Perang Dingin - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/perang-dingin Sat, 13 Aug 2022 03:24:27 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Perang Dingin - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/perang-dingin 32 32 10 Faktor yang Menyebabkan Perang Dingin Berakhir https://haloedukasi.com/faktor-yang-menyebabkan-perang-dingin-berakhir Sat, 13 Aug 2022 03:24:25 +0000 https://haloedukasi.com/?p=37944 Apa itu perang dingin? Perang dingin adalah konflik non bersenjata yang terjadi antara Uni Soviet dan Amerika Serikat Setelah Perang Dunia Berakhir. Perang ini meletus akibat rasa saling tidak percaya dan ketegangan yang terus terjadi di antara kedua negara adidaya tersebut.  Meski tidak secara langsung menggunakan senjata namun Perang Dingin membawa perubahan yang besar dalam […]

The post 10 Faktor yang Menyebabkan Perang Dingin Berakhir appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Apa itu perang dingin? Perang dingin adalah konflik non bersenjata yang terjadi antara Uni Soviet dan Amerika Serikat Setelah Perang Dunia Berakhir. Perang ini meletus akibat rasa saling tidak percaya dan ketegangan yang terus terjadi di antara kedua negara adidaya tersebut. 

Meski tidak secara langsung menggunakan senjata namun Perang Dingin membawa perubahan yang besar dalam berbagai bidang kehidupan.

Tak hanya di Uni Soviet dan Amerika Serikat saja melainkan di seluruh dunia. Perang Dingin akhirnya selesai pada 26 Desember 1991. Ada beberapa faktor penyebab yang akhirnya menghentikan peperangan ini diantaranya adalah sebagai berikut. 

1. Masa Kepemimpinan Gorbachev

Mikhail Gorbachev adalah pemimpin terakhir dari Uni Soviet yang menjabat sejak 15 Maret 1990 hingga 25 Desember 1991. Pada masa kepemimpinannya ia mengambil langkah untuk memotong estafet pemerintahan dengan paham komunisme Marxisme-Lenin.

Beliau bersedia membuka dialog positif untuk membuka bisnis dengan negara lain terutama antara negara timur dan negara barat. 

Pada masa ini lah Uni Soviet melakukan reformasi atau perestroika karena pada saat itu kondisi ekonomi yang hampir tak terselamatkan. Peraturan baru pun diciptakan seperti bisnis koperasi, perdagangan luar negeri tanpa pembatas dan desentralisasi. 

2. Desakan Masyarakat 

Pada akhir dekade berdirinya Universitas Soviet masyarakat di negara-negara blok ini mulai memberanikan diri untuk menentang pemerintah yang sosialis.

Akibatnya kekuasaan dan kekuatan politik pemerintahan pun mulai terkikis. Bahkan Moskow sebagai ibukota tidak lagi menegakkan kebijakan negaranya. Dari desakan ini lah akhirnya gerakan reformasi muncul. 

3. Runtuhnya Tembok Berlin

Tembok Berlin ialah tembok pembatas yang memisahkan Jerman menjadi Jerman Timur yang pro kepada blok timur dan Jerman Barat yang pro kepada blok barat. Tembok ini berhasil diruntuhkan pada 9 November 1989.

Dengan begitu maka terbukalah jalan bagi Jerman untuk reunifikasi yakni penyatuan kembali dua negara atau lebih menjadi satu negara induk. 

Di tangan Kanselir Jerman Barat yaitu Helmut Kohl telah menyiapkan 10 poin reunifikasi tanpa diketahui oleh NATO. Meski begitu upaya ini mendapat pertentangan dari pihak tertentu terutama bagi yang masih berkaitan dengan tragedi Holocaust. 

4. Jatuhnya Komunisme di Jerman Timur

Kekuasaan politik komunisme yang diterapkan oleh Jerman Timur berakhir pada tahun 1990. Tepatnya di bulan Maret Jerman Timur mengadakan pemilihan umum yang bebas. Dari hasil pemilu tersebut sebagian besar rakyat memilih untuk bebas dari komunisme. 

Pada akhirnya kedua negara yakni Jerman Barat dan Jerman Timur akhirnya bersatu kembali dan segera meningkatkan hubungan kerja sama politik dan ekonomi mereka. Keduanya sepakat untuk menggunakan mata uang yang sama yakni Dutchschmark pada bulan Juli.

Perjanjian-perjanjian di antara keduanya tercantum dalam Perjanjian Unifikasi yang ditandatangani pada bulan Agustus dan resmi dijalankan pada tanggal 3 Oktober 1990. 

5. Glasnost atau Keterbukaan 

Uni Soviet merupakan negara komunis dengan pemerintahan yang tertutup bahkan terhadap masyarakatnya sendiri. Namun Mikhail Gorbachev membalikkan keadaan dengan mulai sistem glasnost yakni keterbukaan.

Mikhail beranggapan bahwa rakyat Uni Soviet berhak mengetahui apa yang dilakukan oleh pemerintah negaranya. 

Dari transparansi inilh warga Uni Soviet bisa turut mendiskusikan solusi untuk memecahkan masalah negaranya. Pada masa ini tak hanya memulai transparasi tetapi juga mulai adanya kebebasan pers. Dengan begitu masyarakat dapat mengakses berita secara bebas dan lebih kritis terhadap pemerintah. 

6. Perjanjian Persenjataan Perang (START)

Ketika Perang Dingin berlangsung memang tidak terjadi kontak senjata. Namun masing-masung blok bersama dengan negara yang berada di pihaknya berlomba untuk menciptakan senjata perang. Senjata-senjata tersebut dirancang untuk mengantisipasi serangan apabila terjadi di masa mendatang. 

