protokol jaringan - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/protokol-jaringan Mon, 15 Jan 2024 06:24:03 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico protokol jaringan - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/protokol-jaringan 32 32 IPv6: Pengertian, Fungsi, Kelebihan dan Contoh https://haloedukasi.com/ipv6 Mon, 15 Jan 2024 06:23:53 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47602 IPv6, atau Internet Protocol versi 6, merupakan suatu protokol jaringan yang dirancang sebagai pengganti IPv4, protokol yang saat ini dominan digunakan dalam pengalamatan dan routing paket data di internet. Seiring dengan pertumbuhan pesat jumlah perangkat yang terhubung ke internet, ketersediaan alamat IP menjadi semakin terbatas dengan IPv4. Oleh karena itu, IPv6 muncul sebagai solusi untuk […]

The post IPv6: Pengertian, Fungsi, Kelebihan dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
IPv6, atau Internet Protocol versi 6, merupakan suatu protokol jaringan yang dirancang sebagai pengganti IPv4, protokol yang saat ini dominan digunakan dalam pengalamatan dan routing paket data di internet.

Seiring dengan pertumbuhan pesat jumlah perangkat yang terhubung ke internet, ketersediaan alamat IP menjadi semakin terbatas dengan IPv4.

Oleh karena itu, IPv6 muncul sebagai solusi untuk mengatasi keterbatasan tersebut dan menyediakan ruang alamat yang lebih luas.

Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang IPv6, keuntungan yang ditawarkannya, serta tantangan dan implementasinya dalam menghadapi era konektivitas yang terus berkembang.

Pengertian IPv6

IPv6, singkatan dari Internet Protocol versi 6, adalah suatu standar protokol jaringan yang digunakan untuk memberikan alamat IP kepada perangkat yang terhubung ke internet.

Sebagai penerus dari IPv4, yang telah digunakan secara luas sejak awal perkembangan internet, IPv6 dirancang untuk mengatasi keterbatasan alamat IP yang dimiliki oleh IPv4.

Salah satu perubahan paling mencolok dalam IPv6 adalah panjang alamat IP-nya. IPv4 menggunakan format alamat 32-bit, menghasilkan sekitar 4,3 miliar kombinasi unik, yang kini sudah semakin terbatas.

Di sisi lain, IPv6 menggunakan format alamat 128-bit, yang memungkinkan terbentuknya lebih dari 340 undecillion (sekitar 3,4 x 10^38) alamat IP.

Hal ini memberikan ruang alamat yang sangat luas, sehingga dapat mendukung pertumbuhan jumlah perangkat yang terhubung ke internet dengan lebih efisien.

Selain itu, IPv6 juga membawa beberapa perbaikan teknis dan fitur keamanan yang meningkat dibandingkan dengan pendahulunya.

Implementasi IPv6 menjadi semakin penting karena peningkatan jumlah perangkat yang terhubung ke internet, serta untuk mengatasi masalah kehabisan alamat IP yang dihadapi oleh IPv4.

Meskipun IPv4 masih umum digunakan, keberlanjutan adopsi IPv6 menjadi krusial untuk menjaga kelangsungan pertumbuhan dan perkembangan internet di masa depan.

Perbedaan IPv6 dan IPv4

IPv6 dan IPv4 adalah dua versi dari protokol Internet yang memiliki beberapa perbedaan kunci. Berikut adalah beberapa perbedaan utama antara IPv6 dan IPv4:

Panjang Alamat

  • IPv4: Menggunakan format alamat 32-bit, menghasilkan sekitar 4,3 miliar alamat IP.
  • IPv6: Menggunakan format alamat 128-bit, memberikan lebih dari 340 undecillion alamat IP (sekitar 3,4 x 10^38). Ini memberikan solusi untuk masalah kehabisan alamat IP yang dihadapi oleh IPv4.

Notasi Alamat

  • IPv4: Alamat ditulis dalam format desimal dengan notasi titik (contoh: 192.168.1.1).
  • IPv6: Alamat ditulis dalam format heksadesimal dengan notasi dua titik dua (contoh: 2001:0db8:85a3:0000:0000:8a2e:0370:7334).

