Peran Mohammad Hatta - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/peran-mohammad-hatta Mon, 09 Oct 2023 06:44:26 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Peran Mohammad Hatta - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/peran-mohammad-hatta 32 32 5 Peran Mohammad Hatta dalam BPUPKI https://haloedukasi.com/peran-mohammad-hatta-dalam-bpupki Mon, 09 Oct 2023 06:44:23 +0000 https://haloedukasi.com/?p=45773 BPUPKI atau Dokuritsu Junbi Cosakai merupakan badan penyelidik usaha persiapan kemerdekaan Indonesia. Badan ini dibentuk pada tanggal 1 Mei 1945, tetapi baru disahkan pada tanggal 29 Maret 1945. Peresmian BPUPKI bertepatan dengan digelarnya sidang pertamanya. Mohamad Hatta merupakan salah satu tokoh yang memiliki peranan dalam perjalanan BPUPKI. BPUPKI merupakan badan yang dibentuk oleh Jepang sebagai […]

The post 5 Peran Mohammad Hatta dalam BPUPKI appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
BPUPKI atau Dokuritsu Junbi Cosakai merupakan badan penyelidik usaha persiapan kemerdekaan Indonesia. Badan ini dibentuk pada tanggal 1 Mei 1945, tetapi baru disahkan pada tanggal 29 Maret 1945. Peresmian BPUPKI bertepatan dengan digelarnya sidang pertamanya.

Mohamad Hatta merupakan salah satu tokoh yang memiliki peranan dalam perjalanan BPUPKI. BPUPKI merupakan badan yang dibentuk oleh Jepang sebagai bentuk nyata dari janji kemerdekaan yang pernah diucapkan oleh Jepang. Melalui BPUPKI, Indonesia mempersiapkan kemerdekaan Indonesia baik hal yang berkaitan sebelum dan sesudah kemerdekaan.

Mohammad Hatta, dalam BPUPKI

Badan ini tidak hanya menyangkut hal berbau pemerintahan saja, melainkan juga menyangkut politik, ekonomi hingga hal-hal yang akan dibutuhkan Indonesia nantinya setelah merdeka. Untuk melaksanakan tugasnya, BPUPKI menggelar dua kali sidang.

Sidang yang pertama digelar pada tanggal 29 Mei hingga 1 Juni 1945. Sementara itu, sidang kedua digelar pada tanggal 10 Juli 1945. Sebagai sosok pejuang kemerdekaan, Mohammad Hatta ikut berperan aktif dalam menjalankan tugas-tugas BPUPKI.

Berikut ini sejumlah peran Mohammad Hatta dalam BPUPKI.

1. Anggota BPUPKI

Mohammad Hatta merupakan anggota dari BPUPKI. BPUPKI adalah badan yang sengaja dipersiapkan untuk kemerdekaan Indonesia. Badan ini memiliki sejumlah tugas yakni untuk mempelajari berbagai hal yang berhubungan dengan persiapan kemerdekaan dalam bidang politik, ekonomi hingga pemerintahan.

Badan ini dibentuk pada tanggal 29 April 1945. Pembentukan BPUPKI diawali dengan janji kemerdekaan yang dilontarkan oleh Jepang. Ketika itu, Jepang tengah terdesak dalam perang Asia Timur Raya. Kekalahan Jepang semakin terlihat setelah mengalami kekalahan secara berturut-turut dalam berbagai pertempuran.

Akibatnya, banyak tentara Jepang yang berguguran dan pasokan bahan baku militer semakin menipis. Oleh karena itu, Jepang menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia. Semula, BPUPKI memiliki anggota sebanyak 62 orang. Hanya saja ketika itu terjadi penambahan 6 orang anggota sehingga total anggota BPUPKI menjadi 68 orang.

BPUPKI diketuai oleh Dr Rajiman Wedyodiningrat dan R.P Soeroso sebagai wakil ketuanya. Dalam anggota BPUPKI terdapat perwakilan dari Jepang. Perwakilan dari orang-orang Jepang ini berjumlah 7 orang. Meskipun begitu, anggota dari Jepang ini tidak memiliki wewenang untuk memberikan usulan dalam sidang BPUPKI.

