puisi lama - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/puisi-lama Fri, 02 Feb 2024 03:40:34 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico puisi lama - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/puisi-lama 32 32 5 Unsur-Unsur Puisi Lama dan Contohnya https://haloedukasi.com/unsur-unsur-puisi-lama Fri, 02 Feb 2024 03:40:29 +0000 https://haloedukasi.com/?p=48037 Puisi, sebagai salah satu bentuk seni tulis, memiliki keindahan dan kekayaan tersendiri. Puisi tidak hanya sebuah rangkaian kata-kata yang disusun secara acak, melainkan juga sebuah ekspresi batin yang dapat menghadirkan keindahan bahasa dan makna mendalam. Dalam kajian puisi, terdapat unsur-unsur tertentu yang membentuk keutuhan dan kekhasan puisi tersebut. Puisi klasik Indonesia merupakan ciptaan sastra yang […]

The post 5 Unsur-Unsur Puisi Lama dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Puisi, sebagai salah satu bentuk seni tulis, memiliki keindahan dan kekayaan tersendiri. Puisi tidak hanya sebuah rangkaian kata-kata yang disusun secara acak, melainkan juga sebuah ekspresi batin yang dapat menghadirkan keindahan bahasa dan makna mendalam. Dalam kajian puisi, terdapat unsur-unsur tertentu yang membentuk keutuhan dan kekhasan puisi tersebut.

Puisi klasik Indonesia merupakan ciptaan sastra yang memancarkan keindahan bahasa dan mendalam dalam menyampaikan makna. Puisi klasik sering kali menjadi wadah bagi penyair untuk mengekspresikan perasaan, pemikiran, dan pengalaman hidup mereka. Dengan unsur-unsur khasnya, puisi klasik Indonesia menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan budaya dan sastra yang kaya.

Berikut unsur-unsur puisi lama beserta contoh puisi Indonesia yang mencerminkan keindahan dan kekayaan sastra lama Indonesia.

1. Bentuk dan Metrum

Bentuk puisi dan metrum menjadi unsur pertama yang membedakan puisi dengan prosa. Puisi lama Indonesia, khususnya dalam sastra Jawa, sering kali mengikuti pola bentuk dan metrum tertentu seperti syair atau pantun. Contoh puisi dalam bentuk syair Jawa klasik yang terkenal adalah “Sutasoma” karya Mpu Tantular yang mengambil bentuk syair macapat.

Pucung toya pramuka
Nalap, nembung awujaning
Lelungunira utama
Punika hanyatambane

Dalam contoh syair di atas, terlihat jelas pola bentuk dan metrum yang menggambarkan kekayaan tradisi puisi Jawa.

2. Imaji dan Metafora

Imaji dan metafora adalah unsur-unsur yang memperkaya makna dalam puisi lama. Puisi Indonesia klasik sering kali menggunakan imaji dan metafora yang sarat makna filosofis. Salah satu contoh puisi yang memanfaatkan imaji dan metafora dengan baik adalah “Derai-derai Cemara” karya Chairil Anwar.

Cemara menderai sampai jauh
Terasa hari akan jadi malam
Ada beberapa dahan ditingkap merapuh
Dipukul angin yang terpendam

Dalam contoh puisi di atas, imaji air yang tenang dan api yang membara menggambarkan perasaan cinta yang mendalam dan menggelora.

3. Allegori dan Alegori

Unsur allegori dan alegori sering kali hadir dalam puisi lama Indonesia. Allegori adalah penggunaan simbol-simbol untuk menyampaikan pesan, sedangkan alegori adalah penyampaian pesan melalui perbandingan atau perumpamaan. “Serat Wedhatama” karya Mangkunegara IV merupakan contoh puisi lama Indonesia yang penuh dengan allegori dan alegori.

Lila lamun kelangan nora gegetun
Trima lamun ketaman saserik sameng dumadi
Legawa nalangsa srah ing Bathara
Eling lan waspada; awas lan eling

Dalam contoh puisi di atas, sungai menjadi allegori kehidupan yang penuh liku-liku dan perubahan.

4. Rima dan Kiasan

Puisi lama Indonesia sering kali mengandung rima dan kiasan. Rima adalah pengulangan bunyi akhir suku kata pada baris puisi, sementara kiasan adalah penggunaan bahasa yang tidak harfiah untuk memberikan makna yang lebih mendalam. Salah satu contoh puisi yang memanfaatkan rima dan kiasan adalah “Hujan Bulan Juni” karya Sapardi Djoko Damono.

Tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu

5. Aspek Keagamaan dan Kearifan Lokal

Puisi lama Indonesia juga sering kali mengangkat nilai-nilai keagamaan dan kearifan lokal. Puisi-puisi seperti “Padamu Jua” karya Amir Hamdzah atau mencerminkan kekayaan spiritualitas masyarakat pada masa tersebut.

Satu kasihku
Aku manusia
Rindu rasa
Rindu rupa

Unsur-unsur puisi lama Indonesia membentuk kekayaan sastra yang memiliki nilai estetika dan makna mendalam. Puisi-puisi tersebut tidak hanya menjadi warisan budaya, tetapi juga sumber inspirasi dan pengetahuan tentang kehidupan dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat pada masa tersebut.

Melalui apresiasi terhadap puisi lama Indonesia, kita dapat meresapi keindahan bahasa dan makna yang terkandung di dalamnya, sekaligus memahami lebih dalam nilai-nilai budaya dan spiritualitas masyarakat Indonesia.

The post 5 Unsur-Unsur Puisi Lama dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Apa Perbedaan Puisi Lama Dan Puisi Baru? https://haloedukasi.com/perbedaan-puisi-lama-dan-puisi-baru Fri, 07 Jan 2022 01:36:18 +0000 https://haloedukasi.com/?p=30520 Puisi merupakan salah satu karya sastra yang mengandung ungkapan isi hati dari penulisnya yang disampaikan melalui kata-kata serta di dalamnya terdapat diksi, rima dengan pola tertentu di setiap barisnya. Puisi adalah rangkaian kata yang imajinatif dan sarat akan makna. Pada sebuah puisi terkandung pesan, pemikiran, maupun tanggapan dari sang penulisnya akan suatu hal. Puisi terbagi […]

The post Apa Perbedaan Puisi Lama Dan Puisi Baru? appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Puisi merupakan salah satu karya sastra yang mengandung ungkapan isi hati dari penulisnya yang disampaikan melalui kata-kata serta di dalamnya terdapat diksi, rima dengan pola tertentu di setiap barisnya. Puisi adalah rangkaian kata yang imajinatif dan sarat akan makna. Pada sebuah puisi terkandung pesan, pemikiran, maupun tanggapan dari sang penulisnya akan suatu hal.

Puisi terbagi dalam dua kategori, yaitu puisi lama dan puisi baru. Terdapat persamaan dan perbedaan antara keduanya. Masing-masing memiliki ciri-ciri dan karakteristik tersendiri. Sebuah puisi dapat diketahui termasuk ke dalam puisi baru atau puisi lama apabila telah mengetahui ciri dan karakteristik dari keduanya.

Pengertian Puisi Lama dan Puisi Baru

Pengertian Puisi Lama (Klasik)

Puisi lama atau disebut juga puisi klasik adalah puisi yang terikat pada aturan-aturan tertentu dan terikat pada jumlah kata, baris, bait, rima, serta irama dan tanpa ada pengaruh dari luar. Puisi lama biasanya merupakan sastra lisan yang dituturkan dari mulut ke mulut dan secara turun-temurun, sehingga tidak diketahui siapa penulis atau penyairnya. 

