rumah joglo - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/rumah-joglo Thu, 19 May 2022 00:27:34 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico rumah joglo - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/rumah-joglo 32 32 5 Rumah Adat Jawa Tengah & Penjelasannya https://haloedukasi.com/rumah-adat-jawa-tengah Thu, 19 May 2022 00:27:32 +0000 https://haloedukasi.com/?p=34519 Rumah adat juga dikenal sebagai rumah tradisional. Rumah adat merupakan rumah yang memiliki ciri khas budaya atau memiliki gaya tertentu dari suatu daerah. Rumah adat ini digunakan sebagai tempat acara adat, tempat tinggal atau hunian, identitas suku bangsa, melestarikan budaya masa lalu, dan museum. 1. Rumah Panggang Pe Rumah panggang pe merupakan rumah adat jawa […]

The post 5 Rumah Adat Jawa Tengah & Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Rumah adat juga dikenal sebagai rumah tradisional. Rumah adat merupakan rumah yang memiliki ciri khas budaya atau memiliki gaya tertentu dari suatu daerah.

Rumah adat ini digunakan sebagai tempat acara adat, tempat tinggal atau hunian, identitas suku bangsa, melestarikan budaya masa lalu, dan museum.

1. Rumah Panggang Pe

Rumah Panggang Pe

Rumah panggang pe merupakan rumah adat jawa tengah yang digunakan sebagai tempat untuk menjemur berbagai barang seperti hasil pertanian, tempat berlindung sementara bahkan dijadikan tempat berjualan. Rumah panggang pe memiliki bentuk persegi panjang dan memiliki banyak tiang.

Kata panggang pe itu berasal dari kata panggang dan ape yang berarti dijemur. Terdapat beberapa jenis rumah panggang pe diantaranya adalah Trajumas, Cere Gancer, Empyak Setangkep, Rumah Panggang Pe Barengan, Gendhang Salirang Dan Panggang Pe Pokok.

Ciri khas rumah panggangpe adalah sebagai berikut :

  • Memiliki empat hingga enam tiang utama
  • Memliki lebih banyak tiang daripada dinding rumah.
  • Tiang bagian depan dibuat lebih pendek daripada tiang bagian belakang.

2. Rumah Kampung

Rumah Kampung

Rumah kampung merupakan rumah adat jawa tengah yang digunakan sebagai tempat tinggal. Kata kampung berasal dari kata kapung atau katepung yang berarti dihubungkan. Rumah kampung ini memiliki ukuran besar dan tiang rumah yang berkelipatan empat. Rumah kampung digunakan oleh kalangan masyarakat menengah kebawah.

Ciri khas rumah kampung adalah sebagai berikut :

  • Jumlah tiang rumah berkelipatan empat seperti 8, 12, dan seterusnya.
  • Memiliki 2 lapis tiang untuk menyangga atap rumah
  • Memiliki 2 teras yang terletak dibagian depan dan belakang
  • Memiliki ruangan tertutup di bagian tengahnya.

Biasanya rumah kampung terbagi menjadi tiga bagian ruangan yaitu bagian depan, bagian tengah dan bagian belakang. Rumah kampung ini terdiri dari ruang tamu, ruang keluarga, dapur, kamar tidur dan teras.

Pada bagian tengah terdapat tiga kamar yakni kamar kanan, kamar tengah dan kamar kiri. Selain itu, rumah kampung ini dibangun dengan menggunakan kayu jati, kayu nangka, atau kayu mahoni.

3. Rumah Limasan

Rumah Limasan

Rumah limasan merupakan rumah adat jawa tengah yang digunakan sebagai tempat tinggal. Kata limasan berasal dari kata lima dan lasan yang berarti lima belas.

Bentuk bangunan rumah limasan menggunakan bentuk persegi. Sedangkan tiang penyangga limasan memiliki beragam ukuran yang tergantung pada besar kecilnya bangunan dan dibangun menggunakan batu bata merah.

Ciri khas rumah limasan adalah sebagai berikut :

  • Memiliki atap yang berbentuk limas dan atapnya memiliki 4 sisi yang menghadap ke empat arah mata angin.
  • Memiliki tiang penyangga yang terbuat dari kayu yang kokoh sehingga menjadi rumah yang tahan gempa.
  • Memiliki desain yang sederhana namun terlihat indah.

