Saraf - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/saraf Fri, 05 Jan 2024 07:49:54 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Saraf - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/saraf 32 32 Selubung Mielin : Pengertian, Fungsi, Peran dan Cara Kerja https://haloedukasi.com/selubung-mielin Tue, 26 Dec 2023 03:09:12 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47102 Aktivitas manusia sebenarnya dikendalikan oleh sistem saraf. Manusia bisa bergerak, berlari, mengusap merupakan bentuk reaksi dari rangsangan yang diterima oleh sistem saraf. Di dalam sistem saraf terdapat berbagai saraf yang memiliki fungsi penting. Saat tubuh menerima rangsangan maka yang memiliki peranan adalah saraf sensorik. Rangsangan tersebut akan diantarkan menuju ke sistem saraf pusat agar menjadi […]

The post Selubung Mielin : Pengertian, Fungsi, Peran dan Cara Kerja appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Aktivitas manusia sebenarnya dikendalikan oleh sistem saraf. Manusia bisa bergerak, berlari, mengusap merupakan bentuk reaksi dari rangsangan yang diterima oleh sistem saraf. Di dalam sistem saraf terdapat berbagai saraf yang memiliki fungsi penting.

Saat tubuh menerima rangsangan maka yang memiliki peranan adalah saraf sensorik. Rangsangan tersebut akan diantarkan menuju ke sistem saraf pusat agar menjadi sebuah reaksi. Untuk menuju ke sistem saraf pusat, rangsangan ini melalui berbagai sel saraf lainnya.

Selubung Mielin

Salah satu struktur yang terdapat pada sel saraf adalah akson. Akson memiliki peranan penting untuk mengantarkan impuls listrik atau rangsangan menuju sistem saraf pusat. Untuk menjalankan tugasnya, akson memiliki selubung pelindung yang dinamakan dengan mielin.

Meskipun begitu, tidak semua akson dilindungi oleh mielin. Akson dilindungi oleh mielin akan terhindar dari kerusakan. Namun, tidak menutup kemungkinan akson dapat rusak juga karena faktor lain. Mielin memiliki peranan yang penting baik bagi kinerja sistem saraf maupun akson.

Berikut ini penjelasan mengenai selubung mielin.

Pengertian Selubung Mielin

Selubung mielin

Selubung mielin adalah selaput pelindung yang menutupi struktur sel saraf tertentu. Keberadaan Myelin dapat mempengaruhi kecepatan sinyal melintasi berbagai sel-sel saraf tersebut. Mielin terdiri dari lapisan pelindung lemak (lipid) serta protein yang menutupi struktur tubuh utama pada sel saraf yang dinamakan dengan akson.

Mielin dibuat oleh oligodendrosit di otak serta sumsum tulang belakang yang merupakan bagian dari sistem saraf pusat atau SSP serta sel Schwann (bagian dari sistem saraf tepi). Sistem saraf tepi sendiri adalah jaringan saraf yang terletak di luar Sistem Saraf Pusat.

Saraf ini berinteraksi dengan Sistem Saraf Pusat dan seluruh tubuh. Selubung mielin bukanlah pelindung yang kokoh. Selubung ini merupakan barisan bagian-bagian dari mielin yang terpisah.

Di mana masing-masing dipisahkan oleh celah kecil. Celah kecil ini terlihat seperti sejumlah kecil ruang yang di antara gerbong-gerbong dalam satu kereta panjang. Setiap bagian mielin dinamakan dengan ruas. Sementara itu, setiap celah yang terdapat pada selubung mielin di antara ruas dinamakan dengan simpul Ranvier.

Node Ranvier memiliki banyak ion natrium positif. Saat sinyal atau impuls listrik bergerak di sepanjang akson, maka ia berpindah dari satu simpul ke simpul berikutnya. Saat melewati celah tersebut, ion natrium akan mengisi ulang sinyal listrik sehingga dapat melanjutkan perjalanannya tanpa kehilangan muatannya atau mengurangi kekuatan sinyal.

Mielin mengalami pematangan dalam perkembangan otak seiring adanya perkembangan kognitif dan perilaku. Fungsi mielin juga berperan untuk menjamin komunikasi antar sel saraf dalam otak yang cepat dan efisien.

Mielin di otak terletak di bagian putih otak (white matter). Mielin terdiri dari komponen air (40%), lemak dan protein (60%) dengan komponen lemak lebih dominan (70%) sedangkan protein (30%). Otak manusia merupakan organ dengan kandungan lipid tertinggi. Pembentukan mielin hanya memerlukan nutrisi.

Fungsi Selubung Mielin

  • Lapisan Pelindung

Selubung Mielin terdiri atas lapisan lemak dan protein. Kedua zat ini memiliki fungsi untuk melindungi struktur sel saraf. Selubung mielin diibaratkan seperti penutup insulasi kabel plastik yang melindungi keberadaan kabel listrik.

Selubung mielin menjadi lapisan pelindung yang mengelilingi struktur sel yang bercabang panjang yakni disebut akson. Akson merupakan tonjolan tipis panjang yang memanjang dari badan utama sel saraf atau neuron.

Mielin akan mengelilingi dan mengisolasi akson dan membangun struktur molekul khusus pada celah kecil yang tidak tertutup pada selubungnya, yang disebut sebagai simpul Ranvier.

Selubung mielin melindungi akson dari kerusakan. Secara alami, jika akson mengalami kerusakan maka akson dapat tumbuh kembali di dalam selubung mielin. Dalam kasus akson yang tidak bermielin, impuls saraf, atau potensial aksi, bergerak terus menerus di sepanjang akson.

Sebaliknya, pada serabut saraf bermielin, arus hanya dapat terjadi jika membran aksonal terbuka pada nodus Ranvier. Oleh karena itu, selubung mielin yang kaya lipid bertindak sebagai isolator, menawarkan resistensi transversal yang tinggi dan hanya memungkinkan arus mengalir sepanjang segmen yang terletak di antara simpul Ranvier ini.

Dengan mielin yang bertindak sebagai isolator maka akan mempercepat pengantaran impuls listrik.

  • Membuat Impuls Cepat Bergerak

Selubung mielin memiliki fungsi agar impuls listrik dapat bergerak dengan cepat. Setiap sel saraf atau neuron akan menerima impuls listrik. Impuls listrik terus bergerak melalui beberapa struktur sel saraf. Impuls listrik pertama akan diterima oleh dendrit.

Kemudian diteruskan menuju badan sel atau soma. Selanjutnya, badan sel akan melanjutkan impuls listrik menuju ke akson. Di dalam akson terdapat lapisan lemak yang melindunginya. Lapisan inilah yang dinamakan dengan selubung mielin.

Selubung mielin akan membantu impuls listrik untuk bergerak lebih cepat. Hal ini dikarenakan mielin dapat mengisolasi akson. Mielin dapat mengisolasi akson karena sebagian besar penyusun mielin adalah lipid.

Kecepatan konduksi pada akson yang paling bermielin (diameter 12–20 μm) adalah 70–120 m/s (kecepatan mobil balap), meskipun faktor lain seperti kaliber akson dapat memengaruhi kecepatan ini. Tidak semua akson dilindungi oleh selubung mielin.

Akson yang tidak dilapisi oleh selubung mielin dinamakan dengan nodus ranvier. Akson yang tidak dilindungi mielin akan membuat impuls listrik terus bergerak di sepanjang akson. Impuls listrik akan berjalan lebih lambat dibandingkan dengan akson yang memiliki selubung mielin.

Kecepatan akson yang tidak mempunyai mielin hanya 5 m/detik. Dengan begitu, pesan yang dibawa oleh impuls listrik akan lama sampai menuju sistem saraf pusat atau otak. Padahal, di dalam otak impuls saraf ini akan diterjemahkan untuk selanjutnya mendapatkan reaksi dari pesan yang dibawah oleh impuls listrik.

  • Mempertahankan Kekuatan Pesan Impuls

Selubung mielin memiliki fungsi untuk mempertahankan pesan yang dibawa oleh impuls listrik. Hal ini dikarenakan selubung mielin dapat menghindari dari kebocoran pada impuls listrik. Jika impuls listrik mengalami kebocoran maka pesan atau informasi yang dibawa tidak dapat tersampaikan.

Dengan begitu, sistem saraf pusat tidak akan menerima pesan yang dibawa oleh impuls listrik. Akibatnya, reaksi yang diperintahkan oleh sistem saraf pusat tidak akan sesuai dengan rangsangan yang diterima.

Di dalam sel tubuh manusia terdapat ion kalium yang bersifat negatif. Sementara itu, di luar tubuh terdapat ion natrium yang bersifat positif. Kedua ion ini diselingi oleh membran sel. Semua kegiatan manusia sejatinya dikendalikan oleh bagian otak yang dinyalakan lewat impuls listrik.

Oleh karena itulah, otak kerap dianggap sebagai pusat tubuh. Otak akan memerintahkan organ melalui impuls listrik yang terdapat pada sistem saraf. Dalam hal ini sel saraf atau neuro memiliki tanggung jawab mengantarkan listrik ke seluruh tubuh.

Semua sel saraf memiliki tugas yang demikian termasuk akson. Di luar akson terdapat selubung mielin yang membantu akson untuk menjalankan tugasnya. Selubung mielin ini akan menjaga pesan yang dibawa oleh impuls listrik.

Ketika impuls listrik ada di bagian ujung akson, maka sel saraf akan melepaskan bahan kimia yang dinamakan dengan neurontransmiter. Neurontransmiter akan melewati bagian di antara neuron pre sinaptik dan paska sinaptik. Ketika melewati bagian antara neuron pre sinaptik dan paska sinaptik, reseptor khsus akan mengikat neurontransmiter.

Akibatnya, akan membuat impuls listrik saling berdekatan. Impuls listrik ini kemudian di bawa menuju ke sistem saraf pusat untuk diterjemahkan. Sistem saraf pusat lalu menggerakkan organ terkait sebagai reaksi dari pesan yang dibawa oleh impuls listrik.

Peran Selubung Mielin

Selubung mielin selain memiliki peran untuk melindungi akson juga sebagai media tumbuh saat akson mengalami kerusakan. Selubung mielin dapat memperkuat sel akson yang mengalami kerusakan. Sel akson yang mengalami kerusakan kemudian akan diperbaiki di dalam selubung mielin.

