saraf kranial - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/saraf-kranial Fri, 08 Dec 2023 08:53:58 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico saraf kranial - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/saraf-kranial 32 32 10 Fungsi Saraf Kranium https://haloedukasi.com/fungsi-saraf-kranium Fri, 08 Dec 2023 08:53:55 +0000 https://haloedukasi.com/?p=46802 Saraf kranium atau juga dikenal dengan istilah saraf kranial adalah saraf yang memampukan tubuh manusia bekerja secara optimal dan sempurna. Memiliki 12 pasang saraf dengan fungsinya masing-masing, saraf kranium yang termasuk sistem saraf di dalam otak ini membuat gerakan otot tubuh dan fungsi pancaindra lancar. Saraf kranium adalah saraf yang berperan sebagai penghubung antara otak […]

The post 10 Fungsi Saraf Kranium appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Saraf kranium atau juga dikenal dengan istilah saraf kranial adalah saraf yang memampukan tubuh manusia bekerja secara optimal dan sempurna. Memiliki 12 pasang saraf dengan fungsinya masing-masing, saraf kranium yang termasuk sistem saraf di dalam otak ini membuat gerakan otot tubuh dan fungsi pancaindra lancar.

Saraf kranium adalah saraf yang berperan sebagai penghubung antara otak dengan berbagai organ tubuh dengan tidak melalui sumsum tulang belakang. Jadi ketika otak terhubung dengan baik pada pancaindra manusia serta otot-otot tubuh, khususnya kepala, leher dan dada dan bisa kesemuanya berfungsi dengan baik, maka ini terjadi berkat saraf kranium.

Tidak sekadar otot maupun pancaindra, otak yang terhubung dengan kelenjar yang berkaitan dengan area kepala, leher serta dada juga tersambung karena saraf kranium.

Berikut fungsi saraf kranium

1. Mendukung Kemampuan Mencium Bau

Dari keduabelas pasang saraf kranium, jenis saraf kranium I atau olfaktori memampukan manusia untuk memiliki kemampuan mencium bau secara normal. Indra penciuman didukung utamanya oleh saraf kranium I karena saraf ini menerima rangsangan melalui hidung lalu dikirim ke otak supaya diolah menjadi sensasi aroma atau bau.

2. Mendukung Kemampuan Penglihatan

Saraf kranium II atau optik berperan penting dalam mendukung kemampuan penglihatan seseorang. Saraf optik adalah jenis saraf kranium yang mengatur atau mengendalikan indra penglihatan dengan menangkap rangsangan melalui mata untuk dikirim ke otak. Otak lalu mengolahnya sebagai sensasi penglihatan atau persepsi visual dari suatu objek yang dilihat mata.

3. Menggerakkan Otot Mata

Saraf kranium III atau okulomotor dan saraf kranium IV atau troklear berperan besar dalam pergerakan otot mata. Saraf kranium jenis ini mendukung otot mata agar dapat bergerak mengikuti objek tertentu yang ditangkap mata.

Tidak hanya menggerakkan otot mata, okulomotor serta troklear adalah saraf yang berfungsi mengendalikan respon pupil mata; pupil mata membesar saat menerima cahaya tinggi dan mengecil saat menerima cahaya rendah. Saraf abdusen atau saraf kranium VI juga mengendalikan gerakan mata, khususnya memampukan gerakan melihat ke samping.

4. Menggerakkan Rahang

Saraf kranium V atau saraf trigeminal berperan dalam pergerakan rahang. Manusia dapat menggerakan mulut, mengunyah, dan mengatupkan gigi karena saraf kranium paling besar ini. Selain itu, saraf trigeminal sebagai saraf kranium juga memberi sensasi di bagian otot membran timpani telinga serta memampukan bagian wajah lainnya merasakan sesuatu.

5. Mengendalikan Otot Wajah

Fungsi saraf kranium lainnya adalah sebagai pengendali otot wajah, yakni lebih kepada peran saraf kranium VII atau saraf fasialis. Ekspresi wajah manusia sangat beragam, seperti saat merengut, tersenyum, marah, sedih, dan lainnya. Gerakan wajah agar berekspresi secara tepat pada dasarnya didukung oleh saraf kranium fasialis.

