlah kerajaan. Meski pada era kolonial kita selalu disuguhi cerita tentang bagaimana Belanda dan Jepang menjajah rakyat Indonesia, Spanyol sudah lebih dulu melakukannya.

Sejarah Penjajahan Spanyol di Indonesia

Kedatangan bangsa Eropa di Indonesia salah satunya difaktori oleh terkenalnya rempah-rempah di Nusantara yang menjadi sumber terjadinya perebutan. Salah satunya adalah bangsa Spanyol yang mulai masuk ke Nusantara pada 8 November 1521 dan berlabuh di Maluku.

Pelayaran bangsa Spanyol untuk bisa sampai ke wilayah Maluku adalah dengan melewati Filipina lebih dulu. Lalu kemudian berlayar melalui Kalimantan Utara untuk bisa menginjakkan kaki di Tidore. Namun bukan sebuah awal yang mulus, kala itu Spanyol harus menghadapi Portugis yang sudah tiba lebih dulu di Tidore.

Perselisihan antara Spanyol dan Portugis tidak terelakkan karena perebutan wilayah. Berkat sebuah perjanjian yang telah dibuat dan disepakati oleh kedua pihak, maka mau tidak mau Spanyol yang harus angkat kaki dari Tidore dan Portugis tetap tinggal.

Ekspedisi bangsa Eropa dengan sengaja mendatangi Nusantara karena kala itu negara kita dianggap sebagai sumber rempah-rempah baru. Ingin bersaing dengan Portugis, akhirnya Spanyol berlayar sampai ke Indonesia dan menduduki wilayah ini.

Ekspedisi bangsa Eropa yang dimaksud merupakan ekspedisi pelayaran yang dipimpin oleh dua tokoh ternama yang selama ini kita kenal dalam sejarah, yakni Christopher Columbus dan Ferdinand Magellan.

Masa Pelayaran Christopher Columbus

Christopher Columbus yang dikenal sebagai salah satu tokoh penemu benua Amerika merupakan seorang penjelajah yang juga berdagang. Columbus tidak sendiri, ia beserta 120 orang krunya yang merupakan pelaut membawa tiga buah kapal untuk berekspedisi menemukan Asia.

Pada awal ekspedisi, Columbus mencari jalur untuk bisa ke Asia Timur yang lalu dilanjutkan dengan pemilihan pelayaran ke sisi barat dan melewati Samudra Pasifik. Ia bahkan sempat menemukan sebuah daratan baru yang ia kira sebagai India namun sebenarnya adalah Kepulauan Salvador di Benua Amerika.

Hingga ekspedisi pelayaran Columbus yang keempat, ia dan krunya masih belum juga menemukan India dan wilayah baru penyedia rempah-rempah. Pada akhirnya, perjalanan laut untuk menemukan wilayah yang mereka maksud dilanjutkan oleh Ferdinand Magellan dan timnya.

Masa Pelayaran Ferdinand Magellan

Ferdinand Magellan yang merupakan sosok penjelajah berkebangsaan Spanyol namun juga masih merupakan keturunan Portugis pada tahun 1519 akhirnya melanjutkan pelayaran mencari rempah-rempah yang sebelumnya telah gagal dilakukan oleh Columbus.

Bersama dengan 165 awak kapal dan membawa 5 buah kapal berbeda, 10 Agustus 1519 Magellan memulai ekspedisi pelayarannya dari Spanyol. Dalam upayanya mencari wilayah baru yang kaya dengan sumber daya alam rempah, Magellan melewati jalur yang semula dilalui oleh Columbus.

Bersama dengan Kapten Juan Sebastian del Cano (kapten kapal yang membawa Magellan) serta Pigafetta (penulis dari Italia yang menulis kisah perjalanan Magellan), Magellan berlayar menyebrangi Samudra Atlantik ke sisi baratdan pantai timur Amerika selatan. Dan baru pada tahun 1521 ia dan krunya berhasil sampai di Filipina (dulu bernama Kepulauan Massava).

Selain menjadi sosok pelayar, Magellan adalah seorang penyebar agama di setiap wilayah yang ia tapaki. Namun karena penyebaran agama yang dilakukannya mendapat perlawanan dari warga lokal, Magellan akhirnya harus tewas di Filipina dan krunya pun meninggalkan Filipina untuk berlabuh di Maluku yang menjadi awal penemuan rempah-rempah.

Masa Penjajahan Spanyol atas Indonesia

Akibat perlawanan warga lokal di Filipina yang pada waktu itu menolak penyebaran agama oleh Magellan, Magellan berakhir terbunuh. Namun, perjalanan laut belum berhenti karena kru Magellan yang tersisa di bawah pimpinan Kapten Juan Sebastian del Cano berhasil mencapai Tidore, Maluku.

Berhasil sampai ke wilayah baru dengan ketersediaan rempah-rempah super kaya, penjajahan Spanyol pun dimulai meskipun awalnya masyarakat Maluku menyambut dengan hangat kedatangan bangsa Eropa ini.

Spanyol secara perlahan memonopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku setelah sebelumnya sempat berhubungan baik dan cenderung bekerja sama dalam setiap transaksi dengan warga Tidore. Portugis yang kala itu juga masih berada di Maluku merasa tersaingi oleh Spanyol yang kemudian memicu perselisihan.

Persaingan keduanya melibatkan juga kerajaan Tidore dan kerajaan Ternate yang pada waktu itu pun tengah berkonflik sehingga bisa dimanfaatkan oleh Eropa maupun Portugis untuk keuntungan mereka. Portugis bersekutu dengan Ternate dan Spanyol meminta kerja sama dan bantuan Tidore.

Kedua kubu melakukan peperangan dengan Portugis dan Ternate sebagai pemenang akhir. Meski demikian Spanyol tidak menyerah dan masih berupaya menguasai perdagangan rempah di sana sebelum akhirnya terusir dari sana berkat Perjanjian Saragosa di tahun 1529.

Perjanjian tersebut merupakan solusi untuk mengakhiri peperangan dan permusuhan yang seperti tiada akhir antara Spanyol dan Portugis. Spanyol menepati isi perjanjian tersebut, yakni angkat kaki dari Maluku dan kembali berdagang di Filipina, serta Portugis bisa tetap dapat berdagang di wilayah Maluku.

Alih-alih kembali berdagang di Filipina, usai perang dan perjanjian dibuat, Spanyol segera kembali ke negara asalnya. Walau penjajahan singkat ini berujung pada terusirnya bangsa Spanyol, dari ekspedisi yang semula dibawa oleh Magellan terbukti bahwa bumi itu bulat karena pelayarannya dimulai dari barat dan akhirnya kembali ke barat lagi.

Tujuan Penjajahan Spanyol di Indonesia

Spanyol datang ke Indonesia bukan sekadar tanpa tujuan dan menjelajah wilayah baru. Dari sejak awal sebelum keberangkatan ekspedisi pelayaran, tujuan bangsa Spanyol hanya satu, yakni menemukan wilayah baru yang memiliki kekayaan rempah-rempah.

3G adalah sebutan untuk tiga tujuan utama yang dimiliki Spanyol saat tiba di Nusantara, yakni Gold, Glory, dan Gospel.

  • Gold

Gold adalah istilah untuk tujuan bangsa Spanyol dalam mencari kekayaan. Spanyol tidak serta-merta datang ke Indonesia dan melakukan penjajahan untuk menemukan atau memperoleh emas. Mereka mencari kekayaan di Indonesia melalui jalur monopoli perdagangan rempah, khususnya setiba mereka di Maluku. Rempah-rempah adalah sumber penghasilan tertinggi mereka karena dapat dijual dengan harga tinggi.

  • Glory

Glory adalah tujuan lain Spanyol singgah di Indonesia, yakni mencari kejayaan selain dari kekayaan. Seperti tujuan dari setiap penjajahan suatu wilayah, semua adalah demi mendapat kekuasaan, begitu pula dengan apa yang dilakukan oleh Spanyol.