Proses perbaikan akson dapat berjalan lancar selana selubung mielin tidak mengalami kerusakan. Namun, jika akson serta selubung mielin mengalami kerusakan maka perbaikan secara alami akan sulit dilakukan. Selain itu, keberadaan mielin juga berperan sebagai sumber nutrisi bagi akson.

Selubung mielin terdiri dari fosfolipid yang di mana memiliki peranan sebagai sumber nutrisi. Dengan adanya sumber nutrisi yang berasal dari mielin, maka akson akan menjalankan tugasnya dengan baik. Selain itu, keberadaan fosfolipid juga dapat melindungi akson dari kerusakan.

Selubung mielin dapat menjadi konduktor yang mengantarkan impuls listrik dengan cepat. Dengan kecepatan ini, maka tubuh akan melakukan reaksi tubuh secara tepat.

Selain itu, selubung mielin dapat mengunci aliran impuls. Fungsinya agar tidak mengalami kebocoran. Kebocoran yang terjadi pada impuls listrik akan berakibat fatal. Sebab, impuls listrik membawa banyak pesan rahasia untuk diantarkan ke sistem saraf pusat.

Cara Kerja Selubung Mielin

Selubung mielin dapat menyimpan mekanisme transmisi yang dinamakan dengan konduksi garam. Mielin dapat meningkatkan adanya resistensi listrik yang berasal dari sel saraf. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa sel tubuh memiliki kalium yang bermuatan negatif sedangkan di luar terdapat ion natrium dengan muatan positif.

Keduanya kemudian dibatasi oleh membran sel. Ketika terjadi rangsangan seperti adanya gigitan nyamuk, maka akan membuka membran sel. Saat membran sel terbuka, maka ion kalium akan bergerak keluar dan ion natrium akan masuk sehingga menghasilkan impuls listrik.

Impuls listrik ini kemudian akan dialirkan dari satu sel saraf ke sel saraf lainnya termasuk akson yang memiliki mielin. Impuls listrik diantar akan bukan dengan cara merambat melainkan meloncat. Di akson terdapat selubung mielin yang akan mempercepat pengantaran impuls listrik.

Ketika impuls listrik tiba di sinapsis, maka neurontransmiter akan melepaskan ion sinyal listrik. Impuls listrik ini terus berpindah menuju neuron lain hingga akhirnya berhenti di sistem saraf pusat atau otak. Pesan yang dibawa oleh impuls listrik akan diterima oleh otak.

Otak akan menerjemahkan pesan tersebut. Setelah memahami pesan dari impuls listrik, maka otak akan menggerakkan organ yakni tangan. Otak akan menggerakkan tangan untuk mengusap bagian yang digigit oleh nyamuk sebagai reaksi.

The post Selubung Mielin : Pengertian, Fungsi, Peran dan Cara Kerja appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
2 Fungsi Saraf Parasimpatik Pembuluh Darah https://haloedukasi.com/fungsi-saraf-parasimpatik-pembuluh-darah Fri, 22 Dec 2023 03:55:28 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47156 Saraf parasimpatik adalah saraf yang merupakan bagian dari sistem saraf otonom. Selain dari saraf simpatik, ada pula saraf parasimpatik di mana keduanya disebut juga adrenergik dan kolinergik, dengan cara kerja keduanya yang disebut bersifat antagonis. Ketika satu sistem menghambat fungsi organ tertentu, maka sistem lainnya justru berperan menjadi stimulator atau bertugas merangsang. Seperti ketika saraf […]

The post 2 Fungsi Saraf Parasimpatik Pembuluh Darah appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Saraf parasimpatik adalah saraf yang merupakan bagian dari sistem saraf otonom. Selain dari saraf simpatik, ada pula saraf parasimpatik di mana keduanya disebut juga adrenergik dan kolinergik, dengan cara kerja keduanya yang disebut bersifat antagonis.

Ketika satu sistem menghambat fungsi organ tertentu, maka sistem lainnya justru berperan menjadi stimulator atau bertugas merangsang. Seperti ketika saraf simpatik pencernaan membuat kinerja pencernaan melambat, namun saraf parasimpatik justru mempercepat.

Contoh lainnya dari perbedaan kedua saraf yang saling melengkapi adalah saraf simpatik pada organ reproduksi pria. Jika saraf simpatik menghambat ereksi, maka fungsi saraf parasimpatik akan memberikan rangsangan.

Tidak hanya sistem pencernaan dan reproduksi yang diatur oleh saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Pembuluh darah adalah bagian dari tubuh yang juga disarafi oleh keduanya. Untuk lebih mengenal fungsi saraf parasimpatik pembuluh darah, berikut penjelasannya.

Jika saraf simpatik berkaitan dengan respon fight or flight, maka saraf parasimpatik bekerja usai adanya ketegangan pada tubuh. Saraf parasimpatik dan pengaturannya terhadap respon tubuh untuk beristirahat juga terjadi pada pembuluh darah dengan fungsi di bawah ini.

1. Melebarkan Diameter Pembuluh Darah/Pembuluh Arteri

Jika saraf simpatik berfungsi utama memperkecil atau menyempitkan pembuluh darah, maka saraf parasimpatik berfungsi kebalikannya. Parasimpatik adalah saraf yang akan memperlebar diameter pembuluh darah, khususnya arteri yang biasanya difaktori oleh kadar oksigen rendah atau peningkatan suhu tubuh.

Kadar oksigen rendah biasanya terjadi ketika seseorang terpapar udara di dataran tinggi. Sementara itu, peningkatan suhu tubuh bisa disebabkan oleh perubahan suhu lingkungan atau efek sehabis beraktivitas fisik seperti olahraga.

Istilah untuk proses pelebaran pembuluh darah ini adalah vasodilatasi. Vasodilatasi pembuluh darah memengaruhi peredaran darah yang semakin lancar dan maksimal ke beberapa organ tubuh yang perlu berfungsi dengan baik, seperti mata (badan siliaris) dan jantung.

2. Meningkatkan Peredaran Darah dan Penyuplaian Oksigen

Ketika diameter pembuluh darah lebih besar, otomatis aliran atau peredaran darah semakin lancar. Hal ini juga yang menjadi tujuan atau fungsi vasodilatasi, yakni meningkatkan peredaran darah dan membuat penyuplaian oksigen (yang dibawa oleh darah) menuju organ-organ tubuh tertentu yang memerlukannya lebih baik.

The post 2 Fungsi Saraf Parasimpatik Pembuluh Darah appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
2 Fungsi Dendrit pada Sistem Saraf https://haloedukasi.com/fungsi-dendrit-pada-sistem-saraf Fri, 22 Dec 2023 03:38:55 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47092 Di dalam sistem saraf terdiri dari dua komponen yakni sel saraf dan sel glial. Sel saraf memiliki peranan untuk mengirim impuls dari panca indera ke otak dan kemudian dari otak akan dikirim ke otot. Sel saraf atau neuro memiliki tanggung jawab dalam pemberian informasi yang terjadi pada sistem saraf. Setiap satu sel saraf terdiri dari […]

The post 2 Fungsi Dendrit pada Sistem Saraf appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Di dalam sistem saraf terdiri dari dua komponen yakni sel saraf dan sel glial. Sel saraf memiliki peranan untuk mengirim impuls dari panca indera ke otak dan kemudian dari otak akan dikirim ke otot. Sel saraf atau neuro memiliki tanggung jawab dalam pemberian informasi yang terjadi pada sistem saraf.

Setiap satu sel saraf terdiri dari tiga bagian yakni dendrit, akson dan badan sel. Dendrit merupakan akar kata yang berasal dari bahasa Yunani yakni dendron yang memiliki arti pohon. Dendrit merupakan cabang dari sel saraf.

Fungsi dendrit pada sistem saraf

Dendrit memiliki bentuk seperti serabut sel yang berukuran pendek dan bercabang. Dendrit ini merupakan cabang dari badan sel atau soma. Setiap satu sel saraf hanya terdiri dari minimal satu dendrit dan akson.

Dendrit memiliki peranan yang penting dalam sistem saraf. Bersamaan dengan akson, dendrit akan menerima rangsangan yang berasal dari luar. Rangsangan Kemudian rangsangan tersebut akan disalurkan menuju bagian yang dibutuhkan.

Rangsangan ini selanjutnya akan diproses di dalam otak untuk diterjemahkan dan kemudian baru disalurkan menuju otot. Setelah itu, barulah terjadi pergerakan sebagai reaksi dari rangsangan yang diterima.

Berikut ini fungsi dendrit pada sistem saraf.

1. Menerima Rangsangan dari Luar

Dendrit merupakan salah satu bagian utama dari sel saraf. Dendrit memiliki fungsi untuk menerima impuls dari luar. Sistem saraf merupakan bagian dari tubuh yang memiliki peranan untuk mengatur dan merespons semua aktivitas yang terjadi di sekitar.

Tidak hanya itu, sistem saraf berfungsi untuk mengirim dan menerima seluruh informasi dari bagian tubuh. Secara sederhana, sistem saraf ini bekerja untuk melakukan pengawasan dan melakukan koordinasi atas aktivitas yang berjalan secara otomatis.

Contohnya seperti kegiatan yang tidak sadari yakni pernapasan dan pencernaan. Kegiatan ini secara tidak sadar akan berlangsung secara otomatis. Setiap hari organ di dalam tubuh menjalankan fungsi nyaa sesuai dengan tugas yang diembannya.

Sinyal saraf akan dikirim melalui sel saraf dalam bentuk impuls. Impuls saraf adalah sinyal listrik yang berjalan sepanjang akson. Kemudian sinyal ini akan bergerak dengan cepat melalui sel saraf bermula dari ujung dendrit hingga ke badan sel.

Selanjutnya sel saraf ini akan diteruskan menuju akson. Saat impuls ini telah mencapai ujung akson neurotransmiter akan dikeluarkan lewat celah sinapsis. Pengeluaran neurotransmiter memungkinkan untuk terjadinya perpindahan impuls menuju ke sel saraf lainnya.