Pada umumnya rumah limasan terbagi menjadi tiga bagian ruangan yaitu bagian depan, bagian tengah dan bagian belakang. Namun yang membedakan dari rumah adat jawa tengah lainnya adalah rumah limasan memiliki ruang tengah yang lebih besar daripada ruang depan dan belakang.

Rumah limasan juga memiliki empat atap yang terdiri dari yaitu dua atap yang disebut cocor atau kejen dan dua buah atap lainnya yang disebut brojong. Selain itu, ada beberapa jenis rumah limasan yaitu Limasan lawakan, Kalabang Nyander, Semar Pindohong dan Gajah Mungkur.

4. Rumah Joglo

Rumah Joglo

Rumah joglo merupakan rumah adat jawa tengah yang digunakan sebagai tempat tinggal untuk para bangsawan dan dibangun oleh kalangan menengah ke atas karena memiliki biaya pembuatan yang relatif mahal.

Kata joglo berasal dari kata tajug dan loro yang berarti sebagai penggabungan dua tajug. Rumah joglo memiliki dasar rumah yang berbentuk persegi.

Ciri khas rumah joglo adalah sebagai berikut :

  • Memiliki bentuk atap yang bertingkat-tingkat. Bentuk atapnya ini terlihat seperti perpaduan bidang trapesium dan segitiga.
  • Terdapat empat tiang utama yang berada di depan rumah.
  • Memiliki ukuran yang lebih luas dan megah jika dibandingkan dengan rumah adat Jawa Tengah lainnya.

Rumah joglo ini memiliki susunan ruangan yang terbagi menjadi beberapa bagian yaitu pendapa (area terbuka yang berada di bagian depan), omah ndalem (ruang utama), pringgitan (area bagian tengah), sethong (kamar-kamar), saka guru (empat pilar rumah joglo), padepokan (tempat beribadah), serta pintu yang berjumlah tiga. Pintu ini terletak di bagian tengah rumah, sisi kanan rumah dan sisi kiri rumah.

5. Rumah Tajug

Rumah tajug

Rumah tajug merupakan rumah adat jawa tengah yang digunakan sebagai tempat beribadah dan tempat mengadakan kegiatan sackal sehingga rumah ini tidak diperbolehkan untuk digunakan sebagai tempat tinggal.

Secara sederhana rumah tajug ini merupakan bangunan untuk beribadah seperti masjid Kata Tajug berasal dari kata Taj atau taju yang dalam bahasa arab berarti mahkota.

Ciri khas rumah tajug adalah sebagai berikut :

  • Memiliki ujung atap yang lebih runcing dibandingkan rumah joglo.
  • Memiliki atap yang berbenuk seperti segitiga.
  • Tidak dapat dibangun oleh sembarang orang.  

Ada beberapa jenis rumah tajug diantaranya adalah Semar Tinandu, Lambing Sari, Mangkurat dan Semar Sinongsing. Contoh rumah adat tajug adalah Masjid Agung Demak, Masjid Menara Kudus, Masjid Raya Cilodong Purwakarta, dan Masjid Wustho Mangkunegara.

The post 5 Rumah Adat Jawa Tengah & Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
4 Rumah Adat Betawi dan Ciri Khasnya https://haloedukasi.com/rumah-adat-betawi Fri, 22 Apr 2022 05:08:41 +0000 https://haloedukasi.com/?p=33986 Rumah adat merupakan rumah yang mempunyai ciri khas budaya atau gaya tertentu yang mencerminkan ciri khas suatu daerah. Salah satu contoh rumah adat adalah rumah adat Betawi. Terdapat 4 jenis rumah adat Betawi yang seringkali dikenal oleh masyarakat. 1. Rumah Gudang Rumah Gudang adalah rumah adat Betawi yang belum terpengaruh dengan kebudayaan lain karena posisinya […]

The post 4 Rumah Adat Betawi dan Ciri Khasnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Rumah adat merupakan rumah yang mempunyai ciri khas budaya atau gaya tertentu yang mencerminkan ciri khas suatu daerah. Salah satu contoh rumah adat adalah rumah adat Betawi. Terdapat 4 jenis rumah adat Betawi yang seringkali dikenal oleh masyarakat.