Tidak hanya menaklukkan wilayah jajahan untuk bisa memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya dari perdagangan rempah-rempah. Spanyol juga ingin mengharumkan nama bangsa mereka dengan menguasai wilayah yang menjadi sumber dari rempah-rempah tersebut.

  • Gospel

Gospel adalah tujuan Spanyol saat mendatangi Indonesia agar penyebaran agama berjalan dengan mulus. Bangsa Spanyol membawa penyebaran agama Kristen/Katolik sebagai bagian dari misi panggilan agama mereka.

Penyebaran agama ini dipengaruhi pula oleh Perang Salib yang kala itu menjadi konflik besar antara umat Kristen dan umat Islam. Oleh sebab itu, bangsa Spanyol akan menyebarkan agama mereka setiap kali menginjakkan kaki di wilayah-wilayah singgahan mereka.

Penyebab Penjajah Spanyol Ke Indonesia

Spanyol berada di Indonesia dan berniat menguasai beberapa wilayah karena mereka ingin menyelesaikan misi mereka, yakni tidak sekadar menemukan wilayah baru untuk dijajah, tapi juga berdagang rempah-rempah dan memperoleh kekayaan dari sumber daya alam tersebut.

  • Rempah

Di Eropa, rempah-rempah dapat dijual dengan nilai tinggi sehingga tidak heran bila bangsa Eropa begitu getol ingin menemukan wilayah-wilayah penghasil rempah-rempah. Indonesia yang kaya akan rempah pada akhirnya menjadi tempat singgah bangsa Spanyol, yakni Maluku.

Rempah-rempah begitu berharga di Eropa, sebab penggunaannya bertujuan mengawetkan makanan. Ini menjadi alasan mengapa Spanyol bahkan rela bersaing dengan Portugis agar bisa memperoleh banyak rempah dari Indonesia.

  • Politik

Selain rempah adalah sebab utama kedatangan Spanyol yang kemudian ingin menjajah Indonesia, persoalan politik, khususnya terjadinya Perang Salib adalah sebab lainnya. Bangsa Eropa kala itu tidak mudah untuk mendapatkan jalur perdagangan ke Asia. Terutama setelah kerajaan Katolik kalah pada Perang Salib dan Konstantinopel jatuh ke kekaisaran Turki Usmani.

Dari masalah politik yang sempat mengguncang bangsa mereka, Spanyol kemudian berekspedisi untuk menemukan wilayah penghasil rempah-rempah yang didahului oleh perjalanan Christopher Columbus dan dilanjutkan oleh Ferdinand Magellan. Walau Magellan gugur pada saat di Filipina, bangsa Spanyol yang masih menjadi bagian dari kru Magellan berhasil sampai di Tidore, Maluku.

The post Penjajahan Spanyol di Indonesia : Sejarah, Tujuan, dan Penyebabnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pertempuran Ambon: Latar Belakang – Kronologi dan Dampaknya https://haloedukasi.com/pertempuran-ambon Tue, 04 Apr 2023 15:34:29 +0000 https://haloedukasi.com/?p=41844 Pertempuran Ambon merupakan bagian dari serangan Jepang ke Koloni Belanda selama Perang Dunia II. Pertempuran ini berlangsung dari 30 Januari 1942 hingga 3 Februari 1942, merupakan upaya Jepang dalam menaklukkan Pulau Ambon di mana mereka harus menghadapi pertahanan gabungan pasukan Amerika Serikat, Belanda, dan Australia. Selama pertempuran, banyak terjadi pembantaian secara besar-besaran terhadap ratusan tawanan perang […]

The post Pertempuran Ambon: Latar Belakang – Kronologi dan Dampaknya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pertempuran Ambon merupakan bagian dari serangan Jepang ke Koloni Belanda selama Perang Dunia II. Pertempuran ini berlangsung dari 30 Januari 1942 hingga 3 Februari 1942, merupakan upaya Jepang dalam menaklukkan Pulau Ambon di mana mereka harus menghadapi pertahanan gabungan pasukan Amerika Serikat, Belanda, dan Australia.

Selama pertempuran, banyak terjadi pembantaian secara besar-besaran terhadap ratusan tawanan perang dari pihak Belanda dan Australia. Jepang akhirnya memenangkan pertempuran yang menjadikan mereka penguasa baru di Pulau Ambon beserta lapangan udaranya.

Latar Belakang Pertempuran Ambon

Ambon, yang berada di Kepulauan Maluku dan sebelah selatan Pulau Seram, terdiri dari dua semenanjung yang dipisahkan oleh teluk sempit namun memanjang di kedua sisi, merupakan definisi tempat paling strategis untuk dijadikan pangkalan udara.

Terutama bandara utama di Laha, yang berlokasi di sebelah barat Semenanjung Hitu dan berhadapan langsung dengan Teluk Ambon

Meski berada di wilayah terluar Hindia Belanda, pemerintah Belanda tahu bahwa Ambon berpotensi sebagai lokasi strategis sebagai pangkalan udara yang mampu memperkuat pertahanan mereka sejak 1941. Ditambah dengan pasukan Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL) tambahan dari Pulau Jawa.

Sementara Australia sejak awal tahun 1940-an, telah menyadari bahwa Pulau Ambon merupakan lokasi yang bisa dijadikan batu loncatan bagi tentara Jepang untuk menyerang Australia dari arah utara.

Berdasarkan perjanjian dengan pemerintah Belanda, terutama pemerintah kota Canberra setuju untuk memperkuat pertahanan Belanda  dengan mengirimkan pasukan Australia ke Pulau Ambon dan Timor Timur.

Namun demikian, Komandan Brigade ke-23 Australia Brigadir Edmund Lind menyatakan keberatannya terkait pengiriman pasukan ke Ambon, mengingat kurangnya jumlah persenjataan dan aset Angkatan Udara pasukan Australia. Ia juga menyebut bahwa unit penghubung antara militer Australia dan Belanda di Ambon tidak ada.

Pada 14 Desember 1941, terdapat sebuah konvoi yang terdiri dari pengawal HMAS Adelaide dan Ballarat yang menaiki kapal Valentijn dan Patras milik Belanda.

Dalam konvoi tersebut ada sekitar 1.090 pasukan “Gull Force” yang berangkat dari Darwin, Australia dan tiba di Ambon pada 17 Desember 1941. Kapal HMAS Swan yang membawa pasukan dari Banten tiba pada 12 Januari 1942.

Pra-Pertempuran Ambon

  • Pasukan Sekutu

Selama Perang Pasifik pada 8 Desember 1941, Belanda telah menempatkan 2,800 prajurit infanteri Molukken Brigade dari KNIL yang dipimpin oleh Overstee Joseph Kapitz.

Pada 17 Desember 1941, Angkatan Darat Australia kemudian mengirim 1.100 prajurit Gull Force (Pasukan Camar) dari Batalion 2/21 di bawah pimpinan Letkol Leonard Roach, guna memperkuat pertahanan KNIL di Ambon.

Pada 6 Januari 1942, banyak dari koloni Belanda dan Inggris di Asia yang dikuasai Jepang, dan Ambon menjadi tujuan selanjutnya. Upaya Leonard Roach dalam meminta bantuan kepada Sekutu, memicu kekesalan Jepang yang semakin gencar melakukan invasi, namun Sekutu melakukan sebaliknya.

Pada 14 Januari 1942, Sekutu yang berada dalam situasi semakin terimpit, justru mengganti Leonard Roach dengan Letkol Scott. Pangkalan Laut Halong menjadi markas utama pasukan Sekutu, dan dilengkapi dengan 1 detasemen anti senapan, 4 meriam anti pesawat, dan 4 unit mobil lapis baja.

Pasukan KNIL memusatkan konsentrasi pertahanan mereka di Passo, di bawah pimpinan Mayor H. L. Tieland. Hal ini dilakukan guna mengantisipasi serangan dari teluk Baguala.

Selain itu, KNIL juga menempatkan pasukannya di beberapa wilayah yang tersebar di sebelah utara Pulau Ambon, guna mengantisipasi pendaratan Jepang di Hitu.