Sinapsis sendiri adalah wilayah kontak antara dua sel saraf. Sinapsis ini berada di ujung neuron dan menjadi titik pertemuan antara sel saraf lainnya. Akibat adanya rangsangan akan mengakibatkan membran sel terjadi depolarisasi serta hiperpilarisasi.

Tahap depolarisasi merupakan tahapan ketika sel saraf dilewati oleh impuls. Ketika terjadinya tahapan ini maka akan terjadi perubahan muatan listrik. Di mana bagian luar akan bermuatan negatif, sedangkan bagian dalam akan bermuatan positif.

Hal ini akan membuat adanya potensial kerja. Potensial kerja adalah terjadinya perubahan potensial membran akibat adanya rangsangan. Saat terjadinya potensial kerja, akan terjadi depolarisasi pada membran sel dari potensial istirahat yakni (-70 mV) menjadi +40 mV.

Semua ini akan berlangsung hingga impuls diantarkan menuju otak yang akan membuat impuls ini untuk diproses. Setelah diproses di otak, impuls ini akan dikirimkan menuju indera ataupun organ yang menjadi bagian dari tugasnya.

Pengiriman kembali impuls ke organ guna mendapatkan reaksi dari hasil terjemahan impuls di otak. Otak akan memerintahkan organ untuk merespons informasi yang diberikannya. Kemudian organ akan bereaksi dengan mengeluarkan gerakan.

2. Meneruskan Rangsangan ke Badan Sel

Selain menerima rangsangan, dendrit juga memiliki fungsi untuk melanjutkan rangsangan menuju badan sel. Dendrit adalah sel menyerupai seperti jari yang terletak di ujung sel saraf. Dendrit memiliki bentuk seperti serat pendek bercabang yang memanjang dari badan sel sel saraf.

Serat ini meningkatkan luas permukaan yang tersedia untuk dapat menerima informasi yang masuk. Pada sel saraf, dendrit seperti sebuah pohon atau cabang pohon, yang memanjang dari badan sel sel saraf. Sitoplasma dalam dendrit mengandung badan Nissl, mitokondria serta organel lainnya.

Dendrit menyediakan peningkatan luas permukaan untuk dapat penerimaan rangsangan dari dunia luar menuju sel saraf lainnya. Dendrit adalah serat terpendek yang membentang dari badan sel neuron. Dendrit tumbuh dari neuron ketika kita mendengarkan, menulis, berbicara, mempraktikkan sesuatu, dll.

Dendrit baru memerlukan waktu untuk berkembang, karena diperlukan banyak latihan agar dendrit baru dapat tumbuh. Ketika beberapa dendrit tumbuh bersama, titik kontak terbentuk dengan celah kecil dan yang namanya sinapsis mengetahui titik ini.

Pesan dikirim dari satu neuron ke neuron lain sebagai sinyal listrik, yang berjalan melintasi sinapsis. Dendrit menerima data atau sinyal dari neuron lain. Dendrit mengumpulkan dan menyimpan semua informasi yang masuk dari terminal akson.

Dendrit adalah struktur sel saraf yang menghantarkan impuls listrik menuju badan sel sel saraf. Kemudian dendrit mengumpulkan pesan lewat sel saraf lainnya. Informasi ini dilanjutkan melalui sistem saraf ke otak, dimana otak akan mengirimkan perintah kembali ke berbagai bagian tubuh sehingga suatu reaksi dapat terjadi.

Menurut studi dan penelitian, semakin sering berlatih, maka ukuran dendrit akan semakin menebal. Dendrit akan menebal dengan lapisan lemak atau mielin. Maka dari itu, semakin tebal lapisan dendritnya, akan semakin cepat pula sinyal dihantarkan. Dengan latihan yang cukup, dendrit dapat membangun koneksi ganda.

Koneksi dendrit yang lebih cepat, lebih kuat, dan ganda bertahan lebih lama yakni saat seseorang mengingat apa yang telah dipelajarinya. Jadi, dendrit hanya tumbuh ketika kita aktif berlatih atau melakukan sesuatu secara berulang-ulang.

The post 2 Fungsi Dendrit pada Sistem Saraf appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
2 Fungsi Badan Sel pada Sistem Saraf Manusia https://haloedukasi.com/fungsi-badan-sel Fri, 22 Dec 2023 03:35:15 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47095 Sistem saraf merupakan bagian yang tersusun dari struktur sel saraf. Sistem saraf pada manusia memiliki fungsi untuk mengkoodinir seluruh aktivitas manusia. Di mana sistem saraf ini akan menerima banyak rangsangan yang berasal dari banyak organ tubuh. Semua rangsangan tersebut akan berkumpul agar dapat ditentukan respons yang sesuai dengan rangsangan yang diterima. Sel saraf atau neuron […]

The post 2 Fungsi Badan Sel pada Sistem Saraf Manusia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sistem saraf merupakan bagian yang tersusun dari struktur sel saraf. Sistem saraf pada manusia memiliki fungsi untuk mengkoodinir seluruh aktivitas manusia. Di mana sistem saraf ini akan menerima banyak rangsangan yang berasal dari banyak organ tubuh. Semua rangsangan tersebut akan berkumpul agar dapat ditentukan respons yang sesuai dengan rangsangan yang diterima.

Sel saraf atau neuron merupakan bagian dari sistem saraf. Sel saraf merupakan struktur yang kompleks. Semua sel saraf, pada umumnya memiliki badan sel. Namun, diameter badan sel memiliki ukuran yang berbeda yakni berkisar antara 5 sampai 140 µm.

Fungsi badan sel pada sistem saraf manusia

Setiap sel saraf hanya memiliki satu inti sel yang disekitarnya terdapat sitoplasma. Badan sel adalah salah satu penyusunan atau bagian dari sel saraf. Badan sel banyak berada di sistem saraf pusat. Badan sel menjadi tempat diterimanya impuls oleh ujung-ujung saraf.

Ada pula badan sel yang dinamakan dengan ganglia yang terletak di sistem saraf tepi. Badan sel merupakan bagian neutron yang memiliki ukuran besar. Badan sel dinamakan pula dengan soma inti neutron. Di mana badan sel ini akan membawa informasi genetik serta menyediakan energi agar dapat mendorong terjadinya aktivitas. Badan sel memiliki sejumlah fungsi penting pada sistem saraf manusia.

Berikut ini fungsi badan sel pada sistem saraf manusia.

1. Menerima Impuls dari Dendrit

Badan sel memiliki fungsi untuk menerima impuls yang berasal dari dendrit. Di dalam terdapat saraf sensorik yang berfungsi untuk menerima rangsangan. Saraf sensorik ini terdapat di sejumlah organ tubuh manusia. Salah satunya adalah kulit.

Kulit memiliki saraf sensorik untuk menerima rangsangan suhu yang berasal dari luar. Rangsangan ini kemudian akan diubah menjadi impuls listrik agar dapat diteruskan oleh struktur sistem saraf lainnya. Dendrit akan menerima impuls saraf yang kemudian dilanjutkan menuju badan sel.

Impuls ini selanjutnya diterima oleh badan sel kemudian diteruskan menuju ke akson. Badan sel memiliki neurofibril, yaitu serta serabut halus pada badan neuron yang berfungsi meneruskan jalannya impuls (rangsangan).

Impuls listrik ini akan ditransmisikan oleh sel saraf yang dinamakan dengan potensial aksi. Impuls listrik selanjutnya akan diantarkan menuju sistem saraf pusat atau dalam hal ini adalah otak. Untuk dapat melanjutkan perjalanan, impuls listrik harus melalui celah sinaptik.

Proses melewati celah sinaptik dibantu dengan senyawa kimia neurotransmiter. Di mana selama proses tranmisi sinaptik, impuls listrik akan memicu vesikel sinaptik yang berasal dari neuron presinaptik. Akibatnya, vesikel sinaptik akan mengeluarkan neurotransmiter.

Selanjutnya, neurotransmiter akan melewati celah sinaptik yakni celah antara neuron pre serta pasca sinaptik. Saat melewati celah ini, neurotransmiter akan terikat dengan sebuah reseptor khusus yang terdapat pada neuro pasca sinaptik. Akibat dari neurotransmiter yang terikat akan memicu terjadinya impuls listriknya yang berdekatan.

Impuls listrik ini selanjutnya dibawa menuju ke sistem saraf pusat yakni otak. Di dalam otak impuls listrik akan diterjemahkan menjadi sebuah perintah agar organ dapat melakukan reaksi. Selanjutnya, otak akan memerintahkan organ terkait untuk melakukan reaksi. Tidak hanya itu, otak juga akan menggerakkan otot agar dapat bergerak sesuai dengan perintah.

2. Meneruskan Impuls Listrik Menuju Akson

Selain menerima impuls dari dendrit, badan sel juga berfungsi untuk melanjutkan impuls menuju akson. Badan sel atau soma tertutup oleh sebuah membran. Di mana membran ini berfungsi untuk melindungi serta memungkinkan terjadinya interaksi dengan sekitar.

Di dalam badan sel mengandung organel yang memiliki peranan untuk menghasilkan energi serta enzim. Di dalam badan sel terdapat nukleus atau inti sel. Di mana di sekeliling inti sel terdapat perikarion. Biasanya badan sel memiliki banyak cabang dari dendrit.

Dendrit akan menerima impuls listrik yang berasal dari rangsangan pada saraf sensorik. Kemudian impuls ini akan dilanjutkan menuju struktur sel saraf lainnya yakni badan sel. Badan sel akan menerima impuls yang berasal dari dendrit.

Selanjutnya, impuls tersebut akan diteruskan oleh badan sel menuju akson. Akson akan berusaha membawa keluar impuls ini dari badan sel. Di dalam akson terdapat mielin yakni lapisan padat berupa lemak yang berfungsi untuk melindungi saraf. Selain itu, mielin juga memiliki peranan untuk membawa impuls cepat keluar.

Di dalam saraf tepi, mielin dihasilkan oleh sel schwann. Akson akan membawa impuls keluar dan melewati celah sinaptik. Awal mulanya neuron atau sel saraf akan mengirimkan sinyal atau impuls listrik menggunakan potensial aksi.

