rempah-rempah - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/rempah-rempah Fri, 26 Jan 2024 02:18:31 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico rempah-rempah - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/rempah-rempah 32 32 Sejarah Rempah-rempah di Indonesia https://haloedukasi.com/sejarah-rempah-rempah-di-indonesia Fri, 26 Jan 2024 02:18:25 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47640 Tanah yang subur dan iklim tropis memelihara keberagaman rempah-rempah yang melimpah di setiap sudut Indonesia, menciptakan kekayaan yang tak tertandingi. Ini bukan hanya kisah tentang aroma yang memikat dan rasa yang melambungkan, tetapi juga narasi mengenai jalur perdagangan yang menjelajahi lautan luas dan menghadirkan kebijaksanaan budaya ke berbagai pelosok dunia. Sejak zaman kuno, Indonesia telah […]

The post Sejarah Rempah-rempah di Indonesia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Tanah yang subur dan iklim tropis memelihara keberagaman rempah-rempah yang melimpah di setiap sudut Indonesia, menciptakan kekayaan yang tak tertandingi. Ini bukan hanya kisah tentang aroma yang memikat dan rasa yang melambungkan, tetapi juga narasi mengenai jalur perdagangan yang menjelajahi lautan luas dan menghadirkan kebijaksanaan budaya ke berbagai pelosok dunia.

Sejak zaman kuno, Indonesia telah dikenal sebagai pusat rempah-rempah dunia. Rempah-rempah seperti cengkih, lada, kayu manis, kapulaga, dan sejumlah rempah lainnya tidak hanya menjadi bumbu dalam kehidupan sehari-hari.

Tetapi juga, menjadi mata uang berharga yang membawa bangsa-bangsa dari dunia Barat mengeksplorasi wilayah yang jauh dan eksotis. Pulau-pulau seperti Maluku, Jawa, Sumatra, dan Sulawesi menjadi lumbung rempah-rempah, mengubah Nusantara menjadi primadona global dalam perdagangan rempah-rempah.

Dari Mana Asal Rempah-Rempah itu ?

Rempah-rempah adalah tanaman atau bagian tanaman yang digunakan untuk memberikan rasa, aroma, dan warna pada makanan. Rempah-rempah berasal dari berbagai tanaman yang tumbuh di berbagai wilayah di seluruh dunia.

Dan keberagaman alam Indonesia menjadi salah satu sumber utama rempah-rempah dunia. Dengan kondisi iklim tropis, tanah yang subur, dan curah hujan yang melimpah, kepulauan Indonesia menjadi tempat ideal untuk pertumbuhan rempah-rempah yang kaya akan cita rasa dan aroma.

Sejak zaman prasejarah, Indonesia telah dikenal sebagai “Aroma Nusantara” atau “Spice Islands,” menjadi pusat perdagangan rempah-rempah yang sangat dicari oleh pedagang dari berbagai penjuru dunia. Rempah-rempah seperti cengkih, pala, kayu manis, dan lada tumbuh melimpah di wilayah-wilayah seperti Maluku, Sulawesi, dan Jawa.

Pada masa penjelajahan abad ke-15 dan ke-16, bangsa Eropa, terutama Portugis, Spanyol, dan Belanda, berlayar ke Nusantara untuk menguasai perdagangan rempah-rempah yang sangat bernilai ini. Pada saat itu, tanaman-tanaman seperti cengkih dan pala menjadi komoditas yang sangat dicari dan menjadi sumber daya alam yang mendunia.

Dengan demikian, asal-usul rempah-rempah dapat ditelusuri ke kekayaan alam Indonesia yang menciptakan lingkungan ideal bagi pertumbuhan tanaman rempah-rempah. Keberlimpahan ini tidak hanya memberikan kekayaan alam bagi Indonesia tetapi juga memainkan peran penting dalam membentuk sejarah perdagangan dan hubungan budaya dengan bangsa-bangsa lain di seluruh dunia.

Kapan Pertama Kali Jalur Rempah di Nusantara Dimulai ?

Jalur rempah-rempah di Nusantara dimulai sejak masa prasejarah, ketika perdagangan rempah-rempah sudah menjadi bagian penting kehidupan masyarakat maritim di kepulauan ini. Namun, eksplorasi dan perdagangan rempah-rempah mencapai puncaknya selama Zaman Penjelajahan pada abad ke-15 dan ke-16, ketika bangsa Eropa berusaha menemukan jalur perdagangan langsung ke kepulauan rempah-rempah.

