Protozoa - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/protozoa Fri, 22 Dec 2023 06:57:04 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Protozoa - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/protozoa 32 32 Rotifera : Ciri, Jenis, dan Peranannya https://haloedukasi.com/rotifera Fri, 22 Dec 2023 06:56:59 +0000 https://haloedukasi.com/?p=44134 Rotifera merupakan hewan air yang memiliki ukuran mikroskopis. Rotifera juga organisme multiseluler yang primitif bagian otaknya. Rotifera termasuk jenis hewan yang memiliki mahkota silia yang menarik putaran air ke dalam mulutnya. Rotifera yang berasal dari bahasa latin ini memiliki arti membawa roda yang dapat dihubungkan dengan morfologi yang dimiliki oleh tubuh Rotifera. Rotifera merupakan bagian […]

The post Rotifera : Ciri, Jenis, dan Peranannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Rotifera merupakan hewan air yang memiliki ukuran mikroskopis. Rotifera juga organisme multiseluler yang primitif bagian otaknya. Rotifera termasuk jenis hewan yang memiliki mahkota silia yang menarik putaran air ke dalam mulutnya.

Rotifera yang berasal dari bahasa latin ini memiliki arti membawa roda yang dapat dihubungkan dengan morfologi yang dimiliki oleh tubuh Rotifera. Rotifera merupakan bagian dari filum pseudoselomata mikroskopis yang sangat dekat dengan mikroskopis. Rotifera umumnya bertempat tinggal di air tawar dan beberapa spesies tinggal di air asin.

Ciri-Ciri Rotifera

Rotifera merupakan hewan air yang memiliki ukuran mikroskopis ini memiliki ciri-ciri atau karakteristik seperti berikut ini,

  • Memiliki ciri khusus berupa adanya sistem organ khusus juga sistem pencernaan yang lengkap, mulai dari mulut sampai dengan anus.
  • Memiliki ciri khusus yang lain seperti halnya terdapat bulu getar atau struktur cilia yang terdapat pada kepala Rotifera atau yang biasa disebut dengan korona.
  • Memiliki ciri khusus adanya trophi yang berada dalam Phylum Rotifera yang berada dibelakang mastax.
  • Berukuran 50-500 mikron dan yang paling besar ialah berukuran 3 mm panjang Rotifera.
  • Rotifera sebagian besar hidupnya bebas dan juga singkat. Terdapat Rotifera yang parasit pada avertebrata, yaitu Arthropoda dan Annelida.
  • Memiliki sifat filter feeder. Sifat filter feeder memiliki arti dapat menyaring makanan dan juga air dengan menggunakan korona atau kepala Rotifera.
  • Merupakan hewan yang multiseluler yang dapat melayang di air.
  • Merupakan hewan air yang mikroskopis dan sangat toleran dengan lingkungan sekitar.
  • Organ kelamin jantan dan betina terpisah atau tidak menjadi satu. Hal ini dapat menyebabkan reproduksinya secara seksual dan partenogenesis.
  • Mempunyai Kutikula yang dapat berkembang dengan baik. Kutikula ini memiliki sifat nonchitinous dan berbentuk dari protein sclerotized.

Jenis Rotifera

  1. Brachionus Plicatilis

Brachionus Plicatilis merupakan jenis spesies B. Plicatilis, yang merupakan organisme dari golongan zooplankton yang memiliki peranan sebagai pakan hidup berbagai jenis ikan yang telah dibudidayakan. Brachionus Plicatilis ini dapat memberikan kelangsungan hidup yang tinggi pada larva atau kepiting sampai pada fase zoeae III.

Dan secara nyata dapat mempercepat proses molting ke dalam fase zoea II. Brachionus Plicatilis merupakan jenis rotifera yang digunakan secara luas sebagai pakan yang ukurannya kecil dan dapat berenang secara lambat sehingga mudah untuk dimangsa oleh larva.

Brachionus Plicatilis memiliki tiga bagian tubuh di antaranya kepala, badan, dan juga kaki. Kepala Brachionus Plicatilis terdapat silia yang seperti spiral yang membuat kepalanya menjadi indah. Hal ini memiliki fungsi untuk memasukkan makanan ke dalam mulut.