1. Rumah Gudang

Rumah Gudang

Rumah Gudang adalah rumah adat Betawi yang belum terpengaruh dengan kebudayaan lain karena posisinya terletak di daerah terpencil atau pedalaman. Rumah gudang memiliki gaya arsitektur seperti gudang milik orang portugis.

Ciri khas rumah gudang diantaranya adalah sebagai berikut :

  • Bangunan rumah gudang berbentuk persegi.
  • Atap rumah berbentuk seperti pelana kuda dan disusun dengan kerangka kuda-kuda.
  • Terdapat atap miring di bagian depan yang disebut markis. Markis berfungsi untuk menahan paparan sinar matahari dan air hujan.

Selain itu, untuk area rumah gudang terdapat dua bagian yaitu bagian depan dan bagian tengah. Rumah gudang tidak memiliki bagian belakang karena bagian belakang tergabung dengan bagian tengah. Bagian depan digunakan untuk menerima tamu. Sedangkan bagian tengah digunakan untuk berkumpul bersama keluarga.

2. Rumah Panggung

rumah panggung

Rumah panggung adalah rumah yang bangun khusus untuk melindungi penghuni dari banjir atau air laut yang datang ke perkampungan nelayan. Biasanya rumah panggung ditemukan di daerah pesisir pantai karena memang cocok dengan lingkungan sekitarnya.

Ciri khas rumah panggung diantaranya adalah sebagai berikut :

  • Berbentuk seperti panggung yang dibawahnya banyak tiang kayu.
  • Area lantai rumah panggung tidak langsung menempel dengan tanah.
  • Terdapat tangga untuk naik ke rumah panggung betawi yang disebut dengan balaksuji. Balaksuji pada rumah panggung betawi memiliki makna sebagai penghalang masuknya bala bencana ke dalam rumah tersebut.
  • Terdapat ukiran khas betawi yang berfungsi sebagai ventilasi udara.

Selain itu, keseluruhan rumah panggung dibuat dengan menggunakan kayu. Terutama untuk bagian tiangnya menggunakan kayu jati yang kuat. Sedangkan untuk bagian atapnya menggunakan genteng tanah liat.

Rumah panggung khas betawi sampai sekarang masih dijaga dan dilestarikan adalah Rumah Si Pitung. Rumah Si Pitung belokasi di kelurahan Marunda, Jakarta Utara.

Tetapi untuk rumah panggung ada beberapa hal yang dipercaya oleh orang betawi seperti untuk menghindari musibah maka rumah harus dibangun di sebelah kiri rumah orang tua.

3. Rumah Joglo

rumah joglo betawi

Rumah joglo adalah rumah adat betawi yang  memiliki atap berbentuk seperti perahu terbalik. Perbedaan rumah joglo betawi dengan rumah joglo Jawa Tengah adalah rumah adat betawi tidak memiliki tiang peyangga seperti rumah adat jawa tengah.

Ciri khas rumah joglo diantaranya adalah sebagai berikut :

  • Memiliki atap berbentuk perahu terbalik.
  • Biasanya dibangun oleh tokoh masyarakat atau bongkotan dan orang golongan bangsawan atau priyayi.

Rumah joglo terbagi menjadi tiga bagian ruangan yakni ruang depan, ruang tengah, dan ruang belakang. Ruang depan digunakan untuk menerima tamu. Sedangkan ruang tengah sebagai area pribadi. Serta ruang belakang digunakan sebagai kamar mandi dan dapur.

Biasanya rumah joglo terletak di wilayah perkotaan.Selain itu. bentuk rumah ini juga tergolong luas dan lengkap sehingga rumah joglo ini biasanya dimiliki oleh masyarakat dengan status sosial yang tinggi.

Bahkan dalam kebudayaan betawi, rumah joglo ini biasa dihuni oleh tetua adat atau disebut bebongkotan. Sehingga rumah joglo juga biasa disebut Rumah Bebongkotan.

4. Rumah Kebaya

Rumah bapang

Rumah Kebaya dikenal juga sebagai Rumah Bapang. Rumah kebaya adalah rumah adat Betawi yang memiliki atap berbentuk menyerupai pelana yang dilipat. Namun, jika atapnya dilihat dari samping maka lipatan-lipatan tersebut terlihat seperti lipatan kebaya. Sehingga ciri khas utama rumah kebaya terletak pada bentuk atapnya.