Namun semakin membaiknya kedua negara dan keinginan untuk mengakhiri Perang Dingin keduanya sepakat untuk membuat perjanjian yang dikenal sebagai Perjanjian Pembatasan Persenjataan Perang atau Strategic Arms Reduction Treaty (START). Dalam perjanjian tersebut berisi mengenai nuklir bertukaran daya ledak menengah agar dikurangi jumlahnya. Perjanjian ini dilakukan pada  Pada 31 Juli 1991 setelah 9 tahun bernegosiasi. 

Perwakilan dari kedua negara adalah Presiden  AS George Bush dan Presiden Uni Soviet Mikhail Gorbachev. Dari perjanjian ini masing-masing negara hanya diijinkan memiliki 6.000 daya ledak nuklir dan 1.600 unit kendaraan penunjang.

7. Perjanjian Pembatasan Persenjataan Strategis (SALT)

Amerika Serikat dan Uni Soviet tidak hanya mengadakan perjanjian senjata perang saja tetapi senjata strategis.

Dalam hal ini keduanya sepakat untuk membatasi pembuatan maupun penggunaan rudal, peluru kendali Balistik antarbenua dan laut. Kesepakatan tersebut tercatat dalam Perjanjian  atau Perjanjian Pembatasan Persenjataan Strategis. 

Perjanjian ini disepakati pada bulan November 1969 dan Mei 1972. Kesepakatan ini ditandangani sebanyak dua kali oleh oleh Leonid Brezhnev dan Jimmy Carter. Tanda tangan yang pertama dilakukan di Finlandia sedangkan yang kedua dilakukan di Jenewa, Swiss, dan Australia.

8. Krisis Uni Soviet

Sebelum menjabat tahun 1990, Mikhail Gorbachev telah melakukan percobaan revolusi pada pertengahan 1980 an. Hak itu untuk mengatasi krisis ekonomi Uni Soviet yang sudah berlangsung pada awal 1980 an. Akibat dari krisis tersebut Uni Soviet tidak lagi mampu menyediakan bahan pangan dan bahan konsumsi untuk rakyatnya. 

Sebagai salah satu dampak negatif dari krisis ekonomi telah berkembang dengan pesat pasar gelap di sana. Masalah lain yakni terdapat pada kemiliteran, misi penjelajahan luar angkasa, serta biayauntuk negara-negara dibawahk kendali mereka yang terus membutuhkan dana besar.

Salah satu upaya untuk menekan pengeluaran adalah dengan cara menarik tentara Uni Soviet. Selain karena kekurangan biaya penarikan pasukan tersebut juga berdasarkan pada perjanjian pembatasan persenjataan yang telah disepakati dengan Amerika Serikat. 

9. Runtuhnya Uni Soviet 

Uni Soviet adalah benteng terakhir dari negara-negara sosialisasi terutama yang berada di kawasan Eropa. Namun kejayaan Uni Soviet mulai berkurang memasuki abad ke 20. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengendalikan ekonomi. Sayangnya upaya-upaya yang dilakukannya selalu menamui kegagalan. 

Akhirnya penyatuan negara-negara sosialisasi yang dimulai pada 30 Desember 1922 harus berakhir pada 31 Desember 1991. 

Runtuhnya Uni Soviet secara tidak langsung memberikan kemenangan bagi pihak oposisi yakni Amerika Serikat. Sementara itu Uni Soviet terpecah menjadi 15 negara diantaranya adalah Rusia, Estonia, Lithuania, Latvia, Azerbaijan, Georgia, Uzbekistan, Moldova, Ukraina, Belarus, Turkmenistan, Armenia, Kazakhstan, Tajikistan, dan Kirgistan. 

10. Banyaknya Konflik di Berbagai Negara 

Meskipun Perang Dingin meletus akibat ketegangan Amerika Serikat dan Uni Soviet namun kedua negara ini mencari dukungan dari negara lain. Apabila terdapat negara yang sedang mengalami konflik atau perselisihan maka kedua negara ini akan menawarkan bantuan dengan tujuan mencari sekutu. 

Akhirnya hampir negara-negara di dunia ini terbagi menjadi dua blok yakni blok barat (Amerika Serikat) dan blok timur (Uni Soviet). Beberapa konflik peperangan yang terjadi akibat Perang Dingin adalah Perang Korea, Perang Vietnam, Krisis Kuba, Perang Arab-Afghanistan dan masih banyak lagi.

Namun karena krisis ekonomi yang di alami Uni Soviet menghentikan sebagian peperangan karena tidak sanggup lagi memberikan bantuan baik dana maupun pasukan. Kondisi dunia penuh konflik ini akhirnya menyadarkan kedua negara untuk menghentikannya. 

The post 10 Faktor yang Menyebabkan Perang Dingin Berakhir appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Perang Dingin: Latar Belakang – Kronologi dan Dampaknya https://haloedukasi.com/perang-dingin Fri, 11 Mar 2022 03:09:33 +0000 https://haloedukasi.com/?p=32224 Pada faktanya sejak dahulu kala dunia selalu di selimuti perang bahkan beberapa diantaranya masih ada yang berlangsung hingga saat ini. Perang terbesar di dunia meletus sebanyak 2 kali yang kita sebut sebagai perang dunia I dan perang dunia II. Setelah perang dunia II usai mungkin sebagian dari kalian berpikir bahwa sudah tidak ada negara-negara yang […]

The post Perang Dingin: Latar Belakang – Kronologi dan Dampaknya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pada faktanya sejak dahulu kala dunia selalu di selimuti perang bahkan beberapa diantaranya masih ada yang berlangsung hingga saat ini. Perang terbesar di dunia meletus sebanyak 2 kali yang kita sebut sebagai perang dunia I dan perang dunia II. Setelah perang dunia II usai mungkin sebagian dari kalian berpikir bahwa sudah tidak ada negara-negara yang terlibat konflik lagi.

