Protein - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/protein Mon, 05 Feb 2024 05:05:56 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Protein - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/protein 32 32 3 Fungsi Protein Bagi Otot https://haloedukasi.com/fungsi-protein-bagi-otot Mon, 05 Feb 2024 05:05:51 +0000 https://haloedukasi.com/?p=48145 Protein merupakan salah satu zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Protein memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Salah satunya ialah berperan penting pada proses pembentukan otot. Proses membentuk otot pada tubuh manusia bukanlah hal yang mudah. Bahkan orang melakukan berbagai macam cara agar bisa membentuk otot tubuh. Salah satunya dengan melakukan aktivitas fisik seperti olahraga. Namun, pembentukan […]

The post 3 Fungsi Protein Bagi Otot appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Protein merupakan salah satu zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Protein memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Salah satunya ialah berperan penting pada proses pembentukan otot. Proses membentuk otot pada tubuh manusia bukanlah hal yang mudah. Bahkan orang melakukan berbagai macam cara agar bisa membentuk otot tubuh. Salah satunya dengan melakukan aktivitas fisik seperti olahraga.

Namun, pembentukan otot juga perlu disertai dengan asupan gizi seperti protein. Sebab, protein dapat meningkatkan proses pembentukan otot. Protein yang masuk ke dalam tubuh akan dipecah menjadi asam amino.

Asam amino inilah yang memiliki peranan penting bagi perkembangan otot. Setiap hari jumlah protein yang dibutuhkan 0,8 g per harinya. Namun, hal ini akan berbeda jika seseorang sedang dalam proses pembentukan otot. Jumlah protein yang dibutuhkan lebih banyak lagi dari biasanya.

Asupan protein bisa didapatkan dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Di samping itu, untuk menambah protein bisa juga dilakukan dengan mengkonsumsi suplemen yang mengandung protein. Konsumsi suplemen ini akan membantu proses pembentukan otot pada tubuh.

Namun, penggunaan suplemen harus sesuai dengan anjuran dokter. Selain untuk membentuk otot, protein juga memiliki sejumlah fungsi berikut ini.

1. Memperbaiki Sel Otot

Protein memiliki fungsi untuk memperbaiki sel otot setelah melakukan serangkaian latihan fisik. Dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin dapat meningkatkan pertumbuhan otot. Namun, meskipun begitu tidak ada hubungannya antara jumlah mengkonsumsi protein dengan jumlah otot yang akan diterima.

Kebutuhan protein bagi seseorang yang melakukan latihan fisik jauh berbeda dengan orang pada umumnya. Di mana jumlah protein yang dibutuhkan mencapai 2,0 gram per harinya. Bahkan pada beberapa kasus, orang-orang yang sering melakukan aktivitas fisik ini masih merasa kurang akan kebutuhan protein.

Oleh karena itu, mereka menambahkan suplemen untuk meningkatkan konsumsi protein. Hal ini dikarenakan mereka memiliki anggapan bahwa suplemen dinilai lebih efektif untuk menambah otot pada tubuh dibandingkan dengan protein yang terdapat pada makanan.

Selain itu, mereka juga percaya bahwa untuk dapat menumbuhkan otot tubuh, maka harus mengonsumsi protein dalam jumlah besar. Ada banyak jenis suplemen yang biasanya dikonsumsi. Namun, sebagian besar suplemen tersebut terbuat dari bahan alami.

Di antara jenis protein, protein whey terbukti sebagai jenis protein yang dapat meningkatkan pertumbuhan otot. Protein ini bisa dihasilkan dari zat yang berasal dari sisa susu yang telah melalui proses pembuatan keju.

Di dalam protein whey mengandung asam amino, isoleusin dan leusin. Selain protein whey, ada pula protein kasein dan soy. Protein kasein ini berasal dari susu sapi. Protein soy terbuat dari bahan utama yakni kedelai.

Ketika mengkonsumsi makanan maupun suplemen protein, maka protein yang masuk akan dipecah menjadi asam amino. Di mana asam amino ini memiliki peran utama dalam sintesis protein khususnya leusin. Leusin menjadi pendorong utama untuk memperbaiki, memulihkan serta menumbuhkan otot setelah melakukan aktivitas fisik.

Adanya aktivitas fisik dan mengkonsumsi suplemen terbukti dapat meningkatkan pertumbuhan otot melalui peningkatan masa dan kekuatan otot. Adanya peningkatan masa otot dengan rendahnya kadar lemak inilah yang akan memberikan efek kekar atau berotot pada tubuh.

