Sekolah - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/sekolah Tue, 04 Jan 2022 04:01:40 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Sekolah - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/sekolah 32 32 Penilaian Proyek: Tujuan, Fungsi dan Cara Melakukan https://haloedukasi.com/penilaian-proyek Mon, 03 Jan 2022 02:47:51 +0000 https://haloedukasi.com/?p=30112 Jika di dalam pendekatan belajar ada pembelajaran berbasis proyek, maka di dalam penilaian pun ada penilaian berbasis proyek. Lalu, apa itu penilaian berbasis proyek dan hal apa saja yang menjadi bahan penilaian tersebut? Selengkapnya akan diulas di bawah ini. Pengertian Penilaian Proyek Penilaian proyek adalah kegiatan penilaian yang dilakukan oleh guru terhadap suatu tugas yang […]

The post Penilaian Proyek: Tujuan, Fungsi dan Cara Melakukan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Jika di dalam pendekatan belajar ada pembelajaran berbasis proyek, maka di dalam penilaian pun ada penilaian berbasis proyek. Lalu, apa itu penilaian berbasis proyek dan hal apa saja yang menjadi bahan penilaian tersebut? Selengkapnya akan diulas di bawah ini.

Pengertian Penilaian Proyek

Penilaian proyek adalah kegiatan penilaian yang dilakukan oleh guru terhadap suatu tugas yang harus dikerjakan dalam periode tertentu. Tugas tersebut dapat berupa investigasi mulai dari tahap perencanaan, mengumpulkan data, pengorganisasian, pengolahan serta penyajian data.

Penilaian proyek ini dapat dilakukan untuk mengetahui pemahaman kemampuan mengaplikasikan, kemampuan menyelidiki, dan kemampuan menginformasikan siswa pada mata pelajaran tertentu secara jelas.

Dalam penilaian proyek ini biasanya menerapkan metode belajar yang memecahkan masalah sebagai langkah awal untuk mengumpulkan serta mengintegrasikan pengetahuan baru atas pengalamannya dalam kegiatan secara nyata.

Ciri-Ciri Penilaian Proyek

Sebagaimana penilaian lain pada umumnya, penilaian proyek memiliki ciri-ciri yang membedakan antara penilaian ini dan penilaian lain. Adapun ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Menggabungkan antara pengetahuan serta keterampilan atau skill

Dalam penilaian proyek, seorang guru akan mengintegrasikan antara pengetahuan serta keterampilan siswanya. Dengan begitu, guru mendapatkan dua objek penilaian sekaligus. Tentunya hal ini merupakan sesuatu yang baik karena tidak semua jenis penilaian dapat menggabungkan antara pengetahuan serta penilaian.

  1. Kerap digunakan dengan metode kooperatif learning

Dalam praktiknya, penilaian proyek ini kerap menggunakan metode kooperatif learning. Metode kooperatif learning adalah sebuah metode yang didalamnya mengharuskan siswa untuk dapat berperilaku kooperatif selama pembelajaran berlangsung.

  1. Penilaian dapat digunakan untuk individu maupun kelompok

Penilaian proyek dapat digunakan untuk perseorangan maupun kelompok. Dengan begitu, guru dapat melakukan dua penilaian sekaligus yakni secara individu dan kelompok. Hal ini tentunya jauh lebih efisien dan tidak memakan waktu yang lama.

Fungsi Penilaian Proyek

Penilaian proyek memiliki fungsi sebagai berikut ini:

  1. Menyelediki kemampuan secara umum
  2. Pemahaman serta pengetahuan pada bidang tertentu.
  3. Menilai kemampuan mengaplikasikan pengetahuan dalam penyelidikan
  4. Menilai kemampuan menginformasi secara jelas
  5. Penilaian ini dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan, pengaplikasian, kemampuan menyelidiki dan kemampuan menginformasikan siswa dalam mata pelajaran secara jelas.

Tujuan Penilaian Proyek

Penilaian proyek memiliki tujuan untuk memberikan informasi kepada para guru mengenai apa yang mereka butuhkan untuk pembelajaran yang lebih berkualitas. Penilaian yang dilakukan secara mendalam serta berkelanjutan merupakan jantungnya pelajaran berbasis proyek.

Dengan melakukan penilaian guru dapat meningkatkan kualitas pendidikan menjadi lebih baik. Selain itu, guru dapat membenahi apa saja yang dirasa kurang selama ini. Sehingga, nantinya pembelajaran akan semakin menarik dan berkesan bagi siswa.

Langkah-langkah Penilaian Proyek

  1. Menentukan berbagai jenis proyek yang akan digunakan

Guru terlebih dahulu proyek apa saja yang akan siswa jalankan selama satu tahun ini. Hal ini berguna untuk memberikan kejelasan pada pembelajaran.

  1. Membuat jadwal kegiatan pada setiap proyek

Guru perlu menjadwalkan kapan proyek dimulai, kapan proyek harus diselesaikan. Hal ini berguna agar siswa menjadi lebih disiplin dengan proyek yang diberikan. Selain itu juga untuk mengefisiensi waktu pembelajaran.

  1. Menunjukkan jenis atau sample proyek

Sebelum siswa diberikan proyek, guru perlu menjelaskan terlebih dahulu terkait proyek yang akan dikerjakan. Hal ini dapat dilakukan dengan menunjukkan salah satu contoh proyek yang sebelumnya telah dibuat. Dengan begitu, siswa akan paham dengan apa yang akan dikerjakannya.

  1. Mengupayakan siswa untuk mengembangkan kriteria dalam menilai kualitas

Guru perlu mendorong siswa agar mengembangkan kriteria dalam penilaian kualitas proyek yang telah selesai dibuat. Penilaian itu dapat dilakukan baik itu dari segi penampilan penemuan serta pemberian informasi.

  1. Mengupayakan siswa untuk mempelajari rubrik sebelumnya

Guru memerintahkan siswa untuk mempelajari rubrik yang sebelumnya telah diberikan. Hal ini berguna untuk mengembalikan pengetahuan pada diri siswa. Jangan sampai apa yang telah dipelajari dilupakan begitu saja.

  1. Guru mendorong sisaa untuk menyelesaikan proyek

Guru seharusnya dapat mendorong siswa untuk menyelesaikan proyek sesuai dengan tanggal yang telah ditentukan. Selain itu, siswa dapat menyelesaikan proyek ini dengan meminta bantuan sekolah.

  1. Siswa menyajikan proyek yang telah selesai

Banyak sekali siswa yang merasa tak percaya diri dengan proyek yang telah dikerjakannya. Mereka cenderung malu untuk menyajikan hasil proyek. Maka dari itu, guru sudah seharusnya dapat mendorong siswa untuk percaya diri atas apa yang telah mereka hasilkan.

  1. Siswa mengumpulkan proyek untuk dinilai

Tahap terakhir merupakan tahap penilaian. Siswa menyerahkan hasil proyek untuk dinilai oleh guru. Kemudian guru melakukan penilaian sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.

Contoh Penilaian Proyek

Berikut ini contoh penilaian proyek yang dapat dilakukan pada mata pelajaran IPA Kelas 6 SD:

  1. Standar Kompetensi

Memahami mengenai pentingnya menghemat energi

  1. Kompetensi Dasar

Membuat suatu proyek dengan menggunakan energi listrik misalnya dapat berupa bel listrik, alarm, model lampu ataupun mobil-mobilan.

  1. Indikator
  • Perancangan karya yang akan dibuat
  • Identifikasi alat serta bahan yang akan digunakan sesuai yang telah direncanakan.
  • Identifikasi hubungan antara benda atau bahan yang akan digunakan
  • Menguji hasil rancangan
  1. Langkah Kerja

Guru beserta peserta didik menentukan bersama karya apa yang akan dibuat misalnya pembuatan lampu lalu lintas. Kemudian siswa membagi tugas pada kelompok masing-masing.

Setelah itu, siswa menyiapkan bahan, peralatan ataupun aksesoris yang akan digunakan dalam pembuatan proyek. Siswa melakukan rancangan dan membuat model proyek. Terakhir, siswa merakit rangkaian listrik pada model lampu lalu lintas.

Cara Melakukan Penilaian Proyek

Setelah pemberian tugas dan penentuan proyek apa yang akan digunakan, guru dapat melakukan penilaian. Misalnya saat siswa melakukan diskusi dengan anggota kelompoknya.

Atau dapat pula saat sedang mengerjakan, menyajikan dan hasil akhir dari proyek. Saat melakukan penilaian guru harus berpedoman pada kriteria penilaian yang telah ditentukan sebelumnya.

Kelebihan Penilaian Proyek

  1. Dengan melakukan penilaian, dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Siswa akan lebih bersemangat untuk belajar agar mendapatkan nilai yang maksimal.
  2. Dapat meningkatkan pemecahan masalah. Penilaian berbasis proyek dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam memecahkan masalah.
  3. Dapat meningkatkan kolaborasi. Penilaian proyek dapat meningkatkan kolaborasi yang baik bagi siswa maupun guru.
  4. Dapat meningkatkan keterampilan sumber.
  5. Terakhir, dapat meningkatkan skill atau keterampilan. Seperti kita ketahui, pembelajaran proyek ini meningkatkan keterampilan siswa. Dengan diadakannya penilaian, siswa mau tak mau berusaha untuk meningkatkan keterampilan yang dimilikinya.