Pengertian Puisi Baru (Bebas)

Puisi baru disebut juga puisi bebas adalah puisi yang tidak berpatokan pada kaidah atau aturan-aturan tertentu. Puisi baru lebih bebas sehingga lebih dinamis dan beragam. Sebenarnya puisi baru merupakan perkembangan dari puisi lama, namun sudah adanya pengaruh dari luar.

Ciri-Ciri Puisi Lama dan Puisi Baru

Puisi lama dan puisi baru dapat dibedakan melalui ciri-cirinya.

Ciri-Ciri Puisi Lama

  1. Puisi lama terikat pada pola serta aturan sebagai berikut:
  • Jumlah kata dalam satu baris
  • Jumlah baris dalam satu bait
  • Rima (persajakan)
  • Irama (musikalitas)
  • Ada pula aturan jumlah suku kata dalam satu barisnya
  1. Puisi lama biasanya tidak diketahui siapa penulisnya (anonim)
  2. Puisi lama biasanya menggunakan gaya bahasa yang statis atau tetap dan bahasa yang klise
  3. Puisi lama kebanyakan adalah puisi rakyat yang diajarkan secara lisan

Ciri-Ciri Puisi Baru

  1. Nama penulisnya jelas karena selalu dicantumkan
  2. Tidak terikat oleh aturan maupun pola kata, baris, bait, rima, maupun irama
  3. Gaya bahasa dalam puisi baru dinamis, membuatnya bisa berubah-ubah
  4. Sifat atau bentuknya rapi
  5. Lebih banyak menggunakan pola pantun dan syair
  6. Umumnya terdiri dari pola empat seuntai (memiliki 4 baris dalam satu bait)
  7. Setiap baris merupakan kesatuan sintaksis

Perbedaan Puisi Lama dan Puisi Baru

Berikut adalah tabel perbedaan antara puisi lama dan puisi baru:

No.PerbedaanPuisi LamaPuisi Baru
1.IramaStatis/tetap, sekali ucap dua patah kataDinamis, sesuai isi hati dan perasaan penulisnya
2.BentukTerikat berbagai aturan Tidak berpatokan pada aturan (bebas)
3.PenulisTidak diketahui / tidak dikenalDiketahui / dicantumkan
4.PersebaranSecara lisan dituturkan dan diajarkan
dari mulut ke mulut
Secara lisan dan juga secara tulisan
5.IsiBiasanya merupakan nasihatMerupakan ungkapan isi hati penulisnya

Contoh Puisi Lama dan Puisi Baru

Contoh Puisi Lama

Puisi lama terbagi dalam beberapa jenis. Berikut adalah yang termasuk ke dalam puisi lama:

  1. Syair, yaitu puisi lama yang terdiri dari 4 baris dengan pola sajak aaaa
  2. Pantun, adalah puisi lama yang terdiri dari 4 baris dengan sajak abab, baris ke-1 dan ke-2 berupa sampiran, baris ke-3 dan ke-4 merupakan isi. Setiap barisnya tersusun dari 8-12 suku kata
  3. Mantra, ialah puisi lama yang dipercaya memiliki kekuatan magis atau sakti
  4. Gurindam, adalah bentuk puisi lama yang terdiri dari dua dalam satu baitnya dengan pola sajak aa
  5. Seloka, adalah puisi lama yang berasal dari Melayu yang merupakan pantun berkait yang antar baitnya sambung-menyambung
  6. Karmina, yaitu puisi lama dengan isi sangat pendek, merupakan pantun kilat yang digunakan untuk menyindir
  7. Talibun, ialah puisi lama yang berupa pantun yang tersusun dari 6, 8, atau 10 baris. Sama seperti pantun biasa setengah bait sebagai sampiran, setengan bait sebagai isi. Jika bait 6 baris maka baris ke-1, ke-2, dan ke-3 merupakan sampiran, maka baris ke-4, ke-5, dan ke-6 adalah isi

Berikut contoh yang termasuk pada puisi lama:

Contoh Mantra

Di bawah ini adalah contoh puisi lama yang termasuk jenis mantra:

Pulanglah engkau kepada rimba sekampung
Pulanglah engkau kepada rimba yang besar
Pulanglah engkau kepada gunung guntung
Pulanglah engkau kepada sungai yang tiada berhulu
Pulanglah engkau kepada bak yang tiada berorang
Pulanglah engkau kepada mata air yang tiada kering
Jikalau engkau tiada mau kembali, matilah engkau

Contoh Gurindam

Di bawah ini ada 3 contoh gurindam:

I
Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)

II
Barang siapa tinggalkan sembahyang ( a )
Bagai rumah tiada bertiang ( a )

II
Jika suami tiada berhati lurus ( a )
Istri pun kelak menjadi kurus ( a )

Contoh Puisi Baru

Puisi baru pun terbagi dalam banyak jenis yang pengelompokan besarnya didasarkan pada isi dan bentuknya.

  1. Jenis Puisi Baru berdasarkan isinya ada 7 jenis, yaitu:
  • Balada, yaitu puisi baru yang isinya mengisahkan sesuatu. Terdiri dari 3 bait dan, dan setiap baitnya tersusun dari 8 baris.
  • Hymne, adalah puisi yang berisi pujian, bisa untuk dewa, Tuhan, pahlawan, tanah air maupun almamater. Biasanya dinyanyikan dengan irama yang sesuai
  • Orde, juga merupakan puisi yang berisi pujian atau sanjungan, menggunakan bahasa yang resmi namun tetap terkesan indah
  • Epigram, adalah puisi yang berisi tentang tuntunan hidup
  • Romansa, merupakan puisi baru yang berisi ungkapan cinta dan kasih sayang
  • Elegi, adalah puisi yang menggambarkan kesedihan atau mengisyaratkan tangisan akibat ditinggal atau berpisah dengan orang yang dikasihi
  • Satire, ialah puisi yang mengungkapkan kritikan atau sindiran yang ditujukan kepada orang-orang tertentu atau kepada orang yang berkuasa

2. Jenis puisi baru berdasarkan bentuknya sebanyak 8 jenis, sebagai berikut:

  • Distikon, yaitu puisi baru yang merupakan puisi 2 seuntai atau setiap baitnya tersusun dari 2 baris
  • Terzina, adalah puisi 3 seuntai atau setiap bait tersusun dari 3 baris
  • Kuatrain, merupakan puisi 4 seuntai atau setiap baitnya tersusun dari 4 baris
  • Kuint, ialah puisi 5 seuntai yang setiap baitnya terdiri dari 5 baris
  • Sektet, merupakan puisi 6 seuntai atau tersusun dari 6 baris dalam tiap baitnya
  • Septime, adalah puisi 7 seuntai atau setiap baitnya terdiri dari 7 basir
  • Oktaf atau Stanza, yaitu puisi 8 seuntai atau yang terdiri dari 8 baris dalam setiap baitnya
  • Soneta, adalah puisi baru yang terdiri dari 14 baris dengan terbagi dari 2 bagian. Bagian pertama tersusun dari 2 bait, masing-masing bait terdiri dari 4 baris. Kemudian bagian kedua tersusun dari 2 bait yang masing-masing baitnya 3 baris

Berikut adalah dua contoh puisi yang termasuk puisi baru:

Contoh puisi baru yang pertama adalah karya dari penyair kebanggaan Indonesia yang berjuluk Si Burung Merak. Karya-karyanya yang fenomenal mewarnai kesusastraan Indonesia sejak tahun 1952. Berbagai penghargaan sastra sudah beliau terima di antaranya Anugerah Seni dari Pemerintah Indonesia tahun 1970.

