sastra indonesia - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/sastra-indonesia Mon, 25 Apr 2022 06:45:01 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico sastra indonesia - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/sastra-indonesia 32 32 10 Prospek Kerja Lulusan Sastra Indonesia yang Menjanjikan https://haloedukasi.com/prospek-kerja-lulusan-sastra-indonesia Mon, 25 Apr 2022 06:44:59 +0000 https://haloedukasi.com/?p=33869 Sastra Indonesia merupakan salah satu jurusan yang mempelajari Bahasa Indonesia lebih mendalam serta berbagai karya sastra dari penulis ternama di Indonesia. Jurusan sastra Indonesia ini menjadi salah satu jurusan yang mempunyai peluang kerja atau prospek kerja yang menjanjikan. Berikut ini 10 prospek kerja untuk lulusan jurusan satra Indonesia yang perlu kamu ketahui, simak pembahasan berikut: […]

The post 10 Prospek Kerja Lulusan Sastra Indonesia yang Menjanjikan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sastra Indonesia merupakan salah satu jurusan yang mempelajari Bahasa Indonesia lebih mendalam serta berbagai karya sastra dari penulis ternama di Indonesia. Jurusan sastra Indonesia ini menjadi salah satu jurusan yang mempunyai peluang kerja atau prospek kerja yang menjanjikan.

Berikut ini 10 prospek kerja untuk lulusan jurusan satra Indonesia yang perlu kamu ketahui, simak pembahasan berikut:

1. Penerjemah Bahasa

Prospek kerja untuk lulusan jurusan sastra Indonesia yang pertama yaitu sebagai penerjemah Bahasa. Pekerjaan seorang penerjemah yaitu biasanya menerjemahkan novel, film, buku akademik yang berasal dari Bahasa asing untuk diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia.

Oleh sebab itu, sebelum menjadi penerjemah Bahasa kamu harus sudah menguasai Bahasa asing terlebih dahulu. Menguasai Bahasa asing cukup mudah, kamu bisa belajar dengan mengikuti kursus atau belajar otodidak.

Gaji yang diperoleh seorang penerjemah Bahasa yaitu sesuai dengan setiap halaman yang diterjemahkan atau sesuai dengan projek yang sedang dikerjakan, biasanya minimun rata-rata penghasilannya sekitar Rp.10ribu per halamannya.

2. Penulis Karya Satra

Penulis karya sastra seperti penulis novel, cerpen atau puisi menjadi salah satu prospek kerja bagi seorang lulusan jurusan sastra Indonesia. Bekerja sebagai penulis karya sastra bisa dibilang mudah dan juga susah. Pasalnya ketika kamu memutuskan untuk menjadi penulis, kamu harus sudah menguasi banyak tata bahasa dan hal lainnya mengenai sastra Indonesia.

Oleh karena itu, prospek ini sangat cocok bagi para lulusan jurusan sastra Indonesia.

Penghasilan yang didapatkan menjadi seorang penulis yaitu berdasarkan dengan penjualan buku hasil karyanya. Semakin banyak orang yang menyukai karya sastramu, semakin banyak penghasilan yang didapatkan.

3. Copywriter

Istilah Copywriter sudah tidak asing lagi ditelinga di era sekarang ini. Copywriter hamper mirip dengan penulis. Namun, Copywriter lebih berfokus untuk kegiatan pemasaran produk yang menggunakan media internet.

Copywriter menjadi salah satu prospek kerja yang cocok untuk lulusan jurusan sastra Indonesia. Tugas seorang copywriter yaitu menulis konten kreatif yang bertujuan untuk mempromosikan atau memasarkan suatu produk atau ajsa di perusahaan tempat kamu bekerja.

Gaji seorang copywriter juga cukup besar, bahkan untuk gaji freelance copywriter bisa mencapai Rp.250ribu per-jamnya. Sedangkan untuk gaji seorang copywriter senior bisa mencapai Rp.15jt per bulannya.

