Psikologi Sosial - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/psikologi-sosial Mon, 14 Dec 2020 02:51:54 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Psikologi Sosial - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/psikologi-sosial 32 32 Psikologi Sosial: Pengertian – Sejarah dan Teorinya https://haloedukasi.com/psikologi-sosial Mon, 07 Dec 2020 15:35:20 +0000 https://haloedukasi.com/?p=16432 Dalam kehidupan bersosial, terkadang ada kalanya kita mempunyai hubungan yang tidak baik dengan manusia lainnya, terjadi hal -hal yang mencetuskan pertengkaran, pertikaian, atau perselisihan antar kelompok yang bisa terjadi diantara keluarga, teman, tetangga, dan lainnya. Kemudian, hal ini yang mendorong perkembangan ilmu psikologi sosial untuk mempelajari hubungan antar manusia dan perilaku yang mempengaruhi hubungan tersebut. […]

The post Psikologi Sosial: Pengertian – Sejarah dan Teorinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dalam kehidupan bersosial, terkadang ada kalanya kita mempunyai hubungan yang tidak baik dengan manusia lainnya, terjadi hal -hal yang mencetuskan pertengkaran, pertikaian, atau perselisihan antar kelompok yang bisa terjadi diantara keluarga, teman, tetangga, dan lainnya.

Kemudian, hal ini yang mendorong perkembangan ilmu psikologi sosial untuk mempelajari hubungan antar manusia dan perilaku yang mempengaruhi hubungan tersebut.

Hubungan antar manusia yang dipengaruhi oleh tingkah laku, sikap, dan juga pembuatan keputusan berasa dari psikologi sosial dan bisa melahirkan respon yang bersifat destruktif ataupun konstruktif.

Pengertian Psikologi Sosial

Psikologi sosial terdiri dari dua kata yaitu psikologi dan sosial. Psikologi diartikan sebuah bidang ilmu pengetahuan yang fokus terhadap perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah.

Kemudian, sosial merupakan segala perilaku yang berhubungan dengan hubungan antar individu.

Jadi, pengertian psikologi sosial bisa diartikan juga merupakan bidang keilmuan yang mempelajari tentang perilaku dan mental manusia yang berkaitan dengan hubungan antar individu dalam masyarakat.

Pengertian Menurut Para Ahli

  • Hubber Bonner menyatakan psikologi sosial merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang tingkah laku manusia.
  • Shaw dan Costanzo menyatakan bahwa psikologi sosial merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang tingkah laku individu yang merupakan rangsangan sosial.
  • Kimbal Young menyatakan bahwa psikologi sosial merupakan studi tentang proses interaksi individu.
  • Sherif Bersaudaramenyatakan dalam bukunya yang berjudul ‘An Outline of Social Psycology’ yaitu psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang mepelajari pengalaman dan tingkah laku manusia dalam kaitannya dengan situasi situasi perangsang sosial.
  • Gordon W. Allportmenyatakan bahwa psikologi sosial merupakan ilmu pengetahuan yang berusaha mengerti bagaimana pikiran, perasaan, dan tingkah laku individu dipengaruhi  oleh kenyataan atau kehadiran orang lain.

Sejarah Psikologi Sosial

Sejarah psikologi sosial masih tergolong sangat pendek dalam sejarah ilmu pengetahuan. Keberadaan psikologi sosial hanya lebih tua sedikit dari seratus tahun lamanya, dengan kebanyakan perkembangannya terjadi selama enam dekade ke belakang.

Ketika mendiskusikan  sejarah psikologi sosial, harus diingat bahwa ada dua versi, yaitu satu sebagai cabang ilmu di psikologi dan yang satu lagi sebagai bagian dari ilmu sosiologi.

Perkembangan ilmu psikologi sosial ini dapat ditemukan pada pemikir filsuf Prancis serta Bapak Sosiologi Auguste Comte pada 19 M. Auguste Comte dipandang sebagai salah satu tokoh yang meletakkan dasar perkembangan dari ilmu psikologi sosial empiris yang muncul pada abad 20 M.