Konfigurasi Alamat

  • IPv4: Alamat dapat dikonfigurasi secara manual atau melalui protokol seperti DHCP.
  • IPv6: Alamat dapat dikonfigurasi secara otomatis menggunakan Stateless Address Autoconfiguration (SLAAC) atau melalui DHCPv6.

Broadcast

  • IPv4: Menggunakan broadcast untuk mengirim paket data ke semua perangkat dalam suatu jaringan.
  • IPv6: Tidak mendukung broadcast, digantikan oleh Multicast dan Anycast.

NAT (Network Address Translation)

  • IPv4: NAT sering digunakan untuk mengatasi keterbatasan jumlah alamat IP dengan memetakan beberapa alamat pribadi ke satu alamat publik.
  • IPv6: NAT tidak umum digunakan karena ketersediaan alamat IP yang lebih luas.

Checksum

  • IPv4: Menggunakan checksum untuk memastikan keintegritasan paket.
  • IPv6: Checksum dihilangkan untuk meringankan beban pengolahan pada perangkat pengirim dan penerima.

Fragmentasi

  • IPv4: Mendukung fragmentasi paket oleh router.
  • IPv6: Fragmentasi dilakukan oleh perangkat pengirim, dan router tidak melakukan fragmentasi.

Header Options

  • IPv4: Menggunakan header opsi yang terbatas.
  • IPv6: Memiliki header opsi yang lebih efisien dan terstruktur.

Pemahaman perbedaan ini penting karena peralihan dari IPv4 ke IPv6 sedang berlangsung untuk mengatasi masalah kehabisan alamat IP dan mendukung pertumbuhan internet yang terus berkembang.

Meskipun IPv4 masih banyak digunakan, adopsi IPv6 semakin penting untuk memastikan keberlanjutan konektivitas di masa depan.

Fungsi IPv6

IPv6 memiliki beberapa fungsi kunci yang dirancang untuk meningkatkan dan memperbaiki protokol Internet. Berikut adalah fungsi-fungsi utama dari IPv6:

1. Alamat IP yang Lebih Banyak

IPv6 menggunakan format alamat 128-bit, memberikan lebih dari 340 undecillion alamat IP. Hal ini mengatasi masalah kehabisan alamat yang dialami oleh IPv4 dengan hanya memiliki 32-bit alamat.

2. Notasi Alamat yang Baru

Alamat IPv6 ditulis dalam format heksadesimal dengan notasi dua titik dua (contoh: 2001:0db8:85a3:0000:0000:8a2e:0370:7334). Notasi ini lebih sederhana dan memudahkan untuk dibaca dan ditulis.

3. Konfigurasi Otomatis

IPv6 mendukung konfigurasi otomatis melalui Stateless Address Autoconfiguration (SLAAC) atau DHCPv6. Ini memungkinkan perangkat untuk mengatur alamat secara otomatis tanpa memerlukan konfigurasi manual.

4. Multicast dan Anycast

IPv6 menggunakan Multicast untuk mengirim data ke sekelompok perangkat tertentu dan Anycast untuk mengirim data ke perangkat terdekat dalam kelompok yang sama. Ini memungkinkan komunikasi yang efisien dan skalabilitas jaringan.

5. NAT yang Minimal

Dengan jumlah alamat IP yang sangat besar, IPv6 mengurangi ketergantungan pada Network Address Translation (NAT).

Hal ini menyederhanakan arsitektur jaringan dan memungkinkan perangkat untuk memiliki alamat IP yang unik secara global.

6. Checksum yang Disederhanakan

IPv6 menghilangkan checksum pada tingkat lapisan IP. Ini membantu mengurangi beban pengolahan pada perangkat pengirim dan penerima, karena sebagian besar jaringan modern memiliki mekanisme deteksi kesalahan di tingkat lapisan yang lebih tinggi.

7. Fragmentasi oleh Perangkat Pengirim

IPv6 melakukan fragmentasi paket oleh perangkat pengirim, bukan oleh router. Ini mengurangi kompleksitas dan meningkatkan efisiensi dalam pengiriman paket data melalui jaringan.

IPv6, dengan fitur-fitur ini, diharapkan dapat mengatasi batasan-batasan IPv4 dan mendukung pertumbuhan dan perkembangan internet di masa depan.

