sejarah islam - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/sejarah-islam Mon, 20 Feb 2023 07:34:27 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico sejarah islam - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/sejarah-islam 32 32 Masa Kejayaan Islam: Sejarah dan Sistem yang Membangun https://haloedukasi.com/masa-kejayaan-islam Mon, 20 Feb 2023 07:33:00 +0000 https://haloedukasi.com/?p=41405 Sejarah Awal Perkembangan Masa kejayaan Umat Islam berlangsung selama lebih dari 5 abad lamanya, dari pertengahan abad ke-7 hingga abad ke-13 (786 M hingga 1258 M). Periode ini dimulai pada masa pemerintahan khalifah Abbasiyah Harun al-Rashid, yang merupakan salah satu kerajaan terbesar dalam sejarah. Selama periode ini, para seniman, cendikiawan, penyair, filsuf, insinyur, ahli geografi, […]

The post Masa Kejayaan Islam: Sejarah dan Sistem yang Membangun appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sejarah Awal Perkembangan

Masa kejayaan Umat Islam berlangsung selama lebih dari 5 abad lamanya, dari pertengahan abad ke-7 hingga abad ke-13 (786 M hingga 1258 M). Periode ini dimulai pada masa pemerintahan khalifah Abbasiyah Harun al-Rashid, yang merupakan salah satu kerajaan terbesar dalam sejarah.

Selama periode ini, para seniman, cendikiawan, penyair, filsuf, insinyur, ahli geografi, dan pedagang Islam banyak berkontribusi dalam bidang seni, pertanian, ekonomi, hukum, industri, navigasi, sastra, sains, filsafat, sosiologi, dan teknologi, baik dalam rangka melestarikan penemuan sebelumnya maupun membuat penemuan dan inovasi mereka sendiri.

Pada masa itu, dunia Muslim juga menjadi pusat intelektual utama bagi sains, filsafat, kedokteran, dan pendidikan. Di Baghdad didirikan “House of Wisdom” yang menjadi pusat bagi para ulama, baik Muslim maupun non-Muslim untuk mengumpulkan dan menerjemahkan karya-karya klasik kuno ke dalam bahasa Arab, Persia, Turki, Sindhi, dan Latin.

Pada masa ini, kerajaan Islam menjadi dinasti pertama dan satu-satunya yang bisa menyatukan beragam etnis dan suku di dunia, seperti orang-orang Timur Tengah dan Afrika Utara, China, India, orang kulit hitam Afrika, dan orang kulit putih Eropa.

Inovasi pertama dari periode ini adalah pembuatan kertas, yang awalnya merupakan sebuah rahasia yang dijaga ketat oleh orang China. Teknik pembuatan kertas diperoleh dari seorang tahanan dari Pertempuran Talas (751), lalu menyebar ke kota-kota Islam seperti Baghdad dan Samarkand.

Orang-orang Arab kemudian meningkatkan teknik orang China yang menggunakan kulit murbei diganti dengan sari pati, ini menjelaskan tentang preferensi bahwa Muslim menulis dengan pena sedangkan China dengan sikat.

Pada 900 M, di Baghdad perpustakaan umum mulai didirikan, serta terdapat ratusan toko yang mempekerjakan juru tulus dan penjilid buku. Dari sini, pembuatan kertas mulai menyebar ke wilayah barat, seperti Maroko kemudian ke Spanyol dan terus menyebar ke Eropa hingga abad ke-13.

Banyak sejarawan mengaitkan pembelajaran dan pengembangan ini dengan topografi. Sebelum Islam hadir, kota Mekah pernah menjadi pusat jalur perdagangan di kawasan Jazirah Arab. Hal ini juga tak luput dari besarnya pengaruh para pedagang Muslim atas jalur perdagangan Afrika-Arab dan Arab-Asia.

Hal ini berimplikasi pada pesatnya pertumbuhan dan perkembangan peradaban Islam atas dasar ekonomi, berbeda dengan Umat Kristen, dan orang-orang dari China maupun India yang membangun masyarakat dari para bangsawan pemilik lahan pertanian.

Selain membawa barang, para pedagang Muslim akan turut membawa keyakinan mereka ke China, India, Asia Tenggara, dan berbagai kerajaan di Afrika Barat, kemudian kembali dengan penemuan baru. Pedagang Muslim menggunakan kekayaan mereka untuk berinvestasi di bidang tekstil dan perkebunan.

Sistem Pendidikan

Sentralitas Qur’an dan studinya membantu menjadikan pendidikan sebagai pilar utama agama hampir di semua waktu dan tempat dalam sejarah Islam. Selama beberapa abad pertama Islam, pendidikan sepenuhnya bersifat informal. Pendidikan difokuskan pada hafalan, yang dimulai sejak usia dini dengan belajar bahasa Arab dan Qur’an, baik di rumah maupun di masjid. Kemudian dilanjutkan dengan pelatihan tafsir Qur’an dan fikih (hukum-hukum Islam).

Mulai abad ke-11 para elit penguasa mulai mendirikan lembaga pendidikan yang dikenal dengan madrasah. Dengan segera madrasah berkembang dan berlipat ganda di seluruh dunia Islam. Madrasah tidak memiliki kurikulum standar, namun dikhususkan untuk mempelajari hukum, serta beberapa mata pelajaran umum seperti teologi, kedokteran, matematika.

Namun demikian, studi formal di madrasah hanya terbuka untuk laki-laki, sementara perempuan lebih banyak menerima pendidikan informal seperti keterampilan praktis baik di rumah maupun di masjid.

Selain itu ada berbagai institusi atau perguruan tinggi seperti ‘House of Wisdom’ di Baghdad yang menjadi pusat pembelajaran ilmu-ilmu kuno dari peradaban pra-Islam seperti filsafat dan kedokteran, Universitas Al Kairaouine di Maroko yang didirikan pada 859 M tercatat di The Guinness Book of Record  sebagai universitas pemberi gelar tertua di dunia, serta Universitas Al-Azhar di Mesir yang juga diakui sebagai universitas tertua lainnya.

Sistem Hukum

Selama tiga abad pertama kejayaan Islam, semua mazhab sepakat menerima penerapan hukum sesuai aturan Qur’an dan hadis. Selain itu, Umat Islam pada masa periode ini juga mengakui dua sumber huku lainnya, yakni konsensus hukum (ijma’) dan penalaran analogis (qiyas) diikuti prinsip-prinsip metodologis lainnya.

Tubuh hukum Islam substantif diciptakan oleh seorang ahli hukum independen (mufti). sementara pendapat hukum (fatwa) mereka diperhitungkan oleh hakim yang ditunjuk penguasa sebagai pemimpin pengadilan “qadi”, dan pengadilan “mazalim” yang dikendalikan oleh dewan penguasa dalam menjalankan hukum pidana.

Bidang Keilmuan Lainnya

  • Filsafat

Filsuf Arab seperti Al-Kindi dan Ibn Rusyd, serta filsuf Persia seperti Ibn Sina memainkan peran utama dalam melestarikan karya-karya Aristoteles. Mereka juga menyerap ide-ide dari China dan India yang kemudian ditambahkan dalam berbagai studi mereka.

Al-Kindi, Al-Farabi, dan Ibn Sina memadukan Aristotelianisme dan Neoplatonisme dengan gagasan lain yang diperkenalkan melalui Islam, seperti Qiyas dan Kalam. Hal ini yang akhirnya membuat Ibn Sina menciptakan ilmu logika dan sekolah filsafat Avicennisme, yang berpengaruh baik di negeri Islam maupun Kristen.

Di Spanyol, literatur filsafat Arab diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, Ibrani, dan Ladino, yang kemudian memberikan kontribusi bagi perkembangan filsafat Eropa modern. Ibn Khaldun dan filsuf Yahudi Musa Maimonides menerjemahkan teks medis Yunani kuno dan kumpulan teknik matematika Persia milik Al-Khwarizmi.

Ibn Rusyd mendirikan aliran filsafat Averroisme, yang karya dan komentarnya berperan dalam kebangkitan pemikiran sekuler di Eropa Barat. Karya Ibn Tufail, “Hayy ibn Yaqdhan”, diterjemahkan ke dalam bahasa Latin (1617) dan banyak memengaruhi pemikiran sarjana dan penulis Eropa seperti John Locke, George Keith, dan Gottfried Leibniz.

Pemikiran dan karya Al-Ghazali banyak memengaruhi para pemikir Yahudi Maimonides dan filsuf Kristen Thomas Aquinas. Al-Jahiz sebagai pelopor pemikiran evolusi dan seleksi alam, Ibn Al-Haytham sebagai pelopor fenomenologi dan ilmu pengetahuan, Ibn Khaldun pelopor filsafat sejarah dan ilmu sosial, Shahab Al-Din Suhrawardi pendiri filsafat iluminasi. Biruni, kritikus filsafat alam Aristoteles, serta Ibn Tufail dan Ibn Al-Nafis adalah pelopor novel filosofis.

  • Matematika

Berbagai prestasi ahli matematika Muslim selama periode ini antara lain, seperti pengembangan aljabar dan algoritma oleh ahli matematika Muslim Persia Muhammad ibn Musa al-Khwarizmi, penemuan trigonometri bola dan penambahan notasi titik desimal ke angka Arab oleh Sind ibn Ali, serta penemuan semua fungsi trigonometri selain sinus, pengenalan kriptoanalisis dan analisis frekuensi oleh al-Kindi.

Pengenalan kalkulus aljabar oleh al-Karaji, berbagai penemuan dari Ibn al-Haytham tentang pembuktian dengan dengan induksi matematika, pengembangan geometri analitik dan rumus umum kalkulus integral paling awal, dan penemuan geometri aljabar oleh Omar Khayyam.

Adanya sanggahan pertama terhadap geometri Euclidean dan postulat paralel oleh Nasir al-Dīn al-Tusi, penyempurnaan pertama pada geometri non-Euclidean oleh Sadr al-Din, pengembangan terhadap aljabar simbolik oleh Abū al-Hasan ibn Ali al-Qalasadi, serta banyak kemajuan lain dalam aljabar, aritmatika, kalkulus, kriptografi, geometri, teori bilangan, dan trigonometri.

