Peran Ki Hajar Dewantara - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/peran-ki-hajar-dewantara Sat, 16 Sep 2023 03:29:00 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Peran Ki Hajar Dewantara - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/peran-ki-hajar-dewantara 32 32 4 Peran Ki Hajar Dewantara dalam Indische Partij https://haloedukasi.com/peran-ki-hajar-dewantara-dalam-indische-partij Sat, 16 Sep 2023 03:28:57 +0000 https://haloedukasi.com/?p=45484 Ki Hajar Dewantara adalah sosok yang lahir dengan nama Raden Mas Suryadinigrat. Ia terlahir dari keluarga bangsawan. Namun, hal tersebut tidak membuat dirinya menjadi pribadi yang menutup diri dan enggan membaur dengan orang lain. Menjadi sosok yang terlahir sebagai seorang bangsawan membuat dirinya mendapatkan beberapa perlakuan spesial pada masa penjajahan Belanda. Salah satunya dapat merasakan […]

The post 4 Peran Ki Hajar Dewantara dalam Indische Partij appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Ki Hajar Dewantara adalah sosok yang lahir dengan nama Raden Mas Suryadinigrat. Ia terlahir dari keluarga bangsawan. Namun, hal tersebut tidak membuat dirinya menjadi pribadi yang menutup diri dan enggan membaur dengan orang lain.

Menjadi sosok yang terlahir sebagai seorang bangsawan membuat dirinya mendapatkan beberapa perlakuan spesial pada masa penjajahan Belanda. Salah satunya dapat merasakan pendidikan yang sama ditempuh oleh orang-orang Eropa pada masa itu. Pembedaan perlakuan yang dilakukan oleh Belanda, pada akhirnya membuat sosok Ki Hajar Dewantara menjadi sosok yang kritis.

Peran Ki Hajar Dewantara dalam Indische Partij

Ia aktif menyuarakan kritikannya terhadap kebijakan yang dibuat oleh pemerintah Belanda. Terlebih lagi jika kebijakan tersebut merugikan rakyat Indonesia. Sikapnya yang berani ini mulai memantik emosi dari pihak Belanda. Ia menjadi incaran karena dinilai membayakan Belanda terhadap gerakan yang dilakukannya dalam membangkitkan semangat persatuan.

Tidak hanya dikenal sebagai sosok yang mencintai pendidikan, sejak muda ia aktif terlibat dalam organisasi. Salah satunya organisasi partai politik yang didirikannya bersama kedua sahabatnya yakni Indische Partij.

Berikut peran yang dilakukan oleh Ki Hajar Dewantara dalam Indische Partij.

1. Pendiri Indische Partij

Ki Hajar Dewantara merupakan salah satu dari pendiri Indische Partij. Indsche Partij adalah organisasi politik yang didirikan oleh tiga orang yang biasa disebut dengan nama tiga serangkai yakni Ki Hajar Dewantara, Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusomo. Indsche Partij adalah partai Hindia pertama yang didirikan pada tanggal 25 Desember 1912 di Bandung.

Indische Partij digagas oleh teman Ki Hajar Dewantara yakni Douwes Dekker. Douwes Dekker menjadi sosok dibalik berdirinya Indische Partij. Douwes Dekker kemudian mengajak kedua rekannya yakni Ki Hajar Dewantara dan Tjipto Mangunkusumo untuk bersama-sama mendirikan Indische Partij.

Nama Indische Parti memang berasal dari bahasa Belanda karena pada saat itu kata Indonesia belum digunakan. Indische Partij didirikan karena adanya perbedaan perlakuan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda terhadap warga pribumi. Meskipun sebagai orang Belanda,

Dekker tidak setuju akan sikap yang dilakukan oleh Belanda. Sebelum mendirikan Indsiche Partij ia pernah mendirikan Indische Bond pada tahun 1898. Hanya saja, Indische Bond dinilai belum mampu menyatukan dan memperjuangkan kemerdekaan dari Hindia Belanda.

Oleh sebab itu, ia kemudian mendirikan Indische Partij bersama kedua rekannya. Indsiche Partij merupakan partai politik yang tidak memandang suku. Siapapun dapat masuk menjadi bagian dari Indsiche Partij.

2. Menyebarkan Propaganda Nasionalisme

Ki Hajar Dewantara dikenal sebagai sosok yang berani menentang kebijakan Belanda. Ia bahkan menjadi seseorang yang diawasi pergerakannya oleh Belanda karena dianggap membahayakan. Ki Hajar Dewantara dahulunya merupakan seorang jurnalis.

Sebagai seorang jurnalis tentunya sudah terbiasa menyuarakan berbagai kritikan yang tidak sesuai. Begitupun ketika ia menjadi salah satu pendiri Indische Partij. Ia masih aktif menyuarakan kritikannya terhadap pemerintah kolonial.

Melalui tulisannya ia menyalurkan kritikan pedasnya terhadap pemerintah Belanda. Salah satu kritikannya adalah mengenai kebijakan pemungutan sumbangan yang dilakukan oleh pihak Belanda terhadap rakyat. Kebijakan tersebut dinilai tidak adil terlebih bagi beberapa pihak yang tak memiliki banyak harta.

Tulisannya yang terkenal ialah yang berjudul Seandainya Aku Seorang Belanda. Tulisannya tersebut dimuat dalam surat kabar De Expres. Tulisannya tersebut menyindir pihak Belanda yang meminta uang sumbangan untuk merayakan pesta kemerdekaannya.

Bagi Ki Hajar Dewantara, gagasan untuk menyelenggarakan kemerdekaan di atas bangsa lain merupakan sebuah penghinaan. Terlebih lagi, sampai meminta sumbangan kepada rakyat bangsa lain untuk merayakan kemerdekaan tersebut.