Teori Psikologi Sosial

Berikut ini adalah teori -teori dalam psikologi sosial :

Teori Penguatan (Reinforcement Theory)

Teori penguatan ini berdasarkan pendekatan behaviorisme terdiri dari beberapa teori yaitu:

  • Teori Belajar Sosial dan Imitasi (Theories of Social Learning and Imitation)
    Mekanisme imitasinya dibagi menjadi 3, yaitu (1) Same behavior : perilaku yang menyatakan tingkah yang sama antara dua individu terhadap rangsang yang sama. (2) matched-dependent behavior : perilaku meniru orang lain yang dianggap lebih superior. Perilaku pihak kedua akan menyesuaikan perilaku pihak pertama. (3) Copying : perilaku meniru atau dasar isyarat (tingkah laku) dari model yang diberikan, termasuk model di masa lampau.
  • Observational Learning
    Dikemukakan oleh Bandura dan Waltens, bahwa tingkah laku tiruan merupakan bentuk asosiasi dari suatu rangsang. Teori ini dapat pula menerangkan timbulnya emosi yang sama dengan emosi pada model. Menurut mereka terdapat tig macam pengaruh tingkah laku model : (1) Modeling effect : peniru melakukan tingkah laku baru sesuai dengan model. (2) Inhibition dan disinhibition: tingkah laku tidak sesuai dengan tingkah laku model akan dihambat dan tingkah laku yang sesuai dengan model akan dihapuskan segala hambatannya. (3) Facilitation effect : perilaku model sudah dipelajari i=oleh penitu kemudian muncul lagi dengan mengamati perilaku model.

Teori Penguatan Sosial (Social Reinforcement Exchange Theories)

Teori ini dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :

  • Teori Tingkah Laku Sosial Dasar (Behavioral Sociological Model of Social Exchange). Dicontohkan oleh Homas pada teori ini bahwa pada hakekatnya sama dengan proses jual beli dimana kedua belah pihak saling memberi harga dan mencari keuntungan.
  • Teori Hasil Interaksi (Theory of Interpersonal Independence). Hubungan dua orang atau lebih dimana saling tergantung untuk mencapai hasil dan memaksimalkan hasil positif bagi tiap peserta interaksi.
  • Teori Fungsional dari Interaksi Otoriter (Equity Theory). Menurut Walster, Berscheid, dan Adams, teori ini membicarakan tentang keadilan dan ketidakadilan dalam hubungan interpersonal. Setiap kontribusi yang diberikan disebut input bersifat negatif contohnya seperti usaha, kerja, dll, dan sesuatu yang diterima disebut outcome bersifat positif afeksi seperti semangat, minat.

Tujuan Psikologi Sosial

Tujuan psikologi sosial dijabarkan sama seperti disiplin ilmu lainnya. Dimana terdapat tujuan instruksional dalam bentuk tujuan kurikuler atau tujuan pembelajaran. Tujuan kurikuler dalam psikologi sosial, terdapat lima tujuan yang perlu dicapai, yaitu :

  • Situasi sosial tidak semuanya baik, sehingga peserta didik perlu mendapat pengetahuai tentang psikologi sosial agar tidak terpengaruh, tersugesti, oleh situasi sosial yang tidak baik tersebut.
  • Peserta didik dibekali pengetahuan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial secara sistematis dan menanamkan proses kejiwaan yang berkaitan tentang hubungan kehidupan bersama yang saling mempengaruhi.
  • Peserta didik dibekali dengan kemampuan berkomunikasi yang baik dengan sesama individu dalam masyarakat sehingga memudahkan melakukan pendekatan untuk mewujudkan perubahan kepada tujuan dengan sebaik- baiknya.
  • Peserta didik dibekali dengan kesadaran akan kehidupan bersosial dan lingkungannya untuk merubah sifat dan perilaku sosialnya lebh baik.
  • Peserta didik dibekali dengan kemampuan pengembangan pengetahuan dan keilmuan psikologi sosial dalam perkembangan kehidupan, perkembangan masyarakat, lingkungan, teknologi, dan keilmuan.

Manfaat Psikologi Sosial

Adanya ilmu psikologi sosial memang lebih menunjukkan manfaat kepada perubahan perilaku manusia di dalam kehidupan sosial serta meningkatkan kualitas kehidupan bermasyarakat.

Ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari adanya psikologi sosial serta penerapannya dalam lingkungan masyarakat yaitu:

  • Memberikan gambaran kepada manusia tentang bagaimana menjalin hubungan yang ideal antar sesama manusia sebagai makhluk sosial.
  • Mencegah terjadinya konflik di antara kehidupan manusia yang disebabkan oleh ego dari setiap individu dalam hubungannya dengan masyarakat.
  • Memberikan solusi ketika konflik muncul di dalam kelompok masyarakat. Dengan psikologi sosial, manusia bisa memahami karakter suatu masyarakat sehingga mudah untuk menemukan solusi dari konflik yang tengah terjadi dalam masyarakat.
  • Sebagai pedoman masyarakat dalam mengelola perbedaan antar individu dalam masyarakat. Dan juga menjadikan perbedaan itu sebagai pemerkuat hubungan sosial dalam masyarakat untuk mencapai tujuan bersama.

Pendekatan Psikologi Sosial

Pendekatan Perilaku

Menurut pendekatn perilaku, pada dasarnya tingkah laku adalah respon atau stimulus yang datang. Secara sederhanda dapat digambarkan dalam model S –  R atau suatu kaitan Stimulus –  Respon.

Hal ini berarti tingkah lau itu seperti sebuah refek tanpa adanya kerja mental sama sekali. Adapun pendekatan ini dipelopori oleh  J.B Watson kemudian dikembangkan atau disemurnakan oleh banyak ahli seperti B.F Skinner yang kemudian melahirkan banyak sub aliran.

Pendekatan Neurobiologis

Menurut pendekatn neurobiologis ini, tinglah laku manusia biasanya dikendalikan oleh aktivitas otak dan system syaraf. Pendekatan neurobilogis ini berupaya mengaitkan perilaku yang terlibat dalam implus listrik dan kimia yang terjadi di dalam tubuh serta menentukan proses neurobiologis yang mendasari perilaku dan proses mental.

Pendekatan Kognitif

Pada pendekatan kognitif ini, menekankan bahwa tingkah laku adalah sebuah proses mental dimana individu (organisme) aktif dalam menangkap, menilai, membandingkan dan menanggapi stimulus sebelum melakukan reaksi.

Individu melakukan stimulus lalu melakukan proses mental sebelum memberikan reaksi atas stimulus yang datang.

Pendekatan Psikoanalisa

Dalam pendekatan psikoanalisa ini, mengatakan bahwa kehidupan indivudu sebagian besar dikuasai oleh alam bawah sadar. Sehingga tingkah laku individu banyak didasari oleh hal –  hal yang tidak disadari seperti keinginann, implus atupun dorongan.

Keinginan atau dorongan yang ditekan akan tetap hidup dalam bawah alam sadar dan sewaktu-waktu akan menuntuk unutk diwujudkan atau dipuaskan maupun dipenuhi.

Pendekatan Fenomenologi

Pendekatan fenomenologi ini leih memperhatikan pada pengalaman  subjektif individu karena itu tingkah laku sangat dipengaruhi oleh pandangan hidup terhadap dirinya dan dunianya, konsep tentang dirinya, harga dirinya, dan segala hal yang menyangkut kesadaran  atau aktualisasi dirinya.

Ini berarti melihat tinglah laku seseorang akan selalu dikaitkan denagn fenomena apapun tentang dirinya.

Penerapan Psikologi Sosial

Adapun ruang lingkup psikologi sosial ini, terbag atas tiga kategori, yaitu :

  • Studi tentang pengaruh sosial terhadap proses pada individu yang dicontohkan seperti studi tentang persepsi, motivasi proses belajar.
  • Studi tentang proses –  proses individu bersama, misalnya saja seperti perilaku, sikap, bahasa dan lain sebagainya.
  • Studi tentang interaksi dalam kelompok tertentu misalnya saja mengenai kepemimpian, komunikasi, persaingan, kerja sama, interaksi, dan lain sebagainya.

The post Psikologi Sosial: Pengertian – Sejarah dan Teorinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Prasangka: Pengertian – Penyebab dan Cara Menguranginya https://haloedukasi.com/prasangka Tue, 27 Oct 2020 04:04:03 +0000 https://haloedukasi.com/?p=12575 Dalam Psikologi Sosial terdapat 2 istilah yang menggambarkan bagaimana kita bersikap terhadap sesuatu hal, yakni Prasangka dan Stereotipe. Berikut ini akan dijelaskan lebih spesifik mengenai definisi, penyebab dan cara mengurangi prasangka. Apa itu Prasangka? Prasangka merupakan attitude yang bersifat berbahaya didasarkan pada ketidakakuratan dalam menggeneralisasikan atau menyimpulkan seseorang atau kelompok tertentu (warna kulit, agama, seks, […]

The post Prasangka: Pengertian – Penyebab dan Cara Menguranginya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dalam Psikologi Sosial terdapat 2 istilah yang menggambarkan bagaimana kita bersikap terhadap sesuatu hal, yakni Prasangka dan Stereotipe.