Anggota BPUPKI berasal dari berbagai elemen masyarakat bahkan multi etnis. Ada yang dari tokoh nasionalis seperti Hatta, tokoh agama, etnis Arab, etnis tionghoa, pribumi asli, ningrat Jawa, para jurnalis dan sebagainya.

Mohammad Hatta merupakan satu di antara 68 orang anggota BPUPKI. Meskipun, peran Mohammad Hatta dalam badan ini tidak begitu mencolok. Namun, banyak sekali peran yang telah dilakukannya. Selama menjadi anggota Mohammad Hatta tentu saja berkewajiban untuk menjalankan tugas dan peran BPUPKI. Bahkan Mohamad Hatta kerap dipanggil oleh jenderal Jepang sebagai penyambung lidah rakyat.

2. Ikut Merumuskan Dasar Negara

Salah satu tugas dari BPUPKI adalah merumuskan dasar negara. Tentu saja sebagai anggota, Mohammad Hatta turut berpartisipasi dalam hal itu. Dasar negara merupakan tugas yang pertama dikerjakan oleh BPUPKI. Hal ini dikarenakan dasar negara menjadi acuan bagi pembentukan dokumen negara penting lainnya.

Sidang pertama yang digelar pada tanggal 29 Mei hingga 1 Juni memiliki agenda untuk merumuskan dasar negara. Ketika terdapat 3 orang tokoh yang memberi usulan terkait dasar negara yakni Mohamad Yamin, Ir Soekarno dan Mr. Soepomo. Sidang pertama ini dilaksanakan di Gedung Chuo Sang In atau yang sekarang dikenal sebagai Gedung Pancasila.

Mohamad Yamin menjadi orang pertama yang mengemukakan usulannya tentang dasar negara kemudian disusul oleh Mr Soepomo dan terakhir Ir Soekarno. Usulan dasar negara yang dikemukakan oleh Ir Soekarno diberi nama Pancasila, Dari sinilah, istilah Pancasila untuk pertama kalinya diperkenalkan kepada publik.

Namun, ketika itu Soekarno juga mengusulkan Pancasila dapat diringkas menjadi trisila. Bahkan Pancasila dapat lagi diringkas menjadi eka sila. Ternyata, nama yang digunakan dan tepat adalah Pancasila. Semula juga, Soekarno menyarankan nama 5 butir usulannya ini dengan nama Pancadharma.

Namun, terdapat salah satu tokoh yang mengusulkan untuk menggantinya dengan Pancasila karena dianggap lebih sesuai. Ketika itu, Mohammad Hatta merupakan salah satu anggota yang menyetujui usulan Pancasila sebagai dasar negara.

Ia bahkan membuat penjabaran terkait nilai-nilai Pancasila dalam sebuah irama. Irama merupakan cara baca Pancasila yang mendahulukan sila-sila tertentu. Namun, dalam hal ini irama tidak bertujuan untuk mengubah isi Pancasila. Isi Pancasila tetap saja berpatokan pada gagasan yang dilontarkan oleh Ir Soekarno.

3. Ketua Panitia Ekonomi dan Keuangan

Jika pada sidang pertama berfokus pada dokumen penting negara seperti rancangan dasar negara, pada sidang kedua BPUPKI membahas mengenai hal-jal yang bersifat administrasi. Contohnya seperti bentuk pemerintahan, wilayah pemerintahan dan melanjutkan perumusan dokumen negara seperti undang-indang dasar.

Tidak hanya itu, pada sidang kedua juga membahas struktur ekonomi dan bidang pendidikan. Penting sekali bagi sebuah negara yang baru merdeka untuk merencanakan struktur dan strategi ekonomi yang akan digunakan ke depannya. Hal ini dikarenakan ekonomi menjadi tulang punggung bagi kehidupan bernegara.

Bidang pendidikan pun perlu dibahas karena ketika masa penjajahan banyak tokoh terpelajar yang terlahir karena pendidikan. Bahkan mereka menjadi para penggerak kemerdekaan dan berani menyuarakan keberanian. Oleh karena itu, BPUPKI kembali membentuk sebuah badan yang dinamakan dengan panitia kecil.