Di mana bangsa tersebut masih belum mencapai kemerdekaan dan masih terbelenggu penjajahan. Tulisan yang dibuat oleh Ki Hajar Dewantara sampailah ke telinga pemerintah Belanda. Mereka lalu melakukan introgasi terhadap Ki Hajar Dewantara. Kemudian, Ki Hajar Dewantara dimasukkan ke dalam sebuah penjara.

Namun, kedua rekannya melakukan protes atas penangkapan yang dilakukan terhadap Ki Hajar Dewantara. Akibatnya, ketiganya yakni Ki Hajar Dewantara, Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusumo diasingkan ke Negeri Belanda.

Ketiganya memang sudah lama dinilai membahayakan bagi pemerintahan Belanda. Pada saat itu, siapapun yang menggangu ketentraman pemerintah Belanda akan dikenakan hukuman penjara atau diasingkan.

3. Memperjuangkan Legalitas Indische Partij

Ki Hajar Dewantara adalah sosok yang tidak pernah takut dengan ancaman Belanda. Meskipun ia sering keluar masuk penjara, ia tetap melakukan pemberontakan dan menunjukkan ketidaksukaannya terhadap Belanda. Terlebih ketika itu sudah ada sebuah wadah yang memfasilitasi keinginannya yakni Indische Partij.

Satu tahun sudah Indische Partij berdiri dan telah memiliki lebih dari 70.000 anggota. Begitupun telah banyak hal yang dilakukan oleh Indische Partij melalui pendiri dan anggotanya. Oleh sebab itu, sudah saatnya Indische Partij mendapatkan legalitas secara hukum.

Untuk mendapatkan legalitas tersebut harus melalui persetujuan Belanda karena pada saat itu mereka yang berkuasa. Pada tanggal 11 Maret 1913, Indische Partij melakukan pendaftaran agar memiliki status secara badan hukum.

Sebagai salah satu pendiri Indische Partij, Ki hajar Dewantara ikut memperjuangkan legalitas tersebut. Berbagai upaya pun dilakukan, sayangnya hal tersebut tak membuat pendaftarannya diterima. Gubernur Jendral Idenburg menolak pendaftaran Indesche untuk berbadan hukum.

Alasannya karena Indische Partij dinilai secara terang-terangan menolak pemerintah kolonial beserta seluruh kebijakan yang dibuatnya. Berbagai aktivitas yang dilakukan oleh Indische Partij dinilai membahayakan bagi pemerintah Kolonial.

Mereka enggan bekerja sama dan melakukan berbagai macam propaganda untuk menjatuhkan pemerintah kolonial Belanda. Pada akhirnya, organisasi yang dibangun oleh tiga tokoh serangkai ini harus dibubarkan pada tanggal 4 Maret 1913.

Organisasi yang sudah memiliki banyak masanya ini, dilarang melakukan berbagai aktivitas. Oleh sebab itu, mimpi untuk mencapai kemerdekaan melalui Indische Partij harus dikubur. Namun, bukan berarti langkah Ki Hajar Dewantara berhenti begitu saja.

Meskipun sudah dibubarkan, ia masih terlibat menyuarakan kritikannya. Ia tetap menulis kritikannya yang diedarkan melalui sebuah masa. Dengan cara tersebutlah ia dapat terus memperjuangkan kemerdekaan. Tidak hanya melalui tulisan, ia juga melakukannya dengan mendirikan lembaga pendidikan. Ia percaya pendidikan dapat melahirkan sosok terpelajar yang berani menyuarakan ketidakadilan.

4. Membantu Memberantas Diskriminasi

Salah satu dari tujuan didirikannya Indische Partij adalah untuk memberantas diskriminasi yang dilakukan oleh Belanda. Pada masa penjajahan Belanda, masyarakat dikategorikan menjadi beberapa. Pembagian masyarakat ini juga membuat timbulnya pembedaan perlakuan yang dilakukan oleh pihak pemerintah kolonial Belanda.

Tujuan adanya pembagian masyarakat ini adalah untuk memecah rakyat Indonesia sehingga cita-cita kemerdekaan tidak akan tercapai. Salah satu bukti nyata dari pembagian kelompok masyarakat adalah pemisahan kelompok masyarakat indo yang meliputi orang keturunan campuran Eropa Pribumi.

Kemudian ada pula kelompok masyarakat timur asing yang di mana terdiri dari masyarakat keturunan Asia lainnya. Tidak hanya itu, pihak Belanda juga memisahkan kelompok masyarakat pribumi. Hal yang paling terlihat dari pembedaan perlakuan terjadi pada bidang pendidikan.

Pendidikan hanya boleh dirasakan oleh orang-orang Eropa dan masyarakat pribumi dari kalangan bangsawan. Oleh sebab itulah, Ki Hajar Dewantara menentang kebijakan tersebut. Melalui Indische Partij, ia menggelorakan semangat nasionalisme agar tidak ada lagi kelompok dalam masyarakat.

Sudah seharusnya masyarakat Indonesia pada saat itu bersatu melawan penjajah. Makanya, Ki Hajar Dewantara begitu getol melakukan propaganda nasionalisme agar terjalin rasa persatuan dan persaudaraan antar sesama. Sehingga usaha yang dilakukan Belanda untuk memecah belah tidak terjadi.

Melalui Indische Partij, ia berhasil menyatukan berbagai kalangan masyarakat yang bergabung dalam satu wadah. Terbukti, masyarakat pada saat itu masih memiliki rasa persatuan hanya saja perlu sosok yang berusaha menyatukannya. Oleh karena itu, Ki Hajar Dewantara bersama kedua rekannya mengambil alih tanggung jawab tersebut.

