Sayuti melik - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/sayuti-melik Mon, 09 Oct 2023 08:11:21 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Sayuti melik - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/sayuti-melik 32 32 2 Peran Utama Sayuti Melik dalam Proklamasi Kemerdekaan RI https://haloedukasi.com/peran-sayuti-melik-dalam-proklamasi Mon, 02 Oct 2023 17:57:20 +0000 https://haloedukasi.com/?p=45716 Tokoh penting dalam sejarah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tidak hanya Ir. Soekarno selaku Presiden Pertama RI dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden RI. Persiapan dan jalannya proses Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tidak akan lengkap tanpa peran Mohamad Ibnu Sayuti yang kita kenal dengan nama Sayuti Melik, pria kelahiran Sleman, Yogyakarta pada 22 November 1908. Dari usia […]

The post 2 Peran Utama Sayuti Melik dalam Proklamasi Kemerdekaan RI appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Tokoh penting dalam sejarah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tidak hanya Ir. Soekarno selaku Presiden Pertama RI dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden RI. Persiapan dan jalannya proses Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tidak akan lengkap tanpa peran Mohamad Ibnu Sayuti yang kita kenal dengan nama Sayuti Melik, pria kelahiran Sleman, Yogyakarta pada 22 November 1908.

Dari usia beliau yang masih belasan tahun, jiwa nasionalismenya sudah begitu tertanam dan mendarah daging berkat sang ayah. Hal tersebut ditunjukkan melalui proses belajar beliau pada tahun 1920 di sekolah guru di Solo.

Kemudian, Bandung menjadi saksi perkenalan pertama antara Sayuti Melik dan Bung Karno di tahun 1926. Mempelajari nasionalisme membuat Sayuti Melik aktif melalui tulisan-tulisan politiknya. Gerakan politik melalui berbagai tulisan kritik terhadap pemerintah Hindia Belanda menjadi alasan mengapa beliau harus masuk bui berkali-kali.

Pada tahun 1926, Sayuti Melik ditangkap oleh Belanda lalu dibuang ke Boven Digul hingga tahun 1933, dengan tuduhan telah membantu PKI. Tiga tahun setelahnya, yakni pada tahun 1936, beliau ditangkap lagi oleh Inggris dan selama setahun harus berada di dalam penjara.

Belanda menangkapnya kembali dan memasukkannya ke sel di Gang Tengah, Jakarta usai diusir dari wilayah Inggris. Kesukaan Sayuti Melik dalam menulis sekaligus semangat dalam membela tanah air tidak pernah luntur sekalipun harus mendekam di dalam penjara berulang kali.

Setelah pada tahun 1938 beliau dibebaskan dan pulang dari pembuangan, Sayuti berkenalan dan menikah dengan Surastri Karma Trimurti di tahun yang sama. Bersama sang istri, Sayuti Melik melakukan gerakan membela negara bersama-sama walaupun harus berganti-gantian masuk penjara.

Usai Bung Karno, Moh. Hatta, Kiai Mas Mansoer, dan Ki Hadjar Dewantara (Empat Sekawan) mendirikan dan meresmikan Putera (Pusat Tenaga Rakyat), Soekarno berupaya membebaskan Trimurti dari penahanan pemerintah Jepang dan membawanya bekerja di Putera.

Telah bersatu kembali dengan sang istri, Sayuti yang juga pada kala itu menjadi salah satu anggota aktif PPKI melakukan desakan terhadap Bung Karno untuk pernyataan Proklamasi secepatnya.

Berikut peran Sayuti Melik dalam Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

1. Menjadi Saksi Penyusunan Naskah Teks Proklamasi

Walau dikenal sebagai sosok yang mengetik naskah teks proklamasi, Sayuti Melik memiliki peran lain yang belum banyak diketahui. Sebelum masuk ke dalam proses pengetikan, naskah harus disusun terlebih dulu dalam bentuk tulisan tangan.

Pada proses penyusunan teks proklamasi, Sayuti Melik terlibat sebagai saksi mewakili golongan muda. Beliau membantu penyusunan naskah oleh Soekarno, sedangkan Sukarni membantu penyusunan naskah oleh Moh. Hatta.

Sayuti Melik juga merupakan sosok yang memberi usul agar Soekarno dan Mohammad Hatta menandatangani naskah teks proklamasi yang sudah selesai disusun.

2. Mengetik Naskah Teks Proklamasi

Peran Sayuti Melik yang kedua dan paling dikenal dalam proses Proklamasi RI adalah sebagai juru ketik naskah teks proklamasi. Penyusunan naskah dilakukan bersama Soekarno, namun kemudian Soekarno sendiri yang meminta Sayuti untuk mengetiknya bersama BM Diah.

Pengetikan naskah dilakukan di rumah Laksamana Maeda dan alasan Soekarno meminta Sayuti Melik untuk melakukannya adalah agar tidak terjadi kesalahan persepsi mengenai proklamasi.

Terdapat tiga hal yang diketahui mengalami pengubahan ketikan oleh Sayuti Melik, yakni pengubahan tulisan hari dan bulan; kata “tempoh” menjadi “tempo”; serta kalimat “wakil-wakil bangsa Indonesia” menjadi “atas nama bangsa Indonesia”.

Selesai pengetikan, pembacaan naskah teks proklamasi dilakukan pada 17 Agustus 1945 dini hari dengan Sayuti Melik sebagai salah satu saksinya.