Panitia memiliki anggota yang berjumlah 19 orang dan diketahui oleh Ir Soekarno. Selain itu, diangkat pula Muhammad Hatta sebagai Panitia ekonomi dan keuangan serta Abikoesno Tjokrosoerojo sebagai ketua panitia pembela tanah air. Dengan dibentuknya panitia kecil akan meringankan tugas pembentukan struktur ekonomi dan pendidikan.

Pemilihan Mohammad Hatta sebagai ketua ekonomi dan keuangan dikarenakan Hatta dinilai cakap untuk mengurusi bidang ekonomi. Tak heran jika Hatta pada nantinya mendapatkan gelar sebagai bapak koperasi Indonesia. Mohammad Hatta pernah menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Dagang Prins Hendrik, Batavia.

Tidak hanya mendalami soal dunia politik dan pemerintahan, Mohammad Hatta juga mempelajari ilmu koperasi. Bahkan ia sengaja mengunjungi beberapa negara hanya untuk mengetahui tentang koperasi. Dengan berbekal ilmu yang dimilikinya, Mohammad Hatta memiliki lima prinsip ekonomi. Salah satu dari lima prinsip itu adalah memakai koperasi pertanian dan bank-bank rakyat.

Oleh karena itu, tak heran jika Mohammad Hatta ditunjuk sebagai panitia ekonomi dan keuangan. Ilmunya mengenai koperasi mampu memberikan gambaran dan strategi bagi perekonomian Indonesia ke depannya.

Terlebih lagi, selama ini perekonomian Indonesia ketika dijajah mengenal sistem monopoli. Sangat cocok kiranya memutus mata rantai monopoli dengan sistem ekonomi koperasi yang berbasis rakyat.

4. Merumuskan Piagam Jakarta

BPUPKI membentuk panitia sembilan pada tanggal 1 Juni 1945. Panitia ini diketuai oleh Ir Soekarno dan Mohammad Hatta sebagai wakilnya. Panitia ini dibentuk setelah Ir Soekarno mengemukakan usulannya mengenai dasar negara. Setelah melakukan diskusi dengan tokoh nasionalis dan tokoh agama, panitia sembilan merumuskan Piagam Jakarta.

Salah satu tugas dari panitia sembilan adalah melanjutkan tugas BPUPKI dalam merumuskan dasar negara. Di sinilah kemudian menjadi titik penting bagi lahirnya Pancasila yang saat ini sering kita dengar. Panitia sembilan berhasil menuntaskan tugas BPUPKI pada tanggal 22 Juni 1945. Di tanggal yang sama pula, lahirlah Piagam Jakarta.

Adapun isi piagam Jakarta salah satunya yakni adanya kelima butir Pancasila. Lima butir Pancasila ini merupakan hasil perundingan. Di mana ketika terdapat perbedaan pandangan pada sila yang pertama. Nota keberatan dilayangkan oleh perwakilan Indonesia Timur dan meminta diganti.

Setelah mendengarkan berbagai pandangan, akhirnya diganti isi sila pertama yang semula “ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat agama islam bagi para pemeluknya” menjadi “Ketuhanan yang Maha Esa”. Adapun butir Pancasila yang resmi adalah sebagai berikut.

  • Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
  • Kemanusiaan yang adil dan beradab
  • Persatuan Indonesia
  • Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
  • Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

5. Mengubah Sila Pertama Pancasila

Meskipun bukan termasuk tokoh yang mengemukakan usulan dasar negara, Mohammad Hatta memiliki peran dalam peletakan sila pertama pada Pancasila. Sila pertama Pancasila ketika itu menuai banyak kontroversi. Semula, sila ini berbunyi “kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya.”

Namun, karena menuai perdebatan, isi sila pertama pada akhirnya diganti. Isi sila tersebut mendapatkan pertentangan dari peserta rapat khususnya masyarakat Indonesia Timur. Mereka tidak sepakat karena tidak semua masyarakat Indonesia memeluk agama islam. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat multikultural baik dari agama, ras, bahasa dan suku.