The post 4 Peran Ki Hajar Dewantara dalam Indische Partij appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
3 Peran Ki Hajar Dewantara dalam BPUPKI https://haloedukasi.com/peran-ki-hajar-dewantara-dalam-bpupki Sat, 16 Sep 2023 03:09:14 +0000 https://haloedukasi.com/?p=45486 BPUPKI merupakan badan penyelidik usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia. Dalam bahasa Jepang dinamakan dengan dokuritsu junbi cosakai. Latar belakang pendirian BPUPKI adalah karena janji-janji Jepang akan kemerdekaan Indonesia. Pada waktu itu, Jepang pernah memberikan janji kemerdekaan dengan catatan Indonesia mau membantunya dalam perang pasifik. Ketika itu, keadaan Jepang semakin terdesak setelah menerima kekalahan berturut-turut. Angkatan bersenjata […]

The post 3 Peran Ki Hajar Dewantara dalam BPUPKI appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
BPUPKI merupakan badan penyelidik usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia. Dalam bahasa Jepang dinamakan dengan dokuritsu junbi cosakai. Latar belakang pendirian BPUPKI adalah karena janji-janji Jepang akan kemerdekaan Indonesia. Pada waktu itu, Jepang pernah memberikan janji kemerdekaan dengan catatan Indonesia mau membantunya dalam perang pasifik.

Ketika itu, keadaan Jepang semakin terdesak setelah menerima kekalahan berturut-turut. Angkatan bersenjata Jepang banyak yang sudah gugur begitupun dengan bahan baku senjata yang mulai menipis. Akibatnya, Jepang memutar cara yakni dengan menjanjikan kemerdekaan pada Indonesia.

BPUPKI dibentuk pada tanggal 29 April 1945 namun baru diresmikan pada tanggal 28 Mei 1945 di gedung Chuo Sang In. Ketika itu, BPUPKI memiliki anggota sebanyak 60 orang dan 7 orang di antaranya merupakan orang yang diutus oleh Jepang. Dr Radjiman Wedyodinigrat kemudian ditunjuk menjadi seorang ketua BPUKI.

BPUPKI diisi oleh tokoh-tokoh penting Indonesia pada masa itu. Salah satunya adalah Ki Hajar Dewantara. Ki Hajar Dewantara ikut bergabung menjadi anggota BPUPKI bersama sejumlah tokoh penting lainnya. Ki Hajar Dewantara ikut terlibat dalam sejumlah agenda BPUKI guna mempersiapkan kemerdekaan.

Berikut peran Ki Hajar Dewantara dalam BPUPKI.

1. Sebagai Anggota BPUPKI

Ki Hajar Dewantara merupakan salah satu anggota dari BPUPKI atau Dokuritsu Junbi Cosakai. Tidak hanya terkenal sebagai tokoh pendidikan saja, Ki Hajar Dewantara rupanya menjadi tokoh yang terlibat daam perumusan kemerdekaan. Semenjak penjajahan Belanda, Ki Hajar Dewantara merupakan sosok yang getol menyuarakan propaganda lepas dari belenggu penjajahan.

Sampai pada akhirnya, di masa akhir pemerintahan Jepang, cita-cita kemedekaan itu semakin terlihat. Terlebih ketika dibentuknya sebuah badan khusus untuk mempersiapkan kemerdekaan. Tentunya, dengan kesempatan tersebut Ki Hajar Dewantara tidak ingin melewatkannya. Maka dari itu, ia ikut menjadi anggota BPUPKI.

Badan ini memiliki tugas untuk mempersiapkan berbagai hal yang menyangkut kemerdekaan seperti dasar negara dan rancangan konstitusi negara. Pembentukan BPUPKI masih terdapat campur tangan Jepang bahkan sekitar 7 orang anggota BPUPKI merupakan orang Jepang.

BPUPKI dibentuk atas dasar rencana Jepang untuk mengambil hati masyarakat Indonesia menjelang kekalahannya melawan pihak sekutu. Jepang ketika itu terlibat perang hebat dengan sekutu yang dinamakan dengan Perang Pasifik. Perang ini awalnya bermula dari tindakan invasi yang dilakukan Jepang ke wilayah-wilayah sekutu.

Oleh sebab itulah, sekutu kemudian membalaskan dendam dengan melakukan serangan balik ke wilayah koloni Jepang. Ketika itu, Indonesia juga menjadi salah satu sasaran wilayah yang dilakukan penyerangan oleh sekutu karena menjadi wilayah jajahan Jepang. Terlebih ketika itu, Indonesia menjadi negara pemasok bahan bakar perang bagi sekutu.

Keadaan Jepang yang semakin terdesak, pada akhirnya membuat Jepang menjanjinkan kemerdekaan pada bulan September 1944. Satu tahun kemudian, Jepang berusaha merealisasikannya dengan membentuk sebuah badan yang bernama BPUPKI. Badan ini dibentuk pada tanggal 29 April dengan Dr. Radjiman Wedyodiningrat sebagai ketua.

Sebetulnya pengumuman akan adanya sebuah badan yang menyambut persiapan kemerdekaan atau BPUPKI ini terjadi pada tanggal 1 Maret 1945. Baru pada tanggal 28 Mei 1945, BPUPKI yang disaksikan oleh Jenderal Itagaki dan Jenderal Nagano. Semula anggota BPUPKI berjumlah 70 orang yang terdiri dari 62 orang Indonesia, 8 orang Jepang. Pada sidang kedua ditambah lagi 6 orang dari orang Indonesia.

2. Saksi Perumusan Pancasila

Sebagai seorang anggota BPUPKI, tentu saja Ki Hajar Dewantara terlibat aktif dalam penyelesaian tugas BPUPKI. BPUPKI melaksanakan sidang selama dua kali. Di mana sidang pertama ini dilaksanakan pada tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945. Sidang ini membahas mengenai rancangan dasar negara.

