produksi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/produksi Thu, 21 Jul 2022 04:07:04 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico produksi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/produksi 32 32 Kelebihan dan Kekurangan E-Purchasing yang Perlu Diketahui https://haloedukasi.com/kelebihan-dan-kekurangan-e-purchasing Thu, 21 Jul 2022 04:07:02 +0000 https://haloedukasi.com/?p=37253 Secara umum, purchasing (pembelian) merupakan salah satu kegiatan yang berkaitan dengan proses pembelian atau pembelajaan suatu bahan produk untuk kepentingan produksi. Entah itu yang dilakukan guna memenuhi kebutuhan suatu badan usaha tertentu atau justru hanya untuk memenuhi kebutuhan individu saja. Namun, dengan perlahan istilah purchasing ini lambat laun berkembang menjadi e-purchasing. E-purchasing ini berkembang karena […]

The post Kelebihan dan Kekurangan E-Purchasing yang Perlu Diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Secara umum, purchasing (pembelian) merupakan salah satu kegiatan yang berkaitan dengan proses pembelian atau pembelajaan suatu bahan produk untuk kepentingan produksi. Entah itu yang dilakukan guna memenuhi kebutuhan suatu badan usaha tertentu atau justru hanya untuk memenuhi kebutuhan individu saja. Namun, dengan perlahan istilah purchasing ini lambat laun berkembang menjadi e-purchasing.

E-purchasing ini berkembang karena pemanfaatan media digital yang sekarang sudah banyak digunakan untuk kepentingan marketing ataupun pemasaran. Semua menjadi lebih efektif dan efisien pelaksanaannya dengan menggunakan dorongan media digital ini, salah satunya adalah e-purchasing ini.

Lalu, apa saja sih kelebihan e-purchasing ini dibandingkan dengan purchasing? Berikut kelebihan dan kekurangan dari E-Purchasing yang perlu diketahui.

Kelebihan E-Purchasing

Adapun beberapa kelebihan dari e-purchasing yang membuat penerapannya semakin marak di kalangan masyarakat, walaupun hanya beberapa pihak saja yang sudah menerapkannya untuk mendukung produksinya.

  • Memudahkan Perusahaan

Dengan adanya e-purchasing semakin mempermudah pihak pembeli untuk menemukan bahan baku produk yang dibutuhkannya. Pembeli hanya perlu melihat katalog produk untuk bisa menemukan produk beserta dengan harga pasaran yang sesuai dengan budgeting yang telah ditetapkan sebelumnya. 

Pembeli sudah tidak perlu membutuhkan waktu yang lama hanya untuk datang ke penjual produk dan melihat secara langsung produk yang akan dibelinya. Hal ini bisa dibilang lebih efisien dan lebih efektif dari segi waktu, sisa waktu yang ada bisa dialokasikan untuk melakukan kegiatan lainnya sehingga target bisa dengan mudah dicapai.

  • Informasi Produk Lebih Akurat

Tentunya tidak sembarang produk bisa dijual melalui e-purchasingg, yang mana pihak penjual harus memiliki e-catalog yang lengkap untuk nantinya diserahkan kepada calon pembelinya. Katalog itu yang nantinya membantu pihak pembeli terkait untuk melihat berbagai variasi produk yang akan dibeli beserta dengan acuan harga yang tertera di sana.

Lebih baik bagi penjual untuk mencantumkan segala bentuk informasi yang dibutuhkan oleh pembeli untuk nantinya lebih mempermudah pembeli dalam menentukan pilihannya. Tidak hanya itu, katalog yang lengkap dan detail akan semakin mempermudah proses jual beli yang dilakukan dan meminimalisir adanya salah informasi tentunya.

  • Lebih Mudah Dikontrol

Karena pengembangannya yang menggunakan teknologi digital membuat proses jual beli produk menjadi lebih mudah untuk dikontrol dan diawasi. Terkadang disediakan sebuah website ataupun sebuah platform yang memperlihatkan setiap tahapan pembelian yang telah dilakukan.

Bahkan tidak hanya itu, untuk memastikan produknya sampai di tempat dengan selamat terkadang ada fitur lacak yang sengaja ditambahkan untuk memudahkan pembeli terhadap proses pengiriman produknya.

Kekurangan E- Purchasing

Namun, walaupun banyak sekali kelebihan yang didapatkan oleh penjual maupun pembeli dengan adanya e-purchasing ini tetap ada beberapa kekurangan dari e-purchasing yang harus tetap dipertimbangan.

  • Penggunaan E-Purchasing yang Belum Meluas

Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa masih beberapa pihak saja yang menggunakan e-purchasing ini karena sifatnya menuju ranah digital tentunya memerlukan masa adaptasi dalam hal penggunaannya.

Terlebih untuk kaum penjual ataupun pembeli yang masih kecil hal ini memerlukan beberapa waktu untuk bisa beradaptasi dan mempelajari setiap sistem yang ada untuk bisa menggunakannya. Oleh karenanya untuk lebih meratakan penggunaan dari e-purchasing diperlukan sosialisasi yang lebih meluas lagi kepada semua penjual dan pembeli.

  • Tidak Semua Daerah Terjangkau Internet

Selain penggunannya yang belum meluas, perlu diketahui juga apabila belum semua daerah memiliki akses internet yang baik.

Hal itu juga menjadi salah satu alasan yang mendukung adanya ketimpangan dalam pemanfaatan e-purchasing ini. Terlebih untuk beberapa penjual dan pembeli yang berada di daerah terpencil.

  • Memiliki Resiko Diretas

Karena penggunaannya yang mengandalkan jaringan internet, sama seperti teknologi lainnya yang memanfaatkan jaringan hal seperti ini sangat rentan terhadap hacker ataupun pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang melakukan perentasan terkait dengan data dan informasi penting yang dimiliki oleh penjual ataupun pembeli.

Terlebih seperti yang kita ketahui bahwa data dan informasi yang berkaitan dengan sistem jual beli ini seringkali mencantumkan dokumen penting yang sifatnya rahasia. Oleh karenanya perlu dilakukan proteksi ganda untuk mencegah adanya hal tersebut.

The post Kelebihan dan Kekurangan E-Purchasing yang Perlu Diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Fixed Cost (Biaya Tetap): Pengertian – Ciri dan Jenisnya https://haloedukasi.com/fixed-cost Thu, 16 Jun 2022 01:50:12 +0000 https://haloedukasi.com/?p=35717 Di antara komponen biaya yang sangat mempengaruhi analisis Break Even Point (BEP) dan perencanaan pejualan dan produksi sebuah produk adalah biaya tetap atau Fixed Cost. Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut tentang fixed cost,  yang meliputi pengertian, ciri-ciri, fungsi, maupun jenisnya. Pengertian Fixed Cost Secara bahasa fixed cost diartikan sebagai biaya tetap. Maksudnya adalah jenis […]

The post Fixed Cost (Biaya Tetap): Pengertian – Ciri dan Jenisnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Di antara komponen biaya yang sangat mempengaruhi analisis Break Even Point (BEP) dan perencanaan pejualan dan produksi sebuah produk adalah biaya tetap atau Fixed Cost.

Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut tentang fixed cost,  yang meliputi pengertian, ciri-ciri, fungsi, maupun jenisnya.

Pengertian Fixed Cost

Secara bahasa fixed cost diartikan sebagai biaya tetap. Maksudnya adalah jenis biaya yang besarnya tetap, stabil dan tidak berubah meskipun terjadi perubahan volume produksi suatu barang/produk.

Keberadaan biaya tetap tidak dipengaruhi oleh perubahan jumlah dan aktivitas produksi pada tingkat tertentu. Berapapun besarnya kapasitas produksi, maka biaya tetap atau fixed cost akan selalu sama.

Namun, fixed cost bisa dipengaruhi oleh sebuah kondisi dalam jangka panjang, misalnya asuransi serta gaji karyawan, serta pajak bumi dan bangunan.

Pada penyununan laporan akuntansi keuangan, fixed cost atau biaya tetap dicatat pada laporan laba rugi di bagian pengeluaran tidak langsung. Hal ini karena fixed cost ini merupakan biaya yang berkaitan secara langsung dengan laba operasi.