Potensial aksi merupakan pergeseran energi listrik potensial sel saraf yang disebabkan oleh adanya aliran partikel bermuatan yang masuk dan keluar melalui membran neuron. Saat potensial aksi dihasilkan, maka potensial aksi dibawa sepanjang akson menuju akhir pra sinaps.

Potensi aksi akan dapat menyebabkan adanya sinapsis kimia dan listrik. Sinapsis adalah tempat di mana sel saraf dapat melanjutkan pesan-pesan listrik dan kimia yang terjadi di antara mereka. Sinapsis ini terdiri dari 3 bagian yakni akhir pra sinaps, celah sinaptik, dan akhir pasca sinaps.

Dalam sinapsis kimia, neuron akan melepaskan pembawa pesan kimia yang dinamakan dengan neurotransmitter. Molekul-molekul ini kemudian akan melewati celah sinaptik. Selanjutnya molekul ini akan berikatan dengan reseptor yang berada di ujung pascasinaps dendrit.

Neurotransmiter dapat memicu respons yang terjadi pada neuron pasca sinaps atau impuls listrik yang berdekatan. Hal ini dapat menyebabkan menghasilkan potensial aksi sendiri. Alternatifnya, hal ini dapat mencegah aktivitas pada neuron pasca sinaps. Dalam hal ini, neuron pasca sinaps tidak menghasilkan potensial aksi.

Proses selanjutnya rangsangan akan dihantarkan menuju otak. Otak akan mengirimkan informasi ke otot, kelenjar serta organ tubuh lainnya untuk dapat melakukan respons. Di dalam otak, terdapat sekitar 100 miliar sel saraf.

Di mana sel saraf ini termasuk di dalamnya ada sel saraf kranial serta 31 saraf tulang belakang. Sel saraf dapat dijumpai pada seluruh tubuh. Sel saraf akan melakukan interaksi dengan satu sama lainnya agar dapat menghasilkan respons serta tindakan yang berupa fisik.

Respons ini dapat berupa gerakan tubuh yang dihasilkan dari interaksi dengan otot. Pada proses ini, otak akan bekerja sama dengan saraf motorik untuk menghasilkan gerakan sebagai respons dari informasi yang diterima.

The post 2 Fungsi Badan Sel pada Sistem Saraf Manusia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sistem Saraf Otonom : Pengertian, Fungsi, Jenis, dan Anatomi https://haloedukasi.com/sistem-saraf-otonom Thu, 21 Dec 2023 04:47:08 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47175 Saraf adalah komponen penting dalam sistem saraf makhluk hidup yang bertanggung jawab untuk mentransmisikan sinyal-sinyal elektrokimia antara berbagai bagian tubuh. Prinsip kerja saraf ini sangat bervariasi di antara berbagai jenis makhluk hidup, tetapi fungsinya tetap terkait dengan pengaturan respons terhadap lingkungan dan pemeliharaan keseimbangan internal tubuh. Saraf otonom merupakan bagian dari sistem saraf yang mengatur […]

The post Sistem Saraf Otonom : Pengertian, Fungsi, Jenis, dan Anatomi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Saraf adalah komponen penting dalam sistem saraf makhluk hidup yang bertanggung jawab untuk mentransmisikan sinyal-sinyal elektrokimia antara berbagai bagian tubuh. Prinsip kerja saraf ini sangat bervariasi di antara berbagai jenis makhluk hidup, tetapi fungsinya tetap terkait dengan pengaturan respons terhadap lingkungan dan pemeliharaan keseimbangan internal tubuh.

Saraf otonom merupakan bagian dari sistem saraf yang mengatur fungsi-fungsi tubuh otomatis, seperti denyut jantung, pernapasan, dan pencernaan. Saraf otonom terdiri dari dua bagian utama yaitu saraf simpatis dan saraf parasimpatis, yang bekerja secara bersinergi untuk menjaga homeostasis dalam tubuh.

Fungsi Saraf Otonom

Berikut merupakan fungsi-fungsi dari saraf otonom.

Mengontrol kecepatan dan irama denyut jantung

Saraf otonom, khususnya saraf simpatis dan parasimpatis, berperan dalam mengontrol kecepatan dan irama denyut jantung. Saat seseorang mengalami stres atau situasi yang memerlukan respons cepat, saraf simpatis akan aktif.

Hal itu menyebabkan pelepasan hormon seperti epinefrin (adrenalin) yang memicu peningkatan denyut jantung dan kontraksi yang lebih kuat, sehingga memberikan tubuh energi tambahan dan mempersiapkan untuk bertindak dengan cepat, menghasilkan apa yang sering disebut sebagai respons fight or flight.

Kemudian, saraf parasimpatis akan aktif ketika tubuh dalam keadaan rileks atau istirahat. Saraf parasimpatis merangsang pelepasan hormon seperti asetilkolin, yang memperlambat denyut jantung dan mengurangi kekuatan kontraksi. Hal tersebut yang memungkinkan tubuh untuk beristirahat, pulih, dan melakukan fungsi-fungsi dasar seperti pencernaan dengan lebih efisien.

Mengatur pola pernapasan dan volume udara yang dihirup dan dikeluarkan

Fungsi dari saraf otonom, terutama cabang parasimpatis, memainkan peran penting dalam mengatur pola pernapasan dan volume udara yang dihirup dan dikeluarkan. Saraf parasimpatis merangsang kontraksi otot-otot pernapasan, seperti diafragma.

Kemudian menyebabkan pernapasan menjadi lebih lambat, dalam, dan terkontrol. Hal ini berkontribusi pada perasaan rileks dan tenang serta mendukung pertukaran oksigen dan karbon dioksida yang efisien. Keseimbangan antara simpatis dan parasimpatis memastikan respons yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan tubuh pada waktu tertentu.

Membantu mengatur aktivitas pencernaan, termasuk gerakan usus dan produksi enzim

Cara saraf otonom berkontribusi dalam mengatur pencernaan melalui saraf parasimpatis. Saraf parasimpatis merangsang kelenjar pencernaan, termasuk kelenjar ludah dan kelenjar lambung, untuk menghasilkan enzim dan cairan pencernaan.

Enzim-enzim tersebut yang membantu menguraikan makanan menjadi molekul yang lebih kecil. Selain itu saraf otonom juga mengatur aliran darah ke organ-organ pencernaan serta meningkatkan aliran darah yang dapat mendukung kebutuhan oksigen dan nutrisi selama proses pencernaan. Saraf otonom bekerja sama untuk memastikan fungsi pencernaan dengan baik.

Mengatur tekanan darah melalui pengaruh pada pembuluh darah

Saraf otonom berperan dalam mengatur tekanan darah melalui pengaruh pada pembuluh darah. Kedua cabang utama saraf otonom yaitu simpatis dan parasimpatis memiliki peran dalam mengendalikan tekanan darah.

Saat aktivitas simpatis meningkat, neurotransmiter seperti norepinefrin dilepaskan, kemudian merangsang reseptor adrenergik pada dinding pembuluh darah arteri. Stimulasi tersebut menyebabkan kontraksi otot polos di dinding pembuluh darah arteri, yang disebut vasokonstriksi.

Kemudian vasokonstriksi meningkatkan pembuluh darah, yang pada gilirannya meningkatkan tekanan darah. Sedangkan, ketika peran saraf parasimpatis meningkat, neurotransmiter seperti asetilkolin dilepaskan. Asetilkolin merangsang reseptor kolinergik pada dinding pembuluh darah arteri.

Hal itu menyebabkan relaksasi otot polos di dinding pembuluh darah arteri, yang disebut vasodilatasi. Vasodilatasi tersebut yang mengurangi pembuluh darah, sehingga menurunkan tekanan darah. Keseimbangan antara kinerja saraf simpatis dan parasimpatis sangat penting untuk menjaga tekanan darah dalam kisaran yang normal.

Sistem saraf otonom bekerja dinamis sesuai dengan kebutuhan tubuh dan kondisi lingkungan untuk menjaga homeostasis.

Memberikan respon terhadap stres

Salah satu fungsi utama dari sistem saraf otonom adalah memberikan respons terhadap stres. Saat menghadapi stres atau ancaman. Saraf simpatis merangsang peningkatan denyut jantung untuk memompa lebih banyak darah ke seluruh tubuh, meningkatkan ketersediaan oksigen dan energi serta saeaf tersebut kemudian mempengaruhi pernapasan, membuatnya lebih cepat dan dalam, memastikan pasokan oksigen yang cukup ke darah.

Selain itu, saraf simpatis merangsang pelepasan glukosa dari hati untuk memberikan tambahan energi bagi tubuh dalam menghadapi stres. Saraf-saraf tersebut bersama-sama membentuk respons tubuh yang cepat dan efisien terhadap stres atau ancaman. Setelah situasi stres berlalu, sistem parasimpatis berperan atau yang mengambil alih untuk merestorasi tubuh ke keadaan rileks dan pulih.

Jenis Saraf Otonom

Jenis saraf otonom dibagi kedalam dua kategori yaitu saraf simpatis dan saraf parasimpatis.

Saraf Simpatis

Saraf simpatis merupakan salah satu dari dua cabang utama sistem saraf otonom, yang mengontrol fungsi-fungsi tubuh otomatis tanpa memerlukan kesadaran sadar. Saraf simpatis aktif dalam situasi stres atau darurat, memobilisasi tubuh untuk respons dengan cepat.

Fungsi utamanya adalah mempersiapkan tubuh untuk bertindak cepat dan efisien dalam menghadapi situasi yang menantang. Saraf simpatis memiliki beberapa efek fisiologis, termasuk peningkatan denyut jantung, pernapasan yang lebih cepat dan dalam, pelebaran pupil mata, dan vasokonstriksi, yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah untuk meningkatkan tekanan darah.

Selain itu, saraf simpatis merangsang produksi hormon stres seperti epinefrin dan norepinefrin, yang membantu mempercepat respons tubuh terhadap ancaman. Dengan kata lain, saraf simpatis berperan dalam mempersiapkan tubuh untuk beradaptasi dan merespons situasi stres atau darurat dengan meningkatkan kewaspadaan dan energi tubuh.

