puisi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/puisi Fri, 02 Feb 2024 03:40:34 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico puisi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/puisi 32 32 5 Unsur-Unsur Puisi Lama dan Contohnya https://haloedukasi.com/unsur-unsur-puisi-lama Fri, 02 Feb 2024 03:40:29 +0000 https://haloedukasi.com/?p=48037 Puisi, sebagai salah satu bentuk seni tulis, memiliki keindahan dan kekayaan tersendiri. Puisi tidak hanya sebuah rangkaian kata-kata yang disusun secara acak, melainkan juga sebuah ekspresi batin yang dapat menghadirkan keindahan bahasa dan makna mendalam. Dalam kajian puisi, terdapat unsur-unsur tertentu yang membentuk keutuhan dan kekhasan puisi tersebut. Puisi klasik Indonesia merupakan ciptaan sastra yang […]

The post 5 Unsur-Unsur Puisi Lama dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Puisi, sebagai salah satu bentuk seni tulis, memiliki keindahan dan kekayaan tersendiri. Puisi tidak hanya sebuah rangkaian kata-kata yang disusun secara acak, melainkan juga sebuah ekspresi batin yang dapat menghadirkan keindahan bahasa dan makna mendalam. Dalam kajian puisi, terdapat unsur-unsur tertentu yang membentuk keutuhan dan kekhasan puisi tersebut.

Puisi klasik Indonesia merupakan ciptaan sastra yang memancarkan keindahan bahasa dan mendalam dalam menyampaikan makna. Puisi klasik sering kali menjadi wadah bagi penyair untuk mengekspresikan perasaan, pemikiran, dan pengalaman hidup mereka. Dengan unsur-unsur khasnya, puisi klasik Indonesia menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan budaya dan sastra yang kaya.

Berikut unsur-unsur puisi lama beserta contoh puisi Indonesia yang mencerminkan keindahan dan kekayaan sastra lama Indonesia.

1. Bentuk dan Metrum

Bentuk puisi dan metrum menjadi unsur pertama yang membedakan puisi dengan prosa. Puisi lama Indonesia, khususnya dalam sastra Jawa, sering kali mengikuti pola bentuk dan metrum tertentu seperti syair atau pantun. Contoh puisi dalam bentuk syair Jawa klasik yang terkenal adalah “Sutasoma” karya Mpu Tantular yang mengambil bentuk syair macapat.

Pucung toya pramuka
Nalap, nembung awujaning
Lelungunira utama
Punika hanyatambane

Dalam contoh syair di atas, terlihat jelas pola bentuk dan metrum yang menggambarkan kekayaan tradisi puisi Jawa.

2. Imaji dan Metafora

Imaji dan metafora adalah unsur-unsur yang memperkaya makna dalam puisi lama. Puisi Indonesia klasik sering kali menggunakan imaji dan metafora yang sarat makna filosofis. Salah satu contoh puisi yang memanfaatkan imaji dan metafora dengan baik adalah “Derai-derai Cemara” karya Chairil Anwar.

Cemara menderai sampai jauh
Terasa hari akan jadi malam
Ada beberapa dahan ditingkap merapuh
Dipukul angin yang terpendam

Dalam contoh puisi di atas, imaji air yang tenang dan api yang membara menggambarkan perasaan cinta yang mendalam dan menggelora.

3. Allegori dan Alegori

Unsur allegori dan alegori sering kali hadir dalam puisi lama Indonesia. Allegori adalah penggunaan simbol-simbol untuk menyampaikan pesan, sedangkan alegori adalah penyampaian pesan melalui perbandingan atau perumpamaan. “Serat Wedhatama” karya Mangkunegara IV merupakan contoh puisi lama Indonesia yang penuh dengan allegori dan alegori.

Lila lamun kelangan nora gegetun
Trima lamun ketaman saserik sameng dumadi
Legawa nalangsa srah ing Bathara
Eling lan waspada; awas lan eling

Dalam contoh puisi di atas, sungai menjadi allegori kehidupan yang penuh liku-liku dan perubahan.

4. Rima dan Kiasan

Puisi lama Indonesia sering kali mengandung rima dan kiasan. Rima adalah pengulangan bunyi akhir suku kata pada baris puisi, sementara kiasan adalah penggunaan bahasa yang tidak harfiah untuk memberikan makna yang lebih mendalam. Salah satu contoh puisi yang memanfaatkan rima dan kiasan adalah “Hujan Bulan Juni” karya Sapardi Djoko Damono.

Tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu

5. Aspek Keagamaan dan Kearifan Lokal

Puisi lama Indonesia juga sering kali mengangkat nilai-nilai keagamaan dan kearifan lokal. Puisi-puisi seperti “Padamu Jua” karya Amir Hamdzah atau mencerminkan kekayaan spiritualitas masyarakat pada masa tersebut.

Satu kasihku
Aku manusia
Rindu rasa
Rindu rupa

Unsur-unsur puisi lama Indonesia membentuk kekayaan sastra yang memiliki nilai estetika dan makna mendalam. Puisi-puisi tersebut tidak hanya menjadi warisan budaya, tetapi juga sumber inspirasi dan pengetahuan tentang kehidupan dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat pada masa tersebut.

Melalui apresiasi terhadap puisi lama Indonesia, kita dapat meresapi keindahan bahasa dan makna yang terkandung di dalamnya, sekaligus memahami lebih dalam nilai-nilai budaya dan spiritualitas masyarakat Indonesia.

The post 5 Unsur-Unsur Puisi Lama dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
10 Unsur Puisi dan Contohnya https://haloedukasi.com/unsur-puisi Mon, 22 Jan 2024 08:41:12 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47662 Puisi, sebagai bentuk seni bahasa, memancarkan keunikan dan kekayaannya melalui unsur-unsur yang menyusunnya. Dibalik rangkaian kata-kata yang dipilih dengan cermat, terdapat dimensi estetika dan makna yang mendalam. Berikut unsur – unsur dalam puisi dan contohnya 1. Imajinasi yang Memikat Salah satu unsur utama dalam puisi adalah kemampuannya untuk membangkitkan imajinasi pembaca. Puisi sering kali mengeksplorasi […]

The post 10 Unsur Puisi dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Puisi, sebagai bentuk seni bahasa, memancarkan keunikan dan kekayaannya melalui unsur-unsur yang menyusunnya. Dibalik rangkaian kata-kata yang dipilih dengan cermat, terdapat dimensi estetika dan makna yang mendalam.

Berikut unsur – unsur dalam puisi dan contohnya

1. Imajinasi yang Memikat

Salah satu unsur utama dalam puisi adalah kemampuannya untuk membangkitkan imajinasi pembaca. Puisi sering kali mengeksplorasi gambaran-gambaran yang melampaui batasan kata-kata konvensional, memberikan kebebasan kepada pembaca untuk menggambarkan makna dari sudut pandang pribadi mereka.

Contoh yang memukau adalah dalam puisi “Senja di Pelabuhan Kecil” oleh Chairil Anwar, yang merangkai kata-kata untuk menciptakan gambar senja yang begitu indah, membiarkan pembaca memikirkan makna yang mendalam di baliknya.

Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita

2. Kekuatan Metafora dan Simbolisme

Metafora dan simbolisme memberikan dimensi tambahan pada puisi, menciptakan hubungan yang kaya antara kata-kata dan makna yang lebih dalam. Misalnya, dalam puisi “Berdiri Aku” karya Amir Hamzah, penggunaan metafora yang melambangkan keindahan dan keabadian menciptakan gambaran yang kuat tentang kecantikan dalam pencarian jati diri.

Berdiri aku di senja senyap

Camar melayang menepis buih Melayah

bakau mengurai puncak Menjulang

datang ubur berkembang

2. Ritme dan Struktur

Unsur ritme dan struktur adalah tulang punggung dalam puisi. Pola irama dan penataan kata membangun melodi yang memikat. Sebagai contoh, dalam puisi “Dalam Doaku” karya Sapardi Djoko Damono, ritme yang mengalun seperti alunan musik, menciptakan getaran emosional yang menyentuh hati pembaca.

dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku,
yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit yang entah batasnya,
yang setia mengusut rahasia demi rahasia,
yang tak putus-putusnya bernyanyi bagi kehidupanku

3. Pembentukan Gaya Bahasa

Gaya bahasa seperti personifikasi, hiperbola, dan litotes memperkaya puisi dengan memberikan nuansa emosional dan memperdalam pemahaman pembaca terhadap pesan yang ingin disampaikan. Contohnya dapat ditemukan dalam puisi “Puisi Doa” oleh Taufiq Ismail, di mana personifikasi diungkapkan melalui kata-kata yang hidup, menciptakan dialog antara penyair dan puisi itu sendiri.

Tuhan kami
Telah nista kami dalam dosa bersama
Bertahun membangun kultus ini
Dalam pikiran yang ganda
Dan menutupi hati nurani

4. Kontrast dan Juxtaposisi

Penggunaan kontrast dan juxtaposisi dalam puisi mengeksplorasi perbedaan dan persamaan, menciptakan ketegangan dan resonansi yang kuat. Puisi “Taman” oleh Chairil Anwar menggambarkan kontrast antara keindahan yang menghilang dan kekosongan yang tersisa, menciptakan perasaan melankolis yang mendalam.

Taman punya kita berdua
Tak lebar luas, kecil saja
Satu tak kehilangan lain dalamnya.

5. Kejelasan dan Ambiguitas

Puisi dapat menciptakan keindahan melalui kejelasan kata-kata, tetapi juga dapat mengeksplorasi dunia ambiguitas yang membingungkan dan memukau. Dalam puisi “Sajak Seorang Sahabat” karya W.S. Rendra, ambiguitas ditampilkan melalui kebingungan dan keraguan dalam mencari makna persahabatan yang sesungguhnya.

Ia sebatang kara

dan hidupnya dirampas di jalan raya.

Lonceng berdentang dari menara

jauh malam pukul tiga.

