penyusutan - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/penyusutan Fri, 28 Apr 2023 00:37:42 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico penyusutan - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/penyusutan 32 32 Perbedaan Beban Penyusutan dan Akumulasi Penyusutan https://haloedukasi.com/perbedaan-beban-penyusutan-dan-akumulasi-penyusutan Sat, 22 Apr 2023 00:28:56 +0000 https://haloedukasi.com/?p=42659 Apa Itu Beban Penyusutan dan Akumulasi Penyusutan Pada suatu kegiatan usaha terdapat dua istilah mengenai penyusutan yaitu beban penyusutan serta akumulasi penyusutan. Meskipun masih dalam satu konteks namun keduanya memiliki konsep yang berbeda. Perbedaan mendasar antara kedua hal ini yaitu mengenai kenyataan bahwa beban penyusutan muncul sebagai beban pada laporan laba rugi sedangkan akumulasi penyusutan […]

The post Perbedaan Beban Penyusutan dan Akumulasi Penyusutan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Apa Itu Beban Penyusutan dan Akumulasi Penyusutan

Pada suatu kegiatan usaha terdapat dua istilah mengenai penyusutan yaitu beban penyusutan serta akumulasi penyusutan. Meskipun masih dalam satu konteks namun keduanya memiliki konsep yang berbeda.

Perbedaan mendasar antara kedua hal ini yaitu mengenai kenyataan bahwa beban penyusutan muncul sebagai beban pada laporan laba rugi sedangkan akumulasi penyusutan merupakan aset kontra yang dilaporkan di neraca.

Sebelum membahas lebih jauh alangkah lebih baik jika kita memahami arti penyusutan terlebih dahulu.

Sebuah perusahaan pastinya memiliki berbagai aset. Salah satu aset yang dimaksud adalah aktiva tetap atau aset tetap. Aset tetap ini memiliki masa dan nilainya dapat menurun karena faktor usia. Secara sederhana seperti inilah yang dimaksud sebagai penyusutan.

Beban Penyusutan

Beban penyusutan merupakan biaya yang dikeluarkan dalam penggunaan aset untuk mendapatkan pendapatan selama periode tertentu. Umumnya beban penyusutan tidak memerlukan pengeluaran kas.

Nilai penyusutan tidak ditetapkan sesuai keinginan melainkan terdapat rumus untuk perhitungannya. Selain itu untuk menetapkan nilai penyusutan terdapat beberapa faktor yang perlu diketahui yaitu harga perolehan aset, taksiran umur aset serta taksiran nilai sisa.

Harga perolehan aset merupakan semua biaya pengeluaran untuk mendapatkan manfaat dari aset tersebut. Kemudian taksiran umur aset adalah perkiraan berapa lama aset tersebut dapat digunakan manfaatnya. Sedangkan taksiran nilai sisa adalah nilai suatu aset setelah umur pemanfaatannya sudah habis.

Beban penyusutan merupakan beban yang tidak memerlukan pengeluaran kas. Alokasi harga perolehan aset tetap akan dilakukan dengan mendebet akun beban penyusutan dan mengkredit akun akumulasi penyusutan.

Tidak hanya beban penyusutan melainkan beban lain pun dapat mengurangi pendapatan. Semakin besar nilai beban maka pendapatan akan semakin berkurang.

Akumulasi Penyusutan

Akumulasi penyusutan merupakan total penyusutan aset suatu perusahaan. Atau nilai dari akumulasi penyusutan adalah total dari beban penyusutan yang telah dicatat pada suatu periode. 

Untuk itu biasanya pada akhir tahun pertama suatu aset digunakan nilai akumulasi penyusutan akan sama nilainya dengan beban penyusutan. Kemudian pada akhir periode kedua nilai akumulasi penyusutan adalah nilai beban penyusutan pada tahun pertama dan kedua, seperti itu seterusnya.

Akun akumulasi penyusutan merupakan contra account dari akun aktiva yang dimaksud. Yaitu akumulasi penyusutan akan mengurangi nilai perolehan aset tetap dan menghasilkan total nilai pada buku aset.

Seperti yang sudah disampaikan bahwa perbedaan mendasar dari beban penyusutan dan akumulasi penyusutan adalah yang satu muncul di laporan laba rugi sebagai beban sementara yang lain muncul di neraca sebagai aset kontra. Meskipun demikian keduanya sama – sama membantu dalam menyatakan nilai asli dari suatu aset.