Penyebaran Brachionus Plicatilis ini menyeluruh di seluruh dunia yang populasinya berasal dari wilayah geografis yang memiliki morfologi, fisiologi, dan perilaku karakteristik yang berbeda-beda. Kelamin yang dimiliki Brachionus Plicatilis terpisah dan dapat bereproduksi secara aseksual.

Reproduksi menghasilkan telur tanpa terjadinya bantuan pembuahan individu yang lain. Brachionus Plicatilis juga dapat bereproduksi secara seksual, selain itu masa hidup hewan air ini juga tergolong tidak lama baik jantan ataupun betina.

2. Bdelloidea

Bdelloidea merupakan rotifera yang banyak ditemukan di perairan tawar yang memiliki 450 spesies yang telah dibedakan berdasarkan morfologinya. Karakteristik yang dimiliki Bdelloidea ialah reproduksinya partenogenesisi dan memiliki kemampuan bertahan hidup di lingkungan yang kering dan keras dengan memasuki keadaan dormansi yang telah diinduksi pada setiap tahap kehidupannya.

Bdelloidea merupakan organisme mikroskopis yang memiliki panjang antara 150 dan 700 m. Bdelloidea merupakan kelompok yang menyerupai cacing dan bereproduksi secara aseksual. Bdelloidea merupakan kelompok organisme yang dapat menghasilkan keturunan subur namun tidak dapat diterapkan . Oleh karena itu, konsep spesies pada Bdelloidea berdasarkan pada campuran data morfologis dan molekuler.

3. Monogononta

Monogononta merupakan jenis rotifera yang memiliki lebih dari 1500 spesies yang didalamnya terdapat B. Plicatilis. Sekitar 95 genera memiliki bentuk bentik, berenang bebas, dan juga sesil. Pada banyak jenis spesies, jantan tidak pernah diamati namun berbeda dengan betina memiliki satu ovarium dengan vitelarium. Monogononta biasanya berkurang secra struktural dengan usus sisa yang hanya berfungsi sebagai penyimpanan energi.

Monogononta jantan, biasanya memiliki sifat sementara dan hadir di plankton hanya beberapa hari atau minggu pada setiap tahun. Monogononta memiliki sifat mikrofag atau raptorial yang terkadang masih memiliki sifat parasit.

Peranan Rotifera

  • Sebagai hewan air yang memiliki mikroskopis memiliki peranan dalam rantai makanan pada ekosistem perairan air tawar. Karena sebagian besar Rotifera hidupnya di air tawar. Rotifera memiliki peran sebagai makanan bagi hewan yang lebih besar seperti halnya cacing dan juga crustacea.
  • Digunakan sebagai pakan larva dalam kurun waktu kurang lebih satu bulan. Brachionus yang merupakan Rotifera alami yang dibudidayakan untuk makanan larva ikan dan udang. Hal ini dikarenakan Rotifera memiliki ukuran 300 mikron dan dapat berkembang dengan sangat cepat. Hal ini membuatnya sesuai untuk makanan larva ikan mas yang baru habis kuning telurnya.
  • Di daerah bermusim tropis, Brochionus dapat bertelur saat berumur 28 jam dan selama waktu 24 jam telur sudan dapat menetas. Selama hidup dengan waktu berkisar sebelas hari Brochionus dapat menghasilkan 20 butir telur. Selain sebagai pakan hewan yang lebih besar, Rotifera juga memiliki peranan sebagai serpihan-serpihan organik dan juga ganggang bersel satu.