Jalur rempah-rempah di Nusantara pertama kali dimulai sejak zaman prasejarah, ketika perdagangan rempah-rempah menjadi inti dari kehidupan masyarakat kepulauan ini. Namun, puncak keberlimpahan rempah-rempah di Nusantara terjadi selama Zaman Penjelajahan pada abad ke-15 dan ke-16, ketika bangsa Eropa mencari jalur langsung menuju sumber daya berharga ini.

Pada masa sebelum penjelajahan bangsa Eropa, perdagangan rempah-rempah di Nusantara telah menjadi kegiatan rutin. Nusantara yang kaya akan tanaman rempah-rempah, seperti cengkih, pala, lada, kayu manis, dan banyak lagi, menjadi magnet bagi pedagang dari India, Tiongkok, Arab, dan sekitarnya. Rempah-rempah menjadi komoditas yang sangat bernilai, digunakan untuk keperluan kuliner, obat-obatan, dan pengawet makanan.

Ketika Vasco da Gama, penjelajah Portugis, mencapai India pada tahun 1498, jalur perdagangan rempah-rempah melibatkan para pedagang Arab dan India yang membawa rempah-rempah dari Nusantara ke Timur Tengah dan Eropa. Namun, upaya bangsa Eropa untuk menemukan jalur laut langsung ke Nusantara dimulai pada awal abad ke-16.

Pada tahun 1511, Portugis berhasil menduduki Malaka di Semenanjung Malaya, membuka jalur laut yang memberikan akses langsung ke kepulauan rempah-rempah. Keberhasilan ini menjadi katalisator bagi persaingan antara bangsa Eropa, terutama Portugis, Spanyol, dan Belanda, untuk menguasai perdagangan rempah-rempah di Nusantara.

Dengan demikian, jalur rempah-rempah di Nusantara dimulai sejak masa prasejarah, tetapi mencapai puncaknya selama Zaman Penjelajahan, membentuk sejarah perdagangan global yang melibatkan bangsa-bangsa dari berbagai belahan dunia.

Siapa yang Pertama Kali Menemukan Rempah-Rempah di Indonesia?

Sejarah perdagangan rempah-rempah di Indonesia tidak dapat diatributkan kepada satu tokoh atau penemuan tunggal. Sejak zaman prasejarah, rempah-rempah telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Nusantara. Masyarakat pribumi Indonesia sudah lama menggunakan rempah-rempah untuk keperluan kuliner, obat-obatan, dan ritual keagamaan.

Namun, dalam konteks penjelajahan dan ekspansi maritim, bangsa Eropa dikenal sebagai penemu rempah-rempah di Indonesia pada abad ke-15 dan ke-16. Salah satu penjelajah terkenal yang terlibat dalam ekspedisi ini adalah Vasco da Gama, seorang penjelajah Portugis. Pada tahun 1498, Vasco da Gama mencapai India melalui Tanjung Harapan, membuka jalur laut ke Asia.

Pada tahun 1511, Portugis yang dipimpin oleh Afonso de Albuquerque berhasil menduduki Malaka, yang kemudian menjadi titik awal jalur laut langsung ke kepulauan rempah-rempah di Indonesia. Ini membuka pintu bagi penjelajahan lebih lanjut ke wilayah-wilayah seperti Maluku, Sulawesi, dan Jawa, di mana rempah-rempah tumbuh melimpah.

Seiring berjalannya waktu, penjelajah-penjelajah lain, seperti Spanyol dan Belanda, juga terlibat dalam perlombaan untuk menguasai perdagangan rempah-rempah di Nusantara. Sehingga, meskipun masyarakat lokal telah lama memanfaatkan rempah-rempah, peran bangsa Eropa, terutama Portugis, dalam membuka jalur perdagangan langsung ke Indonesia menjadi titik awal perubahan signifikan dalam dinamika perdagangan rempah-rempah global.

Sejak Kapan Bangsa Indonesia Kaya Akan Rempah-Rempah?