Balada Pembungkus Tempe
Karya WS. Rendra

Fermentasi asa
Mengharap sempurna
Bentuk utuh nan konyol
Rasa, karsa tempe

Pembungkus yang berjasa
Penuh kisah bertulis duka lara
Dibuang tanpa dibaca

Pembungkus tempe
Bukan plastik tapi kertas usang tak terpakai
Masihkah ada yang membelai sebelum membuangnya?

Contoh puisi baru yang kedua adalah puisi karya Renny Marhanny, seorang siswa SMA Negeri 1 Rancah, Ciamis, Jawa Barat. Puisi ini pernah dimuat di Majalah Sastra Horison pada Sajak Cermin Kakilangit sastra pelajar. Puisi ini juga menjadi contoh puisi pada Buku Bahasa Indonesia untuk kelas VIII yang disusun oleh Yulianti Setyorini dan Wahono.

Sapa Rindu
Untuk TS
Karya Renny Marhanny

Ketika rindu kian berat menyapa
Dan wajahmu bergayut di bulu mata
Kalori dalam diri hilang entah berapa
Terdiam, terhuyung betapa nista

Namun kau tetap kukuh, teguh
Membuat persendianku runtuh
Dan serat hati menjadi rapuh
Tak tahukah, di matamu rinduku berlabuh?!

The post Apa Perbedaan Puisi Lama Dan Puisi Baru? appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Puisi Lama: Pengertian, Jenis dan Ciri – Ciri https://haloedukasi.com/puisi-lama Tue, 16 Nov 2021 15:13:27 +0000 https://haloedukasi.com/?p=28628 Pengertian Puisi Lama Puisi lama menurut Uned (2010) merupakan puisi yang terikat oleh beberapa peraturan dan tanpa pengaruh puisi barat. Puisi lama lahir pada masa sebelum penjajahan Belanda, sehingga mempengaruhi penyusunan puisi lama berdasarkan aturan-aturan dan kondisi masyarakat pada saat itu yang bersifat kukuh. Peraturan yang mengikat puisi ini yakni rima, jumlah baris tiap bait, […]

The post Puisi Lama: Pengertian, Jenis dan Ciri – Ciri appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Puisi Lama

Puisi lama menurut Uned (2010) merupakan puisi yang terikat oleh beberapa peraturan dan tanpa pengaruh puisi barat. Puisi lama lahir pada masa sebelum penjajahan Belanda, sehingga mempengaruhi penyusunan puisi lama berdasarkan aturan-aturan dan kondisi masyarakat pada saat itu yang bersifat kukuh.

Peraturan yang mengikat puisi ini yakni rima, jumlah baris tiap bait, dan jumlah baris. Rima adalah bunyi akhiran yang telah tersusun. Puisi lama juga merupakan refleksi kebudayaan masyarakat lama yang muncul melalui sastra.

Jenis – Jenis Puisi Lama

Puisi lama dibedakan menjadi tujuh jenis yakni:

  1. Mantera

Mantera merupakan sastra puisi yang paling tua umurnya. Pada umumnya mantera muncul dalam kepercayaan animisme dan dinamisme, kemudian mantera ini dibunyikan pada saat sedang berburu, menangkap ikan, mengumpulkan hasil hutan untuk memanggil hantu baik dan untuk menghindari hantu jahat.

Mantera memiliki ciri-ciri yakni pemilihan kata sangat saksama, bunyi yang sengaja berulang-ulang agar memperkuat daya sugesti kata, banyak digunakan kata-kata yang kurang umum dalam kehidupan sehari-hari. 

Dahulu membaca mantera secara keras menimbulkan efek perasaan bersifat magis, yang diperkuat oleh irama yang biasanya dibacakan oleh ahli membaca mantera.

  1. Pantun

Pantun merupakan jenis puisi lama yang dikenal secara luas di nusantara. Pantun memiliki bait yang terdiri dari empat baris, dua baris sampiran, dan dua baris isi. Pantun pada zaman dahulu merupakan sastra lisan namun seiring dengan waktu, pantun menjadi sering dijumpai pada sastra tertulis.

Pantun memiliki ciri-ciri antara lain bersajak a-b-a-b ataupun a-a-a-a, tiap bait terdiri dari empat baris, dua baris sampiran dan dua baris isi, setiap baris memiliki empat sampai enam kata, serta biasanya tidak ada nama penulis.

  1. Talibun

Talibun hampir mirip dengan pantun, namun pada talibun jumlah baris tiap bait terdiri dari lebih empat baris. Biasanya talibun memiliki enam sampai sepuluh baris dalam setiap baitnya. 

Jumlah baris dalam tiap bait dalam talibun selalu harus genap, serta  talibun memiliki sampiran dan isi. Talibun memiliki sajak yang lebih dari empat baris, yang berirama abc-abc, abcd- abcd, abcde-abcde dan seterusnya. 

Talibun memiliki ciri-ciri yakni terdiri atas larik-larik sampiran dan isi. Talibun memiliki lirik lebih dari empat dan selalu genap, misalnya enam, delapan, sepuluh, dua belas, atau empat belas. Talibun menjadi semacam puisi bebas sehingga dapat menggunakan gaya bahasa yang luas.

  1. Syair 

Syair merupakan puisi lama yang berasal dari Arab yang memiliki ciri setiap bait terdiri dari empat baris dan semua baris merupakan isi, jadi tidak memiliki sampiran.

Syair berlarik empat tiap bait dan bersajak a-a-a-a yang mengisahkan suatu hal. Syair juga memiliki baris yang terdiri dari delapan sampai dua belas suku kata yang biasanya berisi nasihat dan petuah.

  1. Seloka

ng ataupun cerita.Syair merupakan puisi yang berlarik empat tiap bait dan bersajak a-a-a-a yang mengisahkan suatu hal, Seloka merupakan pantun berkait yang memiliki lebih dari satu bait. 

Seloka biasanya ditulis dalam empat baris dengan bentuk pantun dan syair. Namun dalam beberapa karya sastra pernah dijumpai seloka yang tertulis lebih dari empat baris.

  1. Gurindam

Gurindam merupakan bentuk puisi yang berasal dari India. Gurindam memiliki dua baris yang berirama a-a, pada baris pertama berisikan sebab dan pada baris kedua berisikan akibat. Isi dari gurindam merupakan sebuah nasihat.

Kalimat gurindam memiliki irama akhir yang sama sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh. Dua baris pada gurindam dapat diidentifikasi lebih lanjut bahwa pada baris pertama berisikan soal, permasalahan ataupun perjanjian sedangkan pada baris jawaban, akibat, ataupun perjanjian yang sama pada baris pertama.

