proses sosial - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/proses-sosial Thu, 29 Dec 2022 06:02:13 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico proses sosial - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/proses-sosial 32 32 8 Contoh Proses Sosial dalam Kehidupan Sehari-hari https://haloedukasi.com/contoh-proses-sosial Thu, 29 Dec 2022 06:02:09 +0000 https://haloedukasi.com/?p=40443 Menurut Guru Besar Sosiologi Hukum Universitas Indonesia Soerjono Soekanto, proses sosial merupakan cara-cara berhubungan yang dapat dilihat jika individu dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu serta menentukan sistem, aturan, norma, nilai dan bentuk hubungan sosial yang dapat menciptakan kehidupan yang dinamis. Dalam proses sosial ini akan terjadi suatu interaksi yang saling memberikan pengaruh timbal balik antara […]

The post 8 Contoh Proses Sosial dalam Kehidupan Sehari-hari appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Menurut Guru Besar Sosiologi Hukum Universitas Indonesia Soerjono Soekanto, proses sosial merupakan cara-cara berhubungan yang dapat dilihat jika individu dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu serta menentukan sistem, aturan, norma, nilai dan bentuk hubungan sosial yang dapat menciptakan kehidupan yang dinamis.

Dalam proses sosial ini akan terjadi suatu interaksi yang saling memberikan pengaruh timbal balik antara pihak-pihak yang terlibat. Hal tersebut nantinya akan berdampak pada kelangsungan hidup bersama masyarakat yang terlibat di dalamnya.

Proses sosial ini dibedakan menjadi dua, yaitu proses asosiatif dan proses disosiatif. Dalam proses asosiatif, interaksi yang terjadi di antara masyarakat akan berujung pada persatuan perekatan antarmasyarakat itu sendiri.

Terdapat empat bentuk proses sosial asosiatif yaitu kooperasi, akomodasi, asimilasi, dan amalgamasi. Sedangkan, proses sosial disosiatif merupakan proses sosial yang mengarah ke sebaliknya dimana interaksi yang terjadi akan menimbulkan perpecahan di antara masyarakat dan biasanya bersifat negatif. Proses sosial disosiatif terdiri dari tiga bentuk, antara lain kompetisi, konflik, dan kontravensi.

Contoh Proses Sosial dalam Kehidupan Sehari-hari

  • Kerja Kelompok dalam Mengerjakan Tugas

Kerja kelompok merupakan salah satu proses sosial yang bersifat asosiatif dan termasuk ke dalam bentuk kooperasi. Hal ini karena kerja kelompok memiliki satu tujuan sama yang ingin dicapai oleh banyak orang, yaitu selesainya tugas yang diberikan. Dengan bekerja secara bersama juga memungkinkan pekerjaan tiap individu menjadi lebih ringan dan memperoleh hasil yang lebih memuaskan.

  • Pemilihan Ketua Osis

Masing-masing calon yang mengajukan diri sebagai ketua osis akan melakukan kampanye-kampanye ke para siswa agar mereka dapat memperoleh suara sebanyak-banyaknya sehingga mereka dapat terpilih menjadi ketua osis.

Dengan mencalonkan diri sebagai kandidat ketua osis berarti mereka telah mengambil bagian dalam kompetisi yang diadakan. Setiap kompetisi akan membutuhkan pemenang. Salah satu kandidat yang nantinya menang dan menjadi ketua osis merupakan pemenang dari kompetisi ini.

  • Gencatan Senjata

Gencatan senjata termasuk ke dalam bentuk akomodasi prosses sosial asosiatif. Akomodasi dapat diartikan sebagai sebuah proses dimana masing-masing pihak yang bersengketa menyetujui dan menerima adanya kesepakatan bersama sehingga terjadi perdamaian diantara kedua belah pihak atau lebih tersebut.

Sama dengan gencatan senjata yang merupakan persetujuan dari pihak-pihak yang berperang untuk berhenti saling tembak-menembaki dan memutuskan untuk mencari kesepakatan yang menguntungkan pihak-pihak yang terlibat tersebut.

  • Perdebatan Antarteman

Perdebatan antarindividu merupakan salah satu contoh konflik kecil yang sering terjadi di masyarakat. Biasanya, jika konflik ini terjadi di lingkup pertemanan, maka akan membaik dengan sendirinya. Namun, jika konflik ini terjadi di lingkup orang dewasa maka harus segera dicari solusinya agar tidak menjadi konflik yang lebih besar lagi karena seperti yang kita ketahui ego dan gengsi orang dewasa akan lebih besar daripada anak kecil.

  • Banser yang Mengamankan Perayaan Natal

Saat perayaan hari-hari besar baik Natal maupun Idul Fitri, kita sering melihat regu pengaman dari pihak yang tidak merayakan membantu dan mengawal proses ibadah agar tidak terjadi hal-hal yang diinginkan.

Hal tersebut merupakan salah satu contoh dari kooperasi atau kerja sama yang dilakukan oleh pihak yang memiliki perbedaan. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa toleransi merupakan salah satu hal yang paling dijunjung tinggi di antara masyarakat.