Kekurangan Penilaian Proyek

Penilaian proyek berkaitan erat dengan pembelajaran berbasis proyek. Maka dari itu, kekurangan pada penilaian ini masih ada kaitannya dengan kekurangan pada pembelajaran berbasis proyek. Adapun kelemahan pada penilaian ini adalah sebagai berikut.

  1. Memerlukan waktu yang relatif banyak sehingga dianggap tidak efisien
  2. Memerlukan biaya yang tak sedikit untuk pengadaan peralatan
  3. Membutuhkan banyak peralatan yang harus dipersiapkan.

Kesimpulan Pembahasan

Penilaian proyek adalah kegiatan penilaian yang dilakukan oleh guru terhadap suatu tugas yang harus dikerjakan dalam periode tertentu. Dalam penilaian proyek, seorang guru akan mengintegrasikan antara pengetahuan serta keterampilan siswanya.

Dengan begitu, guru mendapatkan dua objek penilaian sekaligus. Tentunya hal ini merupakan sesuatu yang baik karena tidak semua jenis penilaian dapat menggabungkan antara pengetahuan serta penilaian.

Penilaian proyek memiliki tujuan untuk memberikan informasi kepada para guru mengenai apa yang mereka butuhkan untuk pembelajaran yang lebih berkualitas. Penilaian proyek berkaitan erat dengan pembelajaran berbasis proyek.

Maka dari itu, guru terlebih dahulu menentukan proyek apa saja yang akan siswa jalankan selama satu tahun ini. Hal ini berguna untuk memberikan kejelasan pada pembelajaran.

Dengan melakukan penilaian, dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Siswa akan lebih bersemangat untuk belajar agar mendapatkan nilai yang maksimal. Namun, di samping itu, penilaian ini memerlukan waktu yang relatif banyak sehingga dianggap tidak efisien.

The post Penilaian Proyek: Tujuan, Fungsi dan Cara Melakukan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pembelajaran Berbasis Komputer: Pengertian, Karakteristik dan Langkah Penerapan https://haloedukasi.com/pembelajaran-berbasis-komputer Thu, 30 Dec 2021 02:06:46 +0000 https://haloedukasi.com/?p=30103 Dewasa ini, kecanggihan teknologi sangat bermanfaat bagi setiap lini kehidupan. Begitupun dalam dunia pendidikan. Teknologi dapat menjadi salah satu media yang membantu jalannya pembelajaran. Salah satu penerapan teknologi dalam pembelajaran adalah pembelajaran berbasis komputer. Apa itu pembelajaran tersebut dan bagaimana penerapannya? Selengkapnya berikut ini. Pengertian Pembelajaran Berbasis Komputer Pembelajaran berbasis komputer adalah pembelajaran yang memakai […]

The post Pembelajaran Berbasis Komputer: Pengertian, Karakteristik dan Langkah Penerapan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dewasa ini, kecanggihan teknologi sangat bermanfaat bagi setiap lini kehidupan. Begitupun dalam dunia pendidikan. Teknologi dapat menjadi salah satu media yang membantu jalannya pembelajaran.

Salah satu penerapan teknologi dalam pembelajaran adalah pembelajaran berbasis komputer. Apa itu pembelajaran tersebut dan bagaimana penerapannya? Selengkapnya berikut ini.

Pengertian Pembelajaran Berbasis Komputer

Pembelajaran berbasis komputer adalah pembelajaran yang memakai perangkat lunak komputer berupa program komputer yang berisi mengenai muatan pembelajaran seperti judul, tujuan, materi serta evaluasi pembelajaran.

Sementara itu, menurut Hick dan Hyde, pembelajaran berbasis komputer adalah pembelajaran yang di mana siswa akan berhadapan langsung dengan komputer secara mandiri sehingga pengalaman yang dirasakan masing-masing siswa akan berbeda.

Menurut Warsita, pembelajaran berbasis komputer merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa karena dianggap menarik. Maka dari itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran berbasis komputer adalah media yang di mana dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan alat bantu komputer untuk menyampaikan materi kepada peserta didik agar tidak mudah bosan.

Pembelajaran berbasis komputer memiliki tujuan untuk mengenalkan komputer sebagai alat bantu pembelajaran. Namun, di samping itu, penggunaan komputer bertujuan agar pembelajaran lebih menarik.

Sejarah Pembelajaran Berbasis Komputer

Pada tahun 1951, di Indonesia perkembangan teknologi pembelajaran sudah mulai terasa. Awalnya, teknologi pembelajaran digunakan sebagai salah satu cara untuk mengatasi permasalahan yang ada di dalam pendidikan. Teknologi menjadi suatu solusi yang cukup tepat untuk menyelesaikan masalah yang ada.

Kemudian, pada tahun 1950-1995 terjadi pembaharuan dalam teknologi pembelajaran. Salah satunya dengan munculnya keberadaan komputer dalam pembelajaran. Pada tahun 1980, untuk pertama kalinya komputer digunakan dalam bidang pendidikan. Semua orang berusaha memanfaatkan komputer secara baik agar dapat mencapai tujuan dalam pembelajaran. Keberadaan komputer disambut antusias oleh masyarakat umum.

Pada awal tahun 1983, penggunaan komputer dalam pembelajaran mencapai 40% dari beberapa sekolah dasar dan 75% dari beberapa sekolah menengah. Pada saat itu, banyak guru yang sangat menyukai keberadaan komputer karena komputer dapat melakukan beberapa fungsi atau multifungsi. Seperti mengetahui informasi tentang perubahan dalam sistem pendidikan pada tahun tersebut.

Namun, pada tahun 1990an komputer memiliki dampak yang sangat besar terhadap pembelajaran di setiap sekolah. Salah satu dampak buruk yang sering terjadi di kalangan masyarakat yaitu kurangnya interaksi sosial terhadap sesama individu.

Karakteristik Pembelajaran Berbasis Komputer

Pembelajaran berbasis komputer memiliki karakteristik tersendiri. Adapun karakteristik tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Penggunaan Komputer Sebagai Alat Bantu

Seperti namanya, pembelajaran berbasis komputer ini tentunya menggunakan komputer sebagai alat bantu pembelajaran. Komputer dapat dijadikan sebagai media pembelajaran untuk menyampaikan materi. Dengan menggunakan komputer siswa akan merasa lebih tertarik. Berbeda halnya jika hanya menggunakan penjelasan verbal saja.

  1. Berorientasi Pada Tujuan Pembelajaran

Pengembangan pembelajaran berbasis komputer harus berorientasi pada tujuan pembelajaran baik itu standar kompetensi, dasar maupun indikator yang akan dicapai dalam pembelajaran. Sehingga, pembelajaran akan lebih terarah.

  1. Pembelajaran Dilakukan Secara Individual

Pembelajaran berbasis komputer biasanya diterapkan secara individual. Siswa akan diajak langsung ke laboratorium komputer. Namun, jika siswa sudah memiliki komputer atau laptop sendiri, pembelajaran dapat dilaksanakan di ruang kelas. Di sana, siswa akan belajar dengan menggunakan bantuan komputer.

Jika siswa memiliki kemampuan yang tinggi mereka akan cepat dalam memahami konten materi. Sebaliknya jika siswa memiliki kemampuan yang kurang, maka akan terlambat dalam memahami isi materi. Sebab, pembelajaran ini dilakukan secara individu atau masing-masing meskipun tetap dibantu dan diawasi oleh guru.

  1. Penerapan Belajar Tuntas

Pembelajaran berbasis komputer ini harus dilaksanakan secara tuntas. Baik itu pemahaman materi, pengerjaan tugas maupun evaluasi yang harus diselesaikan. Maka dari itu, jika salah satu kegiatan belum selesai, maka harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum berpindah pada kegiatan lain.

Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Komputer

Sebelum melaksanakan pembelajaran berbasis komputer, maka guru terlebih dahulu harus mempersiapkan beberapa hal. Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh sebelum memulai pembelajaran adalah sebagai berikut.

  1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Seperti biasa, sebelum memulai pembelajaran guru terlebih dahulu harus menyiapkan rpp. Adapun isi dari rpp terdiri dari standar kompetensi, indikator pembelajaran, pokok-pokok materi, kegiatan pembelajaran, rencana kegiatan pembelajaran, serta evaluasi. Hal-hal tersebut yang akan menunjang jalannya pembelajaran.

  1. Membuat Garis Besar dari Isi Pembelajaran Berbasis Komputer

Selanjutnya, guru harus membuat garis besar dari kegiatan pembelajaran. Adapun isi dari garis besar tersebut adalah berupa pendahuluan, tujuan, materi serta treatment.