Di bawah kepemimpinan Mayor Mark Newburry, Sekutu menempatkan sekitar 300 prajurit KNIL di bandar udara Laha dan dua kompi pasukannya di Batalion 2/21.

Sementara Letkol Scott dan pasukan Gull Force menyebar di Gunung Nona, Eri, Latulahat, dan Amahusu. Guna mengantisipasi serangan dari Teluk Ambon.

  • Pasukan Jepang

Sebelumnya, kekaisaran Jepang telah membentuk Gugus Tugas Angkatan Laut yang bertugas melakukan invasi ke Ambon, di bawah pimpinan Laksamana Muda Ibo Takahash.

Gugus tugas ini dilengkapi dengan kapal induk Soryu dan Hiryu, kapal penjelajah ringan Jintsu, 15 kapal perusak, kapal penjelajah berat Haguro dan Nachi, 4 kapal penyapu ranjau, 4 kapal anti kapal selam, 2 kapal patroli, dan 2 seaplane tender.

Sebanyak 5.300 prajurit dari Detasemen Ito Angkatan Darat Kekaisaran Jepang dikirim dalam invasi ini. Detasemen ini berada di bawah kepemimpinan Mayjen Takeo Ito, yang terdiri dari pasukan Resimen Infanteri 228, Mabes Divisi 38, dan pasukan khusus marinir Kure Landing Force 1. Serta dua peleton Sasebo SNLF yang dipimpin Laksamana Muda Koichiro Hatakeyama.

Kronologi Pertempuran Ambon

  • Serangan Pendahuluan

Sejak 6 Januari 1942, beberapa serangan telah dilakukan oleh pihak di Ambon Jepang melalui pesawat-pesawat tempur. Pesawat-pesawat tempur Sekutu kemudian melakukan perlawanan secara mendadak yang menandakan pertempuran telah dimulai.

Pada 13 Januari, dua pesawat tempur tipe Brewster Buffalo milik sekutu, yang dikemudikan oleh Letnan Broers dan Sersan Blans, menyerang pesawat tempur Jepang Mitsubishi A6M Zero.

Perlawanan demi perlawanan terus dilakukan, hingga pesawat yang dikemudikan Broers tertembak dan terbakar, namun ia tetap bertahan dan terus menyerang hingga pesawat tak terkendali.

Sadar jika ia kalah, Broers keluar dan terjun dari pesawat menggunakan parasut dan mendarat di laut. Kekalahan juga dialami Blans, yang memutuskan untuk terjun dari pesawat dan mendarat di antara pepohonan di Ambon. Keduanya berhasil dievakuasi.

Meski selamat dari pertempuran, Broers menderita luka bakar parah dan Blans mengalami 17 luka berbeda di sekujur tubuhnya.

Akibat dari pertempuran udara tersebut, pangkalan udara Angkatan Laut di Halong tidak bisa digunakan oleh Jepang untuk melakukan serangan udara balik. Pada pertengahan Januari, Angkatan Laut Belanda dan Amerika Serikat meninggalkan lokasi tersebut.

  • 30 Januari 1942

Sekitar 1.000 marinir Jepang dan Personel Imperial Japanese Army (IJA) mendarata di Hitu Lama, Pantai utara, pada 31 Januari 1942. Disusul oleh berbagai elemen lain dari resimen ke-288 mendarat di Semenanjung Laitimor.

Meski pasukan Angkatan Darat Jepang kalah secara jumlah dari pasukan Sekutu, Jepang jauh lebih unggul dalam dukungan udara, medan dan artileri laut, serta jumlah tank. Jepang akhirnya mampu memukul mundur pasukan sekutu, meninggalkan beberapa staf darat Royal Australian Air Force (RAAF).

Semua pesawat Sekutu yang tersisa ditarik pada hari itu juga dari Hitu. Selanjutnya, pasukan Jepang bergerak dari Hitu menuju kota lain. Selain itu, kemenangan pertama Jepang tidak lepas dari terputusnya saluran telepon milik KNIL .

Masih di hari yang sama, pendaratan kedua pasukan Jepang di Hutumuri dan di Batu Gong berjalan mulus. Satu peleton infanteri Australia dikerahkan untuk memperkuat pertahanan di Gunung Nona. Sementara satu peleton KNIL dikerahkan di Passo untuk menahan serangan Jepang di Batu Gong.

  • 31 Januari 1942

Pada 31 Januari 1942, sekitar dini hari, pasukan Jepang berhasil merebut Batu Gong. Serangan mereka kemudian diarahkan menuju pertahanan Sekutu yang berada di wilayah Passo.

Dalam keadaan terdesak, Kapitz memerintahkan Kompi KNIL Ambon di Eri berpindah menuju ke Kudamati, guna mengantisipasi serangan Jepang yang diperkirakan ditujukan ke sana.

Siang harinya, Kapitz memindahkan markas pertahanan Sekutu dari Halong ke Lateri. Hal ini dikarenakan Jepang telah melakukan sabotase terhadap telepon dan jaringan komunikasi Sekutu, terutama antara Kapitz dan bawahannya, maupun dengan Letkol Scott.

Pasukan Jepang yang mendarat di Hitu Lama lalu bergerak menuju Passo, di sana melancarkan serangan dari arah timur laut.

Sekutu yang saat itu dalam posisi terimpit dari dua arah, yakni dari arah Hitu Lama dan arah Batu Gong, merasa bingung sampai tidak diketahui siapa yang mengeluarkan perintah untuk menyerah.

Para sejarawan hanya mencatat pengakuan dari Kapitz terkait apa yang terjadi pada senja kala itu. Kurang lebih seperti yang ditulis oleh jurnalis Lionel Gage Wigmore, “Pada pukul 18.00 (waktu setempat), sebuah sepeda motor dengan sespan terlihat di sisi barat jalanan Passo mengibarkan bendera putih menuju ke arah pasukan Jepang. Berbagai tembakan dari batas pertahanan Passo berhenti atas perintah Komandan Kompi KNIL, dan para prajurit diizinkan untuk beristirahat dan makan”.

Meski tidak diketahui siapa yang mengeluarkan perintah tersebut, Kapitz sempat menunggu perkembangan guna melanjutkan pertempuran. Pihak Jepang sendiri juga lambat terkait insiden tersebut, sehingga Kapitz dan Tieland memerintahkan pasukan KNIL melanjutkan pertempuran.

Namun, ketika Kopitz dan Tieland kembali ke posisi semula, mereka mendapati pasukannya telah ditawan dan dipaksa menyerah oleh pihak Jepang efek pengibaran bendera putih tersebut.

Pada sore harinya, Jepang lantas melancarkan serangan darat ke wilayah Laha. Satu peleton pasukan Australia di timur laut lapangan terbang juga diserang oleh pasukan Jepang, namun dengan intensitas lebih kuat. Hal ini menyebabkan pasukan Australia mundur dan meninggalkan Laha.

Di saat yang bersamaan, pasukan Jepang telah dekat dengan pusat kota Ambon. Sekitar pukul 4 sore, pasukan Jepang berhasil merebut kota Ambon dari Sekutu dan menawan beberapa orang dari unit pertolongan medis Australia.

  • 1 Februari 1942

Pada Minggu, 1 Februari 1942, pasukan Jepang melancarkan serangan secara bersamaan di beberapa lokasi sekaligus. Dalam serangan tersebut, Jepang telah menangkap Kapitz dan beberapa staf markasnya pada dini hari.

Kapitz yang telah menjadi tawanan, menulis perintah yang ditujukan kepada Letkol Scott untuk menyerah, termasuk pasukannya yang bertahan di Passo.

Pada hari itu pula, pasukan Jepang menyerang satuan transportasi Australia dan pasukan KNIL yang bertahan di Kudamati. Serangan dilakukan hingga ke pantai Benteng, yang menyebabkan pasukan Sekutu di Kudamati semakin terdesak.

Pasukan infanteri Jepang juga melakukan serangan ke sisi timur, tepatnya di Amahusu di mana pasukan Australia bertahan.