  • Musik Keroncong

Musik keroncong merupakan salah satu perpaduan budaya antara musik Melayu dengan musik Portugis. Keduanya berpadu menghasilkan suatu kebudayaan baru yang belum ada sebelumnya namun tetap memiliki ciri khas dari budaya asalnya.

Proses sosial ini termasuk ke dalam akulturasi. Sebenarnya, proses sosial ini juga dapat masuk ke bentuk amalgamasi, namun hal tersebut kurang tepat mengingat konteks amalgamasi di masa kini yang mengacu pada pernikahan beda budaya.

  • Budaya Gotong Royong

Budaya gotong royong yang dimiliki dan menjadi ciri khas masyarakat Indonesia ini merupakan salah saatu contoh bentuk kooperasi. Masyarakat yang bekerja bersama untuk membersihkan lingkungan atau memperbaiki fasilitas umum yang rusak merupakan suatu cerminan dari kooperasi. Budaya yang merupakan akar masyarakat Indonesia ini baiknya selalu dijaga dan dilestarikan agar kebersamaan dan persatuan kita sebagai bangsa tetap terjaga.

  • Kegiatan Tawar Menawar

Kegiatan yang sering kita jumpai di pasar-pasar ini ternyata merupakan cerminan dari akomodasi. Penjual memberikan harga dan pembeli mencoba menawarnya, mereka kemudian akan bertemu pada titik tengah dimana harga sama-sama disetujui oleh kedua belah pihak sehingga tidak terjadi perselisihan yang tidak diinginkan.

The post 8 Contoh Proses Sosial dalam Kehidupan Sehari-hari appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
10 Upaya Mengatasi Disintegrasi Sosial https://haloedukasi.com/upaya-mengatasi-disintegrasi-sosial Tue, 13 Dec 2022 02:32:36 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39988 Agar tercipta keamanan dan kenyamanan yang diinginkan oleh semua pihak, maka diperlukan adanya integrasi sosial. Integrasi sosial secara harfiah dapat diartikan sebagai kesatuan masyarakat. Integrasi sosial ini sangat diperlukan terutama bagi masyarakat Indonesia yang majemuk. Tanpa adanya integrasi sosial, negara akan berada dalam kekacauan karena banyaknya konflik yang terjadi. Konflik tersebut dapat mengarah ke disintegrasi […]

The post 10 Upaya Mengatasi Disintegrasi Sosial appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Agar tercipta keamanan dan kenyamanan yang diinginkan oleh semua pihak, maka diperlukan adanya integrasi sosial. Integrasi sosial secara harfiah dapat diartikan sebagai kesatuan masyarakat. Integrasi sosial ini sangat diperlukan terutama bagi masyarakat Indonesia yang majemuk.

Tanpa adanya integrasi sosial, negara akan berada dalam kekacauan karena banyaknya konflik yang terjadi. Konflik tersebut dapat mengarah ke disintegrasi yang mana akan membuat suatu bangsa menjadi terpecah belah.

Disintegrasi sosial sendiri dapat dimaknai sebagai perpecahan yang terjadi dalam masyarakat. Jika tidak ditangani dengan tepat bukan tidak mungkin Indonesia akan kehilangan negara kekuasaannya seperti yang terjadi pada Timor Timur.

Pengertian Disintegrasi Sosial

Menurut Mohammad Ali Al Humaidy (2020), disintegrasi sosial merupakan suatu proses dalam interaksi masyarakat majemuk yang mana satu atau beberapa kelompok berupaya mengunggulkan identitasnya sendiri dan melakukan diskriminasi kepada pihak lain karena dianggap tidak melakukan nilai yang dianggapnya benar.

Menurut Soerjono Soekanto (2012), disintegrasi sosial dapat diartikan sebagai berpudarnya norma dan nilai yang ada di masyarakat karena berbagai perubahan yang terjadi di lembaga kemasyarakatan.

Sedangkan menurut KBBI, disintegrasi merupakan keadaan tidak bersatu padu, terpecah belah, hilangnya keutuhan atau persatuan, dan perpecahan.

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa disintegrasi sosial merupakan keadaan dimana masyarakat mengalami perpecahan dan kehilangan persatuan dan kebersamaan sehingga memunculkan adanya pertikaian dan saling menghancurkan.

Upaya Mengatasi Disintegrasi

  • Melakukan Mediasi dan Negosiasi

Untuk mencari jalan keluar atas adanya perbedaan agar tidak mengarah ke disintegrasi, diperlukan adanya suatu forum untuk membicarakan solusi terbaik yang dapat diambil. Selain itu, upaya negosiasi juga dapat dilakukan untuk mencari jalan tengah yang disetujui oleh kedua belah pihak yang berseteru.

  • Mengesampingkan Kepentingan Pribadi dan Kelompok

Untuk mengatasi disintegrasi sosial yang telah terjadi, mengesampingkan kepentingan baik pribadi maupun kelompok juga diperlukan agar tercipta solusi yang menguntungkan bagi banyak pihak.

Diharapkan tiap pribadi atau kelompok yang berseteru untuk lebih memikirkan kepentingan orang banyak daripada kepentingan masing-masing.