  • Fisika

Ibn al-Haytham adalah pelopor optik modern dan menjadi orang pertama yang memulai studi fisika eksperimental, yang secara signifikan mengubah pemahaman tentang revolusi ilmiah dalam optik dan persepsi visual. Hal ini dimuat dalam buku Naturalis Principia Mathematica karya Isaac Newton.

Biruni memperkenalkan metode ilmiah eksperimental yang digunakan oleh Ibn al-Haytham, dan prekusor awal hukum gerak Newton pertama kali ditemukan oleh ilmuwan Muslim. Seperti hukum gerak pertama Newton dan konsep momentum ditemukan oleh Ibn al-Haytham dan Avicenna.

Hukum dasar mekanika klasik pertama kali ditemukan oleh Hibat allah Abu’l-Barakat al-Baghdaadi. Sementara konsep reaksi, meramalkan hukum gerak ketiga Newton, ditemukan oleh Ibnu Bajjah (Avempace).

  • Kimia

Jabir ibn Hayyan (Geber) adalah perintis kimia, dengan memperkenalkan metode ilmiah eksperimental awal di lapangan, serta alembic, still, retort, dan proses kimia distilasi murni, filtrasi, sublimasi, pencairan, kristalisasi, pemurnian, oksidasi, dan penguapan.

Klaim para alkemis tentang transmutasi logam ditolak oleh al-Kindi, yang diikuti oleh Abu Rayhan al-Biruni, Avicenna, dan Ibn Khaldun. Sementara Nasir al-Din al-Tusi menyatakan versi hukum kekekalan massa, mencatat bahwa materi dapat berubah, tetapi tidak dapat menghilang.

Astronomi

Kemajuan Umat Muslim dalam astronomi ditandai dengan dibangunnya observatorium pertama di Baghdad, Irak semasa pemerintahan Khalifah al-Ma’mun. Banyak dilakukan pengumpulan dan koreksi data astronomi sebelumnya, serta berbagai penemuan instrumen astronomi lainnya.

Ja’far Muhammad ibn Musa menemukan bahwa semua benda langit tunduk pada hukum fisika, sama halnya dengan bumi. Diketahui bahwa model heliosentris Copernicus dalam De revolutionibus karya Nicolaus Copernicus menggunakan konstruksi geometris yang sebelumnya dikembangkan oleh mazhab Maragheh, dan argumennya tentang rotasi bumi serupa dengan argumen Nasir al-Dīn Tūsī dan Ali Qushji.

Bidang Kesehatan

Dokter Muslim memiliki kontribusi yang signifikan dalam bidang anatomi, kedokteran eksperimental, oftalmologi, patologi, ilmu farmasi, operasi, fisiologi, dan lainnya. Al-Razi (Rhazes) penemu penyakit campak dan cacar, dan dalam “Doubts about Galen” ia membuktikan humor Galen salah.

Abu al-Qasim menemukan dasar untuk pembedahan modern, yang termuat dalam Kitab al-Tasyrif, dengan menggunakan usus kucing, ligatur, jarum bedah, retraktor, dan batang bedah untuk bedah. Ibnu Sina menemukan dasar pengobatan modern, The Conan of Medicine, terkait penyakit menular, karantina, pengobatan eksperimental, uji klinis, uji khasiat dan farmakologi klinis, dan masih banyak lagi.

Ibn Zuhr adalah ahli bedah eksperimental pertama (abad ke-12), yang memperkenalkan metode eksperimental ke dalam pembedahan. Ia adalah orang pertama yang menggunakan hewan dalam eksperimen pembedahan sebelum menerapkannya pada manusia. Ia juga melakukan pembedahan pertama dan otopsi postmortem pada manusia serta hewan.

Ibn al-Nafis dianggap sebagai “ahli fisiologi terbesar Abad Pertengahan” karena telah menemukan dasar fisiologi peredaran darah, serta menjadi orang yang menggambarkan sirkulasi paru-paru dan sirkulasi koroner yang membentuk dasar sistem peredaran darah. Ia juga orang pertama yang menggambarkan konsep metabolisme, dan mengembangkan sistem fisiologi dan psikologi baru menggantikan sistem Avicennian dan Galenic.

Ibn al-Lubudi menolak teori humorisme dan menemukan bahwa tubuh bergantung pada darah, wanita tidak dapat menghasilkan sperma, pergerakan arteri tidak bergantung pada pergerakan jantung, jantung adalah organ pertama yang terbentuk dalam tubuh. tubuh janin, dan tulang pembentuk tengkorak dapat tumbuh menjadi tumor. 

Ibnu Khatima dan Ibnu al-Khatib menemukan bahwa penyakit infeksi disebabkan oleh mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh manusia. Sementara Mansur ibn Ilyas menggambar diagram komprehensif dari struktur tubuh, saraf, dan sistem peredaran darah.

Sistem Perdagangan

Pada masa Dinasti Sung (960-1279), pedagang Muslim mendominasi industri impor/ekspor dan menyebarkan pengaruh baik agama maupun ekonomi mereka hingga ke wilayah Afrika, Eropa, Asia Timur, Asia, Tengah, dan Asia Tenggara.

Pada abad pertengahan, Muhammad al-Idrisi menciptakan Tabula Rogeriana, peta terbaik saat itu, dan banyak digunakan oleh berbagai penjelajah, seperti Christopher Columbus dan Vasco Da Gama dalam pelayaran mereka di Amerika dan India.

Seni dan Budaya

Rumi merupakan penyair Saljuk terbaik abad ke-13, dengan berbagai puisi dalam bahasa Persia. Penyair Persia lainnya antara lain Hafez, Saadi, Ferdowsi, Omar Khayyam, dan Amir Khusrow.

Antologi cerita rakyat Timur Tengah “1001 Nights” berperan besar dalam berbagai sastra Barat dan Timur Tengah, serta budaya populer klasik seperti Aladdin, Ali Baba dan 40 Pencuri, dan Sinbad si Pelaut. Bahkan dongeng ‘Sinbad si Pelaut’ menjadi inspirasi dari literatur Helenistik seperti epos Homer dan Alexander Romances.

Kaligrafi adalah karya seni Islam terpopuler, yang dikembangkan dalam manuskrip dan dekorasi arsitektural. Kaligrafi menggunakan berbagai gaya skrip, seperti kufi dan naskah. Selain itu, ada manuskrip dan lukisan miniatur Persia yang berkembang dan memengaruhi seni miniatur istana Kesultanan Ottoman dan Mughal antara abad ke-16 hingga abad ke-17.

Dikatakan bahwa suku kata Solfège (do, re, mi, fa, sol, la, ti) kemungkinan berasal dari suku kata sistem solmisasi Arab Durr-i-Mufassal (“Mutiara Terpisah”) (dal, ra , mim, fa, sedih, lam). Teori ini dikemukakan oleh Meninski dalam Thesaurus Linguarum Orientalum pada 1680.

Sementara band militer Ottoman dianggap sebagai marching band militer tertua di dunia, yang dikenal dengan kata Mehter (bahasa Persia). Band militer ini kemudian menginspirasi banyak negara Barat, terutama karya-karya Orkestra Wolfgang Amadeus Mozart dan Ludwig van Beethoven.

Akhir Masa Kejayaan

Ketidakstabilan dunia Islam pada abad ke-11 akibat Perang Salib, diperparah oleh ancaman invasi Mongol pada abad ke-13. Pembunuhan duta besar Mongolia oleh pemimpin Abbasiyyah adalah salah satu pemicu penjarahan Baghdad oleh Hulagu Khan pada 1258.

Kesultanan Ottoman, kerajaan Mongol terkuat saat itu, berhasil menduduki sebagian besar daratan Eurasia, termasuk China timur dan Khwarezm Islam Persia, Rusia, Eropa Timur, dan dilanjutkan invasi ke wilayah Levant. Mereka terus memperluas invasi ke seluruh wilayah Islam maupun non-Islam hingga abad ke-17.

Dalam banyak kasus, kesultanan Ottoman berasimilasi dengan berbagai bangsa Muslim di Iran atau Turki, salah satunya astronom Muslim terbesar abad ke-15, Ulugh Beg, cucu dari Timur. Dengan demikian, kebangkitan Kesultanan Utsmaniyah dianggap sebagai akhir dari masa kejayaan Islam.

The post Masa Kejayaan Islam: Sejarah dan Sistem yang Membangun appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
10 Panglima Perang dalam Sejarah Islam https://haloedukasi.com/panglima-perang-dalam-sejarah-islam Tue, 21 Jun 2022 02:36:52 +0000 https://haloedukasi.com/?p=35869 Islam adalah salah satu agama terbesar di dunia dan termasuk dari pada tiga agama samawi yakni kepercayaan yang turun langsung dari langit atau Tuhan. Agama ini menjadi agama yang mengizinkan umatnya untuk berperang bahkan diatur dalam kitab suci Al Qur’an. Perang-perang yang dilakukan oleh Islam tidak lain adalah untuk membela agamanya dan memerangi kesesatan.  Orang-orang […]

The post 10 Panglima Perang dalam Sejarah Islam appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Islam adalah salah satu agama terbesar di dunia dan termasuk dari pada tiga agama samawi yakni kepercayaan yang turun langsung dari langit atau Tuhan.

Agama ini menjadi agama yang mengizinkan umatnya untuk berperang bahkan diatur dalam kitab suci Al Qur’an. Perang-perang yang dilakukan oleh Islam tidak lain adalah untuk membela agamanya dan memerangi kesesatan. 

Orang-orang yang turun dalam peperangan pun tentunya bukan orang sembarangan dan akan dipimpin oleh panglima perang terpilih. Berikut ini adalah panglima perang terbaik dalam sejarah Islam. 

1. Khalid bin Walid 

Khalid bin Walid bin Al-Walid merupakan sosok sahabat nabi Muhammad ﷺ dari suku Quraisy, beliau sangat lihai dan jeli dalam mensiasati taktik militer hingga mendapat julukan Sayf Allāh al-Maslūl yang artinya Pedang Allah yang Terhunus.

