penyimpangan sosial - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/penyimpangan-sosial Fri, 17 Feb 2023 02:57:09 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico penyimpangan sosial - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/penyimpangan-sosial 32 32 7 Jenis Lembaga yang Berperan dalam Pengendalian Sosial https://haloedukasi.com/jenis-lembaga-yang-berperan-dalam-pengendalian-sosial Fri, 17 Feb 2023 02:56:33 +0000 https://haloedukasi.com/?p=41412 Pengendalian sosial atau social control menurut Bruce J. Cohen adalah cara-cara atau metode yang digunakan untuk mendorong seseorang agar dapat berperilaku selaras dengan masyarakat. Anggota masyarakat dapat mengajak, mendidik, dan memaksa anggota lainnya untuk mematuhi nilai dan norma sosial yang berlaku. Sementara itu, Peter L. Berger berpendapat bahwa pengendalian sosial adalah berbagai cara yang digunakan […]

The post 7 Jenis Lembaga yang Berperan dalam Pengendalian Sosial appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengendalian sosial atau social control menurut Bruce J. Cohen adalah cara-cara atau metode yang digunakan untuk mendorong seseorang agar dapat berperilaku selaras dengan masyarakat. Anggota masyarakat dapat mengajak, mendidik, dan memaksa anggota lainnya untuk mematuhi nilai dan norma sosial yang berlaku.

Sementara itu, Peter L. Berger berpendapat bahwa pengendalian sosial adalah berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang menyimpang atau membangkang.

Pengendalian sosial memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai berikut.

  • Menguatkan keyakinan masyarakat terhadap norma sosial.
  • Memberikan ganjaran kepada warga yang mentaati norma.
  • Membangun rasa malu.
  • Menebarkan rasa takut.
  • Mendorong terciptanya sistem hukum.

Secara sosiologis, istilah pengendalian sosial digunakan untuk menggambarkan berbagai usaha dan langkah yang ditempuh oleh masyarakat untuk mencegah dan mengatasi berbagai penyimpangan sosial yang terjadi.

Berikut adalah beberapa lembaga atau institusi yang memiliki peran dalam proses pengendalian sosial, yaitu:

1. Kepolisian

Bagi masyarakat awam, kepolisian merupakan salah satu institusi tinggi negara yang sangat dihormati, disegani, dan bahkan dikakuti. Hal ini dikarenakan, citra polisi di mata masyarakat luas dianggap sebagai lembaga yang hanya bertugas untuk menangkap dan memenjarakan orang yang melanggar hukum.

Namun pada realitanya, polisi juga memiliki tugas untuk menjaga dan melindungi masyarakat dari berbagai gangguan, ancaman, tindak kejahatan, dan kekerasan.

Oleh karena itu, kepolisian juga dikenal dengan lembaga yang mengayomi masyarakat sehingga sangat dibutuhkan kehadirannya.

Menurut UU Nomor 2 Tahun 2002, tugas popok dan wewenang kepolisian yaitu:

  • Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat.
  • Menegakkan hukum.
  • Memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.

Lembaga atau institusi kepolisian merupakan salah satu jenis lembaga pengendalian sosial yang memiliki peran untuk mendorong masyarakat untuk mematuhi dan menjalankan berbagai aturan demi kebaikan bersama. Dengan demikian, masyarakat tidak akan melakukan perilaku menyimpang yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Fungsi lain dari lembaga kepolisian yaitu melakukan berbagai penyuluhan, bimbingan, dan sosialisasi kepada masyarakat luas agar selalu bertindak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku.

2. Pengadilan

Peran pengadilan dalam proses pengendalian sosial yaitu bersifat formal. Hal ini dikarenakan pengadilan merupakan lembaga resmi negara seperti kepolisian dan kejaksaan.

Individu atau kelompok yang melakukan penyimpangan akan diproses berdasarkan peraturan dan undang-undang yang berlaku. Apabila terbukti melanggar hukum, maka akan dikenakan sanksi berupa denda dan/atau kurungan penjara.

Adapun fungsi dan wewenang lembaga pengadilan yaitu:

  • Menerima perkara perdata maupun pidana.
  • Memeriksa/menyelidiki perkara yang telah diajukan.
  • Memutuskan, dan menyelesaikan berbagai perkara atau sengketa yang menjadi tugas pengadilan.

3. Adat

Masyarakat tradisional merupakan masyarakat yang masih menjaga dan menjalankan tata cara, sistem nilai, tradisi, budaya, serta kebiasaan yang diturunkan dari generasi terdahulu.

Bentuk hukum yang berlaku dalam masyarakat tradisional adalah hukum/peraturan tidak tertulis atau yang lebih dikenal dengan nama hukum adat.

Contoh hukum adat yang ada di Indonesia yaitu hukum adat Berjenjang yang berasal dari Aceh. Hukum adat ini memiliki fungsi untuk memberi sanksi atau hukuman bagi anggota masyarakat yang bertindak tidak sesuai dengan norma yang ada.

Jenis hukuman disesuaikan dengan perilaku menyimpang yang dilakukan, mulai dari level terendah yaitu teguran dan nasihat, kemudian meminta maaf secara langsung kepada masyarakat, sampai dengan hukuman fisik, misalnya hukuman cambuk.

4. Tokoh Masyarakat

Tokoh masyarakat merupakan istilah yang dipakai untuk menyebut orang yang memiliki pengaruh dan sangat disegani oleh masyarakat.

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan seseorang diberi identitas sebagai tokoh masyarkat, yaitu sebagai berikut.

  • Dianggap sebagai sesepuh atau orang yang dituakan dalam masyarakat. Hal ini karena orang tersebut memiliki wawasan dan pengalaman yang lebih luas dibandingkan dengan anggota masyarakat lainnya.
  • Memiliki ilmu pengetahuan di bidang agama, misalnya ustaz dan kiai.
  • Memiliki kekuasaan dan wewenang di bidang politik, misalnya lurah, ketua RT, dan ketua RW.

Dengan adanya tokoh masyarakat di suatu wilayah, diharapkan dapat memberikan sosialisasi, arahan, nasihat, bimbingan, dan imbauan kepada setiap anggota masyarakat agar senantiasa berperilaku sesuai dengan nilai dan norma sosial yang berlaku.

Dengan demikian, tokoh masyarakat mempunyai peran yang penting dalam pengendalian sosial yang bersifat persuasif dan preventif karena dapat mencegah terjadinya penyimpangan sosial.

5. Media Massa

Pengendalian sosial dengan memanfaatkan media massa dapat bersifat persuasif (mengajak) dan preventif (mencegah). Hal ini dikarenakan media massa memiliki beberapa tugas, antara lain:

  • Menyebarkan berbagai informasi terkini.
  • Melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat luas.
  • Mengontrol dan mengawasi perilaku masyarakat dan para pemegang kekuasaan.
  • Mendorong masyarakat untuk memberikan opini/pendapat terkait isu-isu yang sedang terjadi di masyarakat.

Contoh media massa yang ada di masyarakat yaitu surat kabar (koran), majalah, portal berita online, buku, jurnal, televisi, radio, dan film.

6. Sekolah

Sekolah tidak hanya dikenal sebagai agen/media sosialisasi untuk mempelajari nilai dan norma sosial dalam masyarakat. Sekolah juga memiliki tugas sebagai lembaga yang dapat mengontrol perilaku siswa melalui seperangkat tata tertib atau peraturan yang telah dibuat.

Setiap sekolah memiliki nilai, norma, serta aturan yang harus dipatuhi oleh setiap warganya termasuk siswa dan guru. Berikut adalah beberapa contoh peraturan yang terdapat di sekolah, antara lain:

  • Tidak boleh terlambat datang ke sekolah.
  • Dilarang tidak masuk sekolah tanpa izin (bolos).
  • Tidak boleh melakukan bullying antarsiswa.
  • Dilarang bertengkar, berkelahi, dan tawuran.
  • Dilarang membawa rokok atau merokok di sekolah.
  • Melaksanakan piket kelas sesuai jadwal yang telah disepaki bersama.
  • Dilarang meninggalkan sekolah tanpa izin guru.
  • Wajib memakai seragam dengan rapi.

Apabila ada siswa yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan-peraturan tersebut, maka akan diberi sanksi berupa peringatan baik secara lisan maupun tertulis, pemanggilan orang tua atau wali murid, skorsing tidak diperbolehkan mengikuti pelajaran selama beberapa hari, dan diberhentikan secara paksa dari sekolah.

7. Keluarga

Keluarga merupakan salah satu agen sosialisasi yang memiliki peran untuk menumbuhka nilai-nilai dasar kepada anak seperti kasih sayang, tanggung jawab, kedisiplinan, kemandirian, kejujuran, religius, moral, kesopanan, dan kebaikan.

Proses penanaman berbagai nilai tersebut dapat melalui berbagai cara, seperti motivasi, bimbingan, paksaan, dan diskusi. Hal ini dilakukan demi membentuk sikap dan perilaku anak agar sesuai dengan nilai, norma, dan aturan yang berlaku dalam masyarakat.

Dengan demikian, anak tidak akan berperilaku menyimpang, sebab di dalam dirinya telah tertanam nilai-nilai dasar yang diajarkan oleh keluarga khususnya orang tua.

The post 7 Jenis Lembaga yang Berperan dalam Pengendalian Sosial appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Contoh Kriminalitas yang Termasuk Masalah Sosial https://haloedukasi.com/contoh-kriminalitas-yang-termasuk-masalah-sosial Thu, 19 Jan 2023 03:57:19 +0000 https://haloedukasi.com/?p=40732 Permasalahan sosial dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang tidak sesuai dengan nilai sosial dan unsur-unsur kebudayaan dalam masyarakat. Dampak yang timbul akibat adanya permasalahan sosial yaitu meningkatnya angka kriminalitas, perpecahan kelompok, munculnya berbagai perilaku menyimpang, konflik sosial, dan kesenjangan sosial. Tindak kejahatan atau kriminalitas merupakan salah satu bentuk masalah sosial yang ada dalam masyarakat. Kriminalitas […]

The post 5 Contoh Kriminalitas yang Termasuk Masalah Sosial appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Permasalahan sosial dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang tidak sesuai dengan nilai sosial dan unsur-unsur kebudayaan dalam masyarakat. Dampak yang timbul akibat adanya permasalahan sosial yaitu meningkatnya angka kriminalitas, perpecahan kelompok, munculnya berbagai perilaku menyimpang, konflik sosial, dan kesenjangan sosial.