Berikut ini akan dijelaskan lebih spesifik mengenai definisi, penyebab dan cara mengurangi prasangka.

Apa itu Prasangka?

Prasangka merupakan attitude yang bersifat berbahaya didasarkan pada ketidakakuratan dalam menggeneralisasikan atau menyimpulkan seseorang atau kelompok tertentu (warna kulit, agama, seks, umur, dsb).

Penyebab Timbulnya Prasangka

  • Konflik Nyata
    Terjadi apabila timbulnya konflik antar satu kelompok dengan kelompok lainnya dimana salah satu kelompok lebih kuat dari pada yang lain. Ketika prasangka menimbulkan kemarahan, maka prasangka tersebut akan sangat kuat.   
  • Kita versus Mereka
    Dimana kecendrungan manusia membuat kelompok yang bertentangan antar 2 kelompok yaitu “in-group” dan “out-group”.
  • Pembelajaran Sosial (Social Learning)
    Dimana mendapatkan hal tersebut melalui proses belajar dari orang lain, dimana kita mengadopsi prasangka yang sama.

Cara Mengurangi Prasangka

Mengurangi/ menghapus prasangka yang bersifat negatif dapat dilakukan dengan 3 cara berikut.

  • Proses kesadaran (pengakuan) kita terhadap prasangka yang kita buat memang ada, dan menjadi waspada apabila prasangka itu bersifat negatif.
  • Kemampuan untuk sebisa mungkin menolak prasangka yang bersifat negatif.
  • Hubungan dan komunikasi antar kelompok harus terjalin dengan baik sehingga meminimalisir timbulnya prasangka.

Dalam mengurangi prasangka ini, terdapat 4 hal yang perlu diperhatikan:

  • Kedua kelompok harus mempunyai status yang kurang lebih sama
  • Menganggap seseorang sebagai individu, bukan ekspektasi ataupun stereotipe dari kelompok.
  • Kedua kelompok bersifat kooperatif dan saling membangun.
  • Kontak yang dilakukan bersifat informal atau interaksi bersifat fleksibel.

The post Prasangka: Pengertian – Penyebab dan Cara Menguranginya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Conformity : Pengertian dan Faktor Penyebab https://haloedukasi.com/conformity Mon, 26 Oct 2020 08:53:24 +0000 https://haloedukasi.com/?p=12576 Ketika kita merupakan anggota dari sebuah kelompok, kita cenderung untuk berperilaku seperti orang-orang yang berada dalam kelompok itu — kita cenderung comform. Pengertian Conformity Conformity dapat diartikan dengan lebih memilih menyerah pada tekanan kelompok untuk bertindak seperti anggota kelompok tersebut, bahkan ketika tidak ada peraturan yang telah dibuat. Bagaimana “tingkat kedalaman” dari conformity ini? Apakah […]

The post Conformity : Pengertian dan Faktor Penyebab appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Ketika kita merupakan anggota dari sebuah kelompok, kita cenderung untuk berperilaku seperti orang-orang yang berada dalam kelompok itu — kita cenderung comform.

Pengertian Conformity

Conformity dapat diartikan dengan lebih memilih menyerah pada tekanan kelompok untuk bertindak seperti anggota kelompok tersebut, bahkan ketika tidak ada peraturan yang telah dibuat.

Bagaimana “tingkat kedalaman” dari conformity ini? Apakah penelitian peserta tahu bahwa mereka hanya akan bersama dengan pendapat kelompok, atau apakah kelompok benar-benar mengubah penilaian mereka?

Orang mungkin conform karena dua alasan: yang pertama adalah untuk mendapatkan penghargaan dan yang kedua menghindari hukuman (seperti persetujuan sosial atau dissaproval) atau untuk mendapatkan informasi.

Faktor Penyebab Terjadinya Conformity

Beberapa faktor yang meningkatkan kemungkinan terjadinya conformity di dalam sebuah kelompok adalah:

  • Ukuran kelompok.