Nama aslinya adalah Abu Sulaiman Khalid, lahir pada 585 M di Jazirah Arab dan meninggal pada 642 M. Khalid bin Walid turut serta dalam peperangan sejak masa nabi Muhammad sampai dengan era kepemimpinan Umar bin Khattab. 

Sejarah Islam mencatat sebanyak 100 peperangan dengan Kekaisaran Bizantium dan Kekaisaran Persia belum ada satu pertempuran yang menjatuhkan Khalid bin Walid. Peperangan pertama kali yang diikuti oleh Khalid bin Walid adalah Perang Uhud yang meletus pada  22 Maret 625 M.

2. Salahuddin Ayyubi 

Sultan Salahuddin Ayyubi adalah pendiri dari Dinasti Ayyubiah yang menguasai Mesir, Suriah, sebagian Yaman, Irak, Makkah-Madinah Hejaz dan Palestina. Beliau juga dikenal sebagai sosok jendral yang tak terkalahkan serta adil dan bijaksana. Ia lahir di Tikrit, Mesopotamia Hulu pada tahun 1138 dan meninggal di Damaskus, 4 Maret 1193. 

Sultan yang dikenal sebagai Saladin di dunia Barat ini sudah menunjukkan kemampuan militernya sejak kecil. Hingga akhirnya ketika dewasa ia dapat membuktikannya dalam memimpin perang terpenting dalam sejarah yakni Perang Salib.

Salahuddin dan pasukannya meraih kemenangan besar dalam Pertempuran Haitin yang berlangsung pada 1187. Berkat kemenangan ini lah Islam dapat kembali masuk kota suci Yerusalem dan lainnya. 

3. Abu Ubaidah bin Al-Jarrah

Abu Ubaidah bin Al-Jarrah adalah salah satu sahabat nabi yang juga pandai dalam militer. Ia juga merupakan salah satu kaum Muhajirin yang pindah ke kota Habasyah atau saat ini Ethiopia. Beliau lahir di Mekkah, Arab Saudi pada tahun 583 M dan meninggal pada 639 M di Yordania karena sebuah penyakit. 

Abu Ubaidah pertama kali bertempur membela Islam di Perang Badar tahun 624 di mana ia harus melawan ayahnya sendiri. Selain Perang Badar, Abu Ubaidah juga berpartisipasi dalam langsung dalam Perang Parit, Perang Uhud serta dipercaya dalam misi penaklukan Mekkah dan melakukan ekspedisi yang disebeut sebagai ekspedisi Abu Ubayda ibn al-Jarrah.

4. Muhammad Al Fatih 

Muhammad Al Fatih atau Sultan Mehmed II di belahan bumi barat adalah sosok yang dikenal setelah menaklukan Konstantinopel. Saat menjatuhkan kota paling berjaya pada masanya tersebut, Al Fatih masih berusia 21 tahun dan sudah memimpin Utsmaniyah sejak usianya 12 tahun. Di bawah kepemimpinan, ia dan 200 ribu pasukannya berhasil mengepung ibukota Romawi Timur yang sudah berdiri selama ribuan tahun. 

Konstantinopel bukan hanya satu-satunya tujuan dari Muhammad Al Fatih melainkan juga negeri Serbia, Morea, Laut Hitam, Gazaria, Wallachia, Bosnia dan Moldova. Al Fatih secara langsung membuktikan kebenaran ucapan Rasulullah bahwa suatu saat Romawi Timur akan jatuh ke tangan kaum muslimin. 

5. Sa’ad Bin Waqash 

Sa’ad bin Abi Waqash lahir di Mekkah pada tahun 595 M dan wafat 674 di Madinah. Ketika Islam datang, Sa’ad yang masih berkerabat dengan nabi Muhammad ini masih berusia 17 dan menjadi orang ke 7 yang memeluk Islam. Dalam bidang kemiliteran dirinya dikenal sebagai sosok panglima sekaligus pemanah yang ulung. 

Peperangan paling terkenal dari Sa’ad bin Waqash adalah Perang Qadisiyah tahun 637 M di mana 3000 pasukan muslimin harus berhadapan dengan pasukan Persia yang berjumlah 100 ribu orang. Meski demikian kaum muslimin berhasil memperoleh kemenangan besar seluruh Persia menyatakan keislamannya setelah perang ini. Karena kemahirannya, Sa’ad bin Waqash dipercaya oleh Khalifah Umar Bin Khattab untuk menjadi panglima perangnya dan menyebarkan Islam di Tiongkok. 

6. Thariq bin Ziyad

Naa Thariq bin Ziyad begitu tersohor khususnya dalam sejarah Spanyol yakni dikenal sebagai Taric el Tuerto. Ia lah panglima perang dari Dinasti Umayyah yang berhasil membunuh Raja Roderick yakni penguasa kerajaan Visigoth di Gibraltar, Andalusia.

Karena kemenangannya inilah wilayah Semenanjung Iberia jatuh ke tangan Umayyah pada tahun 711 Masehi. Namanya pun disematkan sebagai nama salah satu selat di Gibraltar. 

Penaklukannya tidak berhenti sampai di Andalusia saja tetapi di wilayah-wilayah lainnya. Bahkan 2 tahun setelah penaklukan Andalusia, Thariq berhasil menancapkan kekuasaan Umayyah di seluruh kawasan Spanyol. Ia pun diberikan kewenangan untuk menjadi gubernur Andalusia. 

7. Syurahbil bin Hasanah

Syurahbil bin Hasanah adalah sahabat nabi Muhammad sekaligus panglima perang yang lahir pada tahun 539 M dan wafat 639 M di Suriah. Salah satu komandan Khulafaur Rasyidin paling berjaya ini berasal dari bani Ghauts bin Murra dan sudah memeluk Islam sejak Nabi Muhammad diangkat menjadi rasul.

Beliau dipercaya oleh Khalid Bin Walid untuk menjadi wakil panglimanya dalam Perang Yamamah yang berlangsung di Najid 

Setelah Rasulullah wafat tepatnya pada masa kekhalifahan Umar Bin Khattab, Syurahbil bin Hasanah dipercaya oleh Abu Ubaidah untuk membantu Amr bin Ash dalam penaklukan Yordania. Karena kepiawaiannya dalam peperangan ini beliau pun kembali diberi kepercayaan untuk ikut berperang ke Syam. 

8. Abdullah bin Aamir

Abdullah bin Aamir adalah gubernur Basra yang memimpin pada periode 647 M sampai 656 M yakni sejak era Kekhalifahan Utsman bin Affan hingga dilengserkan oleh Muawiyah.

Selama ia menjadi jendral banyak daerah-daerah yang ditaklukan dan juga yang kembali dikuasai seperti wilayah Sasaniah yang saat ini ialah Afganistan dan Iran.

Pada masa khalifah Umar bin Khattab daerah yang berhasil ditaklukan oleh Abdullah bin Aamir antara lain Sakastan, Khorosan, dan Estakhr dan Fars. Sementara itu pada masa Khalifah Utsman bin Affan beliau berhasil merebut Kerman. Selain pandai dalam bidang militer, Abdullah pun cakap dalam ilmu administrasi. 

9. Amr bin Ash

Nama lengkap dari Amr bin Ash adalah Amr bin al-Ash bin Wail bin Hasyim bin Su’aid bin Sahm. Ia merupakan sahabat nabi yang lahir 577 Masehi di Mekkah dan wafat pada 6 Januari 664 M di Mesir. Amru bin Ash pada awalnya merupakan seseorang yang menolak bahkan memusuhi ajaran Islam.

Namun keadaan justru berbalik dan ia pun menjadi seorang panglima tangguh pembela Islam yang mendapat julukan “Pembebas Mesir”. 

Julukan itu diberikan setelah Mesir berhasil lepas dari penjajahan Romawi dengan hanya berbekal 4000 pasukan. Setelah memukul mundur Romawi dari Negeri Piramida, rakyat justu menyambut Islam dengan baik bahkan mengangkat Amru bin Ash sebagai gubernur mereka.

Sebelumnya yakni pada masa Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq, Amru bin Ash tutur berperang ke Syam. Selain seorang panglima hebat, beliau juga merupakan seorang diplomat yang kecerdasannya dikagumi oleh Umar bin khattab. 

10. Ali Bin Abi Thalib 

Ali bin Abi Thalib adalah Khalifah ke 4 setelah wafatnya Rasulullah dan merupakan menantu nabi. Ali bin Abi Thalib ini merupakan keponakan yang sudah diasuh sejak kecil oleh nabi Muhammad. Ia pun menjadi orang pertama kali masuk Islam dari golongan anak-anak. 

Beliau dikenal sebagai sosok yang cerdas dan juga pandai dalam bidang militer. Banyak pertempuran-pertempuran yang beliau lalui baik bersama Rasul maupun setelah Rasul wafat.  

11. Nader Shah

Nama lengkap dari Nadir Shah adalah Nāder Shāh Afshār merupakan seseorang yang pernah memimpin Iran pada periode 1736 sampai 1747. Beliau dikenal sebagai sosok pemimpin yang tangguh hingga mendapat julukan Napileon Persia. Sebelum naik tahta, Nader Shah adalah sosok yang menyediakan pasukan militer ke Dinasti Safawi. 

Hanya dalam waktu yang singkat setelah berkuasa ia berhasil menguasai banyak wilayah Iran, Armenia, Azerbaijan, Georgia, Kaukasus Utara, Irak, Turki, Turkmenistan, Afghanistan, Uzbekistan, Bahrain, Pakistan, Oman dan Teluk Persia. Meskipun dikenal sebagai sosok yang tangguh namun ia justru berakhir di tangan anak buahnya sendiri.