Tindak kejahatan atau kriminalitas merupakan salah satu bentuk masalah sosial yang ada dalam masyarakat. Kriminalitas dapat terjadi dikarenakan berbagai faktor, seperti kemiskinan dan pengangguran. Namun, pada kenyataannya pelaku kriminal juga dapat berasal dari kalangan kelas atas, misalnya tersangka kasus korupsi yang sangat merugikan negara.

Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN)

Di Indonesia, praktik KKN sudah seperti makanan sehari-hari. Hampir setiap saat terdapat pemberitaan mengenai kasus-kasus tersebut baik di media cetak, elektronik, dan digital. Mulai dari berita operasi tangkap tangan yang dilakukan oleh KPK di rumah dinas pejabat, hingga berita tentang tersangka kasus korupsi yang sampai saat ini masih buron.

Kasus KKN tidak hanya dapat dikaitkan dengan berbagai peristiwa yang melibatkan pejabat pemerintahan saja. Namun, praktik KKN juga bisa dijumpai di sekitar lingkungan tempat tinggal, sekolah, dan tempat kerja.

Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai korupsi, kolusi, dan nepotisme.

1. Korupsi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), korupsi adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan, organisasi, yayasan, dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain.

Sederhananya, korupsi dapat diartikan sebagai perilaku menyimpang atau tidak jujur dalam penggunaan/pengelolaan uang kelompok demi kepentingan pribadi.

2. Kolusi

Kolusi merupakan tindak kejahatan/kriminal yang dilakukan secara rahasia dan melibatkan lebih dari satu orang atau dengan kata lain dilakukan bersama-sama (bersekongkol).

Berikut adalah ciri-ciri kolusi yang perlu dipahami.

  • Adanya kerja sama atau kesepakatan antara dua pihak atau lebih yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi dikarenakan tindakan tersebut melanggar aturan yang berlaku.
  • Kesepakatan yang terjalin bersifat ilegal (tidak sah menurut hukum) dan biasanya dilakukan oleh pihak yang memiliki posisi penting dalam pemerintahan.
  • Adanya pemberian gratifikasi (dapat berupa uang, barang, atau jasa) kepada pihak terkait agar tujuan mudah tercapai.

Praktik kolusi banyak ditemui di ranah pendidikan, mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga perguruan tinggi.

Beberapa contoh kolusi di lingkungan pendidikan yaitu sebagai berikut.

  1. Orang tua Serly memberikan sejumlah uang dan bingkisan kepada guru kelasnya dengan maksud agar Serly mendapatkan nilai rapor yang bagus.
  2. Ketika selesai melaksanakan sidang skripsi untuk memperoleh gelar sarjana, Demas memberikan hadiah kepada dosen pembimbing dan dosen penguji sebagai ungkapan rasa terima kasih.
  3. Wali murid menyogok pihak sekolah negeri supaya sang anak dapat diterima di sekolah tersebut tanpa mengikuti proses seleksi atau tes.

3. Nepotisme

Terdapat beberapa pengertian nepotisme dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) salah satunya adalah kecenderungan untuk mengutamakan (menguntungkan) sanak saudara sendiri, terutama dalam jabatan, pangkat di lingkungan pemerintah.

Nepotisme dapat pula diartikan sebagai tindakan tercela yang dilakukan oleh pihak pemegang kekuasaan (wewenang) demi meraup keuntungan pribadi atau pihak lain.

Contoh nepotisme di ranah pemerintah yaitu kepala daerah menunjuk seseorang menjadi kepada dinas sebuah lembaga dikarenakan ia merupakan kerabat dekatnya.

Sementara itu, contoh nepotisme di lingkungan tempat kerja yaitu ketika manajer personalia (HRD) merekrut seorang karyawan baru berdasarkan hubungan kekerabatan atau pertemanan, bukan karena lulus seleski melalui serangkaian tes.

Praktik nepotisme sebaiknya segera ditinggalkan dalam lingkungan kerja. Hal tersebut dapat merugikan para pencari kerja yang benar-benar membutuhkan pekerjaan untuk biaya hidup sehari-hari. Jika praktik ini masih terjadi, maka kemiskinan dan pengangguran akan semakin meninggkat.

Cybercrime (Kejahatan Dunia Maya)

Cybercrime merupakan salah satu dampak negatif penggunaan internet dan gadget. Cybercrime dapat diartikan sebagai tindak kejahatan yang terjadi di dunia maya melalui koneksi atau jaringan internet.

Contoh kasus cybercrime yang sering terjadi yaitu:

  • Kekerasan seksual dalam bentuk pornografi pada anak yang masih di bawah umur.
  • Cyber bullying atau intimidasi yang dilakukan melalui media sosial. Hal ini biasanya terjadi pada selebriti dan content creator.
  • Penipuan online yang dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti penipuan lowongan pekerjaan dan penipuan jual beli melalui media sosial atau aplikasi belanja online.

Contoh lainnya dari kejahatan di dunia maya terjadi dalam berbagai bentuk seperti penggelapan uang, pemalsuan cek, penipuan lelang online, dan aksi hacking (pembajakan) terhadap berbagai situs penting pemerintah.

Human Trafficking (Perdagangan Manusia)

Perbudakan manusia tidak hanya terjadi pada masa penjajahan saja. Pada zaman modern seperti saat ini perbudakan manusia tetap ada tapi dikenal dengan istilah perdagangan manusia (human trafficking).

Human trafficking tergolong ke dalam jenis kejahatan terorganisir transnasional karena melibatkan hubungan antarnegara. Pelaku kriminal ini merupakan komplotan yang melakukan aksinya secara terus menerus demi mendapatkan uang atau materi dengan cara melawan hukum.

Faktor penyebab perdagangan manusia dapat terjadi yaitu sebagai berikut.

  • Kemiskinan karena masyarakat mengalami kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan yang layak di daerah maupun dalam negeri, maka masyarakat terdorong untuk bekerja ke luar negerti melalui agen atau lembaga penyalur tenaga kerja ilegal.
  • Rendahnya tingkat pendidikan individu sehingga tidak dapat memahami informasi mengenai pekerjaan secara jelas. Oleh karena itu, banyak pihak yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan kondisi tersebut untuk menipu dan memperdaya masyarakat.
  • Pengangguran yang terjadi akibat kurangnya jumlah lapangan pekerjaan.

Selain upaya pencegahan, pemerintah juga telah melaksanakan upaya yang bertujuan untuk memberdayakan korban perdagangan manusia (human trafficking) yaitu membentuk program empower.

Program ini  memberikan berbagai pelatihan kewirausahaan, misalnya menjahit, merajut, membuat kerajinan dari bahan bekas, serta cara membuat kue dan roti. Harapannya, para korban tersebut memiliki keterampilan dan kemampuan membuka peluang usaha agar dapat mandiri serta bertahan hidup.

Perampokan

Perampokan merupakan salah satu bentuk kriminalitas yang ditandai dengan tindakan mengambil suatu hal (uang atau benda berharga) secara paksa dan terkadang disertai dengan unsur kekerasan.

Perampokan pada umumnya dilakukan oleh lebih dari satu orang. Para pelaku biasanya menyasar rumah mewah yang sepi ditinggal pergi pemiliknya dan tidak ada penjagaan yang ketat. Selain membidik rumah, aksi perampokan juga sering terjadi di minimarket, toko kelontong, toko ponsel, dan toko perhisaan.

Seiring dengan semakin melabungnya harga bahan-bahan pokok, seperti beras, minyak, telur, susu, daging, dan ayam, aksi perampokan semakin sering terjadi. Hal ini tidak hanya berlangsung di kota besar saja, tetapi juga ada di pedesaan.

Banyak faktor yang mendorong individu atau kelompok menjadi pelaku pencurian atau perampokan yaitu kemiskinan, pegangguran, ketimpangan sosial, gaya hidup mewah, rasa iri, dan rendahnya tingkat pendidikan.

Beberapa kasus perampokan yang telah terjadi terkadang juga disertai dengan aksi pemukulan, penyekapan, penembakan, dan bahkan pembunuhan.

Individu atau kelompok yang terbukti melakukan perampokan akan mendapatkan sanksi pidana atau hukuman penjara sesuai Pasal 365 KUHP, mulai dari hukuman penjara sembilan tahun, seumur hidup, hingga hukuman mati.

Penyalahgunaan Narkoba

Narkoba merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan obat berbahaya. Penggunaan narkoba melanggar nilai, norma sosial, dan hukum negara karena dapat merusak tubuh dan pikiran.

Faktor-faktor pendorong individu menggunakan atau mengonsumsi narkoba yaitu:

  • Adanya rasa penasaran terhadap narkoba sehingga timbul keinginan untuk mencoba.
  • Merasa kurang percaya diri dan ingin mengikuti tren masa kini.
  • Terdapat tekanan/paksaan dari kelompok sepermainan (peer group).
  • Pengaruh dari teman atau kerabat yang mengonsumsi narkoba.

Masyarakat diharapkan dapat menjauhi narkoba sebab dapat memicu ketergantungan yang berdampak pada kondisi fisik dan psikis. Contoh ketergantungan fisik akibat narkoba yaitu kondisi tubuh yang terasa lelah dan selalu meriang atau gemetar karena kedinginan.

Sementara itu, ketergantungan psikis berhubungan dengan kondisi kejiwaan individu yang menjadi terganggu. Misalnya, emosi menjadi tidak terkendali dan mengalami stres atau depresi apabila tidak mengonsumsi zat-zat tertentu.