Kelebihan IPv6

IPv6 memiliki beberapa kelebihan yang membuatnya menjadi pilihan yang lebih baik dibandingkan dengan pendahulunya, IPv4. Berikut adalah beberapa kelebihan IPv6:

1. Alamat IP yang Lebih Banyak

IPv6 menggunakan format alamat 128-bit, memberikan lebih dari 340 undecillion alamat IP. Ini mengatasi masalah kehabisan alamat IP yang dialami oleh IPv4 dan mendukung pertumbuhan pesat jumlah perangkat terhubung ke internet.

2. Skalabilitas

Ketersediaan alamat IP yang sangat besar membuat IPv6 sangat skalabel, memungkinkan penambahan perangkat dan jaringan tanpa kesulitan besar dalam pengaturan alamat.

3. Konfigurasi Otomatis

IPv6 mendukung konfigurasi otomatis melalui Stateless Address Autoconfiguration (SLAAC) atau DHCPv6. Ini memudahkan pengaturan alamat pada perangkat tanpa memerlukan konfigurasi manual.

4. Multicast dan Anycast yang Efisien

IPv6 memperkenalkan model Multicast dan Anycast yang lebih efisien, memungkinkan pengiriman data ke sekelompok perangkat tertentu atau ke perangkat terdekat dalam kelompok yang sama.

5. NAT yang Minimal

Karena jumlah alamat IP yang sangat besar, IPv6 mengurangi ketergantungan pada Network Address Translation (NAT), yang dapat menyederhanakan arsitektur jaringan dan meningkatkan kinerja komunikasi.

6. Keamanan yang Ditingkatkan

IPv6 dirancang dengan memperhatikan keamanan, dan sering kali menyediakan fitur-fitur keamanan yang lebih baik dibandingkan dengan IPv4. Contohnya termasuk built-in IPsec yang mendukung enkripsi dan otentikasi.

7. Checksum yang Disederhanakan

IPv6 menghilangkan checksum pada tingkat lapisan IP, membantu mengurangi beban pengolahan pada perangkat pengirim dan penerima. Mekanisme deteksi kesalahan sering diimplementasikan di tingkat lapisan aplikasi atau transport.

8. Fragmentasi oleh Perangkat Pengirim

IPv6 melakukan fragmentasi paket oleh perangkat pengirim, bukan oleh router. Ini membantu mengurangi kompleksitas dan meningkatkan efisiensi dalam pengiriman paket data melalui jaringan.

9. Dukungan untuk Mobile Computing

IPv6 dirancang untuk mendukung kebutuhan mobile computing dan perangkat bergerak dengan lebih baik, memberikan kecepatan pengalaman yang lebih baik bagi pengguna yang berpindah-pindah antar jaringan.

10. Keberlanjutan Pertumbuhan Internet

Dengan kapasitas alamat yang melimpah, IPv6 memberikan solusi yang berkelanjutan untuk pertumbuhan internet dan meningkatnya jumlah perangkat terhubung di seluruh dunia.

Penting untuk diingat bahwa sementara IPv6 menawarkan banyak kelebihan, implementasinya juga melibatkan tantangan dan transisi dari IPv4 ke IPv6 perlu dikelola dengan hati-hati untuk memastikan interoperabilitas dan keamanan.

Kekurangan IPv6

Meskipun IPv6 memiliki banyak kelebihan, ada beberapa kekurangan atau tantangan yang perlu diperhatikan:

1. Transisi yang Kompleks

Proses transisi dari IPv4 ke IPv6 memerlukan perencanaan dan koordinasi yang cermat. Selama fase transisi, jaringan mungkin harus mendukung kedua protokol secara bersamaan (dikenal sebagai dual-stack), yang dapat meningkatkan kompleksitas dan biaya.

2. Investasi Awal yang Tinggi

Migrasi ke IPv6 dapat memerlukan investasi awal yang signifikan untuk mengganti perangkat keras dan perangkat lunak yang tidak mendukung IPv6. Ini bisa menjadi beban finansial terutama bagi organisasi yang telah memiliki infrastruktur IPv4 yang mapan.

3. Kemungkinan Inkompatibilitas Aplikasi

Beberapa aplikasi dan perangkat lunak mungkin tidak sepenuhnya kompatibel dengan IPv6, dan mungkin diperlukan penyesuaian atau penggantian untuk mendukung protokol ini sepenuhnya.