2. Membangun Masa Otot

Protein memiliki fungsi untuk membangun masa otot. Hal ini dikarenakan ketika protein dipecah akan menjadi asam amino. Di mana asam amino merupakan penyusun jaringan otot pada tubuh. Jika diibaratkan otot adalah sebuah rumah, maka protein merupakan batu bata yang menyusun rumah tersebut.

Sementara itu, asam amino inilah yang bertindak sebagai bahan untuk menyusun otot tubuh. Di dalam tubuh terdapat banyak asam amino yang dapat dihasilkan. Namun, ada 9 asam amino esensial yang tidak bisa diproduksi oleh tubuh.

Untuk mencukupi asam amino esensial pada tubuh, maka manusia harus mengkonsumsi makanan yang mengandung zat tersebut seperti kedelai dan daging. Proses pembentukan sintesis otot dapat maksimal jika tubuh mendapatkan asupan asam amino campuran.

Protein juga dapat memperbaiki jaringan otot setelah melakukan olahraga. Ketika melakukan olahraga, secara tidak disadari terdapat otot yang mengalami robekan. Untuk memperbaiki jaringan otot, maka diperlukan protein dari makanan. Jumlah protein yang dikonsumsi secara tepat, dapat membuat tubuh menjadi sehat.

Dengan nutrisi yang tepat, dapat membantu meningkatkan masa otot, kepadatan tulang hingga perkembangan otot. Protein bukan menjadi satu-satunya nutrisi yang dapat meningkatkan masa otot. Diperlukan beberapa nutrisi lain untuk bisa menyeimbangkannya seperti karbohidrat.

Untuk menumbuhkan masa otot, tidak ada korelasi bahwa semakin tinggi protein yang dikonsumsi maka akan semakin besar masa otot. Hal ini dibuktikan dengan adanya penelitian yang dilakukan kepada 3 orang atlet. Di mana ketiganya diberikan protein dengan kadar berbeda namun memiliki aktivitas yang sama.

Hasilnya, dari ketiganya tidak ada peningkatan pada atlet yang diberikan protein dalam kadar tinggi. Mereka justru menemukan fakta bahwa kadar protein yang dikonsumsi sebaiknya berkisar antara 0,8 sampai 0,9 gram.

Dengan kadar protein yang segitu, dapat terlihat perbedaan dan perkembangan masa otot. Namun, hal ini juga perlu disesuaikan dengan berat tubuh. Misalnya, jika seseorang memiliki berat tubuh 56 kg, maka kandungan protein yang harus dikonsumsi sekitar 100 gram per hari. Dengan kandungan protein itu, bisa meningkatkan masa otot tanpa adanya lemak.

100 gram ini bisa didapatkan dengan mengkonsumsi satu cangkir ayam dan satu kaleng tuna. Sebab, satu cangkir ayam ini setara dengan 43 gram protein. Sedangkan satu kaleng tuna sama mengandung 49 gram protein. Untuk menambah kandungan protein, maka bisa dilakukan dengan mengkonsumsi satu gelas susu.

3. Meningkatkan Kekuatan Otot

Memiliki otot yang kuat merupakan dambaan bagi sebagian orang khususnya para atlet dan binaragawan. Mereka melakukan berbagai cara untuk bisa menumbuhkan dan memiliki otot yang kuat. Laki-laki yang memiliki otot kuat akan dinilai lebih gentleman oleh segelintir kaum perempuan.

Untuk dapat memiliki otot yang kuat mereka melakukan olahraga secara rutin. Selain itu juga, mereka mengkonsumsi makanan yang mengandung protein. Makanan yang mengandung protein sebagian besar akan berguna untuk meningkatkan dan memperbaiki otot yang rusak.

Ketika mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, maka enzim yang terdapat didalam lambung akan merubahnya menjadi asam amino. Kemudian asam amino ini akan diserap oleh tubuh dan bermanfaat bagi peningkatan kekuatan otot.

Keberadaan asam amino memiliki pengaruh besar bagi pertumbuhan serta kekuatan otot tubuh. Selain dari makanan, kandungan protein bisa didapatkan dari suplemen. Suplemen ini biasanya dikonsumsi oleh para atlet.

Selain itu, keberadaan asam amino juga berfungsi untuk memperbaiki sel otot yang rusak. Ketika melakukan aktivitas fisik yang intens, sel otot ada yang mengalami kerusakan. Semakin keras kegiatan fisik yang dilakukan, maka akan semakin lebar robekan tersebut.

Cirinya adalah ketika seseorang merasa pegal-pegal ataupun nyeri pada otot setelah melakukan olahraga. Di sinilah peran asam amino untuk memperbaikinya. Aktivitas fisik memang dapat meningkatkan kekuatan otot.