The post 5 Contoh Kriminalitas yang Termasuk Masalah Sosial appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
6 Penyebab Pergaulan Bebas pada Remaja https://haloedukasi.com/penyebab-pergaulan-bebas-pada-remaja Wed, 04 Jan 2023 02:49:52 +0000 https://haloedukasi.com/?p=40567 Sebagai mahkluk sosial, manusia tentu tidak dapat hidup tanpa bermasyarakat. Di dalam kehidupan masyarakat, tentu ada norma yang disepakati dan dijalankan oleh anggota masyarakat. Fungsi norma di tengah masyarakat adalah untuk mengatur perilaku individu maupun kelompok, agar menciptakan ketentraman, kedamaian dan kenyamanan dalam hidup bermasyarakat. Norma dijalankan dalam kehidupan sehari-hari, meskipun norma yang berlaku tidak […]

The post 6 Penyebab Pergaulan Bebas pada Remaja appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sebagai mahkluk sosial, manusia tentu tidak dapat hidup tanpa bermasyarakat. Di dalam kehidupan masyarakat, tentu ada norma yang disepakati dan dijalankan oleh anggota masyarakat. Fungsi norma di tengah masyarakat adalah untuk mengatur perilaku individu maupun kelompok, agar menciptakan ketentraman, kedamaian dan kenyamanan dalam hidup bermasyarakat.

Norma dijalankan dalam kehidupan sehari-hari, meskipun norma yang berlaku tidak tertulis, namun norma diajarkan dan diterapkan pada mulanya di lingkungan keluarga, kemudian lebih luas lagi di kehidupan sosial di sekolah dan seterusnya.

Di dalam kehidupan sehari-hari tentu kita juga sering menemukan individu atau mungkin diri kita sendiri melakukan perilaku yang menyimpang dari norma sosial. Perilaku yang melanggar norma tersebut dilakukan dengan sadar, meskipun seseorang sudah mengetahui tentang norma. Hal ini terjadi karena seseorang mempunyai dorongan tertentu.

Usia remaja adalah usia individu yang belum matang, itulah mengapa remaja paling mudah melakukan penyimpangan sosial yang berkaitan dengan norma dan aturan. Salah satu contoh membolos sekolah, keputusan membolos sekolah diambil oleh seorang siswa karena dorongan rasa solidaritas kepada temannya.

Pergaulan bebas pada remaja adalah salah satu penyimpangan sosial yang faktanya sebagian remaja melakukannya. Seperti telah diketahui bahwa penyimpangan yang dilakukan oleh individu diakibatkan dorongan tertentu, atau dengan kata lain ada penyebab mengapa individu secara sadar melakukan penyimpangan.

Sebelum membahas penyebab pergaulan bebas pada remaja, sebaiknya kita memahami dahulu apa itu pergaulan beba

Menurut Katono, pergaulan bebas adalah gejala patologis sosial yang terjadi pada remaja, yang diakibatkan karena pengabaian sosial, hal ini membuat remaja mengembangkan perilaku yang menyimpang.

Sedangkan menurut Santrock, pergaulan bebas adalah akumulasi perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial dan mengarah pada tindakan kriminal.

Perkembangan tidak selalu membawa hal positif, ada pula hal negatif yang dapat menyeret remaja dalam pergaulan bebas. Pergaulan bebas dapat memberikan dampak yang buruk untuk pertumbuhan anak remaja, bahkan pergaulan bebas dapat memberikan efek buruk terhadap orang yang lainnya.

Secara umum pergaulan bebas merupakan perilaku individu atau kelompok yang menyimpang dari aturan, norma sosial dan agama, kewajiban, syarat dan rasa malu. Contoh spesifik pergaulan bebas pada remaja antara lain penggunaan narkoba, seks bebas, mengkonsumsi minuman beralkohol, tawuran dan sebagainya.

Pergaulan bebas pada remaja tak begitu saja terjadi dan tak semua remaja melakukannya, di usia yang belum matang dan emosi yang masih labil, tentu pergaulan bebas yang dilakukan oleh remaja ada penyebabnya. Berikut beberapa faktor yang menjadi penyebab pergaulan bebas pada remaja.

  • Minimnya Pendidikan Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pertama seorang anak, pendidikan yang diterapkan oleh keluarga menjadi hal pertama yang tertanam pada perilaku dan kebiasaan anak. Aturan, pengawasan serta pendidikan agama yang minim dapat menjadikan remaja melakukan pergaulan bebas.

Pendidikan yang diberikan keluarga ini termasuk juga pola asuh yang diterapkan, komunikasi orang tua dan remaja yang buruk dapat menjerumuskan remaja pada pergaulan bebas.

Selain pengawasan orang tua, remaja membutuhkan pengetahuan tentang cara bertanggung jawab terhadap diri, mengenali resiko buruk tentang pergaulan bebas dan membutuhkan lingkungan keluarga yang dapat menumbuhkan potensi positif pada diri remaja.

  • Keluarga yang Tidak Harmonis

Keluarga yang tidak harmonis bisa diartikan keluarga yang tidak utuh atau broken home. Tidak hanya karena perceraian orang tua, namun adanya kekerasan di dalam rumah tangga atau kekerasan yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak.

Kondisi keluarga yang tidak nyaman akan membuat anak mencari kenyamanan di luar lingkungan keluarga di mana lingkungan tersebut atau relasi tersebut membuat remaja merasa diterima dan disayangi, meskipun pergaulan yang dipilih remaja adalah pergaulan yang negatif.

  • Faktor Ekonomi Keluarga

Faktor ekonomi juga memiliki peranan yang sangat besar terhadap pergaulan bebas pada remaja. Tidak mampu mencukupi kebutuhan pendidikan bahkan hal paling ekstrim remaja sampai putus sekolah dapat menjadi faktor yang membawa remaja ke pergaulan bebas.

Kondisi ekonomi yang minim ini memang banyak dialami oleh masyarakat, remaja terpaksa bekerja untuk mencukupi kebutuhannya sendiri bahkan keluarganya. Pendidikan minim, tidak adanya harapan untuk masa depan dan tidak ada motivasi positif yang didapatkan dapat membawa remaja ke pergaulan bebas.

  • Kondisi Lingkungan

Lingkungan tempat remaja bertumbuh tak hanya lingkungan keluarga, di usia remaja mereka mulai mengenal lingkungan yang lebih luas, pada umumnya lingkungan di sekolah atau pertemanan. Usia remaja adalah usia yang masih labil dan rentan, lingkungan yang buruk sangat beresiko menjadikan remaja terpengaruh akan kebiasaan lingkungan yang buruk.

Misalnya saja seorang remaja yang bergaul dengan teman-teman yang lebih dewasa kemudian ikut-ikutan mengkonsumsi narkoba.

  • Penyalahgunaan Internet

Di era internet saat ini, informasi sangat mudah didapatkan oleh siapapun apalagi bagi remaja. Akses informasi yang tanpa batas jika tidak diimbangi dengan pengawasan dan bimbingan orang tua dapat menjerumuskan remaja pada pergaulan bebas.

Tanpa adanya dasar norma, agama dan nilai yang diterapkan oleh orang tua, remaja akan mudah terpengaruh informasi terutama visual dari internet. Hal yang banyak dialami oleh remaja di daerah yang mudah terpengaruh oleh gaya hidup artis idolanya atau tren.

  • Kontrol Diri

Kontrol diri remaja memang rendah, kembali lagi kontrol diri ini didapatkan dari pola asuh dan lingkungan keluarga. Kontrol diri remaja yang masih lemah ini membuat remaja mudah meniru, cepat memutuskan tindakan yang diambil dan berujung pada perilaku yang negatif.

The post 6 Penyebab Pergaulan Bebas pada Remaja appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Ketahui 5 Cara Mengatasi Kriminalitas https://haloedukasi.com/cara-mengatasi-kriminalitas Sat, 10 Dec 2022 02:24:28 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39967 Adanya tindakan kriminalitas tentunya bisa meresahkan serta mengganggu ketentraman masyarakat di sekitarnya. Bayangkan saja, jika di lingkunganmu banyak kasus kejahatan seperti perampokan atau pembunuhan. Hal tersebut tentunya tidak membuatmu tenang dan lebih memilih untuk menghindar dari lokasi tersebut. Kriminalitas berarti suatu perilaku pelanggaran aturan setempat, di mana tindakannya menyebabkan kerugian baik diri sendiri pelakunya maupun […]

The post Ketahui 5 Cara Mengatasi Kriminalitas appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Adanya tindakan kriminalitas tentunya bisa meresahkan serta mengganggu ketentraman masyarakat di sekitarnya. Bayangkan saja, jika di lingkunganmu banyak kasus kejahatan seperti perampokan atau pembunuhan. Hal tersebut tentunya tidak membuatmu tenang dan lebih memilih untuk menghindar dari lokasi tersebut.

Kriminalitas berarti suatu perilaku pelanggaran aturan setempat, di mana tindakannya menyebabkan kerugian baik diri sendiri pelakunya maupun korban targetnya. Pelaku kriminalitas bisa berupa satu atau lebih dari satu orang. Dampak darinya cukup serius, bahkan bisa mengancam negara apabila pengaruhnya sudah besar.

Karenanya, perlu ada tindakan tegas dalam mengurangi atau melenyapkan kejahatan di suatu daerah. Hal tersebut dilakukan agar mampu menjaga ketentraman dan kedamaian masyarakat setempat, sehingga kehidupannya tidak terganggu. Langkah dalam mengatasinya ada pada uraian di bawah ini.

5 Cara Mengatasi Kriminalitas

  • Pemberian Sanksi Sesuai Perbuatannya

Pelaku kejahatan perlu diberikan hukuman supaya mencegah perbuatannya tidak sampai terulang kembali di masa yang akan datang. Jika Indonesia sudah menjadi negara hukum, maka terdapat beberapa aturan yang mengatur sanksi terhadap pelaku kejahatan.

Badan instansi penegak hukum perlu memberikan sanksi sesuai dengan besarnya akibat atau kerugian ditimbulkan oleh pelaku kriminal. Contohnya, orang yang melakukan pembunuhan berencana akan terancam mendapat hingga hukuman mati. Hal ini dikarenakan apa diperbuatnya sudah menghilangkan nyawa satu atau lebih orang lain.