Ketika itu, terdapat tiga orang tokoh yang mengemukakan sarannya mengenai dasar negara yakni Ir Soekarno, Mr Soepomo dan Mohammad Yamin. Hanya saja ketika itu, gagasan yang paling dikenal adalah gagasan Pancasila milik Ir Soekarno. Melalui gagasan tersebut, untuk pertama kalinya Pancasila dikenalkan di muka umum.

Ketika Ir Soekarno melakukan pidato untuk mengemukakan gagasannya, Ki Hajar Dewantara merupakan tokoh pertama yang setuju dengan gagasan tersebut. Ia bahkan membuat sebuah buku yang berjudul Pantjasila yang memiliki ketebalan sebanyak 33 halaman. Renungannya mengenai gagasan Pancasila yang dikemukakan Ir Soekarno dituangkan dalam sebuah buku.

Dalam buku tersebut ia menjabarkan Pancasila melalui pendekatan yang dinamakan dengan irama. Irama adalah cara baca yang memiliki ciri khas yang dibacakan oleh Ki Hajar Dewantara berdasarkan perspektif pribadinya.

3. Menjabarkan Nilai-Nilai Pancasila

Ki Hajar Dewantara merupakan tokoh yang mempercayai bahwa pencipta Pancasila ialah Soekarno. Ia pula yang pertama kali setuju terhadap gagasan pancasila yang disampaikan Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945.

Sebagai sosok yang menyetujui adanya Pancasila, Ki Hajar Dewantara kemudian membuat sebuah buku. Di mana di dalam buku tersebut disebutkan irama menurut pendapat Ki Hajar Dewantara. Keberadaan irama bukan untuk merubah isi Pancasila sebagaimana yang dikemukakan oleh Soekarno sebagai penciptanya.

Hanya saja irama sebatas pada cara baca Pancasila dengan perspektif yang berbeda dengan mendahulukan sila-sila tertentu. Pancasila baik itu isi maupun bentuknya merupakan buah dari pemikiran Ir Soekarno dan Ki Hajar Dewantara mempercayai hal tersebut.

Namun, Ki Hajar Dewantara menambahkan satu hal penting lainnya selain isi dan bentuk ialah irama. Irama membuat Pancasila terdengar berbeda. Tidak ada satupun isi yang dirubah oleh Ki Hajar Dewantara dalam Pancasila.

Irama Pancasila menurut Ki Hajar Dewantara menempatkan sila Kemanusiaan sebagai nada utama dari Pancasila. Menurutnya, sila Kemanusiaan dapat menyifati keberadaan sila-sila lainnya dalam Pancasila.

The post 3 Peran Ki Hajar Dewantara dalam BPUPKI appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Peran Ki Hajar Dewantara dalam Kebangkitan Nasional https://haloedukasi.com/peran-ki-hajar-dewantara-dalam-kebangkitan-nasional Sat, 09 Sep 2023 03:58:25 +0000 https://haloedukasi.com/?p=45468 Kebangkitan Nasional merupakan awal abad ke-20 di mana rakyat Indonesia mulai sadar akan jati dirinya sebagai orang Indonesia. Periode ini ditandai dengan berdirinya organisasi pemuda yang bernama Boedi Oetomo. Selain itu, ditandai juga dengan adanya ikrar sumpah pemuda yang menggelorakan semangat persatuan dan kesatuan. Sebagai sosok pejuang, Ki Hajar Dewantara memiliki peranan penting dalam kebangkitan […]

The post 5 Peran Ki Hajar Dewantara dalam Kebangkitan Nasional appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kebangkitan Nasional merupakan awal abad ke-20 di mana rakyat Indonesia mulai sadar akan jati dirinya sebagai orang Indonesia. Periode ini ditandai dengan berdirinya organisasi pemuda yang bernama Boedi Oetomo. Selain itu, ditandai juga dengan adanya ikrar sumpah pemuda yang menggelorakan semangat persatuan dan kesatuan.

Sebagai sosok pejuang, Ki Hajar Dewantara memiliki peranan penting dalam kebangkitan nasional. Kebangkitan nasional merupakan momentum untuk mencapai persatuan dan kesatuan. Hal itulah yang berusaha digapai oleh Ki Hajar Dewantara melalui beberapa lembaga yang didirikannya.

Kebangkitan Nasional ditandai dengan adanya peningkatan mutu pendidikan sehingga akan bermunculan orang-orang terpelajar. Nantinya, orang-orang terpelajar dari kalangan pemuda inilah yang menjadi inisiator dalam perjuangan melawan penjajah.

Maka dari itu, Ki Hajar Dewantara sengaja mengutamakan pendidikan untuk orang-orang pribumi. Tidak hanya melalui pendidikan, kebangkitan nasional juga dapat digapai dengan jalan keaktifan dalam organisasi. Telah banyak organisasi yang diikuti Ki Hajar Dewantara sedari dia masih muda.

Berikut ini peran Ki Hajar Dewantara dalam kebangkitan nasional.

1. Mendirikan Taman Siswa

Ki Hajar Dewantara merupakan sosok yang terkenal cinta akan pendidikan. Ia begitu gigih memperjuangkan pendidikan bagi kalangan pribumi. Di mana ketika itu pendidikan menjadi hal yang luar biasa bagi orang-orang pribumi. Tidak semua orang dapat merasakan pendidikan.

Padahal, pendidikan merupakan gerbang untuk dapat memutus mata rantai penjajahan. Dengan pendidikan orang-orang menjadi terbuka sehingga akan bangkit rasa persatuan dan kesatuan. Pendidikan dapat melahirkan orang-orang terpelajar yang kaya akan ide-ide serta gebrakan melawan penjajahan.