The post 2 Peran Utama Sayuti Melik dalam Proklamasi Kemerdekaan RI appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Biografi Sayuti Melik Singkat https://haloedukasi.com/biografi-sayuti-melik Mon, 10 Aug 2020 03:25:28 +0000 https://haloedukasi.com/?p=9404 Sayuti Melik merupakan salah satu tokoh pahlawan Indonesia yang terkenal sebagai pengetik naskah teks proklamasi Indonesia. Sayuti Melik memiliki nama lengkap Muhammad Ibnu Sayuti yang lahir pada tanggal 22 November 1908 di Sleman Yogyakarta dari pasangan Partiprawito dengan Sumilah. Awalnya rasa nasionalisme beliau tumbuh ketika belajar di Solo pada tahun 1920, beliau juga mulai menentang […]

The post Biografi Sayuti Melik Singkat appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
sayuti melik

Sayuti Melik merupakan salah satu tokoh pahlawan Indonesia yang terkenal sebagai pengetik naskah teks proklamasi Indonesia.

Sayuti Melik memiliki nama lengkap Muhammad Ibnu Sayuti yang lahir pada tanggal 22 November 1908 di Sleman Yogyakarta dari pasangan Partiprawito dengan Sumilah.

Awalnya rasa nasionalisme beliau tumbuh ketika belajar di Solo pada tahun 1920, beliau juga mulai menentang para penjajah sehingga kerap kali ditahan oleh pemerintah Belanda.

Pada tahun 1926, beliau pernah ditahan oleh Belanda karena dituduh membantu PKI hingga kerap berkali-kali dipenjara dan diasingkan ke luar daerah.

Namun hak tersebut tidak mengurangi semangat beliau dalam mengkritik pemerintah Belanda.

Pada tahun 1938, beliau menikah dengan kekasihnya yang bermana SK Trimurti dan memiliki dua orang anak bernama Moesafir Karma Boediman dan Heru Baskoro.

Saat pindah ke Semarang, beliau dengan istrinya mendirikan penerbitan yang bernama Koran Pesat.

Dalam Koran Pesat, tulisan-tulisan yang diterbitkan oleh beliau selalu kritikan terhadap pemerintah Belanda.

Hal tersebut membuat beliau dengan istrinya ditahan di penjara beberapa kali. Namun hal tersebut juga terjadi ketika Jepang berkuasa, dimana beliau dan istrinya kembali ditangkap oleh tentara Jepang.

Pada saat menjelang Kemerdekaan Indonesia, beliau diberikan tugas menjadi anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau disingkat sebagai PPKI.

Pada tanggal 16 Agustus 1945, ketika Jepang kalah dari sekutu, beliau yang termasuk golongan muda mendesak Ir. Soekarno dan Muhammad Hatta agar segera memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia.

Pada saat itu, beliau bersama dengan pemuda lainnya menculik Ir.Soekarno dan Muhammad Hatta ke Rengasdengklok karena mereka menolak memproklamasikan Kemerdekaan secara cepat.

Ketika Ir.Soekarno dan Muhammad Hatta setuju untuk memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia dengan segera maka mereka segera merumuskan teks proklamasi.

Setelah teks proklamasi selesai disusun, beliau mengusulkan agar Ir.Soekarno dan Muhammad Hatta yang menandatangani dan disetujui.

Beliau kemudian mengetik naskah teks proklamasi yang telah ditulis tangan oleh Ir.Soekarno dan Muhammad Hatta.

Beliau juga dapat mengubah kalimat dalam teks proklamasi dari ‘wakil-wakil bangsa Indonesia’ menjadi ‘atas nama bangsa Indonesia’.

Pada tanggal 17 Agustus 1945, Kemerdekaan Indonesia resmi diproklamirkan dan beliau masuk kedalam Komite Nasional Indonesia Pusat.

Pada tahun 1946, beliau kembali ditangkap oleh pemerintah Indonesia atas perintah Amir Syarifusdin atas keterlibatan dalam peristiwa 3 Juli 1946.

Dimana peristiwa 3 Juli 1946 mengenai peristiwa percobaan kudeta oleh kelompok yang bernama Persatuan Perjuangan terhadap pemerintahan Indonesia.

Setelah itu, beliau dibebaskan karena dinyatakan tidak bersalah oleh Mahkamah Tentara namun kembali ditangkap oleh Belanda dan di penjara di Ambarawa.

Pada tahun 1950, beliau dibebaskan setelah Konferensi Meja Bundar yang telah disepakati antara Belanda dengan Indonesia.

Semenjak itu karir politik beliau dimulai ketika diangkat sebagai anggota DPR-GR. Beliau juga menjadi orang yang berani menentang gagasan mengenai nasionalis, agama dan komunis sesuai dengan ajukan Presiden Soekarno.

Beliau juga menentang ketika Presiden Soekarno diangkat menjadi Presiden Seumur Hidup oleh MPRS. Selain iti tulisan beliau banyak mengkritik mengenai PKI padahal sebelumnya dapat dianggap sebagai penjilat penguasa.

Kemudian tulisan-tulisan beliau dilarang beredar oleh penguasa kala itu. Pada saat Orde Baru ketika pasca Presiden Soeharto berkuasa, popularitas beliau kembali meningkat dan bergabung dengan partai Golkar.

Pada tahun 1971 dan 1977, beliau menjadi anggota MPR/DPR. Beliau juga pernah menerima penghargaan Bintang Mahaputra Tingkat V pada tahun 1961.

Selain itu, masih ada banyak lagi penghargaan-penghargaan yang didapat oleh beliau. Pada tanggal 27 February 1989, beliau meninggal dunia dan dimakamkan di taman pemakaman pahlawan Kalibata Jakarta.

The post Biografi Sayuti Melik Singkat appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>