Beberapa instansi penegak hukum seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan Kejaksaan Republik Indonesia sudah memiliki prosedur sendiri dalam pemberian sanksi. Misalnya, KPK bertanggung jawab melakukan penangkapan koruptor agar segera ditindak secara tegas.

  • Sanksi Diperuntukkan untuk Semua Kalangan

Pernah mendengar istilah “hukum tebang pilih”? Tebang pilih di sini artinya hanya beberapa kalangan tertentu yang dianggap memiliki jabatan dan uang banyak dapat terlepas dari sanksi. Jika hal ini dibiarkan secara menerus, maka menurunkan kualitas keberadaan undang-undang terkait. 

Maka itu, sebaiknya adanya aturan diperlakukan secara merata dengan tidak memandang kelas sosial pelakunya. Apabila hal ini dapat dilaksanakan, maka berdampak terhadap peningkatan kekuatan hukum dan semakin mengurangi siapapun melakukan tindakan kejahatan apapun bentuknya.

  • Butuhnya Dukungan dari Masyarakat

Masyarakat dapat membantu penegak hukum agar memberantas angka kejahatan di sekitarnya. Masyarakat yang turut serta aktif dalam mencegahnya bisa membantu agar badan hukum terkait melakukan penangkapan terhadap tersangka dalam waktu relatif cepat. 

Contoh peran yang dapat dilakukan oleh masyarakat adalah menyelenggarakan sosialisasi terhadap tindakan preventif pada suatu tindak kriminal, supaya menyebarkan kesadaran dalam pelaku pelanggaran tidak melakukan tindakannya.

Cara lainnya dengan dimasukkan langkah preventifnya menjadi bagian kampanye iklan bagi para pengusaha setempat.

  • Penguatan Kerjasama Antara Badan Hukum dan Pemangku Kepentingan di Sekitarnya.

Supaya semakin menekan adanya angka kejahatan, instansi hukum dapat menjalin kerjasama dengan beberapa pemangku kepentingan lainnya seperti penduduk sekitar, tokoh masyarakat dan badan negeri lainnya.

Adanya kerjasama bersama pihak lainnya berkesempatan untuk bertukar pikiran, sehingga menghasilkan solusi dalam mengurangi kasus kriminal.

Contohnya adalah kerjasama antara Polisi Republik Indonesia, Dirjen AHU, dan Kemenkumham. Walaupun tujuan pokoknya untuk mensinkronisasi fungsi dan wewenangnya dalam melindungi undang-undang, tetapi juga mendukung kerjasama antara lembaga ini agar melakukan tindakan preventif terhadap pelaku pidana.

  • Melakukan Upaya Mendorong Perekonomian

Salah satu penyebab kejahatan yang paling umum ditemui adalah permasalahan ekonomi. Misalnya, kasus pencurian dikarenakan tidak mampu membayar hutang, pembunuhan orang tua terhadap anaknya disebabkan tidak mampu menahan beban kemiskinan dan beralih berjualan narkoba dikarenakan sulitnya akses pekerjaan lain.

Berdasarkan ilustrasi perilaku pelanggaran hukum di atas, maka baik pemerintah maupun masyarakatnya mendukung dalam menciptakan kondisi perekonomian lebih sehat, seperti peningkatan daya beli masyarakat dan pengelolaan sumber daya usaha secara efektif.

Hal ini dapat meningkatkan kualitas perekonomian seperti menyediakan lapangan pekerjaan dan mencegah resesi. Upaya stabilitas ekonomi tersebut diyakini mampu menekan angka kemiskinan. Hal ini dapat mengurangi angka kejahatan, karena setiap kebutuhan orang terjamin tercukupi.

Selain itu, edukasi mengenai pengelolaan uang dapat dilakukan agar masyarakat mampu mengatur keuangannya benar serta terhindar dari kesulitan membayar hutang, dimana kemungkinan berujung pada tindak pidana.

The post Ketahui 5 Cara Mengatasi Kriminalitas appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
7 Faktor Penyebab Kriminalitas yang Perlu Diketahui https://haloedukasi.com/faktor-penyebab-kriminalitas Mon, 05 Dec 2022 06:11:36 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39926 Kita mungkin sudah banyak mendengar berita mengenai kasus pembunuhan, perampokan, atau korupsi. Kira-kira, kenapa ya ada orang bisa tiba-tiba berbuat seperti itu? Hal di atas merupakan contoh dari aktivitas kriminalitas yang biasa dijumpai. Kriminalitas adalah perbuatan pelanggaran terhadap norma atau hukum sekitar. Semua kalangan dapat melanggar hukum di mana didorong oleh motivasi-motivasi tertentu. Apakah kamu […]

The post 7 Faktor Penyebab Kriminalitas yang Perlu Diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kita mungkin sudah banyak mendengar berita mengenai kasus pembunuhan, perampokan, atau korupsi. Kira-kira, kenapa ya ada orang bisa tiba-tiba berbuat seperti itu?

Hal di atas merupakan contoh dari aktivitas kriminalitas yang biasa dijumpai. Kriminalitas adalah perbuatan pelanggaran terhadap norma atau hukum sekitar. Semua kalangan dapat melanggar hukum di mana didorong oleh motivasi-motivasi tertentu.

Apakah kamu ingin tahu lebih faktor yang mendorong seseorang bertindak melawan hukum? Jika iya, mari simak penjelasannya di bawah ini, karena akan dibahas secara lengkap.

Faktor Penyebab Kriminalitas 

  • Persaingan

Setiap orang tentunya ingin mendapatkan sesuatu terbaik dalam kehidupannya. Namun, apabila sudah adanya persaingan maka tidak menutup kemungkinan akan adanya tindakan kejahatan. Penduduk di Indonesia saat ini cukup banyak yang berlomba-lomba agar mendapatkan hidup lebih baik.

Persaingan ini mampu meningkatkan kriminalitas. Misalnya, persaingan tidak sehat di mana dilakukan oleh dua perusahaan. Usaha yang merasa tersaingi oleh kompetitornya akan melakukan segala hal agar menang darinya, seperti melaksanakan tindakan kriminal. 

Contohnya adalah tindakan penipuan di mana mempromosikan produk dengan harga rendah agar meningkatkan penjualan, sehingga menang dari kompetitor. Tetapi saat pelanggan membeli diberikan produk harga tinggi. Selain mengundang ketidakpuasan pelanggan, hal ini juga mampu dianggap sebagai penipuan.

  • Kesenjangan Ekonomi

Mungkin sudah banyak diketahui kalau terdapatnya ketimpangan ekonomi dapat memicu terjadinya kriminalitas. Kesenjangan ekonomi terjadi dikarenakan beberapa faktor seperti kemiskinan dan belum cukupnya tersedia lapangan kerja. 

Beberapa aktivitas pelanggaran hukum yang biasanya terjadi akibat ketidakseimbangan perekonomian sekitar adalah pemerasan, perampokan dan pencopetan. Selain itu, terdapatnya kejahatan akibat kesenjangan sosial karena keinginan dasar manusia untuk bertahan hidup dan tercukupi kebutuhannya.

Apabila hal tersebut sulit dipenuhi, maka manusia menggunakan beberapa cara supaya bisa memenuhinya kembali. Misalnya, mungkin kamu sudah mendengar berita mengenai pencurian motor dimana dilakukan siswa SMA karena belum memiliki kendaraan agar dapat pergi ke sekolah.

  • Kurangnya Penegakan Hukum

Penciptaan hukum bertujuan agar mengarahkan kehidupan masyarakat selalu tertib, sehingga tidak merugikan satu sama lain. Hukum digunakan sebagai peringatan apabila suatu orang melakukan hal yang melanggar aturan setempat. 

Jika penegakan hukum dilakukan secara kurang tegas, maka menyebabkan bertambahnya angka kriminalitas. Misalnya, terdapat ancaman hukuman yang tidak terlalu kuat. Hal ini membuat pelaku kejahatan bisa melakukan tindak kriminal berulang, karena enggan takut hukum yang akan dihadapinya.

  • Tingkat Pendidikan

Beberapa penelitian menemukan tingkat pendidikan mempengaruhi seseorang melakukan tindak kriminal. Kebanyakan menjelaskan rendahnya pendidikan lebih memberikan kemungkinan orang tersebut membuat kejahatan. Hal ini dikarenakan kurangnya pengertian supaya mampu menahan diri dari dilakukannya pelanggaran hukum.

Dalam masa pendidikan biasanya diajarkan mata pelajaran dalam membangun sikap budi pekerti pelajar, seperti pelajaran agama dan kewarnegaraan. Pelajaran ini mengajarkan agar siswa berperilaku baik dan menghargai sesama. Jika tidak mendapat pelajaran ini, maka akan kesulitan dalam membedakan hal yang boleh dan tidak dilakukan.

Kebanyakan pelaku kriminal adalah mereka yang hanya lulusan SD dan SMP, karena mendapatkan ilmu lebih kurang jika dibandingkan dengan lulusan SMA ke atas. Selain itu, lulusan ini juga memiliki banyak waktu kosong, dimana berpeluang melakukan praktik kejahatan.

  • Perilaku dan Kondisi Lingkungan di Sekitar Pelaku

Kepribadian orang tentunya dipengaruhi sejumlah penyebab seperti faktor keturunan atau lingkungan. Jika lingkungan sekitar kurang mendukung atau memperburuk psikis individu, maka dapat berujung memberikan niat dalam melangsungkan kejahatan.

Misalnya, ada anak di mana hidup di tengah kehidupan keluarga tidak akur, dimana kerap terjadi kekerasan. Anak tersebut sudah terbiasa melihat apapun selalu diselesaikan dengan cara kurang baik.

Selain itu, jika orang tua menjadi kurang memperhatikan perilaku anak, maka ia terbiasa menggunakan cara apapun yang diinginkan, termasuk berbuat kriminal.

Selain itu, permasalahan keluarga menyebabkan anak memiliki kecanduan narkoba atau minuman keras. Adanya kecanduan, seperti penggunaan obat-obat terlarang akan menyebabkan beberapa perilaku penyimpangan. Contohnya, seseorang dengan kecanduan ganja dapat melakukan pencurian agar dapat mengkonsumsinya kembali.