The post 10 Panglima Perang dalam Sejarah Islam appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Teori Gujarat: Dasar Teori – Pendukung dan Kelemahannya https://haloedukasi.com/teori-gujarat Thu, 17 Feb 2022 02:21:39 +0000 https://haloedukasi.com/?p=31375 Sebagian besar dari penduduk Indonesia adalah penganut agama Islam. Jumlahnya bahkan melebihi dari negeri asalnya yakni Arab Saudi. Islam sudah masuk ke Nusantara sekitar abad ke 7 M – 13 M.  Meski sudah hadir di Nusantara sejak zaman dahulu dan masih bertahan hingga sekarang namun siapa yang membawa Islam ke negeri kita belum dapat dipastikan. […]

The post Teori Gujarat: Dasar Teori – Pendukung dan Kelemahannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sebagian besar dari penduduk Indonesia adalah penganut agama Islam. Jumlahnya bahkan melebihi dari negeri asalnya yakni Arab Saudi. Islam sudah masuk ke Nusantara sekitar abad ke 7 M – 13 M. 

Meski sudah hadir di Nusantara sejak zaman dahulu dan masih bertahan hingga sekarang namun siapa yang membawa Islam ke negeri kita belum dapat dipastikan.

Oleh sebab itu para ahli mencoba untuk mengemukakan teori-teorinya. Salah satu teori tentang masuknya Islam di Nusantara adalah teori Gujarat yang akan menjadi topik dalam pembahasan kali ini. 

Apa Isi Teori Gujarat?

Teori Gujarat merupakan teori yang menentang pendapat lain yang menyatakan bahwa Islam datang dari Malabar, Persia, Arab, Benggali dan China. Berdasarkan teori ini diyakini Islam dibawa oleh para saudagar dari Gujarat yang sebuah wilayah di India.

Saudagar dari Gujarat tersebut datang ke Nusantara melalui selat yang ada di antara Pulau Sumatera dan Semenanjung Malaysia yaitu Selat Malaka. Teori ini menegaskan bahwa Gujarat dan Malabar India pada abad ke 7 disinggahi oleh bangsa asing seperti bangsa Arab.

Namun mereka tidak membawa agama Islam apalagi menyebarkannya. Agama islam disebarkan oleh orang-orang muslim dari Gujarat sembari berdagang ke dunia belahan timur. 

Dalam perjalanannya mereka singgah di kepulauan Nusantara utamanya di pulau Sumatera pada abad ke-13. Para saudagar India mengandalkan angin musim laut yang datang setiap 6 bulan sekali sehingga baru bisa melakukan perjalanan lagi. 

Selama menetap di Indonesia, pedagang Gujarat menikah penduduk lokal. Mereka bahkan membangun masjid hingga perkembangannya sendiri. Secara tidak langsung agama dan budaya Islam pun menyebar dan diterima oleh warga lokal. 

Pencetus Teori Gujarat 

Teori Gujarat merupakan buah pikiran dari seorang sarjana Belanda yang bernama J. Pijnapel. Meski berkebangsaan Belanda namun ia sangat tertarik dengan sejarah Indonesia.

Ia menyosialisasikan teori ini pada abad ke-19. J. Pijnapel adalah orang pertama yang mendapat gelar sarjana bahasa Melayu di Universitas Leiden Belanda. 

Ketertarikannya terhadap sejarah Indonesia membawanya untuk mengumpulkan berbagai bukti hingga akhirnya muncul teori Gujarat yang masih digunakan dalam teori masuknya Islam di Nusantara.  

Dasar Teori Gujarat

J. Pijnapel dalam merumuskan teori ini tentu berlandaskan pada bukti-bukti yang telah ditemukan. Bukti yang menjadi dasar teori Gujarat adalah sebagai berikut. 

  • Makam Sultan Malik Al-Saleh 

Sultan Malik Al-Saleh adalah pendiri dari kerajaan Samudera Pasai yang merupakan kerajaan Islam pertama di Nusantara. Makamnya yang bertarikan tahun 1297 menggunakan batu nisan yang serupa dengan yang ada di Cambay atau saat ini adalah Khambat di Gujarat, India. 

  • Makam Sunan Gresik 

Selain berdasarkan pada bukti makam Sultan Malik Al-Saleh, teori ini juga berdasarkan pada penemuan makam Syekh Maulana Malik Ibrahim atau dikenal sebagai Sunan Gresik.

Beliau adalah salah satu dari Wali Songo yang menyebarkan Islam pertama kali di Pulau Jawa. Batu nisan yang bertuliskan tahun 1419 ini juga memiliki corak yang sama dengan nisan di Gujarat, India. 

  • Inskripsi Tua 

Christiaan Snouck Hurgronje ta lebih dikenal dengan nama Hurgronje adalah seorang orientalis dari Belanda yang menghabiskan waktu di Aceh dan mempelajari sejarah Islam di sana.

Beliau mengatakan bahwa sebuah inskripsi tertua mengenai Islam memberikan informasi bahwa Sumatera dan Gujarat menjalin hubungan yang baik. 

  • Catatan Perjalanan Marcopolo 

Marcopolo adalah seorang penjelajah dari barat tepatnya dari Venezia. Ia tiba di Nusantara yakni di Perlak pada tahun 1292. Salah satu catatan perjalanan mengatakan bahwa masyarakat di Perlak adalah pemeluk agama Islam serta banyak pedagang dari India. 

Pendukung Teori Gujarat 

Teori Gujarat yang dikemukakan oleh J. Pijnapel ini mendapatkan dukungan dari beberapa pihak diantaranya adalah sebagai berikut. 

  • Jean Pierre Moquette 

Jean Pierre Moquette atau J.P Moquette  merupakan seorang pedagang perangko dari Belanda yang datang ke Jawa pada tahun 1873.

Ia menjadi tertarik pada etnografi dan sejarah hingga akhirnya dipercaya menjadi koresponden dalam bidang akademik seni dan sains kerajaan Belanda di Amsterdam. 

Ia mendukung teori Gujarat berdasarkan pengamatannya yakni adanya kesamaan antara makam Sultan Malik Al-Saleh dan Sunan Gresik.

Keduanya menggunakan kaligrafi khas Gujarat sehingga dapat disimpulkan bahwa batu nisan tersebut diimpor dari India. Hal ini menunjukkan adanya hubungan baik diantara keduanya.

  • Snouck Hurgronje

Hurgronje berpendapat bahwa sebelum bangsa Arab datang ke Nusantara, bangsa Gujarat sudah lebih dulu tiba. Meski ia merupakan seorang nasrani tapi Hurgronje memilih Fakultas Arab untuk dipelajari.

Ia bahkan pergi ke Mekah dan mengganti namanya menjadi Abdul Gaffar. Selama di Mekah ia tinggal bersama dengan orang Aceh yaitu Aboe Bakar Djajadiningrat.

Sejak saat itulah ia tertarik dengan Islam di Nusantara dan pergi ke Sumatera untuk mempelajarinya. 

  • Sucipto Wirjosuparto 

Sucipto Wirjosuparto juga merupakan tokoh yang membenarkan teori ini. Beliau mengatakan bahwa Islam bukan dibawa oleh bangsa Arab maupun lainnya namun dari daerah di anak benua India, seperti Gujarat, Bengali, dan Malabar. 

Sucipto menambahkan pendapatnya yakni corak ajaran Islam di Nusantara cenderung memilih jalur tasawuf. Corak seperti banyak diterapkan di India terutama di Gujarat.   

Kelemahan Teori Gujarat 

Tidak berbeda dengan teori lainnya, teori Gujarat juga disangkal oleh beberapa tokoh seperti berikut ini: 

  • Sir Thomas Arnold

Sir Thomas Arnold adalah seorang orientalis dan sejarawan seni rupa Islam asal Inggris yang menentang teori ini. Pendapatnya mengatakan bahwa yang bangsa yang membawa Islam ke Nusantara berasal dari Malabar dan Coromandel bukan dari Gujarat. 

  • Buya Hamka

Pemilik dari nama asli Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah ini menentang teori Gujarat. Buya HAMKA menyangkal teori Gujarat karena mazhab yang digunakan oleh Samudera Pasai ereda dengan mazhab di India. Samudera Pasai menggunakan mazhab Syafi’i sedangkan di Gujarat bermazhab Hanafi. 

  • Gujarat Masih Kerajaan Hindu

Teori Gujarat mendapat penentangan karena faktanya pada masa Islamisasi di Samudra Pasai yaitu abad ke 13, Gujarat masih merupakan kerajaan yang bercorak Hindu. 

The post Teori Gujarat: Dasar Teori – Pendukung dan Kelemahannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Teori Mekkah: Pengertian – Dasar Teori dan Kelemahan https://haloedukasi.com/teori-mekkah Mon, 14 Feb 2022 02:50:08 +0000 https://haloedukasi.com/?p=31303 Agama yang paling banyak dianut oleh masyarakat Indonesia adalah Islam yakni sebanyak 21 dari total di dunia. Diperkirakan Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 7 masehi namun bagaimana cara ajaran nabi Muhammad ini masuk ke Nusantara masih belum dapat dipastikan. Sehingga banyak teori-teori muncul yang datang dari para ahli mengenai siapa yang menyebarkan Islam […]

The post Teori Mekkah: Pengertian – Dasar Teori dan Kelemahan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Agama yang paling banyak dianut oleh masyarakat Indonesia adalah Islam yakni sebanyak 21 dari total di dunia. Diperkirakan Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 7 masehi namun bagaimana cara ajaran nabi Muhammad ini masuk ke Nusantara masih belum dapat dipastikan. Sehingga banyak teori-teori muncul yang datang dari para ahli mengenai siapa yang menyebarkan Islam di Indonesia pertama kali. 

Setidaknya ada 5 teori yaitu Teori Mekah, Teori China, Teori Persia, Teori Gujarat, dan Teori Sufi. Pembahasan kali ini kita akan berfokus pada Teori Mekah yang telah terangkum di bawah ini. 

Apa Isi Teori Mekah 

Teori Mekah adalah teori mengenai masuknya agama Islam ke Nusantara melalui bangsa Mekah yang ada di Arab. Menurut teori ini Islam sudah masuk ke Indonesia pada awal masa kalender Hijriah atau sekitar abad ke 7 Masehi, Teori ini menguatkan teori sebelumnya yakni teori Arab yang menyatakan bahwa Islam dibawa oleh pedagang Arab. 