Maka dari itu, mereka meminta isi sila pertama diganti karena tidak mencerminkan kesatuan Indonesia. Dengan adanya pertentangan ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang beragama dan hanya menyembah satu Tuhan yang Esa atau tunggal. Meskipun, masyarakat Indonesia memiliki perbedaan dalam menganut agama, namun pada intinya mereka tetap percaya akan adanya Tuhan.

Sila pertama diganti menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sila ini merupakan usulan dari Mohammad Hatta. Menurutnya, ketuhanan yang maha esa sudah sangat pas mewakili masyarakat Indonesia yang multi agama. Maka dari itu, pergantian redaksi sila pertama disepakati dan dipakai hingga saat ini.

Sila pertama jika tidak dirubah tentunya akan menimbulkan perpecahan. Seperti diketahui bahwa Indonesia ini merupakan negara dengan multikulturalisme yang tinggi. Sikap menghargai menjadi dasar utama bagi kekokohan Indonesia. Dengan keadaan yang berbeda, Indonesia dengan mudah dipecah belah.

Oleh karena itu, tak heran jika para penjajah sengaja memanfaatkan hal tersebut untuk memecah belah persatuan Indonesia. Namun, berkat rasa toleransi dan sikap memiliki yang tinggi, sampai sekarang Indonesia masih bertahan. Meskipun, banyak sekali terpaan yang berusaha menghancurkan persatuan Indonesia.

The post 5 Peran Mohammad Hatta dalam BPUPKI appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Peran Mohammad Hatta dalam Proklamasi https://haloedukasi.com/peran-mohammad-hatta-dalam-proklamasi Thu, 05 Oct 2023 09:05:22 +0000 https://haloedukasi.com/?p=45737 Mohammad Hatta merupakan sosok pahlawan yang namanya sudah tidak asing lagi. Ia menjadi wakil presiden Indonesia mendampingi Ir Soekarno setelah pembacaan proklamasi dilaksanakan. Namanya kerap disandingkan dengan sosok presiden pertama RI ini. Tentu saja hal ini berkat sejumlah perannya dalam memperjuangkan kemerdekaan hingga akhirnya bisa menduduki jabatan penting di pemerintahan saat itu. Mohammad Hatta merupakan […]

The post 5 Peran Mohammad Hatta dalam Proklamasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Mohammad Hatta merupakan sosok pahlawan yang namanya sudah tidak asing lagi. Ia menjadi wakil presiden Indonesia mendampingi Ir Soekarno setelah pembacaan proklamasi dilaksanakan. Namanya kerap disandingkan dengan sosok presiden pertama RI ini. Tentu saja hal ini berkat sejumlah perannya dalam memperjuangkan kemerdekaan hingga akhirnya bisa menduduki jabatan penting di pemerintahan saat itu.

Mohammad Hatta merupakan sosok yang terkenal dengan kaca mata bundarnya. Namanya tidak pernah terlewatkan dalam catatan sejarah bangsa ini. Tidak hanya berjasa dalam memperjuangkan kemerdekaan, ia juga berjasa dalam proklamasi kemerdekaan. Oleh sebab itu, tak heran jika ia menjadi salah satu tokoh yang menjadi korban penculikan saat peristiwa Rengasdengklok.

Mohammad Hatta, bapak proklamator

Hal ini menandakan betapa pentingnya sosok Mohammad Hatta sehingga perlu diasingkan dan tidak terpengaruh dengan Jepang. Peristiwa Rengasdengklok menjadi awal dari adanya proklamasi kemerdekaan. Proklamasi kemerdekaan menjadi awal kebangkitan Indonesia dan terlepas dari belenggu penjajahan.

Proklamasi menjadi bukti nyata bahwa Indonesia dapat berdiri sendiri tanpa dipengaruhi oleh bangsa lain. Sebagai momentum yang dinantikan, proklamasi dipersiapkan dengan baik. Oleh karena itu , Mohamad Hatta ikut berperan untuk menyiapkan proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Berikut ini sejumlah peran penting Mohammad Hatta dalam proklamasi kemerdekaan.