Namun, dengan melakukan aktivitas fisik bisa menyebabkan cidera atau robekan pada otot. Oleh karena itu, protein tetap memiliki peran penting bagi peningkatan kekuatan dan memberikan jaringan otot. Otot yang kuat merupakan hasil dari makanan yang dikonsumsi dan latihan fisik yang rutin.

Makanan yang dikonsumsi harus mengandung protein sebagaimana yang dianjurkan oleh dokter. Begitupun dengan aktivitas fisik harus dilakukan secara intens. Tidak bisa hanya dilakukan satu hingga dua kali untuk bisa mendapatkan otot yang kuat.

The post 3 Fungsi Protein Bagi Otot appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Protein : Fungsi, Jenis dan Contoh Makanannya https://haloedukasi.com/protein Sat, 20 Jan 2024 04:11:37 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47506 Di dalam tubuh membutuhkan berbagai zat penting yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Salah satunya adalah protein. Protein merupakan salah satu zat yang banyak ditemukan di dalam tubuh. Di dalam tubuh manusia terdapat sekitar 15,1 persen protein dari jumlah berat badan. Protein tersusun atas ratusan zat yang dinamakan dengan asam amino. Di dalam protein […]

The post Protein : Fungsi, Jenis dan Contoh Makanannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Di dalam tubuh membutuhkan berbagai zat penting yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Salah satunya adalah protein. Protein merupakan salah satu zat yang banyak ditemukan di dalam tubuh.

Di dalam tubuh manusia terdapat sekitar 15,1 persen protein dari jumlah berat badan. Protein tersusun atas ratusan zat yang dinamakan dengan asam amino. Di dalam protein setidaknya terdapat 20 asam amino yang mengikat.

Protein

Di mana 9 di antara asam amino yang mengikat merupakan asam amino esensial dan sisanya merupakan asam amino non esensial. Di dalam tubuh dapat menghasilkan asam amino non esensial sedangkan asam amino esensial tidak bisa dihasilkan oleh tubuh.

Diperlukan beberapa zat lain untuk dapat membentuk asam amino esensial seperti lisina dan metionina. Kebutuhan protein setiap individu tidak sama, tergantung dengan usia dan aktivitas yang dilakukannya. Protein dapat ditemukan di otot, tulang, kulit hingga rambut bahkan sekitar 20% tubuh manusia terbentuk dari protein.

Selain terbentuk dari asam amino, protein juga terbentuk dari fosfor dan juga sulfur. Protein bisa didapatkan dari berbagai jenis makanan baik yang bersumber dari sayuran maupun daging. Berdasarkan sumbernya, protein dikenal dengan jenis protein nabati maupun hewani.

Fungsi Protein

1. Sebagai Sumber energi

Selama ini, banyak yang mengira zat yang dapat menjadi sumber energi hanyalah karbohidrat dan lemak. Namun, ternyata protein juga memiliki fungsi sebagai sumber energi. Lemak dapat memberikan energi pada tubuh sekitar 9 kalori per gram sedangkan karbohidrat dapat memberikan energi hanya 4 kalori per gram.

Meskipun protein hanya memberikan 4 kalori per gram, namun protein dapat menjadi sumber energi bagi tubuh. Biasanya, ketika tubuh membutuhkan energi, tubuh akan memanfaatkan lemak dan karbohidrat sebagai sumber energi.

Sementara itu, fungsi protein dijadikan sebagai energi cadangan jika sewaktu-waktu akan dibutuhkan. Misalnya, ketika manusia sedang melakukan puasa, di mana tidak bisa makan dan minum selama berjam-jam. Padahal, meskipun sedang berpuasa, tetapi aktivitas tetap berjalan.

Untuk melakukan berbagai aktivitas, manusia membutuhkan energi. Oleh karena itu, untuk tetap mendapatkan energi, maka protein akan bekerja sebagai cadangan energi. Protein akan memberikan stok energi yang selama ini disimpan sehingga sekalipun manusia berpuasa masih memiliki tenaga.

Meskipun begitu, energi yang dihasilkan tidak sebanyak energi ketika tidak berpuasa. Sebab, energi yang dihasilkan oleh lemak dan karbohidrat lebih besar dibandingkan protein.

2. Membentuk Antibodi

Selain memiliki fungsi sebagai sumber energi, protein juga berfungsi untuk membentuk antibodi pada tubuh. Antibodi memiliki peranan untuk melindungi dari berbagai serangan virus dan bakteri yang masuk ke dalam tubuh.

Saat tubuh berhasil memproduksi antibodi atas virus dan bakteri, maka secara otomatis sel imun akan kembali menghasilkan antibodi untuk melawan keberadaan virus dan bakteri. Oleh karena itu, saat virus dan bakteri yang sama kembali menyerang tubuh, tubub dapat melawannya karena memiliki antibodi sebagai penangkalnya.