  • Perilaku Anti Sosial

Secara umum, anti sosial dapat diartikan sebagai gangguan psikis dimana penderitanya tidak merasakan salah, meskipun sudah melakukan suatu hal yang sangat merugikan orang di sekitarnya. Ciri khas dari seorang anti sosial adalah kerap menjalankan penipuan dan pelanggaran hukum.

Orang yang memiliki gangguan kepribadian anti sosial tidak mampu berperilaku sesuai aturan norma setempat. Mereka tidak mampu mengembangkan rasa empati kepada sesamanya, sehingga merasa tidak masalah apabila menyakiti atau merugikan orang lain di sekitarnya. 

Gejala dari adanya gangguan antisosial adalah tidak dapat menuruti hukum secara berulang, melakukan penipuan untuk kepuasannya sendiri, sering terlibat dalam pertikaian, acuh terhadap kepentingan orang sekitarnya, dan susah merasakan bersalah apabila perilakunya merugikan orang lain.

  • Ingin Mendapatkan Kepuasan Sendiri

Pada dasarnya, manusia ingin memenuhi agar dapat mencapai keinginan atau kesenangannya. Motivasi dalam menyenangkan kemauan manusia bervariasi seperti kebutuhan makan, berhubungan, dan pertahanan hidup.

Tetapi, jika dalam mencapai hal tersebut sangat sulit dengan cara baik, maka kemungkinan bisa didapatkannya dengan cara yang tidak sesuai dengan hukum berlaku. Misalnya, seseorang melakukan perampokan agar hasil didapatnya akan digunakan untuk keinginan hedonismenya.

The post 7 Faktor Penyebab Kriminalitas yang Perlu Diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
7 Contoh Penyimpangan Sosial Positif https://haloedukasi.com/contoh-penyimpangan-sosial-positif Thu, 01 Dec 2022 02:49:12 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39842 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penyimpangan sosial dapat diartikan sebagai perbuatan, tingkah laku atau pun tanggapan individu kepada suatu kelompok atau lingkungan masyarakat yang bertentangan dengan norma hukum yang berlaku di lingkungan tersebut. Walaupun kata penyimpangan sendiri berbau negatif, dan banyak pula penyimpangan sosial yang memberi dampak negatif terhadap lingkungan masyarakat. Namun penyimpangan sosial […]

The post 7 Contoh Penyimpangan Sosial Positif appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penyimpangan sosial dapat diartikan sebagai perbuatan, tingkah laku atau pun tanggapan individu kepada suatu kelompok atau lingkungan masyarakat yang bertentangan dengan norma hukum yang berlaku di lingkungan tersebut.

Walaupun kata penyimpangan sendiri berbau negatif, dan banyak pula penyimpangan sosial yang memberi dampak negatif terhadap lingkungan masyarakat. Namun penyimpangan sosial sendiri sebenarnya juga ada yang bisa memberi dampak positif. Atau yang disebut juga dengan penyimpangan sosial positif.

Seperti yang disebutkan di atas, penyimpangan sosial positif ini merupakan penyimpangan yang akan berdampak positif terhadap kehidupan sosial masyarakat. Hal ini karena penyimpangan sosial positif memiliki unsur-unsur yang akan memperkaya wawasan masyarakat. Sehingga dinilai sebagai penyimpangan yang berdampak positif.

Penyimpangan sosial positif ini pun banyak yang bisa kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Berikut beberapa contoh penyimpangan sosial positif tersebut:

  • Pekerja Wanita

Kebanyakan orang beranggapan wanita hanya bisa melakukan pekerjaan rumah tangga. Bila seorang wanita bekerja layaknya laki-laki maka itu dianggap penyimpangan dan dinilai sebagai hal yang negatif di mata banyak orang.

Namun jika dilihat dari sisi lain, para pekerja wanita seperti wanita karir di perkantoran adalah suatu hal yang luar biasa bagi wanita. Karena hal ini sama saja membuktikan bahwa wanita juga memiliki kemampuan yang sama dengan laki-laki.

Inilah kenapa kemudian pekerja wanita juga merupakan penyimpangan sosial yang positif. Karena ini menjadikan wanita dianggap sebagai manusia yang juga memiliki kemampuan dan kesempatan kerja yang sama seperti laki-laki.

  • Unjuk Rasa Damai

Memberikan kritikan kepada pemerintah atau yang biasa disebut dengan aksi unjuk rasa ini juga tak selalu berbau negatif seperti demo anarkis atau unjuk rasa yang rusuh. Bisa juga dilakukan dengan damai yaitu dengan unjuk rasa damai.

Hal ini pun dinilai sebagai penyimpangan sosial yang positif karena tidak menimbulkan kerusuhan dan kerusakan. Unjuk rasa damai akan berjalan dengan tertib dan tidak menimbulkan kerusakan.

  • Ayah Rumah Tangga

Figur ayah dalam keluarga tidak selalu harus menjadi pencari nafkah. Tapi juga bisa menjadi ayah rumah tangga yang mengurus keperluan rumah tangga dan menjaga anak di rumah.

Hal ini pun merupakan salah satu bentuk penyimpangan sosial yang positif. Karena walaupun ayah hanya bisa mengurus rumah tangga dan menjaga anak ini juga merupakan salah satu bentuk kasih sayang ayah kepada keluarganya.

  • Pekerja di Bawah Umur

Pekerja di bawah umur sering kita jumpai seperti menjadi pramusaji di rumah makan atau tukang parkir. Hal ini merupakan penyimpangan karena anak-anak yang bekerja ini tidak seharusnya bekerja di usia yang seharusnya masih untuk belajar, bukan bekerja.

Namun hal ini bisa saja menjadi hal yang positif karena sang anak yang bekerja membutuhkan uang untuk biaya pendidikannya di sekolah. Sehingga ia bekerja untuk membiayai pendidikannya agar tidak mengalami kemunduran dalam pendidikan.

  • Pengobatan Spiritual

Pengobatan yang menggunakan bantuan cara atau makhluk spiritual dianggap tidak rasional oleh sebagian masyarakat. Namun, hal ini merupakan salah satu bentuk penyimpangan yang positif.

Hal ini karena walaupun pengobatan spiritual tidak bisa dibuktikan secara medis, namun pengobatan ini juga bisa saja menyembuhkan dan meningkatkan kehidupan pasien yang diobati.

  • Memforsir Kerja Orang Lain

Orang-orang yang gila kerja biasanya akan memforsir diri sendiri atau orang lain untuk bekerja di luar batas kemampuannya. Hal ini pun dinilai berlebihan dan tidak baik bagi pekerja.

Namun di lain sisi, hal ini merupakan penyimpangan yang positif. Karena kinerja pekerja akan banyak dan tingkat produktivitas meningkat. Sehingga hasil pekerjaannya pun akan meningkat.

  • Guru Memukul Siswa

Bagi seorang siswa jika guru mereka memukulnya atau siswa lain, hal ini merupakan bentuk kekerasan dan merupakan penyimpangan yang negatif. Bahkan banyak kasus guru zaman sekarang dilaporkan pollisi karena memukul anak didiknya.

Namun di sisi lain hal ini sebenarnya adalah penyimpangan sosial yang positif. Karena sejatinya guru memukul siswanya adalah untuk memberi pelajaran agar tidak berbuat menyimpang di sekolah. Sehingga siswa akan memiliki perilaku yang baik lewat pelajaran yang diberikan guru ketika ia memukul siswanya tersebut.

  • Rela Membahayakan Diri Sendiri Bagi Keselamatan Orang Lain

Orang yang rela membahayakan diri sendiri menyelamatkan orang merupakan bentuk penyimpangan sosial yang positif. Misalnya saja seseorang yang rela mempertaruhkan hidupnya untuk menyelamatkan orang lain yang terbawa arus ombak di pantai.

Hal ini karena walaupun diri sendiri bisa saja terluka atau bahkan meninggal, namun tindakan menyelamatkan orang lain tetaplah hal yang sangat terpuji dan positif. Jadi tindakan ini merupakan penyimpangan yang positif.

  • Mengejek Orang Lain Agar Mereka Sadar

Tindakan mengejek atau mengolok-olok orang lain adalah perbuatan yang tidak terpuji dan dianggap menyimpang. Namun hal ini bisa menjadi hal yang positif jika ditujukan untuk menyadarkan orang lain dari perbuatan tidak baik yang dilakukannya.

Maka dari itu tindakan mengejek orang lain ini bisa dianggap sebagai salah satu bentuk penyimpangan sosial yang positif karena dengan mengejek atau mengolok-olok orang lain juga akan menyadarkan orang yang diejek bila melakukan penyimpangan.

The post 7 Contoh Penyimpangan Sosial Positif appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
8 Bentuk Perilaku Menyimpang yang Penting untuk Dipelajari https://haloedukasi.com/bentuk-perilaku-menyimpang Mon, 12 Sep 2022 04:31:31 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38582 Dalam kehidupan sehari-hari, terdapat beberapa aturan maupun norma dalam masyarakat yang berlaku dan harus dipatuhi untuk menjaga ketentraman serta kedamaian bersama. Namun, tidak selamanya norma dan aturan itu akan ditaati seringkali bahwa banyak orang yang bertindak diluar norma yang menyebabkan kegaduhan dan kerugian bagi pihak lain dan bisa ditemukan di semua tempat yang disebut juga […]

The post 8 Bentuk Perilaku Menyimpang yang Penting untuk Dipelajari appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dalam kehidupan sehari-hari, terdapat beberapa aturan maupun norma dalam masyarakat yang berlaku dan harus dipatuhi untuk menjaga ketentraman serta kedamaian bersama. Namun, tidak selamanya norma dan aturan itu akan ditaati seringkali bahwa banyak orang yang bertindak diluar norma yang menyebabkan kegaduhan dan kerugian bagi pihak lain dan bisa ditemukan di semua tempat yang disebut juga sebagai perilaku menyimpang.

Perilaku menyimpang banyak dihubungkan dengan tindakan, perbuatan, maupun pola perilaku yang tidak sesuai dengan norma atau aturan di masyarakat. Fenomena perilaku menyimpang merupakan sebuah perilaku menyimpang yang dikenal dengan penyimpangan sosial dimana orang yang melanggar norma seringkali sadar akan perbuatannya namun tetap melakukannya karena suatu dorongan. 

Menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia penyimpangan sosial adalah suatu tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan individu kepada kelompok maupun lingkungan masyarakat yang bertentangan dengan norma dan hukum yang berlaku. Bentuk perilaku menyimpang mempunyai bentuk yang beragam yang dapat dibedakan menurut sifatnya, jumlah pelakunya, dan lain sebagainya. 

Bentuk Perilaku Menyimpang

  • Bentuk Perilaku Menyimpang Secara Individual

Perilaku menyimpang ini dilakukan secara individual oleh orang yang acuh tak acuh, menyepelekan, mengabaikan, dan menolak norma yang berlaku di masyarakat yang dianggap memiliki kelainan mental yang tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri.

Contoh bentuk perilaku menyimpang ini, yaitu anak durhaka kepada orang tuanya, orang yang bertindak asusila, pejabat/pegawai yang melakukan kejahatan korupsi, mengkonsumsi obat terlarang, mabuk-mabukan, menipu, dan sebagainya.

Berdasarkan kadar besar kecilnya penyimpangan, jenis perilaku menyimpang dapat dibedakan menjadi, pembandel, pembangkang, pelanggar, penjahat, dan orang munafik.

  • Bentuk Perilaku Menyimpang Secara Kelompok

Bentuk penyimpangan ini dilaksanakan oleh sekelompok orang yang keras kepala tak mau tunduk pada norma yang berlaku di masyarakat dimana kelompok ini  mempunyai norma aturan sendiri yang bertentangan dengan norma masyarakat lebih luas.

Contoh penyimpangan perilaku ini, yaitu kelompok preman, kelompok begal, gerakan separatis, perkelahian antargeng siswa, perampokan, pemberontakan sekelompok rakyat, aktivitas perdagangan obat-obat terlarang, prostitusi, dan sebagainya.

  • Bentuk Perilaku Menyimpang Campuran

Jenis perilaku menyimpang ini adalah campuran dari perilaku penyimpangan individu dan perilaku penyimpangan kelompok yang awalnya dilakukan oleh sebagian remaja dengan kemampuan ekonomi yang kurang atau mempunyai masalah dalam rumah tangganya namun mereka ingin bergaya hidup seperti remaja pada umumnya.

Masyarakat dengan golongan ekonomi rendah tidak akan mampu untuk bergaya hidup seperti golongan kelas atas karena untuk mencukupi kebutuhan primer saja mereka harus bersusah payah.

Karena harapannya terhadap gaya hidup lebih besar daripada kemampuannya, maka pada akhirnya para remaja akan bertemu dan membuat kelompok atau geng anak nakal yang merasa senasib yang apabila dibiarkan tumbuh secara liar, maka bisa menjadi kelompok kriminal.

  • Bentuk Perilaku Menyimpang Primer

Penyimpangan primer merupakan sebuah penyimpangan yang dilakukan oleh seseorang hanya sekali dan tidak dilakukan secara terus menerus yang masih bisa ditolerir dan diterima oleh masyarakat karena tindakan menyimpangnya biasanya tidak berat.

Bentuk penyimpangan sosial ini hanya berupa penyimpangan yang sifatnya sementara, cenderung tidak terulang lagi, dan tak sepenuhnya mengendalikan kehidupan individu.

Contohnya seorang siswa yang terlambat ke sekolah karena ketinggalan bus, pedagang yang tidak bisa membayar pajak daerah karena dagangannya sepi, dan karyawan yang tak masuk kerja karena sakit.

  • Bentuk Perilaku Menyimpang Sekunder

Penyimpangan sekunder merupakan suatu perilaku penyimpangan yang dilakukan secara terus menerus dan sering kali akan merugikan orang lain sehingga menyebabkan masyarakat umum paham dan hafal terhadap perilaku seseorang yang melakukannya.

Pelaku akan dikucilkan atau dibuang dari kehidupan masyarakat karena masyarakat merasa sangat terganggu dengan adanya orang seperti ini di lingkungannya.

Contoh perilaku penyimpangan sekunder ini, yaitu suka berkelahi, mencuri, suka bolos ke sekolah/kerja, tukang mengadu domba, mabuk-mabukan dan mengkonsumsi narkoba, pergaulan bebas, suka bermain judi, dan lain sebagainya.

  • Bentuk Perilaku Menyimpang Secara Situasional 

Penyimpangan situasional merupakan suatu bentuk penyimpangan yang disebabkan adanya pengaruh sosial di luar individu dan adanya paksaan dari pengaruh sosialnya yang mendorongnya melakukan penyimpangan sosial. Contoh bentuk perilaku menyimpang ini, yaitu tindakan pencurian akibat kondisi ekonomi yang mendesak.

Keadaan dengan kondisi ekonomi yang sedang memburuk padahal dia sangat membutuhkan banyak biaya untuk mencukupi kebutuhannya sehingga mendesak seseorang untuk melakukan tindakan mencuri.

  • Bentuk Perilaku Menyimpang Sistemik 

Penyimpangan sistemik merupakan bentuk penyimpangan yang dilakukan secara terorganisir dan melibatkan organisasi sosial tertentu dalam situasi status sosial, peranan, nilai, norma serta moral tertentu yang berbeda dari situasi pada umumnya. Contohnya, yaitu sindikat perdagangan obat terlarang secara internasional oleh sindikat kelas kakap. 

  • Bentuk Perilaku Menyimpang Seksualitas

Bentuk perilaku ini dimanfaatkan untuk mendapat kepuasan melalui penyimpangan seksual dimana dalam pemenuhan kebutuhan seksualnya dilakukan dengan cara yang tidak wajar.

Perilaku tersebut disebut juga dengan parafilia yang bisa disebabkan oleh gangguan psikologis, pengalaman sewaktu kecil, pergaulan, faktor genetik, dan penyalahgunaan obat dan alkohol.

Contoh bentuk perilaku menyimpang jenis ini adalah homoseksual yang ditandai dengan menyukai sesama jenis dimana hal itu tidak sangat lumrah terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan menyalahi fitrah manusia yang berpasangan laki-laki dan perempuan. 

The post 8 Bentuk Perilaku Menyimpang yang Penting untuk Dipelajari appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
7 Teori Penyimpangan Sosial Menurut para Ahli https://haloedukasi.com/teori-penyimpangan-sosial-menurut-para-ahli Sat, 03 Sep 2022 02:06:10 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38387 Terdapat aturan atau norma yang harus kita patuhi dalam kehidupan sehari-hari untuk menjaga ketentraman bersama, namun terdapat orang-orang yang bertindak diluar aturan sehingga menyebabkan kegaduhan dan kerugian bagi pihak lain. Fenomena atau gejala sosial yang terjadi ini dapat dianggap sebagai suatu perilaku yang menyimpang atau yang kita kenal dengan penyimpangan sosial. Perilaku orang yang melanggar […]

The post 7 Teori Penyimpangan Sosial Menurut para Ahli appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Terdapat aturan atau norma yang harus kita patuhi dalam kehidupan sehari-hari untuk menjaga ketentraman bersama, namun terdapat orang-orang yang bertindak diluar aturan sehingga menyebabkan kegaduhan dan kerugian bagi pihak lain.

Fenomena atau gejala sosial yang terjadi ini dapat dianggap sebagai suatu perilaku yang menyimpang atau yang kita kenal dengan penyimpangan sosial. Perilaku orang yang melanggar norma tersebut dapat menjadi bumerang bagi keberlangsungan masyarakat di lingkungannya.

Menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia menerjemahkan arti penyimpangan sosial sebagai suatu tingkah laku, perbuatan, maupun tanggapan individu kepada kelompok atau lingkungan masyarakat yang bertentangan dengan segala norma dan hukum yang berlaku di lingkungan masyarakat tersebut.

Perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial menjadi sebuah tindakan yang tidak sejalan dengan nilai-nilai dan norma-norma dalam masyarakat. 

Perilaku penyimpangan sosial menyebabkan suatu tindakan atau perilaku yang dilakukan oleh seseorang maupun suatu kelompok yang berperilaku tidak sesuai dengan norma sosial yang berlaku di suatu lingkungan masyarakat maupun kelompok yang telah menyepakati aturan atau norma sosial tersebut.

Perilaku ini tidak sesuai dengan kehendak suatu masyarakat pada umumnya. Penyimpangan sosial ini dapat dikaji dan ditelaah baik secara sosiologi maupun secara antropologi.

Teori Mengenai Penyimpangan Sosial dari Para Ahli

1. Teori Differential Association oleh Edwin H. Sutherland

Teori ini telah diungkapkan oleh Edwin H. Sutherland yang menjelaskan bahwa terjadinya penyimpangan sosial terjadi karena adanya pergaulan yang berbeda. Maka dari itu, perilaku menyimpang dapat dipahami dengan adanya proses alih budaya dimana seseorang dapat memahami suatu sub kebudayaan menyimpang. 

Penyimpangan tersebut bersumber pada pergaulan yang berbeda, sebab seseorang berperilaku untuk menyimpang dari norma masyarakat bisa melalui kelompok-kelompok yang berbeda di tempat dimana dia bergaul. Sumber penyimpangan sosial menurut teori dari Sutherland yaitu sanak keluarga, teman sebaya, lingkungan tempat tinggalnya, subkultur, bahkan penjara. 

Contoh dari perilaku ini menurut Sutherland misalnya ketika seorang mahasiswa Indonesia mempunyai teman baru dari luar negeri, lama kelamaan ia akan mulai meniru budaya kebarat-baratan karena sering diajak dan mengikuti temannya tadi. Sehingga, akan terjadi penyimpangan yang bersumber pada pergaulan yang berbeda yang dipelajari melalui proses alih budaya.

2. Teori Labeling oleh Edwin M. Lemert

Edwin M. Lemert menyatakan teori jika penyimpangan yang terjadi karena masyarakat sekitarnya memberikan cap/label negatif kepada seseorang yang pernah melakukan penyimpangan. Seseorang yang dulunya pernah mencuri, menipu, mendusta, merampok, dan lain sebagainya akan dianggap masyarakat  jika mereka akan mengulangi lagi perbuatannya.