  • Sadar Akan Kemajemukan

Indonesia adalah negara yang terdiri dari beribu-ribu pulau, suku bangsa, adat, dan bahasa. Maka, sebagai anggota masyarakat Indonesia sudah sepatutnya kita menghargai perbedaan yang ada. Perbedaan tersebutlah yang seharusnya menjadi pemersatu kita, bukan pemecah belah.

  • Menghilangkan Sikap Primordialisme

Primordialisme menurut KBBI merupakan pandangan yang memegang teguh hal-hal yang dibawa sejak kecil, baik tradisi, adat istiadat, kepercayaan, maupun segala sesuatu yang ada di dalam lingkungan pertama.

Untuk mengatasi disintegrasi yang terjadi, ada baiknya jika masing-masing individu menghilangkan sikap ini agar tercapai kesepakatan yang mutlak dan solusi yang menguntungkan kedua pihak.

  • Menjunjung Sikap Toleransi

Sikap toleransi merupakan salah satu sikap yang harus ada dalam diri setiap individu terutama bila ia menempati suatu tempat yang sarat akan perbedaan. Sikap tokeransi ini merupakan perilaku saling menghargai dan saling menghormati antarsesama.

Sikap ini sangat diperlukan agar suatu konflik dapat dengan cepat diselesaikan karena kedua pihak yang bertikai saling menghargai lawannya. Dengan begitu, disintegrasi dapat terelakkan.

  • Perumusan Kebijakan dan Regulasi yang Konkret

Pemerintah sebagai wakil rakyat harus dapat merumuskan kebijakan dan regulasi yang jelas, tepat, dan tegas dalam penegakannya agar tercipta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan adanya kebijakan dan regulasi yang tegas, maka diharapkan pula disintegrasi sosial dalam masyarakat dapat dicari solusinya.

  • Membangun dan Menghidupkan Komitmen untuk Bersatu

Selain pemerintah, masyarakat juga memiliki peranan yang penting dalam menjaga keutuhan bangsa dan negara. Kewajiban tersebut jelas dinyatakan pada Pasal 27 ayat 3 UUD 1945 yang berbunyi “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”. Oleh karena itu, sudah sewajibnya tiap-tiap individu harus mempunyai rasa persatuan, kesatuan, dan nasionalisme.

  • Menciptakan Kondisi dan Membiasakan Diri untuk Menerima Konsensus

Konsensus menurut KBBI merupakan kesepakatan kata atau permufakatan bersama yang dicapai melalui kebulatan suara. Sebagai seorang individu maupun bagian dari suatu kelompok, rasa lapang dada menerima konsesnsus wajib dimiliki agar disintegrasi dapat dihindari.

  • Membangun Kelembagaan yang Berakarkan Nilai dan Norma

Pembentukan suatu lembaga haruslah didasari oleh nilai-nilai Pancasila agar tujuan yang hendak dicapai berpihak pada kepentingan orang banyak. Selain itu, perlu pula mempertimbangakan norma sosial tempat lembaga tersebut dibentuk agar tidak terjadi pertentangan dengan masyarakat sekitar.

  • Perlawanan Terhadap Gerakan Separatisme

Gerakan separatisme merupakan suatu gerakan yang bertujuan untuk memisahkan diri dari NKRI. Pemerintah sebagai pelindung masyarakat perlu menindak tegas gerakan separatisme yang muncul agar keamanan masyarakat tetap terjamin dan upaya disintegrasi dapat dicegah.

Selain itu, dengan adanya perlawanan tersebut dapat membuktikan bahwa Indonesia adalah negara yang satu.

The post 10 Upaya Mengatasi Disintegrasi Sosial appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
7 Contoh Akulturasi dalam Kehidupan Sehari-hari https://haloedukasi.com/contoh-akulturasi-dalam-kehidupan-sehari-hari Sat, 10 Sep 2022 03:36:40 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38474 Kebiasaan dan kebudayaan manusia dalam kehidupan bermasyarakat terus berkembang seiring bertambahnya waktu. Bahkan, ada satu kebudayaan yang mungkin bercampur dengan kebudayaan lainnya. Proses sosial yang seperti ini dinamakan akulturasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), akulturasi adalah pencampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan mempengaruhi. Kebudayaan yang bercampur tersebut bisa saja budaya asing […]

The post 7 Contoh Akulturasi dalam Kehidupan Sehari-hari appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kebiasaan dan kebudayaan manusia dalam kehidupan bermasyarakat terus berkembang seiring bertambahnya waktu. Bahkan, ada satu kebudayaan yang mungkin bercampur dengan kebudayaan lainnya. Proses sosial yang seperti ini dinamakan akulturasi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), akulturasi adalah pencampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan mempengaruhi. Kebudayaan yang bercampur tersebut bisa saja budaya asing atau lokal dalam masyarakat. Namun dalam proses masuknya, mungkin ada beberapa kubu yang menolak dan menerima budaya baru tersebut.