Hal itu salah karena sebenarnya masih ada perang setelah itu namun bukan lagi perang bersenjata. Perang tersebut dikenal dengan istilah perang dingin atau dalam bahasa Inggris disebut dengan cold war. Untuk benar-benar memahami apa sebenarnya itu perang dingin? Simak ulasan di bawah ini.

Apa itu Perang Dingin?

perang dingin

Perang dingin adalah sebuah peperangan non senjata yang terjadi setelah perang dunia II berakhir yaitu tahun 1945. Perang ini melibatkan antara Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet. Meski perang dunia sudah berakhir namun kedua negara besar ini masih memiliki ketegangan politik. Kondisi atau situasi ini lah yang disebut sebagai perang dingin. 

Perang Dingin muncul setelah JermanNazi menelan kekalahan dalam PD II dan menyisakan Amerika Serikat dan Uni Soviet. Ketegangan di antara keduanya mendorong Uni Soviet bersama dengan aliansinya di Eropa Timur untuk membentuk COMECON sedangkan Amerika bersama dengan sekutunya di Blok Barat membentuk aliansinya yakni NATO pada tahun 1949.

Beberapa negara mendukung salah satu dari dua kubu ini dan sebagian lainnya mendirikan gerakan netral yang dikenal sebagai Gerakan Non Blok (GNB) yang salah satu anggota sekaligus penggagasnya adalah Indonesia. Perang dingin dibagi ke dalam 5 periode yakni tahun 1945–1953, 1953–1962, 1962–1979, 1979–1985 dan 1985–1991.

Latar Belakang Perang Dingin

Latar belakang perang dingin sebenarnya menuai beberapa perbedaan pendapat diantara para ahli sejarah. Sebagian sejarawan mengatakan bahwa perang dingin meletus pasca Perang Dunia II usai sementara itu sejarawan lainnya mengatakan bahwa Perang Dingin sudah dimulai jauh sebelum itu yaitu ketika menjelang akhir Perang Dunia I. 

Menurut sejarawan latar belakang  terjadinya perang dingin yang pertama adalah Amerika Serikat bersama dengan sekutunya yakni Inggris dan Perancis  memenangkan Perang Dunia ke II. Amerika Serikat juga membantu memulihkan perekonomian negara-negara sekutunya setelah perang. Latar belakang yang kedua adalah negara-negara yang berada di bawah kekuasaan Jerman Nazi seperti Hogaria, Polandia, Rumania, Albania, Cekoslovakia, dan Bulgaria berhasil dilepaskan dan bergabung dengan Uni Soviet. 

Setelah negara-negara Eropa Timur bergabung dan mendirikan Uni Soviet, negara ini muncul sebagai negara adidaya yang tentunya mengancam posisi Amerika Serikat. Negara baru di luar Eropa satu-satu persatu mulai merdeka hingga memicu persaingan kedua negara besar ini untuk menanamkan pengaruhnya ke negara baru. 

Kedua negara ini memiliki ideologi yang sangat berbeda dimana Blok Timur yakni Uni Soviet memiliki paham komunisme sedangkan Blok Barat berpaham demokrasi kapitalisme. Kedua negara ini sama-sama berkeinginan kuat untuk menjadi penguasa dunia.   

Kronologi Perang Dingin

Meski ada perbedaan pendapat mengenai kapan sebenarnya Perang Dingin dimulai namun yang pasti perang ini muncul akibat renggangnya hubungan Amerika Serikat dan Uni Soviet yang sudah terjadi sejak pertengahan abad ke 19. Terlebih dengan adanya peristiwa-peristiwa yang terjadi selama PD II yang diselimuti rasa saling curiga antara Blok Sekutu Barat dengan Uni Soviet semakin merenggangkan hubungan keduanya. 

Pada awal abad ke 20 Uni Soviet yang pada saat itu masih merupakan Rusia terjadi perang saudara yang melibatkan antara Tentara Merah yakni Partai Komunis Bolshevik dan Tentara Putih yang kontra dengan Partai Komunis Bolshevik dan pendukung ketsaran Rusia. Blok Barat memberikan dukungan kepada Tentara Putih sedangkan pemenang dari perang saudara ini adalah Tentara Merah. 

Pada tahun 1926 Tentara Merah yang sudah mendirikan Uni Soviet memberikan bantuan kepada salah satu pemberontak Inggris yang merupakan bagian dari Blok Barat. Hal ini memutuskan hubungan antara Uni Soviet dengan Britania Raya. Sebab hal ini juga lah pemimpin Uni Soviet kla itu yakni Joseph Stalin membatalkan niatnya untuk berdamai dengan negara-negara kapitalis. Peristiwa ini menjadi salah satu penyebab ketegangan dua blok ini semakin memanas dan memicu perang dingin yang terbagi ke dalam periode-periode seperti berikut ini. 

Periode 1945-1969

Dua tahun setelah perang dunia II berakhir tepatnya pada bulan September, Stalin membentuk Biro Informasi Partai Buruh dan Pekerja yang disebut dengan Kominform. Ini adalah forum resmi dari gerakan komunis global. Di tahun yang sama, Harry S. Truman selaku presiden Amerika Serikat didesak agar segera mengambil tindakan untuk mengimbangi pengaruh Uni Soviet. 

Pada Februari 1947 pihak Inggris resmi menyatakan ketidaksanggupannya lagi untuk mendukung biaya rezim militer monarki Yunani dalam Perang Saudara Yunani untuk melawan pemberontak komunis. Kondisi ini dimanfaatkan oleh Amerika Serikat dengan sigap menerapkan kebijakan anti komunisme yaitu kebijakan  kontainmen. Bersamaan dengan hal ini AS mengeluarkan Doktrin Truman yang berisikan bahwa Amerika akan membantu negara-negara yang sedang melawan komunisme. 