Bangsa Indonesia telah kaya akan rempah-rempah sejak zaman prasejarah, dimana rempah-rempah menjadi aset berharga yang membentuk kekayaan alam Nusantara. Keberlimpahan tanaman rempah-rempah seperti cengkih, pala, lada, kayu manis, dan berbagai jenis lainnya telah menjadi daya tarik utama bagi pedagang dan penjelajah sejak ribuan tahun yang lalu.

Selama berabad-abad, Indonesia menjadi pusat perdagangan rempah-rempah yang sangat dicari oleh bangsa-bangsa dari berbagai penjuru dunia. Keunikannya terletak pada iklim tropis, tanah yang subur, dan kondisi geografisnya yang mendukung pertumbuhan beragam rempah-rempah.

Sejak Zaman Penjelajahan pada abad ke-15 dan ke-16, bangsa Eropa seperti Portugis, Spanyol, dan Belanda datang ke kepulauan ini untuk menguasai dan memonopoli perdagangan rempah-rempah, yang pada saat itu menjadi komoditas yang sangat bernilai.

Kekayaan rempah-rempah ini tidak hanya menjadi sumber daya alam, tetapi juga memainkan peran kunci dalam membentuk sejarah perdagangan dan hubungan budaya Indonesia dengan dunia luar. Hingga kini, warisan keberlimpahan rempah-rempah terus memperkaya identitas dan ekonomi Indonesia sebagai negara penghasil rempah-rempah terkemuka di dunia.

Di Mana Letak Rempah-Rempah Terbesar di Indonesia?

Maluku, sering kali dikenal sebagai “Spice Islands” atau Kepulauan Rempah, merupakan daerah dengan letak rempah-rempah terbesar di Indonesia. Terletak di bagian timur Indonesia, Maluku terdiri dari sejumlah pulau besar dan kecil yang merupakan habitat ideal untuk pertumbuhan berbagai jenis rempah-rempah yang paling dicari di dunia.

Pulau-pulau di Maluku, seperti Ambon, Banda, Ternate, dan Seram, dikenal sebagai sentra produksi rempah-rempah terbesar sepanjang sejarah. Tanaman rempah-rempah seperti cengkih, pala, dan lada tumbuh melimpah di tanah subur dan iklim tropis Maluku.

Keberadaan keanekaragaman rempah-rempah ini membuat Maluku menjadi tujuan utama dalam perdagangan rempah-rempah global pada masa penjelajahan dan kemudian menjadi pangkalan perdagangan penting di dunia.

Hingga saat ini, Maluku tetap menjadi salah satu produsen rempah-rempah terkemuka di Indonesia, dan keberlimpahan rempah-rempah di daerah ini terus berkontribusi pada kekayaan alam dan sejarah perdagangan Indonesia.

Di Mana Pusat Produksi Rempah-Rempah Terbesar di Indonesia pada Masa Praaksara?

eberapa penelitian arkeologi dan penelitian sumber daya alam menunjukkan bahwa pada masa praaksara, masyarakat di berbagai wilayah Indonesia telah mengenal dan memanfaatkan rempah-rempah. Beberapa wilayah yang dianggap memiliki potensi sebagai pusat produksi rempah-rempah pada masa praaksara antara lain adalah Maluku, Sulawesi, dan Jawa.

Penting untuk dicatat bahwa praktek pertanian dan perdagangan rempah-rempah pada masa tersebut biasanya bersifat lokal dan subsisten. Sistem pertukaran antarwilayah kemungkinan terjadi, tetapi belum mencapai skala dan kompleksitas seperti pada masa puncak perdagangan rempah-rempah selama Zaman Penjelajahan.

Seiring berjalannya waktu, perdagangan rempah-rempah berkembang menjadi jaringan perdagangan yang lebih terorganisir dan luas, memuncak selama abad ke-15 dan ke-16 ketika bangsa Eropa berkompetisi untuk menguasai rute rempah-rempah menuju Asia.

Mengapa Indonesia Dikenal sebagai Penghasil Rempah-Rempah?

Indonesia dikenal sebagai penghasil rempah-rempah karena keanekaragaman alamnya yang luar biasa. Iklim tropis, tanah yang subur, dan curah hujan yang tinggi menciptakan kondisi ideal untuk pertumbuhan berbagai jenis rempah-rempah. Keberlimpahan ini menjadikan Indonesia sebagai tujuan utama bagi pedagang dan penjelajah pada masa lampau.