4. Jurnalis

Prospek Kerja bagi lulusan jurusan sastra Indonesia berikutnya yaitu sebagai seorang jurnalis. Tidak hanya lulusan jurnalistik saja yang dapat menjadi jurnalis, tetapi seorang lulusan sastra Indonesia juga dapat bekerja menjadi seorang jurnalis di perusahaan media cetak, elektronik ataupun media online.

Tugas seorang jurnalis yaitu menuliskan berita, melakukan liputan dan memiliki kemampuan yang baik dalam mengamati suatu peristiwa. Gaji yang diperoleh oleh seorang jurnalis yaitu sekitar Rp.3jt sampai Rp.5jt per-bulannya

5. Pengajar

Prospek kerja selanjutnya yaitu menjadi seorang pengajar seperti Dosen. Apabila kamu ingin menjadi seorang pengajar dan lulusan sastra Indonesia tentu saja bisa. Namun, kamu harus melanjutkan terlebih dahulu ke jenjang pendidikan S2. Sebagai seorang pengajar, kamu tidak hanya menjadi seorang dosen atau menjadi pegawai negeri maupun pegawai swasta, tetapi kamu dapat mengajar di tempat bimbingan belajar atau sekolah internasional.

Gaji yang diperoleh seorang pengajar seperti dosen bisa mencapai Rp.5jt per-bulannya dan itu belum termasuk tunjangan lainnya.

6. Penyunting

Penyunting menjadi salah satu prospek kerja bagi lulusan jurusan sastra Indonesia. Pekerjaan ini cukup membutuh tingkat keteltian yang tinggi dan juga fokus yang tinggi. Kamu dapat bekerja di perusahaan percetakan atau penerbitan buku. Tidak hanya itu, menjadi seorang penyunting juga harus memilik pengalaman di bidang penulisan dan menguasai PEUBI dengan baik.

Gaji sebagai seorang penyunting bisa dibilang lumayan, yaitu sekitar Rp.5.5jtan per-bulannya.

7. Leksikografer

Pekerjaan sebagai Leksikografer mungkin terdengar asing ditelinga beberapa orang. Leksikografer adalah pekerjaan yang berhubungan dengan pembuatan kamus. Tugas sebagai seorang Leksikografer yaitu menulis, menyusun dan mengedit kamus menggunakan bahasa yang baik dan sesuai. Tidak hanya itu, leksikografer mempunyai peran dalam memantau bahasa, mengoreksi arti kata dalam kamus serta memantau istilah-istilah baru.

Gaji yang didapatkan sebagai leksikografer sekitar Rp.3jt per bulan.

8. Penulis Script Film

Peluang Kerja berikutnya yaitu sebagai seorang penulis script film. Lulusan jurusan sastra Indonesia sudah memiliki kemampuan yang bagus dalam hal penulisa naskah drama, karena sewaktu dibangku kuliah telah mendapatkan materi mengenai penulisan naskah drama atau jenis pementesan lainnya. Oleh karena itu, kamu bisa menjadi seoarang penulis film atau naskah serial televisi.

Gaji yang didapatkan sebagai seorang penulis script film sangat tinggi, yaitu sekitar Rp.20jt per-bulannya.

9. UX Writer

UX Writer adalah seorang penulis yang bekerja dalam membuat kata-kata singkat untuk suatu produk. Kata-kata indah dari sebuah produk yang diiklankan merupakan salah satu hasil kerja dari seorang UX writer.  Pekerjaan seorang UX writer cukup sulit karena harus membuat kata-kata yang singkat dengan memilih diksi yang tepat, tetapi membangun komunikasi yang kuat dengan konsumen.

Gaji seorang UX writer sesuai dengan pekerjaan mereka yang sulit, yaitu sekitar Rp.10jt per-bulannya.

10. Penyiar

Prospek Kerja bagi lulusan jurusan sastra Indonesia yang terakhir yaitu sebagai penyiar. Seorang penyiar berperan penting dalam kesuksesan acara yang sedang dipandunya. Penyiar banyak berinteraksi dengan pendengar mulai dari saat membawakan acara, menyampaikan informasi, mengisi narasi, menyajikan suatu produk komersial, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, sebagai seorang penyiar harus pandai mengolah kata dan hal tersebut sangat cocok dengan kamu yang lulusan sastra bahasa Indonesia.