6. Menghasilkan Air Mata dan Air Liur

Masih dengan saraf kranium yang sama, yakni saraf kranium VII atau fasialis, produksi air mata dan air liur terstimulasi dengan normal bila saraf tersebut juga berkondisi baik. Karena berperan merangsang produksi air mata dan air liur, maka ketika saraf ini bermasalah, kadar air mata dan air liur bisa menurun.

7. Mengendalikan Keseimbangan Tubuh dan Mendukung Indra Pendengaran

Saraf kranium VIII atau vestibulocochlear adalah jenis saraf kranium yang berperan besar agar manusia dapat mendengar. Selain itu, keseimbangan tubuh dapat terjaga dengan baik dan normal juga berkat keberadaan saraf kranium vestibulocochlear.

8. Mengendalikan Organ-organ Internal

Saraf kranium IX (glosofaringeus) dan saraf kranium X (vagus) adalah dua saraf kranium yang berfungsi mengatur atau mengendalikan organ-organ internal tubuh. Saraf glosofaringeus tidak hanya mengatur organ dalam, tapi juga bertugas menangkap stimulus atau rangsangan dari posterior.

Lidah juga untuk mendukung kemampuan indra pengecap. Sedangkan saraf kranium vagus menangkap stimulus atau rangsangan dari organ dalam dan mengendalikannya.

9. Mengatur Gerakan Kepala

Saraf kranium XI atau aksesorius berperan penting dalam pergerakan otot leher yang juga berkaitan dengan pergerakan kepala. Leher dan kepala yang bisa diputar, dimiringkan dan digerakkan dengan bebas dan normal adalah berkat saraf kranium satu ini. Selain bagian kepala dan leher, bahu juga dapat bergerak dengan baik karena saraf aksesorius.

10. Mengatur Gerakan Lidah dan Mendukung Indra Pengecap

Saraf kranium XII atau hipoglossus adalah saraf kranium yang bertanggung jawab menggerakkan lidah. Selain itu, saraf kranium yang berhubungan dengan lidah agar dapat mengecap dengan baik adalah saraf kranium IX (glosofaringeal) dan VII (fasialis).

The post 10 Fungsi Saraf Kranium appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
2 Fungsi Saraf Kranium pada Otak https://haloedukasi.com/fungsi-saraf-kranium-pada-otak Thu, 07 Dec 2023 08:29:17 +0000 https://haloedukasi.com/?p=46808 Saraf kranium atau saraf kranial (nervus kranial) adalah sistem saraf yang membuat tubuh manusia bekerja dan berfungsi dengan baik. Sistem saraf sendiri adalah penerima rangsangan, yang kemudian mengolahnya untuk dikirimkan ke organ-organ tubuh. Pada saraf kranium, ada 12 pasang saraf yang terletak di otak bagian bawah atau bagian dasar yang keseluruhannya saling terhubung untuk memaksimalkan […]

The post 2 Fungsi Saraf Kranium pada Otak appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Saraf kranium atau saraf kranial (nervus kranial) adalah sistem saraf yang membuat tubuh manusia bekerja dan berfungsi dengan baik. Sistem saraf sendiri adalah penerima rangsangan, yang kemudian mengolahnya untuk dikirimkan ke organ-organ tubuh.

Pada saraf kranium, ada 12 pasang saraf yang terletak di otak bagian bawah atau bagian dasar yang keseluruhannya saling terhubung untuk memaksimalkan kinerja tubuh. Keduabelas pasang saraf tersebut memiliki fungsinya masing-masing yang saling berkoordinasi.

Berikut fungsi saraf kranium pada otak secara umum.

1. Menerima Informasi dan Menyampaikannya ke Pancaindra

Pusat dari segala aktivitas manusia ada di dalam tubuh manusia itu sendiri, dan tepatnya bagian ini disebut dengan otak. Begitu pula dengan adanya 12 pasang saraf kranium yang ada pada otak dan terhubung satu sama lain serta terhubung ke berbagai otot, organ, dan kelenjar memfungsikan kelima indera manusia.

Terletak di dasar otak namun terdiri dari dua bagian (batang otak dan otak besar/cerebrum), saraf kranium berperan sebagai penerima informasi sensorik dan motorik lalu menyampaikannya ke pancaindra.

Saat memperoleh rangsangan atau stimulus, maka otak akan bekerja agar saraf kranium mengirim sinyal listrik atau informasi sensorik maupun motorik ke organ-organ tubuh yang berkepentingan. Penyampaian sinyal listrik oleh saraf kranium dari otak ke organ-organ tubuh tertentu terjadi secara langsung.