Penting untuk dicatat bahwa kekayaan rempah-rempah di Indonesia tidak hanya memberikan dampak pada tingkat lokal, tetapi juga menjadi daya tarik bagi perdagangan internasional sepanjang sejarah, memuncak selama Zaman Penjelajahan dan tetap menjadi sumber kekayaan ekonomi dan kultural bagi negara ini hingga saat ini.

Sejarah rempah-rempah di Indonesia tidak hanya mencakup kekayaan sumber daya alam, tetapi juga merinci perjalanan budaya, perdagangan, dan eksplorasi. Dengan melibatkan rincian sejarah yang mendalam, perjalanan aroma Nusantara dari masa lalu hingga kini menjadi kisah yang tak terlupakan dalam gemerlap warisan Indonesia.

Rempah-rempah Indonesia bukan hanya sekadar bumbu dalam masakan, tetapi juga pewaris nilai-nilai budaya dan identitas Nusantara. Mereka memainkan peran sentral dalam kehidupan sehari-hari, dari dapur rumah tangga hingga upacara adat. Sejarah panjang rempah-rempah Indonesia adalah sejarah tentang eksplorasi, perdagangan, kekayaan alam, dan kearifan lokal yang terus berkembang.

Seiring waktu berlalu, rempah-rempah tetap menjadi ciri khas Indonesia yang tak tergantikan, mengisyaratkan pada dunia bahwa kekayaan negeri ini tak hanya terletak pada keindahan alamnya, tetapi juga pada anugerah aromanya yang menggoda dan kisahnya yang menginspirasi.

Peran Rempah-rempah untuk Indonesia

Rempah-rempah memiliki peran sentral yang tak terbantahkan dalam pembentukan identitas, kekayaan ekonomi, dan kehidupan sehari-hari di Indonesia. Sejak zaman kuno, rempah-rempah telah menjadi penentu utama dalam perdagangan global, menjadikan Indonesia sebagai pusat perhatian bangsa-bangsa dunia.

Tanah subur dan iklim tropis di Nusantara memberikan kondisi ideal untuk pertumbuhan rempah-rempah, seperti cengkih, lada, kayu manis, dan kapulaga, yang menjadi komoditas berharga. Keberadaan rempah-rempah ini membawa dampak ekonomi signifikan, mengukir jejak sejarah perdagangan internasional, dan membuka pintu bagi pertukaran budaya yang kaya.

Selain dari segi ekonomi, rempah-rempah juga membentuk ciri khas kuliner Indonesia yang memukau. Mereka tidak hanya menjadi bumbu penyedap dalam masakan sehari-hari, tetapi juga meresap ke dalam kehidupan budaya.

Rempah-rempah menjadi penanda identitas kulinernya yang unik, dari rendang Sumatra yang kaya rempah hingga gulai Padang yang menggoda lidah. Di samping itu, rempah-rempah juga menginspirasi inovasi dalam berbagai industri, dari farmasi hingga kosmetik, menegaskan peran pentingnya dalam mendukung berbagai sektor kehidupan modern Indonesia.

Dengan kekayaannya yang tak terhitung, rempah-rempah tetap menjadi aset berharga yang memberikan kontribusi besar terhadap keberlanjutan dan keberagaman Indonesia.

The post Sejarah Rempah-rempah di Indonesia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
10 Negara dengan Rempah Terbanyak di Dunia https://haloedukasi.com/negara-dengan-rempah-terbanyak Mon, 27 Nov 2023 03:44:31 +0000 https://haloedukasi.com/?p=46705 Rempah merupakan salah satu komoditas yang banyak dicari di pasar global sejak zaman dahulu. Bahkan dahulu rempah menjadi komoditas utama yang ramai diperjualbelikan. Biasanya, selain dijadikan sebagai bumbu makanan, rempah juga bermanfaat bagi kesehatan. Rempah kerap dijadikan sebagai obat-obatan herbal untuk mengatasi berbagai penyakit. Di dunia ini, terdapat beberapa negara yang kaya akan rempah-rempah bahkan […]

The post 10 Negara dengan Rempah Terbanyak di Dunia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Rempah merupakan salah satu komoditas yang banyak dicari di pasar global sejak zaman dahulu. Bahkan dahulu rempah menjadi komoditas utama yang ramai diperjualbelikan. Biasanya, selain dijadikan sebagai bumbu makanan, rempah juga bermanfaat bagi kesehatan. Rempah kerap dijadikan sebagai obat-obatan herbal untuk mengatasi berbagai penyakit.