Ciri khas rumah kebaya diantaranya adalah sebagai berikut :

  • Bentuk atap menyerupai pelana dilipat.
  • Memiliki teras yang luas .
  • Bahan yang digunakan untuk pondasi rumah kebaya yakni batu kali. Sedangkan sistem pondasinya menggunakan sistem umpak.
  • Dinding rumah kebaya menggunakan kayu gowok atau kayu nangka.
  • Atap rumah kebaya menggunakan genteng dan kayu gowok .
  • Terdapat papan berbentuk segitiga yang disebut gigi balang. Gigi balang ini menjadi simbol bahwa suku betawi menjunjung tinggi kejujuran dan kerja keras.

Selain itu, untuk area rumah kebaya sendiri dibagi menjadi dua yaitu area umum dan area pribadi. Biasanya area umum terletak di bagian depan rumah dan area pribadi terletak di bagian dalam rumah sampai belakang rumah.

Ruangan yang termasuk area umum yaitu teras dan ruang tamu. Sedangkan ruangan yang termasuk area pribadi yaitu kamar tidur, dapur, ruang makan dan pekarangan belakang rumah.

Kesimpulan

Rumah adat betawi terbagi menjadi 4 jenis yaitu rumah gudang, rumah panggung, rumah joglo dan rumah kebaya. Perbedaan utama dari ke empat jenis rumah adat betawi tersebut adalah bentuk rumahnya.

Setiap jenis rumah adat betawi memiliki bentuk khas masing-masing dan terdapat ciri khasnya. Namun, rata-rata bahan yang selalu digunakan untuk semua jenis rumah adat betawi yakni kayu dan genteng.

Terdapat beberapa penyebab yang membuat bentuk jenis rumah adat berbeda-beda yakni lingkungan daerah yang berbeda sehingga kebutuhan pun ikut berbeda, fungsi rumah yang dibangun juga berbeda, dan makna setiap bagian rumah berbeda.

The post 4 Rumah Adat Betawi dan Ciri Khasnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
10 Fakta Rumah Adat Joglo yang Jarang diketahui https://haloedukasi.com/fakta-rumah-adat-joglo Mon, 22 Mar 2021 02:32:07 +0000 https://haloedukasi.com/?p=22969 Indonesia terbentang luas dari Sabang hingga Merauke yang masing-masing memiliki daerah da ciri khasnya. Ciri khas tersebut biasanya tergambarkan melalui pakaian, tarian tradisional, makanan, hingga rumah adat. Salah satu rumah ada Indonesia yang terkenal adalah rumah adat Jawa yaitu rumah Joglo. Untuk mengenal lebih dekat tentang rumah joglo, simak pembahasannya berikut ini. Joglo Bukan Nama […]

The post 10 Fakta Rumah Adat Joglo yang Jarang diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Rumah Adat Joglo

Indonesia terbentang luas dari Sabang hingga Merauke yang masing-masing memiliki daerah da ciri khasnya. Ciri khas tersebut biasanya tergambarkan melalui pakaian, tarian tradisional, makanan, hingga rumah adat. Salah satu rumah ada Indonesia yang terkenal adalah rumah adat Jawa yaitu rumah Joglo. Untuk mengenal lebih dekat tentang rumah joglo, simak pembahasannya berikut ini.