Oleh karena itu, ketika tubuh kekurangan protein maka tubuh akan mengalami gangguan pada kekebalan tubuh. Sebab, jumlah antibodi yang ada di dalam tubub berkurang karena pembentuk antibodi yakni protein juga berkurang.

Seseorang yang kekurangan protein, akan lebih mudah terserang penyakit dan jatuh sakit. Sebab, benda-benda asing mudah masuk bersamaan dengan virus atau bakteri yang dibawanya. Protein juga menjadi salah satu penyusun dari keberadaan vaksin.

Oleh karena itu, selain protein yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh terhadap virus dan bakteri, vaksin juga memiliki fungsi yang sama. Vaksin sengaja diproduksi untuk dapat meningkatkan kekebalan tubuh atas suatu virus maupun bakteri.

Vaksin menjadi cara yang paling efektif untuk dapat mencegah adanya penyakit yang menular. Oleh karena saat terjadinya penyebaran virus Covid-19, pemeirntah begitu gencar memberikan vaksin. Agen yang terdapat dalam vaksin bekerja untuk mengingatkan imun mengenali virus yang masuk.

3. Menyusun dan Memperbaiki Jaringan Tubuh

Protein adalah zat yang paling banyak ditemukan oleh tubuh. Sebab, jaringan tubuh sebagian besar tersusun atas protein seperti tulang, otot, rambut hingga kulit. Jaringan tubuh agar bisa menjalankan fungsinya, maka tubuh harus memecahkan protein yang lama di dalam tubuh dan menggantinya dengan yang baru.

Namun, pada beberapa keadaan, tubuh dapat memecah protein dalam jumlah yang banyak. Misalnya saat terjadinya robkan yang terjadi di otot ataupun saat tubuh mengalami luka dan sakit. Kondisi ini mengakibatkan jaringan di dalam tubuh mengalami kerusakan dan untuk memperbaikinya dibutuhkan protein.

Protein membantu memperbaiki dan menutup luka atas robekan yang terjadi di otot sehingga jaringan tubuh akan bekerja seperti semula.

4. Membentuk Hemoglobin dan Plasma Darah

Protein memiliki fungsi untuk membentuk hemoglobin yang berperan penting dalam pengikatan oksigen serta mentransferkannya ke berbagai jaringan yang ada di dalam tubuh. Hemoglobin merupakan protein yang terletak pada sel darah merah.

Hemoglobin akan mengantarkan oksigen ke seluruh tubuh. Namun, protein dapat membentuk hemoglobin ketika terdapat zat besi heme. Di mana zat besi heme ini dapat ditemukan pada daging hewan. Oleh karena itu, ketika tubuh mengalami kekurangan zat besi maka harus mengonsumsi protein hewani.

Selain dapat membentuk hemoglobin, tubuh juga dapat mebentuk plasma darah. Plasma darah merupakan cairan yang memiliki warna kuning yang memiliki peranan untuk membawa sel darah. Adapun jenis protein yang dapat membentuk plasma darah adalah globulin dan albumin.

Jenis-Jenis Protein

Selama ini, kita hanya mengenal jenis protein yakni protein hewani dan nabati. Namun, menurut National Institutes of Health (NIH), terdapat beberapa jenis protein yakni sebagai berikut.

1. Protein Enzim

Protein enzim merupakan salah satu jenis protein yang dibutuhkan oleh tubuh. Enzim menjadi zat yang banyak melakukan proses kimia yang ada di dalam sel. Enzim dapat membantu membaca informasi genetik yang ada di dalam dNA.

Caranya dengan membentuk molekul baru. Protein enzim ini memiliki fungsi untuk membentuk enzim itu sendiri. Contohnya membentuk enzim untuk mengubah karbohidrat menjadi sesuatu yang lebih sederhana sehingga mudah dicerna oleh tubuh.

2. Protein Struktural

Jenis protein yang selanjutnya adalah protein struktural yang memiliki fungsi untuk mempertahankan dan membangun struktur tubuh mulai dari sel. Sebab, protein ini jenis memberikan bantuan bagi pembentukan sel.

Contohnya protein kolagen yang berperan sebagai strktur utama pembentukan tendon dan tulang rawan. Selain itu, ada pula protein keratin yang membentuk struktur kulit, gigi, hingga rambut. Pada proses lain, protein strktural juga dapat menggerakkan tubuh.