Meski menguatkan namun ada sedikit perbedaan terhadap kedua teori ini. Teori Mekah menekankan bahwa tujuan datangnya bangsa Arab ke Indonesia bukan lah dilandasi oleh faktor ekonomi melakukan dorongan dan motivasi untuk menyebarkan agama Islam ke seluruh pelosok bumi. 

Pencetus Teori Mekkah  

Teori Mekkah dikemukakan oleh seorang ulama besar sekaligus  H. Abdul Malik Karim Amrullah dari Indonesia yakni Prof. Dr. H. Abdul Malik Karim Amrullah Datuk Indomo atau lebih dikenal sebagai  H. Abdul Malik Karim Amrullah yang kemudian disingkat menjadi HAMKA. Tokoh yang akrab disapa Buya HAMKA ini mengemukakan teori ini pertama kali pada acara perngatan Perguruan Tinggi Islam Negeri atau PTIN di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 1963.

Dalam pidato tersebut Buya HAMKA membantah teori Gujarat yang mengatakan bahwa Islam di Indonesia dibawa oleh pedagang Gujarat pada abad ke-13.  Menurutnya Islam dibawa oleh bangsa Arab setelah wafatnya Rasulullah atau pada masa kekhalifahan. Islam tersebar luas hingga ke Spanyol dan Afrika pada abad ke 8 dan pada masa Dinasti Bani Umayah, Islam mulai masuk ke Indonesia. 

Tokoh Pendukung Teori Makkah 

Teori masuknya Islam berdasarkan Teori Makkah ini mendapat banyak dukungan dari berbagai pihak seperti Van Leur, H. Johns, T.W Arnold, Naquib Al Attas, Keyzer, M. Yunus Jamil, Crawfurd. Lebih jelasnya simak pembahasan berikut ini. 

  • Sir Thomas Walker Arnold

Sir Thomas Walker Arnold lebih dikenal dengan nama T.W Arnold merupakan seorang orientalis dan sejarawan seni rupa Islam berkebansaan Inggris. Ia setuju dengan dengan teori milik Buya HAMKA yaitu Teori Mekah. T.W Arnold mengatakan bahwa pada abad ke 7 sampai dengan abad ke 8 banyak pedagang dari Arab yang memenuhi Koromandel hingga Malabar yang wilayah perairan Arab yang digunakan untuk kegiatan perdagangan. 

Orang-orang itu kemudian berpindah tempat dan memilih Indonesia. Kedatangannya membawa serta agama mereka yaitu agama Islam. 

  • Sir John Crawford

Tokoh lain yang mendukung teori Mekah adalah Sir John Crawford adalah lebih dikenal sebagai Crawford. Penulis dan dokter asal Inggris ini mengatakan bahwa Islam datang langsung dari bangsa Arab. Hal tersebut didasarkan pada mazhab yang digunakan oleh kaum muslimin pada masa lalu sama dengan yang digunakan di Arab yaitu mazhab Syafi’i.  

  • Naquib Al-Attas

Syed Naquib Al-Attas atau lebih dikenal sebagai Naquib Al-Attas saja merupakan seorang Ilmuwan Islam yang telah memberikan banyak pengaruh. Ia mendukung teori Mekah sebab tidak ada catatan mengenai pengarang Islam dari Gujarat atau India dalam seluruh literatur agama Islam sebelum abad ke 17. 

  • Naskah Kuno

Buya HAMKA juga menjelaskan penemuannya dalam naskah kuno yang kemudian ia tulis dalam buku Sejarah Umat Islam tahun 1997. Naskah kuno tersebut memberikan informasi bahwa bangsa Arab sudah datang dan menetap di Nusantara sejak tahun 625 masehi di sekitar Pantai Barat Sumatera. 

  • Makam Syekh Rukunuddin 

Selain makan Fatimah binti Maimun, sebuah makam muslim kuno juga ditemukan di Sumatera Barat. Makam tersebut adalah milik Syekh Ruknuddin yang diketahui merupakan anak didik dari Mufti Makkah Syekh Said Yamani yakni guru besar dari Arab. 

Makam tersebut bertanggal 13 Safar 48 Hijriah dalam usia 102 tahun lebih 2 bulan. Artinya Syekh Rukunudin meninggal pada masa kekhalifahan Dinasti Umayyah.

Bukti Teori Mekah 

Dalam mencetuskan teori Mekah, Buya HAMKA dan para tokoh pendukung lainnya tentu memiliki bukti yang menjadi dasar dan penguat pendapat mereka. Berikut ini adalah bukti yang mendasari teori Mekah. 

  • Perkampungan Muslim di Sumatera Barat

Bukti pertama yang menjadi dasar teori Mekah adalah adanya perkampungan orang-orang Islam di wilayah Barus, Sumatera Barat. Menurut teori Mekah perkampungan ini didirikan oleh bangsa Arab yang merupakan utusan dari Dinasti Umayah yakni kekhalifahan Islam di Timur Tengah pada tahun 661 M

Orang-orang Dinasti Umayah tersebut  diutus untuk menyebarkan agama Islam ke China dengan melalui jalur laut. Namun sebelum sampai ke China, mereka singgah terlebih dahulu ke Sumatera tepatnya di bagian barat. Orang-orang ini kemudian menetap dan mendirikan perkampungan sekaligus menyebarkan agama Islam.

  • Mazhab Syafi’i Samudera Pasai 

Mazhab adalah sebuah pandangan mengenai suatu peraturan atau hukum dalam ajaran Islam. Samudera Pasai adalah kerajaan Islam pertama di Nusantara yang didirikan pada abad ke 13.  Diketahui kerajaan yang didirikan oleh Meurah Silu ini menggunakan mazhab imam Syafi’i. Mazhab ini adalah mazhab yang banyak dianut oleh orang-orang di Arab.   

Mazhab ini bahkan menjadi mazhab yang paling banyak digunakan oleh umat Islam di Indonesia hingga saat ini. Kesamaan ini lah yang mendasari Samudera Pasai mendapatkan ajaran Islam dari bangsa Arab dan disebarkan juga kepada rakyatnya. 

  • Gelar Raja Samudera Pasai 

Selain bermazhab sama, ada kesamaan lain diantara kerajaan Samudera Pasai dan raja di Arab. Kesamaan tersebut adalah gelar yang digunakan oleh penguasa kedua kerajaan ini yaitu Al-Malik. Meurah Silu mendapatkan gelar Al-Malik setelah naik tahta sehingga namanya berganti menjadi Sultan Malik al- Saleh. 

  • Makam Siti Fatimah binti Maimun

Siti Fatimah Binti Maimun adalah seorang pendakwah wanita yang berasal dari pulau Jawa yang hidup pada abad 11 Masehi. Makamnya berhasil ditemukan di Dusun Leran, Desa Pesucian, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik Jawa Timur pada tahun 1911. 

Penemuan dari Jean Pierre Moquette ini merupakan arkeolog Islam tertua yang pernah ditemukan di Nusantara. Makam tersebut bertuliskan menggunakan kaligrafi Arab dengan gaya Kufi yakni sebuah gaya huruf tertua yang berasal dari Arab. Penemuan ini menguatkan teori Mekah yang menegaskan bahwa Islam di Nusantara datang dari bangsa Arab. 

  • Hikayat Raja Pasai

Hikayat adalah karya sastra kuno yang berbentuk prosa. Para raja Samudera Pasai menuliskan beberapa hikayat dimana salah satunya mengisahkan ada seorang bagsa Arab yang berkunjung kekkerajaan. Hikayat tersebut mengatakan Syaikh Ismail datang dari Mekkah, Arab Saudi ke Samudera Pasai melalui Malabar. 

Syaikh Ismail kemudian mengislamkan rajanya yaitu Meurah Silu kemudian memberikannya gelar Sultan Malik al- Saleh. 

Kelemahan Teori Mekah

Meski Teori makkah adalah pandangan masuknya Islam ke Nusantara yang paling banyak mendapat dukungan serta dasar teori namun masih memiliki kekurangan. Kekurangan tersebut tentu menjadi kelemahan teori ini. Dalam teori Buya HAMKA ini kurang dijelaskan mengenai fakta-fakta peranan bangsa Arab dalam penyebaran ajaran Islam di Nusantara. 

The post Teori Mekkah: Pengertian – Dasar Teori dan Kelemahan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Teori Masuknya Islam Ke Indonesia https://haloedukasi.com/teori-masuknya-islam-ke-indonesia Mon, 07 Feb 2022 03:24:51 +0000 https://haloedukasi.com/?p=31057 Pemerintah Republik Indonesia telah mengakui adanya 6 agama resmi sejak tahun 1969 melalui UU No. 5/1969. Masing-masing warga negara Indonesia diberi pilihan untuk memeluk salah satu dari 6 agama tersebut yakni Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu.  Hingga saat ini agama yang paling banyak dianut oleh masyarakat Indonesia adalah agama Islam. Bahkan Indonesia menjadi […]

The post 5 Teori Masuknya Islam Ke Indonesia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pemerintah Republik Indonesia telah mengakui adanya 6 agama resmi sejak tahun 1969 melalui UU No. 5/1969. Masing-masing warga negara Indonesia diberi pilihan untuk memeluk salah satu dari 6 agama tersebut yakni Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. 

Hingga saat ini agama yang paling banyak dianut oleh masyarakat Indonesia adalah agama Islam. Bahkan Indonesia menjadi negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia yakni sebesar mencapai 11,92% dari seluruh pemeluk Islam di dunia. Padahal agama Islam tidak datang dari Indonesia.

Lalu bagaimana bangsa kita bisa mengenal ajaran Nabi Muhammad ini? Di bawah ini adalah teori-teori yang mengatakan masuknya pengaruh Islam ke Indonesia. 

1. Teori Arab 

Teori yang pertama adalah teori Arab yang kerap dikenal juga sebagai teori Mekkah dan juga Teori Timur Tengah. Teori ini mengatakan bahwa Nusantara mendapat pengaruh Islam yakni secara langsung dari asal Agama ini yakni kota Mekkah di Saudi Arabia.

Para ahli meyakini Islam masuk ke Indonesia pada masa awal tahun Hijriah. Jika menggunakan perhitungan kalender Masehi maka itu terjadi pada abad ke-7. 