6. Warna Emosional dan Atmosfer

Puisi sering kali merangkai kata-kata untuk menciptakan warna emosional yang unik. Atmosfer puisi seperti “Sajak Bulan Purnama” W.S Rendra memberikan nuansa keromantisan dan keindahan malam, membawa pembaca ke dalam suasana yang penuh emosi.

Bulan terbit dari lautan.
Rambutnya yang tergerai ia kibaskan.
Dan menjelang malam,
wajahnya yang bundar,
menyinari gubug-gubug kaum gelandangan
kota Jakarta.

7. Aliterasi dan Asonansi

Aliterasi dan asonansi, yang melibatkan pengulangan bunyi konsonan dan vokal, memberikan kekuatan dan keindahan bunyi dalam puisi. Dalam puisi “Sajak Matahari” karya W.S Rendra pengulangan bunyi “u” dan “a” menciptakan melodi yang memikat dan mengundang pembaca untuk terlebih dulu merasakannya sebelum memahami makna kata-kata.

Matahari bangkit dari sanubariku
Menyentuh permukaan samodra raya
Matahari keluar dari mulutku
Menjadi pelangi di cakrawala

8. Ironi dan Satire

Puisi tidak selalu mengambang di atas keindahan, tetapi juga dapat menjadi wadah untuk menyuarakan kritik sosial dan menyampaikan pesan dengan ironi atau satire. Contoh dapat ditemukan dalam puisi “Aku Ingin” karya Sapardi Djoko Damono, yang menggunakan ironi untuk mencerminkan kebingungan masyarakat terhadap nilai-nilai yang sesungguhnya.

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

8. Makna Filosofis dan Kehidupan

Unsur puisi sering kali mengarah pada refleksi makna filosofis dan kehidupan. Puisi “Sajak Widuri untuk Joki Tobing” oleh W.S Rendra, misalnya, menciptakan cermin tentang kehidupan dan perasaan melalui kata-kata yang sederhana namun membingkai keindahan dan kerumitan manusia.

Debu mengepul mengolah wajah tukang-tukang parkir.
Kemarahan mengendon di dalam kalbu purba.
Orang-orang miskin menentang kemelaratan.

9. Refleksi Diri dan Introspeksi

Banyak puisi juga merupakan bentuk refleksi diri dan introspeksi penyair terhadap dirinya sendiri atau dunia sekitarnya. Dalam “Puisi Nyanyian Angsa” karya W.S Rendra, kita dapat melihat penggambaran diri penyair yang merenung dan menggali makna hidupnya melalui bahasa yang indah dan mendalam.

Majikan rumah pelacuran berkata kepadanya:
“Sudah dua minggu kamu berbaring.
Sakitmu makin menjadi.
Kamu tak lagi hasilkan uang.
Malahan kapadaku kamu berhutang.

10. Tema dan Motif

Tema adalah gagasan pokok atau pesan utama dalam puisi, sedangkan motif adalah elemen yang diulang-ulang yang dapat memperkuat atau menggambarkan tema tersebut. Dalam puisi “Aku” oleh Chairil Anwar, tema tentang kehidupan dan perasaan manusia diperkuat melalui motif sederhana namun mendalam.

Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu

Puisi memberikan kebebasan ekspresi secara artistik. Dalam dunia puisi, kata-kata menjadi alat bagi penyair untuk menggambarkan perasaan dan pikiran mereka dengan cara yang unik dan kreatif. Pemilihan kata, ritme, dan gaya bahasa menciptakan sebuah lukisan verbal yang membawa pembaca masuk ke dalam dunia penyair, memberikan pandangan mendalam terhadap keseharian yang seringkali terabaikan.

Puisi tidak hanya sebuah karya sastra, tetapi juga bentuk seni yang mampu merangkum kehidupan, pengalaman, dan keindahan dunia dalam rangkaian kata-kata yang mengalir indah. Melalui perpaduan imajinasi, ritme, gaya bahasa, dan makna filosofis, puisi menjadi medium yang menggugah perasaan, memperluas pandangan, dan memberikan kehidupan pada kata-kata.

Puisi, sebagai bentuk seni tulis yang unik, memainkan peran penting dalam menyampaikan ekspresi dan mendalamnya makna manusia. Keberadaannya tidak hanya sebagai rangkaian kata-kata, melainkan sebagai medium yang memungkinkan penyair untuk menyelami dan menyampaikan kompleksitas perasaan, pemikiran, dan pengalaman manusia. Pentingnya puisi dapat dijelaskan melalui beberapa aspek yang membentuk dan memperkaya kehidupan kita.

Dengan memahami unsur-unsur puisi ini, kita dapat meresapi dan menghayati keindahan dalam setiap bait, merespons dengan pemahaman yang lebih dalam terhadap makna dan emosi yang ingin disampaikan oleh penyair.

The post 10 Unsur Puisi dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
11 Tokoh Puisi Terkenal di Indonesia https://haloedukasi.com/tokoh-puisi-terkenal-di-indonesia Tue, 16 Jan 2024 02:20:54 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47524 Dalam alam sastra Indonesia, tokoh-tokoh puisi membentuk landasan yang kokoh dan memperkaya kekayaan budaya bangsa. Mereka bukan hanya penulis kata-kata indah, tetapi juga pionir-pionir yang mengubah paradigma sastra, memberikan suara pada perubahan sosial, dan menciptakan karya-karya timeless yang mencerminkan keindahan dan kebijaksanaan. Mulai dari Chairil Anwar yang revolusioner hingga Aan Mansyur yang kritis, setiap tokoh […]

The post 11 Tokoh Puisi Terkenal di Indonesia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dalam alam sastra Indonesia, tokoh-tokoh puisi membentuk landasan yang kokoh dan memperkaya kekayaan budaya bangsa. Mereka bukan hanya penulis kata-kata indah, tetapi juga pionir-pionir yang mengubah paradigma sastra, memberikan suara pada perubahan sosial, dan menciptakan karya-karya timeless yang mencerminkan keindahan dan kebijaksanaan.

Mulai dari Chairil Anwar yang revolusioner hingga Aan Mansyur yang kritis, setiap tokoh memiliki ciri khasnya sendiri dalam menyajikan puisi sebagai medium untuk merayakan, merenung, dan meresapi kehidupan. Mari kita membahas perjalanan inspiratif para tokoh puisi ini, melihat bagaimana mereka mencorakkan dan mengukir jejak dalam dunia sastra Indonesia.

1. Chairil Anwar

Chairil Anwar : Mengukir Eksistensi Melalui Kata-Kata Puitis yang Revolusioner , lahir pada tanggal 26 Juli 1922, adalah salah satu tokoh puisi paling berpengaruh di Indonesia. Dikenal dengan karyanya yang revolusioner, Anwar berhasil mengubah paradigma sastra Indonesia pada masanya.

Puisi-puisinya, seperti “Aku,” mencerminkan kegelisahan sosial dan keinginan untuk mencapai kebebasan. Anwar, dengan pilihan kata yang tajam dan lugas, memberikan suara kepada generasi yang haus akan perubahan dan kemerdekaan.

Karyanya menjadi pionir dalam gaya sastra baru yang mencirikan perjuangan dan emosi dalam kehidupan sehari-hari.Chairil Anwar tidak hanya menciptakan puisi yang memikat, tetapi juga menjadi simbol semangat perubahan di Indonesia.

Dalam karyanya, ia mencerminkan kecintaannya pada kebebasan dan aspirasi untuk mencapai keadilan. Meskipun hidupnya singkat, Anwar mampu menorehkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah sastra Indonesia, membawa puisi dari wilayah estetika ke panggung perjuangan sosial.

2. Sitor Situmorang

Sitor Situmorang : Penyair Batak yang Menelusuri Keindahan dan Kebijaksanaan , seorang penyair Batak kelahiran 2 Oktober 1923, mengeksplorasi keindahan dan kebijaksanaan melalui karya-karyanya yang puitis.

Pendidikan tingginya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia tidak menyurutkan semangatnya untuk mengejar passion di bidang sastra. Situmorang dikenal sebagai salah satu penyair Indonesia yang menciptakan puisi dengan keindahan bahasa dan kedalaman makna.

Dalam puisi-puisinya, Situmorang menggali akar budaya Batak sambil menyatukannya dengan tema universal. Karyanya sering kali memadukan kearifan lokal dengan realitas global, menciptakan keseimbangan yang memukau antara tradisi dan modernitas. Puisi-puisi seperti “Sajak Putih” dan “Pantai Liar” menjadi bukti kejernihan ekspresi sastranya yang mampu menangkap perasaan manusia pada dimensi yang lebih luas.

3. W.S. Rendra

W.S. Rendra: Pemberontak Melalui Puisi dan Seni Panggung , atau dikenal sebagai Ki Sunda, lahir pada 7 November 1935, merupakan tokoh sastra Indonesia yang juga dikenal sebagai pemberontak. Selain penyair, Rendra juga seorang dramawan dan aktivis sosial.

Karya-karyanya, seperti “Balada Orang-orang Tercinta” dan “Angkatan 45,” menggambarkan semangat perlawanan terhadap ketidakadilan dan penindasan. Rendra tidak hanya memilih puisi sebagai medium ekspresinya; teater juga menjadi sarana penting bagi visi pemberontakannya.

Dengan mendirikan Bengkel Teater Rendra, ia menciptakan panggung di mana puisi hidup dan bernapas melalui aksi panggung yang memukau. Rendra membangun jembatan antara sastra dan seni panggung, memperkaya kedua bidang tersebut dengan gagasan-gagasan revolusionernya.

4. Taufik Ismail

Taufik Ismail : Ahli Linguistik yang Meretas Batas Kata dalam Puisi, lahir pada 25 Agustus 1935, adalah tokoh sastra Indonesia yang tidak hanya dikenal sebagai penyair ulung tetapi juga sebagai ahli linguistik. Karya-karyanya, seperti “Berkaca dari Tirai Kamar,” menunjukkan kedalaman intelektualnya dalam mengeksplorasi kekayaan bahasa Indonesia.