Saraf Parasimpatis

Saraf parasimpatis adalah sistem saraf yang mengendalikan fungsi-fungsi tubuh otomatis tanpa memerlukan kesadaran sadar. Saraf parasimpatis akan aktif saat tubuh dalam keadaan rileks dan istirahat, serta mengelola fungsi-fungsi yang mendukung pemulihan dan pencernaan makanan.

Fungsi utama saraf parasimpatis melibatkan respons rest and digest atau istirahat dan pencernaan. Ketika saraf parasimpatis aktif, akan terjadi penurunan denyut jantung, pernapasan menjadi lebih lambat dan dalam, pupil mata menyempit, dan fungsi pencernaan meningkat.

Saraf parasimpatis memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan tubuh seperti istirahat, pemulihan, dan pencernaan makanan. Dengan kata lain, saraf parasimpatis berfungsi sebagai sistem rem untuk merilekskan tubuh dan memulihkannya setelah situasi stres atau aktivitas yang intens.

Selain itu beroperasi bersama dengan saraf simpatis untuk menjaga homeostasis dan menyesuaikan tubuh dalam berbagai kondisi.

Anatomi dari Saraf Otonom

Anatomi dari sistem saraf otonom melibatkan beberapa komponen utama, termasuk saraf-saraf dan organ-organ tubuh. Berikut adalah gambaran umum anatomi saraf otonom.

Saraf Pusat

  • Otak

Otak memiliki peran penting dalam mengatur sistem saraf otonom, terutama dalam mengkoordinasikan aktivitas saraf simpatis dan parasimpatis. Melalui koordinasi tersebut, otak membantu mengatur keseimbangan antara aktivitas saraf simpatis dan parasimpatis, memastikan adaptasi tubuh yang sesuai dengan berbagai kondisi dan kebutuhan.

  • Sumsum Tulang Belakang

Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai pusat pengaturan utama dalam sistem saraf otonom, membantu menghasilkan respons otomatis tubuh dan memastikan adaptasi yang sesuai terhadap perubahan dalam kondisi tubuh atau lingkungan.

Saraf Perifer

  • Saraf Simpatis

Peran saraf simpatis ini membantu tubuh untuk bertindak dalam kondisi stres atau darurat, memungkinkan tubuh merespons dengan cepat dan efisien terhadap ancaman atau situasi yang menantang.

  • Saraf Parasimpatis

Saraf parasimpatis membantu memelihara homeostasis tubuh, mendukung fungsi-fungsi tubuh selama istirahat, dan membantu proses pemulihan tubuh setelah aktivitas atau stres.

Ganglion

Kumpulan sel saraf di luar sistem saraf pusat yang menjadi pusat komunikasi antara saraf pusat dan saraf perifer. Dalam saraf otonom, ganglion dapat menjadi ganglion simpatis atau parasimpatis.

Neuron

Neuron merupakan sel saraf yang membawa informasi dari satu bagian tubuh ke bagian lainnya. Dalam saraf otonom, terdapat neuron preganglion yang keluar dari saraf pusat dan neuron postganglion yang terhubung dengan organ yang dituju.

Organ Tubuh

Berbagai organ dan jaringan dalam tubuh yang menerima sinyal dari saraf otonom dan meresponsnya. Contohnya, jantung, pembuluh darah, paru-paru, dan organ pencernaan.

The post Sistem Saraf Otonom : Pengertian, Fungsi, Jenis, dan Anatomi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sistem Saraf Somatik : Pengertian, Fungsi, dan Strukturnya https://haloedukasi.com/sistem-saraf-somatik Sun, 17 Dec 2023 23:01:52 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47105 Sistem saraf merupakan jaringan kompleks yang terdiri dari sel saraf atau neuron. Fungsi utamanya adalah mengatur dan mengoordinasikan berbagai aktivitas tubuh. Kerjasama antara sistem saraf dengan sistem hormon dapat memelihara fungsi tubuh secara keseluruhan. Sel saraf atau neuron, berperan sebagai unit dasar dalam sistem saraf. Keduanya mentransmisikan sinyal listrik dan kimia untuk menyampaikan informasi antar […]

The post Sistem Saraf Somatik : Pengertian, Fungsi, dan Strukturnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Sistem saraf merupakan jaringan kompleks yang terdiri dari sel saraf atau neuron. Fungsi utamanya adalah mengatur dan mengoordinasikan berbagai aktivitas tubuh. Kerjasama antara sistem saraf dengan sistem hormon dapat memelihara fungsi tubuh secara keseluruhan.

Sel saraf atau neuron, berperan sebagai unit dasar dalam sistem saraf. Keduanya mentransmisikan sinyal listrik dan kimia untuk menyampaikan informasi antar bagian tubuh. Sistem saraf juga berkontribusi pada pengaturan proses-proses cepat atau refleks, seperti kontraksi otot, dan memainkan peran dalam regulasi kelenjar endokrin yang mempengaruhi berbagai fungsi tubuh dengan kecepatan yang sesuai.

Dengan demikian, sistem saraf tidak hanya mengatur respons cepat seperti gerakan otot, tetapi juga bekerja sama dengan sistem hormonal untuk menjaga keseimbangan dan fungsi optimal di dalam tubuh manusia.

Saraf somatik adalah bagian dari sistem saraf yang terlibat dalam mengendalikan gerakan tubuh secara sadar. Sistem saraf somatik berfungsi mengontrol aktivitas tubuh yang disadari dan secara sadar memengaruhi respons, seperti gerakan tubuh.

Hal itu melibatkan transmisi informasi sensorik dari kulit, organ indera, atau otot ke sistem saraf pusat, serta respons yang dikirim keluar dari otak untuk menghasilkan gerakan. Sebagai contoh, ketika menyentuh termos panas, saraf sensorik membawa informasi panas ke otak, dan saraf motorik merespons dengan menggerakkan tangan untuk menghindari stimuli tersebut, terjadi dalam waktu sekitar satu detik.

Fungsi Saraf Somatik

Beberapa fungsi dari saraf somatik antara lain sebagai berikut.

  • Mengontrol Gerakan Tubuh

Salah satu fungsi utama dari saraf somatik adalah mengontrol gerakan tubuh yang disadari. Sistem saraf somatik memberikan kemampuan untuk melakukan aktivitas seperti gerakan dan pengendalian otot. Dengan bantuan saraf motorik, sinyal dari otak dapat dikirimkan ke otot-otot tubuh untuk menghasilkan gerakan yang diinginkan. Dengan demikian, mengontrol gerakan tubuh adalah salah satu peran utama dari sistem saraf somatik.

  • Memproses Informasi dari Berbagai indera

Sistem saraf somatik tidak secara langsung memproses informasi sensorik dari berbagai indera, karena fungsi utama dari saraf somatik adalah mengontrol gerakan tubuh yang disadari dan merespons rangsangan eksternal.

Proses pemrosesan informasi sensorik dari indera seperti pendengaran, penciuman, rasa, dan sentuhan sebagian besar dilakukan oleh sistem saraf sensorik (saraf aferen). Saraf-saraf tersebut mengirimkan sinyal dari indera ke otak, tempat di mana informasi tersebut kemudian diproses dan dianalisis.

Oleh karena itu, meskipun saraf somatik tidak langsung memproses informasi sensorik, saraf tersebut berperan dalam menerjemahkan sinyal-sinyal tersebut menjadi respons gerakan tubuh yang sesuai. Secara garis besar, sistem saraf somatik tidak hanya mengontrol gerakan tubuh tetapi juga memainkan peran penting dalam memproses dan menyampaikan informasi sensorik kepada otak.

Struktur dari Saraf Somatik

Saraf somatik terdiri dari dua komponen utama antralain sebagai berikut.

  • Efektor

Efektor dalam konteks saraf somatik adalah sebagai saraf motorik yang bertanggung jawab untuk memberikan respons gerakan dari sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) ke otot-otot tubuh. Efektor tersebut sebagai mediator perintah untuk melakukan gerakan secara sadar.

Secara lebih spesifik, efektor dalam saraf somatik menghasilkan kontraksi otot yang memungkinkan tubuh untuk bergerak dan merespons instruksi dari otak. Dengan kata lain, efektor tersebut adalah jalur komunikasi yang menghubungkan perintah dari otak yang memicu terjadinya gerakan fisik oleh otot-otot tubuh.

  • Aferen

Dalam konteks saraf somatik, aferen merujuk pada jalur saraf sensorik yang membawa informasi dari perifer (misalnya kulit, otot, atau sendi) menuju sistem saraf pusat, yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Jalur aferen tersebut memungkinkan tubuh untuk dapat mendeteksi stimulus atau rangsangan dari lingkungan atau bagian tubuh tertentu.

Secara sederhana, aferen dalam saraf somatik berperan dalam membawa sinyal sensorik menuju otak, memungkinkan persepsi dan kesadaran terhadap kondisi lingkungan dan tubuh. Semua itu merupakan langkah awal dalam siklus komunikasi saraf yang memungkinkan tubuh untuk merespons secara sadar terhadap stimulus eksternal atau internal.

Kedua komponen tersebut beroperasi bersama-sama untuk menghasilkan respons tubuh terhadap lingkungan dan perintah otak. Seluruh struktur saraf somatik terintegrasi dalam sistem saraf pusat dan menyusun jaringan kompleks yang memungkinkan pengaturan gerakan tubuh yang disadari.

The post Sistem Saraf Somatik : Pengertian, Fungsi, dan Strukturnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
3 Fungsi Saraf Simpatik Hidung https://haloedukasi.com/fungsi-saraf-simpatik-hidung Sat, 16 Dec 2023 01:58:16 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47078 Di dalam tubuh terdapat sistem saraf yang mempunyai sebagai alat untuk mengatur seluruh kinerja tubuh. Sistem saraf ini akan bekerja dengan cepat menanggapi serta menerima rangsangan ke seluruh tubuh. Di dalam sistem saraf terdapat jenis saraf otonom. Saraf otonom adalah saraf yang mengatur kinerja tubuh secara tidak sadar. Cara kerja sistem saraf ini akan terus […]

The post 3 Fungsi Saraf Simpatik Hidung appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Di dalam tubuh terdapat sistem saraf yang mempunyai sebagai alat untuk mengatur seluruh kinerja tubuh. Sistem saraf ini akan bekerja dengan cepat menanggapi serta menerima rangsangan ke seluruh tubuh.