4. Manajemen dan Pelacakan Alamat yang Lebih Rumit

Meskipun IPv6 memberikan ruang alamat yang sangat besar, manajemen dan pelacakan alamat yang lebih rumit dibandingkan dengan IPv4. Pengelola jaringan perlu memiliki keahlian yang diperbarui untuk mengelola dan memantau alamat IPv6 dengan efisien.

5. Kurangnya Dukungan NAT

Meskipun kekurangan ini juga merupakan kelebihan di beberapa aspek, NAT (Network Address Translation) yang sering digunakan di IPv4 tidak sepenuhnya didukung di IPv6. Hal ini dapat menimbulkan tantangan terkait keamanan dan konfigurasi jaringan.

6. Ketergantungan pada Pembuat Perangkat dan Penyedia Layanan

Keberhasilan implementasi IPv6 dapat tergantung pada kemampuan produsen perangkat dan penyedia layanan untuk memberikan dukungan penuh untuk protokol ini.

Beberapa perangkat mungkin memerlukan pembaruan perangkat lunak atau penggantian untuk mendukung IPv6 sepenuhnya.

7. Kurangnya Kesadaran dan Pemahaman

Banyak organisasi dan individu mungkin masih kurang sadar akan pentingnya IPv6 atau memiliki pemahaman yang kurang tentang cara mengelolanya. Pendidikan dan pemahaman yang lebih baik tentang IPv6 diperlukan untuk mempercepat adopsi.

Meskipun ada kekurangan, perlu diingat bahwa IPv6 merupakan langkah maju yang diperlukan untuk mengatasi batasan dan tantangan yang dihadapi oleh IPv4. Dengan perencanaan dan implementasi yang tepat, kekurangan ini dapat diatasi dan manfaat dari IPv6 dapat diakses dengan lebih baik.

Contoh IPv6

Berikut adalah contoh alamat IPv6 dan notasi subnetting IPv6:

Alamat IPv6

Contoh alamat IPv6 dalam notasi heksadesimal dua titik dua:

2001:0db8:85a3:0000:0000:8a2e:0370:7334

Alamat IPv6 dalam notasi singkat:

2001:db8:85a3::8a2e:370:7334

Notasi Subnetting IPv6

Alamat IPv6 dengan subnet mask:

2001:0db8:85a3::/48

Konfigurasi Otomatis IPv6

Alamat IPv6 yang dihasilkan secara otomatis menggunakan Stateless Address Autoconfiguration (SLAAC) atau DHCPv6:

2001:db8:85a3:1::4a2e:370:7334

Anycast IPv6

Contoh penggunaan Anycast pada alamat IPv6:

2001:db8:85a3::/64 (Anycast)

Multicast IPv6

Alamat IPv6 untuk Multicast:

ff02::1

Penting untuk diingat bahwa contoh-contoh di atas adalah ilustrasi dan alamat IP sebenarnya dapat bervariasi tergantung pada konfigurasi dan kebutuhan spesifik dari jaringan atau aplikasi tertentu.

Alamat dan notasi subnetting yang tepat akan ditentukan oleh administrator jaringan sesuai dengan kebijakan dan struktur jaringan yang diinginkan.

The post IPv6: Pengertian, Fungsi, Kelebihan dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Protokol Jaringan: Pengertian, Jenis, Fungsi, dan Komponen https://haloedukasi.com/protokol-jaringan Mon, 20 Sep 2021 07:53:00 +0000 https://haloedukasi.com/?p=26968 Protokol sangat penting pada sebuah jaringan komputer untuk menghubungkan komputer yang satu dengan komputer yang lainnya. Dengan keberadaan protokol jaringan, beberapa komputer dapat saling bertukar informasi satu sama lain. Pengertian Protokol Jaringan Protokol jaringan komputer merupakan sebuah aturan yang terdapat dalam jaringan komputer dan harus ditaati baik pada pihak pengirim maupun penerima supaya bisa saling […]

The post Protokol Jaringan: Pengertian, Jenis, Fungsi, dan Komponen appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Protokol sangat penting pada sebuah jaringan komputer untuk menghubungkan komputer yang satu dengan komputer yang lainnya. Dengan keberadaan protokol jaringan, beberapa komputer dapat saling bertukar informasi satu sama lain.