Semakin banyak orang yang ada di kelompok, semakin besar kemungkinan kita untuk melaju bersama.

  • Unanimous groups (kelompok yang sepakat).

Conformity tinggi ketika kita menghadapi kelompok yang semuanya merasakan satu visi dan satu misi—kelompok tersebut dinamakan unanimous group.

  • Kebudayaan dan conformity.

Sebuah artikel oleh Psikolog Inggris Rod Bond dan Peters Smith (1996) menunjukkan bahwa budaya merupakan faktor penting yang mempengaruhi conformity.

  • Gender dan conformity.

Menurut stereotipe tradisional, laki-laki lebih mandiri dan lebih kecil kemungkinannya untuk conform daripada perempuan.

Penelitian yang dilakukan sebelum pertengahan 1950 menyatakan bahwa perempuan lebih mungkin untuk conform dibandingkan laki-laki. Namun, penelitian yang lebih baru, telah menunjukkan bahwa hal ini tidak lagi terjadi.

The post Conformity : Pengertian dan Faktor Penyebab appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sense of Community: Pengertian, Elemen Dasar dan Konsep https://haloedukasi.com/sense-of-community Fri, 23 Oct 2020 16:04:30 +0000 https://haloedukasi.com/?p=12443 Pengertian Sense of Community Sarason (1974) menyatakan komunitas sebagai suatu jaringan hubungan yang siap saling mendukung dan dapat diandalkan seseorang. Hilangnya makna psikologis dalam  komunitas dapat mengganggu dinamika kehidupan di dalam masyarakat. Dalam sebuah komunitas, satu hal yang terpenting ialah kekuatan antar anggotanya yang disebut Sarason sebagai psychological sense of community. Sarason mendefinisikan istilah ini […]

The post Sense of Community: Pengertian, Elemen Dasar dan Konsep appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Sense of Community

Sarason (1974) menyatakan komunitas sebagai suatu jaringan hubungan yang siap saling mendukung dan dapat diandalkan seseorang. Hilangnya makna psikologis dalam  komunitas dapat mengganggu dinamika kehidupan di dalam masyarakat.

Dalam sebuah komunitas, satu hal yang terpenting ialah kekuatan antar anggotanya yang disebut Sarason sebagai psychological sense of community. Sarason mendefinisikan istilah ini sebagai :

  • Memiliki persepsi kesamaan dengan yang lain
  • Ketergantungan dengan yang lain
  • Kerelaan untuk memelihara ketergantungan yang ada dengan memberikan atau melakukan apa yang diharapkan dari mereka
  • Memiliki perasaan bahwa dirinya adalah bagian dari struktur yang lebih besar yang bisa diandalkan dan stabil.

Selanjutnya, David McMillan dan David Chavis (1986) mendefinisikan sense of community sebagai perasaan kepemilikan antar anggota, perasaan bahwa setiap anggota adalah penting, dan punya keyakinan bersama bahwa kebutuhan anggota akan terpenuhi dengan komitmen masing-masing anggotanya untuk bersama.

Elemen Dasar Sense of Community

Terdapat empat elemen dasar untuk mendefinisikan suatu komunitas yang saling menguatkan satu sama lain, yaitu:

Membership

Keanggotaan dalam suatu komunitas terdiri dari 5 atribut.

  • Batasan: Membedakan mana yang merupakan anggota dan bukan anggota.
  • Simbol bersama: Mendefinisikan batasan, mengidentifikasi anggota atau teritori. Contohnya adalah slang dan jargon, bendera dan lagu kebangsaan.
  • Emotional safety: Hubungan yang aman antar anggota untuk berbagi perasaan dan perhatian.
  • Personal investment: Seperti membayar namun tidak dalam bentuk uang. Investasi ini dapat berupa pengambilan resiko emosional dalam komunitas tersebut.
  • Sense of belonging dan identifikasi terhadap komunitasnya. Anggota akan diterima oleh anggota lainnya dan mendefinisikan identitas personal sebagai anggota dari komunitas tersebut.

Influence

Seseorang biasanya akan tertarik pada kelompok yang membuat dirinya merasa berpengaruh. Anggota kelompok yang paling berpengaruh adalah mereka yang paling perduli pada kebutuhan dan nilai orang lain.

Sedangkan anggota yang cenderung mendominasi  biasanya akan terisolasi. Semakin kohesif suatu kelompok maka semakin besar tekanan konformitas kelompok.