Kebijakan Truman secara tidak langsung dianggap sebagai perlawanan terhadap Uni Soviet sehingga dianggap sebagai awal dari perang dingin secara  resmi. 

Pada periode ini peristiwa besar yang terjadi adalah pembagian Jerman menjadi dua bagian yakni Jerman Barat yang menganut paham kapitalis dan Jerman Timur yang berpaham Komunis. 

Periode 1969-1979

Pada periode ini hubungan kedua negara adidaya ini mulai perlahan-lahan memperbaiki hubungannya. Pendekatan Uni Soviet dengan Amerika Serikat ini kemudian dikenal sebagai détente yaitu sebuah kebijakan politik luar negeri demi kepentingan tertentu. 

Proses peredaan ketegangan ini berlanjut dengan diadakannya kesepakatan Strategic Arms Limitation Treaty I (SALT I) di Moskow oleh kedua kepala negara yakni Presiden Richard Nixon dan Leonid Brezhnev pada 26 Mei 1972. Isi dari perjanjian ini adalah kesepakatan untuk membatasi jumlah nuklir dimana Uni Soviet hanya diizinkan untuk menyimpan misil paling banyak 1600 misil dan AS 1054 misil. 

Periode 1979-1985

Ketegangan antara As dan USSR kembali memanas pada tahun 1979 tepatnya setelah Uni Soviet melakukan invasi di Afghanistan. Presiden AS saat itu yakni Jimmy Carter langsung menanggapinya sebagai konfrontasi dunia dengan tantangan strategis paling serius sejak Perang Dingin dimulai. 

Dengan hal ini Jimmy Carter mengeluarkan kebijakannya yakni Doktrin Carter untuk menggunakan militernya di Teluk Persia. Kebijakan Carter dilanjutkan oleh presiden selanjutnya yakni Ronald Reagan yang mengeluarkan dukungan terhadap anti komunisme dalam  Doktrin Reagan untuk Afghanistan, Angola, dan Nikaragua. 

Meski ketegangan kembali terjadi namun ternyata perjanjian  SALT II justru terjadi tepatnya pada tahun 1979 di Vienna. Pada perjanjian kali ini kepemilikan peluncur senjata nuklir dibatasi maksimal 2400 unit dan maksimal 1320 unit Multiple Independently Targeted Reentry Vehicle (MIRV).

Bahkan pada akhir 1982 kedua nya mengadakan perjanjian untuk menghapuskan senjata nuklir yang berdaya jarak menengah. Meski sudah melakukan perjanjian-perjanjian guna meredam ketegangan namun ternyata Uni Soviet masih menyimpan senjata nuklir yang lebih banyak dari pada AS pada tahun 1983.

Periode 1985-1991

Memasuki tahun 1980 an Uni Soviet mulai menunjukkan kemunduran ekonomi. Pada saat itu Uni Soviet berada di bawah kepemimpinan Gorbachev yang melakukan kebijakan perubahan besar-besaran. Namun ternyata kebijakan tersebut justru membongkar aib-aib dari Uni Soviet yang sedang mengalami keterpurukan dan banyak terjadi pemberontakan. Sebelumnya Uni Soviet adalah negara yang tertutup sehingga media-media yang meliputnya sangat terbatas. Kekuasaan Partai Komunis sambil berhasil digulingkan. 

Akhir Perang Dingin 

Perang Dingin berakhir pada tahun 1991 bersamaan dengan bubarnya Uni Soviet yang tidak mampu memperbaiki keadaan negaranya. Keadaan Uni Soviet benar-benar kacau dimana rakyat mulai memberontak dan tidak mempercayai pemerintahan Partai Komunis lagi. Amerika Serikat mengambil kesempatan ini untuk memojokkan Uni Soviet. 

Satu persatu negara anggota Uni Soviet melepaskan diri dan menjadi negara yang merdeka dan berdiri sendiri. Bubarnya Uni Soviet menandakan kekalahannya dan menjadikan Amerika Serikat pemenang dalam Perang Dingin. 

Peran Indonesia dalam Perang Dingin 

Indonesia meski tidak terlibat dalam Perang Dingin namun bukan berarti diam justru Indonesia sebagai negara baru menunjukkan eksistensinya di kancah internasional. Indonesia mengadakan berbagai upaya untuk meredakan ketegangan dunia setelh PD II dengan cara seperti berikut ini. 

Konferensi Asia-Afrika 

Langkah pertama Indonesia dalam meredam Perang Dingin adalah dengan mengadakan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung sejak tanggal 18 sampai 25 April 1955. Dalam konferensi yang dihadiri oleh 29 pemimpin negara di Asia-Afrika ini meyakinkan anggotanya agar tidak terpengaruh oleh blok barat maupun blok timur. 

Hasil dari konferensi ini adalah Dasasila Bandung yang menjadi pondasi berdirinya Gerakan Non Blok (GNB). Berkat adanya KAA banyak negara-negara khususnya di Asia dan Afrika yang berhasil memperoleh kemerdekaan dalam bidang politik. 

Gerakan Non Blok

Pada Perang Dingin dunia terbagi menjadi dua kubu yakni kubu Blok Barat dengan Blok Timur yang saling berbeda ideologi. Namun Indonesia yang tidak ingin terpengaruh bangsa asing dan berdiri di atas negaranya sendiri menggagas Gerakan Non Blok yakni sebuah gerakan netral tanpa memihak blok manapun. 