Di dalam sistem saraf terdapat jenis saraf otonom. Saraf otonom adalah saraf yang mengatur kinerja tubuh secara tidak sadar. Cara kerja sistem saraf ini akan terus aktif melakukan berbagai kegiatan.

Fungsi saraf simpatik hidung

Saraf otonom terbagi menjadi dua jenis yakni saraf simpatik serta saraf parasimpatik. Saraf saraf simpatik akan merespons saat tubuh menerima rangsangan. Secara sederhana, cara kinerja sistem saraf ini dengan mengeluarkan energi dan menanggapi berbagai ancaman.

Sistem saraf simpatik berada di sumsum tulang belakang dan lumbar. Di mana sistem saraf ini terdiri atas 25 pasangan saraf. Sistem saraf simpatik termasuk ke dalam bagian dari sistem saraf motorik yang memiliki tugas untuk hemosotik.

Sistem saraf simpatik berlainan dengan cara kerja sistem parasimpatik. Di mana sistem saraf simpatik mengaktifkan kinerja organ-organ tubuh. Namun ada pula saraf simpatik yang bertugas untuk menghambat kinerja tubuh. Salah satu sistem saraf simpatik dalam tubuh adalah hidung.

Berikut ini fungsi sistem saraf simpatik pada hidung.

1. Adanya Pertukaran Oksigen yang Lebih Besar

Salah satu fungsi dari saraf simpatik pada hidung adalah memungkinkan terjadinya pertukaran oksigen alveolar dengan volume yang jauh lebih besar. Untuk menghirup oksgen yang lebih besar, tubuh akan melebarkan bronkiolus.

Hidung merupakan salah satu organ tempat keluar masuknya udara di dalam tubuh. Oksigen akan masuk dari luar ke dalam sementara tubuh akan mengeluarkan karbondioksida. Untuk mendukung sistem pernapasan, terdapat beberapa organ lain seperti alveolus.

Alveolus merupakan salah satu organ penting dalam sistem pernapasan. Jika tidak ada alveolus maka tidak akan dapat menghirup serta mengeleuarkan udara dengan baik. Alveolus adalah sekumpulan kantong udara yang memiliki bentuk seperti gelombang kecil dan terletak di ujung saluran pernapasan.

Bentuk Alveolus seperti buah anggur yang saling menempel satu sama lain. Kantong udara pada alveolus ini terbuat dari serat yang lentur sehingga bisa bergerak seperti balon. Alveolus memiliki bentuk yang kecil bahkan salah satu struktur yang paling kecil di dalam tubuh.

Meskipun begitu, alveolus memiliki peranan yang penting dalam sistem pernapasan. Udara akan masuk lewat hidung dan mulut yang kemudian turun menuju batang tenggorokan atau trakea. Melalui saluran udara, udara akan bergerak menuju ke saluran yang lebih kecil yakni bronkiolus.

Kemudian, alveolus akan mengambil oksigen yang masuk dan mengeluarkan zat karbondioksida. Selama proses menghirup oksigen serta mengeluarkan zat karbondioksida, alveolus menjadi tempat bertukarnya kedua zat ini.

Untuk dapat mendorong udara masuk dan keluar dari alveolus, otot dada serta diafragma akan menghasilkan tekanan di dada. Ketika manusia mengambil napas, maka diafragma yang terlteka di antara perut serta rongga dada akan melakukan kontraksi.

Kemudian alveolus akan mengambil dengan cara mengembangkan kantong udara. Alveolus akan menangkap oksigen sebanyak-banyaknya. Lain halnya ketika manusia menghembuskan napas, maka alveolus akan menyusut dan mendorong karbondioksida untuk keluar lewat hidung maupun mulut.

2. Membantu Membersihkan Udara

Hidung selain memiliki fungsi sebagai indera penciuman juga berperan dalam sistem pernapasan. Di dalam hidung terdapat silia atau rambut hidung yang memiliki fungsi untuk menyaring udara yang masuk.

Udara yang masuk dan hirup datang bersama dengan kotoran-kotoran. Oleh karena itu, kotoran-kotoran tersebut perlu disaring dan dibersihkan. Di dalam rongga hidung juga terdapat lapisan lendir yang memiliki peranan untuk menangkap kotoran yang masuk bersamaan dengan udara.

Lapisan lendir ini dinamakan pula dengan membran mukosa. Di mana membran mukosa ini dipersarafi oleh banyak sistem saraf seperti saraf simpatik. Keberadaan saraf simpatik membantu kinerja membran mukosa untuk membersihkan udara yang masuk.

Sel kemoreseptor yang terdapat dalam hidung adalah sel yang memiliki rambut dan berada du bawah mukus hidung. Sel ini memiliki peranan yang penting dalam mengidentifikasi senyawa kimia yang masuk ke dalam hidung.

Sel kimia yang masuk kemudian akan berdifusi dengan lendir dan akan menempel pada sel kemoreseptor. Di dalam sel kemoreseptor terdapat reseptor yang memiliki fungsi untuk mengikat senyawa kimia yang masuk dan berdifusi dengan lendir.

Akibat dari pengikatan senyawa kimia akan membuat adanya impuls yang diedarkan dari sel saraf menuju ke otak. Impuls ini kemudian akan berubah menjadi sensasi baru tertentu di dalam otak. Otak dapat mendeteksi berbagai macam jenis bau.

Proses penyaringan udara yang ada di rongga hidung memiliki peranan yang penting dalam menjaga kesehatan paru-paru. Maka dari itu, bernafas menggunakan hidung lebih disarankan dibandingkan dengan bernafas melalui mulut.

Hal ini dikarenakan di dalam rongga hidung terdapat silia serta lendir yang dapat menangkap kotoran udara. Berbeda halnya dengan mulut, yang tidak memiliki silia serta lendir sehingga udara akan masuk begitu saja.

3. Membantu Melembabkan Udara

Membran mukosa hidung selain berfungsi untuk membersihkan udara juga memiliki peranan untuk melembabkan udara. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa sel saraf simpatik terdapat di dalam membran mukosa hidung.

Keberadaan sel saraf simpatik, membantuk kinerja mukosa untuk melembabkan udara. Bahkan tidak hanya melembabkan, mukosa hidung juga membantu untuk menghangatkan hingga mendinginkan zat sampai sama dengan suhu tubuh.

Udara yang masuk dari luar melalui hidung tentunya memiliki suhu yang berbeda dengan hidung. Suhu ini perlu disesuaikan dengan suhu tubuh dan mukosa hidung yang memiliki peranan tersebut. Di dalam mukosa hidung memiliki lapisan sel epitel kolumnar pseudostratifikasi luas.

Di mana sel epitel ini mengandung sel berambut dan sel goblet yang mensekresi mukus di daerah non-olfaktori. Sel epitel pada mukosa hidung terdiri dari dua jenis yakni epitel pernapasan dan penciuman. Di daerah pernapasan, sel epitel memiliki bentuk kolom dan berambut atau silia.

Di mana sel tersebut diselingi antara sel kolom atau sel musin. Sementara itu, di antara basanya memiliki sel yang lebih kecil yakni sel penciuman. Di mana masing-masing terdiri dari sejumlah kecil sel granular dan saluran pernapasan. Sel ini berperan dalam menjaga suhu agar tetap sama dengan suhu tubuh.

Rongga hidung memiliki volume yang cukup rendah yakni berkisar antara volume 15-20 cm3. Namun, luas permukaan penyerapan pada rongga hidung relatif besar yakni sampai 150 cm. Hal ini dikarenakan banyaknya mikrovili epitel.

Selain itu, mukosa terdiri dari membran basal endotel berpori yang kaya akan pembuluh darah dari arteri karotis eksternal dan internal. Keberadaan mukosa hidung akan melapisi rongga hidung. Mukosa hidung termasuk bagian dari mukosa pernapasan yang melapisi lendir di dalam hidung.

Mukosa hidung sering kali terjangkit infeksi baik pada orang dewasa maupun anak-anak. Adanya peradangan pada mukosa hidung akan mengakibatkan hidung tersumbat, sakit kepala hingga sinus. Mukosa hidung juga dapat mengeluarkan lendir yang biasa kenal dengan ingus.

The post 3 Fungsi Saraf Simpatik Hidung appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
3 Fungsi Saraf Simpatik Mata https://haloedukasi.com/fungsi-saraf-simpatik-mata Sat, 16 Dec 2023 01:55:32 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47080 Cara kerja tubuh diatur oleh sistem saraf yang akan menggerakan berbagai organ di dalam tubuh. Salah satu contoh dari sistem saraf adalah saraf otonom. Sistem saraf otonom adalah saraf yang berfungsi untuk mengatur kinerja tubuh secara tidak sadar. Sistem saraf otonom merupakan bagian dari saraf motorik. Di dalam sistem saraf otonom terbagi menjadi dua jenis […]

The post 3 Fungsi Saraf Simpatik Mata appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Cara kerja tubuh diatur oleh sistem saraf yang akan menggerakan berbagai organ di dalam tubuh. Salah satu contoh dari sistem saraf adalah saraf otonom. Sistem saraf otonom adalah saraf yang berfungsi untuk mengatur kinerja tubuh secara tidak sadar.

Sistem saraf otonom merupakan bagian dari saraf motorik. Di dalam sistem saraf otonom terbagi menjadi dua jenis berdasarkan fungsinya yakni saraf simpatik dan parasimpatik.

Fungsi saraf simpatik mata

Saraf simpatik merupakan bagian dari saraf otonom dan terkenal sebagai saraf tak sadar. Hal ini dikarenakan kinerja saraf ini bekerja secara otomatis tanpa disadari. Sistem saraf simpatik dikenal dapat merespons dari berbagai bahaya dan stress.

Sistem saraf ini akan membantu mengaktifkan kinerja organ-organ di dalam tubuh. Namun tidak menutup kemungkinan terdapat pula saraf simpatik yang berperan untuk menghambat kinerja organ. Mata merupakan salah satu organ penting dalam tubuh manusia. Mata memiliki fungsi untuk melihat.