Perbedaan selanjutnya dari beban penyusutan dan akumulasi penyusutan adalah beban penyusutan terus dikreditkan pada suatu aset kemudian saat aset tersebut sudah tidak digunakan atau dijual, akumulasi penyusutan akan dibalik. Dengan kata lain semua catatan mengenai aset tersebut pada neraca akan dihilangkan.        

Cara Menghitung Beban Penyusutan dan Akumulasi Penyusutan

Meskipun terdapat perbedaan dari beban penyusutan dan akumulasi penyusutan namun cara menghitungnya sama. Terdapat beberapa metode dalam penghitungan beban penyusutan dan akumulasi penyusutan, antara lain

  • Metode Garis Lurus

Metode ini merupakan metode penghitungan penyusutan yang paling sering digunakan. Dalam metode garis lurus harga perolehan akan dikurangi taksiran nilai sisa kemudian dibagi estimasi umur manfaat dari aset yang dimaksud. 

Penyusutan = (harga perolehan – taksiran nilai residu) / estimasi umur manfaat

  • Metode Unit atau Hasil Produksi

Untuk menghitung penyusutan dengan metode ini, hal pertama yang harus dilakukan adalah menghitung beban penyusutan per unit yang dihasilkan. Untuk menghitungnya dapat menggunakan rumus berikut

(harga perolehan – nilai sisa) / total estimasi jumlah produksi

Selanjutnya untuk menghitung beban penyusutan 

Tarif penyusutan per unit x total estimasi produksi

Setelah diketahui nilai beban penyusutan, akumulasi penyusutan dapat dihitung dengan menjumlahkan beban penyusutan dari tahun ke tahun

  • Metode Saldo Menurun

Perhitungan menggunakan metode saldo menurun dapat dihitung dengan mengalikan fixed annual rate dengan nilai buku aset. Berikut ini rumus menghitung fixed annual rate

  • Metode Jumlah Angka Tahun

Berikut ini rumus perhitungan beban penyusutan dengan metode jumlah angka tahun

Contoh Beban Penyusutan dan Akumulasi Penyusutan

Berikut ini contoh kasus perhitungan beban penyusutan dan akumulasi penyusutan menggunakan metode garis lurus.

Sebuah kendaraan memiliki harga perolehan Rp 90 Juta, karena belum berencana dijual kembali taksiran nilai sisa adalah nol, serta estimasi nilai manfaat adalah 5 tahun. Untuk menghitung beban penyusutan, kita gunakan rumus metode garis lurus

(Harga perolehan – taksiran nilai residu) / estimasi umur manfaat, maka

(90 juta – 0) / 5 = Rp 18 Juta

Setelah diketahui beban penyusutan pertahunnya yaitu Rp 18 Juta, selanjutnya dapat dibentuk table penyusutan seperti berikut:

TahunBeban PenyusutanAkumulasi PenyusutanNilai Buku
0  90.000.000
118.000.00018.000.00072.000.000
218.000.00036.000.00054.000.000
318.000.00054.000.00036.000.000
418.000.00072.000.00018.000.000
518.000.00090.000.0000

The post Perbedaan Beban Penyusutan dan Akumulasi Penyusutan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Nilai Residu https://haloedukasi.com/nilai-residu Tue, 14 Dec 2021 04:19:28 +0000 https://haloedukasi.com/?p=29486 Sebagaimana telah diketahui bahwa penggunaan aset untuk kegiatan operasional tentunya akan membuat nilai aset tersebut mengalami penyusutan atau penurunan nilai ekonomis atau fungsinya. Nilai aset atau aktiva yang masih tersisa setelah peride umur ekonomis tertentu inilah yang disebut sebagai nilai residu atau yang juga dikenal dengan salvage value. Pengertian Nilai Residu Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia […]

The post Nilai Residu appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sebagaimana telah diketahui bahwa penggunaan aset untuk kegiatan operasional tentunya akan membuat nilai aset tersebut mengalami penyusutan atau penurunan nilai ekonomis atau fungsinya. Nilai aset atau aktiva yang masih tersisa setelah peride umur ekonomis tertentu inilah yang disebut sebagai nilai residu atau yang juga dikenal dengan salvage value.