Gerakan ini berawal dari Konferensi Asia-Afrika yang kemudian bertambah anggota sehingga berubah menjadi Konferensi Tingkat Tinggi. Indonesia bersama dengan India menggagas gerakan ini karena pada saat itu negara-negara berkembag rentan terhadap pengaruh peperangan ideologi atau Perang Dingin. 

Gerakan Non Blok terdiri dari 120 anggota yang meyakini bahwa negaranya tidak akan beraliansi dengan blok manapun sehingga dapat menentukan nasib bangsanya secara mandiri. 

Berpartisipasi dalam MPP PBB

MPP adalah sebuah misi dari PBB untuk menjaga kedamaian dunia yang dibentuk pada 29 Mei 1948. Indonesia turut berpartisipasi dalam misi ini dengan mengirimkan 559 tentara ke Sinai Mesir pada tahun 1957 yang kala itu mendapat serangan dari Inggris dan Perancis. 

Pasukan yang disebut sebagai Kontingen Garuda atau KONGA ini memang dibentuk oleh Indonesia khusus untuk menjalankan misi perdamaian dunia. Tahun-tahun berikutnya pasukan ini terus dikirim ke berbagai negara seperti di Lebanon dan Sudan. 

Dampak Perang Dingin 

Perang dingin berbeda dengan perang senjata yang umumnya memakan korban jiwa. Pada perang ini justru menimbulkan beberapa dampak positif yang juga dirasakan oleh dunia. Dampak positif tersebut paling dirasakan dalam bidang teknologi dan ilmu pengetahuan. 

Baik Uni Soviet maupun Amerika Serikat berlomba-lomba dalam menciptakan teknologi terbaru dan yang paling mutakhir. Tak hanya itu bidang pengetahuan juga semakin berkembang karena kedua negara ini sama-sama melakukan berbagai eksperimen untuk menemukan teori-teori baru. 

Namun disisi lain kedua negara ini juga mengembangka senjata mereka dalam hal ini adalah nuklir. Dimana dampak dari nuklir bukanlah hal yang sepele seperti yang terjadi dalam tragedi Hiroshima dan Nagasaki. Akibatnya masyarakat dunia diselimuti rasa was-was apabila suatu saat kedua negara ini kembali berselisih dan saling menjatuhkan nuklir mereka.   

The post Perang Dingin: Latar Belakang – Kronologi dan Dampaknya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dampak Perang Dingin dalam Kehidupan: Dampak Positif Maupun Negatif https://haloedukasi.com/dampak-perang-dingin-dalam-kehidupan Wed, 09 Mar 2022 05:55:59 +0000 https://haloedukasi.com/?p=32059 Perang Dingin adalah perang yang terjadi sesaat setelah Perang Dunia usai. Perang Dingin melibatkan antara dua negara besar yakni Uni Soviet dan Amerika Serikat.  Perang ini berakhir dengan ditandai kejatuhan Uni Soviet pada tahun 1991 yang pecah menjadi 15 negara baru. Dengan begitu perang dingin yang dimenangkan AS ini artinya berlangsung selama 46 tahun. Dalam […]

The post Dampak Perang Dingin dalam Kehidupan: Dampak Positif Maupun Negatif appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Perang Dingin adalah perang yang terjadi sesaat setelah Perang Dunia usai. Perang Dingin melibatkan antara dua negara besar yakni Uni Soviet dan Amerika Serikat. 

Perang ini berakhir dengan ditandai kejatuhan Uni Soviet pada tahun 1991 yang pecah menjadi 15 negara baru. Dengan begitu perang dingin yang dimenangkan AS ini artinya berlangsung selama 46 tahun. Dalam kurun waktu tersebut terjadi banyak sekali perubahan-perubahan sebagai dampak dari Perang Dingin. 

Dampak tersebut turut dirasakan oleh dunia dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Berikut ini adalah dampak dari Perang Dingin baik negatif maupun positifnya. 

Dampak Positif 

Hal pertama yang akan kita bahas adalah dampak positif atau manfaat dari adanya Perang Dingin. Jika pada umumnya sebuah peperangan menimbulkan banyak kerugian namun Perang Dingin nyatanya mampu mendatangkan berbagai manfaat seperti berikut ini. 

Bidang Ekonomi 

Setelah perang dunia usai banyak negara-negara di dunia terutama bangsa Eropa mengalami kerugian yang sangat besar bahkan hampir membawanya dalam kebangkrutan. Pada saat inilah perbedaan sistem ekonomi menyebar ke segala penjuru dunia dengan fokus utamanya adalah negara-negara yang baru merdeka dan berkembang. 

Sistem ekonomi yang diperkenalkan pada saat itu adalah komunisme yang disebarkan oleh Uni Soviet dan kapitalisme yang disebarkan oleh Amerika Serikat. Kedua negara adidaya ini menaungi negara-negara yang sepaham dengan mereka. Amerika Serikat bahkan menjadi pemegang modal dan kreditur bagi banyak negara di Asia-Afrika.

Sementara itu Uni Soviet sebagai pemimpin blok timur membawahi negara berpaham sosial komunis dengan membantu  pembangunan-pembangunan terutama di negara Eropa Timur melalui program Molotov Plan. 

Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 

Hal lainnya yang paling dirasakan dari terjadinya perang dingin adalah dalam bidang teknologi. Persaingan kedua negara yang terlibat sangat ketat dan tidak ada yang mau tertinggal. Baik Amerika Serikat dan Uni Soviet berlomba-lomba untuk menjelajahi luar angkasa yang tentunya akan menghasilkan penemuan-penemuan astronomi. 

Persaingan diawali dengan Uni Soviet yang meluncurkan satelit pertama dari Bumi yang dibuat manusia pada 4 Oktober 1957. Satelit tersebut diberi nama Satelit Sputnik yang artinya “teman perjalanan”. Satelit yang digunakan untuk mengidentifikasi kepadatan lapisan atas atmosfer ini diluncurkan dari  Kosmodrom Baykonur, di RSS Kazakhstan.