Ismail meretas batas kata dan makna dalam puisinya, menciptakan karya yang tidak hanya memikat secara artistik tetapi juga memberikan ruang bagi interpretasi yang luas. Selain karyanya yang puitis, Ismail juga memainkan peran penting dalam pengembangan studi linguistik di Indonesia.

Kiprahnya dalam dunia akademis memberikan dampak positif terhadap pemahaman kita tentang bahasa Indonesia dan bagaimana bahasa itu dapat diolah untuk menciptakan karya seni yang luar biasa.

5. Sapardi Djoko Damono

Sapardi Djoko Damono: Kelembutan dalam Puitisasi Perasaan dan Cinta , lahir pada 20 Maret 1940, dikenal dengan karyanya yang penuh kelembutan dan penuh perasaan. Puisi-puisinya, seperti “Hujan Bulan Juni” dan “Aku Ingin,” menggambarkan romantisme dan keintiman perasaan manusia.

Damono mampu menyampaikan emosi kompleks dalam kata-kata sederhana, menciptakan karya yang mendalam dan meresap.Keunikan Damono terletak pada kemampuannya menggali ke dalam alam perasaan manusia sehari-hari.

Ia membuka jendela ke dunia emosional yang seringkali terabaikan, memberikan suara pada pengalaman cinta, kehilangan, dan kerinduan. Dengan lembut, Damono menciptakan puisi yang menjadi teman setia bagi para pembaca yang ingin meresapi keindahan dan kepedihan hidup.

6. Goenawan Mohamad

Goenawan Mohamad: Merangkai Pemikiran dan Kritik dalam Puisi , seorang tokoh sastra kelahiran 29 Juli 1941, dikenal tidak hanya sebagai penyair tetapi juga sebagai kritikus sastra dan intelektual. Karyanya, seperti “Larasati” dan “Aku,” mencerminkan perenungan mendalam tentang kehidupan, kebebasan, dan kemanusiaan.

Mohamad merangkai pemikiran filosofisnya dalam kata-kata puitis, menciptakan puisi yang penuh makna dan bermakna.Sebagai tokoh yang terlibat dalam dunia jurnalisme dan redaktur majalah sastra, Mohamad juga membawa dimensi kritisnya ke dalam karya sastra.

Puisi-puisinya menjadi perwakilan suara kebebasan dan keadilan, mencerminkan perannya sebagai intelektual yang turut menyumbangkan gagasan dan gagasan baru dalam perkembangan sastra Indonesia.

7. Emha Ainun Nadjib (Cak Nun)

Emha Ainun Nadjib: Pencerah Jiwa Melalui Puisi dan Pemikiran Filosofis , atau lebih dikenal sebagai Cak Nun, lahir pada 27 Mei 1953, adalah tokoh sastra yang juga dikenal sebagai budayawan, penyair, dan filsuf. Karyanya mencakup puisi-puisi filosofis, seperti “Wiskul Islami” dan “Tongkat Wasiat.”

Cak Nun tidak hanya menciptakan puisi yang indah, tetapi juga merangkai pemikiran filosofis yang mendalam.Puisi-puisi Cak Nun menciptakan ruang refleksi bagi pembacanya, mengajak mereka untuk merenung tentang eksistensi, kehidupan, dan nilai-nilai spiritual.

Sebagai seorang budayawan, Cak Nun juga aktif dalam menggali kekayaan budaya Nusantara, menciptakan karya yang merangkul kearifan lokal sambil menjelajahi makna kemanusiaan yang universal.

8. Joko Pinurbo

Joko Pinurbo: Puitisasi Keseharian dengan Humor dan Ironi yang Tajam , lahir pada 11 April 1962, dikenal dengan karya-karya puisinya yang menghadirkan humor dan ironi. Puisi-puisi seperti “Catatan Pinggir” dan “Sudahlah” menciptakan atmosfer yang ringan namun sarat makna.

Pinurbo mampu membawa pembacanya masuk ke dalam kehidupan sehari-hari dengan gaya puitis yang unik dan menyegarkan.Keunikan Joko Pinurbo terletak pada kemampuannya menyajikan pemikiran dan perasaan dengan bahasa yang sederhana, namun penuh dengan makna mendalam.

Dengan humor yang cerdas, ia menghadirkan puisi-puisi yang mengajak kita untuk melihat kehidupan dengan candaan dan seriusitas sekaligus.

9. Gus Mus (K.H. Mustofa Bisri)

Gus Mus: Puisi sebagai Ekspresi Spiritualitas dan Kemanusiaan , lahir pada 31 Juli 1944, dikenal sebagai seorang tokoh Islam yang juga menciptakan puisi spiritual yang mendalam. Karya-karyanya, seperti “Madah Tertawa” dan “Doa dan Duka Manusia,” mencerminkan pemikiran filosofis dan kebijaksanaan spiritualnya. Gus Mus menggabungkan unsur keislaman dengan universalitas kemanusiaan dalam puisi-puisinya.

Puisi-puisi Gus Mus menjadi perwakilan dari dialog harmonis antara agama dan kemanusiaan. Ia menunjukkan bahwa nilai-nilai spiritual dan kebijaksanaan tidak harus terpisah dari kehidupan sehari-hari. Dalam setiap bait puisinya, Gus Mus mengajak pembacanya untuk merenung dan menyelami makna kehidupan dengan penuh kebijaksanaan.

10. Dee Lestari

Dewi Lestari: Menguak Kreativitas dan Kekuatan Kata dalam Puisi Modern , atau lebih dikenal sebagai Dee, lahir pada 20 Januari 1976, adalah seorang penulis serbabisa yang juga menciptakan puisi modern yang penuh kreativitas. Karya-karyanya, seperti “Rectoverso” dan “Madre,” menciptakan sebuah dunia puisi yang menggabungkan imajinasi, perasaan, dan kehidupan sehari-hari dengan gaya yang kontemporer.

Dee Lestari membawa warna baru dalam dunia puisi Indonesia dengan menghadirkan kreativitas dan keberagaman tematik yang mencakup berbagai aspek kehidupan. Dalam karyanya, ia menciptakan puisi sebagai bentuk seni yang dapat menginspirasi dan merangkul berbagai lapisan masyarakat.

11. Aan Mansyur

Aan Mansyur: Pencarian Identitas Diri dalam Puisi Modern dan Kritis , lahir pada 22 Oktober 1974, adalah penyair modern yang menggali tema-tema identitas diri, cinta, dan kehidupan sehari-hari. Karya-karyanya, seperti “Tidak Ada New York Hari Ini” dan “Sunsang,” menciptakan suara puitis yang kritis dan mencerminkan realitas kehidupan masa kini.

Aan Mansyur mengeksplorasi makna kehidupan dalam situasi kontemporer, menciptakan puisi yang memprovokasi pemikiran dan emosi pembacanya. Dalam karyanya, Aan Mansyur tidak hanya menciptakan puisi sebagai medium ekspresi pribadi, tetapi juga sebagai kritik terhadap kehidupan sosial dan politik.

Puisi-puisinya menjadi ruang di mana ia merenungkan eksistensi manusia dan menciptakan narasi puitis yang mencerminkan keberagaman dan kompleksitas kehidupan. Tokoh-tokoh puisi di Indonesia membentuk mozaik yang kaya dan beragam, menciptakan warisan sastra yang abadi.

Dari revolusioner seperti Chairil Anwar hingga filosofis seperti Goenawan Mohamad, setiap tokoh memberikan sumbangannya yang unik dalam memahami dan menghargai keindahan kata-kata. Puisi bukan hanya ungkapan pribadi, tetapi juga jendela menuju budaya, nilai, dan pemikiran yang membentuk identitas bangsa.

Melalui karya-karya mereka, tokoh-tokoh puisi telah membawa makna yang mendalam dan inspirasi yang tak terhingga kepada pembaca, menjadikan puisi sebagai bagian integral dari warisan budaya Indonesia.

The post 11 Tokoh Puisi Terkenal di Indonesia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
20 Contoh Bahasa Kiasan Dalam Puisi beserta Maknanya https://haloedukasi.com/contoh-bahasa-kiasan-dalam-puisi Wed, 26 Oct 2022 04:04:05 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39285 Bahasa kiasan adalah bentuk perumpamaan atau bukan menjelsakan makna sebenarnya. Bahasa kiasan digunakan untuk menuliskan hal-hal yang berkaitan kegiatan sehari-hari. Bahasa atau kata kiasan banyak digunakan dalam pembuatan karya sastra. Tanpa kata kiasan, karya sastra tidak memiliki keindahan. Kata kiasan merupakan kata non-formal. Kata kiasan akan mudah ditemui pada sebuah novel fiksi, non fiksi, puisi, […]

The post 20 Contoh Bahasa Kiasan Dalam Puisi beserta Maknanya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Bahasa kiasan adalah bentuk perumpamaan atau bukan menjelsakan makna sebenarnya. Bahasa kiasan digunakan untuk menuliskan hal-hal yang berkaitan kegiatan sehari-hari. Bahasa atau kata kiasan banyak digunakan dalam pembuatan karya sastra. Tanpa kata kiasan, karya sastra tidak memiliki keindahan.

Kata kiasan merupakan kata non-formal. Kata kiasan akan mudah ditemui pada sebuah novel fiksi, non fiksi, puisi, pantun, lirik lagu, dan lainnya. Kata kiasa terlihat begitu sederhana tetapi sebenarnya kata kiasan lebih sulit dibuat dari pada kata formal yang selama ini sudah umum digunakan.  

Agar lebih memahami makna kata kiasan dalam puisi, berikut adalah beberapa contohnya :

  • Sebelah mata = dianggap remeh

Jangan memandangku sebelah mata karena aku tidak seperti yang kau pikirkan.