  1. Pelaksanaan

Tahap terakhir adalah tahap pelaksanaan pembelajaran. Semua bahan atau materi yang dibutuhkan harus ada saat pembelajaran dilakukan. Pembelajaran berbasis komputer ini meskipun dilakukan secara individu, tetapi guru tetap memiliki peranan pendampingan terhadap siswa.

Contoh Penerapan Pembelajaran Berbasis Komputer

Pembelajaran berbasis komputer biasanya dilaksanakan pada mata pelajaran TIK. Namun, tak menutup kemungkinan pada mata pelajaran lain pun pembelajaran ini dapat diterapkan. Terlebih lagi dengan pesatnya perkembangan teknologi sekarang ini yang mengharuskan siswa beradaptasi dengan barang-barang teknologi.

Contoh nyata penerapan pembelajaran ini adalah guru mengajak siswa ke laboratorium komputer. Kemudian siswa diajarkan materi pembelajaran seperti penggunaan excel. Kemudian setelah itu, siswa akan diberikan penugasan yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan. Kegiatan ini terus dilaksanakan sampai tahap evaluasi pembelajaran.

Kelebihan Pembelajaran Berbasis Komputer

Menurut Wena, pembelajaran berbasis komputer mempunyai beberapa kelebihan yaitu sebagai berikut:

  1. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa dalam memecahkan masalah secara individu
  2. Dapat menyediakan presentasi yang menarik dengan beragam animasi
  3. Menyediakan beragam pilihan isi pembelajaran
  4. Mampu membangkitkan motivasi dalam diri siswa dalam belajar
  5. Dapat mengaktifkan metode mengajar dengan baik
  6. Dapat meningkatkan dan mengembangkan pemahaman siswa atas materi yang disajikan
  7. Dapat merangsang siswa untuk belajar dengan penuh semangat, materi yang disajikan mudah dipahami oleh siswa.
  8. Dapat memberikan pengalaman yang bersifat konkret.
  9. Dapat memberikan umpan balik secara langsung
  10. Siswa sendiri dapat menentukan laju pembelajaran
  11. Siswa dapat melakukan evaluasi diri

Selain itu, menurut Wankat & Oreonovicz ada beberapa keuntungan lain dari pembelajaran berbasis komputer di antaranya sebagai berikut:

  1. Dapat mengatur siswa yang lamban dalam pembelajaran sebab dapat menciptakan iklim belajar yang efektif.
  2. Dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan karena tersedianya animasi grafis, warna dan musik.
  3. Kendali berada pada siswa sehingga kecepatan belajar dapat menyesuaikan dengan tingkat kemampuan yang dimilikinya.

Dilihat dari beberapa keuntungan tadi, maka penggunaan komputer pada pembelajaran dapat meningkatkan hasil serta motivasi belajar yang ada pada diri siswa. Peningkatan hasil belajar serta motivasi belajar siswa menjadi indikator pembelajaran yang efektif dan efesien. Maka dari itu, pengembangan pembelajaran berbasis komputer dalam keguatan pembelajaran adalah hal yang sangat penting dan harus dilakukan oleh guru.

Kelemahan Pembelajaran Berbasis Komputer

Namun, di samping itu, pembelajaran berbasis komputer ini memiliki kekurangan. Sebagaimana yang dikemukakan Wena (2011:205) sebagai berikut:

  1. Pembelajaran ini hanya dapat dilaksanakan dalam ruang lingkup belajar yang kecil. Namun, kelemahan ini dapat diatasi sebab saat ini komputer sangat mudah ditemukan.
  2. Siswa akan merasa bosan jika pembelajadan tidak dirancang dengan menarik.
  3. Guru yang tidak paham pengoperasionalan komputer akan kesulitan sebab membutuhkan banyak tenaga ahli.

Kesimpulan Pembahasan

Pembelajaran berbasis komputer adalah pembelajaran yang memakai perangkat lunak komputer berupa program komputer yang berisi mengenai muata pembelajaran seperti judul, tujuan, materi serta evaluasi pembelajaran. Pembelajaran berbasis komputer memiliki tujuan untuk mengenalkan komputer sebagai alat bantu pembelajaran. Namun, di samping itu, penggunaan komputer bertujuan agar pembelajaran lebih menarik.

Pada tahun 1951, di Indonesia perkembangan teknologi pembelajaran sudah mulai terasa. Awalnya, teknologi pembelajaran digunakan sebagai salah satu cara untuk mengatasi permasalahan yang ada di dalam pendidikan. Teknologi menjadi suatu solusi yang cukup tepat untuk menyelesaikan masalah yang ada. Kemudian, pada tahun 1950-1995 terjadi pembaharuan dalam teknologi pembelajaran. Salah satunya dengan munculnya keberadaan komputer dalam pembelajaran. Pada tahun 1980, untuk pertama kalinya komputer digunakan dalam bidang pendidikan.

Keberadaan komputer dalam pembelajaran semakin berkembang. Komputer memberikan beragam keuntungan pada dunia pendidikan. Salah satunya mempermudah siswa untuk memahami pembelajaran. Namun, bersamaan dengan itu, komputer memiliki dampak buruk seperti anak menjadi seseorang yang anti sosial. Mereka cenderung lebih nyaman dekat komputer dibandingkan mengobrol dengan temannya.

The post Pembelajaran Berbasis Komputer: Pengertian, Karakteristik dan Langkah Penerapan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Problem Based Learning: Karakteristik – Tujuan dan Langkah Penerapan https://haloedukasi.com/problem-based-learning Tue, 28 Dec 2021 04:02:35 +0000 https://haloedukasi.com/?p=30004 Pembelajaran berbasis masalah atau biasa dikenal dengan problem based learning merupakan salah satu jenis model pembelajaran. Model pembelajaran ini menggunakan atau mengangkat permasalahan sebagai salah satu sumber belajar siswa. Pembahasan selengkapnya mengenai problem based learning di bawah ini. Pengertian Problem Based Learning Problem based learning adalah jenis model pembelajaran yang menuntut siswa untuk belajar, bekerja […]

The post Problem Based Learning: Karakteristik – Tujuan dan Langkah Penerapan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pembelajaran berbasis masalah atau biasa dikenal dengan problem based learning merupakan salah satu jenis model pembelajaran. Model pembelajaran ini menggunakan atau mengangkat permasalahan sebagai salah satu sumber belajar siswa. Pembahasan selengkapnya mengenai problem based learning di bawah ini.

Pengertian Problem Based Learning

Problem based learning adalah jenis model pembelajaran yang menuntut siswa untuk belajar, bekerja sama mencari solusi dari permasalahan di dunia nyata. Di mana masalah tersebut yang akan membuat rasa ingin tahu siswa semakin besar pada pembelajaran.

Menurut Nurhadi, problem based learning merupakan kegiatan interaksi antara dua hubungan arah belajar yakni stimulus dan respons. Lingkungan akan memberikan dorongan kepada siswa berupa bantuan serta masalah sementara sistem saraf otak memiliki fungsi untuk menafsirkan hal tersebut dengan jalan diselidiki, dinilai, dianalisis serta dicari akar permasalahannya.

Sedangkan menurut Kamdi, problem based learning adalah jenis kurikulum yang memiliki keterkaitan dengan dunia nyata siswa. Masalah yang diseleksi mempunyai dua ciri-ciri penting yakni masalah tersebut harus autentik dan berhubungan dengan konteks sosial siswa. Sementara itu, masalah kedua harus berkaitan pada materi yang ada di kurikulum.

Maka, dapat disimpulkan bahwa problem based learning merupakan pembelajaran yang berkaitan erat dengan permasalahan pada dunia nyata, yang di mana permasalahan tersebut akan diselidiki, dicari, dianalisis dan dinilai oleh siswa.

Karakteristik Problem Based Learning

Menurut Rusman (2010), model pembelajaran Problem Based Learning memiliki karakteristik sebagai berikut:

  1. Permasalahan menjadi poin awal dalam pembelajaran.
  2. Permasalahan yang diambil merupakan permasalahan yang ada di dunia nyata.
  3. Permasalahan yang diangkat memerlukan perspektif ganda (multiple perspective). 
  4. Permasalahan yang diambil menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap, serta kompetensi. Kemudian hal tersebut memerlukan identifikasi.
  5. Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama.
  6. Memanfaatkan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya, serta evaluasi sumber informasi adalah proses yang esensial dalam problem based learning. 
  7. Belajar merupakan hal yang kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif. 
  8. Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi.