Ciri-ciri Fixed Cost

Fixed cost memiliki beberapa ciri-ciri sebagai berikut:

  • Jumlah atau besarnya relatif tetap dan tidak dipengaruhi besaran produksi yang dilakukan.
  • Pada tingkat tertentu tidak dipengaruhi oleh kondisi atau aktivitas apapun.
  • Besarnya biaya tetap per unit barang berbanding terbalik dengan perubahan volumenya. Jadi, apabila volume atau kapasitasnya tinggi, maka fixed cost per unitnya akan rendah. Sebaliknya, apabila volume atau kapasitasnya rendah, maka fixed cost per unitnya akan tinggi.

Fungsi Fixed Cost

Sebagai bagian dari komponen biaya produksi sebuah barang atau produk, biaya tetap atau fixed cost memiliki sejumlah fungsi penting, yakni sebagai berikut:

  • Sebagai bagian dari komponen biaya produksi total pada perhitungan analisis Break Even Point (BEP). Selain fixed cost, komponen biaya produksi lainnya adalah biaya variabel atau variable cost.
  • Menjadi komponen biaya total yang menentukan harga penjualan produk.
  • Membantu untuk mengetahui apakah perusahaan sudah balik modal atau belum.
  • Membantu dalam penentuan laba perusahaan.
  • Membantu dalam menentukan kebijakan perusahaan terkait dengan alat produksi.

Jenis Fixed Cost

Fixed cost atau biaya tetap dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

1. Committed Fixed Cost

Committed fixed cost atau biaya tetap ditentukan merupakan biaya tetap yang dikeluarkan dengan tujuan untuk menjaga eksistensi perusahaan. Biaya tetap ini ditetapkan berkaitan dengan investasi pada fasilitas dan struktur organisasi perusahaan.

Contoh dari committed fixed cost antara lain biaya asuransi, pajak bangunan, gaji karyawan, dan sebagainya.

2. Discretionary Fixed Cost

Discretionary fixed cost atau biaya tetap kebijakan merupakan jenis biaya tetap yang dikeluarkan terkait dengan kebijakan manajemen perusahaan.

Biaya tetap jenis ini bersifat jangka pendek serta bisa dilakukan perubahan sewaktu diperlukan apabila terjadi hal-hal diluar perkiraan manajemen.

Contoh discretionary fixed cost adalah biaya iklan, biaya riset, biaya pelatihan karyawan, dan sebagainya.

Contoh Soal Fixed Cost

Biaya tetap merupakan komponen dari biaya total. Perhitungannya menggunakan rumus sebagai berikut:

FC = TC – UVC x Q

Di mana:

FC = Fixed Cost (Biaya Tetap)

TC = Total Cost (Biaya Total)

UVC = Unit Variable Cost (Biaya Variabel per Unit)

Q = Quantity (Jumlah unit)

Berikut adalah contoh soal Fixed Cost:

PT  Samudera mencatatkan biaya produksi mereka selama periode Mei 2022 sebesar Rp 500.000.000,00. Apabila kuantitas produksi yang dihasilkan sebesar 25.000 barang dengan biaya variabel Rp 15.000,00 per produk. Tentukan besarnya biaya tetap dari produksi yang dilakukan?

Jawab:

FC = TC – (UVC x Quantity)

FC  = Rp500.000.000 – (25.000 X Rp15.000)

FC = Rp500.000.000 – Rp375.000.000 = Rp125.000.000

Perbedaan Fixed Cost dan Variabel Cost

Komponen biaya total produksi terdiri dari biaya fixed cost  (biaya tetap) dan variabel cost (biaya variabel). Perbedaan antara kedua jenis biaya ini bisa dilihat dari berbagai segi sebagai berikut:

  • Fokus Penilaian
    Pada perhitungan biaya tetap, fokus penilaiannya ditentukan berdasarkan waktu. Sementara fokus penilaian pada biaya variabel lebih ditentukan oleh jumlah produksinya.
  • Biaya Satuan
    Biaya satuan pada biaya tetap berbanding terbalik dengan produksi per unitnya, dimana semakin meningkat produksi per unit maka akan semakin rendah biaya tetap yang dikeluarkan.
    Sedangkan biaya variabel berbanding lurus dengan jumlah produksi per unit, dimana semakin banya produksi yang dilakukan, maka biaya variabel juga semakin tinggi.
  • Waktu Pengeluaran
    Biaya tetap merupakan jenis biaya yang akan selalu dikeluarkan secara rutin selama periode usaha meskipun tidak ada produksi. Sementara itu, biaya varibel merupakan jenis biaya yang hanya dikeluarkan pada saat ada proses produksi saja, sedangkan apabila tidak ada produksi maka biaya variabel tidak dikeluarkan.
  • Kuantitas Unit Produksi
    Biaya tetap jumlahnya akan selalu tetap walaupun mengalami perubahan kuantitas unitnya mengalami perubahan. Sedangkan biaya variabel jumlahnya berubah-ubah tergantung jumlah unit yang diproduksi.

Kesimpulan Pembahasan

Fixed cost atau biaya tetap merupakan salah satu komponen dalam perhitungan biaya total produksi. Fixed cost merupakan jenis biaya yang besarnya tetap, stabil dan tidak berubah meskipun terjadi perubahan volume produksi suatu barang/produk. Ciri utama dari fixed cost adalah besarnya selalu tetap dan tidak dipengaruhi oleh volume atau kapasitas produksi serta selalu dikeluarkan walaupun tidak ada proses produksi yang berjalan.

Ada dua jenis fixed cost, yaitu committed fixed cost atau biaya tetap ditentukan merupakan biaya tetap yang dikeluarkan dengan tujuan untuk menjaga eksistensi perusahaan dan discretionary fixed cost atau biaya tetap kebijakan merupakan jenis biaya tetap yang dikeluarkan terkait dengan kebijakan manajemen perusahaan.

The post Fixed Cost (Biaya Tetap): Pengertian – Ciri dan Jenisnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
3 Prinsip Tim Kerja Produksi Beserta Penjelasannya https://haloedukasi.com/prinsip-tim-kerja-produksi Thu, 21 Oct 2021 08:51:16 +0000 https://haloedukasi.com/?p=27755 Produksi adalah pekerjaan yang tidak  bisa dilakukan secara individual. Baik produksi barang, produksi jasa dan lain sebagainya. Terlebih produksi terkait suatu program televisi. Dimana dibutuhkan sebuah tim yang bisa melakukan beberapa bagian dalam proses produksi tersebut. Dalam melakukan produksi program, tidak bisa jika hanya ada produser yang melakukan semua pekerjaan yang ada dengan sendirinya. Dia […]

The post 3 Prinsip Tim Kerja Produksi Beserta Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Produksi adalah pekerjaan yang tidak  bisa dilakukan secara individual. Baik produksi barang, produksi jasa dan lain sebagainya. Terlebih produksi terkait suatu program televisi. Dimana dibutuhkan sebuah tim yang bisa melakukan beberapa bagian dalam proses produksi tersebut.

Dalam melakukan produksi program, tidak bisa jika hanya ada produser yang melakukan semua pekerjaan yang ada dengan sendirinya. Dia tetap membutuhkan beberapa sumber daya manusia lainnya yang bisa membantunya dalam merealisasikan program atau acara apapun yang sudah dia buat.

Seperti seorang cameramen yang akan membantunya dalam mengambil gambar yang tepat untuk setiap shotnya dan lain sebagainya. Mengenai proses produksi apapun itu yang lebih ditekankan adanya adalah kerja sama kelompok yang baik.

Berikut merupakan prinsip tim kerja produksi yang harus diketahui. Sehingga kerja sama yang terjalin bisa berjalan dengan baik.

1. Equality Before The Job Or Mission

Prinsip dasar yang satu ini memanglah harus benar benar dipegang teguh. Dalam sebuah kelompok harus mementingkan kesederajatan bagi anggota tim. Antara satu dengan yang lainnya dianggap sama tidak ada strata sosial yang dimunculkan disini.

Walaupun beberapa orang memiliki keterampilan yang lebih dibandingkan dengan yang lainnya, keseteraan antara satu dengan yang lainnya harus tetap ditekankan.

Menghilangkan gengsi sosial, menjadi salah satu prinsip yang bisa melancarkan keseluruhan proses kerja sama nantinya. Sehingga nantinya tidak ada suasana canggung yang muncul.