  • Kecil hati = penakut

Walaupun terlihat tegar, namun sebenarnya ia berhati kecil

  • Bermuka dua = tidak memiliki pendirian yang tetap atau suka berpura – pura

Koruptor itu bermuka dua karena hanya menampakkan kebaikan di depan kamera

  • Buah bibir = bahan pembicaraan

Raras menjadi buah bibir di desanya karena melakukan kegiatan asusila.

  • Banting tulang = kerja keras

Para petani banting tulang demi mencukipi kehidupannya

  • Main mata = melirik atau melihat dengan lirikan

Laki-laki itu main mata dengan tunanganku

  • Anak itu berani seperti singa di hutan.
  • Asisten itu sibuk seperti lebah Ketika dia mempersiapkan podium untuk pidato kepresidenan.
  • Guru baru itu setinggi jerapah.
  • Tetangga baru itu sama seperti kucing ; tidak ada yang luput dari perhatiannya.
  • Naik daun = terkenal

Tak disangka sekelompok pemuda yang pandai menari dan menyanyi itu langsung naik daun sejak awal kemunculannya.

  • Kambing hitam = orang yang disalahkan

Kasihan anak itu. Dia menjadi kambing hitam dari perbuatan ayahnya sendiri!.

  • Kepala batu = susah dinasehati.

Janganlah jadi kepala batu!. Kamu masih punya masa depan jika mau berusaha.

  • Panjang tangan = suka mencuri.

Tang disangka, anak yang tampak berbudi perkerti luhur itu justru seorang yang panjang tangan.

  • Turun tangan = ikut membantu

Karena masalah itu, orang tuanya sampai harus turun tangan dan membantu.

  • Lintah darat = rentenir

Di masa kini, ada banyak orang yang mulai terjerat lindah darat online.

  • Pangku tangan = tidak berbuat apa-apa

Jika kamu pangku tangan seperti itu, sampai kiamat pun tak aka nada yang berubah.

  • Sampah masyarakat = orang yang tidak berguna

Sebagai sampah masyarakat, tak seharusnya ia diusung menjadi wakil rakyat dan kita lupakan dosa-dosanya.

  • Kabar angin = gosip

Kabar angin memang cepat sekali merebak sama seperti virus flu.

  • Bunga tidur = mimpi

Ketika ia mendapat bunga tidur itu, dia tak dapat berhenti tersenyum sepanjang hari.

Bahasa kiasan merupakan cara mengatakan sesuatu selain arti harfiah dari kata-kata tersebut. Umumnya, kata kiasan menggunakan kata perbandingan agar makna tentang suatu hal bisa tersampaikan dengan baik.

Makna kias mudah dijumpai dalam berbagai karya sastra. Dengan mengetahuo ragam kosakata kiasan, hal ini dapat membantu dalam pemahaman dalam membaca maupun menulis sebuah karya sastra.

The post 20 Contoh Bahasa Kiasan Dalam Puisi beserta Maknanya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Contoh Bahasa Figuratif Pada Puisi https://haloedukasi.com/contoh-bahasa-figuratif-pada-puisi Tue, 18 Oct 2022 07:44:27 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39213 Puisi adalah salah satu karya sastra yang berisi ungkapan perasaan seseorang yang dibubuhi oleh berbagai macam estetika. Salah satu estetika yang terkandung didalamnya adalah Bahasa figuratif atau sering disebut dengan Bahasa kias. Bahasa figuratif sering digunakan sastrawan untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang tidak langsung untuk mengungkapkan makna. Bahasa figurative atau Bahasa kias ini pada […]

The post Contoh Bahasa Figuratif Pada Puisi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Puisi adalah salah satu karya sastra yang berisi ungkapan perasaan seseorang yang dibubuhi oleh berbagai macam estetika. Salah satu estetika yang terkandung didalamnya adalah Bahasa figuratif atau sering disebut dengan Bahasa kias.

Bahasa figuratif sering digunakan sastrawan untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang tidak langsung untuk mengungkapkan makna. Bahasa figurative atau Bahasa kias ini pada dasarnya digunakan oleh sastrawan untuk memperoleh dan menciptakan citraan.

Bahasa figuratif adalah penyimpangan pengunaan Bahasa oleh penutur dari pemahaman Bahasa yang dipakai sehari-hari, penyimpangan dari Bahasa standar, atau penyimpangan makna kata, suatu penyimpangan rangkaian kata supaya diperoleh beberapa arti khusus. Bahasa kias atau figurative terdiri atas simile, matafora, metonimi, sinekdoke, dan personifikasi.

Seorang penyair dalam menciptakan sebuah puisi tentu tidak lepas dari Bahasa kias atau Bahasa figuratif. selain menambah nilai estetis dalam puisi, Bahasa figuratif juga memiliki hubungan kehidupan realitas. Seperti halnya Bahasa figuratif yang hadir dalam pusi karya Chairil Anwar yang berjudul Hampa berikut.  

Hampa

Kepada Sri

Sepi di luar. Sepi menekan-mendesak

Lurus kaku pohonan. Tak bergerak

Sampai di puncak. Sepi memagut,

Tak satu kuasa melepas-renggut

Segala menanti. Menanti. Menanti

Sepi

Tambah ini menanti jadi mencekik

Memberat-mencekung punda

Sampai binasa segala. Belum apa-apa

Udara bertuba. Setan bertempik

Ini sepi terus ada. Dan menanti

Pada Hampa puisi di atas terdapat beberapa Bahasa figuratif, yakni (a) lurus kaku pohonan, tak bergerak, (b) tak satu kuasa melepas-renggut, (c) tambah ini menanti jadi mencekik, (d) sampai binasa segala, dan € udara  bertuba. Setan bertempik.

Dari sejumlah Bahasa figuratif di atas, pembaca dapat mengetahui bahwa penyair mengalami kesepian dan sedang menanti seseorang. Penyair menanti seseorang begitu lama hingga membungkukkan pundaknya sampai tak sanggup lagi menanti.

Bahasa figuratif yang mengandung makna metafora dapat dilihat pada pusi Chairil Anwar yang berjudul Kesabaran berikut ini.

Kesabaran

Aku tak bisa tidur

Orang ngomong, anjing menggonggong

Dunia jauh mengabur

Kelam mendinding batu

Dihantam suara bertalu-talu

Di sebelahnya api dan abu

Aku hendak bicara

Suaraku hilang, tenaga terbang

Sudah! Tidak jadi apa-apa!

Ini dunia enggan disapa, ambil perduli

Keras membeku air kali

Dan hidup bukan hidup lagi

Kuulangi yang dulu kembali

Sambal bertutup telinga, berpicing mata

Menunggu reda yang mesti tiba

Dalam puisi diatas terdapat banyak Bahasa figuratif atau Bahasa kias yang ditonjolkan oleh penyair. Maksud dan tujuan penyair penggunakan Bahasa figuratif dalam puisi diatas adalah penyair ingin memperkuat isi dan makna puisi tersebut.

Penyair menginginkan dengan adanya Bahasa figuratif dalam puisi akan membuat pembaca bisa berpikir lebih keras lagi dalam menginterpretasikan atau memaknai puisi yang berjudul Kesadaran di atas.

The post Contoh Bahasa Figuratif Pada Puisi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sastra Menurut Para Ahli : Pengertian, Ciri, Jenis, dan Fungsinya https://haloedukasi.com/sastra-menurut-para-ahli Tue, 18 Oct 2022 04:55:29 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39181 Sastra dapat ditemukan dan berada sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Keberadaan sastra tidak akan lepas dari kehidupan manusia. Hal tersebut karena manusia dapat menjadi subjek sekaligus objek dalam sebuah sastra. Sastra berperan penting dalam kehidupan manusia sejak dahulu kala. Melalui sastra, manusia dapat menyampaikan aspirasinya pada orang lain. Sastra bukanlah hanya sebatas tulisan pada selembar […]

The post Sastra Menurut Para Ahli : Pengertian, Ciri, Jenis, dan Fungsinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sastra dapat ditemukan dan berada sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Keberadaan sastra tidak akan lepas dari kehidupan manusia. Hal tersebut karena manusia dapat menjadi subjek sekaligus objek dalam sebuah sastra. Sastra berperan penting dalam kehidupan manusia sejak dahulu kala. Melalui sastra, manusia dapat menyampaikan aspirasinya pada orang lain. Sastra bukanlah hanya sebatas tulisan pada selembar kertas saja.

Sastra adalah kata serapan yang bersumber dari Bahasa sansekerta yaitu “sastra” yang berarti teks yang berisi instruksi, pedoman, dan tuntunan. Kata dasar sastra merupakan sas, yang mempunyai arti instruksi atau ajaran.

Pengertian Sastra Menurut Para Ahli

Telah banyak ahli sastra yang menyampaikan pendapatnya mengenai pengertian sastra, yakni sebagai berikut :

1. Mursal Esten

Mursal Esten berpendapat bahwa sastra adalah pengungkapan dari fakta artistic dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia dan masyarakat umumnya, melalui Bahasa sebagai medium dan memiliki efek positif terhadap kehidupan manusia.

2. Terry Eagleton

Sastra merupakan karya tulis indah (belle letters) yang mencatat sesuatu dalam bentuk dipadatkan, didalamkan, dibelitkan, dipanjangpendekkan dan diputarbalikkan, dijadikan ganjil atau cara penggubahan estetis lainnya melalui alat Bahasa.

3. Atar Semi

Sesuatu bentuk dari hasil karya seni kreatif yang objeknya (atau subjeknya) adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan Bahasa sebagai medium.

4. Panuti Sudjiman

Sastra merupakan karya lisan atau tulisan yang memiliki beberapa ciri keunggulan seperti keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya.

5. Ahmad Badrun

Menurut Ahmad Badrun, kesusastraan adalah kegiatan seni yang mempergunakan Bahasa dan symbol-simbol lain sebagai alat untuk menciptakan sesuatu yang bersifat imajinatif.