Selain itu, pesawat tempur Jepang terus menembaki pasukan KNIL dan Australia yang ada di wilayah Gunung Nona dan Eri, hingga terjadi pertempuran sengit diantara kedua kubu.

Meski pasukan Australia menerima dukungan dari sejumlah besar personel KNIL yang telah mundur dari Passo, sekitar puku 22.30 waktu setempat, Scott memerintahkan penarikan pasukan Sekutu di Amahusu dan Barat daya menuju Eri. Posisi mereka di Kudamati secara otomatis dikepung oleh pasukan Jepang.

  • 2 Februari 1942

Pada 2 Februari, kapal penyapu ranjau tipe W-9 milik Jepang tenggelam akibat menabrak ranjau yang sengaja diletakkan oleh kapal penambang Belanda tipe HNLMS Gouden Leeuw di Teluk Ambon. Sementara dua kapal milik Jepang lainnya mengalami kerusakan akibat ranjau laut.

Setelah fajar masih di hari yang sama, pasukan utama Australia di Gunung Nona, yang dipimpin oleh Letnan Bill Jinkins, dikepung pasukan Jepang.

Ia memerintahkan pasukannya untuk mundur setelah mengetahui bahwa Belanda telah menyerah. Letkol Scott dan pasukannya juga tidak diketahui keberadaannya.

Jinkins kemudian memutuskan menemui perwira senior Jepang, di bawah gencatan senjata kota Ambon. Pihak Jepang mengizinkan Jinkins bertemu dan berbicara dengan Kapitz, yang kemudian menulis pesan berisi himbauan kepada pasukan Australia untuk menyerah. Jinkins melanjutkan pencariannya terhadap Letkol Scott.

Sementara itu, pasukan Jepang terus diperkuat dengan menyerang Laha. Konsentrasi serangan terhadap Sekutu pun dimulai, termasuk artileri Angkatan Laut, pesawat tempur, pembom tukik, dan serangan pengintai infanteri.

Malam harinya, Jepang melakukan serangan di dekat pantai namun mampu dipukul mundur oleh peleton Australia. Namun, serangan masif Jepang dimulai sejak fajar tanggal 2 Februari.

Pada pukul 10.00 waktu setempat, hanya 150 prajurit Australia dan beberapa personel KNIL yang masih dapat bertempur di Laha. Oleh Newbury kemudian diperintahkan untuk menyerah.

  • 3 Februari 1942

Pagi hari tanggal 3 Februari, pasukan Australia yang bertahan di Eri berjuang menahan gempuran udara dan laut dari pasukan Jepang yang meningkat dari hari-hari sebelumnya. Banyak prajurit Australia yang terluka, amunisi yang semakin menipis, dan kondisi fisik yang lelah membuat pasukan Australia melemah.

Pada saat itu pula, Jinkins berhasil bertemu dengan Scott. Scott memutuskan menemui perwira Jepang untuk menyatakan bahwa mereka menyerah.

Posisi pasukan Sekutu di Kudamati saat itu diserahkan secara terpisah dan di waktu siang hari. Sebuah bendera Jepang kemudian terlihat berkibar di sisi lain teluk, menandakan kemenangan Jepang terhadap Sekutu.

Dampak Pertempuran Ambon

  • Pembantaian Laha

Selama pertempuran Ambon 1942, Sekutu mencatat bahwa korban jiwa yang diderita pasukannya relatif kecil.

Dua minggu setelah penyerahan, tentara Jepang secara acak memilih sebanyak 300 orang dari tawanan perang Belanda dan Australia untuk dilakukan eksekusi. Eksekusi dilakukan di dekat lapangan udara Laha.

Alasan dilakukannya eksekusi ini adalah sebagai aksi balas dendam atas tenggelamnya kapal penyapu ranjau Jepang. Beberapa awak kapal penyapu ranjau tersebut terlibat dalam eksekusi. Beberapa korban pembantaian Laha antara lain Wing Commander Scott dan Mayor Newbury.

Menurut Sejarawan Australian War Memorial, Dr Peter Stanley, kekejaman pembantaian Laha berada satu level di bawah pembantaian Sandakan. Selama tiga tahun berikutnya, para tawanan perang yang masih hidup banyak yang kemudian dikirim ke Pulau Hainan di akhir 1942.

Stanley melanjutkan bahwa sekitar tiga perempat prajurit Australia yang ditawan di Ambon tewas sebelum perang berakhir. Dari 582 yang ditawan hidup-hidup, 405 tewas.

Sebagian besar dari mereka tewas akibat dipaksa bekerja terlalu berlebihan, wabah penyakit, kurang gizi, dan penyiksaan secara terus menerus oleh tentara Jepang.

  • Pengadilan Militer

Pada 1946, Pertempuran Ambon 1942 menjadi salah satu subjek penting dari proses peradilan kejahatan perang terkejam sepanjang sejarah peradaban manusia.

Sebanyak 93 prajurit Jepang terbukti bersalah dan diadili oleh Pengadilan Militer Australia. Laksamana Hatakeyama diketahui sebagai orang yang memerintahkan pembantaian Laha, namun meninggal sebelum ia diadili.

Sementara Kunito Hatakeyama, yang memimpin langsung prosesi pembantaian Laha dijatuhi hukuman mati dengan cara digantung. Letnan Kenichi Nakagawa dijatuhi hukuman 20 tahun penjara.

Sementara tiga perwira Jepang lainnya dieksekusi karena terbukti melakukan perbuatan tidak manusiawi kepada tawanan perang dan masyarakat sipil.

Pada tahun yang sama, Jenderal Ito dijatuhi hukuman mati atas dakwaan kejahatan perang di bagian Pasifik lain selama Perang Dunia II.

  • Pelarian dan Ketakutan Australia

Pertempuran selama lima hari yang mencekam, serta diakhiri dengan peristiwa pembantaian yang brutal dan kejam. Sisa-sisa pasukan Gull Force, banyak yang sempat melarikan diri dibantu oleh penduduk lokal Ambon dari Pantai Leahari.

Setidaknya ada 30 prajurit Australia, termasuk Jinkins yang melarikan diri dari Ambon beberapa minggu setelah penyerahan diri. Pelarian mereka seringkali dilakukan dengan mendayung kano (perahu) menuju Pulau Seram.

Hasil lain dari jatuhnya Ambon ke tangan Jepang adalah realisasi ketakutan Australia terhadap serangan Jepang, ketika pesawat tempur Jepang yang berbasis di Ambon melakukan serangan udara secara besar-besaran ke Darwin, Australia pada 19 Februari 1942.

The post Pertempuran Ambon: Latar Belakang – Kronologi dan Dampaknya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
10 Negara yang Pernah Dijajah Spanyol https://haloedukasi.com/negara-yang-pernah-dijajah-spanyol Wed, 10 Aug 2022 06:19:06 +0000 https://haloedukasi.com/?p=37866 Bangsa Eropa pada abad ke 15 M mulai melakukan ekspedisi ke berbagai penjuru dunia. Mereka menjelajah hingga Amerika, Afrika, dan Asia termasuk Nusantara atau saat ini Indonesia. Salah satu alasan penjelajahan ini adalah jatuhnya kota Konstantinopel yang merupakan pemasok utama rempah-rempah. Saat itu bangsa Eropa sangat membutuhkan barang tersebut sehingga harus mencari sumber ke tempat […]

The post 10 Negara yang Pernah Dijajah Spanyol appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Bangsa Eropa pada abad ke 15 M mulai melakukan ekspedisi ke berbagai penjuru dunia. Mereka menjelajah hingga Amerika, Afrika, dan Asia termasuk Nusantara atau saat ini Indonesia.

Salah satu alasan penjelajahan ini adalah jatuhnya kota Konstantinopel yang merupakan pemasok utama rempah-rempah. Saat itu bangsa Eropa sangat membutuhkan barang tersebut sehingga harus mencari sumber ke tempat lainnya. 

Penjelajahan ini pada akhirnya menciptakan imperium bangsa Eropa. Bangsa yang paling pertama melakukan imperium adalah Spanyol sekaligus menjadi yang terbesar dalam sejarah. Angkatan Laut Spanyol sempat mendominasi samudera terutama pada abad ke 16–17 M. Berikut ini adalah negara yang pernah dijajah Spanyol. 

