saraf otonom - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/saraf-otonom Fri, 05 Jan 2024 07:49:54 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico saraf otonom - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/saraf-otonom 32 32 2 Fungsi Saraf Parasimpatik Pembuluh Darah https://haloedukasi.com/fungsi-saraf-parasimpatik-pembuluh-darah Fri, 22 Dec 2023 03:55:28 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47156 Saraf parasimpatik adalah saraf yang merupakan bagian dari sistem saraf otonom. Selain dari saraf simpatik, ada pula saraf parasimpatik di mana keduanya disebut juga adrenergik dan kolinergik, dengan cara kerja keduanya yang disebut bersifat antagonis. Ketika satu sistem menghambat fungsi organ tertentu, maka sistem lainnya justru berperan menjadi stimulator atau bertugas merangsang. Seperti ketika saraf […]

The post 2 Fungsi Saraf Parasimpatik Pembuluh Darah appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Saraf parasimpatik adalah saraf yang merupakan bagian dari sistem saraf otonom. Selain dari saraf simpatik, ada pula saraf parasimpatik di mana keduanya disebut juga adrenergik dan kolinergik, dengan cara kerja keduanya yang disebut bersifat antagonis.

Ketika satu sistem menghambat fungsi organ tertentu, maka sistem lainnya justru berperan menjadi stimulator atau bertugas merangsang. Seperti ketika saraf simpatik pencernaan membuat kinerja pencernaan melambat, namun saraf parasimpatik justru mempercepat.

Contoh lainnya dari perbedaan kedua saraf yang saling melengkapi adalah saraf simpatik pada organ reproduksi pria. Jika saraf simpatik menghambat ereksi, maka fungsi saraf parasimpatik akan memberikan rangsangan.

Tidak hanya sistem pencernaan dan reproduksi yang diatur oleh saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Pembuluh darah adalah bagian dari tubuh yang juga disarafi oleh keduanya. Untuk lebih mengenal fungsi saraf parasimpatik pembuluh darah, berikut penjelasannya.

Jika saraf simpatik berkaitan dengan respon fight or flight, maka saraf parasimpatik bekerja usai adanya ketegangan pada tubuh. Saraf parasimpatik dan pengaturannya terhadap respon tubuh untuk beristirahat juga terjadi pada pembuluh darah dengan fungsi di bawah ini.

1. Melebarkan Diameter Pembuluh Darah/Pembuluh Arteri

Jika saraf simpatik berfungsi utama memperkecil atau menyempitkan pembuluh darah, maka saraf parasimpatik berfungsi kebalikannya. Parasimpatik adalah saraf yang akan memperlebar diameter pembuluh darah, khususnya arteri yang biasanya difaktori oleh kadar oksigen rendah atau peningkatan suhu tubuh.

Kadar oksigen rendah biasanya terjadi ketika seseorang terpapar udara di dataran tinggi. Sementara itu, peningkatan suhu tubuh bisa disebabkan oleh perubahan suhu lingkungan atau efek sehabis beraktivitas fisik seperti olahraga.

Istilah untuk proses pelebaran pembuluh darah ini adalah vasodilatasi. Vasodilatasi pembuluh darah memengaruhi peredaran darah yang semakin lancar dan maksimal ke beberapa organ tubuh yang perlu berfungsi dengan baik, seperti mata (badan siliaris) dan jantung.

2. Meningkatkan Peredaran Darah dan Penyuplaian Oksigen

Ketika diameter pembuluh darah lebih besar, otomatis aliran atau peredaran darah semakin lancar. Hal ini juga yang menjadi tujuan atau fungsi vasodilatasi, yakni meningkatkan peredaran darah dan membuat penyuplaian oksigen (yang dibawa oleh darah) menuju organ-organ tubuh tertentu yang memerlukannya lebih baik.

The post 2 Fungsi Saraf Parasimpatik Pembuluh Darah appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sistem Saraf Otonom : Pengertian, Fungsi, Jenis, dan Anatomi https://haloedukasi.com/sistem-saraf-otonom Thu, 21 Dec 2023 04:47:08 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47175 Saraf adalah komponen penting dalam sistem saraf makhluk hidup yang bertanggung jawab untuk mentransmisikan sinyal-sinyal elektrokimia antara berbagai bagian tubuh. Prinsip kerja saraf ini sangat bervariasi di antara berbagai jenis makhluk hidup, tetapi fungsinya tetap terkait dengan pengaturan respons terhadap lingkungan dan pemeliharaan keseimbangan internal tubuh. Saraf otonom merupakan bagian dari sistem saraf yang mengatur […]

The post Sistem Saraf Otonom : Pengertian, Fungsi, Jenis, dan Anatomi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Saraf adalah komponen penting dalam sistem saraf makhluk hidup yang bertanggung jawab untuk mentransmisikan sinyal-sinyal elektrokimia antara berbagai bagian tubuh. Prinsip kerja saraf ini sangat bervariasi di antara berbagai jenis makhluk hidup, tetapi fungsinya tetap terkait dengan pengaturan respons terhadap lingkungan dan pemeliharaan keseimbangan internal tubuh.