Tujuan Problem Based Learning

Model pembelajaran problem based learning atau PBl memiliki tujuan yang sebagaimana dikemukakan oleh Rohman (2011). Adapun tujuan tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Untuk mendorong siswa agar melakukan kerja sama dalam menyelesaikan tugas. Kerja sama merupakan salah satu sikap yang harus dimiliki oleh siswa. Maka, dari itu, pembelajaran seharusnya dapat menghasilkan atau menanamkan sikap tersebut pada diri siswa. Dengan model PBL ini, siswa didorong agar melakukan kerja sama saat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
  2. Mendorong tingkah laku siswa untuk melakukan pengamatan dan kegiatan ilmiah lainnya. Di dalam model PBL ini siswa diajarkan untuk melakukan kegiatan ilmiah seperti mencari, meneliti, menganalisis dan lainnya.
  3. Kemungkinan siswa untuk memahami dan menjelaskan fenomena yang terjadi lebih besar. Hal ini dikarenakan siswa diajak terlibat langsung untuk menyelidiki fenomena tersebut.
  4. Model pembelajaran ini melibatkan seluruh aspek atau ranah seperti kognitif, afektif serta psikomotorik yang ada dalam diri siswa. Ketiga aspek tersebut dilibatkan secara seimbang sehingga hasil belajar akan meresap lebih lama dalam ingatan siswa
  5. Membangun rasa optimisme yang ada dalam diri siswa. Dengan melibatkan siswa dalam penyelidikan masalah, akan membuat siswa yakni bahwa setiap masalah adalah hal menarik yang harus dipecahkan atau ditemukan solusinya.

Langkah-Langkah Problem Based Learning

Dalam model pembelajaran ini, sebelum siswa memahami konsep materi, mereka terlebih dahulu akan diberikan masalah yang harus dipecahkan. Dengan pemberian masalah, maka siswa dituntut untuk memiliki atau membutuhkan pengetahuan untuk memecahkan masalah tersebut. Sehingga, siswa akan lebih tertantang untuk mempelajari materi.

Untuk mengenal lebih dalam mengenai model ini, maka perhatikan langkah-langkah penerapannya. Berikut ini langkah-langkah menerapkan model problem based learning.

  1. Orientasi Siswa

Pada tahapan ini, guru akan menjelaskan tujuan pembelajaran serta perlengkapan apa saja yang akan diperlukan dalam pembelajaran. Selain itu, sebelum memberikan masalah, guru terlebih dahulu akan memotivasi siswanya agar terlibat dalam proses pemecahan masalah yang telah dipilihnya.

  1. Pengorganisasian

Pada tahap ini, siswa akan dibantu guru untuk mengorganisasikan tugas belajar yang berkaitan dengan masalah yang telah dipilih.

  1. Fase Penyelidikan

Tahap selanjutnya yakni adalah tahap penyelidikan. Pada tahap ini, siswa akan menyelidiki, menganalisis masalah yang telah dipilih. Kemudian, pada tahap ini juga siswa akan diminta menemukan solusi dari setiap permasalahan.

Contoh Penerapan Problem Based Learning

Pada pembelajaran Sosiologi terdapat sub materi mengenai permasalahan sosial. Siswa diberikan sebuah permasalahan yang berkaitan dengan materi. Lalu, kemudian dia diminta untuk menganalisis, menyelidiki dan menemukan solusi atas permasalahan tersebut.

Kelebihan Problem Based Learning

Menurut Sudrajat, model pembelajaran problem based learning memiliki kelebihan yang di antaranya adalah sebagai berikut:

  1. Siswa lebih paham mengenai konsep yang dipelajari sebab mereka sendiri yang mencari dan menemukan pengetahuan tersebut.
  2. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Siswa dituntut terlibat aktif dalam memecahkan masalah serta tingkat keterampilan berpikir siswa akan lebih tinggi.
  3. Pengetahuan yang tertanam berdasarkan atas skema yang dipunyai siswa sehingga proses pembelajaran akan lebih makna.
  4. Hasil pembelajaran jauh lebih dirasakan manfaatnya oleh siswa. Hal ini dikarenakan setiap masalah yang dipecahkan memiliki kaitannya dengan kehidupan nyata. Selain itu, pemecahan masalah juga dapat meningkat motivasi dan ketertarikan siswa dalam memahami bahan ajar yang sedang dipelajarinya.
  5. Mengajarkan siswa untuk bersikap mandiri. Sebab, setiap proses pembelajaran dilakukan sendiri. Selain itu, siswa diajarkan untuk dewasa, dapat menerima pendapat dan memberikan saran.
  6. Model pembelajaran ini diyakini dapat mengembangkan kreativitas yang ada dalam diri siswa.

Kekurangan Problem Based Learning

Sementara itu, menurut Endriani (2011), problem based learning ini memiliki kekurangan sebagai berikut:

  1. Persiapan pembelajaran seperti alat, konsep dan problem dinilai kompleks sehingga menyulitkan tahap persiapan.
  2. Kesulitan untuk menemukan permasalahan yang relevan dengan materi yang diajarkan.
  3. Sering terjadi mis konsepsi/ mis komunikasi.
  4. Model pembelajaran ini memerlukan waktu yang cukup banyak. Sehingga, pembelajaran dinilai tidak efektif.

Problem based learning memiliki banyak sekali kegunaan dan manfaatnya. Seperti mengajarkan mandiri, meningkatkan kreativitas siswa dan mengembangkan ketiga ranah yang ada dalam diri siswa.

Namun, sayangnya model pembelajaran ini memiliki beberapa kekurangan seperti waktu yang lama, persiapan yang dinilai kompleks dan kerap terjadi mis komunikasi. Sehingga, hal tersebut akan menyebabkan pembelajaran mengalami kendala

The post Problem Based Learning: Karakteristik – Tujuan dan Langkah Penerapan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pembelajaran Kolaboratif: Tujuan – Langkah dan Contoh Penerapan https://haloedukasi.com/pembelajaran-kolaboratif Sat, 25 Dec 2021 03:44:56 +0000 https://haloedukasi.com/?p=29917 Pembelajaran kolaboratif dan kooperatif merupakan dua hal yang berbeda. Namun, kedua model ini kerap kali disandingkan bersamaan. Lalu, bagaimana perbedaan keduanya? Selengkapnya akan kita ulas di bawah ini. Pengertian Pembelajaran Kolaboratif Pembelajaran kolaboratif merupakan filsafat pembelajaran yang dapat memudahkan siswa untuk bekerja sama, saling membina belajar serta maju dan berubah bersama. Pembelajaran kolaboratif kerap disandingkan […]

The post Pembelajaran Kolaboratif: Tujuan – Langkah dan Contoh Penerapan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pembelajaran kolaboratif dan kooperatif merupakan dua hal yang berbeda. Namun, kedua model ini kerap kali disandingkan bersamaan. Lalu, bagaimana perbedaan keduanya? Selengkapnya akan kita ulas di bawah ini.

Pengertian Pembelajaran Kolaboratif

Pembelajaran kolaboratif merupakan filsafat pembelajaran yang dapat memudahkan siswa untuk bekerja sama, saling membina belajar serta maju dan berubah bersama. Pembelajaran kolaboratif kerap disandingkan dengan pembelajaran kooperatif.

Namun, kenyataannya pembelajaran ini lebih mencakup seluruh proses pembelajaran. Dalam pembelajaran ini, seluruh aspek berkolaborasi, siswa mengajar teman sebayanya.

Bahkan, tak menutup kemungkinan siswa mengajarkan gurunya. Sebab, yang terpenting dalam pembelajaran ini adalah adanya kerja sama dari setiap individu untuk menciptakan pembelajaran.

Perbedaan Pembelajaran Kolaboratif dan Pembelajaran Kooperatif

  1. Pada pembelajaran kooperatif siswa mendapatkan latihan untuk bekerja sama. Sedangkan pada kolaboratif, siswa sudah memiliki kemampuan tersebut.
  2. Pada pembelajaran kooperatif aktivitas belajar sudah dirumuskan. Siswa tinggal memainkan peranan sesuai yang telah dirumuskan. Namun, dalam pembelajaran kolaboratif guru hanya bertugas memantau dan mendengarkan.
  3. Pada kooperatif hasil belajar siswa akan dinilai oleh guru. Sedangkan pada kolaboratif, siswa menilai sendiri prestasi individu maupun kelompok dengan bimbingan guru tentunya.

Ciri-Ciri Pembelajaran Kolaboratif

Terdapat beberapa ciri-ciri dalam pembelajaran kolaboratif yakni sebagai berikut:

  1. Para siswa atau peserta didik berkumpul untuk saling mengumpulkan ide, pengalaman dan data. Dengan begitu, akan terjadi transfer pengetahuan dari teman sebaya.
  2. Siswa berdiskusi bersama untuk menyelesaikan masalah. Setiap masalah yang diberikan akan didiskusikan oleh siswa. Mereka saling mengeluarkan pendapat masing-masing untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan tersebut. Dengan begitu, siswa akan terbiasa untuk bekerja sama dan menghargai pendapat temannya.
  3. Saling membantu satu sama lain untuk mencapai prestasi akademik yang baik. Tidak ada egoisme dalam pembelajaran ini. Siswa diajarkan untuk saling tolong menolong. Jika ada yang tak paham, maka siswa lain berkewajiban membantunya agar hasil belajar dapat dicapai dengan baik.