2. Integrity In Job And Duty

Selain itu dalam sebuah kerja sama, haruslah ditekankan rasa integritas. Rasa integritas ini adalah menjunjung tinggi setiap aturan dan ketentuan yang ada. Terlebih perasaan mengenai kesanggupan untuk bisa mengerjakan semua pekerjaan secara sendirian juga harus dihilangkan.

Karena apabila hal tersebut secara terus menerus dipupuk bisa menyebabkan individualis dan anti sosial antar anggotanya. Dan apabila hal tersebut terjadi komunikasi antara tim tidak bisa terjalin dengan baik.

3. Dicipline

Prinsip tim kerja produksi yang satu ini sebenarnya masih berkaitan dengan integritas yang dimiliki oleh setiap anggota tim. Kedisiplinan bisa dibilang merupakan sikap dasar yang benar benar harus dimiliki oleh setiap anggota.

Karena apabila seorang anggota tidak memiliki rasa integritas dan kedisiplinan yang tinggi membuatnya semakin terkesan tidak bertanggung jawab dengan berbagai pekerjaan yang sedang diembannya.

The post 3 Prinsip Tim Kerja Produksi Beserta Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Perbedaan Produksi Massal dan Produksi Satuan yang Harus dipahami https://haloedukasi.com/perbedaan-produksi-massal-dan-produksi-satuan Thu, 01 Jul 2021 12:45:03 +0000 https://haloedukasi.com/?p=25565 Kali ini kita akan membahas pelajaran Ekonomi, Menurut sifatnya produksi dibedakan menjadi dua yaitu produksi massal dan produksi satuan, tahukah kalian perbedaan dari keduanya? Yuk simak pembahasan mengenai perbedaan dari produksi massal dengan produksi satuan. Produksi massal merupakan suatu kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan secara berulang ulang, dan melakukan dengan jumlah produksi yang cukup banyak, […]

The post Perbedaan Produksi Massal dan Produksi Satuan yang Harus dipahami appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kali ini kita akan membahas pelajaran Ekonomi, Menurut sifatnya produksi dibedakan menjadi dua yaitu produksi massal dan produksi satuan, tahukah kalian perbedaan dari keduanya? Yuk simak pembahasan mengenai perbedaan dari produksi massal dengan produksi satuan.

Produksi massal merupakan suatu kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan secara berulang ulang, dan melakukan dengan jumlah produksi yang cukup banyak, Misalnya produksi rokok, tempat minum, korek api, dan lain lain, Produksi massal biasanya produksi untuk kepentingan massa atau umum dan dilakukan secara massal

Banyak aturan yang dilakukan dalam menghasilkan produksi dalam jumlah banyak ini, karena perusahaan tentu mengutamakan mutu dan kualitas suatu produk yang akan dihasilkan. Dengan memahami pengertian tersebut maka selanjutnya perlu memahami tahapan apa saja yang dilakukan dalam proses produksi massal.

Sedangkan produksi satuan merupakan pekerjaan yang jumlah produksinya sedikit atau sesuai dengan jumlah pesanan saja. Pada produksi satuan juga dikenal dengan produksi satuan berseri, yaitu produksi yang sesuai dengan ukuran kecil atau besar contohnya televisi.

Produksi satuan biasanya dilakukan untuk kepentiang individu atau perorangan yang dapat disesuaikan dengan keinginan pemesan seperti bentuk, ukuran, maupun warna. Contohnya pakaian ataupun dompet.

The post Perbedaan Produksi Massal dan Produksi Satuan yang Harus dipahami appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Perencanaan Produksi: Tujuan – Fungsi dan Tahapannya https://haloedukasi.com/perencanaan-produksi Fri, 12 Feb 2021 14:40:13 +0000 https://haloedukasi.com/?p=21246 Pembahasan kali ini pelajaran ekonomi mengenai perencanaan produksi, dari pengertian, tujuan, fungsi, tahapan, sampai membahas jenis perencanaan produksi. Pengertian Perencanaan Produksi Secara umum perencanaan produksi merupakan suatu penentuan masa depan  dari proses produksi. Hal ini sangat membantu anda dalam pembuatan atau pengaturan lokasi produksi yang efisien dengan memfasilitasi kebutuhan yang diperlukan. Rencana produksi dibuat secara […]

The post Perencanaan Produksi: Tujuan – Fungsi dan Tahapannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pembahasan kali ini pelajaran ekonomi mengenai perencanaan produksi, dari pengertian, tujuan, fungsi, tahapan, sampai membahas jenis perencanaan produksi.

Pengertian Perencanaan Produksi

Secara umum perencanaan produksi merupakan suatu penentuan masa depan  dari proses produksi.

Hal ini sangat membantu anda dalam pembuatan atau pengaturan lokasi produksi yang efisien dengan memfasilitasi kebutuhan yang diperlukan.

Rencana produksi dibuat secara berkala untuk periode waktu tertentu, yang disebut planning horizon.

Menurut Agus Ahyari perencanaan produksi adalah perencanaan produk dengan ruang lingkup apa serta berapa jumlah produk yang akan diproduksi. Karena ini sebatas rencana maka yang diperbincangkan adalah produk yang akan dibuat di masa yang akan datang.

Menurut Fogarty, Blackstone dan Hoffman, (1991, h.42) Perencanaan produksi merupakan suatu perencanaan menggunakan informasi dari produk dan perencanaan penjualan untuk merencanakan laju rencana produksi serta tingkatan persediaan selama periode waktu dari sekelompok produk.

Tujuan Perencanaan Produksi

Adapun tujuan yang dimiliki dari perencanaan produksi, sebagai berikut:

  • Meramalkan permintaan produk yang dinyatakan dalam jumlah produk sebagai fungsi dari waktu.
  • Menetapkan jumlah saat pemesanan bahan baku serta komponen secara ekonomis dan terpadu.
  • Menetapkan keseimbangan antara tingkat kebutuhan produksi, teknik pemenuhan pesanan,serta memonitor tingkat persediaan produk jadi setiap saat.
  • Membandingkannya dengan rencana persediaan dan melakukan revisi atas rencana produksi pada saat yang ditentukan.

Fungsi Perencanaan Produksi

Berikut adalah beberapa fungsi dari perencanaan produksi, sebagai berikut:

  • Menjamin Rencana Penjualan dan Produksi Sesuai dengan Rencana Strategis Usaha
  • Sebagai Alat Ukur Performansi Proses Perencanaan Produksi
  • Menjamin Kemampuan Produksi sesuai Rencana.

Tahapan Perencanaan Produksi

Berikut adalah tahapan dalam perencanaan produksi:

  • Ide Produk
    Ide Produk disusun berdasar dorongan pasar yaitu kebutuhan konsumen, dorongan teknologi  yaitu kemampuan perusahaan dalam riset dan pengembangan, dan koordinasi antar fungsi manajemen yaitu keuangan, pemasaran, dan personalia.
  • Routing (Penyusunan Alur)
    Routing adalah langkah pertama dalam perencanaan dan kontrol produksi. Routing dapat didefinisikan sebagai proses menentukan jalur (rute) pekerjaan dan urutan operasi. Hal yang perlu diperhatikan pada tahap ini adalah:
    • Kuantitas dan kualitas produk.
    • Karyawan, mesin, dan bahan yang akan digunakan.
    • Jenis, jumlah dan urutan operasi pabrik, dan
    • Tempat produksi.
  • Desain awal
    Desain awal atau rancang bangun awal mempertimbangkan beberapa tujuan yaitu manfaat produk, fungsi barang apakah fiingsi utama atau sekunder, style, seni atau keindahan barang dengan melihat keseimbangan biaya, kualitas, dan performance produk.
  • Scheduling (Penjadwalan)
    Penjadwalan adalah langkah kedua dalam perencanaan dan kontrol produksi. Muncul setelah routing. Penjadwalan berarti:
    • Perbaiki jumlah pekerjaan yang harus dilakukan.
    • Atur operasi pabrik yang berbeda sesuai urutan prioritas.
    • Atur waktu kapan mulai dan selesai. Juga anggal dan waktu, untuk setiap operasi.
  • Prototype
    Pada tahap ini perusahaan mengadakan percobaan kemampuan dan kekuatan produk, kemudian dicari kelemahan dan dianalisis keindahan bentuknya.
  • Follow-up
    Follow-up atau peninjauan ulang adalah langkah terakhir dalam perencanaan dan pengendalian produksi. Ini adalah perangkat pengendali dan berkaitan dengan evaluasi hasil. Proses ini untuk menemukan dan menghilangkan cacat produk, keterlambatan, keterbatasan, kemacetan, gap, dan masalah lainnya dalam proses produksi.