Lemert memperkenalkan konsep penyimpangan primer dan penyimpangan sekunder melewati teori ini. Penyimpangan primer adalah sebuah pengalaman yang terhubung dengan perilaku yang terbuka. Sedangkan, penyimpangan sekunder merupakan sebuah peran yang diciptakan untuk menangani kecaman dari masyarakat terhadap perilaku seseorang.

3. Teori Anomie oleh Robert K. Merton

Teori Anomie atau yang biasa disebut dengan teori struktur sosial diungkapkan oleh Robert K. Merton. Ia menyatakan bahwa perilaku menyimpang merupakan pencerminan dari tidak adanya kaitan antara aspirasi yang ditetapkan oleh  kebudayaan dan cara yang dibenarkan dalam struktur sosial untuk mencapai tujuan. 

Perilaku menyimpang disebabkan adanya ketidakharmonisan antara tujuan budaya dengan cara yang dipakai untuk mencapai tujuan tersebut. Teori ini juga menganggap bahwa struktur sosial dapat menghasilkan tekanan yang kuat sehingga mendorong seseorang untuk melakukan perilaku yang menyimpang. 

4. Teori Fungsi oleh Emile Durkheim

Teori Fungsi diterangkan oleh Emile Durkheim yang menjelaskan bahwa kesadaran moral setiap individu berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Hal ini diakibatkan karena adanya pengaruh dari  berbagai faktor seperti keturunan, lingkungan fisik, dan lingkungan sosial. 

Dalam pandangan Durkheim perilaku penyimpangan sosial itu diperlukan agar moralitas, hukum, beserta lembaga penegaknya dapat berkembang secara normal.

Selain itu juga mempunyai fungsi untuk lebih memperkokoh nilai dan norma sosial, memperjelas batas-batas moral yang ada di masyarakat, mendorong terjadinya perubahan sosial, serta melahirkan solidaritas antar masyarakat untuk menghadapi berbagai masalah penyimpangan sosial.

5. Teori Konflik oleh Karl Marx

Menurut penjelasan dari Karl Marx kejahatan sangat erat hubungannya dengan perkembangan kapitalisme. Ia menyebut jika teori ini merupakan sebuah upaya untuk memahami perilaku menyimpang hanya dalam pandangan kelas yang berkuasa hanya untuk melindungi kepentingan kekuasaan mereka saja. 

Teori Marx ini melihat masyarakat sebagai sebuah arena ketimpangan (inequality) yang dapat menimbulkan konflik dan perubahan sosial apapun. Marx menilai konflik di masyarakat berhubungan dengan adanya kelompok yang berkuasa dan yang dikuasai.

Pendekatan teori konflik ini terhadap bentuk perilaku penyimpangan yang paling banyak terjadi dipicu oleh pertentangan kepentingan ekonomi dan diaplikasikan kepada ranah kejahatan. 

6. Teori Kenakalan Remaja oleh Albert K. Cohen

Fokus perhatian teori ini tertuju pada suatu pemahaman jika perilaku menyimpang banyak terjadi di kalangan laki-laki kelas bawah yang merupakan cermin dari sebuah rasa ketidakpuasan terhadap norma dan nilai kelompok kelas menengah keatas  yang cenderung mendominasi. Menurut Cohen para remaja umumnya mencari status serta jati dirinya. 

Tetapi tidak semua remaja di usianya dapat merasakan dan melakukan hal yang sama karena adanya perbedaan kelas dalam struktur sosial. Remaja dari kelas bawah cenderung tidak mempunyai materi, selama mereka berlomba mencari status jati dirinya dengan remaja kelas menengah keatas ia kemudian banyak mengalami kekecewaan. Akibat dari situasi ini anak-anak tersebut banyak yang membentuk ‘gang’ dan melakukan perilaku menyimpang sebagai bentuk dari kekesalan dan kekecewaannya.

7. Teori Differential Opportunity oleh Cloward dan Ohlin

Menurut Cloward dan Ohlin terdapat lebih dari satu cara bagi para remaja untuk mencapai aspirasinya untuk suatu hal yang ingin mereka capai. Kedudukannya dalam masyarakat menentukan kemampuannya untuk berpartisipasi dalam mencapai sukses baik melalui kesempatan secara konvensional maupun secara kriminal.

Pada dasarnya, teori Differential Opportunity berorientasi dan membahas mengenai penyimpangan yang terjadi di wilayah perkotaan. Penyimpangan tersebut merupakan bentuk dari fungsi perbedaan kesempatan yang dimiliki anak-anak remaja yang mempunyai perbedaan kelas sosial untuk mencapai tujuan legal maupun illegal.

Untuk itu, Cloward dan Ohlin mengemukakan 3 (tiga) tipe gang kenakalan Sub-culture, yaitu Criminal Sub-culture, Retreatist Sub-culture, dan Conflict Sub-culture.

The post 7 Teori Penyimpangan Sosial Menurut para Ahli appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
8 Cara Pencegahan Penyimpangan Sosial https://haloedukasi.com/pencegahan-penyimpangan-sosial Mon, 08 Aug 2022 23:47:54 +0000 https://haloedukasi.com/?p=37875 Di dunia ini, ada norma yang berlaku dan setiap insan manusia wajib mengetahui batasan. Faktanya, setiap manusia ingin mendapatkan kebahagiaan dan kedamaian dimuka bumi. Namun, fenomena-fenomena akhir ini cukup mengguncang. Mengapa bisa membuat terguncang? Hal ini disebabkan oleh fenomena masyarakat dengan perlakuan penyimpangan sosial. Sudah tahu dengan penyimpangan sosial? Penyimpangan sosial adalah bentuk perlakuan seseorang […]

The post 8 Cara Pencegahan Penyimpangan Sosial appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Di dunia ini, ada norma yang berlaku dan setiap insan manusia wajib mengetahui batasan. Faktanya, setiap manusia ingin mendapatkan kebahagiaan dan kedamaian dimuka bumi. Namun, fenomena-fenomena akhir ini cukup mengguncang.

Mengapa bisa membuat terguncang? Hal ini disebabkan oleh fenomena masyarakat dengan perlakuan penyimpangan sosial. Sudah tahu dengan penyimpangan sosial?

Penyimpangan sosial adalah bentuk perlakuan seseorang yang menyimpang, tidak sesuai dengan norma berlaku, dan masih memilih untuk melakukan hal tersebut.

Ada banyak penyebab yang mengakibatkan penyimpangan sosial. Sebelum terjerumus ke dalam penyimpangan, ada beberapa langkah untuk mencegah terjadinya penyimpangan sosial, diantaranya sebagai berikut:

Memberi Kesempatan untuk Berkembang

Langkah yang dapat digunakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan sosial adalah memberikan kesempatan atau peluang kepada masyarakat untuk berkembang lebih baik atas apa yang telah dimiliki, namun ada garis bawah yaitu tidak melewati batasan pelanggaran norma.

Tidak hanya itu, setidaknya masyarakat harus mengembangkan apa yang ia miliki sesuai dengan kondisi masyarakat, dapat diterima dan disambut dengan baik.

Contohnya, masyarakat sekitar ingin membuat komunitas pecinta seni. Kondisi seperti inilah yang bisa disambut dengan baik dan dirangkul seerat mungkin. Adanya perlakuan positif mampu mengikat orang-orang disekitar agar berkembang lebih baik.

Namun, jika yang didapatkan hanyalah sambutan negatif dan tidak merangkul, kondisi ini mematahkan semangat semua orang dalam dunia seni.

Pengawasan Budaya yang Masuk di Indonesia

Mencegah terjadinya penyimpangan sosial? Hal yang harus dilakukan adalah mengawasi kebudayaan yang baru saja masuk ke Indonesia.

Ada kalanya ketidak sadaran atas budaya baru, terlewatkan untuk disaring secara matang. Hal seperti ini akan merugikan. Maka dari itu, usahakan untuk tidak kecolongan.

Kondisi yang seperti ini mampu memunculkan permasalahan baru di kalangan masyarakat. Misalnya, ada budaya masuk yang dibawa oleh luar seperti penggunaan motor pembalap di desa. Hal sekecil ini, mampu menganggu kondisi disekitarnya. Bahkan mampu menimbulkan konflik dengan warga sekitar atau masyarakat setempat.

Bekerja Sama Antara Pemerintah dan Masyarakat

Bukanlah masalah, apabila ada masyarakat yang ingin bekerja sama dan pemerintah menciptakan hubungan erat yang intens.

Maka dari itu, untuk mencegah potensi penyimpangan sosial adalah pemerintah harus mampu memposisikan diri. Pemerintah Indonesia harus mampu memperhatikan kondisi sekitar, baik itu buruk maupun baik-baik saja.

Kondisi pemerintah harus bekerja sama dengan baik kepada masyarakat. Hal ini merusak pemandangannya yang ada.

Penanaman Nilai Agama dan Budi Pekerti

Sebelum terjerumus lebih jauh, ada baiknya pencegahan dalam bentuk penanaman nilai dan budi pekerti. Ini sangat bagus untuk setiap masyarakat sekitar.

Penanaman nial ini akan mengajarkan tentang sisi religious dan norma agama yang perlu diterapkan di diri sendiri.

Tidak hanya itu, pengajaran dan budi pekerti tidak mewajaran penyimpangan sosial dan dimata Tuhan tidak diperbolehkan.

Keluaga Memberikan Waktu dan Kasih Sayang

Dengan adanya keluarga semuanya akan terasa lebih baik dan beban terasa berkurang. Maka dari itu, untuk mencegah terjadinya penyimpangan sosial dibutuhkan bantuan keluarga dalam kasus ini.

Peran keluarga dalam dunia sosial sangatlah penting, maka dari itu hujani setiap keluarga dengan penuh kasih sayang. Berikan juga waktu untuk seluruh keluarga hanya untuk bersantai, menikmati camilan, ata sekedar mengobrol kecil mengenai kehidupan.