Kendati ada pihak yang menolak, tidak menampik bahwa lambat laun unsur-unsur kebudayaan baru akan diterima oleh masyarakat. Proses penerimaan budaya baru ini cukup memakan waktu yang lama. Selain itu, akulturasi tidak akan menghilangkan kepribadian asli budaya yang sudah melekat dalam kehidupan sehari-hari.

Terdapat beberapa faktor pendorong akulturasi, seperti pendidikan yang sudah maju, toleransi terhadap budaya baru, keberadaan masyarakat heterogen atau berbeda-beda, serta mengetahui pentingnya akulturasi bagi masa depan.

Namun, akulturasi bisa juga terhambat oleh beberapa hal. Misalnya seperti kondisi masyarakat yang masih berpegang teguh pada adat istiadat setempat, penilaian yang buruk terhadap hal-hal baru, serta ilmu pengetahuan yang bergerak lambat.

7 Contoh Akulturasi dalam Kehidupan Sehari-hari

Dalam lingkungan masyarakat khususnya di era globalisasi saat ini, proses akulturasi sangat mudah terjadi. Terutama apabila pemikiran masyarakat modern yang mudah menerima budaya baru atau asing, maka akulturasi mungkin terjadi dalam kehidupan bermasyarakat.

Meski begitu, akulturasi sudah terjadi sejak lama dan bentuknya masih terlihat sampai sekarang. Lantas, apa saja contoh akulturasi dalam kehidupan sehari-hari?

  • Penggunaan Bahasa Asing dalam Berinteraksi

Dalam kehidupan bermasyarakat, pasti terjadi sebuah interaksi antar individu maupun kelompok. Proses akulturasi dalam bahasa untuk berinteraksi pun bisa saja terjadi, apalagi jika budaya asing mudah masuk ke dalam suatu negara.

Contoh akulturasi dalam bidang bahasa yang sekarang ini terjadi adalah penggunaan bahasa Inggris untuk berkomunikasi sehari-hari. Walaupun bahasa Inggris sering digunakan, hal tersebut tidak membuat masyarakat melupakan bahasa Indonesia sebagai budaya asli Tanah Air.

Contoh yang lain misalnya pemakaian bahasa sansekerta pada zaman kerajaan Hindu-Buddha. Bukti dari akulturasi ini dapat dilihat dari peninggalan sejarah seperti prasasti.

  • Masuknya Kebudayaan Arab pada Instrumen Musik

Selain bahasa, akulturasi dapat terjadi pada seni musik. Salah satu contohnya adalah hadirnya musik dengan instrumen qosidah yang menggunakan syair-syair islami. Lirik-lirik lagu pada musik dengan instrumen qosidah ini juga mengadopsi bahasa Arab.

Tidak hanya itu, instrumen qosidah turut diiringi alat musik gendang atau gambus yang memberi nuansa berbeda dari musik aliran lain.

  • Arsitektur Makam dengan Aksara Bahasa Arab

Proses akulturasi juga berlangsung pada arsitektur makam yang menjadi tempat penguburan jenazah. Makam sebagai tempat mengubur orang yang meninggal termasuk akulturasi dengan budaya islam.

Beberapa contoh akulturasinya adalah penggunaan tulisan bahasa Arab untuk penamaan di batu nisan. Selain aksara Arab, akulturasi pada makam dapat dilihat dari tradisi pemakaman yang dipengaruhi budaya Hindu-Buddha. Salah satu contoh yang kerap dijumpai adalah dimasukkannya jenazah ke dalam peti.

  • Seni Kaligrafi dengan Aksara Arab

Seni kaligrafi yang merupakan pencampuran budaya islam dari Arab termasuk contoh dari akulturasi. Aksara Arab yang ditulis dengan kebudayaan Indonesia memberi kesan unik dan berbeda dari lukisan lain. Bentuk kaligrafi pun bervariasi, bergantung dengan kebudayaan setempat di Indonesia.

  • Bentuk Bangunan

Salah satu contoh akulturasi yang paling terlihat adalah bentuk bangunan di Indonesia. Sebagai negara dengan keberagaman budaya, Indonesia menerima akulturasi dari budaya Hindu-Buddha yang dapat dibuktikan dari bentuk-bentuk candinya.

Bentuk punden berundak yang ada pada candi termasuk contoh dari akulturasi. Biasanya, terdapat pula perwujudan dewa pada bagian candi yang menjadi bukti akulturasi.

Contoh candi yang merupakan akulturasi budaya Hindu-Buddha adalah Candi Borobudur, Candi Prambanan, Candi Dieng, Candi Kalasan, dan Candi Gedong Songo.

Selain candi yang merupakan percampuran budaya Hindu-Buddha, ada pula bangunan yang lahir dari akulturasi budaya Islam dan Hindu.

Contoh bangunan ini adalah Masjid Menara Kudus di Kudus, Jawa Tengah. Bentuk fisik dari masjid ini menyerupai bangunan pura pada kebudayaan Hindu.

  • Karya Sastra Hingga Pertunjukan Seni Wayang Kulit

Berkembangnya karya sastra yang tadinya hanya berbentuk prosa dan puisi juga termasuk proses akulturasi. Seiring berkembangnya zaman, proses akulturasi terus berkembang hingga melahirkan pertunjukan seni wayang kulit.