Artinya, jika informasi sensorik yang dibawa oleh saraf, maka informasi kemudian diterima oleh telinga, mulut, hidung dan mata. Maka dengan kata lain, fungsi saraf kranium pada otak salah satunya (secara sensorik) adalah memfungsikan indera pendengaran, pengecap, penciuman, dan penglihatan.

Sementara untuk informasi motorik yang saraf terima akan dibawa ke otak untuk kemudian otak kirimkan ke organ tubuh tertentu untuk bisa bergerak secara terkontrol. Informasi motorik biasanya tidak hanya disampaikan ke otot tubuh, tapi juga kelenjar dan organ-organ pancaindra. Oleh sebab itu, manusia mampu membuat otot wajah, leher dan lainnya bergerak dengan normal.

Berbagai gerakan wajah maupun otot tubuh lainnya dapat terkendali karena adanya saraf kranium pada otak. Selain wajah dan leher yang bisa digerakkan, seseorang bisa mengunyah dan menelan makanan maupun minuman serta berbicara dengan baik karena fungsi saraf kranium.

Tidak hanya menerima rangsangan, mengolah dan kemudian mengirimkannya ke organ-organ pada kepala, wajah, dan leher. Dari 12 pasang saraf kranium, beberapa diantaranya juga berfungsi mengendalikan jantung dan paru-paru. Keduanya adalah organ dalam yang memperoleh informasi motorik maupun sensorik dari saraf kranium di otak.

2. Menjadi Penghubung Saraf ke Otot, Indera dan Organ Tubuh

Saraf kranium pada otak merupakan bagian penting dari sistem saraf dalam tubuh manusia walau tidak melewati sumsum tulang belakang. Saraf kranium terhubung ke berbagai organ tubuh untuk mengaturnya bekerja secara normal, seperti halnya pada kepala dan leher.

Meski dikenal sebagai saraf yang mengendalikan otot wajah dan leher, saraf kranium terhubung dari otak ke organ tubuh lainnya, seperti dada, sehingga turut berperan dalam mengendalikan paru-paru serta jantung.

Bukan hanya organ indra dan otot tubuh yang bekerja optimal berkat fungsi saraf kranium pada otak terhubung ke sana, melainkan juga berbagai kelenjar dalam tubuh yang kemudian teraktivasi dengan baik.

The post 2 Fungsi Saraf Kranium pada Otak appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
12 Jenis Saraf Kranial dan Fungsinya https://haloedukasi.com/jenis-saraf-kranial Sat, 25 Nov 2023 05:10:10 +0000 https://haloedukasi.com/?p=46640 Tubuh manusia terdiri dari berbagai sel, jaringan dan otot yang perlu bekerja secara terkoordinasi agar dapat beraktivitas secara normal. Keberadaan sistem saraf adalah kunci untuk tubuh manusia yang lebih sempurna, sebab pengontrol dari seluruh organ yang ada adalah sistem saraf. Dalam hal ini, saraf kranial bukan pengecualian, terutama karena berkat saraf ini otot dan pancaindra […]

The post 12 Jenis Saraf Kranial dan Fungsinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tubuh manusia terdiri dari berbagai sel, jaringan dan otot yang perlu bekerja secara terkoordinasi agar dapat beraktivitas secara normal. Keberadaan sistem saraf adalah kunci untuk tubuh manusia yang lebih sempurna, sebab pengontrol dari seluruh organ yang ada adalah sistem saraf. Dalam hal ini, saraf kranial bukan pengecualian, terutama karena berkat saraf ini otot dan pancaindra benar-benar berfungsi sebagaimana mestinya.

Ada 12 pasang saraf kranial yang memiliki perannya masing-masing untuk organ tubuh yang berbeda-beda. 12 pasang saraf kranial ini menjadi pengirim informasi ke otak agar otak menerima informasi tersebut dan bekerja mengirimkan instruksi ke seluruh pancaindra yang dibutuhkan agar berfungsi menurut kebutuhan tubuh.

Saraf kranial identik dengan dua fungsi; yang pertama adalah fungsi sensorik, yakni fungsi menerima rangsangan dari luar dan mengirimkan sinyal listrik ke otak untuk diproses lebih lanjut. Sementara fungsi yang kedua adalah fungsi motorik, yakni proses usai otak menerima informasi dari rangsangan yang ditangkap kemudian membawa instruksi dari otak ke organ tubuh tertentu supaya bekerja sesuai kebutuhan.