Maka dari itu, Ki Hajar Dewantara mendirikan sekolah bernama Taman Siswa. Taman Siswa didirikan pada tanggal 3 Juli 1922 di Yogyakarta. Taman memiliki arti tempat bermain atau tempat belajar sedangkan siswa diartikan sebagai murid atau seseorang yang sedang menimba ilmu.

Ketika pertama kali didirikan, sekolah ini memiliki nama National Onderwijs Institut Taman Siswa. Taman siswa merupakan bukti nyata dari buah pikiran Ki Hajar Dewantara bersama rekan-rekannya yang tergabung dalam komunitas Sloso Kliwon.

Saat ini, sekolah taman siswa berada di balai Ibu Pawiyatan di Jalan Taman Siswa, Yogyakarta. Bahkan sekolah ini sudah memiliki sekitar 129 cabang di berbagai kota yang ada di Indonesia. Patrap Triloka merupakan prinsip dasar yang diajarkan oleh guru-guru yang ada di Taman Siswa ini.

Konsep ini merupakan gagasan langsung dari Ki Hajar Dewantara setelah dirinya membaca karya-karya ilmuwan terkenal di Italia dan India. Adapun unsur-unsur dalam patrap triloka sudah sering kita dengar bahkan menjadi slogan dari sosok Ki Hajar Dewantara. Unsur-unsur dalam patrap triloka adalah sebagai berikut.

  • Ing Ngarso sung talada artinya yang di depan memberikan teladan.
  • Ing Madya mangun karso artinya yang di tengah membangun keinginan
  • Tut Wuri handayani artinya yang di belakang memberikan dukungan

2. Anggota Boedi Oetomo

Boedi Oetomo merupakan salah satu penanda dari lahirnya kebangkitan nasional. Boedi Oetomo merupakan kata yang berasal dari bahasa Sanskerta yakni Budhi dan Utama. Budhi memiliki arti kesadaran dan Utama yang berarti sangat baik sehingga dapat diartikan sebagai kesadaran yang sangat baik.

Boedi Oetomo merupakan sebuah organisasi pemuda yang didirikan oleh Soetomo serta anak-anak STOVIA. Boedi Oetomo didirikan pada tanggal 20 Agustus 1908 dan digagas oleh Wahidin Soedirohusodo. Boedi Oetomo bukan sebuah organisasi politik merupakan organisasi yang bergerak di bidang sosial, ekonomi serta budaya.

Berdirinya organisasi ini menjadi tonggak awal pergerakan di Indonesia untuk dapat menggapai kemerdekaan. Semula organisasi ini ditujukan hanya untuk orang-orang Jawa yang berpendidikan. Hari lahir Boedi Oetomo menjadi hari lahirnya kebangkitan nasional.

Boedi Oetomo memiliki tujuan untuk menyadarkan masyarakat Indonesia betapa pentingnya persatuan dan kesatuan dalam rangka memajukan nasib bangsa Indonesia dengan jalan mencerdaskan. Hal inilah yang kemudian menarik Ki Hajar Dewantara untuk bergabung ke dalam Boedi Oetomo.

Dalam Boedi Oetomo, Ki Hajar Dewantara berusaha menyadarkan betapa pentingnya persatuan dan kesatuan di kalangan masyarakat. Ia terus menyerukan propaganda tersebut demi tercapainya semangat melawan penjajah. Tak tanggung-tanggung, Ki Hajar Dewantara juga berani melakukan protes dengan melayangkan kritikan pedasnya kepada penjajah.

Sikap tersebut mengajarkan agar masyarakat Indonesia tidak perlu takut untuk melawan penjajah. Ki Hajar Dewantara menjadi garda utama yang menentang kebijakan Belanda yang merugikan banyak orang. Di mana ketika itu, Belanda mewajibkan adanya sumbangan dari masyarakat pribumi. Hal inilah yang kemudian dikritik oleh Ki Hajar Dewantara.

3. Mencetuskan Pancadharma

Selain mendirikan taman siswa dan juga terlibat aktif dalam organisasi kepemudaan, Ki Hajar Dewantara juga mencetuskan namanya Pancadharma. Pancadharma merupakan lima asas dalam pendidikan yang selalu dilakukannya ketika menjalankan Taman Siswa. Kelima asas ini menjadi panduan dalam menjalankan pendidikan.

Pendidikan merupakan jalan yang dapat mengantarkan seseorang menuju kehidupan yang lebih baik. Dengan pendidikan, dapat membuka pola pikir seseorang terhadap sesuatu. Pendidikan mampu melahirkan orang-orang terpelajar yang akan mencetuskan ide-ide brilian. Oleh sebab itu, pendidikan harus dijalankan dengan lima prinsip yang baik.

Adapun isi dari Pancadharma yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara adalah sebagai berikut.

  • Kodrat Alam, asas ini meyakini bahwa secara kodrat akal manusia akan dapat berkembang. Asas ini perlu ditanamkan dalam diri sehingga segala pelajaran yang didapatkan dapat diterima dengan baik.
  • Kemerdekaan, asas ini menyadarkan bahwa seorang siswa harus memiliki sikap yang merdeka baik secara pikiran, tenaga dan batin. Artinya, seorang siswa tidak dapat disetir atau diperbudak oleh orang lain. Hal inilah yang kemudian membuat seorang guru tidak hanya memberikan materi melainkan harus mampu memberikan kepada siswanya untuk mengembangkan kreativitasnya.
  • Kebudayaan, diartikan sebagai pendidikan didasari oleh suatu hal yang dinamis dan tidak berhenti. Itu artinya, seorang siswa harus terus belajar karena pendidikan tidak akan berhenti sampai di situ. Pengetahuan yang didapat hari ini, bisa jadi di kemudian hari membutuhkan pengetahuan lain yang mendukung.
  • Kebangsaan, asas ini mengajarkan bahwa dalam pendidikan kebangsaan merupakan salah satu hal penting. Dengan adanya pendidikan diharapkan tidak akan ada lagi diskriminasi terhadap golongan, agama, suku, etnik tertentu.
  • Kemanusian, asas ini mengajarkan seorang siswa untuk dapat berhubungan dengan manusia lainnya. Seorang siswa harus memiliki sifat peduli terhadap sesama terutama sesama bangsa. Asas ini juga mengajarkan untuk berhubungan baik dengan bangsa lain.