Saraf otonom merupakan bagian dari sistem saraf yang mengatur fungsi-fungsi tubuh otomatis, seperti denyut jantung, pernapasan, dan pencernaan. Saraf otonom terdiri dari dua bagian utama yaitu saraf simpatis dan saraf parasimpatis, yang bekerja secara bersinergi untuk menjaga homeostasis dalam tubuh.

Fungsi Saraf Otonom

Berikut merupakan fungsi-fungsi dari saraf otonom.

Mengontrol kecepatan dan irama denyut jantung

Saraf otonom, khususnya saraf simpatis dan parasimpatis, berperan dalam mengontrol kecepatan dan irama denyut jantung. Saat seseorang mengalami stres atau situasi yang memerlukan respons cepat, saraf simpatis akan aktif.

Hal itu menyebabkan pelepasan hormon seperti epinefrin (adrenalin) yang memicu peningkatan denyut jantung dan kontraksi yang lebih kuat, sehingga memberikan tubuh energi tambahan dan mempersiapkan untuk bertindak dengan cepat, menghasilkan apa yang sering disebut sebagai respons fight or flight.

Kemudian, saraf parasimpatis akan aktif ketika tubuh dalam keadaan rileks atau istirahat. Saraf parasimpatis merangsang pelepasan hormon seperti asetilkolin, yang memperlambat denyut jantung dan mengurangi kekuatan kontraksi. Hal tersebut yang memungkinkan tubuh untuk beristirahat, pulih, dan melakukan fungsi-fungsi dasar seperti pencernaan dengan lebih efisien.

Mengatur pola pernapasan dan volume udara yang dihirup dan dikeluarkan

Fungsi dari saraf otonom, terutama cabang parasimpatis, memainkan peran penting dalam mengatur pola pernapasan dan volume udara yang dihirup dan dikeluarkan. Saraf parasimpatis merangsang kontraksi otot-otot pernapasan, seperti diafragma.

Kemudian menyebabkan pernapasan menjadi lebih lambat, dalam, dan terkontrol. Hal ini berkontribusi pada perasaan rileks dan tenang serta mendukung pertukaran oksigen dan karbon dioksida yang efisien. Keseimbangan antara simpatis dan parasimpatis memastikan respons yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan tubuh pada waktu tertentu.

Membantu mengatur aktivitas pencernaan, termasuk gerakan usus dan produksi enzim

Cara saraf otonom berkontribusi dalam mengatur pencernaan melalui saraf parasimpatis. Saraf parasimpatis merangsang kelenjar pencernaan, termasuk kelenjar ludah dan kelenjar lambung, untuk menghasilkan enzim dan cairan pencernaan.

Enzim-enzim tersebut yang membantu menguraikan makanan menjadi molekul yang lebih kecil. Selain itu saraf otonom juga mengatur aliran darah ke organ-organ pencernaan serta meningkatkan aliran darah yang dapat mendukung kebutuhan oksigen dan nutrisi selama proses pencernaan. Saraf otonom bekerja sama untuk memastikan fungsi pencernaan dengan baik.

Mengatur tekanan darah melalui pengaruh pada pembuluh darah

Saraf otonom berperan dalam mengatur tekanan darah melalui pengaruh pada pembuluh darah. Kedua cabang utama saraf otonom yaitu simpatis dan parasimpatis memiliki peran dalam mengendalikan tekanan darah.

Saat aktivitas simpatis meningkat, neurotransmiter seperti norepinefrin dilepaskan, kemudian merangsang reseptor adrenergik pada dinding pembuluh darah arteri. Stimulasi tersebut menyebabkan kontraksi otot polos di dinding pembuluh darah arteri, yang disebut vasokonstriksi.

Kemudian vasokonstriksi meningkatkan pembuluh darah, yang pada gilirannya meningkatkan tekanan darah. Sedangkan, ketika peran saraf parasimpatis meningkat, neurotransmiter seperti asetilkolin dilepaskan. Asetilkolin merangsang reseptor kolinergik pada dinding pembuluh darah arteri.