Jenis Perencanaan Produksi

Terdapat dua jenis dari perencanaan produksi, sebagai berikut:

  • Perencanaan Produksi Jangka Pendek (Perencanaan Operasional)
    Adalah penentuan kegiatan produksi yang akan dilakukan dalam jangka waktu satu tahun mendatang atau kurang, dengan tujuan untuk mengatur penggunaan tenaga kerja, Persediaan bahan dan fasilitas produksi yang dimiliki perusahaan pabrik. Oleh karenanyaperencanaan produksi jangka pendek berhubungan dengan pengaturan operasi produksimaka perencanaan ini disebut juga dengan perencanaan operasional.
  • Perencanaan Produksi Jangka Panjang
    Adalah penentuan tingkat kegiatan produksi lebih daripada satu tahun. Biasanya sampai dengan lima tahun mendatang, dengan tujuan untuk mengatur pertambahan kapasitas peralatan atau mesin-mesin, ekspansi pabrik dan pengembangan produk (product development).

The post Perencanaan Produksi: Tujuan – Fungsi dan Tahapannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Produksi Massal: Pengertian – Perencanaan dan Tahapannya https://haloedukasi.com/produksi-massal Wed, 09 Sep 2020 08:17:50 +0000 https://haloedukasi.com/?p=10148 Ketika pandemik COVID-19 mulai merebak, hampir semua orang berburu masker hingga harga masker melambung tinggi bahkan menghilang dari pasaran. Kekosongan ini kemudian diisi dengan diproduksinya masker kain secara massal sesuai standar dalam jumlah besar oleh beberapa pengusaha konveksi sehingga kebutuhan masker tercukupi. Pengertian Produksi Massal Pengertian Secara Umum Secara umum, yang dimaksud dengan produksi massal […]

The post Produksi Massal: Pengertian – Perencanaan dan Tahapannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Ketika pandemik COVID-19 mulai merebak, hampir semua orang berburu masker hingga harga masker melambung tinggi bahkan menghilang dari pasaran.

Kekosongan ini kemudian diisi dengan diproduksinya masker kain secara massal sesuai standar dalam jumlah besar oleh beberapa pengusaha konveksi sehingga kebutuhan masker tercukupi.

Pengertian Produksi Massal

Pengertian Secara Umum

Secara umum, yang dimaksud dengan produksi massal adalah pembuatan barang yang dilakukan dalam jumlah besar.

Pengertian Menurut KBBI

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, produksi massal atau produksi massa diartikan sebagai berikut.

Pembuatan barang dalam jumlah besar-besaran, biasanya dengan mesin, baik yang berupa ulangan produklama maupun produk yang coraknya telah diberi variasi, misalnya dalam hal warna dan perlengkapannya.

Pengertian Menurut Para Ahli

Adapun pengertian produksi massal menurut para ahli di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Eliya Fauzia dkk (2019) mendefinisikan produksi massal sebagai kegiatan memproduksi barang tertentu yang sudah ditentukan standar spesifikasinya dalam jumlah jumlah besar melalui serangkaian operasi yang sama engan produk sebelumnya. 
  • Fitri Febriyanti dan Eni Soerjati Priowirjanto (2019) mendefinisikan produksi massal sebagai proses menghasilkan sebuah produk yang terstandarisasi dalam jumlah banyak menggunakan perakitan denganteknologi otomasi.
  • Indaryanto (2019) mendefinisikan produksi massal sebagai produksi yang dibuat dalam jumlah besar yang bermanfaat untuk banyak orang dalam masyarakat secara luas.

Tujuan Produksi Massal

Telah disebutkan sebelumnya bahwa secara umum yang dimaksud dengan produksi massal adalah pembuatan barang yang dilakukan dalam jumlah besar.

Adapun tujuan produksi massal adalah untuk menguasai pasar. Jika terjadi kelebihan produk, baik dunia usaha maupun dunia industri dapat memaksa pasar untuk melakukan diskon, promosi, dan lain-lain agar produk tersebut cepat terserap.

Ciri-ciri Produksi Massal

Produksi massal mempunyai ciri-ciri antara lain sebagai berikut.

  • Produk yang dihasilkan dunia usaha maupun dunia industri adalah produk yang berbiaya rendah dan dalam jumlah yang besar.
  • Bertujuan untuk menguasai pasar.
  • Produk dijual di pasar bebas.
  • Tingginya spesialisasi produk.
  • Adanya stok produk untuk memenuhi kebutuhan saat masa tunggu.
  • Memiliki alur kerja yang seimbang.
  • Produk yang sama diproduksi secara berkesinambungan.
  • Adanya prosedur standarisasi produk.

Perencanaan Produksi Massal

Yang dimaksud dengan perencanaan produksi massal adalah proses untuk memproduksi barang pada suatu periode sesuai yang telah dijadwalkan melalui pengelolaan sumber daya seperti tenaga kerja, bahan baku, dan peralatan.

Perencanaan produksi massal mencakup hal-hal berikut.

  • Persiapan rencana produksi
  • Menyusun jadwal penyelesaian produk
  • Merencanakan produksi dan pengadaan bahan dari luar
  • Menjadwalkan proses operasi tiap unit
  • Menyampaikan jadwal pada pemesan.

Adapun tujuan perencanaan produksi massal di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Meminimalkan biaya dan memaksimalkan keuntungan
  • Memaksimalkan kepuasan pelanggan
  • Meminimalkan perubahan nilai produksi
  • Meminimalkan perubahan tenaga kerja
  • Memaksimalkan perlengkapan dan inventaris pabrik.

Sedangkan fungsi perencanaan produksi massal di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Menjamin rencana produksi dan pemasaran produk
  • Mengukur kapasitas produksi yang konsisten terhadap rencana produksi
  • Alat untuk memonitor hasil produksi.

Tahapan Produksi Massal

Produksi massal tidak dilakukan secara tiba-tiba atau serampangan melainkan harus direncanakan dengan matang yang berlangsung melalui beberapa tahapan sebagai berikut.

Routing

Routing adalah proses menentukan urutan proses produksi massal dari bahan mentah hingga menjadi sebuah produk termasuk berbagai macam peralatan yang akan digunakan.

Umumnya, routing digunakan untuk memperbaiki dan mengawasi hal-hal sebagai berikut.

  • Kuantitas dan kualitas produk
  • Sumber daya manusia, mesin, dan bahan yang akan digunakan
  • Jenis, jumlah, dan urutan operasi manufaktur
  • Tempat produksi.

Tujuan routing adalah untuk menentukan jalur atau urutan operasi produksi yang terbaik dan termurah yang dapat diterapkan di pabrik sehingga memberikan kemudahan bagi semua lini produksi dalam mencapai tujuan perusahaan.

Scheduling

Scheduling atau penjadwalan mengandung arti menetapkan jadwal kegiatan operasi proses produksi yang disinergikan sebagai satu kesatuan.

Tujuan scheduling atau penjadwalan adalah sebagai berikut.

  • mengetahui jumlah pekerjaan yang harus diperbaiki
  • membuat daftar prioritas operasi manufaktur yang berbeda
  • memperbaiki memulai dan menyelesaikan, tanggal, dan waktu untuk setiap operasi.

Dispatching

Dispatching merupakan tahap dimulainya proses produksi. Pada tahap ini ada beberapa hal yang diatur antara lain sebagai berikut.

  • Bahan, alat, perlengkapan, dan lain sebagainya yang diperlukan untuk produksi sebenarnya.
  • Perintah, instruksi, gambar, dan lainnya untuk memulai pekerjaan.
  • Memelihara catatan yang tepat dari awal dan menyelesaikan setiap pekerjaan tepat waktu.
  • Berpindah pekerjaan dari proses lainnya sesuai jadwal.
  • Memulai prosedur kontrol.
  • Mencatat waktu mesin.
  • Tindakan lanjutan.