  1. Joglo Bukan Nama Asli
    Rumah Joglo berasal dari kata “Juglo” yang merupakan singkatan dari Tajug Loro. Kata tersebut memiliki makna yaitu dua gunung yang dapat dilihat dari bentuk atap rumah joglo. Perlahan-lahan pengucapan kata “juglo” berubah menjadi “joglo” dan masih digunakan hingga saat ini.
  2. Filosofi dari Tiang Rumah Joglo
    Rumah joglo memiliki empat tiang yang terletak di bagian dalam rumah. Tiang-tiang berukuran lebih panjang tersebut bernama soko guru. Tiang ini juga memiliki filosofi yaitu menggambarkan kekuatan dan juga empat penjuru arah mata angin. Masyarakat meyakini dengan adanya tiang ini maka rumah akan terlindungi dari segala arah.
  3. Atap Rumah Joglo Terbuat dari Tanah
    Bentuk atap dari rumah joglo sangat unik. Atap tersebut terbuat dari genting tanah yang sebelumnya sudah dilapisi oleh anyaman alang-alang. Sebab itulah tanpa menggunakan pendingin ruangan rumah joglo tetap terasa sejuk dan nyaman.
  4. Makna Pintu Rumah Joglo
    Selain atap, bentuk pintu rumah joglo pun unik dan berjumlah tiga buah. Ke tiga pintu tersebut terletak di bagian tengah sebagai pintu utama sedangkan dua lainnya berada di sisi kanan dan kiri bagian bawah bangunan. Pintu-pintu tersebut tidak diletakkan sembarangan melainkan melambangkan seekor kupu-kupu yang sedang berkembang dan memperjuangkan keluarganya. Makna lainnya adalah pintu yang berada di tengah melambangkan keterbukaan pemilik rumah terhadap para tamu.
  5. Dilengkapi dengan Teras Luas dan Jendela Besar
    Rumah joglo biasanya memiliki teras dengan ukuran luas. Teras ini berfungsi untuk melakukan interaksi atau silaturahmi dengan para tetangga. Selain teras yang luas, rumah joglo juga dilengkapi dengan jendela yang besar dan berjumlah banyak. Bentuk jendela tersebut merupakan pengaruh dari budaya Belanda yang sudah diadaptasi dengan budaya Jawa.
  6. Pagar yang Unik terbuat dari Tanaman
    Rumah joglo dihiasi dengan pagar bambu yang disebut dengan pagar mangkok. Pagar ini tersusun dari tanaman perdu dengan ketinggian kurang dari satu meter. Pagar yang tak terlalu tinggi tersebut dimaksudkan agar tetap bisa berinteraksi dengan masyarakat sekitar.
  7. Pemiliknya adalah Bangsawan
    Rumah joglo terbuat dari kayu jati yang memiliki harga tak murah. Oleh sebab itu rumah joglo juga dapat melambangkan status sosial pemilik rumah. Jadi secara tidak langsung orang yang tinggal di rumah joglo adalah para bangsawan sekaligus menunjukkan status sosial sang pemilik rumah
  8. Sudah ada Sejak Zaman Dahulu
    Rumah adat Joglo rupanya sudah ada sejak dahulu kala yaitu pada masa kerajaan Mataram Kuno. Hal ini dapat dilihat dari relief-relief yang ada di candi Borobudur yang menggambarkan rumah penduduk Jawa zaman dahulu sama seperti penduduk Jawa saat ini.
  9. Berkaitan dengan Dewi Padi
    Rumah Joglo sering kali dianggap berkaitan dengan Dewi padi yaitu Dewi Sri, Sebab masyarakat Jawa pada umumnya bermata pencaharian sebagai petani. Oleh sebab itu rumah joglo memiliki ruangan khusus untuk dewi padi yang bernama ruangan krobokan.
  10. Setiap Ruangan Memiliki Fungsi Khusus
    Seperti rumah adat lainnya, rumah joglo dibagi ke dalam 3 ruangan utama yang memiliki fungsi tertentu seperti pendapa yang berada di bagian depan bangunan. Ruangan ini difungsikan untuk menggelar acara. Ruangan selanjutnya yaitu pringgitan atau disebut juga omah njero yang artinya bagian dalam dan berfungsi sebagai tempat pertunjukan seni. Bagian terakhir  adalah dalem yang memiliki bentuk persegi atau persegi panjang dan berfungsi sebagai tempat tinggal pemilik rumah. Selain ketiga ruangan utama tersebut biasanya rumah joglo memiliki ruangan bernama emperan yaitu ruangan yang berfungsi sebagai menerima tamu dan juga perantara antara pringgitan dan omah njero. Rumah joglo dilengkapi dengan Senthongan yaitu ruangan untuk menyimpan makanan dan benda pusaka serta ruangan gedhongan sebagai tempat menyimpan barang yang sudah tidak dapat diakomodasikan lagi di dalam rumah.