Pengertian Nilai Residu

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) nilai residu didefinisikan sebagai nilai suatu aktiva pada akhir masa manfaatnya. Hal ini berarti nilai residu merupakan nilai suatu barang setelah mengalami penyusutan.

Nilai residu juga bisa diartikan sebagai jumlah estimasi atau taksiran yang bisa didapatkan dari suatu entitas pada saat ini pada saat pelepasan aset setelah dikurangi dengan estimasi biaya pelepasan, dan apabila aset sudah mencapai umur atau kondisi yang diharapkan pada akhir umur manfaatnya.

Ahli yang lain mengatakan bahwa nilai residu merupakan nilai sisa pada suatu barang yang telah habis umur ekonomisnya, dimana dalam dunia akuntansi nilai tersebut lebih sering diperhitungkan dengan pengurangan biaya overhead.

Sementara itu, menurut PSAK 16 (2011:16.3), nilai residu merupakan jumlah atas estimasi yang dapat diperoleh entitas bisnis saat ini dari pelepasan aset. Aset tersebut nantinya akan dikurangi estimasi biaya penyusutan, jika aset tersebut telah mencapai umur dan kondisi yang diharapkan pada akhir masa manfaatnya

Berdasarkan penjelasan dari pengertian diatas, dapat simpulkan bahwa nilai residu merupakan nilai jual kembali pada suatu aset saat akhir masa atau umur manfaatnya. Perhitungan nilai residu berguna bagi pebisnis agar aset yang dimilikinya dapat memberi imbalan atau nilai di akhir nilai manfaat aset tersebut.

Fungsi Nilai Residu

Fungsi dari nilai residu diantaranya adalah untuk:

  • Menghitung penyusutan atas suatu nilai aset tetap dan umur ekonomis yang sebelumnya telah digunakan.
  • Membantu untuk mengetahui jika suatu aset sudah tidak mempunyai nilai manfaat sehingga pihak perusahaan bisa menghentikan penggunaannya atau menjualnya.

Cara Menghitung Nilai Residu

Pada dasarnya untuk menghitung nilai residu tidak ada cara atau rumus tertentu yag digunakan karena nilai residu merupakan estimasi atau perkiraan atas nilai suatu aset pada akhir manfaatnya. Akan tetapi nilai residu bisa diketahui melalui rumus penyusutan. Pada rumus penyusutan, nilai residu berperan untuk mengurangi harga beli atau harga perolehan aset.

Metode Penyusutan yang Menggunakan Nilai Residu

Berikut ini adalah beberapa metode penyusutan yang menggunakan nilai residu sebagai faktor yang mengurangi harga perolehan sebuah aset:

Metode Garis Linier (Straight Line)

Misalnya saja seseorang mempunyai mobil yang dibeli seharga Rp.300.000.000 untuk operasional usahanya, setelah masa pemakaian 5 tahun nilai mobil itu saat dijual adalah Rp. 100.000.000. Maka nilai 100.000.000 itulah yang disebut dengan nilai residu. Sementara nilai selisih dari Rp. 300.000.000 dengan nilai residu Rp. 100.000.000 merupakan penyusutan. Adapun nilai penyusutan pertahunnya adalah dengan membagi besar penyusutan dengan umur ekonomisnya.

Contoh diatas merupakan cara perhitungan penyusutan dengan menggunakan metode garis linier atau (straight line). Pada metode ini  nilai residu menjadi faktor pengurang dari harga aset saat dibeli sehingga diperoleh biaya penyusutan.

Rumus perhitungan penyusutan dengan metode garis lurus adalah sebagai berikut:

Metode Jumlah Angka Tahun  (Sum of Year Digit Method)

Metode penyusutan jumlah angka tahun digunakan untuk aset yang setiap tahunnya mengalami risiko penurunan fungsi atau penyusutan. Karena adanya risiko tersebut, nilai penyusutan ini digunakan untuk menentukan biaya perbaikan atau maintenance setiap tahunnya.

Sebagaimana metode straight line, metode jumlah angka tahun ini juga memasukkan nilai residu sebagai faktor pengurang harga beli atau harga perolehan aset. Adapun rumus dari metode ini adalah sebagai berikut.

