Perkembangan Moral - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/perkembangan-moral Tue, 24 Aug 2021 02:08:58 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Perkembangan Moral - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/perkembangan-moral 32 32 Mempelajari Perkembangan Moral Menurut Kohlberg Secara Lengkap https://haloedukasi.com/perkembangan-moral-menurut-kohlberg Tue, 24 Aug 2021 02:08:56 +0000 https://haloedukasi.com/?p=26364 Lawrence Kohlberg merupakan psikolog yang lahir pada tanggal 25 Oktober tahun 1927 dan dibesarkan di Brouxmille, New York. Tahun 1948, Kohlberg masuk Universitas Chicago dan setahun kemudian mendapat gelar Bachelor dalam bidang psikologi. Kemudian tahun 1958 Kohlberg lulus S3 dengan disertasi berjudul The Development of Modes of Thinking and Choices in the year 10 to […]

The post Mempelajari Perkembangan Moral Menurut Kohlberg Secara Lengkap appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Lawrence Kohlberg merupakan psikolog yang lahir pada tanggal 25 Oktober tahun 1927 dan dibesarkan di Brouxmille, New York. Tahun 1948, Kohlberg masuk Universitas Chicago dan setahun kemudian mendapat gelar Bachelor dalam bidang psikologi. Kemudian tahun 1958 Kohlberg lulus S3 dengan disertasi berjudul The Development of Modes of Thinking and Choices in the year 10 to 16. Disertasi ini menjadi landasan teori tahapan-tahapan perkembangan moral Kohlberg.

Teori perkembangan moral Kohlberg terinspirasi oleh teori perkembangan moral kognitif yang dirintis oleh psikologi Swiss yaitu Jean Piaget. Kohlberg yang membagi tahap-tahap perkembangan moral dari masa anak-anak sampai dewasa. Selain Piaget, pemikiran-pemikian Kohlberg juga dipengaruhi oleh John Dewey, Baldwin, dan Emile Durkheim. Kohlberg adalah seorang penulis produktif yang telah menerbitkan berbagai buku mengenai psikologi, Pendidikan dan filsafat.

Tahapan perkembangan moral ialah pekembangan penalaran moral yang didasarkan pada ukuran tinggi rendahnya moral seseorang. Teori yang disampaikan Kohlberg menyatakan bahwa perilaku sopan santun yang didasari pada penalaran dapat dikelompokkan ke dalam enam tahapan. Keenam tahapan perkembangan moral tersebut dikelompokkan ke dalam tiga tingkatan yaitu pra-konvensional, konvensional, dan pasca-konvensional.

1. Pra-konvensional

Masa pra-konvensional adalah masa yang umumnya terjadi pada anak-anak dimana pada masa ini individu mulai tanggap terhadap aturan-aturan budaya yang berlaku di masyarakat dan kehidupan sekitarnya. Aturan ini berupa aturan dasar yang membedakan baik dan buruk, benar dan salah. Penilaian aturan ini dilihat secara langsung berdasarkan konsekuensi dari perilaku dalam aturan tersebut. Tingkat pra-konvesional ini dibagi menjadi dua tahapan yaitu tahap orientasi hukuman dan kepatuhan serta tahap orientasi relativis instrumental.

  • Tahap orientasi hukuman dan kepatuhan
    Pada masa ini, individu terfokus bahwa suatu tindakan akan memberikan dampak secara langsung pada dirinya sendiri. Secara moral, individu akan berpikir jika suatu tindakan dikatakan salah jika mendapat konsekuensi berupa hukuman. Anggapan yang berkembang pada tahap ini ialah tindakan akan dikatakan semakin salah jika hukuman yang diberikan semakin berat. Sedangkan tindakan yang tidak mendapat hukuman dianggap sebagai suatu tindakan yang benar. Hukuman inilah yang kemudian memengaruhi kepatuhan.
  • Tahap relativis instrumental
    Penalaran tahap kedua ini menunjukkan perhatian pada pengaruh suatu tindakan terhadap kepentingan diri sendiri, sehingga kurangnya perhatian terhadap kepentingan orang lain. Pada tahap ini, suatu tindakan dikatakan benar jika tindakan tersebut mampu memenuhi kebutuhan atau memberi keuntungan pada diri sendiri atau orang lain dan tidak menimbulkan kerugian. Penggambaran hubungan antar individu ialah sebagai hubungan timbal balik dengan menempati kedudukan yang cukup penting.