Tujuan Pembelajaran Kolaboratif

Pembelajaran kolaboratif memiliki tujuan untuk mengembangkan sikap sosial yang ada dalam diri siswa. Pengembangan sikap sosial ini diwujudkan dalam kegiatan berbagi tugas, bertanya, berdiskusi, menghargai pendapat orang lain, tolong menolong dan bekerja sama dengan kelompok.

Pengembangan sikap sosial adalah salah satu ranah yang harus dicapai dalam pembelajaran. Selama ini, banyak guru yang mengabaikan akan hal ini. Padahal, pengembangan sikap inilah yang akan menjadi bahan siswa untuk dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

Pembelajaran kolaboratif mengajarkan siswa akan makna keberagaman. Perbedaan latar belakang siswa seperti suku, agama, tingkat sosial, akademik. Dengan adanya model pembelajaran ini siswa diajarkan untuk menghargai temannya meskipun memiliki perbedaan dari segi agama, akademik dan lainnya.

Pentingnya toleransi juga merupakan hal penting yang perlu ditanamkan dalam diri siswa. Sehingga, saat di masyarakat siswa tidak menjadi anak yang membedakan teman atau lingkungan sekitarnya.

Langkah-Langkah Pembelajaran Kolaboratif

  1. Guru memberikan pengantar materi yang akan didiskusikan siswa. Guru dapat memberikan pandangan umum terkait pokok bahasan atau dengan memberikan apersepsi dan stimulus dengan menggunakan media pembelajaran. Hal ini berguna agar siswa tidak terlalu buta akan topik yang akan dipelajari
  2. Setelah itu, guru membagi peserta didik ke dalam kelompok. Formasi kelompok ditentukan sesuai dengan jumlah siswa di kelas. Jangan terlalu banyak ataupun sedikit.
  3. Setelah kelompok diskusi terbentuk, siswa memperoleh tiga bandel kartu. Misalnya pada kartu pertama berisi nama-nama organ pencernaan manusia. Sementara itu, kartu kedua berisi fungsi dari setiap organ tersebut. Terakhir, kartu ketiga berisi soal-soal pengembangan sistem pencernaan manusia.
  4. Selanjutnya siswa diminta menjodohkan kartu yang dapat digabung dalam satu kelompok. Bersamaan dengan itu, siswa juga menjawab setiap butir soal yang telah tersedia.
  5. Hasil diskusi ditempelkan pada styrofoam dan kemudian siswa maju untuk mempresentasikannya.
  6. Terakhir, guru memeriksa hasil pekerjaan siswa.

Contoh Penerapan Pembelajaran Kolaboratif

Pembelajaran kolaboratif dapat digunakan dalam mata pelajaran apapun dengan catatan guru dapat mengkreasikannya. Contohnya pada mata pelajaran sejarah. Selama ini sejarah sering kali hanya dibawakan dengan metode ceramah yang terkesan kaku dan membosankan.

Padahal, mata pelajaran ini dapat menggunakan model pembelajaran kolaboratif. Caranya yakni dengan memilih salah satu pokok bahasan kemudian guru membagi siswa dalam kelompok. Namun, terlebih dahulu guru merumuskan tugas apa yang sekiranya menarik.

Misalnya, siswa diminta menjodohkan nama dan gambar tokoh kemerdekaan Republik Indonesia. Atau bisa juga dengan memasukan potongan sejarah seperti nama peristiwa dan tanggal peristiwa.

Nantinya, siswa diminta untuk menjodohkan keduanya. Dengan begitu, siswa akan merasa lebih tertantang dan mereka akan lebih paham. Sebab, materi yang diberikan tidak bertele-tele.

Kelebihan Pembelajaran Kolaboratif

  • Siswa diajak untuk bekerja sama, saling bertukar pikiran dan pengalaman. Dengan bertukar pengalaman siswa menjadi lebih banyak berinteraksi dengan temannya.
  • Pencapaian hasil belajar dapat dicapai dengan 2 cara yakni individu dan kelompok. Dengan begitu, guru tak perlu bersusah payah melakukan tes kembali.
  • Dapat saling mengajarkan. Tutor teman sebaya sangat berperan penting dalam pembelajaran. Siswa cenderung akan mudah paham jika dijelaskan temannya.

Kekurangan Pembelajaran Kolaboratif

  • Proses pembelajaran memerlukan waktu yang lama. Dengan begitu, pembelajaran menjadi tidak efisien sehingga tujuan pembelajaran dikhawatirkan tidak tercapai.
  • Dapat menimbulkan permasalahan kecil. Dengan membentuk sebuah kelompok, tidak menutup kemungkinan akan terjadi kelompok pada setiap siswa.
  • Capaian pembelajaran dapat tidak terpenuhi jika anggota kelompok hanya diam saja. Namun, hal ini dapat diatasi saat guru memilih kelompok.

Model pembelajaran kolaboratif sangat baik jika diterapkan. Model ini dapat mencapai beberapa aspek atau tujuan pembelajaran.

Sayangnya, model jenis ini memerlukan waktu yang lama dalam penerapannya. Sehingga, pembelajaran berpotensi menjadi tidak efektif.

Namun, jika model ini dipersiapkan dengan baik, maka alokasi waktu dapat teratasi. Dengan begitu, pembelajaran akan tetap berjalan efektif.

The post Pembelajaran Kolaboratif: Tujuan – Langkah dan Contoh Penerapan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Strategi Pembelajaran: Tujuan, Jenis dan Komponen https://haloedukasi.com/strategi-pembelajaran Sat, 18 Dec 2021 14:45:57 +0000 https://haloedukasi.com/?p=29639 Selama ini strategi kerap diidentikkan dengan perang. Namun, ternyata dalam pembelajaran pun memerlukan strategi loh. Sebelum mengajar seorang guru perlu menyiapkan strategi pembelajaran agar apa yang disampaikannya dapat diterima dengan baik siswa. Lalu, apa itu strategi pembelajaran dan bagaimana penerapannya dalam pembelajaran? Selengkapnya akan diulas di bawah ini. Pengertian Strategi Pembelajaran Secara umum, strategi pembelajaran […]

The post Strategi Pembelajaran: Tujuan, Jenis dan Komponen appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Selama ini strategi kerap diidentikkan dengan perang. Namun, ternyata dalam pembelajaran pun memerlukan strategi loh. Sebelum mengajar seorang guru perlu menyiapkan strategi pembelajaran agar apa yang disampaikannya dapat diterima dengan baik siswa.

Lalu, apa itu strategi pembelajaran dan bagaimana penerapannya dalam pembelajaran? Selengkapnya akan diulas di bawah ini.

Pengertian Strategi Pembelajaran

Secara umum, strategi pembelajaran merupakan suatu upaya menerapkan strategi yang sistematis dan dilakukan dengan efektif agar mendapatkan keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran. Strategi pembelajaran memiliki kedudukan yang penting sebagai rancangan serta metode agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Selain itu, strategi pembelajaran dapat pula diartikan sebagai rencana yang di dalamnya termuat berbagai rangkaian kegiatan yang disusun secara khusus.

Menurut Suparman, strategi pembelajaran merupakan gabungan dari beberapa rangkaian kegiatan, langkah mengorganisasikan materi, bahan, peralatan serta waktu yang dipakai dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan dalam pembelajaran yang telah ditentukan.

Sementara itu, menurut Hilda Taba, strategi pembelajaran merupakan pola perilaku guru untuk dapat menggabungkan semua kegiatan pembelajaran secara sadar dan sistematis.

Terdapat beberapa contoh strategi yang dapat digunakan oleh guru yakni debat aktif, student center, main mapping, dan lainnya. Hal ini harus disesuaikan dengan prinsip-prinsip menentukan strategi pembelajaran.

Fungsi dan Tujuan Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran memiliki fungsi dalam pembelajaran di antaranya sebagai bahan informasi yang akan digunakan dalam pembelajaran. Dengan menyiapkan bahan pembelajaran, maka pembelajaran akan lebih sistematis sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai.

Selain memiliki fungsi, strategi pembelajaran juga memiliki beberapa tujuan sebagai berikut:

  1. Memberikan Isi Pembelajaran

Di dalam strategi pembelajaran beberapa komponen yang salah satunya adalah isi atau materi. Dengan mempersiapkan materi atau bahan ajar, maka pembelajaran akan lebih mudah dilakukan. Siswa akan lebih paham dengan apa yang dijelaskan oleh guru

  1. Tercapainya Tujuan Pembelajaran

Strategi pembelajaran dibuat tak lain tak bukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Strategi pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan oleh seorang guru agar anak didiknya dapat mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.

  1. Tercapainya Hasil Belajar yang Lebih Baik

Tujuan strategi pembelajaran selanjutnya adalah tercapainya hasil belajar yang lebih baik. Seorang guru berharap dengan menggunakan strategi pembelajaran siswa akan lebih memahami materi pelajaran. Sehingga, hasil belajar siswa mengalami peningkatan.

Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran

Strategi Pembelajaran memiliki banyak jenisnya. Setiap strategi tentunya memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Penggunaan strategi ini perlu disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran.