Catatan:

  • Penyebut Jumlah angka Tahunan merupakan jumlah perhitungan dari sisa umur penggunaan aset. Misalnya,  jika umur sisa aset adalah 5 tahun maka Penyebut Jumlah Angka Tahunan adalah 5+4 + 3 + 2 + 1 = 15.
  • Adapun sisa umur penggunaan (pada pembilang), maka urutan pembilang pada perhitungan tahun pertama dibalik. Contohnya, tahun ke-1 pembilangnya adalah 5/15, tahun ke-2 adalah 4/15 dan seterusnya.

Metode Satuan Jam kerja (Service Hour Method)

Metode satuan jam kerja digunakan untuk membandingkan nilai penyusutan satu jenis aset yang sama dengan jumlah jam penggunaan yang berbeda. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut.

Adapun nilai penyusutan pada tiap periode bisa dicari dengan rumus:

Jumlah Jam Kerja per Periode x Tarif Penyusutan / Jam

Metode Hasil Produksi (Productive Output Method)

Metode hasil produksi adalah adalah perhitungan penyusutan aset berdasarkan kemampuannya dalam memproduksi. Adapun rumus metode ini adalah sebagai berikut:

Adapun rumus  penyusutan tiap periodenya adalah:

= Kemampuan Produksi Tiap Periode x Tarif Penyusutan Per Unit

Contoh Nilai Residu

Diantara contoh nilai residu adalah pendapatan sisa atau pendapatan residual. Berikut adalah jenis-jenis nilai residual pendapatan sisa yang dikenal dalam akuntansi keuangan:

  • Penilaian ekuitas
    Dalam penilaian ekuitas, pendapatan residual merupakan aliran pendapatan ekonomi serta metode penilaian yang digunakan untuk memperkirakan nilai intrinsik saham biasa perusahaan. pendapatan residual atau pendapatan sisa adalah pendapatan bersih dikurangi dengan biaya modal.
  • Keuangan Perusahaan
    Pendapatan residual adalah jumlah laba operasional yang tersisa setelah digunakan untuk membayar seluruh biaya modal yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan. Pendapatan residual dalam hal ini bisa dianggap sebagai laba bersih perusahaan.
    Pendapatan residual perusahaan juga digunakan untuk melakukan evaluasi kinerja investasi modal, tim, maupun unit atau departemen bisnis.
  • Keuangan Pribadi
    Dalam keuangan pribadi pendapatan sisa merupakan sisa dari semua pendapatan setelah dikurangi hutang bulanan. Sisa pendapatan tersebut biasanya menjadi bagian penting yang menjadi pertimbangan bagi peberi pinjaman untuk menyetujui atau menolak permohonan pinjaman seseorang.

Contoh lain dari nilai residu adalah pada nilai residu pada aktiva tetap berwujud, seperti kendaraan, mesin pabrik, dan semisalnya. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah ilustrasi contohnya:

Biaya perolehan mobil = Rp. 200.000.000

Umur Ekonomis = 6 tahun

Depresiasi atau penyusutan per tahun = 10%

Jadi, setelah 6 tahun nilai penyusutannya adalah 60% sehingga nilai residualnya adalah  40% dari biaya awal mobil.

Salvage value atau nilai residual=  40% x Rp. 200.000.000 = Rp. 80.000.000

Kesimpulan Pembahasan

Nilai residual atau salvage value  adalah nilai suatu aktiva pada akhir masa atau umur manfaatnya. Nilai residual dihitung dengan cara mengurangi nilai atau harga perolehan suatu aktiva dengan besar penyusutan yang terjadi selama masa ekonomisnya.

Fungsi dari nilai residual adalah untuk menghitung penyusutan atas suatu aktiva atau aset tetap sehingga bisa menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk tetap menggunakan atau sebaliknya, menghetikan dan menjual aset tersebut.

Untuk menghitung nilai residu maka bisa digunakan rumus perhitungan penyusutan. Ada 4 jenis metode penyusutan yang dalam perhitungannya menggunakan nilai residu sebagai faktor pengurang harga perolehan aktiva. 4 jenis metode tersebut adalah Metode Garis Linier (Straight Line), Metode Jumlah Angka Tahun  (Sum of Year Digit Method), Metode Satuan Jam kerja (Service Hour Method), dan Metode Hasil Produksi (Productive Output Method).

.

The post Nilai Residu appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>