Manusia dapat berbicara, menggerakkan otot tubuh bagian tertentu, makan dan melakukan gerakan-gerakan lainnya berkat adanya saraf kranial. Setelah instruksi otak yang dibawa saraf kranial sampai ke anggota tubuh tertentu, bagian itu kemudian bereaksi terhadap rangsangan dan oleh sebab itu tubuh kita bisa berfungsi sebagaimana mestinya seperti saat ini.

Karena saraf kranial ada 12 pasang dan terhubung pada pancaindera, fungsi tubuh menjadi maksimal. Dan berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut mengenai apa saja 12 pasang saraf kranial tersebut berikut fungsi setiap jenisnya.

1. Saraf Kranial I : Olfaktori

Olfaktori adalah saraf kranial jenis pertama yang terhubung dengan indera penciuman atau hidung. Jika pada cerebrum atau otak besar terdapat dua saraf kranial, maka olfaktori adalah salah satunya, yakni saraf yang memperoleh informasi bau tertentu yang kemudian dikirim ke bulbus olfaktorius.

Dari sana akan dilanjutkan ke area limbik sehingga akhirnya memampukan manusia mencium wewangian maupun berbagai macam aroma.

2. Saraf Kranial II : Optik

Selain indera penciuman, indera penglihatan pun dapat berfungsi normal karena adanya peran salah satu saraf kranial, yakni saraf optik. Saraf kranial kedua adalah penerima rangsangan yang masuk ke retina dan membawanya menuju otak agar otak dapat memperoleh informasi.

Saraf optik memiliki peran sebagai pembawa sinyal elektrik yang dikirimkan dari retina ke otak dan informasi visual yang sudah otak terima dapat memampukan manusa melihat objek tertentu. Saraf optik berpotensi rusak dan jika gangguan atau kerusakan ini terjadi, maka risiko indera penglihatan untuk menurun atau bahkan hilang sangat tinggi.

3. Saraf Kranial III : Okulomotor

Saraf okulomotor juga memfungsikan indera penglihatan, terutama fungsi motorik, sehingga ketika saraf ini berkelainan maka sebagai akibatnya seseorang akan mengalami ptosis, penglihatan kabur, hingga risiko penglihatan ganda.

Saraf okulomotor yang berfokus pada fungsi motorik memampukan manusia untuk mengedipkan dan menggerak-gerakkan mata sesuai kebutuhan. Bahkan ketika kita dapat melihat suatu benda secara fokus, hal ini berkat fungsi saraf okulomotor.

Saraf ini pun yang membuat manusia mampu membuka dan menutup kelopak mata, melihat ke atas, bawah dan samping. Kemampuan pupil mata dalam merespon cahaya juga berasal dari fungsi saraf kranial ketiga yang asalnya dari otak bagian depan sisi tengah dan bergerak untuk sampai pada rongga mata.

4. Saraf Kranial IV : Troklear

Satu lagi saraf kranial yang juga berfokus pada kemampuan indera penglihatan, yakni saraf troklear asal letaknya dari otak tengah bagian belakang dan bergerak menuju rongga mata. Saraf pengontrol otot mata ini yang memampukan manusia untuk bisa menggerakkan mata ke atas, bawah dan samping secara normal. Beberapa risiko yang bisa terjadi ketika saraf troklear bermasalah atau rusak adalah mata juling (strabismus) atau penglihatan ganda.

5. Saraf Kranial V : Trigeminal

Sebagai saraf terbesar pada saraf kranial, fungsi yang dibawa saraf kranial jenis trigeminal adalah fungsi motorik maupun sensorik. Berikut ini adalah tiga bagian dari saraf trigeminal yang juga sebaiknya dipahami berikut fungsinya masing-masing :

point di bawah opas, revisi

  • Oftalmik, yakni bagian saraf trigeminal yang membawa informasi sensorik dari kelopak mata atas, kening, dan kulit kepala.
  • Maksila, yakni bagian saraf trigeminal yang membawa informasi sensorik dari rongga hidung, bibir atas, pipi, dan kelopak mata bawah.
  • Mandibula, yakni bagian saraf trigeminal yang membawa informasi motorik sekaligus sensorik dari area bawah wajah yang meliputi rahang (tepatnya pada area otot dekat telinga), dagu, leher atas, mulut, bibir bawah, dan lidah.