Di dunia ini, terdapat beberapa negara yang kaya akan rempah-rempah bahkan menjadi eksportir rempah. Negara yang terdapat banyak rempah biasanya memiliki ciri khas pada setiap makanan yang dibuat. Keharuman pada setiap rempah menjadi daya tarik dan ciri khas masakan setiap negara.

Sudah menjadi rahasia umum, Indonesia menjadi salah satu negara yang terkenal akan kekayaan rempah-rempah. Bahkan hal inilah yang menjadi salah satu alasan Indonesia dijajah oleh berbagai negara di benua Eropa. Tidak hanya Indonesia, beberapa negara juga terkenal sebagai eksportir rempahke berbagai dunia.

Berikut ini negara-negara yang memiliki rempah terbanyak di dunia.

1. India

Bukan Indonesia, India menjadi negara teratas yang memiliki kekayaan akan rempah-rempah. Pernyataan ini pun disetujui oleh Food and Agricultural Organization atau FAO. India menjadi negara yang banyak melakukan ekspor rempah ke penjuru dunia. India menjadi penyumbang dari 1/3 penghasil rempah-rempah global di dunia.

Setidaknya India memproduksi sekitar 75 jenis rempah mulai dari cabai, bawang putih, kunyit, ketumbar, mastard dan lainnya. Bahkan masakan dari India memiliki ciri khas yang kuat dari penggunaan rempah asal India. Adapun negara bagian di India yang memproduksi rempah adalah sebagai berikut:

  • Gujarat
  • Pradesh
  • Rajashtan
  • Tamil Nadu
  • Karnataka
  • Andhra

Saat pandemi melanda yakni pada tahun 2020 dan 2021, ekspor rempah-rempah India sama sekali tidak berhenti melakukan produksi. Dalam sepuluh tahun terakhir ini, kegiatan ekspor rempah India meningkat sebanyak 3 kali lipat. Bahkan di tahun 2020 sampai 2022, India berhasil melakukan ekspor rempah seharga US$ 4.102,29 juta.

Setidaknya, dari 225 jenis rempah-rempah asal India berhasil diekspor ke 180 negara yang ada di dunia. Di mana negara tujuan ekspor rempah-rempah India adalah negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, Inggris, dan Kanada. Dari hasil ekspor rempah India, setidaknya sekitar 70% pendapatan India berasal dari sektor ini.

2. Ethiopia

Setelah India, negara penghasil rempah terbanyak di India adalah Ethiopia. Pada tahun 2020, Ethiopia berhasil mengirimkan rempah sebanyak 311,4 ribu ton. Jumlah ini jauh lebih meningkat sekitar 18,8% dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya memproduksi sebanyak 261,9 ribu ton. Di tahun berikutnya, Ethiopia berhasil menghasilkan rempah seharga $7,83 juta.

Adapun negara tujuan dari ekspor rempah Ethiopia adalah Kanada, Amerika Serikat, Mesir, Uni Emirat Arab bahkan India sendiri. Adapun jenis rempah-rempah yang dihasilkan oleh petani di Ethiopia adalah sebagai berikut:

  • Cabai Merah Panjang
  • Jahe
  • Kunyit
  • Jintan Hitam
  • Lada Hitam
  • Kapulaga
  • Ketumbar
  • Kayu Manis

3. Bangladesh

Bangladesh merupakan negara di Asia Selatan yang menempati urutan ketiga sebagai negara penghasil rempah terbanyak di dunia. Pada tahun 2020, Bangladesh berhasil memproduksi rempah sebanyak 309,5 ton. Jumlah ini jauh lebih meningkat sekitar 78% dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya memproduksi rempah sebanyak 173,8 ribu ton.

Jenis rempah yang dihasilkan oleh Bangladesh adalah kapulaga, lada hitam, daun fenugreek dan biji nigella. Ekspor rempah dari Bangladesh ini akan dikirimkan ke berbagai negara seperti India, Kuwait, China dan India. Selain diekspor, rempah-rempah ini juga banyak dijadikan bumbu untuk masakan khas Bangladesh sehingga menambah cita rasa masakan.