Dalam perjalanannya, pertunjukan seni wayang kulit terus diminati masyarakat karena memuat nilai positif bagi masyarakat. Kisah ceritanya pun dapat disesuaikan dengan budaya Indonesia.

Selain wayang kulit, ada pula beberapa karya sastra yang dipengaruhi oleh budaya asing seperti Arab dan Persia, antara lain seperti kitab, karangan, dan syair.

  • Sistem Kasta dalam Kehidupan Bermasyarakat

Contoh akulturasi yang berikut ini masih terlihat sampai sekarang. Sistem kasta pertama kali dibawa oleh kerajaan Hindu-Buddha yang menentukan tingkatan atau kelas dalam kehidupan sosial masyarakat. Sistem kasta ini masih sering dipakai oleh masyarakat, terutama masyarakat yang menganut kepercayaan Hindu seperti di Pulau Bali.

Di Bali, sistem kasta tersebut dibagi menjadi empat kelompok, yakni kasta Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra. Kasta Brahmana diketahui sebagai kelas tertinggi yang berasal dari keturunan pendeta atau rohaniawan.

Selanjutnya, kasta Ksatria terdiri dari kelompok keturunan raja, bangsawan, dan golongan kerajaan lainnya. Untuk kalangan Waisya, beberapa di antaranya adalah keturunan pedagang serta pengusaha zaman kerajaan. Yang terakhir, kasta Sudra merupakan golongan pekerja atau buruh.

The post 7 Contoh Akulturasi dalam Kehidupan Sehari-hari appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kerjasama: Pengertian – Bentuk dan Contohnya https://haloedukasi.com/kerjasama Wed, 06 May 2020 01:28:00 +0000 https://haloedukasi.com/?p=6267 Ketika hari Minggu tiba, warga masyarakat sekitar rumah melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar. Kerja bakti yang dilakukan warga ini merupakan bentuk kerjasama. Pengertian Kerjasama Pengertian Secara Umum Secara umum, yang dimaksud dengan kerjasama adalah kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Pengertian Menurut KBBI Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan […]

The post Kerjasama: Pengertian – Bentuk dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Ketika hari Minggu tiba, warga masyarakat sekitar rumah melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar. Kerja bakti yang dilakukan warga ini merupakan bentuk kerjasama.

Pengertian Kerjasama

Pengertian Secara Umum

Secara umum, yang dimaksud dengan kerjasama adalah kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama.

Pengertian Menurut KBBI

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan kerjasama adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh beberapa orang (lembaga, pemerintah, dan sebagainya) untuk mencapai tujuan bersama.

Pengertian Menurut Para Ahli

Adapun pengertian kerjasama menurut para ahli adalah sebagai berikut.

  • Bagja Waluya (2009)
    Mendefinisikan kerjasama atau kooperasi (cooperation) sebagai jaringan interaksi antara orang perorangan atau kelompok yang berusaha bersama untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama berawal dari kesamaan orientasi dan kesadaran dari setiap anggota masyarakat.
  • Waluyo (2008)
    Mendefinisikan kerjasama sebagai usaha bersama antarpribadi atau antarkelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.
  • Kemendikbud (2017)
    Mendefinisikan kerjasama sebagai suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.

Tujuan Kerjasama

Adapun tujuan utama kerjasama yang dilakukan oleh sekelompok orang adalah untuk memecahkan suatu permasalahan secara bersama-sama. Hal ini didasarkan hal-hal berikut.

  • Adanya kepentingan yang harus diperjuangkan secara bersama-sama.
  • Adanya ancaman dari luar.
  • Adanya orientasi perorangan terhadap kelompoknya sendiri.
  • Adanya rintangan yang dihadapi anggota untuk mencapai cita-cita kelompok.
  • Adanya kelompok yang merasa dirugikan ketika hal-hal yang mendasar diusik oleh orang lain atau kelompok lain.
  • Adanya keinginan untuk mendapatkan keuntungan atau memiliki pamrih tertentu. 

Manfaat Kerjasama

Manfaat yang diperoleh jika melakukan kerjasama di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Membantu orang atau sekelompok orang untuk bertahan hidup.
  • Membantu manusia menjaga keberlangsungan hidupnya.
  • Memuaskan kebutuhan spiritual, psikologis, sosial, dan fisik manusia.
  • Membantu masyarakat untuk maju.
  • Menyediakan berbagai macam solusi bagi permasalahan-permasalahan dalam lingkup nasional maupun internasional.

Bentuk Kerjasama

Ada beberapa bentuk kerjasama yang biasa kita temukan di masyarakat. Bentuk-bentuk kerjasama tersebut dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis berdasarkan sifat dan pelaksanaannya. 

1. Berdasarkan sifat

Berdasarkan sifatnya, bentuk kerjasama antara lain sebagai berikut.