Teori ini pertama kali dirumuskan oleh HAMKA yakni seorang reformis Islam dan juga ulama terkemuka. Pemilik nama asli Haji Abdul Karim Amrullah mencetuskan teori ini pada tahun tahun 1958.

Menurut beliau anggapan bahwa bangsa Arab datang ke Indonesia untuk berdagang dan kepentingan ekonomi lainnya adalah salah. 

Beliau meyakini bahwa orang-orang Arab memang berniat menyebarkan agama Islam ke seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia. HAMKA juga mengatakan bahwa jalur perdagangan Arab dan Indonesia sudah terbentuk sejak belum ada penanggalan Masehi. 

Rumusan teori ini dicetuskan berdasarkan bukti dari naskah China kuno. Naskah tersebut mengatakan bahwa bangsa Arab tinggal di pulau Sumatera bagian pesisir barat pada tahun 625 Masehi.

Bukti lainnya bahwa pengaruh Islam datang langsung dari Mekkah, yakni nisan bertuliskan nama Syekh Rukunuddin dan tahun 667 Masehi. Pada masa tersebut Nusantara sedang berada di bawah kekuasaan Sriwijaya. 

Jika mengacu pada teori ini agama Islam masuk ke Indonesia karena dibawa oleh beberapa golongan. Golongan tersebut adalah kaum pedagang kaum Sufi, dan juga kau menengah seperti guru, mubaligh agama atau utusan ekspedisi politik.

2. Teori Persia

Teori Persia adalah pendapat yang menyatakan bahwa Islam masuk ke Nusantara melalui bangsa Persia atau saat ini dikenal sebagai Iran. Teori ini dirumuskan oleh Prof. Hoesein Djajadiningrat dan Prof. Umar Amir Husen. Mengacu pada teori ini Islam datang ke Nusantara tepatnya di pulau Sumatera pada tahun 7 hingga 13 Masehi. 

Kaum yang membawa ajaran Islam adalah para pedagang yang menilai Nusantara adalah negara kepulauan yang cocok untuk dijadikan tempat berdakwah. Teori Persia memiliki bukti yaitu adanya upacara yang serupa antara Iran dengan Indonesia.

Upacara tersebut adalah upacara Tabuik di Bengkulu dan juga Sumatera Barat yang merupakan peringatan 10 Muharram untuk mengenang cucu Rasulullah yakni Husain bin Ali. 

Selain itu masih banyak tradisi-tradisi Islam lainnya yang mirip antara yang ada di Indonesia dengan di Persia. Bahkan seni kaligrafi di batu nisan yang digunakan umat Islam di Nusantara serupa dengan yang ada di Iran.

Teori Persia mendapat dukungan dari beberapa ahli seperti Umar Amir Husen dan juga Husein Djajadiningrat. Namun teori ini juga dianggap lemah karena pengaruhnya adalah ajaran Syiah sedangkan salah satu mazhab paling banyak dipercaya di Indonesia adalah mazhab Sunni.

3. Teori Gujarat

Teori Gujarat adalah rumusan mengenai sejarah awal mula pengaruh Islam di Nusantara yang meyakini datang dari Gujarat India bagian Barat. Teori ini diungkapkan pertama kali pada awal abad ke 19 yakni oleh seorang sarjana berkebangsaan Belanda yang bernama J. Pijnapel. Menurut beliau, pengaruh Islam di Nusantara bukan berasa dari pedagang Persia ataupun Mekkah melainkan Gujarat. 

Teori ini membantah teori Arab atau teori Mekah yakni dengan mengatakan bahwa pada masa awal Hijriah kaum Arab masih banyak yang menetap di wilayah Gujarat. Kaum tersebut juga tidak menyebarkan agama Islam melainkan hanya berniaga.

Teori ini menekankan bahwa para pedagang muslim Gujarat membawa serta agama dan kebudayaan Islam pada abad ke-13 Masehi. 

Pedagang India termasuk yang berasal dari Gujarat berlayar dengan menunggu angin laut. Angin laut yang dimaksud mereka akan datang selama 6 bulan sekali. Sehingga ada masa dalam kurun waktu tersebut untuk berbaur dan menyebarkan agama Islam di tempat perniagaan mereka termasuk di Nusantara. Para pedagang ini datang dengan memanfaatkan jalur perairan di Selat Malaka.  

Teori ini muncul karena adanya bukti yang menunjukkan adanya kemiripan antara batu nisan di Samudera Pasai Aceh dengan batu nisan di Gujarat.

Batu nisan tersebut adalah milik Marah Silu yang kemudian mengubah namanya menjadi Sultan Malik As-Saleh. Beliau adalah pendiri dari kerajaan Islam pertama di Aceh yakni kerajaan Samudera Pasai.

Tokoh pendukung dari teori ini diantaranya adalah Snouck Hurgronje, W.F. Stutterheim dan Sucipto Wirjosuparto.

4. Teori China 

Slamet Mulyana dan Sumanto Al Qurtuby turut mengemukakan pendapatnya tentang asal-usul agama Islam di Nusantara. Pendapat  mereka terangkum dalam teori yang kemudian diberi nama teori China.

Berdasarkan teori ini, bangsa yang membawa ajaran Islam ke Republik Indonesia pada masa lampau adalah orang-orang dari daerah Kanton di Negeri Tiongkok atau China. Daerah tersebut merupakan pusat pemukiman sekaligus pusat penyebaran agama Islam pada masa Dinasti Tang.

Menurut Teori China Islam datang ke Kepulauan Nusantara pada abad ke 9 Masehi tepatnya pada tahun 876 M. Berbeda dengan teori sebelumnya yang berpendapat bahwa islam disebarkan melalui perdagangan, teori ini menyatakan masuknya Islam ke Nusantara terjadi karena adanya suatu peristiwa pemberontakan. 

Pemberontakan tersebut terjadi di wilayah China yang memakan ratusan ribu korban jiwa pemeluk muslim. Mereka yang selamat kemudian mencari tempat perlindungan ke wilayah Timur yakni Asia Tenggara.

Kemudian sampailah mereka ke kota Kedah dan juga Palembang. Selain ke Nusantara, mereka juga datang ke Champa, Brunei Darussalam dan pesisir Melayu. 

Dari berbagai macam teori mengenai masuknya ajaran Islam di Indonesia, teori China dianggap yang paling diterima. Hal ini dibuktikan dengan fakta bahwa pendiri kesultanan Demak yakin kerajaan Islam pertama di Jawa yang bernama Raden Patah adalah keturunan China. Nenek moyang kerajaan Demak juga menggunakan gelar yang diambil dari bahasa China. 

5. Teori Sufi

Teori Sufi adalah gagasan mengenai bagaimana ajaran Islam sampai ke Nusantara. Dari segi pandangan para ilmuwan teori ini dianggap paling masuk akal. Berdasarkan teori ini ajaran Islam tidak mampu mengakar di kalangan masyarakat Indonesia sehingga harus diterapkan oleh para kaum Sufi yakni golongan orang-orang yang memahami dan mempelajari ilmu tasawuf.  

Teori yang dicetuskan oleh A.H. Jhons ini memberikan pandangan bahwa kaum Sufi berhasil mengembangkan politik islamisasi dari dinasti Abbasiyah dalam hal penyebaran agama Islam ke negara-negara lain. Menurutnya orang-orang yang datang ke Nusantara bukanlah untuk berdagang melainkan memang bertujuan untuk berdakwah. 

Hal ini terbukti dengan adanya surau yang pertama kali dibangun di Banda Aceh oleh Syekh Abdur Rauf as-Singkili dan muridnya yang bernama Abdul Malik al-Jawi al-Fansuri. 

The post 5 Teori Masuknya Islam Ke Indonesia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
12 Masjid Tertua di Indonesia yang Masih Bertahan  https://haloedukasi.com/masjid-tertua-di-indonesia Thu, 30 Dec 2021 02:08:23 +0000 https://haloedukasi.com/?p=30144 Indonesia merupakan negara yang penuh dengan keberagaman mulai dari suku, ras, bahasa, dialek hingga agama. Sesuai dengan sila pertama pancasila maka setiap warga negara Indonesia berhak untuk menganut kepercayaan dan agama yang diyakininya.  Salah satu agama yang ada di Indonesia adalah agama Islam yang telah masuk sejak abad ke-7 melalui jalur perdagangan bangsa Persia. Sehingga […]

The post 12 Masjid Tertua di Indonesia yang Masih Bertahan  appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Indonesia merupakan negara yang penuh dengan keberagaman mulai dari suku, ras, bahasa, dialek hingga agama. Sesuai dengan sila pertama pancasila maka setiap warga negara Indonesia berhak untuk menganut kepercayaan dan agama yang diyakininya. 

Salah satu agama yang ada di Indonesia adalah agama Islam yang telah masuk sejak abad ke-7 melalui jalur perdagangan bangsa Persia. Sehingga tak heran jika di Indonesia sangat mudah menemukan masjid sebagai tempat ibadah umat Islam.

Dari sekian masjid yang ada di Indonesia berikut ini adalah yang tertua dan masih bertahan hingga hari ini. 

1. Masjid Wapauwe

masjid tertua di indonesia

Maluku sejak dahulu dikenal dengan tanahnya yang subur dan kaya akan rempah-rempah sehingga menarik banyak pedagang dari berbagai bangsa termasuk pada saudagar Islam. Selain berdagang mereka turut menyebarkan agama Islam di Nusantara. Salah satu bukti peninggalan penyebaran agama Islam di Maluku adalah masjid Wapauwe yang sudah berusia lebih dari 600 tahun.

Masjid ini berdiri di Desa Kaitetu, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah dan dibangun oleh seseorang bernama Jamilu pada tahun 1414 Masehi. Usia tersebut menjadikannya sebagai masjid tertua di Indonesia Timur. 

Masjid yang berdiri seluas 10×10 meter dan bermaterial kayu ini masih berdiri kokoh hingga saat ini dan telah dilakukan renovasi pada 1464 dan 1895. 