3. Protein Hormon

Sesuai dengan namanya, protein hormon memiliki fungsi sebagai pengontrol kadar hormon yang terdapat di dalam tubuh. Sebab, setiap hormon dapat mempengaruhi sel melakukan komando ketika terjadinya metabolisme tubuh.

Contohnya pada bagian pankreas yang menghasilkan insulin untuk mengontrol kadar gula yang ada pada darah. Jika tidak dikontrol maka kadar gula tersebut dapat membahayakan tubuh bahkan menjadi penyakit yang berbahaya.

4. Protein Antibodi

Protein antibodi dinamakan pula dengan protein defensif. Jenis protein ini memiliki fungsi untuk mengatur benda asing yang masuk ke dalam tubuh seperti virus dan bakteri. Oleh karena itu, protein antibodi berfungsi untuk melindungi tubuh dari benda asing.

Protein antibodi akan memproduksi antibodi yang dibutuhkan oleh tubuh. Contoh antibodi yang dihasilkan dari protein antibodi adalah fibrinogen dan trombin. Di mana antibodi ini memiliki fungsi untuk membekukan darah, dan juga untuk mencegah tubuh kehilangan darah saat mengalami cidera atau luka.

Ketika luka, tubuh akan mengeluarkan darah. Darah yang dikeluarkan ini perlu dikontrol sebab jika dikeluarkan berlebih akan mengakibatkan tubuh kekurangan darah.

5. Protein Transport

Protein transport memiliki fungsi untuk pengangkutan zat dan molekul yang ada di dalam tubuh lalu diedarkan ke seluruh tubuh. Contohnya seperti hemoglobin yang memiliki fungsi untuk mengikat oksigen dan mengedarkannya ke seluruh tubuh. Selain itu, ada pula lipoprotein yang memiliki berperan dalam proses mengantarkan lipid di dalam tubuh.

6. Protein Pengikat

Protein pengikat memiliki fungsi untuk mengikat berbagai zat yang dibutuhkan tubuh seperti asam amino serta ion logam Di mana protein jenis ini berperan sebagai cadangan makanan ketika sewaktu-waktu tubuh membutuhkannya.

Protein ini menjadi sumber energi kedua setelah karbohidrat dan lemak. Contohnya adalah zat besi yang terdapat pada protein ferritin. Zat besi yang disimpan ini akan digunakan ketika tubuh membutuhkannya.

7. Protein Penggerak

Sesuai dengan namanya, Protein penggerak memiliki fungsi sebagai penggerak otot yang ada di dalam tubuh. Misalnya saat tubuh bergerak, maka protein ini akan mengontrol kecepatan dari gerak jantung. Selain itu, saat tubuh berkontraksi, maka protein ini juga mengatur otot. Selain sebagai penggerak otot, Protein penggerak juga terlibat dalam proses mengantarkan nutrisi, pengaturan otot dan menyusun genetik.

Contoh Makanan Mengandung Protein

1. Daging Ayam

Daging ayam, contoh makanan protein

Daging ayam merupakan contoh makanan yang mengandung protein. Meskipun memiliki harga yang lebih murah dibandingkan daging sapi, daging ayam ini termasuk jenis makanan kaya akan protein. Selain terdapat protein, pada daging ayam ditemukan pula Vitamin B, kolin serta selenium.

Namun, untuk mendapatkan daging ayam yang sehat, sebaiknya memilih daging ayam tanpa lemak dan kulit. Sebab, pada bagian tersebut mengandung banyak kolesterol.

2. Ikan

Ikan samon, ontoh makanan protein

Selama ini kita tahu, bahwa ikan merupakan makanan yang bergizi. Ikan juga termasuk makanan yang mengandung protein. Beberapa jenis ikan baik yang hidup di air tawar maupun air laut mengandung protein serta omega 3.

Contohnya pada 100 gram ikan salmon terdapat sekitar 20 gram protein. Selain pada ikan salmon, pada beberapa hewan laut seperti cumi-cumi dan udang juga banyak mengandung protein. Meskipun begitu, perlu berhati-hati karena bisa saja ikan dan hewan laut lainnya mengandung merkuri.

3. Telur

Telur ayam, contoh makanan protein

Telur termasuk makanan yang mengandung protein tinggi. Bahkan tidak hanya kaya akan protein, di dalam telur juga terdapat berbagai zat penting lainnya seperti vitamin dan lemak tidak jenuh. Oleh karena itu, telur kerap dijadikan sebagai bahan untuk melakukan diet dan menjaga kesehatan jantung. Selain itu, telur juga sangat tepat untuk mempercepat proses penyembuhan.