The post 10 Fakta Rumah Adat Joglo yang Jarang diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Suku Jawa : Sejarah – Ciri Khas dan Kebudayaannya https://haloedukasi.com/suku-jawa Tue, 01 Dec 2020 02:38:20 +0000 https://haloedukasi.com/?p=16128 Indonesia merupakan negara dengan kepulauan dan daratan yang sangat luas. Indonesia juga dikenal sebagai negara yang memiliki beragam kebudayaan, suku, bahasa dan juga adat istiadatnya. Kita akan membahas suku yang paling banyak dan juga terkenal di Indonesia, yaitu suku Jawa. Suku jawa tidak hanya tersebar di wilayah Indonesia saja, melainkan juga tersebar di beberapa negarra […]

The post Suku Jawa : Sejarah – Ciri Khas dan Kebudayaannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Indonesia merupakan negara dengan kepulauan dan daratan yang sangat luas. Indonesia juga dikenal sebagai negara yang memiliki beragam kebudayaan, suku, bahasa dan juga adat istiadatnya.

Kita akan membahas suku yang paling banyak dan juga terkenal di Indonesia, yaitu suku Jawa. Suku jawa tidak hanya tersebar di wilayah Indonesia saja, melainkan juga tersebar di beberapa negarra di dunia.

Apa itu Suku Jawa?

Suku jawa merupakan suku yang terbesar di Indonesia. Suku yang terkenal akan tata karma dan kelembutan tutur katanya ini tersebar di seluruh penjuru negeri.

Suku Jawa tersebar di Jawa Tengah, Jogjakarta, Jawa Timur, Serang, Cilegon dan Kabupaten Indramayu. Bahkan suku Jawa ini hamper kita temui di seluruh Indonesia. Tidak hanya di Indonesia, melainkan sekarang ini Suku Jawa tersebar bahkan hingga ke mancanegara, seperti Suriname, Oseania, Amerika Selatan dan juga Kaledonia Baru.

Suku Jawa berada di negara-negara tersebut disebabkan karena dahulu mereka dibawa oleh pemerintahan kolonial Belanda untuk dijadikan pekerja di negara negara koloni Belanda tersebut.

Sejarah Perkembangan Suku Jawa

Sejarah Suku Jawa sangat bermacam-macam diantaranya:

  1. Menurut Sejarawan

Asal usul dari Suku Jawa yaitu berasal dari orang-orang Yunani yang terdapat di China. Ada salah satu sejarawan asal Belanda yaitu Profesor Dr. H. Kern yang meneliti bahwa bahasa daerah di Indonesia yang satu mirip dengan bahasa daerah lainnya yang juga terdapat di Indonesia.

Kemudian professor tersebut membuat kesimpulan bahwa bahasa tersebut berasal dari rumpun yang sama yaitu Austronesia.

2. Menurut Babad Tanah Jawa


Dalam Babad Tanah Jawa diceritakan bahwa masyarakat Jawa berasal dari Kerajaan Kalingga yang letaknya berada di India Selatan. Pangeran Keling yaitu pangeran yang berasal dari kerajaan Kalingga melakukan perjalanan jauh dan meninggalkan Kerajaan Kalingga.

Akhirnya Pangeran beserta rombongannya menemukan pulau kecil yang kemudian diberi nama Javacekwara. Mereka bergotong royong membangun pemukiman di pulau tersebut.

3. Tulisan Kuno India

Menurut Tulisan Kuno India pada jaman dahulu beberapa pulau yang menyatu di kepulauan Nusantara terkena musibah dan kemudian menyebabkan terendamnya beberapa daratan dan juga beberapa pulau jadi terpisah. Lalu munculah pulau-pulau baru akibat dari musibah tersebut seperti Pulau Jawa.

Di dalam tulisan kuno tersebut menceritakan seorang pengembara yang bernama Aji Saka, ia menjelajah ke berbagai penjuru sampai dengan ia menemukan Pulau Jawa. Ia juga adalah orang yang pertama kali menginjakkan kakinya di Pulau Jawa.

Pakaian Adat Suku Jawa

Pakaian adat masyarakat Suku Jawa pasti selalu ada unsur “batik”nya. Karena batik sendiri merupakan kain khas yang berasal dari Jawa. Kata batik merupakan kependekan dari istilah “soko sak tithik” yang berasal dari kalimat Jawa Babat.