Ciri-Ciri Karya Sastra

Untuk dapat disebut karya sastra diperlukan ciri-ciri atau hal unik yang dapat mendefinisikan bahwa ini adalah sastra. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut :

  • Isinya dapat menggambarkan akan manusia dengan berbagai bentuk permasalahannya.
  • Terdapat tatanan Bahasa yang baik dan indah.
  • Cara penyajiannya dapat memberi kesan dan menarik bagi para penikmat sastra.

Jenis-jenis Karya Sastra

Berikut adalah pembagian jenis sastra menurut Sumardjo :

Satra Imanjinatif

Sastra imajinatif terbagi menjadi tiga katagori besar, yaitu Puisi, Prosa, dan Drama.

  • Puisi

Puisi adalah bentuk tulisan bebas yang merupakan ekspresi dan gagasan penulisnya dalam bentuk bait-bait yang diolah untuk menghasilkan tulisan estetis yang menggugah rasa dan memberikan pesan melalui gaya bahasanya. Sastra berjenis puisi memiliki jenis beranekaragam diantaranya epik, lirik, dramatik.

  • Prosa

Prosa adalah tulisan berupa cerita atau kisah berplot dalam rangkaian berbagai peristiwa yang dihasilkan dari imajinasi, cermin kenyataan, atau dari data dan informasi sesungguhnya berdasarkan fakta ilmiah. Jenis karya sastra ini terbagi menjadi prosa fiksi dan prosa non fiksi.

  • Drama

Drama adalah kisah menggunakan dialog sebagai bahan utama untuk menyampaikan cerita. Drama dibagi menjadi dua jenis, yaitu drama puisi dan drama prosa.

Sastra Non-Imajinatif

Sastra non-imajinatif adalah karya yang tidak berasal dari khayalan semata dan didasarkan pada data-data real yang ilmiah. Beberapa contohnya adalah esai, kritik, biografi, otobiografi, sejarah, memoar, catatan harian, dan surat-surat.

Sastra berdasarkan zamannya

Selain itu, karya sastra juga dapat dibagi menjadi dua jenis berdasarkan zaman pembuatan karya sastra tersebut, yaitu karya sastra lama dan karya sastra baru.

  • Karya Sastra Lama

Karya sastra lama ini lahir dari masyarakat Indonesia secara turun temurun. Dalam karya sastra ini berisi nasihat, ajaran agama, hingga ajaran moral. Hal tersebut karena karya sastra lama diciptakan oleh nenek moyang dan disebarkan secara anonim. Contoh karya sastra lama diantaranya adalah pantun, gurindam, dongeng, mitos, dan legenda.

  • Karya Sastra Baru

Karya sastra baru sudah tidak dipengaruhi oleh adat istiadat atau kebiasaan masyarakat. Karya sastra baru ini cenderung dipengaruhi oleh karya sastra Barat dan Eropa. Karya sastra baru memiliki gendre yang seduai dengan realitas sosial yang terjadi dalam masyarakat. Contohnya antara lain adalah novel romantis dan komik.

Fungsi Karya Sastra

Karya sastra tidak hanya menjadi bacaan dikala senggang saja. Sebuah karya sastra memiliki banyak fungsi yang secara tidak langsung dapat menampilkan kehidupan lain. Fungsi dari karya sastra tersebut adalah sebagai berikut :

  • Reaktif, yaitu dapat menimbulkan sebuah kesenangan atau hiburan untuk para pembacanya.
  • Didaktif, yaitu dapat memberikan sebuah pengetahuan atau wawasan mengenai persoalan-persoalan yang ada di kehidupan kepada para pembacanya.
  • Estetis, yaitu dapat memberikan keindahan bagi para pembacanya.
  • Morarilas, yaitu dapat memberikan pengetahuan moral antara yang baik dan yang buruk bagi para pembacanya.
  • Religius, yaitu dapat menghadirkan nilai ajaran keagamaan di dalamnya yang dapat diteladani oleh para pembacanya.

The post Sastra Menurut Para Ahli : Pengertian, Ciri, Jenis, dan Fungsinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
2 Puisi Karya Agnes Sri Hartini Arswendo dan Maknanya https://haloedukasi.com/puisi-karya-agnes-sri-hartini-arswendo Thu, 29 Sep 2022 07:22:00 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38902 Agnes Sri Hartini yang lebih dikenal dengan nama Agnes Arswendo lahir di Surakarta tahun 1950. Pendidikan SD, SMP, dan SMA ditempuh Agnes di kota kelahirannya. Dia pernah kuliah di IKIP Surakarta. Agnes adalah istri dari Arswendo Atmowiloto. Mereka menikah pada tahun 1971. Dari pernikahannya itu, mereka memperoleh tiga anak, yaitu Albertus Wibisono, Pramudha Wardhana, dan […]

The post 2 Puisi Karya Agnes Sri Hartini Arswendo dan Maknanya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Agnes Sri Hartini yang lebih dikenal dengan nama Agnes Arswendo lahir di Surakarta tahun 1950. Pendidikan SD, SMP, dan SMA ditempuh Agnes di kota kelahirannya. Dia pernah kuliah di IKIP Surakarta.

Agnes adalah istri dari Arswendo Atmowiloto. Mereka menikah pada tahun 1971. Dari pernikahannya itu, mereka memperoleh tiga anak, yaitu Albertus Wibisono, Pramudha Wardhana, dan Cicilia Tiara. Pertemuannya dengan Arswendo terjadi Ketika bekerja di Kantor Pusat Kesenian Jawa Tengah di Baluwati, Keraton Surakarta.

Sebagian puisinya dimuat dalam Seserpih Pinang Sepucuk Sirih dan Tonggak 4. Puisinya yang berjudul “Sajak Di Sembarang Kampung” memenangi sayembara Penulisan Puisi yang diselenggarakan BBC London seksi Indonesia tahun 1996. Sebagian puisinya diilhami oleh kematian anaknya.

Sajak Di Sembarang Kampung’

Di sebuah kampung di kota metropolitan

tak diperlukan sajak, karena anak-anak

bagai ayam. Dilepas waktu dini

dan baru larut makam nanti dipaksa tidur dengan tangis

setelah sepanjang siang mengais dan melengking

Di sebuah kampung itu, tidak ada batas-batas

ruang tidak ialah tempat makan dan marah

kamar mandi milik Bersama, dan bau pesing

disumbangkan beramai-ramai

desas-desus berlalu Lalang dengan deras

kau tak mengenal lagi

apakah yang tergantung itu boneka atau bayi

Tak ada ejek-mengejek, tapi semua merasa tersindir

tak ada pekerjaan, tapi semua kelelahan, pusing

bahkan hamper pingsan, katanya karena penyakit jantung

perut selalu lapar, meskipun hutang semakin menggunung

Sepuluh tikus dalam kotak sabun

tak membayangkan bakal rukun

Di seberang kampung, di kota metropolitan dan bukan

harapan telah lama dibunuh oleh mimpi, lewat badai iklan

Harga diri telah terbeli, diantaranya secara resmi

adakah kau  masih menulis puisi

pada saat harusnya menyusui?

(Tonggak IV, 1987)

Makna Puisi ‘Sajak Di Sembarang Kampung’

Puisi ini memiliki tema kritik sosial tentang kehidupan kumuh kota metropolitan Jakarta. Bagi orang Solo yang baru tiba di Jakarta (saat itu) dan tinggal di perkampungan kumuh, penyair merasa tidak nyaman hidup di lingkungan tersebut.

Ia mengungkapkan bahwa di sana tidak diperlukan sajak, karena anak-anak bagai ayam, dilepas dan baru larut malam nanti dipaksa tidur dengan tangis atau setelah sepanjang hari mengais dan melengking.

Di kampung yang sempit dan tak  ada batas-batas, ruang tidur ialah tempat makan dan marah. Kekumuhan juga muncul karena kamar mandi milik Bersama, dan bau pesing disumbangkan beramai-ramai.

Di rumah yang saling berdempetan berpetak-petak, maka desas-desus berlalu Lalang dengan deras. Bayi pun diletakkan di sembarang tempat, sehingga tidak tahu yang tergantung itu boneka atau bayi.

Kebanyakan dari mereka adalah orang miskin yang hidupnya serba susah, maka meskipun taka da yang mengejek-ejek, namun semua merasa tersindir. Bahkan kerana hidup yang pengap, tanpa bekerja pun mereka sudah merasa kelelahan, pusing dan hamper pingsan karena penyakit jantung.

Mereka adalah orang-orang miskin, perut selalu lapar, walaupun hutang terus menggunung. Penghuni pemukiman itu diumpamakan penyair sebagai sepuluh tikus dalam kotak sabun yang tidak mungkin hidup rukun.

Di daerah kumuh, orang miskin itu tidak punya harapan lagi akan masa depan. Harapan telah lama dibunuh oleh mimpi dua hal yang tak hanya bertetangga, bahkan tinggal serumah. Mereka sudah bosan dengan iklan gemerlapan yang penuh tipu muslihat, yang menyebabkan harga diri telah terbeli, diantaranya secara resmi.

Penyair meragukan apakah di tempat yang seperti itu masih lahir puisi?. Ia menyangsikan adakah kau masih menulis puisi atau seharusnya meyusui?.

Dari Jendela

Dari jendela kaca kereta Senja kusaksikan

anakku berlali mererobos sawah dan kali

berjalan di atas batang padi

dengan longdress putih dan sayap bidadari

Hujan turun dan kabut tebal sekali

itu semua tak menahan penglihatanku lewat kaca

itu semua tidak menahan kemauannya menari

ia tak menoleh ke arahku

tapi aku pasti

ia tampak girang sekali

bermain-main di tempat tanpa batas

Dari jendela kaca kereta Senja kusaksikan

wajah sendiri

tergeletak diantara sawah, kali dan batang padi

Makna Puisi ‘Dari Jendela’

Puisi karya Agnes Arswendo diatas bertema kedukaan hati karena anaknya yang baru meninggal dunia. Begitu besar duka penyair itu, sehingga ia naik kereta api Senja dari Sole ke Jakarta, dari jendela seolah-olah ia melihat anaknya berlari menerobos sawah dan kali, berjalan di atas batang padi, dengan longdress putih dan sayap bidadari.