  • Kerjasama kontrak (contractual cooperation)
    Yaitu kerjasama yang dilakukan karena adanya syarat-syarat atau ketetapan tertentu yang disepakati bersama.
  • Kerjasama langsung (directed cooperation)
    Yaitu kerjasama yang dilakukan sebagai hasil dari perintah atasan kepada bawahan atau penguasa terhadap rakyatnya.
  • Kerjasama spontan (spontaneous cooperation)
    Yaitu kerjasama yang terjadi secara spontan atau tanpa direncanakan sebelumnya.
  • Kerjasama tradisional (traditional cooperation)
    Yaitu kerjasama yang dilakukan oleh sebagian atau unsur-unsur tertentu dari sistem sosial.

2. Berdasarkan pelaksanaannya

Bentuk-bentuk kerjasama berdasarkan pelaksanaannya adalah sebagai berikut.

  • Bargaining
    Yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang atau jasa antara dua orang atau dua organisasi atau lebih.
  • Coalition atau koalisi
    Yaitu kerjasama antara dua organisasi atau lebih dan masing-masing mempunyai tujuan yang sama. Akan tetapi, pada koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil karena mereka memiliki strukturnya masing-masing.
  • Cooptation atau kooptasi
    Yaitu proses penerimaan beberapa unsur baru dalam kepemimpinan. Kooptasi umumnya dilakukan untuk menghindari konflik.
  • Joint venture
    Yaitu kerjasama dalam pengusahaan proyek tertentu.
  • Kerukunan atau gotong royong.

Cara Membina Suatu Kerjasama

Kerjasama yang akan atau sedang dilakukan perlu dibina oleh mereka yang terlibat didalamnya. Cara membina suatu kerjasama adalah sebagai berikut.

  • Menentukan tujuan bersama secara jelas agar setiap anggota memahami tugas dan kewajibannya masing-masing dan termotivasi untuk bekerjasama dengan anggota lainnya.
  • Menjelaskan keahlian dan tanggung jawab setiap anggota agar terbentuk kerjasama yang baik.
  • Menyediakan waktu untuk menentukan cara bekerjasama yang tepat dan disepakati oleh setiap anggota.
  • Menghindari atau mengantisipasi masalah yang mungkin terjadi selama proses kerjasama berlangsung.
  • Menerapkan dan mematuhi aturan yang telah disepakati bersama.
  • Mengajarkan rekan baru satu tim tentang cara kerja tim dan perilaku anggota tim.
  • Selalu bekerjasama dengan cara menerima dan menampung berbagai masukan yang berasal dari anggota lain.
  • Mewujudkan gagasan menjadi kenyataan melalui proses kreatif.
  • Mengelola perbedaan yang ada hingga menjadi kekuatan untuk memecahkan berbagai permasalahan yang ada.
  • Memerangi potensi terjadinya konflik.
  • Percaya satu sama lain.
  • Masing-masing angota saling memberi penghargaan.
  • Melakukan evaluasi tim secara teratur
  • Tidak menyerah ketika dihadapkan pada berbagai permasalahan.

Contoh Kerjasama

Ketika suatu desa diresahkan dengan maraknya kasus perampokan di malam hari, warga desa sepakat untuk menggalakkan ronda di malam hari yang dilakukan secara bergilir.

Hal ini dimaksudkan untuk memberikan rasa aman kepada warga desa sekaligus menangkap si pelaku perampokan.      

Apa yang dilakukan oleh warga desa tersebut merupakan bentuk kerjasama antarwarga desa karena didorong oleh adanya ancaman keamanan di wilayah desa mereka.

Kerjasama yang dilakukan oleh warga desa tersebut merupakan salah satu bentuk interaksi sosial asosiatif yang mengarah pada persatuan atau integrasi sosial.

The post Kerjasama: Pengertian – Bentuk dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Interaksi Antar Ruang: Pengertian – Contoh dan Dampaknya https://haloedukasi.com/interaksi-antar-ruang Wed, 06 May 2020 01:08:43 +0000 https://haloedukasi.com/?p=6266 Setiap ruang atau wilayah di muka bumi memiliki ciri khasnya masing-masing. Perbedaan ini menyebabkan terciptanya interaksi antar ruang karena masing-masing ruang berusaha untuk memenuhi kebutuhannya. Pengertian Interaksi Antar Ruang Pengertian Secara Umum Secara umum, yang dimaksud dengan interaksi antar ruang atau interaksi antar wilayah adalah hubungan timbal balik antar ruang atau antar wilayah dalam rangka […]

The post Interaksi Antar Ruang: Pengertian – Contoh dan Dampaknya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Setiap ruang atau wilayah di muka bumi memiliki ciri khasnya masing-masing.

Perbedaan ini menyebabkan terciptanya interaksi antar ruang karena masing-masing ruang berusaha untuk memenuhi kebutuhannya.

Pengertian Interaksi Antar Ruang

Pengertian Secara Umum

Secara umum, yang dimaksud dengan interaksi antar ruang atau interaksi antar wilayah adalah hubungan timbal balik antar ruang atau antar wilayah dalam rangka memenuhi kebutuhannya.

Pengertian Menurut Para Ahli

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring, interaksi adalah hal saling melakukan aksi, berhubungan, mempengaruhi atau antar hubungan. Adapun ruang diartikan sebagai tempat atau ruang yang ditempati.