Hal itu menyebabkan relaksasi otot polos di dinding pembuluh darah arteri, yang disebut vasodilatasi. Vasodilatasi tersebut yang mengurangi pembuluh darah, sehingga menurunkan tekanan darah. Keseimbangan antara kinerja saraf simpatis dan parasimpatis sangat penting untuk menjaga tekanan darah dalam kisaran yang normal.

Sistem saraf otonom bekerja dinamis sesuai dengan kebutuhan tubuh dan kondisi lingkungan untuk menjaga homeostasis.

Memberikan respon terhadap stres

Salah satu fungsi utama dari sistem saraf otonom adalah memberikan respons terhadap stres. Saat menghadapi stres atau ancaman. Saraf simpatis merangsang peningkatan denyut jantung untuk memompa lebih banyak darah ke seluruh tubuh, meningkatkan ketersediaan oksigen dan energi serta saeaf tersebut kemudian mempengaruhi pernapasan, membuatnya lebih cepat dan dalam, memastikan pasokan oksigen yang cukup ke darah.

Selain itu, saraf simpatis merangsang pelepasan glukosa dari hati untuk memberikan tambahan energi bagi tubuh dalam menghadapi stres. Saraf-saraf tersebut bersama-sama membentuk respons tubuh yang cepat dan efisien terhadap stres atau ancaman. Setelah situasi stres berlalu, sistem parasimpatis berperan atau yang mengambil alih untuk merestorasi tubuh ke keadaan rileks dan pulih.

Jenis Saraf Otonom

Jenis saraf otonom dibagi kedalam dua kategori yaitu saraf simpatis dan saraf parasimpatis.

Saraf Simpatis

Saraf simpatis merupakan salah satu dari dua cabang utama sistem saraf otonom, yang mengontrol fungsi-fungsi tubuh otomatis tanpa memerlukan kesadaran sadar. Saraf simpatis aktif dalam situasi stres atau darurat, memobilisasi tubuh untuk respons dengan cepat.

Fungsi utamanya adalah mempersiapkan tubuh untuk bertindak cepat dan efisien dalam menghadapi situasi yang menantang. Saraf simpatis memiliki beberapa efek fisiologis, termasuk peningkatan denyut jantung, pernapasan yang lebih cepat dan dalam, pelebaran pupil mata, dan vasokonstriksi, yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah untuk meningkatkan tekanan darah.

Selain itu, saraf simpatis merangsang produksi hormon stres seperti epinefrin dan norepinefrin, yang membantu mempercepat respons tubuh terhadap ancaman. Dengan kata lain, saraf simpatis berperan dalam mempersiapkan tubuh untuk beradaptasi dan merespons situasi stres atau darurat dengan meningkatkan kewaspadaan dan energi tubuh.

Saraf Parasimpatis

Saraf parasimpatis adalah sistem saraf yang mengendalikan fungsi-fungsi tubuh otomatis tanpa memerlukan kesadaran sadar. Saraf parasimpatis akan aktif saat tubuh dalam keadaan rileks dan istirahat, serta mengelola fungsi-fungsi yang mendukung pemulihan dan pencernaan makanan.

Fungsi utama saraf parasimpatis melibatkan respons rest and digest atau istirahat dan pencernaan. Ketika saraf parasimpatis aktif, akan terjadi penurunan denyut jantung, pernapasan menjadi lebih lambat dan dalam, pupil mata menyempit, dan fungsi pencernaan meningkat.

Saraf parasimpatis memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan tubuh seperti istirahat, pemulihan, dan pencernaan makanan. Dengan kata lain, saraf parasimpatis berfungsi sebagai sistem rem untuk merilekskan tubuh dan memulihkannya setelah situasi stres atau aktivitas yang intens.

Selain itu beroperasi bersama dengan saraf simpatis untuk menjaga homeostasis dan menyesuaikan tubuh dalam berbagai kondisi.

Anatomi dari Saraf Otonom

Anatomi dari sistem saraf otonom melibatkan beberapa komponen utama, termasuk saraf-saraf dan organ-organ tubuh. Berikut adalah gambaran umum anatomi saraf otonom.

Saraf Pusat

  • Otak

Otak memiliki peran penting dalam mengatur sistem saraf otonom, terutama dalam mengkoordinasikan aktivitas saraf simpatis dan parasimpatis. Melalui koordinasi tersebut, otak membantu mengatur keseimbangan antara aktivitas saraf simpatis dan parasimpatis, memastikan adaptasi tubuh yang sesuai dengan berbagai kondisi dan kebutuhan.