Gaji yang didapatkan seorang penyiar cukup lumayan sekitar Rp.3.5jt sampai Rp.5jtan per bulan.

Itulah 10 prospek kerja bagi lulusan jurusan sastra Indonesia beserta dengan gajinya yang perlu kamu ketahui. Namun, gaji tersebut dapat berubah sesuai dengan perusahaan tempat kamu bekerja.

The post 10 Prospek Kerja Lulusan Sastra Indonesia yang Menjanjikan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Puisi Lama: Pengertian, Jenis dan Ciri – Ciri https://haloedukasi.com/puisi-lama Tue, 16 Nov 2021 15:13:27 +0000 https://haloedukasi.com/?p=28628 Pengertian Puisi Lama Puisi lama menurut Uned (2010) merupakan puisi yang terikat oleh beberapa peraturan dan tanpa pengaruh puisi barat. Puisi lama lahir pada masa sebelum penjajahan Belanda, sehingga mempengaruhi penyusunan puisi lama berdasarkan aturan-aturan dan kondisi masyarakat pada saat itu yang bersifat kukuh. Peraturan yang mengikat puisi ini yakni rima, jumlah baris tiap bait, […]

The post Puisi Lama: Pengertian, Jenis dan Ciri – Ciri appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Puisi Lama

Puisi lama menurut Uned (2010) merupakan puisi yang terikat oleh beberapa peraturan dan tanpa pengaruh puisi barat. Puisi lama lahir pada masa sebelum penjajahan Belanda, sehingga mempengaruhi penyusunan puisi lama berdasarkan aturan-aturan dan kondisi masyarakat pada saat itu yang bersifat kukuh.

Peraturan yang mengikat puisi ini yakni rima, jumlah baris tiap bait, dan jumlah baris. Rima adalah bunyi akhiran yang telah tersusun. Puisi lama juga merupakan refleksi kebudayaan masyarakat lama yang muncul melalui sastra.

Jenis – Jenis Puisi Lama

Puisi lama dibedakan menjadi tujuh jenis yakni:

  1. Mantera

Mantera merupakan sastra puisi yang paling tua umurnya. Pada umumnya mantera muncul dalam kepercayaan animisme dan dinamisme, kemudian mantera ini dibunyikan pada saat sedang berburu, menangkap ikan, mengumpulkan hasil hutan untuk memanggil hantu baik dan untuk menghindari hantu jahat.

Mantera memiliki ciri-ciri yakni pemilihan kata sangat saksama, bunyi yang sengaja berulang-ulang agar memperkuat daya sugesti kata, banyak digunakan kata-kata yang kurang umum dalam kehidupan sehari-hari. 

Dahulu membaca mantera secara keras menimbulkan efek perasaan bersifat magis, yang diperkuat oleh irama yang biasanya dibacakan oleh ahli membaca mantera.

  1. Pantun

Pantun merupakan jenis puisi lama yang dikenal secara luas di nusantara. Pantun memiliki bait yang terdiri dari empat baris, dua baris sampiran, dan dua baris isi. Pantun pada zaman dahulu merupakan sastra lisan namun seiring dengan waktu, pantun menjadi sering dijumpai pada sastra tertulis.

Pantun memiliki ciri-ciri antara lain bersajak a-b-a-b ataupun a-a-a-a, tiap bait terdiri dari empat baris, dua baris sampiran dan dua baris isi, setiap baris memiliki empat sampai enam kata, serta biasanya tidak ada nama penulis.

  1. Talibun

Talibun hampir mirip dengan pantun, namun pada talibun jumlah baris tiap bait terdiri dari lebih empat baris. Biasanya talibun memiliki enam sampai sepuluh baris dalam setiap baitnya. 

Jumlah baris dalam tiap bait dalam talibun selalu harus genap, serta  talibun memiliki sampiran dan isi. Talibun memiliki sajak yang lebih dari empat baris, yang berirama abc-abc, abcd- abcd, abcde-abcde dan seterusnya. 