2. Masjid Saka Tunggal

masjid tertua di indonesia

Berlokasi di Desa Cikakak, kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah berdiri sebuah masjid yang didirikan pada tahun 1288 Masehi. Jika perkiraan ini benar maka usia masjid ini lebih tua dari usia Majapahit yang baru ada pada 1293 M. 

Masjid ini dibangun oleh salah satu pendakwah yang lama menetap di desa Cikakak yaitu Kyai Mustolih. Keunikan dari masjid ini adalah memiliki 4 sayap yang terbuat dari kayu dan hanya ditopang oleh satu tiang penyangga saja.

Maksud dari 4 sayap tersebut dan 1 penyangga adalah ”papat kiblat lima pancer” yang artinya empat mata angin dengan satu titik pusat.

Bagian dalam masjid yang masih kokoh hingga hari ini dihiasi dengan ornamen-ornamen bernuansa gabungan antara Islam dengan kebudayaan Jawa.

3. Masjid Al Hilal 

masjid tertua di indonesia

Masjid yang berada di jalan Syekh Yusuf, Kelurahan Katangka, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa ini merupakan masjid tertua di Sulawesi Selatan dan juga di Indonesia. Berdiri pada tahun 1603, masjid ini dibangun pada masa pemerintahan raja Gowa ke-14 yakni I Mangngerangi Daeng Manrabbia Sultan Alauddin Tumenanga Ri Gaukanna.

Masjid ini juga dikenal dengan nama masjid Katangka karena pada awal pembangunannya menggunakan material kayu katangka. Dianggap sebagai bangunan bersejarah masjid ini dijaga dan dirawat oleh pemerintah Sulawesi Selatan dengan melakukan revolusi sebanyak 7 kali. 

Masjid ini terakhir kali dipugar pada tahun 1980 oleh Gubernur Sulsel. Meski sudah berkali-kali direnovasi namun bentuk asli masjid Katangka ini masih terjaga. 

4. Masjid Tuo Kayu Jao

masjid tertua di indonesia

Berdiri sejak abad ke-16 di Dusun 3, Kayu jao, Gn. Talang, Solok, Sumatera Barat masjid Tuo Kayu Jao menjadi salah satu masjid tertua di Indonesia. Masjid yang dibangun di wilayah perbukitan ini menjadi saksi penyebaran agama Islam di solok ratusan tahun silam yang yang di bawa oleh Syeh Mansyur, Angku Labai dan Angku Malin.

Ke tiga pendakwah tersebut juga lah yang mendirikan masjid yang dibangun dengan menggunakan kayu jao ini. Bangunannya memadukan antara ornamen Islam dengan sentuhan corak Minangkabau. Masjid ini memiliki tinggi 15 meter dengan ditopang oleh 27 tiang yang menggambarkan suku-suku yang hidup di sekitar masjid. 

Selain bangunannya yang masih terjaga hingga hari ini bedug yang digunakan masjid ini pun masih sama dengan bedug pada awal pembangunan. 

5. Masjid Mantingan 

masjid tertua di indonesia

Masjid Mantingan merupakan salah satu peninggalan kerajaan Islam pertama di pulau Jawa yakni kesultanan Demak. Berada di 5 km dari pusat kota Jepara, Masjid Mantingan berdiri sejak dibangun tahun 1559 M tepatnya pada masa kepemimpinan Ratu Kalinyamat yang merupakan putri dari Sultan Trenggono. 

Keunikan dari masjid ini dapat terlihat dari bangunannya yang mengusung perpaduan  gaya arsitektur China, Jawa dan Hindu-budha. Hal tersebut dapat dilihat dari bentuk atap limas dan gapura yang berbentuk gerbang candi Bentar pada masjid ini. 

6. Masjid Sunan Ampel

masjid tertua di indonesia

Sunan Ampel adalah salah seorang dari walisongo yang menyebarkan agama Islam di Jawa. Ia bersama dengan sahabatnya yakni  Mbah Sholeh dan Mbah Sonhaji membangun masjid Jl. Petukangan I, Ampel, Kec. Semampir, Kota Surabaya, Jawa Timur pada tahun 1421. 

Tempat ibadah sekaligus pusat penyebaran agama Islam ini berdiri di atas tanah seluas 120 x 180 meter persegi. Bangunannya terbuat dari kayu jati dengan  mengusung gaya perpaduan antara Jawa Kuno dan Arab Islami. 

Ciri khas dari masjid ini adalah menara yang menembus ke atap dan dasarnya berasa di dalam bangunan. Menara ini dapat berada di bagian selatan masjid dan telah mengalami pemugaran sebanyak tiga kali. Menyimpan banyak sejarah, masjid Sunan Ampel ditetapkan sebagai destinasi wisata religi oleh pemerintah kota Surabaya sejak tahun 1972.

7. Masjid Agung Demak

masjid tertua di indonesia

Kota Demak erat kaitannya dengan penyebaran agama Islam di Jawa mengingat kerajaan Islam pertama berada di provinsi Jawa Tengah ini. Selain itu Demak juga merupakan pusat dari tempat berkumpulnya para wali songo. Sehingga Raden Patah yang merupakan sultan pertama dari Kesultanan Demak memberikan fasilitas tempat yaitu masjid Agung Demak. 

Raden Patah mendirikan masjid ini pada abad ke-15 dengan menerapkan atap limas bersusun dan 8 tiang penyangga yang disebut dengan saka Majapahit. Di dalam masjid ini juga menyimpan peninggalan kerajaan Majapahit yakni terdapat pada mimbar khotbah yang diberi nama Dampar Kencono.

Dampar Kencono diberikan oleh Prabu Brawijaya ke V Raden Kertabumi kepada Raden Patah.

8. Masjid Agung Sang Ciptarasa

masjid tertua di indonesia

Sunan Gunung Jati bersama dengan sahabat wali songo lainnya membangun masjid di kompleks Keraton Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat. Masjid yang dibangun pada tahun 1480 tersebut diberi nama Masjid Agung Ciptarasa. 

Sunan Gunung Jati mendirikan masjid ini sebagai hadiah untuk istrinya yaitu Nyi Mas Pakungwati.  Desain dan interior masjid ini merupakan hasil karya dari arsitek Majapahit yang kala itu menjadi tawanan perang Demak-Majapahit bersama dengan Sunan Kalijaga dan Raden Sepat. 

Sehingga jangan heran jika masjid tertua di kota Cirebon ini terlihat seperti perpaduan antara Hindu dan Islam. 

9. Masjid Sultan Suriansyah

masjid tertua di indonesia

Masjid Sultan Suriansyah merupakan masjid tertua di Kalimantan yang sudah berdiri antara tahun 1525-1550 M. Berdiri di di tepi Sungai Kuin, Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan ini didirikan oleh Sultan Suriansyah yang merupakan raja kesultanan Banjar pertama yang memeluk Islam. 

Sultan Suriansyah yang juga dikenal sebagai Raden Samudera ini membangun masjid ini dengan mengusung arsitektur tradisional banjar dengan atap tumpang tindih. 

Pada bagian puncak masjid Sultan Suriansyah yang asli adalah berupa sungkulan yang terbuat dari kayu ulin namun telah diganti menjadi berbentuk kubah. Meski sudah diganti namun sungkulan tersebut masih tersimpan dengan baik di Museum Lambung Mangkurat Banjarbaru. 

10. Masjid Menara Kudus

masjid tertua di indonesia

Di kota Kudus, Jawa Tengah juga terdapat jejak peninggalan dari penyebaran agama Islam di Nusantara yakni masjid Menara Kudus. Masjid yang dikenal juga dengan nama Masjid Al Aqsa Manarat Kudus berada di Jl. Menara, Pejaten, Kauman, Kec. Kota Kudus. 

Masjid ini dibangun pada tahun 1549 oleh Syekh Ja’far Shodiq atau lebih dikenal sebagai Sunan Kudus. 

Nama “menara” disematkan pada bangunan bersejarah ini karena memiliki menara yang unik sebagai bukti akulturasi antara budaya Hindu dengan Islam. Menara tersebut berdiri di atas tanah seluas 100 meter persegi serta tinggi 18 meter dan masih berfungsi hingga saat ini. 

11. Masjid Tuha Indrapuri

masjid tertua di indonesia

Jika berbicara mengenai keislaman di Indonesia maka erat kaitannya dengan kota Aceh yang bahkan dijuluki sebagai Serambi Mekah karena pernah menjadi pusat berkumpulnya calon jamaah haji. Di Tanah Rencong sana terdapat masjid bernama masjid Tuha Indrapuri atau masjid Indrapuri saja.

Masjid tersebut sudah berdiri sejak abad ke 1618 Masehi yang berada di Desa Keude, Kecamatan Indrapuri, Aceh Besar.  Sebelum difungsikan sebagai masjid bangunan tersebut merupakan candi Hindu-budha yang sudah datang ke Aceh pada abad ke 10.

Namun dialihfungsikan sejak kekuasaan Sultan Iskandar Muda yang sukses membawa Kerajaan Aceh Darussalam pada masa kejayaannya. 

12. Masjid Hidayatullah Saonek

masjid tertua di indonesia

Pengaruh Islam menyebar ke seluruh wilayah Nusantara termasuk di Indonesia Timur yakni Papua. Meski saat ini didominasi oleh Nasrani namun peninggalan-peninggalan agama Islam masih terjaga di sana seperti masjid Hidayatullah Saonek. 

Bangunan masjid yang berada di Jl. Hi. Rafana. Kampung saonek, Kabupaten Raja Ampat dibangun pada tahun 1505. 

Nama jalan menuju ke masjid ini diambil dari tokoh imam besar yang menyebarkan ajaran Islam di Papua yakni Habib Rafana. Masjid ini berdiri seluas 1.512 meter persegi dengan total luas tanah 12.588 meter persegi. 