Gurindam adalah puisi yang terdiri atas dua baris, berirama sama a a, kedua barisnya merupakan isi, baris pertama merupakan sebab dan baris kedua merupakan akibat, isinya berupa nasihat

  1. Karmina

Menurut Kaswan dan Rita tahun 2008, karmina merupakan pantun kilat yang hanya tersusun dari dua larik dan bersajak. Dalam karmina memiliki bunyi irama akhir a-a. Pada larik pertama berisikan sampiran, dan pada larik kedua berupa isi.

Adapun ciri-ciri karmina antara lain memiliki larik sampiran pada baris pertama, memiliki jeda larik yang ditandai oleh koma (,), bersajak lurus (a-a), larik kedua merupakan isi yang biasanya berupa sindiran.

Ciri- Ciri Puisi Lama

Secara umum puisi lama memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Tidak diketahui nama pengarangnya.
  • Menggunakan gaya bahasa yang statis.
  • Disampaikan dengan turun-temurun dari lisan ke lisan.
  • Penyampaian dari mulut ke mulut, sehingga merupakan sastra lisan.
  • Struktur puisi lama yang terikat dalam hal jumlah baris per bait, jumlah suku kata tiap baris, dan persamaan bunyi sajak tertentu pada akhir baris. 

Perbedaan Puisi Lama dan Baru

Terdapat perbedaan antara keduanya yakni terletak pada aturan. Pada puisi lama memiliki keterikatan dengan aturan antara lain rima, jumlah baris, suku kata, dan pola persajakan pada akhir baris. 

Sedangkan puisi baru merupakan suatu jenis puisi modern yang sudah tidak terikat lagi oleh aturan- aturan atau dibuat secara bebas oleh sang pengarang, dan puisi ini ada atau lahir setelah puisi lama, artinya puisi yang bebas baik dari segi suku kata, baris atau rimanya.

The post Puisi Lama: Pengertian, Jenis dan Ciri – Ciri appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Bidal: Pengertian, Jenis, dan Contohya https://haloedukasi.com/bidal Sun, 16 Aug 2020 14:04:41 +0000 https://haloedukasi.com/?p=9534 Pengertian Bidal Bidal merupakan salah satu jenis puisi lama yang berbentuk peribahasa dalam sastra Melayu lama, berisi mengenai sindiran, peringatan, nasihat, dan sejenisnya. Dapat dikatakan jika bidal adalah jenis peribahasa yang mempunyai arti lugas, rima dan irama, oleh karena itu bidal dapat digolongkan ke dalam jenis puisi. Pengertian lain tentang bidal yakni sebuah kalimat singkat […]

The post Bidal: Pengertian, Jenis, dan Contohya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Bidal

Bidal merupakan salah satu jenis puisi lama yang berbentuk peribahasa dalam sastra Melayu lama, berisi mengenai sindiran, peringatan, nasihat, dan sejenisnya. Dapat dikatakan jika bidal adalah jenis peribahasa yang mempunyai arti lugas, rima dan irama, oleh karena itu bidal dapat digolongkan ke dalam jenis puisi.

Pengertian lain tentang bidal yakni sebuah kalimat singkat yang mengandung pengertian dalam bentuk kiasan. Bidal termasuk puisi sebab ini mengandung gerak lagu, lagu ataupun irama. Di dalam kesusastraan Melayu, bidal mengandung kiasan, sindiran, atau pengertian tertentu dan termasuk sastra tua.

Ciri-Ciri Bidal

Adapun ciri-ciri bidal yang membedakannya dengan puisi lama yang lain, antara lain:

  1. Bidal merupakan pengungkapan pikiran dan perasaan tidak langsung, namun menggunakan sindiran, ibarat, dan perbandingan.
  2. Umumnya berupa kalimat singkat yang mempunyai makna kiasan atau figuratif.
  3. Bidal bertujuan untuk menyanggah, menangkis, dan menyindir.

Jenis-Jenis Bidal

Jenis-jenis bidal dikelompokkan menjadi 2, yakni:

Berdasarkan Asal Kejadian

  1. Bidal dari lingkungan rumah tangga
    Contoh: Besar pasak daripada tiang (artinya: Besar pengeluaran daripada pendapatan).
  2. Bidal dari lingkungan petani
    Contoh: Pagar makan tanaman (artinya: Orang yang dipercaya menjaga sesuatu justru merusak hal yang dijaga).
  3. Bidal dari lingkungan nelayan
    Contoh: Ombak kecil jangan diabaikan (artinya: Hal-hal kecil jangan disepelekan).
  4. Bidal dari lingkungan guru dan ulama
    Contoh: Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi (Artinya: Apabila kita hanya setengah-setengah dalam melakukan pekerjaan, tentu tidak akan mencapai hasil yang memuaskan).
  5. Bidal dari lingkungan saudagar atau pedagang
    Contoh: Murah di mulut, mahal di timbangan (artinya: Mudah berjanji tetapi tidak mau menepati janji).

Berdasarkan Jenisnya

  • Pepatah

Kiasan yang tepat dan langsung untuk mematahkan perkataan orang sehingga lawan bicara tidak dapat berkilah.

  • Ungkapan

Sebuah kiasan pendek yang terdiri atas dua buah kata. Contoh: besar kepala (sombong).

  • Peribahasa

Segala macam bentuk atau cara berbahasa namun tidak dalam artian sebenarnya.

  • Ibarat

Perumpamaan yang lebih tegas daripada perumpamaan biasa sebab diberi penjelasan lebih lanjut.

  • Perumpamaan

Kalimat yang membandingkan kondisi sebenarnya dengan kondisi lain yang berada di alam. Diawali dengan kata bagai, seperti, umpama, bak, laksana, dan lainnya.

  • Tamsil

Kiasan yang bersajak dan berirama.

  • Pemeo

Kalimat pendek yang awalnya hanya diucapkan oleh seseorang saja. Namun pada sewaktu waktu dapat ditiru oleh orang banyak. Contoh: Maju terus pantang mundur.

  • Kata-kata Arif

Ucapan yang berupa kiasan dan mengandung kebijaksanaan. Contoh, sedia panyung sebelum hujan (berjaga-jaga dahulu sebelum terjadi sesuatu yang tidak diinginkan).

Contoh Bidal

  1. Adat diisi, lembaga dituang (artinya: Kita perlu melakukann aktivitas sesuai dengan adat dan kebiasaan yang ada).
  2. Angguk bukan geleng ia (artinya: Lain di mulut, lain pula yang berada di dalam hati).
  3. Dalam laut dapat diduga, dalam hati siapa tahu (artinya: Tidak ada seorang pun yang dapat menebah isi hati seseorang).
  4. Esa hilang, dua terbilang (artinya: Berusaha terus mewujudkan impian hingga tercapai tanpa takut menghadapi kegagalan atau resiko).
  5. Gayung bersambut, kata berjawab (artinya: Tidak ada pesoalan yang tidak dapat dijawab oleh orang arif ataupun bijak).
  6. Dalam sudah keajukan, dangkal sudah keseberangan (artinya: Sudah mengetahui tujuan dari seseorang).
  7. Berjalan sampai ke batas, berlayar hingga ke pulau (artinya: Segala usaha atau pekerjaan harus dilakukan dengan bersungguh-sungguh hingga tuntas, jangan sampai terbengkalai.
  8. Besar kayu besar bahannya, kecil kayu kecil bahannya (artinya: Besar pendapatan besar pula pengeluaran, kecil pendapatan kecil pula pengeluarannya).
  9. Ada ubi ada talas, ada budi ada balas (artinya: Setiap perbuatan baik pasti ada balasan kebaikannya dan setiap perbuatan jahat pasti ada balasannya juga).
  10. Cerdik tidak membuang kawan, gemuk tak membuang lemak. (artinya: Tidak hanya mengingat kepentingan diri sediri saja).