Talibun memiliki ciri-ciri yakni terdiri atas larik-larik sampiran dan isi. Talibun memiliki lirik lebih dari empat dan selalu genap, misalnya enam, delapan, sepuluh, dua belas, atau empat belas. Talibun menjadi semacam puisi bebas sehingga dapat menggunakan gaya bahasa yang luas.

  1. Syair 

Syair merupakan puisi lama yang berasal dari Arab yang memiliki ciri setiap bait terdiri dari empat baris dan semua baris merupakan isi, jadi tidak memiliki sampiran.

Syair berlarik empat tiap bait dan bersajak a-a-a-a yang mengisahkan suatu hal. Syair juga memiliki baris yang terdiri dari delapan sampai dua belas suku kata yang biasanya berisi nasihat dan petuah.

  1. Seloka

ng ataupun cerita.Syair merupakan puisi yang berlarik empat tiap bait dan bersajak a-a-a-a yang mengisahkan suatu hal, Seloka merupakan pantun berkait yang memiliki lebih dari satu bait. 

Seloka biasanya ditulis dalam empat baris dengan bentuk pantun dan syair. Namun dalam beberapa karya sastra pernah dijumpai seloka yang tertulis lebih dari empat baris.

  1. Gurindam

Gurindam merupakan bentuk puisi yang berasal dari India. Gurindam memiliki dua baris yang berirama a-a, pada baris pertama berisikan sebab dan pada baris kedua berisikan akibat. Isi dari gurindam merupakan sebuah nasihat.

Kalimat gurindam memiliki irama akhir yang sama sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh. Dua baris pada gurindam dapat diidentifikasi lebih lanjut bahwa pada baris pertama berisikan soal, permasalahan ataupun perjanjian sedangkan pada baris jawaban, akibat, ataupun perjanjian yang sama pada baris pertama.

Gurindam adalah puisi yang terdiri atas dua baris, berirama sama a a, kedua barisnya merupakan isi, baris pertama merupakan sebab dan baris kedua merupakan akibat, isinya berupa nasihat

  1. Karmina

Menurut Kaswan dan Rita tahun 2008, karmina merupakan pantun kilat yang hanya tersusun dari dua larik dan bersajak. Dalam karmina memiliki bunyi irama akhir a-a. Pada larik pertama berisikan sampiran, dan pada larik kedua berupa isi.

Adapun ciri-ciri karmina antara lain memiliki larik sampiran pada baris pertama, memiliki jeda larik yang ditandai oleh koma (,), bersajak lurus (a-a), larik kedua merupakan isi yang biasanya berupa sindiran.

Ciri- Ciri Puisi Lama

Secara umum puisi lama memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Tidak diketahui nama pengarangnya.
  • Menggunakan gaya bahasa yang statis.
  • Disampaikan dengan turun-temurun dari lisan ke lisan.
  • Penyampaian dari mulut ke mulut, sehingga merupakan sastra lisan.
  • Struktur puisi lama yang terikat dalam hal jumlah baris per bait, jumlah suku kata tiap baris, dan persamaan bunyi sajak tertentu pada akhir baris. 

Perbedaan Puisi Lama dan Baru

Terdapat perbedaan antara keduanya yakni terletak pada aturan. Pada puisi lama memiliki keterikatan dengan aturan antara lain rima, jumlah baris, suku kata, dan pola persajakan pada akhir baris. 

Sedangkan puisi baru merupakan suatu jenis puisi modern yang sudah tidak terikat lagi oleh aturan- aturan atau dibuat secara bebas oleh sang pengarang, dan puisi ini ada atau lahir setelah puisi lama, artinya puisi yang bebas baik dari segi suku kata, baris atau rimanya.