Namun, sebaiknya mengonsumsi telur dalam keadaan yang benar-benar matang. Bukan mentah ataupun setengah matang. Sebab, dikhawatirkan terdapat bakteri salmonella. Di mana bakteri berasal dari luar kemudian masuk lewat cangkah telur dan terdapat pada putih telur

4. Kacang-Kacangan

Kacang, contoh makanan protein

Terdapat beberapa jenis kacang-kacangan yang mengandung protein tinggi. Adapun contoh kacang yang memiliki protein tinggi seperti kacang tanah dan kacang almond. Pada satu gelas penuh kacang almond setidaknya terdapat sekitar 30 gram protein.

Selain mengandung protein, keduanya juga mengandung serat, vitamin E, dan magnesium. Keduanya juga terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol jahat yang ada di dalam tubuh. Kacang almond dan kacang tanah juga dapat menjaga kadar kolesterol baik yang ada di dalam tubuh.

5. Kedelai

Kedelai, contoh makanan protein

Kedelai termasuk ke dalam makanan yang mengandung protein utuh. Hal ini dikarenakan pada kedelai terdapat 9 macam asam amino esensial. Oleh karena itu, kedelai sangat tepat untuk dijadikan makanan sehari-hari. Salah satu jenis kedelai yang tepat dijadikan cemilan adalah edemade.

Pada satu gelas edemade yang telah dimasak akan terdapat 18 gram kedelai. Bahkan tidak hanya kedelai utuh, olahan kedelai juga memiliki kandungan protein seperti tempe dan tahu. Selain kaya akan protein, keduanya juga mengandung zat yang berfungsi untuk menjaga dari paparan radikal bebas.

The post Protein : Fungsi, Jenis dan Contoh Makanannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Protein Perifer: Pengertian – Ciri dan Fungsinya https://haloedukasi.com/protein-perifer-pengertian-ciri-dan-fungsinya Tue, 19 Oct 2021 12:33:34 +0000 https://haloedukasi.com/?p=27772 Membran plasma atau membran sel merupakan bagian penting dari suatu sel yang fungsinya adalah untuk menjadi penyekat atau pembatas antara sitoplasma sel dengan lingkungan luarnya. Membran sel ini memiliki fungsi sebagai pelingdung sel dan juga sebagai pengatur zat-zat apa saja yang bisa masuk ke dalam atau keluar dari sebuah sel. Membran plasma sendiri tersusun atas […]

The post Protein Perifer: Pengertian – Ciri dan Fungsinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Membran plasma atau membran sel merupakan bagian penting dari suatu sel yang fungsinya adalah untuk menjadi penyekat atau pembatas antara sitoplasma sel dengan lingkungan luarnya. Membran sel ini memiliki fungsi sebagai pelingdung sel dan juga sebagai pengatur zat-zat apa saja yang bisa masuk ke dalam atau keluar dari sebuah sel.

Membran plasma sendiri tersusun atas sejumlah kompenen penting seperti fosfolipid, glikolipid, glikoprotein, dan juga berbagai jenis protein lain. Diantara jenis protein yang turut menyusun membran sel adalah protein integral dan protein perifer.

Pada kesempatan kali ini, akan dijelaskan lebih lanjut mengenai salah satu jenin protein yang menjadi penyusun dari membran sel, yakni protein perifer.

Pengertian Protein Perifer

Secara sederhana, protein perifer bisa didefinisikan sebagai protein yang melekat pada bagian luar membran sel. Keberadaan protein perifer dalam membran sel dapat menyebabkan terjadinya  transpor molekul dan transpor elektron atar membran.

Karena letaknya yang berada di bagian luar membran, maka protein perifer ini biasa juga disebut sebagai protein ekstrinsik. Keberadaan protein perifer sendiri tidak berikatan langsung dengan inti hidrofobik membran sel, akan tetapi berikatan dengan protein integral. Hal ini menyebabkan protein perifer tidak memiliki sifat yang sama dengan  membran sehingga mudah sekali lepas.

Dari penjelasan diatas, maka protein perifer bisa didefinisikan sebagai jenis protein terkait dengan membran sementara. Protein perifer bisa melekat pada sebagian kecil dari lapisan lipid bilayer sendiri, melekat pada protein membran integral, dan seringkali dikaitkan dengan saluran ion atau reseptor transmembran.

Ciri-Ciri Protein Perifer

Diantara ciri-ciri dari protein perifer adalah sebagai berikut:

  1. Berada di lapisan luar membran sel atau membran plasma. Sebagian besarnya ditemukan di permukaan sitoplasma membran.
  2. Menyusun sekitar 20% hingga 30% bagian dari total protein yang ada pada membran.
  3. Bersifat hidrofilik, yakni mudah larut di dalam air
  4. Bisa menempel pada membran, tetapi juga mudah dipisahkan oleh paparan dibawah pH tinggi dan pengobatan dengan konsentrasi garam yang tinggi.
  5. Terikat secara longgar ke lapisan lipid bilayer dan tidak berinteraksi dengan inti hidrofobik yang berada diantara dua lapisan fosfolipid.