Ada juga yang memiliki pendapat bahwa kata batik berasal dari kata “amba” atau lebar dan “titik” yang berarti titik. Jika digabungkan memiliki arti membuat titik-titik pada kain yang lebar. Batik juga sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya asli yang berasal dari Indonesia.

Pakaian adat Pria

Pakaian adat pria pada umunya terdiri dari atasan dan juga bawahan yang berupa celana atau kain jarik.

  1. Jawi Jangkep


Pakaian adat ini berasal dari keraton Kasunanan Surakarta. Pakaian Jawi Jangkep terbagi menjadi dua jenis pakaian, yaitu Jawi Jangkep dan Jawi Jangkep Padintenan.

Jawi Jangkep berupa pakaian atasan yang memiliki warna hitam dan biasanya hanya digunakan saat acara formal saja. Sedangkan Jawi Jangkep Padintenan bisa digunakan dalam keseharian dan warnanya selain hitam diperbolehkan.

Kelengkapan pakaian Jawi Jangkep, yaitu atasan, setagen, kain bawah (jarik), keris, selop atau alas kaki, blangkon, dan juga ikat pinggang (timang, lerep dan epek).

2. Beskap


Beskap digunakan hanya untuk acara resmi saja, misalnya pernikahan. Beskap merupakan model kemeja lipat yang berwarna polos. Pada beskap terdapat kancing dibagian kanan dan juga kirinya.

3. Surjan


Surjan ini merupakan baju adat Jawa yang sangat penjang, dan sudah ada semenjak jaman mataram Islam. Pada jaman dahulu, surjan hanya boleh digunakan oleh kaum bangsawan dan abdi keraton saja. Model dari surjan yaitu seperti kemeja dengan kerah yang tegak dan lengannya panjang.

Pakaian Adat Wanita

  1. Kemben


Kemben ini digunakan untuk menutupi dada dan berada pada bagian dalam. Kemben merupakan kain panjang yang digunakan dengan cara dililitkan dari dada hingga ke bawah pinggul.

2. Dodot


Dodot merupakan kain batik yang panjang dan untuk menutupi tubuh bagian bawah yaitu pinggul sampai kaki.

3. Kebaya Jawa


Kebaya pada umumnya terbuat dari kain yang memiliki tekstur tipis dan cukup transparan. Kebaya ini merupakan atasan yang dipadukan dengan kain jarik sebagai bawahannya.

Dulu kebaya ini hanya boleh digunakan oleh kaum bangsawan dan orang-orang yang memiliki ekonomi tinggi saja. Hal ini dikarenakan kain untuk membuat kebaya memiliki harga yang cukup tinggi.

Agama yang dianut Suku Jawa

Di pulau Jawa pada jaman dahulu, di masa kejayaan agama Hindu dan juga Budha, mayoritas masyarakat Jawa menganut agama Hindu dan Budha. Terbukti dengan adanya kerajaan Hindu terbesar di nusantara yaitu Kerajaan Majapahit. Dan juga adanya candi Borobudur yang merupakan peninggalan dari masa kejayaan Budha.

Selanjutnya kerajaan-kerajaan Islam masuk dan berkembang di Pulau Jawa. Kemudian kerajaan tersebut menyebarkan ajaran-ajaran agama Islam sehingga lambat laun masyarakat Jawa memeluk agama Islam.

Namun, pada saat sekarang banyak sekali agama yang terdapat di Pulau Jawa. Tidak hanya Islam, Hindu, dan Budha saja. Melainkan ada Kristen, Katolik, Konghucu dan juga aliran kejawen.

Rumah Adat Suku Jawa

Pada umumnya rumah adat yang ada di Pulau Jawa menggunakan bahan dasar kayu untuk membangunnya. Namun, bukan kayu sembarangan, kayu yang digunakan oleh masyarakat Suku Jawa biasanya kayu yang bisa bertahan hingga jangka waktu yang sangat lama sekali, ratusan tahun.

Rumah Joglo adalah tempat tinggal Suku Jawa sejak jaman dahulu, namun di jaman sekarang jarang ditemukan rumah Joglo di perkotaan. Rumah Joglo memili bagian-bagian tersendiri dan juga memiliki fungsi yang berbeda-beda.