Pihak lawan yakini Amerika Serikat tentu tidak mau ketinggalan sehingga pada tahun berikutnya Angkatan Darat AS di bawah ilmuwan roket Wernher von Braun meluncurkan satelit Explorer I. Satelit pertama AS ini merupakan bagian dari partisipasi dalam Tahun Geofisika Internasional. Di tahun yang sama AS meresmikan badan penerbangan yang menaungi program luar angkasa sipil, serta penelitian aeronautika dan luar angkasa yang kita kenal sebagai NASA. 

Internet, gadget, komputer dan alat-alat canggih lainnya yang kita nikmati saat ini merupakan bagian dari persaingan pada Perang Dingin. 

Bidang Pertahanan dan Keamanan 

Selama masa Perang Dingin telah terjadi persaingan dalam pengembangan senjata-senjata perang yang tergolong sangat berbahaya yakni senjata nuklir. Untuk mengantisipasi pencegahan serangan nuklir maka negara-negara blok timur dan blok barat meningkatkan sistem pertahanan dan keamanan mereka. 

Negara-negara di dunia mulai mengambangkan senjata lainnya seperti rompi anti peluru, rudal balistik, senapan otomatis, senapan jarak jauh, pesawat jet, kapal induk. Selain memproduksi senjata, Perang Dingin juga menghasilkan strategi spionase atau mata-mata yang bahkan masih digunakan hingga saat ini oleh kemiliteran di berbagai negara. Kebijakan dan strategi kemiliteran pun dimodifikasi untuk meningkatkan keamanan mereka. 

Negara-negara yang memiliki senjata pemusnah massal nuklir tidak hanya memproduksi melainkan meningkatkan sistem keamanan mereka. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari pencurian, kerusakan yang tidak disengaja hingga untuk menstabilkan kekuatan nuklir mereka. 

Dampak Negatif

Bagaimanapun sebuah perseteruan akan menimbulkan kerugian-kerugian terhadap beberapa pihak. Terlebih perseteruan tersebut dilakukan oleh kelompok atau organisasi besar yang akhirnya memicu peperangan. Berikut ini adalah dampak buruk yang dihasilkan oleh adanya Perang Dingin. 

Persaingan Ideologi 

Ideologi merupakan salah satu faktor utama pemicu adanya Perang Dingin. Kedua negara ini bersaing secara ketat untuk memperluas ideologi yang mereka anggap paling benar. Amerika Serikat yang mendapat dukungan dari negara barat ini menganggap bahwa ideologi komunisme yang dianut Uni Soviet adalah hal buruk. Hal tersebut karena pemerintahnya akan semena-mena terhadap rakyatnya seperti yang dilakukan oleh Joseph Stalin dan juga Adolf Hitler. 

Sebaliknya Uni Soviet tidak menyukai Amerika Serikat atas tindakannya yang menganggap kelompok Marxisme atau sosial komunis ilegal dalam komunitas internasional. Untuk melawannya kedua negara ini menaruh pengaruh terhadap negara-negara berkembang agar mengikuti ideologi mereka dan menjadi sekutu masing-masing blok. 

Perang Saudara

Pada masa Perang Dingin banyak sekali terjadi perang saudara di negara-negara Asia. Contohnya adalah Perang Vietnam yang terjadi pada tahun 1955-1975 dan Perang Korea yang berlangsung pada tahun 1950-1053. Bahkan Jerman dibagi menjadi dua yakni menjadi Jerman Barat yang  dikuasai oleh Perancis, Inggris, dan Amerika Serikat dan membentuk Republik Federal Jerman pada tanggal 23 Mei 1949. Bagian lainnya adalah Jerman Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet. 

Perang saudara tersebut adalah buntut dari persaingan ideologi yang dilangsungkan Uni Soviet dan Amerika Serikat. Perbedaan ideologi menghasilkan dua kubu yang berbeda dan sama-sama ingin berkuasa sehingga menyebabkan perang. 

Bidang Kesehatan 

Kesehatan penduduk dunia turut menjadi sasaran dari meletusnya Perang Dingin. Hal tersebut lantaran selama hampir 5 dekade banyak negara terutama Amerika Serikat dan Uni Soviet melakukan serangkaian uji coba nuklir mereka. Senjata pemusnah massal tersebut memiliki efek radiasi yang sangat tinggi dan berbahaya bagi kesehatan makhluk hidup. Tak hanya nuklir namun mereka juga mengembangkan senjata biologi. 

Beberapa pulau yang dijadikan sebagai tempat uji coba nuklir ditinggalkan oleh penduduknya akibat dari efek radiasi nuklir dan juga karena kemunculan virus dari uji coba senjata biologi. 

Kecelakaan yang diakibatkan dari radiasi terjadi di reaktor dan fasilitas nuklir militer dan sipil adalah hal yang wajar terjadi pada masa ini. Beberapa orang meninggal langsung di reaktor dan sebagian lainnya menjadi korban paparan radiasi nuklir.

Bidang Psikologi 

J. Christie dan C. Patricia Hanley melakukan penelitian selama masa Perang Dingin terhadap kesehatan mental atau psikologi penduduk Amerika dan Uni Soviet. Hasilnya dapat terlihat secara signifikan pada anak-anak dan remaja dimana mereka merasa ketakutan akan terjadi serangan-serangan mendadak dan sebagian besar penduduk dua negara ini hidup dalam ketakutan akan malapetaka nuklir yang akan datang.