Maka, dari itu, sebelum memilih strategi pembelajaran, alangkah baiknya mengenal jenis-jenis strategi tersebut. Adapun jenis-jenis strategi pembelajaran adalah sebagai berikut:

Metode Ceramah

Jenis strategi pembelajaran yang pertama adalah metode ceramah. Metode ini kerap kali digunakan oleh para guru di sekolah. Metode ceramah merupakan metode yang di mana guru memaparkan bahan ajar secara lisan kepada murid. Metode ini memiliki kekurangan seperti siswa yang merasa bosan saat guru sedang menjelaskan.

Hal ini dikarenakan pembelajaran cenderung monoton dan tidak bersemangat. Sehingga siswa merasa bosan dan ngantuk. Akibatnya, materi pelajaran yang disampaikan tidak mampu diserap dengan baik oleh siswa.

Meskipun begitu, metode ini termasuk metode yang murah karena tak mengeluarkan biaya. Untuk mengatasi rasa bosan pada saat pembelajaran, guru dapat mengatasinya dengan mengkombinasikan beberapa metode atau menggunakan ice breaking.

Metode Demonstrasi

Jenis metode yang kedua adalah metode demonstrasi. Metode ini merupakan jenis pembelajaran di mana bahan ajar disajikan dan dijelaskan oleh guru. Tujuan dari penggabungan ini adalah agar siswa lebih mudah dalam memahami materi.

Metode demonstrasi memiliki kelebihan yakni metode ini dapat menarik perhatian siswa. Hal ini dikarenakan pada metode ini, guru tidak hanya menjelaskan secara abstrak melainkan juga menyajikan bahan ajar.

Namun, metode ini memiliki kekurangan yakni persiapan yang kompleks. Metode jenis ini memerlukan persiapan yang matang baik dari peralatan, bahan, waktu maupun tempat.

Jika tidak dipersiapkan dengan baik, maka pembelajaran tidak akan berjalan efektif. Selain itu, metode ini mengharuskan guru mempunyai keterampilan dan kreativitas.

Metode Diskusi

Diskusi merupakan kegiatan yang tak asing baik di dunia nyata maupun dunia maya. Diskusi ini bisa dijadikan salah satu metode dalam pembelajaran. Metode diskusi sendiri merupakan metode yang di mana siswa dihadapkan dengan suatu masalah lalu kemudian siswa dituntut untuk menyelesaikannya.

Untuk memecahkan masalah, siswa dapat berdiskusi dengan teman satu kelompoknya sehingga dapat membantu penyelesaian masalah. Metode ini sangat cocok untuk pembelajaran yang lebih banyak teori seperti sosiologi, sejarah, dan geografi.

Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif. Selain itu, metode ini menjembatani siswa untuk lebih berani mengungkapkan pendapat dan berbicara di muka umum. Namun, metode jenis ini dapat menimbulkan perpecahan.

Saat sedang berdiskusi, tak jarang antar siswa berbeda pandangan. Perbedaan pandangan inilah yang dapat menimbulkan perpecahan. Hal ini dapat berimbas pada hilangnya atau kaburnya tujuan pembelajaran.

Metode Simulasi

Terakhir, jenis strategi pembelajaran adalah metode simulasi. Metode jenis ini merupakan metode yang di mana guru menghadirkan sebuah benda tiruan atau peristiwa yang hampir sama dengan kejadian nyata agar siswa lebih memahami konsep dan materi yang disampaikan. Metode jenis ini cocok digunakan pada pembelajaran yang sulit dijelaskan secara abstrak.

Komponen Strategi Pembelajaran

Menurut Gulo, ada lima komponen yang termuat dalam strategi pembelajaran. Di antaranya adalah sebagai berikut:

  1. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran merupakan patokan dalam memilih strategi pembelajaran. Tujuan pembelajaran harus berpatokan pada pembentukan beberapa aspek yang tidak hanya aspek kognitif saja.

  1. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran dibedakan menjadi dua yakni formal dan informal. Materi formal yakni materi yang terdapat dalam buku teks resmi. Sementara itu, materi informal merupakan materi yang bersumber dari lingkungan sekitar yang masih memiliki keterkaitan dengan pokok bahasan.

  1. Metode Pengajaran

Metode pengajaran merupakan gaya/cara yang dapat mempermudah guru dalam menyampaikan bahan ajar. Metode ini mempengaruhi dari bentuk strategi pembelajaran.

  1. Media Pengajaran

Media pengajaran adalah sarana yang digunakan guru untuk menunjang pembelajaran. Media memiliki ragam jenisnya, namun penggunaannya perlu disesuaikan dengan konteks pembelajaran. Media ini juga akan memberikan pengaruh dalam pemilihan strategi pembelajaran.

  1. Faktor Adminsitrasi dan Keuangan

Komponen terakhir ini dapat dikategorikan sebagai komponen luar. Komponen ini berupa fasilitas, jadwal pelajaran, biaya dan lainnya. Meskipun bukan komponen inti, komponen ini juga memegang peranan penting dalam strategi pembelajaran.

Cara Menentukan Strategi Pembelajaran

Semua jenis strategi pembelajaran tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Maka dari itu, guru harus pandai memilih mana strategi yang tepat untuk digunakan. Terdapat beberapa prinsip yang dapat dijadikan acuan dalam pemilihan strategi pembelajaran di antaranya sebagai berikut:

1. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran adalah sasaran yang akan dicapai pada akhir pembelajaran. Sasaran ini yang menjadi bahan pertimbangan guru saat memilih strategi. Apakah strategi yang diterapkan mampu mencapai tujuan atau tidak? Maka dari itu, penting untuk memerhatikan unsur tujuan saat memilih strategi.

2. Pengetahuan Awal Siswa

Prinsip selanjutnya yang harus diperhatikan adalah pengetahuan awal setiap siswa. Setiap siswa tentunya memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda. Maka dari itu, seorang guru harus mengetahui sejauh mana pemahaman mereka akan konsep dasar bahan ajar.

Hal ini yang akan menjadi acuan bagi guru saat memilih strategi pembelajaran. Jika rata-rata siswa belum memahami konsep awal, maka guru bisa memilih metode demonstrasi atau ceramah untuk meningkatkan pengetahuan awal.

3. Pokok Bahasan

Mengajar bukan hanya menyampaikan bahan ajar melainkan mengembangkan seluruh aspek yang ada dalam diri siswa. Pengembangan kemampuan memiliki beberapa aspek yakni aspek afektif, psikomotorik, kognitif dan lainnya.

Aspek-aspek ini harus dicapai dalam setiap pembelajaran yang termuat dalam pokok pembahasan. Maka dari itu, strategi pembelajaran yang akan digunakan harus sesuai dengan pokok bahasan yang telah disusun.

4. Alokasi Waktu serta Sarana

Setiap mata pelajaran memiliki alokasi waktu masing-masing yang telah termuat dalam rpss. Oleh karena itu, strategi pembelajaran harus disesuaikan dengan alokasi waktu yang telah ditentukan. Sebab, jika strategi yang dipilih memerlukan waktu panjang, dikhawatirkan, pokok bahasan dan tujuan pembelajaran tidak tercapai.

Selain itu, pemilihan strategi juga perlu disesuaikan dengan sarana dan pra sarana penunjang. Jangan sampai strategi yang dipilih, tidak didukung dengan sarana dan pra sarana yang ada.

5. Jumlah Siswa dan Biaya

Jumlah siswa adalah hal yang amat penting untuk diperhatikan. Sebab, jumlah siswa dapat menentukan efektif atau tidaknya pembelajaran. Begitupun dengan strategi pembelajaran.

Saat memilih strategi guru harus melihat apakah kelas dalam jumlah besar atau kecil? Apakah strategi yang digunakan cocok jika jumlah kelas besar atau sebaliknya?

Bukan hanya jumlah siswa, hal penting lain yang harus diperhatikan adalah biaya. Biaya yang akan dikeluarkan untuk strategi pembelajaran. Usahakan biaya yang dikeluarkan ramah di kantong namun efektif jika diterapkan untuk pembelajaran.

Itulah informasi mengenai strategi pembelajaran. Wah, ternyata menjadi guru itu tidak mudah. Maka dari itu, belajarlah dengan baik agar upaya yang guru kalian lakukan tidak sia-sia.

The post Strategi Pembelajaran: Tujuan, Jenis dan Komponen appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
7 Sekolah Musik Indonesia yang Sudah Terakreditasi https://haloedukasi.com/sekolah-musik-indonesia Thu, 10 Sep 2020 03:58:29 +0000 https://haloedukasi.com/?p=10192 Kamu seorang siswa lulusan SMA atau SMK yang mempunyai minat dan bakat seni musik yang tinggi? Dan bingung mau melanjutkan ke kampus mana yang bisa mengarahkan semua minat dan potensi diri mu? Tenang, di sini akan kami bahas sejumlah kampus yang sudah terakreditasi dan dikenal sebagai kampus seni terbaik di Nusantara. Dan berikut ini ulasannya. […]

The post 7 Sekolah Musik Indonesia yang Sudah Terakreditasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kamu seorang siswa lulusan SMA atau SMK yang mempunyai minat dan bakat seni musik yang tinggi? Dan bingung mau melanjutkan ke kampus mana yang bisa mengarahkan semua minat dan potensi diri mu?