The post Rotifera : Ciri, Jenis, dan Peranannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Protozoa : Struktur, Ciri, Klasifikasi, Pertumbuhan dan Perkembangannya https://haloedukasi.com/protozoa Thu, 10 Aug 2023 09:14:06 +0000 https://haloedukasi.com/?p=44301 Protozoa adalah organisme bersel tunggal yang termasuk dalam kingdom Protista. Mereka hidup di berbagai lingkungan seperti air tawar, air laut, tanah, dan bahkan di dalam tubuh organisme lain. Protozoa memiliki struktur dan ciri khas yang membedakan mereka dari organisme lain. Struktur Protozoa 1. Inti sel Inti sel adalah salah satu komponen terpenting dalam struktur protozoa. […]

The post Protozoa : Struktur, Ciri, Klasifikasi, Pertumbuhan dan Perkembangannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Protozoa adalah organisme bersel tunggal yang termasuk dalam kingdom Protista. Mereka hidup di berbagai lingkungan seperti air tawar, air laut, tanah, dan bahkan di dalam tubuh organisme lain. Protozoa memiliki struktur dan ciri khas yang membedakan mereka dari organisme lain.

Struktur Protozoa

1. Inti sel

Inti sel adalah salah satu komponen terpenting dalam struktur protozoa. Setiap protozoa memiliki satu atau lebih inti sel yang mengendalikan aktivitas seluler dan menyimpan materi genetik.

Inti sel berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan replikasi DNA, yang merupakan molekul genetik yang membawa instruksi untuk pertumbuhan dan perkembangan protozoa. Inti sel juga mengatur proses transkripsi dan translasi, yang diperlukan untuk sintesis protein yang diperlukan oleh sel.

2. Membran sel

Membran sel melapisi sel protozoa dan berperan penting dalam melindungi mereka dari lingkungan eksternal. Membran sel juga berfungsi sebagai pengatur pertukaran zat antara sel dan lingkungan.

Melalui membran sel, protozoa dapat mengambil nutrisi dan oksigen yang diperlukan untuk metabolisme seluler, serta mengeluarkan limbah dan produk sampingan. Selain itu, membran sel juga berperan dalam komunikasi seluler dan interaksi dengan organisme lain.

3. Sitoskeleton

Sitoskeleton merupakan jaringan serat protein yang memberikan bentuk dan kekuatan pada protozoa. Struktur ini juga mendukung gerakan seluler dan memungkinkan protozoa untuk bergerak.

Sitoskeleton terdiri dari berbagai elemen seperti mikrotubulus, filamen aktin, dan mikrofilamen yang terhubung dan berinteraksi satu sama lain.

Selain itu, sitoskeleton juga berperan dalam pembagian sel, pemeliharaan bentuk sel yang spesifik, dan penyesuaian struktural selama proses pertumbuhan dan perkembangan.

4. Organel sel

Protozoa memiliki berbagai macam organel sel yang memiliki fungsi khusus. Misalnya, mitokondria adalah organel yang bertanggung jawab untuk produksi energi dalam bentuk ATP melalui respirasi seluler.

Retikulum endoplasma merupakan jaringan saluran yang membantu dalam transportasi zat di dalam sel, sedangkan golgi berperan dalam pemrosesan dan pengemasan protein. Organel sel lainnya seperti vakuola dan lisosom juga memiliki peran penting dalam pemrosesan limbah dan mencerna partikel makanan.

Ciri-ciri Protozoa

1. Inti sel yang terpisah (Eukariotik)

Protozoa adalah organisme eukariotik, yang berarti mereka memiliki inti sel yang terpisah dari sitoplasma. Ini berbeda dari organisme prokariotik seperti bakteri yang tidak memiliki inti sel yang terpisah. Keberadaan inti sel memungkinkan protozoa untuk menyimpan dan mengatur materi genetik mereka, serta melakukan proses penting seperti transkripsi dan translasi untuk sintesis protein.

2. Bersel tunggal

Setiap individu terdiri dari satu sel tunggal. Meskipun ada berbagai ukuran dan bentuk protozoa, dari yang mikroskopis hingga yang dapat terlihat dengan mata telanjang, mereka semua terdiri dari satu sel lengkap yang dapat menjalankan fungsi-fungsi organisme.

Kehidupan sebagai satu sel tunggal memungkinkan protozoa untuk berinteraksi dengan lingkungan mereka secara langsung dan mengambil sumber daya yang diperlukan untuk bertahan hidup.