Saat itu hujan turun dan kabut tebal sekali. Akan tetapi itu semua tak menahan penglihatan sang ibu yang begitu sedih karena baru kehilangan anaknya. Bahkan itu semua tak menahan kemauannya untuk menari.

Penyair menyadari bahwa bayangan putrinya (yang telah meninggal dunia) tidak menoleh kepadanya. Penyair hanya dapat melihat anaknya yang nampak girang sekali bermain-main di tempat tanpa batas (larik tempat tanpa batas dapat diinterpretasikan sebagai dunia arwah).

Akhirnya penyair yang sedari tadi seolah-olah menyaksikan bayangan anaknya tersadar. Dari tempat yang sama (dari jendela kaca kereta Senja) akhirnya ia hanya melihat wajah sendiri yang tergeletak di antara sawah, kali dan batang padi.

The post 2 Puisi Karya Agnes Sri Hartini Arswendo dan Maknanya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
2 Puisi Karya Sanusi Pane dan Maknanya https://haloedukasi.com/puisi-karya-sanusi-pane Wed, 28 Sep 2022 07:15:07 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38872 Sanusi Pane dilahirkan di Muara Sipongi, Tapanuli, pada 14 Mei 1905. Ia meninggal di Jakarta pada 2 Juni 1968. Setelah menamatkan pendidikannya di H.I.K gunung Sari, ia lalu mengajar Bahasa Melayu disana saat usianya baru 19 tahun. Dia pernah bekerja sebagai redaktur Balai Pustaka, tapi lebih banyak aktif dalam lapangan Pendidikan dan pengajaran di sekolah-sekolah […]

The post 2 Puisi Karya Sanusi Pane dan Maknanya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sanusi Pane dilahirkan di Muara Sipongi, Tapanuli, pada 14 Mei 1905. Ia meninggal di Jakarta pada 2 Juni 1968. Setelah menamatkan pendidikannya di H.I.K gunung Sari, ia lalu mengajar Bahasa Melayu disana saat usianya baru 19 tahun. Dia pernah bekerja sebagai redaktur Balai Pustaka, tapi lebih banyak aktif dalam lapangan Pendidikan dan pengajaran di sekolah-sekolah kebangsaan.

Seperti terlihat pada sajak-sajak dan karangan-karangannya, Sanusi Pane sangat tertarik pada kebudayaan serta mistik India dan Jawa. Pada tahun 1928, ia berangkat ke India dan di sana ia menulis sajak-sajak yang paling baik. Kumpulan sajak-sajak yang ditulisnya di India diterbitkan dengan judul Madah Kelana (1931).

Sepulangnya di Indonesia, ia mendirikan dan menerbitkan majalah Timboel edisi Bahasa Indonesia pada kisaran tahun 1932 – 1933. Sanusi Pane aktif menulis dalam Poejangga Baroe, terutama karangan-karangan tentang sejarah, kebudayan, dan filsafat.

Sanusi Pane adalah salah satu penyair Top Indonesia yang karyanya turut memberikan warna dan makna perkembangan kesastraan Indonesia, khusunya di bidang karya seni puisi.

TERATAI

Kepada Ki Hadjar Dewantara

Dalam kebun di tanah airku

Tumbuh sekuntum bunga Teratai;

Tersembunyi kembang indah permai,

Tidak terlihat orang yang lalu.

Akarnya tumbuh di hati dunia,

Daun berseri Laksmi mengarang;

Biarpun ia diabaikan orang,

Seroja kembang gemilang mulia.

Teruslah, o Teratai Bahagia,

Berseri di kebun Indonesia,

Biar sedikit penjaga taman.

Biarpun engkau tidak dilihat

Biarpun engkau tidak diminat,

Engkaupun turut menjaga Zaman.

Makna dan Arti Puisi ‘Teratai’ Sanusi Pane

Untuk memahami arti puisi Teratai karya Sanusi Pane di atas, perlu dipahami beberapa metafor atau kiasan-kiasan yang digunakandalam puisi tersebut. Dalam puisi Teratai, yang paling jelas digunakan adalah anak kalimat : Kepada Ki Hadjar Dewantara.

Dengan judul penjelas itu, maka dipermudah memahami makna puisi Teratai. Bahwa ‘Teratai’ yang dimaksud adalah simbol atau personifikasi dari Ki Hadjar Dewanatara.

Untuk memudahkan memahami Puisi Teratai Karya Sanusi Pane, terlebih dahulu dicari makna atau arti beberapa kata sulitnya. Adapun beberapa kata sulit dalam Puisi Teratai adalah sebagai berikut :

Teratai = jenis bunga yang tumbuh di air

Seroja = jenis bunga yang mirip dengan bunga Teratai

Laksmi = cantik/elok (Bahasa Indonesia Klasik)

Selain kata-kata sulit, dalam Puisi Teratai juga terdapat kata kiasan. Kata kiasan   yang dimaksud adalah kata yang mewakili maksud tertentu.

Berikut kata kiasan yang terdapat dalam Puisi Teratai Karya Sanuni Pane dengan maksud yang mewakilinya :

Tanah Air = Negara Kesatuan Republik Indonesia

Teratai; Seroja = Ki Hadjar Dewantara

Kebun = Bidang Pendidikan

Menjaga Zaman = Menjaga/Menyiapkan Masa Depan

Penjaga Taman = Pihak yang turut menjaga pentingnya Pendidikan

Setelah mengetahui maksud dan makna kata sulit dari Puisi Teratai karya Sanusi Pane, langskah selanjutnya untuk mengetaui arti puisi tersebut secara keseluruhan adalah dengan membuat paraphrase puisi tersebut.

Teratai, sebuah penghormatan kepada Ki Hadjar Dewanatara.

Seperti bunga Teratai yang tumbuh subur, di bidang Pendidikan untuk bangsa Indonesia. Kegiatan yang tersembunyi dan tidak diminati banyak orang.

Akar dunia Pendidikan pada dasarnya mengakar ke seluruh dunia. Seluruh umat manusia membutuhkan penddidikan untuk mengembangkan diri. Buah Pendidikan akan mengembangkan ilmu pengetahuan dan kemajuan bangsa. Tidak banyak yang sadar pentingnya Pendidikan. Padahal Pendidikan itu akan membuka cakrawala pengetahuan dan memuliakan bangsa.      

Teruslah bermekaran, teruslah berkembang. Wahai orang yang peduli pada dunia pendidkan. Tetaplah berkembang di Indonesia. Meskipun sedikit yang peduli dan mendukung.

Meskipun belum seberapa penghargaan yang diberikan pada Ki Hadjar Dewantara sebagai insan Pendidikan di Indonesia. Beliaulah yang menjaga masa depan Indonesia dalam menghadapi tantangan zaman.

SAJAK

Sajak (I)

Di mana harga karangan sajak,

Bukanlah dalam maksud isinya,

Dalam bentuk, nan rancak kata,

Dicari timbang dengan pilihnya.

Tanya pertam akeluar di hati,

Setelah sajak dibaca tamat,

Sehingga nama tersebut sakti,

Mengikat diri di dalam hikmat.

Rasa bujangga waktu Menyusun

Kata yang dating berduyun-duyun

Dari dalam, bukan nan dicari.

Harus kembali dalam pembaca,

Sebagai bayang di muka kaca,

Harus bergoncang hari Nurani.

Sajak (II)

O, bukannya dalam kata yang rancak,

Kata yang pelik kebagusan sajak.

O, pujangga, buang segala kata,

Yang kan Cuma mempermainkan mata,

Dan hanya dibaca selintas lalu,

Karena tak keluar dari sukmamu.

Seperti matari mencintai bumi,

Memberi sinar selama-lamanya,

Tidak meminta sesuatu kembali,

Harus cintamu senantiasa.

1931

Makna dan Arti Puisi ‘Sajak’ Karya Sanusi Pane

Dari kutipan puisi ‘Sajak’ di atas dapat diketahui bahwa Sanusi Pane menulis dua bagian puisi ‘Sajak’. Ada bagian I dan bagian II. Berdasarkan kutipan tersebut pula, diketahui bahwa pusi ‘Sajak’ ditulis 14 tahun sebelum Indonesia merdeka.

Makna dalam puisi ‘Sajak’ adalah dalam berkarya jangan hanya kulitnya saja yang diperindah. Tapi juga isi dan maksud tujuannya. Dalam membaca karya sastra, khususnya puisi, pembaca harus sadar dan menempatkan diri sebagai pihak yang dituju makna puisi tersebut.

Sebuah karya sastra, khususya puisi, harus mampu menyentuh perasaan pembacanya. Bukan hanya sekedar berisi kata-kata indah tapi juga memiliki makna yang dalam pula. Dengan demikian akan ‘menggoncangkan hati nurani’. Maksud kata ‘mengguncang’ adalh menyentuh hati. Menyentuh perasaan pembaca agar menjadi manusia yang lebih toleran.

Secara naratif pernyataan penting Sanusi Pane dalam Puisi ‘Sajak’ dapat dijelaskan sebagai berikut :

Sebuah sajak tidak hanya berisi kata yang bagus dan enak didengar, tapi juga harus dipertimbangkan pilihan katanya karena pasti akan memiliki makna yang berbeda.

Setelah membaca puisi, orang pasti akan perpikir seberapa kuat puisi yang dibacanya. Apakah bisa diambil hikmah (pelajaran) dari puisi yang telah dibaca.

Seorang penyair tidak Menyusun kata kering makna, tapi muncul dari dalam hati.

Dengan demikian, pembaca akan tersentuh perasannya. Seakan-akan Ketika membaca sebuah sajak, pembaca akan merasa bercermin.