1. Menyusun Naskah Proklamasi

Mohammad Hatta terkenal sebagai Bapak Proklamator. Hal ini dikarenakan perannya dalam penyusunan naskah proklamasi. Ketika itu, Hatta tidak hanya menyaksikan perumusan naskah proklamasi melainkan juga ikut terlibat dalam penyusunannya. Oleh sebab itulah, pantas gelar bapak Proklamator disematkan kepada dirinya.

Sebelum proklamasi kemerdekaan dilaksanakan, Mohamad Hatta bersama dengan Ir Soekarno sempat diasingkan ke Rengasdengklok sehingga peristiwa ini dinamakan dengan Rengasdengklok. Adanya pengasingan ini dikarenakan sempat terjadinya perdebatan antara golongan tua dan golongan muda mengenai kapan proklamasi dilaksanakan.

Golongan muda menginginkan agar proklamasi dilaksanakan segera mengingat Jepang sudah menyerah kepada sekutu. Namun, berbeda dengan pandangan golongan tua yang menginginkan proklamasi jangan dilaksanakan terburu-buru. Perdebatan inilah yang menyebabkan ketegangan di antara golongan muda dan tua.

Setelah kembali ke Jakarta, mereka merumuskan naskah proklamasi yang akan dibacakan nantinya. Bersama dengan Soekarno, Ahmad Soebardjo, Mohamad Hatta ikut terlibat dalam perumusan naskah proklamasi. Bahkan Mohamad Hatta turut memberikan masukannya mengenai kalimat terakhir dalam teks proklamasi.

Adapun kalimat yang diajukan Mohammad Hatta adalah “hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.” Kalimat tersebut mengandung makna bahwa untuk dapat mencapai kemerdekaan perlu adanya sebuah tindakan yang nyata.

Kemerdekaan tidak akan bisa dicapai jika hanya dalam angan-angan saja. Selain itu, kalimat tersebut menandakan bahwa semua hal yang berkaitan dengan pemindahan kekuasaan akan dilakukan dalam waktu yang singkat. Artinya, tidak akan membuang waktu ataupun mengulur waktu karena kesempatan untuk merdeka tidak datang dua kali.

2. Menandatangani Teks Proklamasi

Selain memiliki peran untuk merumuskan teks proklamasi, Hatta juga ikut menandatangani teks tersebut setelah selesai diketik. Hatta dan Soekarno mewakili seluruh rakyat Indonesia ketika itu untuk menandatangani naskah proklamasi kemerdekaan. Pemilihan keduanya dikarenakan keduanya merupakan tokoh penting dan terlibat dalam penyusunan naskah proklamasi.

Setelah tiba di rumah Laksamana Maeda, Soekarno, Hatta, Sukarni, Ahmad Soebardjo dan Sayuti Melik bertugas untuk merumuskan teks proklamasi. Mereka kemudian merumuskan teks tersebut di ruang makan milik Laksamana Maeda. Sebelumnya teks proklamasi memang sudah pernah dirumuskan. Hanya saja ketika itu, tidak ada yang membawa teks tersebut sehingga perlu ditulis ulang.

Soekarno kemudian meminta Mohamad Hatta untuk membantu merumuskan teks proklamasi karena menurutnya tata bahasa Hatta cukup baik. Ir Soekarno kemudian menuliskan teks proklamasi dibantu dengan usulan dari Mohamad Hatta dan Ahmad Soebardjo.

Achmad Soebardjo menyumbangkan kalimat pertama sedangkan Hatta menyumbangkan kalimat terakhir pada teks proklamasi. Soekarno kemudian membantu menuliskannya pada secarik kertas. Proses perumusan ini memakan waktu hingga dua jam.

Setelah selesai dirumuskan, ketiganya kemudian pergi ke ruang tengah tempat berkumpulnya para tokoh.Teks tersebut dibacakan oleh Soekarno di hadapan sejumlah tokoh dan menuai banyak saran terkait perubahan kata.