Berdasarkan studi ini sebanyak 85% remaja mengatakan bahwa mereka merasa tidak berdaya, 90% dilaporkan merasa kehilangan masa depan, dan 88% merasa was-was dan ketakutan. Penelitian serupa juga dilakukan di Kanada dan menghasilkan bahwa penduduknya turut merasakan kecemasan yang sama. 

Dari adanya penelitian tersebut memberitahukan bahwa dampak dari perang dingin tidak hanya terjadi dalam bidang ekonomi, sosial dan politik saja tetapi juga pada psikologi anak-anak yang tentunya saja merupakan generasi penerus bangsa. 

The post Dampak Perang Dingin dalam Kehidupan: Dampak Positif Maupun Negatif appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
6 Peristiwa Penting Selama Perang Dingin yang Perlu diketahui https://haloedukasi.com/peristiwa-penting-selama-perang-dingin Wed, 09 Mar 2022 05:54:15 +0000 https://haloedukasi.com/?p=32060 Perang Dingin melibatkan antara pihak Amerika Serikat dan Uni Soviet yang berlangsung selama 46 tahun yakni sejak tahun 1945 sampai dengan 1991. Perang yang disebabkan oleh perbedaan ideologi ini menyebabkan berbagai peristiwa-peristiwa penting yang bahkan melibatkan negara lain. Berikut ini adalah berbagai peristiwa penting dan bersejarah yang terjadi selama Perang Dingin.  1. Perang Saudara Yunani  […]

The post 6 Peristiwa Penting Selama Perang Dingin yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Perang Dingin melibatkan antara pihak Amerika Serikat dan Uni Soviet yang berlangsung selama 46 tahun yakni sejak tahun 1945 sampai dengan 1991. Perang yang disebabkan oleh perbedaan ideologi ini menyebabkan berbagai peristiwa-peristiwa penting yang bahkan melibatkan negara lain. Berikut ini adalah berbagai peristiwa penting dan bersejarah yang terjadi selama Perang Dingin. 

1. Perang Saudara Yunani 

Salah satu faktor penyebab memanasnya hubungan antara Uni Soviet dengan Amerika Serikat adalah karena perbedaan ideologi yang sangat kontras dimana AS menganut paham kapitalisme sedangkan Uni Soviet menganut komunisme. Kedua paham ini disebarluaskan dan ditanamkan di negara-negara yang baru saja merdeka sehingga tak jarang membuat perselisihan di dalam negara tersebut atau dikenal dengan istilah perang saudara. 

Salah satu perang saudara yang paling awal terjadi akibat adanya Perang Dingin adalah Perang Saudara Yunani yang berlangsung pada tahun 1946 sampai 1949. Perang ini melibatkan antara pemerintahan Yunani mendapat dukungan dari Blok Barat yakni Amerika Serikat dan Inggris dan Tentara Demokratik Yunani, cabang militer dari Partai Komunis Yunani (KKE) yang mendapat pengaruh dari Uni Soviet. 

Perang ini sudah dimulai sejak tahun 1942–1943 dimana muncul berbagai macam kelompok berbeda sebagai bentuk perlawanan afiliasi politik. Salah satunya adalah Front Pembebasan Nasional (EAM) yang dipimpin oleh Partai Komunis.

Perang ini berlangsung dalam beberapa tahap dimana tahap pertama terjadi di musim gugur (1943–1944) menghasilkan pembentukan pemerintah persatuan nasional yang meliputi enam menteri EAM. Tahap kedua terjadi pada akhir tahun 1944 yang menghasilkan pasukan EAM menguasai sebagian Yunani namun berhasil dikalahkan oleh fraksi kanan.

Tahap ketiga adalah puncak dari peperangan yang terjadi sepanjang tahun 1946 sampai 1949. Pada akhirnya perang saudara ini dimenangkan oleh fraksi kanan yang didukung oleh Amerika Serikat dan menghasilkan bergabungnya Yunani dengan NATO. 

2. Perang Saudara Tiongkok

Tak hanya di Yunani kelompok komunis di Tiongkok China juga tumbuh subur selama masa Perang Dingin. Adanya kelompok Partai Komunis China ini menyebabkan perang saudara yang berlangsung sejak tahun 1927 sampai dengan 1950 dengan melibatkan pasukan pendukung pemerintah Republik Tiongkok pimpinan Kuomintang (KMT) dengan pasukan yang loyal kepada Partai Komunis Tiongkok (PKT). 

Meski berseberangan namun kedua kubu ini sempat bersatu pada tahun 1937 demi mencegah meluasnya invasi Jepang di daratan Tiongkok. Bentrok keduanya kembali terjadi pada tahun 1946 setelah berhasil mengusir Jepang. Puncak dari perang saudara ini terjadi pada tahun 1950 yakni gencatan senjata militer secara besar-besaran dan berdirinya Republik Rakyat Tiongkok yang mengendalikan Tiongkok daratan yang mana Hainan masuk sebagai wilayahnya dan yurisdiksi Republik Tiongkok terbatas di Taiwan, Penghu, Kinmen, Matsu dan beberapa pulau terpencil. 

Tak hanya berdirinya RRC, hasil lainnya yang dicapai adalah dibentuknya Republik Tiongkok di Taiwan. Kedua pemerintahan ini mengklaim sebagai pemerintahan yang sah di Tiongkok. Hingga saat ini tidak ada perjanjian damai secara resmi sehingga tidak diketahui secara pasti bagaimana dan kapan berakhirnya Perang Saudara Tiongkok ini. 

3. Perang Korea

Sebagian dari kalian mungkin sudah mengetahui bahwa hubungan antara Korea Selatan dan Korea Utara tidak begitu baik. Hal tersebut adalah buntut panjang dari Perang Korea pada tahun 1950–1953. Dalam sejarah internasional perang ini disebut juga sebagai Perang Proksi atau Proxy War yaitu perang yang melibatkan Amerika Serikat dengan sekutunya dan komunis Republik Rakyat Tiongkok. 