4. Sekretaris Boemi Putra

Pada tahun 1931, berdiri sebuah badan yang bernama Komite Boemi Putra. Pendirian ini bertujuan untuk memperingati 100 tahunnya dibebaskan Belanda dari kekuasaan Perancis. Organisasi ini dibentuk setelah adanya penolakan status hukum pada Indische Partij.

Ki Hajar Dewantara merupakan salah satu pimpinan dari Boemi Putra dan menjabat sebagai sekretaris. Tokoh-tokoh yang bergabung dengan komite bumi putra merupakan tokoh-tokoh penting seperti berikut ini.

  • Dr. Tjipto Mangunkusumo bertindak sebagai seorang (ketua).
  • Soejatiman (Soetatmo) Soeriokoesoemo bertindak sebagai (wakil ketua).
  • Wignjadisastra bertindak sebagai (bendahara).

Bumi Putra ketika itu menjadi sesuatu yang ditakuti oleh Belanda sehingga segala aktivitasnya diawasi oleh Belanda. terlebih dua orang tokoh Bumi Putra yakni Ki Hajar Dewantara dan Dr Tjipto Mangunkusumo merupakan tokoh-tokoh pendiri Indische Partij.

Di mana saat itu pendirian Indische Partij ditolak oleh pemerintah Belanda karena dianggap membahayakan. Indische Partij ketika itu mendukung adanya Sarekat Dagang Islam yang saat itu dilarang oleh pemerintah Belanda karena dapat menggerogoti kebijakan yang telah dibuat.

Selama masa pendiriannya, komite Bumi Putra telah menerbitkan sebanyak 2 pamflet. Pada pamflet pertama berisi nama pengurus serta penjelasan berbagai aktivitas yang akan dilakukan nantinya. Pamflet ini pada tanggal 12 Juli 1913. Salah satu aktivitas yang dilakukan adalah mengenai tuntutan hak organisasi.

Sementara itu, pamflet yang kedua merupakan isi tulisan dari Ki Hajar Dewantara yang dikeluarkan pada tanggal 13 Juli 1913. Pamflet tersebut berjudul Seandainya Aku Seorang Belanda dan telah dicetak sebanyak 5000 eksemplar. Pamflet ini kemudian oleh Abdul Moeis diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu.

Peredaran pamflet kedua dari Bumi Putra ini kemudian mengejutkan pihak pimpinan Belanda. Hal ini dikarenakan isi tulisan dari Ki Hajar Dewantara yang begitu keras. Mereka terheran seorang Jawa seperti Ki Hajar Dewantara mengapa dapat berpikir menjadi sosok Belanda yang berbicara mengenai kemerdekaan.

Oleh sebab itulah, Belanda berusaha membungkam berbagai aktivitas Bumi Putra. Kemudian mereka melakukan introgasi kepada Ki Hajar Dewantara dan pamflet tersebut disita oleh pihak Belanda. Puncaknya pada tanggal 30 Juli, dilakukan berbagai aksi penangkapan terhadap anggota Bumi Putera. Salah satunya Ki Hajar Dewantara.

5. Pendiri Indische Partij

Ki Hajar Dewantara merupakan salah satu dari pendiri Indische Partij. Ia bersama temannya yang bergabung dalam Tiga Serangkai membentuk Indische Partij. Indische Partij atau partai Hindia merupakan sebuah partai politik yang didirikan pada tanggal 25 Desember 1912 di Bandung.

Pembentukan Indische Partij didasari keinginan untuk mengadakan kerja sama antara orang Indo dengan orang Indo asli yakni yang bergabung dalam Bumi Putra. Awalnya, Indische partij merupakan buah pikiran dari Douwes Dekker.

Meskipun bukan seorang pribumi asli dan ia adalah seorang Belanda, Douwes Dekker menjadi salah satu pelopor kebangkitan Nasional. Oleh sebab itulah, ia mendapatkan beberapa perlakuan yang tidak mengenakkan dari orang-orang Belanda karena dianggap membela Indonesia.

Ketiga serangkai ini berusaha untuk mendaftarkan Indische Partij agar memiliki status badan hukum yang jelas. Sayangnya, upaya untuk mendapatkan status hukum ditolak pada tanggal 11 Mret 1913. Penolakan tersebut dilakukan oleh Gubernur Idenburg yang merupakan wakil Hindia Belanda.

Alasan penolakan tersebut karena Indische Partij dinilai mampu membangkitkan semangat nasionalisme sehingga nantinya akan bermunculan pertentangan di mana-mana. Oleh karena itu, Belanda menolak mentah-mentah pendirian Indische Partij. Akhirnya, Indische Partij gagal berdiri.

Untuk tetap melanjutkan misi, maka dibentuklah Bumi Putra yang di mana dua anggotanya merupakan anggota dari Indische Partij. Bumi Putera terbentuk setelah penolakan badan hukum Indische Partij. Tujuan pendiriannya pun tidak jauh beda yakni untuk mengobarkan semangat persatuan dan kesatuan.