  • Sumsum Tulang Belakang

Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai pusat pengaturan utama dalam sistem saraf otonom, membantu menghasilkan respons otomatis tubuh dan memastikan adaptasi yang sesuai terhadap perubahan dalam kondisi tubuh atau lingkungan.

Saraf Perifer

  • Saraf Simpatis

Peran saraf simpatis ini membantu tubuh untuk bertindak dalam kondisi stres atau darurat, memungkinkan tubuh merespons dengan cepat dan efisien terhadap ancaman atau situasi yang menantang.

  • Saraf Parasimpatis

Saraf parasimpatis membantu memelihara homeostasis tubuh, mendukung fungsi-fungsi tubuh selama istirahat, dan membantu proses pemulihan tubuh setelah aktivitas atau stres.

Ganglion

Kumpulan sel saraf di luar sistem saraf pusat yang menjadi pusat komunikasi antara saraf pusat dan saraf perifer. Dalam saraf otonom, ganglion dapat menjadi ganglion simpatis atau parasimpatis.

Neuron

Neuron merupakan sel saraf yang membawa informasi dari satu bagian tubuh ke bagian lainnya. Dalam saraf otonom, terdapat neuron preganglion yang keluar dari saraf pusat dan neuron postganglion yang terhubung dengan organ yang dituju.

Organ Tubuh

Berbagai organ dan jaringan dalam tubuh yang menerima sinyal dari saraf otonom dan meresponsnya. Contohnya, jantung, pembuluh darah, paru-paru, dan organ pencernaan.

The post Sistem Saraf Otonom : Pengertian, Fungsi, Jenis, dan Anatomi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
4 Fungsi Saraf Parasimpatik Mata https://haloedukasi.com/fungsi-saraf-parasimpatik-mata Fri, 15 Dec 2023 08:53:44 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47056 Saraf parasimpatik merupakan salah satu sistem saraf otonom selain saraf simpatik yang meskipun memiliki fungsi berbeda, keduanya memiliki peran sebagai pengendali kondisi internal tubuh manusia. Saraf parasimpatik bekerja sama dengan saraf simpatik, terutama sebagai pengembali fungsi tubuh usai efek dari aktivasi saraf simpatik. Bila fungsi saraf simpatik adalah menyebabkan tubuh mengeluarkan respon fight or flight […]

The post 4 Fungsi Saraf Parasimpatik Mata appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Saraf parasimpatik merupakan salah satu sistem saraf otonom selain saraf simpatik yang meskipun memiliki fungsi berbeda, keduanya memiliki peran sebagai pengendali kondisi internal tubuh manusia. Saraf parasimpatik bekerja sama dengan saraf simpatik, terutama sebagai pengembali fungsi tubuh usai efek dari aktivasi saraf simpatik.

Bila fungsi saraf simpatik adalah menyebabkan tubuh mengeluarkan respon fight or flight (melawan atau lari) dalam kondisi tertentu (khususnya dalam sebuah tekanan atau bahaya, tubuh kita sedang jauh dari fungsi homeostasis.

Sedangkan homeostasis sendiri adalah mekanisme atau cara tubuh mempertahankan kestabilan diri secara otomatis dan cenderung tanpa diri manusia sadari. Agar tubuh dapat kembali dari respon fight or flight ke kondisi homeostasis, ini merupakan fungsi saraf parasimpatik.

Saraf ini mengendalikan banyak bagian atau organ tubuh, namun kali ini kita akan lebih memahami apa saja fungsi saraf parasimpatik mata.

1. Memperkecil Pupil Mata

Jika fungsi saraf simpatik mata adalah membuat pupil mata membesar atau melebar, maka fungsi saraf parasimpatik adalah membuat pupil mata mengecil atau menyempit. Istilah untuk mengecil atau menyempitnya pupil mata ini adalah efek miosis.

Mata manusia memiliki banyak bagian, seperti sklera, retina, iris, konjungtiva, makula, lensa, kornea, dan termasuk juga pupil (lingkaran hitam di bagian tengah bola mata). Saat pupil mata mengalami pengecilan sampai dengan kurang dari 2 mm, maka hal ini disebut dengan proses miosis, baik terjadi pada salah satu ataupun kedua mata.