The post Bidal: Pengertian, Jenis, dan Contohya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Seloka: Pengertian, Fungsi dan Ciri-Cirinya https://haloedukasi.com/seloka Sun, 26 Jul 2020 22:59:39 +0000 https://haloedukasi.com/?p=9159 Hampir sebagian besar dari kita tentu sudah tidak asing dengan karya sastra berupa puisi. Tahukah kalian jika puisi mempunyai banyak jenisnya? Mulai dari puisi lama hingga puisi baru yang masing-masing diantaranya terdapat perbedaan. Seloka adalah salah satu jenis puisi lama yang harus kita ketahui terutama dalam mempelajari karya sastra Indonesia. Dan untuk mengetahuinya lebih lanjut, […]

The post Seloka: Pengertian, Fungsi dan Ciri-Cirinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Hampir sebagian besar dari kita tentu sudah tidak asing dengan karya sastra berupa puisi. Tahukah kalian jika puisi mempunyai banyak jenisnya? Mulai dari puisi lama hingga puisi baru yang masing-masing diantaranya terdapat perbedaan.

Seloka adalah salah satu jenis puisi lama yang harus kita ketahui terutama dalam mempelajari karya sastra Indonesia. Dan untuk mengetahuinya lebih lanjut, mari disimak penjelasannya di bawah ini!

Pengertian Seloka

Kata seloka berasal dari bahasa Sansekerta yakni “sloka” yang merupakan bentuk puisi Melayu Klasik, berisi tentang pepatah atau perumpamaan yang mengandung sindirian, hingga ejekan. Biasanya seloka ditulis empat baris dengan bentuk pantung atau syair, namun tidak jarang pula seloka dengan bentuk lebih dari empat baris.

Pengertian Para Ahli

  • Hooykaas

Menurut Hooykaas, seloka adalah pantun yang didalamnya mengandung ibarat atau kiasan, berisi nasihat-nasihat. Selain itu seloka atau pantun ialah pantun yang bersajak sama seperti syair yakni a-a-a-a.

  • Simorangkir

Menurut Simorangkir, seloka adalah peribahasa atau pepatah yang didalamnya diberi sampiran atau seloka, tidak lain dari pada bridal atau pepatah yang berirama.

  • Sutan Moh. Zain

Menurut Sutan Moh. Zain, dalam zaman baru seloka boleh terdiri atas 2 baris, 4 baris, 6 baris, atau lebih. Seloka yang jumlah barisnya lebih dari 2, mempunyai sajak pasang (aa, bb, cc, dd). Semua kalimatnya mengandung arti serta mempunyai hubungan yang logis seperti syair.

Fungsi Seloka

Secara umum fungsi seloka yakni mengkritik semua sikap negatif dari anggota masyarakat tanpa harus menyinggung perasaannya. Selain itu, seloka juga berfungsi sebagai panduan atau pengajaran bagi individu terkait.

Fungsi dari seloka tergantung dari isinya, apakah untuk menyindir, mengejek, atau melahirkan rasa benci, memberi pelajaran ataukah sebagai alat protes sosial.

Ciri-Ciri Seloka

Adapun ciri-ciri seloka terbagi menjadi 2 jenis, yakni:

Ciri Seloka Secara Umum:

  • Dalam 1 bait terdiri dari 4 baris atau lebih.
  • Mempunyai sajak a-b-a-b.
  • Pada baris ke-1 dan baris ke-2 adalah sampiran, sedangkan pada baris ke-3 dan ke-4 merupakan isi.
  • Setiap baris terdiri atas 4 suku kata.
  • Memiliki rangkaian pantun yang saling sambung menyambung.
  • Disusun secara berangkap. Akan tetapi setiap rangkap tidak tetap, jadi rima akhir adalah bebas.

Ciri-ciri Seloka Asli India:

  • Setiap barisnya terdiri dari 2 baris.
  • Setiap baris terdiri dari 16 suku kata yang merupakan dua potongan kalimat. Sehingga setiap baris ada 2 x 8 suku kata.
  • Pada umumnya berisi mengenai pelajaran/petuah berhikmat.
  • Isi bait satu dengan yang lainnya saling berkaitan.

Teknik Penulisan Seloka

Secara umum pembuatan seloka tidak berbeda jauh dengan jenis puisi lama lainnya seperti talibun atau pantun. Seloka juga mempunyai sampiran dan juga isi serta bersajak a-b-a-b.

Namun hal yang membedakannya dengan jenis puisi lama yang lain yakni setiap barisnya terdiri dari 4 suku kata di mana setiap rangkaian saling berkaitan.

Contoh Seloka

Contoh Seloka 4 Baris

  • Contoh 1

Ada suatu burung merak
Lehernya panjang suaranya serak
Tuan umpama emas dan perak
Hati yang mana boleh bertolak

  • Contoh 2

Lubang digali semakin dalam
Ibu membeli sekilo teri
Saya menangis setiap malam
Berharap abang datang kemari

  • Contoh 3

Pergi ke pasar membeli nanas
Saat dijalan ketemu trantib
Selalu taatilah lalu lintas
Supaya jadi pengendara yang tertib

  • Contoh 4

Kalau boleh tentu ku mau
Namun sayang itu milikmu
Adakah besok nasi dan lauk
Walau sekedar pengganjal perut

Contoh Seloka 8 Baris

  • Contoh 1

Anak ayam turun sepuluh
Mati satu tinggal sembilan
Tuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguh
Supaya engkau tidak ketinggalan

Anak ayam turun sembilan
Mati satu tinggal delapan
Ilmu boleh sedikit ketinggalan
Tapi jangan sampai putus harapan

  • Contoh 2:

Anak ayam turun sepuluh
Mati satu tinggal sembilan
Tuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguh
Supaya engkau tidak ketinggalan

Anak ayam turun sembilan
Mati satu tinggal delapan
Ilmu boleh sedikit ketinggalan
Tapi jangan sampai putus harapan

  • Contoh 3:

Sesama burung saling sahuti
Janganlah sampai ada kelahi
Sesama teman saling hormati
Janganlah malah saling memaki

Janganlah sampai ada kelahi
Nantinya malah ada yang mati
Janganlah malah saling memaki
Nantinya malah saling membenci

Contoh Seloka 12 Baris

  • Contoh 1

Cendawan berduri robekkan kain
Ambil tambang diikat sebelah
Pikirkan diri yang belum kawin
Adakah kumbang bersedia singgah

Ambil tambang diikat sebelah
Robek menganga si kain perca
Adakah kumbang bersedia singgah
Taman bunga mekar ceria

Robek menganga si kain perca
Buat tambalan kain pengganti
Taman bunga mekar ceria
Sudah tentukan si hari jadi

  • Contoh 2

Untuk apa punya belati
Jika tak pernah jua diasah
Untuk apa beranak istri
Jika tak pernah dikasih nafkah

Jika tak pernah jua diasah
Si belati pun akan menumpul
Jika tak pernah dikasih nafkah
Nanti dapur pun takkan mengepul

Si belati pun akan menumpul
Jadi tak bisa memotong lada
Nanti dapur pun takkan mengepul
Anak istri pun kosong perutnya

The post Seloka: Pengertian, Fungsi dan Ciri-Cirinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Talibun: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contohnya https://haloedukasi.com/talibun Sun, 26 Jul 2020 22:50:25 +0000 https://haloedukasi.com/?p=9157 Perkembangan sastra di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari pengaruh bangsa-bangsa yang pernah datang ke Indonesia. Sastra Indonesia ada beragam jenisnya dan dikelompokkan ke dalam dua jenis yakni puisi lama dan puisi baru. Puisi lama merupakan puisi yang masih terikat dengan aturan-aturan baku dalam pembuatannya. Ada beberapa jenis puisi lama yang terkenal di Indonesia antara lain, […]

The post Talibun: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Perkembangan sastra di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari pengaruh bangsa-bangsa yang pernah datang ke Indonesia. Sastra Indonesia ada beragam jenisnya dan dikelompokkan ke dalam dua jenis yakni puisi lama dan puisi baru.