Follow-up

Follow up merupakan tahap ditetapkan dan ditentukannya berbagai macam kegiatan seperti pengadaan, pembelian, dan pemesanan bahan baku serta berbagai macam peralatan yang akan digunakan.

Tujuannya adalah mengoordinasikan semua perencanaan produksi agar produksi berjalan lancar.   

Penerapan Produksi Massal Yang Benar

Ketika akan melakukan produksi massal suatu produk, perlu dilakukan perencanaan produksi yang sangat matang yang meliputi beberapa kegiatan sebagai berikut.

1. Menentukan produk yang akan diproduksi secara massal

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan produk yang akan diproduksi secara massal, misalnya masker kain.

Mengapa masker kain? Karena masker kain saat ini sangat dibutuhkan oleh warga masyarakat guna mencegah penyebaran wabah COVID19.   

2. Menyaring ide dan gagasan

Ide atau gagasan yang dimaksud adalah terkait ide atau gagasan produk yang sesuai dengan pasar dan hal-hal lainnya.

Misalnya, ide atau gagasan tentang masker kain disesuaikan dengan pasar dan standar dari WHO.    

3. Membuat desain produk

Desain produk adalah rancangan bentuk yang memiliki nilai, kegunaan, dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen.

Beberapa hal yang harus diperhatikan terkait desain produk antara lain biaya, kualitas, kebutuhan konsumen, dan keunggulan dalam persaingan.  

Misalnya, rancangan masker kain yang akan diproduksi massal termasuk kemasan yang akan digunakan sebagai wadah atau bungkus produk.  

4. Membuat gambar kerja produk

Gambar kerja produk mengacu pada gambar yang dijadikan acuan atau patokan agar ide dapat diwujudkan dalam wujud fisik sebuah benda. Gambar kerja produk terdiri atas bentuk, bahan-bahan, dan warna.

Misalnya, gambar produk masker kain yang memuat informasi lebih detil seperti bentuk masker kain, jenis kain serta bahan-bahan lain yang digunakan sesuai standar WHO.  

5. Membuat dan menguji fungsi prototipe produk

Langkah selanjutnya adalah membuat prototipe atau model produk dan mengujinya sebelum produk tersebut diproduksi secara massal dan dilempar ke pasaran.

Tujuannya adalah mengetahui kelebihan dan kekurangan produk sebelum masuk tahap produksi.

Misalnya, model atau prototipe masker kain yang sesuai standar WHO diuji desain serta fungsinya sebelum diproduksi secara massal.

6. Memproduksi produk tersebut secara massal  

Setelah lolos uji prototipe produk, tahap selanjutnya adalah memproduksi produk tersebut secara massal dengan memperhatikan beberapa hal antara lain jumlah produk yang diproduksi, bentuk produk, dan pendistribusian produk.

Contoh Produk yang Menggunakan Produksi Massal

Beberapa contoh produk yang menggunakan produksi massal di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Peralatan elektronik seperti televisi, radio, hair dryer, kulkas, setrika, gawai
  • Alat transportasi seperti motor, mobil
  • Peralatan mandi seperti sabun, sikat gigi, pasta gigi, sampo
  • Alat-alat kebersihan seperti sapu, kain pel
  • Makanan dan minuman.

Kelebihan dan Kekurangan Produksi Massal

Sebagai produk yang dihasilkan dalam jumlah besar dan berbiaya rendah, produksi massal tidak terlepas dari kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan Produksi Massal

Kelebihan melakukan produksi massal antara lain sebagai berikut.

  • Efisiensi waktu 
    Digunakannya mesin-mesin yang bekerja dengan cepat sangat membantu para pekerja dalam menyiapkan berbagai macam perlengkapan serta bahan-bahan yang dibutuhkan dalam waktu yang singkat.
  • Menghemat biaya produksi
    Suatu produk yang diproduksi secara massal dapat menghemat biaya produksi. Hal ini disebabkan perusahaan mendapat potongan harga ketika membeli bahan baku dalam jumlah besar. Selain itu, digunakannya mesin-mesin dalam proses produksi juga dapat mengurangi biaya yang dialokasikan untuk tenaga kerja. Dengan demikian, perusahaan dapat menghemat pengeluaran yang tidak perlu.  
  • Tingkat akurasi yang tinggi
    Proses produksi massal umumnya menggunakan mesin-mesin modern yang lebih akurat, efisien, dan optimal sehingga dapat meminimalisasi tingkat risiko kesalahan manusia dalam memproduksi barang.
  • Tingkat produksi tinggi
    Selain dapat meminimalisasi tingkat resiko kesalahan manusia dalam memproduksi barang, mesin-mesin yang digunakan dalam proses produksi massal juga dapat menghasilkan barang dalam jumlah besar dan cepat.  
  • Proses berkreasi
    Biasanya, suatu produk yang diproduksi secara massal tidak hanya memiliki satu varian saja melainkan beberapa varian. Hal ini dilakukan dengan cara menambah nilai barang serta disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Hal ini menunjukkan adanya proses kreasi yang dilakukan perusahaan.
  • Komitmen yang tinggi
    Produksi massal membutuhkan komitmen yang tinggi dari sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan terutama dalam hal waktu dan usaha yang diberikan. Semakin banyak waktu dan semakin besar perhatian yang diberikan maka akan semakin besar pula keberhasilan dalam memproduksi barang.  

Kekurangan Produksi Massal

Adapun kekurangan dalam produksi massal antara lain sebagai berikut.

  • Terlalu kaku  
    Produksi massal umumnya dikerjakan oleh mesin yang telah dirancang sedemikian rupa. Jika terjadi gangguan pada mesin, dapat terjadi kesalahan dalam pengerjaan desain proses produksi.
  • Kurangnya varian produk
    Terkadang suatu produk tidak memiliki varian lain. Hal ini disebabkan adanya kesamaan produk yang dihasilkan oleh para produsen. Akibatnya kebutuhan konsumen tidak terpenuhi.    
  • Tidak ada jaminan
    Setiap produk yang dilempar ke pasaran sesungguhnya tidak memiliki jaminan akan sukses besar di pasaran. Karena itu, perusahaan harus tetap memperhatikan kebutuhan konsumen serta permintaan pasar terhadap produk tertentu.

The post Produksi Massal: Pengertian – Perencanaan dan Tahapannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kualitas Produk: Pengertian – Dimensi dan Cara meningkatkannya https://haloedukasi.com/kualitas-produk Tue, 26 May 2020 23:20:32 +0000 https://haloedukasi.com/?p=6725 Dalam dunia kewirausahaan, seorang wirausaha harus memperhatikan kualitas produknya. Lalu apa itu kualitas produk? Berikut pembahasannya. Pengertian Kualitas Produk Pengertian Secara Umum Kualitas produk adalah hal terpenting di dalam sebuah perusahaan. Kualitas produk berhubungan erat dengan daya saing produk dengan pesaing dan kepuasan konsumen pemakai produk. Kualitas produksi diharapkan dapat mengungguli produk pesaing atau setidaknya […]

The post Kualitas Produk: Pengertian – Dimensi dan Cara meningkatkannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dalam dunia kewirausahaan, seorang wirausaha harus memperhatikan kualitas produknya. Lalu apa itu kualitas produk? Berikut pembahasannya.

Pengertian Kualitas Produk

Pengertian Secara Umum

Kualitas produk adalah hal terpenting di dalam sebuah perusahaan. Kualitas produk berhubungan erat dengan daya saing produk dengan pesaing dan kepuasan konsumen pemakai produk.

Kualitas produksi diharapkan dapat mengungguli produk pesaing atau setidaknya memiliki kualitas yang sama.

Pengertian Menurut Para Ahli

  • Kotler (2000)
    Menurut Kotler, pengertian kualitas produk adalah keseluruhan ciri dari suatu produk yang berpengaruh pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan / tersirat.
  • Menurut Crosby (1979)
    Kualitas produk adalah produk yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
  • Juran (1993)
    Kualitas produk memiliki pengertian sebagai keselarasan penggunaan produk untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan.
  • Deming (1982)
    Kualitas produk memiliki pengertian sebagai kesesuaian produk dengan kebutuhan pasar atau konsumen. Suatu perusahaan harus benar-benar memahami kebutuhan konsumen atas barang yang diproduksi oleh perusahaan.
  • Felgenbaum (1986)
    Pengertian kualitas produk berkaitan dengan apa yang diharapkan konsumen terhadap suatu produk.
  • Garvin (1988)
    Kualitas produk adalah suatu kondisi dinamis yang berkaitan dengan produk, tenaga kerja, proses, serta lingkungan yang mematuhi atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen.