Tenang, di sini akan kami bahas sejumlah kampus yang sudah terakreditasi dan dikenal sebagai kampus seni terbaik di Nusantara. Dan berikut ini ulasannya.

1. Institut Kesenian Jakarta

institut kesenian jakarta

Institut Kesenian Jakarta (IKJ) adalah salah satu kampus swasta dengan jurusan seni musik populer di Indonesia, karena banyak grup musik lahir dari dalam kampus. Contohnya: Naif dan White Shoes and The Couples Company.

Jurusan S1 seni musik IKJ berada di bawah Fakultas Seni dan Pertunjukkan, bersama dengan jurusan seni teater, seni tari, etnomusikologi dan antropologi tari.

Kampus ini sudah terakreditasi B. Beralamat di Kompleks Taman Ismail Marzuki, Jalan Cikini Raya 73, Jakarta Pusat 10330.

2. Institut Seni Indonesia Padang Panjang (ISI Padang Panjang)

institut seni indonesia padang

Institut Seni Indonesia Padang Panjang (ISI Padang Panjang) merupakan salah satu kampus negeri di Sumatera yang punya jurusan seni musik.

Terletak di Sumatera Barat, ISI Padang Panjang telah berdiri sejak tahun 1965.

Jurusan S1 seni musik ISI Padang Panjang termasuk dalam Fakultas Seni Pertunjukan, bersama dengan seni karawitan, seni tari dan seni teater.

Akreditasi : B

Alamat : Jl. Bahder Johan, Guguk Malintang, Padang Panjang Tim., Kota Padang Panjang, Sumatera Barat 27118

3. Institut Seni Indonesia Yogyakarta

institut seni Indonesia yogyakarta

Bagi kamu yang ada di wilayah Yogyakarta, tenang saja. Kamu tidak perlu jauh-jauh ke ISI Padang Panjang, di Yogya juga ada ISI (Institut Seni Indonesia).

Institut Seni Indonesia Yogyakarta (ISI Yogya) adalah kampus negeri yang telah berdiri sejak 1984. Salah satu lulusannya yang terkenal adalah Didik Nini Thowok, seorang penari, koregrafer, penyanyi, komedian sekaligus pemain dalam seni pantomim.

ISI Yogya memiliki jurusan S1 seni musik di bawah Fakultas Seni Pertunjukan dengan jurusan lainnya, yaitu etnomusikologi, karawitan, pendalangan, penciptaan musik, sendratasik, tari dan teater.

Akreditasi : B

Alamat : Jalan Parangtritis Km. 6.5, Sewon, Bantul, Yogyakarta 55188.

4. Universitas Negeri Jakarta

universitas negeri jakarta

Universitas Negeri Jakarta (UNJ) memiliki jurusan S1 Pendidikan Seni Musik, di bawah Fakultas Bahasa dan Seni.

Sekolah seni yang terletak di Kampus A Gedung E, Universitas Negeri Jakarta, Jalan Rawamangun Muka, Jakarta Timur 13220, sudah terakreditasi B.

Sundari Soekotjo adalah salah satu lulusan seni musik UNJ. Walaupun termasuk jurusan kependidikan, banyak lulusan UNJ yang memiliki karir di luar bidang pendidikan.

5. Akademi Kesenian Melayu Riau

akademi kesenian melayu riau

Akademi Kesenian Melayu Riau (AKMR) adalah kampus di Riau yang fokus di bidang kesenian. AKMR memiliki program studi D3 Seni Musik, Seni Tari dan Seni Teater.

AKMR menerima calon mahasiswa baru yang terdaftar di beasiswa Bidikmisi.

Akreditasi: C

Alamat: Kompleks Dewan Kesenian Riau, Bandar Serai, Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru, Riau.

6. Sekolah Tinggi Internasional Konservatori Musik Indonesia

Sekolah Tinggi Internasional Konservatori Musik Indonesia

Sekolah Tinggi Internasional Konservatori Musik Indonesia (STIKMI) adalah kampus swasta di Banten yang fokus di bidang musik. Program S1 Seni Musik STIKMI meliputi jurusan: PianoStringWoodwindsBrassPercussion dan Voice.

Lulusan STIKMI akan mendapat gelar Sarjana Seni Konservatori (S.Sn.K).

Akreditasi: C

Alamat: Jalan Letnan Sutopo Kav. IIIA No. 10, BSD City, Tangerang Selatan 15322

7. Sekolah Tinggi Seni Musik Bandung

sekolah tinggi seni musik bandung

Sekolah Tinggi Seni Musik Bandung (STiMB) adlah satu satu kampus musik di Bandung. STiMB menawarkan dua program studi: D3 Penyaji Musik Populer dan S1 Seni Musik.

Perbedaan antara program D3 dan S1 STiMB bisa dipelajari di infografis berikut:

Akreditasi: C

Alamat: Jalan Lamping No. 16, Cipaganti, Bandung, Jawa Barat 40161.

The post 7 Sekolah Musik Indonesia yang Sudah Terakreditasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kelebihan dan Kekurangan Belajar Online yang Perlu diketahui https://haloedukasi.com/kelebihan-dan-kekurangan-belajar-online Wed, 10 Jun 2020 02:23:22 +0000 https://haloedukasi.com/?p=7260 Saat ini metode pembelajaran online sedang marak dilakukan karena ada suatu penyakit yang menyebar dan mengharuskan kegiatan belajar mengajar di sekolah dilakukan secara online. Berikut ini akan dijabarkan mengenai berbagai kelebihan dan kekurangan dari belajar online, yaitu: Kelebihan Belajar Online Beberapa kelebihan dari belajar secara online, yaitu: 1. Dapat dikerjakan Dimanapun Belajar online dapat dilakukan […]

The post Kelebihan dan Kekurangan Belajar Online yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Saat ini metode pembelajaran online sedang marak dilakukan karena ada suatu penyakit yang menyebar dan mengharuskan kegiatan belajar mengajar di sekolah dilakukan secara online.

Berikut ini akan dijabarkan mengenai berbagai kelebihan dan kekurangan dari belajar online, yaitu:

Kelebihan Belajar Online

Beberapa kelebihan dari belajar secara online, yaitu:

1. Dapat dikerjakan Dimanapun

Belajar online dapat dilakukan dimana saja dengan menyesuaikan tempat dimana kita berada.

Tidak ada yang mengatur untuk tempat dan posisi ketika belajar online sehingga belajar online dapat dilakukan di kamar, di ruang makan atau di luar ruangan dan dalam posisi sambil duduk atau tiduran.

2. Dapat Menghemat Biaya

Belajar online dapat dilakukan dimana saja sehingga dapat menghemat biaya.

Biaya yang dihemat dari belajar online, seperti biaya perjalanan pulang dan pergi ke sekolah hingga biaya untuk membeli jajan atau cemilan di sekolah.

3. Dapat Menghemat Waktu

Selain menghemat biaya, belajar online juga tentu saja dapat menghemat waktu, seperti waktu perjalanan ke sekolah karena belajar online dapat dilakukan dimana saja.

Selain itu jam belajar online juga lebih singkat karena tidak perlu menunggu pengajar yang kadang sering datang terlambat sehingga banyak waktu terbuang.

4. Tidak Terbatas Jarak

Belajar online dapat dilakukan dimana saja dengan tidak terbatas jarak sehingga apabila berada dikampung halaman pun tidak masalah untuk dapat mengikuti belajar online.

5. Hanya Bermodal Internet

Belajar online hanya bermodalkan internet dan disupport dengan smartphone atau laptop yang dapat digunakan untuk belajar online.

6. Dapat Mengurangi Pemakaian Kertas

Belajar online dapat mengurangi pemakaian kertas karena semua dilakukan secara online seperti mengerjakan tugas dapat dikirim melalui email begitu pun dengan ujian.

Selain itu, materi yang diajarkan juga dapat disimpan di smartphone atau laptop sehingga tidak perlu mencatat di buku.

7. Dapat Mengembangkan Diri

Belajar online dapat mengembangkan diri pelajar karena tidak hanya sekedar belajar tapi dapat mengembangkan potensi diri dan bakat yang dimiliki seperti membaca, menggambar atau menulis.

8. Lebih Praktis dan Ekonomis

Secara keselurahan kelebihan belajar online tentu saja lebih praktis karena tidak perlu waktu lebih untuk perjalanan atau persiapan dan lebih ekonomis karena tidak memerlukan biaya perjalaan.

Kekurangan Belajar Online

Selain kelebihan, belajar online juga memilimi beberapa kekurangan, yaitu:

1. Jaringan Internet yang Tidak Stabil

Agar dapat belajar online secara maksimal diperlukan jaringan internet yang stabil.