Pengertian Protokol Jaringan

Protokol jaringan komputer merupakan sebuah aturan yang terdapat dalam jaringan komputer dan harus ditaati baik pada pihak pengirim maupun penerima supaya bisa saling berkomunikasi dan melakukan tukar informasi sekalipun sistermnya berbeda.

Pada awal tahun 1990-an, internet tumbuh sangat drastis di seluruh dunia. Hal ini memunculkan jenis-jenis protokol baru. Akan tetapi, munculnya jenis protokol dalam jumlah yang tinggi menyebabkan masalah yakni ketidakserasian dari jenis protokol yang dibuat oleh pabrik tertentu dengan jenis yang lain. Dengan begitu, komputer tidak bisa saling berkomunikasi.

Oleh karena permasalahan tersebut, International Standard Organisation (ISO) mengeluarkan standarisasi protokol yang sekarang dikenal dengan Open System Interconnection (OSI).

Namun karena model OSI merupakan konsep dasar dan preferensi teori langkah kerja pada sebuah protokol, TCP/IP kemudian digunakan sebagai standar yang dipakai secara umum terutama karena penggunaannya yang semakin berkembang.

Selain menjadi aturan dalam komunikasi antar komputer, protokol juga berguna untuk perpindahan data antar komputer. Secara sederhana, protokol merupakan media yang menghubungkan pengirim dan penerima dan dapat diterapkan pada perangkat keras maupun lunak.

Salah contohnya adalah mengirimkan email. Dalam mengirimkan email, ada beberapa protokol yang harus dilewati agar email tersebut sampai ke komputer penerima.

Jenis Protokol Jaringan

Terdapat beberapa jenis protokol yang ada pada jaringan komputer antara lain :

  • Transmission Control Protocol (TCP) DAN Internet Protocol (IP) atau TCP/IP

Jenis ini merupakan standar komunikasi data yang biasa digunakan oleh komunitas di internet. Protokol ini bekerja dengan cara mengatur berjalannya seluruh proses pertukaran data dan informasi dalam internet melalui komputer satu dengan yang lainnya.

  • User Datagram Protocol (UDP)

UDP merupakan alat transportasi TCP/IP yang sangat penting untuk mendukung komunikasi yang bersifat unreliable. Komunikasi ini dapat dilakukan sekalipun tanpa host dalam suatu jaringan.

  • Domain Name System (DNS)

DNS merupakan distributor database yang dapat digunakan dalam pencarian nama komputer di dalam jaringan dengan menggunakan TCP/IP. Jenis ini bisa diperuntukan pada jaringan mulai dari skala kecil hingga global. Seringkali DNS juga bisa dipakai untuk aplikasi yang terhubung secara langsung dengan internet.

  • Hypertext Transfer Prrotocol (HTTP)

HTTPS seringkali kita jumpai ketika mengakses halaman website dengan menggunakan SSL. HTTP merupakan protokol yang digunakan untuk mengatur segala komunikasi antara klien dengan server. Sedangkan HTTPS adalah versi yang lebih aman dibanding dengan HTTP.

HTTPS sendiri merupakan gabungan dari HTTP dengan Socket Secure Layer (SSL) yang sebenarnya bukan merupakan protokol yang berbeda. Oleh karena itu, terdapat dua jenis lapisan enskripsi. Kombinasi ini dilakukan dengan tujuan menjaga keamanan untuk menghindari serangan dari pihak ketiga. Serangan tersebut misalnya seperti penyadapan informasi dari komunikasi yang dilakukan.

  • Secure Shell (SSH)

SSH merupakan jenis protokol jaringan yang mungkin terjadi pertukaran data antara dua komputer dengan sangat aman. Pertukaran data ini dapat berupa pengiriman file, pengendalian jarak jauh, dan sebagainya. Protokol SSH memiliki tingkat keamanan yang jauh lebih tinggi daripada jenis Telnet dan FT.

  • Telecommunication network (Telnet)

Protokol jenis ini dapat berjalan pada koneksi internet atau LAN. Sayangnya, TELNET memiliki keterbatasan keamanan dan masih memiliki resiko.