Salah satu masakan khas Bangladesh yang memakai banyak rempah adalah Nasi Briyani. Rempah-rempah Bangladesh merupakan rempah-rempah yang tumbuh di wilayah Asia Selatan dan Asia tenggara Tidak hanya berasal dari hasil tanam sendiri, Bangladesh juga mengimpor rempah dari negara lain. Kemudian, tanaman tersebut dibudidaya di Bangladesh sehingga memperkaya rempah Bangladesh.

4. Indonesia

Sejak dulu, Indonesia terkenal sebagai negara yang kaya akan rempah-rempah. Dari berbagai daerah di Indonesia menghasilkan beragam jenis rempah-rempah. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki iklim tropis dengan curah hujan yang tinggi sehingga rempah-rempah tumbuh subur.

Tak heran, jika Indonesia ketika itu dijajah dengan alasan rempah-rempah. Sebab, dulu rempah-rempah menjadi komoditi utama dari perdagangan global. Jenis rempah-rempah unggulan dari Indonesia seperti lada, pala, vanila, jahe, kayu manis, dan cengkeh.

Namun, komoditas yang paling banyak dicari adalah lada. Bahkan dengan hasil produksi lada dapat membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Adapun negara tujuan ekspor rempah asal Indonesia adalah sebagai berikut:

  • Amerika Serikat
  • China
  • India
  • Belanda
  • Vietnam

Pada tahun 2020, Indonesia berhasil menghasilkan rempah-rempah seharga $1,02 miliar atau hampir sama dengan Rp. 16 triliun. Angka diprediksi akan bertambah pada tahun 2024. Kekayaan akan rempah-rempah membuat Indonesia dijuluki sebagai Mother of Spices. Sebab, sebanyak 275 jenis rempah yang ada di Asia Tenggara, jumlah rempah tersebut paling banyak ditemui di Indonesia.

5. China

Meskipun China menjadi negara yang mengimpor rempah, negara ini juga menjadi penghasil rempah terbanyak di dunia. Bahkan nilai ekspor rempah di China bisa mencapai sekitar 737 juta dolar AS. Pada tahun 2020 dan 2021, ekspor rempah China berhasil menandingi India.

Secara besar-besaran, China berhasil melakuka ekspor rempah ke berbagai dunia. Jenis rempah-rempah yang berasal dari China adalah kayu manis, bunga lawang, biji adas, lada sichuan. Di mana rempah-rempah tersebut banyak digunakan dalam berbagai masakan di dunia sehingga kebutuhan rempah dari China meningkat.

Pada tahun 2021, negara tirai bambu ini berharga mengirim rempah seharga $783 juta. Negara tujuan ekspor rempah yang berasal dari China adalah Pakistan, Malaysia, Amerika Serikat, Belanda dan Jepang. Di mana Belanda menjadi negara paling banyak mengimpor rempah dari China yakni senilai $89,6 juta. Kemudian, diikuti oleh Jepang dan Amerika Serikat, masing-masing senilai $84,8 juta dan $76,3 juta.

6. Turki

Turki menjadi salah satu negara yang menghasilkan rempah-rempah terbanyak di dunia yakni sebesar 260,5 ribu ton. Pada tahun 2020, negara ini kembali meningkatkan produksi rempah-rempah sebanyak 5,5% dari sebelumnya menjadi 274,8 ribu ton. Adapun jumlah ekspor rempah-rempah asal Turki pada tahun 2019 seharga  $175,5 juta.

Jumlah ini mengalami peningkatan di tahun berikutnya sebanyak 15% sehingga ekspor rempah-rempah pada tahun 2020 seharga $201,7 juta. Adapun jenis rempah utama dari Turki adalah thyme yang berhasil mendapatkan harga senilai $59,8 juta. Kemudian disusul oleh daun salam dan jintan, dengan masing-masing senilai $44,5 juta dan $11,4 juta.

Penyebab melambungnya ekspor rempah dari Turki dikarenakan rempah-rempah ini banyak digunakan. Di mana rempah-rempah yang berasal dari Turki ini menjadi bahan utama dari berbagai jenis masakan di dunia.

7. Pakistan

Pakistan berhasil menghasilakn rempah-rempah per tahunnya sebanyak 79,5 ribu ton. Di mana jenis rempah-rempah dari Pakistan yang banyak dicari adalah kunyit. Pada tahun 2021, rempah-rempah dari Pakistan berhasil diekspor senilai USD 17,75 miliar.