2. Konvensional

Tahap tingkatan yang kedua ini biasanya dialami oleh remaja atau orang dewasa. Pada tahapan ini, individu menilai moralitas dari suatu tindakan dengan membandingkannya dengan pandangan dan harapan dari berbagai kalangan seperti keluarga, kelompok komunitas dan kelompok masyarakat. Pada masa ini menekankan individu untuk mengakui tata tertib dan berusaha secara aktif untuk menjalin hubungan baik dengan individu lain. Masa konvensional dibagi menjadi dua tahapan yaitu :

  • Tahap penyesuaian dengan kelompok dan orientasi menjadi “anak manis”
    Pada tahap ini individu memiliki pandangan bahwa tindakan yang diakui dan akan diterima oleh individu lain adalah berupa tindakan yang menyenangkan dan memiliki manfaat bagi orang lain atau kelompok. Jadi, setiap individu akan berusaha untuk dapat menyenangkan individu lain untuk dapat dianggap bermoral. Maka dari itu, pada tahapan ini individu berusaha memenuhi kriteria “anak manis” untuk dapat diterima dan menyesuaikan diri dengan kelompok tempatnya berada.
  • Tahap orientasi hukum dan ketertiban
    Penalaran moral pada tahap ini mengusung konsep kepentingan kelompok harus berada diatas kepentingan diri sendiri. Individu selalu memiliki pandangan yang mengarah pada kekuasaan, cara memenuhi aturan dan usaha untuk memelihara ktertiban sosial. Individu percaya dengan menjaga tata tertib akan menciptakan kondisi yang nyaman dalam kelompok atau komunitasnya.

3. Pasca Konvensional

Tingkatan ketiga ini juga dikenal dengan tingkatan berprinsip. Pada masa ini individu menciptakan sendiri norma-norma dan prinsip moral sendiri tanpa mengaitkan dengan kekuasaan kelompok maupun individu lain. Pada tingkatan ini terpisahnya individu dengan masyarakat kelompok semakin jelas. Tingkatan pasca konvensional ini terbagi menjadi dua tahapan, yaitu :

  • Tahap kontrak sosial
    Pada tahapan ini individu menyadari perbedaan antara individu dan pendapat. Kematanagn moral yang tinggi menjadi ciri khas utama tahapan ini. Individu dipandang sebagai pemiliki pendapat-pendapat dan nilai-nilai yang berbeda. Hal yang penting adalah bahwa individu ingin merasa dihargai dan dihormati tanpa adanya keberpihakan. Pada masa ini tindakan yang dianggap bermoral merupakan tindakan-tindakan yang mampu mencerminkan hak individu dan memenuhi ukuran yang telah diuji dan telah disepakati oleh masyarakat luas. 
  • Tahap prinsip etika universal
    Tahapan ini ialah tahapan tertinggi. Hal ini dikarenakan penalaran moral didasarkan pada penalaran abstrak dengan menggunakan  prinsip universal. Menurut Kohlberg syarat atas prinsip moral universal, yaitu komprehensif, universal, dan konsisten (tidak ada kontradiksi dalam penerapannya). Pada tahapan ini moral dipandang benar tidak harus dibatasi oleh hukum atau aturan dari kelompok sosial atau masyarakat. Pada tahapan ini individu membayangkan apa yang akan dilakukan seseorang saat menjadi orang lain, yang juga memikirkan apa yang dilakukan bila berpikiran sama.

The post Mempelajari Perkembangan Moral Menurut Kohlberg Secara Lengkap appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Contoh Perkembangan Moral yang Baik https://haloedukasi.com/contoh-perkembangan-moral Fri, 25 Jun 2021 05:23:39 +0000 https://haloedukasi.com/?p=25429 Moral adalah ajaran tentang baik-buruk suatu perbuatan dan kelakuan, akhlak, kewajiban, dan sebagainya (Purwadarminto: 1950: 957). Dalam moral diatur segala perbuatan yang dinilai baik dan perlu dilakukan, serta sesuatu perbuatan yang dinilai tidak baik dan perlu dihindari. Moral mempunyai kaitan dengan kemampuan individu agar bisa membedakan antara perbuatan yang benar dan salah. Dengan begitu, moral […]

The post Contoh Perkembangan Moral yang Baik appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Moral adalah ajaran tentang baik-buruk suatu perbuatan dan kelakuan, akhlak, kewajiban, dan sebagainya (Purwadarminto: 1950: 957). Dalam moral diatur segala perbuatan yang dinilai baik dan perlu dilakukan, serta sesuatu perbuatan yang dinilai tidak baik dan perlu dihindari.