2. Meningkatkan Aliran Darah

Karena fungsi saraf parasimpatik adalah sebagai pelebar pembuluh darah, termasuk arteri, maka aliran darah dapat berjalan dengan lancar berkat saraf ini. Mata dapat berfungsi dengan baik karena suplai darah dari arteri oftalmikus mengalir dengan baik dan normal.

3. Meregulasi Tekanan Intraokular

Fungsi lain saraf parasimpatik pada mata adalah meregulasi tekanan intraokular. Bola mata manusia dapat mengeluarkan cairan dan sirkulasi atau produksi cairan ini terkadang sedikit tidak normal. Ketika produksi cairan tersebut berlebihan, maka tekanan intraokular atau tekanan pada bagian dalam bola mata bisa terjadi.

Tekanan tersebut bisa terus meningkat entah karena humor aquous pada mata terhambat atau cairan humor aquous tidak terkendali.

4. Meningkatkan Produksi Air Mata

Jika fungsi saraf simpatik mata adalah menekan produksi air mata, maka fungsi saraf parasimpatik mata adalah sebaliknya. Cara kerja saraf ini adalah dengan melalui neurotransmitter asetilkolin lewat reseptor muskarinik maupun nikotinik untuk mengendalikan dan merangsang kelenjar air mata.

Maka ketika reseptor tersebut dalam keadaan aktif, air mata siap keluar dari kelenjar air mata. Ini dikarenakan kelenjar air mata telah mendapat stimulus dan dalam hal ini hipotalamus dari sistem limbik juga turut menjalankan perannya untuk memengaruhi sistem saraf parasimpatik.

The post 4 Fungsi Saraf Parasimpatik Mata appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
8 Fungsi Saraf Parasimpatik pada Tubuh https://haloedukasi.com/fungsi-saraf-parasimpatik Mon, 20 Nov 2023 03:06:09 +0000 https://haloedukasi.com/?p=46560 Di dalam tubuh setiap manusia memiliki sistem saraf otonom, yakni sistem saraf yang mengatur dan mengendalikan aktivitas tubuh sehari-hari, dan sistem saraf ini terbagi menjadi dua, yaitu saraf simpatik dan saraf parasimpatik untuk melakukan tugas berbeda namun pada dasarnya saling bekerja sama. Bila saraf simpatik adalah sistem saraf membuat tubuh lebih waspada atau siap saat […]

The post 8 Fungsi Saraf Parasimpatik pada Tubuh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Di dalam tubuh setiap manusia memiliki sistem saraf otonom, yakni sistem saraf yang mengatur dan mengendalikan aktivitas tubuh sehari-hari, dan sistem saraf ini terbagi menjadi dua, yaitu saraf simpatik dan saraf parasimpatik untuk melakukan tugas berbeda namun pada dasarnya saling bekerja sama.

Bila saraf simpatik adalah sistem saraf membuat tubuh lebih waspada atau siap saat harus bertahan atau mengeluarkan respon berupa fight or flight di situasi tertentu, maka saat tubuh dapat lebih tenang dan terkendali artinya sistem saraf parasimpatik tengah bekerja dengan baik.

Sistem saraf otonom sendiri merupakan saraf otomatis yang memiliki dua cabang sistem saraf lain, yakni simpatik dan parasimpatik seperti telah dijelaskan. Saraf parasimpatik merupakan saraf pengontrol tubuh dalam respon terkait dengan “istirahat dan mencerna”, yakni respon tubuh saat dalam keadaan rileks usai saraf simpatik membuat tubuh berkontraksi atau tegang.

Berikut deretan fungsi saraf parasimpatik yang perlu diketahui.

1. Mengecilkan Pupil Mata

Pupil mata manusia dapat membesar maupun mengecil tergantung dari sebuah kondisi di mana kita berada. Saat pupil mata membesar/melebar, maka ini adalah kinerja dari saraf simpatik yang membuat kontraksi otot radial iris aktif.

Sehingga, pupil mata membesar/melebar dan membantu agar mata bisa menerima lebih banyak cahaya masuk ke mata. Salah satu contoh dari kondisi pupil mata membesar adalah sewaktu kita berada di tempat gelap dan kesulitan melihat karena minim pencahayaan.

Sementara itu, pupil mata akan mengecil karena kinerja dari saraf parasimpatik di mana hal ini terjadi ketika kita berada di tempat yang pencahayaannya maksimal atau terlalu terang. Namun khusus bagi orang-orang penderita kelainan pupil mata, pencahayaan rendah maupun tinggi tidak mampu memengaruhi pupil mata.