Puisi lama merupakan puisi yang masih terikat dengan aturan-aturan baku dalam pembuatannya. Ada beberapa jenis puisi lama yang terkenal di Indonesia antara lain, pantun, syair, gurindam, mantra, karmina, seloka, dan juga talibun.

Pada kesempatan kali ini akan membahas salah satu jenis puisi lama yang juga populer di Indonesia, yakni talibun. Mari disimak penjelasannya di bawah ini!

Pengertian Talibun

Talibun adalah salah satu bentuk puisi lama yang sepintas terlihat seperti pantun, hal ini dikarenakan talibun mempunyai sampiran dan isi. Namun yang membedakan antara talibun dan pantun yakni jumlah barisnya.

Jumlah baris yang dimiliki talibun lebih dari 4 baris dan umumnya terdapat baris genap seperti 6 baris, 8 baris, dan 10 baris. Talibun dengan 8 baris merupakan jenis yang paling banyak dan paling populer.

Ciri-Ciri Talibun

Adapun ciri-ciri dari talibun antara lain:

  1. Termasuk ke dalam jenis puisi lama.
  2. Mempunyai jumlah baris genap.
  3. Setiap baris memiliki 8 – 12 suku kata.
  4. Terdapat beberapa baris dalam rangkap untuk menjelaskan suatu pemerian.
  5. Gaya bahasa menggunakan pengulangan yang berirama.
  6. Isi berdasarkan pada suatu perkara yang diceritakan secara terperinci.
  7. Tiada pembayang, sebab setiap rangkap menjelaskan satu keseluruhan cerita.
  8. Menggunakan jenis puisi lain untuk pembentukannya seperti syair atau pantun.
  9. Memiliki fungsi sebagai penjelas suatu perkara.
  10. Menggunakan gaya bahasa yang luas dengan melakukan pengulangan dan lainnya.
  11. Menjadi bahan penting terutama dalam pengkaryaan cerita penglipur lara.

Teknik Penulisan Talibun

Teknik pembuatan talibun tidak berbeda dengan pembuatan pantun yang pada umumnya terdiri atas sampiran dan isi serta mempunyai rima akhir terpola. Namun ada hal yang membuat talibun berbeda dengan pantun yakni terletak pada jumlah sampiran dan isi yang bergantung pada jumlah baris.

Sebagai contoh, apabila jumlah baris pada sebuah talibun sebanyak 6 baris, maka 3 baris di awal adalah sampiran dan 3 baris akhir merupakan isi. Sedangkan untuk rima tergantung juga dengan jumlah baris, seperti contoh apabila jumlah baris pada talibun sebanyak 8 baris maka pola rimanya menjadi a-b-c-d-a-b-c-d.

Contoh Talibun

Contoh Talibun 6 baris

  • Contoh 1

Anak kecil belajar menari
Jatuh berkali-kali tak mengapa
Karena pasti selalu bangun
Sedih rasanya hatiku ini
Melihat kau berjalan dengannya
Bersuka cita bergandeng tangan

  • Contoh 2

Lagu laga bunyi pedati
pedati hendak pergi ke Padang
genta kerbau berbunyi juga
walau sepiring dapat pagi
atau sepiring dapat petang
kampung halaman teringat juga

  • Contoh 3

Kapal pesiar gagal berlayar
Kerana hujan beserta badai
Petir pun tak ingin kalah bersaing
Baiknya kita rajin belajar
Agar cita tetap tercapai
tuk masa depan yang gemilang

  • Contoh 4

Mencari udang memakai jala
Udang sirna tak tahu kemana
Meninggalkan harap di ujung usaha
Tiada hari tanpa duka merana
Kelak engkau di masa tua
Jika tak manfaatkan masa muda

Contoh Talibun 8 baris

  • Contoh 1

Jalan-jalan ke kota jeddah
Siggah dahulu membeli buah kurma
Buah kurma dibungkus kulitnya
Dibungkus dengan pantun jenaka
Hidup di dunia hendaknya beribadah
Menjalankan perintah agama
Menjauhi larangannya
Agar mendapat surga tak masuk neraka

  • Contoh 2

Menangkap harimau menggunakan parang
Harimau mati tanda tak perkasa
Meniggalkan belang dan cakar permata
Untuk dipersembahkan kepada baginda
Kakanda berlayar ke negeri seberang
Hendak mencari harta dan kuasa
Meniggalkan adinda dengan penuh air mata
Lekaslah pulang kembali ke pelukan adinda

Contoh Talibun 10 baris

  • Contoh 1

Hujan di bulan selalu bergelimang
Jatuh ke bumi menciptakan genangan
Genangan di jalan sungguh membuat kelam
Jalanan kelam tak bersiring
Tak bersiring menciptakan kehancuran
Melihat kebahagian nampak hilang
Yang tinggal kini hanyalah kenangan
Janganlah kau menangis sehari semalam
Janganlah kau bersedih hingga mata kering
Karena ada aku yang memberikan kebahagiaan

  • Contoh 2

Ketoprak itu dari Jakarta
Panggelong dari tanah Tarutung
Dua-duanya enak sekali
Cocok dimakan saat kau lapar
Baik di pagi maupun malam
Si Bawang Merah jahat wataknya
Sama seperti sang Ibu kandung
Mereka siksa tiada henti
Si Bawang putih yang slalu sabar
Dan tidak pernah menaruh dendam

  • Contoh 3

Berjalan-jalan ke Surabaya
bersama dengan kekasih hati
Di sana lihat Tugu Pahlawan
Yang sangat indah di waktu malam
Membuat kagum ini bertumbuh
Senja pun kini telah tiada
Malam pun akan hadir di sini
Membawa bintang dan juga bulan
Membawa dinginnya angin malam
Yang menusuki kulit di tubuh

Contoh Talibun 12 baris

Bangun tidur langsung lari pagi
Lari pagi di jalanan desa yang sepi
Dekat sawah yang banyak petani
Udaranya segar hawanya asri
Suara burung berkicau dan berseri
Suasananya masih nyaman sekali
Ketika semua temanmu sudah pergi
Dan tak ada yang mau kembali
Janganlah kau muram bersedih
Ingatlah jika kau tidak sendiri
Ada keluarga di rumah yang menanti
Yang akan selalu ada sampai nanti

The post Talibun: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Gurindam: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contohnya https://haloedukasi.com/gurindam Wed, 08 Jul 2020 23:59:42 +0000 https://haloedukasi.com/?p=8914 Karya sastra dapat dikatakan sebagai suatu rangkaian kata yang mengandung makna di dalamnya. Salah satu karya sastra yang cukup terkenal di Indonesia yakni gurindam. Pengertian Gurindam Kata gurindam berasal dari kata “Kamrimdam” yang memiliki arti perumpamaan dan asal mula. Gurindam merupakan salah satu karya sastra kuno berbentuk puisi yang terdiri atas dua baris kalimat dan […]

The post Gurindam: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Karya sastra dapat dikatakan sebagai suatu rangkaian kata yang mengandung makna di dalamnya. Salah satu karya sastra yang cukup terkenal di Indonesia yakni gurindam.