Integration and Fulfillment of Needs

Integrasi dalam komunitas menekankan hubungan horisontal antar anggotanya.

Intergrasi mengandung dua aspek yaitu nilai yang dimiliki bersama (nilai yang dicapai melalui keterlibatan dalam komunitas) dan pertukaran sumber daya yang bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan fisik ataupun psikososial.

Shared Emotional Connection

McMillan dan Chavis mennyatakan elemen ini sebagai “definitive element for true community”.  Anggota komunitas akan mempunyai ikatan bersama melalui perilaku, ucapan atau pertanda lainnya.

Koneksi emosional ini akan semakin kuat melalui pengalaman komunitas yang penting seperti perayaan, ritual, penghargaan dan cerita yang dimiliki bersama.

Konsep yang Berhubungan dengan Sense of Community

Competent Communities

Konsep dari competent communities ini mengarah pada bagaimana karakteristik idealnya suatu komunitas terkait dengan masalah-masalah dan decisions making dalam suatu komunitas.

Cottrell mengemukakan sepuluh karakteristik competent communities, yaitu:

KomitmenIndividu termotivasi untuk ikut serta berbagi dalam komunitas kerja, sehingga akan mempengaruhi satu sama lainnya.  
Self-other AwarenessKesadaran akan diri sendiri dan anggota kelompok lain, berkaitan dengan minat dan pandangannya.  
ArticulatenessAnggota-anggota memiliki kemampuan untuk mengungkapkan secara jelas pandangan dan minat mereka.  
KomunikasiIde-ide dan istilah yang memiliki makna bersama digunakan untuk berkomunikasi. Hal ini didasari pada pemahaman berbagai perspektif dan mengarahkan kepada kolaborasi alamiah antar anggota.  
Conflict containment and accommodationProsedur yang telah disetujui untuk mengenali dan me-manage konflik dalam komunitas.  
Partisipan dalam decision makingAnggota berpartisipasi secara aktif dalam pengaturan tujuan komunitas, pengambilan keputusan dan membuat planning.  
Manajemen hubungan dengan masyarakat luasKomunitas mengidentifikasi dan menggunakan sumber daya eksternal untuk merespon tuntutan dan ancaman dari luar.  
Pemanfaatan sumber dayaKomunitas memanfaatkan sumber dan skill antar anggota komunitas dengan segala yang diperoleh secara eksternal dengan baik.  
Socialization for leadershipDilakukan agar  masyarakat dapat mempelajari skill untuk berpartisipasi, memimpin, melatih kekuatan dan tanggung jawab.  
EvaluasiMelakukan penelitian terhadap isu komunitas, keefektifan dari program dan kebijakan, sehingga dapat  dievaluasi dengan menggunakan feedback untuk perbaikan.  

Iscoe mengemukakan tiga konsep tambahan, yaitu:

  • Mengidentifikasi dan menggunakan semua sumber yang sesuai terhadap sebuah komunitas.
  • Berpusat pada pengembangan kepemimpinan masyarakat
  • Dan menekankan pentingnya penelitian partisipatif dan evaluasi yang berguna dalam pengambilan keputusan komunitas.

Neighboring

Perkins dan Long (2002) mendefinisikan neighboring sebagai hubungan informal dan tolong-menolong antar tentangga. Hal ini merupakan contoh perilaku ketika sense of community kuat secara emosi dan kognitif.

Biasanya neighboring ini terjadi antara individu yang bukan merupakan teman dekat, tapi hanya sebatas kenal untuk saling bertukar informasi ataupun saling membantu sebagai tetangga.

Place Attachment

Place attachment merupakan ikatan emosi antara individu dengan lingkungan fisik dan sosial yang ada. Sense of community sering dihubungkan dengan letak geografis seperti budaya.

Citizen Participation

Masyarakat memiliki hak suara dan pengaruh dalam pengambilan keputusan pada komunitas. Jika sense of community masyarakat lemah, maka keinginan untuk berpartisipasi dengan lingkungannya rendah.

Social Support

Social support sangat membantu individu dalam mengatasi stress. Social support dan sense of community merupakan hal yang berbeda namun saling mempengaruhi.

Komunitas yang memiliki sense of community yang kuat akan memiliki social support yang baik pula.

The post Sense of Community: Pengertian, Elemen Dasar dan Konsep appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>