1. Meksiko

Meksiko adalah rumah bagi Peradaban Aztec dan Maya yang telah berlangsung selama 3000 tahun. Namun kehadiran bangsa Spanyol pada tahun 1521 mampu menumbangkan mereka. Hernan Cortes adalah komandan pertama yang datang ke Meksiko dan berlabuh di ibukota Aztec. Suku Aztec menganggap orang Spanyol adalah Dewa yang turun ke Bumi oleh sebab itu kedatangannya disambut baik oleh Kaisar Moctezuma. 

Namun suatu hari keduanya terlibat konflik dan berakhir dimenangkan oleh pihak Spanyol dan perginya dua suku besar. Kondisi tersebut dimanfaatkan bangsa Spanyol untuk membangun pemerintahannya dan mengganti seluruh struktur dan bangunan. Spanyol menduduki Meksiko selama 300 tahun dan baru melepaskannya pada tahun 1821. 

Jejak Spanyol di Meksiko dapat dilihat pada penggunaan bahasa di sana adalah bahasa Spanyol. Begitu juga dengan kepercayaan yang sebagian besar adalah pemeluk Katolik Eropa. Arsitektur bangunan bergaya Spanyol pun sangat mudah dijumpai di sana. 

2. California

California sempat menjadi kerajaan baru miliki Spanyol yakni pada periode 1769–1821 M. Pada awalnya California diberi nama Alta California dan menjadi pemukiman pertama yang ada di Pantai Pasifik. Pemukiman yang dibangun pada masa pemerintahan Raja Charles ini tumbuh dan berkembang pesat menjadi kota besar. 

Sayangnya pemerintahan Spanyol di California harus berakhir pada tahun 1821 M karena banyak terjadi pemberontakan.

Pada akhirnya Alta California dilepaskan dan dimerdekakan kemudian menjadi provinsi dari Meksiko. Jejak peninggalan Spanyol di California dapat dilihat dari bangunan Misi yakni gereja yang ada di sisi barat negara. Spanyol juga mengajarkan warga California bagaimana cara bercocok tanam dan berbahasa Spanyol. 

3. Filipina

Filipina adalah negara yang paling lama dijajah yakni oleh Amerika Serikat dan Spanyol. Spanyol lebih dulu menduduki Filipina selama 300 tahun dimulai sejak 1521 dan berakhir pada 1898. Ketika diduduki Spanyol Filipina diberi nama “Las Islas Filipinas”. 

Namun rakyat akhirnya memutuskan untuk memberontak dan akhirnya terjadi revolusi Filipina pada tahun 1898. Selama era kolonial Spanyol segala peraturan di bidang pertahanan, ekonomi, sosial dan budaya diatur Spanyol. Meski budaya diatur Spanyol namun budaya asli Filipina tidak dihapuskan. Jejak Spanyol di Filipina ada pada berbagai bidang seperti agama di mana sebagian penduduk memeluk Katolik. 

Sementara itu pada bidang pendidikan anak-anak Filipina walaupun kesulitan melafalkan namun mereka bisa menulis dalam bahasa Spanyol. 

4. Kuba 

Kontak pertama antara Kuba dengan Spanyol terjadi pada Oktober 1492 yakni pada masa ekspedisi Christopher Columbus. Namun pemukiman permanen pertama negeri Matador di Kuba sendiri baru berdiri pada tahun 1511 yaitu oleh Diego Velázquez de Cuéllar. Dari sini lah ekspedisi Spanyol berlanjut ke Amerika. 

Sepuluh tahun kemudian Kuba menjadi bagian dari Kekaisaran Spanyol yang berpusat di kota Mexico.

Pada masa kolonial ini lah Kuba menjadi penghasil tebu untuk pasar global dan memiliki ekonomi yang stabil. Namun memasuki tahun 1868 negara-negara di Amerika Latin mulai mendapat kemerdekaan dari Spanyol. Hal itu mendorong kelompok yang dipimpin oleh Carlos Manuel de Céspedes mengambil langkah proklamasi kemerdekaan. 

Akibat dari proklamasi tersebut meletuslah perang antara Spanyol dan Kuba yang berlangsung sepuluh tahun. Namun perang ini belum berhasil mencapai kemerdekaan sehingga harus terjadi perang lagi yakni pada tahun 1880 dan 1895.

Perang kali ini Kuba mendapat bantuan pasukan dari Amerika yang akhirnya dimenangkan oleh mereka. Amerika mengambil alih kolonialisme di Kuba hingga tahun 1902 dan akhirnya dimerdekakan. 

5. Italia

Di Italia juga terdapat jejak peninggalan kolonialisme Spanyol. Wilayah yang diduduki adalah bagian Sardinia, Italia. Ekspedisi Spanyol ke Sardinia dilakukan pertama kali pada 22 Agustus 1717–30 Oktober 1717.

Pasukan Spanyol dipimpin oleh Marquis of Lede dan Don José Carrillo de Albornoz berhasil menaklukkan kekaisaran dan Sardinia pun jatuh dengan mudah. Penjajahan Spanyol semakin meluas hingga mencakup seluruh bagian negara kecuali Venesia. 

6. Indonesia

Seperti yang tertulis dalam sejarah bahwa bangsa Indonesia dijajah oleh 6 bangsa Eropa salah satunya adalah Spanyol. Mereka datang ke Indonesia untuk pertama kalinya pada tahun 1521 di Kepulauan Maluku. Tetapi, di Maluku sudah tiba terlebih dahulu bangsa lain yakni Portugis sehingga terjadi perselisihan di antara keduanya. 

Karena sebelumnya telah terjadi kesepakatan antara keduanya yakni dalam Perjanjian Tordesilas. Portugis menganggap Spanyol telah melanggar perjanjian.

Meski demikian pihak Spanyol yang berada di bawah Komando kapten Joan Sebastian Del Cano bersikeras mengakui Maluku sebagai miliknya. Peperangan kemudian dimenangkan oleh Portugis sehingga Spanyol harus angkat kaki dari Nusantara pada tahun 1529.

7. Kolombia

Penjelajahan Spanyol ke Kolombia dimulai pada tahun 1500 dan memulai kolonialismenya tahun 1525 setelah Santa Marta berdiri di tepi pantai utara. Nama Kolombia juga diambil dari tokoh penjelajah Spanyol paling terkenal yakni Christopher Colombus. Kolonialisme di Kolombia tidak berlangsung dengan mulus. 

Beberapa pemberontakan terjadi pada abad ke 19 di Bogota. Tanggal 20 Juli 1810 terjadi pemberontakan di sana yang berkahir dengan kemerdekaan bagi Kolombia. Meski berakhir namun jejak peninggalan dan pengaruh Spanyol sangat kuat. Bahkan Kolombia dapat dikatakan sebagai negara yang sangat mencerminkan kolonialisme Spanyol. 

8. Jamaika

Jamaika sebelum jatuh ke tangan Inggris telah dikuasai terlebih dahulu oleh Spanyol. Negeri Matador ini menginjakkan kaki pertama kali di Jamaika pada tahun 1494. Tujuan Spanyol ke Jamaika yakni mencari emas dan perak. Namun ternyata pulau di Jamaika tidak memilikinya sehingga bangsawan Spanyol menjadikannya sebagagi pemukiman bagi keluarganya. 

Keberadaan Spanyol mulai tersisihkan ketika bangsa Inggris datang yakni pada tahun 1595. Serangan dan serangan terus diluncurkan hingga akhirnya 1655 kekuasaan Spanyol benar-benar berakhir dan pulau-pulau diserahkan kepada pihak Inggris. 

9. Argentina

Pada abad ke 16 negara Argentina dikendalikan oleh Spanyol dalam berbagai aspek mulai dari politik, pemerintahan hingga keagamaan. Di Argentina sendiri populasi imigran dari Spanyol sangat banyak bahkan kebudayaan mereka sudah melebur menjadi satu.