The post Puisi Lama: Pengertian, Jenis dan Ciri – Ciri appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sejarah Sastra Indonesia: Awal Mula Hingga Perkembangannya https://haloedukasi.com/sejarah-sastra-indonesia Mon, 13 Sep 2021 06:58:53 +0000 https://haloedukasi.com/?p=26914 Sejarah dan sastra. Dua kata dengan hubungan lekat tak terpisahkan. Sejarah dan sastra bagai sepasang kekasih, saling melengkapi dan saling mengisi satu sama lain. Dua kata tersebut tentunya hadir pada masing-masing suatu negara. Suatu negara tentunya memegang sejarah sastra miliknya sendiri. Indonesia yang merupakan suatu negara tentunya pula tidak luput dari sejarah sastra milik Indonesia […]

The post Sejarah Sastra Indonesia: Awal Mula Hingga Perkembangannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sejarah dan sastra. Dua kata dengan hubungan lekat tak terpisahkan. Sejarah dan sastra bagai sepasang kekasih, saling melengkapi dan saling mengisi satu sama lain.

Dua kata tersebut tentunya hadir pada masing-masing suatu negara. Suatu negara tentunya memegang sejarah sastra miliknya sendiri. Indonesia yang merupakan suatu negara tentunya pula tidak luput dari sejarah sastra milik Indonesia sendiri.

Sejarah dan sastra hadir dan memberikan gambaran eksistensi daripada negara, bangsa, serta bahasa suatu negara. Dengan memegang sebuah sejarah sastra, suatu negara memiliki gambaran mengenai siklus daripada sastra-sastra negara itu sendiri. Sehingga, bangsa dan publik pun dapat membayangkan perkembangan daripada sastra-satra tersebut.

Awal Mula Hadirnya Sastra Indonesia

Suatu hal dan sesuatu tentunya memiliki awal mula. Awal mula daripada suatu hal dan atau sesuatu tersebut tentunya hadir melengkapi sebagai cerita atau history atas suatu dan atau sesuatu itu sendiri. Begitu pula dengan sastra.

Sastra merupakan unsur penting dalam sebuah bahasa memegang historynya sendiri. Di dalam bahasa itu sendiri, terdapat sesuatu berkaitan dengan kata, kalimat, serta tulisan-tulisan dimana dapat dikenal dengan sebuah karya sastra. Maka dari itu, bahasa dan sastra memiliki hubungan dekat.

Menjatuhkan pandangan jauh ke dalam sastra, tentunya memberikan gambaran daripada kompleksnya atau lebih rincinya suatu tulisan-tulisan dan atau sastra itu sendiri. Gambaran daripada kompleksnya atau lebih rincinya suatu tulisan-tulisan atau karya sastra itu sendiri dapat dimaknai sebagai sejarah sastra.

Sejarah sastra mengandung dua kata, yaiu sejarah dan sastra. Secara umum, sejarah mengandung makna yaitu merupakan sebuah suatu hal dan atau kejadian dengan memiliki periode lama dan sudah terjadi. Dapat dikatakan bahwa di dalam sejarah memberikan gambaran atas peristiwa dan atau kejadian mengenai masa lampau.

Sejarah pula memiliki makna yaitu sebuah asal usul dan atau awal terjadinya atas suatu hal dan atau kejadian tersebut. Sastra secara umum mengandung makna yaitu sebuah literatur.

Sebuah literatur yaitu sastra berawal dari bahasa Sansekerta dengan makna sebuah petunjuk. Dapat diambil makna bahwa sebuah sastra atau literatur merupakan suatu petunjuk atas tulisan-tulisan atau bahasa yang ada.

Jadi, sebuah sastra mengulik lebih dalam kata, kalimat, serta bahasa itu sendiri dengan berdasarkan petunjuk demi mendapatkan pengetahuan berarti dan mendalam mengenai kata, kalimat, serta bahasa tersebut. Sebagaimana sejarah dan sastra saling berhubungan, sejarah sastra merupakan rangkaian dan atau struktur daripada rotasi perjalanan daripada sastra.

Mulai dari lahir, berkembang, tumbuh, dan menetap di setiap insan di suatu negara. Dengan adanya sejarah sastra, gambaran daripada perjalanan sastra dapat dilihat lebih detail lagi.

Sastra Indonesia sudah menunjukkan eksistensinya pada sebelum abad ke 20. Akan tetapi, awal mula sejarah sastra dapat berkat kelambungan eksitensinya pada sastra-sastra tahun 1920.