Dengan demikian, interaksi antarruang diartikan sebagai hubungan yang saling memengaruhi atau saling berhubungan antara ruang atau tempat yang ada di muka bumi.

Pengertian Menurut Para Ahli

Adapun pengertian interaksi antarruang menurut para ahli adalah sebagai berikut.

  • Bambang Utoyo (2009)
    Mendefinisikan interaksi antar ruang atau interaksi keruangan sebagai hubungan timbal balik antara dua wilayah atau lebih, di mana didalamnya terjadi pergerakan atau mobilitas manusia (penduduk), barang dan jasa, gagasan, serta informasi. Akibat hubungan tersebut menimbulkan gejala atau ketampakan baru, baik yang sifatnya positif maupun negatif.
  • Bagja Waluya (2009)
    Mendefinisikan interaksi antar ruang atau interaksi wilayah sebagai suatu hubungan timbal balik  yang saling berpengaruh antara dua wilayah atau lebih, yang dapat menimbulkan gejala, kenampakan atau permasalahan baru. Interaksi tidak hanya terbatas pada gerak pindah manusianya, melainkan juga menyangkut barang dan informasi yang menyertai tingkah laku manusia.

Syarat Interaksi Antar Ruang

Adapun syarat terjadinya interaksi antar ruang di antaranya adalah sebagai berikut. 

1. Adanya wilayah yang saling melengkapi atau complementarity atau regional complementarity

Syarat terjadinya interaksi antar ruang yang pertama adalah adanya wilayah-wilayah yang saling melengkapi kebutuhan atau regional complementarity.

Kondisi ini terjadi ketika ada satu wilayah yang memiliki kelebihan sumber daya sementara wilayah yang lain memiliki sumber daya yang terbatas atau bahkan kurang.

Kedua wilayah ini kemudian berinteraksi untuk saling melengkapi atau memenuhi kebutuhan. Masing-masing wilayah berperan sebagai produsen dan konsumen.

Misalnya, wilayah A memiliki kelebihan bawang merah dan kekurangan cabe kriting.

Sementara itu, wilayah B kekurangan bawang merah dan kelebihan cabe kriting.

Kedua wilayah ini kemudian berinteraksi untuk saling melengkapi kebutuhan masing-masing.

2. Peluang adanya perantara atau intervening opportunity

Peluang adanya perantara atau intervening opportunity dapat diartikan sebagai kemungkinan adanya perantara yang dapat menghambat terjadinya proses interaksi antar ruang atau bahkan menimbulkan persaingan antarwilayah.  

Misalnya, wilayah A dan wilayah B masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan sumber daya hingga harus berinteraksi untuk saling melengkapi kebutuhan masing-masing.

Namun, di satu sisi ada wilayah C yang memiliki kelebihan sumber daya yang sangat dibutuhkan wilayah A dan wilayah B.

Wilayah C inilah yang memasok kebutuhan yang diperlukan wilayah A dan wilayah B.

Akibatnya, interaksi antara wilayah A dan wilayah B menjadi lemah. Di sini, wilayah C berperan sebagai wilayah perantara atau intervening opportunity.  

3. Adanya kemudahan terjadinya pemindahan dalam ruang atau spatial transfer ability

Interaksi antar ruang terjadi manakala adanya kemudahan pemindahan manusia, barang, jasa, gagasan, dan informasi antara satu wilayah ke wilayah lainnya atau spatial transfer ability.

Kemudahan pergerakan antarwilayah ini sangat dipengaruhi oleh hal-hal berikut.

  • Jarak mutlak dan jarak relatif antar wilayah
  • Biaya transportasi
  • Adanya kemudahan dan kelancaran dalam hal sarana dan prasarana transportasi antarwilayah.

Penyebab Terjadinya Interaksi Antar Ruang

Interaksi antar ruang disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Perbedaan karakteristik ruang

Setiap wilayah memiliki karakteristik masing-masing yang membedakannya dengan wilayah lain terkait dengan sumber daya alam maupun sumber daya mineral.

Perbedaan inilah yang menyebabkan timbulnya interaksi antar ruang karena masing-masing ruang membutuhkan ruang lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

  • Perubahan ruang

Setiap ruang tidak akan bertahan selamanya. Dalam arti setiap ruang pada saatnya akan mengalami perubahan.

Misalnya, perubahan ruang yang terjadi akibat bencana alam gempa bumi yang disertai likuifaksi menyebabkan ruang tersebut tidak layak untuk dijadikan tempat tinggal.

Karena itu, masyarakat yang terdampak gempa mau tidak mau harus direlokasi ke ruang baru yang lebih aman.

  • Perbedaan kebutuhan

Setiap ruang memiliki kelebihan dan kekurangan dalam hal sumber daya alam atau mineral yang dimiliki.

Hal ini mengakibatkan adanya perbedaan kebutuhan dari masing-masing ruang.

Misalnya, daerah pantai yang notabene penghasil ikan akan membutuhkan sayur mayur yang dihasilkan oleh daerah pegunungan. Hal ini juga berlaku sebaliknya.