Seseorang yang dipenuhi dengan cinta dan kasih sayang keluarga akan mendapatkan apa yang diinginkan, sehingga merasa tidak ingin melakukan hal yang berkaitan dengan penyimpangan sosial.

Memilih untuk Memuji atau Menegur

Mencegah terjadinya penyimpangan sosial itu gampang, asalkan dilakukan sedini mungkin, terutama peran orang tua yang begitu penting.

Dalam kasus ini, ada baiknya orang tua mengajari anak tentang perilaku terpuji dan tidak terpuji. Setelah anak-anak menerapkannya, orang tua tidak perlu segan untuk memuji ataupun menegur.

Pujilah anak ketika mereka benar dalam menerapkan suatu perilaku dan tegurlah anak dengan tegas apabila anak berbuat perilaku yang salah, tidak lupa orang tua memberikan contoh yang benar.

Dengan penerapan ini, anak akan bertumbuh dengan baik dan tidak akan terjerumus dalam penyimpangan sosial di masa mendatang.

Menciptakan Suasana Harmonis

Ada berbagai macam cara untuk mencegah terjadinya penyimpangan sosial. Penyimpangan sosial ini bisa dihindari apabila suasana keluarga tetap dalam kondisi harmonis.

Maka dari itu, usahakan lingkungan keluarga tetap pada kondisi keharmonisan. Jangan sampai kondisi keluarga pada posisi yang hancur.

Hal ini menyebabkan kekacauan dan menciptakan kondisi dimana salah satu keluarga berada pada penyimpangan seksual.

Biasakan terbuka dalam komunikasi agar kerhamonisan keluarga tetap terjaga di masa mendatang. Bahkan dengan adanya perihal ini, keluarga akan mencegah terjadinya penyimpangan sosial pada seluruh anggota keluarga.

Ikut Sosialisasi

Mencegah terjadinya penyimpangan sosial? Sederhananya, bisa dilakukan dengan cara mengikuti sosialisasi mengenai penyimpangan.

Adanya sosialisasi mengenai penyimpangan sosial dapat merubah kehidupan seseorang. Sosialisasi ini harus dilakukan oleh media massa.

Media massa dapat menyampaikan tentang informasi penyimpangan sosial dan hal-hal positif yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya penyimpangan.

Itulah beberapa hal yang bisa dilakukan seseorang untuk mencegah terjadinya penyimpangan sosial. Penerapan pencegahan terjadinya penyimpangan sosial bisa dilakukan bertahap.  

The post 8 Cara Pencegahan Penyimpangan Sosial appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
8 Contoh Kenakalan Remaja yang Patut Dihindari https://haloedukasi.com/contoh-kenakalan-remaja Sat, 06 Aug 2022 03:38:00 +0000 https://haloedukasi.com/?p=37814 Juvenile delinquency atau kenakalan remaja banyak dijumpai saat ini. Kenakalan remaja adalah perilaku buruk karena menunjukkan sisi penyimpangan social dalam bentuk tindakan dengan Batasan usia 18 tahun. Tindakan ini dapat merugikan kedua belah pihak, antara pelaku dan korban. Dapat diketahui bahwa kenakalan remaja tidak hanya ditemui di sekolah, di rumah, dan ditempat-tempat umum terlihat dengan […]

The post 8 Contoh Kenakalan Remaja yang Patut Dihindari appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Juvenile delinquency atau kenakalan remaja banyak dijumpai saat ini. Kenakalan remaja adalah perilaku buruk karena menunjukkan sisi penyimpangan social dalam bentuk tindakan dengan Batasan usia 18 tahun. Tindakan ini dapat merugikan kedua belah pihak, antara pelaku dan korban.

Dapat diketahui bahwa kenakalan remaja tidak hanya ditemui di sekolah, di rumah, dan ditempat-tempat umum terlihat dengan jelas. Ada banyak sekali contoh kenakalan remaja, apakah sudah tahu? Inilah list kenakalan remaja yang banyak dijumpai saat ini, diantaranya sebagai berikut:

Berbohong Kepada Orang Tua

Dasarnya kebohongan bukanlah hal yang dibenarkan walaupun ada sedikit kebohongan yang digunakan demi kebaikan.

Biasanya anak-anak yang memasuki usia remaja akan lebih rentan untuk berbohong kepada orang tua mereka. Apabila anak remaja mencoba berbohong sekali saja, hal ini bisa menjadi kebiasaan yang terbawa pada waktu dewasa.

Ada banyak contoh remaja yang berbohong kepada orang tua salah satunya yang seringkali ditemukan, uang SPP yang seharusnya dibayarkan ke sekolah malah digunakan untuk shopping. Sehingga, orang tua kaget dengan tunggakan SPP yang semakin banyak.

Bagaimana solusi untuk meminimalisir tindakan berbohong kepada orang tua? Sedari dini orang tua dituntuk untuk mengajarkan kejujuran. Pribadi jujur yang dibawa sejak dini akan membuahkan hasil dimasa mendatang.

Tidak Patuh pada Peraturan

Kenakalan remaja yang biasanya ditemukan di sekolah adalah ketidakpatuhan anak-anak terhadap peraturan. Padahal, sekolah merupakan instansi yang membantu anak untuk memperbaiki karakter. Sehingga, bukanlah hal yang mengagetkan jika peraturan di sekolah begitu banyak.

Namun, sebagian besar peserta didik menganggap bahwa peraturan di sekolah tidak penting dan terkesan menyepelekan. Bahkan, sebagian peserta didik merasa bangga melakukan pelanggaran di sekolah. Contohnya, peserta didik terlambat masuk ke sekolah tanpa ada alasan yang jelas.

Lantas, bagaimana solusinya? Solusi alternatif yang bisa dijadikan langkah untuk meminimalisir kenakalan ini adalah memberikan sanksi, contohnya peserta didik disuruh membersihkan toilet atau lari keliling lapangan satu kali putaran.

Menonton Video Dewasa

Kemajuan teknologi benar-benar rawan untuk saat ini, ada kalanya orang tua teledor untuk mengawasi anak-anak.

Contoh kenakalan remaja saat ini adalah anak-anak di bawah umur yang kecanduan menonton video porno. Padahal, video porno sendiri tidak bagus untuk ditonton karena merusak moral anak.

Apalagi melihat kasus di Indonesia, remaja memiliki permasalahan dengan kecanduan menonton video dewasa. Tidak sedikit remaja yang berani mempraktekkan langsung adegan yang ada di dalam video dewasa, bahkan berhubungan badan di luar pernikahan.

Bagaimana langkah yang bisa diterapkan untuk kenakalan ini? Ada baiknya orang tua mengajarkan tentang keimanan. Dengan iman, anak-anak akan takut berperilaku yang buruk.

Tawuran dengan Pelajar Lain

Bentuk kenakalan remaja saat ini adalah tawuran yang dilakukan antara pelajar sekolah satu dengan pelajar dari sekolah lain. Tawuran ini biasanya digunakan untuk membuktikan kekuatan dan kekuasaan. Biasanya ada faktor-faktor penyebab dari adanya tawuran, contohnya kekalahan tim sepak bola.

Padahal sudah dari dulu tawuran antar pelajar menimbulkan korban; korban yang mengalami luka berat maupun kematian. Korban yang bisa jadi pelaku tawuran bahkan masyarakat sekitar.

Apakah ada solusi untuk mengatasi permasalahan tawuran ini? Kembali lagi pada solusi pemberian sanksi.

Balap Liar

Kasus balap liar sudah sangat banyak dan dilakukan di jalan-jalan besar. Bahkan, balap liar ini banyak dilakukan oleh remaja-remaja saat ini. Tidak hanya itu, balap liar yang dilakukan ini tidak menggunakan helem.

Kasus kematian remaja akibat balap liar di Indonesia sudah sangat banyak. Maka dari itu, ada beberapa langkah yang dilakukan oleh pemerintah untuk meminimalisir balap liar. Polisi turun tangan untuk menghentikan balap liar dan memberikan hukuman kepada pelaku balap liar.

Mengonsumsi Minuman Keras

Alkohol bukanlah kejahatan. Namun, sangat disayangkan apabila alkohol ini dikonsumsi oleh anak-anak remaja yang masih dibawah umur.

Apalagi, sudah banyak ditemui anak-anak dibawah umur mengonsumsi alkohol setiap hari hingga overdose. Ada hal yang harus digarisbawahi bahwasannya alkohol ini berbahaya untuk tubuh.

Solusi yang dapat diterapkan untuk meminimalisir kenakalan ini adalah pihak instansi pemerintah memberikan edukasi dini tentang minuman keras, sekiranya ada gambaran mengenai bahaya minman keras bagi tubuh para remaja.

Sex Bebas

Kenakalan remaja masa kini adalah melakukan sex bebas. Sex bebas benar-benar rawan dan berbahaya untuk fisik dan mental.

Tidak sedikit permasalahan yang ditemui adalah anak-anak remaja berhubungan badan di tempat-tempat terbuka tanpa pengaman. Hal seperti ini bahaya sekali karena bisa menyebabkan penyakit dan ada kejadian yang tidak diinginkan, hamil di luar nikah.

Ada solusi untuk mengurangi sex bebas diantaranya yaitu mengajarkan kepada anak mengenai seks, baik dari pengertian seks dan bagian tubuh yang tidak boleh disentuh orang lain.

Mengonsumsi Obat-obatan

Remaja adalah masa-masa transisi dan pencarian jati diri. Biasanya, para remaja dengan mudah terjerumus ke dalam lubang yang salah karena orang tua kurang membekali ilmu.

Obat-obatan atau narkotika berbahaya untuk tubuh. Apalagi, ketika obat-obatan terlarang itu dikonsumsi secara berlebih, bisa-bisa menyebabkan kematian.

Ada solusi untuk menghindarkan anak dari narkoba yakni mengajari tentang dasar obat-obatan terlarang mendetail.

Itulah contoh-contoh kenakalan remaja. Remaja yang memasuki masa-masa labil lebih butuh pengawasan orang tua agar tidak terjerumus ke arah yang salah.

The post 8 Contoh Kenakalan Remaja yang Patut Dihindari appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>