Pengertian Gurindam

Kata gurindam berasal dari kata “Kamrimdam” yang memiliki arti perumpamaan dan asal mula.

Gurindam merupakan salah satu karya sastra kuno berbentuk puisi yang terdiri atas dua baris kalimat dan mempunyai rima atau sajak yang sama. Dalam satu gurindam terdapat lebih dari satu bait, di mana setiap bait terdiri dari dua baris per bait.

Baris pertama pada gurindam merupakan baris dari syarat, persoalan, masalah, ataupun perjanjian. Sedangkan baris kedua adalah jawaban atau hasil dari permasalahan yang terjadi pada baris pertama.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, gurindam merupakan sebuah bentuk karya sastra, berupa sajak dengan 1 baitnya terdapat 2 baris. Isinya adalah berupa petuah atau nasihat.

Pengertian gurindam menurut Raja Ali Haji yakni puisi yang terdiri dari dua baris saja dalam satu bait. Sedangkan menurut Sutan Takdir Alisjahbana gurindam merupakan sajak dua baris yang terbentuk dari kalimat majemuk.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan, gurindam merupakan karya sastra yang berisi mengenai nasihat, petuah, atau pengingat yang dituangkan pada dua baris di dalam satu bait.

Ciri-Ciri Gurindam

Ada ciri-ciri khusus yang membedakan gurindam dengan karya sastra lainnya, antara lain:

  1. Gurindam hanya tersusun atas dua baris untuk setiap baitnya.
  2. Pada baris kedua di gurindam merupakan isinya.
  3. Terikat oleh rima untuk setiap baitnya.
  4. Di setiap baris memiliki sajak A-A, B-B, C- C, D-D dan seterusnya.
  5. Jumlah kata untuk setiap baris terdiri atas 10 hingga 14 kata.
  6. Setiap baris dari gurindam mempunyai keterkaitan sebab akibat.
  7. Isi gurindam sebagian besar dalam bentuk filosofi, saran, ataupun kata-kata mutiara.
  8. Arti atau isi gurindam terdapat pada baris kedua.

Perbedaan Dengan Pantun dan Syair

Perlu diketahui jika gurindam, pantun, dan syair termasuk ke dalam puisi lama. Puisi lama yakni suatu puisi yang terikat dengan aturan atau kaidah dalam penulisannya, seperti jumlah baris, rima, dan juga makna yang terkandung di dalamnya.

Sekilas gurindam mirip dengan pantun, namun keduanya memiliki perbedaan. Gurindam hanya terdiri dari dua baris dalam satu bait, sedangkan pantun terdapat empat baris untuk setiap bait.

Selain itu di dalam sebuah gurindam, kalimat larik atau baris saling berkaitan. Jika diteliti lebih lanjut, gurindam adalah kalimat majemuk utuh dengan hubungan sebab akibat.

Lalu apa saja perbedaan gurindam dengan pantun dan syair?

Berdasarkan Jumlah Baris

  • Gurindam terdiri dari 2 baris.
  • Pantun dan syair terdiri atas 4 baris.

Berdasarkan Jumlah Kata

  • Gurindam tersusun atas 10 – 14 suku kata.
  • Pantun terdiri dari 8 – 12 suku kata.
  • Syair terdiri atas 8 – 14 suku kata.

Berdasarkan Pada Makna

  • Gurindam mempunyai makna nilai-nilai kehidupan atau nilai-nilai moral.
  • Pantun mempunyai makna nasihat atau teguran. Pada umumnya menggunakan kata jenaka atau menghibur.
  • Syair mempunyai makna filosofi hidup, makna nasihat, ataupun kata-kata mutiara.

Berdasarkan Struktur

  • Pada gurindam isi atau penyampaian maksud terdapat pada baris kedua termasuk jawaban, akibat dari masalah atau perjanjian yang terdapat pada baris pertama.
  • Pada pantun, baris pertama dan kedua berupa sampiran saja, sedangkan untuk baris ketiga dan keempat adalah isinya.
  • Pada syair, semua barisnya merupakan isi.

Berdasarkan Rima Pada Barisnya

  • Gurindam mempunyai rima A-A, B-B, C-C dan seterusnya.
  • Pantun memiliki rima A-B-A-B.
  • Syair memiliki rima A-A-A-A.

Jenis-Jenis Gurindam

Jika dilihat dari barisnya, gurindam dibedakan menjadi gurindam berkait dan gurindam berangkai.

Gurindam Berkait

Gurindam berkait yakni gurindam di mana pada bait pertama berhubungan dengan bait berikutnya serta pada bait selanjutnya.

Contoh gurindam berkait

Sebelum berbicara berfikir dahulu
Agar tak tersinggung hati temanmu

Kalau kau berbicara semaumu
Tentu banyak yang membencimu

Barang siapa tidak mempunyai agama
Pastilah sesat hidupnya di dunia

Barang siapa hidupnya tidak ingin sesat di dunia dan akhirat
Maka segeralah cepat-cepat bertaubat sebelum terlambat

Gurindam Berangkai

Gurindam berangkai adalah salah satu bentuk gurindam yang mempunyai kata sama di setiap baris pertama baitnya.

Contoh gurindam berangkai

Temukan apa yang dimaksud sahabat
Temukan apa yang dimaksud maksiat

Janganlah menjadi orang yang memelas
Nanti kamu menjadi orang yang malas

Teknik Menulis Gurindam

Teknik atau cara menulis gurindam yang benar sebagai berikut:

  • Menentukan ide yang akan disampaikan terlebih dahulu.
  • Menata ide yang telah ditentukan.
  • Memilih kosakata yang tepat.
  • Membuat larik.
  • Menata kembali kalimat atau larik.
  • Menata gurindam agar terlihat lebih logis.