Moral mempunyai kaitan dengan kemampuan individu agar bisa membedakan antara perbuatan yang benar dan salah. Dengan begitu, moral menjadi dasar dari pengendalian sikap seseorang.

Sejak lahir, anak-anak secara aktif terlibat dalam menyusun pemahaman mereka sendiri. Dan dari banyaknya pengalaman, pemahaman ini kemudian di praktekkan dan dihubungkan dari dan oleh kontek sosiokultural.

Anak-anak usia dini secara aktif belajar dari mengamati dan berpartisipasi dengan teman sekitar dan orang dewasa lain, termasuk di dalamnya adalah para orang tua dan para guru. Anak-anak membentuk hipotesis mereka sendiri dan membuktikannya melalui interaksi sosial, manipulasi fisik, mengamati apa yang terjadi, merefleksikannya ke dalam tingkah laku keseharian.

Ketika banyak objek, peristiwa, dan orang lain menunjukkan hal yang berbeda dengan model yang secara mental telah tersusun dalam diri anak, anak akan otomatis dipaksa untuk menyesuaikan model atau mengubah struktur mental dalam mempertimbangkan informasi baru.

Selama masa usia dini, anak-anak secara kontinyu memproses pengalaman-pengalaman baru untuk membentuk ulang, memperluas, dan mereorganisasi struktur mental (Piaget 1952; Vygotsky 1978; Case & Okamoto 1996).

Ketika para guru dan orang dewasa menggunakan berbagai strategi untuk mendorong anak-anak melakukan refleksi atas pengalaman-pengalaman mereka melalui sebuah perencanaan, maka pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh menjadi mendalam (Copple, Sigel, & Saunders 1984; Edwards, Gandini, & Forman 1993; Stremmel & Fu 1993; Hohmann & Weikart 1995).

Representasi modalitas sensori (baca panca indera) dan media juga bervariasi menurut usia anak. Sebagai contoh, kebanyakan bayi dan anak yang baru belajar berjalan kebanyakan belajarnya menggunakan panca indera dan motorik, tetapi anak-anak usia 2 tahun menggunakan satu benda melakukan satu hal dalam bermain (sebuah kotak untuk menelepon atau menggunakan sendok sebagai gitar).

The post Contoh Perkembangan Moral yang Baik appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Hubungan Perkembangan Moral dan Perkembangan Sosial Anak yang Perlu dipahami https://haloedukasi.com/hubungan-perkembangan-moral-dan-perkembangan-sosial-anak Fri, 25 Jun 2021 04:19:52 +0000 https://haloedukasi.com/?p=25427 Perkembangan, sebuah kata yang yang berhubungan dengan sebuah proses yang akan terus terjadi atau tidak akan berhenti. Termasuk dalam perkembangan manusia yang mempunyai fase dalam setiap tahapan perkembangan di dalamnya. Jika pertumbuhan sel-sel otak anak semakin bertambah, maka kemampuan intelektualnya juga akan berkembang, proses perkembangan tersebut tidak hanya terbatas pada perkembangan fisik, melainkan juga pada […]

The post Hubungan Perkembangan Moral dan Perkembangan Sosial Anak yang Perlu dipahami appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Perkembangan, sebuah kata yang yang berhubungan dengan sebuah proses yang akan terus terjadi atau tidak akan berhenti. Termasuk dalam perkembangan manusia yang mempunyai fase dalam setiap tahapan perkembangan di dalamnya.

Jika pertumbuhan sel-sel otak anak semakin bertambah, maka kemampuan intelektualnya juga akan berkembang, proses perkembangan tersebut tidak hanya terbatas pada perkembangan fisik, melainkan juga pada perkembangan psikisnya (Ayuningsih, 2009 : 12).

Manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk individu diharapkan mampu untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Proses penalaran moral yang terjadi pada remaja sangat ditentukan oleh hubungan atau aktivitasnya dengan lingkungan, selain dengan keluarga khususnya adalah dengan teman sebaya.