Ketiganya adalah bagian penting saraf trigeminal yang memampukan manusia merasakan panas, dingin, hingga nyeri apabila saraf ini berfungsi secara normal dan dalam kondisi yang baik. Namun ketika saraf trigeminal terganggu, penderitanya akan mengalami kesulitan membuka mulut, kesulitan mengunyah, dan kesulitan makan.

6. Saraf Kranial VI : Abdusen

Saraf abdusen adalah jenis saraf kranial yang berkaitan dengan indera penglihatan sebab saraf ini adalah pengontrol otot mata rektus lateral. Saraf abdusen yang asalnya dari satu bagian batang otak (pons) memanjang sampai ke otot rektus lateral di rongga mata ini berfungsi utama sebagai penggerak mata ke samping. Namun sebagai risiko jika saraf abdusen bermasalah, penderitanya dapat mengalami mata juling dan diplopia.

7. Saraf Kranial VII : Fasialis

Manusia dapat menunjukkan ekspresi wajah yang berbeda-beda di mana hal ini terkait peran saraf fasialis. Saraf kranial yang berasal dari pons pada batang otak ini merupakan pengontrol ekspresi wajah secara menyeluruh, tak terkecuali pengatur gerakan saat mata menutup.

Oleh sebab itu, Bell’s palsy adalah suatu penyakit atau gangguan pada mata yang disebabkan oleh kelumpuhan saraf fasialis di mana gejala terjadi pada satu sisi wajah. Saraf fasialis pada dasarnya memiliki tiga fungsi, yakni :

  • Pengendali gerakan otot wajah dan mata (maka seseorang dapat memasang wajah masam dan cemberut atau tersenyum)
  • Pendukung produksi air liur dan air mata
  • Perangsang rasa di bagian lidah (sehingga seseorang dapat mencicipi berbagai macam rasa makanan/minuman).

8. Saraf Kranial VIII : Vestibulokoklear

Saraf vestibulokoklear merupakan saraf yang terdiri dari dua bagian dan tugas utamanya adalah memfungsikan pendengaran dan keseimbangan tubuh. Vestibular adalah satu bagian yang menjadi pengakumulasi informasi di telinga bagian dalam agar tubuh memiliki keseimbangan yang baik.

Sementara koklea adalah bagian lainnya yang berfungsi untuk mendengar dan memahami suara. Ketika seseorang mengalami vertigo, ketulian, tinnitus, atau bahkan penyakit Meniere, maka artinya saraf vestibulokoklear mengalami gangguan atau kerusakan.

9. Saraf Kranial IX : Glosofaringeal

Saraf glosofaringeal adalah jenis saraf kranial yang berasal dari medulla oblongata dan bergerak ke tenggorokan serta leher. Saraf ini memampukan manusia untuk dapat mengecap (merasakan makanan atau minuman atau apapun yang masuk ke dalam mulut) dan menelan.

Memiliki fungsi motorik dan sensorik, fungsi motorik saraf ini lebih kepada sebagai pengirim informasi dari kelenjar air liur dan gerakan otot tenggorokan bagian belakang, sementara fungsi sensoriknya adalah sebagai pengirim informasi dari belakang lidah, rongga telinga tengah, telinga luar, dan tenggorokan bagian belakang. Jadi bila saraf ini rusak atau terganggu, seseorang akan kesulitan merasakan makanan/minuman apalagi menelannya.

10. Saraf Kranial X : Vagus

Saraf kranial dengan cabang yang cukup banyak (otonom, motorik dan sensorik) dan merupakan saraf kranial terpanjang ini mencakup lebih banyak fungsi daripada saraf kranial jenis lain. Saraf vagus juga dikenal sebagai saraf parasimpatik, yakni saraf yang memanjang dari otak sampai sistem pencernaan manusia.

Dengan menjadi saraf kranial terpanjang, saraf vagus mengontrol lebih banyak organ, seperti otak, pita suara, pencernaan, jantung, paru-paru, dan bahkan tenggorokan serta lidah. Jadi, fungsi-fungsi dari saraf vagus antara lain meliputi :

  • Sebagai pengontrol lambung dan usus.
  • Sebagai pengontrol tekanan darah.
  • Sebagai pengontrol detak jantung.
  • Sebagai perangsang kelenjar endokrin sehingga hormon pendukung metabolisme terproduksi secara normal dalam kadar yang stabil.
  • Sebagai pengontrol gerakan pita suara.
  • Sebagai pengontrol paru-paru.