Di dalam mata, terdapat banyak sel saraf. Salah satunya adalah sel saraf simpatik yang membantu kinerja mata. Keberadaan saraf simpatik secara umum dapat meningkatkan penglihatan menjadi baik. Saraf simpatik akan membantu mengaktifkan organ mata untuk bisa melakukan tugasnya yakni melihat.

Berikut ini fungsi saraf simpatik pada mata.

1. Memperbesar Pupil

Saraf simpatik pada mata memiliki fungsi untuk memperbesar iris agar lebih banyak cahaya yang dapat masuk. Saraf simpatik akan bekerja untuk mengaktifkan kontraksi otot radial iris sehingga membuat pupil menjadi besar.

Dengan begitu, cahaya yang masuk ke mata akan lebih banyak. Ketika otot radialis atau alfa -1 berkontraksi menyebabkan midriasis, yang memungkinkan lebih banyak cahaya masuk. Pupil adalah bagian dari organ yang terdapat pada mata. Letak pupil berada di di tengah iris yang menjadi pemberi warna pada mata.

Secara umum, pupil terlihat berbentuk bulat, memiliki ukuran yang sama dan berwarna hitam. Warna hitam yang terdapat pada pupil dikarenakan cahaya yang melintasi pupil akan diserap oleh retina dan tidak kembali dipantulkan.

Jika pupil pada seseorang memiliki warna yang keruh, hal tersebut disebabkan oleh lensa mata yang buram karena adanya penyakit katarak. Lensa mata ini berada di belakang pupil. Pupil akan dapat kembali hitam jika lensa mata digantikan oleh lensa intraokular bening melalui proses operasi katarak. Pupil memiliki ukuran yang berbeda, ada yang besar dan kecil tergantung pada orang tersebut.

Seiring dengan bertambahnya usia, maka ukuran pupil akan semakin besar. Pupil pada orang dewasa memiliki ukuran 2 mm sampai 4 mm. Adapun diameter pupil juga berbeda tergantung dengan keadaan cahaya, terang atau gelap. Dalam keadaan terang, diameter pupil memiliki ukuran 4 mm sementara dalam ukuran gelap, pupil dapat berdiameter hingga 8 mm.

Di dalam iris terdapat otot-otot yang memiliki fungsi untuk mengontrol ukuran pupil mata. Satu otot pada iris akan mengkontriksi pembukaan pupil sehingga membuat pupil menjadi kecil. Sementara itu, satu otot lainnya akan berkontraksi untuk melebarkan pupil. Proses kontraksi otot iris ini akan mengatur seberapa banyak cahaya yang dapat masuk ke mata.

2. Meningkatkan Penglihatan Mata

Di dalam mata terdapat organ yang bernama lensa mata yang memiliki peranan untuk melihat dengan jelas. Lensa mata adalah bagian dari organ mata yang terletak di belakang iris dan memiliki warna transparan.

Di dalam lensa mata ini terdiri dari 4 bagian yakni kapsul, korteks, nukleus, dan epitel. Lensa mata memiliki bentuk cembung dan kaya akan protein serta kolagen. lensa mata memiliki fungsi untuk mengatur cahaya yang masuk ke dalam mata dan memantulkannya menuju retina.

Retina sendiri adalah tempat beradanya saraf penglihatan sehingga mata dapat melihat objek dengan jelas. Untuk melakukan tugasnya, lensa mata membutuhkan bantuan otot yang terdapat di dalam badan siliaris sehingga dinamakan dengan otot siliaris atau beta-2.

Saraf simpatik akan membantu otot siliaris untuk melakukan relaksasi sehingga dapat melihat dengan baik. Otot siliaris membantu lensa mata untuk mengatur ukuran serta bentuk sesuai dengan objek yang dilihat.

Lain halnya saat melihat benda yang letaknya jauh, maka lensa mata akan melebar serta menjadi tipis sehingga terlihat seperti berbentuk cekung. Lensa mata berperan untuk memfokuskan objek pada retina. Namun, pada beberapa kondisi fokus pada lensa mata bisa jatuh di depan atau bahkan di belakang retina. Hal ini dikarenakan adanya gangguan pada lensa mata.

Seperti pada penyakit rabun jauh, fokus lensa mata akan jatuh berada di depan retina. Hal ini akan membuat seseorang merasa kesulitan saat melihat objek yang berada jauh. Objek tersebut akan terlihat seperti samar atau buram.

Untuk membantu melihat objek dengan jelas, dibutuhkan bantuan penggunaan kaca mata minus. Lain halnya dengan rabun dekat, di mana fokus cahaya yang dihasilkan jatuh di belakang retina sehingga sulit melihat benda yang berada dengan jarak dekat.

3. Dilatasi pupil (midriasis)

Saraf simpatik dapat mengakibatkan dilatasi pupil. Hal ini dikarenakan saraf parasimpatik dapat memicu kontraksi otot iris. Otot iris ini yang berfungsi untuk mengatur besar kecilnya pupil pada mata. Dilatasi pupil merupakan ukuran pupil yang melebihi dari ukuran pupil pada umumnya.

Ukuran pupil pada mata diatur oleh otot yang terdapat pada iris dan dari banyaknya cahaya yang masuk. Saat cahaya terang, maka pupil akan mengecil. Hal ini berfungsi agar tidak banyak cahaya yang masuk ke mata. Sebaliknya ketika dalam keadaan gelap, maka pupil akan mengalami dilatasi atau pembesaran agar banyak cahaya yang masuk.

Pada keadaan tertentu, dilatasi pupil masih dapat merespons cahaya dengan normal yakni membesar dan mengecil sesuai cahaya. Namun, biasanya pada kondisi dilatasi, tidak dapat merespons cahaya dengan normal. Pupil melebar (midriasis) terjadi ketika bagian tengah mata yang hitam lebih besar dari biasanya.

Pupil membesar secara alami karena perubahan cahaya dan peristiwa emosional, namun pelebaran pupil yang tidak biasa bisa jadi disebabkan oleh kondisi medis. Midriasis terjadi ketika pupil membesar dan tidak merespons cahaya. Istilah lain untuk midriasis adalah “pupil tetap”.

Pupil membesar ketika bagian tengah mata yang berwarna hitam memakan lebih banyak ruang dibandingkan bagian mata yang berwarna (iris). Pupil seharusnya membesar dalam keadaan normal karena perubahan ringan dan variabel emosional.

Biasanya, pupil yang membesar akan kembali ke ukuran normal dengan sendirinya. Jika pupil membesar secara tiba-tiba, terjadi setelah cedera traumatis, atau menyebabkan sakit kepala dan kebingungan, segera dapatkan bantuan medis.

The post 3 Fungsi Saraf Simpatik Mata appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
4 Jenis Saraf yang Berperan Saat Duduk https://haloedukasi.com/jenis-saraf-yang-berperan-saat-duduk Sun, 10 Dec 2023 04:45:46 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47013 Ketika seseorang duduk, saraf-saraf memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan tubuh dan memfasilitasi berbagai fungsi. Saraf-saraf sensorik menerima informasi dari kulit, otot, dan persendian. Setelah itu memberi tahu otak tentang posisi tubuh, tekanan, dan suhu. Saraf motorik kemudian mengirim sinyal dari otak ke otot-otot, yang memungkinkan seseorang tersebut menjaga postur tubuh dengan benar saat duduk. […]

The post 4 Jenis Saraf yang Berperan Saat Duduk appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Ketika seseorang duduk, saraf-saraf memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan tubuh dan memfasilitasi berbagai fungsi. Saraf-saraf sensorik menerima informasi dari kulit, otot, dan persendian. Setelah itu memberi tahu otak tentang posisi tubuh, tekanan, dan suhu.

Saraf motorik kemudian mengirim sinyal dari otak ke otot-otot, yang memungkinkan seseorang tersebut menjaga postur tubuh dengan benar saat duduk. Selain itu, saraf otonom mengendalikan fungsi-fungsi otomatis tubuh seperti detak jantung, pernapasan, dan pencernaan, yang dapat dipengaruhi oleh posisi duduk.

Dengan demikian, keseimbangan dan koordinasi yang baik antara berbagai sistem saraf sangat penting untuk kenyamanan dan kesehatan saat duduk. Jika terjadi tekanan berlebih atau postur yang buruk, akan dapat memengaruhi sirkulasi darah dan menyebabkan ketidaknyamanan atau bahkan masalah kesehatan jangka panjang.

Saraf-saraf yang berperan dalam mengatur keseimbangan saat duduk antara lain sebagai berikut. 

1. Saraf Ischiadicus (Saraf Iskias)

Saraf ischiadicus atau yang dikenal juga sebagai Saraf Iskias adalah saraf terpanjang dan terlebar dalam tubuh manusia. Saraf tersebut berasal dari tulang belakang bagian bawah dan memiliki alur melalui panggul, bokong, dan paha menuju bagian belakang kaki.

Fungsi utama dari saraf ischiadicus adalah mengontrol gerakan otot dan menyampaikan sensasi dari bagian belakang kaki dan sebagian besar kulit pada tungkai bagian bawah. Saraf Iskias juga dapat memainkan peran penting dalam mengendalikan otot-otot panggul dan otot-otot paha.

Jika terjadi tekanan atau iritasi pada saraf iskias, maka dapat menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai iskias atau radikulopati iskias yang sering disertai dengan nyeri atau kesemutan yang menjalar dari bagian bawah punggung hingga ke kaki. Dengan kata lain, sangat penting untuk berhati-hati dalam melakukan segala aktivitas sehari-hari.

2. Saraf Femoralis

Saraf femoralis adalah saraf yang berasal dari tulang belakang bagian bawah, khususnya dari segmen saraf spinal L2 hingga L4. Saraf femoralis beroprasi melalui panggul dan paha, kemudian bercabang ke otot-otot di daerah paha depan.

Fungsi dari saraf femoralis adalah mengendalikan gerakan otot-otot paha, terutama yang terlibat dalam fleksi panggul dan ekstensi lutut. Selain itu, saraf tersebut juga membawa sensasi dari kulit pada bagian depan dan bagian dalam paha serta bagian atas kaki.

Kerusakan atau iritasi pada saraf femoralis dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk ketidaknyamanan, nyeri, atau kelemahan pada otot-otot yang dikontrol oleh saraf tersebut.