3. Heterotrofik

Sebagian besar protozoa adalah organisme heterotrofik, yang berarti mereka mendapatkan nutrisi dengan memakan partikel organik atau organisme lain. Mereka tidak mampu melakukan fotosintesis seperti tumbuhan hijau.

Beberapa protozoa memakan bakteri, alga, atau partikel organik lainnya yang tersedia di lingkungan mereka, sedangkan yang lain adalah parasit yang hidup di dalam tubuh organisme inang. Heterotrofi memungkinkan protozoa untuk mendapatkan energi dan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup mereka.

4. Memiliki kemampuan bergerak aktif (Mobilitas)

Banyak protozoa memiliki kemampuan bergerak aktif, meskipun ada beberapa yang tidak memiliki kemampuan bergerak atau hanya mampu bergerak secara pasif oleh aliran air atau angin. Protozoa dapat menggunakan berbagai mekanisme gerakan untuk berpindah tempat, termasuk silia, flagela, atau gerakan ameboid.

Misalnya, protozoa seperti paramecium menggunakan silia yang meliputi permukaan sel mereka untuk bergerak secara serentak, sementara protozoa seperti trypanosoma memiliki flagela yang memungkinkan mereka bergerak dengan cara yang serupa dengan cambuk.

5. Berkembang biak secara aseksual dan seksual

Protozoa dapat berkembang biak secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual terjadi melalui pembelahan biner, di mana satu sel protozoa membelah menjadi dua sel anak yang identik secara genetik.

Proses ini memungkinkan protozoa untuk bereproduksi dengan cepat dan menghasilkan populasi yang besar dalam waktu singkat. Sementara itu, reproduksi seksual terjadi melalui penyatuan dua individu yang berbeda secara genetik.

Proses ini menghasilkan variasi genetik dalam populasi protozoa dan memungkinkan adaptasi terhadap perubahan lingkungan.

Klasifikasi Protozoa

1. Filum Rhizopoda

Filum ini mencakup protozoa yang memiliki gerakan ameboid dan tidak memiliki bentuk tubuh yang tetap. Contohnya adalah amoeba, yang memiliki tubuh yang fleksibel dan dapat mengubah bentuknya saat bergerak.

Rhizopoda umumnya hidup di lingkungan air tawar, termasuk kolam, rawa, dan danau. Mereka menggunakan pseudopodia, yaitu ekstensi sitoplasma yang bergerak seperti kaki semu, untuk bergerak dan memperoleh makanan.

Contoh:

Amoeba adalah protozoa bersel tunggal yang memiliki gerakan ameboid dan tidak memiliki bentuk tubuh yang tetap. Amoeba memiliki struktur yang fleksibel dan dapat mengubah bentuknya saat bergerak. Mereka dapat ditemukan di berbagai lingkungan air tawar, seperti kolam, rawa, dan danau.

Amoeba menggunakan pseudopodia, yaitu ekstensi sitoplasma yang bergerak seperti kaki semu, untuk bergerak dan memperoleh makanan. Pseudopodia memungkinkan amoeba untuk memanjangkan dan memperlebar bagian tubuhnya, memberikan fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Melalui gerakan ameboid, amoeba dapat menjelajahi lingkungan dan mencari sumber nutrisi seperti bakteri, alga, dan partikel organik lainnya.

2. Filum Ciliophora

Filum Ciliophora mencakup protozoa yang memiliki silia sebagai alat gerak utama. Salah satu contohnya adalah paramecium, yang memiliki tubuh berbentuk oval dan dilapisi dengan rambut getar (silium). Silia berfungsi untuk gerakan aktif, sirkulasi makanan, serta penangkapan dan pengeluaran partikel makanan. Protozoa dalam filum ini umumnya ditemukan di lingkungan air tawar yang kaya akan nutrisi.

Contoh :

Paramecium adalah protozoa bersel tunggal yang memiliki silia sebagai alat gerak utama. Mereka memiliki tubuh berbentuk oval dan dilapisi dengan rambut getar (silium) yang meliputi permukaan sel mereka.