Tahun tersebut bagai tahun emas bagi sastra Indonesia. Hal ini dikarenakan banyak sastrawan-sastrawan lahir melambungkan karyanya pada era tersebut.

Sebut saja Sitti Nurbaya. Salah satu karya sastra berupa novel ini melambungkan namanya pada era tersebut. Tidak heran apabila era tersebut menjadi era emas bagi sejarah sastra Indonesia.

Perkembangan Sastra Indonesia Beserta Tokohnya

Sejarah sastra masuk dalam kategori hal penting dalam dunia sastra dan bahasa. Sejarah sastra menghadirkan gambaran waktu dimana sastra-sastra mengalami kelahiran dan juga perkembangan.

Daftar perkembangan sejarah sastra dimulai dari Angkatan Balai Pustaka, Pujangga Baru, periode Tahun 45, periode Tahun 60, periode Reformasi, serta Periode Tahun 2000.

Sejarah sastra paling awal ditandai dengan adanya cerita-cerita yang melambung melalui angin. Artinya, karya sastra tersebut mengandung cerita-cerita dengan berlandaskan kepercayaan dan atau berwujud real tanpa adanya unsur imajinasi.

Karya sastra pada era awal seperti pujian-pujian terhadap hal gaib, asal-usul suatu tempat, hewan, dan juga tumbuhan. Selain itu, tulisan-tulisan sebagai penyalur kata-kata indah seperti pantun, syair, gurindam, serta peribahasa.

Angkatan Balai Pustaka

Angkatan Balai Pustaka mendiami periode pada tahun 1920. Dilihat dari rotasi perjalanannya, karya sastra yang masuk dalam Angkatan Balai Pustaka memberikan gambaran akan adanya tokoh sastra dengan latar belakang budaya Sumatra dan Minangkabau. Dengan begitu, eksistensi bahasa Melayu banyak muncul dalam karya sastra pada angkatan tahun 1920. Salah satu tokoh sastra dalam deretan Angkatan Balai Pustaka diantaranya yaitu Marah Roesli.

Marah Roesli sebagai seorang tokoh sastra dengan membawa namanya melalui novel “Sitti Nurbaya”. Marah Roesli merupakan seorang tokoh sastra asal Padang, Sumatra. Selain dirinya dikenal sebagai seorang tokoh sastra, dirinya memegang pekerjaan tetap sebagai seorang dokter hewan.

Pujangga Baru

Deretan Pujangga Baru menghiasi sekitar tahun 1930 hingga tahun 1940. Sebutan deretan satu ini diawali karena dipublikasikannya sebuah majalah sastra yaitu “Pujangga Baroe” pada sekitar awal tahun 1930-an. Eksistensi daripada Pujangga Baru bak memberikan warna baru dalam karya sastra. Hal ini dikarenakan karya sastranya sudah tidak memandang unsur-unsur keterikatan akan adat dan tradisi. Pada karya sastra Pujangga Baru, karya sastranya lebih terarah pada jiwa nasionalisme dan perjuangan, serta kebebasan atas diri sendiri.

Salah satu tokoh sastra pada era ini adalah Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau lebih akrab dengan Hamka. Karyanya yang dipandang banyak mata yaitu novel dengan judul “Tenggelamnya Kapal van der Wijck” pada tahun 1938. Meski tema adat dan budaya sangat kental pada novel ini, akan tetapi semangat melihat tanah air sangat terasa. Hamka merupakan tokoh sastra kelahiran Sungai Batang pada tahun 1908. Keseharian Hamka pernah menjalani karier sebagai seorang wartawan, penulis, dan juga seorang guru.

Periode Tahun 45

Tahun 1945 merupakan tahun penting bagi Indonesia. Hal ini dikarenakan era ini adalah era kemerdekaan dan kebebasan bangsa dari penjajahan. Pada periode tahun 45, karya sastranya memberikan gambaran pada situasi dan juga kondisi era-era perjuangan untuk mencapai kemerdekaan. Selain itu, karya sastra pada periode ini pula mencerminkan fakta akan kenyataan mengenai perjuangan kemerdekaan. Salah satu tokoh sastra periode Tahun 45 yaitu Chairil Anwar. Chairil Anwar merupakan tokoh sastra dengan nama melambung tinggi kala itu.