Manfaat Kualitas Produk

Kualitas Produk memiliki bermacam-macam manfaat bagi perusahaan, berikut beberapa manfaatnya:

  • Reputasi Perusahaan Semakin Meningkat

Jika perusahaan menghasilkan produk berkualitas, maka perusahaan akan mendapatkan predikat sebagai perusahaan yang menomor satukan kualitas produk.

Sehingga perusahaan akan lebih dikenal dan mendapat nilai lebih dari masyaraka atau konsumen.

  • Biaya yang Dikeluarkan Menurun

Perusahaan tak perlu mengeluarkan biaya lebih untuk menghasilkan produk yang berkualitas, karena perusahaan memiliki kepuasan konsumen sebagai standar.

  • Pangsa Pasar Meningkat

Perusahaan dapat menekan harga produk dan tetap mengutamakan kualitas. Market share semakin meningkat.

  • Dikenal Hingga di Pasar Internasional

Produk yang berkualitas tinggi dapat diterima tidak hanya di pasar domestik, tetapi memungkinkan untuk ditawarkan ke pasar internasional.

  • Perusahaan Menjadi Lebih Bertanggung Jawab

Kompetisi kualitas produk dengan perusahaan lain menuntut suatu perusahaan untuk lebih bertanggung jawab.

Tanggung jawab perusahaan lebih berat karena berkaitan dengan proses produksi secara detail mulai dari disain, pembuatan dan distribusi hingga berakhir di tangan konsumen.

  • Meningkatkan Reputasi Produk

Kualitas sebuah produk di masyarakat juga membuat perusahaan pemilik produk dikenal di masyarakat.

  • Melahirkan Produk Yang Berkualitas

Kompetisi yang terjadi bukan tentang harga sebuah produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan, tetapi tentang kualitas produk dibidang eyang dihasilkan.

Hal ini membuat konsumen memilih kualitas dibandingkan dengan harga produk yang lebih rendah.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Produk

Ada sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi kualitas sebuah produk di antaranya:

1. Sumber Daya Manusia (SDM)

SDM yaitu peranan manusia atau karyawan yang bertugas pada sebuah perusahaan yang turut andil dalam proses produksi memiliki pengaruh langsung terhadap hasil produksi.

Faktor manusia sangat penting diperhatikan oleh perusahaan karenanya perusahaan perlu memberikan kesejahteraan, pelatihan dan motivasi bagi karyawannya.

2. Prosedur Kerja atau Metode

Kualitas produksi juga dipengaruhi oleh prosedur atau manajemen sebuah perusahaan.

Bagaimana pimpinan mengatur metode yang berkaitan dengan SDM dan proses produksi sangat berpengaruh kepada proses dan hasil produksi.

3. Mesin atau Peralatan Produksi

Peralatan yang digunakan untuk proses produksi juga mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan sebuah perusahan.

Peralatan yang tidak prima karena sudah tua dan tidak ekonomis dapat membuat hasil produksi kurang berkualitas dan membuat proses produksi tidak efisien.

Akibatnya biaya produksi tinggi dan produk yang dihasilkan kurang bermutu.

4. Bahan Baku Produk

Bahan baku merupakan salah satu faktor yang sangat penting karena berpengaruh pada kualitas produk yang dihasilkan.

Penting untuk perusahaan memperhatikan beberapa hal yaitu seleksi sumber dari bahan baku, pemeriksaan dokumen pembelian, pemeriksaan penerimaan bahan baku, serta penyimpanan.

Dimensi Kualitas Produk

Berikut pembahasan tentang dimensi atau ukuran kualitas sebuah produk.

1. Kinerja

Kinerja suatu produk adalah tentang bagaimana produk tersebut ditampilkan ke pembeli.

Suatu produk yang mempunyai kinerja yang baik diukur dari kepuasan konsumen.

2. Kredibilitas

Sebuah produk yang dapat diandalkan dapat menjadi tolak ukur kualitas yang baik.

Produk yang dapat diandalkan bisa meyakinkan konsumen dengan kualitas kredibilitas yang dimiliki.

3. Fitur Tambahan

Fitur ini adalah tolak ukur tambahan pada sebuah produk yang juga dapat membedakan atau memberikan keistimewaan sebuah produk dengan produk lainnya di pasaran.

4. Keakuratan Detail

Sebuah produk dapat dikatakan memiliki keakuratan detail jika sudah memenuhi standar yang sudah ditetapkan sebuah perusahaan.

5. Durabilitas

Berkaitan erat dengan usia sebuah produk dan keekonomisan sebuah produk.

Apabila frekuensi pemakaian konsumen semakin besar maka durabilitas produk akan semakin besar.

6. Kemampuan Melayani

Berkaitan erat dengan kecepatan, kapabilitas, kenyamanan, dan pelayanan kepada konsumen. Dapat juga disebut layanan pasca pembelian produk.

7. Keindahan

Ini merupakan estetika produk, karena sebuah produk yang berkualitas tidak lepas dari unsur keindahan yang dapat menarik panca indera konsumen.

8. Persepsi Kualitas

Merupakan sudut pandang pembeli terhadap kualitas produk. Persepsi kualitas konsumen dapat dipersepsikan lewat merek, harga dan juga melalui cara marketing sebuah produk.

Persepsi Kualitas Produk

Persepsi kualitas produk merupakan sudut pandang konsumen terhadap keunggulan suatu produk yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhannya.

Ada 5 jenis persepsi kualitas produk, berikut pembahasannya.

1. Transcendental Approach

Perspektif ini merupakan perspektif yang dari konsumen. Misalnya tentang produk kecantikan yang melakukan pendekatan melalui pernyataan tentang kehalusan kulit, mencerahkan kulit dan lain-lain.

2. Product Based Approach

Pendekatan yang beranggapan bahwa mutu adalah unsur yang bisa dihitung dan diukur.

Perspektif ini sangat objektif atau general, maka tak bisa menjelaskan perbedaan selera, kebutuhan dan pilihan seseorang.

3. User Based Approach

Pendekatan yang bergantung pada cara pandang konsumen bahwa produk yang berkualitas tinggi adalah produk yang dapat memenuhi kebutuhannya.

Sudut pandang yang subjektif dan berorientasi pada permintaan menyatakan bahwa setiap konsumen mempunyai kebutuhan dan keinginan yang berbeda.

Sehingga banyak pendapat bahwa kualitas sama dengan kepuasan penuh yang diterima.

4. Manufacturing Based Approach

Sudut pandang ini berdasarkan pada penyimpanan dan pemanufakturan. Poin sudut pandang ini ada pada penyelarasan spesifikasi proses produksi.

Memiliki tujuan meningkatkan produksi dan menekan biaya produksi. Standar kualitas yang menentukan adalah perusahaan bukan konsumen.

5. Value Based Approach

Kualitas sebuah produk dipandang dari aspek harga dan juga nilainya dengan memperhitungkan menjual antara kemampuan dan harga.

Sudut pandang ini mengartikan kualitas bersifat relatif sehingga belum tentu produk berkualitas tinggi adalah produk paling bernilai.

Hal ini karena produk akan bernilai jika adalah produk yang dibeli dengan tepat.

Tingkatan Kualitas Produk

Ada 5 tingkatan kualitas produk yaitu:

  • Manfaat Inti

Manfaat inti adalah tingkatan dasar yang pelanggan inginkan setelah membeli sebuah produk.

Biasanya, konsumen akan membeli produk karena manfaat yang dimilikinya

  • Produk Dasar

Produsen atau perusahaan harus bisa mengubah core benefit menjadi basic product atau produk dasar.

Pada produk inti ada manfaat dasar dari produk atau fungsi sebuah produk dapat memenuhi kebutuhan dasar konsumen.

  • Produk yang Diharapkan

Merupakan harapan atas kondisi yang diinginkan dan disukai oleh konsumen produk maupun jasa.

  • Kelebihan Produk

Merupakan manfaat dan juga pelayanan yang membedakan produk yang dimiliki perusahaan dengan produk kompetitor.