Ada yang digunakan untuk menerima tamu atau yang sering disebut Pendapa. Ada juga ruangan yang digunakan untuk bersantai dan lain sebagainya. Atap pada rumah Joglo cukup unik, karena terbuat dari tanah liat yang dibuat sendiri.

Bahasa yang dipakai Suku Jawa

Untuk percakapan sehari-harinya masyarakat Suku Jawa menggunakan bahasa Jawa untuk bercengkrama dengan masyarakat suku Jawa lainnya. Bahasa ini masih sangat dilestarikan sampai dengan sekarang, bahkan menjadi salah satu mata pelajaran di setiap sekolah.

Bahasa Jawa dalam penggunaannya memiliki tiga tingkatan. Pertama, Bahasa Krama Inggil yaitu bahasa yang digunakan saat kita berbicara dengan orang yang lebih tua dari kita atau kedudukan sosialnya jauh diatas kita.

Kedua, Bahasa Krama Madya yaitu abhasa yang digunakan saat berbicara dengan orang yang sederajat dengan kita. Ketiga, Bahasa Jawa Ngoko yaitu bahasa yang tingkatannya berada paling bawah. Biasanya bahasa ini digunakan untuk berbicara dengan seseorang yang usianya lebih muda dari kita.

Tulisan Jawa

Tulisan Jawa atau biasa disebut dengan Aksara Jawa yaitu tulisan khas dari Suku Jawa. Pada jaman modern ini tulisan aksara Jawa ini sangat jarang digunakan. Namun, Aksara Jawa ini masih diajarkan di beberapa sekolah-sekolah yang terdapat di Pulau Jawa.

Aksara Jawa memiliki 20 huruf dan ada beberapa pasangannya. Jika dilihat sekilas tulisan aksara Jawa ini sangat rumit, namun apabila kita mempelajarinya akan mudah dan cepat mengerti.

Mata Pencaharian Suku Jawa

Masyarakat Suku Jawa yang bertempat tinggal di pedesaan rata-rata berprofesi sebagai petani. Namun, tidak hanya sebagai petani saja melainkan ada juga yang menjadi petani kebun karena mereka berada di daerah dataran tinggi.

Sedangkan masyarakat Suku Jawa yang bertempat tinggal di perkotaan, memiliki beragam profesi mulai dari karyawan, guru, polisi, tentara, pedagang dan lain sebagainya. Perekonomian di Pulau Jawa bisa dibilang cukup ramai karena Pulau Jawa sendiri memiliki luas daerah yang sangat luas dan juga populasi penduduknya yang cukup padat.

Ada juga masyarakatnya yang merantau ke luar dari Pulau Jawa guna mengais rejeki untuk mencukupi kebutuhan ekonomi keluarganya. Ada juga yang memilih menjadi TKW atau TKI di negeri orang demi kehidupan keluarganya yang sejahtera.

Kesenian Suku Jawa

Wayang kulit merupakan tradisi kesenian yang mendarah daging pada masyarakat Suku Jawa. Kesenian wayang kulit juga merupakan salah satu budaya Suku Jawa. Wayang kulit, wayang berasal dari kata “ma Hyang” yang memiliki arti menuju spiritualitas sang kuasa. Wayang kulit kerap digunakan sebagai media untuk permenungan menuju roh-roh Dewa. Namun, pada jaman modern ini wayang kulit digunakan sebagai pertunjukan saja.

Permainan wayang kulit mulai tersebar semenjak para wali songo sering menggunakan wayang kulit sebagai media dakwah untuk menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Pada umunya, cerita wayang kulit diambil dari kisah Mahabarata dan juga Ramayana.

Wayang kulit terbuat dari lembaran kulit hewan kerbau yang diambil dan kemudian dikeringkan. Wayang kulit dimainkan oleh seseorang narator yang sering disebut dalang. Tidak hanya menggerakan wayang kulit saja, melainkan dalang harus bernarasi atau bercerita mengenai epos pewayangan.

Biasanya wayang kulit diiringi dengan musik yang berasal dari beberapa gamelan dan juga syair berbahasa Jawa. Wayang kulit sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisa kekayaan budaya Indonesia yang memiliki nilai adiluhung.

The post Suku Jawa : Sejarah – Ciri Khas dan Kebudayaannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>