Dirinya lahir pada tahun 1922 di Medan, Sumatra Utara. Ketika usia menengah, Chairil mulai menggeluti dunia sastra. Karya terkenal dari Chairil Anwar yaitu puisi dengan judul “Aku”. Puisi terbiatan tahun 1943 tersebut memberikan gambaran mengenai kebebasan dan juga kepercayaan akan diri sendiri. Chairil Anwar sebagai tokoh sastra dapat dikatakan sebagai pelopor angkatan era ini, Namanya pun kian terdengar di banyak kalangan telinga, baik pegiat sastra kalangan tua hingga kalangan muda.

Periode Tahun Tahun 60

Era sastra tahun 60 dikenal dengan eksistensi “Horison”. “Horison” merupakan sebuah majalah sastra dan melalangbuana di kalangan publik sekitar tahun 1966. Majalah ini dilambungkan namanya oleh Mochtar Lubis, P.K. Ojong, Zaini, Arief Budiman, serta Taufiq Ismail. Karakteristik pada sastra era saat itu mengangkat tema-tema politik. Sama pada tahun 45, era tahun 60 pula terkenal akan puisi yang menggambarkan kondisi dan suasan terhadap kehidupan di bayang-bayang teror politik. Tokoh sastra pada tahun tersebut adalah Taufik Ismail.

Taufik Ismail merupakan sastrawan Indonesia kelahiran tahun 1935. Dirinya tumbuh di latar belakang guru dan juga wartawan. Tidak heran jika kesukaannya terhadap sastra sudah tumbuh semenjak remaja. Karya terkenalnya yaitu kumpulan puisi dengan judul “Malu (aku) Jadi Orang Indonesia”. Dalam kumpulan puisinya tersebut memberikan gambaran mengenai masalah-masalah politik yang berlangsung pada era tersebut.

Periode Reformasi

Era kontemporer memberikan nuansa baru pada sastra. Sastra yang berkembang pada era ini mengangkat isu politik dan juga sosial. Periode ini berlangsung pada akhir tahun 90 dan terkenal akan peristiwa 1998. Salah satu tokoh sastra pada era ini yaitu Ayu Utami.

Ayu Utami merupakan seorang tokoh sastra kelahiran tahun 1968. Selain sebagai sastrawan, dirinya pula menghabiskan waktunya dalam profesi sebagai jurnalis dan aktivis. Karya terkenal Ayu Utami pada era reformasi yaitu novel dengan judul “ Saman”. Setting novel tersebut memberikan gambaran era tahun yang masih berkecimbung pada isu-isu sosial dan politik.

Periode Tahun 2000

Era sastra tahun 2000 dapat dikatakan sebagai era dengan tokoh-tokoh yang akrab hingga zaman modern. Karya sastra era ini memberikan udara segara bagi penikmatnya karena kandungan unsur-unsur yang bebas serta lebih imajinatif. Tidak hanya itu, karya sastra era ini juga lebih mengangkat banyak tema. Salah satu tokoh era tahun 2000 yaitu Dewi Lestari. Dewi Lestari atau dikenal akrab dengan panggilan Dee merupakan seorang penulis kelahiran tahun 1976. Selain sebagai seorang penulis, Dee juga dikenal sebagai penyanyi.

Karya perdananya yaitu novel dengan judul “Supernova 1: Kesatria, Putri, & Bintang Jatuh”. Novel tersebut hadir di kalangan publik pada tahun 2001 dan mengusung tema fiksi ilmiah. Hingga saat ini Dewi Lestari dikenal oleh banyak telinga dan karyanya sudah banyak diangkat ke dalam layar lebar, salah satunya yaitu “Filosofi Kopi”.

The post Sejarah Sastra Indonesia: Awal Mula Hingga Perkembangannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>