  • Produk Potensial

Produk yang dipandang memiliki potensi yang dapat berkembang di masa mendatang.

Cara Meningkatkan Kualitas Produk

1. Melakukan Analisa Rutin

Menganalisa atau memeriksa kinerja perusahaan yang berkaitan dengan proses produksi sebuah barang atau jasa.

Analisa ini termasuk juga memeriksa kinerja SDM, bukan hanya mesin atau alat produksi.

2. Mendengarkan Review Konsumen

Meminta review dan testimoni konsumen setelah menggunakan produk. Menanyakan kekurangan dan permasalahan produk tersebut untuk mengukur kualitas produk.

Hal ini berguna untuk mengkoreksi kesalahan dan mengetahui kekurangan produk, sehingga dapat digunakan untuk mengubah produk menjadi lebih baik.

3. Fokus pada proses

Salah satunya untuk dapat fokus pada proses yaitu mengecek sistem produksi prosesnya.

Proses ini termasuk menganalisa teknis dan manajemen waktu.

4. Adakan rapat yang efektif dengan karyawan

Pertemuan atau rapat penting dilakukan misalkan di setiap akhir minggu atau awal minggu.

Buat rapat tersebut efektif, fokus pada ide dan masalah. Ingat selalu untuk memberi motivasi dan semangat pada SDM.

5. Membuat peta masalah

Masalah yang muncul pasti ada dalam produksi. Pilah dan kategorikan masalah mana yang paling penting dan yang paling tidak krusial.

Hal ini memudahkan untuk mencari solusi dan mengerjakan solusi masalah pada produksi.

The post Kualitas Produk: Pengertian – Dimensi dan Cara meningkatkannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kelangkaan Barang: Penyebab – Dampak dan Cara Mengatasinya https://haloedukasi.com/kelangkaan-barang Thu, 23 Apr 2020 03:16:43 +0000 https://haloedukasi.com/?p=5860 Seringkali kita merasa kesusahan dalam mencari barang yang kita inginkan, perlu diketahui itu adalah kelangkaan barang. Apa itu Kelangkaan Barang? Manusia memiliki sifat dasar yaitu tidak puas, seperti tidak puas akan penghasilannya atau tidak puas akan kebutuhannya sehingga timbul sebuah perilaku konsumtif. Perilaku konsumtif merupakan kecenderungan manusia untuk melakukan konsumsi tidak terbatas atau membeli sesuatu […]

The post Kelangkaan Barang: Penyebab – Dampak dan Cara Mengatasinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Seringkali kita merasa kesusahan dalam mencari barang yang kita inginkan, perlu diketahui itu adalah kelangkaan barang.

Apa itu Kelangkaan Barang?

Manusia memiliki sifat dasar yaitu tidak puas, seperti tidak puas akan penghasilannya atau tidak puas akan kebutuhannya sehingga timbul sebuah perilaku konsumtif.

Perilaku konsumtif merupakan kecenderungan manusia untuk melakukan konsumsi tidak terbatas atau membeli sesuatu secara berlebihan.

Membeli sesuatu secara berlebihan dapat menyebabkan terjadinya kesenjangan antara sumber ekonomi yang terbatas dengan jumlah kebutuhan hidup yang tidak terbatas.

Hal tersebut dapat diartikan sebagai kelangkaan. Kelangkaan menurut kamus besar Bahasa Indonesia, yaitu perihal sesuatu yang jarang didapat, jarang ditemukan, atau jarang terjadi.

Menurut ahli ekonomi, arti kelangkaan dibagi menjadi dua definisi, yaitu:

  • Kelangkaan diartikan sebagai keterbatasan jumlah yang dimiliki akibat banyaknya kebutuhan manusia namun tidak sebanding dengan benda yang tersedia.
  • Kelangkaan diartikan sebagai untuk mendapatkan sesuatu benda dibutuhkan sebuah pengorbanan karena keterbatasan sumber daya ekonomi.

Penyebab Kelangkaan Barang

Kelangkaan barang bukan nya karena semakin banyak kebutuhan manusia namun dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu:

  • Perbedaan letak geografis
    Menyebabkan terjadinya kelangkaan barang pangan karena tidak semua daerah memiliki tanah subur dan air melimpah.
  • Pertumbuhan penduduk
    Menyebabkan semakin banyak kebutuhan yang harus dipenuhi.
  • Faktor produksi yang tidak berkembang
    Menyebabkan kelangkaan karena sumber daya alam maupun sumber daya manusianya tidak memadai.
  • Teknologi yang tidak berkembang
    Dapat menyebabkan kelangkaan beberapa barang karena negara-negara maju teknologi sudah berkembang lebih pesat.
  • Bencana alam
    Dapat mempengaruhi kelangkaan barang karena bahan pokok dari sumber daya alam menjadi terbatas.
  • Penyakit menular
    Dapat menyebabkan terganggunya sumber daya manusia dalam menjalakan aktifitas produksinya.
  • Kebijakan dari pemerintah
    Dapat menimbulkan kelangkaan barang, misalnya dalam bidang ekspor maupun impor.
  • Eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan
    Menimbulkan kelangkaan barang karena terbatasnya bahan pokok.
  • Panic buying
    Karena membaca beberapa berita hoax dapat menyebabkan terjadinya kelangkaan barang.

Contoh Kelangkaan Barang

Beberapa contoh kelangkaan barang, yaitu:

  • Padi, gandum dan jagung, dapat menjadi langka ketika musim kemarau akibat serangan hama dan penyakit.
  • Bahan makanan harian, dapat menjadi langka akibat musim pacneklik yang menyebabkan hasil panen menjadi sedikit.
  • Ikan laut, dapat menjadi langka ketika adanya badai dan akibat limbah-limbah beracun yang dibuang di laut.
  • Kelangkaan susu dan keju, akibat sedikitnya petani yang memelihara ternak.
  • Air bersih, dapat menjadi langka ketika musim kemarau karena beberapa daerah menjadi kekeringan.
  • Alat Kesehatan, seperti masker dan akohol menjadi langka karena timbul dan merebaknya sebuah penyakit namun tingkat produksi terbatas.
  • Batubara, merupakan sumber daya alam yang jumlahnya terbatas namun terus ditambang oleh manusia untuk menciptakan energi.
  • Kelangkaan hewan ternak, akibat terjadinya suatu penyakit seperti penyakit sapi gila.
  • Kelangkaan kayu, dapat terjadi akibat banyaknya permintaan untuk membangun bangunan baru namun hutan telah menipis.

Dampak Kelangkaan Barang

Kelangkaan barang dapat memberikan beberapa jenis dampak, yaitu:

  • Kelangkaan barang dapat menaikan harga jual suatu barang.
  • Kelangkaan barang dapat menimbulkan sebuah bencana.
  • Kelangkaan barang dapat mempengaruhi pemikiran seseorang untuk melakukan hal buruk.
  • Kelangkaan barang dapat menyebabkan kegagalan pasar potensial karena perusahaan tidak memikirkan rencana untuk masa depan.
  • Kelangkaan barang dapat menyebabkan kelaparan bagi seseorang yang memiliki ekonomi rendah.
  • Kelangkaan barang dapat menyebabkan produksi menurun akibat langkanya bahan pokok.
  • Kelangkaan barang dapat menyebabkan menurunnya pendapatan masyarakat akibat banyaknya karyawan yang di PHK karena produksi sedikit dan tidak sebanding dengan tenaga kerjanya.

Cara Mengatasi Kelangkaan Barang

Kelangkaan suatu barang akibat terbatasnya sumber ekonomi dapat membuat seseorang rela berkorban agar dapat memenuhi kebutuhannya. Untuk itu ada beberapa cara mengatasi kelangkaan barang, yaitu:

  • Menghemat penggunaan sumber daya alam, serta melestarikan sumber daya alam.
  • Membuat atau menciptakan barang penggati bila terjadi kelangkaan, seperti mengganti masker sekali pakai dengan masker kain.
  • Meningkatkan jumlah produksi yang dihasilkan.
  • Memanfaatkan kemajuan teknologi untuk mengurangi biaya pengolahan sumber daya alam.
  • Mendaur ulang atau memanfaatkan kembali suatu barang dapat mengurangi tingkat ekploitasi terhadap sumber daya alam sehingga kelangkaan bisa diperlambat ataupun dicegah.
  • Menyusun skala proritas untuk kebutuhan-kebutuhan berdasarkan prioritasnya agar kebutuhan yang tidak perlu tidak dibeli dan menyebabkan kelangkaan.
  • Mengecek kembali berita-berita yang ada agar tidak terjadi panic buying.