Paramecium umumnya ditemukan di lingkungan air tawar yang kaya nutrisi, seperti kolam, rawa, dan sungai. Silium berfungsi untuk gerakan aktif paramecium, memungkinkan mereka bergerak dengan cara berenang dan meluncur di air.

Gerakan silia yang serempak menghasilkan aliran yang mengarahkan paramecium ke arah yang diinginkan atau membantu mereka menghindari bahaya. Selain itu, silia juga berperan dalam sirkulasi makanan, yaitu mengarahkan partikel makanan yang terperangkap di sekitar sel paramecium ke dalam mulutnya.

3. Filum Flagellata

Protozoa dalam filum Flagellata memiliki flagela sebagai alat gerak utama. Flagela adalah struktur panjang yang bergerak seperti cambuk. Contoh yang terkenal adalah trypanosoma, yang menyebabkan penyakit tidur pada manusia dan hewan.

Flagellata dapat ditemukan di berbagai habitat seperti air tawar, laut, dan tanah. Mereka dapat hidup secara bebas atau sebagai parasit, dan memiliki bentuk tubuh yang beragam, mulai dari yang bulat hingga panjang seperti batang.

Contoh:

Trypanosoma adalah protozoa bersel tunggal yang memiliki flagela sebagai alat gerak utama. Mereka memiliki bentuk panjang seperti batang dan flagela yang memanjang di satu atau kedua ujung tubuh mereka.

Trypanosoma dapat ditemukan di berbagai habitat seperti air tawar, laut, dan bahkan sebagai parasit pada manusia dan hewan. Flagela pada trypanosoma berfungsi untuk gerakan aktif dan memungkinkan mereka berenang melalui medium cair seperti air atau darah.

Gerakan flagela yang berdenyut membantu trypanosoma bergerak ke arah yang diinginkan atau mendekati sumber nutrisi. Flagela juga memainkan peran penting dalam proses infeksi trypanosoma pada inangnya, seperti nyamuk yang bertindak sebagai vektor penyakit.

4. Filum Sporozoa

Filum Sporozoa mencakup protozoa yang tidak memiliki alat gerak yang khas. Contohnya adalah plasmodium, parasit yang menyebabkan penyakit malaria pada manusia. Sporozoa umumnya memiliki siklus hidup kompleks yang melibatkan hospes perantara dan hospes definitif. Mereka biasanya bersifat parasitik dan memerlukan inang untuk melengkapi siklus hidup mereka.

Contoh:

Plasmodium merupakan protozoa bersel tunggal yang termasuk dalam kelompok parasit dan menjadi penyebab penyakit malaria pada manusia. Protozoa ini memiliki siklus hidup yang kompleks dan melibatkan dua inang, yaitu nyamuk Anopheles sebagai inang vektor dan manusia sebagai inang definitif.

Siklus hidup plasmodium dimulai ketika nyamuk Anopheles menggigit manusia yang terinfeksi malaria. Parasit plasmodium yang terdapat dalam saliva nyamuk masuk ke dalam darah manusia dan menyerang hati.

Di dalam hati, plasmodium mengalami perkembangan dan reproduksi aseksual. Setelah itu, mereka masuk ke dalam sel darah merah manusia, di mana mereka melanjutkan siklus reproduksi dengan membelah diri secara aseksual dan menghancurkan sel darah merah tersebut.

5. Filum Zoomastigina

Protozoa dalam filum Zoomastigina memiliki flagela yang digunakan untuk bergerak. Contoh yang terkenal adalah trichomonas, yang dapat menyebabkan infeksi saluran reproduksi pada manusia. Zoomastigina umumnya hidup sebagai parasit pada manusia atau hewan. Mereka dapat ditemukan di saluran pencernaan, saluran pernapasan, dan alat kelamin.

Contoh:

Trichomonas adalah protozoa bersel tunggal yang termasuk dalam filum Zoomastigina. Mereka memiliki flagela sebagai alat gerak utama. Beberapa spesies trichomonas dapat ditemukan sebagai parasit pada manusia dan hewan.