  • OSI Layer

OSI Layer yakni protokol yang menjadi standar komunikasi yang untuk jaringan komputer yang bertujuan untuk menentukan aturan sehingga seluruh alat komunikasi dapat saling terhubung melalui internet. Protokol ini dikembangkan dengan tujuan supaya komputer dapat berkomunikasi pada jaringan yang tidak sama dengan efisien. Biasanya digambarkan sebagai infomrasi suatu aplikasi yang berpindah melalui jaringan internet ke komputer lain. Terdapat tujuh lapisan di mana masing-masing mempunyai tugas yang spesifik antara lain :

  1. Application Layer, Merupakan Layer OSI yang sangat berdekatan dengan end user dan bertanggung jawab mengenai pertukaran informasi. Infromasi tersebut terjadi antara program komputer misalnya program email dan juga servis lainnya yang dilakukan pada jaringan seperti server printer.
  2. Presentation Layer, Layer OSI ini bertugas dalam pengkodean dan konversi data dari application layer. Layer ini bertanggung jawab dalam memastikan bahwa semua data dari application layer dapat dibaca oleh sistem yang lain.
  3. Session Layer, Layer OSI ini memiliki tugas yakni menentukan penjagaan, pemeliharan, dan pengaturan koneksi pada dua terminal. Layer ini juga berfungsi dalam pembentukan, managemen, serta pemutusan sesi komunikasi antar entitas.
  4. Transport Layer, Layer ini berperan dalam membagi data menjadi segmen dan menjaga koneksi logika masing-masing terminal. Tak hanya itu, juga memiliki peran dalam menyediakan penanganan ketika terjadi eror.
  5. Network Layer, Layer ini bertanggung jawab dala menentukan alamat jaringan serta rute yang perlu diambil dala perjalanan. Selain itu juga menjaga antrian trafik dalam jaringan.
  6. DataLink Layer, Layer OSI ini memiliki peran dala menyediakan link pada data dan memaketnya sehingga menjadi frame yang saling berhubungan dengan hardware lalu didistribusikan melalui media.
  7. Physical Layer Layer terakhir ini bertanggung jawab dalam mengirimkan dan menerima data mentah pada media fisik. Tujuan dari pemakaian layer ini adalah membantu desainer jaringan memahami fungsi tiap layer yang saling berbuhungan dengan aliran komunikasi data.

Fungsi Protokol Jaringan

Protokol jaringan berperan penting dan cukup vital dalam transfer data di internet. Pada umumnya fungsi protokol jaringan yakni menghubungkan pengirim dan penerima supaya dapat berkomunikasi. Secara spesifik fungsi protokol antara lain :

  • Addressing

Adressing berfungsi untuk mengantarkan paket melewati network komunikasi serta menyambungkan komputer pengirim dengan komputer penerima. Header IP yang mengandung alamt dapat mengidentifikasi komputer pengirim maupun penerima.

  • Reassembly

Kegunaan protokol ini adalah memastikan pesan dapat dibagi menjadi paket. Hal tersebut dilakukan karena pesan terlalu besar jika dimasukan ke dalam satu paket dan juga paket tidak dikirimkan dalam urutan yang sesuai. Sehingga paket harus tersusun ulang saat tiba di penerima.

  • Timeouts

Masing-masing IP memiliki self-dectructive counter yang umurnya terbatas. Jika sudah kadaluwarsa, maka paket akan dihancurkan dan jaringan internet mengalami overloaded dengan paket yang rusak.

  • Options

IP memiliki fitur tambahan yang membolehkan komputer pengirim menentukan paket mana yang didapatkan oleh komputer penerima. Perlu penambahan keamanan pada paket ketika menemukan bagian yang diambil.

Komponen Protokol Jaringan

Adapun beberapa komponen protokol jaringan antara lain :

  • Aturan / regulasi / prosedur : mengatur pembentukan atau pemutusan hubungan serta mengatur proses transfer data
  • Format atau bentuk : merupakan representasi pesan
  • Kosakata : merupakan jenis pesan atau makna masing-masing pesan

The post Protokol Jaringan: Pengertian, Jenis, Fungsi, dan Komponen appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>