3. Saraf Pudendal

Saraf pudendal adalah saraf yang berasal dari segmen saraf spinal S2 hingga S4 dan memasuki panggul untuk mencapai daerah genital. Saraf pudendal memiliki peran penting dalam mengontrol otot-otot dasar panggul, termasuk otot-otot yang terlibat dalam fungsi kandung kemih dan rektum.

Saraf tersebut berfungsi untuk mengontrol gerakan otot-otot dasar panggul yang terlibat dalam aktifitas panggul, seperti saat buang air kecil dan buang air besar. Selain itu, juga bertanggung jawab atas sensasi pada area genital dan sekitarnya.

Irritasi pada saraf pudendal dapat menyebabkan masalah seperti disfungsi panggul atau rasa sakit pada area genital. Memberikan pengaturan yang tepat pada saraf tersebut sangat penting untuk fungsi normal dan kenyamanan dalam daerah panggul.

4. Saraf Tibialis

Saraf tibialis merupakan saraf yang berasal dari segmen saraf spinal L4 hingga S3. Saraf itu membentang ke bawah melalui bagian belakang lutut dan memasuki kaki di sepanjang tulang tibia, yang merupakan tulang besar di bagian depan betis.

Fungsi utama Saraf Tibialis melibatkan pengontrolan otot-otot di bagian belakang kaki, terutama otot-otot yang memungkinkan fleksi kaki dan jari kaki. Selain itu, membawa sensasi dari bagian bawah kaki dan sepanjang sisi dalam kaki.

Tekanan pada saraf tibialis dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti kesemutan, kelemahan otot, atau nyeri di sepanjang jalur saraf tersebut. Kondisi seperti sindrom kompartemen atau cedera saraf bisa memengaruhi fungsi normal saraf tersebut. Perlu dipahami untuk peran saraf tibialus dalam mendukung gerakan dan sensasi kaki yang sehat.

Keseimbangan saat duduk melibatkan interaksi kompleks antara saraf-saraf tersebut untuk menjaga postur tubuh dan menghindari ketidakseimbangan yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau cedera.

The post 4 Jenis Saraf yang Berperan Saat Duduk appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
3 Fungsi Saraf Parasimpatik Lambung https://haloedukasi.com/fungsi-saraf-parasimpatik-lambung Sat, 09 Dec 2023 03:27:12 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47001 Sistem saraf otonom merupakan sistem saraf yang memiliki peranan untuk mengatur kinerja tubuh yang tidak disadari. Contohnya seperti tekanan darah dan detak jantung. Sistem saraf otonom termasuk bagian dari sistem saraf motorik. Di dalam sistem saraf otonom terbagi menjadi 3 yakni sistem saraf parasimpatik, simpatik dan entrik. Di mana ketiga sistem saraf ini memiliki peranan […]

The post 3 Fungsi Saraf Parasimpatik Lambung appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sistem saraf otonom merupakan sistem saraf yang memiliki peranan untuk mengatur kinerja tubuh yang tidak disadari. Contohnya seperti tekanan darah dan detak jantung. Sistem saraf otonom termasuk bagian dari sistem saraf motorik.

Di dalam sistem saraf otonom terbagi menjadi 3 yakni sistem saraf parasimpatik, simpatik dan entrik. Di mana ketiga sistem saraf ini memiliki peranan yang berbeda di dalam tubuh. Sistem parasimpatik banyak yang menganggap bahwa berlawanan dengan kinerja sistem saraf simpatik.

fungsi saraf parasimpatik lambung

Hal ini dikarenakan sistem saraf parasimpatik membuat tubuh menjadi lebih rileks. Adapun fungsi utama dari sistem saraf patasimpatik adalah mengatur berbagai aktivitas tubuh ketika sedang istirahat. Sistem saraf parasimpatik ini bekerja setelah saraf simpatik mengaktifkan organ-organ dalam tubuh.

Ketika organ-organ tubuh telah melakukan kerjanya, maka secara otomatis saraf parasimpatik akan bekerja agar membuat organ lebih rileks. Oleh karena itu, cara kerja saraf parasimpatik ini berlainan dengan cara kerja saraf simpatik.

Sebab, cara kerja saraf simpatik membuat organ menjadi tegang sedangkan saraf parasimpatik sebaliknya. Selain itu, sistem saraf parasimpatik ini juga memiliki peranan dalam mengatur metabolisme dan pencernaan.

Salah satu organ yang memiliki fungsi dalam mengatur pencernaan adalah lambung. Lambung memiliki sistem saraf parasimpatik yang akan membantu kinerja dalam pencernaan.

Berikut ini fungsi sistem saraf parasimpatik.

1. Membantu Menstimulasi Gerak Peristaltik

Gerak peristaltik merupakan gerakan otot pada dinding pencernaan yang dilakukan secara berulang untuk membantu mendorong makanan menuju anus. Keberadaan saraf parasimpatik lambung membantu untuk menstimulasi adanya gerakan peristaltik sehingga proses pencernaan lebih cepat dilakukan.

Dengan adanya gerakan peristaltik ini akan membuat makanan menjadi terpecah sehingga penyerapan nutrisi lebih mudah dilakukan. Dengan begitu, tugas lambung untuk mengolah makanan akan lebih cepat dilakukan.

Tidak hanya itu, keberadaan gerakan peristaltik juga memiliki peranan untuk membuang sisa makanan yang tidak dicerna oleh anus. Saat makanan masuk ke dalam saluran pencernaan maka otot akan menstimulasi untuk terjadinya kontraksi yang kemudian menimbulkan gerakan peristaltik.

Gerakan peristaltik ini dilakukan secara tidak sadar. Gerakan peristaltik ini akan membantu mendorong makanan agar sampai menuju usus besar. Tidak hanya dilakukan di organ lambung, melainkan gerakan ini bermula dari kerongkongan sampai ke anus.

Keberadaan gerakan peristaltik merupakan hal yang normal terjadi dan bukanlah suatu kelainan atau penyakit justru membantu kinerja lambung. Gerakan ini bisa terjadi karena adanya pergerakan pada otot polos seperti sebuah gelombang.

Gerakan otot inilah yang mendorong makanan serta cairan yang masuk menuju lambung dan kemudian dikeluarkan melalui uretra atau anus. Gerakan peristaltik di lambung menyebabkan adanya proses segmentasi menjadi terlambat.

Segmentasi merupakan proses pencampuran makanan dengan cairan yang berada di lambung sehingga dapat memecah makanan menjadi partikel yang lebih kecil. Perubahan makanan dari ukuran besar menjadi partikel yang lebih kecil membantu penyerpaan nutrisi sehingga kerja lambung akan sedikit lebih ringan.

2. Membantu Proses Sekresi

Lambung selain memiliki fungsi untuk menyimpan dan mengolah makanan, namun juga berfungsi sebagai alat sekresi. Sekresi adalah proses melepaskan sisa-sisa zat di dalam tubuh yang berbentuk caira. Di dalam lambung terjadi proses sekresi cairan lambung.

Sekresi cairan lambung atau asam lambung terjadi pada lapisan lambung. Proses sekresi lambung dibagi menjadi tiga fase yakni sefalik, lambung, dan usus yang bergantung pada fase primer mekanisme yang mengakibatkan mukosa lambung mengeluarkan cairan lambung.

Fase sekresi lambung mengalami tumpang tindih sehingga terjadilah keterkaitan dan saling ketergantungan antara jalur saraf dan humoral. Fase sefalik sekresi lambung terjadi karena reaksi atas rangsangan yang diterima oleh indera seperti rasa, penciuman, penglihatan, hingga suara.

Fase sekresi lambung ini berasal dari refleks yang kemudian dimediasi oleh saraf vagus (kranial ke-10) . Getah lambung disekresikan sebagai reaksi atas rangsangan vagal, baik yang terjadk secara langsung lewat impuls listrik ataupun secara tidak langsung lewat respons yang diterima melalui indera.

Senentara itu, fase lambung dilakukan oleh saraf vagus serta gastrin yang dilepaskan. Keasaman pada isi lambung setelah makanan disangga oleh protein, secara keseluruhan akan tetap berada pada kisaran pH3 (asam).

Hal ini terjadi selama kurang lebih 90 menit. Asam terus dilakukan sekresi selama fase lambung terjadi sebagai reaksi atas distensi dan peptida serta asam amino yang terbebas dari protein ketika proses pencernaan sedang terjadi.

3. Mengatur Metabolisme Pencernaan

Sistem parasimpatik lambung akan mengatur kinerja metabolisme tubuh. Lambung memiliki peranan untuk menyimpan dan menyerap makanan. Fungsi ini dibantu oleh keberadaan saraf parasimpatik lambung.

Ketika makanan dan minuman masuk, lambung akan mengeluarkan asam lambung serta enzim yang membantu proses pencernaan. Makanan yang masuk ini akan diolah menjadi cairan yang pekat kemudian didorong ke usus halus.

Proses pendorongan makanan menuju usus halus dibantu oleh gerakan peristaltik. Gerakan peristaltik ini distimulasi oleh kinerja saraf parasimpatik lambung. Proses pencernaan di dalam lambung dilakukan melalui dua cara yakni kimiawi dan mekanik. Gerakan peristaltik ini termasuk ke dalam proses mekanik.

Proses pencernaan makanan secara mekanik dilakukan dengan menggerakkan otot lambung yang akan meremas dan mengaduk makanan. Sementara itu, proses pencernaan secara kimiawi dilakukan oleh kelenjar getah lambung.

Kelenjar getah lambung akan mengeluarkan getah lambung. Di mana getah lambung ini memiliki 3 enzim yang berfungsi untuk pencernaa yakni enzim pepsin, renin dan klorida. Ketiga enzim ini memiliki peranan untuk mengubah makanan menjadi senyawa penting yang dibutuhkan tubuh.

Contohnya pada enzim pepsin memiliki fungsi untuk mengubah protein menjadi pepton. Enzim renin berfungsi untuk mengendapkan protein susu menjadi kasein. Sementara itu, asam klorida berfungsi untuk mengasamkan makanan dan membunuh kuman yang masuk bersamaan dengan makanan.

The post 3 Fungsi Saraf Parasimpatik Lambung appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>