Contoh yang paling umum adalah Trichomonas vaginalis, yang merupakan parasit pada manusia dan menyebabkan infeksi pada saluran reproduksi wanita. Trichomonas vaginalis biasanya ditularkan melalui kontak seksual.

Protozoa ini menginfeksi vagina, uretra, atau leher rahim, dan dapat menyebabkan gejala seperti keputihan yang berlebihan, rasa gatal, nyeri saat buang air kecil, dan peradangan pada alat kelamin wanita.

Pertumbuhan dan perkembangan protozoa

Protozoa mengalami pertumbuhan dan perkembangan selama siklus hidup mereka. Proses ini melibatkan tahapan-tahapan yang penting dalam kehidupan mereka. Berikut pertumbuhan dan perkembangan protozoa.

1. Reproduksi Aseksual melalui pembelahan biner

Protozoa dapat berkembang biak secara aseksual melalui pembelahan biner. Dalam pembelahan biner, satu sel protozoa membelah menjadi dua sel anak yang identik secara genetik. Proses ini memungkinkan protozoa untuk meningkatkan jumlah populasi mereka dengan cepat.

Setelah pembelahan, kedua sel anak akan tumbuh dan berkembang menjadi individu dewasa yang mandiri. Reproduksi aseksual ini memberikan kemampuan kepada protozoa untuk bereproduksi dengan efisien dan memperluas populasi mereka dalam waktu singkat.

2. Reproduksi Seksual dengan penyatuan dua sel

Protozoa juga dapat berkembang biak secara seksual. Reproduksi seksual melibatkan penyatuan dua sel yang berbeda secara genetik. Biasanya, dua sel protozoa berdekatan dan menggabungkan materi genetik mereka melalui proses yang disebut konjugasi.

Selama konjugasi, materi genetik dipertukarkan antara kedua individu, menghasilkan variasi genetik dalam keturunan. Reproduksi seksual ini memberikan kemampuan kepada protozoa untuk menghasilkan keturunan yang beragam dan dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan.

3. Siklus Hidup

Protozoa memiliki siklus hidup yang melibatkan tahapan-tahapan tertentu yang melibatkan perubahan bentuk dan fungsi selama masa pertumbuhan dan perkembangan mereka. Siklus hidup dapat melibatkan tahap trofik, di mana protozoa aktif mencari makanan dan tumbuh.

Serta tahap kista, di mana protozoa membentuk struktur tahan lingkungan untuk bertahan dalam kondisi yang tidak menguntungkan. Selama siklus hidup, protozoa juga dapat mengalami fase reproduktif dan non-reproduktif yang bergantian.

Pertumbuhan dan perkembangan protozoa sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, seperti suhu, ketersediaan nutrisi, dan faktor-faktor lainnya. Selama kondisi lingkungan yang menguntungkan, protozoa dapat tumbuh dan berkembang dengan cepat.

Namun, ketika kondisi lingkungan memburuk, mereka dapat membentuk kista atau mengalami periode dormansi hingga kondisi membaik. Selama siklus hidupnya, protozoa terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang memungkinkan mereka untuk beradaptasi dengan lingkungan yang berubah dan mempertahankan kelangsungan hidup mereka.

The post Protozoa : Struktur, Ciri, Klasifikasi, Pertumbuhan dan Perkembangannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Ciliata: Pengertian, Ciri, Klasifikasi dan Contoh https://haloedukasi.com/ciliata Mon, 04 Oct 2021 08:24:28 +0000 https://haloedukasi.com/?p=27323 Pengertian Ciliata Ciliata merupakan kelompok protozoa yang terbesar. Protozoa masuk ke dalam kingdom animalia.Lalu dalam klasifikasi sistem pada 6 kingdom, protozoa masuk dalam kelompok kingdom protista, dikarenakan tubuh ciliata tidak terdiferensiasi secara jelas dan dalam reproduksi ciliata tidak membentuk embrio Ciliata adalah protozoa yang melakukan perpindahan atau pergerakan dengan memakai silia atau rambut getar (silia). […]

The post Ciliata: Pengertian, Ciri, Klasifikasi dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Ciliata