Di tahun ini pula, nilai ekspor global rempah-rempah dari Pakistan mencapai USD 620,1 juta. Ekspor rempah-rempah di Pakistan terus mengalami perkembangan yang signifikan terutama pada tahun 2020 dan 2021 dengan nilai ekspor rempah yang mencapai USD 80,8 juta.

Angka ini membuat Pakistan sebagai salah satu negara eksportir rempah-rempah terbesar di dunia. Adapun negara tujuan ekspor rempah-rempah Pakistan adalah Kuwait, Arab Saudi dan Afganistan. Tidak hanya itu, India juga menjadi negara tujuan dari ekspor rempah asal Pakistan. Sebab, kunyit banyak digunakan untuk masakan khas negara ini.

8. Kolombia

Kolombia menjadi salah satu negara penghasil rempah-rempah terbanyak di dunia. Pada tahun 2019, negara ini dapat memproduksi rempah-rempah sebanyak 21 ribu ton. Kemudian di tahun berikutnya, Kolombia berhasil meningkatkan produksi rempah-rempah sebanyak 57,6% sehingga produksi di tahun 2020 menjadi 33,1 ribu ton.

Pada tahun yang sama, kolombia berhasil mengekspor rempah-rempah senilai $8,42 juta. Adapun jenis rempah yang berasal dari Kolombia adalah kunyit, thyme, daun salam, jahe, kari dan saffron. Di mana negara tujuan utama ekspor rempah Kolombia adalah Negara maju seperti Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat.

Di mana dari hasil ekspor rempah ke Amerika Serikat, Kolombia mendapatkan $6,82 juta. Kemudian disusul oleh Kanada dan Panama dengan masing-masing 1,32 juta dan $168 ribu. Selain itu, rempah asal Kolombia juga berhasil diekspor ke Uni Emirat Arab senilai $32,6 ribu.

9. Nepal

Pada tahun 2019, Nepal berhasil memproduksi rempah-rempah sebanyak 21,62 ribu ton. Namun, di tahun berikutnya hasil produksi rempah-rempah Nepal mengalami penurunan yakni hanya 21,61 ribu ton. Meskipun begitu, tetap saja Nepal menjadi negara dengan ekspor rempah-rempah terbanyak.

Jenis rempah yang berasal dari Nepal adalah kunyit, thyme, daun salam, jahe, dan rempah lainnya. Di mana sebagian besar negara tujuan hasil ekspor rempah Nepal adalah negara-negara maju seperti Hongkong, Amerika Serikat, Jerman, Australia. Menariknya, rempah-rempah asal Nepal juga diekspor ke negara yang menempati urutan pertama penghasil rempah-rempah terbanyak yakni India.

Hasil ekspor terbesar didapatkan dari India yakni sebanyak $3,32 juta. Kemudian disusul oleh Hongkong dan Jerman dengan masing-masing sebanyak $731 ribu dan $337 ribu. Sementara itu, hasil dari ekspor ke Australia menghasilkan sebanyak $200 ribu.

10. Myanmar

Selain Indonesia, Myanmar menjadi salah satu negara di kawasan Asia Tenggara sebagai penghasil rempah-rempah terbanyak di dunia. Pada tahun 2019, Myanmar berhasil menghasilkan rempah-rempah sebanyak 24,4 ribu ton. Sama seperti Nepal, produksi rempah-rempah Myanmar mengalami penurunan di tahun 2020 sebanyak 16%.

Pada tahun 2020, Myanmar hanya mampu menghasilkan rempah-rempah sebanyak 20,4 ribu ton. Adapun jenis rempah-rempah yang dihasilkan oleh Myanmar adalah bunga lawang, jintan, jahe, kayu manis, dan lada hitam. Namun, jenis rempah unggulan dari Myanmar adalah kunyit. Selain menghasilkan rempah-rempah,

Myanmar juga menghasilkan teh, kopi dan juga mate. Di mana hasil produksi ketiganya juga diekspor ke berbagai dunia. Selain diekspor, rempah-rempah di Myanmar juga ditambahkan ke dalam masakan untuk memperkaya cita rasa masakan. Namun, negara ini mendapatkan pengaruh dari berbagai negara termasuk dalam hal makanan seperti India, China dan Bangladesh.

The post 10 Negara dengan Rempah Terbanyak di Dunia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>