Fungsi Protein Perifer

Protein perifer memiliki beberapa fungsi yang penting bagi kelangsungan hidup sel. Diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Komunikasi Sel

Komunikasi sel – baik berupa transduksi sinyal, reseptor hormon dn neurotransmiter, serta regulasi- merupakan fungsi utama dari protein perifer. Melalui protein perifer inilah sel bisa “berkomunikasi” dengan menerima berbagai informasi dari lingkungannya untuk kemudian menciptakan respon

Dengan adanya komunikasi antar sel tersebut, maka sel-sel mikroskopis bisa saling bekerjasama membentuk organisme multiseluler, saling bereaksi atau berhenti untuk tumbuh pada waktunya.

2. Mendukung Sitoskeleton

Fungsi lain dari protein pefirer adalah untuk mempertahankan sitoskeleton intraseluler dan juga komponen matrik ekstraseluler yang dibentuk oleh serangkain organel, tubulus, dan juga filamen. Struktur tersebut mampu memberikan ketegangan atau kekakuan, namun mereka membutuhkan sesuatu untuk melekat dan protein periferlah yang  bisa memberikan titik pelekatan pada membran sel tersebut.

3. Transportasi molekul

Protein perifer juga turut mengatur keluar masuknya ion, nutrisi, dan produk limbah ke dalam atau keluar sel. Kemampuan protein perifer untuk mengubah struktur atau formasinya dengan membuka dan menutup memungkinkannya untuk membiarkan beberapa molekul lewat sembari menghalangi molekul yang lainnya.

4. Sebagai Enzim

Sebagian protein perifer yang berada di permukaan membran seringkali juga melakukan fungsi enzim sederhana pada substrat tertentu. Fungsi yang dimaksud bisa berupa memecahkan atau menggabungkan satu molekul dengan lainnya.

5. Pembentukan energi

Sifat dari protein perifer yang bisa menempel pada membran membuatnya juga memiliki peran penting dalam transport elektron saat proses pembentukan energi.

Struktur Protein Perifer

Struktur asam amino pada protein perifer cukup unik, dimana mereka menarik protein ke membran dan cenderung berkumpul di permukaan, sehingga mereka bisa berada di tempat yang semestinya untuk melakukan suatu tindakan yang ditentukan.

Protein perifer tidak mempunyai daerah asam amino yang hidrofobik, sehingga bisa menjaga protein perifer tetap berada pada permukaan membran sel. Guna menghindari agar tidak terserap ke dalam membran, protein perifer biasanya memiliki banyak asam amino yang hidrofilik di permukaannya.

Contoh Protein Perifer

Beberapa contoh dari protein perifer antara lain:

  1. Fosfolipase C yang terlibat dalam pemrosesan lipid terkait dengan inositol
  2. Sinapsin, yang terlibat dalam regulasi neurotransmiter.
  3. Eritrosit
  4. Sitokom C
  5. ATP-ase mitokondria
  6. asetilkolinesterase

Kesimpulan Pembahasan

Membran plasma atau membran sel, yang merupakan bagian yang menjadi penyekat atau pembatas antara sel dengan lingkungannya, tersusun atas sejumlah komponen. Diantaranya adalah protein, yakni protein perifer dan protein integral. Protein perifer disebut juga sebagai protein eksternal karena terletak pada bagian luar membran sel.

Protein perifer memiliki sifat hidrofilik yang mudah larut di dalam air. Selain itu, meski menempel pada membran, protein perifer terikat dengan longgar sehingga sangat mudah lepas atau dipisahkan.

Fungsi dari protein perifer sendiri adalah dalam komunikasi antar sel, sebagai transportasi molekul keluar masuk sel, berperan sebagai enzim, mendukung sitoskeleton serta berperan dalam proses pembentukan energi.

The post Protein Perifer: Pengertian – Ciri dan Fungsinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Polipeptida: Pengertian – Karakteristik dan Fungsinya https://haloedukasi.com/polipeptida Thu, 05 Nov 2020 03:24:18 +0000 https://haloedukasi.com/?p=13635 Salah satu zat penting penyusun tubuh makhluk hidup adalah protein yang merupakan suatu senyawa atau makromolekul yang berfungsi sebagai zat pembangun dan menggantikan sel-sel atau bagian tubuh yang rusak. Protein sendiri tersusun atas senyawa-senyawa yang lebih kecil atau monomer yang dikenal dengan nama asam amino atau peptida. Karena protein tersusun dari banyak asam amino (peptida), […]

The post Polipeptida: Pengertian – Karakteristik dan Fungsinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Salah satu zat penting penyusun tubuh makhluk hidup adalah protein yang merupakan suatu senyawa atau makromolekul yang berfungsi sebagai zat pembangun dan menggantikan sel-sel atau bagian tubuh yang rusak.