Hal ini sejalan dengan Kohlberg (dalam Santrock, 2011) percaya bahwa proses dalam keluarga pada dasarnya tidak penting dalam perkembangan moral anak. Ia berpendapat bahwa hubungan orang tua – anak biasanya tidak memberikan kesempatan kepada anak untuk membentuk perspektif memberi dan menerima.

Menurut Kohlberg kesempatan ini justru ada pada hubungan dengan teman sebaya. Meskipun banyak ahli lain yang lebih berfokus kepada nilai moral orang tua mempengaruhi perkembangan penalaran moral anak.

Namun mereka juga setuju dengan Kohlberg dan Piaget, bahwa teman sebaya juga memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan penalaran moral.

Kesadaran pada pendekatan kognitif sebagai perkembangan moral juga menjelaskan bahwa apabila seseorang paham akan peranannya terhadap lingkungan sosial dan bagaimana cara pandang dalam mengambil tindakan yang seharusnya diambil dalam mengatasi masalah sosial yang berhubungan dengan lingkungan dan norma –norma sosial. Karena inti dari prinsip moral adalah keadilan.

Individu dituntut untuk jujur , menghargai dan memperhatikan hak –hak pribadi setiap individu. Tahap perkembangan moral menunjukkan cara individu untuk berpikir, termasuk konsisten dalam cara berpikirnya.

Tahap perkembangan moral bersifat universal yang artinya setiap individu akan melalui tahap yang sama namun berbeda dalam hal kecepatan dan sejauh mana tahap dapat dicapai.

The post Hubungan Perkembangan Moral dan Perkembangan Sosial Anak yang Perlu dipahami appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
3 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Moral Beserta Penjelasannya https://haloedukasi.com/faktor-yang-mempengaruhi-perkembangan-moral Fri, 25 Jun 2021 03:11:05 +0000 https://haloedukasi.com/?p=25426 Kunci utama yang mempengaruhi perkembangan moral adalah keluarga. Sosok kedua orang tua yang paling dominan dalam membentuk kepribadian hingga moralitas seorang anak. Penekanan pentingnya peranan orang tua dan keluarga dalam pembentukan nilai moralitas ini disebutkan juga oleh Rice ( dalam Suciati, 2008). Terdapat beberapa konsep keluarga yang berhubungan secara signifikan dalam pembelajaran moral anak: 1. […]

The post 3 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Moral Beserta Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kunci utama yang mempengaruhi perkembangan moral adalah keluarga. Sosok kedua orang tua yang paling dominan dalam membentuk kepribadian hingga moralitas seorang anak.

Penekanan pentingnya peranan orang tua dan keluarga dalam pembentukan nilai moralitas ini disebutkan juga oleh Rice ( dalam Suciati, 2008). Terdapat beberapa konsep keluarga yang berhubungan secara signifikan dalam pembelajaran moral anak:

1. Tingkat Interaksi dengan Keluarga

Adanya keluarga yang harmonis, hangat serta percaya satu sama lainnya adalah faktor utama dalam pembentukan moral pada anak. Anak cenderung meniru orang tua yang memiliki pribadi yang hangat dan nantinya akan menjadikan kepribadian yang baik pada anak.

Teori differential assosiation dari Sutherland dan Cressey (dalam Suciati, 2008) menerangkan bahwa prioritas, durasi, intensitas dan frekuensi dari hubungan orangtua anak memfasilitasi pembelajaran moral dan perilaku kriminal pada anak.

Efek positif diyakini akan terjadi pada anak dengan keluarga yang mengalami kedekatan intensif positif dan komunikasi yang maksimal. Begitupun sebaliknya. Jika tanpa interaksi yang positif dan komunikasi yang jarang antara kedua orang tua dengan anak, anakn terjadi moralitas yang cenderung negatif.

2. Tingkat Kedispilinan

Pada beberapa riset penelitian, kedisiplinan menjadi faktor kedua dan mempunyai efek positif ketika :

  • Konsisten, baik intraparent atau ekstraparent.
  • Kontrol terutama dilakukan secara verbal melalui penjelasan guna mengembangkan kontrol internal pada anak. Orangtua yang melakukan penjelasan verbal secara jelas dan resional menghasilkan internalisasi nilai dan standar pada anak, terutama ketika penjelasan disertai dengan afeksi sehingga anak cenderung untuk menerima.
  • Adil dan menghindari kekerasan menyimpang dari tujuan disiplin, yaitu, mengembangkan hati nurani, sosialisasi, dan kooperasi.
  • Bersifat demokratis, bukan permisif ataupun autokratik.