Jika jaringan internet tidak stabil akan mengganggu proses belajar online.

Seperti akan kesulitan mendengar dan melihat video materi pembelajaran yang diberikan oleh pengajar.

Atau ketika sedang ujian, waktu banyak terbuang untuk menunggu agar jaringan internet stabil sebab waktu ujian sudah ditentukan oleh pengajar.

2. Sering Tidak Fokus

Belajar online dapat membuat seseorang menjadi tidak fokus karena dapat dilakukan dimana saja.

Contohnya ketika belajar online di kamar dapat tergoda oleh kasur atau belajar online di luar kamar dapat diganggu oleh adik atau kakak.

3. Sering Terjadi Kesalahpahaman

Karena belajar online tidak bertatap muka secara langsung maka sering terjadi kesalahpahaman antara pengajar dengan pelajar.

Contohnya seperti ketika dalam proses sesi tanya jawab tak sedikit pelajar dan pengajar yang mengalami kesalahpahaman.

4. Memiliki Banyak Tugas yang Menumpuk

Belajar online sering dihadapkan dengan banyaknya tugas yang diberikan oleh pengajar.

Karena para pelajar perlu mendapatkan nilai dan materi pembelajaran sehingga banyak pengajar yang memberikan tugas sehingga tugas-tugas tersebut menumpuk.

The post Kelebihan dan Kekurangan Belajar Online yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
11 Contoh Nilai dan Norma Sosial di Sekolah https://haloedukasi.com/contoh-nilai-dan-norma-sosial-di-sekolah Fri, 29 Nov 2019 06:47:41 +0000 https://haloedukasi.com/?p=831 Peran nilai dan norma sosial di sekolah merupakan perwujudan dari pemahaman disiplin ilmu sosiologi dengan pendidikan. Sosiologi dan pendidikan berkaitan sangat erat dalam proses pembentukan nilai dan norma sosial yang terbentuk di sekolah. Sekolah sebagai wadah dalam menyalurkan pendidikan kepada individu diharapkan mampu membentuk nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Melalui sekolah, diharapkan penyerapan […]

The post 11 Contoh Nilai dan Norma Sosial di Sekolah appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Peran nilai dan norma sosial di sekolah merupakan perwujudan dari pemahaman disiplin ilmu sosiologi dengan pendidikan. Sosiologi dan pendidikan berkaitan sangat erat dalam proses pembentukan nilai dan norma sosial yang terbentuk di sekolah.

Sekolah sebagai wadah dalam menyalurkan pendidikan kepada individu diharapkan mampu membentuk nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Melalui sekolah, diharapkan penyerapan nilai dan norma sosial dapat berjalan dengan maksimal.

Dalam rangka membentuk pribadi yang berintegritas dan memiliki jati diri yang baik, sekolah diharapkan mampu mencetak generasi bangsa yang bermoral sesuai nilai dan norma sosial yang berlaku dalam kehidupan.

Perwujudan nilai dan norma sosial di sekolah merupakan bentuk dari interaksi sosial antar individu di lingkungan sekolah. Seringkali ditemukan, siswa yang tidak mampu mengikuti peraturan di sekolah juga belum tentu mampu beradaptasi di lingkungan masyarakat.

Berikut terdapat sebelas contoh nilai dan norma sosial di sekolah yang sering diterapkan baik oleh siswa maupun guru dalam dunia pendidikan.

1. Nilai Material

Nilai material dalam kehidupan sekolah diwujudkan misalnya melalui pemakaian seragam sekolah. Pemakaian seragam sekolah merupakan simbol kepatuhan.

Nilai material yang terkandung di dalamnya memupuk siswa menjadi lebih disiplin di sekolah maupun di kehidupan sehari-hari. Kepatuhan siswa yang terbiasa mereka lakukan akan berdampak terhadap kehidupannya dalam mematuhi berbagai peraturan yang muncul di masyarakat.

2. Nilai Vital

Nilai vital dalam kehidupan sekolah dapat diwujudkan melalui penggunaan laboratorium sekolah. Laboratorium memiliki nilai vital bagi siswa sebagai sarana dalam menyerap ilmu. Laboratorium menjadi wadah siswa memahami lebih jauh atas ilmu yang mereka pelajari.

3. Nilai Kerohanian

Nilai kerohanian dalam kehidupan sekolah dapat terwujud melalui kegiatan keagamaan yang diterapkan di sekolah. Pada sekolah tertentu nilai kerohanian dijadikan dasar dalam proses pendidikan. Hal tersebut menjadikan nilai kerohanian bernilai lebih penting dibandingkan nilai lainnya.

Bukan berarti pihak sekolah mengesampingkan norma yang lainnya, tetapi dalam penerapannya proses pendidikan dijalankan berdasarkan nila-nilai keagamaan yang berasaskan nilai kebaikan, moral dan nilai religiusitas.

4. Nilai Intelektual

Nilai intelektual di sekolah diwujudkan melalui kegiatan sekolah dalam proses pembelajaran. Proses transfer ilmu yang dilakukan guru dengan siswa dilakukan berdasarkan nilai intelektual yang tercermin dari sistem pendidikan yang berlaku.

Kemajuan dinamika masyarakat mengharuskan siswa harus mampu memiliki nilai intelektual yang mumpuni. Hal tersebut dilakukan agar siswa mampu beradaptasi dengan dunia luar di luar sekolah.

5. Nilai Sosial

Nilai sosial di sekolah diwujudkan dalam berbagai kegiatan di sekolah dengan bentuk penerapan interaksi antara individu dengan individu di sekolah, misalnya melalui ekstrakurikuler tertentu.

Kegiatan-kegiatan yang melibatkan kelompok juga termasuk di dalamnya. Diskusi-diskusi kelompok yang sering diterapkan dalam pendidikan sebagai proses transfer ilmu juga merupakan bagian dari penerapan nilai sosial.

Semakin sering interaksi sosial yang dilakukan antar siswa dengan guru maupun antar siswa sendiri, secara tidak langsung menciptakan nilai sosial di lingkungan sosial.

6. Nilai Subyektif

Nilai subyektif di sekolah diwujudkan dengan sebuah lapangan sekolah. Bagi sebagian siswa yang tidak menyukai kegiatan lapangan, benda tersebut tidak bergitu bernilai bagi mereka.

Lain halnya dengan siswa yang menyukai kegiatan lapangan yang akan menyukai benda tersebut.

7. Norma Agama

Norma agama yang diterapkan di sekolah biasanya bersifat wajib sesuai agama yang dianut siswa. Pelaksanaan norma agama di sekolah bisa di lakukan melalui pelaksanaan doa bersama sebelum memulai pelajaran selama beberapa menit.

Disiplin menjalankan ibadah tertentu di lingkungan sekolah juga merupakan perwujudan dari norma agama.

8. Norma Kesusilaan

Norma kesusilaan di sekolah dapat diwujudkan penerapan mata pelajaran yang berbasis pendidikan karakter. Misalnya, saling menghormati antara siswa laki-laki dengan siswa perempuan. Tidak melakukan perbuatan yang membuat siswa lain merasa tersinggung di sekolah.

9. Norma Kesopanan

Norma kesopanan yang dapat diwujudkan di sekolah misalnya menyapa guru, saling menyapa antar siswa. Mengatakan kata-kata yang sopan dalam berbicara dengan sesama siswa maupun guru.

Jika meminjam sesuatu yang bukan miliknya maka meminta ijin terlebih dahulu dengan yang punya barang. Hal tersebut merupakan bentuk-bentuk interaksi sosial dalam kehidupan masyarakat yang diterapkan di sekolah maupun lembaga pendidikan.

10. Norma Hukum

Norma hukum di sekolah dapat dilatih melalui tindakan dan perilaku siswa. Misalnya, siswa tidak menyontek saat ujian, siswa disiplin dan tidak datang terlambat, siswa disiplin mengembalikan buku yang dipinjam dari perpustakaan. Siswa tidak membolos sekolah juga perwujudan dari kepatuhan menjalani norma hukum yang berlaku di sekolah.

11. Norma Sosial

Norma sosial merupakan perwujudan bentuk sosialisasi di sekolah atas nilai-nilai sosial yang tercermin pada masing-masing siswa. Contohnya, siswa yang sering terlambat datang ke sekolah akan dijadikan bahan perbincangan oleh siswa lainnya yang disiplin.

Siswa yang tidak menyontek pekerjaan siswa lainnya biasanya tersingkir dari siswa yang rajin mengerjakan tugas sekolah. Perilaku sederhana tersebut mampu membuat siswa merasa tidak punya kehidupan sosial. Dengan demikian pentingnya menjaga norma sosial di sekolah juga harus diperhatikan siswa.

Agar menjadi siswa yang memiliki integritas dan jati diri yang baik, hendaknya siswa selalu mematuhi nilai dan norma yang ada di sekolah.

The post 11 Contoh Nilai dan Norma Sosial di Sekolah appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>