Agustus tahun 1945 sesuai dengan janjinya Amerika Serikat dan Uni Soviet membebaskan Korea dari pendudukan Jepang. Tanggal 9 Agustus 1945 Pasukan Merah berhasil menduduki Korea bagian utara dan mengusir Jepang. Pada bulan berikutnya Letnan Jenderal John R. Hodge dari Amerika Serikat tiba di Incheon untuk mengambil wilayah Jepang di Korea bagian Selatan. 

Dengan begitu kedua blok berbeda paham ini memiliki kontrol penuh di Korea sehingga muncul berbagai pergolakan antar masyarakat utara dan selatan. Pada Desember tahun 1945 tanpa melibatkannya, Korea melalui Komisi Bersama AS-Uni Soviet menyetujui Konferensi Menteri Luar Negeri Moskwa menyetujui bahwa negaranya akan merdeka setelah 5 tahun berada dibawah kekuasaan dewan perwalian. Rakyat Korea marah dan ingin menjadi negara yang merdeka tanpa pengaruh dari negara asing lainnya. 

Hal tersebut memicu bentrok antar rakyat Korea bagian selatan yang menghendaki negara demokrasi sedangkan rakyat Korea bagian utara menghendaki komunisme. Akhirnya pada tanggal 15 Agustus tahun 1948 Syngman Rhee  ditunjuk sebagai presiden dan mendeklarasikan kemerdekaan Korea Selatan. Sementara itu rakyat yang berada di sayap kiri mendirikan pemerintahan sendiri di Korea Utara dibawah kepemimpinan Kim Il Sung. 

4. Krisis Rudal Kuba

Krisis Kuba adalah dampak dari ketegangan Amerika Serikat dan Uni Soviet dalam Perang Dingin. Peristiwa yang terjadi 16 Oktober 1962 hingga 20 November 1962 ini bermula ketika Amerika Serikat tertangkap basah mendanai serangan di Teluk Babi Kuba yang merupakan negara komunis. Kuba yang saat itu berada di bawah pemimpin Fidel Castro ini merupakan sekutu dari Soviet sejak tahun 1959. 

Pada masa ini kedua negara sama sama meningkatkan senjata nuklir mereka. Presiden John F. Kennedy mengatakan bahwa AS memblokade Laut di sekitar Kuba dan siap mengerahkan seluruh kekuatan militernya untuk menetralisir ancaman. Sementara itu pimpinan Uni Soviet Nikita Khrushchev mengatakan setiap serangan yang diluncurkan kepada Kuba adalah tindakan perang. 

Uni Soviet menempatkan rudal-rudalnya di Kuba pada 22 Oktober 1962. Rudal-rudal tersebut memiliki kekuatan yang besar bahkan mampu meluluhlantakkan sebuah kota besar dalam waktu singkat. Atas tindakannya J.F Kennedy secara terbuka memaksa Soviet untuk menarik rudal-rudal tersebut.

Kurun waktu beberapa minggu ini lah yang dikenal sebagai Krisis Rudal Kuba.  Meski negosiasi berjalan dengan sulit namun pada akhirnya 28 Oktober 1962 Khruschev bersedia menarik rudalnya sementara itu AS berjanji tidak akan menyerang Kuba. 

5. Pembangunan Tembok Berlin

Berlin adalah sebuah kota yang berada di Jerman dimana terdapat sebuah tembok yang memisahkan antara Berlin Barat dan Berlin Timur. Tembok yang terbuat dari beton ini  dirikan pada tanggal 3 Agustus 1961 sebagai akibat dari ketegangan Uni Soviet dan Amerika Serikat. Di sepanjang tembok ini terdapat pos penjagaan dan daerah terlarang yang penuh dengan ranjau sehingga tidak ada kendaraan yang bisa menyebrang. 

Menurut Blok Timur tembok yang disebut sebagai Benteng Proteksi ini berfungsi untuk mencegah pengaruh-pengaruh fasis yang berpotensi menimbulkan pemberontakan dan mencegah warga Jerman Timur pindah ke Barat. Sementara itu Willy Brand dari pihak Jerman Barat menyebut tembok ini sebagai “Tembok Memalukan” karena membatasi pergerakan penduduknya. 

Saat ini tembok yang kerap diberi istilah “Tirai Besi” ini sudah tinggal reruntuhan saja semenjak kejatuhan Uni Soviet. Penghancuran tembok pembatas Eropa Barat dan Eropa Timur ini dimulai sejak Oktober 1990 melalui Reunifikasi Jerman. 

6. Rencana Marshall 

Rencana Marshal atau Marshall Plan adalah bentuk kebijakan ekonomi dalam skala besar yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat untuk periode 1947 – 1951. Tujuan dari diadakannya kebijakan yang dikeluarkan oleh Marshall ini adalah untuk memulihkan keadaan ekonomi di negara Eropa pasca Perang Dunia II. 

Marshall melalui Badan Kerjasama Ekonomi (ECA) memberikan bantuan dana sebesar 13 Miliar dolar AS. Rencana awal, kebijakan ini berlaku sampai dengan tahun 1953 namun terhalang oleh biaya Perang Korea yang memakan dana sangat besar. Selain untuk membantu, Kebijakan ini juga bertujuan untuk memperkuat pengaruh Amerika Serikat di Eropa Barat. Namun pada pelaksanaannya tidak hanya negara Eropa saja yang mendapatkan dana bantuan namun juga beberapa negara di Asia yang terdampak PD II. 

The post 6 Peristiwa Penting Selama Perang Dingin yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>