The post 2 Puisi Karya Sanusi Pane dan Maknanya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Puisi : Pengertian, Jenis, Ciri, Makna, dan Contohnya https://haloedukasi.com/puisi Sat, 24 Sep 2022 05:57:05 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38810 Karya sastra terdiri dari dua jenis sastra (genre), yaitu prosa dan puisi. Biasanya prosa disebut dengan karangan bebas, sedangkan puisi disebut dengan karangan terikat. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang disukai karena disajikan dalam Bahasa yang indah dan imajinatif. Puisi dianggap juga sebagai rangkaian kata-kata yang menggambarkan perasaan penulisnya. Dalam khazanah Sastra Indonesia, […]

The post Puisi : Pengertian, Jenis, Ciri, Makna, dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Karya sastra terdiri dari dua jenis sastra (genre), yaitu prosa dan puisi. Biasanya prosa disebut dengan karangan bebas, sedangkan puisi disebut dengan karangan terikat. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang disukai karena disajikan dalam Bahasa yang indah dan imajinatif. Puisi dianggap juga sebagai rangkaian kata-kata yang menggambarkan perasaan penulisnya.

Dalam khazanah Sastra Indonesia, puisi memberi sumbangsih yang sukup besar dalam kekayaannya. Perannya dalam menjaga eksistensi Bahasa Indonesia, membuat setiap bait dan rimanya tidak bisa dipandang sebelah mata.

Pengertian Puisi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima serta penyusunan larik dan bait. Biasanya puisi berisi unggapan penulis mengenai emosi, pengenalan maupun kesan yang kemudian dituliskan dengan Bahasa yang baik sehingga dapat diterima dan enak untuk dibaca.

Para penyair baru (modern) menulis puisi tanpa memperdulikan ikatan-ikatan formal tersebut. Hal ini disebabkan pada pemahaman bahwa bentuk-bentuk formal itu hanya merupakan sarana kepuitisan saja, bukan hakikat puisi.

Puisi dapat disimpulkan sebagai ucapan atau ekspresi tidak langsung. Disamping itu juga, puisi adalah ucapan ke inti masalah, peristiwa ataupun narasi (cerita, pencitraan). Dapat disimpulkan bahwa puisi adalah karya sastra yang berisi tanggapan serta pendapat penyair mengenai berbagai hal.

Pemikiran penyair ini kemudian dituangkan dengan menggunakan Bahasa-bahasa yang apik serta memiliki struktur batin dan fisik yang khas penyair. Puisi memiliki nilai estetika yang berbeda-beda bergantung penulis puisi. Setiap penyair biasanya memiliki kekhasan dalam menulis puisinya.

Jenis – Jenis Puisi

Secara umum puisi memiliki dua jenis, yaitu puisi lama dan puisi modern.

Puisi Lama

Puisi lama adalah jenis karya sastra puisi yang diciptakan nenek moyang sejak zaman dahulu. Dalam puisi lama biasanya terikat oleh kaidah-kaidah penulisan puisi, seperti baris, bait, rima, irama, dan belum terpengaruh budaya asing.

Oleh karena itu, penulisan puisi lama terikat oleh berbagai aturan. Aturan-aturan tersebut adalah sebagai berikut :

  • Terdapat persajakan atau rima. Rima adalah pengulangan bunyi yang terdapat dalam larik sajak.
  • Jumlah kata dalam satu baris.
  • Jumlah baris dalam satu bait. Bait adalah satu kesatuan puisi yang terdiri atas beberapa baris.
  • Banyak suku kata dalam setiap barisnya.
  • Adanya irama (pergantian kesatuan bunyi).

Jenis-jenis puisi lama berupa pantun, syair, talibun, mantra, dan gurindam. Mantra merupakan jenis puisi yang diciptakan dalam kepercayaan animisme, biasanya dibacakan dalam ritual kebudayaan serta biasanya menggunakan kata yang menimbulkan efek magis.

Pantun merupakan jenis puisi lama yang bersajak a b a b dengan setiap baris terdiri dari empat baris, dua baris sampiran dan dua baris isi. Sedangkan talibun terdiri dari sampiran dan isi lebih dari empat dan selalu genap.

Syair memiliki larik empat bait dan bersajak a a a a. Isinya mengisahkan suatu hal. Sedangkan gurindam terdiri dari dua baris, berirama sama. Isi baris pertama adalah sebab sedangkan isi baris kedua adalah akibat.

Puisi Baru (Modern)

Puisi jenis ini merupakan puisi yang tidak memiliki ikatan yang cukup kuat dengan aturan. Puisi baru ini memiliki bentuk yang lebih bebas dibandingkan puisi lama. Meskipun tidak terikat aturan, pusi baru tetap menganut beberapa aturan penting dalam karya sastra, yaitu ritme, rima, dan musikalitas.

Puisi baru harus tetap sesuai dengan ekspresi seorang penyair sehingga pembaca bisa mendapatkan kesan tentang karya puisi tersebut. Secara garis besar, puisi baru dibagi menjadi dua jenis, yaitu puisi baru berdasarkan isinya dan pusi baru berdasarkan bentuknya.

Puisi Baru Berdasarkan Isinya

  • Balada, memuat tentang suatu cerita atau kisah tertentu. Terdiri dari 3 bait, yang mana setiap bait terdapat 8 larik.
  • Elegi, mengandung kesedihan atau tangisan.
  • Epigram, memuat tentang ajaran atau tuntutan terkait hidup.
  • Himne, berisi pujaan atau pujian. Biasanya berbentuk sebuah lagu.
  • Ode, memiliki isi berupa sanjungan kepada orang yang dianggap memiliki jasa besar.
  • Romansa, berisi ekspresi seseorang tentang cinta dan kasih sayang.
  • Satire, memuat tentang sindiran atau kritikan.

Puisi Baru Berdasarkan Bentuknya

  • Distikon, tiap bait terdiri dari dua baris atau biasa disebut sebagai puisi dua seuntai.
  • Terzina, tiap baitnya terdiri dari tiga baris atau bisa disebut sebagai puisi tiga seuntai.
  • Kuatrain, tiap bait memuat empat baris, disebut juga puisi empat seuntai.
  • Kuint, tiap baitnya memiliki lima baris, disebut juga puisi lima seuntai.
  • Oktaf / Stanza, tiap baitnya memiliki delapan baris. Puisi ini disebut juga double kuatrain atau puisi delapan seuntai.
  • Sektet, baitnya memiliki enam baris. Nama lain puisi ini adalah enam seuntai.
  • Septime, tiap bait memiliki tujuh baris, disebut juga tujuh seuntai.
  • Soneta, terdiri dari empat baris yang terbagi menjadi dua. Bait yang pertama masing-masing berjumlah empat baris dan dua bait kedua masing-masing berjumlah tiga baris.

Ciri – Ciri Puisi

Secara umum puisi memiliki ciri-ciri :

Puisi memiliki beberapa ciri sebagai berikut :

  • Penulisan puisi dituliskan dalam bentuk bait yang terdiri dari baris, bukan paragraph
  • Diksi yang dipakai berupak kiasan, padat, dan indah
  • Dalam Bahasa puisi, penggunaan majas sangat dominan
  • Pemilihan diksi mempertimbangkan rima dan persajakan
  • Setting, alur, dan tokoh tidak begitu ditonjolkan dalam pengungkapannya

Puisi lama memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

  • Terikat jumlah baris dan rima. Terikat diksi, irama, intonasi, dan hal-hal lainnya
  • Anonim. Tidak diketahui secara jelas penulis dari puisi tersebut
  • Memiliki gaya Bahasa yang statis. Banyak menggunakan Bahasa klise
  • Termasuk sastra lisan. Hal ini dikarenakan puisi diajarkan atau disampaikan melalui mulut ke mulut

Puisi baru memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

  • Nama penulis tercantum
  • Tidak terikat rima, irama, dan baris
  • Gaya Bahasa dinamis. Sehingga akan berubah-ubah
  • Cenderung memiliki sifat simetris. Puisi ini akan memiliki bentuk yang rapi
  • Lebih menggunakan pola pantun dan sajak syair
  • Umumnya berbentuk empat seuntai
  • Memiliki satuan sintaksis atau gatra
  • Gatra yang ada di puisi baru terdiri dari 4 sampai 5 suku kata
  • Umumnya mengisahkan mengenai peristiwa kehidupan

Makna Puisi

Makna puisi adalah pesan atau isi atau amanat dalam puisi yang bisa ditangkap pembaca sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman masing-masing. Bahasa dalam puisi cenderung menggunakan makna kiasan sehingga masing-masing orang bisa menangkap makna yang berbeda-beda.

Berikut Langkah-langkah dalam menemukan makna puisi :

  • Membaca Puisi. Untuk dapat memahami setiap kata dalam puisi diperlukan pembacaan yang berulang-ulang.
  • Memahami Makna Kata Kunci. Kata kunci adalah kata yang sering diulang-ulang penyair. Makna kata dalam puisi biasanya berupa makna leksikal, makna citraan, dan makna lambang.
  • Mencatat Kata-kata Sulit dan mencari artinya pada KBBI.
  • Menulis Kembali Kata Kunci beserta maksudnya.
  • Merumuskan Makna Secara Utuh, yaitu makna dari keseluruhan isi puisi tersebut, baik secara tersirat maupun yang berkaitan dengan suatu konsep penciptaan.