Protein sendiri tersusun atas senyawa-senyawa yang lebih kecil atau monomer yang dikenal dengan nama asam amino atau peptida. Karena protein tersusun dari banyak asam amino (peptida), maka protein disebut juga sebagai polipeptida.

Apa itu Polipeptida?

polipeptida

Polipeptida berasal dari gabungan dua kata, yaitu poli yang berarti banyak dan peptida atau asam amino. Polipeptida adalah rangkaian rantai linier dari beberapa peptida yang membentuk sebuah molekul protein.

Polimer polipeptida disusun dari hasil ikatan antara gugus karbosil (COOH) dengan gugus asam amino (peptida) melalui ikatan peptida. Polipeptida dibentuk melalui tahapan replikasi DNA.

Protein atau polipeptida sendiri dibentuk pada setiap sel makhluk dan organela yang dijalankan oleh ribosom. Ribosom merupakan organela penyintesa, yakni suatu organel sel yang berbentuk butiran-butiran halus yang mengambang bebas pada sitoplasma atau menempel pada retikulum endoplasma dengan jumlah mencapai ribuan unit.

Karakteristik Polipeptida 

Beberapa karakteristik atau ciri-ciri dari polipeptida adalah:

  • Polipeptida terbentuk dari rantai peptida yang panjang, kontinu, dan tidak bercabang.
  • Tersusun dari ikatan gugus karbosil dengan gugus asam amino (peptida)
  • Pada titik-titik tertentu, rantai polipeptida juga menempel ke samping.

Fungsi Polipeptida

Dalam tubuh makhluk hidup, polipeptida memiliki banyak fungsi antara lain:

  • Sebagai pengatur komunikasi antar sel tubuh sehingga sel-sel tubuh dapay menjalankan fungsinya dengan baik.
  • Sebagai transporter yang memungkinkan masuknya beberapa zat tertentu ke dalam sel melewati membran permeabelnya.
  • Sebagai biokatalis, yakni mempercepat berbagai reaksi kimia di dalam tubuh, seperti metabolisme, pencernaan makanan, sintesis komponen seluler, dan juga produksi energi.
  • Sebagai pembawa pesan atau informasi dari satu jaringan ke jaringan lain melalui darah.
  • Sebagai elemen yang membangun struktur tubuh, seperti memperkuat ikatan antara tulang dan otot.
  • Sebagai pengangkut berbagai jenis gas
  • Sebagai tempat penyimpanan beberapa jens zat.

Contoh Polipeptida 

Beberapa contoh polipeptida dalam tubuh makhluk hidup, antara lain:

1. Insulin

Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh organ pankreas dan berfungsi untuk mengubah glukosa menjadi energi dan menyimpannya.

Hormon insulin sangat penting pengaruhnya dalam kinerja metabolisme tubuh. Orang yang kekurangan hormon insulin bisa mengakibatkan terkena penyakit diabetes melitus (kencing manis). Sebaliknya ketika tubuh berlebihan dalam memproduksi insulin, maka akan menyebabkan terjadinya hiperglikemia dalam tubuh.

2. Gastrin

Gastrin adalah hormon yang dihasilkan oleh lambung dan berfungsi untuk merangsang sekresi getah lambung. Selain itu, gastrin juga menstimulasi gerakan otot lambung saat mencerna makanan.

3. Kalsitonin

Kalsitonin adalah salah satu contoh hormon polipeptida yang terbentuk dari rangkaian rantai linear sepanjang 32 asam amino (peptida). Kalsitonin dihasilkan oleh kelenjar tiroid dan berfungsi untuk menurunkan kadar kalsium dalam darah yang berlebih .

4. Glukagon

Glukagon adalah hormon yang merupakan lawan dari hormon insulin. Hormon yang dihasilkan di sel alpha pankreas ini berfungsi untuk menaikkan kadar gula dalam darah.

Ikatan Polipeptida 

Ikatan polipeptida terbentuk dari asam-asam amino yang bersambungan melalui ikatan peptida. Urutan atau sekuens asam amino dari suatu rantai menjadi struktur primer suatu protein tergambarkan melalui diagram berikut :

ikatan polipeptida

The post Polipeptida: Pengertian – Karakteristik dan Fungsinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>