Bentuk Interaksi Antar Ruang

Interaksi antar ruang dapat terjadi dalam berbagai bentuk, di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Mobilitas sosial yaitu interaksi antar ruang yang terjadi dalam bentuk pergerakan manusia
  • Komunikasi yaitu interaksi antar ruang yang terjadi melalui perpindahan gagasan dan informasi
  • Transportasi yaitu interaksi antar ruang yang terjadi melalui perpindahan barang atau energi.

Contoh Interaksi Antar Ruang

Contoh interaksi antar ruang yang paling umum ditemui dalam kehidupan sehari-hari adalah interaksi antara kota dan desa yaitu sebagai berikut.

  • Mobilitas penduduk
    Yaitu adanya pergerakan manusia dari desa ke kota atau kota ke desa. Misalnya, fasilitas pendidikan di kota lebih baik dibandingkan di desa sehingga banyak penduduk desa yang menuntut ilmu di kota.
  • Komunikasi sosial
    Yaitu adanya pergerakan gagasan dan informasi, terutama dari kota ke desa. Misalnya dengan semakin luasnya daerah di pedesaan yang dapat dijangkau media massa atau internet.
  • Transportasi
    Yaitu adanya pergerakan barang-barang yang berasal dari desa ke kota, atau sebaliknya. Misalnya, bawang merah brebes yang dijual ke kota.

Dampak Interaksi Antar Ruang

Interaksi antar ruang yang berlangsung secara terus menerus dan relatif tinggi tentu menimbulkan dampak bagi masing-masing wilayah.

Dampak interaksi antarruang dapat bersifat positif maupun negatif.

Dampak Positif

Adapun dampak positif interaksi antar ruang di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Pengetahuan penduduk di masing-masing wilayah semakin meningkat.
  • Mobilitas penduduk, komunikasi, dan transportasi yang bergerak dan berkumpul di lokasi tujuan akhirnya membentuk daerah perkotaan baru yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi.
  • Mobilitas penduduk menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan di daerah tujuan yakni dari lahan pertanian ke lahan non pertanian seperti pemukiman atau industri sebagai tempat untuk menampung aktivitasnya.
  • Mobilitas penduduk juga mengakibatkan berubahnya orientasi pekerjaan di daerah tujuan. Jika pada awalnya orientasi pekerjaan berkutat pada sumber daya alam, ketika terjadi mobilitas penduduk orientasi pekerjaan beralih ke jenis pekerjaan yang lain.
  • Interaksi antar ruang menyebabkan semakin berkembangnya sarana dan prasarana di daerah tujuan. Misalnya, infrastruktur jalan yang semakin banyak dibuat berakibat pada semakin meningkatnya pergerakan barang dan jasa ke tempat tujuan.
  • Interaksi antar ruang menyebabkan terjadinya perubahan sosial budaya. Misalnya, gaya busana artis K-Pop yang kini banyak ditiru oleh kaum muda milenial di Indonesia.
  • Interaksi antar ruang menyebabkan semakin beragamnya komposisi penduduk di daerah tujuan. Misalnya, wilayah DKI Jakarta kerap disebut sebagai miniatur Indonesia karena banyak sekali pendatang dari daerah lain hingga komposisi penduduknya berkembang menjadi multietnis.

Dampak Negatif

Selain dampak positif, interaksi antarruang juga memberikan dampak negatif, di antaranya sebagai berikut.

  • Mobilitas penduduk dari satu wilayah ke wilayah lain menyebabkan berkurangnya jumlah penduduk produktif di daerah asal sehingga pembangunan di daerah asal menjadi terhambat karena mereka lebih suka mengais rejeki di wilayah baru.
  • Mobilitas penduduk juga menyebabkan semakin meningkatnya jumlah penduduk di daerah tujuan. Hal ini dapat mendatangkan masalah ekonomi baru seperti pengangguran atau kriminalitas akibat semakin ketatnya persaingan mencari pekerjaan.
  • Timbulnya kemacetan di daerah tujuan akibat jumlah pertumbuhan kendaraan yang tidak sebanding dengan jumlah pertumbuhan infrastruktur jalan.
  • Infrastruktur komunikasi dan informasi yang semakin modern menyebabkan semakin mudahnya masyarakat mengakses informasi. Informasi yang berlimpah namun tidak dibarengi dengan daya kritis dapat membuat masyarakat mudah termakan berita hoax.

Cara Mengatasi Permasalahan dalam Interaksi Antar Ruang

Cara mengatasi permasalahan dalam interaksi antar ruang di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Meningkatkan pembangunan ekonomi di daerah asal.
  • Meningkatkan fasilitas pendidikan dan kesehatan di daerah asal.
  • Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang dampak negatif internet sebagai media komunikasi.
  • Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang perlunya mengembangkan kemampuan dan keterampilan diri sebelum memutuskan bergerak ke daerah tujuan. Contohnya melatih diri di BLK ekonomi kreatif.
  • Membatasi penjualan kendaraan bermotor.

The post Interaksi Antar Ruang: Pengertian – Contoh dan Dampaknya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>