Contoh Puisi Lama

  • Pantun

Berakit-rakit ke hulu (a)

Berenang-renang ketepian (b)

Bersakit-sakit dahulu (a)

Bersenang-senang kemudian (b)

  • Syair

Ilmu didapat tiada cepat (a)

Mesti sabar hatinya kuat (a)

Semoga tuhan berikan rahmat (a)

Maka jaga hati serta niat (a)

  • Gurindam

Kurang pikir kurang siasat (a)

Tentu dirimu akan tersesat (a)

Barang siapa tinggalkan sembahyang (b)

Bagai rumah tiada bertiang (b)

Jika suami berhati lurus ©

Istri pun kelak akan lurus ©

  • Talibun

Pergi merantau jauh ke negeri seberang

Janganlah lalai membawa perbekalan berupa makanan

Jika tersesat di perjalanan ingatlah peta yang kau bawa

Serta jangan malu mendatangi orang untuk bertanya

Jika engkau berbuat baik kepada semua orang

Niscaya kebaikan pula yang akan engkau dapatkan

Sudahlah engkau kan dapat pahala

Di dunia pun engkau akan hidup Bahagia

Contoh Puisi Baru

  • Balada

Fermentasi asa

Mengharap sempurna

Bentuk utuh nan konyol

Rasa, karsa tempe

Pembungkus yang berjasa

Penuh kisah bertulis duka lara

Dibuang tanpa dibaca

Pembungkus tempe

Bukan plastik tapi kertas using tak terpakai

Masihkah ada yang membelai sebelum membuangnya?

(Karya : W.S Rendra)

  • Elegi

Derai-Derai Cemara

Karya : Chairil Anwar

Cemara menderai sampai jauh

Terasa hari akan jadi malam

Ada beberapa dahan ditingkap merapuh

Dipukul angin yang terpendam

Aku orangnya bisa tahan

Sudah beberapa waktu bukan kanak lagi

Tapi dulu memang ada suatu bahan

Yang bukan dasar perhitungan lagi

Hidup hanyalah menunda kekalahan

Tambah terasing dari cinta sekolah rendah

Dan tahu, ada yang tetap tak diucapkan

Sebelum pada akhirnya kita menyerah

  • Romansa

Pandangan Pertama

Karya : Malik Abdul

Dalam remang senja aku teringat

Ketika rasa ini menjelma

Aku terbuai dengan merdu suaramu

Termenung menyaksikan senyum terindah

Sampai menuju suatu arah

Yang membawaku larut dalam resah

Resah memikirkanmu aku terpangah

Pandangan itu membuatku melayang

Hingga pada titik dimana ak sedang tak mengerti

Mengapa aku seperti ini

Bahwa cinta masih menguasai

Rasa ini mengalir tiada henti

  • Satire

Aku Bertanya

Karya : W.S Rendra

Aku bertanya…

Tetapi pertanyaan-pertanyaanku

Membentur jidat penyair-penyair salon,

Yang bersajak tentang anggur dan rembulan,

Sementara ketidakadilan terjadi

Di sampingnya,

Dan delapan juta kanak-kanak tanpa Pendidikan,

Termangu-mangu dalam kaki dewi kesenian.

The post Puisi : Pengertian, Jenis, Ciri, Makna, dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Puisi Baru : Pengertian, Ciri, Jenis dan Contohnya https://haloedukasi.com/puisi-baru Fri, 22 Jul 2022 02:10:59 +0000 https://haloedukasi.com/?p=37322 Puisi baru merupakan bentuk puisi yang lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima (Wati, Rika Widia, 2015:2). Menurut Wahyuni (dalam Meilati, Nur, 2016:28-31), menjelaskan bahwa puisi baru merupakan sebuah puisi yang tidak terikat oleh atauran-aturan pada umumanya berada pada puisi lama. Puisi baru tidak terikat oleh struktur, artinya […]

The post Puisi Baru : Pengertian, Ciri, Jenis dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Puisi baru merupakan bentuk puisi yang lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima (Wati, Rika Widia, 2015:2).

Menurut Wahyuni (dalam Meilati, Nur, 2016:28-31), menjelaskan bahwa puisi baru merupakan sebuah puisi yang tidak terikat oleh atauran-aturan pada umumanya berada pada puisi lama. Puisi baru tidak terikat oleh struktur, artinya puisi baru lebih bebas, dari suku kata, jumlah baris, dan juga rimanya. Puisi baru terbagi ke dalam tujuh macam, adanya ode, epigram, romance, elegi, himne, dan balada.

Ciri-Ciri Puisi Baru

  • Bentuknya rapi, simetris.
  • Mempunyai persajakan akhir yang teratur.
  • Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang lain.
  • Sebagian besar puisi empat seuntai.
  • Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis).
  • Setiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar 4-5 suku kata).

Jenis Puisi Baru dan Contohnya

  • Ode

Ode merupakan sebuah puisi yang menggunakan sanjungan atau pujian. Ode biasanya ditulis menggunakan nada yang agung dan cenderung serius. Kata “ode” berasal dari bahasa Yunani yaitu “nyanyian”. Ode banyak dilantunkan oleh pecinta puisi dengan diiringi tarian-tarian dan nyanyian-nyanyian dalam paduan suara.

Teratai

Karya Sanusi Pane

Dalam kebun di tanah airku

Tumbuh sekuntum bunga teratai

Tersembunyi kembang indah permai

Tidak terlihat orang yang lalu

Akarnya tumbuh di hati dunia

Daun berseri laksmi mengarang

Biarpun ia diabaikan orang

Seroja kembang gemilang mulia

Teruslah, o Teratai

Bahagia

Berseri di kebun Indonesia

Biar sedikit penjaga taman

Biarpun engkau tidak dilihat

Biarpun engkau tidak diminat

Engkau turut menjaga zaman

  • Epigram

Epigram merupakan puisi tentang ajaran hidup dan lebih kepada tuntunan ajaran kebenaran. Epigram berasal dari bahasa Yunani, epigrama yang berarti pedoman, teladan, nasihat atau ajakan untuk melakukan hal yang benar. Epigram ditulis dalam bentuk sederhana, singkat, dan langsung pada tujuannya, serta menggunakan kosakata berlebihan.

Pagi

Karya Chairil Anwar

Jangan biarkan sekuntum bunga itu

layu sebelum matahari membelainya

dengan menggemakan semburat jingga

ultra dalam irama nuansa cinta semesta

lihatlah bagaimana alam begitu perkasa

memainkan peranNya dalam rindu dendam

yang terbungkus kasih sayang memberi semburat

makna seribu pesona

  • Romansa

Romansa merupakan puisi tentang kisah-kisah percintaan. Romance biasanya muncul dari sebuah pengalaman atau kisah percintaan yang pernah dialaminya. Romance juga bisa lahir dari orang-orang sekitar yang tengah menjalin hubungan cinta.

Surat Cinta

Karya W.S. Rendra

Kutulis surat cinta ini kala hujan gerimis

Bagai bunyi rambut mainan

Anak-anak peri dunia yang gaib

Dan angin mendesah mengeluh dan mendesah

Wahai, Dik Narti,

Aku cinta kepadamu!

Kutulis surat ini kala langit menangis dan dua ekor belibis

Bercinta-cintaan dalam kolam

Bagai dua anak nakal jenaka dan manis

Mengibaskan ekor serta menggertarkan bulu-bulunya

Wahai, Dik Narti,

Kupinang kau menjadi istriku!

  • Elegi

Elegi merupakan puisi tentang ratapan, tangis, juga kesedihan. Elegi menggambarkan pengalaman-pengalaman pahit yang pernah dialami berupa penyesalan yang dilakukan di masa lalu atau pengalaman-pengalaman pahit yang pernah dialami. Ciri-ciri elegi berisi curahan hati, kesedihan yang mendalam, perasaan kehilangan, dan perasaan kerinduan.

Dari Jendela

Karya Agnes Sri

Hartini Arswendo

Dari jendela kaca kereta senja

Kusaksikan anakku berlari

Menerobos sawah dan kali

Berjalan di atas batang padi

Dengan longdress putih dan sayap bidadari

Hujan turun dan kabut tebal sekali

Itu semua tak menahan penglihatanku lewat kaca

Itu semua tak menahan kemauannya menari

Ia tak menoleh kearahku

Tapi aku pasti ia tampak girang sekali

Bermain-main di tempat tanpa batas

Dari jendela kaca kereta senja

Kusaksikan wajah sendiri

Tergeletak di antara sawah, kali, dan batang padi

  • Satire

Satire merupakan puisi tentang sindiran atau kritikan kepada penguasa. Satire berasal dari bahasa Latin, satura berarti sindiran atau kecaman.

Aku Bertanya

Karya W.S. Rendra

Aku bertanya…

Tetapi pertanyaan-pertanyaanku membentur jidat

Penyair-penyair salon, yang bersajak tentang anggur dan rembulan

Sementara

Ketidakadilan terjadi

Di sampingnya, dan delapan juta

Kanak-kanak tanpa pendidikan

Termangu-termangu dalam kaki dewi kesenian

  • Himne

Himne merupakan puisi yang berisi pujian untuk Tuhan, pujaan terhadap tanah air, serta pahlawan membela kemerdekaan. Himne berasal dari bahasa Yunani, hymnos berarti pujian atau pujaan. Dalam pengembangannya, himne berkaitan dengan jenis tautologi yang berupa pengulangan kata dan berkaitan dengan gaya bahasa.

Doa

Karya Taufiq Ismail

Tuhan kami

Telah nista kami dalam dosa bersama

Bertahun membangun kultus ini

Dalam pikiran yang ganda

Dan menutupi hati nurani

Ampunilah kami

Ampunilah

Aamiin

Tuhan kami

Telah terlalu mudah kami menggunakan asmaMu bertahun di negeri ini

Semoga Kau rela menerima kembali kami dalam barisanMu

Ampunilah kami

Ampunilah

Aamiin

  • Balada

Balada merupakan puisi yang mengisahkan sebuah karangan pribadi, mitos atau legenda yang telah diyakini kebenarannya di masyarakat. Balada terkadang ditulis dengan dialog agar puisi lebih hidup.

Balada Pembungkus Tempe

Karya W.S Rendra

Fermentasi asa

Mengharap sempurna

Bentuk utuh nan konyol

Rasa, karsa tempe

Pembungkus yang berjasa

Penuh kisah tertulis duka lara

Dibuang tanpa dibaca

Pembungkus tempe

Bukan plastik tapi kertas usang tak terpakai

Masihkah ada yang membelai sebelum membuangnya

The post Puisi Baru : Pengertian, Ciri, Jenis dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>