Saraf vagus yang mengalami masalah atau kerusakan dapat berakibat pada masalah pencernaan, masalah jantung, perubahan suara (biasanya menjadi parau), sesak nafas (karena memengaruhi paru-paru), hingga kesulitan menelan.

11. Saraf Kranial XI : Aksesorius

Saraf aksesorius adalah jenis saraf kranial yang berkaitan dengan tulang belakang sehingga perannya sangat besar dalam fungsi motorik. Saraf ini bertanggung jawab menjadi pengontrol otot bahu, kepala, dan leher sehingga ketiga bagian ini dapat bergerak dengan normal.

Selain itu, saraf aksesorius juga memiliki peran dalam kemampuan manusia untuk menelan karena otot laring dan faring dipengaruhi oleh saraf kranial satu ini. Jika saraf aksesorius rusak atau terkena gangguan, akibatnya kelemahan otot leher hingga punggung bisa terjadi dan risiko terbesarnya adalah kelumpuhan.

12. Saraf Kranial XII : Hipoglosus

Saraf kranial tipe terakhir adalah hipoglosus, yakni saraf yang ada di medulla oblongata dan bergerak menuju rahang serta lidah. Jadi ketika lidah kita bisa bergerak leluasa, otot-ototnya dipengaruhi oleh saraf hipoglosus yang jika saraf ini rusak, maka penderitanya akan mudah tersedak, sulit menelan, dan/atau afasia (gangguan komunikasi).

Dengan melihat jenis-jenis saraf kranial dan fungsinya di atas, kita tahu bahwa kualitas hidup manusia dalam kesehariannya sangat ditentukan oleh saraf ini.

The post 12 Jenis Saraf Kranial dan Fungsinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
2 Fungsi Saraf Abdusen https://haloedukasi.com/fungsi-saraf-abdusen Tue, 21 Nov 2023 08:37:52 +0000 https://haloedukasi.com/?p=46651 Saraf abdusen merupakan salah satu jenis saraf kranial yang juga dikenal dengan istilah saraf kranial VI; saraf kranial sendiri merupakan saraf yang ada pada otak yang berfungsi penting agar tubuh manusia dapat bekerja secara normal. Maka dengan kata lain saraf ini berhubungan dengan bagaimana indera penglihatan manusia dapat bekerja sebagaimana mestinya. Namun untuk lebih detail […]

The post 2 Fungsi Saraf Abdusen appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Saraf abdusen merupakan salah satu jenis saraf kranial yang juga dikenal dengan istilah saraf kranial VI; saraf kranial sendiri merupakan saraf yang ada pada otak yang berfungsi penting agar tubuh manusia dapat bekerja secara normal.

Maka dengan kata lain saraf ini berhubungan dengan bagaimana indera penglihatan manusia dapat bekerja sebagaimana mestinya. Namun untuk lebih detail mengenai saraf dengan fungsi motorik daripada sensorik ini.

Berikut fungsi saraf abdusen paling utama.

1. Menggerakkan Mata ke Luar

Saraf abdusen adalah saraf kranial pengendali otot rektus lateral yang bekerja dengan cara pons (bagian dari batang otak) bergerak ke saluran Dorello lebih dulu. Setelah ke bagian tersebut, sinus kavernosus juga merupakan bagian wilayah yang dilewati oleh pons yang kemudian membawanya sampai pada otot rektus lateral dan memampukan manusia menggerakan matanya ke luar.

2. Menggerakkan Mata agar Bisa Melihat ke Samping

Selain berfungsi agar mata bergerak ke luar, gerakan mata manusia ke samping atau pinggir mata atau mengarah pada telinga, yakni ke kanan dan ke kiri dapat dilakukan berkat saraf kranial VI. Saraf abdusen menjalankan perannya dengan pergerakan pons batang otak ke otot rektus lateral di rongga mata sehingga manusia dapat melakukan aktivitas “melirik”.

Otot-otot manusia dapat bergerak dan pancaindera dapat berfungsi semua berkat saraf kranial, namun saraf ini memiliki beberapa bagian di mana salah satunya adalah abdusen. Saraf yang ada pada pons, yakni bagian dari batang otak ini memanjang sampai ke otot rektus lateral pada rongga mata.

The post 2 Fungsi Saraf Abdusen appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>