Contoh Gurindam

Contoh gurindam pendidikan

Barang siapa mencari ilmu
Maka carilah ke para guru

Barang siapa hendak bertanya
Maka tanyalah pada ahlinya

Jika berilmu janganlah angkuh
Nanti dirimu akan terjatuh

Jika belajar bersungguh-sungguh
Keberhasilan akan kau rengkuh

Jikalau engkau belajar kitab
Maka haruslah taati adab

Contoh Gurindam

Banyak harta sudah biasa
Banyak sedekah lebih luar biasa

Takut miskin saat sedekah
Buat hidup takkan pernah indah

Jangan takut ikut bersedekah
Takutlah jika menjadi serakah

Banyak harta bukan tujuan hidup
Karena tak dibawa saat mata tertutup

Barang siapa tinggalkan sholat
Maka menuntun ke perbuatan maksiat

Barang siapa melakukan perbuatan maksiat
Pasti akan mendapatkan siksa di akhirat

Jika bekerja tidak berhati lurus
Pikiran akan terus menjadi tergerus

Jika pikiran selalu tergerus
Pikiran tak karuan tubuh menjadi kurus

The post Gurindam: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Puisi Lama dan Puisi Baru : Pengertian – Ciri – Jenis https://haloedukasi.com/puisi-lama-dan-puisi-baru Tue, 17 Dec 2019 04:20:19 +0000 https://haloedukasi.com/?p=2151 Pengertian puisi adalah karya sastra yang di dalamnya berisi tulisan identik dengan kata – kata indah pada setiap susunan baris dan baitnya. Manusia dapat menuangkan ide – ide terbaiknya dengan media berupa tulisan sebagai karya sastra. Dalam puisi banyak terkandung dalam majas alegori dan majas aliterasi. Biasanya penyair atau penulis puisi mengungkapkan curahan hati, kesan […]

The post Puisi Lama dan Puisi Baru : Pengertian – Ciri – Jenis appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian puisi adalah karya sastra yang di dalamnya berisi tulisan identik dengan kata – kata indah pada setiap susunan baris dan baitnya.

Manusia dapat menuangkan ide – ide terbaiknya dengan media berupa tulisan sebagai karya sastra. Dalam puisi banyak terkandung dalam majas alegori dan majas aliterasi.

Biasanya penyair atau penulis puisi mengungkapkan curahan hati, kesan bahagia akan suatu peristiwa, kesedihan, ungkapan terhadap seseorang, dan lain sebagainya.

Seiring dengan perkembangan zaman, cara penulisan puisi berkembang menjadi dua macam yaitu puisi lama dan puisi baru. Berikut ini adalah pengertian puisi lama dan puisi baru beserta jenisnya.

Puisi Lama

Puisi lama adalah puisi yang masih terikat oleh aturan – aturan penulisan yang baku. Aturan tersebut dalam pengertian puisi lama adalah jumlah kata dalam satu baris, jumlah baris dalam satu bait, persajakan atau rima, banyak suku kata setiap barisnya, dan irama puisi.

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), pengertian puisi lama adalah puisi yang terpengaruh oleh puisi barat seperti pantun, gurindam, syair, mantra dan bidal.

Ciri – ciri puisi lama

  • Puisi rakyat yang pengarangnya kerap tidak dikenal,
  • Disampaikan lewat lisan sehingga disebut sastra lisan sehingga sulit diketahui siapa pengarangnya, dan
  • Terikat oleh aturan puisi lama.

Jenis – jenis Puisi Lama

  1. Mantra – Ucapan atau kata – kata yang dianggap memiliki kekuatan gaib.
  2. Pantun – Puisi yang bersajak a-b-a-b dengan empat baris di setiap baitnya, dan setiap baris terdiri atas 8 hingga 12 suku kata, dua baris pertama disebut sampiran dan dua baris akhir disebut isi. Pantun dilihat dari isinya berjenis pantun muda – mudi, anak, teka – teki, agama atau nasihat dan pantun jenaka.
  3. Karmina Pengertian karmina merupakan pantun kilat namun pendek, terdiri dari dua baris, baris pertamanya adalah sampiran dan baris keduanya adalah isi.
  4. Seloka – Seloka adalah jenis pantun berkait.
  5. Gurindam – Puisi yang terdiri dari bait – bait dengan jumlah baris hanya dua baris per bait dan berbentuk sajak a-a-a-a. Gurindam biasanya berisi tentang nasihat.
  6. Syair – Puisi yang diadaptasi dari Arab, terdiri dari empat baris setiap baitnya, bersajak a-a-a-a dan berisi nasihat atau cerita.
  7. Talibun – Pantun yang jumlah barisnya terdiri dari enam, delapan atau sepuluh baris sehingga juga dikenal sebagai pantun genap.

Puisi Baru

Puisi baru adalah puisi yang tidak lagi terikat dengan aturan – aturan baku dari puisi lama. Pengertian puisi bebas atau puisi baru memiliki tipografi yang lebih luas dan bebas daripada puisi lama dalam baris, pengertian rima dalam puisi atau suku katanya.

Ciri – ciri puisi baru

  • Diketahui nama pengarangnya,
  • Perkembangannya berlangsung secara lisan dan tertulis,
  • Tidak terikat aturan baku,
  • Menggunakan majas yang dinamis, biasanya menceritakan tentang kehidupan,
  • Lebih banyak memakai sajak, pantun dan syair,
  • Bentuknya lebih rapi dan sejajar,
  • Rima akhirnya biasanya teratur,
  • Setiap baris merupakan kesatuan sintaksis,
  • Berbentuk rapi dan simetris,
  • Memiliki persajakan yang teratur di akhir,
  • Pola sajak pantun dan syair,
  • Sebagian besar berupa puisi empat seuntai dan tiap baris terdiri dari sebuah gatra yang tersusun dari dua kata dengan 4-5 suku kata.

Jenis – jenis Puisi Baru

  1. Balada – Merupakan puisi baru yang berisi tentang cerita.
  2. Himne – Puisi baru yang digunakan sebagai bentuk pemujaan terhadap Tuhan, pahlawan atau tanah air.
  3. Ode – Puisi yang dimaksudkan untuk menyanjung orang yang telah berjasa menggunakan nada dan gaya yang anggun. Ode biasanya membahas tentang hal – hal yang mulia.
  4. Epigram – Puisi berupa ajaran atau tuntunan hidup manusia.
  5. Romansa – Adalah puisi yang isinya mengenai luapan perasaan seseorang, terutama penyairnya tentang cinta kasih.
  6. Elegi – Puisi baru yang isinya menggambarkan kesedihan.
  7. Satire – Bentuk puisi baru yang menyindir atau mengkritik.
  8. Distikon – Sebuah puisi yang setiap baitnya terdiri dari dua baris atau disebut puisi dua seuntai.
  9. Terzinaa – Jenis puisi baru ini hampir sama dengan Distikon, yaitu terdiri dari tiga baris setiap baitnya atau disebut juga dengan puisi tiga seuntai.
  10. Kuatrain – Jenis puisi baru ini juga mirip dengan Distikon dan Terzinaa, terdiri dari empat baris setiap bait dan disebut puisi empat seuntai.
  11. Kuint – Puisi baru yang mirip dengan ketiga jenis puisi diatas terdiri dari lima baris setiap bait dan disebut puisi lima seuntai.
  12. Sektet – Puisi baru yang terdiri dari enam baris setiap baitnya dan disebut puisi enam seuntai.
  13. Septime – Terdiri dari tujuh baris dalam setiap baitnya dan disebut puisi tujuh seuntai.
  14. Oktaf/Stanza– Terdiri dari delapan baris dalam setiap bait dan disebut puisi delapan seuntai.
  15. Soneta – Jenis puisi baru yang terdiri dari empat belas baris yang terbagi menjadi 2, 2 bait pertama masing – masing terbagi lagi menjadi 4 baris dan 2 bait kedua masing – masing tiga baris.

Demikianlah penjelasan mengenai pengertian puisi lama dan puisi baru beserta ciri dan jenisnya yang dibahas dengan sangat jelas, padat, dan singkat.

The post Puisi Lama dan Puisi Baru : Pengertian – Ciri – Jenis appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>