3. Pemberian Contoh

Contoh adalah salah satu faktor penting lainnya. Orang tua diharapkan menjadi role modelling artau pemberi contoh yang baik bagi anak.

Mengingat anak adalah seorang plagiator yang handal, apalagi jika hal tersebut terkait dengan kedua orang tua dan lingkungan sekitar. Jika ingin anak menjadi sosok yang positif maka jadilah sosok yang positif juga.

The post 3 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Moral Beserta Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
2 Tahap Perkembangan Moral Menurut Piaget Beserta Penjelasannya https://haloedukasi.com/tahap-perkembangan-moral-menurut-piaget Fri, 25 Jun 2021 02:46:02 +0000 https://haloedukasi.com/?p=25424 Moral berasal dari kata latin “Mos” atau “Mores” ( jika dalam bentuk jamak ) yang mempunyai artian tata cara, kebiasaan, dan adat. Perilaku moral merupakan gambaran dari pola tingkah laku seseorang/individu dalam kesehariannya yang dikendalikan oleh beberapa konsep moral. Konsep moral ialah sebuah aturan perilaku yang menjadi sebuah aturan tidak tertulis atau pola kebiasaan suatu […]

The post 2 Tahap Perkembangan Moral Menurut Piaget Beserta Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Moral berasal dari kata latin “Mos” atau “Mores” ( jika dalam bentuk jamak ) yang mempunyai artian tata cara, kebiasaan, dan adat. Perilaku moral merupakan gambaran dari pola tingkah laku seseorang/individu dalam kesehariannya yang dikendalikan oleh beberapa konsep moral.

Konsep moral ialah sebuah aturan perilaku yang menjadi sebuah aturan tidak tertulis atau pola kebiasaan suatu kelompok sosial. Tentang perkembangan moral sendiri menarik perhatian para ahli yakni Kohlberg dan Piaget untuk memberikan analisa teori tentang hal tersebut.

Menurut Piaget dan Kohlberg perkembangan moral berkorelasi dengan perkembangan kecerdasan individu, sehingga seharusnya bila perkembangan kecerdasan telah mencapai kematangan, maka perkembangan moral juga harus mencapai tingkat kematangan.

Menurut teori Piaget (dalam Slavin, 2011) proses penalaran moral sejalan dengan perkembangan kognisi. Piaget percaya bahwa struktur dan kemampuan kognisi berkembang lebih dulu. Kemampuan kognisi kemudian menentukan kemampuan anak-anak bernalar mengenai dunia sosialnya. Menurut Piaget, perkembangan moral terjadi dalam 2 tahapan, yaitu :

Tahap Heteronom / Realisme Moral ( Moralitas Paksaan )

Moralitas oleh pembatasan (<12thn)

  • Usia 0 –5 tahun : pada tahap ini perilaku anak ditentukan oleh ketaatan otomatis terhadap peraturan tanpa penalaran / penilaian. Anak dapat menilai tindakan berdasar konsekuensinya. Selain itu Piaget menegaskan bahwa anak pada usia kanak-kanak awal menilai sebuah perilaku yang jahat adalah hal yang menghasilkan konsekuensi negatif sekalipun maksudnya adalah sebuah kebaikan.
  • Usia 7/8 –12 tahun : pada tahap ini anak menilai perilaku atas dasar tujuan. Konsep tentang benar/salah mulai dimodifikasi atau dikembangkan (lebih luwes / fleksibel). Konsep tentang keadilan mulai berubah.

Tahap Operasional Formal / Moralitas Otonom

Moralitas dengan analisis (> 12th)

  • Anak sudah mulai mampu mempertimbangkan segala cara untuk memecahkan masalah.
  • Anak bernalar atas dasar hipotesis dan dalil : pada tahap ini anak sudah mampu untuk melihat masalah dari berbagai sudut pandang dan memutuskan.

Moralitas otonom disebut juga moralitas kerja sama. Moralitas ini muncul ketika ruang lingkup sosial anak itu meluas. Semakin banyak teman sebaya, semakin banyak pula ide dan pemikiran anak berubah yang kemudian mempengaruhi moralitasnya.

The post 2 Tahap Perkembangan Moral Menurut Piaget Beserta Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>