The post Kelangkaan Barang: Penyebab – Dampak dan Cara Mengatasinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Produksi: Pengertian – Faktor dan Jenisnya https://haloedukasi.com/produksi Thu, 23 Apr 2020 01:12:00 +0000 https://haloedukasi.com/?p=5844 Dalam kegiatan ekonomi, barang atau jasa yang didapatkan oleh konsumen setelah melalui proses yang dinamakan dengan produksi. Berikut ini adalah pembahasan mengenai apa itu produksi , tujuan dan jenis-jenisnya. Pengertian Produksi Berikut ini adalah beberapa pengertian dari produksi diantaranya: Pengertian Secara Umum Secara umum pengertian produksi adalah suatu aktivitas atau kegiatan dalam menciptakan suatu benda […]

The post Produksi: Pengertian – Faktor dan Jenisnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dalam kegiatan ekonomi, barang atau jasa yang didapatkan oleh konsumen setelah melalui proses yang dinamakan dengan produksi.

Berikut ini adalah pembahasan mengenai apa itu produksi , tujuan dan jenis-jenisnya.

Pengertian Produksi

Berikut ini adalah beberapa pengertian dari produksi diantaranya:

Pengertian Secara Umum

Secara umum pengertian produksi adalah suatu aktivitas atau kegiatan dalam menciptakan suatu benda berupa barang ataupun jasa yang memiliki nilai kegunaan dan dapat membantu atau memenuhi kebutuhan masyarakat (produsen).

Pengertian Menurut KBBI

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, produksi memiliki arti berupa proses dalam menghasilkan sesuatu. Produksi juga dapat berarti pembuatan menurut KBBI.

Pengertian Menurut Para Ahli

  • Menurut Drs. Mohamad Hatta, produksi memiliki arti yaitu suatu pekerjaan yang dapat menghasilkan maupun memperbesar fungsi guna suatu barang atau jasa dan membagikan guna tersebut kepada orang banyak.
  • Menurut Harsono, produksi memiliki arti yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan ataupun usaha dari manusia dalam membawa barang ataupun jasa menjadi suatu keadaan yang memiliki nilai guna dan dibutuhkan oleh manusia agar lebih baik lagi.
  • Menurut Reksohadiprodjo dan Gitosudarmo, produksi memiliki arti yaitu suatu penciptaan atau penambahan faedah waktu, bentuk, tempat dengan dipengaruhi faktor-faktor dari produksi itu sendiri.

Tujuan Produksi

Ada beberapa tujuan dari kegiatan produksi diantaranya sebagai berikut:

  • Produksi bertujuan untuk menghasilkan barang atau jasa.

Barang atau jasa yang digunakan oleh masyarakat sehari-hari tidak serta merta langsung ada.

Dibutuhkan suatu kegiatan untuk menghasilkan barang atau jasa tersebut. Inilah yang menjadi tujuan utama dari kegiatan produksi.

  • Produksi bertujuan untuk memperbesar, menambah atau meningkatkan nilai fungsi suatu barang atau jasa.

Dengan adanya kegiatan produksi tidak hanya menghasilkan atau menciptakan suatu barang atau jasa baru.

Namun kegiatan produksi juga dapat meningkatkan kegunaan dari suatu barang, contohnya seperti produksi ponsel yang semakin tahun semakin bertambah nilai fungsinya.

  • Produksi bertujuan untuk meningkatkan nilai komersial pada suatu barang atau jasa.

Apabila suatu barang atau jasa sudah diproduksi dan memiliki nilai fungsi yang lebih baik daripada sebelumnya, tentu hal ini akan menambah nilai komersial pada barang atau jasa tersebut.

Harga yang dihasilkan dari barang atau jasa produksi biasanya memiliki nilai komersial yang lebih tinggi daripada barang atau jasa sebelumnya.

  • Produksi bertujuan untuk membantu kegiatan dan memenuhi kebutuhan manusia sehari-hari.

Salah satu tujuan dari adanya kegiatan produksi adalah menghasilkan barang atau jasa yang dapat digunakan untuk memudahkan kegiatan manusia sekaligus memenuhi kebutuhan manusia sehari-hari.

Faktor yang mempengaruhi Produksi

Ada 5 faktor produksi antara lain:

1. Sumber Daya Fisik

Sumber daya fisik merupakan faktor produksi yang berkaitan dengan alam dan bahan mentah yang dapat digunakan dalam kegiatan produksi seperti kayu pohon, air, tumbuhan dan lain sebagainya.

2. Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang berkaitan dengan manusia dengan tugasnya sebagai penggerak produksi menggunakan kemampuan akal, pikiran serta fisik.

3. Modal

Modal merupakan faktor produksi yang berkaitan dengan barang-barang yang dapat mendukung kegiatan produksi.

4. Kewirausahaan

Kewirausahaan merupakan faktor produksi yang berkaitan dengan kemampuan atau skill dalam menjalankan kegiatan produksi.

5. Sumber Daya Informasi

Sumber daya informasi merupakan faktor produksi yang berkaitan dengan data-data penting serta informasi-informasi yang dibutuhkan oleh suatu usaha untuk menjalankan kegiatan produksinya.

Proses Produksi

Proses produksi merupakan tahapan-tahapan dari kegiatan produksi yang dilakukan untuk menghasilkan barang atau jasa.

Ada 5 tahapan dalam proses produksi antara lain:

  • Proses produksi pendek

Proses produksi pendek merupakan kegiatan dalam memproduksi barang secara cepat atau dalam waktu singkat.

  • Proses produksi panjang

Proses produksi panjang merupakan kegiatan dalam memproduksi barang yang mana memakan waktu lama.

  • Proses produksi terputus

Proses produksi yang melibatkan beberapa bagian hasil produksi untuk diproses kembali, contohnya adalah produksi sepeda motor yang menggabungkan antara bagian-bagian motor seperti kaca spion, bagasi, knalpot, dll.

  • Proses produksi terus-menerus

Proses produksi Ini menghasilkan barang dalam satu waktu, sehingga tidak menumpukkan banyak barang produksi untuk menghasilkan produksi lainnya.

Proses produksi ini biasanya dilakukan untuk menghasilkan barang dalam jumlah yang besar dalam satu periode produksi.

  • Proses produksi campuran

Proses produksi ini menggabungkan antara proses produksi secara terputus dan proses produksi secara terus menerus.

Jenis-jenis Produksi

Ada 6 jenis produksi diantaranya:

  • Produksi Agraris

Produksi agraris merupakan jenis produksi yang memanfaatkan dan mengolah alam seperti pertanian, peternakan, perkebunan, dll.

  • Produksi Ekstraktif

Produksi ekstraktif merupakan jenis produksi yang mengambil, menggali atau mengumpulkan barang yang dihasilkan oleh alam seperti pertambangan, memancing ikan di laut, dll.

  • Produksi Industri

Produksi industri merupakan jenis produksi yang berkaitan dengan penciptaan suatu barang jadi atau setengah jadi guna keperluan atau kebutuhan manusia sehari-hari.

  • Produksi Jasa

Produksi jasa merupakan jenis produksi yang berkaitan dengan aktivitas pelayanan terhadap kebutuhan manusia.

  • Produksi Perdagangan

Produksi perdagangan merupakan jenis produksi yang terjadi karena adanya aktivitas jual-beli.

  • Produksi Transportasi

Produksi transportasi merupakan jenis produksi yang berkaitan dengan moda transportasi guna memperpendek cara antara pembeli dan penjual.

Contoh Kegiatan Produksi

Beberapa contoh kegiatan produksi antara lain:

  • Nelayan memancing ikan di laut yang termasuk ke dalam jenis produksi ekstraktif dan jangka pendek.
  • Petani menghasilkan padi, tebu, jagung, dll dari mengolah sawah yang termasuk ke dalam jenis produksi agraris dan jangka panjang.
  • Home industry menghasilkan tahu dan tempe yang termasuk ke dalam jenis produksi industri dan terus-menerus.

The post Produksi: Pengertian – Faktor dan Jenisnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>