Akhirnya pada tahun 1580 Spanyol mendirikan pemukiman permanen di situs Buenos Aires. Kerjaan Argentina kemudian segera diintegrasikan ke dalam kerajaan Spanyol dengan mendirikan Wakil Royalti Rio de la Plata pada tahun 1776. 

Moment kejatuhan Raja Ferdinand VII oleh Napoleon Bonaparte dimanfaatkan Argentina untuk mendirikan pemerintahan Junta pertama mereka yakni pada 25 Mei 1810. Tanggal 9 Juli 1816 melalui perwakilan delegasi dari Amerika Selatan berhasil menyatakan kemerdekaan untuk Argentina. 

10. Republik Dominika 

Dominika atau Republik Dominika pernah mengalami masa kolonialisme Spanyol namun hanya sesaat. Kolonialisme Spanyol di Dominika berlangsung pada tahun 1861 sampai 1865. Kala itu Dominika sudah merdeka pada tahun 1844 namun kembali diduduki. 

Kembalinya Spanyol sebagai penjajah tentu tidak terima dan melakukan pemberontakan. Rakyat mulai melawan pada tahun 1863 dan akhirnya Spanyol harus pergi pada tahun 1865. 

The post 10 Negara yang Pernah Dijajah Spanyol appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Negara yang Paling Lama Dijajah di Dunia https://haloedukasi.com/negara-yang-paling-lama-dijajah Fri, 05 Aug 2022 08:20:24 +0000 https://haloedukasi.com/?p=37762 Penjajahan atau kolonialisme adalah kondisi ketika satu negara menguasai negara lainnya untuk mengambil keuntungan dengan cara menguasai negara dan masyarakatnya. Kolonialisme masih memiliki kontak atau hubungan langsung dengan negara jajahannya. Pada dasarnya bentuk penjajahan sangat lah tidak dibenarkan karena umumnya akan menyebabkan kerugian bahkan tak segan bertindak semena-mena pada rakyat negeri jajahannya.  Meski begitu faktanya […]

The post 5 Negara yang Paling Lama Dijajah di Dunia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Penjajahan atau kolonialisme adalah kondisi ketika satu negara menguasai negara lainnya untuk mengambil keuntungan dengan cara menguasai negara dan masyarakatnya. Kolonialisme masih memiliki kontak atau hubungan langsung dengan negara jajahannya. Pada dasarnya bentuk penjajahan sangat lah tidak dibenarkan karena umumnya akan menyebabkan kerugian bahkan tak segan bertindak semena-mena pada rakyat negeri jajahannya. 

Meski begitu faktanya praktik kolonialisme ini terjadi sejak 1550 SM pada masa kekaisaran hingga abad ke 20. Beberapa negara bahkan mengalami penjajahan selama ratusan tahun. Berikut ini adalah negara-negara yang paling lama dijajah. 

1. Filipina 

Filipina adalah salah satu negara yang tergabung dalam organisasi internasional tingkat Asia Tenggara yakni ASEAN. Memiliki ibukota di Manila ternyata Filipina memiliki sejarah yang amat panjang. Filipina meraih kemerdekaan sepenuhnya pada 4 Juli 1946 dan diakui oleh Amerika Serikat. 

Sebelum kemerdekaan tersebut Filipina berada di bawah kekuasaan Spanyol. Spanyol datang ke negeri Filipina pada abad ke 16 tepatnya tahun 1521. Ekspedisi tersebut dipimpin oleh Ferdinand Magellan dan mendirikan pusat pemerintah kolonialnya di Cebu tahun 1565. Namun mereka pindah ke Manila pada 6 tahun berikutnya. 

Pada 12 Juni 1898 rakyat Filipina yang dipimpin oleh Emilio Aguinaldo melakukan gerakan revolusi dan mendeklarasikan kemerdekaan negaranya. Inilah revolusi pertama di Asia dan berhasil mengusir Spanyol. Namun setelah itu Amerika Serikat datang dan menduduki Filipina sampai tahun 1946. Artinya Filipina dijajah oleh bangsa asing selama 425 tahun. 

2. Malaysia

Tetangga dekat Indonesia juga memiliki nasib yang sama dengan Filipina yakni berada di bawah kekuasaan bangsa asing selama ratusan tahun oleh beberapa negara. Negara yang pertama kali datang dan menjajah negeri Jiran adalah Portugal yang datang pada tahun 1511 dan berakhir pada 1641. 

Setelah itu Belanda datang ke Malaka dan mendirikan perusahaan Hindia Belanda Timur dan berhasil memukul mundur Portugal. Hampir 2 abad menguasai Malaysia namun pada akhirnya Belanda juga harus mundur setelah kedatangan Inggris. Britania Raya datang ke Malaysia pada tahun 1824 dan secara resmi mendirikan pemerintahan kolonialisme pada tahun 1867. 

Malaysia baru mendapatkan kemerdekaan dari Inggris pada 31 Agustus 1957. Artinya Malaysia dijajah bangsa asing selama 446 tahun atau hampir 5 abad. Malaysia mendapatkan kebebasan melalui Perjanjian London setelah tiga etnis terbesar yakni Melayu, China dan India bersatu. 

3. Sri Lanka

Sri Lanka merupakan negara yang ada di pesisir tenggara India dan sebelumnya menggunakan nama Ceylon. Sebelum akhirnya merdeka pada 4 Februari 1948 negara ini mengalami masa kolonialisme selama ratusan tahun oleh 4 negara yang berbeda. Negara tersebut semuanya berasal dari Eropa yakni Portugal, Belanda dan Inggris. 

Portugal yakni bangsa Eropa pertama yang menjajah Sri Lanka datang pada tahun 1505. Namun kegiatan monopoli perdagangan Portugal di Sri Lanka mulai terhambat sejak tahun 1530 dan berakhir pada tahun 1658.

Setelah kejatuhan bangsa Portugis kekuasaan diambil oleh Belanda sampai tahun 1796. Setelah itu Sri Lanka jatuh ke tangan Britania Raya dan membentuk pemerintah yang kemudian diberi nama British-Ceylon. 

Kedatangan Inggris menggeser kekuasaan monarki Sinhala yang sudah berjalan selama 2300. Meski sudah merdeka tahun 1948 namun Sri Lanka masih menjadi negara dominion Inggris sampai dengan tahun 1972.

Setelah itu Sri Lanka baru menjadi negara sepenuhnya berdaulat dengan bentuk republik. British memberikan kemerdekaan kepada Sri Lanka karena mereka sudah memberontak sejak awal abad ke 19. 

4. India 

Negeri anak benua India juga merasakan kolonialisme selama berabad-abad lamanya. India berada di bawah kekuasaan dua negara Eropa yaitu Belanda dan Inggris. Jejak Belanda pertama kali di India ada di Masulipatam yakni sebuah pabrik yang dibangun pada tahun 1605.

Namun Belanda tidak dapat mempertahankan kedudukannya dan mulai mengalami kemunduran setelah kekalahannya pada perang pertempuran Colachel tahun 1741. 

Tahun 1835 semua pos perdagangan Belanda di India hampir tak tersisa. Belanda pun menyerahkan sisa kekuasaannya pada Inggris setelah perjanjian Anglo-Belanda satu tahun sebelumnya. Inggris pun mendirikan pemerintahannya di India dengan nama British Raj. 

Pemerintahan tersebut secara resmi berlangsung pada tahun 1858 dan berakhir tahun 1947. Tak hanya India saja yang diberikan kemerdekaan tetapi juga Pakistan yang dahulu menyatu. Kemerdekaan tersebut didapatkan melalui perjuangan Angkatan Laut hingga membuat khawatir Inggris akan terjadi pemberontakan yang lebih besar lagi. 

5. Indonesia

Indonesia masuk sebagai negara yang paling lama dijajah. Bahkan negara kepulauan terbesar ini pernah berada di bawah kekuasan 6 bangsa asing. Bangsa-bangsa tersebut antara lain Portugal, Spanyol, Belanda, Perancis, Inggris dan Jepang. 