Setelah disepakati isi dari teks proklamasi, teks tersebut diketik oleh Sayuti Melik. Sayuti Melik ditemani dengan BM Diah mengetikkan teks proklamasi dan mengganti beberapa kata dan kalimat yang telah disepakati.

Setelah selesai diketik, Mohammad Hatta dan Soekarno mengusulkan teks proklamasi ditandangani oleh seluruh tokoh yang hadir saat itu. Namun, usulan itu ditentang oleh Sukarni. Menurutnya, Soekarno dan Hatta saja yang menandatanganinya karena itu sudah mewakili seluruh rakyat Indonesia.

Kemudian teks proklamasi ditandangani oleh kedua tokoh Indonesia. Mohamad Hatta menjadi salah satu tokoh yang menandatangani proklamasi kemerdekaan. Bahkan namanya disematkan dalam proklamasi kemerdekaan mewakili seluruh rakyat Indonesia.

3. Menemani Soekarno saat Membacakan Teks Proklamasi

Kedekatan Soekarno dan Hatta tidak diragukan lagi. Nama keduanya bahkan kerap disandingkan. Selain menjadi pasangan presiden dan wakilnya, keduanya dekat karena sama-sama memerjuangkan kemerdekaan Indonesia. Tak heran jika ketika pembacaan teks proklamasi, Soekarno meminta ditemani oleh Hatta.

Setelah melalui berbagai peristiwa dan negosiasi, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada akhirnya dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 1945. Proklamasi kemerdekaan telah dipersiapkan sematang mungkin. Ada yang bertugas sebagai pengibar bendera, pembaca teks hingga tim pengamanan.

Berbagai elemen masyarakat ikut merayakan detik-detik proklamasi kemerdekaan. Bahkan ada yang sudah datang sejak pagi dini hari. Hal ini dikarenakan proklamasi kemerdekaan menjadi hal yang sangat dinantikan oleh seluruh rakyat Indonesia.

Salah satu hal yang dinantikan dalam Proklamasi kemerdekaan ialah pembacaan teks proklamasi. Teks proklamasi yang sebelumnya sudah dirumuskan dan ditandatangani, kemudian dibacakan. Soekarno menjadi sosok yang akan membacakan teks proklamasi.

Namun, ketika waktunya dibacakan, Soekarno enggan membacakan teks proklamasi tersebut. Hal ini dikarenakan Mohamad Hatta belum hadir hingga akhirnya lima menit sebelum upacara Mohammad Hatta hadir juga.

Dengan menggunakan pakaian serba putih, Mohamad Hatta menemani Soekarno membacakan teks proklamasi. Setelah teks proklamasi dibacakan, dilanjutkan dengan pidato yang disampaikan Soekarno. Pembacaan teks proklamasi menjadi momen penting karena pada saat itulah Indonesia mendeklarasikan bahwa negara ini sudah merdeka dan terlepas dari belenggu penjajahan.

Indonesia menjadi sebuah negara yang berdaulat dan tidak bisa dipengaruhi oleh negara lain. Soekarno sengaja menunggu Mohamad Hatta karena bersama dengan Hatta lah, ia memperjuangkan kemerdekaan. Hingga akhirnya, bisa melaksanakan upacara kemerdekaan dan membacakan teks proklamasi.

Pembacaan teks proklamasi disebarluaskan ke berbagai media baik cetak maupun tulisan seperti radio, surat kabar, telegram. Penyebarluasan itu dilakukan oleh BM Diah dan Yusuf Ronodipuro. Selain itu, momen pembacaan proklamasi juga diabadikan dalam sebuah foto oleh seorang jurnalis bernama Frans dan Alex Moendoer.

4. Bertemu dengan Jenderal Jepang terkait Proklamasi

Pelaksanaan Proklamasi kemerdekaan bukanlah hal yang mudah. Telah banyak peristiwa sejarah yang pada akhirnya mengantarkan Indonesia merdeka. Tentunya hal itu tak lebih dari peran para pahlawan bangsa ini. Salah satunya yakni Mohamad Hatta. Setelah Hatta dan Soekarno terbebas dari pengasingan, mereka lalu pergi menuju rumah Laksamana Maeda.