The post 12 Masjid Tertua di Indonesia yang Masih Bertahan  appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kesultanan Utsmaniyah: Latar Belakang – Masa Kejayaan dan Runtuhnya https://haloedukasi.com/kesultanan-utsmaniyah Thu, 19 Nov 2020 02:34:49 +0000 https://haloedukasi.com/?p=15278 Kali ini kita akan membahas mengenai kesultanan Utsmaniyah, berikut pembahasannya. Latar Belakang Kesultanan Utsmaniyah Kesultanan Utsmaniyah muncul pada tahun 669 H, serta menjadi negara Islam dengan sistem kekhalifan pada tahun 923 H hinggan tahun 1337 H. Kesultanan ini didirikan oleh bangsa Turki dari kabilah Oghuz (ughu) yang mendiami daerah Mongol dan daerah utara China yang […]

The post Kesultanan Utsmaniyah: Latar Belakang – Masa Kejayaan dan Runtuhnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kali ini kita akan membahas mengenai kesultanan Utsmaniyah, berikut pembahasannya.

Latar Belakang Kesultanan Utsmaniyah

Kesultanan Utsmaniyah muncul pada tahun 669 H, serta menjadi negara Islam dengan sistem kekhalifan pada tahun 923 H hinggan tahun 1337 H.

Kesultanan ini didirikan oleh bangsa Turki dari kabilah Oghuz (ughu) yang mendiami daerah Mongol dan daerah utara China yang berpindah ke Turki, Persi hingga Irak.

Para keturunan dari kabilah Oghuz tersebut kemudian memeluk agama Islam sekitar abad IX atau X masehi.

Hal ini lantaran tempat tinggal mereka yang berdekatan dengan dinasti Samani dan dinasti Ghaznawi, dan karena tekanan-tekanan bangsa Mongol sehingga mereka mencari perlindungan kepada saudara perempuannya yakni dinasti Saljuq.

Dalam sejarah, Ertogul pemimpin Turki Usmani membantu Sultan Saljuq menghadapi Byzantium. Karena jasa inilah ia kemudian mendapat penghargaan dari Sultan, berupa sebidang tanah di Asian kecil yang berbatasan dengan Bizantium.

Sejak itu mereka membangun wilayah dan ibu kota di sana, bahkan diberikan wewenang untuk memperluas wilayahnya tersebut.

Setelah Entogrol meninggal, raja berikutnya digantikan oleh anaknya yakni Utsman. Dan setelah itum Saljuq mendapat serangan dari bangsa Mongol, yang menyebabkan dinasti ini menjadi dinasti kecil-kecil yang tersebar di seluruh asia.

Ustman kala itu, telah memebaskan wilayahnya dari Saljuq sehingga ia kemudian memproklamasikannya menjad Turki Utsmani. Inilah asal mula diberi nama dinasti Utsmani.

Sultan yang Pernah Menduduki Kesultanan Utsmaniyah

  • Utsman I/ Sultan Al-Ghazi Utsman (1299-1326 M)
  • Orkhan (1326-1359 M)
  • Murad I (1359-1389 M)
  • Bayazid I (1389-1402 M)
  • Muhammad I (1403-1421 M)
  • Murad II (1421-1451 M)
  • Muhammad II Fath (1451-1481 M)
  • Bayazid (1481-1512 M)
  • Salim I (1512-1520 M)
  • Sulaeman I Qanuni (1520-1566 M)
  • Salim II (1566-1699 M)
  • Murad III (1573-1596 M)
  • Muhammad III (1596-1603 M)
  • Ahmad I (1603-1617 M)
  • Mustafa I (1617-1618 M)
  • Usman II (1618-1622 M)
  • Murad IV (1623-1640 M)
  • Ibrahim I (1640-1648 M)
  • Muhammad IV (1648-1687 M)
  • Sulaeman III (1687-1691 M)
  • Ahmad II (1691-1695 M)
  • Mustafa II (1695-1703 M)
  • Ahmad III (1703-1730 M)
  • Mahmud I (1730-1754 M)
  • Usman III (1754-1757 M)
  • Mustafa III (1757-1774 M)
  • Abdul Hamid I (1774-1788 M)
  • Salim III (1789-1807 M)
  • Mustafa IV (1807-1808 M)
  • Mahmud II (1808-1839)
  • Abdul Majid I (1839-1861 M)
  • Abdul Azis (1861-1876 M)
  • Murad V (1876 M)
  • Abdul Hamid II (1876-1909 M)
  • Muhammad V (1909-1918 M)
  • Muhammad VI (1918-1922 M)
  • Abdul Majid II (1922-1924 M)

Masa Kejayaan Kesultanan Utsmaniyah

Perkembangan serta ekspansi Turki Utsmani begitu luas sehingga melahirkan kemajuan-kemajuan diberbagai bidang, seperti politik, ilmu pengetahuan, sosial hingga perkembangan keagamaan.

Bidang Politik

Turki Usmani mengatur urusan pemerintah atau negara dibentuk Undang-Undang (qanun) yakni pada masa Sulaeman I, yang disebut Multaqa al-Abhur.

Undang-Undang ini menjadi pegangan hukum bagi Turki Usmani sampai datangnya reformasi pada abad 19. Undang-Undang ini memiliki arti historis yang sangat penting karena merupakan Undang-Undang pertama di dunia.

Sementara itu, dari struktur pemerintahan, Sultan sebagai penguasa tertinggi dibantu oleh Shadr al-Azham (perdana menteri) yang membawahi pasya (gubernur). Dibawah pasya terdapat al-Awaliyah (bupati).

Turki Usmani juga salah satu kerjaan yang meluaskan wilayah kekuasaannya dengan ekspansi berupa kekuatan militer yang begitu kuat. Tabiat para tentara Turki Usmani memilki karakter militer yang disiplin hingga patuh pada aturan pemimpinnya.

Bidang Ilmu Pengetahuan dan Sosial

Memang dalam hal ilmu pengetahuan kurang mendapat perhatian dari oleh Turki Usmani. Mengapa demikian, karena sangat berfokus pada kekuatan militer tersebut.

Namun bukan berarti tidak ada kemajuan dalam bidang ini. Perkembangan ilmu pengetahuan dari Turki Usmani berupa seni arsitektur, bisa ditemukan di berbagai bangunan mesjid yang indah.

Seperti yang ditemukan di mesjid Al-Muhammadi atau mesjid Jami’ Sultan Muhammad Al-Fatih, mesjid agung Sulaeman hingga masjid Ayyubb al-Ansari yang dikenal dulu sebagai gereja Aya Shopia.

Pada masa Sulaeman, pembangunan besar-besar dilakukan seperti masjid, sekolah, rumah sakit, gedung-gedung, pemakaman, saluran air, villa dan pemandian umum terutama kota-kota besar.

Disebutkan bahwa 235 buah dari bangunan itu dibangun di bahwa koordinator Hojasinan, seorang arsitek as Anatolia. Selain pada arsitek, aspek intelektual meliput lahirnya dua surat kabar berita harian terkini yakni Feka (18310), jurnal Tasfiri Efkyar (1862), dan terjukani ahfal (1860).

Dalam bidang pendidikan terjadi namanya transformasi pendidikan dengan berdirinya sekolah-sekolah dasar menengah (1881) serta perguruan tinggi (1869), juga mendirikan fakultas kedokteran dan fakultas hukum.

Terdapat pula program yang mana para pelajar berprestasi akan dikirim ke Perancis untuk melanjutkan studinya, yang pada periode sebelumnya hal itu tidak pernah terjadi.

Bidang Keagamaan

Turki Usmani menempatkan agama sebagai peranan penting dalam kehidupan sosial maupun politik. Pihak penguasa sangat terikat dengan syariat Islam sehingga fatwa ulama menjadi hukum yang berlaku.

Mufti sebagai pejabat urusan agama tertinggi yang berwenang memberi fatwa resmi terhadap problem keagamaan. Bisa dikatakan, tanpa Mufti keputusan hukum kerajaan tidak bisa berjalan.

Terdapat dua tarekat besar pada masa Turki Usmani yakni Al-bektasi dan Al-Maulawi. Bahkan kebanyakan penguasa Usmani cenderung bersikap taklid dan fanatik terhadap suatu mazhab dan menentang mazhab-mazhab lainnya.

Runtuhnya Kesultanan Utsmaniyah

Kemunduran dan kehancuran Kesultanan Utsmaniyah disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:

  • Kelemahan para sultan dan sistem birokrasi
    Sistem birokrasi sultan Usmani yang mengandalkan kemampuan satu orang dalam mengendalikan pemerintahan menjadikan instruksi politik menjadi kejatuhan kerajaan. Ketika sultan lemah maka membuat peluang untuk degradasi politik di Kesultanan Ustmaniyah. Bahkan ketika terjadi benturan kepentingan di kalangan elit politik maka dengan mudah mereka berkotak-kotak dab terjebak dalam sebuah perjuangan politik yang tidak berarti. Ditemukan pula praktik money politik di kalangan elit, ,pertukaran penjagaan wilayah perbatasan dari pasukan kefelerike tangan pasukan inpantri serta meluasnya beberapa pemberontakan oleh korp Jarrisari untuk menggulingkan kekuasaan pada waktu itu.
  • Kemerosotan ekonomi
    Perubahan mendasar juga terjadi dalam jumlah penduduk sehingga mempengaruhi struktur ekonomi dan keuangan. Kerajaan menghadapi problem internal sebagai dampak pertumbuhan dan perdagangan internasional. Kemudian kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri semakin melemah. Di satu sisi, kekuatan bangsa Eropa yang telah mengembangkan struktur kekuatan ekonomi dan keuangan bagi keuntungan mereka. Perubahan politik dan kependudukan saling bersinggungan dengan perubahan penting di bidang ekonomi
  • Munculnya kekuatan Eropa
    Munculnya kekuatan politik baru pada bangsa Eropa dianggap menjadi faktor utama proses jatuhnya kesultanan Ustmani. Konfrontasi langsung dengan kekuatan Eropa berawal pada abad 17 ketika masing-masing kekuatan ekonomi berusaha mengatur tata ekonomi dunia. Ketika kesultanan Utsmani sibuk membenahi negara dan masyarakat, bangsa Eropa malah menggalang militer, sehinggn mengambil manfaat dari melemahnya kesultanan Utsmani tersebut.

The post Kesultanan Utsmaniyah: Latar Belakang – Masa Kejayaan dan Runtuhnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>