Sayangnya, anggota Bumi Putera pada akhirnya harus dilakukan pengasingan juga setelah penyebaran pamflet kedua. Pada masa itu, berbagai hal yang dianggap membahayakan akan disingkirkan oleh Belanda. Tidak tanggung-tanggung bahkan Belanda mampu memberikan hukuman yang berat.

The post 5 Peran Ki Hajar Dewantara dalam Kebangkitan Nasional appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
6 Peran Ki Hajar Dewantara dalam Bidang Pendidikan https://haloedukasi.com/6-peran-ki-hajar-dewantara-dalam-bidang-pendidikan Thu, 27 Jul 2023 10:07:59 +0000 https://haloedukasi.com/?p=44633 Salah satu tujuan utama Ki Hajar Dewantara adalah menciptakan sistem pendidikan yang merdeka dari pengaruh kolonial dan tekanan politik luar. Ia ingin membebaskan pendidikan dari dominasi penguasaan asing, terutama Belanda, dan menjadikan pendidikan sebagai sarana untuk membangun kesadaran nasional dan semangat kemerdekaan. Selain itu, Sebagai seorang nasionalis, Ki Hajar Dewantara percaya bahwa pendidikan harus mencerminkan […]

The post 6 Peran Ki Hajar Dewantara dalam Bidang Pendidikan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Salah satu tujuan utama Ki Hajar Dewantara adalah menciptakan sistem pendidikan yang merdeka dari pengaruh kolonial dan tekanan politik luar. Ia ingin membebaskan pendidikan dari dominasi penguasaan asing, terutama Belanda, dan menjadikan pendidikan sebagai sarana untuk membangun kesadaran nasional dan semangat kemerdekaan.

Selain itu, Sebagai seorang nasionalis, Ki Hajar Dewantara percaya bahwa pendidikan harus mencerminkan nilai-nilai dan identitas bangsa Indonesia. Beliau mendorong penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa pengantar dalam pendidikan, serta mengajarkan sejarah, budaya, dan nilai-nilai nasional kepada.

Berikut beberapa peran Ki Hajar Dewantara dalam pendidikan di Indonesia.

1. Pendiri Taman Siswa

Taman Siswa merupakan lembaga pendidikan yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada 3 Juli 1922 di Yogyakarta. Tujuan dari pendirian taman siswa yaitu untuk memberikan akses pendidikan kepada seluruh rakyat Indonesia tanpa memandang status sosial, ekonomi, atau latar belakang budaya.

Ki Hajar Dewantara memandang bahwa pendidikan merupakan hak setiap warga negara dan harus diberikan kesempatan yang sama kepada semua orang. Taman siswa menerapkan konsep pendidikan yang berpusat pada kebebasan, kreativitas, dan kearifan lokal.

Metode pendidikan yang dipraktekkan oleh taman siswa lebih menekankan pada pendekatan kehidupan sehari-hari dan pengalaman langsung di lapangan. Ki Hajar Dewantara percaya bahwa pendidikan seharusnya tidak hanya bertujuan untuk mencetak akademisi, tetapi juga menghasilkan warga negara yang berbudi pekerti, cinta tanah air, dan siap melayani masyarakat.

Ki Hajar Dewantara dan saman siswa berperan penting dalam upaya membentuk kesadaran nasionalisme dan patriotisme di kalangan masyarakat Indonesia pada masa pergerakan kemerdekaan. Pendidikan yang didukung oleh taman siswa berkontribusi besar dalam memperkuat semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

2. Filosofi “Tut Wuri Handayani”

Filosofi Tut Wuri Handayani merupakan ajaran moral dan pendekatan filosofis dalam bidang pendidikan yang dikembangkan oleh Ki Hajar Dewantara (Raden Mas Soewardi Soerjaningrat). Filosofi ini berakar dari kearifan lokal Jawa, dan secara harfiah berarti tekankan benang yang mengikatkan.

Tut Wuri Handayani mengandung pesan-pesan penting yang berkaitan dengan pendekatan dan tujuan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara. Berikut adalah beberapa poin utama dari filosofi tersebut.

  • Kebersamaan dan Kekompakan.

Tut Wuri Handayani menekankan pentingnya kebersamaan dan kerjasama di dalam dunia pendidikan. Guru diibaratkan dengan benang yang mengikatkan, yang menggambarkan pentingnya hubungan erat antara guru dan murid serta antara sesama murid.

  • Kendali dan Bimbingan.

Filosofi tersebut juga menekankan peran penting guru sebagai pengarah dan pemberi bimbingan bagi murid. Guru harus membimbing dengan penuh kasih sayang, kesabaran, dan pengertian sehingga murid dapat tumbuh dan berkembang secara holistik.

  • Budi Pekerti dan Karakter.

Selain mengutamakan aspek akademis, filosofi trsebut menekankan pentingnya pembentukan budi pekerti dan karakter yang baik pada diri murid. Tujuan utama pendidikan adalah mencetak generasi yang berakhlak mulia dan berbudi luhur.

  • Penghargaan Terhadap Budaya Lokal.

Ki Hajar Dewantara menitikberatkan pada pentingnya menghargai dan melestarikan budaya lokal. Ia meyakini bahwa pendidikan seharusnya memupuk rasa cinta tanah air dan kecintaan terhadap kearifan lokal.

  • Pendidikan untuk Pembebasan.

Filosofi trsebut juga mengandung semangat pendidikan sebagai alat untuk pembebasan dan kemerdekaan. Ki Hajar Dewantara menyadari bahwa pendidikan memainkan peran penting dalam membentuk kesadaran nasionalisme dan persatuan.

Tut Wuri Handayan mencerminkan visi Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan yang inklusif, berbasis pada nilai-nilai kearifan lokal, dan mampu mencetak generasi yang berkualitas. Pendekatan tersebut masih relevan dalam konteks pendidikan modern, dan konsep-konsep tersebut juga dapat memberikan inspirasi dalam pembangunan sistem pendidikan yang lebih baik di Indonesia maupun di negara lain.

2. Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter oleh Ki Hajar Dewantara mencakup nilai-nilai moral dan etika yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian individu. Dalam pandangan Ki Hajar Dewantara, pendidikan karakter tidak hanya berfokus pada aspek akademis, tetapi juga pada pembentukan budi pekerti dan karakter yang baik pada setiap individu.

Ki Hajar Dewantara memandang bahwa pendidikan karakter ini harus menjadi bagian integral dari sistem pendidikan yang diberikan kepada setiap individu, baik di sekolah formal maupun dalam lingkungan keluarga dan masyarakat.

Dengan menginternalisasi nilai-nilai karakter yang baik, diharapkan setiap individu dapat tumbuh menjadi manusia yang bermartabat, bertanggung jawab, dan memiliki kontribusi positif bagi masyarakat dan negara.

3. Mendukung Bahasa Indonesia

Ki Hajar Dewantara adalah salah satu tokoh yang sangat mendukung penggunaan dan pengembangan Bahasa Indonesia serta percaya bahwa Bahasa Indonesia memiliki peran penting dalam memperkuat identitas nasional dan mempersatukan bangsa Indonesia yang memiliki beragam suku, budaya, dan bahasa daerah.

Sebagai seorang pahlawan pendidikan, Ki Hajar Dewantara sangat peduli dengan isu-isu bahasa dan pendidikan di Indonesia serta menyadari bahwa untuk menciptakan kesatuan dan kesadaran nasional, diperlukan bahasa yang dapat dipahami dan digunakan oleh seluruh rakyat Indonesia tanpa memandang latar belakang daerah atau suku.

Oleh karena itu, beliau mengusulkan penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa pengantar dalam pendidikan nasional. Dalam upaya mempopulerkan penggunaan Bahasa Indonesia, Ki Hajar Dewantara juga berperan aktif dalam menyebarkan literatur dan publikasi dalam Bahasa Indonesia, sehingga masyarakat dapat semakin familiar dengan bahasa tersebut.

Kemudian beliau juga membuka sekolah taman siswa yang menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar, sehingga lebih banyak orang dapat belajar dan berkomunikasi dalam bahasa nasional. Ki Hajar Dewantara melalui upayanya dalam mengembangkan Bahasa Indonesia tidak hanya bertujuan untuk mempermudah komunikasi.

Tetapi juga sebagai sarana untuk memperkuat rasa cinta tanah air dan kesadaran nasionalisme di kalangan masyarakat Indonesia. Penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dan bahasa pengantar pendidikan juga menjadi salah satu simbol penting bagi kemerdekaan dan kedaulatan bangsa Indonesia.

Seiring dengan perkembangan waktu, Bahasa Indonesia telah berkembang menjadi bahasa yang digunakan secara luas di Indonesia, dan menjadi simbol identitas nasional. Semangat dan dukungan Ki Hajar Dewantara terhadap Bahasa Indonesia tetap menginspirasi dan menjadi bagian penting dari sejarah perjuangan untuk menciptakan kesatuan dan persatuan di Indonesia.

4. Berjuang untuk Pendidikan tanpa Latar Belakang

Ki Hajar Dewantara memiliki perjuangan yang gigih untuk menciptakan sistem pendidikan yang merdeka dan inklusif di Indonesia. Perjuangan tersebut terkait dengan visinya untuk memberikan akses pendidikan yang setara bagi semua warga negara Indonesia, tanpa memandang latar belakang sosial, budaya, atau ekonomi.

Melalui perjuangannya untuk pendidikan merdeka, Ki Hajar Dewantara telah memberikan sumbangan besar dalam pembentukan sistem pendidikan di Indonesia. Nilai-nilai dan konsep pendidikan yang dikembangkan olehnya masih relevan hingga sekarang dan terus menginspirasi perjalanan pendidikan di Indonesia.

5. Berjuang untuk Pendidikan Perempuan

Ki Hajar Dewantara juga berjuang untuk memberikan kesempatan dan akses pendidikan yang setara bagi perempuan di Indonesia. Beliau menyadari pentingnya peran perempuan dalam pembangunan masyarakat dan bangsa, serta percaya bahwa perempuan memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensinya.

Meskipun pada masanya pendidikan perempuan mungkin masih menghadapi tantangan dan keterbatasan, Ki Hajar Dewantara telah meletakkan dasar penting dalam memberikan kesempatan pendidikan yang lebih luas dan merata bagi perempuan di Indonesia.

Perjuangan dan visi beliau terus menginspirasi upaya untuk menciptakan kesetaraan gender dalam pendidikan dan membuka pintu bagi perempuan untuk berkembang dan berkontribusi secara maksimal dalam berbagai bidang kehidupan.

6. Berpengaruh Terhadap Pendidikan Karakter di Sekolah Lainnya

Ki Hajar Dewantara memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengembangan pendidikan karakter di sekolah-sekolah lainnya, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Filosofi dan pendekatan pendidikan yang diusungnya, terutama melalui Taman Siswa, memberikan inspirasi bagi banyak institusi pendidikan untuk memperkuat dimensi pendidikan karakter dalam kurikulum dan praktik pendidikan.

Melalui sumbangan pemikiran dan praktek pendidikannya, Ki Hajar Dewantara terus berpengaruh dalam upaya memperkuat pendidikan karakter di berbagai institusi pendidikan di seluruh dunia. Filosofi dan nilai-nilai yang diwariskan beliau menjadi pijakan penting bagi pengembangan generasi yang berakhlak mulia dan berkontribusi positif bagi masyarakat.

The post 6 Peran Ki Hajar Dewantara dalam Bidang Pendidikan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>