Bangsa pertama datang ke Indonesia adalah Portugis pada tahun 1509 di Maluku. Kemudian pada tahun 1521 Spanyol datang sehingga terjadinya konflik di antara keduanya yang menghasilkan Perjanjian Saragosa. Isi perjanjian tersebut adalah Spanyol harus pergi. 

Tahun 1596 Belanda datang ke Indonesia dan berhasil menguasai banyak pulau-pulau nya. Belanda menjadi negara yang paling lama menjajah Indonesia yakni selama 350 tahun.

Meski masih di Indonesia namun saat itu kekuasaan Belanda melemah sehingga Perancis dapat dengan mudah mengambil alih yakni pada tahun 1806-1811 melalui kepemimpinan Daendels yang menguasai Jawa. 

Setelah itu masuklah Inggris namun hanya sampai tahun 1811 dan kemudian kekuasaan dikembalikan ke Belanda. Namun pada tahun 1943 Belanda kalah dengan Jepang sehingga kolonialisme pun berpindah. Indonesia akhirnya berhasil merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 melalui perjuangannya. 

The post 5 Negara yang Paling Lama Dijajah di Dunia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
6 Negara Paling Banyak Menjajah Negara Lain Beserta Penjelasannya https://haloedukasi.com/negara-paling-banyak-menjajah-negara-lain Mon, 25 Apr 2022 06:20:28 +0000 https://haloedukasi.com/?p=34066 Era kolonialisme dan penjajahan banyak terjadi pada zaman dahulu. Hal tersebut dilakukan oleh negara yang merasa memiliki kuasa terhadap negara-negara yang dianggap kurang berdaya. Tujuannya dapat beragam, seperti memperluas wilayah kekuasaan, mendapatkan sumber daya, menyebarkan ideologi maupun keyakinan, dan lain sebagainya. Beberapa benua yang negaranya cukup banyak dijajah, di antaranya yaitu Afrika, Asia, dan Afrika. […]

The post 6 Negara Paling Banyak Menjajah Negara Lain Beserta Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Era kolonialisme dan penjajahan banyak terjadi pada zaman dahulu. Hal tersebut dilakukan oleh negara yang merasa memiliki kuasa terhadap negara-negara yang dianggap kurang berdaya. Tujuannya dapat beragam, seperti memperluas wilayah kekuasaan, mendapatkan sumber daya, menyebarkan ideologi maupun keyakinan, dan lain sebagainya.

Beberapa benua yang negaranya cukup banyak dijajah, di antaranya yaitu Afrika, Asia, dan Afrika. Sementara negara-negara yang menjajah kebanyakan berasal dari benua Eropa. Terdapat beberapa negara yang tidak hanya pernah menjajah, tetapi juga menjajah banyak negara. Berikut adalah 5 negara paling banyak menjajah di dunia.

1. Inggris

Negara yang wilayah kekuasaannya paling luas nomor satu di dunia dalam sejarah adalah Inggris. Bahkan, dilansir dari situs Indy 100, diketahui bahwa total negara yang pernah dijajah Inggris sebanyak 115 negara dan tersebar di hampir seluruh penjuru dunia. Hal itulah yang membuat negara ini mempunyai wilayah jajahan terbanyak.

Beberapa negara yang pernah menjadi wilayah jajahan Inggris, yakni Amerika Serikat, Kenya, Uganda, Kepulauan Zanzibar, India, Bangladesh, Pakistan, Sri Lanka, Kepulauan Solomon, Hong Kong, Singapura, Malaysia, Indonesia, dan masih banyak negara lainnya.

Nama-nama negara tersebut belum termasuk negara yang secara administratif di bawah kerajaan Inggris, seperti Gibraltar, Bermuda, dan Kepulauan Cayman. Juga negara yang menjadi bagian dari persemakmuran Inggris, seperti Irlanda, Wales, Skotlandia, Kanada, dan Australia.

2. Prancis

Berdasarkan studi oleh Global Security, diketahui bahwa Prancis pernah menguasai wilayah koloni dengan luas lebih dari 10 juta km persegi. Hal inilah yang menyebabkan Prancis menjadi salah satu negara dengan negara jajahan terbanyak.

Wilayah yang dikuasai oleh Prancis kebanyakan terletak di benua Afrika hingga sekitar 95 persen dari benua tersebut dengan jumlah mencapai 51 negara jajahan. Beberapa negara di Afrika tersebut, yaitu Kongo, Sudan, serta Madagaskar yang secara administratif menjadi bagian dari kolonial Prancis.

Akan tetapi tidak hanya itu, Prancis juga pernah menjajah wilayah Antartika dan berhasil menguasainya. Pada akhirnya kolonialisme terhadap Antartika harus dihentikan sebab munculnya peraturan internasional yang mengatur bahwa benua tersebut tidak dapat menjadi wilayah kolonialisme.

3. Portugal

Penjajahan yang dilakukan oleh negara Portugal juga terjadi pada banyak negara. Diketahui jumlah negara yang pernah menjadi wilayah kolonialisme Portugal mencapai 52 negara ketika bangsa ini berada pada masa kejayaan. Beberapa di antaranya adalah Brazil, Guinea Bissau, Angola, Mozambik. 

Mereka melakukan penjajahan untuk mendapatkan sumber daya yang dapat dijual kembali. Caranya adalah dengan menangkap banyak orang di negara jajahan untuk dijadikan budak, yakni sebagai penambang emas dan berlian.

Tidak hanya itu, budak-budak juga dipekerjakan sebagai petani yang menanam tebu, tembakai, kapas, kopi, serta tanaman komoditas berharga lainnya di Brazil. Hutan hujan yang ada di Brazil juga dimanfaatkan kayunya sebagai bahan pewarna tekstil untuk dijual kembali kepada para bangsawan di Eropa.

4. Spanyol

Negara Spanyol juga menjadi bagian dari negara yang pernah memiliki wilayah jajahan paling luas dan paling banyak di dunia dengan jumlah sekitar 44 negara. Diketahui pula bahwa dalam melakukan kolonialismenya, Spanyol menggunakan cara yang cukup agresif karena tujuan mereka sudah jelas, yakni 3G (Gold, Gospel, Glory).

Mulanya pada tahun 1500-an, Spanyol melakukan penjajahan ke beberapa negara di benua Amerika, seperti Meksiko, Kuba, Puerto Rico, dan Amerika Selatan. Kemudian, Spanyol memperluas kekuasaannya di wilayah Afrika dan Asia, seperti Afrika bagian utara, Maroko, sisi barat Sahara, serta Filipina.

Fakta yang lebih menarik lagi adalah bahkan Spanyol pernah menjajah negara tetangganya di Eropa yang kemudian menjadi negara penjajah pula, yaitu Belanda, Belgia, Italia, dan Portugal. Akibatnya, Spanyol justru mempunyai banyak musuh, seperti Inggris dan Prancis.

5. Belanda

Sebagai masyarakat Indonesia, pasti sudah tidak asing lagi dengan negara Belanda sebagai negara penjajah. Meskipun tidak benar-benar dijajah selama 350 tahun dan lebih tepatnya sekitar 300 tahun Belanda berusaha menaklukan Indonesia, tetapi penjajahan dari negara ini tetap sangat membekas.

Selain Indonesia, terdapat beberapa negara bekas jajahan Belanda lainnya, yaitu Afrika Selatan, Amerika Serikat, Belgia, Brazil, Indonesia, Luxembourg, Sri Lanka, serta Suriname. Berdasarkan daftar tersebut dapat dilihat bahwa wilayah kolonialisme Belanda cakupan benuanya sangat luas dengan total negara mencapai 29 negara jajahan.

6. Turki

Pada zaman dahulu, negara Turki dikenal sebagai bagian dari Kekaisaran Ottoman. Kekaisaran tersebut awalnya memiliki wilayah kekuasaan di sekitar kawasan Eropa Tenggara dan terus meluas hingga menguasai beberapa wilayah strategis di benua Eropa. Bahkan hanya Inggrislah satu-satunya negara lain yang dapat mengimbangin kekaisaran ini.