Pengertian Ciliata

Ciliata merupakan kelompok protozoa yang terbesar. Protozoa masuk ke dalam kingdom animalia.Lalu dalam klasifikasi sistem pada 6 kingdom, protozoa masuk dalam kelompok kingdom protista, dikarenakan tubuh ciliata tidak terdiferensiasi secara jelas dan dalam reproduksi ciliata tidak membentuk embrio

Ciliata adalah protozoa yang melakukan perpindahan atau pergerakan dengan memakai silia atau rambut getar (silia). Ciliata dapat juga disebut sebagai infusoria yang artinya menuang (infundere) dalam bahasa latin. Dalam bahasa latin ciliata disebut sebagai cilia yang memiliki arti rambut kecil. 

Ciliata hidup di air buangan yang mengandung zat organik. Ciliata banyak ditemukan di daerah yang berair seperti di sawah, rawa, dan tempat yang berair dengan kandungan zat organik. 

Ciliata bergerak menggunakan rambut getar yang memungkinkan ciliata untuk bergerak ke segala arah di dalam air. Rambut getar yang berupa bulu halus melekat pada membran sel ciliata. Tubuh ciliata berbentuk oval dan tidak berubah ubah karena ciliata merupakan organisme bersel tunggal (uniseluler)

Ciliata terdapat sekitar 8.000 jenis yang kebanyakan hidup di perairan air yang tawar. Makanan ciliata adalah bakteri dan ganggang. Ciliata mencari makanan dengan menggerakan silianya dan membentuk pusaran air yang memungkinkan makanan masuk ke pusaran air tersebut.

Struktur Ciliata

Berikut merupakan struktur tubuh atau organ yang terdapat dalam ciliata 

  • Memiliki bentuk tubuh oval atau umumnya berbentuk simetris, kecuali ciliate primitif yang memiliki bentuk simetris radial.
  • Tubuh ciliata diselimuti partikel yang tersusun dari sitoplasma yang padat
  • Tubuh yang tertutupi dengan rambut halus atau silia
  • Tidak memiliki organ yang khusus untuk melakukan pernapasan dan sekresi
  • Terdapat dua inti sel yaitu makronukleus dan mikronukleus
  • Ciliata memiliki fungsi sebagai vegetatif, sedangkan makronukleus memiliki fungsi sebagai reproduksi dan genitalia
  • Memiliki mulut yang terbuka dan menjadi saluran yang pendek, untuk ciliata primitif biasa disebut sitofaring. Mulut ciliata terletak diujung depan disebut anterior, lalu untuk ciliata yang memiliki mulut di belakang atau disebut posterior 
  • Mulut ciliata terdapat dua macam, yang pertama mulut membran berombak yang menyatu dalam satu barusan panjang. Kedua mulut membran yang membentuk barisan pendek, yang merupakan suatu penggabungan dari silia yang bersatu dan membentuk sebuah piringan
  • Terdapat silia pada mulut ciliata yang memiliki fungsi sebagai alat mengedarkan dan mendorong makanan masuk ke dalam sitofaring
  • Mempunyai mitokondria sebagai sumber energi untuk melakukan gerak dan aktivitas
  • Mempunyai kerongkongan yang disebut sitofaring dan juga memiliki usus (food vacuole)
  • Memiliki vakuola kontraktil atau bisa disebut juga ginjal
  • Memiliki otot atau disebut myonemes
  • Memiliki anus yang disebut sitopige

Ciri-ciri Ciliata

Ciri-ciri ciliata yang membedakan ciliata dengan jenis protozoa yang lainnya. Berikut ciri-ciri umum yang dimiliki ciliata :

  • Bergerak menggunakan silia atau juga disebut rambut getar
  • Memiliki sifat heterotrof
  • Mampu melakukan pembelahan biner
  • Pada umumnya memiliki ukuran mikroskopis, namun juga ada yang berukuran 3 mm yang mampu dilihat dengan mata telanjang
  • Membantu proses pergerakan makanan menuju sistoma
  • Memiliki bentuk oval dan tidak mengalami perubahan atau tetap
  • Memiliki dua inti sel yang dinamakan makronukleus dan mikronukleus
  • Banyak ditemukan di lingkungan berair baik air laut maupun air tawar yang banyak mengandung zat organik
  • Hidup sebagai parasit, simbiosis, dan ada pula yang hidup bebas di alam