2. Meningkatkan Proses Pengosongan Kandung Kemih

Jika sistem saraf simpatik bekerja untuk menghambat pengosongan kandung kemih, maka saraf parasimpatik bekerja sebaliknya, yakni membuat kandung kemih berkontraksi. Tujuan dari proses ini adalah agar urine bisa mengalir ke uretra dan terbuang melalui uretra tersebut; hal ini disertai dengan relaksasi pada sfingter.

3. Merangsang Kantong Empedu, Lambung dan Usus

Saraf simpatik memiliki fungsi untuk menghambat aktivitas lambung, usus dan kantung empedu, namun saraf parasimpatik bekerja sebaliknya. Saraf parasimpatik berperan sebagai perangsang atau pengaktif ketiga organ tersebut.

Proses oleh saraf parasimpatik tersebut merupakan bagian dari pengendali homeostasis pada tubuh (mekanisme tubuh sebagai cara bertahan terlepas dari adanya perubahan lingkungan di luar dan di dalam tubuh supaya fungsi tubuh tetap normal).

Saraf parasimpatik juga memiliki fungsi merangsang gerak peristaltik; artinya, berkat saraf ini maka lambung dan usus bisa bergerak untuk proses pencernaan makanan yang normal. Setelah itu, makanan tersalurkan ke saluran cerna karena adanya kontraksi atau penyempitan sfingter oleh saraf parasimpatik sehingga seseorang bisa buang air besar dengan lancar.

4. Merangsang Aktivitas Pankreas

Bila saraf simpatik bekerja menghambat aktivitas pankreas, saraf parasimpatik justru berfungsi membuat pankreas lebih aktif. Organ pankreas merupakan penghasil enzim pencernaan yang berguna dalam proses pengolahan makanan yang sudah masuk ke dalam perut.

Terutama saat enzim sudah mencapai saluran pencernaan. Selain itu, aktivitas pankreas yang juga utama dan sama pentingnya adalah perannya sebagai penghasil hormon glukagon (peningkat gula darah) dan insulin (penurun gula darah).

5. Melambatkan Detak Jantung

Detak jantung manusia dalam berbagai kondisi tertentu dapat melambat atau justru menjadi sangat cepat. Untuk kasus detak jantung lebih cepat, hal ini dapat terjadi karena fungsi saraf simpatik sebagai perangsang dan peningkat frekuensi detak jantung.

Namun untuk kasus detak jantung lebih lambat, ini merupakan peran utama dari rangsangan saraf parasimpatik yang melepaskan asetilkolin (sebuah zat kimia) ke organ jantung.

6. Merangsang Kelenjar Air Liur dan Air Mata

Saraf parasimpatik merupakan saraf yang mengaktivasi produksi air liur agar terhasilkan pada kadar yang normal atau sekitar 2-3 liter per hari. Produksi normal air liur pada dasarnya memiliki kandungan enzim yang berguna untuk proses pencernaan.

Selain merangsang kelenjar air liur agar bekerja optimal, saraf parasimpatik juga membuat jaringan mata tidak kering dan terus mampu mengeluarkan air mata melalui proses rangsangan terhadap kelenjar air mata.

7. Memicu Kontraksi Bronkiolus Paru-paru

Bila saraf simpatik menyebabkan pelebaran bronkiolus agar aliran oksigen berjalan dengan lancar, saraf parasimpatik bekerja kebalikan untuk memicu kontraksi atau penyempitan pada bronkiolus. Bronkiolus mampu berkontraksi, tergantung dari situasi yang ada, khususnya saat ada alergen yang masuk ke sistem pernapasan.

8. Meningkatkan Ereksi

Ereksi adalah suatu hal alami yang menandakan bahwa fungsi seksual seorang pria dalam keadaan normal di mana ereksi biasanya ditandai dengan peningkatan aliran darah menuju penis. Sebagai efeknya, penis akan membesar, mengeras, dan menegang di mana ereksi ini bisa terjadi baik karena adanya rangsangan maupun tidak.

Namun perlu diketahui, saraf parasimpatik berfungsi sebagai saraf yang mengatur pembuluh darah agar aliran darah ke penis lancar dan ereksi bisa terjadi.

Fungsi saraf parasimpatik sama pentingnya dengan fungsi saraf simpatik sebagai golongan sistem saraf otonom di dalam tubuh manusia walaupun cara kerja saraf parasimpatik diketahui lebih lambat bila dibandingkan dengan sistem saraf simpatik.

The post 8 Fungsi Saraf Parasimpatik pada Tubuh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>