Diketahui bahwa ketika Kekaisaran Ottoman mencapai masa kejayaannya, yakni pada sekitar abad ke-14 hingga abad ke-16, wilayah kekuasaan Turki sudah sangat luas. Kebanyakan negara yang berhasil dikuasai pada saat itu mencakup benua Eropa, Afrika, hingga Asia.

Demikianlah 6 negara yang paling banyak menjajah negara lain. Kesimpulannya, pada zaman dahulu banyak terjadi kolonialisme untuk mendapatkan kekuasaan wilayah, memperoleh sumber daya, serta menyebarkan ideologi atau kepercayaan. Kolonialisme tersebut kebanyakan dilakukan oleh negara Eropa pada negara di Afrika, Asia, bahkan Amerika.

Beberapa negara melakukan kolonialisme pada banyak negara, bahkan disebut sebagai negara paling banyak menjajah negara lain. Negara tersebut di antaranya, yaitu Inggris (115 negara), Prancis (51 negara), Portugal (52 negara), Spanyol (44 negara), Belanda (29 negara), dan Turki.

The post 6 Negara Paling Banyak Menjajah Negara Lain Beserta Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
7 Hal yang Terjadi Jika Indonesia Tidak Pernah dijajah https://haloedukasi.com/hal-yang-terjadi-jika-indonesia-tidak-pernah-dijajah Mon, 04 Apr 2022 03:17:11 +0000 https://haloedukasi.com/?p=33268 Sudah menjadi bagian dari sejarah yang tak terlupakan bahwa bangsa kita dahulu kala pernah diduduki oleh bangsa lain diantaranya Portugis, Spanyol, Inggris, Peranci, Belanda dan Jepang. Karena pernah dijajah inilah bangsa kita menjadi seperti saat ini.  Hal yang berbeda tentu akan terjadi jika bangsa-bangsa tersebut tidak pernah datang untuk menjajah Indonesia. Berikut ini adalah kemungkinan-kemungkinan […]

The post 7 Hal yang Terjadi Jika Indonesia Tidak Pernah dijajah appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sudah menjadi bagian dari sejarah yang tak terlupakan bahwa bangsa kita dahulu kala pernah diduduki oleh bangsa lain diantaranya Portugis, Spanyol, Inggris, Peranci, Belanda dan Jepang. Karena pernah dijajah inilah bangsa kita menjadi seperti saat ini. 

Hal yang berbeda tentu akan terjadi jika bangsa-bangsa tersebut tidak pernah datang untuk menjajah Indonesia. Berikut ini adalah kemungkinan-kemungkinan hal yang akan terjadi jika negara kita tidak pernah dijajah. 

1. Tidak ada Indonesia

Indonesia terbentuk karena adanya rasa persatuan untuk mencapai kehidupan yang bebas dan menjadi negara yang berdaulat sepenuhnya. Pada saat itu wilayah Nusantara terdiri dari negara-negara yang berbeda yakni kerajaan. Rakyat-rakyat dari kerajaan inilah yang kemudian melebur menjadi satu dan untuk berjuang mendapatkan kemerdekaan. Sehingga dapat disimpulkan jika tidak ada penjajahan makan Indonesia tidak akan ada. 

2. Menjadi Negara Kerajaan 

Indonesia sebelum merdeka merupakan wilayah yang dikuasai oleh berbagai kerajaan. Kerajaan yang ada di Kepulauan Nusantara bahkan sudah berdiri sejak sekitar tahun 130 – 362 Masehi yakni kerajaan Salakanagara yang ada di Banten. Sedangkan kerajaan terakhir adalah Majapahit yang berdiri 3 abad. Bahkan hingga saat ini masih ada kerajaan di Indonesia namun sudah tidak memiliki kekuasaan politik sama sekali seperti Kesultanan Yogyakarta, Kesultanan Surakarta, Kesultanan Cirebon dan lainnya. 

Kerajaan-kerajaan ini memutuskan untuk bergabung dengan Indonesia karena memiliki nasib dan perjuangan yang sama yakni melawan penjajah. Sehingga jikalau tidak ada penjajahan maka Nusantara masih merupakan sebuah wilayah kerajaan. 

3. Banyak Terjadi Peperangan antar Kerajaan 

Kepulauan Nusantara terbentang sangat luas dan memiliki kekayaan sumber daya alam yang tersebar merata. Karena jika tidak ada penjajahan Nusantara masih dikuasai oleh berbagai macam sehingga sangat rawan terjadi konflik perebutan wilayah kekuasaan. 

Hal tersebut berdasarkan sejarah dimana kerajaan Majapahit terus memperluas wilayah dengan cara ekspansi dan penaklukan terhadap daerah-daerah lainnya. 

4. Menggunakan Aksara Lokal 

Kita tentu telah mengetahui bahwa prasasti-prasasti dari kerajaan terdahulu di Indonesia menggunakan aksara Pallawa. Aksara  tersebut berasal dari dinasti Pallawa yang ada di India dan berkembang di kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Aksara tersebutlah yang kemudian diadopsi menjadi aksara Kawi atau aksara Jawa kuno dan dikembangkan lagi menjadi aksara lokal lainnya seperti Bali, Sunda, Batak Karo dan lainnya sesuai dengan daerah. . 

Aksara tersebut kini tidak digunakan lagi dalam keseharian masyarakat Indonesia dimulai pada tahun 1901.  Van Ophuijsen yang merupakan ahli bahasa Hindia Belanda menetapkan huruf Latin sebagai aksara di wilayah Hindia Belanda sekaligus membakukan Bahasa Melayu. 

Berdasarkan hal ini dapat diketahui jika bangsa asing tidak datang ke Indonesia maka kemungkinan besar kita masih menggunakan aksara lokal. 

5. Indonesia akan Terpecah-Pecah

Wilayah Indonesia pada masa lampau atau dikenal sebagai Hindia-Belanda terdiri dari gugusan pulau yang masing-masing dikuasai oleh bangsa tertentu. Seluruh kepulauan ini kemudian diduduki oleh bangsa asing yang membangkitkan rasa kesatuan dan gotong royong. 

Jika saja tidak pernah dijajah maka Hindia-Belanda akan tetap menjadi sebuah gugusan pulau dengan sistem pemerintahannya masing-masing.  

6. Indonesia Tidak Berkembang

Tidak ada bangsa manapun yang menginginkan bangsanya dijajah karena lekat dengan penindasan. Namun dibalik penjajahan bangsa barat di Indonesia membawa perubahan menjadi lebih modern dan berkembang. Ketika bangsa barat datang ke Indonesia, keadaan masyarakatnya masih sangat terbelakang. Sebagian besar masyarakatnya bahkan belum mengenal dan hanya golongan-golongan tertentu lah yang mendapatkan pendidikan.

Bangsa barat datang membawa berbagai senjata perang dan peralatan canggih. Tak hanya itu Belanda yang menduduki Indonesia selama berabad-abad mempengaruhi struktur bangunan-bangunan, bahkan mengebangkan sistem pendidikan. Bahkan beberapa Universitas di Indonesia dibangun oleh pemerintahan Belanda seperti Universitas Indonesia yang saat ini menjadi perguruan tinggi terbaik. 

7. Kemajuan Bidang Industri 

Indonesia berada di posisi yang sangat strategis dan dianugerahi oleh berbagai sumber daya alam. Meski belum memiliki teknologi canggih seperti bangsa barat namun nenek moyang kita dikenal sebagai bangsa yang cukup modern dan maju dalam bidang industri. Hal tersebut dapat terlihat dari sejarah kerajaan-kerajaan yang pernah ada di Indonesia menjalin hubungan dagang dengan bangsa lain. 

Namun karena adanya bangsa barat yang datang dan menguasai Indonesia, industriya menjadi terhambat. Belanda yang membangun VOC membuat perdagangan Nusantara terhambat dan tidak leluasa. Padahal perdagangan Nusantara pada masa abad ke 17 mampu menyaingi Eropa. 

The post 7 Hal yang Terjadi Jika Indonesia Tidak Pernah dijajah appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>