Klasifikasi Ciliata

Klasifikasi Ciliata Berdasarkan Jenisnya

  • Paramecium

Paramecium merupakan jenis ciliata yang memiliki satu inti dan berbentuk tumpul pada bagian ujung depannya. Bagian belakang berbentuk runcing dan akan tampak seperti sepatu atau sandal

  • Vorticella

Vorticella merupakan jenis ciliata yang memiliki bentuk lonceng dengan tangkai panjang yang membentuk lurus atau spiral pada silia di sekitar mulutnya. Hidup di air tawar dengan menempel pada tangkai batang yang memiliki sifat kontraktif dan juga substrat. Makanan dari jenis ciliata ini adalah bakteri atau sisa bahan organik yang masuk bersamaan melalui celah mulutnya

  • Didinium

Didinium merupakan jenis ciliata yang merupakan ciliata predator pada ekosistem perairan. Didinium ini termasuk pemangsa dari paramecium

  • Stentor

Stentor merupakan jenis ciliata yang memiliki bentuk seperti terompet dan hidup di air tawar yang tergenang atau yang mengalir. Makanan dari stentor adalah ciliata yang memiliki ukuran lebih kecil

  • Balantidium Coli

Balantidium coli merupakan jenis ciliata yang paling besar yang terletak di dalam usus dan satu satunya golongan ciliata manusia yang patogen dan menimbulkan balantidiasis atau ciliata disentri. Balantidium coli merupakan jenis yang ditemui pada daerah tropis dan juga subtropis

Klasifikasi Ciliata Berdasarkan Distribusi atau Persebaran Silia

  • Ciliata dengan silia yang tersebar secara merata yang menyelimuti seluruh permukaan tubuhnya 

Contohnya : Coleps, Bursaria, Stentor, Colpoda, Prorodon, dan Paramaecium

  • Ciliata dengan silia yang hanya terdapat pada bagian tubuh tertentu saja

Contohnya : Didinium, Vorticella, Acineto, dan Stylonichia

Reproduksi Ciliata

Reproduksi ciliata mampu dilakukan dengan dua cara. Pertama dengan seksual atau kawin melalui konjugasi. Konjugasi pada ciliata tidak dapat menghasilkan sel anak yang baru. Namun, setelah melakukan kawin, sel akan membelah serta menghasilkan empat sel anak yang identik dan lebih mampu bertahan hidup dalam situasi lingkungan hidup yang buruk dan kurang menguntungkan.

Cara yang kedua yaitu dengan aseksual atau tidak kawin dengan cara pembelahan biner melintang (binary transverse fission). Pembelahan ini dilakukan dengan membelah diri menjadi 2, lalu menjadi 4, setelah menjadi 4 akan membelah lagi menjadi 8, dan seterusnya. Pembelahan yang terjadi diawali dengan mikronukleus yang membelah dan diikuti pembelahan makronukleus

Contoh dan Peranan Ciliata

Ciliata memiliki peranan yang penting dalam kehidupan makhluk hidup yang mana bisa bersifat baik atau menguntungkan dan bisa juga bersifat buruk atau merugikan. Berikut peranan dari ciliata :

  • Peranan yang menguntungkan : contoh organisme ciliata yang memiliki peran menguntungkan adalah Didinium yang bentuknya mirip seperti ceret dengan tangkai. Peranan didinium adalah sebagai predator di air tawar
  • Peranan yang merugikan : contoh organisme ciliata yang memiliki peranan merugikan adalah Balantidium coli yang hidup sebagai parasit di dalam usus manusia. Balantidium coli mampu menyebabkan gangguan pada perut serta mengakibatkan diare berdarah.

The post Ciliata: Pengertian, Ciri, Klasifikasi dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>