Kedatangan mereka di rumah Laksamana Maeda guna membahas masalah proklamasi kemerdekaan. Laksamana Maeda kemudian menjelaskan permasalahan terkait pelaksanaan proklamasi dalam waktu dekat.

Ia menyarankan ketiganya untuk mendatangi rumah salah satu Jenderal Jepang yakni Moichiro Yamamoto. Moichiro Yamamoto ketika itu menjabat sebagai kepala Pemerintahan Jepang. Setelah mendapatkan arahan tersebut ketiganya lalu pergi menuju markas Gunseikan yang berada di Gambir.

Mereka menemui Moichiro Yamamoto dan mengutarakan maksud kedatangannya untuk membahas proklamasi. Sayangnya, kekecewaan harus diterima oleh ketiga tokoh ini karena Moichiro Yamamoto tidak mengizinkan adanya proklamasi kemerdekaan dalam waktu dekat.

Moichiro Yamamoto melarang adanya perubahan kekuasaan selama masa tunggu peralihan kekuasaan. Indonesia diharuskan sabar menunggu hingga para sekutu datang. Sekalipun telah membujuknya, ketiganya kemudian pulang dari rumah Moichiro Yamamoto karena tidak membuahkan hasil.

Pada akhirnya mereka tetap sepakat Proklamasi kemerdekaan akan tetap dilaksanakan pada esok hari. Mereka kemudian pulang ke rumah Laksamana Maeda tempat berkumpulnya para tokoh. Ketiganya menyampaikan apa yang dikatakan oleh Moichiro Yamamoto. Setelah itu, mereka merumuskan teks proklamasi yang akan digunakan esok hari.

5. Tokoh yang diasingkan

Peristiwa Rengasdengklok merupakan awal mula adanya proklamasi kemerdekaan. Tanpa adanya Rengasdengklok mungkin proklamasi tidak akan cepat dilaksanakan. Perbedaan pendapat yang terjadi di antara golongan muda dan tua inilah yang mengantarkan terjadinya peristiwa Rengasdengklok.

Hatta sejalan dengan pendapat para tokoh golongan tua yang menginginkan kemerdekaan tidak boleh dilaksanakan secara tergesa-gesa. Menurutnya, perlu persiapan yang matang selagi menunggu keputusan dari Jepang. Namun, pemikiran ini tidak sejalan dengan golongan muda. Menurutnya, Kemerdekaan merupakan buah hasil perjuangan rakyat buat pemberian hadiah dari Jepang.

Hatta dan Soekarno pun diasingkan ke Karawang lebih tepatnya di daerah Rengasdengklok. Golongan muda takut kedua tokoh penting itu mendapatkan pengaruh dari Jepang. Rengasdengklok dianggap menjadi wilayah yang aman dan tidak mudah dijangkau oleh tentara Jepang.

Ketika berada di pengasingan, Soekarno dan Mohamad Hatta terus didesak untuk memproklamasikan kemerdekaan. Namun, hingga malam tanggal 16 Agustus belum juga ada keputusan mengenai kapan proklamasi dilaksanakan. Tokoh golongan muda yang berada di Rengasdengklok terus melakukan komunikasi dengan tokoh yang ada di Jakarta.

Para tokoh yang berada di Jakarta sedang melaksanakan negoisasi mengenai pengembalian Soekarno dan Hatta. Pada akhirnya, Ahmad Soebardjo berhasil membujuk golongan muda setelah menjadikan dirinya sebagai jaminan jika proklamasi tidak segera dilaksanakan. Kemudian, Ahmad Soebardjo berhasil membawa Soekarno dan Hatta untuk kembali ke Jakarta.

Adanya peristiwa Rengasdengklok sangat berperan penting dalam pelaksanaan proklamasi. Peristiwa tersebut pada akhirnya berhasil mengantarkan Indonesia merdeka meskipun harus disertai dengan perpecahan terlebih dahulu. Peristiwa itu dianggap sebagai gertakan agar tidak lagi bergantung pada keputusan Jepang.

The post 5 Peran Mohammad Hatta dalam Proklamasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>